amalgam2.pptx
TRANSCRIPT
DENTAL AMALGAMDENTAL AMALGAMBY : RENNY FEBRIDA drg., MSi
BAGIAN ILMU DAN TEKNOLOGI MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG - 2007
DEFENISI :Logam paduan yang dihasilkan dari campuran Hg + paduan amalgam (alloy amalgam)
Alloy amalgam :Alloy berupa bubuk yang terdiri dari Ag dan Sn
Alloy amalgam + Hg massa plastis mengeras
Guna : tumpatan gigi posterior
Fungsi komponen :Ag : ketahanan terhadap tarnishSn : mempermudah amalgamasi (mudah
bereaksi dengan Hg) Sn >> kontraksi amalgam,
kekuatan & kekerasan amalgam Cu : meningkatkan kekerasan dan kekuatan Zn : mencegah masuknya O2 ketika fusi
alloy
Reaksi: (amalgamasi Rx permukaan)
Hg + Ag3Sn Ag3Sn + Ag2Hg3 + Sn7Hg8
1 2
: yang tidak bereaksi
1 : BCC
2 : heksagonal
Bubuk dibasahi oleh Hg diabsorbsi
Difusi Hg kedalam partikel alloy terbentuk fase 1 dan 2
pada permukaan
Kristalisasi fase 1 dan 2 (+) pertumbuhannya menyebabkan amalgam
mengeras
Komposisi :Alloy amalgam terbagi atas 2 golongan besar
yaitu :
1. Alloy Konvensional Cu < 6%
2. High Copper Alloy Cu >>
1. Konvensional AlloyKomposisi utama :
Ag (Silver) : 67 - 74 %Cu (Copper) : 0 – 6 %Sn (Tin) : 25 – 27 %Zn (Zinc) : 0 – 2 %
Konvensional alloy dibedakan juga atas :1. Mengandung Zn2. Tidak mengandung Zn ( Zinc free)
Alloy amalgam ada pula yang mengandung 2-3% Hg amalgamasi lebih cepat
Perbedaan utama diantara macam-macam alloy konvensional adalah dalam:1. Ukuran2. Bentuk (Lathecut & Sperikal)
- Serpihan : kasar dan halus (campuran partikel meningkat efisiensi pemadatan
- Butiran bulat
Beberapa alloy amalgam juga mengandung campuran antara Lathecut & Sperikal
2. High Copper Alloy
• Modifikasi alloy tdd: 2 bagian (berat) alloy konv. serpihan + 1 bagian (berat) partikel butiran alloy Ag-Cu (70% Ag – 30%Cu)
Komposisi high copper alloy:- Ag : 69%- Cu : 13%- Sn : 17%- Zn : 1%
• Komposisi tunggal/single :* Partikel berbentuk butiran bulat
Ag 60%, Sn 25%, Cu 15% atau Ag 40%, Sn 30%, Cu 30%(Alloy Ternar atau 3 macam
logam)
* Partikel Spheroidal(tidak benar2 bulat)Ag 59%, Cu 13%, Sn 24%, In 4%(Alloy Kuarternar atau 4 macam logam)
• Di beberapa negara juga dibuat alloy amalgam dengan komposisi berbeda seperti:
2 bagian (berat) partikel butiran bulat : 60% Ag, 25% Sn, 15% CU
+1 bagian (berat) alloy
konvensional dengan partikel bulat atau serpihan halus
Pembuatan Alloy :
• Alloy konvensional (lathecut)- Beberapa logam dilebur bersama-sama- Dicampur sampai homogen- Dibentuk batangan- Dibubut dengan mesin- Terbentuk serpihan (alloy dengan
komponen2 yang sama)- Bentuk & ukuran partikel #- Alloy yang baru dibubut sangat reaktif
dengan Hg
- (dislokasi & ketidaksempurnaan kisi kristal pada alloy meningkatkan reaktifitas kimia)- Alloy yang disimpan lama (bbrp bln) pada temperatur kamar sifat reaktifitas berkurang
(proses penuaan/aging process)- Reaktifitas berkurang juga bila:
* alloy direndam dlm air mendidih
30’* dilakukan pabrik * Produk lbh stabil sifatnya
• Pembuatan partikel bulat(Spherical)- Alloy cair disemprotkan pada atmosfir
yang pasif- Percikan2 yang jatuh berbentuk
bulatan - Partikel bulat lebih mudah disusun/ diatur daripada partikel serpihan- Kombinasi ukuran partikel yang
dianjurkan 15-35μm- Gambar bentuk partikel (?)
Manipulasi :
1. Perbandingan alloy/Hg2. Triturasi3. Kondensasi4. Carving5. Finishing & Polishing
1. Rasio alloy/Hg• Jumlah alloy ditentukan :
- Ditimbang (%berat)- Tablet (pengadukan mekanik)- Amplop (yg telah ditimbang lebih dulu)- Dispenser volume ( Kelemahannya : sulit
menakar bubuk dengan tepat & alloy dapat melekat pada dinding dalam dispenser)
. Jumlah Hg : - Ditimbang - Dispenser volume (lebih mudah
& cepat)* Hg harus murni & bersih
Dua teknik yang dianjurkan Rasio alloy/HG:
1. Rasio alloy/Hg 5/7 atau 5/8Hg yang berlebih memudahkan triturasi (pencampuran), Memberikan permukaan yang halus & bersifat plastis.* Sebelum diaplikasikan, Hg yang berlebihan dibuang dengan cara diperas dengan kain
2. Teknik minimal HgDigunakan alloy & Hg sama berat (dalam kapsul)
Teknik apapun yang digunakan : Kelebihan Hg pada pemukaan tumpatan harus dibuang
Pada pengerasan akhir, diharapkan kandungan Hg < 50%
Perhatian :1. Hg bersifat racun jangan dibiarkan terbuka di
udara2. Hindarkan kontak dengan kulit3. Hindarkan kontak dengan emas 4. Hindarkan terjadinya percikan2 Hg5. Selama proses triturasi dan kondensasi harus
bebas dari air atau bahan yang mengandung air
2. Triturasi • Defenisi: pencampuran & pengadukan alloy
amalgam dengan Hg
• Teknik : 1. Manual mortar & pestle (alloy/Hg 5/7 atau 5/8)
2. Mekanik Amalgamator
Mortar/lumpang & pestle/alu dibuat dari bahan glass Bagian dalam mortar dan ujung pestle selalu dibuat kasar digosok dengan pasta carborundum
Cara mekanik lebih menguntungkan karena lebih cepat cara manual jarang digunakan
Pengadukan mekanik :• Tersedia dalam bentuk kapsul (bubuk
alloy+Hg)• Amalgamator digerakkan dengan listrik• Lamanya triturasi secara mekanik
tergantung :1. Tipe alloy2. Kecepatan pengadukan
• High Copper Alloy memerlukan pengendalian triturasi yang tepat
• Pada beberapa produk ada yang memerlukan enersi pengadukan yang lebih besar untuk melepaskan lapisan oksida pada partikel Cu
3. Kondensasi• Defenisi : penumpatan massa amalgam yang
plastis ke dalam kavitas (amalgam stopper)
• Amalgam diaplikasikan pada kavitas sedikit demi sedikit (pada dinding & dasar kavitas)
• Penekanan pada kavitas beban 4-5 kg
• Setiap Hg yang muncul pada permukaan selama kondensasi harus dibuang Mengurangi jumlah Hg & meningkatkan sifat mekanik amalgam
• Sisa Hg yang tinggal diperlukan untuk membantu pengikatan massa amalgam dengan bagian berikutnya
Akibat kondensasi yang terlambat :
1. Adaptasi amalgam jadi kurang baik2. Kelebihan Hg sukar dibuang3. Ikatan antar bagian amalgam
berkurang4. Kekuatan menurun
4. Carving, Finishing & Polishing • Memotong, membentuk & memoles tumpatan
• Kavitas diisi penuh kelebihan amalgam dibuang dibentuk sesuai kontur gigi
• Partikel alloy yang besar lebih sukar dibentuk karena sering tertarik/terdorong oleh instrumen
• Partikel alloy butiran bulat/spherical lebih mudah dibentuk
• Amalgam konvensional dipoles 24 jam setelah insersiHigh copper amalgam dapat dipoles lebih cepat setelah insersi ( Cu >> meningkatkan kekuatan)
Peranan Unsur-Unsur Amalgam terhadap Reaksi Pengerasan & Struktur Amalgam :
1. Alloy konvensionalAg+Sn Ag3Sn (fase , ikatan intermetalik)Mengandung : Ag 73,15 %; Sn 26,85%
Ag : ketahanan tarnish, bereaksi mudah dengan Hg (mempermudah amalgamasi)
Sn : Bereaksi mudah dengan Hg (mempermudah
amalgamasi). Bila berlebihan menyebabkan kontraksi amalgam,
menurunkan kekuatan & kekerasan amalgam
Cu : Memberikan kekuatan & kekerasan,
Dalam jumlah sedikit dapat menggantikan Ag
Zn : Memersihkan Oksigen sewaktu peleburan alloy/ Oxygen Scavenger
2. Mekanisme PengerasanHg + Ag3Sn Ag3Sn + Ag2Hg3 + Sn7Hg
1 2
: yang tidak bereaksi
1 : BCC
2 : heksagonal
Selama & sesudah pengadukan, fase larut dalam HgStruktur massa yang mengeras tdd:
* Inti yang tidak bereaksi* Matrik tdd 1 dan 2
Proses tsb membentuk jaringan yang kontinyu Setelah mengeras, reaksi selanjutnya adalah terjadi dengan proses diffusi
3. High copper alloyStruktur yang telah mengeras benar-benar bebas dari komponen 2
Kombinasi alloy : reaksi campuran Ag3Sn & Ag-Cu (partikel berbentuk bulat) dengan Hg terjadi dalam 2 tahap :Tahap 1 : Seperti reaksi pada alloy konvensional
Ag-Cu tidak ambil bagianTahap 2 : Reaksi antara 2 dan Ag-Cu (partikel bulat) pembentukan gabungan CuSn & 1 lebih
Sn7-8Hg ( 2 ) + Ag-Cu Cu6Sn5 + Ag2Hg3 ( 1 )
Cu6Sn5 berada mengelilingi partikel AgCu
Pada pengerasan akhir : Ag3Sn & AgCu (inti) dikelilingi Cu6Sn5 ; 1 (matrik)
Pada alloy dengan komposisi tunggal Cu6Sn5
berada dalam 1 (tidak mengelilingi)
10% Au menggantikan sedikit Ag pada alloy amalgam amalgam bebas fase 2
Fase 2 tidak ada, maka tidak ada :• Sifat korosi• Kekuatan• Sifat alir/creep• Kekuatan pinggiran amalgam pada
restorasi
Toksisitas• Perlu diperhatikan, karena Hg racun bagi tubuh• Jangan biarkan Hg terbuka diudara• Pelepasan Hg dapat terjadi sewaktu triturasi, kondensasi,
membuang tumpatan amalgam lama dengan bur kecepatan tinggi, dan waktu penyelesaian akhir
• Harus dihindari Hg kontak dengan kulit karena Hg dapat diabsorbsi oleh kulit
• Kelebihan Hg jangan dibuang sembarangan• Potensi bahaya Hg berhubungan dengan : bentuk Hg, kuantitas
& frekuensi Hg yang terbuka
Tidak terdapat bukti nyata bahaya dari amalgam, kecuali untuk pasien yang alergi terhadap Hg
(kasus jarang)
Bentuk-bentuk Hg :
1. Cair- Pada temperatur kamar mempunyai tekanan penguapan yang tinggi- Hindarkan kontak dengan kulit- Sedikit orang yang alergi terhadap Hg
2. Uap- Sangat toksis- Perhatian bagi operator & staf , jaga higiene terhadap Hg
3. Gabungan Intermetalik- Pada amalgam yang telah mengeras & tidak larut
4. Gabungan Organometalik- Sangat toksis (kuantitas << # berbahaya)- Metil Hg dapat terbentuk dgn adanya steptokokus dlm RM
Tarnish & Korosi pada tumpatan amalgam
• Tarnish adalah perubahan warna pada permukaan amalgam karena berkontak
dengan belerang (sulfur)/deposit film membentuk lapisan sulfida (AgS = Hitam)
• Amalgam konvensional yang telah mengeras susunan heterogen mengundang terjadi korosi
• Fase 2 secara elektrokimia paling aktif. Bertindak sebagai anoda terhadap fase & 1
• Korosi adalah penurunan kualitas permukaan / subsurface restorasi karena reaksi kimia / elektrokimia
• Fase 2 mudah mengalami korosi
• Pemolesan akan meningkatkan ketahanan terhadapkorosi
• Restorasi amalgam jika kontak dengan restorasi emas akan menyebabkan amalgam korosi dan Hg akan masuk kedalam restorasi emas
• Bila 2 mengalami korosi, akan terbentuk 2 produk :1. Terbentuk ion Sn2+ dengan adanya saliva didapat produk korosi SnO2 & Sn(OH)2Cl
2. Terbentuk Hg dapat bereaksi dengan sisa Ag yang sebelumnya tidak bereaksi
• Korosi pada amalgam High Copper - Tidak terdapat fase 2
- Yang paling rentan terhadap korosi adalah Cu6Sn5
- Volume korosi lebih kecil dari amalgam konvensional- Tidak terbentuk Hg sebagai hasil korosi
Daya alir/Flow :• Amalgam dibawah beban statis flow• Tekanan kondensasi >> flow << • Alloy tanpa 2 yang telah mengeras flow
<< daripada alloy konvensional
Thermal konduktifitas :• Amalgam penghantar panas yang baik,
o.k. perlu semen sebagai penyekat untuk melindungi pulpa
. Email & dentin sebagai insulator panas
Faktor-faktor yang melemahkan amalgam:(Menurunkan kekuatan)– Triturasi yang kurang/tidak
sempurna– Hg >>– Tekanan kondensasi kurang– Aplikasi terlambat - Korosi
* Grafik hubungan peningkatan Tensile Strength dengan waktu (?)
Perlu diperhatikan dalam praktek:
1. Daya tahan terhadap korosi meningkat jika amalgam dipoles benar-benar mengkilap
2. Jika amalgam berkontak dengan emas akan terjadi listrik galvanik (sec. elektrolitik) menyebabkan:- Korosi pada amalgam- Akumulasi Hg pada restorasi emas
3. Korosi pada amalgam konvensional dalam jangka panjang akan menurunkan sifat-sifat mekanis sampai 30% (kekuatan tarik)
Kebocoran Tepi (Pinggiran Marginal) :
• Pada percobaan In Vitro, kebocoran tepi berbanding terbalik dengan waktu, karena adanya penutupan mikro fissure oleh pecahan bahan korosi
• Celah/ditching marginal dapat terjadi
• Pada percobaan klinik, alloy Cu >> kerusakan marginal << dari alloy konvensonal
Sebab kegagalan marginal:1. Kesalahan teknik
Pinggiran amalgam tidak didukung oleh email, sehingga memungkinkan amalgam fraktur
2. Teori : Hubungan kehancuran marginal dengan sifat korosi
Produk korosi Hg bereaksi membentuk lebih banyak 1 & 2 berhubungan dengan ekspansi (ekspansi mercuroskopik)Bahan yang ekspansi + korosi akan menonjol keluar dari jaringan pendukung terjadi fraktur
3. Bahan dengan nilai alir yang tinggi daya tahan marginal rendah
Perubahan dimensi :• Kontraksi & ekspansi tidak dikehendaki
• Ekspansi yang besar menyebabkan tambalan amalgam akan menonjol dari permukaan jaringan gigi gigi sensitif setelah penumpatan
• Kontraksi akan menyebabkan terjadi celah antara tumpatan dengan dinding kavitas karies sekunder
Sebab – sebab ekspansi besar :• Rasio alloy/Hg tinggi• Waktu triturasi kurang/singkat• Tekanan kondensasi kurang• Partikal alloy besar• Kontaminasi H2O pada amalgam yang mengandung
Zn (sebelum mengeras) reaksi elektrolitik
H2O
Zn (anoda) + Logam lain (katoda) H2
elektrolit Gas H2 menyebabkan tekanan amalgam mengalir ekspansi (tidak
pada 24 jam setelah insersi)
• Grafik Hubungan perubahan dimensi amalgam & waktu (?)
Copper amalgam:• Sediaan dalam bentuk pellet• Mengandung : 60-70% Hg dan 30-40% Cu • Kegunaan untuk gigi sulung, sebab memiliki efek
anti bakteri dari logam Cu• Tidak dianjurkan digunakan karena tidak higyene
dari Hg
Seleksi alloy amalgam :
1. Konvensional alloy- Manipulasi yang benar & baik menghasilkan amalgam yang kuat
- Partikel yang halus mudah dibentuk & diukir
- Amalgam dengan partikel halus mengandung 2 >>
- Sedikit keuntungannya, kecuali penggunaan partikel bulat akan memudahkan pengukiran
- Masih digunakan karena harga murah
2. High Copper Alloy- Unggul sifat-sifatnya
- Integritas marginal sangat baik
- Partikel spheroidal lebih mudah dimanipulasi daripada spherikal
- Jika kelembaban/basah sulit ditangani, gunakan Alloy Zinc Free
- Alloy modifikasi dispersi dalam percobaan klinis sangat unggul
High Copper alloy (13-30% berat):1. Kekuatan 2. Korosi <<3. Adaptasi marginal >>
* HCA zinc free, karena menyebabkan ekspansi (delayed expansion) jika terkontaminasi saliva
Sperikal alloy:1. Hg <<2. Setting lebih cepat
Admixed alloy:3. Kondensasi mudah4. Kontak proksimal lebih baik5. Mudah dicarving
SIFAT-SIFAT AMALGAM YANG RELEVAN DENGAN KONDISI KLINIS:
1. Kekuatan 2. Perubahan dimensi3. Creep4. Tarnish5. Korosi
Keuntungan restorasi amalgam :1. Murah2. Mudah digunakan sebagai direct
restorative3. Margin sealing ( berbanding terbalik
dengan waktu)4. Kesuksesan klinis teruji 100 tahun
lebih
Kelemahan restorasi amalgam :1. Estetis <<2. Harus didukung jaringan gigi
yang memadai3. Recurrent karies4. Brittle material5. Biokompabilitas ?
Perubahan dimensi amalgam selama pengerasan :
• Total perubahan dimensi setelah 24 jam <<20mm/cm (± 0,20%)
• Klinis loss anatomi, postoperative pain, microleakage
• Proses pengerasan : kombinasi dari larutan dan kristalisasi(presipitasi)
• Initial kontraksi dari absorpsi Hg (difusi) oleh partikel alloy amalgam
• Ekspansi berhubungan dengan pembentukan dan pertumbuhan 1, 2 dan fase CuSn (matrik)
• Kontraksi selanjutnya dari absorpsi Hg oleh sisa partikel alloy amalgam
• No free Hg in final set dental amalgam
Karakteristik mikrostruktur fase dari dental amalgam :
• adalah fase yang terkuat• 2 adalah fase terlemah/rentan
(konvensional amalgam)• Fase Cu6Sn5 adalah fase korosi
pada high copper
Efek variasi manipulasi terhadap sifat amalgam:
• Hg >> Setting ekspansi , kekuatan
• Waktu triturasi Setting ekspansi kekuatan
• Tekanan kondensasi Setting ekspansi , kekuatan
• Kontaminasi air (zinc amalgam) Setting ekspansi , kekuatan
1. Defenisi amalgam, alloy amalgam, amalgam KG.
2. Klasifikasi amalgam.3. Reaksi pengerasan amalgam.4. Mikrostruktur amalgam.5. Sifat fisis dan mekanis amalgam.6. Biokompabilitas amalgam.7. Korelasi dengan kondisi klinis.
Referensi :
1. Dental material properties and manipulation
2. Dental materials and their selection
3. Introduction to dental materials 4. Restorative dental material5. Material in dentistry