· perhitungan kebolehjadian gagal sistem pemindah …
Post on 28-Oct-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
·PERHITUNGAN KEBOLEHJADIAN GAGAL SISTEMPEMINDAH PANAS SISA REAKTOR PLTN JENIS BWR
M Salman SuprawardhanaPusat Penelitian Nuklir Yogyakarta
D T Sony TjahyaniFak. Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
ABSTRAK
Telah dapat dihitung besar kebolehjadiangagal sistempenyemprot teras reaktor air mend~dih (o·BoilingWater Reaktor = BWR") dengan menggunakan analisis pohon kegagalan.Sistem peroindahpanas sisa teras reaktor BWR meropunyairedudansi dua berfungsi untuk mendinginkan teras manakala terjadi kecelakaan kehilangan air pendingin (WLoss of CoolantAccident = LOCAfl).
Model pohon kegagalan sistem pemindah panas sisareaktor disusun dengan perandaian kejadian puncak atau ··TOPEVENT" adalah tidak menyeroprotnyaair dari salah satu sistempemindah panas sisa ke teras reaktor. Didapatkan hasilkebolehjadian gagal sistem pemindah panas sisa reaktor PLTNBWR sebesar 2,06 x E-2 per permintaan selama operasi.
ABSTRACT
The Boiling Water Reactor core spray systemsprobability failure using fault tree analysis has beencalculated. The core spray systems has two redundance isused for core cooling to remove residual'heat when loss ofcoolant accident happen.
The top event of core spray systems is ~ne out of twocore spray systems failed to operate. The failureprobability of the Boiling Reactor Power Plant residualremoval systems during operation being analyzed is2,06 x 10-2 per demand.
409
410
I. PENDAHULUAN
Reaktor PLTN jenis BWR adalah satu jenis reaktor daya
yang digunakan sebagai Pembangkit Tenaga Listrik (PLTN)
dengan menggunakan daur langsung, yaitu air pendingin yang
digunakan untuk mend~nginkan teras/mengambil panas teras
langsung dibentuk menjadi uap bertekanan tinggi sekitar 1000
psi dan suhu tinggi sekitar 290 C. Selanjutnya uap tekanan
tinggi dan suhu tinggi dipakai untuk memutar turbin yang
dihubungkan generator listrik untuk selanjutnya akan
menimbulkan daya listrik.
Untuk menjamin keselamatan operasi reaktor dan keselama
tan lingkungan selama reaktor beroperasi dan saat terjadi
kecelakaan diperlukan sistem-sistem penunjang yaitu
sistem bantu dalam keadaan normal)
- sistem bantu dalam keadaan tidak normal.
Sistem bantu dalam keadaan tidak normal antara lain terdapat
sistem pending in panas sisa reaktor yang mendinginkan reak
tor manakala terjadi kecelakaan.
Pada umumnya analisis kecelakaan PLTN dimulai dari keja
dian awal yaitu terjadinya kehilangan air pendingin (LOCA).
Pada gambar (1) dapat dilihat diagram pohon kejadian dari
rentetan kejadian pada suatu PLTN dengan kejadian awal
adalah terjadinya LOCA. Analisis memberikan bahwa untuk
menjamin keselamatan operasi maka apabila terjadi kejadian.awal harus diikuti oleh suksesnya sistem penunjang yang lain
yaitu suksesnya sistem-sistem :
a) pemancung reaktor ("scram/reaktor protection system"),
b) penurunan tekanan uap,
c) penyedia air,
d) penyemprot teras,
e) pembebas tekanan otomatis,
411
f) injekai pendingin tekanan rendah,
g) dan pendinginan pengungkung.
Besarnyakebolehjadian terjadinya kegagalan atau harga satu
dikurangi kebolehjadian suksesnya kerja sistem dapat
dihitung dengan menggunakan penyusunan model pohon kegagalan
sistem. Akibat dari terjadinya kegagalan dapat dihitung
risiko yang ditimbulkannya apakah menjadikan teras tidak
meleleh (TTM) atau teras meleleh (TM).
K e ja dia n risikokebolehjadian
gagalLOCA·
abc.d,e f&-~
Tn'!
LOCA
TM
LOCA.g
TTt1
LOCA.c
Tt1
LOCA.c.g
TTf1
LOCA.c.d
TM
LOCA.c.d.g
Tt1
LOCA.c.d.f
TM
LOCA.c.d.f.g
T11
LOCA.c.d.e
Tt1
LOCA.c.d.e.g
n1
LOCA.b
no]
LOCA.a
Gambar 1. Pohon kejadian dari anal isis suatu kece
lakaan PLTN dengan kejadian awal LOCA
~12
II. SISTEM PENYEMPROT/PENYIRAM TERAS C CORE SPRAY SYSTEM)
11.1 Diagram alir sistero penyeroprot teras
Sistero penyeroprot teras reaktor adalah sistero pendingin
yang digunakan untuk roendinginkan teras reaktor roanakala
terjadi kecelakaan; hal ini digunakan untuk roenghindari agar
teras reaktor tidak roeleleh akibat adanya panas sisa di
dalam teras yang berasal dari peluruhan sinar gamma dan
beta. Sistero ini terdiri atas dua subsistero (A & B) yang
saling tak gayut satu sama lain ,roasing-roasing subsistero
roampu roencegah roelelehnya teras bila LOCA (keadaan transien)
terjadi.
Bila ada sinyal penurunan tekanan bersamaan dengan
sinyal penurunan perroukaanair dalam bejana reaktor atau
kenaikan tekanan pada "drywell", roaka sinyal terse but akan
roenjalankan kedua subsistero A dan B. Bersamaan dengan itu
pula "Diesel Generator" dan ·'Emergency Gas Turbin"
dijalankan sebagai cadangan jika daya AC norroal gagal, katup
pengisap CS-2 (B) roerobuka,sedangkan katup CS-21A (B) tertu
tup Cdalamkeadaan norroal katup pengisap selalu roerobukadan
katup test tertutup). Pada gambar (2) dapat dilihat diagram
alir sistero penyeroprot teras.
Apabila daya AC norroal tersedia, roaka sistero dapat
dijalankan dengan segera. Tetapi bila tidak tersedia, akan
tertunda beberapa saat sampai generator darurat (Emergency
Generator) ,roencapai kecepatan penuh. Ketika kedua poropa
berjalan, pendingin tidak lansung diseroprotkan ke dalam
teras reaktor, tetapiroenunggu sampai tekanan reaktor kurang
dari 300 psig, yang roerupakan sinyal untuk roerobuka
"Admission Valve". Sebeluro tekanan reaktor roencapai 300
,psi, pendingin dikerobalikan ke suppression pool roelalui
jalur by pass.
~13
Setelah se~ua syarat terpenuhi air dari suppression pool
melalaui CS-1A (B), CS 2A (B) di pompa CS-A (B), kemudian
melalui CS-4A (B), CS-5A (B), CS-6A (B), CS-7A (B)
disemprotkan ke teras reaktor melalui nozzle yang mengelili
ngi teras reaktor. Air masuk ke perangkat bahan bakar
kemudian berkumpul di Drywell dan akhirnya kembali ke
Suppression Pool.
11.2. Sistem penyemprot teras
Prinsip kerja/diagram alir sistem penyemprot teras ada
lah sebagai berikut :
1. Setiap subsistem (A atau B) menerima logikakontrol/
"Control Logic" daya DC dari sumber baterai yang
berbeda, demikian juga untuk menggerakkan pompa
ataupun motor penggerak katup memperoleh sumber
daya AC yang berbeda (bila daya normal gagal)~
subsistem A dari bus Generator sedangkan subsistem B
dari Turbin (Gas Turbin).
2. Seluruhkomponentidaktergabungdalamsatu
rangkaian,
tetapiterbagidalam beberapabus,baik
pada
dayaAC maupun DC.Pada rangkaianACuntuk
setiap
komponen terdapatpengamanpemutusrangkain
("Circuit Breaker = CB").
3. Komponen yang digunakan dalam setiap subsistem
masing-masing dengan kapasitas 100 ~ .
4. a. Dalam keadaan normal sumber air diambil dari
"Suppression Pool (630.000 gallon)", sumber
alternatif kedua diambil dari tangki penyimpan
kondensat (Condensate Storage Tank), tetapi hal
ini jarang dilakukan karena digerakkan secara
manual dan terletak pada ruang yang berradiasi
tinggi.
414
b. Torus pengisapan pada Supprssion Pool ada tiga
tempat (Torus A, B dan C).
5. Keadaan yang dipantau sebagai sinyal untuk menjalan
kan sistem adalah :
a. Turunnya permukaan air pada bejana reaktor (48")
disensor empat buah piranti.
b. Turunnya tekanan dalam bejana reaktor (350 psig)
disensor empat buah piranti.
c. Naiknya tekanan dalam drywell (2 psi) disensor
dipantau dengan empat buah piranti.
d. Sinyal sebagai pembuka "Admission Valve" bila
tekanan dalam bejana reaktor 300 psig (dipantau
oleh dua piranti).
6. a. Turunnya permukaan air dalam bejana reaktor dan
naiknya tekanan di Drywell berdasarkan logika
"one out of two".
b. Turunnya tekanan dalam bejana reaktor
berdasarkan logika "one out·of two", tetapi empat
piranti tersebut dihubungkan ke dalam delapan
kontak.
Pembuka "Admission' Valvet.berdasarkan logika "one
out of two".
7. Sistem dapat juga digerakkan secara
tekanan bejana reaktor dikurangi
Pressure Relief.
8. Katup yang digerakkan dengan motor (karena adanya
sinyal) ialah katup CS-2A (B),Cs-4A (B),CS-5A (B),
dan CS-2A (B), sedangkan katup lainnya selalu dalam
keadaan terbuka yaitu CS-1A (B), CS-3A (B),CS-6A (B),
CS-7A (B), CS-25A (B), CS-26A (B), CS-27A (B), CS-28A
(B) dan CS-30A (B).
9. Pada' prinsipnya rangkaian kontrol untuk subsistem A
dan B adalah sarna, hanya terdapat perbedaan sedikit
c.
manual bila
dengan Manual
antara lain:
a. Rangkaian trip pompa A dan B
-i-15
b. Rangkaian yang menuju rele 115A dan 115B tidak
sarna
10. Satu rele tidak harus untuk satu subsistem, tetapi
juga dipergunakan dengan subsistem lainnya misalnya :
- Rele 134A kontak 1 & 2 untuk rangkaian A, sedangkan
3 & 4 untuk rangkaian B.
- Rele 134B kontak 3 & 4 untuk rangkaiaan A,
sedangkan kontak 1 & 2 untuk rangkaian B.
11. Jenis-jenis rangkaian :
a. Rangkaian ACA-1 untuk rangkaian katup
CS-2A, CS-4A, CS-5A, CS-21A.
b. Rangkaian ACB-1 untuk menggerakkan katup
CS-2B, CS-4B, CS-5B, Cs-21B.
c. Rangkaian ACA-2 untuk menjalankan pompa
CS-2A, Rele 27-6A, Rele 27-6B.
d. Rangkaian ACB-2 untuk menjalankan pompa
CS-B, Rele 27-5A, Rele 27-5B.
e. Rangkaian DCA-1 untuk sinyal kontrol katup
CS-2A, CS-4A~ CS-5A, CS-21A.
T. Rangkaian DCB-1 untuk sinyal kontrol katup
CS-2B, CS-4B, CS-5B, CS-21B .
.g. Rangkaian DCA-2 untuk sinyal kontrol pompa
CS-A.
h. Rangkaian DCB-2 untuk sinyal kontrol pompa
CS-B.
i. Rangkaian DCA-3 untuk sinyal kontrol rele
(diawali dengan kode 932/1430); 102A, 103A, 104A,
105A, 106A, 107A, 108A, 110A, 111A, 112A,115A,
116A, 118A, 121A, 125A, 126A, 130A, 134A, 311A,
312A, 313A.
j. Rangkaian DCB-3 untuk sinyal kontrol rele
(diawali dengan kode 933/1430): 103A, 104B, 105B,
106B, 107B, 108B, 111B, 112B, 116B, 118B, 121B,
125B, 126B, 130B, 130B, 134B, 311B, 312B.
k. Rangkaian DCA-4 untuk sinyal kontrol rele
416
(diawali dengan kode 932/1530): 108 dan 109.
·1. Rangkaian DCB-4 untuk sinyal kontrol
(diawali dengan kode 933/1530): 208 dan 209.
III. POHON KEGAGALAN
rele
Diagram pohon kegagalan sistem penyemprot dianalisis
berdasar pada perandaian:
- kejadian puncak adalah gagalnya sistem penyemprot
teras saat diminta
- sumber pendingin diambil dari "suppression pool",
- kemungkinan pipa bocor/retak diabaikan
Berdasar pada perandaian tersebut diatas dapat disusun
rangkaian kegagalan sebagai berikut
1) Kejadian puncak untuk setiap subsistem ialah sistem
penyemprot teras rangkaian A atau B gagal beroperasi
disebabkan oleh gagalnya salah satu dari :
- Rangkaian tidak berfungsi karena untuk
test/perawatan.
- Tidak ada aliran melalui No~zle penyemprot teras
disebabkan "." ( "." artinya adalah salah satu hal
berikut )
* Nozzle penyemprot teras tersumbat
* Tidak ada aliran melalui katup CS-7A (B)
disebabkan "."
- Katup CS-7 A (B) tertutup
- Tidak ada aliran melalui katup CS6 A (B).
Demikian seterusnya secara mundur sesuai dengan
jalannya aliran atau secara umum untuk peristiwa
"Tidak Ada Aliran Melalui Katup" disebabkan "." :
- Katup tersebut tertutup (gagal)
- Tidak ada aliran melalui katup sebelumnya.
Sedangkan peristiwa "Katup Tertutup" dapat diuraikan
lebih lanjut tergantung dari jenis katupnya
(B)hal
•....
2)
3)
417
(digerakkan dengan rootor atau tidak).
Kegagalan pada katup yang selalu terbuka (gagal
roenjadi tertutup: CS-1A (B), CS-3A (B), CS-6A(B),
CS-7A (B), CS-25A (B), CS-26A (B), CS-7A (B), CS-28A
(B), CS-30A (B) ) disebabkan "." :
- Kegagalan roekanik
- Tidak berfungsi karena untuk test/perawatan.
Untuk katup yang dioperasikan dengan rootor (CS-2A(B),
CS-4A (B), CS-5A (B), CS-21A (B), gagal berarti ter
tutup, kecuali untuk CS-21A (B), gagal berarti
terbuka.
Kegagalan katup CS-4A (B) dan CS-5A (B) disebabkan
Kesalahan operator selama kecelakaan (LOCA)
- Katup gagal saatdibutuhkan, untuk CS-4A
disebabkan "x" ("x·'. artinya karena seroua
berikut) :
* Kesalahan operator sebelum kecelakaan
* Katup roeroanggaga1 saat dibutuhkan disebabkan
- Kegagalan roekanik dan'untai elektronik
- Kehilangan daya AC
- Katup tidak berfungsi karena untuk
test/perawatan
- Tidak ada sinyal untuk roenjalankan.
Sedangkan untuk katub CS-5A (B) faktor "Kesalahan
Operator Sebeluro Kecelakan" tidak ada, tetapi faktor
faktor lainnya CS-4A (B). Pada katup CS-2A (B) dan
CS-21A (B) faktor "Kesalahan Operator Selaroa
Kecelakaan" tidak ada, sedangkan faktor lainnya
seperti pada katup CS4A (B).
4) Kegagalan "Tidak Ada Sinyal untuk Menjalankan"
disebabkan '"."
- Kontak rele sebagai jalan sinyal ke kat up gaga 1(tidak dapat menutup)
418
- Kehilangan daya C
Pemutus rangkaian (CB) yang menuju katup g~gal.
5) "Kontak Rele Sebagai Jalan Sinyal Gagal" disebabkan
" +" :
- Kontak memang gagal
- Rele gagal bekerja walaupun dayanya tersedia
- Tidak ada sinyal untuk menjalankan rele tersebut.
6) "Tidak Ada Sinyal untuk Menjalankan Rele" disebabkan
"+" :
- Kontak rele sebagai jalan sinyal (seperti peristiwa 6)
dari rele sebelumnya gagal
- Kehilangan daya DC.
7) Tidak adanya sinyal setelah sampai pada sensor ada
empat jenis yaitu :
Tidak ada sinyal yang menuju rele 108, 109, 208,
disebabkan "+" :* Pada Drywell tidak terjadi tekanan yang
tinggi (kenaikan tekanan)
* Kehilangan daya DC
* Saklar tekanan gagal
tekanan disebabkan "+" :
mensensor kenaikan
- Saklar tidak berfungsi
perawatan
- Kalibrasi kurang teliti
- Saklar tekanan gagal.
- Tidak ada sinyal yang
118 B disebabkan "+"
* Pada bejana reaktor tidak terjadi tekanan yang
rendah (penurunan permukaan sampai 300 psi)
karena
menuju
untuk testl
rele 118 A,
* Kehilangan daya DC
* Saklar tekanan gagal mensensor penurunan
permukaan
- Tidak ada sinyal yang menuju rele 108 A, 108 B,
130 A, 130 B disebabkan "+" :
* Pada bejana reaktor tidak terjadi tekanan yang
419
rendah (penurunan tekanan'sampai 350 psi)
* Kehilangan daya DC
* Saklar tekanan gagal menyensor penurunan
permukaan
8) ·'Tidak Ada Aliran Melalui pompa CS-A (·B).' disebabkan
.'." :
rangkaian
- Tidak ada aliran melalui katup CS-2A (B).
- Pompa CS-A( B) gagal beroperasi disebabkan .'+"* Pompa CS-A (B) memang gagal
* Sinyal trip palsu menuju pompa
diuraikan lebih lanjut berdasarkan
kontrol
"Pompa C-A (B) Gagal" disebabkan .,+•• :
- Tidak ada sinyal untuk menjalankan 'c" pompa
- Kegagalan mekanik dan untai elektronik.
- Kehilangan daya AC.
- Pompa tidak berfungsi karena untuk test/perawatan
- Tidak ada pendingin motor
Untuk menjalankan :
9)
10)
CS-A (B)
* Pompa CS-Aberdasarkansinyaldarikontak
1
& 2 rele 115 A.
* Pompa
CS-Bberdasarkansinyaldarikontak
1
& 2 rele 115 B.
* CS-2 A
berdasarkansinyal darikontak 7 & 8rele
126 A. * CS-2 B
berdasarkansinyal darikontak 7 & 8rele
126 B. * CS-4 A
berdasarkansinyal dari kontak 5 & 6rele
116 A. * CS-4 B
berdasarkansinyal dari kontak p & 6rele
116 B. * CS-5 A
berdasarkansinyal dari kontak 1& 2rele
116 A. * CS-5 B
berdasarkansinyal darikontak1& 2rele
116 B.
420
* CS-21 A berdasarkan sinyal dari kontak 5 & 6 rele126 A.
* CS-21 B berdasarkan sinyal dari kontak 5 & 6 rele
126 B.
11) "Kegagalan Kontak 4 & 8 Rele 125 A (B)" (gagal
menutup)
Kegagalannya disebabkan "+"
- Kontak memang gagal
- Ada sinyal pada rele 125 A (B) disebabkan "+"* Kontak 1 & 7 rele 125 (B) tidak dapat
membuka sempurna.
* Kontak 4 & 4 T saklar 308 A tertutup (untuk
rele 125 A).
* Kontak 3 & 3 T saklar 308 B tertutup (untuk
rele 125 B).
12) "Kontak 1 & 7 Rele 102 A Gagal Menutup" disebabkanlit + " :
- Kontak memang gagal.
Rele 102 A gagal dihilangkan dayanya.
- Tidak ada sinyal menuju"rele 102 A disebabkan "+" :
* Saklar pengunci dalam keadaan trip disebabkan" + ., :
- Kontak 1 & 2 saklar pengunci 313 A gagal
- Kesalahan operator saklar ditempatkan dalam
keadaan trip.
* Kontak 7 & 8 rele LNP-2A gagal menutup
disebabkan n+":
- Kontak 7 & 8 rele LNP-2A memang gagal
- Rele LNP-2A gaga 1 dihilangkan dayanya
- Kehilangan daya normal.
Dengan berdasarkan hal-hal tersebut mengenai diagram
alir sistem dan rangkaian kontrol maka dapat disusunlah
secara lengkap pohon kegagalan seperti pada lampiran. Dan
dengan data-data laju kegagalan setiap komponen dari
421
komponen yang bersangkutan maka dengan menggunakan program
komputer POFTA dapatlah dihitung besar kebolehjadian gagal
sistem pemindah panas sisa reaktor PLTN BWR adalah sebesar :
2,06 x E-2 per permintaan selama operasi.
IV. KESIMPULAN
Dengan menggunakan program POFTA dan dilakukan
pendekatan-pendekatan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ketidaktersediaan sistempenyemprotan teras (Core
Spray System) dari reaktor air mendidih (BWR)
dalam hal ini diambil sampel dari BWR /3 pada
operasi 12.000 jam ialah antara 9,942E-3 sampai
2,063E-2 dan sebagai harga konservatisme dapat
diambil harga 2,06 E-2, sehingga harga keandalan
nya = 9,794E-1.
2. Sistem penyemprot teras dari reaktor
(BWR) cukup andal, karena dari
air mendidih
perhitungan
diperoleh:
a. Pada minimal cut set tidak ada yang hanya
terdiri atas 1 komponen.
b. Penyumbang terbesar 3,24E-4
3. Dalam sistem ini yang perlu mendapat perhatian
adalah kehilangan daya AC maupun DC pada setiap
rangkaian, oleh karena itu harga keandalan
tersedianya daya AC dan DC harus ditingkatkan.
10
_ )\ ttn .5'"'''' IIUllt~
('; ·~5 (')-2.6c.s-c: c..S-2.8AlB) AlD) A(5) Al~)
(.:,- )OA l~)
Gambar 2. Diagram Aliran Sistem Penyemprot Teras
••••••
I\)I\)
423
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Henley, E.J., Kumamoto, H., Reliability Engineering
and Risk Assesment, New Jersey: Prentice Hall, 1981.
2. IAEA, Probabilistic Safety Assesment for Research
Reactors, Vienna, 1984.
3. Knief, Ronald Allen, Nuclear Energy Technology, New
York: McGraw-Hill Book Company, 1981.
4. Lahey, Moody, The Thermal Hydraulics of Boiling
Water Nuclear Reactor, American Nuclear Society, 1977.
5. McCormick, N.J., Reliability Engineering and Risk
Analysis, London: Academic Press Inc, 1981.
6. Moore, Hoffman, General Discription of A Boiling
Water Reactor, San Jose : Nuclear Energy Divisions
General Electric, 1977.
7. U.S. NUREG~ Fault Tree Handbook, Washington D.C.,
1981. Interim Reliability Evaluation Program :
Analysis of the Millstone Point Unit 1 Nuclear Power
Plant Volume I, II, WASHINGTON D.C.1 1983.
8. Yudiutomo Imarjoko1 Program Komputer. Untuk Analisis
Pohon Kegagalan, Skripsi, Yogyakarta : Jurusan Teknik
NuklirFakultas Teknik Universitas Gajah Mada, 1987.
424
TANYA JAWAB
1. A. Syaukat
Bagaimana human error dan common mode failure dimasukkan
dalam perhitungan ?
Jawaban
Harga human error telah dimasukkan dal.am perhitungan
seperti terlihat pada gambar bahwa telah satu kejadian
dasar adalah kesalahan operator lupa membuka/menutup
katup. Mengenai common mode failure belum dimasukkan
dalam perhitungan.
2. Muslim
Hasil konkrit dari analisis/perhitungan anda berupa apa
dan informasi apa yang dapat ditunjukkan olehnya ?
Jawaban
Hasil konkrit dari analisis ini adalah kita dapat menge
tahui derajat kegagalan sistem/keandalan sistem. Hasil
perhitungan ini dapat digunakan untuk membuat rancang
bangun kembali, atau memperbaiki program perawatan/per
gantian atau memperbaiki komponen dengan kwalitas lebih
baik sehingga derajad keandalannya tinggi.
3. Syarip
Dari mana saja sumber power supply untuk sistem-sistem
pompa, katup dll. Apakah sudah dimasukkan dalam
perhitungan, keandalan dari setiap power supply tersebut.
425
Jawaban
Sumber power
berasal dari :
4. Ir. Utaj a
supply yang menggerakkan
daya AC normal
diesel darurat
gas turbin
pompa, kat up
Apakah ada alat yang dioperasikan oleh orang,
alat mana
Jawaban
kalau ada
Selain ada alat-alat yang dioperasikan secara otomatis
ada pula yang dioperasikan oleh operator misalnya pompa,
katup dll.
top related