· web viewapabila dilakukan pengambilan tanah di lapang dengan menggunakan suatu alat yang...
Post on 15-Mar-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAHAN DISKUSI MINGGU KE-2
SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN
KELAS C AGROEKOTEKNOLOGI
Oleh :
Apri Aditya DP. 115040201111052
Aldita Adin Nugraha 115040201111058
Annisaa Rahmawati 115040201111063
Anufa I.K. 115040201111274
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
1. Tanah sebagai suatu individu, berbeda dengan dunia hayati, yang setiap individunya
punya ciri tersendiri. Tiap spesies punya kisaran sifat yang sempit, sehingga mudah
dibedakan 1 dengan lainnya. Jelaskan !
Di dunia ini terdapat berbagai macam tanah, kisaran yang luas ini berhubuungan dengan
sifat fisik tanah yang memang terbatas pada kenampakannya, seperti halnya konsistensi,
struktur, tekstur dan warna tanah (horizon) itu sendiri namun sulit dibedakan berdasarkan
feeling method yang dilakukan pengamat. contohnya saja tanah alfisol , dimana tanah-tanah
alfisol banyak mempunyaio kandungan liat karena pada jenis tanah ini terdapat timbunan liat
di horizon bawahnya. Kemudian berikutnya pada jenis tanah ultisol dimana terdapt timbunan
liat di horizon bawahnya. Kemiripan sifat ini kemudian mempersulit kegiatan untuk
membedakan tanah tersebut sehingga kisaran sifat yang luas memang benar adanya di dalam
setiap individu setiap tanah.
2. Jelaskan definisi TANAH. Pasir pantai apakah termasuk dalam definisi tanah?
Mengapa?
Ditinjau dari filosofinya tanah adalah suatu hasil pelapukan dari suatu bahan induk
berupa batuan berupa campuran bahan-bahan organik. Tanah sendiri tersusun atas kumpulan
benda alam dipermukaan bumi yang membentuk suatu horizon-horizon, terdiri dari
campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara dan merupakan media untuk
tumbuhnya tanaman. Kemudian ketika dibandingngkan dengan pasir, hal yang paling
menonjol dari keduanya adalah tidak adanya horizon-horizon dan bahan organik. Selain itu
konsistensi yang rendah pada pasir memungkinkan tidak mampunya pasir tersebut untuk
memberikan tempat hidupnya (berdiri) tanaman dan karena salinitas yang tinggi
memungkinkan kesulitan tanaman memperoleh bahan yang diperlukan, karena itulah pasir
tidak dapat dikatakan tanah.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dalam Gambar 2 ? continuum, soilscape, polypedon dll
Penjelasan dari bagian-bagian pada gambar di atas :
a. Continum merupakan suatu kesatuan yang menyususn berdirinya suatu tanah
yang biasanya berupa batuan, bahan organik, mineral udara yang saling
berintegrasi satu sama lainnya.
b. Soil scape merupakan gabungan dari beberapa polypedon yang mempunyai sifat
berbeda antara sifat polypedon yang satu dengan polypedon yang lainnya.
c. Polypedon merupakan merupakan suatu kumpulan dari pedon-pedon yang
mempunyai kisaran sifat yang sama yang menyusun tanah.
d. Pedon adalah satuan individu terkecil dalam bentuk tiga dimensi yang membentuk
tanah dana dapat juga disebut sebagai tanah.
e. Soil Profil merupakan Penampang vertikal tanah yang ditempati horizon –
horizon dan dibawahnya terdapat bahan induk.
f. Soil Agregat merupakan Agregat tanah merupakan gumpalan tanah yang tidak
mempunyai bentuk yang jells. Berbeda dengan struktur tanah yang mempunyai
bentuk yang jelas.
4. Tanah sebagai satuan 3-D, perlu disajikan dengan cara 'multifactorial' dalam bentuk
peta tanah. 2-D digambarkan pada peta tanah, sedangkan dimensi vertikal + sifat2
internalnya, disajikan dalam legenda peta. Maksudnya apa?
Apabila dilakukan pengambilan tanah di lapang dengan menggunakan suatu alat yang
disebut Ring Tanah, maka tanah yang terambil itu akan memiliki suatu bangun yang
memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi, dimana 3D mengacu pada benda dengan volume
(pxlxt) dan sama halnya tanah yang memilik volume. Di dalam tanah terdapat suatu profil
tanah yang didalamnya terdapat horison-horison yang menjadi ciri satu jenis tanah dan
perbedaan bentuk muka bumi disuatu wilayah (topografi). Keadaan tanah disuatu daerah
tentunya berbeda dengan keadaan tanah di daerah lainnya.
Hal seperti ini dapat menjadi suatu informasi yang dapat disajikan dalam gambar (peta
tanah) di berbagai wilayah. Penyajian ini tidak hanya berupa keadaan tanah dan topografi di
suatu daerah saja, melainkan harus mengikutsertakan faktor-faktor yang berada didalamnya
juga. Dalam suatu peta tanah, bentuk fisik tanah disajikan dalam bentuk 2 dimensi sesuai
keadaan topografinya dan perbandingan luasan berdasar skala.. Sedangkan faktor-faktor yang
berada didalamnya, seperti keadaan tekstur, struktur, kelembaban, konsistensi, dll, disajikan
dalam bentuk legenda. Bisanya dapat disajikan dengan tanda-tanda, warna tertentu, dll.
Legenda peta ini yang nantinya dapat membantu seseorang untuk membaca suatu peta tanah
dan memberikan informasi tentang satuan-satuan tertentu yang terdapat di dalam peta tanah.
5. Jelaskan pengertian Peta tanah. Untuk membuat peta tanah, peta apa saja yg
diperlukan sebagai dasar/ penunjang? Mengapa?
a. Peta tanah merupakan peta yang berfungsi untuk memperlihatkan sebaran taksa tanah
pada suatu wilayah tertentu dalam hubungannya dengan kenampakan fisik dan budaya
dari permukaan bumi..
b. Secara umum peta tanah membutuhkan peta dasar yang biasanya berupa bentuk peta
topografi, peta iklim, peta vegetasi dan peta pengolahan tanah. Namaun secara umum
jenis peta dasar yang paling banyak digunakan adalah peta topografi. Peta dasar sangat
leh penting, peta dasar sendiri merupakan suatu bagan gambaran yang memperlihatkan
pola persebaran daerah yang akan dibuat peta tanah. Dengan diketahuinya pola
persebaran daerah-daerah tersebut maka akan lebih mudah untuk membuat pola dari
pada peta tanah sesuai kenyataan pada peta dasar.
6. Apa yg dimaksud dengan Poligon di dalam peta tanah? Bagaimana membuatnya?
Poligon adalah garis-garis lurus yang saling berhubungan (terangkai) satu sama lainnya di
permukaan tanah yang menghubungkan titik-titik sebagai batas dilapangan, dimana pada titik-
titik tersebut diketahui jarak dan kemiringan sudutnya yang nantinya menjadi pembatas antar
Satuan Peta Tanah yang ada di peta tanah. Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak
koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta.
Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :
-Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat geometris
-Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris
Cara Membuat Poligon dalam Peta Tanah :
a. Pengukuran Polyangon Terbuka Bebas
Siapkan catatan, daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.
Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik dan dirikan pesawat di
atas titik P1. Lakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran. Arahkan pesawat ke arah
utara dan nolkan piringan sudut horisontal dan kunci kembali dengan memutar skrup
piringan bawah. Lakukan pemutaran teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2,
baca dan catat sudut horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini
merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1,
putar pesawat 180° searah jarum jam, kemudian putar teropong 180° arah vertikal dan
arahkan teropong ke titik P2 dan lakukan pembacaan sudut horisontal. Bacaan ini
merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka. Lakukan pemindahan pesawat ke titik
P2 dan lakukan penyetelan alat. Arahkan pesawat ke titik P3, baca dan catat sudut
horisontalnya. Lakukan pembacaan sudut luar biasa pada titik P2. Putar teropong pesawat
searah jarum jam dan arahkan ke titi P1. Baca dan catat sudut horisontalnya, baik bacan
biasa maupun luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang. Dengan cara yang
sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya sampai P akhir. Lakukan pengukuran
jarak antar titik dengan meteran. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut
azimuth dan koordinat masing-masing titik. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
b. Pengukuran Polyangon Tertutup
Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.
Kemudian tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik yang
dilanjutkan dengan mendirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat
sampai didapat kedataran. Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut
horisontal dan kunci kembali dengan memutar skrup piringan bawah. Putar teropong dan
arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horisontalnya yang sekaligus
sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka. Dengan
posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum jam, kemudian
putar teropong 180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2. Lakukan pembacaan
sudut horisontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka. Putar
teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut horisontal
pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang. Dengan cara
yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya hingga kembali ke titik P1.
Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran. Lakukan perhitungan sudut
pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik. Kemudian yang
terakhir gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
7. Apa yg dimaksud dengan taksa tanah?
Tanah taksa merupakan satuan yang diperoleh dari menentukan suatu selang sifat tertentu
dari sifat – sifat tanah yang didefinisikan oleh suatu sistem klasifikasi tanah. Hal ini
berhubungan dengan peta tanah karena soil taxonomy bisa digunakan untuk satuan sistem
klasifikasi tanah , masing – masing diwakili oleh suatu profil tanah. Peta tanah dapat semakin
terlihat jelas dan detai dengan soil taxonomy.
8. Dalam legenda Peta Tanah terdapat istilah konsosiasi, asosiasi atau kompleks. Jelaskan.
Beri ilustrasi dengan gambar, sehingga perbedaan ketiganya jelas
Atas dasar komposisi satuan-satuan tanah yang ada di dalam satuan lahan yang
digunakan sebagai satuan pemetaan, maka dikenal 4 macam staun pemetaan tanah (SPT)
yaitu :
1. Konsosiasi
Konsosiasi tanah adalah suatu jenis peta tanah yang tersusun dari delineasi, dimana
tiap delineasi menunjukkan ukuran, bentuk, dan lokasi dari suatu satuan lanskap yang
tersusun atas suatu jenis komponen tanah, atau satu jenis lahan miselaneus, ditambah
inklusi yang diperbolehkan.
Cara penamaannya mengikuti ketentuan sebagai berikut :
Nama pertama terdiri dari satua tanah atau taxon yang kemudian diikuti dengan fase.
Untuk fase tekstur lapisan atas atau lapisan organik dipermukaan tidak disertai
dengan tanda ‘koma’.Contoh : Ciawi liat. Tidak ditulis Ciawi, liat.
Jika fase tekstur lapisan atas tidak digunakan tetapi karena berbatu, berkerikil. maka
penulisannya menggunakan ‘koma’. Contoh : Cobanrondo, berbatu.
Untuk dua atau tiga fase digunakan ‘koma’. Contoh : pujian liat, lereng 15-20%,
tererosi.
Penulisan fase erosi ditulis paling belakang.
Penulisan fase lereng ditu;s paling belakang kecuali jika ada fase erosi. Contoh :
pujian skeletal berliat, substratum padas, leren 5-30%, tererosi.
2. Asosiasi
Asosiasi tanah, yaitu sekelompok tanah yang berhubungan secara geografis,
tersebar dalam suatu satuan peta menurut pola tertentu yang dapat diduga posisinya,
tetapi karena kecilnya skala peta, taksa-taksa tanah itu tidak dapat dipisahkan.
Setiap komponenen dideskripsi secara terperinci tanpa ada perbedaan
Posisi geografis masing-masing anggota satuan peta dalam bentang-alam
diterangkan denan jelas, sehinga memungkinkan untuk diperhalus oleh pemakaian
peta.
Berbeda dengan kompleks, maka kata asosiasi selalu digunakan. Perhatikan
contoh berikut :
Asosiasi Cangar-Batu, terjal (dua seri tanah dengan fase lereng terjal)
Asosiasi Cangar, terjal-Batu (fase lereng terjal hanya pada seri cangar)
Asosiasi Typic Frgiochrepts-Aeric Fragioaquepts (asosiasi sub-group)
3. Kompleks
Kompleks tanah, merupakan sekelompok tanah dari taksa yang berbeda, yang
berbaur satu dengan lainnya dalam satuan deliniasi (satuan peta) tanpa
memperlihatkan pola tertentu atau menunjukkan pola yang tidak beraturan. Meskipun
ada komponen tanah yang berasosiasi secara geografis, tetapi tidak dapat dipisahkan
kecuali pada tingkat amat detail.
Menurut Wambeke dan Forbes (1986) satuan peta tanah dikatan kompleks jika
komponen utama dalam satuan peta kompleks tidak dapat membentuk satuan peta
tersendiri jika dipetakan dalam skala 1 : 24.000. pada skala tersebut luasan 0,4
cm2 pada peta adalah 2,3 ha dilapangan. Komponen utama dalam satuan peta asosiasi
jika dipetakan pada skala tersebut dapat membentuk satuan peta tersendiri.
Cara penamaanya:
Ditulis kata ‘kompleks; jika fase dari masing-masing taxon tersebut tidak sama,
misalnya tekstur lapisan atas tidak sama. Contoh : Kompleks Cobanrondo-Sebaluh.
Kata ‘kompleks’ tidak ditulis jika fase tekstur lapisan atas seri-seri tanah yang
menyusunnya sama. Contoh : Jeho-Cula liat.
Perhatikan beberapa contoh berikut :
Kompleks Sedep-Pali, berbatu (kedua seri tersebut mempunyai fase berbatu di
permukaan).
Kompleks Batu-Tandem, lereng 5 – 8% (keduanya mempunyai fase lereng yang
sama).
Tandem-Toki liat, lereng 5 – 8% (keduanya mempunyai fase tekstur lapisan atas dan
lereng yan sama).
Kompleks Toki berbatu-Lante (hanya seri toki yang mempunyai fase berbatu).
9. Beri contoh single value map. Cari di internet. Mengapa peta tersebut dikatakan bukan
peta tanah?
Hal mendasar dari kedua peta sebagai pembedanya adalah fungsi dari masing-masing
peta tersebut. Peta tanah menunjukkan bagaimana persebaran tanah yang ada pada suatu
wilayah yang dilengkapai legenda yang menjelaskan bagaiman jenis tanah, karakteristik
tanah, landform, kelerengan dan sifat-sifat lain tanah. Sedangkan single value map hanya
menjelaskan tentang batasan-batasan suatu wilayah yang dimuat didalamnya tanpa
mendeskripsikan tanah-tanahnya, sehingga tidak dapat dikatakan peta tanah.
10. Apa yang dijelaskan dalam Gambar ini?
Gambar diatas (1) merupakan suatu bentuk penyajian teknik pelaksanaan survei tanah
dengan menggunakan pendekatan sintetik yang dilakukan dengan menggunakan metode survei
grid. Kemudian pada gambar 3, diketahui survei tanah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan analitik dengan menerapkan metode fisiografi dengan jalan menentukan batas
dataran berdasarkan satuan fisiografi atau wujud lahan. Metode fisiografi lebih populer
digunakan khususnya pada skala wilayah survey yang kecil atau lebih kecil, namun meskipun
demikian, perpaduan antara kedua metode tersenut seringkali dipadukan untuk suatu kepentingan
survei yang nantinya menghasilkan suatu peta seperti gambar no.2. Namun demikian, dalam
praktiknya biasanya kombinasi keduanya digunakan.
11. Sebutkan berbagai macam peta tanah berdasarkan skala peta yang digunakan di
Indonesia. Bandingkan nama peta-peta tersebut dengan nama yang digunakan di
Amerika, Kanada, Inggeris dan negara lainnya. Cari dari internetMacam
PetaSkala Luas tiap 1
2cm pd petaKerapatan
pengamatan rata-rata
Satuan peta danSatuan tanah
Contoh penggunaan
Kisaran Umumnya
Bagan ≤ 1:2.500.000 1:2.500.000 2625 km Dihimpun dari datapeta yang ada (studi
pustaka)
Assosiasi danbeberapa
konsosiasi: ordo,sub-ordo
Gambaran umum tentangsebaran tanah di tingkatnasional; materi
pendidikan.
Eksplorasi 1:1.000.000s/d
1:500.000
1:1.000.000 2100 kmatau kurang
Dihimpun dari datapeta yang ada (studi
pustaka)
Assosiasi danbeberapa
konsosiasi: grupdan sub-grup
Perencanaan tingkatnasional, untukmenentukan penelitiansecara terarah, materi
pendidikan .
Tinjau 1:500.000s/d
1:200.000
1:250.0001:100.000
625 Ha100 Ha
21 tiap 12,5km21 tiap 2km
Assosiasi danbeberapa
konsosiasi: sub-grup dan family
Perencanaanpembangunan makro ditkt regional dan provinsi;Penyusunan tata ruang
wilayah provinsi,Penyusunan penggunaan
lahan secara nasional;Penentuan lokasiwilayaah prioritas utk
dikembangkanSemi- detail 1:100.000
s/d1:25.000
1:50.000 25 Ha 1 tiap 50 Ha Konsosiasibeberapa komplek
dan asosiasi,family / seri.
Penyusunan peta tataruang wilayah kabupaten
/ kota;Perencanaan mikro untukproyek-proyek pertanian,perkebunan, transmigrasi,perencanaan danperluasan jaringan irigasi.
Detail 1:25.000s/d
1:10.000
1:25.0001:20.0001:10.000
6, 25 Ha5 Ha1 Ha
1 tiap 12,5 Ha1 tiap 8 Ha1 tiap 2 Ha
Konsosiasibeberapa komplek:Fase dari family
dan seri.
Perencanaan mikro danoperasional proyek-proyek pengembangan tktkabupaten ataukecamatan, transmigrasi,perencanaan danperluasan jaringan irigasi
sekunder dan tertier.Sangat Detail ≥
1:10.0001:5.000 0,25 Ha Konsosiasi, fase
dari seriPerencanaan danpengolahan lahan di tktpetani, penyusunanrancangan usaha tani
konse2rvasi;Intensifikasi penggunaan
lahan kebun.
Keterangan :
1. Peta Tanah Bangun peta tanah bagan (Skala 1 : 2.500.000 Atau Lebih Kecil); fungsi dari
peta ini untuk memberikan petunjuk kasar mengenai penyebaran jenis-jenis tanah.
2. Pata Tanah Eksplorasi (Skala 1 : 1.000.000 – 1 : 2.500.000); peta tanah eksplorasi
berfungsi untuk memberikan gambar kemungkinan penelitian terarah, menunjukkan
potensi sumberdaya alam (tanah), adanya problem area suatu daerah serta kemungkinan
pengembangan daerah.
3. Peta Tanah Tinjau (Skala 1 : 100.000 – 1 : 250.000); peta tanah tanah tinjau berfungsi
memberikan keterangan lebih lanjut tentang jenis tanah suatu wilayah untuk keperluan
tertentu.
4. Peta Tanah Semi Detil (Skala 1 : 25.000 – 1 : 100.000); peta tanah semi detil berfungsi
untuk pelaksanaan-pelaksanaan tertentu dari suatu wilayah yang luasnya dibatasi pada
maksud tersebut. Peta ini dapat menggambarkan lebih jelas legi mengnai hal-hal yang
dalam peta tanah eksplorasi atau peta tinjau belum disajikan (jelaskan).
5. Peta Tanah Detil (Skala 1 : 5.000 – 1 : 25.000); peta tanah detil berfungsi untuk proyek-
proyek khusus misalnya proyek trasmigrasi, rencana pengairan, kebun percobaan dan
sebagainya.
6. Peta Tanah Sangat Detil (Skala 1:10.000); pengamatan menggunakan peta ini dilakukan 2
kali per hektarenya. Peta ini ditujukan untuk penelitian khusus, misalnya untuk petak
percobaan pertanian guna untuk mempelajari variabilitas respon tanaman terhadap
pemupukan atau perlakuan tertentu lainnya.
12. Apa yang dimaksud dengan luas minimum yang masih dapat disajikan pada peta?.
Mengapa perlu ada batasan tersebut?
Luas minimum merupakan luasan satuan peta tanah paling kecil yang masih
duperbolehkan untuk menempatkan suatu lokasi daerah pada peta tanah yang dibuat
sebagai penentu daerah efektif pengamatan, biasanya ukuran luas minimum sekitar 0,4
cm2. Batasan tersebut dianggap perlu agar tidak meluas ke daerah yang tidak perlu
diamati dan dianalisis serta kejelasan dari SPT tersebut dapat ketahui dengan pasti.
Apabila batas bawah atau minimum mengenai luasan secara nyata yang masih boleh
disajikan dalam peta ini tidak dilakukan penetapan, maka akan terjadi ketidak seragaman
peta yang dibuat tiap badan-badan yang fokus terhadap kegiatan tersebut, selain itu pula
hal-hal yang mungkin terjadi adalah perbedaan tingkat validitas yang dimuat oleh peta
yang dibuat, yang akibatnya juga akan berdampak pada kesalah dalam evaluasi lahan.
13. Untuk peta tanah di Indonesia, berapa satuan luas tersebut? Masing-masing
kelompok agar menghitung berapa luasnya di lapangan pada skala yang berbeda 3.
Ubin (atau ru, tumbak) dalam agraria adalah satuan luas lahan yang dipakai di
Indonesia. Satuan ubin ini banyak digunakan untuk areal pertanian (sawah atau ladang),
khususnya di Pulau Jawa dan telah dipakai sejak zaman Hindia-Belanda. Ukuran satu
ubin menyatakan luas sebesar 14,0625 (3,75 × 3,75) meter persegi.
Satuan ini terutama dipakai untuk mengestimasi hasil atau produksi hasil tanaman
pangan, seperti padi atau kedelai. Pada suatu lahan diberi batas yang dinamakan “petak
ubinan” (berukuran satu ubin). Hasil panen untuk petak ini diukur terlebih dahulu
sebelum dicampur dengan hasil panen yang lain. Hasil pengukuran ini lalu dikonversi
menjadi hasil per hektare.
Apabila melihat topografi lahan yang akan disurvei seperti diatas, maka metode survei
yang akan kami lakukan adalah dengan menggunakan metode Grid Bebas. Beberapa
pertimbangan yang mendukunga atas pengaplikasian metode grid bebas adalah :
1. Kami sebagai surveyor yang belum banyak pengalaman dalam kegiatan survei lahan
terutama dalam IFU dan metode Grid Bebas ini sangat sesuai dengan surveyor yang
kurang berpengalaman.
2. Model landform yang relatif seragam memungkinkan penggunaan metode ini lebih
mudah.
3. Lokasi titik pengamatan dalam konfirmasi sistematis model mental hubungan tanah-
lansekap bebas tidak ditentukan (terserah surveyor).
4. Kondisi tanah dengan topografi yang rata memungkinkan penganatan yang tidak
terlalu banyak.
5. jarak pengamatan juga tidak perlu sama dalam dua arah, mengingat kondisi topografi
yang rata.
top related