06 resusitasi pada bayi

Post on 04-Aug-2015

436 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PROGRAM RESUSITASI NEONATUS

PROGRAM RESUSITASI NEONATUS

LANGKAH AWAL RESUSITASI

LANGKAH AWAL RESUSITASI

PROGRAM RESUSITASI NEONATUSPROGRAM RESUSITASI NEONATUS

TUJUAN UMUMTUJUAN UMUM

•Menentukan apakah neonatus memerlukan resusitasi

•Membuka jalan napas bayi

•Melakukan resusitasi pada air ketuban bercampur mekonium

•Memberikan oksigen aliran bebas

•Menentukan apakah neonatus memerlukan resusitasi

•Membuka jalan napas bayi

•Melakukan resusitasi pada air ketuban bercampur mekonium

•Memberikan oksigen aliran bebas

TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS

• Menyebutkan urutan langkah awal• Menjelaskan bahwa penghisapan jalan

napas yang dalam harus dihindari• Menjelaskan penanganan bayi dengan

mekoneum• Menyebutkan cara rangsangan yang tepat• Menyebutkan indikasi O2 aliran bebas• Mendemonstrasikan langkah awal resusitasi

& mampu menentukan keputusan serta tindakan yang tepat

• Menyebutkan urutan langkah awal• Menjelaskan bahwa penghisapan jalan

napas yang dalam harus dihindari• Menjelaskan penanganan bayi dengan

mekoneum• Menyebutkan cara rangsangan yang tepat• Menyebutkan indikasi O2 aliran bebas• Mendemonstrasikan langkah awal resusitasi

& mampu menentukan keputusan serta tindakan yang tepat

DALAM < 30 DETIK tanya & jawab hal-hal

dibawah ini

DALAM < 30 DETIK tanya & jawab hal-hal

dibawah ini

Bersih dari mekonium? Bernapas atau

menangis? Tonus otot baik? Warna kulit kemerahan? Cukup bulan?

Perawatan rutin Memberi kehangatan Membersihkan jalan napas Mengeringkan badan

30 D E T I K

Bayi LahirBayi Lahir

Menentukan apakah bayi memerlukan

resusitasi ?

Menentukan apakah bayi memerlukan

resusitasi ?• Bersih dari mekonium

– Bila terdapat mekonium dalam cairan amnion perlu intubasi dan penghisapan trakea sebelum melakukan langkah resusitasi lain.

– Keputusan: dalam beberapa detik

• Bernapas/menangis– Perhatikan dada bayi– Tidak ada usaha napas perlu intervensi– Megap-megap perlu intervensi

• Bersih dari mekonium– Bila terdapat mekonium dalam cairan amnion

perlu intubasi dan penghisapan trakea sebelum melakukan langkah resusitasi lain.

– Keputusan: dalam beberapa detik

• Bernapas/menangis– Perhatikan dada bayi– Tidak ada usaha napas perlu intervensi– Megap-megap perlu intervensi

Menentukan apakah bayi memerlukan

resusitasi ?

Menentukan apakah bayi memerlukan

resusitasi ?• Tonus otot

– Tonus otot baik : fleksi & bergerak aktif

• Kemerahan – Kemerahan– Sianosis sentral vs sianosis perifer– Hanya sianosis sentral perlu intervensi

• Tonus otot– Tonus otot baik : fleksi & bergerak aktif

• Kemerahan – Kemerahan– Sianosis sentral vs sianosis perifer– Hanya sianosis sentral perlu intervensi

LANGKAH AWALLANGKAH AWAL

•Berikan kehangatan

•Posisikan, bersihkan jalan napas (bila perlu)

•Keringkan, rangsang, perbaiki posisi

•Beri oksigen (bila perlu)

•Berikan kehangatan

•Posisikan, bersihkan jalan napas (bila perlu)

•Keringkan, rangsang, perbaiki posisi

•Beri oksigen (bila perlu)

1. MEMBERIKAN KEHANGATAN

1. MEMBERIKAN KEHANGATAN

•Letakkan bayi dibawah alat pemancar panas

•Bila bayi kurang bulan harus dilakukan !

•Letakkan bayi dibawah alat pemancar panas

•Bila bayi kurang bulan harus dilakukan !

2. POSISIKAN, BERSIHKAN JALAN

NAPAS (BILA PERLU)

2. POSISIKAN, BERSIHKAN JALAN

NAPAS (BILA PERLU)

•Letakkan bayi dgn kepala sedikit tengadah– Terlentang atau miring– Leher sedikit tengadah/ekstensi– Gulungan kain di bawah bahu

•Letakkan bayi dgn kepala sedikit tengadah– Terlentang atau miring– Leher sedikit tengadah/ekstensi– Gulungan kain di bawah bahu

Bila ada mekonium & bayi tidak aktif

Bila ada mekonium & bayi tidak aktif

Bila bayi :

•depresi pernapasan

• tonus otot kurang

•Frekuensi Jantung < 100 kali /menit

hisap mekonium dari trakea sebelum bayi bernapas

Bila bayi :

•depresi pernapasan

• tonus otot kurang

•Frekuensi Jantung < 100 kali /menit

hisap mekonium dari trakea sebelum bayi bernapas

… bila ada mekoneum & bayi

tidak aktif

… bila ada mekoneum & bayi

tidak aktif

• Oksigen (O2) aliran bebas

• Pasang laringoskop, hisap dengan kateter penghisap no. 12F/14F

• Masukkan pipa ET

• Sambung pipa ET ke alat penghisap

• Lakukan penghisapan sambil menarik keluar pipa ET

• Ulangi bila perlu atau bila resusitasi harus segera dilanjutkan

• Oksigen (O2) aliran bebas

• Pasang laringoskop, hisap dengan kateter penghisap no. 12F/14F

• Masukkan pipa ET

• Sambung pipa ET ke alat penghisap

• Lakukan penghisapan sambil menarik keluar pipa ET

• Ulangi bila perlu atau bila resusitasi harus segera dilanjutkan

Bila tidak ada mekonium

Bila tidak ada mekonium

•Lendir dibersihkan

•Mulut & hidung: usap, hisap

•Lendir kental kepala dimiringkan lendir berkumpul di pipi mudah dibersihkan

•Alat penghisap mekanik tekanan negatif 100 mmHg

•Lendir dibersihkan

•Mulut & hidung: usap, hisap

•Lendir kental kepala dimiringkan lendir berkumpul di pipi mudah dibersihkan

•Alat penghisap mekanik tekanan negatif 100 mmHg

… bila tidak ada mekonium

… bila tidak ada mekonium

•Mulut hidung

•Terlalu kuat / terlalu dalam refleks vagus bradikardi / apnu

•Penghisapan singkat & lembut cukup untuk membersihkan lendir

•Mulut hidung

•Terlalu kuat / terlalu dalam refleks vagus bradikardi / apnu

•Penghisapan singkat & lembut cukup untuk membersihkan lendir

3. KERINGKAN, RANGSANG, PERBAIKI

POSISI

3. KERINGKAN, RANGSANG, PERBAIKI

POSISI

• Setelah jalan napas bersih keringkan, rangsang pernapasan, letakkan pada posisi yang benar

• Posisi & menghisap lendir cukup merangsang pernapasan

• Mengeringkan tubuh & kepala bayi memberi rangsangan dan mengurangi kehilangan panas

• Setelah jalan napas bersih keringkan, rangsang pernapasan, letakkan pada posisi yang benar

• Posisi & menghisap lendir cukup merangsang pernapasan

• Mengeringkan tubuh & kepala bayi memberi rangsangan dan mengurangi kehilangan panas

• Sambil mengeringkan, pastikan posisi kepala agar jalan napas tetap terbuka

• Rangsang taktil membantu bayi bernapas

• Cara yang aman : 1. Menepuk / menyentil telapak kaki2. Menggosok punggung, perut,

dada atau ekstremitas

• Sambil mengeringkan, pastikan posisi kepala agar jalan napas tetap terbuka

• Rangsang taktil membantu bayi bernapas

• Cara yang aman : 1. Menepuk / menyentil telapak kaki2. Menggosok punggung, perut,

dada atau ekstremitas

Tindakan berbahaya Kemungkinan akibat

Menepuk punggung Perlukaan

Menekan rongga dada Patah tulang pnemotoraks, distres pernapasan, kematian

Menekankan paha ke perut Pecahnya hati atau limpa

Mendilatasi sfingter ani Robeknya sfingter ani

Menggunakan kompres dingin

Hipotermi, hipertermi, luka bakar

Menggoyang-goyang tubuh Kerusakan otak

Rangsangan taktil

Rangsangan taktil

Perlu diperhatikan !Perlu diperhatikan !

•Perangsangan yang terlalu bersemangat tidak menolong & dapat menimbulkan cedera yang berat. Bayi jangan digoyang-goyang

•Meneruskan perangsangan taktil pada bayi yang tidak bernapas membuang waktu yang berharga. Untuk bayi yang tetap tidak bernapas, berikan VTP !

•Perangsangan yang terlalu bersemangat tidak menolong & dapat menimbulkan cedera yang berat. Bayi jangan digoyang-goyang

•Meneruskan perangsangan taktil pada bayi yang tidak bernapas membuang waktu yang berharga. Untuk bayi yang tetap tidak bernapas, berikan VTP !

4. OKSIGEN ALIRAN BEBAS

4. OKSIGEN ALIRAN BEBAS

• Bila bayi bernapas, tetapi tetap sianosis berikan oksigen aliran bebas

• Pada langkah awal: setelah hisap lendir, pengeringan, rangsangan taktil bayi bernapas, tetapi ada sianosis beri oksigen aliran bebas

• Bila bayi bernapas, tetapi tetap sianosis berikan oksigen aliran bebas

• Pada langkah awal: setelah hisap lendir, pengeringan, rangsangan taktil bayi bernapas, tetapi ada sianosis beri oksigen aliran bebas

4. OKSIGEN ALIRAN BEBAS

4. OKSIGEN ALIRAN BEBAS

• Cara: 1. Balon tidak

mengembang sendiri 2. Pipa Oksigen3. Sungkup

Oksigen

• Cara: 1. Balon tidak

mengembang sendiri 2. Pipa Oksigen3. Sungkup

Oksigen

•Kadar Oksigen : 100%

•Aliran Oksigen: minimal 5 L / menit

•Bila bayi kemudian kemerahan hentikan secara bertahap

•Bila sianosis menetap VTP dan/atau evaluasi PJB

•Kadar Oksigen : 100%

•Aliran Oksigen: minimal 5 L / menit

•Bila bayi kemudian kemerahan hentikan secara bertahap

•Bila sianosis menetap VTP dan/atau evaluasi PJB

Pernapasan adekuat Frekuensi Jantung > 100 kali/menit

(menghitung dalam 6 detik, kalikan 10) Warna kulit kemerahan

Bila apneu / FJ < 100 lakukan VTP

Pernapasan adekuat Frekuensi Jantung > 100 kali/menit

(menghitung dalam 6 detik, kalikan 10) Warna kulit kemerahan

Bila apneu / FJ < 100 lakukan VTP

Hangat, posisi benar, jalan napas bersih, kering, rangsangan taktil, oksigen kalau perlu Lakukan penilaian bayi

Bersih dari mekonium? Bernapas atau menangis? Tonus otot baik? Warna kulit kemerahan Cukup bulan?

Berikan kehangatan Posisikan, bersih jalan napas (bila perlu) Keringkan, rangsang, posisikan lagi Beri Oksigen

Evaluasi pernapasan, FJ, warna kulit

Berikan VTP

Tidak

Apnu atau FJ < 100

BAYI LAHIR

HAL-HAL PENTINGHAL-HAL PENTING

• Lima pertanyaan harus dijawab– Bersih dari mekonium?– Bernapas atau menangis?– Tonus otot baik?– Warna kulit kemerahan– Cukup bulan?

• Semua bayi dgn mekonium dalam cairan amnion perlu penghisapan lendir & farings sebelum lahir

• Bayi bugar:– usaha napas baik– Tonus otot baik– FJ > 100 X/menit

• Membuka jalan napas letakkan bayi dengan posisi tengadah

• Penghisapan lendir: mulut dahulu baru hidung

• Rangsangan taktil:– Menepuk/menyentil telapak kaki– Menggosok punggung

• Melanjutkan rangsangan taktil pada bayi apnu tidak berguna– Bila apnu menetap VTP

• O2 aliran bebas tidak dapat diberikan dengan menggunakan balon mengembang sendiri

•Kesimpulan & tindakan selama resusitasi ditentukan oleh:– Usaha napas– FJ– Warna kulit

•Menghitung FJ hitung dalam 6 detik kalikan 10

•Kesimpulan & tindakan selama resusitasi ditentukan oleh:– Usaha napas– FJ– Warna kulit

•Menghitung FJ hitung dalam 6 detik kalikan 10

PENGGUNAAN BALON & SUNGKUP RESUSITASI

PENGGUNAAN BALON & SUNGKUP RESUSITASI

PROGRAM RESUSITASI NEONATUSPROGRAM RESUSITASI NEONATUS

TUJUAN UMUMTUJUAN UMUM

• Kapan ventilasi balon & sungkup diberikan

• Perbedaan antara “balon tidak mengembang sendiri” dan “balon mengembang sendiri”

• Cara kerja tiap jenis balon

• Meletakkan sungkup yang tepat pada wajah bayi

• Menguji & mengatasi masalah tiap jenis balon

• Menilai keberhasilan ventilasi balon & sungkup

• Kapan ventilasi balon & sungkup diberikan

• Perbedaan antara “balon tidak mengembang sendiri” dan “balon mengembang sendiri”

• Cara kerja tiap jenis balon

• Meletakkan sungkup yang tepat pada wajah bayi

• Menguji & mengatasi masalah tiap jenis balon

• Menilai keberhasilan ventilasi balon & sungkup

TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS

• Bagaimana menyiapkan & menggunakan balon & sungkup resusitasi untuk memberikan ventilasi.

• Pada Pelajaran 2 telah belajar cara menentukan dalam beberapa detik bahwa: – resusitasi perlu– bagaimana melakukan Langkah Awal

• Bagaimana menyiapkan & menggunakan balon & sungkup resusitasi untuk memberikan ventilasi.

• Pada Pelajaran 2 telah belajar cara menentukan dalam beberapa detik bahwa: – resusitasi perlu– bagaimana melakukan Langkah Awal

TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS

• Bila setelah Langkah Awal bayi tetap:– tidak bernapas– Frekuensi Jantung < 100 x/menit

– Sianosis menetap, setelah diberi O2 100% VTP dengan balon & sungkup

• Ventilasi paru adalah langkah paling penting dan efektif dalam resusitasi kardiopulmoner pada BBL yang memerlukan.

• Bila setelah Langkah Awal bayi tetap:– tidak bernapas– Frekuensi Jantung < 100 x/menit

– Sianosis menetap, setelah diberi O2 100% VTP dengan balon & sungkup

• Ventilasi paru adalah langkah paling penting dan efektif dalam resusitasi kardiopulmoner pada BBL yang memerlukan.

Jenis balon resusitasi

Jenis balon resusitasi

•Balon tidak mengembang sendiri (disebut juga balon anestesi)– terisi bila dialiri O2 dari sumber yang

dimampatkan.

•Balon mengembang sendiri– terisi secara spontan setelah diremas,

menarik O2 atau udara ke dalam balon

•Balon tidak mengembang sendiri (disebut juga balon anestesi)– terisi bila dialiri O2 dari sumber yang

dimampatkan.

•Balon mengembang sendiri– terisi secara spontan setelah diremas,

menarik O2 atau udara ke dalam balon

Balon tidak mengemban

g sendiri

Balon tidak mengemban

g sendiri

Balon tidak mengembang

sendiri

Balon tidak mengembang

sendiriKeuntungan• Memberikan O2 100 % setiap saat.

• Mudah mengetahui lekatan pada wajah pasien.

• Kekakuan paru dapat terasa bila balon diremas.

• Dapat digunakan untuk memberikan O2 aliran bebas 100 %

Keuntungan• Memberikan O2 100 % setiap saat.

• Mudah mengetahui lekatan pada wajah pasien.

• Kekakuan paru dapat terasa bila balon diremas.

• Dapat digunakan untuk memberikan O2 aliran bebas 100 %

Balon tidak mengembang

sendiri

Balon tidak mengembang

sendiriKerugian• Membutuhkan lekatan ketat antara

sungkup dan pasien untuk mempertahankan balon tetap mengembang.

• Membutuhkan sumber gas untuk mengembang

• Umumnya tidak mempunyai katup pelepas tekanan untuk pengaman.

Kerugian• Membutuhkan lekatan ketat antara

sungkup dan pasien untuk mempertahankan balon tetap mengembang.

• Membutuhkan sumber gas untuk mengembang

• Umumnya tidak mempunyai katup pelepas tekanan untuk pengaman.

Balon mengembang sendiri

Balon mengembang sendiri

Balon mengembang sendiri

Balon mengembang sendiri

Keuntungan:• Selalu terisi setelah diremas, walau tanpa sumber gas.

• Katup pelepas tekanan mengurangi pengembangan yang berlebihan

Kerugian :• Tetap mengembang walaupun tidak terdapat lekatan

antara sungkup dan wajah pasien.

• Memerlukan pemasangan reservoir O2 untuk dapat memberikan O2 mendekati kadar 100%.

• Tidak dapat memberikan O2 aliran bebas 100%.

Keuntungan:• Selalu terisi setelah diremas, walau tanpa sumber gas.

• Katup pelepas tekanan mengurangi pengembangan yang berlebihan

Kerugian :• Tetap mengembang walaupun tidak terdapat lekatan

antara sungkup dan wajah pasien.

• Memerlukan pemasangan reservoir O2 untuk dapat memberikan O2 mendekati kadar 100%.

• Tidak dapat memberikan O2 aliran bebas 100%.

Karakteristik balon resusitasi untuk ventilasi

BBL

Karakteristik balon resusitasi untuk ventilasi

BBL

• Ukuran balon: 750 mL– Bayi perlu: 15-25 mL tiap ventilasi (5-8 mL/kg)

• Dapat memberikan O2 90%-100%– Sumber O2 100% disambungkan ke B.T.M.S atau

B.M.S + reservoir– Catatan: udara kamar

• Dapat menghindari tekanan yang berlebihan– alat penyelamat

• Ukuran sungkup sesuai– menutupi dagu, mulut, hidung dan tidak menutupi

mata

• Ukuran balon: 750 mL– Bayi perlu: 15-25 mL tiap ventilasi (5-8 mL/kg)

• Dapat memberikan O2 90%-100%– Sumber O2 100% disambungkan ke B.T.M.S atau

B.M.S + reservoir– Catatan: udara kamar

• Dapat menghindari tekanan yang berlebihan– alat penyelamat

• Ukuran sungkup sesuai– menutupi dagu, mulut, hidung dan tidak menutupi

mata

Balon Tidak Mengembang

Sendiri

Balon Tidak Mengembang

Sendiri

Bagian2 B.T.M.S.1. Tempat masuk

O2

2. Tempat keluar O2 ke pasien

3. Katup pengontrol aliran

4. Tempat untuk memasang manomater

Bagian2 B.T.M.S.1. Tempat masuk

O2

2. Tempat keluar O2 ke pasien

3. Katup pengontrol aliran

4. Tempat untuk memasang manomater

1

1

34

2

CARA KERJA Balon tidak mengembang

sendiri

CARA KERJA Balon tidak mengembang

sendiri• Balon tak mengembang, bila

– Sungkup tidak melekat baik– Terdapat robekan pada balon– Katup pengontrol aliran terbuka terlalu lebar– Manometer tidak terpasang atau pipa oksigen

terlepas / tersumbat

• Balon mengembang bila O2 dialirkan dari sumber O2 yang dimampatkan

• Kadar O2 masuk ke balon kadar O2 yang didapat bayi

… CARA KERJA Balon tidak mengembang

sendiri

… CARA KERJA Balon tidak mengembang

sendiri•Cara mengatur tekanan juga

mengatur pengembangan balon:– Menyesuaikan pengatur aliran

mengatur volume O2 ke balon

– Menyesuaikan katup pengontrol aliran mengatur jumlah O2 dibuang dari balon

•Bisa untuk O2 aliran bebas

•Cara mengatur tekanan juga mengatur pengembangan balon:– Menyesuaikan pengatur aliran

mengatur volume O2 ke balon

– Menyesuaikan katup pengontrol aliran mengatur jumlah O2 dibuang dari balon

•Bisa untuk O2 aliran bebas

Balon Mengembang

Sendiri

Balon Mengembang

SendiriBagian2 B.M.S.:

1.Pintu masuk udara & tempat memasang reservoar O2

2.Pintu masuk O2

3.Pintu keluar O2

4.Susunan katup 5.Reservoar O2

6.Katup pelepas tekanan (pop-off valve)

7.Tempat memasang manometer (bagian ini mungkin tidak ada)

Bagian2 B.M.S.:1.Pintu masuk udara &

tempat memasang reservoar O2

2.Pintu masuk O2

3.Pintu keluar O2

4.Susunan katup 5.Reservoar O2

6.Katup pelepas tekanan (pop-off valve)

7.Tempat memasang manometer (bagian ini mungkin tidak ada)

1 6

52

73

4

CARA KERJA Balon mengembang

sendiri

CARA KERJA Balon mengembang

sendiri•B.M.S:

– Mengembang tanpa perlu disambungkan ke sumber gas

– Bila perlu O2 kadar tinggi perlu disambungkan ke O2

•Bayi harus mendapat O2 90%-100%:– Tanpa reservoar kadar O2 ke bayi: 40%– Dengan reservoar kadar O2 ke bayi: 90%-

100%

•B.M.S:– Mengembang tanpa perlu disambungkan ke

sumber gas– Bila perlu O2 kadar tinggi perlu

disambungkan ke O2

•Bayi harus mendapat O2 90%-100%:– Tanpa reservoar kadar O2 ke bayi: 40%– Dengan reservoar kadar O2 ke bayi: 90%-

100%

Reservoir Oksigen

Reservoir OksigenReservoar

Ujung terbuka

Ujung tertutup

… CARA KERJA Balon mengembang sendiri… CARA KERJA Balon mengembang sendiri

•Besarnya tekanan & volume yang diberikan pada setiap napas tergantung pada:– Kekuatan meremas balon– Adanya kebocoran antara sungkup &

wajah bayi.– Batas tekanan yang dipasang pada

katup pelepas tekanan

•Besarnya tekanan & volume yang diberikan pada setiap napas tergantung pada:– Kekuatan meremas balon– Adanya kebocoran antara sungkup &

wajah bayi.– Batas tekanan yang dipasang pada

katup pelepas tekanan

Alat Pengaman Alat Pengaman

•Tiap balon resusitasi harus memiliki:– Manometer & katup

pengontrol aliran – Katup pelepas tekanan

•Tiap balon resusitasi harus memiliki:– Manometer & katup

pengontrol aliran – Katup pelepas tekanan

Tepi

Bentuk

Tepi

Bentuk

Ukuran Ukuran

S U N G K U P S U N G K U P

Sebelum ventilasi dengan balon & sungkup, perlu

dipikirkan:

Sebelum ventilasi dengan balon & sungkup, perlu

dipikirkan:

•Pilih sungkup dengan ukuran yang sesuai

• Jalan napas terbuka

•Posisi kepala bayi

•Posisi penolong

•Pilih sungkup dengan ukuran yang sesuai

• Jalan napas terbuka

•Posisi kepala bayi

•Posisi penolong

Tekanan pada ventilasi

Tekanan pada ventilasi

•Pernapasan awal segera setelah lahir: >30 cmH2O

•Paru normal: 15 - 20 cmH2O

•Paru yang sakit atau immatur: 20 – 40 cmH2O

•Pernapasan awal segera setelah lahir: >30 cmH2O

•Paru normal: 15 - 20 cmH2O

•Paru yang sakit atau immatur: 20 – 40 cmH2O

Kecepatan Melakukan Ventilasi

40-60 kali/menit

Kecepatan Melakukan Ventilasi

40-60 kali/menit

remas lepas remas lepas(pompa) (dua…tiga) (pompa) (dua…tiga)remas lepas remas lepas(pompa) (dua…tiga) (pompa) (dua…tiga)

Bila dada tidak mengembang

Bila dada tidak mengembang

KONDISI TINDAKANLekatan tidak adekuat

• Pasang kembali sungkup ke wajah

Jalan napas tersumbat

•Reposisi kepala.•Periksa sekresi, hisap bila ada•Lakukan ventilasi dengan mulut

sedikit terbuka.Tidak cukup tekanan

•Naikkan tekanan sampai tampak gerakan naik turun dada yang mudah

•Pertimbangkan intubasi ET.

ADA 3 TANDA PERBAIKAN

ADA 3 TANDA PERBAIKAN

•Peningkatan frekuensi jantung

•Perbaikan warna kulit

•Adanya napas spontan

•Peningkatan frekuensi jantung

•Perbaikan warna kulit

•Adanya napas spontan

Cara menghentikan VTP

Cara menghentikan VTP

•Kecepatan & tekanan ventilasi diturunkan secara bertahap

•Beri O2 100%

•Rangsangan

•Observasi adanya pernapasan spontan

•Kecepatan & tekanan ventilasi diturunkan secara bertahap

•Beri O2 100%

•Rangsangan

•Observasi adanya pernapasan spontan

Bila ventilasi balon & sungkup perlu

dilanjutkan beberapa menit

Bila ventilasi balon & sungkup perlu

dilanjutkan beberapa menit

•Pipa orogastrik

•Gas yang masuk lambung dapat mengganggu ventilasi:– Distensi lambung berisi udara

menekan diafragma, mencegah ekspansi paru.

– Gas dalam lambung regurgitasi isi lambung dapat teraspirasi selama ventilasi balon & sungkup.

•Pipa orogastrik

•Gas yang masuk lambung dapat mengganggu ventilasi:– Distensi lambung berisi udara

menekan diafragma, mencegah ekspansi paru.

– Gas dalam lambung regurgitasi isi lambung dapat teraspirasi selama ventilasi balon & sungkup.

Cara memasang pipa orogastrikCara memasang pipa orogastrik

• Alat:– Pipa orogastrik 8F dan semprit 20 ml

• Mengukur: pangkal hidung – daun telinga – prosesus sifoid

• Masukkan melalui mulut• Pasang semprit hisap isi gaster• Lepaskan semprit lubang pipa tetap

terbuka• Rekatkan plester pipa di pipi bayi

• Alat:– Pipa orogastrik 8F dan semprit 20 ml

• Mengukur: pangkal hidung – daun telinga – prosesus sifoid

• Masukkan melalui mulut• Pasang semprit hisap isi gaster• Lepaskan semprit lubang pipa tetap

terbuka• Rekatkan plester pipa di pipi bayi

Bila bayi tidak menunjukkan

perbaikan

Bila bayi tidak menunjukkan

perbaikan• Dengan VTP, sebagian besar bayi

membaik, bila tidak membaik:– Apakah gerakan dada adekuat?

• Apakah lekatan sungkup & wajah cukup erat?• Adakah sumbatan jalan napas karena posisi

kepala tidak benar/sekresi dalam hidung, mulut atau farings?

• Apakah balon berfungsi baik?• Apakah tekanan adekuat?• Apakah udara dalam lambung mengganggu

pengembangan dada

• Dengan VTP, sebagian besar bayi membaik, bila tidak membaik:– Apakah gerakan dada adekuat?

• Apakah lekatan sungkup & wajah cukup erat?• Adakah sumbatan jalan napas karena posisi

kepala tidak benar/sekresi dalam hidung, mulut atau farings?

• Apakah balon berfungsi baik?• Apakah tekanan adekuat?• Apakah udara dalam lambung mengganggu

pengembangan dada

– Apakah O2 diberikan 100%?

• Apakah pipa O2 tersambung pada balon dan ke sumber O2?

• Apakah gas mengalir melalui pengatur aliran?

• Bila memakai balon mengembang sendiri, apakah reservoar O2 terpasang?

• Bila menggunakan tangki O2, apakah tangki berisi O2?

– Apakah O2 diberikan 100%?

• Apakah pipa O2 tersambung pada balon dan ke sumber O2?

• Apakah gas mengalir melalui pengatur aliran?

• Bila memakai balon mengembang sendiri, apakah reservoar O2 terpasang?

• Bila menggunakan tangki O2, apakah tangki berisi O2?

INGAT !

MELAKUKAN VENTILASIYANG EFEKTIF MERUPAKAN

KUNCI KEBERHASILAN HAMPIR SEMUA RESUSITASI

NEONATUS

INGAT !

MELAKUKAN VENTILASIYANG EFEKTIF MERUPAKAN

KUNCI KEBERHASILAN HAMPIR SEMUA RESUSITASI

NEONATUS

•Bila kondisi tetap buruk atau gagal membaik & Frekuensi Jantung < 60 kali/menit setelah 30 detik VTP yang adekuat

langkah selanjutnya Kompresi Dada

•Bila kondisi tetap buruk atau gagal membaik & Frekuensi Jantung < 60 kali/menit setelah 30 detik VTP yang adekuat

langkah selanjutnya Kompresi Dada

HAL-HAL PENTINGHAL-HAL PENTING

•Ventilasi langkah paling penting & efektif

• Indikasi: – Apnu/megap-megap– FJ < 100/menit, walaupun bernapas– Sianosis sentral tetap, setelah diberi O2

aliran bebas•Bayi Kurang Bulan lebih sering

memerlukan bantuan & intubasi ET

•Ventilasi langkah paling penting & efektif

• Indikasi: – Apnu/megap-megap– FJ < 100/menit, walaupun bernapas– Sianosis sentral tetap, setelah diberi O2

aliran bebas•Bayi Kurang Bulan lebih sering

memerlukan bantuan & intubasi ET

HAL-HAL PENTINGHAL-HAL PENTING

•BTMS: – terisi bila O2 dari sumber gas

bertekanan masuk– Tergantung pada sumber gas

bertekanan– Lekatan wajah & sungkup harus– Katup pengontrol aliran utk mengatur

tekanan/pengembangan– Balon kempis bila dipakai

• BMS – Terisi spontan– Tetap mengembang– Dapat memberikan VTP tanpa sumber gas

bertekanan– Butuh reservoar

• BTMS tidak dapat bekerja bila:– Sungkup tak melekat dengan baik– Robekan– Katup pengontrol aliran terbuka lebar– Manometer tidak ada

• Setiap balon resusitasi harus mempunyai:– Katup pelepas tekanan, dan/atau– Manometer & katup pengontrol aliran

• BMS harus mempunyai reservoar, bila tidak, hanya O2 40% tidak cukup

• Tindakan bila dada tidak naik– Betulkan letak sungkup, reposisi kepala– Periksa sekresi, hisap mulut & hidung– Lakukan ventilasi dengan mulut sedikit terbuka– Naikkan tekanan ventilasi– Periksa & letakkan kembali balon resusitasi– Bila tetap tidak berhasil lakukan intubasi

• Perbaikan ditunjukkan dengan:– Peningkatan FJ– Perbaikan warna kulit– Pernapasan spontan

KOMPRESI DADAKOMPRESI DADA

PROGRAM RESUSITASI NEONATUSPROGRAM RESUSITASI NEONATUS

TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS

•Kapan memulai kompresi dada

•Bagaimana melakukan kompresi dada

•Bagaimana menggabungkan kompresi dada & VTP

•Kapan menghentikan kompresi dada

•Kapan memulai kompresi dada

•Bagaimana melakukan kompresi dada

•Bagaimana menggabungkan kompresi dada & VTP

•Kapan menghentikan kompresi dada

Indikasi Kompresi Dada

Indikasi Kompresi Dada

•Bila setelah 30 detik dilakukan VTP dengan 100% O2, Frekuensi Jantung tetap < 60 kali/menit

•Bila setelah 30 detik dilakukan VTP dengan 100% O2, Frekuensi Jantung tetap < 60 kali/menit

Apa itu kompresi dada?

Apa itu kompresi dada?

•Disebut sebagai: External Cardiac Massage

•Kompresi yang teratur pada tulang dada, termasuk:– Kompresi jantung ke arah tulang belakang– Meningkatkan tekanan intratorak– Memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh organ

vital

•Dilakukan bersama VTP

•Disebut sebagai: External Cardiac Massage

•Kompresi yang teratur pada tulang dada, termasuk:– Kompresi jantung ke arah tulang belakang– Meningkatkan tekanan intratorak– Memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh organ

vital

•Dilakukan bersama VTP

KOMPRESI DADAKOMPRESI DADA

INTRODUKSI•Hipoksemia denyut jantung bayi•Hipoksemia lama :

– mengurangi frekuensi jantung– mengurangi kekuatan kontraktilitas

jantung

•Kekurangan oksigen bradikardi•Dengan ventilasi baik Frekuensi

Jantung membaik

INTRODUKSI•Hipoksemia denyut jantung bayi•Hipoksemia lama :

– mengurangi frekuensi jantung– mengurangi kekuatan kontraktilitas

jantung

•Kekurangan oksigen bradikardi•Dengan ventilasi baik Frekuensi

Jantung membaik

Berapa orang diperlukan untuk kompresi dada?

Berapa orang diperlukan untuk kompresi dada?

•Diperlukan 2 orang:– 1 orang kompresi dada,– 1 orang lagi melanjutkan ventilasi

•Pelaksana kompresi menilai dada & menempatkan posisi tangan dgn benar

•Pelaksana ventilasi mengambil posisi di kepala bayi agar dapat menempatkan sungkup wajah secara efektif & memantau gerakan dada

•Diperlukan 2 orang:– 1 orang kompresi dada,– 1 orang lagi melanjutkan ventilasi

•Pelaksana kompresi menilai dada & menempatkan posisi tangan dgn benar

•Pelaksana ventilasi mengambil posisi di kepala bayi agar dapat menempatkan sungkup wajah secara efektif & memantau gerakan dada

Bagaimana melakukan

kompresi dada?

Bagaimana melakukan

kompresi dada?• Ada 2 teknik:

– Teknik ibu jari– Teknik dua jari

• Teknik ibu jari kedua ibu jari untuk menekan tulang dada, sementara kedua tangan melingkari dada & jari-jari tangan menopang bagian belakang bayi.

• Teknik dua jari ujung jari tengah & jari telunjuk atau jari tengah & jari manis dari satu tangan untuk menekan tulang dada. Tangan yang lain untuk menopang bagian belakang bayi.

Untuk kedua teknik kompresi dada:

Untuk kedua teknik kompresi dada:

•Posisi bayi:– Topangan yang keras pada bagian

belakang bayi– Leher sedikit tengadah

•Kompresi:– Lokasi, kedalaman penekanan &

frekuensi sama

•Posisi bayi:– Topangan yang keras pada bagian

belakang bayi– Leher sedikit tengadah

•Kompresi:– Lokasi, kedalaman penekanan &

frekuensi sama

TEKNIK DUA JARITEKNIK DUA JARI

KEUNTUNGAN• Tidak tergantung

besarnya bayi• Ruangan yang tersisa

masih banyak (untuk pemberian obat2an)

KERUGIAN• Cepat lelah

KEUNTUNGAN• Tidak tergantung

besarnya bayi• Ruangan yang tersisa

masih banyak (untuk pemberian obat2an)

KERUGIAN• Cepat lelah

TEKNIK IBU JARITEKNIK IBU JARI

KEUNTUNGAN• Tidak cepat lelah

KERUGIAN• Jika bayi besar atau tangan kecil, tekniknya sulit

• Ruangan yang terpakai banyak sulit jika akan melakukan pemberian obat2an melalui umbilikus

KEUNTUNGAN• Tidak cepat lelah

KERUGIAN• Jika bayi besar atau tangan kecil, tekniknya sulit

• Ruangan yang terpakai banyak sulit jika akan melakukan pemberian obat2an melalui umbilikus

Lokasi untuk kompresi dadaLokasi untuk

kompresi dada

• Cara : Gerakkan jari-jari sepanjang tepi bawah iga sampai mendapatkan sifoid. Lalu letakkan ibu jari atau jari-jari pada tulang dada, tepat di atas sifoid.

• Cara : Gerakkan jari-jari sepanjang tepi bawah iga sampai mendapatkan sifoid. Lalu letakkan ibu jari atau jari-jari pada tulang dada, tepat di atas sifoid.

Tekanan saat kompresi dadaTekanan saat

kompresi dada

• Kedalaman ± 1/3 diameter antero-posterior dada

• Lama penekanan << lama pelepasan curah jantung maksimal

• Kedalaman ± 1/3 diameter antero-posterior dada

• Lama penekanan << lama pelepasan curah jantung maksimal

sepertiga

• Jangan mengangkat ibu jari atau jari-jari tangan dari dada di antara penekanan:– Perlu waktu untuk

mencari lokasi– Kehilangan kontrol

kedalaman– Dapat terjadi

penekanan di tempat yang salah trauma organ

KOMPLIKASIKOMPLIKASI

• Tulang iga patah

• Trauma/laserasi hepar

• Pneumotorak

• Tulang iga patah

• Trauma/laserasi hepar

• Pneumotorak

FrekuensiFrekuensi

• 90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit Rasio 3 : 1

• 1½ detik 3 kompresi dada, ½ detik 1 ventilasi 2 detik (1 siklus)

• 90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit Rasio 3 : 1

• 1½ detik 3 kompresi dada, ½ detik 1 ventilasi 2 detik (1 siklus)

“Satu” “Dua” “Tiga” “Pompa”

Kapan kompresi dada

dihentikan?

Jika FJ > 60 kali/menit

Kapan kompresi dada

dihentikan?

Jika FJ > 60 kali/menit

HAL–HAL PENTINGHAL–HAL PENTING

•Kompresi dada bila FJ tetap < 60 kali/menit, meskipun telah dilakukan VTP yg efektif selama 30 detik.

•Kompresi dada– Menekan jantung ke arah tulang belakang– Menaikkan tekanan intratoraks– Mengalirkan darah ke organ vital,

termasuk otak.

•Ada 2 teknik kompresi dada – Teknik ibu jari dan teknik dua jari. Teknik

ibu jari lebih disukai.

•Tentukan daerah untuk kompresi dada

•Untuk memastikan frekuensi kompresi dada dan ventilasi yang tepat, penekan menghitung “Satu – Dua – Tiga - Pompa-…”

•Selama kompresi dada, diberikan ventilasi 30 kali/menit dan kompresi dada 90 kali/menit. Ini berarti 120 kegiatan per menit. Satu siklus terdiri dari 3 kompresi dada dan 1 ventilasi dalam 2 detik.

•Selama kompresi dada, pastikan :– Gerakan dada adekuat selama ventilasi– Digunakan oksigen 100% – Kedalaman kompresi: 1/3 diameter dada– Ibu jari atau jari-jari tetap melekat pada

dada selama kompresi– Waktu kompresi ke bawah lebih pendek

daripada pelepasan– Kompresi dada dan ventilasi

terkoordinasi baik

•Setelah 30 detik kompresi dada dan ventilasi, periksa FJ. Jika FJ:– Lebih dari 60 x/menit, hentikan kompresi

dada dan lanjutkan ventilasi pada 40-60 kali/menit.

– Lebih dari 100 x/menit, hentikan kompresi dada dan hentikan ventilasi secara bertahap jika bayi bernapas spontan.

– Kurang dari 60 x/menit, lakukan intubasi, jika belum dilakukan cara yang lebih terpercaya untuk melanjutkan ventilasi dan memberikan epinefrin.

INTUBASI ENDOTRAKEAL

INTUBASI ENDOTRAKEALPROGRAM RESUSITASI NEONATUSPROGRAM RESUSITASI NEONATUS

TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS

• Mengetahui kapan & mengapa diperlukan intubasi endotrakeal

• Mempersiapkan peralatan untuk intubasi endotrakeal (ET)

• Menggunakan laringoskop untuk memasukkan pipa ET

• Memastikan letak pipa ET dalam trakea

• Menggunakan pipa ET untuk menghisap mekonium

• Menggunakan pipa ET pada waktu ventilasi

• Mengetahui kapan & mengapa diperlukan intubasi endotrakeal

• Mempersiapkan peralatan untuk intubasi endotrakeal (ET)

• Menggunakan laringoskop untuk memasukkan pipa ET

• Memastikan letak pipa ET dalam trakea

• Menggunakan pipa ET untuk menghisap mekonium

• Menggunakan pipa ET pada waktu ventilasi

INDIKASI Intubasi

Endotrakeal

INDIKASI Intubasi

Endotrakeal• Terdapat mekonium & bayi mengalami

depresi

• Jika VTP dgn balon & sungkup tidak efektif

• Membantu koordinasi kompresi dada & VTP

• Pemberian epinefrin untuk stimulasi FJ

• Indikasi lain: sangat prematur & hernia diafragmatika

• Terdapat mekonium & bayi mengalami depresi

• Jika VTP dgn balon & sungkup tidak efektif

• Membantu koordinasi kompresi dada & VTP

• Pemberian epinefrin untuk stimulasi FJ

• Indikasi lain: sangat prematur & hernia diafragmatika

Alat & Perlengkapan

Alat & Perlengkapan

• Laringoskop dengan baterai & lampu cadangan

• Daun laringoskop (no. 1, 0)• Pipa ET no. 2.5, 3.0, 3.5 & 4.0• Stilet (bila tersedia)• Pendeteksi CO2 (bila tersedia)• Kateter penghisap ≥ 10F• Plester• Gunting• Gudel • Aspirator mekonium• Stetoskop• Balon resusitasi & sungkup

dan manometer

• Laringoskop dengan baterai & lampu cadangan

• Daun laringoskop (no. 1, 0)• Pipa ET no. 2.5, 3.0, 3.5 & 4.0• Stilet (bila tersedia)• Pendeteksi CO2 (bila tersedia)• Kateter penghisap ≥ 10F• Plester• Gunting• Gudel • Aspirator mekonium• Stetoskop• Balon resusitasi & sungkup

dan manometer

Diameter sama

Ujung mengecil

Pedoman pita suara

Pita suara

Karina

Pipa Endotrakeal

Mempersiapkan pipa ET

Mempersiapkan pipa ET

Memilih pipa Endotracheal

Ukuran pipa (diameter dalam mm)

Berat (g) Umur kehamilan

2.5 < 1000 < 28

3.0 1000 - 2000 28 - 34

3.5 2000 – 3000 34 – 38

3.5 – 4.0 > 3000 > 38

Memotong pipa ETMemotong pipa ET

• Pipa yang terlalu panjang meningkatkan resistensi aliran udara

• Memotong pipa ET menjadi 13-15 cm lebih mudah memegang dan mengurangi risiko dimasukkan terlalu dalam

• Pipa yang terlalu panjang meningkatkan resistensi aliran udara

• Memotong pipa ET menjadi 13-15 cm lebih mudah memegang dan mengurangi risiko dimasukkan terlalu dalam

Pasang sambungan

Penggunaan stiletPenggunaan stilet

• Stilet agar pipa lebih kaku & mudah dibentuk.

• Ketika memasukkan stilet:– Ujung stilet tidak keluar dari lubang pipa ET– Stilet tidak boleh bergerak masuk sendiri di dalam pipa saat

intubasi

• Penggunaan stilet pilihan

• Stilet agar pipa lebih kaku & mudah dibentuk.

• Ketika memasukkan stilet:– Ujung stilet tidak keluar dari lubang pipa ET– Stilet tidak boleh bergerak masuk sendiri di dalam pipa saat

intubasi

• Penggunaan stilet pilihan

Mempersiapkan Laringoskop & peralatan

lain

Mempersiapkan Laringoskop & peralatan

lain• Pilih daun laringoskop yang sesuai

– No. 0 untuk bayi kurang bulan– No. 1 untuk bayi cukup bulan

• Periksa lampu batere & lampu berfungsi baik?

• Siapkan peralatan penghisap– Atur kekuatan penghisapan: 100 mmHg– Kateter penghisap

• Siapkan balon & sungkup • Alirkan O2

• Sediakan stetoskop• Sediakan plester

• Pilih daun laringoskop yang sesuai– No. 0 untuk bayi kurang bulan– No. 1 untuk bayi cukup bulan

• Periksa lampu batere & lampu berfungsi baik?

• Siapkan peralatan penghisap– Atur kekuatan penghisapan: 100 mmHg– Kateter penghisap

• Siapkan balon & sungkup • Alirkan O2

• Sediakan stetoskop• Sediakan plester

Anatomi saluran napas

Anatomi saluran napas Glotis

Krikoid Pita suara

Trakea

Bronkus utama

Karina

Saluran napas dan laringoskop

Saluran napas dan laringoskop

Trakea

Bronkus utama

Esofagus

Valekula

Epiglotis Esofagus

Glotis & struktur disekitarnya

Glotis & struktur disekitarnya

EpiglotisGlotis

Esofagus Pita suara

•Posisi bayi waktu intubasi – Sama dengan posisi

VTP – sedikit tengadah – meluruskan trakea &

mengoptimalkan pandangan

•Posisi bayi waktu intubasi – Sama dengan posisi

VTP – sedikit tengadah – meluruskan trakea &

mengoptimalkan pandangan

• Memegang laringoskop

• Nyalakan lampu & pegang laringoskop dengan tangan kiri, meskipun kidal

• Memegang laringoskop

• Nyalakan lampu & pegang laringoskop dengan tangan kiri, meskipun kidal

Memasukkan laringoskop• Stabilkan kepala bayi dengan

posisi sedikit tengadah, O2 aliran bebas tetap diberikan

• Dorong daun laringoskop dari sebelah kanan lidah dgn menggeser lidah ke sebelah kiri mulut, lalu masukkan daun sampai sebatas pangkal lidah

Memasukkan laringoskop• Stabilkan kepala bayi dengan

posisi sedikit tengadah, O2 aliran bebas tetap diberikan

• Dorong daun laringoskop dari sebelah kanan lidah dgn menggeser lidah ke sebelah kiri mulut, lalu masukkan daun sampai sebatas pangkal lidah

… memasukkan laringoskop

• Angkat sedikit daun laringoskop

Angkat seluruh daun, jangan hanya ujungnya & jangan mengungkit.

… memasukkan laringoskop

• Angkat sedikit daun laringoskop

Angkat seluruh daun, jangan hanya ujungnya & jangan mengungkit.

… memasukkan laringoskop

… memasukkan laringoskop

• Cari tanda anatomis

• Cari tanda anatomis

… memasukkan laringoskop

… memasukkan laringoskop

• Masukkan pipa dari sebelah kanan mulut sampai batas pedoman pita suara – Berhenti dahulu jika

pita suara tidak terbuka dalam 20 detik & lakukan VTP. Coba lagi setelah FJ & warna kulit membaik

– Perhatikan tanda cm sebatas bibir bayi

• Masukkan pipa dari sebelah kanan mulut sampai batas pedoman pita suara – Berhenti dahulu jika

pita suara tidak terbuka dalam 20 detik & lakukan VTP. Coba lagi setelah FJ & warna kulit membaik

– Perhatikan tanda cm sebatas bibir bayi

… memasukkan laringoskop

… memasukkan laringoskop

• Pegang pipa dgn satu tangan & cabut daun laringoskop

• Cabut juga stilet (jika memakai) dari pipa ET

• Pegang pipa dgn satu tangan & cabut daun laringoskop

• Cabut juga stilet (jika memakai) dari pipa ET

Intubasi untuk menghisap mekonium

Intubasi untuk menghisap mekonium

• Setelah pipa ET dimasukkan & stilet dicabut:– Sambungkan pipa ET ke aspirator mekonium– Tutup lubang pengatur hisapan pada aspirator, lalu

cabut pipa ET secara perlahan sambil menghisap mekonium dari trakea

• Ulangi intubasi & hisapan sampai mekonium habis atau FJ menunjukkan perlu VTP

• Setelah pipa ET dimasukkan & stilet dicabut:– Sambungkan pipa ET ke aspirator mekonium– Tutup lubang pengatur hisapan pada aspirator, lalu

cabut pipa ET secara perlahan sambil menghisap mekonium dari trakea

• Ulangi intubasi & hisapan sampai mekonium habis atau FJ menunjukkan perlu VTP

Waktu untuk mencoba

menghisap mekonium

Waktu untuk mencoba

menghisap mekonium• Ketika menarik pipa ET keluar, tidak lebih dari 3-

5 detik

• Jangan mengulang prosedur penghisapan jika tidak ditemukan mekonium lanjutkan dengan resusitasi

• Jika ditemukan mekonium saat pertama penghisapan, periksa FJ. – Jika bayi tidak bradikardi, intubasi lagi &

penghisapan– Jika FJ rendah VTP

• Ketika menarik pipa ET keluar, tidak lebih dari 3-5 detik

• Jangan mengulang prosedur penghisapan jika tidak ditemukan mekonium lanjutkan dengan resusitasi

• Jika ditemukan mekonium saat pertama penghisapan, periksa FJ. – Jika bayi tidak bradikardi, intubasi lagi &

penghisapan– Jika FJ rendah VTP

Intubasi untuk memberikan

ventilasi

Intubasi untuk memberikan

ventilasi•Memastikan pipa pada posisi yang

benar di trakea:– Gerakan dada mengembang– Terdengar bunyi napas di kedua paru

gunakan stetoskop– Tidak terjadi distensi lambung– Pipa berembun saat ekspirasi

• Pendeteksi CO2

– Konfirmasi dgn rontgen

•Memastikan pipa pada posisi yang benar di trakea:– Gerakan dada mengembang– Terdengar bunyi napas di kedua paru

gunakan stetoskop– Tidak terjadi distensi lambung– Pipa berembun saat ekspirasi

• Pendeteksi CO2

– Konfirmasi dgn rontgen

Suara napas terdengar di kedua

aksila, bukan di lambung

Suara napas terdengar di kedua

aksila, bukan di lambung

Memastikan ujung pipa

terletak benar

Memastikan ujung pipa

terletak benar

Mengukur pipa ET di bibir

Laringoskop kurang dalam

Lidah di sekitar daun Masukkan daun laringoskop lebih dalam

Laringoskop masuk terlalu dalam

Laringoskop masuk terlalu dalam

Tampak dinding esofagus di sekitar daun

Tarik daun perlahan2 sampai terlihat epiglotis & glotis

Laringoskop masuk terlalu miring ke satu

sisi

Tampak bagian glotis letaknya miring di satu sisi

Tampak bagian glotis letaknya miring di satu sisi

Geser daun laringoskop ke tengah perlahan2, lalu masukkan

atau cabut, tergantung tanda petunjuk

Geser daun laringoskop ke tengah perlahan2, lalu masukkan

atau cabut, tergantung tanda petunjuk

Tanda2 pipa ET berada di esofagus

Tanda2 pipa ET berada di esofagus

• Gerakan dada kurang

• Tidak terdengar suara napas

• Udara terdengar masuk ke lambung

• Mungkin terlihat distensi perut

• Pipa endotrakeal tidak berembun

• Pendeteksi CO2 tidak menunjukkan adanya CO2

• Sedikit / tidak ada respons setelah intubasi (sianosis, bradikardi, dsb)

• Gerakan dada kurang

• Tidak terdengar suara napas

• Udara terdengar masuk ke lambung

• Mungkin terlihat distensi perut

• Pipa endotrakeal tidak berembun

• Pendeteksi CO2 tidak menunjukkan adanya CO2

• Sedikit / tidak ada respons setelah intubasi (sianosis, bradikardi, dsb)

KOMPLIKASIKOMPLIKASI

– Hipoksia– Bradikardi / apnu– Pnemotoraks– Benturan/rusaknya

jaringan– Perforasi trakea/esofagus– Infeksi

– Hipoksia– Bradikardi / apnu– Pnemotoraks– Benturan/rusaknya

jaringan– Perforasi trakea/esofagus– Infeksi

PERAN ASISTEN PENOLONG

PERAN ASISTEN PENOLONG

• Sebelum intubasi– siapkan & periksa alat

• Pada waktu intubasi– Pegang kepala– Berikan alat pada penolong– Berikan O2

– Berikan kateter penghisap– Tekan trakea– Pantau waktu, beritahu bila > 20 detik– Pantau frekuensi jantung, usaha napas, warna– Bantu ventilasi bila perlu stabilitas antara tindakan

• Sebelum intubasi– siapkan & periksa alat

• Pada waktu intubasi– Pegang kepala– Berikan alat pada penolong– Berikan O2

– Berikan kateter penghisap– Tekan trakea– Pantau waktu, beritahu bila > 20 detik– Pantau frekuensi jantung, usaha napas, warna– Bantu ventilasi bila perlu stabilitas antara tindakan

Setelah intubasi•Pegang pipa ET baik-baik•Periksa letak pipa:

– Dengarkan kedua sisi dada & perut dgn stetoskop

– Amati gerak dada & perut

•Perhatikan ukuran cm sebatas bibir•Fiksasi dengan plester•Bila pipa keluar > 4 cm, potong

pipa

Setelah intubasi•Pegang pipa ET baik-baik•Periksa letak pipa:

– Dengarkan kedua sisi dada & perut dgn stetoskop

– Amati gerak dada & perut

•Perhatikan ukuran cm sebatas bibir•Fiksasi dengan plester•Bila pipa keluar > 4 cm, potong

pipa

HAL - HAL PENTINGHAL - HAL PENTING

• Setiap persalinan didampingi tenaga berpengalaman dalam intubasi ET

• Pahami indikasi intubasi ET

• Memegang laringoskop selalu dengan tangan kiri

• Ukuran daun laringoskop:– No. 1 untuk bayi cukup bulan– No. 0 untuk bayi kurang bulan

• Setiap persalinan didampingi tenaga berpengalaman dalam intubasi ET

• Pahami indikasi intubasi ET

• Memegang laringoskop selalu dengan tangan kiri

• Ukuran daun laringoskop:– No. 1 untuk bayi cukup bulan– No. 0 untuk bayi kurang bulan

… HAL - HAL PENTING

… HAL - HAL PENTING

• Prosedur intubasi selesai 20 detik

• Pahami langkah-langkah intubasi ET

• Pahami ciri-ciri posisi ET yang terletak benar di trakea

• Prosedur intubasi selesai 20 detik

• Pahami langkah-langkah intubasi ET

• Pahami ciri-ciri posisi ET yang terletak benar di trakea

OBAT - OBATANOBAT - OBATAN

PROGRAM RESUSITASI NEONATUSPROGRAM RESUSITASI NEONATUS

Menilai reaksi bayi saat lahir

Jaga tetap hangat, posisi, bersihkan jalan napas, rangsang, & beri O2 (bila perlu)

Berikan ventilasi yang efektif: Balon & sungkup

Intubasi endotrakeal

Kompresi dada

Pemberian obat2an

Selalu diperlukan

Lebih jarang

diperlukan

Kadang-kadang

diperlukan

Selalu diperlukan

Lebih jarang

diperlukan

Kadang-kadang

diperlukan

TUJUAN KHUSUSTUJUAN KHUSUS

• Kapan harus memberikan obat

• Bagaimana cara pemberian epinefrin, melalui:• Pipa endotrakeal• Vena umbilikalis

• Kapan & bagaimana cara pemberian cairan intravena untuk menambah volume darah.

• Kapan & bagaimana cara pemberian natrium bikarbonat untuk mengkoreksi asidosis metabolik

• Kapan harus memberikan obat

• Bagaimana cara pemberian epinefrin, melalui:• Pipa endotrakeal• Vena umbilikalis

• Kapan & bagaimana cara pemberian cairan intravena untuk menambah volume darah.

• Kapan & bagaimana cara pemberian natrium bikarbonat untuk mengkoreksi asidosis metabolik

Dalam pelajaran ini tercakup:

•Epinefrin : – kapan diberikan– bagaimana cara pemberian– bagaimana menentukan dosis

•Obat-obatan yang membantu peningkatan sirkulasi:– cairan penambah volume darah– natrium bikarbonat

Dalam pelajaran ini tercakup:

•Epinefrin : – kapan diberikan– bagaimana cara pemberian– bagaimana menentukan dosis

•Obat-obatan yang membantu peningkatan sirkulasi:– cairan penambah volume darah– natrium bikarbonat

Indikasi pemberian epinefrin

Indikasi pemberian epinefrin

•Frekuensi Jantung masih < 60 kali/menit, setelah pemberian VTP selama 30 detik

DAN

•pemberian secara terkoordinasi

•VTP & kompresi dada

•selama 30 detik

•Frekuensi Jantung masih < 60 kali/menit, setelah pemberian VTP selama 30 detik

DAN

•pemberian secara terkoordinasi

•VTP & kompresi dada

•selama 30 detik

Epinefrin tidak merupakan indikasi

sebelum ventilasi yang adekuat

Epinefrin tidak merupakan indikasi

sebelum ventilasi yang adekuat

Sebab:

•Kehilangan waktu

•Epinefrin meningkatkan beban kerja & konsumsi oksigen otot jantung

Sebab:

•Kehilangan waktu

•Epinefrin meningkatkan beban kerja & konsumsi oksigen otot jantung

Bayi Kurang BulanBayi Kurang Bulan

•Hindari penggunaan dosis – Hipertensi– Kenaikan aliran darah otak

•Perdarahan germinal matriks yang sangat rapuh

•Hindari penggunaan dosis – Hipertensi– Kenaikan aliran darah otak

•Perdarahan germinal matriks yang sangat rapuh

Cara pemberian Epinefrin

Cara pemberian Epinefrin

•Pipa endotrakeal– pipa endotrakeal absorbsi paru

vena pulmonalis jantung

•Vena umbilikalis– vena umbilikalis vena cava inferior

atrium kanan jantung

•Pipa endotrakeal– pipa endotrakeal absorbsi paru

vena pulmonalis jantung

•Vena umbilikalis– vena umbilikalis vena cava inferior

atrium kanan jantung

Pemberian Epinefrin melalui Pipa Endotrakeal

Pemberian Epinefrin melalui Pipa Endotrakeal

•Disuntikkan langsung ke pipa ET– Pipa orograstrik 5F– Larutan garam fisiologis 0.5-1 ml untuk

mendorong epinefrin. – Epinefrin diencerkan dulu dgn larutan

garam fisiologis 1 ml – Ventilasi tekanan positif

•Disuntikkan langsung ke pipa ET– Pipa orograstrik 5F– Larutan garam fisiologis 0.5-1 ml untuk

mendorong epinefrin. – Epinefrin diencerkan dulu dgn larutan

garam fisiologis 1 ml – Ventilasi tekanan positif

Langsung ke pipa ET

Sambungan pipa

ET

Melalui kateter yang dimasukkan ke pipa ET

Pemberian Epinefrin melalui Vena Umbilikalis

Pemberian Epinefrin melalui Vena Umbilikalis

•Vena umbilikalis mudah didapat

• Ikatkan plester / tali secara longgar pada ujung tali pusat

•Bersihkan tali pusat povidone iodine

• Isi kateter umbilikal 3.5 / 5 dgn larutan garam fisiologis. Lubang kateter dihubungkan dengan stopcock atau semprit.

•Vena umbilikalis mudah didapat

• Ikatkan plester / tali secara longgar pada ujung tali pusat

•Bersihkan tali pusat povidone iodine

• Isi kateter umbilikal 3.5 / 5 dgn larutan garam fisiologis. Lubang kateter dihubungkan dengan stopcock atau semprit.

• Potong tali pusat dengan pisau dibawah klem, 1- 2 cm dari ujung kulit

• Masukkan kateter ke dalam vena umbilikalis, 2-4 cm sampai mendapatkan aliran yang bebas

• Suntikan epinefrin dg dosis tepat diikuti dgn 0.5-1 ml larutan garam fisiologis

• Selesai resusitasi, kateter, plester pengikat dilepas, ikatan tali pusat dikencangkan

• Potong tali pusat dengan pisau dibawah klem, 1- 2 cm dari ujung kulit

• Masukkan kateter ke dalam vena umbilikalis, 2-4 cm sampai mendapatkan aliran yang bebas

• Suntikan epinefrin dg dosis tepat diikuti dgn 0.5-1 ml larutan garam fisiologis

• Selesai resusitasi, kateter, plester pengikat dilepas, ikatan tali pusat dikencangkan

Pemberian Epinefrin melalui Vena Umbilikalis

Pemberian Epinefrin melalui Vena Umbilikalis

Memotong puntung umbilikal dalam persiapan untuk

memasukkan kateter umbilikal

Pemasangan kateter vena umbilikalis

Persiapan & pemberian Epinefrin

Persiapan & pemberian Epinefrin

•Epinefrin hidroklorid (adrenalin klorida) Stimulan jantung

• Me kekuatan & kontraksi otot jantung• Vasokontriksi perifer

– Larutan yang direkomendasikan• 1 : 10. 000

•Epinefrin hidroklorid (adrenalin klorida) Stimulan jantung

• Me kekuatan & kontraksi otot jantung• Vasokontriksi perifer

– Larutan yang direkomendasikan• 1 : 10. 000

Jalur yang dianjurkanJalur yang dianjurkan

•Endotrakeal

• Intravena– Dosis: 0,1 - 0,3 ml/ kg larutan 1:10.000– Persiapan: 1 ml cairan 1:10.000– Kecepatan pemberian: secepat mungkin

•Endotrakeal

• Intravena– Dosis: 0,1 - 0,3 ml/ kg larutan 1:10.000– Persiapan: 1 ml cairan 1:10.000– Kecepatan pemberian: secepat mungkin

Harapan setelah pemberian epinefrin

Harapan setelah pemberian epinefrin

•Setelah 30 detik pemberian epinefrin disertai VTP & kompresi dada, FJ > 60 kali/menit.

•Bila tak terjadi peningkatan ulangi pemberian tiap 3-5 menit

•Setelah 30 detik pemberian epinefrin disertai VTP & kompresi dada, FJ > 60 kali/menit.

•Bila tak terjadi peningkatan ulangi pemberian tiap 3-5 menit

Nilai kembali efektifitas

Nilai kembali efektifitas

•Ventilasi

•Kompresi dada

• Intubasi endotrakeal

•Pemberian epinefrin

•Ventilasi

•Kompresi dada

• Intubasi endotrakeal

•Pemberian epinefrin

Bila bayi pucat, terbukti ada kehilangan darah dan

Bayi tidak memberikan respons yang memuaskan terhadap resusitasi

Pemberian cairan penambah volume

darah

Bila bayi pucat, terbukti ada kehilangan darah dan

Bayi tidak memberikan respons yang memuaskan terhadap resusitasi

Pemberian cairan penambah volume

darah

Cairan Penambah Volume Darah

Cairan Penambah Volume Darah

•Cairan kristaloid isotonik:– Garam fisiologis (dianjurkan)– Ringer laktat– Darah O – negatif

• Dosis: 10 ml / kg, jalur v. umbilikalis

• Persiapan: dalam semprit besar

• Kecepatan: 5-10 menit (hati-hati bayi prematur)

•Cairan kristaloid isotonik:– Garam fisiologis (dianjurkan)– Ringer laktat– Darah O – negatif

• Dosis: 10 ml / kg, jalur v. umbilikalis

• Persiapan: dalam semprit besar

• Kecepatan: 5-10 menit (hati-hati bayi prematur)

Bila dicurigai terjadi asidosis metabolik

atau terbukti terjadi asidosis metabolik

Bila dicurigai terjadi asidosis metabolik

atau terbukti terjadi asidosis metabolik

•Natrium bikarbonat

•Dosis: 2 mEq/kg (4.2 %)

• Jalur: v. umbilikalis

•Persiapan: 0.5 mEq/ ml (larutan 4.2%)

•Natrium bikarbonat

•Dosis: 2 mEq/kg (4.2 %)

• Jalur: v. umbilikalis

•Persiapan: 0.5 mEq/ ml (larutan 4.2%)

•Kecepatan: – Perlahan, tidak lebih cepat dari 1 mEq/kg/

menit

•Perhatian:– Jangan memberikan natrium bikarbonat

bila paru belum diventilasi dgn adekuat.– Natrium bikarbonat mudah membakar

jaringan & tidak boleh diberikan melalui pipa ET

•Kecepatan: – Perlahan, tidak lebih cepat dari 1 mEq/kg/

menit

•Perhatian:– Jangan memberikan natrium bikarbonat

bila paru belum diventilasi dgn adekuat.– Natrium bikarbonat mudah membakar

jaringan & tidak boleh diberikan melalui pipa ET

Jika tidak ada perbaikan?

Jika tidak ada perbaikan?

•Pastikan bahwa tindakan sudah benar– Ventilasi– Kompresi dada – Obat-obatan

•Pertimbangkan:– Malformasi.– Gangguan napas.– Penyakit jantung bawaan

•Pastikan bahwa tindakan sudah benar– Ventilasi– Kompresi dada – Obat-obatan

•Pertimbangkan:– Malformasi.– Gangguan napas.– Penyakit jantung bawaan

Hal - Hal PentingHal - Hal Penting

•Epinefrin– Stimulan jantung– FJ < 60 x / menit setelah VTP selama 30 detik

dan dilanjutkan dengan kompresi dada selang-seling dg VTP selama 30 dtk

– Epinefrin dianjurkan• Konsentrasi : 1:10.000 Jalur : ET / IV• Dosis : 0,1-0,3 ml/kg.• Persiapan : semprit 1 ml.• Kecepatan : secepat mungkin

•Epinefrin– Stimulan jantung– FJ < 60 x / menit setelah VTP selama 30 detik

dan dilanjutkan dengan kompresi dada selang-seling dg VTP selama 30 dtk

– Epinefrin dianjurkan• Konsentrasi : 1:10.000 Jalur : ET / IV• Dosis : 0,1-0,3 ml/kg.• Persiapan : semprit 1 ml.• Kecepatan : secepat mungkin

•Pemberian Epinefrin:– Pipa ET jalur tercepat dan lebih mudah didapat

dari pada memasang intra umbilikal.

• Indikasi pemberian cairan penambah volume darah:– Tidak berespons terhadap resusitasi.– Ada bukti kehilangan darah (warna pucat, nadi

lemah, FJ meningkat / menurun,tidak ada perbaikan sirkulasi setelah upaya resusitasi)

•Pemberian Epinefrin:– Pipa ET jalur tercepat dan lebih mudah didapat

dari pada memasang intra umbilikal.

• Indikasi pemberian cairan penambah volume darah:– Tidak berespons terhadap resusitasi.– Ada bukti kehilangan darah (warna pucat, nadi

lemah, FJ meningkat / menurun,tidak ada perbaikan sirkulasi setelah upaya resusitasi)

•Cairan penambah volume darah yang dianjurkan :– Cairan : garam fisiologi– Dosis : 10 ml / kg– Jalur : vena umbilikalis– Persiapan : dosis tepat semprit

besar– Kecepatan : 5-10 menit

•Cairan penambah volume darah yang dianjurkan :– Cairan : garam fisiologi– Dosis : 10 ml / kg– Jalur : vena umbilikalis– Persiapan : dosis tepat semprit

besar– Kecepatan : 5-10 menit

• Indikasi pemberian natrium bikarbonat: – dicurigai terjadi asidosis metabolik berat

(analisa gas darah)

• Jangan memberikan natrium bikarbonat, bila paru belum diventilasi dengan adekuat.

• Indikasi pemberian natrium bikarbonat: – dicurigai terjadi asidosis metabolik berat

(analisa gas darah)

• Jangan memberikan natrium bikarbonat, bila paru belum diventilasi dengan adekuat.

•Natrium bikarbonat mudah membakar jangan memberikan melalui ET

•Natrium bikarbonat– Larutan : 4.2% (0,5 mEq/mL)– Dosis : 2 mEq/kg ( 4,2 %)– Jalur : v. umbilikalis – Persiapan : 0.5 mEq/ ml (larutan 4.2%)

•Natrium bikarbonat mudah membakar jangan memberikan melalui ET

•Natrium bikarbonat– Larutan : 4.2% (0,5 mEq/mL)– Dosis : 2 mEq/kg ( 4,2 %)– Jalur : v. umbilikalis – Persiapan : 0.5 mEq/ ml (larutan 4.2%)

• Bila bayi tidak ada perbaikan setelah pemberian Natrium bikarbonat, periksa:– Apakah ventilasi telah dilakukan dgn tepat– Apakah kompresi telah dilakukan dengan tepat– Apakah obat telah diberikan dengan tepat– Penyebab mekanik respons kurang baik,

seperti: malformasi jalan napas, pnemotoraks, hernia diafragmatika atau penyakit jantung bawaan

• Bila bayi tidak ada perbaikan setelah pemberian Natrium bikarbonat, periksa:– Apakah ventilasi telah dilakukan dgn tepat– Apakah kompresi telah dilakukan dengan tepat– Apakah obat telah diberikan dengan tepat– Penyebab mekanik respons kurang baik,

seperti: malformasi jalan napas, pnemotoraks, hernia diafragmatika atau penyakit jantung bawaan

PERTIMBANGAN KHUSUSPERTIMBANGAN KHUSUS

Program Resusitasi NeonatusProgram Resusitasi Neonatus

MempelajariMempelajari

– Situasi khusus yang dapat menjadi penyulit resusitasi & masalah

– Tatalaksana lanjutan bayi sudah diresusitasi– Masalah etik : memulai & menghentikan

resusitasi– Prinsip resusitasi pada neonatus yang

memerlukan resusitasi setelah periode segera setelah lahir atau yang lahir di luar kamar bersalin

– Situasi khusus yang dapat menjadi penyulit resusitasi & masalah

– Tatalaksana lanjutan bayi sudah diresusitasi– Masalah etik : memulai & menghentikan

resusitasi– Prinsip resusitasi pada neonatus yang

memerlukan resusitasi setelah periode segera setelah lahir atau yang lahir di luar kamar bersalin

TUJUANTUJUAN

•Mengetahui indikasi, indikasi kontra, dosis, cara dan kecepatan pemberian Nalokson

•Mengenal 4 penyebab sumbatan jalan napas bayi baru lahir

•Mengetahui penyulit pasca resusitasi pada organ / sistem dan tindakan mengatasinya

•Mengetahui indikasi, indikasi kontra, dosis, cara dan kecepatan pemberian Nalokson

•Mengenal 4 penyebab sumbatan jalan napas bayi baru lahir

•Mengetahui penyulit pasca resusitasi pada organ / sistem dan tindakan mengatasinya

TUJUANTUJUAN

•Mendiskusikan keadaan dimana usaha resusitasi dapat dihentikan

•Mengenal prinsip resusitasi yang digunakan pada resusitasi di luar kamar bersalin rumah sakit atau setelah periode awal neonatus

•Mendiskusikan keadaan dimana usaha resusitasi dapat dihentikan

•Mengenal prinsip resusitasi yang digunakan pada resusitasi di luar kamar bersalin rumah sakit atau setelah periode awal neonatus

KOMPLIKASI YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN BILA

BAYI TIDAK MEMBAIK SETELAH USAHA AWAL

RESUSITASI

KOMPLIKASI YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN BILA

BAYI TIDAK MEMBAIK SETELAH USAHA AWAL

RESUSITASI

•Bayi gagal bernafas spontan

•VTP gagal menimbulkan ventilasi yang adekuat

•Bayi tetap sianosis atau bradikardia meskipun ventilasi telah adekuat

•Bayi gagal bernafas spontan

•VTP gagal menimbulkan ventilasi yang adekuat

•Bayi tetap sianosis atau bradikardia meskipun ventilasi telah adekuat

Penyebab bayi gagal bernapas

spontan

Penyebab bayi gagal bernapas

spontan•Kerusakan otak (ensefalopati

iskemik–hipoksik) atau kelainan neuromuskuler kongenital

•Efek sedasi obat pada ibu yang melewati plasenta

•Kerusakan otak (ensefalopati iskemik–hipoksik) atau kelainan neuromuskuler kongenital

•Efek sedasi obat pada ibu yang melewati plasenta

Indikasi pemberian Nalokson

Indikasi pemberian Nalokson

•Depresi pernapasan berat dgn FJ & warna kulit normal setelah VTPDAN

•Riwayat pemberian narkotik pada ibu dalam 4 jam terakhir

•Depresi pernapasan berat dgn FJ & warna kulit normal setelah VTPDAN

•Riwayat pemberian narkotik pada ibu dalam 4 jam terakhir

N A L O K S O NN A L O K S O N

• Konsentrasi yang dianjurkan : 1.0 mg/mL

• Cara pemberian : Dianjurkan melalui pipa endotrakeal dan intravena. Intramuskuler dan subkutan bisa dilakukan, tetapi efek obat lambat.

• Dosis : 0.1 mg/kgBB

• INGAT: Jangan memberikan nalokson pada BBL dari ibu yang sedang menggunakan narkotika. Ini akan menyebabkan kejang pada bayi.

• Konsentrasi yang dianjurkan : 1.0 mg/mL

• Cara pemberian : Dianjurkan melalui pipa endotrakeal dan intravena. Intramuskuler dan subkutan bisa dilakukan, tetapi efek obat lambat.

• Dosis : 0.1 mg/kgBB

• INGAT: Jangan memberikan nalokson pada BBL dari ibu yang sedang menggunakan narkotika. Ini akan menyebabkan kejang pada bayi.

Penyebab kegagalan VTP untuk

menimbulkan ventilasi adekuat

Penyebab kegagalan VTP untuk

menimbulkan ventilasi adekuat

•Sumbatan mekanik jalan napas– Mekonium atau sekret di farings atau

trakea– Atresia choana– Malformasi jalan napas faringeal

(sindrom Robin)– Kondisi lain (laryngeal web)

•Sumbatan mekanik jalan napas– Mekonium atau sekret di farings atau

trakea– Atresia choana– Malformasi jalan napas faringeal

(sindrom Robin)– Kondisi lain (laryngeal web)

Penyebab kegagalan VTP untuk

menimbulkan ventilasi adekuat

Penyebab kegagalan VTP untuk

menimbulkan ventilasi adekuat

•Gangguan fungsi paru– Pnemotoraks– Efusi pleura kongenital– Hernia diafragmatika kongenital– Hipoplasia paru– Prematuritas berat– Pnemonia kongenital

•Gangguan fungsi paru– Pnemotoraks– Efusi pleura kongenital– Hernia diafragmatika kongenital– Hipoplasia paru– Prematuritas berat– Pnemonia kongenital

Sumbatan lendir atau mekoniumSumbatan lendir atau mekonium

• Intervensi– Hisap lebih dalam pada mulut & hidung

dgn kateter 10F atau 12F– Intubasi dan hisap lendir

• Intervensi– Hisap lebih dalam pada mulut & hidung

dgn kateter 10F atau 12F– Intubasi dan hisap lendir

Atresia choanaeAtresia choanae

• Tes dengan memasukkan kateter penghisap melalui kedua lubang hidung

• Masukkan oropharyngeal airway

• Bila perlu masukkan pipa ET melalui mulut

• Tes dengan memasukkan kateter penghisap melalui kedua lubang hidung

• Masukkan oropharyngeal airway

• Bila perlu masukkan pipa ET melalui mulut

Sindroma RobinSindroma Robin

• Intervensi– Letakkan bayi

dlm posisi tengkurap

– Masukkan pipa ET no 2.5 melalui hidung, tempatkan ujung pipa di farings posterior

• Intervensi– Letakkan bayi

dlm posisi tengkurap

– Masukkan pipa ET no 2.5 melalui hidung, tempatkan ujung pipa di farings posterior

Laryngeal webLaryngeal web

• Intubasi

•Bila intubasi tidak mungkin, lakukan trakeostomi

• Intubasi

•Bila intubasi tidak mungkin, lakukan trakeostomi

PnemotoraksPnemotoraks

• Intervensi– Transiluminasi:

sebagai pemeriksaan penyaring

– Diagnosis pasti: foto rontgent

– Bila sesak sekali, lakukan pungsi pleura

• Intervensi– Transiluminasi:

sebagai pemeriksaan penyaring

– Diagnosis pasti: foto rontgent

– Bila sesak sekali, lakukan pungsi pleura

Efusi pleura kongenital

Efusi pleura kongenital

• Intervensi– Diagnosis : foto

rontgent– Bila sesak, pungsi

untuk mengeluarkan cairan

• Intervensi– Diagnosis : foto

rontgent– Bila sesak, pungsi

untuk mengeluarkan cairan

Hernia diafragmatika

kongenital

Hernia diafragmatika

kongenital• Intervensi

– Segera lakukan intubasi bila dicurigai & masukkan pipa orogastrik

– Hindari ventilasi dgn balon & sungkup

• Intervensi– Segera lakukan

intubasi bila dicurigai & masukkan pipa orogastrik

– Hindari ventilasi dgn balon & sungkup

Bayi tetap bradikardi atau

sianosis

Bayi tetap bradikardi atau

sianosis• Ventilasi tidak adekuat

– Intervensi : pastikan dada mengembang, suara napas terdengar di kedua sisi dan diberikan oksigen 100%

•Kelainan jantung kongenital– Intervensi : pastikan diagnosis dengan

foto rontgent, EKG dan echokardiografi

• Ventilasi tidak adekuat– Intervensi : pastikan dada

mengembang, suara napas terdengar di kedua sisi dan diberikan oksigen 100%

•Kelainan jantung kongenital– Intervensi : pastikan diagnosis dengan

foto rontgent, EKG dan echokardiografi

TATALAKSANA PASCA RESUSITASI

TATALAKSANA PASCA RESUSITASI

PROGRAM RESUSITASI NEONATUSPROGRAM RESUSITASI NEONATUS

•Bayi harus diawasi dan dipantau

• Intervensi– Pantau frekuensi jantung– Pantau saturasi oksigen– Pantau tekanan darah– Periksa hematokrit dan gula darah– Periksa analisa gas darah

•Bayi harus diawasi dan dipantau

• Intervensi– Pantau frekuensi jantung– Pantau saturasi oksigen– Pantau tekanan darah– Periksa hematokrit dan gula darah– Periksa analisa gas darah

HIPERTENSI PULMONALHIPERTENSI PULMONAL

• Intervensi– Hindari hipoksia pasca resusitasi– Gunakan pulse oxymeter atau analisa

gas darah– Berikan oksigen

• Intervensi– Hindari hipoksia pasca resusitasi– Gunakan pulse oxymeter atau analisa

gas darah– Berikan oksigen

PNEMONIAPNEMONIA

•Pertimbangkan pnemonia bila bayi tetap menunjukkan distres pernapasan & memerlukan oksigen setelah resusitasi

•Pertimbangkan pemberian antibiotika parenteral

•Bila terjadi perburukan pertimbangkan kemungkinan pnemotoraks, dislokasi atau tersumbatnya pipa endotrakeal

•Pertimbangkan pnemonia bila bayi tetap menunjukkan distres pernapasan & memerlukan oksigen setelah resusitasi

•Pertimbangkan pemberian antibiotika parenteral

•Bila terjadi perburukan pertimbangkan kemungkinan pnemotoraks, dislokasi atau tersumbatnya pipa endotrakeal

HIPOTENSIHIPOTENSI

• Intervensi– Pantau FJ dan tekanan darah– Pertimbangkan pemberian “volume

expander” dan transfusi darah– Pertimbangkan pemberian dopamin

atau obat inotropik lain untuk memperbaiki curah jantung dan fungsi pembuluh darah

• Intervensi– Pantau FJ dan tekanan darah– Pertimbangkan pemberian “volume

expander” dan transfusi darah– Pertimbangkan pemberian dopamin

atau obat inotropik lain untuk memperbaiki curah jantung dan fungsi pembuluh darah

TATALAKSANA CAIRAN

TATALAKSANA CAIRAN

•Dapat terjadi gangguan fungsi ginjal temporer (nekrosis tubuler akut)

• Intervensi– Periksa air kemih untuk mengetahui adanya

hematuria dan proteinuria– Periksa produksi urin, berat badan, dan

elektrolit pada hari2 pertama– Pembatasan masukan cairan & elektrolit

sampai fungsi ginjal normal

•Dapat terjadi gangguan fungsi ginjal temporer (nekrosis tubuler akut)

• Intervensi– Periksa air kemih untuk mengetahui adanya

hematuria dan proteinuria– Periksa produksi urin, berat badan, dan

elektrolit pada hari2 pertama– Pembatasan masukan cairan & elektrolit

sampai fungsi ginjal normal

KEJANG / APNUKEJANG / APNU

•Kejang, apnu & hipoventilasi mungkin timbul pasca resusitasi akibat ensefalopati iskemik hipoksik atau gangguan elektrolit/ metabolisme, misalnya hipoglikemi, hipokalsemi

•Periksa kadar gula darah, elektrolit. Mungkin perlu pemberian antikonvulsan fenobarbital.

•Kejang, apnu & hipoventilasi mungkin timbul pasca resusitasi akibat ensefalopati iskemik hipoksik atau gangguan elektrolit/ metabolisme, misalnya hipoglikemi, hipokalsemi

•Periksa kadar gula darah, elektrolit. Mungkin perlu pemberian antikonvulsan fenobarbital.

HIPOGLIKEMIAHIPOGLIKEMIA

• Intervensi– Periksa kadar gula darah segera setelah

resusitasi dan berikutnya– Berikan glukosa intravena untuk

mengobati/ mencegah hipoglikemia

• Intervensi– Periksa kadar gula darah segera setelah

resusitasi dan berikutnya– Berikan glukosa intravena untuk

mengobati/ mencegah hipoglikemia

MASALAH PEMBERIAN MINUM

MASALAH PEMBERIAN MINUM

• Intervensi– Berikan cairan dan nutrisi intravena– Perhatikan pulihnya fungsi sistim

pencernaan dari refleks menghisap dan menelan

• Intervensi– Berikan cairan dan nutrisi intravena– Perhatikan pulihnya fungsi sistim

pencernaan dari refleks menghisap dan menelan

TATALAKSANA SUHU

TATALAKSANA SUHU

• Intervensi– Pertahankan suhu dalam batas normal– Jangan memanaskan bayi secara

berlebihan setelah resusitasi karena hipertermia berbahaya untuk bayi baru lahir

• Intervensi– Pertahankan suhu dalam batas normal– Jangan memanaskan bayi secara

berlebihan setelah resusitasi karena hipertermia berbahaya untuk bayi baru lahir

BAYI KURANG BULAN

BAYI KURANG BULAN

•Masalah– Pengendalian suhu– Ketidakmatangan paru– Perdarahan intrakranial– Hipoglikemia– Enterokolitis nekrotikans– Cedera oksigen

•Masalah– Pengendalian suhu– Ketidakmatangan paru– Perdarahan intrakranial– Hipoglikemia– Enterokolitis nekrotikans– Cedera oksigen

KETIDAKMATANGAN PARU

KETIDAKMATANGAN PARU

• Intervensi– Pantau adanya sindrom gawat napas– Pertimbangkan intubasi untuk bantuan

ventilasi dan pemberian surfaktan

• Intervensi– Pantau adanya sindrom gawat napas– Pertimbangkan intubasi untuk bantuan

ventilasi dan pemberian surfaktan

PERDARAHAN INTRAKRANIALPERDARAHAN INTRAKRANIAL

• Intervensi– Hindari keadaan hipoksia pasca

resusitasi– Hindari perubahan mendadak volume

vaskuler– Hindari perlakuan kasar

• Intervensi– Hindari keadaan hipoksia pasca

resusitasi– Hindari perubahan mendadak volume

vaskuler– Hindari perlakuan kasar

ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS

ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS

• Intervensi– Bayi kurang bulan dgn masalah berisiko

untuk gangguan sistem saluran cerna – Beri minum perlahan-lahan

• Intervensi– Bayi kurang bulan dgn masalah berisiko

untuk gangguan sistem saluran cerna – Beri minum perlahan-lahan

PERTIMBANGAN ETIKPERTIMBANGAN ETIK

PROGRAM RESUSITASI NEONATUSPROGRAM RESUSITASI NEONATUS

PEDOMAN RESUSITASIPEDOMAN

RESUSITASI•Bayi baru lahir mendapat perlakuan etik

yang sama dgn anak atau orang dewasa•Penghentian resusitasi setelah resusitasi

dapat dipertimbangkan secara etik•Keputusan untuk melakukan atau

menghentikan resusitasi harus didasarkan pada informasi obyektif

•Bila diantisipasi kemungkinan resusitasi, diskusikan dengan keluarga

•Bayi baru lahir mendapat perlakuan etik yang sama dgn anak atau orang dewasa

•Penghentian resusitasi setelah resusitasi dapat dipertimbangkan secara etik

•Keputusan untuk melakukan atau menghentikan resusitasi harus didasarkan pada informasi obyektif

•Bila diantisipasi kemungkinan resusitasi, diskusikan dengan keluarga

TIDAK MELAKUKAN RESUSITASI

dapat diterima pada keadaan:

TIDAK MELAKUKAN RESUSITASI

dapat diterima pada keadaan:

•Masa gestasi < 23 mg atau Berat Badan Lahir < 400 gram

•Anensefali

•Terbukti trisomi 13 atau 18

•Masa gestasi < 23 mg atau Berat Badan Lahir < 400 gram

•Anensefali

•Terbukti trisomi 13 atau 18

PENGHENTIAN RESUSITASI

PENGHENTIAN RESUSITASI

•Dapat dilaksanakan setelah 15 menit denyut jantung tidak ada dengan resusitasi maksimal.

•Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

•Dapat dilaksanakan setelah 15 menit denyut jantung tidak ada dengan resusitasi maksimal.

•Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

TEKNIK RESUSITASI BAYI LAHIR DI LUAR RS ATAU DI

LUAR MASA NEONATAL DINI

TEKNIK RESUSITASI BAYI LAHIR DI LUAR RS ATAU DI

LUAR MASA NEONATAL DINI

•Prinsip dan langkah resusitasi tetap sama

•Prioritas utama resusitasi bayi dalam masa neonatus tanpa memandang tempat ialah memberikan VENTILASI yang adekuat

•Prinsip dan langkah resusitasi tetap sama

•Prioritas utama resusitasi bayi dalam masa neonatus tanpa memandang tempat ialah memberikan VENTILASI yang adekuat

TERIMA KASIHATAS PERHATIAN ANDA

TERIMA KASIHATAS PERHATIAN ANDA

EpinefrinEpinefrin

Indikasi : • Denyut jantug bayi <60x/m setelah paling

tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada respons.

• Asistolik.Dosis: 0.1-0.3 ml/kg BB dalam larutan

1:10,000 (0.01-0.03 mg/kgBB) secara IV atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.

Indikasi : • Denyut jantug bayi <60x/m setelah paling

tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada respons.

• Asistolik.Dosis: 0.1-0.3 ml/kg BB dalam larutan

1:10,000 (0.01-0.03 mg/kgBB) secara IV atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.

Cairan pengganti volume darah

Cairan pengganti volume darah

Indikasi: • BBL yg dilakukan resusitasi

mengalami hipovolemia & tdk ada respon dgn resusitasi.

• Hipovolemia kemungkinan akibat perdarahan atau syok. Klinis pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah dan pd resusitasi tdk memberikan respon yg adekuat.

Indikasi: • BBL yg dilakukan resusitasi

mengalami hipovolemia & tdk ada respon dgn resusitasi.

• Hipovolemia kemungkinan akibat perdarahan atau syok. Klinis pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah dan pd resusitasi tdk memberikan respon yg adekuat.

Jenis cairan:• Larutan kristaloid yg isotonis (NaCl 0.9%,

RL)• Transfusi darah gol.O negatif jika diduga

kehilangan darah byk & bila fasilitas tersedia

Dosis: Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang spi menunjukkan respon klinis.

Jenis cairan:• Larutan kristaloid yg isotonis (NaCl 0.9%,

RL)• Transfusi darah gol.O negatif jika diduga

kehilangan darah byk & bila fasilitas tersedia

Dosis: Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang spi menunjukkan respon klinis.

BikarbonatBikarbonat

Indikasi:

• Asidosis metabolik secara klinis (nafas cepat dan dalam, sianosis)

Prasyarat: Telah dilakukan ventilasi tekanan positif secara efektif pada bayi

Dosis: 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/KgBB (4.2%) atau 1 ml /kgbb (7.4%)

Indikasi:

• Asidosis metabolik secara klinis (nafas cepat dan dalam, sianosis)

Prasyarat: Telah dilakukan ventilasi tekanan positif secara efektif pada bayi

Dosis: 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/KgBB (4.2%) atau 1 ml /kgbb (7.4%)

Cara: Diencerkan dgn aquabides atau dekstrose 5% sama banyak diberikan secara i.v dgn kecepatan minimal 2 menit.

Efek samping: Pada keadaan hiperosmolaritas & kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium & otak

Cara: Diencerkan dgn aquabides atau dekstrose 5% sama banyak diberikan secara i.v dgn kecepatan minimal 2 menit.

Efek samping: Pada keadaan hiperosmolaritas & kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium & otak

TINDAKAN PASCA RESUSITASITINDAKAN PASCA RESUSITASI

•Pemantauan pasca resusitasi– Bukan dirawat secara Rawat Gabung– Pantau tanda vital: napas, jantung,

kesadaran dan urine – Jaga bayi agar senantiasa hangat– Bila tersedia fasilitas, periksa kadar gula

darah– Perhatian khusus diberikan pada waktu

malam hari

•Pemantauan pasca resusitasi– Bukan dirawat secara Rawat Gabung– Pantau tanda vital: napas, jantung,

kesadaran dan urine – Jaga bayi agar senantiasa hangat– Bila tersedia fasilitas, periksa kadar gula

darah– Perhatian khusus diberikan pada waktu

malam hari

•Dekontaminasi, cuci & sterilisasi/ Desinfeksi Tingkat Tinggi alat

•Melengkapi catatan medik

•Konseling dgn keluarga

•Dekontaminasi, cuci & sterilisasi/ Desinfeksi Tingkat Tinggi alat

•Melengkapi catatan medik

•Konseling dgn keluarga

Kapan merujuk ?Kapan merujuk ?

•Rujukan paling ideal adalah rujukan antepartum utk ibu risiko tinggi.

•Bila tidak ada fasilitas, rujuk bila bayi tdk memberikan respons thd tindakan resusitasi slm 2-3 mnt

•Bila ada fasilitas, lakukan pemasangan ET & pemberian obat sebelum merujuk

•Rujukan paling ideal adalah rujukan antepartum utk ibu risiko tinggi.

•Bila tidak ada fasilitas, rujuk bila bayi tdk memberikan respons thd tindakan resusitasi slm 2-3 mnt

•Bila ada fasilitas, lakukan pemasangan ET & pemberian obat sebelum merujuk

•Bila bayi tdk dpt dirujuk, lakukan tindakan paling optimal di PKM & berikan dukungan emosional pada ibu & keluarga

•Bila s/d 10 mnt bayi tdk dpt dirujuk, jelaskan kepada org tua ttg prognosis

•Bila bayi tdk dpt dirujuk, lakukan tindakan paling optimal di PKM & berikan dukungan emosional pada ibu & keluarga

•Bila s/d 10 mnt bayi tdk dpt dirujuk, jelaskan kepada org tua ttg prognosis

Kapan menghentikan

resusitasi?

Kapan menghentikan

resusitasi?

•Bayi tidak bernapas spontan & tdk terdengar denyut jantung setelah dilakukan resusitasi secara efektif selama 15 menit

•Bayi tidak bernapas spontan & tdk terdengar denyut jantung setelah dilakukan resusitasi secara efektif selama 15 menit

Pemantauan pasca resusitasi

Pemantauan pasca resusitasi

•Lakukan kunjungan neonatal minimal sebelum bayi berumur 7 hari

•Apakah pernah timbul kejang selama di rumah

•Apakah pernah timbul gangguan napas: sesak napas, timbul retraksi

•Lakukan kunjungan neonatal minimal sebelum bayi berumur 7 hari

•Apakah pernah timbul kejang selama di rumah

•Apakah pernah timbul gangguan napas: sesak napas, timbul retraksi

•Apakah bayi minum ASI dgn baik (dpt menghisap & menetek dgn baik)

•Apakah dijumpai tanda atau gejala ggn pertumbuhan dan perkembangan pada kunjungan berikutnya

•Apakah bayi minum ASI dgn baik (dpt menghisap & menetek dgn baik)

•Apakah dijumpai tanda atau gejala ggn pertumbuhan dan perkembangan pada kunjungan berikutnya

top related