13...segienam menggunakan konstruksi kolom-balok dengan modul 6 meter. sedangkan bangunan segitiga...
Post on 03-Nov-2020
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
3. PERANCANGAN BANGUNAN
3.1. Fasilitas Bangunan
Fasilitas bangunan dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu :
3.1.1. Zona Entrance
- Main entrance = 63 m2
- Ruang serbaguna = 449,7 m2
3.1.2. Zona Pendidikan
- Area pendidikan kelompok bermain atauplaygroup= 796 m2
- Area pendidikan Taman kanak-kanak = 821 m2
- Area pendidikan dan pengembangan mental = 2247,5 m2
Fasiltias penunjang = 1097 m2
- Kantor administrasi dan yayasan. = 1038,4 m2
3.1.3. Zona Pertokoan
- Toko, Minimarket, Kafetaria, Bank, Salon anak = 747,5 m2
Total keseluruhan = 8146,27 m2
Sirkulasi 30% = 2443.88 m2 +
Jumlah = 10590,15 m
13
14
3.2. Pola Penataan Massa
Proyek ini terdiri atas tiga massa bangunan sesuai dengan konsep filosofi
bangunan, yaitu : maturation atau kematangan, dimana anak-anak yang masih
belum terbentuk, dididik dan dikembangkan melalui suatu proses sehingga
memiliki mental yang matang. Dari konsep tersebut ada tiga bagian untuk
mencapai kematangan, yaitu:
• Bagian I : merupakan bagian pertama dimana pada awalnya anak-anak masih
polos, belum terbentuk sama sekali. Bagian ini dilambangkan dengan massa
tak beraturan yang menggambarkan keberadaan anak yang belum terbentuk.
Massa ini digunakan sebagai bangunan penerima yang berisi lobby dan hall
untuk melambangkan bagian pertama.
• Bagian n : mengarah pada proses menuju kematangan yang dilambangkan
dengan bentuk segienam hasil transformasi dari bentuk lingkaran, dimana
bentuk lingkaran menunjukkan suatugerak berputar dan berulang sama seperti
proses yang yang selalu terjadi berulangkali. Karena bentuk segienam
melambangkan proses maka bangunan ini berisi ruang-ruang kelas, dimana di
dalam ruang-ruang kelaslah proses pematangan terjadi.
• Bagian IE : menunjukkan anak yang matang yang diwujudkan dengan
bangunan segitiga sama sisi karena segitiga sama sisi memiliki sifat yang
stabil secara bentuk dan struktur, dimana seseorang yang sudah matang sudah
pasti stabil.
Ketiga massa tersebut kemudian digabung secara interlocking relationship
untuk menunjukkan satu kesatuan proses yang saling terkait dan tidak dapat
berjalan sendiri.
15
+
B>A<3IAM I rlASU l(0TEWJDCfeii06
REWiTiotOWIP bAQliMO H. &A6IA>0 111
Gambar3.1. Konsep Massa
Secara dua dimensi dari denah, ketiga massa tersebut disusun secara bertumpuk
(overlapping) dimana bangunan tak beraturan ditumpuk oleh segienam dan
segienam ditumpuk oleh segitiga sehingga segitiga tampil utuh untuk
menunjukkan kalau SQgitiga sebagai hasil akhirdari suatu tahapan.
Gambar3.2. Konsep Denah
16
3.3. Bentuk dan Penampilan Bangunan
Bentuk dan penampilan bangunan juga mengacu pada konsep filosofi,
dimana pada bentuk tak beraturan, jendelanya dibuat tak beraturan dan ditambah
kombinasi cladding aluminium. Sedangkan pada bangunan segienam dibuat
teratur untuk melambangkan suatu proses yang berlangsung secara teratur. Begitu
pula pada bangunan segitiga yang juga teratur untuk melambangkan kematangan.
Proyek ini merupakan pusat pendidikan yang ditujukan untuk anak-anak
sehingga dalam pemilihan warna digunakan warna ceria dengan kombinasi biru-
kuning dan merah-kuning. Warna dinding untuk ketiga massa tersebut
menggunakan warna yang sama, yaitu warna kuning untuk menyatukan ketiga
massa itu. Sedangkan untuk atap, warna yang digunakan berbeda agar tidak
monoton.
3.4. Penataan Ruang dalam Bangunan
Ruang-ruang dalam bangunan diatur berdasarkan pengelompokkan fungsi.
Tiap-tiap massa bangunan memiliki ruang-ruang yang berbeda satu sama lain.
Untuk bangunan tak beraturan yang berfungsi sebagai entrance, terdapat hall,
resepsionis, ruang tamu, kantor administrasi dan ruang serbaguna di lantai dua.
Pada bangunan se_gienam, untuk fasilitas Kelompok Bermain dan Taman
Kanak-kanak diletakkan di lantai satu agar tidak mempersulit anak-anak sehingga
harus naik tangga. Selain itu juga ruang audio visual, ruang gymnasium dan ruang
pendidik. Lantai dua dan tiga dikhususkan untuk kelas pengembangan bagi anak-
anak usia 6-12 tahun dengan pertimbangan lebih dewasa sehingga tidak repot
kalau harus naik tangga, selain itu juga terdapat perpustakaan dan ruang audio
17
visual. Di lantai tersebut, dibuat blok-blok untuk tiap fungsi ruang, seperti blok
musik sendiri, blok bahasa sendiri. Sedangkan untuk lantai empat dikhususkan
buat kantor yayasan dan sebagian kantor administrasi.
Pada bangunan segitiga, ruang-ruang yang berfungsi untuk toko-toko,
minimarket, salon dan bank menggunakan selasar sebagai sirkulasi. Ruang-ruang
tersebut ditata mengelilingi void di tengah dan terbagi dalam 2 tingkat dengan
sistem split level.
3.5. Sistem Struktur
Sistem struktur untuk proyek ini berbeda untuk tiap massa bangunan.
Bangunan tak beraturan menggunakan konstuksi kolom-balok dengan modul tak
beraturan dan konstruksi semi gantung dengan console dan kabel. Bangunan
segienam menggunakan konstruksi kolom-balok dengan modul 6 meter.
Sedangkan bangunan segitiga menggunakan konstruksi space frame 2 layer,
sebagian memakai space frame 1 layer dan kolom-balok untuk pemikul lantai.
3.6. Pemilihan Bahan Bangunan
3.6.1. Dinding
Bangunan tak beraturan menggunakan dinding bata dengan finishing cat
dan sedikit wall aluminium cladding dari bahan Alucobond yang cukup ringan.
Bangunan segienam menggunakan dinding bata dan kombinasi glass block
dimana finishingnya menggunakan cat. Sedangkan bangunan segitiga
mengunakan bahan British Reinforced Concrete (BRC) untuk dindingnya, dan
untuk skylightnya menggunakan bahan polikarbonat.
18
3.6.2. Atap
Atap untuk bangunan tak beraturan menggunakan plat beton sedangkan
bangunan segienam menggunakan atap dari bahan tegola dan untuk bangunan
segitiga menggunakan atap dari bahan metal.
3.7. Pelengkapan Pelayanan dan Utilitas Bangunan
3.7.1. Sistem Distribusi Air Bersih
Air bersih dialirkan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), melalui
satu buah meter air. Pembagian distribusi ini adalah sebagai berikut:
PDAM
1 METER AIR.
1 I
TANDON BAWAH A
i POMPAA
i
^ TANDON BAWAH B
1 POMPAB
1 BANGUNAN SEGIENAM BANGUNAN SEGITIGA
Perhitungan kapasitas tandon pada bangunan :
23 Pengurus x 100 liter = 2300 liter
100 anakx 40 liter = 4000 liter
25 guru x 100 liter = 2500 liter
10 karyawan x 100 liter = 1000 liter +
Total = 9800 liter
= 9,8 m3 + 50 %
19
= 14,7 m3 => dibaai menjadi 2 tandon
=> tiap tandon berisi 7,35 m3
KETERANGAN :
Air bersih Air kotor Kotoran Air hujan Tandon air
® Pompa 1 Meteran CD Septic tank O Sumur resapan SK:Saluran kota
Gambar33. Aksonometri .Sistem Utilitas
3.7.2. Sistem Pembuanean
Sistem pembuanean ini meliputi air kotor, kotoran dan air hujan.
20
-3.7,2.1. Air kotor-dankotoran
Air kotor yang berasal dari toilet dan wastafel dibuang ke sumur resapan
dan kotoran yang berasal dari toilet dibuang ke tangki septik {septic tank). Air
kotor dan kotoran dari bangunan segienam dibuang ke septic tank dan sumur
resapan A. Sedangkan air kotor dan kotoran dari bangunan segitiga dibuang ke
septic tank dan sumur resapan B
3.7.2.2. Airhujan
Skemapembuangan air hujan:
Air hujan talang vertikal => bak kontrol => saluran kota
tanah meresap ke dalam tanah
dialirkan ke saluran kota
Pada sekeliling bangunan dibuat saluran air hujan dengan jarak antar bak
kontrol maksimal 3 meter. Semua saluran bermuara pada r/o/ (saluran kota).
3.7.3. Sistem Penghawaan
Penghawaan pada proyek ini menggunakan dua sistem, yaitu sistem
penghawaan aktif dan sistem penghawaan pasif. Pada penghawaan aktif, yang
digunakan adalah AC (Air Conditioning) dengan sistem split. Ruang-ruang yang
menggunakan AC antara lain ruang kelas TK, kelompok bermain, program
pengembangan, ruang guru, ruang audio visual, perpustakaan, ruang serbaguna
dan kantor yayasan.
Sedangkan ruang-ruang yang memanfaatkan penghawaan pasif adalah
ruang karyawan, toilet, dapur, gudang.
21
3.7.4. Sistem Pencegahan dan Pemadam Kebakaran
U.paya .pencegahan kebakaran diperlukan dalam bangunan karena yang
memerlukan.perlindungan adalahjiwamanusia, isi dalam bangunan, bangunan itu
sendiri serta bangunan lain yang letaknya berdekatan. Pencegahan terhadap
kebakaran untuk .perancangan proyek dengan pengendalian pasif dan aktif.
3.7.4.1. Pengendalian Pasif
a. Perancangan lingkungan
- Site plan
Pencapaian atau akses yang cukup untuk mobil pemadam kebakaran
(PMK) di dalam tapak (lebar jalan 4 meter) yang dapat mengelilingi
keseluruhan bangunan.
Gambar3.4. Pencegahan Kebakaran
22
- Kelengkapan lingkungan
Hidran halaman sebanyak 2 buah yang sumbernya dari air tanah dengan
jarak 90 meter.
b. Perancangan bangunan
- Pengontro Ian p engend alian asap
Jika terjadi kebakaran, pada jalur evakuasi dibuat bebas asap yaitu dengan
bukaan-bukaan seperti jendela dan selasar sehingga asap dapat keluar serta
juga memakai penghisap asap yang bekerja secara otomatis bila terjadi
kebakaran
- Struktur dan bahan bangunan
Bahan struktur utama dan komponen struktur dipilih yang memenuhi
persyaratan ketahanan terhadap api yaitu beton.
- Sarana evakuasi meliputi:
1. Selasar
2. Pintu kebakaran
3. Tangga kebakaran
3.7.4.2. Pengendalian Aktif
- Pemadaman
Bangunan ini diperlengkapi dengan Pemadam Api Ringan (PAR) dengan
jarak maksimum 20 meter karena bangunan tidak melebihi 4 lantai.
23
3.7.5. Sistem Penerangan
Sistem penerangan bangunan yang digunakan adalah :
1. Penerangan alami
Digunakan pada setiap ruangan yang memungkinkan penggunaan penerangan
alami pada waktu pagi sampai sore hari.
2. Penerangan buatan.
Digunakan pada seluruh ruang terutama pada waktu malam hari, tetapi ada
juga ruangan yang menggunakan penerangan buatan sepanjang hari misalnya:
ruang audio visual
3.7.6. Sistem Sinyal
Dalam bangunan ini digunakan 1 sistem komunikasi yaitu :
• Telepon
Digunakan untuk komunikasi keluar bangunan. Pada proyek ini dipakai
sistem Private Automatic Branch Exchange (PABX) yang memerlukan
operator.
top related