2-persiapan pemberian vaksinasi baru

Post on 30-Oct-2014

155 Views

Category:

Documents

22 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PERSIAPAN PEMBERIAN VAKSINASI

3 aspek yang perlu diperhatikan pada persiapan pemberian vaksinasi

Vaksinator

Vaksin

Resipien

1). Vaksinator

Mengetahui Manfaat : Meningkatkan kekebalan

Mengetahui tujuan :Dengan peningkatan kekebalan Menekan angka kesakitan Menekan angka morbiditas Eradikasi

Tujuh Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Dasar Lengkap

1. Poliomyelitis (kelumpuhan)2. Campak3. Difteri4. Pertusis (batuk rejan, batuk seratus

hari)5. Tetanus6. Tuberkulosis (TBC)7. Hepatitis B

Imunisasi Dasar Lengkap

Program pemerintah dalam bidang imunisasi berusaha untuk mencapai suatu komitmen internasional Universal Child Imunization, yaitu terciptanya cakupan imunisasi lengkap untuk bayi minimal 80% di seluruh wilayah

Imunisasi yang dijadikan patokan adalah imunisasi BCG, DPT I, Hepatitis B-l, Hepatitis B-3, dań polio 4

Imunisasi Dasar Lengkap

Program imunisasi dasar lengkap (IDL) BCG 1 dosis DPT 3 dosis Polio 4 dosis Hepatitis B 3 dosis Campak 1 dosis

Pemberian imunisasi dasar lengkap harus dapat dicapai sebelum balita berusia 12 bulan

Mengetahui Jenis

Bakteri Vaksin Viral Vaksin

Live attenuated (bakteri

atau virus yang

dilemahkan)

BCG

MMR,

Varisela,

Yellow fever,

OPV

Inaktivated (bakteri,

virus atau

komponennya yang

dibuat tidak aktif)

DPT, Hib,

kolera,

Meningo,

pneumo,

Hep A, Hep

B, IPV,

rabies,

influenza

WHOLE CELL :BCGPertusisCholeraLive typhoid

WHOLE VIRUS :MeaslesMumpsRubellaVaricellaPoliomyelitis IPVOPVYellow feverRabiesHepatitis A

TOXOID :TetanusDiphteriaPertusis Toxin

SPLIT VIRUS :Influenza

SURFACE Ag :Acellular pertusis

RECOMBINANT SURFACE Ag :Hepatitis B

POLYSACCHARIDE :MeningoPneumoTyphim Vi

CONJUGATE POLYSACCHARIDE :Hib

BCG (Bacille Calmette-Guerin) dibuat dari Myobacterium bovis diberikan pada umur 0 – 12 bulan Dosis untuk bayi dan anak < 1 tahun adalah 0,05

mL dan pada anak 0,1 ml cara pemberian intrakutan(bin) di daerah insersio

M.deltiodeus kanan MARKER BCG tidak diberikan pada pasien imunokompromais BCG ulangan tidak dianjurkan Terlambat tuberkulin test

(+) : tidak perlu diberikan BCG (-) : perlu diberikan BCG

Hepatitis B

diberikan sedini mungkin setelah lahir Dosis kedua diberikan umur 1 – 2 bulan dan dosis

ketiga 6 bulan Pemberian imunisasi hepatitis B harus

berdasarkan status HBsAg ibu pada saat melahirkan

Ulangan imunisasi hepatitis B (hep B-4) dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun

Efek samping berupa nyeri, bengkak, panas mual nyeri sendi dan otot

Hepatitis B

Hipo dan nonrespon dapat disebabkan oleh: usia tua, pemberian vaksinasi di daerah bokong/pantat, pada anak gemuk, pasien hemodialisis/transplantasi, pasien yang mendapat obat-obatan imunosupresif, pasien leukemia dan keganasan lain, pasien diabetes mellitus insulin dependent, infeksi HIV peminum alkohol

Pada keadaan-keadaan di atas, imunisasi perlu diulangi dengan meningkatkan dosis dua kali, setelah melakukan koreksi seperlunya terhadap penyakit dasar

DPT

Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali DPT 1 diberikan pada umur 2-6 bulan DPT 2 pada umur 3-5 bulan DPT 3 pada umur 4-6 bulan DPT 4 pada umur 18-24 bulan DPT 5 pada saat masuk sekolah dasar DPT 6 diberikan pada umur 12 tahun

Dosis DPT/DT 0,5 mL, intramuscular, baik untuk imunisasi dasar dan ulangan

DPT

kontra indikasi: sakit sedang sampai berat dengan atau tanpa demam, imunodefisiensi dan imunosupresif

DPT – DTaP - DTwP

POLIO

Vaksin Virus Polio Oral (Oral Polio Vaccine=OPV) Tiap dosis (2 tetes = 0,1 ml) mengandung virus

tipe 1, tipe2, dan tipe 3dan eritromisin tidak lebih dari 2 mcg, serta kanamisin tidak lebih 10 mcg

Vaksin Polio Inactivated (inactivated poliomyielitis vaccine- IPV) berisi tipe 1,2,3 dan dibuat tidak aktif dengan

formadehid dosis 0,5 ml dengan suntikan subkutan(post sc)

dalam tiga kali berturut-turut dengan jarak 2 bulan

POLIO

Kontra indikasi penyakit akut atau demam (temp.

>38,5°C), imunisasi harus ditunda muntah atau diare, imunisasi ditunda sedang dalam pengobatan kortikosteroid

atau imunosupresif oral maupun suntikan, juga pengobatan radiasi umum

keganasan dan penderita HIV

EFEK SAMPING VAKSIN POLIO VAPP cVDPP

OPV VS IPV

CAMPAK

Ada dua jenis vaksin campak yaitu, vaksin yang berasal dari virus campak

yang hidup dan dilemahkan vaksin yang berasal dari virus campak

yang dimatikan diberikan pada umur 9 bulan, dosis

0,5 mL, sub-kutan ulangan dianjurkan pada saat masuk

sekolah dasar (5-6 tahun)

CAMPAK

Reaksi KIPI imunisasi campak yang banyak dijumpai terjadi pada imunisasi ulang dengan vaksin campak dari virus yang dimatikan

Kejadian KIPI imunisasi campak menurun dengan digunakannya vaksin campak yang dilemahkan

Gejala KIPI berupa demam > 39,5°C pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi selama 2 hari

CAMPAK

Kontra indikasi sedang menderita demam tinggi sedang memperoleh pengobatan

imunosupresi Hamil memiliki riwayat alergi sedang memperoleh pengobatan

imunoglobulin atau bahan-bahan berasal dari darah

MMR

diberikan pada umur 15-18 bulan, dosis satu kali 0,5 ml, subkutan

diberikan minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyutnikan imunisasi lain

bila telah mendapat imunisasi MMR pada umur 12-18 bulan, imunisasi campak 2 pada umur 5-6 tahun tidak perlu diberikan

Ulangan diberikan pada umur 10-12 tahun atau 12-18 tahun

MMR

setelah vaksinasi MMR dapat terjadi malaise, demam yang sering terjadi 1 minggu

setelah MMR imunisasi dan berlangsung 2-3 hari. Kejang demam pada 0,1% anak setelah 6-11 hari

imunisasi Kontra indikasi

keganasan, alergi berat, demam akut mendapat vaksin hidup yang lain dalam waktu 4

minggu kehamilan harus ditunda selama 2 bulan tidak boleh diberikan dalam waktu 3 bulan setelah

pemberian imunoglobulin atau transfusi darah defisiensi imun

MMR

Vaksin MMR harus diberikan sekalipun ada riwayat infeksi campak, gondongan dan rubela atau imunisasi campak

Bila imunisasi dasar tidak lengkap sampai waktu pemberian MMR, maka dapat diberikan secara bersamaan dengan menggunakan alat suntik dan tempat yang berbeda

Hib (H.influenzae tipe b)

Imunisasi dasar untuk Act Hib diberikan pada umur 2,4, dan 6 bulan

sedangkan Pedvax Hib diberikan pada umru 2 dan 4 bulan, dosis ketiga (6 bulan) tidak diperlukan

Ulangan vaksin Hib diberikan pada umur 18 bulan

Apabila anak datang pada umur 1-5 tahun, vaksin Hib hanya diberikan 1 kali

Satu dosis vaksin Hib berisi 0,5 ml, diberikan secara intramuskular

Demam tifoid

Di Indonesia terdapat 2 jenis sediaan vaksin, yaitu vaksin polisakarida suntikan dan oral

Polisakarida suntikan adalah vaksin capsular Vi polysaccharide diberikan pada anak umur >2 tahun, ulangan dilakukan setiap 3 tahun

Tifoid oral diberikan pada umur >6 tahun, 3 dosis dengan interval selang sehari, ulangan dilakukan setiap 3-5 tahun

Hepatitis A

dilakukan dengan memberikan imunoglobulin sebagai pencegahan segera setelah kontak atau pencegahan sebelum kontak

Dosis 0,02 ml/kgBB, intramuskular, diberikan dalam kurun waktu tidak lebih dari satu minggu setelah kontak, atau 0,08 ml/kgBB, pada orang yang akan berkunjung ke daerah endemis lebih dari 4 bulan

Efek samping sangat jarang, dapat berupa reaksi lokal (nyeri atau kemerahan), ataupun sistemik (demam, lemas, nyeri otot/sendi dan gangguan pencernaan)

Influenza

Vaksin Influenza mengandung virus yang tidak aktif

cakupan imunisasi influenza mencapai 70-90 % untuk proteksi selama satu tahun, daya proteksi menurun pada tahun berikutnya

Untuk menjaga agar daya proteksi berlangsung terus menerus, maka perlu dilakukan vaksinasi secara kontinu

Influenza

Imunisasi influenza direkomendasikan pada, Lansia diatas 65 tahun dewasa dengan penyakit kronis seperti

jantung, paru, ginjal dan penyakit metabolik

Anak dengan kelainan jantung bawaan, Dewasa dan anak yang mendapat obat

imunosupresif Penghuni rumah perawatan (nursing

homes) dan fasilitas pelayanan penyakit kronis lain

Influenza

Vaksinasi influenza diberikan sebelum KLB terjadi

Vaksin diberikan satu kali, dosis tunggal, subkutan dalam atau intramuskular

Satu dosis vaksin secara teratur setiap tahun dapat diberikan pada usia 9 tahun keatas

Anak usia 6 bulan sampai 9 tahun bila mendapat vaksin pertama kali, harus diberikan 2 kali berturut-turut dengan selang waktu 1 bulan

Mengetahui Kontra indikasi & perhatian khusus

Berlaku umum untuk semua vaksin DtaP/DTP, OPV, IPV, MMR, Varisela, Hib, Hepatitis B

Indikasi Kontra Bukan Indikasi Kontra

Reaksi anafilaksis terhadap vaksin tertentu

Reaksi anafilaksis terhadap konstituen vaksin

Sakit sedang atau berat, dengan atau tanpa demam

Ensefalopati dalam 7 hari pasca DtaP/ DTP sebelumnya

Reaksi lokal ringan-sedang (sakit, kemerahan, bangkak) sesudah suntikan vaksinDemam ringan atau sedang pasca vaksinasi sebelumnyaSakit akut ringan dengan atau tanpa demam ringanSedang mendapat terapi antibiotikMasa konvalesen suatu penyakitPrematuritasTerpajan terhadap suatu penyakit menularRiwayat alergi penisilin atau alergi lain non spesifik atau alergi dalam keluargaKehamilan ibuPenghuni rumah lainnya tidak divaksinasiDemam <40,50C pasca DtaP/ DTP sebelumnya

Perhatian KhususDemam >40,50C, kolaps dan episode hipotonik-hiporesponsif dalam 48 jam pasca DtaP/ DTP sebelumnya yang tidak berhubungan dengan penyebab lain

Kejang dalam 3 hari pasca DtaP/ DTP sebelumnyaMenangis terus ≥3 jam dalam 48 jam pasca DtaP/ DTP sebelumnya

Sindrom Guillain-Barre dalam 6 minggu pasca vaksinasi

Riwayat kejang dalam keluarga

Riwayat KIPI dalam keluarga pasca DtaP/ DTP

OPV

Indikasi Kontra Bukan Indikasi

Kontra

Infeksi HIV atau kontak HIV

serumah

Imunodefisiensi

Imunodefisiensi penghuni

serumah

Menyusui

Sedang dalam

terapi antibiotik

Diare ringan

Perhatian Khusus

Kehamilan

Vaksin Polio In-Activated (IPV)

Indikasi Kontra

Reaksi anafilaktik terhadap neomisin,

streptomisin atau polimiksin-B

Perhatian Khusus

Kehamilan

Measles, Mumps dan Rubella (MMR)

Indikasi Kontra Bukan Indikasi Kontra

Reaksi anafilaktik terhadap

neomisin atau gelatin

Kehamilan

Imunodefisiensi

Tuberkulosis/ uji tuberkulin

positif

Uji tuberkulin bersamaan

dengan vaksinasi

Menyusui

Kehamilan ibu/ penghuni

serumah

Perhatian Khusus

Mendapat transfusi darah atau

produk darah atau Ig 3-11

bulan y.l

Trombositopenia

Riwayat purpura

trombositopenia

Imunodefisiensi dalam

keluarga/penghuni serumah

Infeksi HIV tanpa

imunosupresi berat

Alergi telur

Reaksi non-anafilaksis

terhadap neomisin

Haemophillus influenzae tipe b (Hib)

Indikasi Kontra Perhatian Khusus

Tidak ada Tidak ada

Hepatitis B

Indikasi Kontra Bukan Indikasi

Kontra

Reaksi anafilaksis

terhadap ragi

kehamilan

Varisela

Indikasi Kontra Bukan Indikasi Kontra

Reaksi anafilaktik terhadap

neomisin atau gelatin

Kehamilan

Infeksi HIV

Imunodefisiensi

Imunodefisiensi penghuni

serumah

Infeksi HIV penghuni

serumah

Kehamilan ibu/ penghuni

serumah

Perhatian Khusus

Mendapat imunoglobulin 5 bulan yang lalu

Riwayat imunodefisiensi dalam keluarga

Penyakit yang telah direkomendasikan oleh WHO untuk tetap diberikan vaksinasi

Alergi atau asma, kecuali jika diketahui ada alergi terhadap komponen khusus dari vaksin

Sakit ringan dengan infeksi pernafasan atau diare dengan suhu dibawah 38,50C

Riw. keluarga tentang peristiwa-peristiwa yang membahayakan setelah imunisasi

Pengobatan antibiotik Dugaan infeksi HIV (tidak

menunjukkan tanda-2 AIDS)

Sakit kronis Kondisi saraf stabil

seperti kelumpuhan otak atau sindrom down

Prematur/ BBLR Pembedahan baru/

direncanakan dengan segera

Gizi kurang Riw. sakit kuning pada

kelahiran

Mengetahui tentang KIPI Pragrammic errors Reaksi suntikan Induksi vaksin Koinsidensi Penyebab tidak diketahui

Mengetahui teknik pemberian vaksinasi9 Kontrol infeksi Pemilihan perlengkapan imunisasi

Mengetahui teknik dan posisi penyuntikan Bayi digendong pengasuh, anak dipeluk dipangkuan

menghadap pengasuh Otot yang akan disuntik dalam posisi lemas (relaks) Tungkai : sedikit rotasi ke dalam Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan Metode Z tract : sebelum jarum disuntikkan

regangkan kulit dan subkutis, kemudian lepaskan Jarum disuntikan dengan cepat

TUBERKULIN

Yang diukur diameter indurasinya, bukan rash kemerahannya

Teknik Pemberian Vaksin

Subcutaneouse.g. measles, mumps,

rubella, varicella

Intramuscular e.g. hepatitis A and B,

DTP

IntradermalBCGOral

e.g. polio

Paha dibagi 3 area untuk daerah yang

akan disuntik

Contoh posisi yang baik

Dalam posisi ini anak dapat tiba-tiba mengambil jarum dengan tangannya yang bebas

Posisi anak pada waktu vaksinasi

Penetesan vaksin Polio

2). Vaksin

Mengetahui persiapan pemberian vaksin6,9

Baca nama, tanggal kadaluarsa Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :

warna indikator VVM Kocok : penggumpalan, perubahan warna Alat suntik : sekali pakai Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak Pasang dropper botol polio dengan benar

Mengetahui penyimpanan dan distribusi

vaksin bakteri/ virus inaktif Vaksin yg sangat sensitif thd panas/sinar

dibuat berupa bubuk ( freeze-dried powders)

Vaksin (yang bukan cairan) dapat disimpan di freezer atau pd +2°C sampai +8°C

Setelah dicampur segara disuntikkan; buang setelah 6 jam atau setelah selesai

Vaksin OPV simpan beku

Mengetahui masa simpan vaksin

Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin

BCG +2 s/d +8°C-15°s/d -25°C

1 tahun1 tahun

DPT +2° s/d +8°C 2 tahun

Hepatitis B +2° s/d +8°C 26 bulan

TT +2° s/d +8°C 2 tahun

DT +2° s/d +8°C 2 tahun

OPV +2° s/d +8°C-15° s/d -25°C

6 bulan 2 tahun

Campak +2° s/d +8°C -15° s/d -25°C

2 tahun2 tahun

BCG

Uji Kocok (shake test)

Untuk menguji apakah

vaksin sudah pernah beku atau belum

Mengetahui penyediaan vaksin & alat-alat

Vaksin & pelarut khusus Termos, ice-packed, es batu Peralatan vaksinasi Alat penanganan kedaruratan

Adrenalin kortikosteroid oksigen selang dan cairan infus

Pencatatan

3). Resipien

Persiapan pemberian : Anamnesis :

Umur Jarak dengan vaksinasi sebelumnya Riwayat KIPI Indikasi kontra & perhatian khusus Informed consent

Pemeriksaan fisik Informed consent :

Manfaat & risiko vaksinasi disampaikan dengan empati

Nonjudgmental approach) istilah awam & sederhana

Definisi KIPI

Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam kurun satu bulan setelah imunisasi

Diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi

Klasifikasi KIPI• Klasifikasi Lapangan

(Field Classification, WHO 1999)

• Klasifikasi Kausalitas(Evidence Bearing on Causality, IOM 1991&1994)

Klasifikasi lapangan dipakai pd pencatatan &

pelaporan KIPI

Klasifikasi Lapangan, WHO 1999

1. Reaksi Vaksin2. Kesalahan Program / Teknik

Pelaksanaan Imunisasi3. Reaksi Suntikan4. Kebetulan (koinsidensi)5. Tidak diketahui

1. KIPI Reaksi Vaksin

Reaksi vaksin yang biasa & ringan (“normal”)

Reaksi vaksin langka/ jarang

Reaksi vaksin yg jarang, interval onset & perkiraan rate KIPI

Vaksin Reaksi vaksin Interval onset Rate KIPI / 1juta

BCG Limfadenitis supuratifOsteitis BCGInfeksi BCG disiminata

2 – 6 bulan1 – 12 bulan1 – 12 bulan

100 – 10001 – 700

2

HiB Belum pernah ada laporan - -

Hepatitis B Anafilaksis 0 – 1 jam 1 – 2

Campak / MMR Kejang demamTrombositopeniaReaksi anafilaktoidSyok AnafilaksisEnsefalopati

5 – 12 hari15 – 35 hari

0 – 1 jam

33333

~10 1 – 50

<1

OPV Lumpuh layu berkaitan dg vaksin (VAPP) 4 – 30 hari 1,4 – 3,4

Tetanus Neuritis Brakhial AnafilaksisAbses steril

2 – 28 hari0 – 1 jam

1 – 6 minggu

5 – 100.4 – 106 - 10

Tetanus-difteria Sama dengan tetanus

Pertusis Menangis terus menerus > 3jam Kejang demamKeadaan hipotonik-hiporesponsifAnafilaksisEnsefalopati

0 – 24 jam0 – 3 hari0 – 24 jam0 – 1 jam0 – 3 hari

1.000- 60.000570570200-1

2. KIPI Kesalahan Program

Tidak steril Pemakaian ulang alat

suntik / jarum Sterilisasi tidak

sempurna Vaksin / pelarut

terkontaminasi Pemakaian sisa vaksin

utk beberapa sesi vaksinasi

Salah pakai pelarut vaksin

Memakai obat sebagai vaksin atau pelarut vaksin

Pemakaian pelarut vaksin yg salah

Infeksi • Abses lokal di

daerah suntikan• Sepsis, sindrom

syok toksik, • Infeksi penyakit yg

ditularkan lewat darah : hepatitis, HIV

• Abses lokal karena kurang kocok

• Efek negatif obat mis. insulin

• Vaksin tidak efektif• Kematian

Kesalahan Program

Perkiraan KIPI

KIPI Kesalahan Program (lanjutan..)

Penyuntikan salah tempat

BCG subkutan DPT/DT/TT kurang

dalam Suntikan di

bokong

Transportasi / penyimpanan vaksin tidak benar

Mengabaikan indikasi kontra

• Reaksi lokal / abses

• Reaksi lokal / abses

• Kerusakan N Ischiadicus

• Reaksi lokal akibat vaksin beku

• Vaksin tidak aktif (tidak potent)

• Tidak terhindar dari reaksi yg berat

Kesalahan Program

Perkiraan KIPI

3.KIPI Reaksi Suntikan Reaksi suntikan langsung

Rasa sakit, bengkak & kemerahan

Reaksi suntikan tidak langsung

Rasa takut Nafas tertahan Pernafasan sangat cepat Pusing, mual/muntah Kejang Sinkope

4. KIPI Kebetulan (koinsidens)

Kejadian yang timbul, terjadi secara kebetulan setelah imunisasi

Ditemukan kejadian yang sama di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat tetapi tidak diimunisasi

Vaksin disalahkan sebagai penyebabnya

Kejadian yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab

Dibutuhkan kelengkapan informasi lebih lanjut

5. KIPI Penyebab Tidak Diketahui

SEKIANTERIMA KASIH

top related