adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran ......untuk menggunakan model yang bervariasi...
Post on 23-Jan-2021
19 Views
Preview:
TRANSCRIPT
2
adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar peserta didik..
Kegagalan dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif di kelas bukan tidak mungkin
akan mengakibatkan kondisi kelas tidak optimal karena guru kurang mampu memilih dan
menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran menyenangkan
(Materi Diklat PLPG, UNIMA 2011).
Fisika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini berkembang dengan pesat baik
materi maupun kegunaannya, karena itu dalam mengajarkan materi Fisika guru dituntut
untuk menggunakan model yang bervariasi sehingga kompetensi dasar peserta didik dapat
dicapai secara maksimal. Model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan metode
ceramah umumnya digunakan guru dalam pembelajaran Fisika dengan tujuan agar materi
pelajaran yang diajarkan dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik. Namun
kenyataannya pemahaman peserta didik dalam pelajaran Fisika belum menunjukkan hasil
yang signifikan karena pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Guru kesulitan bahkan
tidak dapat mengetahui efektivitas pembelajaran, pencapaian hasil belajar, dan apa yang
masih menjadi masalah bagi peserta didik.
Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan pembelajaran sebagaimana dengan sejumlah sekolah lainnya yang
masih juga terdapat permasalahan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Hal ini
ditunjukkan dengan sering terdapat situasi belajar yang kurang menyenangkan karena
kurangnya inovasi guru dalam mencoba model-model pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Biasanya dalam belajar kelompok, guru
memberikan tugas, peserta didik mengerjakan tanpa melibatkan teman yang lain, dan di
akhir pembelajaran wakil dari tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Yang
berhasil hanya beberapa peserta didik saja, yaitu mereka yang aktif. Masalahnya, peserta
didik yang pasif dalam kelompok tidak mengerti apa yang dikerjakan dan tidak berhasil
dalam pembelajaran.
Dalam laporan ini, peneliti membatasi permasalahan pada penerapan model
pembelajaran oleh guru yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah : Apakah
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
Fisika untuk pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan pada peserta didik kelas X Sekolah
Menengah Atas ?
3
Dari rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk (i) menerapkan
model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Fisika (ii) meningkatkan hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran Fisika tentang gerak lurus beraturan.
Manfaat dari penelitian ini adalah membantu guru untuk mengetahui model
pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Meningkatkan kemampuan dalam melakukan kegiatan ilmiah, mengatasi permasalahan
yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran serta memotivasi guru lain untuk melakukan
kegiatan sejenis demi peningkatan kemampuan profesionalnya. Membuat peserta didik lebih
memahami konsep yang benar tentang materi yang diajarkan dan diharapkan memperoleh
hasil yang lebih baik. Menjadi bahan informasi bagi pihak sekolah dalam peningkatan
kualitas pembelajaran, dan bermanfaat bagi para peneliti sebagai acuan untuk penelitian
lain yang berkaitan dengan pembelajaran Fisika.
DASAR TEORI
Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Model pembelajaran ini merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan dikembangkan oleh Robert Slavin. Dalam metode ini peserta didik
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai enam orang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, ,jenis kelamin, dan suku. Guru memantau dan
mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan peserta didik memerlukan
bantuan. Peserta didik yang pandai menjelaskan kepada anggota kelompok lain sampai
mengerti sehingga ketuntasan materi dapat terwujud. (Slavin. 1995).
Langkah-langkah:
1. Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 6 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran secara singkat
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok,
anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru mengamati peserta didik yang sedang mengerjakan tugas sambil mengelilingi
tiap kelompok dan melihat adanya kemungkinan peserta didik memerlukan bantuan.
5. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
6. Guru memberi evaluasi/penilaian.
7. Penutup.
4
Kelebihan:
1. Seluruh peserta didik menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai
dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu
dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan,
pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam
penyajian materi pelajaran. Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran
kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah,
mereview konsep atau menjawab pertanyaan.
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang
diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.
Peserta didik diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang
sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Kuis dikerjakan peserta didik secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan
apa saja yang telah diperoleh peserta didik selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis
digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai
perkembangan kelompok. Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau
penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada
rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.
Hasil Belajar
Kemampuan intelektual peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam
memperoleh hasil. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu
dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang diperoleh peserta didik
pembelajaran berlangsung. Hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan.
Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak pada
pengertian belajar itu sendiri. Karena itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang
berbeda-beda sesuai pandangan yang mereka anut. Winkel (1996 : 162), misalnya
mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya. Gagne
(1977:3). mendefinisikan bahwa belajar adalah menentukan semua keterampilan
,pengetahuan sikap dan nilai yang diperoleh individu (peserta didik). Dalam belajar di
hasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan ,seperti pengetahuan sikap
5
,keterampilan ,kemampuan ,informasi ,dan nilai ,berbagai macam tingkah laku yang
berlainan inilah yang disebut sebagai hasil belajar .
Berkaitan dengan konteks pembelajaran, hasil belajar peserta didik diperoleh dari
hasil evaluasi / tes yang dilakukan setiap akhir kegiatan pembelajaran tiap pertemuan.
Misalnya, untuk pertemuan 1 peserta didik harus mampu menjelaskan pengertian gerak,
pengertian jarak dan perpindahan, dan pengertian waktu. Apa yang dihasilkan oleh peserta
didik baik atau kurang disebut hasil belajar.
Gerak Lurus
Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap acuan.
Misalnya penumpang yang berada didalam kereta yang sedang bergerak meninggalkan
stasiun. Jika stasiun ditentukan sebagai acuan, maka penumpang dan kereta bergerak
terhadap stasiun. Jika kereta ditentukan sebagai acuan, maka dapat dikatakan penumpang
diam (tidak bergerak) terhadap kereta. Lintasan adalah titik-titik berurutan yang dilalui oleh
suatu benda yang bergerak. Benda dikatakan bergerak lurus jika kedudukannya berubah
terhadap acuan dan dalam lintasan yang lurus.
Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu terhadap suatu titik acuan
tertentu. Kedudukan suatu benda dapat dinyatakan terhadap sutu titik sembarang yang
disebut titik acuan. Kedudukan dikanan titik acuan bertanda positif (+) dan kedudukan
disebelah kiri titik acuan bertanda negatif (-). Jadi kedudukan suatu benda ditentukan oleh
besar dan arah, sehingga kedudukan termasuk besaran vektor.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Gambar 1. Kedudukan benda pada suatu garis lurus
Jarak adalah panjang sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda dalam waktu
tertentu. Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda dalam waktu tertentu.
Perpindahan hanya bergantung pada kedudukan awal dan akhir, serta tidak bergantung
pada lintasan yang ditempuh benda.
Contoh: Doni Bergerak dari A ke B kemudian bergerak ke C (lihat gambar)
Jarak yang di tempuh Doni : A– B – C
Perpindahan Doni : A- C
A C B
6
Kelajuan adalah perbandingan jarak dengan waktu tempuh dan besarnya tidak
bergantung pada arah. Alat untuk mengukur kelajuan adalah Speedometer.
Kecepatan adalah Perbandingan antara perpindahan dengan waktu tempuhnya.
Kecepatan dapat bernilai positif atau negatif, dan termasuk besaran vektor.
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Beraturan (GLB) didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan yang lurus
dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap artinya arah dan besarnya tetap. Hubungan antara
perpindahan (s), kecepatan (v) dan waktu (t) pada gerak lurus beraturan adalah:
Kecepatan (v) =
a. Grafik hubungan antara perpindahan dan waktu pada Gerak Lurus Beraturan (GLB)
s
t
b. Grafik hubungan antara kecepatan dan waktu pada Gerak Lurus Beraturan (GLB)
v
t
Kerangka Berpikir
Model kelompok (diskusi) adalah model pembelajaran dengan pembicaraan yang bersifat
edukatif, reflektif dan terstruktur dengan dan bersama peserta didik yang laiin. (Kindvatter, Wilen,
Islher, 1990:278) Intinya adalah pembicaraan, saling tukar gagasan dan ide dengan yang lain.
Diskusi dengan teman lain tentang konsep yang dipelajari membuat mereka tertantang mengerti
lebih dalam .
7
Namun yang dipraktikan dalam belajar kelompok adalah guru memberikan beberapa tugas
yang sama di tiap kelompok, dan peserta didik mengerjakan tanpa melibatkan teman lain. Padahal
yang diharapkan dalam belajar seperti ini adalah peserta didik dipacu untuk terlibat aktif dalam
diskusi. Mereka dibiasakan mengekspresikan apa yang dipikirkan. Karena itu untuk peserta didik
yang pasif tidak dapat mengembangkan pengetahuannya dan hasil belajarnya kurang dalam
pembelajaran. Pertanyaan sekarang bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik yang pasif
dalam model pembelajaran kelompok? Jawabannya adalah menggunakan model kooperatif tipe
STAD. Dengan model ini peserta didik ditempatkan dalam tim belajar yang tugasnya menguasai
materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.
Peserta didik diberi lembar kegiatan (tugas) yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang
sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Uraian tersebut
digambarkan pada bagan berikut ini.
Gambar 2. Bagan kerangka berpikir
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, dengan model proses. Peneliti yang juga sebagai guru mengamati ketrampilan
kooperatif yang dimiliki peserta didik serta perkembangan hasil belajar yang dicapai.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian
dengan tindakan substansif atau usaha yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam proses perbaikan dan
perubahan (Rochiati Wiriaatmaja, 2005). Secara umum menurut Sukardi (2003), Supardi
(2008),Kasihani (1998) tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu meningkatkan dan memperbaiki
praktek pembelajaran di sekolah, membantu guru mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan
di dalam dan di luar kelas serta meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.
Penelitian ini dilakukan di kelas X Sekolah Menengah Atas. Pokok bahasan yang dibahas
adalah Gerak Lurus Beraturan. Kegiatan penelitian berlangsung pada semester Ganjil tahun
Guru
Ketrampilan Kooperatif
Peserta Didik dilatih
STAD
Hasil Belajar
Peserta didik
baik
Ketrampilan Kooperatif Peserta Didik Baik
8
pelajaran 2011/2012. Kelas ini memiliki jumlah peserta didik sebanyak 30 orang (13 putra dan 16
putri) dengan karakteristik peserta didik baik dari kemampuan akademis maupun keadaan sosial
ekonominya sama seperti kelas yang lain.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga pertemuan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Perencanaan yang meliputi, menentukan kelas yang digunakan subjek penelitian, menyiapkan
rencana pembelajaran yang diperlukan, menentukan fokus observasi dan berbagai aspek yang
diamati, menentukan jenis data, menentukan alat bantu observasi, dan cara pelaksanaan
observasi, menerapkan cara pelaksanaan dan pelaku refleksi, menetapkan kriteria keberhasilan.
2. Tindakan, yang meliputi seluruh proses kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
3. Observasi yang dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang meliputi ketrampilan
diskusi peserta didik serta hasil evaluasi/ tes.
4. Refleksi yang meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana
perbaikan pada pertemuan berikutnya.
Data dikumpulkan melalui pengamatan dan hasil evaluasi/tes, dimulai dari awal penelitian
sampai dengan pertemuan akhir . Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan
ketrampilan kooperatif yang mereka miliki, sedangkan evaluasi/tes dilakukan untuk mengukur
peningkatan hasil belajar peserta didik.
Data yang terkumpul pada setiap pertemuan (3 pertemuan) dikaji, dianalisis, dan disajikan
dalam bentuk tabel. Kemudian melakukan refleksi, dimana dari hasil analisis data dan refleksi peneliti
mengkaji kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran kemudian dideskripsikan
sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada pembelajaran siklus selanjutnya.
Keputusan diambil berdasarkan kajian dan analisis data dengan indikator kerja/kriteria yang
digunakan :
1. Untuk memutuskan tingkat ketrampilan kooperatif peserta didik, peserta didik yang memiliki
skor ≥18,00 setiap diskusinya dianggap baik. Skor ini diperoleh dari penilaian ketrampilan
kooperatif yang terdiri dari lima aspek yaitu (i) menghargai kontribusi (ii) mengambil giliran
dan berbagi tugas (iii) bertanya (iv) mengerjakan dengan aktif (v) memeriksa ketepatan,
masing – masing diberi skor 5 . Dan jika 85 % peserta didik memiliki skor ≥18,00 maka secara
klasikal peserta didik dalam kelas memiliki ketrampilan kooperatif yang baik.
2. Hasil evaluasi/tes, menggunakan standar ketuntasan yang diterapkan oleh sekolah yaitu 75
untuk mata pelajaran Fisika dan jika 85% peserta didik telah mencapai nilai ≥75 maka secara
klasikal kelas itu telah tuntas belajar.
9
Jika berbagai aspek yang diobservasi sudah memenuhi indikator seperti yang dikemukakan di
atas maka diputuskan penelitian tidak perlu dilanjutkan lagi pada pertemuan berikutnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses penelitian terdiri dari tiga pertemuan atau tatap muka, yang diukur adalah
peningkatan ketrampilan kooperatif dan hasil belajar peserta didik pada tiap pertemuan. Ketrampilan
kooperatif yang diukur menyangkut lima aspek dalam kerjasama tim/kelompok, yaitu (i) menghargai
kontribusi, (ii) mengambil giliran dan berbagi tugas, (iii) bertanya, (iv) mengerjakan dengan aktif, dan
(v) memeriksa ketepatan. Peserta didik dikatakan memiliki ketrampilan kooperatif baik jika mendapat
skor ≥ 18,00 yaitu jumlah nilai dari masing-masing aspek. Sedangkan hasil belajar adalah hasil
evaluasi/tes berupa kuis pada setiap akhir pertemuan. Secara lengkap hasil dan peningkatan
ketrampilan kooperatif dan hasil belajar ditunjukkan pada tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Hasil observasi ketrampilan kooperatif tiap pertemuan. Prosentase kenaikan hasil observasi
ketrampilan kooperatif ditampilkan.
Pertemuan
Peserta didik yang memiliki ketrampilan kooperatif baik (skor ≥ 18,00 )
Prosentase kenaikan
Jumlah
Prosentase
1
9
27%
0%
2
17
56%
29%
3
27
90%
34%
Pada Tabel 1, untuk pertemuan 1 hanya 9 peserta didik atau 27 % yang memiliki
ketrampilan kooperatif baik. Hal ini disebabkan peserta didik (i) kurang yakin dengan
usulan/masukan temannya (aspek 1), (ii) belum berani berinisiatif untuk memulai mengerjakan tugas
dan yang lain hanya mencatat hasil dari teman (aspek 2), (iii) yang aktif bertanya terbatas pada
mereka yang pandai (aspek 3), (iv) yang pandai mengerjakan tugas sendiri dan tidak membantu
temannya (aspek 4), (v) tidak sabar dan kurang teliti memeriksa kembali tugas yang dikerjakan
misalnya menyangkut perhitungan dan penulisan satuan(aspek 5). Jadi pada pertemuan ini,
ketrampilan kooperatifnya belum muncul, hanya peserta didik yang pandai aktif bertanya dan
mengerjakan tugas, padahal mereka diberi tugas oleh guru untuk membimbing temannya yaitu
menjadi tutor sebaya, namun tidak demikian. Kenyataan ini tidak sesuai dengan yang diharapkan
dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan hasil ini, guru
10
melakukan tindakan refleksi lewat analisis hasil observasi ketrampilan kooperatif yang direkam
selama pembelajaran, mengevaluasi berbagai temuan, dan menyusun rencana untuk pertemuan
berikut.
Untuk pertemuan 2, setiap aspek yang dinilai terjadi peningkatan walaupun belum maksimal.
Peserta didik yang memiliki ketrampilan kooperatif baik menjadi 17 orang atau 56%. Jadi ada
peningkatan/kenaikan 29% dibandingkan pertemuan 1. Ini berarti penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berdampak positif pada setiap peserta didik dalam hal kerjasama mengerjakan
setiap tugas (belajar) pada kelompoknya. Hasil pada pertemuan 2, dipakai sebagai bahan evaluasi
untuk melanjutkan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru memotivasi peserta didik untuk
lebih aktif dalam kelompok, misalnya mereka dianjurkan lebih fokus memperhatikan setiap
penjelasan yang disampaikan guru maupun temannya yang sudah bisa dalam kelompok.
Untuk pertemuan 3, setiap aspek yang diukur terjadi peningkatan yang signifikan ini terbukti
dengan bertambahnya jumlah peserta didik yang memiliki ketrampilan kooperatif baik, yaitu menjadi
27 orang atau 90%, sehingga terjadi peningkatan/kenaikan 34% dibandingkan pertemuan 2. Hal ini
menunjukkan bahwa hampir semua peserta didik telah memiliki ketrampilan kooperatif baik, dalam
hal menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, aktif bertanya, mengerjakan tugas
dengan aktif. Artinya peserta didik dalam setiap kelompok merasa punya tanggung jawab yang
sama, dan ikut terlibat membantu dan memotivasi teman untuk mengerjakan setiap tugas yang
diberikan guru. Pada pertemuan ini, STAD sangat berpengaruh bagi peningkatan ketrampilan
kooperatif peserta didik dalam hal bekerjasama dalam kelompok belajar.
Yang menarik dari hasil observasi ini adalah data yang diperoleh pada aspek 5 yaitu tentang
memeriksa ketepatan. Peserta didik cepat merasa puas dengan hasil pekerjaannya dan lupa
memeriksa kembali dengan teliti sehingga terjadi beberapa kekeliruan dalam hal menghitung dan
mengkonversi satuan yang ada, misalnya dari satuan km/jam ke m/s. Dari data yang ada untuk
pertemuan 1, hanya 2 peserta didik memiliki ketrampilan kooperatif/kerjasama yang baik pada aspek
ini. Untuk pertemuan 2 hanya 4 peserta didik, dan untuk pertemuan 3, hanya 11 peserta didik atau
36,67% memiliki ketrampilan kooperatif/kerjasama yang baik. Jadi dari lima aspek yang diukur, aspek
5 yaitu memeriksa ketepatan yang kurang dimiliki peserta didik dalam bekerjasama. Artinya saling
mengingatkan dalam bekerjasama antara anggota kelompok ketika mengerjakan tugas kurang
diperhatikan, padahal aspek ini penting bagi mereka dalam pelajaran Fisika.
Proses peningkatan ketrampilan kooperatif / kerjasama peserta didik pada setiap ke lompok
belajar terjadi pada pertemuan 2 dan pertemuan 3. Untuk pertemuan 2, jumlah skor ≥ 18,00 yang
diperoleh setiap peserta didik pada lima aspek adalah 17 orang atau 56%, dan untuk pertemuan 3,
jumlah skor ≥ 18,00 yang diperoleh peserta didik pada lima aspek adalah 27 orang atau 89,8%. Hasil
ini menunjukkan bahwa penerapan model STAD sangat membantu peserta didik dalam hal
11
bekerjasama untuk memahami dan mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Guru juga
berhasil meningkatkan aktivitas belajar peserta didik lewat penjelasan perintah dengan baik,
merewiev konsep, dan menjawab pertanyaan serta mengantisipasi berbagai kekurangan pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya. Dengan meningkatnya ketrampilan kooperatif/kerjasama peserta
didik, hasil belajar yang dicapai juga mengalami kenaikan yang signifikan.
Pada setiap akhir pembelajaran di tiap pertemuan, guru memberikan kuis yang dikerjakan
peserta didik secara mandiri untuk mengukur hasil belajar yang dicapai dan perkembangan mereka
selama belajar dalam kelompok,. Hasil kuis juga digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan
disumbangkan pada nilai perkembangan kelompok. Kelompok yang mempunyai nilai rata-rata
perkembangan individu tertinggi akan mendapat sertifikat atau penghargaan dari kelompok yang lain.
Peningkatan hasil belajar peserta didik yang dicapai pada tiap pertemuan ditunjukkan pada tabel
berikut.
Tabel 2. Rata-rata nilai hasil belajar peserta didik tiap pertemuan. Prosentase kenaikan tiap
pertemuan ditampilkan
Pertemuan
Nilai hasil belajar peserta didik
Prosentase kenaikan
Rata-rata
Prosentase
1
5,8
58%
0%
2
7,8
78%
20%
3
9,7
97%
19%
Pada Tabel 2, rata-rata nilai yang dihasilkan peserta didik mengalami peningkatan pada tiap
pertemuan. Untuk pertemuan 1, nilai rata-rata yang dicapai hanya 5,8 atau 58%. Karena nilai ≥ 75
hanya diraih oleh peserta didik yang pandai yaitu 9 orang atau 27% dengan nilai tertinggi 10,0 dan
nilai terendah 2,0. Dalam pertemuan ini belum nampak pengaruh model STAD untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik, karena kerjasama dalam belajar kelompok belum efektif. Peningkatan hasil
belajar mulai nampak pada pertemuan 2 dan 3, untuk pertemuan 2 nilai rata-rata peserta didik naik
menjadi 7,8 atau 78% dengan nilai tertinggi 10,0 dan nilai terendah 2,5. Untuk pertemuan 3 meningkat
sampai 9,7 atau 97% dengan nilai tertinggi 10,0 dan nilai terendah 7,5. Hasil tes ini sebagai bukti
bahwa penerapan model STAD menampakkan hasil yang signifikan (berdampak) bagi peserta didik
terhadap pemahaman materi gerak lurus beraturan.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya keterkaitan antara ketrampilan kooperatif
dengan hasil belajar yang dicapai peserta didik. Makin baik ketrampilan kooperatif yang dimiliki
12
peserta didik, makin baik hasil belajar yang dicapai. Jadi model STAD yang digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar sesuai yang diharapkan. Karena aspek yang diobservasi dan hasil
evaluasi/tes telah memenuhi indikator keberhasilan, maka diputuskan penelitian tidak perlu dilanjutkan
pada pertemuan berikutnya.
Kesimpulan
Model kooperatif tipe STAD dapat digunakan dalam pembelajaran fisika sebagai sarana bagi
peserta didik untuk meningkatkan ketrampilan kooperatif dan hasil belajar. Dengan model STAD
ketrampilan kooperatif peserta didik mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan hasil
belajar.
Model kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika untuk materi
pelajaran yang lain, dan dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk menyukai mata pelajaran
Fisika.
Ucapan Terima Kasih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah SMA Kristen 2 Binsus Tomohon
karena telah mengijinkan untuk melakukan penelitian. Juga kepada Buddy Mende, S.Pd, Jafet
Darungo sebagai observer, Jhonli Runtuh sebagai kameramen dan semua pihak yang membantu
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. McGraw Hill
Companies. New York.
Burden, P. & Byrd, D. 1999. Methods for Effective Teaching. Boston : Allyn and Bacon.
Hamza, B.U, 2008. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan
Efektif, Penerbit Bumi Aksara.
Ibrahim, M, Fida R. Nur.M dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif.
Unesa Press. Surabaya.
Lie, Anita. 2002, Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang – ruang kelas. Grasindo Gramedia. Jakarta.
Tim pelatih PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas, Proyek PGSM Depdikbud
Jakarta.
13
Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition. Allyn and Bacon
Publisher, Massachusetts.
Suharsimi Arikunto, Suharjono, dan Supardi, 2006, Penlitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Sukardi, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, PT. Bumi Aksara.
Jakarta.
Suparno. P. 1997. Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Penerbit Kanisius.
Jakarta
Suparno. P. 2007, Metodologi Pembelajaran Fisika, Konstruktivistik dan Menyenangkan, Penerbit
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tim Penyusun Materi Diklat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), 2011, Model-Model
Pembelajaran, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado.
Tim Penyusun Materi Diklat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), 2011, Penelitian Tindakan
Kelas, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado.
Tim Penyusun Materi Diklat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), 2011, Profesionalisme
Guru, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado
14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1
Nama Sekolah : SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas / Semester : X / 1
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Hari/tanggal : Selasa,4 Oktober 2011
Standar Kompetensi
1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik
Kompetensi Dasar
1.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan tetap dan percepatan tetap
Indikator
Menjelaskan pengertian Gerak
Menjelaskan pengertian jarak dan perpindahan
Menjelaskan pengertian waktu
Tujuan Pembelajaran
Aspek Kognitif
Peserta didik dapat membedakan beda diam dengan benda bergerak
Peserta didik dapat membedakan gerak lambat dengan gerak cepat
Peserta didik dapat menyebutkan satuan panjang
Peserta didik dapat menuliskan posisi dalam koordinat
Peserta didik dapat membedakan jarak dan perpindahan
Peserta didik dapat mengkonversi satuan waktu
Materi Pokok
- Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Metode Pembelajaran
Informasi/ceramah dan Tanya Jawab
Model Pembelajaran
STAD ( Student Team Ahcivment Devision)
Langkah-langkah Kegiatan
Langkah Kegiatan Kegiatan Waktu
Kegiatan awal
Guru memberikan motivasi kepada pesertra didik.
Peserta didik diberikan beberapa gambar tentang
benda yang bergerak ( Melalui LCD proyektor) ,dan
memilih mana gambar yang menyatakan GLB.
10’
Guru berjalan sambil mengecek jawaban peserta
didik, jika ada yang masih keliru menentukan benda
yang ber GLB ,guru menanyakan alasan mengapa
memilih gambar itu dan guru memberi pengarahan
kepada peserta didik
Guru Membentuk kelompok yang anggotanya 6
orang secara heterogen (campuran menurut prestasi,
jenis kelamin) prestasi yang diambil menurut hasil pre
tes
Kegiatan inti Guru menyajikan materi secara secara singkat melalui
tayangan LCD proyektor.
Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk
membahas apa yang dimaksud dengan gerak ,jarak
,perpindahan dan waktu.
Guru dan observer berkeliling mengamati jalannya
diskusi dalam kelompok .Apabila ada peserta didik
yang mengalami kesulitan guru melayani langsung
dalam kelompok . Sebaliknya guru member
penghargaan bagi kelompok yang paling cepat
menyelesaikan tugasnya.
Setelah yakin semua peserta didik sudah selesai
membahas dalam kelompok guru memberikan kuis
pada seluruh peserta didik . Pada saat menjawab tidak
boleh saling membantu.
70
Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman 10
Total 90
Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumber : Buku Fisika SMA Kelas X (Marthen Kanginan, Intan Pariwara, Supiyanto),
lingkungan sekitar, dll
Sarana / Media : Papan tulis, spidol, penggaris.LCD Proyektor
Penilaian
Individu
Intrumen Penilaian
1. Benda dikatakan bergerak lambat bila waktu yang diperlukasn untuk berubah kedudukan adalah….
2. Benda bergerak dari titik A ke titik B kemudian ke titik C.
C A B
tentukan jarak dan perpindahan !
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
3. Rani berjalan dari Aula asrama kea rah utara sejauh 40 m, kemudian belok kearah barat sejauh 30 m.
Tentukan jarak dan perpindahan dari Rani!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2
Nama Sekolah : SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas / Semester : X / 1
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Hari/tanggal : Selasa,11 Oktober 2011
Standar Kompetensi
1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik
Kompetensi Dasar
1.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan tetap dan percepatan tetap
Indikator
Menjelaskan pengertian kecepatan
Menggambar grafik
Tujuan Pembelajaran
Aspek Kognitif
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kecepatan
Peserta didik dapat menghitung kecepatan
Peserta didik dapat mengkonfersi km/jam menjadi m/s
Peserta didik dapat menggambarkan grafik s-t
Peserta didik dapat menentukan kecepatan berdasarkan data pada grafik
Materi Pokok
- Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Metode Pembelajaran
Informasi/ceramah dan Tanya Jawab
Model Pembelajaran
STAD ( Student Team Ahcivment Devision)
Langkah-langkah Kegiatan
Langkah Kegiatan Kegiatan Waktu
Kegiatan awal
Guru membuka pertemuan dengan doa
Guru mengecek kehadiran peserta didik
Guru memberi motivasi dengan pertanyaan pernahkah
kalian mendengar mobil itu lari kencang atau dengan
kecepatan tinggi mis. 100 km/jam
Apakah arti dari 100 km/jam?
10’
Kegiatan inti Guru menyajikan materi secara secara singkat melalui
tayangan LCD proyektor.
Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk
membahas apa yang dimaksud dengan kecepatan dan
membahas grafik (gradien)
Guru dan observer berkeliling mengamati jalannya
diskusi dalam kelompok .Apabila ada peserta didik
yang mengalami kesulitan guru melayani langsung
dalam kelompok . Sebaliknya guru member
penghargaan bagi kelompok yang paling cepat
menyelesaikan tugasnya.
Setelah yakin semua peserta didik sudah selesai
membahas dalam kelompok guru memberikan kuis
pada seluruh peserta didik . Pada saat menjawab tidak
boleh saling membantu.
70
Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman 10
Total 90
Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumber : Buku Fisika SMA Kelas X (Marthen Kanginan, Intan Pariwara, Supiyanto),
lingkungan sekitar, dll
Sarana / Media : Papan tulis, spidol, penggaris.LCD Proyektor
Penilaian
Individu
Intrumen Penilaian
1. Perbandingan perpindahan dan waktu adalah ….
2. 36 km/jam = . . . m/s
108 km/jam = . . . m/s
3. Dari grafik berikut ini mana yang memiliki kecepatan paling besar ( A, B, atau C)?
s
A B
C
t
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3
Nama Sekolah : SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas / Semester : X / 1
Tahun Pelajaran : 2011 / 2012
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Hari/tanggal : Selasa,18 Oktober 2011
Standar Kompetensi
1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik
Kompetensi Dasar
1.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan tetap dan percepatan tetap
Indikator
Menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan
Menentukan V,S dan t dalam GLB
Melukiskan Grafik s-t dan v-t
Tujuan Pembelajaran
Aspek Kognitif
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian GLB
Peserta didik dapat memberikan contoh- contoh gerak lurus beraturan
Peserta didik dapat menghitung V,S dan t
Peserta didik dapat melukiskan grafik V – t bila grafik s-t sudah diketahui
Materi Pokok
- Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Metode Pembelajaran
Informasi/ceramah dan Tanya Jawab
Model Pembelajaran
STAD ( Student Team Ahcivment Devision)
Langkah-langkah Kegiatan
Langkah Kegiatan Kegiatan Waktu
Kegiatan awal
Guru membuka pertemuan dengan doa
Guru mengecek kehadiran peserta didik
Guru memberi motivasi dengan pertanyaan pernahkah
kalian melihat seorang atlit atletik pelari 100 m ?
Pernahkah kalian naikmobil lalu melintasi jalan tol?
10’
Kegiatan inti Guru menyajikan materi secara secara singkat melalui
tayangan LCD proyektor.
Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk
membahas apa yang dimaksud dengan GLB dan
bagaimana bentuk s-t dan v-t Grafik dari GLB
Guru dan observer berkeliling mengamati jalannya
diskusi dalam kelompok .Apabila ada peserta didik
yang mengalami kesulitan guru melayani langsung
dalam kelompok . Sebaliknya guru member
penghargaan bagi kelompok yang paling cepat
menyelesaikan tugasnya.
Setelah yakin semua peserta didik sudah selesai
membahas dalam kelompok guru memberikan kuis
pada seluruh peserta didik . Pada saat menjawab tidak
boleh saling membantu.
70
Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman 10
Total 90
Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumber : Buku Fisika SMA Kelas X (Marthen Kanginan, Intan Pariwara, Supiyanto),
lingkungan sekitar, dll
Sarana / Media : Papan tulis, spidol, penggaris.LCD Proyektor
Penilaian
Individu
Intrumen Penilaian
1. Benda dikatakan ber GLB bila lintasan . . . dan kecepatan . . .
2. Benda bergerak dengan data sebagai berikut :
Jarak (s) 0 5 10 15 20
Waktu (t) 0 1 2 3 4
a. Tentukan kecepatan benda
b. Gambarkan grafik s – t
c. Gambarkan grafik v - t
1 A-1 4 3 4 4 3 18
2 A-2 3 3 2 2 2 12
3 A-3 3 3 3 3 2 14
4 A-4 3 2 2 3 2 12
5 A-5 3 3 2 2 2 12
6 A-6 3 2 2 1 2 10
7 B-1 4 4 4 4 3 19
8 B-2 3 2 2 2 2 11
9 B-3 3 3 2 3 2 13
10 B-4 4 4 3 4 3 18
11 B-5 3 3 4 3 3 16
12 B-6 3 3 3 2 2 13
13 C-1 4 4 3 4 4 19
14 C-2 3 3 3 3 2 14
15 C-3 3 4 4 4 3 18
16 C-4 4 3 3 3 3 16
17 C-5 2 2 3 2 1 10
18 C-6 3 3 3 3 2 14
19 D-1 4 4 3 5 4 20
20 D-2 3 3 1 3 2 12
21 D-3 3 2 2 4 2 13
22 D-4 4 3 4 4 3 18
23 D-5 3 2 2 2 1 10
24 D-6 4 2 2 2 2 12
25 E-1 3 2 2 2 1 10
26 E-2 3 3 2 2 2 12
27 E-3 4 4 4 3 3 18
28 E-4 3 3 3 3 3 15
29 E-5 4 4 3 4 3 18
30 E-6 3 2 3 2 2 12
No Kel JumlahMenghargai
kontribusi
Mengambil
giliran dan
berbagi tugas
BertanyaMengerjakan
dengan aktif
Memeriksa
ketepatan
E
Ketrampilan
B
C
D
HASIL OBSERVASI
KETRAMPILAN KOOPERATIF TIPE STAD
Pertemuan 1
Nama
Siswa
A
1 A-1 4 4 4 4 3 19
2 A-2 3 3 2 3 2 13
3 A-3 4 4 3 4 3 18
4 A-4 3 2 2 1 2 10
5 A-5 4 4 4 4 2 18
6 A-6 2 2 3 3 2 12
7 B-1 4 4 5 4 3 20
8 B-2 4 4 3 4 3 18
9 B-3 4 3 2 2 2 13
10 B-4 4 4 4 4 3 19
11 B-5 3 4 4 4 3 18
12 B-6 3 4 3 3 2 15
13 C-1 4 4 3 4 4 19
14 C-2 3 3 2 3 2 13
15 C-3 4 4 3 4 3 18
16 C-4 4 4 3 3 4 18
17 C-5 3 3 2 1 2 11
18 C-6 4 3 4 4 3 18
19 D-1 4 4 4 5 4 21
20 D-2 4 4 4 4 2 18
21 D-3 3 3 3 2 2 13
22 D-4 4 4 4 3 3 18
23 D-5 4 3 3 2 2 14
24 D-6 3 3 2 2 2 12
25 E-1 2 2 2 3 2 11
26 E-2 3 3 2 2 3 13
27 E-3 4 4 3 4 3 18
28 E-4 3 4 4 4 3 18
29 E-5 4 4 3 4 4 19
30 E-6 3 3 3 2 2 13
HASIL OBSERVASI
KETRAMPILAN KOOPERATIF TIPE STAD
Pertemuan 2
C
B
A
No KelNama
Siswa
Ketrampilan
Menghargai
kontribusi
Mengambil
giliran dan
berbagi tugas
BertanyaMengerjakan
dengan aktif
Memeriksa
ketepatan
Jumlah
E
D
1 A-1 4 4 4 4 4 20
2 A-2 4 4 3 4 3 18
3 A-3 4 4 3 4 3 18
4 A-4 4 3 3 2 2 14
5 A-5 4 4 3 4 3 18
6 A-6 4 3 4 4 3 18
7 B-1 4 4 5 4 4 21
8 B-2 4 4 3 4 3 18
9 B-3 4 4 3 4 3 18
10 B-4 4 4 4 4 4 20
11 B-5 3 4 4 4 3 18
12 B-6 4 4 4 4 2 18
13 C-1 4 4 4 4 4 20
14 C-2 4 4 3 4 3 18
15 C-3 4 4 3 4 3 18
16 C-4 4 4 4 4 4 20
17 C-5 4 3 3 4 4 18
18 C-6 4 4 3 4 3 18
19 D-1 4 5 4 5 4 22
20 D-2 4 4 4 4 4 20
21 D-3 4 2 1 2 1 10
22 D-4 4 4 4 4 3 19
23 D-5 4 4 4 4 2 18
24 D-6 4 4 3 4 4 19
25 E-1 4 3 4 3 2 16
26 E-2 4 4 2 4 4 18
27 E-3 4 4 4 4 3 19
28 E-4 4 3 4 4 3 18
29 E-5 4 4 4 4 4 20
30 E-6 4 4 3 4 3 18
No KelNama
Siswa
Ketrampilan
JumlahMenghargai
kontribusi
Mengambil
giliran dan
berbagi tugas
BertanyaMengerjakan
dengan aktif
Memeriksa
ketepatan
D
E
C
A
B
HASIL OBSERVASI KETRAMPILAN KOOPERATIF
PERTEMUAN Ke 3
Kuis Pertemuan 1
1. Benda dikatakan bergerak lambat bila waktu yang diperlukasn untuk berubah kedudukan adalah….
2. Benda bergerak dari titik A ke titik B kemudian ke titik C.
C A B
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
3. Rani berjalan dari Aula asrama kea rah utara sejauh 40 m, kemudian belok kearah barat sejauh 30 m. Tentukan jarak dan perpindahan dari Rani!
Kuis Pertemuan 2
1. Perbandingan perpindahan dan waktu adalah ….
2. 36 km/jam = . . . m/s
108 km/jam = . . . m/s
3. Dari grafik berikut ini mana yang memiliki kecepatan paling besar ( A, B, atau C)?
s
A B
C
t
Kuis Pertemuan 3
1. Benda dikatakan ber GLB bila lintasan . . . dan kecepatan . . .
2. Benda bergerak dengan data sebagai berikut :
Jarak (s) 0 5 10 15 20
Waktu (t) 0 1 2 3 4
a. Tentukan kecepatan benda
b. Gambarkan grafik s – t
c. Gambarkan grafik v - t
Nilai Hasil Belajar Tiap Pertemuan
No
Nama Siswa
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Nilai
%
Nilai
%
Nilai
%
1 A-1 4,0 40 6,5 65 10,0 100 26 A-2 6,0 60 7,5 75 10,0 100 7 A-3 6,0 60 7,5 75 10,0 100
27 A-4 2,0 20 2,5 25 8,0 80 13 A-5 6,0 60 7,5 75 9,5 95 21 A-6 4,0 40 6,0 60 9,0 90 28 B-1 7,5 75 10,0 100 10,0 100 2 B-2 6,0 60 7,0 70 9,5 95
14 B-2 7,0 70 10,0 100 10,0 100 22 B-3 6,0 60 7,5 75 10,0 100 8 B-4 7,5 75 10,0 100 10,0 100 6 B-6 2,0 20 5,0 50 9,5 95
20 B-6 2,0 20 5,0 50 8,0 80 16 C-1 10,0 100 10,0 100 10,0 100 23 C-3 3,0 30 5,5 55 9,0 90 29 C-3 5,0 50 7,5 75 10,0 100 12 C-4 8,0 80 9,5 95 10,0 100 15 C-5 6,0 60 8,0 80 10,0 100 25 C-6 7,5 75 8,0 80 10,0 100 30 D-1 10,0 100 10,0 100 10,0 100 18 D-2 4,0 40 7,5 75 10,0 100 3 D-3 6,0 60 6,5 65 9,5 95 4 D-4 2,0 20 5,0 50 9,5 95
17 D-5 7,5 75 9,0 90 10,0 100 10 D-6 4,0 40 7,0 70 9,5 95 9 E-2 6,0 69 10,0 100 10,0 100
11 E-3 6,0 60 7,5 75 10,0 100 24 E-4 8,0 80 9,5 95 10,0 100 19 E-5 7,5 75 10,0 100 10,0 100 5 E-6 6,0 60 7,5 75 10,0 100
top related