adsorpsi dan absorpsi

Post on 11-Aug-2015

1.598 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Teknik Kimia

TRANSCRIPT

1. Mengapa di pakai kata pengilangan bukan pengolahan? Apa itu pengilangan?

Mengapa tidak ada pengilangan minyak nabati?

Jawab: Pengolahan adalah sebuah proses mengusahakan atau mengerjakan sesuatu

(barang dsb) supaya menjadi lebih sempurna. Pengilangan merujuk kepada

penggunaan mesin, peralatan dan tenaga kerja untuk menghasilkan sesuatu barang

untuk kegunaan atau dijual. Pengilangan juga merujuk kepada aktivitas manusia

dalam penghasilan barangan kraf maupun teknologi. Walau bagaimanapun,

pengilangan sering dikaitan dengan pengilangan industri yang menggunakan bahan

dasar untuk menghasilkan produk dalam skala besar.

Pengilangan merupakan penguraian minyak bumi atas komponennya, melalui

penyulingan, perengkahan, peningkatan mutu dengan bahan kimia, dan ekstraksi

dengan zat pelarut.

2. Mengapa specific gravity pada minyak bumi adalah 60/60oF ?s

Jawab:

3. Perbedaan adsorpsi dan absorpsi ?

Jawab: Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun

gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentul suatu film (lapisan tipis)

pada permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi, dimana fluida terserap

oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan. Jadi, pada absorpsi terjadi

penyerapan sampai ke sluruh bagian zat penyerap, sementara pada adsorpsi

penyerapan hanya di permukaan zat penyerap.

4. Deskripsikan bagan proses pengilangan minyak

Crude Distillation Unit (CDU)Crude Distillation Unit (CDU) adalah unit yang berfungsi untuk pemisahan awal fraksi minyak mentah berdasarkan range titik didih masing-masing komponen. Feed berupa Crude Oil (minyak mentah) mula-mula diumpankan ke dalam Atmospheric Distillation Column untuk dipisahkan antara Fuel Gas (FG), Straight Run Naphtha (SRN), Kerosene, Light Gas Oil (LGO), Heavy Gas Oil (HGO), dan Long Residue (LR) berdasarkan perbedaan titik didihnya. Produk atas berupa FG akan dikirim menuju FG system yang mencakup amine treating dan LPG Recovery. Side cut berupa Straight Run Naphtha (SRN) kemudian akan diolah lebih lanjut di Unit NHDT. Naphtha Hydrotreating Unit (NHDT) berfungsi untuk menghilangkan dan atau mengurangi kadar sulphur, nitrogen, metal dan contaminant lain yang ada di Naphtha yang merupakan racun berbahaya bagi katalis catalytic reformer yang tersusun dari platina. Naphtha yang sudah dihilangkan kontaminannya (Sweet Naphtha) kemudian dipisahkan di Splitter untuk dipisahkan antara Light Naphtha (LN) dan Heavy Naphtha (HN). Light Naphtha Oil (LN) dengan kadar sulfur sesuai spesifikasi minyak bensin di pasaran kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin motor. Sedangkan produk bawah berupa Heavy Naphtha diolah lebih lanjut pada Unit Reformer. Reformer Unit adalah unit yang berfungsi untuk merubah senyawa HC non-aromatic menjadi senyawa HC aromatic. Termasuk di dalam Unit ini adalah Coke NHT dimana

feednya berupa Coker Naphtha. Umpan Reformer berasal dari produk bawah NHT unit yaitu HN, Coker Naphtha. Catalytic reforming (atau UOP menyebut Platforming) telah menjadi bagianpenting bagi suatu kilang di seluruh dunia selama bertahun-tahun. Fungsiutama proses catalytic reforming adalah meng-upgrade naphtha yang memiliki octane number rendah menjadi komponen blending mogas (motor gasoline)dengan bantuan katalis melalui serangkaian reaksi kimia. Kerosene akan diolah di unit Kerosene Hydrotreater (KHDT ) berfungsi untuk menghilangkan dan atau mengurangi kadar sulphur dan contaminant lain. Produknya berupa Kerosene dengan kadar sulfur max 0.2 %wt.Light Gas Oil kemudian akan diolah di unit Gas Oil Hydrotreater (GO HDT) berfungsi untuk menghilangkan dan atau mengurangi kadar sulphur dan contaminant lain. Produknya adalah diesel dengan kadar sulfur max 50 ppm.Heavy Gas Oil akan diolah di unit Gas Oil Hydrotreater (GO HDT) berfungsi untuk menghilangkan dan atau mengurangi kadar sulphur dan contaminant lain. Produknya adalah diesel.Sedangkan Long Residue (LR) kemudian dimasukkan sebagai feed Vacuum Distillation Unit (VDU). Vacuum Distillation Unit berfungsi sebagai unit pemisah sama seperti Atmospheric Distillation Unit, hanya saja yang berbeda adalah tekanan operasi Kolom Destillasinya dibuat vakum. Distilasi vakum dilakukan pada tekanan yang rendah, sehingga rentang titik didih masing-masing fraksi menurun dandistilasi dapat dilakukan pada suhu yang lebih rendah untuk mencegah cracking.

Unit ini berfungsi untuk memisahkan fraksi Light Vacuum Gas Oil (LVGO), Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO), dan Residue. Side cut produk berupa LVGO selanjutnya akan diolah lebih lanjut di Unit FCC, dan HVGO akan menjadi salah satu feed Hydrocracker Unit, sedangkan bottom product berupa Residue dibagi 2, sebagian diolah di Unit Delayed Coker, dan sebagian diolah ke Unit Asphalt Blowing.

Bahan baku kilang polypropylene adalah raw propaneee-propylene dari hasil perengkahan di FCC. Proses pengolahannya terbagi menjadi tigabagian, yaitu pemurnian bahan mentah menggunakan proses adsorpsi,distilasi dan pengeringan, polimerisasi dan peletisasi serbuk polypropylene menjadi bijih plastik.

Visbreaking adalah proses penurunan viskositas dan pour point dariresidu distilasi vakum ataupun residu dan minyak berat lainnya.Reaksi yang terjadi pada proses visbreaking adalah perengkahan padarantai samping dari sikloparafin atau cincin aromatik, sehinggarantainya terputus menjadi gugus etil dan metil dan perengkahan resindan senyawa-senyawa pembentuk menjadi hidrokarbon ringan(biasanya olefin). Temperatur operasi berkisar antara 460-480oC dengan tekanan 16 kg/cm2 gauge. Proses ini, sama seperti thermalcracking lainnya, bergantung pada temperatur dan waktu tinggal.

 Coking adalah proses paling berat (severe) dari thermal cracking lainnya. Umpan untuk proses ini adalah residu-residu yang sudahtidak dapat diproses oleh perengkahan lainnya. Proses ini merupakan cara yang cukup murah untuk mendapatkan distilat ringan dari minyak bumi, dengan kokas (coke) sebagai produk samping. Kokas ini dapat menjadi produk yang berharga bila kandungan sulfur dan logamnya rendah. Proses coking yang dilakukan biasanya berupadelayed coking, agar proses coking tidak terjadi pada heater atau bagian-bagian lain yang tidak diinginkan.

 Delayed coking menggunakan laju alir umpan yang cukup tinggi sehingga waktu tinggal diheater  lebih singkat dan proses coking baru terjadi di tempat yang diinginkan, misalnya di dalamchamber . Pada dasarnya proses yang terjadi pada delayed coking adalah thermal cracking membentuk olefin-olefin dilanjutkan dengan polimerisasi olefin membentuk tar aromatik.

top related