agen kemoterapeutik
Post on 12-Aug-2015
159 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
AGEN KEMOTERAPEUTIK
Berbagai penyakit periodontal terjadi karena adanya infeksi dari bakteri.
Bakteri mulai melekat kembali pada mahkota gigi sesaat setelah gigi dibersihkan.
Lama kelamaan, plak supragingival ini menjadi lebih kompleks dan bersifat
pathogen. Bakteri kemudian tumbuh ke arah apeks, menjadi subgingival, dan saat
perlekatan dengan tulang dihancurkan, terbentuklah poket. Dalam poket
periodontal, bakteri membentuk biofilm yang kompleks dan terstruktur, yang
kemudian meluas sejauh subgingival sehingga pasien tidak dapat mencapainya
saat membersihkan mulut. Sebagai tambahan, biofilm kompleks ini mempunyai
perlindungan terhadap mekanisme immunologi pada host dalam poket
periodontal, seperti terhadap antibiotic yang digunakan untuk perawatan. Untuk
itu dibutuhkan antibiotic dengan kekuatan 500 kali lipat lebih tinggi dari dosis
terapi biasa untuk melawan bakteri yang ada dalam biofilm.
Perawatan poket periodontal adalah dengan pembuangan secara mekanis
faktor-faktor lokal (termasuk calculus yang menjadi tempat bakteri) dan juga
dengan merusak biofilm plak subgingival itu sendiri. Pembuangan secara mekanis
ini melibatkan instrument manual (scaling dan root planning) dan instrument
mesin (scaler ultrasonic). Prosedur ini disebut juga “terapi antiinfeksi”. Sekarang
ini, tersedia banyak agen kemoterapeutik untuk perawatan penyakit periodontal.
Terapi antiinfeksi sistemik (antibiotic oral) dan terapi antiinfeksi lokal
(menempatkan agen antiinfeksi langsung pada poket periodontal) dapat
mengurangi serangan bakteri pada periodontium.
Bakteri dan produk-produk toksiknya menyebabkan “hilangnya tulang
secara direct”. Dan akhirnya, respon imunologi untuk infeksi bakteri ini dapat
menyebabkan lebih banyak lagi kerusakan tulang (“hilangnya tulang secara
indirect”) melebihi yang disebabkan oleh bakteri pathogen dan produk-produk
yang dihasilkannya. Respon imunologi ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan
(penggunaan tembakau), penyakit sistemik, dan faktor-faktor genetic. Agen
kemoterapeutik dapat mengatur respon imun host pada bakteri dan mengurangi
respon immunologik self destructive untuk bakteri pathogen dan mengurangi
kerusakan tulang. Ini juga melindungi pasien dari pengaruh buruk faktor-faktor
sistemik, termasuk stress dan tembakau.
DEFINISI
Agen kemoterapeutik adalah istilah umum untuk suatu substansi kimia
yang memberikan terapi klinis. Manfaat klinis dapat diperoleh dari aksi
antimicrobial atau peningkatan pertahanan host. Agen antiinfeksi adalah agen
kemoterapeutik yang bekerja dengan mengurangi jumlah bakteri. Antibiotic
terjadi secara alami, semisintetis, atau tipe sintetis agen antiinfeksi yang
menghancurkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme tertentu, pada
konsentrasi yang rendah. Antiseptic adalah agen antimicrobial kimia yang
diaplikasikan secara topical atau secara subgingival pada membrane mukosa, pada
luka, atau pada permukaan kulit yang tetap utuh untuk menghancurkan
mikroorganisme dan menghambat reproduksi serta metabolismenya. Dalam
kedokteran gigi, antiseptic digunakan sebagai bahan aktif dalam pasta gigi dan
1
obat kumur antigingivitis serat antiplak. Desinfektan, salah satu jenis antiseptic,
adalah agen antimicrobial yang diaplikasikan pada permukaan yang mati untuk
menghancurkan mikroorganisme.
Agen kemoterapeutik dapat digunakan secara lokal maupun oral, untuk
mengurangi bakteri pada periodontal poket. Pengaruh sistemik dari antibiotic
adalah mambantu mengontrol infeksi bakteri, karena bakteri dapat menyerang
jaringan periodontal, dan untuk diketahui bersama, penggunaan terapi mekanis
saja terkadang kurang efektif. Pengaruh lokal dari agen antiinfeksi yang secara
umum langsung pada poket, berpotensi mempertinggi konsentrasi pada daerah
infeksi langsung dan mengurangi kemungkinan efek samping sistemik.
Sebagai tambahan, agen kemoterapeutik single dapat mempunyai dua
mekanisme aksi. Sebagai contoh, tetrasiklin (terutama doxicicline) adalah agen
kemoterapeutik yang dapat mengurangi kolagen dan menghancurkan tulang
melalui kemampuannya untuk mencegah kolagenase enzim. Sebagai agen
antibiotic, juga dapat mengurangi patogen periodontal pada jaringan periodontal.
ADMINISTRASI SISTEMIK ANTIBIOTIK
Dasar pemikiran dan latar belakang
Perawatan penyakit periodontal didasarkan pada capatnya penyebaran
penyakit ini. (table 1). Idealnya, mikroorganisme kausatif harus diidentifikasi dan
sebagian besar agen efektif dipilih menggunakan tes sensitifitas antibiotic.
Walaupun kelihataanya mudah, terdapat kesulitan pada identifikasi
2
mikroorganisme khusus yang menjadi penyebab, dibandingkan mikroorganisme
sederhana yang berhubungan dengan bermacam-macam kerusakan periodontal.
Antibiotic ideal yang digunakan untuk mencegah dan merawat penyakit
periodontal harus dispesifikasi untuk patogen periodontal, allogenik dan non
toksik, substantive, tidak dalam penggunaan umum untuk perawatan penyakit
lainnya, dan murah. Sekarang ini, tidak ada antibiotic ideal untuk perawatan
penyakit periodontal. Walaupun bakteri oral peka terhadap banyak antibiotic,
tidak ada antibiotic tunggal yang mencapai konsentrasi dalam cairan tubuh
menghambat semua patogen periodontal yang bereputasi baik. Tentu saja,
kombinasi antibiotic panting untuk mengeliminasi semua patogen yang bereputasi
baik dari beberapa poket periodontal.(tabel 2).
Seperti biasa, klinisi dalam mengadakan persetujuan dengan pasien
harus memberikan kemungkinan hasil akhir pada setiap perawatan. Begitu pula
pada pasien harus didasarkan pada status klinis pasien, daerah yang dirusak
bakteri, serta resiko dan keuntungan yang berhubungan dengan rencana
perawatan. klinisi bertanggung jawab pada pemilihan agen antimicrobial yang
benar. Beberapa dapat menimbulkan reaksi seperti alergi/anafilaktik, superinfeksi
atau bakteri oportunistik, perkembangan pertahanan bakteri, interaksi dengan
pengobatan, gangguan pada perut, mual dan muntah. Kebanyakan menimbulkan
reaksi pada bentuk gangguan gastrointestinal. Yang harus diperhatikan lagi adalah
harga pengobatan dan kesediaan pasien serta kemungkinan untuk mematuhi
instruksi-instruksi pada terapi.
3
Implikasi biologi
Antibiotik sistemik dibebaskan dari poket kedalam cairan crevicular
gingiva. Pututatif periodontal patogen (“red complex”) cenderung berada dibagian
perlekatan biofilm pada permukaan epitelial dari poket periodontal. Kepekaan
bakteri terhadap antibiotik mungkin merupakan kunci kemanjuran antibiotik
sistemik pada perawatan penyakit periodontal. Hasil sistematis terbaru
menyimpulkan bahwa penggunaan antibiotik sistemik bisa sangat bermanfaat
pada pasien dengan infeksi periodontal yang sedang menjalani perawatan.
Petunjuk penggunaan antibiotik pada terapi periodontal meliputi hal-hal
dibawah ini :
1. diagnosis klinis dan situasi bisa menjadi satu tambahan yang berarti dalam
mengontrol penyakit periodontal aktif pada terapi antibiotik. (gambar 1).
Diagnosis pasien dapat berubah sewaktu-waktu. Sebagai contoh, diagnosis
pasien yang mengalami periodontitis kronis dapat berubah menjadi
periodontal yang sehat setelah terapi inisial. Namun bagaimanapun, pasien
yang telah dirawat dan kembali mempunyai penyakit aktif, diagnosisnya dapat
berubah menjadi periodontitis refractory.
2. aktivitas penyakit yang berkelanjutan, dengan kehilangan perlekatan yang
berkelanjutan (probing poket makin dalam dan terjadi resesi), eksudat purulen,
dan poket periodontal yang berkelanjutan sedalam 5mm atau lebih, merupakan
indikasi intervensi periodontal dan memungkinkan analisis mikrobial melalui
sampel plak. Serta, kasus-kasus periodontitis agresif atau refraktori
mengindikasikan kebutuhan akan terapi antimikrobial.
4
3. saat digunakan untuk merawat penyakit periodontal, antibiotik dipilih
berdasarkan status gigi dan status medis pasien, riwayat pengobatan, dan hasil
analisis mikrobial jika dilakukan.
4. sampel plak mikrobiologi mungkin terlihat menurut instruksi referensi
laboratorium. Sampel biasanya diambil pada permulaan perjanjian sebelum
instrumentasi poket. Plak supragingival dibuang, dan paper point endodontik
diinsersi ke subgingival sampai poket yang terdalam untuk mengabsorbsi
bakteri pada sekumpulan plak.
5. plak sampel dapat dilakukan pada pemeriksaan inisial, root planing,
reevaluasi, atau terapi periodontal pendukung. Indikasi klinis pemeriksaan
plak mikrobial termasuk bentuk-bentuk agresif penyakit periodontal, penyakit
refraktori untuk terapi mekanikal standard, dan periodontitis yang
berhubungan dengan kondisi sistemik. (gambar 1).
6. antibiotik juga mempunyai nilai dalam mengurangi kemungkinan tindakan
bedah periodontal pada pasien dengan periodontitis kronis.
7. beberapa penelitian menunjukkan perlekatan dapat diperoleh dengan
penggunaan antibiotik sebagai monoterapi. Namun, tidak ada cukup bukti
yang merekomendasikan terapi antimikrobial sistemik sebagai monoterapi
(peratan tersendiri tanpa scaling dan root planing atau pembedahan). Terapi
antimikrobial sistemik seharusnya menjadi terapi tambahan pada rencana
perawatan periodontal komprehensif (gambar 2). Debridement permukaan
akar, kebersihan mulut yang optimal, dan frekuensi terapi periodontal
pendukung adalah bagian penting dalam terapi periodontal komprehensif.
5
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, diperlukan kekuatan antibiotik 500
kali lebih besar dari dosis terapeutik sistemik untuk melawan bakteri yang ada
di biofilm. Ini penting untuk mengganggu biofilm secara fisik sehingga agen
antibiotik mempunyai akses pada patogen periodontal.
Kemoterapeutik lainnya menjadi tambahan dalam penempatan agen
antiinfeksi kedalam subgingival, irigasi chlorhexidine (water pik) dengan atau
tanpa agen kemoterapeutik. Chlorhexidine gluconate efektif sebagai pembilas
antiplak untuk mengurangi gingivitis, tapi bukan untuk irigasi subgingival
untuk mengurangi pembentukan poket periodontal. Aktifitas antiinfeksi
chlorhexidine gluconate sangat baik dalam mengurangi bahan organik dalam
poket periodontal subgingival. Beberapa bukti menunjukkan bahwa povidone-
iodine (betadine) mungkin merupakan agen antibakterial yang efektif saat
digunakan langsung pada poket periodontal, selama dalam konsentrasi yang
rendah, tetapi perlu studi lebih lanjut untuk memperkuat data ini. Pada pasien
yang sensitif terhadap iodin, sedang hamil, ataupun sedang menyusui,
penggunaan povidone-iodine harus diperhatikan.
8. ada penjelasan mengenai langkah-langkah penggunaan agen antiinfeksi untuk
tambahan penyembuhan regenerasi, yang merekomendasikan permulaan
penggunaan antibiotik dari 1 sampai 2 hari sebelum pembedahan dan
kelanjutan untuk setidaknya 8 hari. Namun bagaimanapun, nilai resimen ini
tidak didokumentasikan secara baik, dan studi lebih lanjut sangat mendukung.
9. dengan teknik-teknik dasar, meta-analisis menunjukkan peningkatan yang
signifikan dalam perlekatan yang hilang saat tetrasiklin dan metronidazole
6
digunakan sebagai tambahan pada scaling dan root planing. Clindamycin dan
doxycycline juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat
perlekatan. Ada batas yang nyata dengan amoxicillin plus metronidazole
karena jumlah yang lebih sedikit dari subyek yang disatukan dalam meta-
analisis. Spiramycin dan penicillin memberikan peningkatan yang paling
sedikit dalam tingkat perlekatan. Peningkatan pada perlekatan konsisten untuk
periodontitis agresif dan kronis, walaupun pasien periodontitis agresif
lebihdiuntungkan lebih dari antibiotik.
Agen-agen antiinfeksi dibawah ini telah sukses digunakan dalam
perawatan penyakit periodontal. Tetapi, tidak ada satu pilihan yang terbaik dari
antibiotik-antibiotik ini. Oleh karena itu, klinisi harus menghubungkan dengan
riwayat penyakit pasien, gejala dan tanda-tanda klinis, dan hasil pemeriksaan
radiografis dan sampel mikrobiologi untuk menentukan terapi periodontal. Klinisi
harus mengetahui dengan seksama riwayat medis pasien, termasuk medikasinya,
dan dan kemungkinan efek yang kurang baik pada kombinasi obat-obat ini,
sebelum memberi resep terapi antibiotik lain.
Tetrasiklin
Tetrasiklin telah digunakan secara luas dalam perawatan penyakit periodontal.
Dan telah sering digunakan dalam merawat periodontitis refraktori, periodontitis
agresif yang terlokalisasi (tabel 1). Tetrasiklin mempunyai kemampuan untuk
berkonsentrasi dalam jaringan periodontal dan mencegah pertumbuhan
7
actinobacillus actinomycetemcomitans. Sebagai tambahan, tetrasiklin
menggunakan efek antikolagenase yang dapat menghambat kerusakan jaringan
dan dapat membantu regenerasi tulang.
Farmakologi. Tetrasiklin adalah kelompok antibiotik yang secara alami
dihasilkan oleh species streptomyces atau derivatnya secara semisintetik.
Antibiotik ini bakteriostatik dan efektif secara cepat melawan bakteri. Mereka
umumnya lebih efektif melawan bakteri gram positif dibanding bakteri gram
negatif. Tetrasiklin efektif dalam merawat penyakit periodontal karena konsentrasi
mereka dalam celah ginggiva adalah 2 hingga 10 kali didalam serum. Ini
membiarkan konsentrasi obat yang berat disalurkan ke dalam poket periodontal.
Sebagai tambahan, beberapa studi mendemonstrasikan bahwa tetrasiklin pada
konsentrasi GCF rendah (2-4ug/ml) efektif melawan banyak patogen periodontal.
Kegunaan klinis. Tetrasiklin telah diinvestigasikan sebagai pembantu dalam
perawatan LAP. A.actinomycetecomitans adalah mikroorganisme kausatif dalam
LAP dan invasif jaringan. Oleh karena itu, pemindahan secara mekanis kalkulus
dan plak dari permukaan akar bisa tidak mengeliminasi bakterium ini dari jaringan
periodontal. Tetrasiklin sistemik bisa meneliminasi jaringan bakteri dan telah
ditunjukkan untuk menahan kehilangan tulang dan penekanan tingkat
A.actinomycetecomitans dalam hubungannya dengan scaling dan root planing.
Kombinasi terapi ini memindahkan secara mekanis bakteri dari deposit
permukaan akar dan eliminasi bakteri patogenik dari jaringan. Peningkatan tingkat
tulang setelah perawatan telah dicatat menggunakan metode ini. Dikarenakan
peningkatan ketahanan pada tetrasiklin, metronidazole atau amoksilin dengan
8
metronidazole ditemukan lebih efektif dalam merawat periodontitis agresif pada
anak-anak. Beberapa peneliti percaya bahwa metronidazole yang dikombinasikan
dengan amoksilin-asam klavulanik merupakan antibiotik yang dianjurkan.
Penggunaan jangka panjang antibakteri dosis rendah dari tetrasiklin telah
dianjurkan sejak dulu. Suatu studi jangka panjang dari pasien yang meminum
tetrasiklin dosis rendah (250 mg/hari untuk 2-7 tahun) menunjukan persistensi
dari poket yang dalam yang tidak berdarah saat probing. Daerah ini mengandung
proporsi yang tinggi tetrasiklin-resisiten, batang gram negatif (Fusobacterium
nucleatum). Setelah antibiotik dihentikan, flora yang merupakan karakteristik dari
daerah dengan penyakit. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk menulis resep
resimen jangka panjang dari tetrasiklin kerena kemungkinan perkembangan dari
resisten bakteri. Walaupun sering digunakan dimasa lalu sebagai agen antiinfeksi,
khususnya untuk LAP dan tipe lain dari periodontitis agresif, tetrasiklin sekarang
cenderung digantikan oleh kombinasi antibiotik yang lebih efektif.
Agen spesifik. Tetrasiklin, minoycline dan doxyxyline adalah anggota
semisintetik dari kelompok tetrasiklin yang telah digunakan dalam terapi
periodontal.
Tetrasiklin. Tetrasiklin memerlukan administrasi 250 mg 4 kali sehari. Ia
tidak mahal tetapi pemenuhan bisa berkurang dengan mengkonsumsi empat
kapsul per hari.
Minocycline. Mynocycline efektif melawan spektrum luas dari
mikroorganisme. Pada pasien dengan periodontitis dewasa, ia menekan
spirochetes dan batang motile seefektif scaling dan root planing, dengan bukti
9
penekanan hingga 3 bulan setelah terapi. Minocycline bisa diberikan dua kali
sehari, dibanding memfasilitasitetrasiklin. Walaupun disertai fototoksik yang
lebih sedikit dan toksisitas renal dibanding tetrasiklin, mynocycline biasa
menyebabkan vertigo yang reversibel. Minocycline diadministrasi 200 mg/hari
untuk 1 minggu menghasilkan pengurangan total jumlah bakteri, eliminasi
sempurna dari spirochetes untuk 2 bulan, dan peningkatan semua parameter klinis.
Doxyxycline. Doxycycline memiliki spektrum yang sama dengan aktivitas
mynocycline dan bisa sama efektifnya. Dikarenakan doxycycline bisa diberikan
hanya satu kali sehari, bagaimanapun juga pasien bisa lebih rela. Kerelaan juga
disukai karena absorpsinya dari traktus gastrointestinal hanya sedikit dihalangi
oleh kalsium, ion metal atau antacid, sama seperti absorpsinya dari tetrasiklin lain.
Dosis yang direkomendasikan ketika digunakan sebagai agen anti infeksi adalah
100 mg qd. Untuk mengurangi gangguan GI, 50 mg bisa diminum bid. Ketika
digunakan dalam dosis subantimikrobial(untuk mencegah kolagenase),
doxicycline direkomendasikan dalam dosis 20 mg dua kali sehari. Perostat dan
bentuk generik tersedia dalam dosis 20 mg doxycycline.
Metronidazole.
Farmakologi. Metronidazole adalah campuran nitromidazole yang dikembangkan
di perancis untuk merawat infeksi protozoal. Ia baktericidal terhadap organisme
anaerob dan dipercaya merusak sintesis bakteri asam deoksiribonukleat (DNA)
dalam kondisi dengan potensial reduksi yang rendah. Metronidazole bukan obat
10
pilihan untuk merawat infeksi A.actinomycetecomitans , tetapi bisa efektif pada
tingkat terapi karena hidoksi metabolitnya. Bagaimanapun juga, metronidazole
efektif melawan A.actinomycetecomitans ketika digunakan dalam kombinasi
dengan antibiotik lain. Metronidazole juga efektif melawan anaerob seperti
porphyromonas ginggivalis dan Prevotella intermedia.
Kegunaan klinis. Metronidazole telah digunakan secara klinis untuk merawat
ginggivitis, NUG, periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Ia telah
digunakan sebagai monoterapi dan juga dikombinasikan dengan root planing dan
bedah atau dengan antibiotik lain. Metronidazole sukses digunakan untuk
merawat NUG.
Studi pada manusia telah mendemonstrasikan efisiensi dari metronidazole
dalam perawatan ginggivitis dan periodontitis. Dosis tunggal dari metronidazole
(250 mg secara oral) muncul dalam serum dan GCF dalam kuantitas yang cukup
untuk menghambat jangkauan yang luas dari patogen periodontal yang ditemukan.
Diadministrasikan secara sistemik (750-1000 mg/hari untuk 2 minggu),
metronidazole mengurangi pertumbuhan flora anaerob, meliputi spirochetes, dan
pengurangan tanda klinis dan histopatologis dari periodontitis. Regimen yang
paling umum adalh 250 mg tiga kali sehari untuk 7 hari.
Loesche dkk menemukan bahwa 250 mg metronidazole tid untuk 1 minggu
untung untuk pasien dengan infeksi periodontal anaerob yang terdiagnosa di
pertimbangkan “anaerob” ketika spirochetes membentuk 20% atau lebih dari total
jumalh mikrobial. Metronidazole digunakan sebagai suplemen pada scaling yang
teliti dan root planing menghasilkan pengurangan keperluan untuk bedah
11
dibandingkan dengan root planing sendiri. Data bakteriologik dari studi ini
menunjukan hanya jumlah spirochetes yang berkurang. Saat ini, tingkat kritis dari
spirochetes diperlukan untuk mendiagnosa infeksi anaerob, waktu yang tepat
untuk memberi metronidazole, dan dosis ideal atau durasi dari terapi tidak
diketahui.
Sebagai monoterapi( tidak ada root planing), metronidazole inferior dan
paling baik hanya ekivalen untuk root planing. Oleh karena itu, jika
digunakan ,metronidazole diboleh diadministrasikan sebagai monoterapi.
Metronidazole menawarkan beberapa keuntungan dalam perawatan
periodontitis refraktori, khususnya ketika digunakan dalam kombinasi dengan
amoksilin. Kehadiran periodontitis refraktori sebagai kategori diagnotik
mengindikasikan bahwa beberapa pasien tidak merespon pada terapi
konvensional, mencakup root planing, bedah atau keduanya. Soder dkk
menunjukan bahwa metronidazole lebih efektif dibanding placebo dalam
perawatan daerah yang tidak responsif pada root planing. Disamping itu, banyak
pasien masih memiliki daerah yang berdarah saat probing dibanding terapi
metronidazole.
Studi menganjurkan bahwa ketika dikombinasikan dengan amoksilin atau
amoksilin-clavulanate pottasium(Augmentin), metronidazole bisa berharga dalam
perawatan pasien dengan LAP atau periodontitis refraktori.
Efek samping. Metronidazole memiliki efek antabuse ketika bertemu alkohol.
Respon umumnya proporsional pada jumlah yang diterima dan bisa menghasilkan
kram parah, nausea dan muntah. Produk yang mengadung alkohol harus dihindari
12
selama terapi dan untuk sedikitnya 1 hari setelah terapi dihentikan. Metronidazole
juga mengganggu metabolisme warfarin. Pasien yang menjalani terapi
antikoagulan harus menghindari metronidazole karena ia memperpanjang waktu
protrombin. Ia juga harus dihindari pada pasien yang mengkonsumsi lithium.
Penisilin
Farmakologi. Penisilin adalah obat pilihan untuk perawatan dari banyak infeksi
serius pada manusia dan antibiotik yang paling sering digunakan secara luas.
Penisilin alami dan derivat semisintetik dari kultur Penicillium. Mereka
mengganggu produksi dinding sel bakteri dan juga bakterisidal.
Kegunaan klinis. Penisilin selain amoksilin dan amoksilin-clavulanate
pottasium(augmentin) tidak ditunjukan untuk meningkatkan tingkat perlekatan
periodontal, dan kegunaan mereka dalam terapi periodontal tidak dibenarkan.
Efek samping. Penisilin bisa menimbulkan reaksi alergi dan bakteri resisten,
hingga 10 % pasien bisa alergi terhadap penisilin.
Amoksisilin. Amoksisilin adalah penisilin semi sintetik dengan spektrum
antiinefktif yang meluas yang meliputi bakteri gram positif dan gram negatif,. Ia
menunjukan absorpsi yang sempurna setelah administrasi oral. Amoksisilin bisa
diterima oleh penisilinase, B-laktamase yang dihasilkan oleh bakteri yang
merusak struktur lingkaran penisilin dan membuat penisilin tidak efektif.
Amoksisilin bisa berguna dalam perawatan pada pasien dengan
periodontitis agresif, pada bentuk terlokalisasi dan menyeluruh. Dosis yang
dianjurkan adalah 500 mg tid untuk 8 hari.
13
Amoksilin-Clavulanate Pottasium. Kombinasi amoksisilin dengan potasium
clavulanate membuat agen antiinfektif ini resisten pada enzim penisilinase yang
dihasilkan oleh beberapa bakteri. Amoksisilin dengan clavulanate (augmentin)
bisa berguna dalam perawatan pada pasien dengan LAP atau periodontitis
refraktori. Bueno dkk melaporkan bahwa Augmentin menghambat kehilangan
tulang alveolar pada pasien dengan penyakit periodontal yang refraktori pada
perawatan dengan antibiotik lain, termasuk tetrasiklin, metronidazole dan
clindamysin.
Cephalosporins
Farmakologi. Famili dari B-lactam dikenal sebagai cephalosporins hampir sama
cara kerja dan strukturnya dengan penisilin. Mereka secara berkala digunakan
dalam obat dan resisten pada sejumlah B-laktamase secara normal aktif melawan
penisilin.
Kegunaan klinis. Cephalosporins umumnya tidak digunakan untuk merawat
infeksi terkait gigi. Penisilin lebih superior dibanding cephalosporins dalam
jangkauannya melawan bakteri patogenik periodontal.
Efek samping. Pasien yang alergi terhadap penisilin harus dipertimbangkan alergi
terhadap semua produk B-lactam. Rashes, urticaria, demam dan gangguan GI
telah disertai dengan cephalosporins.
Clindamycin
Farmakologi. Clindamicin efektif melawan bakteri anaerob. Ia efektif dalam
situasi dengan pasien yang alergi terhadap penisilin.
14
Kegunaan klinis. Clindamicin telah menunjukan efisiensi pada pasien dengan
periodontitis refraktori hingga terapi tetrasiklin. Walker dkk menunjukan bahwa
clindamicin dibantu dengan menstabilkan pasien refraktori; dosisinya adalh 150
mg qid untuk 10 hari. Jorgensen dan slots merekomendasikan regimen dari 300
mg bid untuk 8 hari.
Efek samping. Clindamicin disertai dengan pseudomembranous colitis, tetapi
insidensinya lebih tinggi dengan cephalosporins dan ampisilin. Ketika diperlukan,
bagaimanapun uga , clindamicin bisa digunakan dengan hati hati. Tetapi tidak
diindikasikan untuk pasien dengan riwayat colitis. Diare atau kram yang
berkembang selama terapi clindamicin bisa indikatif untuk colitis dan clindamicin
harus dihentikan. Jiak simptom tetap ada, pasien harus dirujuk ke internis.
Ciprofloxacin.
Farmakologi. Ciprofloxacin adalh quilonone aktif melawan batang gram negatif,
meliputi semua patogen fakultatif dan beberapa patogen periodontal anaerob
puratif.
Kegunaan klinis. Dikarenakan ia menunjukan efek yang minimal pada
streptococcus sp, dimana disertai dengan kesehatan periodontal, terapi
ciprofloxacin bisa menfasilitasi pengeluaran mikroflora yang disertai dengan
kesehatan periodontal. Saat ini, ciprofloxacin adalha satu satunya antibiotik dalam
perawatan terapi periodontal dimana semua A.actinomycetecomitans bisa
diterima. Ia juga telah digunakan dalam kombinasi dengan metronodazole.
Efek samping. Nuase, sakit kepala, dan rasa metalik dalam mulut dan
ketidaknyamanan abdominal telah disertai dengan ciprofloxacin. Quilonoes
15
menggangu metabolisme theophylline dan kafein serta adminisrtsi konkuren bisa
menghasilakn toksiksitas. Quilonoes juga dilaporkan meningkatkan efek warfarin
dan antikoagulan lainnya.
Macrolides
Farmakologi. Antibiotik macrolide mengandung banyak cincin anggota lactone
dimana satu atau lebih gula deoxy terikat. Mereka merusak sintesis protein dengan
terikat 50s ribosomal subunit dari mikroorganisme sensitif. Macrolides bisa
bakteriostatik atau baktericidal, bergantung pada konsentrasi obat dan kealamian
microorganisme. Antibiotik macrolide digunakan untuk perawatan periodontal
mencakup erytromicin, spiramycin dan azithromycin.
Kegunaan klinis. Erytromycin tidak terkonsentrasi dalam GCF dan ia tidak
efektif melawan patogen periodontal yang paling putatif. Untuk alasan ini,
erytromycin tidak dianjurkan sebagai pembantu dalam terapi periodontal.
Spyramycin aktif melawan organisme gram positif; ia tereksresi dalam
konsentrasi tinggi dalam saliva. Ia digunakan sebagai pembantu dalam terapi
periodontal di kanada dan eropa tetapi tidak tersedia di amerik serikat.
Spyramycin memiliki efek yang minimal pada peningkatan tingkat perlekatan.
Azizthromycin adalah anggota dari kelas azalide dari macrolides. Ia
efektif melawan anaerob dan bacilli gram negatif. Setelah dosis oral dari 500 mg
qd untuk 3 hari, tingkat signifikan dari azithromycin bisa terdeteksi pada jaringan
untuk 7 – 10 hari. Konsentrasi dari aritromycin dalam specimen jaringan dari lesi
periodontal secara signifikan lebih tinggi dibanding ginggiva normal. Ia telah
diproporsalkan bahwa azitromycin menpenetrasi fibroblas dan fagosit dalam
16
konsentrasi 100-1200 kali lebih dibanding kompartemen ekstraselular.
Azithromycin secara aktif ditrnspor ke daerah peradangan oleh fagosit, kemudian
dilepaskan terarah ke daerah peradangan sebagai perpecahan fagosit selama
fagositosis. Terapi memerlukasn dosis tunggal dari 250 mg/hari untuk 5 hari
setelah dosis muat awal dari 500 mg.
SERIAL DAN KOMBINASI TERAPI ANTIBIOTIK
RASIONAL
Karena infeksi periodontal bisa mengandung banyak diversitas bakteri, tidak ada
antibiotik tunggal yang efektif melawan semua patogen putatif. Perbedaan
terdapat pada flora mikrobial disertai dengan variasi sindrom penyakit
periodontal. “campuran ” infeksi bisa meliputi variasi aerob, mokroaerophilic dan
bakteri anaerob, kedua gram negartif an gram positif. Pada kasus ini ia mungkin
penting untuk menggunakan lebih dari satu antibiotik, baik serial atau kombinasi.
Sebelum kombinasi antibiotik telah digunakan, bagaimanapun juga , patogen
periodontal yang telah dirawat harus diidentifikasikan dan percobaan penerimaan
antibiotik dilakukan.
Kegunaan klinis.
Antibiotik yang bakteriostatik (cth tetrasiklin) umumnya memerlukan pembagian
mikroorganisme yang cepat untuk efektif. Mereka tidak bekerja baik jika
antibiotik bakteriocidal (cth amoksilin) secara teratur. Ketika kedua tipe obat
diperlukan, mereka lebih baik diberikan secara serial, bukan kombinasi.
17
Rams dan slots meninjau kembali terapi kombinasi menggunakan
metronidazole sistemik bersama dengan amoksisilin, amoksilin-clavulanate
pottasium(augmentin) atau ciprofloxacin.
Metronidazole-amoksisilin dan kombinasi metronidazole-Augmentin
menyediakan eliminasi yang sempurna dari abnyak organisme pada periodontitis
agresif dewasa dan terlokalisalsi yang telah dirawat tidak berhasil dengan
tetrasiklin dan tindakan mekanis. Obat ini memiliki efek adiktif berdasarkan
tekanan dari A.actinomycetecomitans. tinoco dkk menemukan bahwa
metronidazole dan amoksisilin bisa efekstif secara klinis dalam perawatan LAP,
walupun 50% pasien terjangkit A.actinomycetecomitans 1 tahun sesudahnya.
Kombinasi Metronidazole ciprofloxacin efektif melawan A.actinomycetecomitans;
metronidazole mengargetkan obligat anaerob, dan ciprofloxacin menargetkan
anaerob fakultatif. Ini kombinasi yang kuat melawan infeksi campuran. Studi dari
kombinasi obat ini dalam perawatan periodontitis refraktori telah mencatat
peningkatan klinis. Kombinasi ini bisa menyediakan keuntungan terapeutik
dengan mengurangi atau mengeliminasi organisme patogenik dan keuntungan
profilaktik dengan memberi peningkatan mikroflora streptococcal secara
predominan.
Terapi Antibiotik sistemik dikombinasikan dengan terapi mekanis beharga
dalam perawatan infeksi periodontal yang bandel dan infeksi LAP mencakup
A.actinomycetecomitans. Perawatan antibiotik harus disiapkan untuk subset
spesifik dari pasien periodontal yang tidak merespon pada terapi konvensional.
18
Pilihan agen spesifik harus disertai hasil dari kultur dan tes sensitifitas untuk
mikroorganisme plak subginggival.
Modulasi host
Doxycycline hyclate
Sekarang dikembangkan oleh administrsi makanan dan obat amerika serikat
(FDA) untuk perawatan periodontitis, doxyxyxline hyclate tersedia sebagai 20
mg kapsul untuk digunakan oleh pasien dua kali sehari. Mekanisme cara kerja
adalah dengan tekanan aktivitas kolagenase sebagian diproduksi oleh
plymorfonuklear leukosit. Walaupun dalam keluarga antibiotik, doxyxyxline tidak
mengghasilakn efek antibakterial karena dosis 20 mg bid terlalu renadah untuk
melawan bakteri. Hasilnya, resisten dari pengobatan ini tidak terlihat.
Gambar 52-3 menyediakan diagram skematik dari progresi dari penyakit
periodontal dan aturan dari matriks metallprpteinase dimana doxyxyxline sebagai
inhibitor.
Empat dobel penyembunyian, studi klinis lebih dari 650 pasien telah
mendemonstrasikan bahwa doxyxyxline hyclate meningkatan efektifitas dari
perawatan periodontal professional dan memperlambat progresi dari proses
penyakit. Hasil dari tiga studi pertama menunjukan doxyxyxline hyclate
menghasilkan kira kira 50% peningkatan tingkat perlekatan pada poket dengan
kedalaman probing 4 -6 mm dan 34% peningktana poket dengan kedalaman
probing 7 mmm atau lebih. Juga, kehilangan perlekatan yang ditemukan pada
daerah dengan kedalaman probing normal (0-3mm) dimana kelompok placebo
hilang 0,13 mm saat 12 bulan.
19
Caton dkk menunjukan secara ststistik penurunan signifikan dari
kedalaman probing dan peningkatan tingkat perlekatan klinis dengan docycycline
hyclate bersama dengan root planing pada 3-,6- dan 9- bulan evaluasi
dibandingkan dengan kelompok placebo dengan root planing sendiri. Walaupun
secara sttistik signifikan, perubahan yang tepat dipertimbangkan terbatas pada
pasien dengan periodontitis kronik menengah ke parah.
Hasil dari studi yang aman menunjukan bahwa doxycycline hyclate (20mg
bid) dengan atau tanpa terapi mekanis (scaling dan rooot planing) tidak
menimbulakn efek anti infektif pada mikroflora periodontal dan tidak
menghasilkan perubahan yang dentrimental pada flora normal. Kolonisasi atau
pertumbuhan berlebih dari poket periodontal oleh bakteri yang resisten terhadap
doxyxyxline, tetrasiklin, minocycline, amoksisilin, erytromycine atau clindamycin
tidak ditemukan. Sebagai tambahan, tidak ada bukti dari akusisi resisten
multiantibiotik ditemukan. Periostat dan bentuk generik tersedia dalam dosis 20
mg doxyxycline.
Obat antiinflamsi nonsteroid
Aturan dari sistem inflamasi host dalam penyakit periodontal hanya relatif mulai
dimengerti sekarang. Mengikuti antivasi dari sel inflamsi dalam periodontium
oleh bakteri , phospholipid dalam membran plasma dari sel ditunjukan oleh
phospholpid. Ini mengarah pada pembebasan asam arachidonik bebas, dimana
kemudian bisa dimetabolisme ke dalam prostaglandin, tromboksan dan
prostaclyne oleh enzim cyclooxygenase. Jalur lipoxygenase bisa menghasilkan
leukotriene dan asam hydroyeicosatetraenonic dari asam arachidonic. Bukti kuat
20
menganjurkan bahwa produk jalur cyclooxygenase(cth prostaglandin) bisa
menjadi mediator penting untuk beberapa kejadian patologik yang muncul pada
penyakit periodontal. Oleh karena itu, modul;asi dari respon inflamasi host
terhadap bakteri bisa menghalangi insidensi dan keparahan penyakit periodontal.
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) bisa menjadi harga terapeutik
dalam merawat penyakit periodontal karena kemampuan mereka dalam
merintangi metabolisme asam arachidonik dan menghalangi proses inflamsi.
Perkiraan ini telah dihitung dalam studipada manusia dan hewan. Beberapa
NSAIDs telah menunjukan penagruhnya terhadap respon PMN hingga
peradangan yang tidak melibatkan inhibisi prostaglandin. Keuntungan efek dari
NSAIDs juga ditemukan setelah aplikasi topikal. Obat-obatan seperti flurbiprofen,
ibuprofenasam mefenamatdan naproxen telah dipelajari.
Flurbiprofen muncul menjadi investigasi lanjut NSAIDs yang berharga.
Ia menggangu migrasi PMN, mengurangi permeabilitas vaskular, dan menggangu
aggregrasi platelet dengan merintangi cyclooxygenase. Dalam studi selama 3
tahun, William dk melaporkan bahwa flurbiprofen secara signifikan merintangi
kehilangan tulang alveolar secra radiografik ketika dibandingkan dengan placebo.
Sayangnya, setelah 24 bulaan, perbedaan pada rata-rata kehilangan tulang
menghilang. Kelompok ini juga melaporkan kebali ke garis awal dari rata-rata
kehilangan tulang setelah perawatan dengan flubiprofen terhenti.
Studi masa kini menganjurkan bahwa andimistrasi konkomitan dari
doxyxyxline dan flurbiprofen bisa menghasilakn peningkatan efek antikolagenase
dari doxycycline dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
21
PENYALURAN LOKAL DARI ANTIBIOTIK
Keterbatasan dari kemampuan mulut berkumur dan irigasi telah mendorong
penelitian untuk pengembangan sistem penyaluran alternatif. Saat ini, keuntungan
dalam teknologi penyaluran menghasilkan pelepasan terkontrol dari obat. (tabel
3). Keperluan untuk perawatan penyakit periodontal meliputi pengertian untuk
menargetkan agen antiinfeksi ke daerah infeksi dan mempertahankan konsentrasi
yang terlokalisasi pada tingkat yang efektif untuk waktu yang cukup ketika
timbulnya minimal atau tudak ada efek samping sama sekali.
Serat yang mengandung Tetrasiklin
Produk penyalur lokal pertama tersedia di amerika serikat telah dipelajari, serat
ethylene/vinyl acetate copolymer (diameter o,5mm)mengandung tetrasiklin, 12,7
mg per 9 inch. Ketika dibungkus ke dalam poket periodontal, ia bisa diterima
dengan baik oleh jaringan mulut, dan untuk 10 hari ia menahan konsentrasi
tetrasiklin 1300 ug/ml, dengan 32-64 ug/ml diperlukan untuk meghambat
pertumbuhan patogenyang terisolasi dari poket periodontal. Dalam kontras,
konsentrasi GCF dari hanya 4-8 ug/ml dilaporkan setlah administrasi tetrasiklin
sistemik, 250 mg qid untuk 10 hari (total dosis oral).
Studi mendemonstrasikan bahwa serat tetrasiklin yang biberikan dengan
atau tanpa scaling dan root planing mengurangi kedalaman probing, pendarahan
probing, dan patogen periodontal dan mendapatkan tingkat perlekatan klinis. Efek
secara signifikan lebih baik daripada yang diberikan dengan scaling dan root
planing sendiri atau dengan serat placebo. Dalam 2 bulan studi, perbandingan
dengan scaling dan root planing, serat yang digunakan sendirian menyediakan
22
lebih dari 60% peningkatan kedalaman probing dan tingkat perlekatan klinis
dibandng scaling sendiri.
Tidak ada perubahan pada resisten antibiotik terhadap tetrasiklin yang
ditemukan setelah terapi serat tetrasiklin selama uji coba patogen periodontal
putatuf. Kerugian dari serat meliputi panjang waktu yang diperlukan untuk
penempatan (lebih dari 10 menit per gigi), kurva yang dipelajari diperlukan untuk
mendapatkan profisiensi pada penempatan, dan keperluan untuk perjanjian kedua
pasien 10 hari setelah penempatan untuk pemindahan serat. Juga, penempatan
serat disekitar 12 atau lebih gigi mengakibatkan kandidiasis oral pada beberapa
pasien.
Studi lain menganjurkan bahwa berkunur dengan 0,12%chlorhexidine
setelah penempatan fiber memiliki efek sinergik, meningkatkan reduksi patogen
bakterial. Evaluasi dari efek serat tetrasiklin pada permukaan akar menggunakan
sinar fluoroscent dan scaning elektron mikroskopy menunjukan penetrasi
superfisial dari tetrasiklin dengan penetrasi minor ke tubuli gigi dan sedikit daerah
permukaan akar yang demineralisasi. Mikroskopi juga menunjukan reduksi dari
flora mikrobial subgingival pada permukaan akar pada gigi yang dirawat dengan
serat melawan spesimen kontrol.
Doxycycline subginggiva
FDA menyetujui 10% doxycycline dalam sistem gel menggunakan
syringe(atridox).(gambar 4). Ia hanya sistem penyaluran lokal yang diterima oleh
assosiasi gigi amerika dan tersedia di amerika serikat dan sejumlah negara lain.
23
Dalam 9 bulan studi multicenter dari 180 pasien , perawatan dengan
10%doxcycline sendiri lebih efektif dibanding perawatan lainnya pada semua
periode waktu, dengan pengecualian untuk 3 bulan harga tingkat perlekatan klinis.
Untuk 10% kelompok gel doxycycline, penurunan pada tingkat perlekatan klinis
dalam 9 bulan menunjukan dapatan 0,4 mm dibandingkan dengan kontrol mesin;
perngurangan pada kedalaman proing adalah 0,6 mm lebih dibanding kontrol
mesin; dan pengurangan pendarahan probing adalah 0,2 unit lebih dibanding
kontrol mesin. Perbedaannnya secara klinis kecil tetapi secara statistik signifikan.
Walaupun resisten tidak dievaluasi pada studi ini, aplikasi lokal dari doxycycline
telah dilaporkan menunjukan peningkatan resisten yang transien dalam mikroba
oral dan tidak ada pertumbuhan berlebih dari patogen asing.
Dua percobaan multicenter masing-masing mempelajari 411 pasien
dengan periodontitis sedang hingga parah. Pada dasarnya, pasien diacak pada satu
dari empat kelompok perawatan: 10% gel doxycycline, kontrol mesin, hanya
kebersihan mulut dan scaling serta root planing. Daerah dengan kedalaman
probing 5 mm atau lebih yang berdarah saat probing dirawat pada garis dasar dan
kemudian dirawat kembali dengan perawatan yang sama saat 4 bulan. Penaksiran
klinis dibuat untuk 9 bulan, mengukur tingkat perlekatan klinis, kedalaman
probing dan pendarahan saat probing. Semua kelompok perawatan pada kedua
studi menunjukan peningkatan klinis dari garis dasar hingga melewati periode 9
bulan. Hasil dari semua parameter pengukuran secara signifikan lebih baik dalam
10% doxycycline gel dibanding dengan kontrol mesin dan hanya kebersihan
mulut. Dibandingkan dengan scaling dan root planing, efek dari 10% doxycycline
24
gel sebagai monoterapi pada pendapatan tingkat perlekatan klinis dab
pengurangan kedalaman probing adalah ekivalen.
Minocycline subgingival
Baru-baru ini FDA menyetujui bentuk yang baru, disalurkan secara lokal,
perlepasan untuk penempatan subgingival sebagai pembantu dalam scaling dan
root planing.(gambar 5). 2% minocycline dikamsul ke dalam microspere
bioresorpable ke dalam gel pembawa. Ketika dibandingkan dengan
kontrol(scaling dan root planing dengan media nonaktif seperti irigan sugingival),
ada signifikan secara statistik peningkatan tingkat perlekatan pada pasien yang
memiliki poket 6mm atau lebih saat probing.
Pada empat pusat, double blind, percobaan acak, pasien dengan
poketperiodontal paling sedikit 5mm dipilih dan 2 % minocycline gel atau media
diaplikasikan satu kali setiap 2 minggu untuk empat aplikasi setelah scaling awal
dan root planing. Total 343 gigi(976daerah) termasuk dalam kelompok
minocycline dengan 299gigi (810 daerah) pada kelompok kontrol. Pengurangan
pada P.ginggivalis dan P, intermedia pada minggu ke 2, 4, 6, dan 12 dan pada
minggu ke 6 dan 12 untuk A, actinomycetecomitans secara statistik signifikan.
Hasil ini menunjukan keuntungan dari debridemen pembantu subginggival
standar dengan aplikasi gel minocycline. Tiga efisiensi klinis dasar bervariasi
pada studi ini adalah kedalaman probing, tingkat perlekatan klinis dan indeks
pendaraha. Ada tren menuju peningkatan klinis dari kedua kelompok perawatan
untuk semua ketiga pengukuran, dan pengurangan dari kedalaman probing secara
signifikan lebih besar dengan gel minocycline. Ketika daerah dengan kedalaman
25
probing sedikitnya 7 mm dan pendarahan signifikan pada garis dasar
dipertimbangkan, peningkatan lebih esar dari 5 mm poket. Peningkatan dengan
minocycline secara statistik signifikan lebih baik dari kelompok kontrol.
Aplikasi 2 % minocycline juga dievaluasi dalam studi selama 3 bulan pada
30 pasien. Aktif atau gel placebo ditempatkan subginggival pada daerah yang
direncanakan pada setiap subjek berdasarkan pada protokol double blind,
segerastelah scaling dan root planing dan 2 serta 4 minggu sesudahnya. Perbedaan
antara kelompok kedalaman probing tidak mencapai statistik yang signifikan pada
setiap kunjungan, tetapi berarti tingkat perlekatan klinis lebih menfavoritkan
kelompok minocycline (p<0,05) pada keduanya. Sejumlah daerah yang berdarah
setelah probing yang dalam saat 12 minggu juga difavoritkan pada kelompok
minocycline (p<0,005). Produk ini (2% minocycline) tidak tersedia di amerika
serikat.
Metronidazole subginggival
Pengobatan topikal yang mengandung metronidazole bahan dasar minyak 25%
gel gigi( glyceryn mono-oleate dan minyak cengkeh) telah diuji coba pada
beberapa studi. Produk ini tidak tersedia di amerika serikat. Ia diaplikasikan pada
konsistensi cair ke dalam poket, dimana ia dicairkan oleh panas tubuh dan
kemudian mengeras kemali, membentuk kristal saat berlkontak dengan air.
Sebagai prekursor, persiapan mengandung metronidazole-benzoate, dimana dibagi
menjadi substansi aktif dengan diesterase dalam GCF. Dua aplikasi 25% gel pada
interval 1 minggu telah digunakan.
26
Studi telah menunjukan bahwa gel metronidazole ekivalen pad scaling dan
root planing tetapi tidak menunjukan keuntungan yang membantu dengan scaling
dan root planing. Dalam studi 6 bulan dari 30 pasien, perawatan terdiri dari dua
aplikasi dari gel dental ke dua kuadran yang dipilih secara acak pada interval 1
minggu, sama seperti scaling subginggival yang simultan dari kuadran yang
tersisa. Instruksi kebersihan mulut telah diberikan pada hari ke 21. Analisis secara
statistik menunjukan kedua perawatan efektif dalam mengurangi kedalaman
probing lebih dari periode 6 bulan. Pada akhir dari periode, arti pengurangan
dalam kedalaman probing adalah 1,3 mm setelah perawatan gel dan 1,5 mm
setelah scaling subginggival. Pendarahan saat probing berkurang 35% dan 42%
secara respek. Tidak ada perbedaan signifikan antara dua perawatan yang
terdeteksi. Mikroskopi daerah gelap menunjukan mikroflora yang lebih sehat
untuk kedua perawatan; efeknya bertahan selama periode 6 bulan.
Studi multicenter yang besar dari 206 subjek menginvestigasi dua aplikasi
dari gel metronidazole dalam dua kuadran yang terpilih secara acak melawan dua
kuadran dari scaling. Kedalaman probing berkurang 1,2 mm dengan gel dan 1,5
mm dengan kelompok scaling. Saat 6 bulan, perbedaan antara perawatan secara
statistik tetapi tidak secara klinis signifikan. Juga, pendarahan saat probing
berkurang 88% dari kedua kelompok perawatan.
PENYALURAN LOKAL DARI AGEN ANTISEPTIK
Sistem penyaluran yang bisa diresorpsi telah diujicoba untuk penempatan
subginggival dari chlorhexidine gluconate dengan hasil klinis yang positif.
(gambar 6). PerioChip adalah chip yang kecila(4,0x5,0x0,35mm) mengandung
27
matrik gelatin yang biodegredable hidrolisa, bersilangan dengan glutaraldehyde
dan juga mengandung gliserin dan air, dimana 2,5 mg chlorhexidine gluconate
dikorporasikan per chip. Sistem penyaluran ini melepaskan chlorhexidine dan
mempertahankan konsentrasi obat dalam GCF lebih dari 100ug/ml untuk
sedikitnya 7 hari, konsentrasi diatas toleransi dari kebanyakan bakteri.
Dikarenakan chip biodegradasi dalam 7 -10 hari, perjanjian kedua untuk
pemindahan tidak diperlukan.
Dua multicenter, acak, double-lind, kelompok paralel, percobaan klinis
terkontrol dari chip ini dilakukan di amerika serikat dengan total 447 pasien pada
10 pusat. Pada studi ini, pasien menerima profilaksis supraginggival untuk 1 jam,
didikuti scaling dan root planing selama 1 jam. Chip ditempatkan pada daerah
target dengan kedalaman proing 5 – 8 mm pada garis dasar yang berdarah saat
probing dan kembali saat 3-6 bulan jika kedalaman probing tetap 5 mm atau lebih.
Daerah subjek terkontrol menerma cip placebo(inaktif) dengan scaling dan root
planing atau scaling dan root plaing sendiri. Daerah pada subjek yang dicoba
menerima chip chlorhexidine(aktif) dengan scaling dan root planing atau scaling
dan root planing sendiri. Pemeriksaan dilakukan di garis dasar dan kembali saat
3,6, dan 9 bulan. Pada 9 bulan, sigifikan meningkat pada kedalaman probing dari
garis dasar memfavoritkan chip aktif dibandingkan dengan kontrol ditemukan:
chip chlorhexidine dengan scaling dan root planing, -0,95 ±o,o5mm ; chip placebo
dengan scaling dan root planing –o,69 ± 0,05 mm(p=0,00001). Walaupun secara
statistik signifikan, perubahan klinis yang tepat terbatas. Proporsi dari daerah
poket dengan kedalaman proing yang berkurang 2 mm atau lebih bertambah
28
dengan kelompok chip hexidine (30%) dibandingkan dengan scaling dan root
planing sendiri (16%), perbedaan secara statistik signifikan pada basis per pasien
(p,0001).
Tidak ada staining telah dicatat dari tiga studi sebagai hasil perawatan chip
chorhexidine seperti yang diukur dengan indeks stain. Efek terbalik minimal,
dengan sedikit pasien yang menkomplain dari sakit yang sedikit dan penelanan
pada 24 jam pertama setelah penempatan chip.
KESIMPULAN
Scaling dan root planing sendiri efektif dalam mengurangi kedalaman poket,
memperoleh peningkatan tingkat perlekatan periodontal (pendarahan saat
probing). Ketika scaling dan root planing dikombinasikan dengan penempatan
subginggival dari media pelepasan (cth gel minocycline, microencapsulated
minocycline), bagaimanapun juga tambahan keuntungan klinis itu mungkin,
termasuk penurunan dari kedalaman poket, dapatan tambahan dari tingkat
perlekatan klinis, dan pengurangan peradangan. Peningkatan tingkat perlekatan
klinis juga muncul dengan chip chorhexidine dan gel doxycycline. Bukti
mengindikasikan bahwa beberapa antibiotik menyediakan tambahan pada tingkat
perlekatan ketika digunakan sebagai pembantu pada scaling dan root planing.
Kegunaan dari perawatan chemoterapeutik pembantu tidak menghasilkan dalam
pasien efek terbalik yang signifikan.
29
Tabel I
Penggunaan antibiotic untuk perawatan penyakit periodontal
Kategori Agen Fitur utama
Penicillin* Amoxycillin Memperluas spectrum
aktifitas antimicrobial;
absorpsi rongga mulut
yang sempurna;
digunakan secara
sistematis.
Augmentin+ Efektif melawan
mikroorganisme produksi
penisilinase; digunakan
secara sistematis
Tetracycline Minocycline Efektif melawan
spectrum luas
mikroorganisme ;
digunakan secara
sistematis dan
diaplikasikan secara lokal
(subgingival)
Doxycicline Efektif melawan
spectrum luas
mikroorganisme;
30
digunakan secara
sistematis dan
diaplikasikan secara lokal
(subgingival)
Penggunaan secara
kemoterapeutik dalam
dosis subantimikrobial
untuk modulasi host
(periostat)
Tetracycline Efektif melawan
spectrum luas
mikroorganisme
Quinolone Ciprofloxacin Efektif melawan tangkai
gram negatif;
mempromosikan asosiasi
mikroflora sehat
Macrolide Azithromycin Konsentrasi pada sisi
radang; digunakan secara
sistematis
Uncomycin derivative Clindamycin Digunakan pada pasien
yang alergi terhadap
penisilin; efektif
melawan bakteri anaerob;
31
digunakan secara
sistematis
Metromidazole++ Metronidazole Efektif melawan bakteri
anaerob; digunakan
secara sistematis dan
diaplikasikan secara lokal
(subgingival) sebagai gel
*indikasi : localized aggressive periodontitis (LAP), generalized
aggressive periodontitis (GAP), medically related periodontitis (MRP),
refractory periodontitis (RP)
+amoxicillin dan clavulanate potassium
++indikasi : LAP, GAP, MRP, RP, necrotizing ulcerative periodontitis
Tabel II
Aturan antibiotic umum yang digunakan untuk merawat penyakit
periodontal
Aturan Dosis/durasi
Agen single
Amoxicillin 500mg Tiga kali sehari selama 8
hari
Azithromycin 500mg Satu kali sehari selama 4-
7 hari
Ciprofloxacin 500mg Dua kali sehari selama 8
32
hari
Clindamycin 300mg tiga kali sehari selama 10
hari
Doxycyclin atau
minocycline
100-200mg Satu kali sehari selama
21 hari
Metronidazole 500mg Tiga kali sehari selama 8
hari
Terapi kombinasi
Metronidazole +
amoxicillin
Masing-masing 250mg Tiga kali sehari selama 8
hari
Metronidazole +
ciprofloxacin
Masing-masing 500mg Dua kali sehari selama 8
hari
Tabel 3
Tersedia sekarang atau penyelidikan, antimicrobial yang terkirim secara
lokal untuk terapi periodontal
Agen antimikrobial Pemeriksaan FDA Bentuk dosis
2% minocycline
microsphere
ya Bubuk biodegradable
dalam syringe
10% doxycycline gel Ya Campuran biodegradable
dalam syringe
25% metronidazole gel Tidak Campuran biodegradable
33
dalam syringe
Chlorhexydine (2,5mg)
dalam matriks gelatin
Ya Alat biodegradable
Gambar I. Petunjuk penggunaan terapi antimikrobial
34
Diagnosis Klinis
Kesehatan Periodontitis Kronis
Periodontitis yang berhubungan secara medis, atau periodontitis refraktori, atau periodontitis agresif
Terapi periodontal meliputi : Kebersihan mulut Root debridement Perawatan periodontal
pendukung, dan/atau Surgical laccess untuk
root debridement atau terapi regenerasi
Analisis Mikrobial
Efektif
Antibiotik selama diindikasikan dengan analisis mikrobial
Tidak efektif
Perawatan periodontal pendukung
Periodontitis refraktori agresif, atau yang berhu-bungan secara medis
perio-dontal
jauan ulang riwayat medis
sample
Terapi periodontal
root planning
patan anti-mikrobial sub-gingival
betadine
oral hygiene
perio-dontal
hari anti-biotik pada penyele-saian root debridement jika direko-mendasikan dengan referensi lab
intraoral di rumah
lasan chlor-hexidine selama 2 minggu
Revolusi
luasi res-pon terha-dap terapi
uatan OH
plak selama diindikasikan
Terapi perio-dontal pendu-kung
perio-dontal
jauan ulang riwayat medis
OH
root planing
plak selama diindi-kasi secara klinis
Hari 06 sampai 8 minggu
Setiap 3-4 bulan
Gambar II. Tuntutan agen antimicrobial
35
Gambar 5. Penempatan doxycycline 10% (atridox) gel
36
Gambar 6
Penempatan minocycline microsphere
Gambar 7
Penempatan chip chlorhexidine gluconate
37
top related