kkgpenjasorkesbkg.yolasite.comkkgpenjasorkesbkg.yolasite.com/resources/skripsi akhir 2... · web...
Post on 11-Mar-2019
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.
Dalam undang-undang sistim pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003:
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman.
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan
seseorang, keluarga maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa
banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu mengingat sangat
pentingnya bagi kehidupan maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya
sehingga memperoleh hasil yang diharapkan ( Sudirman, 1987 : 3 ).
Mengingat pentingnya pengajaran IPS, maka guna mencapai tujuan yang
dicanangkan dalam Kurikulum 2004, perlu adanya pembinaan dan peningkatan
mutu pengajaran IPS di SD. Agar usaha tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,
maka perlu adanya penelitian guna memperoleh data empiris mengenai
1
pengajaran IPS di SDN 016 Belakang Padang
Akhir-akhir ini didapat isu bahwa prestasi belajar IPS siswa-siswa SD
rendah. Gejala tersebut diduga di sebabkan oleh faktor pribadi siswa terhadap
pelajaran IPS yang kurang positif.
Minat siswa terhadap pelajaran IPS di sekolah ikut mempengaruhi
kegiatan belajar siswa, sehingga minat ikut menentukan hasil belajar siswa.
Keberhasilan suatu pelajaran erat sekali hubungannya dengan sikap pribadi siswa
yang diantaranya minat terhadap pelajaran IPS, motivasi untuk mengikuti
pelajaran IPS.Usaha-usaha guru memotivasi siswa agar mengerti pelajaran IPS.
( W.S. Winkel 1984 : 30 – 31 ) berpendapat bahwa :Dalam sikap itu terhadap aspek kognitif dan aspek efektif. Aspek efektif diperkenankan oleh peragaan terhadap suatu objek. Perasaan merupakan faktor psikis yang non intelektual, yang khususnya berpengaruh terhadap semangat atau gairah belajar. Sedangkan aspek kognitif dipengaruhi oleh alasan-alasan rasional berdasarkan refleksi dari suatu objek. Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat oleh sikap yang positif.
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh minatnya terhadap pelajaran, tetapi ada faktor-faktor internal dan eksternal siswa yang ikut berpengaruh, seperti lama belajar ( ketekunan siswa ), referensi (kepustakaan), metode belajar, sarana dan prasarana sekolah ( Masrun dan Sri Mulyani M, 1974 : 65-66 ; 65-66 : Depdikbud, 1980 : 50-67 ; 1984 : 43 )
Dari pendapat para ahli tersebut di atas penulis akan mencoba untuk
lebih mengkosentrasikan pada peranan guru dalam membangkitkan minat dan
motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS di SDN 016 Belakang Padang
Tahun Pelajaran 2009 / 2010
1.2. Pembatasan Masalah
Untuk tidak meluasnya pembahasan dalam penelitian ini penulis mencoba 2
membatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut
1. Hubungan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS dengan prestasi
belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang.
2. Hubungan antara motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran IPS dengan
prestasi belajar IPS.
3. Usaha-usaha guru untuk meningkatkan sikap dan motivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran IPS.
1.3. Rumusan Masalah.
Bertolak dari latar belakang masalah di atas maka secara singkat
permasalah dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana usaha-usaha guru
untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS ?
1.4. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Mengetahui tingkat hubungan timbal balik antara minat siswa terhadap
pelajaran IPS dengan prestasi belajar IPS.
2. Mengetahui sejauh mana motivasi siswa terhadap pelajaran IPS dengan
prestasi belajar IPS.
3. Mengetahui usaha guru dalam menimbulkan motivasi siswa dalam belajar
IPS.
1.5. Manfaat Penelitian.
Dengan melihat apa yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka
3
hasilnya dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi :
1. Anak Didik.
Dapat menyadarkan anak didik akan arti pentingnya suatu pelajaran
IPS tentang manusia dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah
kehidupan bermasyarakat.
2. Bagi sekolah
Menjadi bahan refrensi bagi guru-guru untuk meningkatakan prestasi
belajar disekolah
3. Masyarakat Sekitar.
Memberi dorongan pada masyarakat untuk mengadakan usaha-usaha
membimbing anak dalam mengenalkan dan mempelajari pelajaran IPS.
4. Peneliti Sendiri.
Disamping untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Sejarah, juga sedikit banyak memberikan sumbangan yang
nyata pada lembaga pendidikan dan masyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pelajaran IPS.
Pelajaran IPS adalah merupakan pelajaran yang diajarkan di sekolah
khususnya di SD berdasarkan kurikulum tahun 2004. Salah satu aspek pelajaran
IPS adalah kecenderungan untuk berfikir secara persuasif. Dalam pelajaran IPS di
tingkat SD pokok pikiran manusia, lingkungan adalah merupakan pusatnya.
Memandang tujuan pengajaran IPS di sekolah dari arah kegiatan belajar yaitu : 1) Siswa diberi, dan 2) Siswa diharapkan dapat mengembangkan diri dan akhirnya bisa memberi. Adapun unsur IPS dipandang sebagai keseluruhan yang mewarnai tujuan tersebut.
1. Materi Pelajaran IPS.
Dalam mempelajari IPS sudah tentu tidak lepas dari pengertian dan objek
IPS itu sendiri. Adapun pengertian IPS salah satunya adalah : Uraian tentang ilmu
pengetahuan yang mendalami bagaimana suatu peristiwa kehidupan sosial
masyarakat dalam suatu bangsa dan negara yang tidak lepas dari interaksi antar
makhluk hidup, dari masa kemasa yang tidak lepas dari historis, filosofis,
antropologis dan geografis serta ekonomi.
a. Motivasi
Seorang peserta didik dengan tingkat kecerdasan yang normal atau sedikit
di atas rata-rata mempunyai peluang berhasil lebih besar asalkan ditunjang oleh
motivasi belajar yang tinggi. Tiap peserta didik belajar dengan motivasi yang
berbeda-beda dapat dirumuskan dengan daya penggerak yang mendorong
5
seseorang melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Motivasi intrinsik merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri
peserta didik itu sendiri. Belajar dapat dipandang sebagai suatu fungsi yang
ditunjukkan pada aspek yang menentukan terjadinya perubahan tingkah laku
manusia di dalam pengalaman induktif, salah satu aspek yang diutamakan adalah
motivasi.
Motivasi adalah suatu kekuatan yang mengaktifkan berfungsinya suatu
perbuatan dari sederhana sampai kepada proses yang kompleks. Fungsi kekuatan
membawa kelakuan pada tujuan dengan jalan membuat kumpulan stimulasi yang
lain.
Motivasi sangat penting karena terbentuk suatu kebutuhan dari dalam
individu yang akan berkembang menjadi suatu dorongan atau suatu perhatian
seperti yang dikatakan di bawah ini.
Motivasi interistik timbul apabila siswa melihat dengan jelas hubungan
tujuan perbuatan itu dengan sistem yang ulet dalam menghadapi kesulitan-
kesulitan ( Winarno Surachman 1996 : 57 ).
Jadi peserta didik hendaknya menyadari sepenuhnya yang mempunyai
motif cakap akan kuat untuk belajar. Motif akan diperkuat apabila anak
mempunyai kesadaran atau makna serta tujuan perbuatan itu, cita-cita dan minat
terhadap pelajaran diartikan sebagai motif yaitu merupakan hal-hal yang
mendorong manusia dalam berbuat. Dengan adanya motif yang kuat maka akan
cukup berusaha dalam menghadapi tugas dan memungkinkan pemusatan dan
pemikiran serta akan menimbulkan kegembiraan dalam belajar.
6
b. Hubungan Antara Minat Dan Prestasi Belajar.
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi
menurut Poerwodarminto ( 1984 : 768 ) adalah hasil yang dicapai atau dilakukan,
dikerjakan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman yang diperoleh ( Soemandi, 1975 : 281 ).
Menurut pengertian di atas penulis dapat mengambil suatu kesimpulan
bahwa pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai dalam usaha
mendapatkan kepandaian atau hasil yang telah dicapai manusia melalui proses
dalam diri manusia.
Telah diketahui bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa
dalam belajarnya. Namun prestasi ini banyak dipengaruhi oleh bermacam-macam
faktor yang pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1. Faktor Internal.
Faktor intern yang perlu diperhatikan dari pribadi individu itu sendiri.
Faktor-faktor itu antara lain :
a. Intelegensi.
Intelegensi tiap-tiap orang berbeda-beda, karena itu hasil prestasi belajar
seseorang yang tak sama. Sebagaimana diuraikan oleh Utoyo ( 1979 :
26 ) sebagai berikut ;
b. Intelegensi adalah suatu kemampuan untuk mengadakan penyesuaian
yang lebih baik terhadap situasi yang baru dari pengalaman yang lalu.
c. Intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak.
Dari uraian diatas maka pengertian intelegensi adalah suatu kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk menghadapai suatu masalah yang timbul dari
7
manusia dan berusaha bagaimana untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Percaya Terhadap Diri Sendiri.
Percaya terhadap diri sendiri hendaknya didasarkan pada apa yang
dipersiapkan dengan matang sebelumnya. Seorang peserta didik dan yakin akan
kemampuan untuk memperoleh prestasi yang baik dalam usaha belajarnya.
Sumantri Martodipuro, 1980 : 93 yang menyatakan bahwa tiap pekerjaan
yang kita lakukan tidak akan berhasil dengan gemilang jika kita tidak percaya
pada diri sendiri.
2. Faktor Eksternal.
a. Lingkungan.
Yang dimaksud lingkungan adalah semua kondisi dalam lingkungan di
sekeliling siswa yang dengan cara-cara tertentu dapat mempengaruhi tingkah laku,
pertumbuhan dan perkembangan kita. Dengan demikian peranan lingkungan
dalam diri siswa perlu adanya kontrol bagaimana pengaruh dan akibatnya
terhadap kemajuan prestasi yang didapat siswa. Apabila bersifat positif bisa
ditanggapi akan tetapi apabila bersifat negatif harus dihindarkan.
b. Tingkat Pendidikan Orang Tua.
Peranan orang tua sangatlah penting dalam pendidikan anaknya. Dengan
demikian peranan keluarga sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan.Oleh
karena itu sejak timbulnya adat kemanusiaan hingga kini keluarga selalu
mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia.(Suwarna,1985: 67 ).
Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan berperan mengarahkan hidup
manusia yang lebih baik dan kemungkinan besar dapat mempengaruhi pendidikan
anaknya.
8
c. Pergaulan.
Sebagai mahluk sosial tidak lepas dari manusia yang satu dengan manusia
yang lain. Oleh karenanya seorang siswa memiliki teman dalam bergaul yang
berperan dalam diri siswa yang berkaitan dengan belajar.
Jika bergaul dengan seorang berpendidikan dapat menunjang suatu
prestasi yang baik, tetapi sebaliknya jika bergaul dengan orang yang tidak
berpendidikan mengakibatkan pengaruh yang kurang baik dalam pelajarannya.
2.2. Pengertian Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang
berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan
rasa senang.
Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment dari
kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang
dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-
elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Jadi
pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif), emosi (afektif), dan
kemampuan (kognitif) untuk mencapai suatu objek, seseorang suatu soal atau
suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985)
Menurut (Hardjana,1994), minat merupakan kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak
9
dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan kecenderungan untuk
dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau
kegiatan dalam bidang-bidang tertentu (Lockmono, 1994).
Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari
keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah
kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan,
kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 1994).
Menurut (Hardjana,1994), minat berarti keinginan, tertarik, atau terlihat
sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.
Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa
dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh
pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang
dituntutnya di sekolah.
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat
terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-sungguh seperti rajin
belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan bahkan dapat
menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan
dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari
biologi. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat
berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan,
begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses
10
belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu
membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti
(Hasnawiyah, 1994).
Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itu
berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri
untuk memperhatikan suatu obyek tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya
minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang
tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru (Slameto, 1995).
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam
studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama
dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah
kekurangan minat (Hardjana,1994).
Menurut (Hardjana,1994), arti penting minat dalam kaitannya dengan
pelaksanaan studi adalah :
a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta.
b. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi.
c. Minat mencegah gangguan dari luar
d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.
e. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.
Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya
11
konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan
bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak bisa
menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan
minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari
masing-masing siswa (Hardjana,1994).
Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat
sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya
cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila
seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak
pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada objek tersebut.
Kalau seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan
memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian
pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk
mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang
pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut
dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono,
1995).
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat
pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
12
yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan
hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu
hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan
untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti
menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu
mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk
mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat
bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada
dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat dan bermotivasi untuk
mempelajarinya.
Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat
memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa, utamanya dengan
yang berkaitan dengan bidang studi biologi. Minat sebagai aspek kewajiban bukan
aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh
13
lingkungan. Karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada
individunya.
Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi
merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam.
Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat
pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang
sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut
amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan
perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari.
Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).
Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan,
kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat
sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi
lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana,
pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta
latar belakang sosial budaya (Slameto, 1995).
Menurut (Slameto,1995), faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat
diatasi oleh guru di sekolah dengan cara:
1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan
penyajiannya lebih berserni.
14
2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi
terhadap bidang studi yang sedang diajarkan.
3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur
4. Meningkatkan kondisi fisik siswa.
5. Memepertahankan cita-cita dan aspirasi siswa.
6. Menyediakan sarana oenunjang yang memadai.
Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat
pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan
sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan
menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang
(Loekmono, 1994).
Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu,
merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk
membangkitkan minat. Misalnya belajar agar lulus ujian, menjadi juara, ahli
dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan gelar atau
memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat belajar tidak perlu berangkat dari
nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat belajar didapatkan pada
gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam belajar
(Sudarnoto, 1994)
Loekmono (1994), mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat
dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang
15
siswa yiatu :
1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua
mata pelajaran.
2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain
bidang studi.
3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan pribadi.
4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman.
5. Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang
khusus tertentu. Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar
menurut (Sudarnoto, 1994), yaitu :
a. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai.
b. Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar.
c.. Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu.
d..Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau laporan.
e. Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar.
f. Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar.
g. Melatih kebebasan emosi selama belajar.
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Belajar IPS
Menurut Abdullah (1989), ada beberapa yang mempengaruhi minat
16
sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran IPS..
Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu
faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal
(faktor yang berasal dari dalam diri siswa).
Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata
pelajaran IPS, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor
kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta
sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya, pengaruh dari masing-masing faktor
tersebut minat belajar IPS siswa dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Faktor Kurikulum
Arah pengembangan pengajaran mata pelajaran IPS pada masa
mendatang tidak dapat terlepas dari tujuan dan fungsi kurikulum yang berlaku
saat ini, yaitu kurikulum 1994. Pada Kurikulum 1994 terdapat beberapa fungsi
pelajaran IPS khususnya di tingkat Sekolah Dasar, adalah :
Membantu siswa memahami konsep-konsep IPS
Membantu mengembangkan sikap ilmiah dalam memecahkan masalah
yang dihadapi sehari-hari.
Membantu menggunakan dan mengembangkan keterampilan proses dalam
mempelajari konsep-konsep IPS
Membantu siswa dalam menerapkan konsep-konsep IPS yang dibantu
ilmu dasar lainnya dan dikembangkan dalam teknologi.
17
Membantu persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi.
b. Faktor dari dalam Diri Siswa
Siswa adalah sekelompok manusia yang akan diajar, dibimbing, dan
dibina menuju pencapaian tujuan belajar yang ditentukan. Siswa juga mempunyai
peranan dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling tukar informasi dan
pengalaman mengarah kepada interaksi proses belajar mengajar yang optimal
(Ali, 1993).
Proses belajar mengajar menurut konsep ini, siswa menggunakan seluruh
kemampuan dasar yang memilikinya sebagai dasar untuk melakukan berbagai
kegiatan agar memperoleh prestasi belajar yang optimal. Dalam hal ini, fungsi
guru dalam proses belajar mengajar seperti diungkapkan oleh Sardiman (1992)
adalah :
1. Mencari perangsang atau motivasi agar siswa mau melakukan satu tujuan
tertentu.
2. Mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu
3. Memberi dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang mampu
dilakukan untuk mencapai tujuan.
c. Faktor Metode Mengajar
18
Mengajar atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan
suatu teknik atau metode tertentu. Metode tersebut dengan istilah metode
mengajar. Dalam dunia pendidikan telah dikenal berbagai metode mengajar yang
dapat digunakan .
Di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu terdapat banyak mata
pelajaran dan tiap mata pelajaran mempunyai tujuan-tujuan tersendiri. Untuk
mencari tujuan tersebut setiap guru harus memilih metode mengajar yang
manakah yang paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan
diajarkannya. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua pokok bahasan cocok
untuk diterapkan satu mata pelajaran atau pokok bahasan. Oleh karena itu, guru
yang mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya
dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan motivasi dan minat
belajar siswa (Roestiyah, 1993).
d. Faktor Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus.
Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai
guru. Untuk menjadi seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi
seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan
mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan
melalui masa pendidikan tertentu.
Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan.
19
Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan
kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru
bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa
ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya. Dalam
pendidikan itu, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat dilaksanakan
sebagai berikut :
1) Tugas profesional
Tugas profesional ialah tugas yang berhubungan dengan profesinya.
Tugas profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan.
2) Tugas manusiawi
Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Dalam hal ini baik guru
mata pelajaran IPS maupun guru mata pelajaran lainnya bertugas mewujudkan
dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah
harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik
simpatik sehingga ia menjadi idola siswa. Di samping itu transformasi diri
terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap
lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru.
3) Tugas kemasyarakatan
20
Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga
negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak
kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang tidak
mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa
sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.
Di samping ketiga tugas pokok tersebut diatas, menurut Muhtar
(1992), guru juga berperan sebagai :
a) Fasilitator perkembangan siswa
Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat
berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya.
Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah
mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan
sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi
mutunya.
b) Agen pembaharuan
Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang
nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini
mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap
terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan
mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
c) Pengelola kegiatan proses belajar mengajar
21
Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi
pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar
mengajar.
d) Pengganti orang tua di sekolah
Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa
sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang
tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak
atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal
suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.
e. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat menunjang keberhasilan pengajaran
misalnya fasilitas gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, alat peraga dan
lain-lain.
Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai
fungsi utama (Nasution, 1990), yaitu :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis hanya
dalam bentuk kata-kata atau lisan belaka.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indra seperti objek terlalu besar
dapat digantikan dengan gambar, film, atau model.
3. Dengan menggunakan media pengajaran secara tepat dan bervariasi dapat
22
diatasi sikap pasif siswa, dan
4. Dengan sikap yang unik untuk tiap siswa dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum materi pelajaran yang ditentukan
sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan
jika harus diatasi sendiri.
2.4. Meningkatkan Minat Siswa dalam Belajar Mengajar
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat yang timbul. Menurut Slameto (1988), suatu minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang minat terhadap objek tertentu
cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek
tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu yang dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu
merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat
terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari
hal tersebut. Asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang
23
mempelajari sesuatu (Slameto, 1988).
Mengembangkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPS pada dasarnya
adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini
berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu
mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-
kebutuhan. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan alat untuk mencapai
beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa bahwa hasil dari
pengalaman akan membawa kemajuan pada dirinya kemungkinan besar ia akan
berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya. Beberapa ahli pendidikan
berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada
pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa
yang telah ada (Slameto, 1988).
Di samping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner (1975, dalam
Slameto, 1988) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-
minat baru pada diri sendiri. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi
kepada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan
diberikan dengan bahan pelajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa
di masa yang akan datang. Roijjakkers (1980, dalam Slameto, 1988) berpendapat
bahwa untuk menimbulkan minat-minat baru, dapat dicapai dengan cara
menghubungkan bahan pengajaran dengan berita sensasional yang sudah
24
diketahui kebanyakan siswa.
Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif
dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai
untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya
atau yang tidak dilakukannya dengan baik.
Studi-studi eksperintal menunjukkan bahwa siswa-siswa yang secara
teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena
perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik daripada
siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk atau tidak ada
kemajuan. Menghukum siswa karena hasil kerjanya yang buruk kurang efektif,
bahkan hukuman yang terlalu kuat akan sering menghambat proses belajar tetapi
hukuman yang ringan masih lebih baik daripada tidak perhatian sama sekali.
Hendaknya para pengajar bertindak bijaksana dalam menggunakan insentif.
Insentif apapun yang dipakai perlu disesuaikan dengan diri siswa masing-masing
(Slameto, 1988).
2.5 Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi
belajar.
1. Belajar Dan Motivasi Berprestasi
Menurut teori emperisme yang dikemukakan oleh John Looke disebutkan
bahwa : Perkembangan seseorang ditentukan oleh lingkungan atau pendidikan,
sehingga baik buruknya perkembangan seseorang 100 % ditentukan oleh
pendidikan.25
Sebaliknya teori nativisme yang dikembangkan oleh Schopenhaver
dinyatakan bahwa : Perkembangan seorang tidaklah di tentukan oleh lingkunan,
melainkan semata-mata ditentukan oleh faktor pembawaan, jadi pembawaan
mempunyai peran 100 % terhadap perkembangan anak.
2. Pengertian Motivasi Berprestasi.
a. Pengertian Dan Fungsi Motivasi.
Good mengatakan bahwa motivasi adalah penggunaan intensy internal
maupun eksternal yang menyebabkan siswa menampilkan cara yang diinginkan.
Intensy itu sendiri artinya ialah suatu tujuan yang menjadi arah suatu kegiatan
yang bermotif. Dapat disimpulkan bahwa motivasi itu ialah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong individu untuk mencapai tujuan Dalam
motivasi ada dua hal yang penting yang terkandung di dalamnya yaitu kebutuhan
dan tujuan, kebutuhan mendasari motivasi, sedangkan tujuan memberikan arah
motivasi.
Secara garis besar motivasi mempunyai tiga fungsi dalam kehidupan
manusia yaitu : (1) Motivasi mendorong untuk berbuat sesuatu (2) Motivasi
menentukan arah perbuatan (3) Motivasi menyeleksi perbuatan ( Nasution, 1982 :
49 ).
b. Klasifikasi Motivasi.
Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan. Yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik ( Purwanto, 1986 : 69 ). Motivasi intrinsik ini
mengacu pada faktor dari dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa itu
sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik mengacu pada faktor-faktor dari luar,
misalnya pemberian hadiah, pujian, hukuman.
26
c. Motivasi Berprestasi.
Motivasi berprestasi adalah salah satu motivasi intrinsik yang merupakan
daya penggerak dari diri seseorang untuk mencapai prestasi belajar setinggi
mungkin demi penghargaan pada dirinya (Winkel, 1986 : 56).
Good enough mengatakan bahwa motivasi faktor yang sangat penting
untuk menentukan keberhasilan dalam belajar. Seseorang yang gagal dalam tugas
akademisnya disebabkan oleh karena ia dimotivasi begitu kuat karena lainnya
( Goodnough dalam Mukhni, 1988 : 25 ).
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental, sebab dalam
pengumpulan data sebelumnya tidak dilakukan manipulasi terhadap subjek
penelitian, jadi hanya berupa penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif.
3.2. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.Hal ini senada
dengan pendapat Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek
pengamatan atau fenomena yang diteliti. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi
(1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau
tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Dalam suatu penelitian
eksperimen, Sutrisno Hadi (1982:437) membedakan variabel menjadi dua yaitu:
a. Variabel Eksperimen atau treatment variabel yaitu kondisi yang hendak diselidiki bagaimana pengaruhnya terhadap gejala atau behaviour variable
b. Variabel non eksperimental yaitu variabel yang dikontrol dalam arti baik untuk kelompok eksperimental
Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998:101) membedakan variabel menjadi dua
yaitu variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau
independent variabel (X), dan variabel akibat yang disebut variabel tak bebas,
variabel tergantung, variabel terikat, atau dependent variabel (Y).
Berdasarkan pendapat diatas, dalam penelitian ini terdiri dari variabel
28
eksperimental yang meliputi:
1. Variabel bebas : Penggunaan media audio kaset
2. Variabel terikat : Peningkatan minat belajar siswa
Sedangkan variabel non-eksperimetal dalam penelitian ini meliputi usia, jenis
kelamin, dan prestasi belajar.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah minat siswa terhadap
mata pelajaran IPS Sesungguhnya variabel minat merupakan variabel terikat,
karena dapat mempengaruhi kecenderungan belajar siswa terhadap mata
pelajaran IPS, yang dalam penelitian ini diungkap apa adanya.
MACAM-MACAM VARIABEL
1. Variabel Prediktor atau Antiseden, variable Bebas atau variable Stimulus.
Adalah variable yang menyebabkan timbulnya variable terikat.
2. Variabel Terikat atau Dependent atau variable Output atau Kriteria atau
Konsekuen. Adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variable bebas.
3. Variabel Moderator
Adalah variable yang mempengaruhi (bisa memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variable bebas dan variable terikat.
4. Variabel Kontrol
Adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variable bebas terhadap variable terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang
tidak diteliti.
29
5. Variabel Intervening / Antara
Adalah variable yang dipengaruhi leh variable bebas kemudian mempengaruhi
variable variable terikat, jadi variable bebas mempengaruhi variable terikat
melalui variable antara
6. Variabel Anteseden
Variabel ini mempunyai persamaan dengan variable antar yaitu mempunyai
hasil yang lebih mendalam dari penelusuran.
Berdasarkan dari hasil pengukuran terdapat 4 tingkat variable, yaitu :
1. Variabel Nominal :
Yaitu variable yang hanya mampu membedakan cirri atau sifat antara unti yang
satu dengan yang lainnya, dalam variable ini tidak mengenal jenjang atau
bertingkat. Variabel Nominal dapat di kategorikan :
• Var. Nominal Dikotomus, dan
• Var. Non Dikotomus (non kategori)
2. Variabel Nominal :
Yaitu variable yang tersusun menurut jenjang dalam atribut tertentu . Pada
variable ini menunjukkan urutan atau bertingkat, ada gradasi atau peringkat.
3. Variabel Interval :
Untuk data interval angka yang digunakan adalah nilai yang dapat di dentikkan
dengan bilangan riil, oleh karena itu maka angka dalam data interval dapat
dioperasikan dengan operasi hitung.
30
4. Variabel Rasio :
Variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nilai nol mutlak.
3.3. Sasaran Tempat dan Waktu Penelitian.
3.3.1 Sasaran
Dalam penelitian ini yang dijadikan sasaran adalah buku-buku,
majalah-majalah, surat kabar ,arsip dan media lain yang relavan dan
berkaitan dengan peranan guru dalam membangkitkan minat dan
motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS di SDN 016
Belakang Padang Batam Tahun 2009.
3.3.2 Tempat
Tempat Penelitian adalah di SDN 016 Belakang Padang dan sebagai
tempat sumber bacaan dan sumber literatur ini dilakukan di
Perpustakaan Universitas Riau Kepulauan, Pustaka Pemko Batam.
3.3.3 Waktu
Waktu Penelitian dimulai sejak pengajuan judul penelitian hingga
pengumpulan literatur dan data-data akurat yang selanjutnya
menjadi target batasan.
3.4. Populasi dan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam pemilihan ini adalah keseluruhan siswa SDN 016
Belakang Padang. Adapun sebaran populasi yang dimaksudkan seperti Tabel
31
I berikut :
Tabel I
Sebaran Populasi Penelitian
KELASJENIS KELAMIN
JUMLAHLaki-laki PerempuanIV 13 18 31
V 15 16 31
VI 14 18 32
Jumlah 42 52 94
2. Sampel
Dalam pengambilan sampel digunakan teknik positif random sampling.
Dengan teknik tersebut yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
kelas IV, kelas V, dan kelas VI masing-masing sebanyak 1 kelas dengan kalkulasi
seperti pada tabel 2.
Tabel 2
Jumlah Sampel Penelitian
KelasJenis Kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
IV 13 18 31
V 15 16 31
VI 14 18 32
32
Jumlah 42 52 94
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa cara yang dilakukan peneliti mengumpulkan data penelitian
adalah :
1. Library research; yaitu mengkaji dan menganalisa literatur yang
berhubung dengan masalah yang dibahas.
2. Field research; yaitu dengan penelitian lapangan yang meliputi:
a. Metode observasi; yaitu mengamati secara langsung suatu obyek. Dalam
penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang gejala-gejala tertentu
dengan jalan mengamat-amati secara langsung selama waktu tertentu,
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat mengenal apa yang berada di
“muka” dan apa yang berada di ”belakang” suatu gejala.
b. Metode interview; interview atau wawancara; merupakan teknik
menggali, menemukan atau menjaring informasi secara langsung
dengan pedoman wawancara (interview guide).
3.6. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisa data yang dipakai dalam penulisan ini adalah
metode kuantitatif yaitu dengan langkah-langkah menurut (Louis
Gottschalk,1985:34)
3.61 Pemilihan Subyek untuk diselidiki.
3.6.2 Pengumpulan sumber-sumber informasi yang memungkinkan
diperlukan untuk subyek tersebut.
33
3.6.3 Menguji sumber tersebut untuk sejati tidaknya.
3.6.4 Pemetikan unsur-unsur yang dapat dipercaya dari sumber-sumber
yang terbukti sejati ( Louis Gottschalk, 1985:34)
Berdasarkan langkah-langkah di atas, maka penulis mengumpulkan
data-data dan melakukan kritik ekstren (fakta dari kesaksian) dan intern
(pengujian terhadap aspek- aspek dari dalam sumber penelitian)
terhadap data yang diperoleh. Sehingga data tersebut dikaitkan antara
satu dengan yang lainnya, sehingga menjadi hasil penelitian yang
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah .
Selanjutnya data yang telah terkumpul diolah dngan deskriptif,
kemudian dianalisis kecenderungan-kecenderungan minat belajar
sampel terhadap pelajaran IPS, yang dianalisis secara induktif dan
deduktif.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini disajikan beberapa hal yang merupakan hasil penelitian
dan pembahasan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Penyajian Data Penelitian
Data penelitian berupa skor minat belajar siswa IPS di SDN 016 Belakang Padang
Tahun Pelajaran 2009 / 2010 terlihat seperti pada tabel 3 berikut.
Tabel 3
Skor Minat Belajar Siswa Terhadap Pelajaran IPS di SDN 016 Belakang Padang
Tahun Pelajaran 2009 / 2010
No. Responden Skor Minat No. Responden Skor Minat
1 2 3 4
1 113 8 112
2 109 9 114
3 126 10 102
4 114 11 112
5 129 12 123
6 121 13 120
35
7 129 14 121
1 2 3 4
15 109 37 125
16 92 38 93
17 111 39 123
18 107 40 119
19 125 41 109
20 124 42 106
21 101 43 120
22 114 44 116
23 120 45 96
24 125 46 119
25 119 47 127
26 101 48 108
27 123 49 112
28 121 50 116
29 112 51 111
30 85 52 111
31 119 53 120
32 115 54 120
33 112 55 106
34 117 56 110
35 121 57 119
36
36 119 58 110
1 2 3 4
59 114 77 139
60 112 78 114
61 117 79 109
62 103 80 115
63 110 81 117
64 117 82 123
65 109 83 131
66 113 84 115
67 106 85 119
68 107 86 116
69 123 87 114
70 118 88 131
71 134 89 134
72 125 90 116
73 113 91 112
74 108 92 102
75 137 93 105
76 118 94 126
J u m l a h 10.855
Data penelitian berupa faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa IPS di SDN
016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010 dapat dilihat pada Tabel 4
37
berikut .
Tabel 4. Tabulasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar IPS
No
.Faktor
Nomor
Angket
BerpengaruhJumlah
ya tidak
f % f % f %
1. Kurikulum 1 70 74,45 24 25,53 94 100
2 79 84,04 15 15,96 94 100
3 86 91,49 8 8,51 94 100
4 90 95,74 4 4,26 94 100
Jml 345,73 5,26
Rata2 86,43 13,56
2. Dari dalam
diri siswa
5 68 72,34 26 27,66 94 100
6 62 65,96 32 34,04 94 100
7 74 78,72 20 21,27 94 100
Jml 217,02 82,97
Rata2 72,34 27,66
3. Metode
Mengajar
8 63 67,02 31 32,99 94 100
9 64 68,08 30 31,91 94 100
10 74 78,72 20 21,27 94 100
11 69 73,40 25 26,59 94 100
12 65 69,15 29 30,85 94 100
13 62 65,96 32 34,04 94 100
Jml 422,33 177,65
38
Rata 70,39 29,61
4. Guru 14 51 54,25 43 45,74 94 100
15 54 57,45 40 42,55 94 100
16 72 76,59 22 23,40 94 100
Jml 188,29 111,69
Rata 62,76 37,23
5. Sarana/
Prasarana
17 94 100 0 0 94 100
18 53 56,38 41 43,62 94 100
19 62 65,96 32 34,04 94 100
20 63 67,02 31 32,99 94 100
21 63 67,02 31 32,99 94 100
22 94 100 0 0 94 100
23 63 67,02 31 32,99 94 100
24 56 69,15 38 40,42 94 100
Jml 592,55 217,05
Rata 70,07 27,13
2. Pengolahan data Penelitian
Data minat belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010
selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil terlihat pada tabel 5 berupa
distribusi frekuensi.
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Skor Variabel Minat Belajar IPA-Biologi39
Skor Kategori Frekuensi Potensi (%)
0 – 81
82 – 96
97 – 119
120 – 134
135 - 150
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
0
4
60
28
2
0
4,26
63,83
29, 79
2, 13
94 100
Dari tabel 5 di atas, terlihat bahwa 63,83 % siswa yang memiliki minat belajar IPS
kategori sedang, hal mana skor rata-rata minat belajar IPS sebesar 115,48 yang
berada pada interval 97-119 kategori sedang. Dengan demikian maka dapat
dikatakan minat belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 /
2010 berada pada kategori sedang.
Data Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar IPS pada tabel 4 selanjutnya
dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasilnya seperti terlihat pada tabel 6 berupa
persentase rata-rata setiap faktor yang mempengaruhi minat belajar IPS siswa.
Tabel 6
Persentase Rata-rata setiap Faktor yang Mempengaruhi
Minat Belajar Siswa Terhadap Pelajaran IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun
Pelajaran 2009 / 2010.
No Faktor Berpengaruh
Ya Tidak
40
1.
2.
3.
4.
5.
Kurikulum
Dari dalam diri Siswa
Metode Mengajar
Guru
Sarana dan Prasarana
86.43 %
72,34 %
70,39 %
62,76 %
70,07 %
13,56 %
27,66 %
29,61 %
37,23 %
27,13 %
Untuk lebih jelasnya, pengaruh setiap faktor terhadap minat belajar IPS di SDN
016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010 diuraikan berdasarkan urutan
faktor pada tabel 6.
1. Faktor Kurikulum
Dari hasil pengisian angket nomor (1) sampai dengan nomor (4) seperti
ditujukkan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 94 siswa IPS di SDN 016
Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010 yang menjadi sampel penelitian,
terdapat 86,43 persen responden yang menyatakan bahwa faktor kurikulum
berpengaruh terhadap minat IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran
2009 / 2010 dan 13,56 % responden yang menyatakan tidak berpengaruh.
Berdasakan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum faktor
kurikulum mempunyai pengaruh terhadap minat belajar IPS di SDN 016 Belakang
Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini didukung oleh fakta lebih dari 50
persen siswa yang menyatakan bahwa faktor kurikulum berpengaruh terhadap
minat belajar IPS.
Selanjutnya dari nomor 4 angket pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui
pengaruh faktor kurikulum, isi materi pelajaran IPS yang terdapat dalam
kurikulum 1994 merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi minat
41
belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini
ditunjukkan dengan tingginya persentase siswa (95,74 persen) yang memberikan
tanggapan positif terhadap pernyataan tersebut.
2. Faktor dari dalam Siswa
Dari hasil pengisian angket nomor (5) sampai dengan nomor (7) seperti
ditunjukkan pada tabel 4 menunjukkan bahwa, dari 94 siswa belajar IPS di SDN
016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010 yang menjadi sampel
penelitian, terdapat 72,34 persen responden yang mengatakan bahwa faktor dari
dalam diri siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS, dan 27,66 persen
responden yang menyatakan tidak berpengaruh.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum faktor
dari dalam diri siswa mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar IPS di SDN
016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini didukung oleh fakta
lebih dari 50 persen siswa yang menyatakan bahwa faktor dari dalam diri siswa
berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS.
Selanjutnya dari 3 nomor angket pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui
pengaruh faktor dari dalam diri siswa, faktor bakat yang sesuai dengan materi
pelajaran IPS, merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi prestasi
belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini
ditunjukkan dengan tingginya presentase siswa (78,33 persen) yang memberikan
tanggapan positif terhadap pertanyaan tersebut.
3. Faktor Metode Mengajar Guru
Dari hasil pengisian angket nomor (8) sampai dengan nomor (13), seperti
ditunjukkan pada tabel 4 menunjukkan, dari 94 siswa SDN 016 Belakang Padang
42
Tahun Pelajaran 2009 / 2010 yang menjadi penelitian, terdapat 70,39 persen
responden yang menyatakan bahwa faktor metode mengajar guru berpengaruh
terhadap prestasi belajar IPS, dan 29,61 persen responden yang menyatakan tidak
berpengaruh,
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum faktor
metode mengajar guru mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar IPS di SDN
016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini didukung oleh fakta
lebih dari 50 persen siswa yang menyatakan bahwa faktor metode mengajar guru
berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS.
Selanjutnya dari 10 nomor angket pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui
pengaruh faktor metode mengajar guru, pelaksanaan praktikum merupakan faktor
yang paling dominan mempengaruhi prestasi prestasi belajar siswa SDN 016
Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini ditunjukkan dengan
tingginya persentase siswa (78,72 persen) yang memberikan tanggapan positif
terhadap pernyataan tersebut.
4. Faktor Guru
Dari hasil pengisian angket nomor (14) sampai dengan nomor (16) seperti
ditunjukkan pada tabel 4 menunjukkan bahwa, dari 94 siswa SDN 016 Belakang
Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. yang menjadi sampel penelitian, terhadap
62,78 persen responden yang menyatakan bahwa faktor guru berpengaruh
terhadap prestasi belajar IPS, dan 37,23 persen responden yang menyatakan tidak
berpengaruh.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum faktor
guru mempunyai pengaruh terhadap prestasi IPS di SDN 016 Belakang Padang
43
Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini didukung oleh fakta lebih dari 50 % siswa
yang menyatakan bahwa faktor guru berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS.
Selanjutnya dari 3 nomor angket pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui
pengaruh faktor guru, penggunaan alat bantu mengajar (alat peraga) merupakan
faktor paling dominan mempengaruhi prestasi belajar IPS di SDN 016 Belakang
Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya
prestase siswa (76,59 persen) yang memberikan tanggapan positif terhadap
pertanyaan tersebut.
5. Faktor Sarana dan Prasarana
Dari hasil pengisian angket nomor (17) sampai dengan (24) seperti ditunjukkan
pada tabel 4 menunjukkan bahwa, dari 94 siswa IPS di SDN 016 Belakang
Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010 yang menjadi sampel penelitian, terdapat
70,07 persen responden yang menyatakan bahwa faktor sarana dan prasarana
berpengaruh terdapat prestasi belajar IPS, dan 27,13 persen responden yang
menyatakan tidak berpengaruh.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum faktor-
faktor sarana dan prasarana mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar IPS di
SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini didukung oleh
fakta lebih dari 50 persen siswa yang menyatakan bahwa faktor sarana dan
prasarana berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS
Selanjutnya dari 8 nomor angket pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui
pengaruh faktor guru, keberadaan perpustakaan dan laboratorium merupakan
faktor yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar IPS di SDN 016
Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini ditunjukkan dengan
44
tingginya persentase siswa (100 persen) yang memberikan tanggapan positif
terhadap pertanyaan tersebut.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian pembahasan ini diuraikan secara terpisah antara pembahasan tentang
keadaan minat belajar IPS dan faktor-faktor yang mempengauhi minat belajar IPS
di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
1. Minat Belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 /
2010.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan terhadap data
tentang minat belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran
2009 / 2010, menunjukkan bahwa rata-rata minat belajar IPS siswa adalah
115,48 dari 150 kemungkinan skor tertinggi yang diperoleh, di mana rata-
rata sebesar 115,48 bila dikonsultasikan dengan kategori dalam distribusi
frekuensi, termasuk kategori sedang pada interval nilai 97-119 dengan
persentase sebesar 63,83 persen. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa
terdapat 29,79 persen siswa yang mempunyai minat dalam kategori tinggi
dan hanya 4,26 persen siswa berkategori minatnya rendah.
Berdasar dari kenyataan ini, maka dapat diasumsikan bahwa
dengan kondisi minat seperti itu dapat diduga bahwa tidaklah terlalu sukar
mengarahkan siswa SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 /
2010 untuk belajar IPS. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartono (1995),
45
bahwa dengan minat yang cukup terhadap sesuatu, maka tidak sukar
mencapai tujuan yang dimaksud dari apa yang diminati itu. Asumsi
penulis juga sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa dengan
adanya minat belajar, maka pada gilirannya akan menumbuhkan
konsentrasi atau kesungguhan dalam belajar (Sudarmono, 1994).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar IPS
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar IPS di
SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010 dapat berupa
faktor-faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) maupun faktor internal
(faktor dari dalam diri siswa).
Dari 4 faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yang diamati dalam
penelitian ini yang dapat mempengaruhi prestasi belajar IPS di SDN 016
Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010, berdasarkan hasil analisis
data terungkap bahwa faktor eksternal yang meliputi: kurikulum, metode
mengajar yang diterapkan guru, profil guru serta kelengkapan
sarana/prasarana belajar mempunyai pengaruh yang cukup besar. Hal ini
ditunjukkan dengan tingginya persentase siswa yang memberikan
tanggapan bahwa faktor-faktor tersebut berpengaruh siswa yang
memberikan tanggapan bahwa faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap
prestasi belajar mereka terhadap mata pelajaran IPS, yaitu masing-masing:
faktor kurikulum 86,43 persen, faktor metode mengajar 70,39 persen,
faktor guru 62,76 persen serta faktor sarana dan prasarana 70,07 persen.
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis data juga terungkap bahwa
46
faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) juga mempunyai pengaruh
terhadap prestasi belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun
Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase
siswa yang memberikan tanggapan bahwa faktor tersebut sangat
mempengaruhi, yaitu sebesar 72,34 persen.
Dari kelima faktor yang diamati dalam penelitian seperti yang telah
diuraikan di atas, faktor kurikulum merupakan faktor pertama yang paling
dominan mempengaruhi prestasi belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang
Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Dalam hal ini adalah isi materi pelajaran IPS
seperti yang dijabarkan dalam kurikulum 1994 yang akan dipelajari oleh
siswa dipandang dapat mengarahkan siswa dalam belajar. Hal ini sejalan
dengan salah satu tujuan yang terkandung dalam kurikulum 1994, yaitu
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPS untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari (Anonim, 1993).
Faktor kedua yang mempunyai pengaruh cukup besar adalah faktor
dari dalam diri siswa sendiri. Dalam hal ini, dari 3 nomor pertanyaan yang
diajukan, faktor bakat merupakan faktor dari dalam diri siswa yang sangat
mempengaruhi prestasi belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun
Pelajaran 2009 / 2010. Hal ini dipertegas oleh Suryabrata (1988), yang
menyatakan bahwa: “Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat
seseorang akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.
Kemampuan itu baru akan terealisasikan menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar.
Faktor ketiga yang mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar
47
IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010 adalah
metode mengajar yang digunakan oleh guru. Dari 3 nomor pertanyaan
yang diajukan, menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi
pelajaran yang akan disajikan sangat mempengaruhi prestasi siswa,
misalnya metode eksperimen atau praktikum. Hal ini dimungkinkan
karena tidak ada satupun metode mengajar IPS. Demikian pula sebaliknya
tidak satupun materi pelajaran IPS cocok diajarkan dengan semua metode
mengajar. Oleh karena itu, guru yang mampu menggunakan berbagai
metode pengajaran dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar IPS
akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Roestiyah, 1993).
Selanjutnya faktor keempat yang juga mempengaruhi prestasi
belajar IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010
adalah faktor guru. Dari 3 nomor pertanyaan yang diajukan, alat bantu
mengajar (alat peraga) oleh guru merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Hudoyo (1984) bahwa: “Salah satu cara untuk
memperlancar proses belajar mengajar IPS adalah dengan mengubah
situasi abstrak ke situasi konkrit, yakni menggunakan alat peraga”.
Komponen kelima yang ikut mempengaruhi prestasi belajar IPS di
SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010 adalah
kelengkapan sarana dan prasarana untuk belajar. Dari 8 nomor pertanyaan
yang diajukan, pengadaan perpustakaan dan laboratorium serta
kelengkapannya sebagai tempat pelaksanaan praktikum, merupakan faktor
yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Perlunya
48
pengadaan sarana tersebut, khususnya laboratorium dalam pembelajaran
IPS sejalan dengan pernyataan Usman (1994) bahwa: “Memberikan
pelajaran kepada siswa di kelas yang dilanjutkan dengan kegiatan
praktikum yang dapat menunjang teori secara ilmiah sehingga teori yang
diberikan akan lebih berkesan dan mantap dalam ingatan.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat
ditarik kesimpulan :
1. Minat belajar biologi siswa IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran
2009 / 2010 berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata skor minat
sebesar 115,48 dari 150 skor tertinggi yang mungkin dicapai. Terdapat 63,83 %
siswa, minat belajarnya terhadap pelajaran biologi kategori sedang, 29,79%
siswa kategori tinggi, dan hanya 4,26 % kategori rendah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar biologi siswa SDN 016
Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010, adalah kurikulum sebesar
82,43 %, diri siswa sebesar 72,34 %, metode mengajar sebesar 70,39 %, guru
sebesar 62,76 %, dan faktor sarana serta prasarana sebesar 70,07 %.
B. Saran-saran
Berkaitan dengan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas,
maka penulis mengajukan saran berupa:
1. Sedapat mungkin guru-guru IPS menjadikan hasil penelitian ini untuk
meningkatkan hasil pengajaran IPS.
2. Agar guru-guru khususnya guru IPS dapat membantu siswa menumbuhkan
dan menguatkan minat belajar siswa sesuai dengan pendekatan didaktik.
50
3. Bagi peneliti selanjutnya sedapat mungkin menggunakan hasil penelitian ini
dan mengembangkannya. Misalnya dengan menguraikan prestasi belajar
IPS di SDN 016 Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
51
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, H. Pengelolaan Pengajaran. Cet; III. Ujungpandang: Bintang
Selatan. 1991.
Ahmadi, Abu. Didaktik Metodik. Cet.II; Semarang: CV. Toha Putra. 1998
Ali, M. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 1993.
Buchari. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Aksara Baru. 1985.
Gie. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti. 1995.
Hardjana. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. 1994.
Hasnawiyah. Minat dan Motivasi Siswa terhadap Jurusan Biologi pada SMA di
Ujungpandang. Skripsi FPMIPA IKIP Ujungpandang.
Hudoyo, H. Pengembangan Kurikulum. Surabaya: Usaha Nasional. 1984.
Kartono, K. Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 1995.
Loekmono. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
Muhtar. Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PGK
& PTK Dep.Dikbud. 1992
Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cet. IV;
Jakarta. PT. Bina Aksara. 1988
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Cet. V; Bandung: Remaja
Pusokarya. 1990.
Roestiyah. Didaktik Metodik. Jakarat: Bina Aksara. 1993.
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet. IV; Jakarta:
Rajawali Pers. 1992.52
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cet. II; Jakarta:
Rineka Cipta. 1995.
Sudarmono. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo. 1994.
Usman, H. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar. Ujungpandang: FIP IKIP
Ujungpandang. 1994
Utuh, Harun. Proses Belajar Mengajar. Cet. I; Surabaya: Usaha Nasional. 1987
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Cet. II; Jakarta: Andi
Offset. 1993.
53
Lampiran 1.
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS DI
SDN 016 BELAKANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Pengantar
Pada lembar berikut ini, diajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan minat belajar Anda terhadap mata pelajaran IPS. Anda
diminta memilih salah satu jawaban dari 5 pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan atau pendapat anda yang sebenarnya. Jawaban Anda dalam angket ini
tidak mempengaruhi prestasi belajar Anda di sekolah dan dijamin kerahasiaannya.
Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama serta jenis kelamin Anda dengan jelas.
a. N a m a :
b. Jenis Kelamin :
2. awablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (√ ) pada
tempat yang tersedia.
3. Pilihlah :
SS = Sangat Setuju, artinya jika Anda merasa bahwa pernyataan
itu benar-benar sesuai dengan keadaan diri Anda.
S = Setuju, artinya jika Anda merasa bahwa pernyataan itu
lebih banyak sesuai daripada tidak sesuai dengan keadaan diri Anda.
54
R = Ragu, artinya jika Anda merasa bahwa pernyataan itu tidak
bisa dipertanggungjawabkan.
TS = Tidan Setuju, artinya jika Anda merasa bahwa pernyataan
itu lebih banyak tidak sesuai dengan keadaan diri Anda.
STS = Sangat Tidak Setuju, artinya jika Anda merasa bahwa
pernyataan itu sungguh tidak ssuai dengan keadaan diri Anda.
Atas kesediaan Anda dalam menjawab angket ini penulis mengucapkan
terima kasih.
Wassalam,
Penulis
55
No. PernyataanTanggapan
SS S R TS STS
A Waktu yang digunakan
1. Saya selalu menggunakan waktu luang untuk
membaca buku tentang IPS
2. Saya merasa tugas biologi yang diberikan sangat
menyita waktu.
3. Saya merasa jam pelajaran IPS yang ada
sekarang ini masih kurang, sehingga perlu
ditambah.
4. Menyesal sekali rasanya bila waktu luang saya
berkurang, karena harus menyelesaikan tuas-
tugas IPS.
5. Saya berusaha memanfaatkan waktu yang
kosong untuk belajar IPS apabila guru
berhalangan hadir
6. Waktu luang selalu saya gunakan untuk bermain
bersama teman-teman.
7. Setiap kali ada lomba pengetahuan tentang IPS,
saya selalu berusaha untuk dapat ikut
berpartisipasi.
8. Bila ada lomba pengetahuan tentang IPS saya
56
tidak berpartisipasi.
B. Frekuensi Kehadiran
1. Saya selalu rajin ke sekolah bila ada pelajaran
IPS
2. Jika ada praktikum IPS saya jarang hadir
3. Saya selalu hadir mengikuti pelajaran IPS di
sekolah
4. Saya tidak ke sekolah jika ada jam pelajaran IPS
5. Jika ada praktikum IPS saya selalu hadir
6. Saya malas mengikuti les IPS
C Perhatian SS S R TS STS
1. Saya selalu memusatkan perhatian pada saat jam
pelajaran IPSi sedang berlangsung
2. Saya selalu sulit berkonsentrasi pada saat jam
pelajaran IPS
3. Jika ke toko buku yang pertama kali menarik
perhatian saya adalah buku-buku tentang IPS
4. Buku-buku IPS tidak menarik untuk dipelajari.
5. Salah satu yang menarik perhatian saya dalam
mempelajari IPS yaitu adanya gambar.
6. Saya merasa bahwa pelajaran ilmu IPS lebih
menarik dipelajari daripada pelajaran MTK.
7. Saya sangat tertarik untuk melakukan penelitian-
57
penelitian IPS di lingkngan sekitar rumah.
8. Program-program siaran pendidikan tentang IPS
di televisi tidak menarik perhatian saya.
9. Saya merasa penjelasan yang diberikan oleh
guru IPS itu sangat menarik untuk didiskusikan
bersama teman-teman.
10. Saya selalu gelisah pada saat selalu mengikuti
pelajaran IPS.
D. Keaktifan dalam menyelesaikan tugas
1. Saya selalu mengerjakan pekerjaan rumah IPS
dengan baik.
2. Jika ada pekerjaan rumah IPS saya jarang
mengerjakannya.
3. Saya selalu mendiskusikan dengan teman-teman
jika ada tugas pelajaran IPS yang sulit.
4. Saya merasa tugas-tugas IPS terlalu
memberatkan.
5. Saya selalu berusaha menyelesaikan soal-soal
IPS karena memudahkan saya dalam belajar IPS.
6. Saya agak malas mengerjakan soal-soal IPS
yang ada pada buku paket.
58
Lampiran II. ANGKET PENELITIAN
A. PENGANTAR
1. Penyebaran angket ini dimaksudkan untuk mendapatkan data guna
kelengkapan penyusunan skripsi penulis yang berjudul “Studi tentang
Minat Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran IPS di SDN 016
Belakang Padang Tahun Pelajaran 2009 / 2010”.
2. Pemberian angket ini tidak ada hubungannya dengan nilai mata
pelajaran IPS Anda, karena itu diharapkan agar Anda menjawab
pertanyaan dalam angket ini dengan sejujur-jujurnya.
3. Berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang
menurut Anda paling sesuai dengan keadaan sbenarnya.
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. N a m a : ……………………………….
2. N I P : ……………………………….
3. Kelas : ……………………………….
C. PERTANYAAN
1. Apakah orang tua Anda tahu atau pernah membaca Kurikulum 2004,
tentang mata pelajaran ?
a. ya b. tidak
2. Apakah orang tua selalu mengarahkan Anda untuk mempelajari IPS ?
a. ya b tidak
3. Apakah Anda pernah membaca kurikulum 1994 tentang mata pelajaran
IPA-Biologi
59
a. ya b tidak
4. Menurut Anda, apakah kurikulum1994 mata pelajaran IPS dapat
mengarahkan Anda dalam mempelajari materi IPS ?
a. ya b tidak
5. Apakah materi pelajaran biologi sesuai dengan kemampuan Anda ?
a. ya b tidak
6. Apakah dalam mempelajari materi IPS perlu berdiskusi dengan orang lain,
misalnya teman ?
a. ya b tidak
7. Apakah materi pelajaran IPS sesuai dengan bakat Anda ?
a. ya b tidak
8. Apakah metode (cara) mengajar yang digunakan oleh guru Anda dalam
menjelaskan materi pelajaran IPS menarik bagi Anda ?
a. ya b tidak
9. Menurut Anda, apakah setiap konsep IPS yang diajarkan perlu ditunjang
dengan praktikum?
a. ya b tidak
10. Apakah pelaksanaan praktikum membantu Anda dalam memahami konsep
IPS yang diajarkan?
a. ya b tidak
11. Apakah Anda senang bila praktikum IPS?
a. ya b tidak
12. Apakah gaya mengajar guru IPS Anda dapat mempercepat pemahaman
Anda tentang konsep yang diajarkan?
60
a. ya b. tidak
13. Apakah Anda senang dengan guru IPS Anda?
a. ya b. tidak
14. Bila Anda tidak melakukan tugas yang diberikan oleh guru IPS Anda,
apakah guru Anda memberikan hukuman kepada Anda?
a. ya b. tidak
15. Apakah Anda senang bila guru IPS Anda mengembalikan pekerjaan anda
walaupun nilai anda rendah?
a. ya b. tidak
16. Apakah sekolah Anda mempunyai perpustakaan?
a. ya b. tidak
17. Apakah guru IPS Anda selalu menggunakan alat bantu mengajar setiap
memberikan materi?
a. ya b. tidak
18. Apakah di Perpustakaan Anda mendapatkan buku paket IPS?
a. ya b. tidak
19. Selain buku paket biologi, apakah di perpustakaan terdapat buku-buku lain
yang berhubungan dengan pelajaran IPS?
a. ya b. tidak
20. Menurut Anda, apakah setiap memberikan materi pelajaran IPS guru perlu
menggunakan alat peraga?
a. ya b. tidak
21. Menurut Anda, apakah penggunakan alat peraga membantu Anda dalam
memahami pelajaran IPS yang diajarkan?
61
a. ya b. tidak
22. Apakah sekolah Anda memiliki Laboratorium?
a. ya b. tidak
23. Apakah Laboratorium tersebut memiliki perlengkapan (alat dan bahan)
untuk praktikum IPS ?
a. ya b. tidak
24. Apakah di rumah Anda memiliki tempat belajar khusus?
a. ya b. tidak
62
top related