alat musik di indonesia
Post on 15-Feb-2015
77 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Alat Musik Tradisional di Indonesia
1. Angklung (dari Jawa Barat)
Cara memainkan angklung: dengan cara diyoyang atau digetarkan sehingga menghasilkan nada
tertentu. Angklung adalah alat musik yang secara tradisional berkembang di masyarakat Jawa Barat. Alat musik ini dibuat dari bambu.
2. Gamelan Jawa (dari Jawa Tengah)
Cara memainkan Gamelan Jawa: hanya dengan cara dipukul. Gamelan berasal dari bahasa Jawa yang artinya memukul atau menabuh. Beberapa provinsi yang sampai saat ini masih memakai gamelan saat acara-acara adat yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah maupun di Bali. Gamelan saat ini juga makin terkenal saat dipakai untuk acara komedi yang sangat populer di televisi yaitu Opera Van Java (OVJ).
3. Kolintang (dari daerah Minahasa/Sulewesi Utara)
Minimal harus dimainkan 6 orang dengan fungsi masing masing,
misalnya: memegang gitar, melodi, ukelele, bas dan banjo.
Cara memainkan kolintang dengan cara dipukul.
4. Rebana (dari Lombok)
Cara memainkan rebana dengan cara dipukul.
5. Kendang (dari Maluku)
Cara memainkan kendang dengan cara dipukul.
6. Sasando
Sasando sebuah alat musik tradisional asal pulau Timor, NTT. Sasando adalah alat musik
berdawai yang memiliki keunikan dalam bentuk dan suaranya. Salah satu jenis kekayaan bangsa
yang memiliki nilai seni tinggi. Asal tepat dari alat musik ini adalah dari sebuah pulau bernama
pulau Rote. Cara memainkannya dengan cara dipetik.
7. Djembe dari Bali
Djembe (baca JEM BE dengan E seperti ENAK), merupakan alat musik perkusi asal Afrika
Barat dan dipukul menggunakan tangan kosong (seperti conga). Djembe berukuran macam2, dari
5″ sampai 18″ (diameter kulitnya).
Bentuk djembe yang seperti cawan membuat djembe memiliki suara bas yang bulat. Pemain
djembe yang berpengalaman bisa membuat bermacam2 nada (tinggi/rendah).
8. Serune Kalee
(Serunai)
Serune Kalee merupakan isntrumen tradisional Aceh yang telah lama berkembang dan dihayati
oleh masyarakat Aceh. Musik ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh
Barat. Biasanya alat musik ini dimainkan bersamaan dengan Rapai dan Gendrang pada acara-
acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan. Bahan dasar Serune Kalee ini berupa
kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk menyerupai seruling bambu. Warna dasarnya hitam yang
fungsi sebagai pemanis atau penghias musik tradisional Aceh.
9. Gordang
Gordang adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Utara, Medan. Alat ini
dimainkan dengan cara dipukul.
10. Pick Gamelan Bali (Rindik)
RINDIK : adalah salah satu alat musik tradisional Bali. Yang terbuat dari bambu yang pada
nadanya adalah berdasarkan selendro. Alat musik ini di pergunakan pada upacara perkawinan
dan acara pertunjukan yang di kenal dengan nama “joged Bumbung”Tarian joged bumbung ini
biasany di iringi oleh sepuluh atau duapuluh orang yang memainkan gamelan dan termasuk para
penabuhnya. Dan bisa juga di pakai atau di mainkan di hotel-hotel untuk mengibur para tamu
yang berkunjung ke Bali
CALUNG
Alat Musik Calung
KACAPI
Alat Musik Kacapi Sunda
Alat musik kacapi sangat populer di kalangan masyarakat Sunda dan dipakai saat acara-acara
yang berhubungan dengan kebudayaan.
dengan cara memukul batang-batang bambu.
TALEMPONG
Talempong, Alat Musik Daerah Minangkabau Sumatera Barat
Talempong merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Minangkabau Sumatera Barat.
Alat musik tersebut termasuk dalam alat musik pukul seperti halnya Gamelan yang ada di Jawa.
Bahkan bentuknya pun juga hampir sama dengan Gamelan. Saat ini Talempong yang ada
dimasyarakat kebanyakan terbuat dari kuningan meskipun masih ada juga Talempong yang
terbuat dari kayu maupun batu. Talempong biasanya berbentuk lingkaran dengan diameter 15
sampai 17,5 sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya
terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul.
TAMBO
Tambo, Alat Musik Tradisional dari Aceh
Alat musik Tambo merupakan alat musik yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam. Cara
penggunaan alat ini sama seperti Tambur yaitu dengan cara dipukul. Dulunya alat tradisional
tersebut dipakai sebagai tanda saat memasuki waktu shalat fardhu.
TRITON
Triton, Alat Musik Tradisional dari Papua
Triton merupakan alat musik yang cara penggunaannya yaitu dengan ditiup. Alat musik
tradisional ini berasal dari Papua. Alat musik ini tersebar di pesisir pantai yang ada di Papua dan
digunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai alat panggil kepada orang lain.
Jenis Alat Musik Tradisional Indonesia
1. Seruling
Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu. Suara suling berciri lembut dan
dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.Suling modern untuk para ahli
umumnya terbuat dari perak dan emas atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar
umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak. Suling konser standar
ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada
beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C.
Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih
tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari
suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes. Suling konser modern
memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B
foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di
tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat
konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli)
memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk
menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih
keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah. Suling konser disebut juga suling Boehm, atau
suling saja.
2. Rebab
Adalah alat musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari
dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam
ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara. Alat ini juga digunakan
sebagai pengiring gamelan, sebagai pelengkap untuk mengiringi sinden bernyanyi bersama-sama
dengan kecapi. Dalam gamelan Jawa, fungsi rebab tidak hanya sebagai pelengkap untuk
mengiringi nyanyian sindhen tetapi lebih berfungsi untuk menuntun arah lagu sindhen. Sebagai
salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel,
terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu
pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan. Wilayah nada
rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang
jelas jalan alur lagu gendhing. Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal
kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.
3. Siter
Mempunyai getaran khas. Jernih dan ringan. Agak berbeda dengan suara yang dihasilkan alat
musik yang kebanyakan kita kenal. Maklum, alat musik tradisional ini sudah jarang dimainkan.
Namanya siter, sebuah alat musik yang mempunyai komponen menyerupai gitar. Detailnya, alat
musik ini berbentuk persegi panjang berukuran 20×50 cm. Terdiri dari badan siter yang terbuat
dari kayu jati dan 24 senar di masing-masing sisi. Beda dengan gitar yang hanya mempunyai satu
sisi, siter punya dua. Satu sisi disebut pelog dan yang lain slendro. Alat ini biasanya digunakan
untuk mengiringi gamelan.Dari seluruh proses pembuatan, saat tersulit waktu menyetem senar.
Pada penyeteman ini benar-benar membutuhkan rasa dari hati. Tetapi sayangnya dengan
kemajuan zaman alat ini sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak muda zaman sekarang.
Sungguh-sungguh memprihatinkan.
4. Panting
Panting adalah salah satu alat musik akustik pada perangkat musik panting yang dipergunakan
oleh para pemain musik panting terutama di provinsi Kalimantan Selatan. Lagu-lagu yang
dibawakan adalah lagu-lagu daerah dengan bahasa Banjar seperti Kambang Goyang, Paris
Barantai, dst. Pada umumnya alat musik ini terbuat dari bahan kayu nangka.
5. Kolintang
Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan
dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat
mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau
sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian
rupa membentuk garis-garis sejajar). Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah),
Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah Minahasa untuk
mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan "Maimo
Kumolintang" dan dari kebiasaan itulah muncul nama "KOLINTANG” untuk alat yang
digunakan bermain. Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang
diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi duduk di tanah, dengan kedua
kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya waktu kedua kaki pemain diganti dengan dua
batang pisang, atau kadang-kadang diganti dengan tali seperti arumba dari Jawa Barat.
Sedangkan penggunaan peti sesonator dimulai sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa
(th.1830). Pada saat itu, konon peralatan gamelan dan gambang ikut dibawa oleh rombongannya.
Adapun pemakaian kolintang erat hubungannya dengan kepercayaan tradisional rakyat
Minahasa, seperti dalam upacara-upacara ritual sehubungan dengan pemujaan arwah para
leluhur. Itulah sebabnya dengan masuknya agama kristen di Minahasa, eksistensi kolintang
demikian terdesak bahkan hampir menghilang sama sekali selama ± 100th.
6. Genggong
Alat musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup yang terbuat dari pelepah daun enau. Secara
etimologis kata genggong bersala dari kata geng (suara tinggi) disebut genggong lanang dan
gong (suara rendah) disebut wadon, sehingga musik genggong selalu dimainkan secara
berpasangan. Musik genggong secara orkestra dapat dimainkan dengan alat musik yang lain
seperti petuq, seruling, rincik dan lain-lain.
7. Saluang
Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatra Barat. Yang mana alat musik
tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang
Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang
untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai. Alat ini termasuk dari
golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang
dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun
kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan tradisional
Minangkabau. Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya
Syamsimar. Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan
meniup dan menarik nafas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu
dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernafasan ini dikembangkan dengan latihan yang
terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan
nafas). Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-
masing nagari memiliki style tersendiri. Contoh dari style itu adalah Singgalang, Pariaman,
Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Style Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan
oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Style yang paling
sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok. Dahulu, khabarnya pemain saluang ini
memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu
dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehkan pitunang Nabi
Daud, buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo
mandanga buni saluang ambo, kununlah anak sidang manusia……dst.
8. Talempong
Talempong adalah sebuah alat musik khas Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan
gamelan dari Jawa. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari
kayu dan batu, saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan. Talempong ini
berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat
bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat tangga nada (berbeda-
beda). Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Talempong
biasanya digunakan untuk mengiringi tari piring yang khas, tari pasambahan, tari gelombang,dll.
Talempong juga digunakan untuk menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya
butuh kejelian dimulai dengan tangga pranada DO dan diakhiri dengan SI. Talempong diiringi
oleh akor yang cara memainkanya sama dengan memainkan piano.
9. Calempong
Celempong adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten Tamiang. Alat ini
terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara memainkannya disusun diantara kedua kaki
pemainnya. Celempong dimainkan oleh kaum wanita terutama gadis-gadis, tapi sekarang hanya
orang tua (wanita) saja yang dapat memainkannnya dengan sempurna. Celempong juga
digunakan sebagai iringan tari Inai. Diperkirakan Celempong ini telah berusia lebih dari 100
tahun berada di daerah Tamiang. Keanekaragaman alat musik tradisional yang terdapat di Aceh
merupakan salah satu identitas dari masyarakat Aceh. Oleh karena itu menjadi tugas masyarakat
Aceh untuk tetap dijaga, dipelihara kelestariannya. sehingga tidak menjadi punah. Hal ini
tentunya juga peran dari pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait untuk mendukung dan
bersama-sama memperkenalkan kepada generasi muda betapa tingginya nilai-nilai budaya
bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Serta juga sebagai salah satu daya tarik
wisata bagi wisatawan Nusantara dan manca Negara untuk dapat lebih mengenal adat dan seni
budaya daerah Aceh.
10. Canang
Perkataan Canang dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Dari beberapa alat kesenian
tradisional Aceh, Canang secara sepintas lalu ditafsirkan sebagai alat musik yang dipukul,
terbuat dari kuningan menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik
Canang dan memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda. Fungsi Canang secara umum
sebagai penggiring tarian-tarian tradisional serta Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak
gadis yang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah
ataupun pengisi waktu senggang.
11. Rapai
Rapai merupakan sejenis alat instrumen musik tradisional Aceh, sama halnya dengan gendang.
Rapai dibuat dari kayu yang keras (biasanya dari batang nangka) yang setelah dibulatkan lalu
diberi lobang di tengahnya. Kayu yang telah diberi lobang ini disebut baloh. Baloh ini lebih
besar bagian atas dari pada bagian bawah. Bagian atas ditutup dengan kulit kambing sedangkan
bawahnya dibiarkan terbuka. Penjepit kulit atau pengatur tegangan kulit dibuat dari rotan yang
dibalut dengan kulit. (Penjepit ini dalam bahasa Aceh disebut sidak). Rapai digunakan sebagai
alat musik pukul pada upacara-upacara terutama yang berhubungan dengan keagamaan,
perkawinan, kelahiran dan permainan tradisional yaitu debus. Memainkan rapai dengan cara
memukulnya dengan tangan dan biasanya dimainkan oleh kelompok (group). Pemimpin
permainan rapai disebut syeh atau kalipah.
12. Kacapi
Kacapi merupakan alat musik petik yang berasal dari Jawa Barat, biasa digunakan sebagai
pengiring suling sunda atau dalam musik lengkap, sampai saat ini masih terus dilestarikan dan
dijadikan kekayaan seni Sunda yang sangat bernilai bagi masyarakat asli Jawa Barat.
Membutuhkan latihan khusus untuk dapat memainkan alat musik ini dengan penuh penghayatan,
tak jarang latihan dilakukan di alam terbuka agar dapat menyatukan rasa dan jiwa sang pemetik
Kacapi, lebih dari itu semua suara yang dihasilkan dari alat musik ini akan menenangkan jiwa
para pendengarnya, dan mampu membawa suasana alam Pasundan di tengah-tengah pendengar
yang mulai terhanyut dengan buaian nada-nada yang indah dari Kacapi.
13. Calung
Merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat dan menjadi ciri khas budaya
Sunda yang selama ini ada dan bertahan di sana, sering kali orang menganggap sama antara
Calung dengan Angklung, pada dasarnya alat musik ini sama-sama terbuat dari bambu yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan nada-nada harmonis, bedanya adalah
pada cara memainkannya, kalau Angklung dimainkan dengan cara digetarkan atau digoyang-
goyangkan, sedangkan Calung dimainkan dengan cara dipukul, Calung terbuat dari bambu hitam
yang memang khusus digunakan untuk membuat calung, karena suara yang dihasilkan akan lebih
baik bila menggunakan jenis bambu ini. Beberapa bentuk calung: 1. Calung Gambang Yang
disebut Calung Gambang adalah sebuah calung yang dideretkan diikat dengan tali tanpa
menggunakan ancak/standar. Cara memainkannya sebagai berikut: kedua ujung tali diikatkan
pada sebuah pohon/tiang sedangkan kedua tali pangkalnya diikatkan pada pinggang si penabuh.
Motif pukulan mirip memukul gambang. 2. Calung Gamelan Calung Gamelan adalah jenis
calung yang telah tergabung membentuk ansamble. Sebutan lain dari calung ini adalah
Salentrong (di Sumedang), alatnya terdiri dari: 1. Dua perangkat calung gambang masing-masing
16 batang 2. Jengglong calung terdiri dari 6 batang 3. Sebuah gong bamboo yang biasa disebut
gong bumbung 4. Calung Ketuk dan Calung Kenong terdiri dari 6 batang 5. Kendang Lagu-
lagunya antara lain Cindung Cina (Cik indung menta Caina), Kembang Lepang, Ilo ilo Gondang.
3. Calung Jingjing Calung Jingjing adalah bentuk calung yang ditampilkan dengan
dijingjing/dibawa dengan tangan yang satu sedang tangan yang lainnya memegang pemukul.
Sangat digemari dibandingkan dengan bentuk calung-calung lainnya, alatnya terdiri dari: 1.
Calung Melodi mempunyai sepuluh nada s.d. 12 nada 2. Calung pengiring/akompanyemen
terdiri dari 10 nada 3. Calung Jengglong terdiri dari 5 nada 4. Calung besar sebanyak dua
batang/nada berfungsi sebagai kempul dan gong
14. Genderang Perang Bengkulu
Tidak jelas mengapa alat tabuh khas Bengkulu ini di namakan alat musik perang
(Slaginstrument) di Tropen Museum, atau mungkin pada jaman dahulu di pakai untuk memberi
semangat orangBengkulu saat berperang. Alat jenis musik tradisional ini yang masih sering
terlihat adalah alat musik perang jenis Rebana yang sering dipakai dalam kegiatan adat
masyarakat Bengkulu dan sekitar.
15. Dol
Alunan suara bersaut-sautan ini dari alat musik disebut Dol. Di Provinsi Bengkulu, Sumatera,
alat musik Dol bukan hal yang baru. Iramanya kerap terdengar hampir disetiap sudut kota
terutama sore hari. Dol pertama kali dibawa oleh pedagang dari India. Bentuknya hampir mirip
gendang terbuat dari kulit sapi. Ukurannya bervareasi. Diameter Dol terbesar sekitar 70
centimeter dengan tinggi 80 centimeter. Alat musik tradisional Bengkulu ini terbuat dari bongol
buah kelapa atau pohon nangka. Masyarakat Bengkulu sangat akrab dengan alat musik Dol.
Mereka biasanya bermain Dol secara berkelompok di rumah-rumah atau sanggar kesenian.
Peminatnya tak terbatas pada orang dewasa atau remaja.
16. Sasando
Bali miliki gamelan, Jawa Barat ada angklung, dan Sulawesi punya musik bambu. Kalau NTT
tentu sasando. Alat musik petik yang berasal dari Pulau Rote ini, bisa dijadikan cendera mata
unik sepulang melancong dari Negeri Matahari Terbit. Bentuk sasando mirip dengan instrumen
petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi. Bagian utamanya berbentuk tabung panjang yang
biasa terbuat dari bambu. Bagian tengah ada tabung yang berdawai. Tabungnya diletakkan di
dalam wadah berbentuk seperti penampung tuak berlekuklekuk yang disebut 'haik', yang terbuat
dari anyaman daun lontar. Ada dua jenis sasando yakni sasando gong, dan sasando biola.
Keduanya biasa digunakan untuk memainkan sejumlah lagu daerah antara lain lagu yang
mengiringi sejumlah wanita menarikan Tarian Taebenu. Di Rote, tarian tersebut dimainkan saat
menerima tamu. Selain itu Tarian Foti yang ditarikan para pria. Dulu tarian ini dipersembahkan
untuk menyambut prajurit sepulang dari medan perang. Kini Tarian Foti juga dimainkan saat
menerima tamu. Sasando dimainkan dengan cara petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus
dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri
memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan memainkan accord. Jadi seorang pemetik
dapat memainkan sekaligus melodi, bas, dan accord. Susunan notasinya tak beraturan dan tidak
kelihatan karena terbungkus. Namun saat dimainkan bisa menjadi harmoni yang merdu sesuai
kelihaian pemetiknya.
17. Tambua
Tambua merupakan alat musik gendang tradisional dari Negeri yang bernama " Minang Kabau".
Alat ini di tabuh oleh enam (6) orang penabuh dengan pakaian adat Minangkabau. Selain itu
"Tambua" biasanya juga di iringi ole alat musik lain seperti "Tassa" dan "Talempong". Dengan
alat ini maka bunyi "Tambua" akan semakin ramai. Alat musik ini biasanya di gunakan untuk
membuat ramai sebuah "Alek" atau acara pesta. Dengan Tambua ini maka acara alek akan
semakin meriah.
Kesenian Tambua ini memang dengan alat yang sederhana dan dimainkan sekelompok orang
secara bersama. Mereka berupaya menghidangkan seni bunyi yang indah dan penuh nuansa
perjuangan. Peralatan dari kesenian ini ialah tambua atau tambur yang terbuat dari tabung kayu
berukuran besar. Tingginya sekitar 75 sentimeter dengan garis tengah 50 sentimeter. Untuk
ketebalan kayu dapat divariasi agar tercipta bunyi-bunyian yang berbeda. Namun, biasanya
berukuran 1,5 sentimeter sehingga terdengar bunyi nyaring dari kapsul kayu itu. Tabung itu
ditutup dengan kulit kambing yang dikencangkan lilitan tali. "Tak ubahnya seperti beduk di
Masjid, tapi ukurannya lebih kecil. Ada satu lagi alat yang digunakan, yaitu tansa, berupa bejana
berbentuk kuali. Bisa berbahan aluminium atau seng yang permukaannya ditutup kulit tipis. Alat
ini digunakan sebagai pemandu pukulan pemegang tamburnya. Juga sebagai komando dalam
pergantian lagu, mulai dan selesai. "Kalau didengar, perpaduan dua alat musik itu tercipta
paduan bunyi yang indah," katanya.
18. Serunai
Serunai Alat Musik Tradisional MinangSerunai atau puput serunai, lebih dikenal sebagai alat
musik tiup tradisional Minang. Ia dikenal merata di seluruh Sumatera Barat, baik di darat
maupun pesisir. Yang disebut darat terutama luhak nan tigo (Agam, Tanah Datar dan Limo
Puluah Koto), sedangkan pesisir, daerah Sumatera Barat sepanjang pantai Lautan Hindia.Puput
serunai biasanya dibunyikan pada acara-acara keramaian adat, seperti perkawinan, perhelatan
penghulu (batagak pangulu) dan lain-lain. Atau ditiup secara santai oleh perporangan, pada saat
memanen padi atau diladang. Boleh jadi ia dimainkan secara solo atau sendirian, dan bisa pula
secara koor, atau digabung dengan alat musik tradisional lainnya, seperti talempong, gendang
dan sebagainya.Alat yang digunakan untuk puput serunai terdiri dari batang padi, sejenis kayu
atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa.Rinciannya begini. Untuk bagian penata bunyi,
bahannya terbuat biasanya dari kayu capo ringkik atau dari bambu talang. Ukurannya, sebesar
ibu jari tangan. Capo ringkik itu adalah sejenis perdu, kayunya keras tetapi bagian dalam lunak,
sehingga mudah dilubangi.Panjangnya sekitar 20 cm, diberi 4 lubang berjarak 2,5 cm, yang
berfungsi mengatur irama. Nadanya hanya do-re-mi-fa-sol atau disebut nada pentatonis. Ini nada
yang lazim pada alat musik tradisional Minang.Sedangklan puput atau bagian yang ditiup bisa
terbuat dari kayu atau talang (sejenis bambu) ataupun dari batang padi tua.Lalu ada penyambung.
Berf ungsi sebagai pangkal puput. Panjangnya sekitar 5 cm, yang terbuat dari kayu keras.
Penyambung ini dilubangi untuk saluran nafas, yang bersambungan dengan poros badan dan
poros corong. Di bagian belakang penyambung ini berbentuk corong pula, dengan garis tengah 2
cm.Kemudian bagian corong. Ini adalah bagian serunai yang dibentuk membasar. Fungsinya
untuk memperkeras atau memperbesar volume suara. Bagian ini biasanya terbuat dari kayu
(terutama kayu gabus), atau dari tanduk kerbau yang secara alamiah telah berbentuk lancip,
ataupun dari daun kelapa yang dililitkan. Panjangnya sekitar 10 sampai 12 cm, dengan garis
tengah 6 cm di bagian yang mengembang.Dalam pembuatannya terdapat spesifikasi yang
bervarisi di tiap daerah. Malah, pengaturan nada ada pula dengan cara menutup dan membuka
permukaan corong. Dalam hal serunai dimainkan bersama instrumen lainnya seperti talempong,
gendang dan gong maka panduan bunyinya sungguh merupakan irama klasik Minang yang amat
menyentuh kalbu.
19. Sronen
Sronen atau biasa disebut Saronen adalah salah satu alat musik Tradisional dari /Madura yang
mirip dengan /terompet. Sronen ini biasanya dimainkan dan digabung dengan beberapa /gamelan
yang lain. Sronen termasuk alat musik /melodi yang cara memainkannya dengan cara ditiup /alat
musik sebbul. Nada-nada yang keluar sangat selaras /slendro atau /pelog. Di Pulau Madura,
sronen dianggap sebagai alat hiburan dan dimainkan pada acara acara Penyambutan Tamu,
pengiring lagu, pengiring /sandhur sejenis teater rakyat, pengiring /tari, pengiring /pencak silat
tetapi yang paling umum dimainkan adalah pada saat acara /karapan sapi.
20. Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Timur. Gong ini digunakan
untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini. Gong yang telah
ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan
dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya
menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga Kkwaenggwari. Tetapi kkwaenggwari yang
terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan
dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari
menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa
digunakan untuk meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.
21. Kendang
Kendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya
mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang
kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada
satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada
lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang
irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama
tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu: kendhang kosek.Kendang
kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami
budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila
dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.
top related