amdal
Post on 07-Dec-2015
6 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah atau sampah yaitu kotoran yang dihasilkan karena pembuangan
sampah atau zat kimia dari sebuah industri atau pabrik dan sangat berpengaruh
terhadap lingkungan sekitar. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan
yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah
juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik
dan benar.
Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan
dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang
tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit
padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah
ini menjadi benda ekonomis.
Dalam peternakan ayam Haji Nein limbah yang dihasilkan bukan berarti
tidak dapat dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah
kembali sebagai mana mestinya dan menjadi bermanfaat tidak terbuang begitu
saja.
Misalnya yaitu limbah organik yang terdapat pada peternakan ayam Haji
Nein ini dapat dikelola menjadi pupuk kompos yang digunakan untuk pertanian
dan menjadi pakan ikan lele dan umpan untuk memancing.
1.2 Rumusan Masalah
Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu :
1. Apakah pengertian dari limbah ?
2. Apa saja jenis-jenis dari limbah ?
3. Bagaimana konsep untuk mengolah limbah ?
1
4. Apakah yang dimaksud dengan usaha peternakan ayam ?
5. Limbah apa saja yang dihasilkan oleh usaha peternakan ayam ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah pengertian dari limbah
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari limbah
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep untuk mengolah limbah
4. Untuk mengetahui apa ituusaha peternakan ayam
5. Untuk mengetahui apa saja limbah yang dihasilkan oleh usaha
peternakan ayam
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Sebagai referensi mengenai pengertian dari limbah
2. Sebagai referensi mengenai jenis-jenis dari limbah
3. Sebagai referensi mengenai konsep untuk mengolah limba
4. Sebagai referensi mengenai usaha peternakan ayam
5. Sebagai referensi mengenai limbah yang dihasilkan oleh usaha
peternakan ayam
1.5 Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu metode studi
pustaka dengan mengumpulkan data dari berbagai referensi dan observasi ke
peternakan ayam Haji Nein untuk menjawab permasalahan yang ada dalam
makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Limbah
Limbah atau sampah merupakan kotoran yang dihasilkan karena
pembuangan sampah atau zat kimia dari suatu proses baik sebuah parbik atau
industri maupun domestik (rumah tangga) dan sangat berpengaruh terhadap
lingkungan sekitar.
Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan
tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu
yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.
Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan
dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang
tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit
padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah
ini menjadi benda ekonomis.
Beberapa pengertian tentang limbah :
1. Berdasarkan kepurusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997
Pasal I tentang prosedur impor limbah menyatakan bahwa Limbah
adalah bahan - barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses
produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 / 1999 Juntco PP 85 / 1999
Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha
dan/atau kegiatan manusia.
2.2 Jenis - Jenis limbah
Jenis limbah dibedakan menjadi 3 yaitu berdasarkan asalnya, bedasarkan
sumber dan berdasarkan sifatnya.
3
2.2.1 Limbah berdasarkan asalnya
Limbah berdasarkan asalnya terbagi menjadi limbah organik dan
limbah anorganik.
1. Limbah organik
Limbah organik merupakan limbah yang terdiri dari bahan-
bahan penyusun tumbuhan dan hewan, dan mudah diuraikan zat-
zatnya menjadi partikel-partikel yang baik untuk lingkungan.
Limbah organik ini dihasilkan oleh kegiatan manusia yang bisa
saja berupa pertanian, perternakan, perikanan, rumah tangga, sampah
industri yang tidak menggunakan bahan kimia. Semua limbah yang
secara alami dapat diuraikan oleh mikroorganisme masuk kedalam
limbah organik.
Gambar 1. Limbah organik
2. Limbah anorganik
Limbah anorganik merupakan jenis limbah yang tidak mudah
untuk dihancurkan atau diuraikan oleh mikroorganisme. Limbah
anorganik terdapat dua jenis yaitu limbah anorganik yang sama sekali
sudah tidak dapat diuraikan dan limbah anorganik yang masih dapat
diuraikan akan tetapi membutuhkan waktu yang amat lama.
4
Contoh limbah anorganik yaitu limbah rumah tangga yang
berbahan dasar plastik misalnya botol bekas, kaleng bekas, dan tas
plastik.
Gambar 2. Limbah anorganik
3. Limbah B3 (Bahan Bahaya Beracun)
Limbah B3 adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan bahaya beracun.
Menurut Undang - Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dimaksud dengan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen
lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang
berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa
kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang
memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.
Suatu bahan akan termasuk limbah B3 apabila memiliki salah
satu atau lebih karakteristik berikut yaitu :
5
Mudah meledak
Mudah terbakar
Bersifat reaktif
Beracun
Menyebabkan infeksi
Bersifat korosif
Contoh limbah B3 yaitu sisa obat dari RS (Rumah Sakit), baterai
bekas, dan air aki.
Gambar 3. Limbah B3
2.2.2 Limbah berdasarkan sumbernya
Limbah berdasarkan sumbernya terbagi menjadi limbah rumah tangga,
dan limbah pabrik atau industri.
1. Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah tangga seperti sisa - sisa sayuran (wortel, kol, bayam,
slada dan lain-lain), kertas, kardus atau karton.
Limbah rumah tangga juga memiliki daya racun tinggi
contohnya yaitu sisa obat - obatan dan cariran aki.
6
Gambar 4. Limbah Rumah Tangga
2. Limbah pabrik
Limbah pabrik atau industri ini berasal dari sisa hasil produksi
oleh pabrik atau industri tertentu. Limbah ini mengandung zat yang
berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik.
Limbah pabrik atau industri ini dikategorikan sebagai limbah
yang berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gas yang
beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai sekitar pabrik
dan tempat tinggal masyarakat.
Apabila zat-zat berbahaya tersebut masuk ke perairan (sungai
sekitar pemukiman) maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat
membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut misalnya
masyarakat sekitar yang menggunakan air sungai untuk kegiatan
sehari-hari misalnya kegiatan MCK (Mandi, Cuci dan Kakus), ikan,
bebek dan makluk hidup lainnya.
7
Gambar 5. Limbah Pabrik
Gambar 6. Ikan mati akibat tercemar limbah pabrik atau industri
2.2.3 Limbah berdasarkan karakteristiknya
Limbah berdasarkan karakteristiknya terbagi menjadi limbah padat,
limbah cair dan limbah gas.
1. Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa
padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses
pengolahan.
Limbah padat kebanyakan berasal dari kegiatan industri dan
domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat
rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat - tempat umum.
8
Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu
limbah padat yaitu dapat didaur ulang seperti plastik, kertas, kayu,
kain tekstil, karet, gelas atau kaca, potongan logam dan lain-lain.
Dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi
limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan
berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali
kemudian dibuang dan dibakar.
Dalam suatu industri tertentu limbah padat yang dihasilkan
terkadang menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan
tempat atau areal luas yang dibutuhkan untuk menampung limbah
tersebut.
Gambar 7. Limbah padat
2. Limbah cair
Menurut PP No. 82 Tahun 2001, limbah cair adalah sisa dari
suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Jenis-jenis limbah
cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
Sifat fisika dan sifat agregat contohnya tingkat keasaman
limbah
Parameter Logam, contohnya Arsenik (As)
9
Anorganik non metalik contohnya Amonia (NH3-N)
Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand
(BOD)
Mikroorganisme contohnya E Coli
Sifat khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3)
Air Laut contohnya Tembaga (Cu)
Gambar 8 Limbah cair
3. Limbah gas
Limbah gas merupakan limbah yang memanfaatkan udara
sebagai media. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas.
Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan
dengan udara. Dan limbah gas ini mengakibatkan polusi udara.
Jenis dan karakteristik setiap jenis limbah akan tergantung dari
sumber limbah. Jenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari
bermacam-macam senyawa kimia. Misalnya yaitu :
Karbon monoksida (CO)
Karbon dioksida
Nitrogen oksida
10
Sulfur dioksida
Asam klorida (HCl)
Amonia
Metan
Klorin.
Gambar 9. Limbah Gas
2.3 Pembahasan
2.3.1 Usaha peternakan ayam
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakan dan membudidayakan
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Terdapat banyak sekali usaha peternakan di Indonesia demi memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, misalnya peternakan sapi perah
dan sapi pedaging, serta peternakan ayam petelur dan ayam pedaging.
Namun, akhir-akhir ini usaha peternakan ayam sering dituding sebagai
usaha yang ikut mencemari lingkungan. Oleh karena itu, agar peternakan
ayam menjadi suatu usaha yang berwawasan lingkungan dan efisien, maka
tata laksana pemeliharaan, perkandangan dan penanganan limbahnya harus
diperhatikan.
11
Depertemen Pertanian telah menyadarai hal ini dengan mengeluarkan
peraturan SK Mentan No. 273 / 1991 dan SK Mentan No. 752 / 1994, yang
menyatakan bahwa usaha peternakan dengan populasi tertentu perlu
dilengkapi dengan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Untuk
usaha peternakan ayam ras pedaging, yaitu populasi lebih dari 15.000 ekor
per sikluas letak dalam satu lokasi, sedangkan untuk ayam petelur, populasi
lebih dari 10.000 ekor induk terletak dalam satu hamparan lokasi. (Deptan,
1991: Deptan, 1994).
Dalam kasus pencemaran lingkungan oleh peternakan ayam, yang jadi
pemicu permasalahan sebenarnya akibat dari pemukiman yang terus
berkembang. Pada awal pembangunan, peternakan ayam jauh didirikan dari
pemukiman penduduk namun lama kelamaan di sekitar areal peternakan
tersebur menjadi pemukiman.
Hal tersebut terjadi karena perkembangan dan rencana tata ruang yang
tidak konsisten. Untuk itu perlu suatu perbaikan sistem pemanfataan lahan
yang sesuai dengan peruntukannya.
Dalam hal ini pemerintah telah membuat kebijkan penggunaaan suatu
areal atau kawasan usaha peternakan agar tidak saling mengganggu antar
peternakan dan pemukiman.
Sudah tentu kawasan tersebut juga harus senantiasa memelihara
lingkungannya, antara lain dengan melakukan pengeloaan limbah serta
pemnatauan lingkungan secara terus menerus.
2.3.2 Limbah usaha peternakan ayam
Limbah yang dihasilkan usaha peternakan ayam yaitu sisa aktifitas
yang berasal dari mahluk hidup. Limbah yang dihasilkan dari usaha
peternakan ayam yaitu berupa kotoran ayam dan bau yang kurang sedap seta
air buangan. Air buangan berasal dari cucian tempat pakan dan minum
ayam serta keperluan domestic lainnya.
12
Sumber pencemaran usaha pertenakan ayam berasal dari kotoran
ayam yang berkaitan dengan unsure nitrogen dan sulfide yang terkandung
dalam kotoran tersebut, pada saat penumpukan kotoran atau penyimpanan
telah terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme membentuk gas
ammonia, nitrat dan nitrit serta gas sulfide.
Gas-gas tersebutlah yang menyebabkan bau. Kandungan gas ammonia
yang tinggi dalam kotoran juga menunjukkan kemungkinan kurang
sempurnanya proses pencernaan atau protein yang berlebihan dalam pakan
ternak, sehingga tidak semua nitrogen diabsorbsi sebagai asam amino, tetapi
dikeluarkan sebagai ammonia dalam kotoran (Pauzenga, 1991).
Limbah kotoran ayam, sudah sejak lama dimafaatkan sebagai pupuk
di bidang pertanian. Sudah dibuktikan bahwa kotoran ternak merupakan
pupus yang cocok dan baik unutk kesuburan pertanian. Oleh sebab itu
penanganan kotoran ternak secara baik perlu dilakukan agar tidak
menyebabkan bau yang menyengat dan kotoran masih tetap dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk.
2.3.3 Dampak bau kotoran ayam terhadap lingkungan
Seperti disebutkan sebelumnya, dampak dari usaha peternakan ayam
terhadap lingkungan sekiatar yaitu berupa bau yang dikeluarkan selama
proses dekomposisi kotoran ayam.
Bau tersebut berasal dari kandungan gas ammonia yang tinggi dan gas
hydrogen sulfide (H2S), dimetil sulfide, karbon disulfide dan merkapatan.
Senyawa yang menimbulkan bau ini dapat mudah terbetuk dalam kondisi
anaerob seperti tumpukan kotoran yang masih basah.
Senyawa tersebut dapat tercium dengan mudah walau dalam
konsentrasi yang sangat kecil. Untuk H2S kadar 0,47 mg/l atau dalam
konsentrasi part per million (ppm) di udara merupakan batas konsentrasi
yang masih dapat tercium bau.
13
Sedangkan untuk dimetil sulfide konsentrasi 1,0 ppm di udara mulai
tercium bau busuk. Dan untuk ammonia, kadar terendah yang dapat
terdeteksi baunya adalah 5 ppm.
Akan tetapi, kepekaan seseorang terhadap bau ini sangat tidak mutlak,
terlebih lagi bau yang disebabkan oleh campuran gas. Pada konsentrasi
amonia yang lebih tinggi di udara dapat menyebabkan iritasi mata dan
gangguan saluran pernapasan pada manusia atau hewan itu sendiri (Charles
dan Hariono, 1991).
Bau kotoran ayam selain berdampak negative terhadap kesehatan
manusia yang tinggal di lingkungan sekitar peternakan juga berdampak
negative terhadap ternak dan menyebabkan produktifitas menurun.
Pengelolaan lingkungan peternakan yang kurang baik dapat
menyababkan kerugian ekonomi bagi peternak itu sendiri, gas-gas tersebut
dapat menyebabkan produktifitas ayam menurun, sedangkan biaya
kesehatan semakin meningkat, yang menyebabkan keuntungan peternak
menipis.
Biaya kesehatan meningkat di karena kan ayam-ayam menurun daya
tahan tubuhnya terhadap penyakit-penyakit yang sering timbul akibat polusi
udara oleh ammonia yaitu seperti penyakit :
cronic respiratory disease (CRD) yaitu penyakit saluran
pernapasan menahun
dan ayam lebih mudah terkena virus Newcastle disease (ND)
yang menyebabkan ayam mudah mati
14
15
BAB III
HASIL OBSERVASI
3.1 Peternakan ayam Haji Nein
Peternakan ayam Haji Nein terletak di Pagelaran Sumir, kelurahan Lubang
Buaya Jakarta Timur. Peternakan ini sudah berdiri sejak tahun 1986. Pada awal
pembangunannya, peternakan ayam Haji Nein jauh didirikan dari pemukiman
penduduk namun lama kelamaan di sekitar areal peternakan Haji Nein menjadi
pemukiman.
Peternakan ayam Haji Nein termasuk peternakan ayam ras pedaging (untuk
konsumnsi). Terdapat tujuh kandang ternak pada peternakan ayam Haji Nein ini.
Masing - masing kandang ternak mempunyai luas sekitar 400 m2 yang dialasi oleh
sekam dan masing – masing kandang ternak dapat menampung sekitar 3000
ayam.
Namun hanya ada dua karyawan saja yang bekerja di peternakan ayam Haji
Nein. Ayam yang diternak pada peternakan ini yaitu ayam yang baru berusia 1
hari. Dan ayam akan dipanen saat berusia 25 hari. Kemudian ayam ternak yang
telah dipanen akan didistribusikan ke penjual - penjual ayam untuk konsumsi
seperti pasar tradisional, pasar modern (swalayan), dan rumah makan.
(a) (b)
Gambar 10. (a) dan (b) Kandang peternakan ayam Haji Nein
16
3.2 Limbah yang dihasilkan peternakan ayam haji nein
3.2.1 Limbah organik
Kotoran ayam
Limbah padat pertama yang dihasilkan oleh peternakan ayam
Haji Nein yaitu berasal dari kotoran ayam. Setiap kandang ternak
dialasi oleh sekam, sehingga kotoran ayam akan terserap oleh sekam.
Kotoran ayam yang terserap di dalam sekam dibiarkan terus
berada dikandang ternak sampai 25 hari (sampai ayam mengalami
masa panen). Setelah 25 hari, baru lah kotoran ayam diambil dan
selanjutnya digunakan sebagai pupuk oleh petani.
Gambar 11. Sekam yang digunakan untuk kandang ayam ternak
Ayam ternak yang mati
Limbah padat kedua yang dihasilkan oleh peternakan ayam Haji
Nein yaitu berasal dari ayam ternak yang mati. Ayam tersebut mati
karena beberapa faktor yaitu :
1. Ayam ternak terkena penyakit, yaitu penyakit cronic
respiratory disease (CRD) merupakan penyakit saluran
pernapasan menahun dan ayam ternak terkena virus
Newcastle disease (ND).
17
2. Ayam ternak tidak sengaja memakan kutu - kutu yang ada
di sekam.
3. Suhu kandang ternak terlalu dingin.
Gambar 12. Ayam ternak yang telah mati
Ayam ternak yang telah mati, selanjutnya akan digunakan
sebagai pakan ikan lele dan umpan untuk memancing.
3.2.2 Limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan peternakan ayam Haji Nein yaitu berasal
dari air buangan. Air buangan tersebut berasal dari air cucian tempat pakan
dan minum ayam.
3.2.3 Limbah gas
Aroma yang tidak sedap akibat peternakan ayam Haji Nein banyak
menimbulkan keluhan - keluhan dari masyarakat sekitar peternakan. Aroma
yang tidak sedap tersebut berasal dari :
Dari proses kekomposisi kotoran ayam. Bau tersebut berasal
dari kandungan gas ammonia yang tinggi dan gas hydrogen
sulfide (H2S), dimetil sulfide, karbon disulfide dan merkapatan
yang terdapat pada kotoran ayam ternak.
18
Bau pembakaran batu bara sebagai bahan bakar untuk
menyalakan arang yang selanjutnya akan digunakan untuk
menghangatkan suhu kandang ayam ternak agar ayam ternak
tidak cepat mati.
Gambar 13. Batu bara yang digunakan untuk menyalakan arang
Gambar 14. Arang yang digunakan untuk menghangatkan suhu kandang
ayam ternak
Gambar 15. Tempat pembakaran batu bara
19
BAB IV
KESIMPULAN
Limbah atau sampah merupakan kotoran yang dihasilkan karena
pembuangan sampah atau zat kimia dari suatu proses baik sebuah parbik atau
industri maupun domestik (rumah tangga).
Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan
dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang
tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit
padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah
ini menjadi benda ekonomis.
Dalam peternakan ayam Haji Nein limbah yang dihasilkan bukan berarti
tidak dapat dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah
kembali sebagai mana mestinya dan menjadi bermanfaat tidak terbuang begitu
saja.
Misalnya yaitu limbah organik yang terdapat pada peternakan ayam Haji
Nein ini dapat dikelola menjadi pupuk kompos yang digunakan untuk pertanian
dan menjadi pakan ikan lele dan umpan untuk memancing.
20
top related