analisis kinerja keuangan bank umum syariah
Post on 02-Apr-2022
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Dea Chintia
165020501111025
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul :
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH
Yang disusun oleh :
Nama : Dea Chintia
NIM : 165020501111025
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di
depan Dewan Penguji pada tanggal 31 Agustus 2020
Malang, 31 Agustus 2020
Dosen Pembimbing,
Dr. Asfi Manzilati., SE., ME
NIP. 196809111991032003
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH
Dea Chintia
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Email : deachintiaanggita@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-undang No. 10
Tahun 1998. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi seluruh bank konvensional untuk membuka
atau mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Hal ini mengakibatkan jumlah bank umum syariah di
Indonesia telah bertambah. Sehingga diperlukan analisis untuk mengukur tingkat kesehatan bank syariah di
Indonesia yang tidak hanya dilihat dari segi profitabilitasnya yang diukur menggunakan RGEC namun juga dinilai
berdasarkan kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariah yang diukur menggunakan Maqashid Syariah Indeks.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif Deskriptif dengan mengambil 5 sampel Bank Umum Syariah
yang masuk pada Buku II dan Buku III Bank Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika diukur
menggunakan RGEC, 5 Bank Umum Syariah di Inonesia mendapatkan predikat Sehat namun Bank Umum Syariah
yang memperoleh peringkat RGEC tertinggi justru mendapatkan peringkat Maqashid Syariah terendah .
Kata kunci: Analisis, Bank Umum Syariah, Kinerja Keuangan.
A. PENDAHULUAN
Kredibilitas suatu bank sebagai lembaga intermediasi dapat dilihat dari kegiatan operasionalnya
yang menunjukkan kemampuan bank tersebut untuk tumbuh dengan sehat dan tetap kuat . Pengertian
sehat dan kuat menurut acuan teknis perbankan berdasarkan standar internasional dikaji atas indikator-
indikator dalam CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earning serta Liquidity). Namun pada
tanggal tahun 2011 Bank Indonesia membuat instrumen penilaian tingkat kesehatan bank yang secara
spesifik membahas kesehatan bank dengan pendekatan risiko RBBR (Risk-based Bank Rating)
menggunakan aspek RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital), yaitu PBI
No.13/1/PBI/2011 dan SE BI No. 13/24/ DPNP tanggal 5 Oktober 2011 (Susanto dkk, 2016). BI
menginginkan bank-bank di Indonesia mampu mengidentifikasi permasalahan secara lebih dini dan
melakukan evaluasi manajemen risiko yang lebih baik sehingga bank lebih kuat dalam menghadapi krisis,
serta menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penilaian kinerja bank syariah tidak hanya dinilai
dari aspek profitabilitas saja namun juga kesesuaiannya dengan prinsip prinsip syariah. Bank syariah
sebagai lembaga bisnis yang berjalan berdasarkan prinsip syariah tidak boleh diarahkan untuk
menghasilkan laba yang sebesar-besarnya. Sebagai sebuah lembaga bisnis bank syariah harus diarahkan
untuk mencapai kesuksesan di dunia dan di akhirat. Pendirian bank syariah memiliki tujuan untuk
memberikan kontribusi dalam pencapaian maqashid syariah. Dalam praktiknya pengukuran kinerja
perbankan syariah hanya menggunakan metode RGEC padahal dalam praktiknya metode ini mengalami
banyak kekurangan apabila diterapkan di perbankan Syariah.
Penyebabnya antara lain pertama masih susah dalam membedakan karakteristik yang dimiliki oleh
bank syariah dengan bank-bank konvensional. Kedua, mengukur kinerja bank syariah tentu tidak sama
dengan mengukur bank konvensional, karena keduanya berbeda dalam fungsi inti, jenis produk yang
ditawarkan dan karakteristik operasionalnya. Selanjutnya, kondisi ini mengindikasikan bahwa tujuan awal
dan dasar dari adanya perbankan syariah itu belum ditangani secara lebih serius, sehingga dalam
mengukur kinerja perbankan syariah masih menggunakan alat ukur konvensional yang hanya fokus pada
pengukuran kinerja keuangannya saja padahal ada kebutuhan untuk mengembangkan pengukuran kinerja
sosial perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk mengukur
dan menilai kinerja sosial perbankan yang dirumuskan berdasarkan prinsip-prinsip syariah sesuai dengan
Maqashid Syariah yaitu Maqashid Syariah Indeks.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Bank
Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Pengertian Bank Syariah
Bank syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang aktivitas
operasionalnya berlandaskan pada etika dan sistem nilai Islam. Landasan utama bank syariah bersumber
dari Al-quran, hadist, dan ijtihad. Bank syariah menghindari sistem bunga dan unsur-unsur lain yang
dilarang dalam Islam. Ada beberapa prinsip dasar yang diterapkan dalam operasional perbankan syariah
diantaranya yaitu terbebas dari bunga (riba), terbebas dari kegiatan yang bersifat spekulatif non-produktif
(maysir), terbebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), terbebas dari hal-hal yang rusak
atau tidak sah (bathil), serta hanya membiayai aktivitas usaha yang halal (Ascarya 2005).
Analisis Kinerja Keuangan Bank
Menurut Lukman (2009 : 114-122), untuk menganalisis kinerja suatu bank adalah sebagai
berikut:
a) Analisis rasio likuiditas
Rasio Likuiditas adalah analisis rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas
yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja bank antara lain adalah:
1) Cash Ratio
2) Reserve Requirement
3) Loan to Deposit Ratio (LDR)
4) Loan to Asset Ratio
5) Rasio Kewajiban Bersih Call Money
b) Analisis Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas adalah alat menganalisis dan mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula
digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Analisis rasio rentabilitas yang digunakan untuk
mengukur suatu bank antara lain sebagai berikut :
1) Return on Assets ( ROA )
2) Return on Equity ( ROE )
3) Rasio Maya ( Beban ) Operasional
4) Net Profit Margin ( NPM )
c) Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban kewajiban
jika terjadi likuiditas bank. Selain itu rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui perbandingan antara
jumlah dana yang diperoleh dari utang baik utang jangka pendek ataupun utang jangka panjang serta
sumber-sumber lain diluar modal bank sendiri dengan volume penanaman dan tersebut pada berbagai
jenis aktiva yang dimiliki bank.Beberapa rasio yang diuraikan antara lain :
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
2) Debt to Equity Ratio
3) Long Term Debt to Assets Ratio
Pengertian Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat
kesehatan bank umum adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja
bank
Kategori Tingkat Kesehatan Bank
Tabel 1: Bobot Tingkat Kesehatan Bank
Peringkat Bobot Keterangan
1 86-100 Sangat Sehat
2 71-85 Sehat
3 61-70 Cukup Sehat
4 41-60 Kurang Sehat
5 <40 Tidak Sehat
Sumber : Refmasari dan Setiawan(2014)
Metode RGEC
a.Profil Risiko (Risk Profile)
Penilaian profil resiko atau risk merupakan penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko
dalam aktivitas operasional bank. Penilaian terhadap risiko (risk profile) meliputi penilaian terhadap
Risiko Kredit, yaitu risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain (counterparty) dalam memenuhi
kewajiban kepada bank rasio ini dirumuskan oleh NPF sedangkan Risiko Likuiditas merefleksikan
kemampuan suatu bank untuk memenuhi permintaan dana pinjaman dan investasi rasio ini dirumuskan
oleh FDR
b. Good Corporate Governance (GCG)
Syakhroza (2003), mendefinisikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai suatu mekanisme
tata kelola organisasi dalam melakukan pengelolaan sumberdaya organisasi secara efisien, efektif,
ekonomis ataupun produktif dengan prinsip-prinsip terbuka,akuntabilitas, pertanggung jawaban,
independen, dan adil dalam rangka mencapai tujuan organisasi
c.Rentabilitas (Earning)
Penilaian faktor rentabilitas berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP meliputi
evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability)
rentabilitas, dan manajemen rentabilitas
ROA : ROA adalah salah satu indikator profitabilitas dari kinerja keuangan. Rasio Return on Asset
(ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau
laba secara keseluruhan
ROE : Return on Equity merupakan rasio antara laba setelah pajak atau earning after tax (EAT)
terhadap total modal sendiri yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain
yang dikumpulkan oleh perusahaan
d. Permodalan (Capital)
Penilaian atas faktor Permodalan berdasarkan rentabilitas berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No.13/24/DPNP meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan
permodalan. Faktor permodalan dapat diukur dengan menggunakan rumus Capital Adequacy Ratio
(CAR).
Maqashid Syariah Indeks
Maqashid Syariah Index merupakan suatu alat ukur kinerja bagi perbankan syariah dengan
menggunakan pendekatan maqashid syariah atau tujuan syariah. Adanya kebutuhan bagi bank syariah
untuk mengukur kinerja bank syariah tidak hanya dari aspek keuangan saja tetapi juga dari aspek syariah
merupakan latar belakang dikembangkannya indeks kinerja ini oleh Mohammad et al (2008). Maqashid
Syariah Indeks ini menggunakan konsep maqashid syariah Abu Zahrah yang membagi maqashid syariah
menjadi tiga sasaran terdiri dari Tahdzib alFard (mendidik individu); Iqomat Al-Adl (menegakkan
keadilan); dan Maslahah (kesejahteraan). Ketiga konsep tersebut kemudian diterjemahkan dalam 9
dimensi yakni, Pengajuan Pengetahuan, Peningkatan Keahlian, Kesadaran akan Perbankan Syariah,
Pengembalian yang adil, Produk dan layanan yang terjangkau, Penghapusan ketidak adilan, Profitabilitas,
Distribusi pendapatan dan kesejahteraan, Investasi ke dalam sektor riil. Dari 9 dimensi tersebut kemudian
diklasifikasikan menjadi 10 elemen yang selanjutnya setiap elemen menjadi rasio pengukuran kinerja.
Tabel 2 Konsep Maqashid Syariah Indeks
Konsep (Tujuan)
Dimensi
Elemen
(Unsur)
Rasio Kinerja Sumber Data
1.Education
(Tahdzib Al-Fard)
D1.
Advancement Knowledge
E1. Education
Grant
R1. Education
Grant/ Total
Expenses
Annual Report
E2. Research
R2. Reseacrh
Expenses/Total Expenses
Annual Report
D2. Instilling New
Skill and Improvement
E3. Training
R3. Training/Total Expense
Annual Report
Konsep (Tujuan)
Dimensi
Elemen
(Unsur)
Rasio Kinerja Sumber Data
D3.
Creating Awareness of
Islamic Banking
E4. Publicity
R4. Publicity/Total Expense
Annual Report
2. Justice (Al-Adl)
D4. Fair Returns
E5.
Fair Return
R5. Profit
Equalization
Reserve (PER)/Total
Income
Annual Report
D5. Cheap
Products and Services
E6. Functional
Distribution
R6. Mudharavah
and Musyarakah/Total
Investment Modes
Annual Report
D6. Elimination of
Injustices
E7. Interest Free Product
R7. Interest Free Income/Total
Income
Annual Report
3. Public Interest
(Al-Maslahah)
D7.
Profitability of Bank
E8. Profit
Ratio
R8. Net
Income/Total
Asset
Annual Report
D8.
Redistribution of
Income and Wealt
E9.
Personal Income
R9. Zakah/Net Income
Annual Report
D9. Investment in Real Sector
E10. Investmen
Ratios in Real Sector
R10. Investment
Ratio in Real Economic
Sector/Total
Investment
Annual Report
Sumber : Mohammed dan Taib (2008)
KERANGKA PIKIR
C. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni
pendekatan deskriptif karena dapat digunakan untuk menjelaskan rasio RGEC dalam menganalisis kinerja
Bank Umum Syariah dan dapat menjelaskan rasio Maqashid Syariah Indeks dalam menganalisis kinerja
Bank Umum Syariah di Indonesia.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini meliputi 14 Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia sedangkan
Sampel dari penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang memiliki Modal Inti terbesar dan masuk
dalam Buku 2 dan buku 3
Tabel 3 Sampel
No Bank Umum Syariah Buku Bank Indonesia
1 Bank Mandiri Syariah Buku 3
2 Bank Mega Syariah Buku 2
3 BNI Syariah Buku 2
4 BRI Syariah Buku 2
5 BCA Syariah Buku 2
Sumber : Data yang diolah oleh peneliti, 2020
Pengukuran Variabel RGEC
1. NPF : Pembiayaan Bermasalah/ Total Pembiayaan X 100%
2. FDR : Total Pembiayaan/ Total Dana Pihak Ketiga x100%
3. GCG (Berdasarkan self assessment bank)
4. ROA : Laba Sebelum Pajak/ Total Aset x 100%
5. ROE : Laba Setelah Pajak/Modal Sendiri x 100%
6. CAR : Modal/ Aktiva Tertimbang Menurut Resiko x 100%
Pengukuran Maqashid Syariah Indeks
Tabel 4 Pembobotan Maqashid Syariah Indeks
Tujuan
Rata-rata Unsur-unsur
Rata-Rata
Pembobotan Pembobotan
100%
01. Pendidikan 30 E1. Hibah Pendidikan/donasi 24
E2. Penelitian 27
E3. Pelatihan 26
E4. Publisitas 23
Total 100
02. Keadilan 41 E5. Pengembalian yang Adil 30
E6. Harga produk Terjangkau 32
E7. Produk Non Bunga 38
Total 100
03.
Kesejahteraan
29
E8. Rasio Laba Bank
33
E9. Trasfer Pendapatan 30
E10. Rasio Investasi Ke Sektor Rill 37
Total 100
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5 Hasil Akhir RGEC
Bank Umum Syariah NILAI KOMPOSIT
HASIL AKHIR
PREDIKAT
HASIL
AKHIR PK
1. Bank Mandiri Syariah 76,6 2 Sehat
2. Bank Mega Syariah 80 2 Sehat
3. Bank BNI Syariah 80 2 Sehat
4. Bank BRI Syariah 66,6 3 Cukup sehat
5. Bank BCA Syariah 76,6 2 Sehat
Sumber : Data sekunder yang diolah oleh peneliti, 2020
Bank Mega Syariah dan Bank BNI Syariah memiliki nilai komposit sebesar 80 dengan
predikat SEHAT, selanjutnya Bank Mandiri Syariah dan Bank BCA Syariah memperoleh nilai
komposit 76,6 dengan predikar SEHAT dan yang terakhir Bank BRI Syariah memperoleh nilai
komposit sebesar 66,6 dengan predikat CUKUP SEHAT.
Tabel 6 Hasil Maqashid Syariah Indeks 5 Bank Umum Syariah
Bank Umum
Syariah
T1
(Mendidik
Individu)
T2
(Mewujudkan
Keadilan)
T3
(Kepentingan
Bersama)
MSI
Peringkat
T1+T2+T3
1. Bank
Mandiri
Syariah 0,0051 0,1291 0,2699 0,4041 2
2. Bank
Mega
Syariah 0,0012 0,0597 0,2309 0,2918 5
3. Bank BNI
Syariah 0,0175 0,0959 0,2563 0,3697 4
4. Bank BRI
Syariah 0,0062 0,1486 0,2154 0,3702 3
5. Bank BCA
Syariah 0,0050 0,2164 0,2314 0,4528 1
Sumber : Data sekunder yang diolah oleh peneliti, 2020.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa Bank BCA Syariah menjadi yang terbaik dalam
pelaksanaan Maqashid Syariah Indeks selama periode 2016-2018 yaitu mencapai 45,28% dan diurutan
kedua ada Bank Syariah Mandiri mencapai 40,41% diurutan ketiga ada Bank BRI Syariah mencapai
37,02% dan Bank BNI Syariah mencapai 36,97% dan diurutan terakhir Bank Mega Syariah yang
mencapai 29,18%.
Tabel 7 Peringkat Bank Umum Syariah berdasarkan RGEC dan Maqashid Syariah Indeks
Peringkat HASIL RGEC HASIL MAQASHID SYARIAH
INDEKS
1 Bank BNI Syariah (80) SEHAT Bank BCA Syariah (45,28%)
2 Bank Mega Syariah (80) SEHAT Bank Mandiri Syariah (40,41%)
3 Bank Mandiri Syariah (76,6) SEHAT Bank BRI Syariah (37,02%)
4 Bank BCA Syariah(76,6) SEHAT Bank BNI Syariah (36,02%)
5 Bank BRI Syariah (66,6) CUKUP
SEHAT
Bank Mega Syariah (29,18%)
Sumber : Data sekunder yang diolah oleh peneliti, 2020
Tabel diatas menunjukkan peringkat 5 Bank Umum Syariah pada periode 2016-2018 berdasarkan
perolehan RGEC dan Maqashid Syariah Indeks. Jika dilihat pada tabel maka Bank BNI Syariah dan Bank
Mega Syariah yang memperoleh predikat Sehat dan menjadi peringkat tertinggi pada RGEC justru
menjadi peringkat terendah pada perolehan rasio Maqashid Syariah Indeks. Hal ini terjadi karena Bank
BNI Syariah dan Bank Mega Syariah belum mempublikasikan beberapa rasio yang ada pada Maqashid
Syariah Indeks, seperti PER profit equalization reserve dan biaya penelitian, dan biaya publisitas pada
annual reportnya. Maka peranan Maqashid Syariah Indeks pada Bank Umum Syariah di Indonesia belum
bisa menjadi tolak ukur kepatuhan Bank Umum Syariah tersebut terhadap syariah. Namun peranan
Maqashid Syariah Indeks lebih kepada menunjukkan kedisiplinan Bank Umum Syariah tersebut dalam
mempublikasikan rasio rasio dalam laporan keuangannya sebagai wujud transparansi dan kejujuran
system syariah.
E. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada periode 2016-2018 5 Bank Umum Syariah di Indonesia berada pada predikat Sehat hanya
Bank BRI Syariah yang memperoleh predikat Cukup Sehat dikarenakan hasil rata-rata rasio NPF
Bank BRI Syariah tinggi yang mengindikasikan bahwa pembiayaan yang bermasalah juga tinggi,
dan juga hasil dari rata-rata ROA Bank BRI Syariah yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
keempat bank lainnya yang mengindikasikan bahwa pada tahun 2016-2018 Bank BRI Syariah
belum efektif dalam menghasilkan laba
2. Berdasarkan hasil analisis RGEC pada 5 Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2018
maka kinerja 5 Bank Umum Syariah mengalami fluktuatif di setiap rasionya, namun dari segi
solvabilitas kelima Bank Umum Syariah mempunyai nilai CAR yang cenderung tinggi dan
melampaui dari ketentuan Bank Indonesia, pada segi likuiditas kelima Bank Umum Syariah
memperoleh FDR yang terkendali.. Profitabilitas kelima Bank Umum Syariah di Indonesia
memperoleh predikat Cukup Baik hal ini berarti Bank Umum Syariah di Indonesia belum cukup
efektif dalam memperoleh laba pada periode 2016-2018 hal ini tercermin dari perolehan ROA
dan ROE Bank Umum Syariah yang cenderung rendah dan fluktuatif.
3. Kinerja 5 Bank Umum Syariah di Indonesia jika diukur menggunakan Maqashid Syariah Indeks
Bank BCA Syariah berada pada peringkat pertama Bank Mandiri Syariah berada pada peringkat
kedua Bank BRI Syariah berada pada peringkat ketiga, Bank BNI Syariah berada pada peringkat
keempat dan Bank Mega Syariah berada pada peringkat kelima dengan perolehan kinerja tujuan
pertama dan kinerja tujuan kedua terendah. Maqashid Syariah di Indonesia belum bisa dijadikan
tolak ukur kesyariahan suatu Bank Umum Syariah, karena pada pelaksanaannya banyak Bank
Umum Syariah yang belum mempublish rasio rasio keuangan yang digunakan dalam Maqashid
Syariah Indeks dalam laporan keuangannya. Hal ini menjadikan Maqashid Syariah Indeks
sebagai upaya untuk Bank Umum Syariah bersikap jujur dan transparan tehadap system dan
produk produk syariah yang digunakan.
SARAN
1) Bank Umum Syariah lebih meningkatkan ekspansi pembiayaan kepada debitur untuk
menggerakan perekonomian yang lebih aktif sehingga fungsi intermediasi pada Bank Umum
Syariah dapat terjaga dengan baik dan FDR dapat terjaga antara 75%-100%.
2) Bank Umum Syariah (BUS) terutama dalam transparansi laporan keuangan. Komponen-
komponen laporan keuangan dan metode perhitungannya harus dibuatkan standar khusus agar
informasi yang disampaikan jelas dan akurat.
3) Bank Indonesia dan OJK selaku lembaga intermediasi diharapkan mengeluarkan peraturan yang
ketat mengenai publikasi rasio maqashid syariah indeks pada laporan keuangan di setiap bank
syariah. Sehingga memudahkan para pembaca dalam melihat nilai tujuan syariah dan
memudahkan penelitian mengenai nilai maqashid syariah indeks pada bank syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio MS. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta (ID): Gema Insani Press.
Azis, Mohammad Taufik. 2018. Analisa Kinerja Perbankan Syari’ah Indonesia Ditinjau Dari Maqasyid
Syari’ah. Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018.
Cakhyaneu, Aneu. 2018. Pengukuran Kinerja Bank Umum Syari‟ah di Indonesia berdasarkan Sharia
Maqashid Index (SMI). Amwaluna, Vol 2 No. 2 Tahun 2018, Hal 1-12.
Data OJK Statistik Perbankan Syariah (https://www.ojk.go.id) diakses pada tanggal 22 November 2019
Data NPF BCA Syariah 2018 (https://www.bcasyariah.co.id/2018/03/2017-bca-syariah-jaga-kepercayaan-
para-mitra-dengan-tunjukkan-pertumbuhan-berkualitas/) diakses pada tanggal 19 Juni 2020
Data Pembiayaan BCA Syariah (https: //www. bcasyariah. co.id/media /2019/04/BC
AS%20AR%202018%20-%20Webversion1.pdf) diakses pada tanggal 19 Juni 2020
Dewi, M. (2018). Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan Rgec (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital)(Studi Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia,
Tbk Periode 2013-2017). Niagawan, 7(3), 67-85.
Hasibuan, Malayu, 2004. Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Ketiga, Bumu Aksara, Jakarta.
Idrus, Ali. (2018) Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Return On Equity (ROE). Jakarta,
Journal Vol 29,No. 2.
Indonesia, B. (2011). Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/Pbi/2011 Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.
Indonesia, B. (2012). Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank. Jakarta: Bank Indonesia.
Indonesia, B., & Nomor, S. E. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013. Perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia
Indonesia, G. B. (2004). Peraturan Bank Indonesia nomor: 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian tingkat
kesehatan bank umum. online),(www. bi. go. id) diakses pada tanggal 23 November 2019
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pres.
Laporan Keuangan tahun 2016 sampai 2018 Bank Mandiri Syariah
(https://www.mandirisyariah.co.id/assets/pdf/annual-report/AR_2018_Mandiri_Syariah_22102019.pdf)
terakhir diakses pada tanggal 19 Juni 2020
Laporan Keuangan tahun 2016 sampai 2018 Bank Mega Syariah
(https://www.edusaham.com/2019/02/download-laporan-keuangan-tahunan-bank-mega-syariah-dan-
rasio-keuangan-penting.html) terakhir diakses pada tanggal 19 Juni 2020
Laporan Keuangan tahun 2016 sampai 2018 BNI Syariah
(https://www.bnisyariah.co.id/Portals/1/BNISyariah/Perusahaan/Hubungan%20Investor/Laporan%20Tah
unan/AR%202018/AR%20BNIS%202018-compressed.pdf) terakhir diakses pada tanggal 19 Juni 2020
Laporan Keuangan tahun 2016 sampai 2018 BRI Syariah
(https://www.brisyariah.co.id/tentang_hubInvestor.php?f=annual) terakhir diakses pada tanggal 20 Juli
2020
Laporan Keuangan tahun 2016 sampai 2018 BCA Syariah
(https://www.bcasyariah.co.id/media/2019/04/BCAS%20AR%202018%20-%20Webversion1.pdf)
terakhir diakses pada tanggal 19 Juni 2020
Lestari, Sri. 2019. Analisis RGEC pada BUS 2010-2017 . Surakarta: Program Sarjana Ekonomi
Universitas Mhammadiyah Surakarta
NPF BRI Syariah (https://www.brisyariah.co.id/beritaBRIS.php?news=180) diakses pada tanggal 1 Juli
2020
Prasetyowati, L.A & Handok, L.H. (2016). Pengukuran Kinerja Bank Umum Syariah dengan Maqasid
Syaruah index dan Sharia Conformity dan Profitability (SCNP) Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Islam Vol 4, No. 2
Suhada dan Sigit Pramono. 2014. Analisis Kinerja Perbankan Syari‟ah di Indonesia dengan Pendekatan
Maqoshid Index (Periode 2009-2011), Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam, Vol. 2, No. 1.
Total pembiayaan pada BRI Syariah (https://www.brisyariah.co.id/images/
c8b2561a533fa87d44300219e0308eb2_Laporan_Tahunan.pdf) diakses pada tanggal 20 Juni 2020
top related