analisis pengaruh return on asset (roa), capital...
Post on 06-Feb-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL
ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING
(NPF) DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP
PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN
SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Disusun Oleh :
Eta Zulfina
NIM 21313059
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
-
i
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CAPITAL
ADEQUANCY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING
(NPF) DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP
PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN
SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Disusun Oleh :
Eta Zulfina
NIM 21313059
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan
orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka
dengan keberhasilan saat mereka menyerah”
(Thomas Alva Edision)
“Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban,
jika itu hanya dipikirkan
Sebuah cita-cita juga adalah beban,
jika itu hanya angan-angan”
-
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, ingin ku
persembahkan sebuah karya kecil yang berhasil ku
selesaikan ini kepada:
Ayah dan ibuku tercinta,
Takkan pernah ku lupa atas semua pengorbanan dan
jerih payah yang engkau berikan untukku
Serta doa yang senantiasa kau lantunkan untukku
sehingga dapat ku raih semua mimpi-mimpi ku
Asaku kelak semoga dapat membahagiakan ayah dan
ibu sampai akhir hayat..
Doakan aku ayah, doakan aku ibu..
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis
Pengaruh Return On Asset (ROA),Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap
Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulisan skripsi ini tidak dapat mungkin
terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
3. Fetria Eka Yudiana, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Perbankan
Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga
4. Ari Setiawan, S.Pd, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas segala
arahan dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar
-
ix
5. Drs. Machfudz, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh
dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut agama Islam Negeri atas
semua ilmu pengetahuan yang telah diberikan
6. Keluarga tercinta bapak, ibu dan adikku yang selalu memberikan
dukungan, perhatian dan kasih sayang yang begitu melimpah dan doa
yang tiada henti untuk mendoakanku agar selalu dijalan Allah SWT
7. Sahabat-sahabatku dek Dani, mas Herit, Indah, Galuh dan teman-teman
yang telah memberi motivasi dan semangat untuk segera menyelesaikan
penulisan skripsi ini dan teman-teman FEBI 2013 Nurul, Teti, Demi, Puji,
Lilik, Febri, Odhi dan mbak Eni terimakasih atas semua bantuannya
8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu hingga terselesaikannya skripsi ini
penulis menyadari dan mengakui dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Salatiga, 4 September 2017
Eta Zulfina
NIM: 213 13 059
-
x
ABSTRAK
Zulfina, Eta. 2017. Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga
(DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah.
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-
Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, S.Pd,
MM.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan
Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah
pada Perbankan Syariah. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum
Syariah di Indonesia periode 2012-2016 yang berjumlah 12 dan dengan
menggunakan penentuan sampel berupa purposive sampling didapatkan sampel
dalam penelitian ini sejumlah 6 bank. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah pembiayaan murabahah sedangkan variabel independennya adalah ROA,
CAR, NPF dan DPK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial hanya DPK yang
berpengaruh signifikan positif terhadap pembiayaan, sedangkan CAR
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan, sedangkan ROA dan
NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Secara simultan
variabel variabel ROA, CAR, NPF dan DPK berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan murabahah. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig F0.013238 yang lebih
kecil dari nilai signifikansi 5%. Kemampuan menjelaskan dari keempat variabel
independen tersebut terhadap pembiayaan murabahah adalah sebesar 24%
sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjustedR2, sedangkan sisanya 76%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.
Kata kunci: Pembiayaan Murabahah, Return On Asset (ROA), Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga
(DPK)
-
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .............................................................. vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 10
E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka .................................................................................... 13
B. Kerangka Teori .................................................................................... 16
-
xii
C. Kerangka Penelitian ............................................................................ 27
D. Hipotesis .............................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 32
B. . Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 32
C. . Populasi dan Sampel ........................................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 34
1. Dokumentasi ............................................................................ 35
2. Kepustakaan ............................................................................ 35
E. Skala Pengukuran ................................................................................ 35
F. Definisi Konsep dan Operasional ........................................................ 35
G. Teknik Analisis ................................................................................... 39
1. Uji Stasioneritas ...................................................................... 39
2. Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 40
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 40
4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 42
5. Uji Statistik ............................................................................... 43
H. Alat analisis ......................................................................................... 45
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 47
B. Analisis Data ....................................................................................... 47
1. Uji Stasioneritas ...................................................................... 47
2. Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 49
-
xiii
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 50
a. Uji Multikolonieritas ................................................... 50
b. Uji Autokorelasi .......................................................... 51
c. Uji Heteroskedastisitas ................................................ 52
d. Uji Normalitas ............................................................. 54
e. Uji Linieritas ............................................................... 55
4. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................... 57
5. Uji Statistik ............................................................................. 59
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 59
b. Uji Ttest ......................................................................... 60
c. Uji Ftest ......................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 66
B. Saran .................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
CUTRRICULUM VITAE
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia ............................. 2
Tabel 1.2 Komposisi Pembiayaan BUS dan UUS .......................................... 3
Tabel 1.3 ROA, CAR, NPF, DPK dan Pembiayaan Murabahah pada BUS ... 5
Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 6
Tabel 2.1 Kriteria Pembiayaan ........................................................................ 21
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ................................ 38
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Unit Root Test pada Level ................................... 48
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Unit Root Test pada 1st Difference ........................ 48
Tabel 4.3 Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................. 51
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 52
Tabel 4.6 Hasil Uji Glejser ............................................................................. 53
Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas ........................................................................... 55
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 58
Tabel 4.9 Hasil Uji Ttest ................................................................................... 60
-
xv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Model Penelitian ....................................................................... 27
4.1 Uji Normalitas ........................................................................................... 54
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi
sebagai perantara jasa keuangan, memiliki tugas pokok yaitu menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan
mendasar antara kedua bank tersebut hanyalah bank syariah melakukan
kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest fee), namun
didasarkan pada prinsip syariah atau prinsip pembagian keuntungan dan
kerugian (profit and loss sharing principle) (Rimadhani dan Erza, 2011:
2).
Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem
perbankan nasional diharapkan dapat mendorong perkembangan
perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam
perekonomian adalah kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja
penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, keadilan sosial-
ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, stabilitas
nilai uang, mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya
pengembalian yang adil dan pelayanan yang efektif (Setiawan, 2016: 28).
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, perbankan
syariah saat ini masih berada pada tahap perkembangan dengan tetap
gencar untuk meningkatkan pangsanya, salah satunya dari sisi penyaluran
-
2
dana atau pembiayaan. Selama tahun 2010, perbankan syariah yang
merupakan instrumen pengembangan ekonomi nasional telah mampu
memberikan dukungan besar terhadap pengembangan sektor riil yang ada.
BI mencatat pada bulan Oktober 2010 total aset perbankan syariah sudah
mencapai Rp 86 triliun (Pratami, 2011: 16).
Berikut adalah tabel perkembangan perbankan syariah selama
tahun 2014 sampai Juni 2017.
Tabel 1.1
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia
tahun 2012- Juni 2017
Indikasi 2012 2013 2014 2015 2016 Juni
2017
BUS 11 11 12 12 13 13
UUS 24 23 22 22 21 21
BPRS 158 160 163 163 166 167
Sumber : Bank Indonesia:2017
Dari Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan perbankan syariah
berdasarkan laporan tahunan BI bahwa secara kuantitas, pencapaian
perbankan syariah terhitung stagnan dalam jumlah bank. Dari tahun 2012
sampai bulan juni 2017 jumlah Bank Umum Syariah (BUS) bertambah
dua bank. Sedangkan jumlah bank konvensional yang memiliki Unit
Usaha Syariah (UUS)dari tahun 2012 sampai Juni 2017 justru berkurang
tiga bank. Namun jumlah bank pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) dari tahun 2012 sampai juni 2017 bertambah cukup banyak yaitu
9 bank.
-
3
Menurut Zainul (2009: 19), fungsi intermediasi yang terpenting
bagi bank adalah fungsi pembiayaan. Pembiayaan merupakan indikator
utama untuk mengukur perkembangan/pertumbuhan pangsa pasar
perbankan syariah nasional. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat
memilih jenis pembiayaan yang sesuai dengan kondisi arus kas
perusahaannya atau jangka waktu kebutuhan dan jumlah pinjamannya.
Berikut adalah tabel komposisi pembiayaan yang diberikan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah :
Tabel 1.2
Komposisi Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Miliar rupiah)
Akad Pembiayaan
Desember
2012
Pembiayaan
Desember
2013
Pembiayaan
Desember
2014
Pembiayaan
Desember
2015
Pembiayaan
Desember
2016
Mudharabah 12.023 13.625 14.354 14.820 14.643
Musyarakah 27.667 39.874 49.336 60.713 66.730
Murabahah 88.004 110.565 117.371 122.111 128.624
Qardh - - 5.965 3.951 3.951
Istishna 376 582 633 770 820
Ijarah - - 11.620 10.631 9.535
Total 128.070 164.646 199.279 212.996 224.303 Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah Indonesia, diolah
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pembiayaan murabahah
mendominasi pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Berdasarkan
statistik perbankan syariah periode Desember 2016 menyebutkan bahwa
pembiayaan murabahah adalah sebesar Rp. 128.624 miliar. Sedangkan
pembiayaan mudharabah yaitu sebesar Rp. 14.643 miliar, serta
pembiayaan musyarakah yaitu sebesar Rp. 66.730 miliar. Hal ini
menunjukkan bahwa pembiayaan dengan basis jual-beli (murabahah)
-
4
memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan
dengan basis bagi hasil (mudharabah dan musyarakah).
Menurut Syafi’i (2001: 18), pembiayaan murabahah adalah jual-
beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Sedangkan menurut glossary OJK, akad murabahah adalah
perjanjian pembiayaan berupa transaksi jual beli suatu barang sebesar
harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh
para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga
perolehan kepada pembeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi bank dalam menyalurkan
pembiayaannya, baik faktor yang berasal dari internal bank maupun
faktor yang berasal dari eksternal bank. Untuk melihat kondisi internal
perusahaan, biasanya pihak bank merujuk pada laporan keuangan bank
yang diindikasikan dengan berbagai rasio keuangan. Adapun beberapa
rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi internal
perusahaan antara lain: rasio permodalan bank yang diwakili oleh rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR) dan rasio profitabilitas bank yang
diwakili oleh Return on Asset (ROA) (Nurbaya, 2013: 20).
Menurut Wuri (2011: 28), untuk menjaga kesehatan bank,
diperlukan rambu-rambu dalam penanaman dananya. Hal tersebut
tertuang dalam UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi UU No.
10 Tahun 1998, dalam pasal 29 ayat 2: “Bank wajib memelihara
kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset,
-
5
kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain
yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan usaha sesuai
dengan prinsip kehati-hatian”, dan ayat 3: “dalam memberikan kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan
usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan
bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada
bank”. Dalam penentuan kesehatan suatu bank, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah rasio Rentabilitas (ROA), Capital Adequacy Ratio
(CAR), pembiayaan yang macet (NPF) dan dana yang terhimpun dari
masyarakat (DPK).
Kondisi Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Financing (NPF), DPK dan pembiayaan murabahah
pada perbankan syariah di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3
Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah (Miliar rupiah)
2012 2013 2014 2015 2016
ROA 1,94 1,58 0,41 0,49 0,64
CAR 14,14 14,42 15,74 15,02 15,21
NPF 3,43 4,82 3,38 3,19 3,1
DPK 147.512 183.534 217.858 231.175 247.760
Pembiayaan
Murabahah
88.004 110.565 117.371 122.111 128.624
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, diolah
Berdasarkan data yang tersaji dalam tabel 1.3, terdapat fenomena
bisnis dalam penyaluran dana pembiayaan pada bank umum syariah.
Dapat dilihat ROA, CAR, NPF, dan DPK mengalami fluktuasi. Tetapi
-
6
hal tersebut tidak terjadi pada pembiayaan. Pembiayaan yang dimiliki
justru mengalami peningkatan.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ROA,
CAR, NPF dan DPK terhadap pembiayaan murabahah yaitu:
Tabel 1.4
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Hasil
1 Hibatul haqqi
(2016)
1. NPF (X1)
2. FDR (X2)
3. CAR (X3)
4. Inflasi (X4)
5.Pembiayaan
murabahah (Y)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa NPF, FDR, Inflasi dan
CAR secara simultan
berpengaruh terhadap proporsi
pembiayaan murabahah.
Sedangkan untuk hasil secara
parsial, variabel NPF
berpengaruh positif terhadap
proporsi pembiayaan
murabahah, CAR berpengaruh
negatif terhadap proporsi
pembiayaan murabahah.
Sedangkan variabel FDR dan
Inflasi tidak mempunya
pengaruh yang signifikan
terhadap proporsi pembiayaan
murabahah.
2 Jamilah
Wahidahwati
(2016)
1. DPK (X1)
2. CAR (X2)
3. ROA (X3)
4. NPF (X4)
5. BOPO (X5)
6. Pembiayaan
Mudharabah (Y)
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dana pihak
ketiga berpengaruh positif
terhadap pembiayaan
mudharabah, Capital Adequacy
Ratio berpengaruh positif
terhadap pembiayaan
mudharabah, Return On Asset
berpengaruh negatif terhadap
pembiayaan mudharabah,Non
Performing Financing tidak
berpengaruh positif terhadap
pembiayaan mudharabah, Biaya
Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
(BOPO) berpengaruh negatif
-
7
terhadap pembiayaan
mudharabah.
3 Lifstin
Wardiantika
dan Rohmawati
Kusumaningtias
(2014)
1. DPK (X1) 2. CAR (X2) 3. NPF (X3) 4. SWBI (X4) 5. Pembiayaan
murabahah (Y)
Hasil penelitiannya menyatakan
bahwa secara simultan variabel
DPK, CAR, NPF dan SWBI
berpengaruh terhadap
pembiayaan murabahah. Secara
parsial DPK berpengaruh positif
terhadap pembiayaan
murabahah. NPF berpengaruh
negatif terhadap pembiayaan
murabahah. Sedangkan CAR
dan SWBI tidak berpengaruh
terhadap pembiayaan
murabahah.
4 Linda
Widyaningrum
dan Dina
Fitrisia
Septiarini
(2015)
1. CAR (X1)
2. NPF (X2)
2. FDR (X3)
3. OER (X4)
4. ROA (Y)
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara
simultan , CAR, NPF, FDR dan
OER berdampak signifikan
terhadap ROA. Sedangkan
secara parsial , CAR, NPF dan
FDR tidak berdampak
signifikan terhadap ROA ,
selain OER berdampak
signifikan terhadap ROA.
5 Umiyati dan
Leni Tantri Ana
(2017)
1. DPK (X1)
2. FDR (X2)
3. ROA (X3)
4. Inflasi (X4)
5. Pembiayaan
(Y)
Hasil penelitian menunjukkan
secara parsial bahwa Return on
Asset (ROA), Performing
Financing (NPF) dan Inflasi
tidak berpengaruh signifikan
terhadap Pembiayaan.
Sedangkan Dana Pihak Ketiga
(DPK) dan Financing to
Deposit Ratio (FDR)
berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan.
Sumber: data diolah, 2017
Dari beberapa penelitian terdahulu ditemukan perbedaan
penelitian yang terletak pada variabel independen dan objek penelitian.
-
8
Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) menggunakan variabel
independen DPK, CAR, NPF dan SWBI. Widyaningrum dan Septiarini
(2015) menggunakan variabel independen CAR, NPF, FDR, dan OER.
Rimadhani dan Erza (2011) menggunakan variabel independen DPK,
Profit Margin, NPF dan FDR.
Umiyati dan Ana (2017) menggunakan variabel independen DPK,
FDR, ROA, NPF dan Inflasi. Haqqi (2016)menggunakan variabel
independen NPF, FDR, inflasi dan CAR. Kusnianingrum dan Riduwan
(2016) menggunakan variabel independen NPF, FDR, DPK dan CAR.
Jamilah (2016) menggunakan variabel independen DPK, CAR, ROA dan
BOPO. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen ROA,
CAR, NPF dan DPK.
Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) melakukan penelitian
pada Bank Umum Syariah. Widyaningrum dan Septiarini (2015)
melakukan penelitian pada BPRS. Rimadhani dan Erza (2011)
melakukan penelitian pada BSM. Umiyati dan Ana (2017) melakukan
penelitian pada Bank Umum Syariah. Haqqi (2016) melakukan penelitian
pada Bank Umum Syariah. Kusnianingrum dan Riduwan (2016)
melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah. Jamilah (2016)
melakukan penelitian pada Bank Muamalat Indonesia. Pada penelitian ini
objek penelitiannya pada 10 bank umum syariah.
Pembiayaan murabahah penting karena karakteristiknya yang
pasti dalam besaran angsuran dan margin keuntungan. Dan juga
-
9
melahirkan persepsi bahwa penggunaan akad murababah dapat
mengurangi tingkat risiko pembiayaan. Dominasi pembiayaan
murabahah dibandingkan pembiayaan-pembiayaan dengan akad lain juga
membuktikan bahwa untuk mempertahankan profitabilitas dan efisiensi
serta pengelolaan risiko pembiayaan, bank syariah akan cenderung
memaksimalkan pembiayaan dengan akad murabahah dibandingkan
akad-akad lain. Jika dikaitkan dengan nilai risiko pembiayaan,
pembiayaan murabahah memiliki karakteristik risiko yang paling rendah
di antara pembiayaan-pembiayaan lain. (Ahmed dan Khan, 2005: 34)
Dengan adanya latar belakang di atas, maka peneliti mengambil
judul “Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan
SyariahPeriode Tahun 2012-2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap pembiayaan
murabahah ?
2. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
pembiayaan murabahah ?
3. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
pembiayaan murabahah ?
-
10
4. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan
murabahah ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap
pembiayaan murabahah
2. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
pembiayaan murabahah
3. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF)
terhadap pembiayaan murabahah
4. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
pembiayaan murabahah
D. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
ganda, yakni manfaat akademis dan praktis.
1. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan
bermanfaat untuk:
a) Mengetahui pengelolaan laporan keuangan dalam sebuah
perusahaan yang pada khususnya perbankan syariah
b) Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai pembanding
hasil riset penelitian yang berkaitan dengan pembiayaan
murabahah.
-
11
c) Dapat menambah pemahaman mengenai konsep-konsep yang
telah dipelajari dengan membandingkan dalam praktik perbankan
khususnya yang berkaitan dengan tema perbankan syariah dan
penyaluran pembiayaan
d) Menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian
penelitian.
2. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat
untuk:
a) Memberikan pembuktian tentang hubungan ROA, CAR, NPF dan
simpanan (DPK) terhadap pembiayaan
b) Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen bank syariah dalam
mengambil keputusan untuk mengelola manajemen bank yang
baik, sehingga mendapatkan keuntungan yang diharapkan.
c) Penelitian ini diharapkan berguna bagi penelitian lebih lanjut yang
terkaitan dengan topik penelitian ini
d) Dapat memberikan kontribusi yang positif dalam memberikan
informasi mengenai kondisi perbankan syariah kepada masyarakat
dan dalam rangka mensosialisasikan kepada masyarakat
E. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini akan dibagi dalam lima (5) bab dan
setiap bab dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan
dan uraiannya sebagai berikut:
-
12
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Pada bab ini berisi tentang telaah pustaka yang menguraikan
ringkasan penelitian terdahulu, kerangka teori, kerangka penelitian dan
hipotesis.
BAB III Metode Penelitian
Berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep
dan operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian,dan alat
analisis
BAB IV Analisis Data
Pada bab ini penulis mencoba memberikan deskripsi objek
penelitian dan analisis data perusahan.
BAB V Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas hasil
penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang disajikan secara
singkat dan jelas.
-
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Untuk mendukung penelitian ini, ada beberapa penelitian yang
pernah dilakukan oleh Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) yang
meneliti tentang pengaruh DPK, CAR, NPF dan SWBI terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa secara simultan variabel DPK, CAR, NPF dan SWBI
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Secara parsial DPK
berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. NPF berpengaruh
negatif terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan CAR dan SWBI
tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Widyaningrum dan
Septiarini (2015) yang meneliti tentang pengaruh CAR, NPF, FDR, dan
OER terhadap ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan CAR, NPF, FDR
dan OER berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan secara
parsial CAR, NPF dan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Namun OER berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Penelitian Rimadhani dan Erza (2011) tentang analisis variabel-
variabel yang mempengaruhi pembiayaan murabahah pada Bank Syariah
Mandiri dengan hasil penelitian DPK berpengaruh positif dan signifikan,
-
14
margin keuntungan berpengaruh negatif dan tidak signifikan, NPF
berpengaruh positif dan signifikan, FDR berpengaruh negatif dan tidak
signifikan.
Umiyati dan Ana (2017) meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan pada Bank Umum Syariah Devisa di
Indonesia dengan hasil penelitian bahwa secara parsial bahwa Return on
Asset (ROA), NonPerforming Financing (NPF) dan Inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Sedangkan Dana Pihak
Ketiga (DPK) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh
signifikan terhadap Pembiayaan.
Pada penelitian Haqqi (2016) yang berjudul analisis pengaruh Non
Performing Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), inflasi
dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap proporsi Pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia dapat disimpulkan
bahwa NPF, FDR, Inflasi dan CAR secara simultan berpengaruh
terhadap proporsi pembiayaan murabahah. Sedangkan untuk hasil secara
parsial, variabel NPF berpengaruh positif terhadap proporsi pembiayaan
murabahah, CAR berpengaruh negatif terhadap proporsi pembiayaan
murabahah. Sedangkan variabel FDR dan Inflasi tidak mempunya
pengaruh yang signifikan terhadap proporsi pembiayaan murabahah.
Kusnianingrum dan Riduwan (2016) meneliti tentang determinan
pembiayaan murabahah dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
-
15
NPF, FDR, DPK dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah.
Jamilah (2016) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia dengan
hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK dan CAR berpengaruh positif
terhadap pembiayaan murabahah sedangkan ROA dan BOPO
berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah.
Dari beberapa penelitian terdahulu ditemukan perbedaan
penelitian yang terletak pada variabel independen dan objek penelitian.
Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) menggunakan variabel
independen DPK, CAR, NPF dan SWBI. Widyaningrum dan Septiarini
(2015) menggunakan variabel independen CAR, NPF, FDR, dan OER.
Rimadhani dan Erza (2011) menggunakan variabel independen DPK,
Profit Margin, NPF dan FDR.
Umiyati dan Ana (2017) menggunakan variabel independen DPK,
FDR, ROA, NPF dan Inflasi. Haqqi (2016)menggunakan variabel
independen NPF, FDR, inflasi dan CAR. Kusnianingrum dan Riduwan
(2016) menggunakan variabel independen NPF, FDR, DPK dan CAR.
Jamilah (2016) menggunakan variabel independen DPK, CAR, ROA dan
BOPO. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen ROA,
CAR, NPF dan DPK.
Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) melakukan penelitian
pada Bank Umum Syariah. Widyaningrum dan Septiarini (2015)
-
16
melakukan penelitian pada BPRS. Rimadhani dan Erza (2011)
melakukan penelitian pada BSM. Umiyati dan Ana (2017) melakukan
penelitian pada Bank Umum Syariah. Haqqi (2016) melakukan penelitian
pada Bank Umum Syariah. Kusnianingrum dan Riduwan (2016)
melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah. Jamilah (2016)
melakukan penelitian pada Bank Muamalat Indonesia. Pada penelitian ini
objek penelitiannya pada 10 bank umum syariah.
B. Kerangka Teori
1. Teori Pembiayaan
Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak lepas dari masalah
kredit. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian
kredit merupakan kegiatan utamanya. Perkreditan digunakan dalam
bank konvensional sedangkan pembiayaan digunakan dalam bank
syariah. Besarnya pembiayaan yang disalurkan akan menentukan
keuntungan pada bank.
Menurut UU. No. 10 Tahun 1998, pengertian kredit adalah suatu
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kepsekatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga."
Menurut Muljono (2007) dalam bukunya berjudul “Manajemen
perkreditan bagi Bank komersiil” mendefinisikan bahwa kredit adalah
-
17
“kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
suatu pinjamandengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada
suatu jangka waktu yang disepakati”.
Dalam membentuk kebijaksanaan pengkreditan yang baik akan
memerlukan kerja sama yang erat dari semua pihak manajemen sesuai
dengan porsnya masng-masing dalam mengelola informasi
ekstern/intern untuk menjadikan suatu kebijaksanaan (Muljono, 2001).
Adapun untuk menetapkan kebijaksanaan perkreditan tersebut harus
diperlihatkan 3 asas pokok yaitu:
a. Asas likuiditas, yaitu suatu asas yang mengharuskan untuk tetap
dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak
likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangya kepercayaan dari
para nasabahnya atau dari masyarakat luas. Suatu bank dikatakan
likuid apabila memenuhi beberapa kriteria antara lain:
1) Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang
akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya.
2) Bank tersebut memiliki assets lainnya yang dapat dicairkan
sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarannya.
3) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash
assets baru melalui berbagai bentuk utang.
b. Asas solvabilitas, usaha pokok perbankan yaitu menerima
simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk
kredit.
-
18
c. Asas rentabilitas, sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha
akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba baik untuk
memeprtahankan eksistensinya maupun untuk keperluan
mengembangkan dirinya.
Adapun faktor-faktor yang memepengaruhi kebijakan perkreditan
yaitu:
1) Keadaan perekonomian (inflasi, kurs, suku bunga, jumlah uang
beredar, export dll) dan perkembangan politik.
2) Peraturan-peraturan penguasa moneter yang ada.
3) Kemampuan bank yang bersangkutan dalam mengumpulkan
dana dengan biaya yang relatif murah.
4) Volume permintaan kredit dari masyarakat bisnis.
5) Tingkat (besarnya) laba yang diharapkan.
6) Kemampuan manajemen bank itu sendiri.
7) Para saingan dari bank-bank/lembaga keuangan lainnya yang
memasarkan jasa perkreditan.
2. Return On Asset (ROA)
Menurut Sawir (2005: 18), Return On Assets (ROA)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Alasan dari pencapaian laba perbankan tersebut dapat
berupa kecukupan dalam memenuhi kewajiban terhadap pemegang
-
19
saham, penilaian atas kinerja pimpinan dan meningkatkan daya tarik
investor untuk menanamkan modalnya.
Laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan dari
masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal
yang lebih banyak sehingga bank melakukan ekspansi pembiayaan.
Tingkat laba atau profitability yang diperoleh oleh bank ini
biasanya diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Semakin besar
ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, maka standar ROA
yang baik adalah sebesar 1,5% meskipun ini bukan suatu keharusan.
Rumus ini telah digunakan oleh Toto Prihadi (2008: 68)
sebagai berikut:
3. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Kekayaan suatu bank terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap
yang merupakan penjamin solvabilitas bank, sedangkan dana (modal)
bank dipergunakan untuk modal kerja dan penjamin likuiditas bank
bersangkutan. Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan
dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya (Sinungan,1997:
50).
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001,
bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva
-
20
tertimbang menurut risiko yang dinyatakan dalam Capital Adequacy
Ratio (CAR).
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung
risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut
dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-
dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2009: 121). Semakin
tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang
dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan
mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran
kredit.
Rumus ini telah digunakan oleh Kuncoro dan Suhardjono
(2011: 248) yaitu:
4. Non Performing Financing (NPF)
Indikator yang menunjukkan kerugian akibat risiko kredit
adalah nilai non performing loan (NPL), yang dalam terminologi bank
syariah disebut non - perfoming financing (NPF). Menurut Rimadhani
(2012: 9), Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara
pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF
-
21
adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. Salah satu
risiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia adalah risiko
kredit, yang didefinisikan risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan
counterparty memenuhi kewajiban.
Menurut Antonio (2001: 4), semakin tinggi tingkat pembiayaan
bermasalah maka akan menyebabkan tingkat permintaan pembiayaan
oleh masyarakat turun.
Dalammemberikan pembiayaan, bank harus melakukan analisis
terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.
Setelah pembiayaan diberikan, bank wajib melakukan pemantauan
terhadap penggunaan pembiayaan serta kemampuan dan kepatuhan
debitur dalam memenuhi kewajiban. Jadi semakin kecil NPF maka
pembiayaan murabahah semakin baik.
Menurut Rivai (2013:211), kriteria pembiayaan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Kriteria Pembiayaan
No Kualitas
Pembiayaan
Kriteria
1 Lancar a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bagi hasil tepat waktu
b. Memiliki rekening yang aktif c. Bagian dari pembiayaan yang
dijamin dengan agunan tunai (cash
colateral)
2 Perhatian Khusus a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil yang
belum melampaui 90 hari
b. Kadang-kadang terjadi cerukan
-
22
c. Mutasi rekening relatif aktif d. Jarang terjadi pelanggaran
terhadap kontrak yang
diperjanjikan
e. Didukung oleh pinjaman baru
3 Kurang Lancar a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil
b. Sering terjadi cerukan c. Frekuensi mutasi rekening relatif
rendah
d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih
dari 90 hari
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah
g. Pencadangan 15% dari kredit kurang-agunan
4 Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil
b. Terdapat cerukan yang bersifat permanen
c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180 hari
d. Terdapat kapitalisasi bunga e. Dokumentasi hukum yang lemah
baik untuk perjanjian pembiayaan
maupun pengikatan jaminan
f. Percadangan 50% dari kredit diragukan-agunan
5 Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar
d. Pencadangan 100% dari kredit macet-agunan
Sumber: Rivai (2013:211)
-
23
Penanganan pembiayaan bermasalah hanya dalam rangka
bagaimana mengupayakan agar pembiayaan macet tersebut dapat
kembali terutama dengan eksekusi jaminan yang ada. Pembiayaan
yang sudah ada tanda kearah NPF, memerlukan perhatian agar tidak
menjadi lebih buruk atau mendatangkan kerugian yang lebih besar.
Rumus ini telah digunakan oleh Rimadhani (2012: 9) sebagai
berikut :
Kualitas pembiayaan bank akan dikatakan buruk apabila rasio
NPF ini bernilai semakin tinggi. Karena dengan tingginya NPF, maka
modal bank akan semakin terkikis dan menyebabkan bank harus
menyediakan pencadangan yang lebih besar. Oleh karena itu
pemantauan dari pihak bank sangat diperlukan setelah pembiayaan
disalurkan dengan tujuan untuk meminimalisasikan resiko
pembiayaan yang terjadi. Ketentuan dari Bank Indonesia bahwa bank
harus menjaga rasio NPF-nya berada dibawah angka 5%.
5. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Kemampuan bank memperoleh sumber dana yang diinginkan
sangat mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber
dana bank harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti
kemudahan untuk memperolehnya, jangka waktu sumber dana serta
biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh dana tersebut.
-
24
Menurut Kasmir (2006:64), dana pihak ketiga adalah dana
yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat, yang terdiri
dari simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito. Dana-
dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana
terbesar yang paling diandalkan oleh bank yang bisa mencapai 80% -
90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya,
2009:49).
Dana pihak ketiga tersebut selanjutnya digunakan untuk
kegiatan operasional bank termasuk dalam hal penyaluran kredit.
Dana yang diperoleh dari masyarakat luas. Sumber dana ini
merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dari sumber dana ini (Kasmir, 2008: 47).
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
(Pasal 1) disebutkan bahwa, ”Simpanan adalah dana yang
dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS
berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu”.
Menurut Dahlan (2001:116),sumber utama dana bank (sumber
tradisional bank) berasal dari:
-
25
a. Giro
Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya atau
dengan cara pemindahbukuan.
b. Deposito Berjangka (Time Deposit)
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian
antara penyimpan dengan bank. Sumber dana ini memiliki ciri-
ciri pokok yaitu: jangka waktu penarikannya tetap. Pada
umumnya jangka waktu jatuh tempo 1 bulan. 3 bulan, 6 bulan, 12
bulan dan 24 bulan.
c. Tabungan (Saving Deposit)
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan
dengan itu. Disamping itu sumber dana bank juga berasal dari
modal sendiri dan sumber lainnya yang tidak termasuk di atas,
diantaranya: Deposit on Call, Sertifikat Deposito, Call Money,
KLBI.
Rumus ini telah digunakan oleh Kasmir (2006: 64) sebagai
berikut:
-
26
6. Pembiayaan Murabahah
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan (pasal 1) disebutkan bahwa, “pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.
Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah mempunyai lima
bentuk utama, diantaranya adalah; pembiayaan mudharabah (bagi
hasil), pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah, pembiayaan
salam dan pembiayaan ijarah. Pembiayaan yang paling banyak
diminati oleh masyarakat adalah pembiayaan murabahah (Muhamad,
2002:92).
Menurut Ascarya (2007:164), pembiayaan murabahah adalah
penjualan barang oleh seseorang kepada pihak lain dengan pengaturan
bahwa penjual berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembeli
harga pokok dari barang dan margin keuntungan yang dimasukkan
kedalam harga jual barang tersebut, pembayaran dapat dilakukan
secara tunai maupun tangguh.
Perhitungan pembiayaan murabahah menurut PSAK 102
(2007) telah diatur penyajian pembiayaan murabahah dalam laporan
keuangan sebagai berikut; piutang murabahah disajikan sebesar nilai
-
27
bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah
dikurangi penyisihan kerugian piutang. Kemudian margin murabahah
tangguhan disajikan sebagai pengurang piutang murabahah.
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan kerangka teori diatas, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1
Kerangka Model Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Return On Asset
(ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF)
dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang selanjutnya disebut variabel (X1),
(X2), (X3) dan (X4). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini
adalah pembiayaan murabahah yang selanjutnya disebut variabel (Y).
Berdasarkan kerangka di atas, maka dapat dibuat persamaan sebagai
berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 +
Return On Asset
(ROA)
Capital Adequacy
Ratio(CAR) Pembiayaan
Murabahah Non Performing
Financing(NPF)
Dana Pihak Ketiga
(DPK)
-
28
Dimana: Y = Pembiayaan Murabahah
X1 = ROA
X2 = CAR
X3 = NPF
X4 = DPK
= Standar Eror
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009:96) hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.Berdasarkan pada
rumusan masalah, tujuan penelitian, serta kerangka pemikiran yang sudah
dijelaskan, dapat diambil hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Agista (2015) melakukan penelitian pada Bank Muamalat
Indonesia dengan sampel 28 laporan keuangan triwulanan menyatakan
bahwa ROA berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah.
Qolby (2013) melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah dengan
sampel 46 laporan keuangan bulanan menyatakan bahwa ROA
berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. Nurbaya (2013)
melakukan penelitian pada Bank Muamalat Indonesia dengan sampel
32 laporan keuangan triwulanan menyatakan bahwa ROA berpengaruh
positif terhadap pembiayaan murabahah.
-
29
Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan murabahah
2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Haqqi (2016) melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah
dengan jumlah sampel 72 laporan keuangan triwulanan menyatakan
bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap proporsi pembiayaan
murabahah. Reswanda dan Wahyu (2013) melakukan penelitian pada
BPRS Lantabur Jombang dengan sampel 24 laporan keuangan bulanan
menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan.
Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) melakukan penelitian
pada BUS dengan sampel 48 laporan keuangan triwulanan
menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
murabahah.
Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh negatif dan
signifikan terhadap pembiayaan murabahah
-
30
3. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Reswanda dan Wahyu (2013) melakukan penelitian pada BPRS
Lantabur Jombang dengan sampel 24 laporan keuangan bulanan
menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan.
Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) melakukan penelitian pada
BUS dengan sampel 48 laporan keuangan triwulanan menyatakan
bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah.
Arianti dan Muharam (2012) melakukan penelitian pada Bank Umum
Syariah dengan sampel 44 laporan keuangan triwulanan menyatakan
bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah.
Wahab (2014) melakukan penelitian pada Bank Umum Syariah di
Semarang dengan sampel
Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H3 : Non Performing Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif
dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah
4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Rimadhani dan Erza (2011) melakukan penelitian pada Bank
Mandiri Syariah dengan sampel 48 laporan keuangan bulanan
menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah. Umiyati dan Ana (2017) melakukan
-
31
penelitian pada Bank Umum Syariah dengan sampel 20 laporan
keuangan triwulanan menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Reswanda dan Wahyu
(2013) melakukan penelitian pada BPRS Lantabur Jombang dengan
sampel 24 laporan keuangan bulanan menyatakan bahwa DPK
berpengaruh positif terhadap pembiayaan.
Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H4: DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
murabahah.
-
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Menurut Hermawan (2005: 19), penelitian
kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang bersifat obyektif,
mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan
metode pengujian statistik.
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder.
Menurut Bawono (2006: 30), data sekunder adalah data yang diperoleh
secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa
lalu. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data rasio-rasio
keuangan bank yaitu pembiayaan murabahah, Return On Asset (ROA),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan
Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2012-2016.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah yaitu PT. Bank
Mandiri Syariah, PT. BRI Syariah, PT. Bank Muamalat Indonesia, PT.
Bank Panin Syariah, PT. Bukopin Syariah, PT BCA Syariah, PT. BNI
Syariah, PT. Bank Mega Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Maybank
Syariah periode tahun 2012-2016 dengan meneliti laporan keuangan yang
-
33
diperoleh dari website Bank Indonesia maupun laporan keuangan dari
masing-masing bank.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiono (2012: 119), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
Bank Umum Syariah di Indonesia hingga tahun 2016 yang berjumlah 13
bank.
Menurut Sugiono (2012: 120), sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil pada
penelitian ini terdiri dari 10 Bank Umum Syariah, yaitu PT. Bank Mandiri
Syariah, PT. BRI Syariah, PT. Bank Muamalat Indonesia, PT. Bank Panin
Syariah, PT. Bukopin Syariah, PT BCA Syariah, PT. BNI Syariah, PT.
Bank Mega Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Maybank Syariah.
Tehnik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah
purposive sampling. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil subyek
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu. Tehnik purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Tehnik ini bisa diartikan sebagai
suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu
jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel
dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu.Jadi dapat diartikan
-
bahwa purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja
sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. (Sugiono, 2012: 126).
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah:
1. Data yang diteliti adalah data bank yang memiliki prinsip syariah
2. Bank yang akan diteliti memiliki laporan keuangan yang
dipublikasikan di website resmi Bank Indonesia.
3. PT. Bank Mandiri Syariah, PT. BRI Syariah, PT. Bank Muamalat
Indonesia, PT. Bank Panin Syariah, PT. Bukopin Syariah, PT BCA
Syariah, PT. BNI Syariah, PT. Bank Mega Syariah, Bank Victoria
Syariah, dan Maybank Syariah memiliki laporan keuangan pada
periode tahun 2012-2016 dengan rasio-rasio yang akan dianalisa
berupa variabel Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK)
dan Pembiayaan Murabahah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari
publikasi laporan keuangan perbankan syariah. Dalam laporan keuangan
tersebut diambil dari website masing-masing bank dengan mengambil
beberapa variabel rasio keuangan yaitu: pembiayaan murabahah, Return
On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Selain itu data-data
penelitian ini juga berasal dari sumber yang relevan seperti jurnal, buku,
-
35
website resmi, dll. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-
dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan objek penelitian. Data
yang diperoleh melalui website masing-masing bank yang berupa
informasi mengenai laporan rasio keuangan bank umum syariah.
2. Kepustakaan
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
dan membaca buku, jurnal, majalah, surat kabar, literatur-literatur,
catatan-catatan, laporan-laporan, internet dan lainnya yang relevan
dan ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek
penelitian, sehingga menunjang untuk dijadikan referensi. Berbagai
sumber kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
secara lengkap dalam daftar pustaka.
E. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala
rasio. Data rasio adalah data yang memiliki titik nol absolut. Dengan kata
lain rasio memiliki semua ciri dari data interval dan ditambah pula
mempunyai titik nol absolut sebagai titik permulaan (Burhan, 2005: 121).
F. Definisi Konsep dan Operasional
Agar penelitian ini dapat terlaksana sesuai yang diharapkan, maka
perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu
-
penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis mengenai pengaruh
Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan
Murabahah, maka terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain:
1. Variabel Dependen/Terikat
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pembiayaan
murabahah. Pembiayaan murabahah adalah jual beli barang pada
harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam
pembiayaan murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk
yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya (Syafi’i, 2001: 164).
2. Variabel Independen/Bebas
a) Return On Asset (ROA)
Return On Asset(ROA) menurut Kasmir (2012:201) adalah
rasio yang menunjukan hasil (return)atas jumlah aktiva
yangdigunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva
untuk memperoleh pendapatan. Analisis ROA mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan
-
37
total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah
disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.
Rumus ini telah digunakan oleh Toto Prihadi (2008: 68)
sebagai berikut:
b) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Kuncoro dan Suhardjono (2011: 248) menyatakan bahwa
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan alat analisis yang
digunakan untuk mengetahui berapa jumlah modal yang memadai
untuk menunjang kegiatan operasionalnya dan cadangan untuk
menyerap kerugian yang mungkin terjadi. Rasio ini merupakan
rasio yang menunjukkan kewajiban penyediaan modal minimum
yang harus dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi
tertentu dari total aktiva tertimbang menurut risiko.
Rumus ini telah digunakan oleh Kuncoro dan Suhardjono
(2011: 248) yaitu:
c) Non Performing Financing (NPF)
Menurut Rimadhani (2012: 9), Non Performing Financing
(NPF) adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan
total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan
kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang
-
termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar,
diragukan dan macet.
Rumus ini telah digunakan oleh Rimadhani (2012: 9)
sebagai berikut :
d) Dana Pihak Ketiga (DPK)
Menurut Kasmir (2006: 64), DPK merupakan dana yang
dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat yang kemudian
dikelola oleh bank dalam bentuk simpanan seperti rekening giro,
rekening tabungan, dan rekening tabungan untuk kemudian
diusahakan kembali dengan cara disalurkan ke masyarakat.
Rumus ini telah digunakan oleh Kasmir (2006: 64) sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
No Variabel Konsep Indikator Skala
1 Pembiayaan
Murabahah
Jual beli barang
pada harga asal
dengan
tambahankeuntung
an yang disepakati
(Ascaraya, 2007:
164)
Pembiayaan murabahah
(Ascaraya, 2007: 164)
Nominal
2 ROA Rasio kinerja bank
untuk mengukur
kemampuan
manajemen bank
dalam memperoleh
Rasio
-
39
laba secara
keseluruhan
Kasmir (2012:201)
(Toto Prihadi, 2008: 68)
3 CAR Rasio kinerja bank
untuk mengukur
kecukupan modal
yang dimiliki bank
untuk menunjang
aktiva yang
mengandung atau
menghasilkan
resiko
(Dendawijaya,
2009: 121)
(Dendawijaya, 2009: 121)
Rasio
4 NPF Rasio antara
pembiayaan yang
bermasalah dengan
total pembiayaan
yang disalurkan
oleh bank syariah
(Rimadhani, 2012:
9)
(Rimadhani, 2012: 9)
Rasio
5 DPK Dana yang
dihimpun oleh
bank yang berasal
dari masyarakat,
yang terdiri dari
giro, tabungan dan
deposito. (Kasmir,
2006: 64)
(Kasmir, 2006: 64)
Nominal
G. Teknik Analisis
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam
menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root
yang terkandung diantara variabel sehingga hubungan antar variabel
-
dalam persamaan menjadi valid. Dasar pengambilan keputusan ini
adalah unit root test (Kasiran, 2010:71).
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
variasi, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan swekness
(kemencengen distribusi) (Ghozali, 2013: 19).
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap
hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu
pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap
asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah
yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model
regresi linier berganda. Asumsi-asumsi dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
a. Uji Multikoloniearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Jika
-
41
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi
adanya multikolonieritas (Ghozali, 2013: 105).
Selain itu multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF) tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t
sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang
beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali,
2013: 110).
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Bawono (2006: 133) heteroskedastisitas terjadi
apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk
observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskedastisitas
adalah penaksir tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam
-
sampel besar maupun kecil, serta uji Ttestdan ujiFtest akan
menyebabkan kesimpulan yang salah.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketehui uji T dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil (Ghozali, 2013: 160).
e. Uji Linieritas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang
digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear,
kuadrat atau kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh
informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau
kubik. Ada beberapa uji yang dapat dilakukan yaitu uji durbin
watson, ramsey test, uji lagrange multiplier (Ghozali, 2013:
166).
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat
multivariate. Analisis digunakan untuk meramalkan nilai variabel
dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu
(minimal dua), sehingga analisa regresi berganda sering disebut
dengan analisis multivariate karena variabel yang mempengaruhi naik
-
43
turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen
(X), dengan kondisi variabel independen (X) ketika mempengaruhi
variabel dependen (Y) bervariasi bisa positif dan bisa negatif (Bawono,
2006:84).
Rumus analisis regresi berganda:
Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 +
Dimana: Y = Pembiayaan Murabahah
X1 = ROA
X2 = CAR
X3 = NPF
X4 = DPK
= Standar Eror
5. Uji Statistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013: 97), uji R2digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0
sampai 1, jika nilainya mendekati 1 maka semakin baik. Setiap
tambahan satu variabel maka nilai R2akan meningkat tanpa
mempertimbangkan apakah variabel independen tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen,
sehingga disarankan menggunakan nilai adjusted R2 pada saat
mengevaluasi.
-
Menurut Bawono (2006: 92), ciri-ciri nilai R2 adalah:
1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai
1, jadi nilai R2terletak antara 0 < R
2< 1.
2) Nilai nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel
Independen dengan variabel dependen.
3) Sedangkan nilai 1 menunjukkan adanya hubungan yang
sempurna antara variabel independen dengan dependen.
4) Menghitung koefisien determinasi (R2) untuk menilai
besarnya sumbangan atau konstribusi variabel independen
(X1,2,3,4) terhadap variabel dependen (Y).
b. Uji Ttest (Uji Secara Individu)
Menurut Bawono (2006: 89), Uji Ttest digunakan untuk
melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi
variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri.
Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan
menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas,
dengan tingkat kepercayaan tertentu. Hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
a) Ho : β1 = 0 artinya variabel independen tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel dependen.
b) Ha : β1 = 0 artinya variabel independen berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel dependen.
-
45
Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dengan
melihat nilai signifikansinya apakah lebih atau kurang dari 5%
(Bawono, 2006: 91).
c. Uji Ftest(Uji Secara Serempak)
Uji Ftest menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-bersama terhadap variabel dependen (Ghazali, 2013: 98).
Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Probabilitas kurang dari nilai signifikan (Sig 0,05), maka
hipotesis diterima karena menunjukkan bahwa secara simultan
variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
2) Profitabilitas lebih dari nilai signifikan (Sig 0,05), maka
hipotesis ditolak karena menunjukkan bahwa secara simultan
variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
H. Alat Analisis Data
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi
linier berganda. Analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel
dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal
dua), sehingga analisa regresi berganda sering disebut dengan analisis
multivariate karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel
dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X), dengan kondisi
-
variabel independen (X) ketika mempengaruhi variabel dependen (Y)
bervariasi bisa positif dan bisa negatif (Bawono, 2006: 84).
Rumus analisis regresi berganda:
Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3X3 + β4X4 +
Dimana: Y = Pembiayaan Murabahah
X1 = ROA
X2 = CAR
X3 = NPF
X4 = DPK
= Standar Eror
Data diolah dengan menggunakan Eviews 7 yang merupakan
sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam
memproses data-data statistik secara cepat dan tepat, serta menghasilkan
berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.
-
47
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Data pada penelitian ini terdiri dari sepuluh Bank Umum Syariah di
Indonesia yang berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan
terdiri atas PT. Bank Mandiri Syariah, PT. BRI Syariah, PT. Bank
Muamalat Indonesia, PT. Bank Panin Syariah, PT. Bukopin Syariah, PT
BCA Syariah, PT. BNI Syariah, PT. Bank Mega Syariah, Bank Victoria
Syariah, dan Maybank Syariah. Data ini terdiri dari laporan keuangan
tahunan dari masing-masing bank dengan mengambil beberapa rasio yaitu
pembiayaan murabahah, Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
pada periode 2012 sampai dengan 2016. Maka data sekunder tersebut
diperoleh sebanyak 50 data observasi.
B. Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam
menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root
yang terkandung diantara variabel sehingga hubungan antar variabel
menjadi valid (Kasiran, 2009:71). Pengujian ada tidaknya unit root
dengan metode AD Fisher Chi-Square pada variabel penelitian
memperoleh hasil sebagai berikut:
-
Tabel 4.1
Hasil pengujian Unit Root Test pada level
VARIABEL PROBABILITY KETERANGAN
ROA 0.0000 STASIONER
CAR 0.2370 TIDAK STASIONER
NPF 0.0136 TIDAK STASIONER
DPK 0.9910 TIDAK STASIONER
Pembiayaan
Murabahah
0.0001 STASIONER
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Dari hasil pengujian pada tabel 4.1masih terdapat tiga variabel
yang belum stasioner pada level, pengujian unit root dilanjutkan pada
tingkat first difference. Hasil pengujian pada first difference dapat
dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Unit Root Test Pada 1st Difference
VARIABEL PROBABILITY KETERANGAN
CAR 0.0000 STASIONER
NPF 0.0000 STASIONER
DPK 0.0000 STASIONER Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Pengujian pada unit root test pada level menunjukkan variabel
ROA dan pembiayaan murabahah yang telah stasioner, sedangkan tiga
variabel lainnya belum stasioner. Maka dilanjutkan dengan unit root
test 1st difference dengan hasil lima variabel yang terdiri dari ROA,
CAR, NPF, DPK dan pembiayaan murabahah telah stasioner. Dengan
demikian seluruh variabel akan diestimasi sesuai dengan tingkat
stasioner masing-masing variabel.
-
49
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, min imum, sum, range, kurtosis dan swekness. Statistic
deskripsi yang dilakukan sebagai upaya untuk menggali deskripsi data
yang berhasil dihimpun sehingga diperoleh gambaran mengenai
karakteristik objek dari data tersebut (Ghozali, 2013: 19).
Berikut adalah deskripsi tingkat pembiayaan murabahah Bank
Umum Syariah periode 2012-2016:
Tabel 4.3
Uji statistik deskriptif
PEMBIAYAAN_MURABAHAH ROA CAR NPF DPK
Mean 10055.54 0.010220 0.217120 0.025436 26283.66
Median 3128.500 0.008400 0.162700 0.027300 7422.000
Maximum 77549.00 0.361000 0.638900 0.049300 279335.0
Minimum 237.0000 -0.201300 0.111000 0.000000 646.0000
Std. Dev. 16180.40 0.061535 0.127313 0.015267 51109.43
Skewness 2.558748 2.874320 1.927172 -0.161803 3.816249
Kurtosis 9.322280 25.08213 6.003809 1.850352 17.94047
Jarque-Bera 137.8333 1084.723 49.74757 2.971689 586.4014
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.226311 0.000000
Sum 502777.0 0.511000 10.85600 1.271800 1314183.
Sum Sq. Dev. 1.28E+10 0.185543 0.794224 0.011421 1.28E+11
Observations 50 50 50 50 50
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Pada tabel 4.3menunjukkan jumlah data observasi (n) ada 50
data, dari 50 data pembiayaan murabahah terkecil (minimum) sebesar
237 milyar merupakan pembiayaan murabahah dari bank Victoria
Syariah pada tahun 2016 sedangkan pembiayaan murabahah terbesar
(maximum) sebesar 77549 milyar merupakan pembiayaan murabahah
-
dari Bank Mandiri Syariah pada tahun 2012 rata-rata pembiayaan
murabahah bank umum syariah adalah 10.055 milyar dengan standar
deviasi 161,8%.
Rata-rata ROA sebesar 0,9% tingkat rasio ROA terendah sebesar
-0,04% dari Bank Mandiri Syariah tahun 2014 dan ROA tertinggi
adalah 3,48% dari Bank Panin Syariah tahun 2012. Rata-rata CAR
sebesar 18,35%, tingkat rasio CAR terendah sebesar 11,1% dari Bank
Bukopin Syariah tahun 2013 dan CAR tertinggi adalah 36,7% dari
Bank BCA Syariah tahun 2016.
Sedangkan rata-rata NPF sebesar 2,2% tingkat rasio NPF
terendah sebesar 0,1% dari Bank BCA Syariah tahun 2012 sampai 2014
dan NPF tertinggi adalah 4,85% dari Bank Muamalat Indonesia tahun
2014. Rata-rata DPK sebesar 21.644 milyar, tingkat rasio DPK terendah
sebesar 646 milyar dari Bank Victoria Syariah tahun 2012 dan DPK
tertinggi adalah 279.335 milyar dari Maybank Syariah tahun 2016.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013: 105).
Adapun hasil uji multikolonearitas tersaji dalam tabel berikut ini:
-
51
Tabel 4.4
Tabel hasil uji multikolonieritas
Variance Inflation Factors
Date: 10/01/17 Time: 22:20
Sample: 1 50
Included observations: 50 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF ROA 2.35E+09 2.073358 1.742889
CAR 5.21E+08 7.577167 1.909691
NPF 3.05E+10 6.159104 1.607106
DPK 0.002364 1.774203 1.397161
C 55503968 12.81306 NA
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Dari hasil uji multikolinieritas di atas, dapat dilihat tabel
kolom Centered VIF yang dari keempat variabel tidak ada yang
lebih besar dari 5 maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas pada keempat variabel bebas tersebut (Mansuri:
2016: 33).
Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier dengan
OLS, maka model regresi linier yang baik adalah yang terbebas
dari adanya multikolinieritas. Dengan demikian, model di atas
telah terbebas dari adanya multikolinieritas.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t
sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2013:
110).
-
Tabel 4.5
Hasil uji autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.861025 Prob. F(2,37) 0.1698
Obs*R-squared 4.021660 Prob. Chi-Square(2) 0.1339
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/30/17 Time: 22:00
Sample: 1 48
Included observations: 44
Presample and interior missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA -9501.825 31519.18 -0.301462 0.7648
CAR 692.9124 15003.50 0.046183 0.9634
NPF 20980.37 115972.5 0.180908 0.8574
DPK 0.032010 0.082391 0.388513 0.6999
C -553.0887 5135.091 -0.107708 0.9148
RESID(-1) 0.048906 0.185157 0.264136 0.7931
RESID(-2) 0.439123 0.320613 1.369635 0.1791 R-squared 0.091401 Mean dependent var 5.79E-13
Adjusted R-squared -0.055939 S.D. dependent var 8342.779
S.E. of regression 8572.947 Akaike info criterion 21.09552
Sum squared resid 2.72E+09 Schwarz criterion 21.37937
Log likelihood -457.1015 Hannan-Quinn criter. 21.20079
F-statistic 0.620342 Durbin-Watson stat 1.312485
Prob(F-statistic) 0.712700
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Nilai Prob. F hitung
sebesar 0,1698 yang lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%)
sehingga tidak terjadi autokorelasi (Mansuri: 2016: 35).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamat ke pengamat lain tetap, maka disebut
-
53
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode uji
glejser. Berikut adalah hasil uji glejser:
Tabel 4.6
Hasil Uji Glejser
Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.051972 Prob. F(4,45) 0.1031
Obs*R-squared 7.713036 Prob. Chi-Square(4) 0.1027
Scaled explained SS 10.93575 Prob. Chi-Square(4) 0.0273
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 10/01/17 Time: 22:28
Sample: 1 50
Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 11194.85 5183.837 2.159568 0.0362
ROA 22160.37 33759.58 0.656417 0.5149
CAR -11582.49 15878.89 -0.729427 0.4695
NPF -93432.43 121472.3 -0.769167 0.4458
DPK 0.086716 0.033833 2.563088 0.0138 R-squared 0.154261 Mean dependent var 9129.191
Adjusted R-squared 0.079084 S.D. dependent var 10670.87
S.E. of regression 10240.24 Akaike info criterion 21.40068
Sum squared resid 4.72E+09 Schwarz criterion 21.59188
Log likelihood -530.0169 Hannan-Quinn criter. 21.47349
F-statistic 2.051972 Durbin-Watson stat 0.775184
Prob(F-statistic) 0.103089
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Keputusan terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas pada
model regresi linier adalah dengan melihat Nilai Prob. F-statistic
(F hitung). Apabila nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat
alpha 0,05 (5%) maka H0 diterima yang artinya tidak terjadi
-
heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai Prob. F hitung lebih
kecil dari dari tingkat alpha 0,05 (5%) maka H0 ditolak yang
artinya terjadi heteroskedastisitas (Mansuri: 2016: 43).
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Prob. dari F hitung
0,1031 lebih besar dari tingkat alpha 0,05 maka dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal, Seperti diketehaui uji t dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil (Ghozali, 2013: 160). Berikut adalah hasil dari uji
normalitas:
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Gambar 4.1
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-20000 -10000 0 10000 20000 30000 40000 50000
Series: ResidualsSample 1 50Observations 50
Mean -2.91e-13Median -3330.719Maximum 50816.06Minimum -19125.69Std. Dev. 13097.17Skewness 2.059800Kurtosis 7.277633
Jarque-Bera 73.47761Probability 0.000000
-
55
Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara
sederhana dengan membandingkan nilai Probabilitas JB (Jarque-
Bera) hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Apabila Prob. JB
hitung lebih
top related