analisis penggunaan metode resitasi media lks … · media lks dalam upaya meningkatkan prestasi...
Post on 17-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA LKS PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERIIWURYANTORO
TAHUN AJARAN 2010-2011
SKRIPSI
Disusun Oleh
Yulia Sri Astuti
X7406094
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI METODE LKS
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI
WURYANTORO TAHUN AJARAN 2010-2011
Oleh:
Yulia Sri Astuti X 7406094
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan, Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Yulia Sri Astuti. ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI DENGAN
MEDIA LKS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1 WURYANTORO TAHUN
AJARARAN 2010-2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Januari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana pelaksanaan
metode resitasi dengan media LKS pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1
Wuryantoro, 2) Apa saja keuntungan penggunaan metode resitasi media LKS di SMA
Negeri 1 Wuryantoro dalam meningkatkan prestasi belajar Ekonomi, 3) Pengalaman
apa yang didapatkan dalam penggunaan metode resitasi dengan media LKS di SMA
Negeri 1 Wuryantoro.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif
dan strategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan terdiri dari: 1)
Informan, 2) Tempat dan prestasi, 3) Arsip dan dokumen. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data
menggunakan triangulasi data atau sumber dan triangulasi metode, untuk teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dimana pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi saling berkaitan.
Sedangkan prosedur penelitian dimulai dari tahap persiapan, tahap analisis data dan
tahap penyusunan laporan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dilaksanakannya
metode resitasi dengan menggunakan LKS di SMA Negeri 1 Wuryantoro diharapkan
keaktifan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas semakin meningkat,
meskipun belum seluruh siswa dapat meningkat keaktifannya. Namun dalam
pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS siswa dapat meningkatkan
kemampuannya dengan mengerjakan latihan-latihan soal. 1) Pelaksanaan metode
resitasi dengan media LKS pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1
Wuryantoro sudah dapat berjalan dengan baik, pelaksanaannya meliputi sebagai
berikut: a) Pemberian tugas dengan menggunakan LKS dimana dalam pemberian
tugas dilakukan oleh guru setelah guru selesai menyampaikan rnateri pelajaran, b)
Pelaksanaan tugas dengan menggunakan LKS, dalam pelaksanaan tugas guru
memberikan waktu sekitar 20-30 menit kepada siswa untuk mengerjakan tugas dan
guru memberikan bimbingan serta pengawasan c) Pertanggungjawaban tugas, siswa
mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan oleh guru dengan mengumpulkan
tugas tersebut tepat waktu. 2) Keuntungan yang didapatkan dalam penggunaan
metode resitasi media LKS yaitu: a) Pengetahuan yang diperoleh anak didik dari hasil
belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama, b) Mengembangkan keberanian
berinisiatif, c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak, d)
Memupuk rasa tanggung jawab siswa dengan siswa mengumpulkan tugas maka akan
dapat membuat siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
diberikan oleh guru. 3) Pengalaman yang didapatkan dengan penggunaan metode
resitasi media LKS pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Wuryantoro
yaitu: a) Sulit dikontrol apabila tugas dikerjakan di rumah, b) Siswa malas
mengerjakan tugas dalam LKS karena soal terlalu banyak, c) Bahasa dalam LKS sulit
dipahami siswa dan penyusunan LKS yang kurang memenuhi syarat. Namun di SMA
Negeri 1 Wuryantoro telah ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
tersebut yaitu: a) Memberikan pertanyaan secara lisan, b) Memberikan nilai pada
setiap tugas agar siswa tidak malas mengerjakan tugas, c) Memberikan penjelasan
terlebih dahulu atau siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum dipahami agar siswa mengerti atau menyarankan siswa berkunjung ke
perpustakaan atau internet serta guru harus dapat memilih LKS yang tepat sesuai
dengan tingkat pemahaman siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Yulia Sri Astuti. THE ANALYSIS OF IMPLEMENTATION HESITATION
METHOD BY USING STUDENT'S WORKSHEET IN IMPROVING
STUDENTS' ACHIEVEMENT ON ECONOMICS SUBJECT IN PUBLIC
SENIOR HIGH SCHOOL 1 WURYANTORO ACADEMIC YEAR 2010-2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teaching Training and Education. Sebelas Maret
University, January 2011.
The purpose of the research is to know: 1) How the implementation of
recitation method by using student's worksheet on Economic subjects to improve
students' achievement in Public Senior High School 1 Wuryantoro, 2) The advantages
of using recitation method of student's worksheet in Public Senior High School 1
Wuryantoro to improve the learning achievements of Economics, 3) Any experiences
gained by using the recitation of student's worksheet in Public Senior High School 1
Wuryantoro.
The research used a qualitative approach with descriptive methods and an
embedded single strategy. Source data were: 1) The informant, 2) Place and
achievement, 3) Records and documents. Data collection techniques used interview
techniques, observation and document analysis. The validity of data used
triangulation of data or sources and methods triangulation. Data analysis technique
used was an interactive analysis that data collection, data reduction, data presentation
and conclusion / verification were inter-related. While the research procedure started
from the preparation stage, the stage of data analysis and preparation phase of the
research report.
Based on the results of this research, it can be concluded that the
implementation of the recitation method by using student's worksheet is expected to
be rising in student's activism in both inside and outside the class. On the other hand,
the students can improve their ability by doing exercises: 1) The implementation of
the recitation method by using student's worksheet on Economics subjects in Public
Senior High School 1 Wuryantoro has been running well, the implementation
includes: a) Distribution of the assignments by using the worksheets performed by the
teacher after finishing deliver the material, b) Implementation of assignments by
using the worksheets, the teacher provides the students 20-30 minutes to do their
assignment while the teacher provides guidance and control c) Accountability of the
assignments, the students are responsible for collecting the assignment in time 2) The
advantages obtained by using student's worksheet of recitation method: a) The
knowledge gained from the students will be remembered longer by self-learning, b)
Develop the courage to take the initiative, c) Provide opportunities to the students to
learn more, d) Foster a sense of responsibility since by collecting their assgnment
make the students more responsible. 3) The experiences gained by using student's
worksheet of recitation method in Public Senior High School 1 Wuryantoro: a) hard
to control if the assignment is done at home, b) the students were lazy to do their
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
worksheets since it is too much, c) Language in student's worksheet is difficult to be
understood and its arrangement does not fullfill the requirement. The efforts are made
to overcome these obstacles are: a) Providing a verbal question, b) Scoring to each
assignment consequently the students are not lazy to do their assignment, c) Provide
an explanation in advance or the students are given the opportunity to ask questions
about things that are not well understood or recommend them to visit the library or
the Internet and the teacher has to choose the appropriate student' worksheet to the
level of student's comprehension.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
Tuntutlah ilmu itu mulai dari buaian (masa anak-anak) sampai ke dalam
lahad kubur.
(Hadist Nabi Muhammad SAW)
Perubahan adalah basil akhir dari semua proses belajar yang sesungguhnya
(all true learning)
__Leo Buscagila__
Mengais ilmu demi kebahagiaan adalah lebih mulia daripada mengais
kebahagiaan tanpa ilmu hanyalah derita.
_AP Aras, S.H.I_
Tiada doa paling indah kecuali doa agar skripsi ini cepat selasai.
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
Ibu dan Bapak tercinta
Eyang Tersayang
Arif, Adikku Tersayang
Mas Tono,Penyemangat hidupku
Dias, Asih, Vera, Vina Sahabatku
Teman-teman PAP '06
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATAPENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini , penulis tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas
bantuannya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan surat
keputusan penyusunan skripsi dan ijin penelitian.
2. Drs. Syaiful Bahri, M.Pd selaku ketua Jurusan P.IPS yang telah menyetujui
permohonan penyusunan skripsi.
3. Dra. Cicilia Diah.SI, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
BKK PAP yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.
4. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar
memberikan pengarahan dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Anton Subarno, S.Pd. M.Pd selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar
memberikan pengarahan dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Drs. H. Suparno, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri I Wuryantoro yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Djoko Sujito S, S.Pd selaku guru mata pelajaran ekonomi yang telah memberikan
waktu dan pengarahan dalam pengambilan data untuk penelitian.
8. Siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri I Wuryantoro yang telah bersedia
berpartisipasi dalam mengikuti penelitian ini.
9. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas kasih sayang, kesabaran, semangat doa
restu serta pengorbanan moril maupun materiil yang tak terhitung banyaknya.
10. Adikku semata wayang "Arif Kunto" yang selalu memberi semangat dan
perhatian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
11. Mas Tono, terima kasih atas dukungan dan semangat serta kesabaran yang selalu
diberikan.
12. My best friend: Asih, Dias, De2k Ana, Vera, Vina, Cik2, Shiro, Tribut, Iwid,
Meylinda, Sebloh, Vina "cilik", Ambar, Nonik, Ratih, Rini, Diana, Leni Ratih,
Stefi, De' Fahim, Siti, Mbak Anis, Joko, Praja, Rini Trias.
13. Teman-teman PAP '06 : Pipin, Dian Trisna, Mbak Ratna, Sari, Naning, Purnama,
Kemi, Ute', Prengky, Numlik, Maya, Maria, Mala, lyut, Nico, Mbotul, Somad,
Anum, Budi, Ninik, Mbak Rika, Teguh, Doni, Tiwi' dan teman-teman PAP
lainnya terima kasih atas persahabatan yang kalia berikan.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Semua bantuan dan dorongan yang penulis terima dari berbagai pihak
merupakan kebaikan yang tidak pernah terlupakan dan semoga Allah SWT membalas
semua budi baiknya. Penulis menyadari karya ini masih jauh dari sempurna untuk itu
semua kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga
karya ini dapat bermanfaat dan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi yang
berkepentingan.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….. iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................................ v
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ x
KATA PENGANTAR ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 37
BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 39
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................... 41
C. Sumber Data ....................................................................................... 42
D. Teknik Sampling ................................................................................ 43
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
F. Validitas Data ..................................................................................... 45
G. Analisis Data ...................................................................................... 46
H. Prosedur Penelitian............................................................................. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah SMA Negeri I Wuryantoro ............................................... 51
2. Infrasturuktur SMA Negeri I Wuryantoro ..................................... 52
3. Organisasi yang ada di SMA Negeri I Wuryantoro ...................... 53
4. Uraian Jabatan di SMA Negeri I Wuryantoro .............................. 53
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS ........... 58
2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ................ 63
3. Pengalaman yang Didapatkan Dalam Penggunaan Metode
Resitasi Media LKS ....................................................................... 66
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS ........... 77
2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ................ 80
3. Pengalaman yang Didapatkan Dalam Penggunaan Metode
Resitasi Media LKS ....................................................................... 83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................ 91
B. Implikasi ............................................................................................. 94
C. Saran ................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 97
LAMPIRAN .............................................................................................................. 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ............................................. 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir .................................................................................... 39
Gambar 2. Komponen Analisis Data Model Interaktif .............................................. 49
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ....................................................................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan ..................................................................................................... 100
Field Note ................................................................................................................. 102
Field Note ( Observasi) ............................................................................................ 112
RPP ........................................................................................................................... 116
LKS .......................................................................................................................... 121
Surat Keterangan Penelitian ..................................................................................... 135
Foto Penelitian ......................................................................................................... 136
Surat Ijin Penelitian .................................................................................................. 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membentuk manusia dalam
mengembangkan dirinya sehingga mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang
terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maka
pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam
pembinaan sumber daya manusia Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang,
maka pembangunan di bidang pendidikan sangat diperlukan sebagai upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Untuk
menghadapi masalah tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap sistem
pendidikan secara menyeluruh terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan dan
relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Hal ini perlu adanya
perubahan sosial yang memberi arah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar
dalam proses perubahan. Oleh karena itu, kegiatan belajar harus dapat membekali
peserta didik dengan bekal hidup yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan
peserta didik.
Sekolah merupakan instansi pendidikan yang mampu berperan dalam proses
pembelajaran yang menekankan pada proses mendidik dan mengajar, proses
bermasyarakat khususnya bagi anak didik dan proses transformasi tingkah laku ke
arah yang lebih baik. Menurut pandangan umum sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang dapat mengubah tingkah laku peserta didik atau siswa menjadi lebih
baik dan terarah. Dalam pendidikan tidak dapat terlepas dari pembelajaran.
Sementara itu proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang
setiap komponennya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik.
Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapainya (Hamzah B. Uno, 2007:22).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, maka lembaga pendidikan dituntut senantiasa
meningkatkan dan menyempurnakan mutu dan kualitas lembaga pendidikan. Mutu
pendidikan memiliki dampak terhadap kehidupan siswa yang akan datang. Oleh
karena itu, perlu diselengggarakan kegiatan pengembangan motode pembelajaran
dengan perencanaan yang mantap, efektif dan efisien. Orang pertama yang berperan
penting dalam pengembangan motode pembelajaran adalah guru. Guru hendaknya
memilih motode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Sehingga siswa mampu memahami dan mengerti materi pelajaran yang telah
disampaikan.
Dalam kegiatan mengajar metode mempunyai peranan yang sangat penting
karena dengan pemilihan metode yang kurang tepat maka seluruh proses dan
pemahaman belajar kurang dapat tercapai. Oleh sebab itu perlu diterapkan suatu
metode pembelajaran yang harus melibatkan peran serta siswa secara keseluruhan
sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa yang
memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas dan aktif dalam belajar. Pemilihan
metode pembelajaran tersebut diharapkan sebagai sumber informasi yang dapat
diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi juga dapat meningkatkan peran serta
dalam menambah motivasi dan minat siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
Sehingga dalam mengajar guru juga dituntut untuk mampu menyampaikan materi
pelajaran dan informasi kepada siswa dan mengembangkan mental siswa sehingga
diharapkan siswa yang belajar dapat berfikir kritis dan berfikir positif serta berjiwa
kreatif.
Pemilihan metode belajar yang tepat merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, karena metode belajar
merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang
benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar mengajar
dan tercapainya prestasi siswa yang memuaskan. Metode mengajar merupakan salah
satu unsur yang penting terhadap kualitas pembelajaran. Setiap metode mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mempunyai karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Tidak ada satu metode yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang
lainnya. Sehingga seorang guru harus mampu memilih metode yang tepat sesuai
dengan kemampuannya.
Model pembelajaran ekonomi yang dipakai oleh guru akan berpengaruh pula
terhadap cara belajar siswa. Sikap siswa dalam belajar akan berbeda antara siswa
yang satu dengan yang lain. Untuk itu model pembelajaran yang dipilih guru
sebaiknya model yang dapat menarik perhatian siswa agar lebih aktif dalam belajar.
Oleh sebab itu pelajaran ekonomi hendaknya diusahakan menjadi pelajaran yang
menarik dan menyenangkan. Pada umumnya guru menggunakan metode ceramah,
metode tersebut kurang maksimal karena proses belajar mengajar hanya terfokus
pada guru menyebabkan kurangnya peran serta siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Siswa cenderung tidak banyak bertanya dan menggali informasi dari guru
atau sumber belajar yang lain. Siswa hanya menerima pengetahuan yang datang
padanya sehingga prestasi belajar rendah. Untuk menarik perhatian siswa dalam
model pembelajaran melalui metode resitasi, yaitu suatu metode pembelajaran
dengan pemberian tugas yang merupakan suatu cara interaksi belajar mengajar yang
ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik di sekolah atau
dirumah secara perorangan atau kelompok.
Metode resitasi atau yang lebih dikenal dengan metode pemberian tugas
merupakan metode mengajar yang dapat mengaktifkan siswa pada saat proses belajar
mengajar berlangsung, karena metode resitasi menuntut siswa untuk selalu belajar
dan mengevaluasi tugas-tugas, mungkin ada siswa yang mengalami kesulitan,
hambatan, atau salah arah dalam mengerjakan. Sehingga tugas guru di sini adalah
memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan tersebut yaitu dengan
memberikan petunjuk arah penyelesaian soal yang akan diberikan kepada siswa.
Dengan demikian diharapkan dengan menggunakan metode resitasi maka siswa dapat
benar-benar memahami materi pelajaran sehingga dapat mencapai efektivitas belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Di dalam kegiatan belajar mengajar adanya media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan guru
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang
akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media
dapat mewakili apa yang kurang mampu guru sampaikan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan melalui media.
Dengan demikian siswa dapat mencerna bahan dengan adanya bantuan media. Dan
salah satu media yang dapat digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)
Metode resitasi dengan menggunakan LKS merupakan kegiatan belajar
mengajar yang disajikan melalui pemberian tugas dengan LKS kepada siswa, dengan
menggunakan metode ini siswa akan menjadi lebih aktif sebab tugas-tugas yang
diberikan oleh guru harus mereka kerjakan. Untuk menunjang kegiatan pemberian
tugas dapat menggunakan LKS yang berfungsi mengaktifkan siswa dalam proses
belajar mengajar. Dalam LKS siswa dilatih untuk mandiri dan mengembangkan
logika, dengan demikian LKS dapat menjadikan proses belajar mengajar yang aktif
dan kondusif. Penggunaan metode resitasi media pembelajaran dengan menggunakan
LKS sebagai salah satu bentuk pemberian tugas kepada siswa diharapkan mampu
meningkatkan efektifitas belajar siswa. Melihat kenyataan itu, maka proses belajar
mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran
apabila guru dapat menyampaikan materi dengan menggunakan media LKS dengan
tepat. Dengan metode pemberian tugas akan dapat mengaktifkan siswa dalam belajar
dan mengerjakan tugas, sehingga dengan menerapkan metode ini diharapkan mampu
mengefektifkan pembelajaran karena siswa akan dapat lebih memahami materi
pelajaran dari mengerjakan tugas yang diberikan.
Namun dalam penggunaannya metode resitasi dengan menggunakan LKS di
SMA Negeri I Wuryantoro masih mengalami berbagai hambatan diantaranya yaitu :
sulit dikontrol jika tugas dikerjakan oleh siswa di rumah, siswa malas mengerjakan
tugas dari LKS secara terus-menerus, bahasa dalam LKS yang sulit dipahami oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
siswa, penyusunan LKS yang kurang memenuhi syarat dan kurangnya inovasi guru
dalam menggunakan metode pemberian tugas kepada siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA
LKS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1
WURYANTORO TAHUN AJARAN 2010-2011”.
B. Perumusan Masalah
Masalah adalah kesulitan yang dihadapi manusia serta yang menggerakan
manusia untuk memecahkannya. Sehingga setiap masalah yang timbul perlu
mengidentifikasikan agar jelas kedudukannya masing-masing untuk memudahkan
setiap upaya dalam mengatasi masalah yang ada. Perumusan masalah merupakan
penjabaran manusia mengenai ruang lingkup permasalah yang akan diteliti.
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai
berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan media LKS pada
mata pelajaran ekonomi SMA Negeri I Wuryantoro?
2. Apakah keuntungan dalam pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan
media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro?
3. Apa pengalaman yang didapatkan dengan menggunakan metode resitasi media
LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro?
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, karena tujuan
merupakan sasaran yang ingin dicapai sekaligus sebagai pengruh aktivitas dan usaha
yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk
mendeskripsikan :
1. Pelaksanaan metode resitasi media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA
Negeri I Wuryantoro.
2. Keuntungan apa saja yang diperoleh dalam pelaksanaan metode resitasi dengan
menggunakan media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I
Wuryantoro.
3. Pengalaman yang didapatkan dalam menggunakan metode resitasi media LKS
pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro.
D. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian dapat dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan penelitian yang bersifat
teoritis dan bersifat praktis. Kegiatan yang bersifat teoritis adalah kegiatan yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan secara teori, sedangkan kegitan praktis adalah
untuk memecahkan masalah aktual yang dihadapi.
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah :
a. Mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan dan mendukung teori-teori
yang sudah ada yang berhubungan dengan metode resitasi dan prestasi belajar
siswa.
b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian-penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk mencapai mutu pendidikan dengan
penggunaan metode resitasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Bagi guru yaitu untuk lebih memhami dalam pemilihan metode pembelajaran
yang efektif dan praktis sehingga dapat meningkatkan pestasi belajar siswa
yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Bagi siswa yaitu dapat memahami materi dengan lebih mendalam dengan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sehingga membuat siswa yang lebih
aktif dalam proses belajar agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjuan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada di dalam penelitian. Dalam pembahasan masalah diperlukan
teori yang relevan dan mendukung masalah yang telah ditentukan, hal ini dilakukan
sebagai awal dalam memecahkan masalah. Teori dipergunakan sebagai dasar atau
pedoman yang penting dalam penelitian. Dengan berdasarkan teori-teori yang
relevan, maka akan dapat dirumuskan hipotesis penelitian yang merupakan jawaban
sementara atas permasalahan yang dikemukakan. Permasalahan yang diteliti dalam
hal ini meliputi: 1) Tinjauan tentang metode belajar, 2) Tinjauan tentang metode
resitasi, 3) Tinjauan tentang LKS, 4) Tinjauan tentang metode resitasi dengan media
LKS, 5) Tinjauan tentang pembelajaran ekonomi.
1. Tinjauan Tentang Metode Belajar
a. Pengertian Metode Belajar
Metode secara harafiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode
diartikan sebagai suatu cara melakukan sesuatu kegiatan atau suatu cara melakukan
pekerjaan dengan menggunakan fakta atau konsep-konsep secara sistematik. Menurut
Syah ( 2005 : 201 ) “Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk
melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran
kepada siswa.” Metode dan alat belajar di pilih atas dasar bahan dan tujuan yang
hendak dicapai. Menurut Syaiful BD (2002: 53) “Metode mengajar adalah suatu cara
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Dalam proses
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaran berakhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Menurut Slametto (2003:90) ”Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara
pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengajaran”. Dalam pengertian strategi terkandung metode
belajar mengajar, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan pengajaran, dan juga
teknik mengajar yaitu pemakaian alat bantu mengajar dengan cara menggunakan
metode mengajar yang relevan atau sesuai dengan tujuan agar dapat mendorong siswa
belajar secara optimal.
Dari beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode
belajar adalah suatu cara yang dipilih dan digunakan dalam proses belajar mengajar
agar dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Pemilihan dan penggunaan
metode yang tepat dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 116) mengemukakan
bahwa ada bermacam-macam metode mengajar yang dapat dipilih oleh seorang
pengajar atau guru yaitu:
1. Metode Ceramah
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:116) berpendapat bahwa
“Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan
penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Berarti dalam
penggunaan metode ceramah sangat tergantung keadaan kemampuan guru karena
gurulah yang berperan penuh dalam metode ini.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:118-119) mengemukakan
bahwa kelebihan dan kelemahan metode ceramah yaitu:
Kelebihan:
a). Murah, dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya
pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik.
b). Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari
sumber lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Kelemahan
a). Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.
b). Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik.
Roestiyah N.K.(2001:25) mengatakan bahwa agar ceramah dapat efektif
maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
2) Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan
metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan.
Menarik perhatian siswa dengan menunjukan penggunaannya. Siswa akan
tertarik bila mereka melihat apa yang dipelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah
teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai
selesai adalah menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu
mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.
2. Metode Tanya Jawab
“Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dengan proses belajar
mengajar melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik atau dari peserta
didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan
dari guru atau peserta didik. Dari metode tanya jawab ini dari guru dan peserta
didik sama-sama aktif sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang
kondusif.” (Mulyani Sumantri dan Johar Permana,2001:120)
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:122) berpendapat bahwa
kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:
Kelebihan :
a). Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.
b). Lebih merangsang peserta didik untuk daya pikir dan daya nalarnya.
Kelemahan:
a). Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan keadaan seluruh peserta
didik, sehingga peserta didik tidak dapat memiliki kesempatan yang sama
untuk menjawab pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b). Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian
untuk menjawab dan bertanya (kemampuan lisan).
3. Metode Drill
Menurut Roestiyah N.K (2001:44) berpendapat bahwa “Metode Drill
merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa
yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh ketrampilan tertentu”. Berarti
kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang. Ada
keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan
ada yang menumbuhkan waktu yang cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu
tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu
didahului pengertian dasar.
Winarno Surachman (2006:45) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam metode drill sebagai berikut:
a). Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka dapat
mengerjakan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan.
b). Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui
apa yang harus dikerjakan.
c). Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d). Selingilah latihan agar tidak bosan.
Menurut Roestiyah N.K (2001: 45) kelebihan dan kelemahan metode drill
adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
1). Pengertian siswa menjadi lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
2). Siswa siap menggunakan ketrampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
a. Dapat menyebabkan kebosanan.
b. Mematikan kreasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4. Metode Pemberian tugas atau resitasi
“Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan suatu cara interaksi
belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru setelah
menjelaskan materi pelajaran untuk dikerjakan peserta didik baik di sekolah
maupun di rumah secara perorangan atau kelompok. Tujuan dari penggunaan
metode pemberian tugas adalah untuk merangsang anak didik untuk aktif belajar
baik secara individu maupun kelompok.” (Mulyani Sumantri dan Johar
Permana,2001:130)
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:131-132) mengatakan bahwa
kelebihan dan kelemahan metode resitasi adalah sebagai berikut:
Kelebihan
a). Mengembangkan kemandirian siswa.
b). Mengembangkan kreatifitas siswa.
Kelemahan:
a). Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang
lain.
b). Tugas yang monoton dapat membosankan siswa.
5. Metode Diskusi
Menurut Syaiful B.D (2002: 124) mengatakan bahwa “Metode Diskusi
diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibatkan
peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu
topik bahasan yang bersifat problematis”.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 125-126) juga berpendapat
bahwa adapun kelebihan dan kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
Kelebihan :
a). Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan ataupun terobosan-
terobosan baru dalam pemecahan masalah.
b). Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan partisipasi demokratis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kelemahan :
a). Memerlukan waktu yang tidak terbatas.
b). Didominasi oleh orang tertentu yang biasanya aktif.
6. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning ( CTL ) )
Pembelajaran kontekstuak ( CTL ) adalah konsep belajar yang guru
mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (Diknas,2002:4)
Menurut Suprapto (2004:6) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan
kontekstual (CTL) adalah sebagai berikut :
Kelebihan :
a). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh lebih bermakna, karena diperoleh
melalui kontruktivisme dan penemuan sendiri (inquiry).
b). Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
c). Siswa melakukan kerja bukan menghafal.
d). Menjadikan siswa lebih kritis atau berani mengungkapkan pendapat.
Kelemahan :
a). Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan seluruh komponen.
b). Memerlukan persiapan yang cukup banyak.
c). Pembelajaran kontekstual berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan
suasana kelas yang gaduh atau ramai.
Dari bermacam-macam metode tersebut di atas setiap metode memiliki
kelebihan dan kekurangan. Semua metode yang digunakan guru dalam mengajar
adalah baik sehingga guru dapat memilih dan menggunakan metode yang cocok
untuk mengajarkan materi pelajaran. Dengan pemilihan atau penggabungan
metode yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan
dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan juga diharapkan tujuan
dapat dicapai. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman (2001:55)
mengatakan bahwa ”Penggabungan beberapa metode belajar yang sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
materi pelajaran sangat bagus diterapkan untuk menghindari kejenuhan siswa
dalam mengikuti pembelajaran.”
Menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002:85) berpendapat bahwa,
pemilihan metode mengajar dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1). Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.
Perbedaan individu anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya
diambil guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dalam
waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan secara operasional.
2). Tujuan (berbagai jenis dan fungsinya)
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai jenis dan
fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah sampai yang
tinggi, yaitu tujuan intruksional dan tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler
atau tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional.
3). Situasi (berbagai keadaan)
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya
sama dari hari ke hari. Pada sewaktu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan
situasi belajar mengajar di alam terbuka. Maka guru dalam hal ini tentu
memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di
lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan untuk mencapai tujuan,
maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok,
situasi tersebut dapat mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
4). Fasilitas (berbagai kualitas dan kuantitas)
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi
pemilihan metode mengajar. Ketiadaan fasilitas misalnya kurang mendukung
penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi. Maka dari itu,
keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain
mendukungnya.
5). Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala
dalam memilih dan menentukan metode. Berlatar belakang guru maupun
berlatar belakang bukan pendidikan guru dan sama-sama sedikit pengalaman
mengajar di kelas, cenderung sulit memilih metode yang tepat. Tetapi ada
juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala,
disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode
yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian,
latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah intern guru yang
dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu
metode dapat ditutup dari metode lainnya. Oleh karena itu, tidak ada metode
mengajar yang paling baik. Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan
satu metode saja dalam mengajar tetapi dapat menggunakan beberapa metode.
Metode mengajar untuk suatu pelajaran kemungkinan cocok atau bahkan tidak
cocok sama sekali untuk pelajaran yang lain. Pemilihan metode harus
dilakukan sebaik mungkin, sehingga metode yang dipilih adalah metode yang
benar-benar cocok.
Dalam pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal
yang dapat mempengaruhi cocok atau tidaknya suatu metode yang digunakan.
Slameto (2003:98), mengatakan bahwa pemilihan metode mengajar perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan
siswa setelah proses belajar mengajar.
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran
c. Besar kelas (jumlah siswa), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti
pelajaran dalam kelas yang bersangkutan.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan
mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan.
e. Kemampuan guru/dosen/instruktur, yaitu kemampuan dalam
menggunakan berbagai jenis metode pengajaran.
f. Fasilatas yang tersedia.
g. Waktu yang tersedia.
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode
belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai
oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
Menurut Wasty Soemanto (2002:113) berpendapat bahwa, faktor-faktor
yang mempengaruhi metode belajar yaitu :
1. Kegiatan berlatih atau praktek
Kegiatan berlatih dapat diberikan dalam dosis besar ataupun dalam
dosis kecil. Berlatih dapat dilakukan non stop atau secara terdistribusi
dengan waktu-waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara non stop
dapat melelahkan dan membosankan, sedangkan latihan yang terdistribusi
menjamin stamina dan kegairahan dalam belajar.
2. Overlearning dan Drill
Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau
mengingat, maka overlearning sangat diperlukan. Overlearning dilakukan
untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat ketrampilan-ketrampilan
yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan.
Overlearning yang terlalu lama menjadi tidak efektif bagi kegiatan
praktek. Apabila overlearning berlaku bagi latihan ketrampilan motorik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
seperti main piano atau menjahit, maka drill berlaku pada kegiatan berlatih
abstraksi misalnya berhitung. Mekanisme drill tidak berbeda dengan
overlearning. Baik drill maupun overlearning berguna untuk
memantapkan siswa dalam belajar.
3. Resitasi dalam belajar
Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kemamuan membaca itu sendiri maupun untuk
menghafalkan bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah di adakan kegiatan
membaca atau menyampaikan materi, kemudian siswa berusaha untuk
menghafalkan tanpa melihat bacaannya. Jika siswa telah menguasai suatu
bagian dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya dan seterusnya.
4. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar
Dalam proses belajar individu sering mengabaikan tentang
perkembangan tentang hasil belajar selama dalam belajarnya. Pengenalan
seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena
dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai seseorang akan lebih
berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya.
5. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian
Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektivitas antara belajar
dengan keseluruhan, belajar dengan bagian-bagian adalah belum
ditemukan. Belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian, hal ini dapat
dimaklumi karena dengan mulai dari keseluruhan, individu menemukan
set yang tepat untuk belajar. Kelemahan dari metode keseluruhan adalah
membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang
sesungguhnya berlangsung.
6. Penggunaan modalitas indra
Modalitas indra yang dipakai oleh masing-masing individu dalam
belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu, ada tiga impresi yang penting
dalam belajar yaitu : oral, visual, dan kinestik. Ada orang yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
berhasil belajarnya dengan menekankan impresi oral. Dalam belajar siswa
perlu membaca atau mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau
mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain. Ada yang belajar dengan
menekankan impresi visual, dimana dalam belajarnya ia harus lebih
banyak menggunakan fungsi penglihatan. Begitu pula ada yang belajar
dengan menekankan diri pada impresi kinestik dengan banyak
menggunakan fungsi motorik. Disamping itu, ada pula yang belajar
dengan menggunakan kombinasi impresi indra.
7. Bimbingan dalam belajar
Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau orang lain
cenderung membuat siswa menjadi tergantung. Bimbingan dapat
diberikan dalam batas-batas yang diperlukan oleh individu. Hal yang
penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada individu
sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain.
8. Kondisi-kondisi insentif
Insentif berbeda dengan motivasi. Motivasi berhubungan dengan
penumbuhan kondisi internal berupa motif-motif yang merupakan
dorongan internal yang menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan
tertentu. Insentif ialah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi
motif individu. Insentif adalah bukan tujuan melainkan alat untuk
mencapai tujuan. Insentif-insentif dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu :
a. Insentif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional
dengan tugas dan tujuan
b. Insentif Ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai
hubungan fungsional dengan tugas.
Metode belajar merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru harus dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
menentukan suatu metode yang tepat dalam pembelajaran agar tujuan dapat tercapai
secara maksinal. Adapun macam-macam metode yang dapat digunakan oleh guru
yaitu: 1) metode ceramah, 2) metode tanya jawab, 3) metode drill, 4) metode resitasi,
5) metode diskusi dan, 6) pembelajaran CTL
2. Tinjauan Tentang Metode Resitasi
a. Pengertian Metode Resitasi
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 130) menyatakan
“Metode resitasi atau pemberian tugas suatu cara interaksi belajar mengajar yang
ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik di sekolah
atau dirumah secara perorangan atau kelompok”. Sedangkan menurut Roestiyah
N.K (2001: 133) menyatakan bahwa “Pemberian tugas digunakan dengan tujuan
agar siswa dapat memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa
melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman
siswa dapat terintegrasi “.
Pengertian metode resitasi menurut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) adalah
“Penyajian kembali atau penimbulan kembali apa-apa yang dimiliki, diketahui
atau dipelajari.” Lebih lanjut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) menyatakan
bahwa, “Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
menugaskan pelajar-pelajar mempelajari sesuatu kemudian harus dipertanggung
jawabkan.” Winarno Surakhmad (2006: 91) mengartikan bahwa “Metode resitasi
mempunyai tiga fase: pertama guru memberi tugas, kedua siswa melaksanakan
tugas (belajar), dan fase ketiga siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa
yang telah mereka pelajari.”
Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 96) menyebutkan:
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah
tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah
siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
resitasi adalah suatu metode yang digunakan guru untuk mengaktifkan siswa
dalam mengerjakan tugas baik yang berhubungan dengan materi yang telah
diberikan atau materi yang akan dibahas dan dipertanggungjawabkan hasilnya
dengan tujuan agar hasil belajar siswa menjadi lebih mantap. Metode banyak
sekali jenisnya disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor
misalnya: a) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya; b) Anak didik yang
beragam tingkat kematangannya; c) Situasi yang beragam keadaannya; d)
Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya; e) Kemampuan profesionalnya
guru.
Macam-macam metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah,
metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode resitasi,
metode eksperimen, metode problem solving dan lain sebagainya. Pemilihan
metode ini menurut Rostiyah NK (2001: 68) berdasarkan: “a). Sifat dari pelajaran,
b). Alat-alat yang tersedia, c). Besar kecilnya kelas, d). Tempat dan lingkungan,
e). kesanggupan guru, f). Banyak sedikitnya bahan, dan g). Tujuan mata
pelajaran.”
Dengan adanya pemberian tugas ini maka akan mengaktifkan siswa dalam
mengerjakan tugas yang berhubungan dengan materi. Sehingga siswa dapat lebih
memahami materi pelajaran dengan lebih baik.
b. Penggunaan Metode Resitasi
Metode resitasi dapat digunakan apabila :
a. Ruang lingkup bahan pengajaran yang sangat luas, sedangkan waktu yang
disediakan tidak memadai.
b. Suatu pekerjaan yang tidak mungkin dapat diselesaikan selama jam
pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Dalam keadaan darurat guru tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk
mengajar, di mana tidak ada guru lain yang dapat menggantikannya.
d. Suatu pokok bahasan perlu adanya suatu pendalaman melalui latihan soal-
soal yang mana dapat dikerjakan secara kelompok maupun individu.
Adapun kelebihan dari penggunaan metode resitasi menurut Mulyani
Sumantri dan Johan Permana (2001:131-132 ) yaitu:
1. Membuat peserta didik aktif belajar.
2. Merangsang peserta didik aktif belajar lebih banyak, baik dekat dengan
guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar
sekolah.
3. Mengembangkan kemandirian peserta didik.
4. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam dan memperkaya atau memperluas tentang apa yang
dipelajari.
5. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi dan komunikasi
6. Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan
bervariasi.
7. Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
8. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
9. Membiasakan peserta didik giat belajar.
Namun ada juga kelemahan dengan menggunakan metode ini :
1. Sangat sulit mengontrol, apalagi jika tugas dikerjakan di rumah.
Hal ini seperti pendapt yang diungkapkan oleh Winarno Surakkman (2006
:95) yang mengatakan bahwa “Kendala dalam penggunaan metode resitasi
yaitu sulitnya mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas.”
2. Menjadikan siswa jenuh karena terlalu monoton
Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 98) mengemukakan bahwa
”Salah satu kekurangan dalam pemberian tugas dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
LKS yaitu siswa menjadi bosan bila pemberian tugas yang diberikan
hanya dengan menggunakan LKS saja.”
Sehingga guru harus memberi inovasi dalam pemberian tugas, apabila
guru tidak mengembangkan variasi metode pemberian tugas maka siswa
akan merasa bosan seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman
(2001: 34) yang mengatakan bahwa “Siswa cenderung merasa bosan jika
guru tidak memberikan inovasi pada metode pembelajaran.”
3. Jika tugas terlalu banyak akan menjadikan beban bagi siswa
Mulyani Sumantri dan Johan Permana (2001: 132) mengatakan bahwa
”Salah satu kekurangan dari metode resitasi adalah tugas yang banyak dan
sering membuat beban dan keluhan bagi siswa sehingga siswa malas
mengerjakan tugas tersebut.”
4. Bagi tugas kelompok sering kali hanya dikerjakan oleh orang tertentu saja
dalam kelompok itu
Menurut Roestiyah N.K (2001: 30) mengatakan bahwa “Siswa sering
menyepelekan tugas yang diberikan oleh guru apalagi tugas tersebut
dikerjakan secara kelompok. Kemungkinan besar yang mengerjakan
hanya orang-orang tertentu saja dalam kelompok tersebut.”
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode resitasi dengan
media LKS menurut Roestiyah N.K (2001: 35) mengatakan bahwa :
Metode resitasi sangat efektif digunakan karena dengan metode ini siswa
tidak hanya mendengarkan guru namun juga mengerjakan latihan-latihan
soal tentang materi yang telah disampaikan sehingga tingkat pemahaman
siswa dapat maksimal serta pengetahuan yang didapatkan oleh siswa akan
lebih lama untuk diingat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode resitasi siswa dapat lebih mengingat materi pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru. Sedangkan keuntunggan penggunaan metode resitasi
dengan media LKS menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002 :98) ”Setelah
pelaksanaan tugas guru mengadakan pembahasan soal yang belum ditemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
jawabannya. Pada waktu itu siswa dapat mengembangkan inisiatifnya untuk
menjawab soal tersebut.”
Tujuan metode resitasi agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu
merumuskan tujuan yang jelas yang hendak dicapai oleh siswa. Metode tugas
biasanya digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Agar siswa berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggungjawab, dan
berdiri sendiri.
2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang
masih terluang, agar dapat dipergunakan lebih konstruktif.
3) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-
kegiatan di luar kelas.
4) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan
yang perlu integrasi dan penggunaannya. (Winarno Surakhmad, 2006: 92).
Metode resitasi akan efektif dan berhasil dengan baik apabila ada
upaya untuk mengatasi kekurangan dari metode ini, antara lain :
a. Untuk menghindari penipuan yang dilakukan siswa, guru data menyuruh
siswa mengerjakan tugas di depan kelas, sehingga guru data menilai tingkat
pemahaman siswa.
Senada dengan pendapat Winarno Surakhman (2006: 98) yang mengatakan
bahwa untuk mensiasati tugas yang diberikan di rumah oleh guru, maka dalam
mengevaluasi tugas tersebut yaitu dengan menyuruh siswa mengerjakan tugas
tersebut di depan kelas tanpa membawa buku.
b. Untuk menghindari tugas siswa dikerjakan orang lain, guru dapat
memperbanyak tugas di sekolah daripada tugas yang dikerjakan dirumah.
Tugas yang dikerjakan di rumah biasanya membuat siswa kurang bersemangat
untuk mengerjakannya. Mereka lebih sering mencontek dari temannya yang
sudah mengerjakan. Dengan demikian guru perlu memberikan tugas yang
banyak agar siswa tidak mempunyai kesempatan untuk hanya mencontek dari
pekerjaan teman yang lain.
c. Tugas-tugas yang diberikan terbatas dan jelas, apa yang menjadi masalah
yang perlu dipecahkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Sebelum memberikan tugas seharusnya guru memberikan penjelasan terlebih
dahulu atas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa tersebut. Sehingga mereka
paham mana tugas yang harus dikerjakan dan mereka mengerti bagaimana
cara memecahkan masalah yang ada pada soal tersebut.
d. Memberikan tugas dengan memperhitungkan taraf kesukaran soal dengan
kemampuan siswa
Guru harus mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas.
Jika guru memberikan tugas tidak sesuai dengan kemampuan siswa maka
siswa kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Akhirnya mereka kurang
bersemangat dalam mengerjakan tugas.
Tujuan dari pemberian tugas ini adalah agar pemahaman siswa terhadap
materi lebih mantap. Dengan kegiatan melaksanakan tugas, siswa aktif belajar
dan merangsang untuk meningkatkan efektivitas belajarnya. Banyak tugas yang
harus dikerjakan siswa, diharapkan mampu menyadarkan siswa memanfaatkan
waktu senggang untuk hal-hal yang menunjang belajarnya.
Dalam penelitian ini proses belajar mengajar menggunakan metode resitasi ini,
guru mengontrol pelaksanaan tugas siswa apakah dikerjakan dengan baik.
Sehingga dengan penggunaan metode resitasi melalui LKS dapat optimal guna
pencapaian efektivitas belajar siswa. Setelah siswa melaksanakan tugas-tugas
yang ada di LKS, guru harus memeriksa apakah sudah dikerjakan atau belum.
Kemudian memberikan evaluasi, karena hal ini akan memberi motivasi belajar
siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.
3. Tinjauan Tentang LKS
a. Pengertian LKS
Pengertian LKS, Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi
informasi dan perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk
penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan.
Pandangan pertama tentang LKS, Saat ini di sekolah-sekolah banyak
ditemui penggunaan buku jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sebenarnya
merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai dengan kumpulan
soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya dikerjakan di
sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga harus dikerjakan di
rumah sebagai PR. Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak
disampaikan dalam bentuk uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk
rangkuman atau poin-poin penting saja. Akibatnya, ketika menggunakan LKS
ini, siswa-siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal, yang pada
umumnya berupa soal-soal pilihan ganda. Jika siswa tidak dapat mengerjakan
sebuah soal, maka siswa akan mencari jawabannya dalam rangkuman materi
pelajaran di LKS tersebut. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, bukan
tidak mungkin bahwa kemampuan siswa untuk memahami bacaan, berpikir
kritis, dan berpikir kreatif tidak akan berkembang. Masalah ini menarik juga
karena ini terjadi pada anak-anak di SD bukan di jenjang pendidikan tinggi
seperti SMA dan Perguruan Tinggi yang semestinya banyak dilatih untuk
memiliki kemampuan membaca yang baik, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau alat
pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam
melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional
khusus atau tujuan pembelajaran khusus.
Pandangan kedua tentang LKS. LKS dikatakan sebagai sarana belajar,
karena dengan LKS siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Selain itu LKS juga mendorong siswa
untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya
dalam suatu bentuk diskusi kelompok. Suatu kegiatan belajar yang
menggunakan LKS memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
mengungkapkan kemampuan dan keterampilan, didorong dan dibimbing
berbuat sendiri untuk mengembangkan proses berpikirnya.
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian LKS
adalah kertas yang berisi tugas-tugas atau rencana kerja atau langkah-langkah
kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mempelajari bab yang ada dibuku
ajar dan mengerjakannya.
Menurut Piduk Rentayati, Sri Dwastuti, dkk (2000:36), mengatakan
bahwa “Dengan menggunakan LKS dapat membantu siswa dalam
memperoleh materi yang dipelajarinya serta dapat menambah siswa
memperoleh catatan materi yang dipelajarinya”.
Dalam proses belajar mengajar LKS digunakan untuk :
1. Memberikan pedoman kepada guru dan siswa melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
2. Mengaktifkan siswa.
3. Membantu siswa mengembangkan konsep dan memperoleh atau
menemukan konsep berdasarkan data yang diperoleh dalam kegiatan
eksperimen atau observasi.
4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.
5. Memberikan pedoman bagi guru dan siswa dalam meaksanakan kegiatan
lapangan atau laboratorium.
6. Melatih siswa untuk mengembangkan ketrampilan proses sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
7. Membantu siswa menambah informasi tentang konsep yang dipelajari
lewat kegiatan.
8. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
melalui kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Lembar kerja siswa dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Lembar Kerja Berstruktur
Lembar kerja ini dirancang untuk membimbing siswa dalam satu
program kerja atau pelajaran dengan sedikit atau sama sekali tanpa
bantuan guru untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pelajaran ini.
Lembar Kerja ini telah disusun petunjuk atau pengarahannya. Lembar
kerja ini tidak dapat menggatikan peranan guru dalam kelas. Guru tetap
mengawasi kelas, memberi semangat/dorongan belajar, dan memberi
bimbingan pada perorangan tertentu.
2. Lembar Kerja Tak Berstruktur
Lembar kerja tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk
menunjang materi pelajaran., sebagai alat bantu kegiatan siswa yang
dipakai guru untuk menyampaikan pelajaran. Contohnya : kumpulan soal-
soal, daftar bilangan rondam untuk pelajaran probabilitas statistik, kertas
berpetak, kumpulan data statistik, dan diagram atau tabel. Lembar kerja
ini merupakan alat bantu mengajar, dapat dipakai untuk mempercepat
pengajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu atau melengkapi
materi buku paket. Lembar kerja ini penting sebagai alat bantu, dapat
berisi sedikit petunjuk tertulis atau lisan untuk mengarahkan siswa.
b. Tujuan dan Manfaat LKS
Kohler dalam Slametto (2000: 9) menjelaskan bahwa “Dengan
menggunakan LKS pada dasarnya yang terpenting adalah adanya penyesuaian
pertama yaitu siswa memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan
problem yang dihadapi, dalam belajar pengulangan dan pemahaman
merupakan hal yang penting.”
Pendapat tersebut senada dengan tujuan dan Manfaat dari penggunaan
LKS yang diungkapkan oleh Boediono (2000:25) adalah sebagai berikut :
1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan siswa.
4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.
5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
6. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan yang sistematis.
Berdasarkan pada tujuan dan manfaat LKS tersebut, maka penggunaan
LKS sangat membantu dalam pembelajaran termasuk dapat mengecek tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan dan memudahkan siswa
dalam menyelesaikan tugas. Selain itu LKS merupakan salah satu buku
penunjang yang diharapkan dapat membantu mendorong kreativitas siswa
dalam mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan serta menumbuhkan
pola pikir yang positif dan kreatif dalam rangka meningkatkan efektivitas
belajar siswa.
Karena LKS merupakan sarana penunjang pada kegiatan pembelajaran
maka guru harus memadukan dengan sumber belajar yang lain agar materi yang
didapatkan oleh siswa tidak hanya terpaku pada LKS saja. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Boediono (2000: 27) yang mengatakan bahwa ”Karena materi di
LKS terbatas maka guru perlu menyarankan siswa untuk mencari materi dengan
sumber lain. Misalnya perpustakaan, internet,koran, majalah yang relevan dengan
materi pelajaran.” Pernyataan tersebut diperkuat oleh Syaiful BD dan Aswan Zain
(2002: 97) berpendapat bahwa “Salah satu tahapan dalam penggunaan metode
resitasi dengan menggunakan LKS yaitu adanya petunjuk atau sumber lain yang
dapat membantu pekerjaan siswa.”
c. Fungsi LKS
Dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu: (1) dari segi siswa: fungsi
LKS adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek maupun di luar
kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan,
menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan, memproses sendiri untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mendapatkan perolehannya, (2) dari segi guru: melalui LKS, guru dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode
“membelajarkan siswa” dengan kadar SAL (Student active learning) yang tinggi.
Intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan
siswa, tetapi berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu dari sekian banyak media yang
digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata
pelajaran, media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa.
Karena dengan LKS siswa akan merasa diberikan tanggung jawab moril untuk
menyelesaikan sesuatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi
apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam
LKS tersebut.
Ditinjau dari isinya, lembar kerja berstruktur mempunyai beberapa fungsi antara
lain :
a. Untuk tujuan latihan
Diberikan serangkaian tugas latihan, siswa diminta mengkorelasikan
jawabannya dengan huruf sehingga merupakan suatu pertanyaan,. Siswa
sendiri dapat mengetahui salah benarnya latihan itu. Lembar kerja seperti ini
sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika mengerjakan tugas latihan.
b. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)
Siswa dibimbing menuju suatu metode penyelesaian soal, dengan
kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat
jika kita akan menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan
banyak langkah, atau menerangkan diagram atau gambar yang berlatar
belakang pengetahuan yang berbeda-beda. Kecuali penggunaan lembar kerja
dapat memeriksa sendiri jawaban dari pertanyaan itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Untuk kegiatan penelitian (survey)
Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu kemudian
menganalisa data tersebut. Lembar kerja untuk kegiatan penelitian
memerlukan waktu yang lama.
d. Untuk tujuan penemuan (discovery)
Dalam lembar kerja ini, siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu situasi
tertentu agar menemukan pola situasi itu, kemudian menggunakan bentuk
umum atau pola tersebut untuk membuat suatu perkiraan atau dugaan atau
hipotesa. Kebenaran hasilnya dapat diperiksa dengan pengamatan dari contoh
yang sederhana. Latihan semacam ini dapat diperiksa sendiri oleh siswa,
tetapi kadang-kadang ada beberapa siswa yang masih memerlukan bantuan
individual untuk menemukan pola umumnya
e. Untuk penelitian yang bersifat terbuka
Penggunaan lembar kerja ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam
penelitian bidang tertentu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk pendalaman dan
pengajaran tentang suatu hal. Sering pula digunakan jika guru bermaksud
untuk mengumpulkan informasi penemuan siswa secara perorangan dalam
suatu rangkaian. Tugas terbuka semacam ini biasanya dinilai laporan siswa
baik lisan maupun tulisan.
Sehingga dapat disimpulkan bawasannya fungsi LKS yaitu mendidik siswa
untuk aktif, sebagai umpan balik dari siswa tersebut terhadap materi yang
disampaikan oleh guru, agar siswa dapat mengetahuai hal-hal penting dan
masalah-masalah yang dipecahkan oleh siswa, untuk memberikan evaluasi
terhadap kemampuan siswa sehingga siswa tidak perlu mencatat ulang namun
hanya belajar dari informasi yang berada dalam LKS. Selain itu LKS juga
berfungsi dalam memupuk rasa tanggung jawab siswa seperti yang diungkapkan
oleh Slametto (2003: 36) yang mengatakan bahwa ”Dengan adanya metode resitasi
siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dan mengumpulkan tugas tersebut,
sehingga dapat memupuk rasa tanggung jawab pada diri siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
d. Syarat Penyusunan LKS
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka banyak
pula bentuk dan macam LKS, namun demikian dalam penyusunannya harus selalu
berpegang dan mengacu pada materi buku atau buku pokok yang telah digariskan
oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional.
Dalam penyusunan LKS seringkali terdapat istilah-istilah asing yang sulit
dipahami. Seperti yang diungkapkan oleh Boediono (2000: 23) yang mengatakan
bahwa “Hambatan penggunaan LKS yaitu siswa sering tidak memahami bahasa
dalam LKS”. Oleh sebab itu hendaknya penyusunan LKS memenuhi beberapa
persyaratan seperti yang disampaikan oleh Boediono (2000: 25) yang menjelaskan
bahwa, LKS hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Sederhana dan mudah dipahami
2. Singkat dan jelas
3. Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu
4. Informasi yang panjang hendaknya dituangkan dalam bentuk gambar
Sudharto (2000: 1) mengemukakan bahwa agar penyusunan LKS mampu
mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran, maka pembuatannya perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Memuat ringkasan materi pelajaran dalam bentuk buku atau lembaran
b. Berbentuk ringkasan dari buku pelajaran pokok
c. Berbentuk soal-soal atau tanya jawab
Dari pendapat tersebut di atas, ternyata saling melengkapi sehingga semua
perlu untuk dijadikan acuan dalam pembuatan LKS agar sasaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Menyadari kenyataan tersebut, maka pembuatan LKS
harus memperhatikan batasan-batasan dalam menyusun LKS, karena diharapkan
dari LKS tersebut siswa dapat memahami materi pelajaran dan mampu
menyelesaikan soal-soal latihan serta membantu berkreasi dalam menyiapkan
masa depannya. Bila dalam pembelajaran menggunakan LKS yang disusun sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dengan ketentuan maka diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Menyusun LKS berarti menyusun informasi dari guru kepada siswa
sehingga siswa dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar untuk mencapai
tujuan instruksional tertentu. Konstruksi LKS yang baik yaitu LKS harus memuat
konsep suatu materi secara jelas sehingga mampu mempelajarinya.
4. Tinjauan Tentang Metode Resitasi Dengan Media LKS
a. Pengertian Metode Resitasi dengan Media LKS
Pengertian metode resitasi dengan menggunakan LKS pada hakekatnya
sama dengan metode resitasi, hanya tugas yang diberikan kepada siswa
berbentuk LKS. Menurut Syaiful BD & Aswan Zain (2002: 96) “Metode
resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar”. Masalah yang diberikan kepada siswa
dapat dikerjakan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di
perpustakaan, di bengkel, di rumah, atau dimana saja asal tugas itu dapat
diselesaikan. Kemudian setelah tugas diselesaikan guru mempunyai
tanggungjawab untuk mengevaluasi hasil pekerjaan siswa. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 97) berpendapat bahwa
”Salah satu tahapan dalam penggunaan metode resitasi yaitu guru memberikan
penilaian atau evaluasi atas pekerjaan siswa.”
Pengertian metode resitasi dengan menggunakan LKS dapat disimpulkan
yaitu metode pengajaran dengan memberikan tugas kepada siswa berupa
langkah-langkah kegiatan yang harus diselesaikan yang termuat dalam lembar
kerja yang sudah disusun secara sistematis. Penggunaan LKS sebagai tugas-
tugas yang harus diselesaikan oleh siswa merupakan bentuk variasi dari
penggunaan media dan bahan pengajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
gairah dan aktivitas belajar siswa serta memungkinkan siswa dapat belajar
sendiri menurut kemampuannya.
Metode resitasi dengan media LKS merupakan cara mengajar agar siswa
aktif terutama secara mental dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yaitu
dengan memberikan lembar kerja kepada siswa yang berisi soal-soal serta
langkah-langah penyelesaiannya serta konsep yang diperlukan setelah guru
menyampaikan materi pelajaran.
b. Penggunaan Metode Resitasi Dengan Media LKS
Ada tiga tahapan dalam penggunaan metode resitasi yaitu :
1. Tahap pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga siswa dapat mengerti apa
yang ditugaskan tersebut
c. Sesuai dengan kemampuan siswa
d. Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
2. Tahap pelaksanaan tugas
a. Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
b. Diberikan dorongan sehingga anak/siswa mau bekerja
c. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan
baik dan sistematis
Syaiful BD & Aswan Zain (2002: 97) berpendapat bahwa “Dalam
pelaksanaan tugas seorang guru harus memberikan bimbingan atau
pengawasan serta dorongan sehingga anak mau bekerja”
Dari pendapt tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
resitasi dalam tahap pelaksanaan tugas memerlukan peran serta guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dalam memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga dapat
memperolah hasil belajar yang maksimal.
3. Tahap mempertanggungjawabkan tugas
Moh. Uzer dan Lilis Setiawati (2001: 128) mengatakan bahwa “ Dalam
pemberian tugas dengan menggunakan LKS yang diberikan pada siswa
dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa harus
mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya.”
Hal yang harus dikerjakan pada fase ini yaitu :
a. Laporan baik lisan/ tertulis dari apa yang telah dikerjakannya
b. Ada tanya jawab/diskusi kelas
c. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau
dengan cara yang lainnya.
Adanya pertanggungjawaban siswa atau tugas yang harus diselesaikan
menjadi ciri khas dari metode resitasi. Maka setelah siswa selesai
mengerjakan LKS, siswa mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya
kepada guru, yang kemudian dibahas bersama antara guru dan siswa atas
kesulitan-kesulitan yang ditemukan. Pemberian skor dan catatan khusus
terhadap hasil pekerjaan siswa pada LKS oleh guru, diharapkan akan lebih
meningkatkan motivasi dalam diri siswa dalam belajar.
5. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Ekonomi
a. Materi Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA Negeri I Wuryantoro
Materi pembelajaran ekonomi kelas XI SMA N I Wuryatoro terdiri dari 4
Kompetensi Dasar ( KD) yang meliputi:
KD 1 ketenagakerjaan. Standar kompetensinya memahami kondisi
ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi. Kompetensi
dasarnya :1.Mengklasifikasikan ketenagakerjaan, 2.Mendeskripsikn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pengganguran beserta dampaknya terhadap pembangunan ekonomi. 3.
Mendeskripsikan proses pertumbuhan ekonomi.
KD 2 kebijakan anggaran keuangan. Standar kompetensinya memahami APBN
dan APBD. Kompetensi dasarnya : 1.Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan
APBN dan APBD, 2.Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah, 3.Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, 4.Mendeskripsikan kebijakan
pemerintah di bidang fiskal.
KD 3 pasar modal. Standar kompetensinya mengenal pasar modal. Kompetensi
dasarnya : 1.Mengenal jenis dan produk dalam bursa efek, 2.Mendeskripsikan
mekanisme bursa kerja efek
KD 4 perekonomian internasioanal. Standar kompetensinya memahami
perekonomian terbuka. Kompetensi dasarnya : 1.Mengidentifikasi manfaat,
keuntungan dan faktor-faktor pendorong perdagangan internasional, 2.
Mengidentifikasi kurs valuta asing dan neraca pembayaran, 3.Menjelaskan
konsep tarif, kuota, larangan ekspor, larangan impor, subsidi, premi, diskriminasi
harga, dan dumping, 4.Menjelaskan pengertian devisa, fungsi, sumber-sumber
devisa, tujuan dan penggunaan devisa.
Setelah guru menyelesaikan 1 KD akan diadakan evaluasi. Evaluasi
dilakukan dengan memberikan tes berupa ulangan dengan soal essay berjumlah
10 soal dengan rentang nilai 0-100. Apabila terdapat siswa yang belum dapat
mencapai KD tersebut maka akan dilakukan remidiasi. Menurut guru pengampu
mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA N I Wuryantoro, remidiasi perlu
dilakukan agar siswa benar-benar dapat memahami materi pada KD tersebut.
Selain itu remidiasi perlu dilakukan karena nilai-nilai dalam ulangan tersebut
nantinya akan berpengaruh pada nilai raport.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. Penelitian Yang Relevan
Berti Yolida.PMIPA.FKIP.Univ. Lampung. Penerapan Metode Resitasi Dalam
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar
Lampung.
Kata kunci: metode resitasi,motivasi,hasil belajar.
Pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sebagian besar siswa
kelas XI Sma Al-Kautsar Bandar Lampung hanya mencapai rata-rata 5,50 pada
semester I tahun ajaran 2003-2004. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan oleh
berbagai faktor diantaranya: 1) metode yang digunakan hanyalah metode ceramah
dan diskusi saja, hal ini menyebabkan siswa merasa bosan dan hanya bersifat teoritis,
2) siswa tidak biberi pengalaman langsung, 3) pemberian tugas belum teratur, 4)
faktor keterlibatan siswa yang belum optimal.
Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan dengan cara menunjuk beberapa siswa
untuk mengerjakan kembali soal-soal atau tugas di depan kelas kemudian dilanjutkan
dengan pembahasan soal-soal yang dianggap sulit oleh siswa. Dengan metode
pembelajaran ini siswa dapat belajar lebih giat dan memperdalam penguasaan materi
pelajaran serta terbiasa mengisi waktu luang di luar jam pelajaran. Dengan demikian
pengalaman siswa dalam mengikuti pelajaran dapat lebih terintregasi. Dengan
penugasan juga akan dapat memperoleh hasil belajar yang mantap yaitu dengan
melakukan latihan-latihan selama menyelesaikan tugas. Selama ini tugas hanya
sebatas pekerjaan rumah sehingga anak kurang termotivasi untuk mengerjakannya.
JPMIPA. Volume 8 Nomor 1. Januari 200. 1-68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
C. Kerangka Berpikir
Cara-cara belajar efektif ini seharusnya dikenal, dipahami dan dipraktekan
oleh siswa agar belajarnya dapat maksimal dan mendapatkan hasil sesuai yang
diinginkan. Hal ini akan membawa hasil jika siswa banyak berlatih. Dengan banyak
berlatih mengerjakan soal, maka siswa akan dapat menegerjakan berbagai macam
variasi soal sehingga apabila mendapatkan soal yang bervariasi siswa dapat
mengerjakannya. Maka agar mencapai pembelajaran yang efektif diterapkannya
metode pembelajaran resitasi atau metode pemberian tugas dengan menggunakan
LKS.
Dalam hal ini metode resitasi dengan menggunakan LKS memiliki tiga
indikator yaitu pemberian tugas, pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban tugas.
Pada tahap pemberian tugas dapat dilihat bagaimana seorang guru dalam memberikan
tugas dengan menggunakan LKS kepada siswa. Pada tahap pelaksanaan tugas akan
dilihat bagaimana siswa mengejakan tugas apakah ada dorongan dan bimbingan yang
diberikan guru, sedangkan pada tahap pertanggungjawaban tugas dilihat bagaimana
tugas yang dikerjakan oleh siswa tersebut merupakan pekerjaan siswa itu sendiri dan
apakah tepat waktu. Dengan menggunakan metode resitasi ini diharapkan siswa dapat
menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar sehingga efektivitas belajar siswa
dapat meningkat.
Dengan banyak berlatih mengerjakan soal maka diharapkan siswa akan dapat
mengerjakan berbagai macam variasi soal dan memiliki berbagai pengalaman yang
telah banyak sehingga efektivitas belajar siswa semakin meningkat yang
mengakibatkan prestasi belajar siswa juga meningkat, selain itu guru bertindak
sebagai pengaruh dalam menyelesaikan soal-soal tersebut, memberikan bantuan
kepada siswa dan memberikan petunjuk bila diperlukan. Agar penggunaan metode
resitasi media LKS oleh guru dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa
menjadi aktif dan kondusif. Dengan siswa menjadi aktif dalam mengerjakan tugas
maupun aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga dimungkinkan akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
ada peningkatan efektivitas belajar siswa dan siswa dapat memahami materi yang
telah diberikan guru lebih mendalam.
Secara sistematis kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat ada bagan di
bawah ini:
Gamnbar 1: Kerangka Berpikir
Metode Resitasi
Materi Pembelajaran
Guru
Metode Resitasi Media
LKS
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pemberian Tugas
Tahap
Pertanggungjawaban
Tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu sebelum penelitian
dilakukan. Metodologi penelitian merupakan faktor yang penting dan menentukan
hasil penelitian. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat dipertanggung
jawabkan diperlukan suatu metode atau cara tertentu. Ketepatan dalam menentukan
metodologi disesuaikan dengan jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah
tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Cholid Nurbuko (2003: 21) ) “Metodologi penelitian berasal dari kata
metode yang berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang artinya
ilmu pengetahuan.”
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) menyatakan bahwa “Metodologi
penelitian adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya“.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi
penelitian adalah cara yang telah diatur untuk mencapai tujuan penelitian melalui
pengumpulan data menganalisis dan menyajikan data secara sistematis dan objektif
untuk memecahkan suatu permasalahan.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan obyek
untuk memeroleh data yang diperlukan guna mendukung tercapainya tujuan
penelitian.Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Wuryantoro.
Alasan pemilihan tempat penelitian di SMA Negeri I Wuryantoro sebagai berikut:
1. Sekolah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. SMA Negeri I Wuryantoro tersedia data untuk mendukung memecahkan masalah
dalam penelitian ini yaitu penggunaan metode resitasi media LKS pada mata
pelajaran ekonomi.
3. Di SMA Negeri I Wuryantoro belum pernah dilakukan penelitian dengan judul
yang sama.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu selama bulan Juli 2010 sampai
Januari 2011 Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Wuryantoro
Tahun ajaran 2010/2011. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Jenis Kegiatan 2010 2011
JUL AGS SEP OKT NOV DES JAN
1. Pengajuan Judul xx--
2.Penyusunan Proposal --xx xx--
3.Pengajuan Proposal --xx xx--
4.Penyusunan izin
penelitian
xx--
5.Menyusun bab 1,2, dan
3
--xx xx--
6.Pengajuan Bab 1,2,dan
3
--xx
7.Pelaksanaan penelitian xx--
8.Menyusun Bab 4 dan 5 --xx
9. Pengajuan Bab 4 dan
5
xx--
10. Penyusunan Laporan --xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yaitu peneliti memberikan
gambaran yang jelas dan terperinci mengenai objek yang dikaji dan diteliti. Dalam
hal ini peneliti mendiskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan hubungan kausal fenomena yang diteliti. Data yang ada berupa
pencatatan dokumen, hasil wawancara terhadap guru dan siswa yang terurai dalam
bentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka.
Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong ( 2004: 3)
“Metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.”
Data yang dikumpulkan harus dapat menggambarkan atau melukiskan
keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskripif
kualitatif. Dari penelitian tersebut peneliti memperoleh data dari hasil yang berlatar
belakang imiah. Penelitian ini akan menghasilkan data berupa kata-kata tertentu
atau lisan dari obyek penelitian dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan
yang sebenarnya.
2. Strategi Penelitian
Mengkaji suatu masalah dalam penelitian akan memerlukan suatu pendekatan
melalui pemilihan yang tepat. Peneliti akan memilih strategi yang digunakan untuk
mengamati, mengumpulkan informasi, menyajikan hasil penelitian, mendukung
cara menentukan jumlah sampel, pemilihan instrumen penelitian yang akan
digunakan untuk mengumpulkan data.
Menurut H. B. Sutopo ( 2002: 112) mengemukakan bahwa “Dalam penelitian
kualitatif dikenal adanya studi kasus tunggal dan studi kasus ganda, masih
dibedakan lagi adanya jenis penelitian terpancang ataupun holistik penuh”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan pendapat tersebut dinyatakan bahwa, strategi penelitian dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Tunggal terpancang yaitu penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik
dan sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya
sebelum memasuki lapangan.
2. Ganda terpancang yaitu penelitian tersebut mempersyaratkan adanya sasaran
lebih dari satu yang memiliki serta menentukan variabel yang menjadi fokus
utamanya sebelum memasuki lapangan.
3. Holistik penuh yaitu peneliti dalam kajiannya sama sekali tidak menentukan
fokus utamanya sebelum peneliti terjun ke lapangan.
Penelitian ini akan dilakukan dengan strategi tunggal terpancang yaitu strategi
penelitian yang hanya terarah pada sebuah sasaran saja yaitu penggunaan metode
resitasi dengan menggunakan LKS dalam upaya untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa. Terpancang karena fokus pada tujuan penelitian dan apa yang harus
diteliti dibatasi oleh aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum melakukan penelitian
C. Sumber Data
Menurut Lofland yang dikutip oleh Lexy J. Moleong ( 2004:112)
mengemukakan bahwa “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-
lainnya.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kata-kata dan
tindakan dari orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber utama,
sedangkan dokumen dan lain-lainnya merupakan data tambahan.
Penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut :
1. Informan
Pengertian informan dalam penelitian kualitatif adalah seseorang yang
dipandang mengetahui permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian dan
bersedia memberikan informasi kepada peneliti yang berupa kata-kata. Peneliti
akan memilih informan sesuai dengan judul di atas, sehingga diperoleh data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
obyektif. Peneliti dalam penelitian ini memilih informan untuk mendapat data
yang lengkap dibutuhkan yaitu guru mata pelajaran ekonomi SMA Negeri I
Wuryantoro serta siswa kelas XI IPS3 SMA Negeri I Wuryantoro.
2. Tempat dan Peristiwa
Kegiatan penelitian kualitatif tidak lepas dari wawancara dan observasi yang
akan melibatkan tempat, pelaku dan peristiwa yang terjadi. Hal tersebut dilakukan
agar peneliti dapat berhasil sesuai tujuan. Lokasi yang akan digunakan sebagai
tempat penelitian adalah kelas SMA Negeri I Wuryantoro.
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan sumber data tambahan yang berupa catatan-
catatan tertulis baik catatan barupa laporan penelitian, buku referensi maupun
arsip atau dokumen yang ada di SMA Negeri I Wuryantoro.
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk menyeleksi atau
menfokuskan pada permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti tidak menentukan sejumlah sampel. Peneliti
hanya menentukan informan untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan
tentang permasalahan yang diteliti.
Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik cuplikan yang bersifat
selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang
digunakan. H. B. Sutopo ( 2002:52) mengatakan bahwa “Teknik cuplikan merupakan
suatu bentuk khusus atau bagian pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang
mengarahkan pada seleksi”.
Teknik yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu sample yang
pemilihannya didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan tujuan penelitian. Purposive Sampling
adalah pengambilan data yang dilakukan dengan cara memilih informan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap ( Sutopo, H.B,2002:56). Teknik
ini peneliti pergunakan dengan tujuan agar diperoleh informasi yang tepat dan akurat,
sehingga diperoleh hasil yang diharapkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa,
dokumen, arsip, dan benda-benda lain. Dalam penelitian ini sumber data pokok
adalah siswa, guru,serta media pembelajaran. Untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini menggunakn teknik :
1. Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong ( 2005: 186) “Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu interviewer dan
interviewee yang memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut.”
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung dari
informan sehingga data yang diperoleh dapat lebih akurat.
2. Observasi ( Pengamatan )
Menurut Guba dan Lincoln dalam bukunya Lexy J. Moleong ( 2002: 125)
berpendapat bahwa “Teknik pengamatan didasarkan atas pengamatan secara
langsung memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mengamati
perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.”
Observasi atau pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia
sebagaimana yang dilihat oleh subyek penelitian. Pengamat memungkinkan bagi
peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek peneliti sehingga
memungkinkan sebagai sumber data. Pengamatan juga memungkinkan dalam
pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihak peneliti
maupun dari pihak subyek.
3. Analisis Dokumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Dokumen yang digunakan dalam penelitian berfungsi sebagai sumber data
karena hal-hal yang terdapat dalam dokumen dapat dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan bahkan untuk meramal. Analisa dokumen dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh, memperjelas, dan melengkapi data mengenai
penggunaan metode resitasi dengan menggunakan LKS dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa.
F. Validitas Data
Untuk mengetahui keabsahan data yang dikumpulkan dalam penelitian
kualitatif yaitu dengan menggunakan trianggulasi data. Menurut Lexy J Moleong
(2002: 178) triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang berfungsi
sebagai pembanding atau mengecek terhadap data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain dari data itu.
Selanjutnya menurut Patton dalam H.B. Sutopo ( 2002 : 78 ) menyatakan
bahwa “Ada empat macam teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data, trianggulasi
peneliti, trianggulasi metodologis, dan trianggulasi teoritis.“
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Trianggulasi data (data triangulation) atau trianggulasi sumber adalah penelitian
dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulka
data yang sejenis.
2. Trianggulasi peneliti (investigator triangulation) yang dimaksudkan dengan cara
trianggulasi ini adalah hasil penelitian baik data maupun simpulan mengenai
bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.
3. Trianggulasi metodologis (methodological triangulation) jenis trianggulasi ini bisa
dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan
menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
4. Trianggulasi teoritis (theorical triangulation) trianggulasi ini dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas
permasalahan yang dikaji.
Dalam penelitian ini pene;iti menggunakan trianggulasi data (sumber) dan
trianggulasi metode. Penelitian ini menggunakan beberapa sumber data untuk
mengumpulkan data yang sama dengan tujuan untuk memberikan kebenaran dan
memperoleh kepercayaan terhadap suatu data yang diperoleh dari sumber yang
berbeda, dimana data yang satu akan dikontrol dengan sumber data yang sama pada
situasi yang berbeda.
Trianggulasi sumber digunakan untuk mengumpulkan data sejenis dengan
menggunakan berbagai sumber data yang berbeda yaitu wakil Kepala Sekolah bidang
kurikulum, guru serta siswa SMA Negeri I Wuryantoro, sedangkan trianggulasi
metode digunakan untuk mengumpulkan data yang berbeda yaitu melalui wawancara,
observasi maupun dokumen yang ada di SMA Negeri I Wuryantoro.
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis yaitu analisis interaktif yaitu
interaksi dari tiga komponen utama. Namun, dalam penelitian ini peneliti tetap
menggunakan empat komponen yaitu proses pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data sampai dengan penarikan kesimpulan, verifikasinya yang dilakukan
selama proses pengumpulan data berlangsung. Menurut Miles dan Huberman seperti
yang dikutip oleh H.B Sutopo (2002 : 72) keempat komponen tersebut adalah:
1. Pengumpulan data, langkah pengumpulan data ini
sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah diuraikan di atas, yang terdiri
dari wawancara, observasi dan analisis dokumen. Pengumpulan data dilakukan
selama data yang diperlukan belum memadai dan akan dihentikan apabila data
yang diperlukan telah memadai dalam pengambilan kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Reduksi data, merupakan bagian analisis yang berlangsung terus-menerus selama
kegiatan penelitian bahkan sebelum data benar-benar terkumpul artinya sebelum
data terkumpul secara keseluruhan, proses analisis data sudah dilakukan. Menurut
Lexy J. Moleong (2005: 247) “Reduksi data dilakukan dengan melakukan
abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan
pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.”
Dengan demikian reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan dan mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan
mengorganisir data sehingga dapat diambil kesimpulan akhir.
3. Penyajian data, untuk menghindari kesulitan dalam melakukan penarikan
kesimpulan, data yang sudah terkumpul perlu disajikan dalam bentuk-bentuk
tertentu guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk terpadu.
Penyajian data juga dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menyusun
sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan, untuk kemudian data
tersebut disajikan secara jelas dan sistematis sehingga akan memudahkan peneliti
untuk menambil kesimpulan. Penyajian data akan memudahkan peneliti dalam
memahami dan menginterpretasikan apa yang terjadi dan apa yang seharusnya
dilakukan tersebut dengan teori-teori yang relevan.
4. Penarikan kesimpulan, kegiatan analisis terakhir adalah penarikan kesimpulan
yang merupakan analisis rangkaian data yang berpa gejala kasus yang terdapat di
lapangan. Penarikan kesimpulan bukanlah langkah final dari suatu analisis karena
kesimpulan tersebut masih perlu diverifikasi. Apabila kesimpulan yang telah
diambil ternyata belum diperoleh data yang valid, maka proses analisis diulang
kemali sampai diperoleh data yang benar-benar akurat, cocok dan kokoh sehingga
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dapat ditunjukan dengan bagan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 2. Komponen- komponen Analisi Data Model Interaktif
Sumber: Mattew B. Milles dan A.M. Hubberman yang dikutip H.B. Sutopo(2002:96)
H. Prosedur Penelitian
Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian, maka perlu ditetapkan
prosedur penelitian yang sistematis. Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah
yang dilaksanakan dari penelitian dari awal sampai akhir. Dalam penelitian ini
menggunakan beberapa tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan, merupakan tahap pengumpulan bahan informasi dan teori yang
dapat mendukung perumusan masalah. Tahap ini dimulai dari pembuatan
rancangan penelitian, pemilihan lokasi, mengurusi perijinan dan persiapan
pelaksanaan teknis.
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
dan Verifikasi
Pengumpulan Data Penyajian Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Tahap Pelaksanaan, didasarkan pada tujuan yang akan dicapai, dimulai dari
mengadakan observasi, survei sampai dengan pengumpulan data di lapangan.
3. Tahap Analisis, untuk analisis awal penelitian dilakukan sejak pengumpulan data
di lapangan, sedangkan analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap
cukup mendukung maksud dan tujuan penelitian. Tahap analisis merupakan tahap
dalam penarikan kesimpulan.
4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian, merupakan tahap akhir di mana peneliti
mulai menyusun hasil laporan yang telah disusun secara rapi dilanjutkan dengan
penggadaan laporan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Untuk lebih memudahkan peneliti dalam melangkah peneliti sajikan skematis
prosedur penelitian
Gambar 3: Skema Prosedur Penelitian
Sumber : Hurber dan Milles dalam Soetardi (2002:25)
Pengumpulan
data dan
aanalisis awal
Analisis
Akhir
Penarikan
Kesimpulan
Proposal
Persiapan
Pelaksanaan
Penulisan
Laporan
Perbanyak
Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri I Wuryantoro
1. Sejarah SMA Negeri I Wuryantoro
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Wuryantoro yang
beralamatkan dijalan raya Wuryantoro–Wonogiri. Sekolah ini memiliki tempat
yang nyaman untuk belajar serta letak yang strategis sehingga mudah
dijangkau .Sekolah ini merupakan sekolah dengan nilai akreditas B. SMA
Negeri I Wuryantoro berdiri tahun 1984, pada awal kegiatan pembelajaran
sekolah menumpang pada gedung SMK Gajah Mungkur selama tiga tahun
sambil menunggu pembangunan gedung sekolah, pada tahun 1987 SMA
Negeri I Wuryantoro baru menempati gedung.
Sesuai dengan tujuan sekolah dan cita-cita, misi perusahaan ditetapkan
sebagai berikut ”Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang berpotensi mulia
budi pekerti, terampil, dan mandiri.” Sedangkan visi sekolah kedepan adalah :
a. Meningkatkan mutu pendidikan yang mencakup aspek kecerdasan,
intelektual, emosional maupun spiritual.
b. Menanamkan dasar-dasar yang mantap dalam bidang ilmu pengetahuan
teknologi serta kehidupan sosial.
c. Menumbuh kembangkan sikap disiplin, akuntabel, demokratif, dan
partisitatif.
d. Meningkatkan pendidikan yang terhubung dengan etika, moral, perilaku
serta kepribadian yang luhur membekali berbagai ketrampilan untuk
kehidupan mandiri.
Luas tanah dari sekolah ini dalah 10.000 m memiliki 2I ruang kelas,
ruangan lab (bahasa, IPA), lab computer dan ketrampilan, UKS, rungan guru,
perpustakaan, ruangan kopersai serta saran penunjang seperti lapangan olah
raga (sepak bola,voly,basket) dan tempat parkir. Ditengah gedung sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
terdapat halaman yang cukup luas yang dapat digunakan untuk upacara juga
tempat untuk olah raga dan kegiatan ektrakurikuler.
Jumlah siswa sekolah ini secara keseluruhan adalah 704 siswa. Siswa
perempuan berjumlah 397 siswa dan siswa laki-laki 303 siswa. Seluruh siswa
tersebut dapat menikmati fasilitas yang tersedia disekolahan termasuk
pembelajaran. Mereka juga dapat meningkatkan potensi atau bakat yang ada
pada dirinya, melalui kegiatan ektrakurikuler seperti pramuka, PMR, sepak
bola, basket dan tenis meja. SMA Negeri I Wuryantoro memiliki 55 tenaga
dengan setara pendidikan S-I sampai S-2 , 40 Guru kelas yang terdiri atas 15
guru IPA, 14 guru IPS, 5 guru agama, 2 guru bahasa jawa, 2 guru elektro dan 2
guru BK.
2. Infrastruktur SMA Negeri I Wuryantoro
Untuk menunjang proses belajar mengajar diperlukan fasilitas yang
mendukung. Di SMA Negeri I Wuryantoro fasilitas yang ada yaitu :
1. 1 5 ruang kelas
2. 1 ruang guru
3. 1 ruang TU
4. 1 ruang Kepala Sekolah
5. 1 ruang penjaga sekolah
6. 1 ruang agama Kristen/Katolik
7. 1 ruang UKS
8. 1 ruang gudang
9. 1 ruang Mushola
10. 1 ruang kantin
11. 1 ruang komputer
12. 1 ruang lab.bahasa
13. 4 ruang kamar mandi/WC/toilet siswa
14. 3 ruang kamar mandi/WC/toilet Guru
15. 1 ruang kamar mandi/WC/toilet Kepala Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Kelas XI yang merupakan subyek penelitian memiliki suasana yang
cukup kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran. Letaknya yang dekat
dengan ruangan guru dan ruangan kepala sekolah sehingga mudah untuk
melakukan pengawasan.
3. Organisasi yang ada di SMA Negeri I Wuryantoro
Organisasi yang ada pada SMA Negeri I Wuryantoro yaitu :
1. Organisai Siswa Intra Sekolah (OSIS)
OSIS adalah satu-satunya organisasi yang resmi di sekolah yang
merupakan wadah bagi siswa untuk melatih kehidupan berorganisasi di
sekolah. Bagi siswa OSIS merupakan sarana untuk:
1) Menggalang persatuan dan kesatuan pelajaran.
2) Belajar hidup berorganisai guna menyiapkan diri baik mental, moral
dan meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan.
3) Menempatkan siswa pada fungsinya sebagai pewaris perjuangan bangsa
untuk mengisi pembangunan.
4) Agar siswa dapat melatih diri untuk menghargai pendapat orang lain
dan dapat melatih untuk mengeluarkan pendapat.
Dari tujuan di atas dapat diketahui betapa pentingnya OSIS. Di SMA
Negeri I Wuryantoro sudah terbentuk OSIS yang berjalan dengan baik dan
lancar. OSIS merupakan organisasi sekoah yang dibina oleh Kepala Sekolah
dan guru. Semua kegiatan dilaksanakan berdasarkan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga OSIS yang telah disahkan dan sesuai dengan
kegiatan beajar mengajar.
2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Tugas tim pelaksana UKS di sekolah yaitu :
1) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan.
2) Pembinaan sekolah sehat dan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan dan
petunjuk yang telah ditetapkan oleh tim pembina UKS tingkat pusat,
tingkat I dan tingkat II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3) Menjalin kerja sama yang sesuai dengan orang tua murid dan
masyarakat dalam rangka pelaksanaan semua kegiatan UKS di sekolah.
4) Mengadakan penilaian/evaluasi dan menyusun laporan sesuai petunjuk.
5) Mencatat data kegiatan pelaksanaan program UKS sebagai bahan
penyusunan laporan.
3. Uraian Jabatan di SMA Negeri I Wuryantoro
Uraian jabatan SMA Negeri I Wuryantoro yang merupakan sekolah
yang terakreditas B memiliki uraian jabatan tingkat sub bagian disekolah SMA
Negeri I Wuryantoro, dan uraian jabatan di SMA Negeri I Wuryantoro adalah
sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Tugas-tugasnya adalah :
a. Memimpin dan mengelola guru dan staf guru bekerja sebaik-baiknya
demi mencapai tujuan sekolah.
b. Mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara potensial,
optimal dan mendukung tercapainya tujuan sekolah.
c. Merencanakan kegiatan untuk tujuan sekolah.
d. Menggerakan seluruh potensi yang ada untuk bersama-sama
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing.
e. Mengendalikan dan melakukan supervisi untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien.
f. Menetapkan dan memfungsikan organisasi untuk melaksanakan kegiatan
sekolah.
g. Pelayanan organisasi, surat menyurat dan legalisasi.
h. Melayani tamu, pemberian bantuan, menghadiri undangan,dan
sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Wakil Kepala Sekolah
a. Wakil Kepala Sekolah melaksanakan tugas-tugas Kepala Sekolah
khusunya dalam meningkatkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
jika Kepala Sekolah berhalangan hadir.
b. Sebagai koordinator para pembantu Kepala Sekolah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah.
c. Membantu Kepala Sekolah menjabarkan kalender pendidikan terutama
dalam urusan pengajaran serta administrasi kegiatan belajar mengajar.
d. Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kurikulum dan
evaluasi belajar.
e. Merencanakan dan menyusun program pengembangan dan atau
pencapaian target kurikulum.
3. Wakasek bidang Kurikulum
Peningkatan mutu pendidikan dan jumlah lulusan dengan rincian program
sebagai berikut :
1) Peningkatan perubahan nilai ujian sekolah.
2) Penjabaran kalender pendidikan ,menghitung pecah dan jam
pembelajaran efektif.
3) Peningkatan jumlah lulusan yang melanjutkan kependidikan yang lebih
tinggi.
4) Peningkatan jumlah lulus diterima dipendidikan tinggi melalui PMDK.
5) Pengembangan profesi guru.
6) Peningkatan kualitas evaluasi guru.
7) Peningkatan pengetahuan guru melalui kegiatan MGMP, yang berprofesi.
8) Mengikut sertakan guru dalam pemilihan guru yang berprofesi.
9) Pemberdayakan penggunaan laboratorium TIK, perpustakaan sebaga
sumber belajar.
4. Wakasek Bidang Kesiswaan
a. Menyelenggarakan PSB dan MOS.
b. Menyelenggarakan kegiatan UKS.
c. Melaksanakan pembinaan siswa dan bimbingan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
d. Melaksanakan diksar pramuka, pelantikan ambalan sumber daya.
e. Melakukan diklat OSIS dan pelatihan pengurus OSIS.
f. Melakukan diklat OSIS ,PMR , Pasukan Pengibar Bendera.
g. Mengikuti lomba pramuka pasukan tujuh belas, olimpiade fisika,
matematika, kesenian olahraga, sastra baik tingkat lokal, reginal maupun
nasional.
h. Melakukan bimbingan tes dan tutorial.
5. Wakasek Bidang Saran dan Prasarana
a. Pengadaan buku induk siswa, raport, kartu pembayaran SPP
b. Pengadaan kartu keanggotaan OSIS bagi siswa kelas X
c. Penyusunan RAPBS dan RAP
d. Mengoptimalkan penggunaan ruang kelas komputer, laboratorium,
perpustakaan, dan lapangan olahraga.
e. Penambahan buku-buku pelajaran, buku pengunjung, buku catatan,
IPTEK dan majalah.
f. Pengadaan audio visual dan alat pembelajaran.
g. Penambahan computer untuk perpustakaan dan siswa ( KBMTIK)
h. Pemasangan saluran telepon paraller dan jaringan internet
i. Penambahan daya listrik untuk mencukupi kebutuhan listrik dilap.
j. Penyrapan lap fisika dan kimia beserta pengadaan mebelernya.
k. Pembangunan lap blis beserta mebelernya.
l. Peningkatan kerindangan, keindahan, kebersihan sekolah
m. Pengadaan pemakaian seragam dan ongkos jahitan guru dan murid.
n. Pengadaan seragam olahraga bagi murid dan guru .
o. Bingkisan lebaran bagi guru
p. Perbaikan meja dan kursi siswa dan penambahan meja guru.
6. Wakasek Bidang Humas
a. Rapat pembetukan pengurus komite sekolah.
b. Rapat pengurus komite sekolah dan rapat pleno anggota komite sekolah
c. Sosialisasi hasil keputusan rapat pleno komite sekolah
d. Halal bihalal keluarga SMA Negeri I Wuryantoro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
e. Peringatan hari besar keagamaan : Natal, paskah, Mauled Nabi
Muhmmad SAW, Isra miroj, Idul Adha, I Muharam, Nuzulul Quran.
f. Peringatan hari besar nasional : Proklamasi Kemerdekaan RI, hari Aksara,
Kesatria Pancasila, Sumpah Pemuda, hari Kartini, hari Pendidikan
Nasional.
g. Kegiatan donor darah.
7. Tugas Guru
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Tugas-tugas guru, antara lain:
a. Membuat program pengajaran serta penilaian hasil belajar
b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penilaian hasil belajar
c. Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi
tanggungjawabnya
d. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran
e. Membuat dan menyusun lembar kerja untuk mata pelajaran yang
memerlukan lembar kerja
f. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa
g. Memeriksa dan menjaga kebersihan ruang, tempat praktek, pengembalian
alat, peninjauan peminjaman, pemeliharaan dan keamanan sarana praktek
h. Mengadakan pemeriksaan, pemeliharaan serta pengawasan kebersihan
alat-alat praktek pada akhir pelajaran.
8. Tugas Bagian Tata Usaha
Kepala tata usaha bertugas dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah
untuk mengurusi:
a. Administrasi pengajaran, statistik dan laporan
1. Administrasi penyusunan program tahunan dan semesteran, termasuk
pembagian tugas guru
2. Menyusun jadwal evaluasi belajar
3. Administrasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah
4. Administrasi pelaksanaan evaluasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
5. Membuat statistika mengenai keadaan siswa (sakit, ijin, tanpa
keterangan), latar belakang keluarga siswa, serta jumlah siswa yang
keluar, serta jumlah siswa yang keluar, tinggal dan naik kelas.
6. Membuat dan menyusun daftar induk siswa
7. Menyusun laporan kemajuan siswa
b. Kesekretariatan, Reproduksi, dan Kepegawaian
1. Tugas Kesekretariatan memantau Kepala Sub-Bagian Tata Usaha
untuk melaksanakan kegiatan ketatausahaan sehingga segala yang
menunjang program sekolah dapat berjalan lancar
2. Petugas Reproduksi membantu Kepala Sub-Bagian Tata Usaha dalam
memperbanyak job sheet, diktat, naskah ulangan dan keperluan
sekolah lainnya
3. Petugas Kepegawaian membantu Kepala Sub-Bagian Tata Usaha
dalam mengurusi kesejahteraan, kesehatan dan cuti pegawai,
mengurusi kenaikan pangkat dan kenaikan gaji pegawai, mengurusi
pengangkatan pegawai baru, mengurusi administrasi kalau ada
pegawai baru atau mutasi pegawai, serta membuat daftar gaji pegawai
secara rutin
c. Perlengkapan/Logistik
Petugas perlengkapan/Logistik bertanggungjawab Kepada Sub-Bagian
Tata Usah dan mempunyai tugas-tugas meliputi:
1. Mengatur penerimaan/penyimpanan/pengeluaran bahan-bahan praktek
dan keperluan kantor
2. Mengadakan inventarisasi kekayaan sekolah
3. Membuat laporan triwulan/semester/tahunan mengenai keluar masuk
bahan di gudang.
d. Keuangan
Petugas keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada Kepala
Sekolah meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1. Mempunyai laporan keuangan
2. Mengelola keuangan secara rutin, menerima, menyimpan dan
membayar gaji
3. Membuat pertanggung jawaban keuangan
e. Rumah Tangga
1. Petugas peralatan dan perbaikan bertugas mengadakan pengecatan
bangunan dan mengadakan perbaikan bangunan (renovasi)
2. Petugas kebersihan bertugas membersihkan ruang kelas, halaman,
ruang kantor serta toilet/WC
3. Petugas keamanan bertugas menjaga lingkungan sekolah siang dan
malam serta menjaga keamanan dan ketertiban sekolah
4. Pesuruh antara lain bertugas mengantar surat dan mengatur minuman
pegawai.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Sejalan dengan penelitian yang dikaji oleh peneliti mengenai penggunaan
metode resitasi dengan menggunakan LKS dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi SMA Negeri I Wuryantoro maka sebelum
melakukan analisis, peneliti memberikan gambaran data yang relevan dengan
perumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan metode resitasi
dengan menggunakan LKS dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran ekonomi, (2) Keuntungan penggunaan metode resitasi dengan media
LKS dalam upaya meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa, (3) Pengalaman
yang diperoleh dalam penggunaan metode resitasi media LKS dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar ekonomi siswa.
1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS
Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dan menumbuhkan sikap aktif
siswa dalam proses belajar mengajar guru SMA Negeri I Wuryantoro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
menggunakan LKS merupakan cara mengajar agar siswa aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar yaitu dengan memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada siswa yang diberi soal-soal beserta langkah-langkah penyelesaian dan
konsep yang diperlukan setelah guru menyampaikan materi.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi media
LKS dalam upaya meningkatkan prestasi belajar yang akan dibahas adalah
mengenai bagaimana cara pemberian tugas, pelaksanaan tugas, dan
mempertanggungjawabkan tugas seorang siswa dengan menggunakan LKS.
a. Pemberian Tugas Dengan Menggunakan LKS
Pemberian tugas merupakan cara agar siswa menjadi lebih aktif. Dalam
hal ini guru memberikan tugas dengan menggunakan LKS kepada siswa setelah
guru menyampaikan materi pelajaran ekonomi. Hal ini sesuai dengan pendapat
dari informan 8 pada wawancara tanggal 15 Desember 2010 bahwa ”Dalam
proses belajar mengajar di kelas, setelah guru selesai menjelaskan materi guru
memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan LKS dan siswa harus
mengerjakannya.” Sedangkan informan 5 mengemukakan bahwa. “Biasanya
dalam proses belajar mengajar di kelas guru menerangkan materi pelajaran
terlebih dahulu kemudian baru memberikan tugas yaitu dengan menggunakan
LKS.”
Selanjutnya informan 3 juga mendukung pernyataan di atas yang
menyatakan bahwa:
“Dalam pemberian tugas dengan menggunakan LKS itu lebih
mempermudah siswa dalam mengerjakan tugas, karena di dalam LKS
terdapat rangkuman materi. Selain itu, di dalam proses belajar mengajar
LKS dapat membuat siswa lebih aktif serta lebih efisien waktu. Karena
biasanya seorang siswa hanya mencatat saja, dengan adanya LKS maka
siswa tidak hanya mencatat saja tetapi juga berdiskusi, latihan soal dan
sebagainya.”
Diperkuat pula oleh pernyataan informan 2 yang mengatakan bahwa
”Untuk dapat mendalami materi pelajaran yang telah diajarkan guru memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
tugas setelah selesai menjelaskan materi pelajaran. Biasanya tugas yang diberikan
yaitu dengan mengerjakan soal-soal pada LKS.”
Berdasarkan informasi yang telah disampaikan oleh beberapa informan di
atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam pemberian tugas dengan
menggunakan LKS pada mata pelajaran ekonomi yang diberikan kepada siswa
setelah guru menjelaskan materi pelajaran terlebih dahulu. Di samping itu, dengan
pemberian tugas dengan menggunakan LKS, guru mempunyai tujuan untuk
mempermudah siswa dalam penyampaian serta pendalaman materi yang diberikan
oleh guru. Selain itu, untuk memberikan latihan soal siswa baik di sekolah
maupun dirumah sehingga meningkatkan keaktifan siswa serta siswa dapat belajar
secara lebih efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi.
b. Pelaksanaan Tugas Dengan Menggunakan Metode Resitasi Media LKS
Peran serta atau keterlibatan guru dalam pelaksanaan tugas dengan
menggunakan LKS di SMA Negeri I Wuryantoro sangat diperlukan.Dalam hal ini
peran guru SMA Negeri I Wuryantoro adalah sebagai pembimbing dan
memberikan dorongan pada saat berdiskusi. Hal ini sesuai dengan pendapat
informan 10 yang mengatakan bahwa ”Dalam pelaksanaan tugas seorang guru
juga memberikan bimbingan, pengarahan, pengawasan serta dorongan. Namun,
hal tersebut hanya dilakukan oleh guru pada saat melakukan diskusi saja.”
Pernyataan tersebut diperkuat oleh informan 12 yang mengatakan bahwa
”Seorang guru mendampingi siswanya pada saat berdiskusi. Apabila dalam proses
belajar mengajar tidak terdapat diskusi maka guru tidak mendampingi siswanya.
Namun guru tersebut hanya memberikan pengawasan kepada siswa agar suasana
KBM tetap kondusif.”
Pernyataan di atas juga dibenarkan oleh informan 1 pada wawancara
tanggal 15 Desember 2010
“Didalam pelaksanaan tugas biasanya guru memberikan waktu sekitar 20-
30 menit. Dalam waktu yang diberikan guru melepas siswanya,
maksudnya dengan waktu yang diberikan tersebut siswa dibiarkan
mengerjakan tugasnya sesuai dengan kemampuan siswa. Di mana bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
waktu yang diberikan telah habis maka tugas tersebut kemudian dibahas
bersama-sama. Pada saat berdiskusi guru memberikan pengarahan, namun
guru hanya memberikan rambu-rambu saja sehingga diharapkan siswa
lebih aktif dan kreatif.”
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh informan 15 pada wawancara
tanggal 15 Desember 2010
“Dalam pelaksanaan tugas guru memberikan kesempatan dulu kepada
siswa untuk berusaha mengerjakan tugasnya terlebih dahulu. Di mana hal
ini merupakan salah satu bentuk keaktifan siswa, itu yang pertama
dilakukan oleh guru. Kemudian yang kedua, mengingat fungsi seorang
guru adalah mendidik, maka bila seorang siswa mengalami kesulitan maka
guru mempunyai kewajiban untuk membantu siswanya. Di mana guru
tidak langsung membantu siswa untuk memberi jawaban soal latihan,
namun guru memberikan bimbingan pada saat berdiskusi. Hal ini
dilakukan guru karena dengan begitu dapat merangsang siswa untuk lebih
aktif dan kreatif menemukan jawabannya sendiri sehingga dengan begitu
efektifitas belajar siswa dapat meningkat.”
Dari keempat pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dalam pelaksanaan tugas dengan media LKS guru memberikan kesempatan
terlebih dahulu kepada siswa untuk berusaha mengerjakan tugasnya, mencoba
dulu dan berlatih mengerjakan soal sebisa mungkin dimana hal ini merupakan
salah satu bentuk keaktifan siswa. Kemudian setelah siswa selesai mengerjakan
soal pada LKS maka guru memberikan bimbingan serta dorongan kepada siswa.
Namun bimbingan serta dorongan yang diberikan kepada siswa hanya pada saat
berdiskusi atau pada waktu pembahasan soal. Hal ini dilakukan oleh guru
dimaksudkan untuk merangsang siswa agar menjadi lebih aktif.
c. Mempertanggungjawabkan Tugas dengan Menggunakan LKS
Setelah siswa mengerjakan soal dari LKS yang diberikan oleh guru, maka
siswa mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan tersebut. Sebagai wujud atau
bentuk pertanggungjawaban siswa bahwa pekerjaan tersebut dikerjakan oleh
siswa itu sendiri dan LKS tersebut dikumpulkan tepat pada waktunya, siswa
mempunyai alasan atas jawaban pekerjaannya dan dapat dilihat pada saat ulangan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan 6 yang menyatakan bahwa”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Dalam mempertanggungjawabkan tugas atau pekerjaan siswa, siswa diberikan
batasan waktu siswa mempunyai alasan atas jawaban pekerjaan siswa, dan dapat
dilihat pada waktu ulangan”.
Berkaitan dengan hal tersebut, informan 9 pada wawancara tanggal 16
Desember 2010 mengatakan bahwa:
“Salah satu wujud atau bentuk pertanggungjawaban pekerjaan siswa yaitu
dengan mengumpulkan LKS sesuai dengan batasan waktu yang telah
diberikan oleh guru. Misalnya saja guru meminta siswanya mengerjakan
soal pada bab 1 dalam waktu satu jam. Jika waktu telah habis maka siswa
harus mengumpulkan hasil pekerjaannya atau LKSnya.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 11 tanggal 16 Desember 2010
bahwa:
“Biasanya guru memberikan tugas dengan LKS itu, guru memberikan
batasan waktu kepada siswanya. Dalam mengumpulkan LKS, waktu yang
diberikan biasanya 1 jam, selain itu tugas yang diberikan harus sudah
selesai. Sehingga siswa tidak dapat bekerjasama dengan temannya karena
waktunya terbatas.”
Selain itu pertanggungjawaban siswa dapat dilihat pada waktu guru
memberikan ulangan. Hal ini sesuai dengan pendapat informan 15 tanggal 15
Desember 2010 yang mengatakan bahwa:
“Pemberian tugas dengan menggunakan LKS dapat diketahui bahwa hasil
pekerjan dari LKS dikerjakan sendiri oleh siswa atau bukan dapat
diketahui pada saat ulangan. Pada waktu pre test, siswa diminta
mengerjakan soal di depan kelas. Di situ akan kelihatan siswa yang
mengerjakan sendiri ketika mendapat tugas dengan menggunakan LKS
dan siswa yang tidak mengerjakan sendiri atau hanya mencontek pekerjaan
teman atau siswa lain”. Sehingga siswa yang tidak mengerjakan sendiri
pada waktu ulangan akan berhenti di tengan jalan ketika mengerjakan soal
ulangan di depan. Misalnya pada materi pelajaran pajak, siswa diminta
maju untuk mengerjakan di papan tulis tanpa membawa buku. Jika siswa
tersebut banyak berlatih dengan mengerjakan soal-soal maka akan dapat
menghitung besarnya pajak pada soal yang diberikan oleh guru.”
Pernyataan di atas dibenarkan oleh informan 7 yang mengemukakan
bahwa:
“Biasanya guru menyuruh siswa mengumpulkan LKS sebagai bentuk
pertanggungjawaban siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan menyuruh siswa
mengerjakan soal di depan kelas tanpa membawa buku. Misalnya siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
disuruh membuat kurva keseimbangan pasar. Apabila siswa mengerjakan
sendiri latihan-latihan soal pada LKS maka siswa tersebut dapat
mengerjakan juga pada saat ulangan. Karena soal-soal yang dikeluarkan
pada waktu ulangan banyak diambil dari LKS.”
Di samping itu, pertanggungjawaban siswa dalam mengerjakan LKS dapat
dilihat oleh guru pada waktu siswa membahas LKS atau diskusi siswa dapat
memberikan alasan atas jawaban yang dipilihnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
dari informan 5 tanggal 15 Desember 2010
“Dalam membedakan siswa yang mengerjakan LKS sendiri dan yang
mencontek pekerjaan teman yaitu dengan mewajibkan siswa memberikan
alasan atas jawaban yang dipilihnya. Misalnya saja dalam bentuk multiple
choice, siswa memilih jawaban A maka siswa tersebut harus memberikan
alasan kenapa memilih jawaban A bukan yang lainnya.”
Pernyataan di atas juga dibenarkan oleh informan 12 yang mengatakan
bahwa: ”Untuk mata pelajaran ekonomi di sini guru mewajibkan siswa harus
memiliki alasan dalam memberikan jawaban di LKS. Jadi misalnya siswa
memilih jawaban A maka harus mempunyai alasan kenapa memilih jawaban A.”
Berdasarkan keterangan dari beberapa informan di atas, maka peneliti
dapat menyimpulakan bahwa guru SMA Negeri I Wuryantoro, dalam melihat
bagaimana pertanggungjawaban hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tugas
dengan mengggunakan LKS itu berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari
keterangan para informan yang menyatakan bahwa pertanggungjawaban siswa
dapat dilihat dari ketepatan waktu siswa dalam mengerjakan LKS atau
mengumpulkan LKS, siswa harus mempunyai alasan atas jawaban yang
dipilihnya, dan pada waktu ulangan akan terlihat bagaimana siswa tersebut
mengerjakan LKS. Dikerjakan sendiri atau hanya menyalin jawaban dari teman.
2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian
tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh
guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian
tugas tersebut siswa belajar mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku
tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dan pemberian
tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas
yang telah dikerjakan atau dipelajari.
Adapun keuntungan penggunaan metode resitasi dengan media LKS yaitu:
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama
Penugasan yang diberikan guru setelah menyampaikan materi pelajaran
bertujuan agar materi pelajaran yang disampaikan akan dapat diingat lebih
lama oleh siswa. Materi pelajaran yang disampaikan langsung diterapkan untuk
mengaerjakan soal-soal pada LKS.
Hal ini diungkapkan oleh informan 5 pada wawancara tanggal 3 Januari
2011 yang menyatakan bahwa ”Dengan mengerjakan soal pada LKS lebih
menambah pemahaman terhadap materi pelajaran dan dapat dengan mudah
mengingat kembali materi yang telah disampaikan guru. Karena materi
pelajaran ekonomi yang sangat banyak jadi siswa terlalu sulit untuk mengingat
materi pelajaran jika hanya dari mendengarkan saja. Oleh sebab itu dengan
dengan mengerjakan LKS materi lebih mudah diserap dan diingat oleh siswa.”
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa resitasi dapat membantu daya
ingat siswa terhadap materi pelajaran khusunya pada mata pelajaran ekonomi.
Maka penggunaan metode resitasi dapat bermanfaat dalam peningkatan
prestasi belajar siswa. Dengan kemampuan mengingat yang tinggi maka siswa
dapat membantu siswa dalam pembelajaran.
b. Mengembangkan keberanian berinisiatif
Resitasi merupkan metode yang digunakan untuk menyajikan kembali
tugas-tugas yang diberikan oleh guru melalui LKS setelah guru menyampaikan
materi pelajaran ekonomi. Bentuk penyajian tugas biasanya berupa diskusi dan
pembahasan soal. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan materi pelajaran yang belum dikuasainya. Biasanya
sebelum guru menjawab, guru mempersilakan siswa yang lain untuk membantu
temannya yang mengalami kesulitan belajar. Tugas guru dalam hal ini sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
jembatan untuk memberikan penguatan terhadap pendapat masing-masing
siswa.
Hal tersebut senada dengan pernyataan informan 15 bahwa
”Resitasi dapat menumbuhkan inisiatif bagi siswa yang kemauan
belajarnya tinggi. Pada materi perekonomian internasional, terdapat
soal dalam bentuk kolom dan siswa disuruh memberikan tanggapan
terhadap suatu pernyataan. Dengan demikian siswa mampu
mengembangkan inisiatifnya dengan memberikan alasan dalam
menanggapi soal tersebut.”
Bagi siswa yang mempunyai kemampuan belajar yang tinggi akan
menumbuhkan semangat mereka untuk mengembangkan inisiatif mereka dan
dapat mengembangkan logika mereka untuk memberi jawaban pada soal yang
terdapat dalam LKS.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak
Pada umunya rangkuman materi yang ada pada LKS sangat terbatas
sedangkan soal-soal yang harus dikerjakan siswa cenderung lebih luas
sehingga menuntut siswa untuk mncari literatur-literatur lain guna menunjang
keberhasilan siswa dalam mengerjakan soal. Guru menyarankan siswa untuk
mengembangkan pengetahuannya melalui buku-buku yang ada diperpustakaan,
artikl-atikel pada internet, majalah maupun surat kabar yang terkait dengan
materi pelajaran.
Informan 15 pada wawancara tanggal 3 Januari 2011 mengatakan
bahwa ”Karena materi yang ada pada LKS sangat terbatas maka guru
menyarankan kepada siswa untuk mencari materi di perpustakaan ataupun di
intrnet.” Dengan siswa aktif ke perpustakaan dan mencari materi di internet
pengetahuan mereka dapat bertambah pengetahuan mereka baik yang berkaitan
dengan materi pelajaran ataupun informasi-informasi yang berkaitan dengan
dunia pendidikan.
d. Memupuk rasa tanggung jawab
Pada pelaksanaan tugas guru selalu memberikan batasan waktu
biasanya diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan terlebih dahulu sehingga siswa
dituntut dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Setelah itu, guru bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
siswa melakukan analisis butir soal dengan cara berdiskusi dan beberapa siswa
disuruh mengerjakan di depan kelas tanpa mengunakan buku. Melalui
peristiwa ini guru dapat mengetahui siswa yang kemauan belajarnya tinggi dan
siswa yang berkemauan belajarnya rendah.
Penugasan melalui LKS kadang-kadang sering disalah artikan oleh
siswa. Bagi siswa yang kemauan balajarnya rendah cenderung mengabaikan
tugas tersebut dan hanya mengharap contekan dari temannya. Dalam hal ini
guru harus pandai mensiasati untuk mengelabuhi kecurangan siswa. Apabila
pada kesempatan tertentu siswa disuruh mengerjakan soal di depan kelas tanpa
buku namun tidak bisa mengerjakan besar kemungkinan mereka adalah siswa
yang kemauan belajarnya rendah. (Informan 15 wawancara tanggal 3 Januari
2011).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode resitasi
memiliki beberapa keuntungan yaitu: pengetahuan yang anak didik peroleh
dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama, mengembangkan
keberanian berinisiatif, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih
banyak, memupuk rasa tanggung jawab. Dengan adanya keuntunggan yang
didapatkan dari penggunaan metode resitasi media LKS ini dapat membantu
peningkatan prestasi belajar siswa.
3. Pengalaman yang Didapatkan dalam Pelaksanaan Metode Resitasi dengan
Media LKS
Metode pemberian tugas belajar dan resitasi merupakan suatu metode
mengajar dimana guru memberikan suatu tugas, kemudian siswa harus
mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan
”home work" (pekerjaan rumah), padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah
(PR) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas-tugas yang diberikan
oleh guru dikerjakan siswa di rumah.
Sedangkan resitasi, tugas yang diberikan oleh guru tidak sekedar
dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
laboratonium, atau ditempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas /
pelajaran yang diberikan. Jadi resitasi lebih luas daripada homework. Akan tetapi
keduanya mempunyai kesamaan, antara lain :
a. Mempunyai unsur tugas
b. Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya
c. Mempunyai unsur didaktis pedagogis
Tujuan pemberian tugas :
Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru
karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas. Untuk menyelesaikan rencana
pengajaran yang telah ditetapkan, maka siswa diberi tugas untuk mempelajari
dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah. Kadang-kadang juga
bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Sedangkan menurut pandangan
tugas diberikan dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala
aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikuler, maupun ekstra
kurikuler.
Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan :
a. Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima.
b. Melatih siswa ke arah belajar mandiri.
c. Siswa dapat membagi waktu secara teratur.
d. Agar siswa dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas.
e. Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk
menyelesaikan tugas.
f. Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di
luar kelas.
Kelemahan :
a. Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupun orang tua
b. Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan
orang lain
c. Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman
d. Agak sulit diselesaikan oleh siswa yang tinggal bersama keluarga yang kurang
teratur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
e. Dapat menimbulkan rasa malas untuk mengerjakan bila gagal menyelesaikan
tugas.
Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, guru SMA Negeri I
Wuryantoro dalam pemberian tugas menggunkan media penunjang yaitu
dengan menggunakan LKS. Dalam pelaksanaannya, ternyata metode
pemberian tugas juga mengalami hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan
yang dialami tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Sangat sulit mengontrol, apabila tugas dikerjakan di rumah
b. Siswa bosan dan malas dalam mengerjakan tugas apabila menggunakan LKS
secara terus-menerus.
c. penyusunn LKS kurang memenuhi syarat sehingga bahasa dalam LKS kurang
dapat dipahami oleh siswa serta materi dalam LKS itu hanya sedikit.
e. Guru kurang berinovasi dalam penggunaan metode dalam pemberian tugas.
Hambatan yang pertama yaitu sangat sulit mengontrol, apabila tugas
tersebut dikerjakan di rumah. Berkaitan dengan hal tersebut informan 15 pada
wawancara tanggal 3 Januari 2011 mengatakan bahwa ”Guru sangat sulit
mengontrol tugas apabila tugas tersebut dikerjakan dirumah. Biasanya mereka
tidak mengerjakannya dengan sungguh-sungguh malah besar kemungkinan
mereka hanya mencontek saja dari temannya yang sudah selesai mengerjakan”.
Senada dengan pendapat tersebut informan 8 juga menyatakan bahwa:
“Jika tugas dikerjakan di rumah biasanya para siswa mengharapkan
contekan dari temannya saja. Karena sulit dikontrol jadi guru juga tidak
mengetahui mana yang mengerjakan sendiri dan mana yang hanya
mencontek dari pekerjaan temannya. Sehingga hal ini dapat menjadi
kendala bagi penggunaan metode resitasi.”
Informan 15 pada wawancara tanggal 16 Desember 2010 juga menyatakan
bahwa :
“Apabila tugas yang diberikan kepada siswa dikerjakan di rumah para
siswa tidak antusias dalam mengerjakannya. Kalau tugas dikerjakan di
dalam kelas mereka akan mengerjakan karena ada pengawasan dari guru.
kalau di kerjakan di rumah tanpa ada pengawasan dari guru jadi mereka
memilih untuk mencontek dari temannya saja.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
hambatan yang pertama dari penggunaan resitasi media LKS yaitu guru sangat
sulit mengontrol apabila tugas dikerjakan di rumah. Jika tugas dikerjakan di dalam
kelas guru dapat melakukan namun jika tugas dikerjakan di rumah maka guru
tidak dapat melakukan pengawasan sehingga mereka kurang sungguh-sungguh
dalam mengerjakan. Bahkan cenderung untuk mencontek dari pekerjaan teman
karena guru juga tidak akan tahu mana yang dikerjakan sendiri dan mana yang
hanya mencontek.
Hambatan yang kedua yaitu siswa bosan dan malas mengerjakan tugas jika
hanya menggunakan LKS secara terus menerus. Berkaitan dengan itu informan 4
pada wawancara tanggal 15 Desember 2010 mengatakan bahwa ”Hambatan yang
sering dirasakan adalah jenuh atau bosan. Biasanya jika siswa sudah merasa jenuh
dengan tugas yang hanya mengerjakan LKS maka siswa tersebut akan langsung
mengatakan kepada guru”.
Hal senada juga disampaikan oleh informan 11 tanggal 3 Januari 2011
yang mengatakan bahwa:
“Biasanya setelah selesai menjelaskan pelajaran guru sering
meminta siswa untuk mengerjakan soal pada LKS sampai jam
pelajaran berakhir. Siswa itu sampai merasa bosan karena yang
dikerjakan soal-soal pada LKS terus dan soal-soal yang dikerjakan
sangat banyak.”
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa apabila guru dalam
memberikan tugas dari LKS saja maka siswa merasa bosan atau jenuh. Oleh
karena itu, agar siswa tidak merasa jenuh mengerjakan LKS maka guru harus
memberikan tugas selain LKS. Misalnya dari majalah, koran, internet yang
berhubungan dengan materi pelajaran. Dengan begitu siswa tidak akan cepat
merasa bosan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Seperti yang dikatakan oleh informan 12 tanggal 3 Januari 2011 bahwa:
“Siswa sering malas mengerjakan soal pada LKS karena soalnya sangat
banyak dan rumit untuk dikerjakan. Seringkali jika tidak selesai dikerjakan
di sekolah dijadikan PR untuk dikerjakan di rumah. Hal itu yang sering
membuat siswa malas.apalagi pada materi perekonomian
internasioanl,materinya sangat banyak jadi soal-soal yang harus dikerjakan
juga banyak.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa apabila siswa diberikan tugas
yang banyak dapat membuat siswa malas untuk mengerjakannya karena tugas
yang diberikan itu terlalu banyak dan siswa dalam mengerjakan tugas tersebut
membutuhkan waktu yang banyak pula.
Hambatan selanjutnya yaitu penyusunan LKS kurang memenuhi syarat
sehingga bahasa pada LKS kurang dapat dipahami oleh siswa seperti keterangan
dari informan 8 tanggal 16 Desember 2010 bahwa:
“Hambatan yang sering dialami siswa yaitu siswa sulit memahami bahasa
soal yang ada dalam LKS, di mana banyak bahasa banyak bahasa asing
yang sulit untuk dipahami siswa. Jadi jika terjadi kesalahan siswa dalam
memahami soal maka siswa juga akan salah dalam menjawab soal
tersebut. Selain itu, hambatan yang dialami siswa yaitu siswa tidak
menemukan jawaban soal pada rangkuman yang ada pada LKS”.
Pernyataan di atas diperkuat oleh informan 6 tanggal 16 Desember 2010
yang mengatakan bahwa:
“Dalam pemberian tugas dengan menggunakan LKS hambatan yang
sering dihadapi oleh siswa yaitu terletak pada soal yang sulit. Maksudnya
bila dalam mengerjakan soal itu ada salah satu soal yang tidak bisa
dikerjakan oleh siswa dan siswa tidak menemukan jalan keluar untuk
menyelesaikan soal itu, biasanya siswa yang sudah mengalami kesulitan
tersebut akan bertanya kepada guru”.
Selanjutnya informan 3 membenarkan pernyataan di atas yang mengatakan
bahwa :
“Dalam mengerjakan LKS hambatan yang dihadapi yaitu pada kata-kata
asing yang ada di LKS. Sehingga hal tersebut dapat membuat siswa
mengalami kesulitan dalam memahami soal. Selain itu, hambatan yang
dihadapi yaitu materi yang ada pada LKS terlalu sedikit sehingga siswa
kesulitan dalam mengerjakan soal di LKS, karena jawaban tidak ada
dalam rangkuman materi yang ada di LKS.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Informan 11 tanggal 3 Januari 2011
yang mengemukakan bahwa
“Dalam pemberian tugas dengan menggunakan LKS ternyata ada
kesulitan-kesulitan yang dapat menghambat proses belajar mengajar. Di
mana hambatan-hambatan yang terjadi yaitu siswa malas mengerjakan
LKS karena siswa merasa bosan jika tugas yang diberikan hanya dari LKS
saja. Di samping itu, hambatan yang dihadapi yaitu bahasa soal dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
LKS itu sulit dipahami oleh siswa dan materi yang ada di LKS hanya
sedikit Pada materi pembeyaran internasional contohnya jika guru tidak
menjelaskan terlebih dahulu siswa kesulitan dalam memahami pengertian
kurs tetap, kurs mengambang atau kurs stabil.”
Menurut informan 10 pada wawancara tanggal 3 Januari mengemukakan
bahwa ”Hambatan yang terjadi yaitu bila guru memberikan tugas dengan LKS
dimana soal tersebut jawabannya tidak ada dalam materi di LKS. Sehingga
mengerjakan siswa akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.” Dimana
pernyataan yang sama dengan pernyataan tersebut dikemukakan oleh informan 13
tanggal 5 Januari 2011 bahwa:
“Hambatan yang dialami siswa yaitu bila soal dalam LKS itu tidak ada
dalam rangkuman materi yang ada pada LKS tersebut.Apalagi dalam
materi permintaan, penawaran dan harga keseimbangan. Materinya
terlalu sedikit hanya gambar-gambar kurva yang sulit dipahami.
Sehingga siswa harus mencari lain pada buku diktat atau pada buku
pegangan lain, atau siswa berdiskusi dengan teman bila belum
menemukan jawaban atau akan bertanya kepada guru”.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan LKS terdapat berbagai syarat
penyusunan LKS yang benar sehingga LKS dapat digunkan sebagai bahan
penunjang pembelajaran yang efektif bagi guru maupun siswa. Namun dalam
LKS masih terdapat soal-soal dengan bahasa asing yang tidak dipahami oleh
siswa. Dengan adanya banyak istilah-istilah asing yang ada maka siswa kesulitan
dalam memahami maksud soal sehingga terjadi salah pengertian antara soal jadi
siswa kesulitan dalam menjawab soal. Sedangkan materi yang terdapat dalam
LKS hanya sedikit sehingga membuat siswa kesulitan dalam menemukan jawaban
soal tersebut.
Hambatan yang selanjutnya yaitu guru yang kurang berinovasi hanya
terpaku pada materi-materi yang terdapat pada LKS. Hal ini akan menimbulkan
kebosanan bagi siswa dalam proses belajar mengajar apabila guru tidak segera
mengembangkan metode yang digunakan maka proses belajar mengajar akan
terlihat monoton.
Hal ini senada dengan pernyataan informan 3 yang mengatakan bahwa
”Guru sering monoton dalam menyampaikan materi pelajaran. Metode yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
digunakan hanya itu-itu saja. Jika seperti itu terus maka semangat belajar siswa
menurun dan siswa malas dalam mengikuti pelajaran.”
Pernyataan tersebut diperkuat oleh informan 6 pada wawancara tanggal 16
Desember 2010 yng mengatakan bahwa ”Sebenarnya pemilihan metode belajar itu
kan banyak, tapi guru selalu mengunakan satu metode saja. Tidak banyak guru
yang mau mengembangkan metode belajar. Itu akan membuat siswa malas
mengikuti pelajaran.”
Dari beberapa pernyataan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa siswa
sering malas mengikuti pelajaran apabila metode yang digunakan oleh guru tidak
dikembangkan. Dengan demikian guru perlu mengembangkan metode dengan
inovasi-inovasi metode pembelajaran guna membangkitkan semangat belajar
siswa. Selain itu adanya variasi metode belajar sesuai dengan materi pelajaran
juga tepat digunakan agar siswa dapat belajar secara maksimal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa yang menjadi hambatan dalam penggunaan metode resitasi dengan
menggunakan LKS dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA
Negeri I Wuryantoro adalah sebagai berikut: sangat sulit mengontrol apabila tugas
dikerjakan dirumah, kemudian dengan menggunakan LKS secara terus menerus
dapat membuat siswa malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
banyak bahasa asing sehingga siswa kesulitan dalam memahami soal, hambatan
selanjutnya yaitu materi dalam soal terlalu sedikit sehingga dalam mengerjakan
tugas siswa kesulitan dalam menyelesaikannya karena tidak menemukan jawaban
dalam rangkuman materi dalam LKS serta guru yang kurang berinovasi dalam
menggunakan metode mengajar.
Dalam penggunaan metode resitasi atau metode pemberian tugas dengan
menggunakan LKS di SMA Negeri I Wuryantoro ternyata mengalami banyak
hambatan-hambatan. Di mana hambatan-hambatan tersebut secara tidak langsung
dapat menghambat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu
dalam mengatasi hambataaan-hambatan tersebut, upaya yang dilakukan oleh SMA
Negeri I Wuryantoro adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
a. Untuk mengatasi hambatan sulitnya melakukan kontrol apabila tugas
dikerjakan dirumah yaitu dengan menanyakan kembali kepada siswa tentang
tugas tersebut atau siswa disuruh mengerjakan di depan kelas tanpa membawa
buku sehingga akan diketahui tingkat pemahaman siswa
Berdasarkan pernyataan informan 1 pada tanggal 15 Desember 2010
mengatakan bahwa:
“Jika guru menyuruh mengerjakan tugas sering juga tugas itu di bawa
pulang dan dikerjakan dirumah. Namun setelah itu pada pertemuan
berikutnya guru sering menanyakan secara lisan dan soal-soal itu
diambil dari LKS. Kalau siswa dapat menjawab berarti siswa tersebut
mengerjakan sendiri tidak hanya mencontek dari pekerjaan teman.”
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh informan 7 pada wawancara
tanggal 16 Desember 2010 yang mengatakan bahwa ”Walaupun tugas itu
dikerjakan di rumah tetapi nantinya akan di adakan pertanyaan secara lisan
tentang tugas itu. Malah kadang ada beberapa siswa yang ditunjuk untuk
mengerjakan di depan kelas.”
Dari beberapa pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa untuk
mengatasi hambatan sulitnya melakukan kontrol apabila tugas dikerjakan
dirumah yaitu dengan menanyakan kembali kepada siswa tentang tugas
tersebut atau siswa disuruh mengejakan di depan kelas tanpa membawa buku
sehingga akan diketahui tingkat pemahaman siswa. Dengan demikian siswa
tetap termotivasi untuk mengerjakan tugas tersebut dengan kemampuannya
sendiri. Agar mereka bisa menjawab jika diberi pertanyaan oleh guru atau
mereka akan bisa mengerjakan jika disuruh untuk mengerjakan soal di depan
kelas.
b. Untuk mengatasi hambatan pada siswa yang malas mengerjakan tugas yaitu
dengan memberikan penilaian atau evaluasi terhadap tugas yang diberikan.
Informan 2 pada wawancara tanggal 15 Desember 2010 juga
mengatakan bahwa ”Dalam mengatasi hambatan siswa yang malas dalam
mengerjakan tugas yaitu dengan memberikan nilai kepada siswa. Dengan
diberikan nilai kepada siswa sehingga siswa menjadi semangat untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Pernyatan tersebut juga dibenarkan oleh informan 1 tanggal 15
Desember 2010 bahwa ”Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
siswa yang malas dalam menyelesaikan tugas yaitu dengan guru memberikan
penilaian atau hasil pekerjaan siswa, dengan begitu siswa akan termotivasi
untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.” Sedangkan menurut 9
pada wawancara tanggal 16 Desember 2010 mengatakan bahwa:
“Jika dalam mengerjakan tugas dan tugas tersebut harus dikumpulkan
kemudian diberi nilai maka siswa akan lebih termotivasi untuk mengerjakan
tugas tersebut. Namun jika tidak maka siswa akan malas untuk mengerjakan
karena mereka tidak mendapatkan nilai dari pekerjaannya”
Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa agar siswa tidak malas
mengerjakan tugas dari LKS maka yang dilakukan guru adalah dengan
memberikan penialain atau evaluasi. Dengan diberikannya nilai atas pekerjaan
siswa maka siswa tersebut setiap diberikan tugas akan selalu dikerjakan.
c. Untuk mengatasi hambatan pada bahasa dalam LKS yang sulit dipahami siswa
yaitu siswa dapat tanya kepada guru atau akan dibahas secara bersama-sama
atau didiskusikan. Sedangkan untuk mengatasi hambatan pada materi yang
terlalu sedikit maka siswa dapat mencari dari sumber lain di perpustakaan atau
internet.
“Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan bahwa soal yang
ada pada LKS sulit dipahami oleh siswa yaitu dengan siswa bertanya
pada guru atau akan dibahas bersama-sama (didiskusikan), sedangkan
rangkuman materi yang sedikit di LKS maka siswa harus lebih aktif
mencari materi lain di perpustaaan misalnya.”
Menurut informan 12 pada wawancara tanggal 3 Januari 2011
berpendapat bahwa ”Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan bahasa
soal yang sulit dipahami siswa yaitu dengan cara didiskusikan. Jika dalam
berdiskusi belum menemukan jawaban maka siswa diarahka untuk mencari ke
perpustakaan. Selain itu karena kecanggihan teknologi, siswa juga dapat
menambah materi dengan mencari melalui internet.”
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jika siswa mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas atau siswa memperoleh materi pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
sangat sedikit maka siswa tersebut dapat menambah materi pelajaran dengan
mencari sumber lain di perpustakaan atau di internet dan jika siswa mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas ia juga dapat mencari di sumber lain yang
ada di perpustakaan untuk membentu dalam mencari jawaban yang ada di soal
tersebut.
d. Bagi guru yang kurang berinovasi dalam menerapkan metode saat
menyampaikan materi belajar
Guru harus mampu mengubah pola mengajarnya sehingga siswa tidak
merasa bosan saat proses belajar mengajar. Menurut informan 8 tanggal 16
Desember 2010 mengatakan bahwa:
“Untuk mengurangi kebosanan atau kejenuhan yang dialami siswa yaitu
guru membuat bagaimana metode mengajar dalam kegiatan belajar
mengajar itu dapat menarik siswa dan guru menggunakan variasi
metode dalam pemberian tugas kepada siswa. Misalnya saja, guru
biasanya hanya menggunakan metode ceramah agar siswa tersebut tidak
merasa jenuh atau bosan maka guru dalam mengajar dapat
menggunakan metode diskusi, tanya jawab dan lain sebaginya. Jadi hal
tersebut merupakan kreatifitas guru dalam membuat kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih kondusif dan menarik minat siswa dalam
mengikuti pelajaran.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 15 yang mengatakan
bahwa “Penggabungan beberapa metode biasanya cukup membuat siswa lebih
tetarik dalam mengikuti pelajaran. Namun sampai saat ini guru yang belum
mampu mengembangkan penggunaan metode secara bervariasi.”
Metode resitasi dengan media LKS dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa SMA Negeri I Wuryantoro dalam mengatasi hambatan-hambatan
yang ada dapat dikatakan sudah baik, di mana guru serta siswa juga telah
berupaya dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Seperti dengan
menggunakan varaisi metode dalam pemberian tugas, mendiskusikan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi, guru memberikan penilaian atas pekerjaan
siswa dan siswa juga mencari sumber lain apabila soal dirasa sulit dan materi
terlalu sedikit.
Dari beberapa pendapat tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa upaya yang dilakukan oleh SMA Negeri I Wuryantoro dalam mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
hambatan-hambatan dalam pelaksanaan metode resitasi dengan menggunkan
LKS yaitu guru menggunakan variasi metode dalam pemberian tugas, misalnya
dengan metode diskusi atau metode drill. Di mana dengan menggunkan metode
tersebut diharapkan dapat mengatasi kejenuhan yang dihadapi oleh siswa.
Selain itu, upaya yang dilakukan yaitu dengan membahas bersama-
sama kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu dengan mendiskusikannya. Jadi,
dari hal itu dapat menimbulkan keaktifan siswa dalam tanya jawab antara guru
dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa yang lain. Dengan
mengadakan diskusi secara bersama-sama maka secara tidak langsung dapat
meningkatkan keaktifan siswa.
Sedangkan untuk mengatasi rasa malas siswa untuk mengerjakan LKS
yaitu dengan memberikan nilai kepada siswa. Dengan begitu dapat merangsang
siswa untuk mau mengerjakan LKS. Awalnya siswa diminta guru untuk
mengerjakan LKS, kemudian dicocokan dan diberi nilai. Di mana nilai tugas
tersebut digunakan sebagai nilai tambahan pada raport siswa selain dari nilai
ulangan.
Upaya yang biasa dilakukan oleh siswa ketika menemukan kesulitan
dalam mengerjakan tugas yaitu siswa dapat mencari jawaban itu dari sumber
yang lain tidak hanya terpaku pada rangkuman di dalam LKS. Dengan lebih
aktif menambah materi di perpustakaan atau mencari materi melalui internet.
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Teori
Berdasarkan penelitian mengenai metode resitasi dengan media LKS
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi SMA Negeri
I Wuryantoro, dalam bab ini peneliti menganalisis data yang berhasil ditemukan
dilapangan sesuai dengan rumusan masalah. Temuan studi yang dapat
dihubungkan dengan teori yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS
Pada umumnya guru dalam melaksanakan pembelajaran sering
menggunakan metode ceramah. Di SMA Negeri I Wuryantoro metode yang sering
digunakan oleh guru yaitu ceramah plus. Metode ceramah plus adalah metode
mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah
gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan dua
macam metode ceramah plus yaitu:
a. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan
tanya jawab dan pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan
secara tertib yaitu:
1) Penyampaian materi oleh guru.
2) Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3) Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan
materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)
Namun pada kenyataannya pada materi ekonomi karena banyaknya materi
pelajaran yang harus disampaikan dan waktu yang terbatas sehingga guru
kesulitan dalam penyampaian seluruh materi pembelajaran maka guru harus
pandai memilih metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam hal ini guru memilih metode resitasi. Metode resitasi
merupakan suatu metode yang digunakan oleh guru yang ditandai dengan
adanya tugas. Dalam pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS
dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu :
1) Pemberian tugas dengan menggunakan LKS
Pemberian tugas dengan menggunakan LKS di SMA Negeri I
Wuryantoro diberikan kepada siswa setelah guru menjelaskan materi
pelajaran terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyani Sumantri
dan Johan Permana (2001: 130) yang mengemukakan bahwa metode resitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
atau pemberian tugas diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar
yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta
didik setelah guru memberikan materi pelajaran.
Selain itu pemberian tugas dengan menggunakan LKS di SMA
Negeri I Wuryantoro dapat mempermudah siswa dalam pemahaman materi
dan latihan-latihan soal. Hal ini dapat di lihat dari guru dalam memberikan
tugas dengan media LKS. Di mana hal ini senada dengan yang diungkapkan
Piduk R dkk (2000: 36) bahwa ”Dengan menggunkan LKS dapat membantu
siswa dalam memperoleh materi yang dipelajarinya serta dapat menambah
siswa memperoleh catatan materi yang dipelajarinya. Di samping itu,
menurut Roestiyah N.K (2001:133) bahwa ”Pemberian tugas digunakan
dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena
siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga
pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat terintegrasi.”
Pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS di SMA Negeri I
Wuryantoro berkaitan dengan pemberian tugas pada mata pelajaran
ekonomi siswa dapat dikatakan berjalan dengan baik. Guru memyampaikan
materi pelajaran terlebih dahulu dengan tujuan untuk memperkenalkan
materi pelajaran kepada siswa. Tindakan selanjutnya guru memberikan
waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal terlebih dahulu dengan waktu
yang dibatasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada mata
pelajaran yang bersangkutan dengan cara memberikan penugasan melalui
LKS kemudian setelah waktu yang ditentukan selesai maka tugas tersebut
dikumpulkan dan akan dibahas atau didiskusikan bersama.
Dengan penggunaan metode resitasi juga dapat memudahkan siswa
dalam pembelajaran karena di dalam LKS sudah terdapat rangkuman materi
yang dapat dipelajari siswa. Selain itu, karena adanya soal-soal yang dapat
digunakan oleh siswa maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang
lebih baik karena banyak latihan-latihan soal. Serta dapat menumbuhkan
keaktifan pada diri siswa sehingga prestasi belajar sangat meningkat.
2) Pelaksanaan tugas dengan menggunakan LKS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Setelah memberikan tugas maka tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan
tugas. Siswa mempergunakan waktu yang diberikan oleh guru untuk
menyelesaikan soal-soal pada LKS. Dalam hal ini guru masih mempunyai
tanggung jawab untuk membimbing serta mengarahkan siswa.
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002: 96) bahwa ”Dalam pelaksanaan tugas
seorang guru harus memberikan bimbingan atau pengawasan serta dorongan
sehingga anak mau bekerja.”
Di SMA Negeri I Wuryantoro sebelum memberikan tugas guru
biasanya menanyakan terlebih dahulu hal-hal yang kurang dimengerti oleh
siswa. Apabila terdapat hal-hal yang kurang dipahami oleh siswa maka guru
akan menjelaskan sampai siswa memahaminya.setelah itu guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal. Pada saat siswa
mengerjakan, guru memberikan pengawasan hal ini dilakukan agar siswa
mengerjakan sendiri sehingga guru dapat benar-benar mengukur tingkat
kemampuan siswa.
Guru juga memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan
tugas, kadang ada soal yang benar-benar tidak dimengerti oleh siswa dan
jawaban soal tersebut tidak ada pada rangkuman materi. Maka guru akan
memberikan bimbingan yaitu dengan memberikan penjelasan atau rambu-
rambu yang mengarah pada jawaban soal tersebut tanpa memberikan
jawaban secara langsung. Hal ini akan memotivasi siswa untuk
menyelesaikan soal tersebut.
3) Pertanggungjawaban tugas dengan menggunakan LKS
Tahap akhir pada pelaksanaan metode resitasi yaitu pertanggung
jawaban tugas. Setelah menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah
ditentukan oleh guru, siswa diharuskan untuk mempertanggung jawabkan
tugas yang telah dikerjakannya tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh
pernyataan yang diungkapkan oleh Moh. Uzer dan Lilis Setiawati (2001:
128) bahwa ”Dalam pemberian tugas dengan menggunakan LKS yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
diberikan pada siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa harus
mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya.”
Bentuk pertanggungjawaban yang diberikan oleh guru berbeda-beda,
di SMA Negeri I Wuryantoro bentuk pertanggungjawaban dilihat dari
ketepatan waktu pengumpulan tugas dan keaktifan siswa. Biasanya setelah
selesai mengerjakan guru meminta siswa mengumpulkan tugas tersebut,
namun seing kali guru akan melakukan pembahasan pada soal-soal pada
tugas tersebut. Pada saat melakukan pembahasan akan terlihat siswa yang
berperan aktif dan siswa yang hanya pasif saja.
Menurut peneliti pemilihan bentuk pertanggungjawaban tersebut
sangat tepat. Jika siswa dituntut untuk mengumpulkan tugas tepat waktu
maka ada motivasi pada diri mereka untuk segera menyelesaikan tugas
tersebut. Kemudian dengan adanya pembahasan yang dilakukan oleh guru
bersama-sama dengan siswa itu akan menumbuhkan keaktifan siswa dan
rasa percaya diri siswa untuk mengungkapkan pendapat.
2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
Dengan menggunakan metode resitasi dapat membantu siwa untuk
lebih bisa mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan. Apabila guru
hanya memberikan materi saja dan siswa hanya mendengarkan penjelasan
tersebut maka materi yang dapat diserap oleh siwa cenderung kurang
maksimal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rostiyah N.K (2001: 35)
yang menyatakan bahwa:
Metode resitasi sangat efektif digunakan karena dengan metode ini
siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru namun juga
mengerjakan latihan-latihan soal tentang materi yang telah disampaikan
sehingga tingkat pemahaman siswa dapat maksimal serta pengetahuan
yang didapatkan oleh siswa akan lebih lama untuk diingat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Jika dalam pembelajaran siswa juga diberikan metode pengajaran
resitasi maka siswa akan dapat mengetahui lebih mendalam tentang materi
tersebut. Atau siswa akan dapat lebih mudah mengingat kembali materi yang
telah disampaikan oleh guru.dengan demikian prestasi belajar siswa pun akan
dapat meningkat karena tingkat pemahaman siswa terhadap materi dapat
dimengerti secara maksimal.
b. Mengembangkan keberanian berinisiatif
Dalam pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS siswa dituntut
untuk mengerjakan soal-soal pada LKS dengan waktu yang dibatasi oleh guru.
Biasanya soal pada LKS sangat banyak mencakup semua materi pelajaran,
namun dalam ringkasan materi saangat sedikit dan terbatas. Hal itu dapat
membangkitkan inisiatif siswa untuk menjawab soal tersebut. Siswa dapat
mengembangkan logikanya den menungkan dalam jawaban soal tersebut. hal
tersebut seperti yang diungkapkan oleh Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002
:98) ”Setelah pelaksanaan tugas guru mengadakan pembahasan soal yang
belum ditemukan jawabannya. Pada waktu itu siswa dapat mengembangkan
inisiatifnya untuk menjawab soal tersebut.”
Selain itu, di SMA Negeri I Wuryantoro setelah pemberian tugas guru
membahas soal bersama-sama, pada kesempatan ini siswa dapat mengeluarkan
pendapatnya atau ide-idenya, sehingga dengan inisiatif dan rasa percaya diri
yang tumbuh pada diri siswa dapat membantu siswa untuk memahami materi
yang telah disampaikan guru.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak
Karena baanyaknya soal yang terdapat di dalam LKS dan rangkuman
yang terdapat di dalamnya sangat sedikit, maka guru perlu menyarankan siswa
untuk mencari materi dari sumber yang lain. Hal tersebut sama halnya dengan
memberikan kesempatan siswa untuk belajar lebih banyak. Seperti yang
diungkapkan oleh Boediono (2000: 27) yang mengatakan bahwa ”Karena
materi di LKS terbatas maka guru perlu menyarankan siswa untuk mencari
materi dengan sumber lain. Misalnya perpustakaan, internet,koran, majalah
yang relevan dengan materi pelajaran”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Di SMA Negeri I Wuryantoro guru juga menyarankan siswa untuk
mencari materi dengan sumber lain. Apalagi telah didukung berbagai fasilitas,
perpustakaan yang lengkap misalnya. Siswa dapat belajar di perpustakaan dan
mencari materi yang dipelajarinya. Meskipun di SMA Negeri I Wuryantoro
belum didukung oleh fasilitas internet namun terdapat beberapa warnet di
sekitar sekolah sehingga memudahkan siswa untuk mengakses internet.
Sehingga dengan adanya pemberian tugas dan menuntut siswa untuk
menyelesaikan tugas tersebut maka guru telah mengajarkan kepada siswa
untuk belajar lebih banyak. Untuk menemukan jawaban soal yang tidak
terdapat pada rangkuman materi dengan mencari sumber lain yang relevan.
Dengan demikian pengetahuan siswa akan bertambah sehingga prestasi belajar
siswa juga dapat meningkat.
d. Memupuk rasa tanggung jawab
Pada pelaksanaan metode resitasi tahap akhir yaitu pertanggungjawaban
tugas. Pada tahap ini siswa setelah menyelesaikan tugas siswa harus
mengumpulkan tugas tersebut tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh
guru. Hal tersebut menuntut siswa untuk bertanggung jawab atas tugas yang
diberikan kepadanya.
Seperti yang diungkapkan oleh Slametto (2003:36) yang menyatakan
bahwa : ”Dengan adanya metode resitasi siswa dituntut untuk menyelesaikan
tugas dan mengumpulkan tugas tersebut, sehingga dapat memupuk rasa
tanggung jawab pada diri siswa.”
Di SMA Negeri I Wuryantoro pertanggungjawaban tugas dapat
terlaksana dengan baik. Guru memberikan penilaian yang berbeda antara siswa
yang mengumpulkan tepat waktu dan yang mengumpulkan tidak tepat waktu.
Namun, rasa tanggungjawab yang terdapat pada diri siswa telah terpupuk
sehingga mereka selalu mengumpulkan tugas tepat waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
3. Pengalaman yang Didapatkan dalam Pelaksanaan Metode Resitasi
Media LKS
Pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan media LKS dapat
berjalan dengan baik. Siswa juga sangat antusias dalam pelaksanaan tugas
tersebut. mereka selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan
mengumpulkan tugas tepat waktu. Prestasi siswa di SMA Negeri I Wuryantoro
khususnya pada mata pelajaran ekonomi juga meningkat dikarenakan siswa
termotivasi untuk mengerjakan tugas dan mencari materi pada sumber lain.
Namun pada mata pelajaran ekonomi pelaksanaan merode resitasi dengan
media LKS masih mengalami berbagai hambatan yaitu :
a. Sangat sulit mengontrol, apalagi jika tugas dikerjakan di rumah
Hambatan yang paling utama dari penggunaan metode resitasi dengan
media LKS ini adalah sulitnya mengontrol siswa, apalagi jika tugas tersebut
dikerjakan di rumah. Seperti yang diungkapkan oleh Winarno Surakhman
(2006: 95) menyebutkan bahwa ”Kendala dalam penggunaan metode resitasi
yaitu sulitnya mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas.”
Hasil penelitian yang peneliti dapatkan selama di SMA Negeri I
Wuryantoro yaitu guru sering memberikan tugas setelah selesai menjelaskan
materi pelajaran. Namun, apabila waktu pelajaran telah berakhir dan siswa
belum selesai mengerjakan soal maka tugas tersebut dijadikan pekerjaan
rumah. Berdasarkan keterangan dari guru pengampu mata pelajaran ekonomi
SMA Negeri I Wuryantoro tugas yang dikerjakan di rumah itu sangat sulit
untuk mengontrol. Mengerjakan di sekolah dan guru memberi pengawasan saja
siswa sering bekerjasama dalam menyelesaikan soal.
Apalagi jika tugas tersebut dijadikan tugas kelompok, sering kali tugas
tersebut oleh orang tertentu saja dalam kelompok tersebut. Guru sangat sulit
dalam memberikan penilaian pada tugas seperti itu. Dengan demikian guru
harus mempunyai ide atau mempunyai solusi untuk menyikapi hambatan
tersebut.
b. Siswa merasa bosan atau jenuh bila guru dalam memberikan tugasnya hanya
dengan menggunakan LKS saja karena soal dalam LKS terlalu banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
LKS merupakan sarana pendukung dalam pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru untuk memberikan soal-soal atau latihan-latihan kepada
siswa. Namun dalam penggunaan LKS ternyata siswa juga merasa bosan jika
tugas yang diberikan hanya dari LKS saja. Menurut Syaiful BD dan Aswan
Zain (2002: 98) mengemukakan bahwa ”Salah satu kekurangan dalam
pemberian tugas dengan menggunakan LKS yaitu siswa menjadi bosan bila
pemberian tugas yang diberikan hanya dengan menggunakan LKS saja.”
Di SMA Negeri I Wuryantoro siswa sering mengeluh apabila guru hanya
memberikan tugas dengan LKS saja. Dalam memberikan tugas guru hanya
monoton pada LKS saja sehingga mereka merasa bosan atau jenuh. Hal itu
merupakan salah satu hambatan dalam penggunaan resitasi sehingga hal
tersebut harus diupayakan solusi pemecahan masalah tersebut agar tidak
menghambat proses pembelajaran karena akan berpengaruh juga terhadap
prestasi belajar.
Jika tugas yang diberikan hanya dengan LKS saja siswa malas untuk
mengerjakan karena soal pada LKS sangat banyak. Siswa malas karena dalam
mengerjakan tugas yang terlalu banyak juga memerlukan waktu yang banyak.
Hal tersebut senada dengan pernyataan Mulyani Sumantri dan Johan Permana
(2001: 132) mengatakan bahwa ”Salah satu kekurangan dari metode resitasi
adalah tugas yang banyak dan sering membuat beban dan keluhan bagi siswa
sehingga siswa malas mengerjakan tugas tersebut.”
Peneliti setuju bahwa dengan pernyataan Mulyani Sumantri dan Johan
Permana karena saat meneliti di lapangan banyak siswa yang mengatakan
bahwa mereka merasa terbebani dengan adanya tugas dari guru pengampu
mata pelajaran ekonomi. Tugas tersebut sangat menyita waktu mereka
sehingga mereka kadang melalaikan mata pelajaran yang lain. Selain itu
mereka malas mengerjakan soal yang terlalu banyak karena memerlukan
pikiran dan tenaga yang banyak pula.
c. Peyusunan LKS kurang memenuhi syarat sehingga bahasa dalam LKS kurang
dapat dipahami oleh siswa serta materi dalam LKS itu hanya sedikit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Dalam penyusunan LKS terdapat beberapa syarat penyusunan LKS
sehingga LKS tersebut dapat digunakan sebagai media penunjang
pembelajaran yang baik. Sehingga dengan penggunaan media LKS dalam
pemberian tugas dapat membuat pembelajaran lebih efektif. Syarat penyusunan
LKS yang baik diungkapkan oleh Boediono (2000: 25) yang menjelaskan
bahwa, LKS hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
5. Sederhana dan mudah dipahami
6. Singkat dan jelas
7. Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu
8. Informasi yang panjang hendaknya dituangkan dalam bentuk gambar
Namun dalam kenyataannya penyusunan LKS masih banyak yang
kurang memenuhi syarat penyusunan LKS yang baik sehingga di dalam LKS
biasanya terdapat istilah-istilah asing yang kadang tidak dapat dipahami oleh
siswa. Apalagi pada mata pelajaran ekonomi banyak istilah-istilah asing. Hal
tersebut dapat dikatakan sebagai hambatan karena jika siswa tidak dapat
memahami bahasa dalam LKS tersebut mereka juga akan salah mengartikan
soal yang ada, sehingga mereka akan merasa kesulitan dalam menjawab soal.
Senada dengan pernyataan Boediono (2000: 23) yang mengatakan bahwa
”Hambatan penggunaan LKS yaitu siswa sering tidak memahami bahasa dalam
LKS.” Hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA Negeri I Wuryantoro
juga sama dengan pernyataan tersebut. Banyak siswa yang mengatakan bahwa
meraka kesulitan memahami bahasa soal apalagi pada kata-kata asing yang
belum pernah mereka dengar atau yang belum pernah dijelaskan oleh guru.
Hambatan lainnya yaitu materi dalam LKS hanya sedikit, hal ini dapat
menjadi kendala bagi siswa dalam mengerjakan tugas karena soal yang banyak
dan materi yang sedikit siswa sulit menemukan jawaban dari soal tersebut.
Hambatan ini mengakibatkan siswa sulit untuk melaksanakan tugas, sehingga
harus ada upaya dari guru maupun siswa untuk dapat mengatasi hambatan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
d. Guru kurang berinovasi dalam menerapkan metode untuk menyampaikan
materi pelajaran
Banyak sekali metode belajar yang dapat dipilih oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar. Namun pada umumnya mereka kurang berinovasi untuk
mengembangkan metode itu. Apabila guru menggunakan metode resitasi
secara terus menerus tanpa berinovasi siswa lama-lama akan merasa jenuh
harus mengerjakan tugas terus. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Moh.
Uzer Usman (2001: 34) bahwa ”Siswa cenderung merasa bosan jika guru tidak
memberikan inovasi pada metode pembelajaran.”
Kurangnya inovasi yang guru lakukan dalam pembelajaran dapat menjadi
kendala dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Apabila mereka sudah merasa
bosan maka semangat belajar mereka akhirnya menurun. Itu akan berdampak
pada pencapaian hasil belajar. Hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA
Negeri I Wuryantoro juga demikian karena guru kurang berinovasi terhadap
metode belajar yang digunakan membuat siswa bosan dan minat mereka untuk
belajar menjadi menurun.
Jika minat belajar menurun mereka menjadi malas untuk mengikuti
pelajaran, bila disuruh guru mengerjakan tugas mereka malas-malasan dan
mengerjakannya hanya mencontek dari temannya. Hanya siswa-siswa yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi saja yang mengerjakan soal selain itu
mereka hanya menunggu jawaban dari teman saja. Dengan demikian, siswa
yang mempunyai motivasi belajar yang rendah tidak dapat mendalami materi
dengan maksimal karena mereka tidak mengerjakan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut, maka guru mengupayakan
berbagai solusi untuk mengatasi hambatan tersebut. upaya yang dilakukan
untuk mengatasi hambatan tersebut adalah :
a. Guru menyuruh siswa mengerjakan di depan kelas atau memberikan
pertanyaan kepada siswa.
Untuk mengatasi hambatan bagi guru yang sulit mengontrol tugas
yang diberikan apabila tugas tersebut dikerjakan di rumah yaitu guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
memberikan pertanyaan secara lisan, soal-soal yang dipertanyakan di ambil
pada LKS yang dikerjakan oleh siswa tersebut. Atau guru menyuruh siswa
untuk mengerjakan tugas di depan kelas.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan, Winarno Surakhman (2006: 98)
yang mengatakan bahwa untuk mensiasati tugas yang diberikan di rumah
oleh guru, maka dalam mengevaluasi tugas tersebut yaitu dengan menyuruh
siswa mengerjakan tugas tersebut di depan kelas tanpa membawa buku.
Dengan demikian maka siswa mempunyai semangat untuk
mengerjakan tugas tersebut walaupun tugas tersebut di kerjakan di rumah.
Dengan adanya semangat untuk mengerjakan tugas maka siswa akan dapat
menambah pengetahuannya dan dengan bertambahnya pengetahuan yang
dimilikinya maka akan meningkat pula prestasi belajar siswa.
b. Memberikan penilaian atau evaluasi terhadap pekerjaan siswa
Dalam mengatasi hambatan siswa yang merasa bosan atau jenuh jika
tugas yang diberikan hanya dengan LKS secara terus menerus maka guru
memberikan variasi dalam pemberian tugas. Di SMA Negeri I Wuryantoro
guru ekonomi juga sering memberikan variasi metode mengajar jika siswa
sudah merasa bosan mengerjakan tugas dengan LKS. Misalnya pada materi
pelajaran pasar persaiangan sempurna dan pasar persaiangan tidak sempurna
siswa diberi tugas untuk mengamati bagaimana keadaan pasar. Jadi siswa
merasa lebih semangat dalam menjalankan tugas.
Menurut Slametto (2003: 54) berpendapat bahwa”Metode belajar
mengajar merupakan cara atau jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran,
serta penggunaan alat-alat bantu mengajar dan cara menggunakan metode
mengajar yang relevan dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga
dapat mendorong siswa belajar secara optimal”. Oleh karena itu, dengan
guru memberikan variasi metode mengajar maupun dalam memberikan
tugas (memberikan tugas selain dengan LKS) dapat membantu siswa dalam
belajar.
Dengan menggunakan sarana pendukung seperti alat-alat
pembelajaran yang lengkap dan penerapan variasi metode pemberian tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
yang tepat yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa maka siswa
termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Dengan demikian, motivasi belajar siswa dapat meningkat dan berpengaruh
pula dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
Upaya untuk mengatasi hambatan siswa yang malas mengerjakan
tugas yaitu dengan memberikan penilaian atau evaluasi terhadap tugas yang
diberikan. Hal itu diperkuat dengan pernyataan Menurut Syaiful BD dan
Aswan Zain (2002: 97) berpendapat bahwa ”Salah satu tahapan dalam
penggunaan metode resitasi yaitu guru memberikan penilaian atau evaluasi
atas pekerjaan siswa.”
Dengan memberikan penilaian maka siswa termotivasi untuk
menyelesaikan tugas tersebut. Jika guru memberikan penilaian dan nilai
tersebut nantinya akan berpengaruh pada nilai raport maka siswa termotivasi
untuk menyelesaikan tugas tersebut agar nilai tersebut dapat sebagai nilai
tambahan.
c. Guru harus lebih pandai dalam pemilihan LKS dan siswa dituntut untuk
lebih aktif mencari tambahan materi baik diperpustakaan maupun di internet
agar siswa mempunyai banyak pengetahuan untuk memahami bahasa soal
pada LKS.
Karena sangat banyak LKS yang biasanya ditawarkan ke sekolah,
maka guru harus selektif dalam pemilihan LKS. Harus memilih LKS yang
benar-benar dapat digunakan secara efektif dalam kegiatan belajar
mengajar. Untuk soal-soal pada LKS yang sangat banyak sedangkan materi
pelajaran yang ada pada LKS sangat terbatas. Hal ini membuat siswa sulit
dalam menyelesaikan soal-soal yang ada. Guru harus memberikan arahan
kepada siswa untuk mencari materi dari sumber lain bisa dilakukan di
perpustakaan maupun di internet. Sehingga pengetahuan mereka menjadi
bertambah dan dapat menyelesaikan soal-soal yang ada dalam LKS.
Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 97) berpendapat bahwa
“Salah satu tahapan dalam penggunaan metode resitasi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
menggunakan LKS yaitu adanya petunjuk atau sumber lain yang dapat
membantu pekerjaan siswa.”
Karena terbatasnya materi pelajaran yang ada pada LKS sedangkan
cakupan materi sangat luas maka siswa dituntut untuk lebih aktif mencari
materi dengan sumber lain. Pada tahap ini membantu dalam mengaktifkan
siswa untuk lebih sering ke perpustakaan atau mengakses di internet. Karena
keaktifan siswa ini akan dapat menambah pengetahuan siswa sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Guru memberikan beragam inovasi dalam menyampaikan pelajaran agar
siswa tidak merasa bosan.
Pada umumnya guru tidak mengembangkan metode mengajar dalam
kegiatan belajar pembelajaran. Hal ini akan membuat siswa bosan dalam
mengikuti pelajaran. Karena metode belajar yang dapat dipilih oleh guru
sangat banyak, maka guru tersebut harus mempunyai inovasi untuk
mengembangkannya dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan materi
yang diajarkan oleh guru.
Menurut Moh. Uzer Usman (2001:55) mengatakan bahwa
”Penggabungan beberapa metode belajar yang sesuai dengan materi
pelajaran sangat bagus diterapkan untuk menghindari kejenuhan siswa
dalam mengikuti pembelajaran.”
Oleh sebab itu dengan adanya guru yang dapat mengembangkan
metode pembelajaran dan dapat memberikan variasi metode pembelajaran
maka dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dilaksanakannya metode resitasi dengan menggunakan LKS di SMA
Negeri I Wuryantoro diharapkan keaktifan siswa baik di dalam kelas maupun di
luar kelas semakin meningkat, meskipun belum seluruh siswa dapat meningkat
keaktifannya. Namun, dalam pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS
siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengerjakaan latihan-latihan
soal.
Berdasarkan data yang diperoleh serta hasil analisis yang dilakukan maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS di SMA Negeri I Wuryantoro
sebagai berikut:
a. Pemberian tugas dengan menggunakan LKS
Pemberian tugas dengan menggunakan LKS diberikan guru mata
pelajaran ekonomi setelah guru menyampaikan materi. Di mana dengan
guru memberikan tugas dengan menggunakan LKS siswa dapat memahami
materi yang disampaikan guru selain itu siswa dapat memperoleh banyak
latihan-latihan soal dari LKS yang dapat di kerjakan baik di sekolah maupun
di luar sekolah. Pada materi pelajaran perekonomian internasional siswa
diminta mengerjakan soal dalam LKS tentang perdagangan internasional
sehingga siswa harus melakukan pengamatan terlebih dahulu.
b. Pelaksanaan tugas dengan menggunakan LKS
Pelaksanaan tugas dengan menggunakan LKS di SMA Negeri I
Wuryantoro dapat menimbulkan diskusi antar siswa dengan siswa maupun
antara siswa dengan guru. Di mana dalam diskusi tersebut, guru
memberikan pengawasan, bimbingan, serta dorongan kepada siswa. Dalam
berdiskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa seperti bertanya,
mengemukakan pendapat dan dapat membuat siswa mempunyai inisiatf.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Dengan begitu dapat membantu siswa lebih bergairah sehingga siswa dapat
belajar secara lebih efektif.
c. Pertanggungjawaban tugas dengan menggunakan LKS
Pertanggungjawaban tugas dengan menggunakan LKS di SMA
Negeri I Wuryantoro dapat dilihat dari siswa menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Selain itu,
siswa mempunyai alasan atas jawaban yang dipilihnya dan
pertanggungjawaban siswa dapat dilihat pada waktu ulangan berlangsung.
2. Kuntungan penggunaan metode resitasi media LKS
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
Penugasan yang diberikan guru setelah menyampaikan materi pelajaran
bertujuan agar materi pelajaran yang disampaikan akan dapat diingat lebih
lama oleh siswa. Materi pelajaran yang disampaikan langsung diterapkan
untuk mengaerjakan soal-soal pada LKS.
b. Mengembangkan keberanian berinisiatif
Resitasi merupkan metode yang digunakan untuk menyajikan kembali
tugas-tugas yang diberikan oleh guru melalui LKS setelah guru
menyampaikan materi pelajaran ekonomi. Bentuk penyajian tugas biasanya
berupa diskusi dan pembahasan soal. Pada tahap ini guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi pelajaran yang belum
dikuasainya. Biasanya sebelum guru menjawab, guru mempersilakan siswa
yang lain untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar.
Tugas guru dalam hal ini sebagai jembatan untuk memberikan penguatan
terhadap pendapat masing-masing siswa.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak
Pada umunya rangkuman materi yang ada pada LKS sangat terbatas
sedangkan soal-soal yang harus dikerjakan siswa cenderung lebih luas
sehingga menuntut siswa untuk mncari literatur-literatur lain guna
menunjang keberhasilan siswa dalam mengerjakan soal. Guru menyarankan
siswa untuk mengembangkan pengetahuannya melalui buku-buku yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
diperpustakaan, artikl-atikel pada internet, majalah maupun surat kabar yang
terkait dengan materi pelajaran.
d. Memupuk rasa tanggung jawab
Pada pelaksanaan tugas guru selalu memberikan batasan waktu biasanya
diberi waktu 1 jam untuk mengerjakan terlebih dahulu sehingga siswa
dituntut dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Setelah itu, guru bersama
siswa melakukan analisis butir soal dengan cara berdiskusi dan beberapa
siswa disuruh mengerjakan di depan kelas tanpa mengunakan buku. Melalui
peristiwa ini guru dapat mengetahui siswa yang kemauan belajarnya tinggi
dan siswa yang berkemauan belajarnya rendah.
3. Pengalaman yang Didapatkan dengan Penggunaan Metode Resitasi Media
LKS.
Di SMA Ngeri I Wuryantoro pengunaan metode resitasi dengan media LKS
sudah dapat berjalan dengan lancar. Namun dalam kenyataannya masih
terdapat beberapa hambatan. Hambatan dalam pelaksanaan metode resitasi
dengan media LKS dalam upaya meningkatkan prestasi belajar di SMA Negeri
I Wuryantoro ternyata mempunyai hambatan-hambatan yaitu:
a. Sangat sulit mengontrol apabila tugas dikerjakan di rumah
Jika tugas dikerjakan di dalam kelas guru dapat melakukan namun jika tugas
dikerjakan di rumah maka guru tidak dapat melakukan pengawasan
sehingga mereka kurang sungguh-sungguh dalam mengerjakan. Bahkan
cenderung untuk mencontek dari pekerjaan teman karena guru juga tidak
akan tahu mana yang dikerjakan sendiri dan mana yang hanya mencontek.
b. Siswa malas mengerjakan tugas apabila dengan menggunakan LKS secara
terus menerus karena soal dalam LKS terlalu banyak apabila siswa
diberikan tugas yang banyak dapat membuat siswa malas untuk
mengerjakannya karena tugas yang diberikan itu terlalu banyak dan siswa
dalam mengerjakan tugas tersebut membutuhkan waktu yang banyak pula.
c. Bahasa soal dalam LKS sulit dipahami oleh siswa sehingga mengakibatkan
siswa malas dalam mengerjakan tugas yang disebabkan karena pemberian
tugas hanya dengan LKS saja dan materi dalam LKS itu sedikit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Dalam LKS terdapat soal-soal dengan bahasa asing yang tidak dipahami
oleh siswa. Dengan adanya banyak istilah-istilah asing yang ada maka siswa
kesulitan dalam memahami maksud soal sehingga terjadi salah pengertian
antara soal jadi siswa kesulitan dalam menjawab soal.
d. Guru kurang berinovasi dalam menerapkan metode untuk menyampaikan
materi pelajaran
Kurangnya inovasi yang guru lakukan dalam pembelajaran dapat menjadi
kendala dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Apabila mereka sudah
merasa bosan maka semangat belajar mereka akhirnya menurun. Itu akan
berdampak pada pencapaian hasil belajar. Hasil penelitian yang peneliti
lakukan di SMA Negeri I Wuryantoro juga demikian karena guru kurang
berinovasi terhadap metode belajar yang digunakan membuat siswa bosan
dan minat mereka untuk belajar menjadi menurun.
Sedangkan upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi
adalah:
a. Guru SMA Negeri I Wuryantoro sering memberikan pertanyaan lisan dan
soalnya diambil dari LKS atau menyuruh siswa mengerjakan di depan kelas
tanpa membawa buku.
b. Untuk mengatasi hambatan siswa yang malas dalam mengerjakan tugas maka
yang dilakukan guru SMA Negeri I Wuryantoro adalah dengan memberikan
penilaian atau evaluasi atas pekerjaan siswa.
c. Untuk mengatasi hambatan bahasa soal LKS sulit dipahami oleh siswa,
sebaiknya siswa bertanya pada guru atau dibahas secara bersama-sama
(didiskusikan), sedangkan untuk mengatasi hambatan materi dalam LKS
sedikit yaitu siswa dituntun untuk lebih aktif mencari tambahan materi baik
diperpustakaan maupun di internet.
d. Guru memberikan beragam inovasi dalam menyampaikan materi pelajaran agar
siswa tidak meras bosan.
Siswa sering malas mengikuti pelajaran apabila metode yang digunakan
oleh guru tidak dikembangkan. Dengan demikian guru perlu mengembangkan
metode dengan inovasi-inovasi metode pembelajaran guna membangkitkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
semangat belajar siswa. Selain itu adanya variasi metode belajar sesuai dengan
materi pelajaran juga tepat digunakan agar siswa dapat belajar secara maksimal.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan penelitian di atas, maka dapat dikaji
implikasinya baik implikasi teoritis maupun praktis :
1. Implikasi Teoritis
Pembelajaran ekonomi melalui metode resitasi media LKS di SMA Negeri
I Wuryantoro merupakan kegiatan belajar mengajar yang disajikan melalui
pemberian tugas kepada siswa. Dengan menggunakan metode ini maka siswa
akan menjadi lebih akatif, sebab tugas-tugas yang diberikan oleh guru harus
mereka kerjakan. Di samping itu, dengan metode resitasi akan membuat siswa
lebih bisa bersikap mandiri dan bisa lebih bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran ekonomi. Dengan demikian LKS dapat menjadikan kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro dapat kondusif.
2. Implikasi Praktis
Pembelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro telah menerapkan
penggunaan metode resitasi. Namun demikian, ada beberapa tindakan yang belum
dilakukan sebagai mana mestinya sehingga hasil belajar siswa belum tercapai
secara optimal. Hal ini dikarenakan beberapa kendala dalam proses pembelajaran
antara lain : fasilitas yang kurang mendukung terhadap kelancaran kegiatan
belajar mengajar, guru kurang berinovasi dalam menerapkan metode untuk
menyampaikan materi pelajaran, guru dalam memberikan tugas kurang
memperhatikan kemampuan dan tingkat kecerdasan siswa, kurangnya komunikasi
dua arah antara guru dengan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
C. Saran
Agar pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS dapat terlaksana
dengan baik, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Karena dalam melaksanakan pembelajaran guru kurang dapat
menyampaikan materi secara baik, sebaiknya pada saat rapat Kepala
Sekolah perlu memberikan pengarahan kepada guru agar kegiatan belajar
mengajar dapat dilaksanakan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa
dapat meningkat.
b. Hendaknya Kepala Sekolah menggalakan penggunaan metode belajar
yang bervariasi dengan media yang ada di sekolah agar siswa tidak bosan
dalam mengikuti pelajaran.
c. Apabila guru memberikan tugas biasanya guru hanya membahas secara
bersama-sama tanpa memberikan nilai, maka Kepala Sekolah perlu
megintruksikan kepada guru untuk memberikan penilaian pada tiap
pekerjaan siswa agar siswa lebih termotivasi dalam mengerjakan tugas.
2. Bagi Guru
a. Agar siswa tidak bosan dalam mengerjakan tugas, sebaiknya guru
menyuruh siswa mengerjakan tugas tersebut di rumah secara kelompok.
Sehingga siswa dapat mendiskusikan soal dengan kelompoknya agar dapat
benar-benar memahami materi yang diajarkan serta siswa dapat lebih aktif
mencari jawaban di perpustakaan atau internet.
b. Agar siswa tidak kesulitan dalam memahami bahasa LKS, guru hendaknya
menyampaikan materi terlebih dahulu secara jelas agar siswa dapat
memahami bahasa dalam LKS atau guru dalam pemilihan LKS yang akan
digunakan harus sesuai dengan pemahaman siswa
c. Dalam mengerjakan tugas kadang guru tidak memberikan penilaian,
sebaiknya guru selalu memberikan penilaian terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan oleh siswa agar siswa lebih termotivasi dalam mengerjakan
tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
3. Bagi Siswa
a. Sebaiknya siswa setiap mengerjakan tugas harus sesuai dengan perintah dari
guru agar siswa mengetahui berapa besar kemampuan yang ia miliki dalam
latihan soal tersebut.
b. Untuk menambah materi pelajaran sebaiknya siswa mencari sumber lain di
perpustakaan ataupun internet.
top related