analisis wacana kritis pidato politik anies...
Post on 05-Feb-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS WACANA KRITIS PIDATO POLITIK ANIES RASYID
BASWEDAN DENGAN JUDUL ‘INDONESIA KITA SEMUA’
DALAM KONVENSI PEMILIHAN CALON PRESIDEN 2014
PARTAI DEMOKRAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh
Adharu Dhahiru
NIM: 109051000158
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
Untuk Mmak dan Ayah yang bangun dan tidurnya
adalah doa bagiku
Untuk kalian yang senantiasa menyertai
perjuangan ini
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 14 Februari 2014
Adharu Dhahiru
i
ABSTRAK
Adharu Dhahiru
109051000158
Analisis Wacana Kritis Pidato Politik Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul
‘Indonesia Kita Semua’ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden 2014
Partai Demokrat
Politik merupakan wilayah kekuasaan yang sarat akan taktik, intrik dan
strategi praktis untuk keberhasilan suatu kepemimpinan atau tata kelola
pemerintahan. Tidak heran jika ia sarat akan berbagai kepentingan-kepentingan
kelompok. Politik menyajikan berbagai fenomena, ia juga menentukan berbagai
kondisi dalam suatu tatanan pemerintahan. Karenanya tidak jarang hal-hal praktis
dalam politik bertentangan dengan nuansa idealisme dikalangan para akademisi.
Kontrasnya dunia akademisi dan politik nampaknya tidak berlaku bagi Anies
rasyid Baswedan. Nama Anies Rasyid Baswedan yang tercatat sebagai rektor
termuda yang berpengaruh wilayah Asia Tenggara mengejutkan publik dengan
kemunculannya sebagai salah satu peserta Konvensi Pemilihan Calon Presiden
melalui Partai Demokrat. Nama Anies Baswedan tidak asing dikalangan
akademisi dan para tokoh intelektual. Namun apa jadinya jika nama Anies
Baswedan masuk dalam jajaran bakal calon Presiden RI 2014? Pidato politik
pertamanya sebagai peserta Konvensi Partai Demokrat dinanti publik.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti mengerucutkan
penelitian terhadap dua hal, pertama, bagaimana formasi teks pidato serta
konteksnya sebagai peserta Konvensi, kedua, bagaimana Anies Baswedan
menyusun wacana keindonesiaan dalam pidatonya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan
ialah observasi berupa pengumpulan data kemudian wawancara sebagai upaya
untuk recheking dan disusul dengan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan teori analisis data Teun A. van Djik. Teori van
Djik mengungkap sebuah teks baik lisan maupun tulis dalam beberapa dimensi,
yakni teks, kognisi sosial dan analisis konteks sosial. Van Djik mengkonstruk
penelitian yang mendalam dari ketiga dimensi tersebut yakni struktur teks, kognisi
sosial dan konteks sosial.
Peneliti menyimpulkan bahwasanya formula teks yang digunakan oleh
Anies Rasyid Baswedan dalam pidatonya merupakan retorika yang mendalam
dari sebuah refleksi terhadap kondisi „manusia‟ Indonesia. Bagi Anies manusia
merupakan titik sentral yang mampu menggerakkan perubahan dan kemajuan.
Karena itu, memperbaiki kualitas manusia adalah sudah tanggungjawab bersama
seluruh rakyat Indonesia sejak Indnesia menyatakan kemerdekaannya. Anies
berwacana bahwa kunci dari upaya membangun kualitas manusia yang berani dan
berkarakter serta berintegritas adalah melalui pendidikan. Namun dalam tempo
dekat, Indonesia sudah harus berbenah diri, baik dari sisi demokrasi, ekonomi dan
terutama tegaknya peradilan di Indonesia.
Keyword: Pendidikan, Calon Presiden 2014, Konvensi.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Esa dan
senantiasa memberikan limpahan Rahmat serta kasih sayang-Nya kepada segenap
hamba-hambanya. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah bagi Sang
Revolusioner Islam, Inspirator perubahan menuju peradaban yang madani.Puji
dan syukur Peneliti haturkan karena berkat petunjuk dan izin-Nya, akhirnya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Wacana Kritis
Pidato Politik Anies Rasyid Baswedan dengan Judul ‘Indonesia Kita Semua’
Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden 2014 Partai Demokrat sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan. Seperti diketahui bahwa penyusunan
skripsi ini merupakan tugas akhir peneliti sebagai persyaratan dalam
menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti meyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, ada begitu banyak
dukungan dan perhatian serta masukan dari berbagai pihak. Dengan demikian
segala kesulitan dan hambatan dalam penyusunan skipsi ini akhirnya dapat
terselesaikan dengan baik. Hanya ungkapan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada segenap pihak yang mendukung peneliti. Tiap dukungan baik moril dan
materiil selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini semoga dibalas
oleh Allah SWT dengan limpahan karunia-Nya yang luarbiasa tak terhingga.
Peneliti terutama berterimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Dr. Suparto, M.Ed., Wakil Dekan Bidang Administrasi
iii
Umum, Bapak Drs. Jumroni, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik, dan
Bapak Dr. Sunandar MA., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Rachmad Baihaki M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam dan Ibu Umi Musyarafah, M.A., selaku Sekertaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang selalu mendukung dan
memberi banyak kemudahan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Wahidin Syaputra, M.A., dosen pembimbing peneliti yang telah
begitu banyak memberikan arahan, bimbingan, nasehat dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Seluruh Dosen, serta para staf-staf tata usaha Fakultas ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara khusus peneliti
ucapkan terima kasih kepada Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam yang
berkahatasilmunyamenjadikanpenelitimampumenyelesaikanskripsiini
5. Yang sangat membantu dalam selesainya penelitian peneliti, kepada
Sekretaris Bapak AniesBaswedan, Ibu Khairunnisa, kepada mas Awe, dan
kepada bapak M. Chozin Amirullah yang menjadi penyambung antara
peneliti dan Bapak Anies Baswedan. Terimakasih telah meluangkan waktu
di tengah kesibukannya untuk peneliti. Dan yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Anies Baswedan P.hD terimakasih telah meluangkan waktunya di
tengah kesibukannya untuk peneliti wawancarai.
6. Terimakasih juga peneliti haturkan kepada Bapak Rahmat Baihaqi, M.A
selaku ketua sidang, Ibu Fita Fatkhurrohmah, M.Si selaku penguji satu dan
bapak Drs. Study Rizal, LK. M.A, selaku penguji dua. Terimakasih kepada
iv
bapak dan ibu yang telah memberikan kritik yang membangun serta saran-
saran untuk skripsi peneliti.
7. Secara khusus dan paling utama adalah yang peneliti banggakan, kedua
orang tua, Dewasrizal Nainggolan dan Nurhasni Simamora yang telah
banyak memberikan doa, dukungan dan pengorbanan yang tak terkira
selama peneliti hidup hingga saat ini.
8. Adik-adik peneliti, Deva Sariyanti, Devi Rahmaini, danSyafrilNainggolan
terima kasih telah menjadi bagian inspirasi kehidupan Peneliti selama ini.
Kelak akan kalian rasakan perjuangan yang abang rasakan dan tentunya
abang siap mendampingi perjuangan kalian.
9. Paman dan Tante, Syahril Simamora dan Saeni yang telah menjadi orangtua
yang baik dan membuat peneliti tidak merasa hidup sendiri di perantauan.
Terimakasih atas seluruh kesabaran memberi motivasi mori dan materilnya.
10. Sunardi Panjaitan dan Mifta Apriyanto. Dua orang saudara yang banyak
mengenalkan permasalahan hidup kepada peneliti dan menjadi bagian dari
motivasi bagi peneliti.
11. Lutfiyatun Nakiyah, seorang sahabat special yang dalam perjalanannya
selalu setia menemani perjuangan peneliti dalam segala kondisi.
Terimakasih semangat dan dukungannya ya dan terimakasih juga karena
sudah menjadi bagian dari kehidupan peneliti. Semoga Tuhan mengabulkan
doa dan usaha kita selama ini. Terus berjuang ya bersama-sama!
12. Teman-teman seperjuangan KPI E angkatan 2009, yang telah menjadi
bagian hidup peneliti selama mengenyam pendidikan di UIN Jakarta
v
diantaranya,Oki, Ipul, Rulli, Sadam, dan seluruh teman-teman yang tidak
bisa peneliti sebutkan satu per satu. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi
kita.
13. Sahabat-sahabat peneliti yang selalu ada di saat suka maupun duka. Ahmad
Saipul Mukminin, Nurul Rizki Salam dan Fauziah Mursyid. yang tak
pernah lelah untuk menyemangati peneliti. Kalian adalah beban terindah
yang dimiliki peneliti. Semoga seluruh perjuangan dan persahabatan kita
tetap terjalin selamanya.
14. Kepada Himpunan Mahasiswa Islam cabang Jakarta Selatan yang menjadi
rumah besar bagi peneliti dalam mengembangkan diri. Terimakasih sudah
memberikan wawasan dan segudang pengalaman serta menjadi Inspirasi
yang sangat berharga bagi peneliti. YAKUSA!
Pada akhirnya, tak ada gading yang tak retak, peneliti menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, peneliti sangat terbuka
terhadap kritik yang membangun dan saran dari segenap pembaca agar dapat
menjadi acuan pembelajaran peneliti. Peneliti berharap agar skripsi ini dapat
memberikan manfaat dan sebagai bahan pembanding untuk penelitian lainnya
baik bagi mahasiswa UIN Jakarta maupun pembaca pada umumnya. Semoga tiap
pena yang mengalir menjadi amal ibadah bagi semua. Amin.
Jakarta,15 Maret 2014
Adharu Dhahiru
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Pembatasan dan rumusan Masalah ............................................ 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 4
D. Manfaat penelitian ..................................................................... 5
E. Metodologi Penelitian ............................................................... 5
1. Pendekatan Penelitian ......................................................... 5
2. Subjek dan Objek Penelitian ............................................... 6
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 6
4. Teknik Analisis Data ........................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10
G. Sistematika Penelitian ............................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Analisis Wacana ....................................................................... 14
1. Definisi ............................................................................. 14
2. Konsep Utama Analisis Wacana kritis .............................. 18
3. Analisis Wacana Teun A van Dijk .................................... 22
BAB III RIWAYAT HIDUP ANIES RASYID BASWEDAN
A. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga Anies Rasyid ........ 36
B. Masa Sekolah dan Kuliah Anies Rasyid Baswedan ............... 38
C. Karir Anies Rasyid Baswedan................................................ 43
D. Penghargaan Anies Rasyid Baswedan ................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisis Stuktur Teks Pidato Anies Rasyid Baswedan ........... 49
1. Struktur Makro (Tematik) ................................................ 49
2. Struktur Mikro (Semantik) ............................................... 55
3. Struktur Mikro (Sintaksis) ............................................... 63
4. Struktur Mikro (Stilistik) ................................................. 65
5. Struktur Mikro (Retoris) .................................................. 68
B. Analisis Kognisi Sosial..... ...................................................... 72
C. Analisis Sosial……………......... ............................................ 79
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 84
B. Saran ......................................................................................... 85
C. Daftar Pustaka ......................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
Transkip Pidato Anies Rasyid Baswedan dengan Judul ‘Indonesia Kita
Semua’ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden 2014 Partai
Demokrat Pada Tanggal 15 September 2013
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat malam dan salam sejahtera.
Izinkan pada kesempatan ini kami berbagi visi mengenai Indonesia.
Kami beri judul Indonesia Kita Semua. Republik ini merdeka bukan sekadar
untuk menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar
kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Republik ini datang bukan dengan cita-cita. Republik ini bukan
datang dengan harapan. Republik ini datang dengan janji. Cita-cita adalah
sesuatu yang ingin kita raih. Denganlah kita meraihnya, maka kita syukuri.
Tapi bila gagal, kita revisi cita-cita itu. Republik ini berjanji dan janji tidak
bisa direvisi. Janji harus dilunasi pada setiap anak bangsa Indonesia. Apa
janji republik ini? Republik ini berjanji melindungi, berjanji mencerdaskan,
berjanji mensejahterakan dan berjanji membuat setiap kita menjadi bagian
dari dunia.
Janji ini bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh bangsa
Indonesia. Karena itu, saya merasa terpanggil untuk turun tangan, ramai-
ramai melunasi janji kemerdekaan Indonesia. Ini bukan sekadar tanggung
jawab pemerintah, ini tanggung jawab kita semua. Karenanya, panggilan ini
adalah panggilan untuk sama-sama.
Mari kita lunasi janji ini. Kita berjanji melindungi. Artinya apa?
Republik ini tidak dirancang untuk melindungi minoritas, tidak dirancang
untuk melindungi mayoritas. Republik ini dirancang untuk melindungi setiap
warga negara Indonesia secara tanpa syarat. Siapa pun, di mana pun, agama
apa pun, keyakinan apa pun, etnis apa pun, bahasa apa pun memiliki hak
yang sama untuk mendapatkan perlindungan republik ini.
Yang kedua, kita berjanji untuk mensejahterakan. Kita berjanji untuk
mencerdaskan. Dan kita lihat di sini, alhamdulillah, hari ini, penduduk kita
240 juta orang. Pada saat kita merdeka penduduk kita sekitar 70 juta, ada
yang menyebut 73 juta. Dan dari 73 juta itu 95 persen buta huruf. Mereka
memiliki seluruh persyaratan untuk pesimis. Terbelakang, miskin, tak terdidik.
Hari ini, penduduk kita 240 juta. Dan 95 persen buta huruf itu hari ini tinggal
delapan persen.
Tak banyak bangsa di dunia mengubah dari buta huruf total menjadi
melek huruf total seperti sekarang. Tak banyak bangsa di dunia bisa
melakukan itu. Dan Indonesia melakukan ini. Dan hari ini, kita memiliki
persyaratan untuk optimis. Karena itu, kita turun tangan sama-sama
membangkitkan optimisme republik ini. Tapi itu tidak cukup. Hari ini yang
terdidik pendidikan tinggi hanya 8 persen. Dan bila kita lihat hari ini, yang
berada di ruangan ini, yang bisa berdiri di sini, yang bisa mengelola, yang
bisa merasakan kemajuan, adalah mereka yang terdidik, mereka yang
merasakan manfaat ketercerdasan, mereka yang diangkat naik kelas. 45
persen, hari ini, masih berpendidikan SD.
ix
Kalau kita ingin maju menjadi bangsa yang besar, jangan fokus pada
material. Jangan fokus pada sumber daya alam, tapi fokus pada manusia
Indonesia. Kunci memajukan Indonesia, pada manusianya. Tapi kita sering
merasa kekayaan terbesar kita adalah minyak, gas, tambang, laut, hutan. Itu
kekayaan, tapi kekayaan terbesar adalah manusia Indonesia. Itu kekayaan
terbesar kita. Begitu manusianya terkembangkan, manusianya tercerdaskan,
maka seluruh potensi ini bisa diubah menjadi potensi yang membuat kita
meraih kesejahteraan. Karena itu saya melihat, mengembangkan manusia
menjadi kunci. Dan saya garisbawahi, mengembangkan manusia, bukan
semata mata-mata sumber daya. Kenapa? Karena manusia harus
dikembangkan seutuhnya.
Dalam mengembangkan ini, yang paling krusial hari ini di
Indonesia.Kita sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Korupsi
di segala level. Tapi kita harus perhatikan, korupsi adalah gejala. Penyakitnya
adalah defisit integritas. Tiadanya integritas. Karena itu pendidikan kita
adalah untuk membangun integritas, menghasilkan orang-orang jujur, orang-
orang berkarakter yang bila diberi amanah maka dia akan mengubah amanah
itu menjadi kebahagiaan, kemajuan dan kesejahteraan bagi semua.
Pendidikan adalah kunci, tapi dalam jangka pendek, kita harus
bereskan ekonomi kita, kita harus bereskan penegakan hukum kita. Tapi itu
semua jika tidak ditopang dengan kualitas manusia yang baik, maka dia akan
hanya meningkatkan angka-angka laporan. Padahal yang kita butuhkan
adalah perubahan realita di masyarakat. Dan dalam konteks penegakan
hukum ini, hari ini, kita harus dorong satu sisi tingkatkan soal integritas, sisi
lain kita harus menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Tak pandang latar
belakangnya, tak lihat agamanya, tak lihat warna kelompoknya, tak lihat
warna partainya. Siapa melanggar hukum, mereka dihadapkan dengan
penegakkan hukum.
Saya rasa ini menjadi kunci bila kita miliki tiga pilar, ada pilar
ekonomi, ada pilar demokrasi. Dua ini berjalan. Tapi pilar ketiga yang
menopang adalah kepastian hukum, keadilan, rule of law. Di sini kita perlu
hadirkan. Dalam jangka pendek ini, kita harus menghadirkan pilar ketiga
melalui kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan yang menggerakkan,
karena tidak bisa urusan sebesar Indonesia diselesaikan satu orang. Kita
harus memunculkan kepemimpinan yang mengajak semua orang turun tangan,
terlibat melunasi sama-sama janji kemerdekaan itu. Indonesia ini adalah
Indonesia kita semua, milik kita. Mari kita miliki masalah yang ada di bangsa
ini, lalu kita turun tangan ramai-ramai menyelesaikan masalah yang ada di
bangsa ini.
Biarkan nanti kita bisa mempertanggung jawabkan peran kita hari
ini kepada Tuhan dan kepada anak-anak kita, serta anak-anak dari anak-anak
kita, bahwa di era ini kita tidak tinggal diam, kita turun tangan dan kita
wariskan republik yang berdiri lebih tegak untuk semuanya. Terima kasih.
x
TRANSKIP WAWANCARA
Judul Skripsi : Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan
Judul ‘Indonesia Kita Semua’ Dalam Konvensi Pemilihan
Calon Presiden Partai Demokrat Pada Tanggal 15
September 2013
Waktu Interview :15:00 WIB
Tanggal : Minggu, 26 Januari 2014
Pewawancara : Adharu Dhahiru
Narasumber : Anies Rasyid Baswedan
Peneliti : Tema besar dari pidato yang berjudul “Indonesia Kita
Semua”?
Anies R. Baswedan :Kenapa saya pilih istilah Indonesia Kita Semua,
Indonesia ini adalah negeri yang kita bangun, Republik ini
kita dirikan dan tanggungjawab atas negeri ini ada pada
kita semua. Sekarang ini ada kesan bahwa republic ini
hanya diurus oleh sebagian orang, hanya dinikmati
sebagian orang, dan kalau ada masalah hanya menjadi
tanggungjawab sebagian orang. Saya ingin menawarkan
prespektif lain bahwa ini negeri milik kita karena ini
negeri bukan hanya milik mereka, ini milik kita Kalau
memang negeri ini milik kita, mari kita miliki masalah
yang ada di negeri ini. Saya analogikan ya, kalau anda
memiliki motor, anda bersihkan motor itu karena anda
merasa memiliki motor itu. Tapi belum tentu jika itu
motor teman anda, karena anda tidak merasa memilikinya.
Itulah yang dirasakan negeri ini. Jika dalam satu rumah
hanya ada 1 motor dan dipakai oleh sekeluarga, siapa yang
harus membersihkan motor itu? “semuanya” tapi yang
paling merasa memiliki adalah yang paling sering
membersihkan.
Peneliti : Posisi tema besar dalam pidato ini adalahkeseluruhan.
Bisa dijelaskan tentang 3 pilar penting yang ada dalam
pidato? (ekonomi, demokrasi dan kepastian hukum)
Anies R. Baswedan : Tugas pemimpin adalah menjalankan tugas itu secara
efektif agar 3 hal tadi berjalan dengan baik. Ekonomi,
pemerintahan dan demokrasi dan ketiga adalah pro of law.
Indonesia hari ini ekonominya sudah berjalan dengan
xi
baik, dengan segala macam masalahnya, lebih relative
baik. Demokrasi dan pemerintahan kita perlu perbaikan.
Tapi yang masalah besarnya di Negara ini, perlu
penegakan hukum. Penegakan hukum ini dari bawah
sampai kepuncak bermasalah. Jadi ini harus dibereskan
secara cepat. Dan kalau tidak ada kepastian hukum,
Negara ini tidak akan berbuatapa-apa.
Peneliti : Apakah maksudnya bahwa pilar kepastian hukum adalah
kunci dari pilar ekonomi dan pilar demokrasi?
Anies R. Baswedan : Iya
Peneliti : Selain itu, ada pilar pendidikan yang menurut kanda
sangat penting untuk diupayakan. Bisa dijelaskan?Tentang
pilar pendidikan yang menurut kanda sangat urgen untuk
diupayakan?
Anies R. Baswedan : Kalau kita bicara mengenai tema utama, saya ingin
mengembalikan agar manusia menjadi sentral
pambicaraan. Nomor satu manusianya. Kalau manusianya
itu berkualitas, republic ini akan hebat. Tapi kalau
manusianya tak berkualitas bagaimana republik ini akan
hebat? Kualitas manusia nomor satu itu sehat. Anda juga
tidak bisa wawancara seperti ini kalau sakit. Yang kedua,
berintegritas, lalu berkompetensi, dan ini didapat lewat
pengembangan kualitas manusia. Perhatikan, saya tidak
sebut kata sumber daya manusia, saya selalu mengatakan
kualitas manusia.Karena saya mau menempatkan manusia
lebih dari sekedar sumber daya. Kita selalu mengatakan
SDM, dan SDM itu kental dengan alat produksi. Dalam
fungsi produksi itu ada namanya, tanah, modal, manusia
(tenaga) dan teknologi, itu factor produksi. Di pidato ini
saya mengatakan bahwa republik ini tidak akan maju
kalau kita bicara tentang alam. Sederhana saja, kita lebih
tahu jumlah ekspor minyak dibandingkan jumlah ekspor
buruh. Kita lebih tahu tentang kualitas batu bara dari pada
kualitas dokter. Kita lebih tahu jumlah ekspor impor
tambang dari pada jumlah puskesmas. Ini lebih penting
yang mana? Kualitas manusia, atau kualitas alam?
Peneliti : Yang mendorong keikutsertaan dalam konvensi partai
democrat?
Anies R. Baswedan : Konvensi ini adalah sebuah proses pencarian calon
presiden. Dan seharusnya calon presiden itu melalui
sebuah proses evaluasi, bukan mendadak jadi calon
presiden. Dan partai demokrat membuat sebuah
xii
mekanisme yang membuka pintu kepada setiap warga
Negara untuk bisa mengikuti proses pencarian calon
presiden. Tentu mereka menseleksi, tapi setelah di seleksi
ada proses karena itu saya melihat ini baik. Yang kedua,
ketika saya diundang, maka buat saya hukumnya berubah.
Kalau saya tidak diundang, maka saya tidak kena hukum.
Tapi saya diundang dan hukumnya berubah, mau ikut
bertanggungjawab atau tidak mau ikut tanggungjawab?!
Lain hal kalau saya daftar, kalau saya daftar, berarti saya
yang ingin jadi calon presiden, tapi saya diundang. Nah
ketika diundang, kalau saya bilang tidak, bagi saya berarti
bukan saya tidak ingin jadi calon presiden, tapi saya tidak
ingin mengurusi republik ini.
Peneliti : Ada tulisan yang mengatakan bahwa kanda lebih senang
membaca tentang biografi tokoh. Bisa jelaskan siapa
tokoh yang menginspirasi kanda sehingga ingin seperti
mereka?
Agus salim, Muhammad hatta, cokroaminoto, sutomo,
wahidin, mahatma Gandhi, Nehru, Tito, Nabi Muhammad,
Lincoln, George Washington,
Peneliti : Secara eksplisit dan implisit, apa yang ingin kanda
sampaikan dari isi pidato?
Anies R. Baswedan : Secara eksplisit ada disini. Secara implisit, republic ini
memiliki seluruh persyaratan untuk optimis. Dan saya
ingin kembalikan itu. Bahwa hadirnya pemimpin
membawa suasana. Dia belum tentu bisa langsung
merubah tapi dia memberi suasana baru. Dan suasana baru
itu bisa membuat kita optimis. Saya beri satu contoh, kita
lihat Jakarta hari ini, masih banjir? Masih, masih macet?
Masih. Tapi kita melihat ada seorang gubernur baik
sedang bekerja, dia membuat suasana baru. Kita nggak
ngomel-ngomel dari dua tahun yang lalu. Kenapa? Karena
kita tahu ada orang yang membaikkan. Saya ingin
simpulkan bahwa Indonesia itu selalu berhasil
mengecewakan kaum pesimis. Kita akan terus
mengecewakan kaum pesimis. Secara implisit, pesan
pidato itu adalah kita mempunya isyarat untuk optimis tapi
harus ada pemimpin yang menggerakkan. Dan jangan
harap satu orang bias menyelesaikan semua masalah. Kita
semuanya bersama-sama turun tangan!!
Peneliti : Dari tokoh-tokoh yang kanda sebutkan, dibagian mana
yang menginspirasi kanda untu terjun kedunia politik?
xiii
Anies R. Baswedan : Tidak ada satu orang tokoh yang saya rujuk habis-
habisan. Saya belajar dari teladan negative dan teladan
positif. Nama-nama itu saya kutip karena mereka teladan
positif, dan teladan negative saya tidak ungkapkan. Tapi
tetap saya belajar dari mereka, yang berarti jangan seperti
mereka. Teladan itu teladan positif dan teladan negative,
dari keduanya kita bias belajar tapi tidak diambil total.
Labih mudah membuat daftar tidak boleh dari pada daftar
seharusnya. Buat saja, jangan mencuri, jangan berbohong,
jangan selingkuh. Jadi kita harus belajar dari kedua
teladan itu, kita belajar dari banyak orang, dan kemudian
dari situ kita meniti langkah. Dan akhirnya kita bias
mengambil keputusan dalam perjalanan hidup kita. Salah
satu dalam pengalaman, penting. Jangan takut ambil
keputusan. Anda baca sejarah orang-orang yang disebut
tadi, berani dalam mengambil keputusan. Bayangkan jadi
Moh Hatta itu seperti apa menjalani 1942-1945? Dipenjara
itu mudah, tapi dicap sebagai penghianat itu yang berat.
42-45 dia bekerjasama dengan Jepang. Kalau sebelumnya
dia ditangkap belanda ya biasa saja, dia pejuang,
ditangkap. Tapi dianggap penghianat? Berat itu. Ini kalau
kita mambaca biografi itu, 42-45 terasa 5 menit. Tapi bagi
yang menjalani? 3 tahun lho, itu berat tapi membuat
ringan dikemudian.
Peneliti : Basic yang membuat kanda merasa yakin dan mampu
dalam hal politik dan menjaadi calon presiden?
Anies R. Baswedan : Mengapa seseorang dianggap sebagai pemimpin? Karena
ada orang yang dipimpin dan diakui oleh orang yang
dipimpin. Seorang yang sholat sendiri kemudian diikuti
oleh orang lain, seketika itu namanya berubah menjadi
imam. Kenapa? Karena orang lain yang mengikutinya
mempercayakan. Dan makmumnyalah yang membuat dia
menjadi imam. Ada begitu banyak orang yang dalam
posisi “Anies kami berharap anda mewakili kita.” Jadi
bukan karena saya diminta demokrat, lalu saya ajukan.
Tapi saya Tanya kepada semuanya dan semuanya
bersama-sama mengatakan, saya berada dibelakang anda.
Dan itulah sebabnya saya yakin.
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anies Rasyid Baswedan Ph.D, adalah pria kelahiran Kuningan, Jawa
Barat pada tanggal 7 Mei 1969 merupakan salah satu tokoh intelektual muda
di Indonesia. Beliau memiliki kepedulian terhadap masyarakat akar rumput
khususnya dalam bidang pendidikan. Ia menelurkan Gerakan Indonesia
Mengajar yang mengirimkan pemuda terbaik negeri untuk mengajar di
Sekolah Dasar selama satu tahun. Selain memiliki pemahaman terhadap
masyarakat nasional, ia merupakan seorang intelektual yang memiliki
kompetensi internasional, hal ini terbukti dari beberapa penghargaan
internasional yang ia dapatkan, baik tingkat asia maupun internasional1.
Sepak terjang Anies Rasyid Baswedan dalam dunia pendidikan tidak
diragukan lagi. Ia menginspirasi kaum muda untuk mengajar di daerah-daerah
tertinggal dan pelosok. Gagasannya tentang kelompok Indonesia Mengajar,
Indonesia Menyala, Kelas Inspirasi dan lainnya populer di kalangan para
pendidik dan kaum muda. Namun secara tiba-tiba dan mengejutkan Anies
Rasyid Baswedan terjun ke dunia politik. Ia mengejutkan publik dengan
keikutsertaannya sebagai peserta konvensi Pemilihan Calon Presiden melalui
Partai Demokrat.
Seorang akademisi yang terjun ke dunia politik tentu mengejutkan banyak
pihak.
1http://id.wikipedia.org/wiki/Anies_Baswedan. 20/09/2013pkl 00:21
2
Keikutsertaannya sebagai peserta konvensi menuai pro dan kontra.
Ada yang menyayangkan ada yang mendukung. Elektabilitas Partai
Demokrat yang juga merupakan Partai penguasa (2010-2014) yang tengah
menurun membuat sebagian kalangan menyayangkan keikutsertaan seorang
Anies Rasyid Baswedan mengikuti konvensi tersebut. Belitan kasus yang
menimpa kader Partai Demokrat seperti menjadi penanda awal dari kematian
partai binaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. "Saya rasa ini awal
dari kematian Partai Demokrat menuju pemilu 2014. Kalau rakyat disurvei
sekarang, popularitas dan kelayakan SBY pasti sudah turun," ujar Iberamsjah,
pakar politik Universitas Indonesia di Jakarta2
Data Politicawave, sebagaimana dilangsir oleh kompas.com, ada tiga
besar calon yang paling banyak dibicarakan netizen adalah Dahlan Iskan (8,4
persen), Gita Wirjawan (5 persen), dan Anies Baswedan (4,6 persen).
Fenomena kampanye melalui jejaring sosial media twitter memang bisa
dimanfaatkan untuk memupuk citra positif, tetapi juga dapat memukul balik.
Kemunculan pidato resmi Anies Rasyid Baswedan sendiri mendapatkan
respon yang cepat. Di Youtube, misalnya, pengguna akun Adi Prasetya
memberi komentar pidato Anies, ”Subhanallah. Begitu cerdas dan tenang
dalam penyampaiannya. Semoga kelak mampu membawa amanah bangsa
ini.” ”World Class Speech,” kata Edi Supriyanto. 3 Dalam akun Mario Bross
2 https://www.facebook.com/notes/cak-ripin-kartun/partai-demokrat-sebagai-bunker-para-
koruptor/10150361521822105, Tanggal 11 November 2011 pukul 13:56 3http://nasional.kompas.com/read/2013/09/23/0923423/Mencari.Capres.di.Media.Sosial,
tanggal 23 September 2013, pukul 09:23 WIB
3
ia berkomentar “Muda, Berpendidikan, Aksi nyata, Bersih, Nasionalis
berwawasan global, itulah Anies Baswedan RI1 2014”.4
Pro dan Kontra kemunculan Anies Rasyid Baswedan dalam konvensi
partai Demokrat itulah yang menarik untuk peneliti kaji. Terutama pidato
resmi pertama Anies sebagai peserta Konvensi. Pidato memberikan manfaat
sebagai penyampai buah pikiran dari komunikator (pembicara) kepada
komunikan (pendengar atau khalayak). Di dalam Islam, sesama manusia
diwajibkan untuk saling mengingatkan satu sama lain. Sebelum zaman nabi
Muhammad SAW, nabi Musa AS pun sudah melakuan kegiatan berpidato ini
dan beliau sebelum menyampaikan ajarannya kepada masyarakat pada waktu
itu memohon doa agar dilancarkan urusannya kepada Allah SWT.
Sebagaimana yang dituliskan dalam surat Thoha ayat 25 smpai 28, yang
berbunyi:
رليوي , ري صد اشرحلي رب قال . يفقهىاقىلي , لساني من عقدة واحلل , أمري س
Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan
mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
supaya mereka mengerti perkataanku5.
Peneliti tertarik untuk meneliti pidato resmi, terutama tentang
makna dan tujuan yang terkandung dalam pidato. Selain itu, sekaligus
meneliti tentang wacana apa yang ada dibalik pemikiran sang orator
(pembicara atau yang menyampaikan pidato). Maka dari itu, penelitian ini
menggunakan metode Analisis Wacana.
4 https://www.youtube.com/watch?v=omsc8KTFlIo
5Al-Qur‟an Al Karim, PT. Mizan Pustaka, 2009, Cet, Ke-1, hal 314
4
Analisis Wacana adalah penelitian komunikasi yang bersifat
kualitatif. Analisis wacana juga merupakan studi penelitian tentang struktur
yang terkandung dalam bahasa. Lebih tepatnya adalah tentang penggunaan
dari bahasa itu sendiri. Analisis wacana biasa digunakan untuk meneliti pesan
baik lisan maupun tulisan, umumnya adalah mengungkapkan gagasan yang
dimiliki oleh objek penelitian. Peneliti memilih judul dari skripsi ini:
“Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul „Indonesia
Kita Semua‟ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat
Pada Tanggal 15 September 2013”.
B. Pembatasan dan rumusan Masalah
Agar penelitian lebih fokus terkait isi pidato Konvensi Demokrat ini,
maka peneliti akan membatasi penelitian hanya pada poin-poin penting
terkait pidato Anies Rasyid Baswedan ketika mengikuti konvensi pemilihan
calon presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013. Untuk itu
peneliti akan merumuskan beberapa persoalan terkait pidato Anies Rasyid
Baswedan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah formasi teks pidato yang disampaikan oleh Anies
Rasyid Baswedan dalam pidato resmi konvensi pemilihan calon presiden
partai Demokrat?
2. Bagaimana wacana keindonesiaan yang dibangun oleh Anies
Rasyid Baswedan dalam pidato „Indonesia Kita Semua‟?
C. Tujuan Penelitian
5
Sesuai dengan rumusan masalah pertanyaan penelitian di atas, secara
khusus penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui Bagaimana deskripsi teks yang disampaikan oleh Anies
Rasyid Baswedan terkait visi misinya menjadi salah satu peserta Konvensi
untuk calon Presiden dari Partai Demokrat.
2. Untuk mengetahui wacana keindonesiaan yang dibangun Anies Rasyid
Baswedan dalam pidato „Indonesia Kita Semua‟.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademisi
Melalui hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
wawasan di bidang akademis mengenai gambaran metode analisis
wacana dalam kajian teks pidato para tokoh. Sehingga dapat membantu
mahasiswa dalam melakukan penelitian studikritis, melalui metode
analisis wacana. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
rujukan informasi untuk penelitian sejenis di masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
Kajian tentang analisis wacana pidato resmi seorang tokoh ini
diharapkan memberikan kontribusi positif dalam penelitian terkait
analisis wacana pidato selanjutnya untuk dijadikan bahan rujukan atau
referensi penelitian.
E. Metodologi Penelitian
6
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata–kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut
secara holistik (utuh).6 Pendekatan kualitatif juga digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna.
Makna adalah data yang terkandung dibalik data yang tampak.7
2. Subjek Penelitian dan objek penelitian
Subjek Penelitian skripsi ini adalah Anies Rasyid Baswedan.
Sedangkan Objek penelitian ini adalah transkip pidato Anies Rasyid
Baswedan dalam pidato resminya ketika mencalonkan diri menjadi calon
presiden melalui Konvensi Partai Demokrat. Penelitian ini tidak akan
melibatkan aspek politik tersendiri dari Partai Demokrat, namun hanya
membahas formasi teks Anies Rasyid Baswedan serta wacana ke-
indonesiaannya. Sedangkan waktu penelitian ialah dari bulan 15 September
2013 -15 Februari 2014.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data. Peneliti akan menggunakan jenis
6Lexy J. Maleong (ed, 13), Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000) h. 4. 7Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 3.
7
penelitian kualitatif dengan metode wawancara, dan juga dokumentasi.8
Wawancara langsung dengan Anies Rasyid Baswedan tentu akan memberikan
ruang klarifikasi yang pas untuk memaknai pidato serta wacana yang
dikembangkan oleh Anies Rasyid Baswedan untuk kemudian akan peneliti
analisa dalam perspektif peneliti.
a. Observasi
Tenik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi
dibagi menjadi tiga: pertama, Observasi partisipasi, yakni metode
pengumpulan yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam kesehatian
responden. Kedua, Observasi Kelompok, observasi yang dilakukan secara
berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. Ketiga,
Observasi tidak terstruktur, ia merupakan observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide (pedoman) observasi. Pada observasi ini peneliti
harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati
suatu objek. Dalam skripsi ini peneliti menggunakan observasi tidak
terstruktur.
b. Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap
informasi dan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik
wawancara dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Jenis
8 John W. Creswell, Desain penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta:
KIK Press, 2003) h. 143.
8
wawancara ini adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya-jawab dengan atau tanpa menggunakan
guide. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur ataupun tidak
terstruktur serta dapat dilakukan melalui telpon ataupun bertemu langsung.
Peneliti menggunakan jenis wawancara langsung / face to face dan secara
terstruktur serta menggunakan alat perekam dan dokumentasi berupa foto
dengan narasumber/subjek.
4. Teknis Analisis Data
Selanjutnya setelah mengumpulkan data adalah menyusun atau
mngorganisir data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola dan membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini,
peneliti akan menggunakan analisis wacana Teun A. van Djik. Wacana oleh
van Dijk digambarkan mempunyai dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan
konteks sosial. Inti analisis van Dijk ialah menggabungkan tiga dimensi
wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Kaitannya dengan dimensi
teks, penelitian diarahkan pada bagaimana struktur teks dan strategi wacana
yang digunakan subjek dalam menegaskan suatu wacananya. Sedangkan pada
level kognisi sosial maka, yang diteliti adalah proses produksi teks pidato
yang melibatkan kognisi individu dari komunikator. Yang terakhir adalah
mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat terhadap
9
suatu permasalahan. Model analisis van Dijk ini dapat digambarkan sebagai
berikut :9
Gambar 1 Model Analisis Wacana van Dijk
F. Tinjauan Pustaka
Judul penelitian mengenai Analisis Wacana sudah banyak sekali
terdapat dalam tinjauan peneliti. Namun setelah menelaah dan membaca
skripsi-skripsi di perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
peneliti belum menemukan kesamaan judul dengan yang peneliti punya.
Peneliti hanya menemukan jenis metode yang hampir sama dengan metode
yang akan peneliti teliti sekarang ini.
Selama tinjauan tersebut peneliti menemukan beberapa judul skripsi
yang berkaitan dengan skripsi yang peneliti teliti, yaitu:
9Eriyanto, AnalisisWacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 225.
Konteks
Kognisi Sosial
Teks
10
1. Analisis Wacana „Temukan Kembali Api Islam‟ pidato DR.Honoris
Causa Presiden Ir. Soekarno di IAIN Jakarta. Yang ditulisolehSuhendi,
mahasiswa jurusan Jurnalistik, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini menggunakan metode
analisis teks teori Teun A. van Djik. Selanjutnya penelitian di fokuskan
pada dimensi praktik wacana, dimensi yang berkaitan dengan proses
produksi dan konsumsi teks. Tentu berbeda dengan penelitian yang
penelitilakukan. Karena objek penelitian peneliti adalah pidato Anies
Rasyid Baswedan.10
2. Analisis Wacana Materi Khotbah Jumat Muhasabah DzikrulmautUstaz
Dr. H. Sunandar, M.Ag (2010-2011). Yang ditulis oeh Faiz Fikri Al-
Fahmi, NIM: 109051000071, mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2009. Pada skripsi ini terdapat kesamaan
yaitu menggunakan metode analisis teks yang sama yaitu analisis wacana
dengan model Analisis Wacana Teun A. van Djik. Dan perbedaannya
adalah skripsi ini lebih menganalisis wacana materi khotbah jumat selama
beberapa waktu yang dimiliki oleh objek yang berbeda, yaitu Dr. H.
Sunandar, M.Ag. Sedangkan pada penelitian yang peneliti ambil adalah
10
Suhendi, Analisis Wacana Temukan Kembali Api Islam Pidato DR.Honoris Causa
Presiden Ir. Soekarno di IAIN Jakarta, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011
11
wacana pidato Anies Rasyid Baswedan dalam konvensi pemilihan calon
presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013.11
3. Analisis Wacana Teun A. van Djik Berita Tentang Calon Presiden RI
2009 Partai Keadilan Sejahtera di Harian Republika di Majalah Pantau
yang ditulis oleh Mochamad Arifin mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2005. Persamaan dengan skripsi ini adalah
menggunakan metode Analisis Wacana Teun A. van Djik. Dan
perbedaannya adalah skripsi ini lebih menganalisa wacana materi berita
Calon Presiden di Harian Republika. Sedangkan pada penelitian yang
peneliti angkat adalah wacana pidato yang disampaikan oleh calon
presiden.12
4. Analisis Wacana Rubrik Motivasi pada Majalah Gontor Edisi Maret, Mei
dan September 2012 yang ditulis oleh Nur Azhima, Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah angkatan tahun 2008.13
Pada skripsi ini terdapat
persamaan teori yakni menggunakan metode Analisis Wacana Teun A.
van Djik. Perbedaannya adalah skripsi ini lebih menganalisa wacana
materi rubrik motivasi pada majalah Gontor edisi Maret, Mei dan
11
Faiz Fikri al-Fahmi, Analisis Wacana Materi Khotbah Jumat Muhasabah Dzikrulmaut
Ustaz Dr. H. Sunandar, M.Ag (2010-2011), Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2013 12
Mochamad Arifin, Analisis Wacana Teun A. van Djik Berita Tentang Calon Presiden RI
2009 Partai Keadilan Sejahtera di Harian Republika di Majalah Pantau, Skripsi tidak diterbitkan,
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010 13
Nur Azhima, Analisis Wacana Rubrik Motivasi pada Majalah Gontor Edisi Maret, Mei
dan September 2012, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013
12
September 2012. Sedangkan pada penelitian yang peneliti ambil adalah
wacana pidato Anies Rasyid Baswedan dalam konvensi pemilihan calon
presiden Partai Demokrat pada tanggal 15 September 2013.
5. Analisis Hermeneutik Teks Pidato Hamka : Islam Sebagai Dasar Negara
yang ditulis oleh Enny Khurniasari, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
angkatan tahun 2008.14
Pada skripsi ini, terdapat persamaan yang
menganalisa teks pidato dari seorang tokoh. Namun, perbedaan yang
terdapat pada skripsi ini adalah penggunaan teori yang berbeda. Skripsi
ini menggunakan analisis Hermeneutika Paul Ricouver. Sedangkan
penelitian yang peneliti angkat adalah menggunakan analisis wacana
Teun A. van Dijk.
Dari beberapa skripsi tersebut maka peneliti mengambil
kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa yang meneliti dengan judul skripsi
Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul „Indonesia
Kita Semua‟ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat
(15/9/2013).
Sedangkan untuk teknis penulisan hasil penelitian ini mengacu
pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
karya Hamid Nasuhi dkk. yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Jakarta, tahun 2007.
14
Enny Khurniasari, Analisis Hermeneutik Teks Pidato Hamka : Islam Sebagai Dasar
Negara,Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013
13
G. Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan penelitian ini, peneliti akan membahas secara
sistematis penulisannya dalam V (lima) BAB, yaitu sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, Meliputi Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teoritis, berisi landasan teoritis yang meliputi :
Definisi analisis wacana secara terminologi dan etimologis, model analisis
wacana Teun A. van Dijk. Pidato Konvensi Anies Rasyid Baswedan yang
meliputi : Pengertian Pidato danjenis-jenis pidato.
BAB III Biografi Anies Rasyid Baswedan, meliputi : riwayat hidup
Anies Rasyid Baswedan, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan,
Penghargaan dan karier Anies Rasyid Baswedan.
BAB IV Temuan Penelitian berisi analisis wacana, dalam materi
“Analisis Wacana Pidato Anies Rasyid Baswedan Dengan Judul „Indonesia
Kita Semua‟ Dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden Partai Demokrat
pada tanggal 15 September 2013” berdasarkan teorin Teun A. van Dijk
BAB V Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran serta
lampiran-lampiran hasil temuan yang didapat oleh penelitian.
14
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Definisi
Istilah analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
suatu sifat penelitian, kupasan. Sedangkan analisa adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya.1 Menurut
Syamsuri, wacana adalah rekaman utuh tentang peristiwa komunikasi,
biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan
pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan
bahasan lisan dan dapat pula memakai bahasa tulisan.2
Dalam buku Alex Sobur dituliskan pengertian wacana menurut Ismail
Maharimin, yakni kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut urut-
urutan yang teratur dan semestinya, komunikasi buah pikiran, baik lisan
maupun tulisan resmi dan teratur.3 Hal ini sama seperti apa yang dituliskan
dalam Kamus Besar Bahasa Inggris yang memaknai wacana sebagai
discourse, kata discourse berasal dari bahasa latin yaitu discursus yang
memiliki arti lari kian kemari (dis berarti dari, dalam arah berbeda, dan
currere berarti lari).4
Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menggambarkan
wacana dari aspek kebahasaan, di antaranya:
1HasanAlwi (ed), KamusBesarBahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 2002, h. 60
2Panuti Sudjiman. Bunga Rampai Stilistika. (Jakarta : Pustaka Utama Grifiti, 1993), hal 6
3Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,
dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal.10 4Rivers, et.al, Media Massa & Masyarakat Modern hal. 192
15
1. Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan-
gagasan konverasi atau percakapan.
2. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu objek studi atau pokok
telaah.
3. Risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah.5
Sementara ituEriyanto mendefinisikan wacana, di antara lain sebagai
berikut:
1. Wacana adalah komunikasi verbal, ucapan, percakapan, sebuah perlakuan
formal, dari subjek dalam ucapan atau tulisan, sebuah unit teks yang
digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebih dari kalimat.
(Collins Concise English Dictionary, 1998)
2. Wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah
pertukaraan di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas
persoalan dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya. (Hawthorn,
1992)
3. Wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik
pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk di dalamnya;
kepercayaan disini mewakili pandangan dunia, sebuah organisasi atau
representasi dari pengalaman. (Roger Fowler 1997).6
Dari apa yang dituliskan oleh Alex Sobur dan Eriyanto, peneliti
melihat tidak ada perbedaan yang bertentangan dari keduanya. Hanya saja
definisi tentang wacana Eriyanto lebih spesifik dibandingkan Alex
5Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,
dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001) 6Eriyanto, Analisis Wacana; PengantarAnalisisTeks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001)
16
Sobur.Sekilas dari definisi keduanya, Alex mendefinisikan wacana langsung
pada esensi wacana itu sendiri, dan Eriyanto menjelaskan proses dari
munculnya suatu wacana tadi.
Secara etimologi, analisis wacana sebagaimana dikutip Mulyana
berasal dari bahasa sanskerta wac/wak/vac yang memiliki arti „berkata‟,
„berucap‟. Kata tersebut kemudian mengalami perubahan menjadi wacana,
kata „ana‟ yang berada setelah kata wa adalah bentuk sufiks (akhiran) yang
bermakna „membedakan‟. Dengan demikian kata wacana dapat diartikan
sebagai perkataan atau tuturan.7
Dari segi terminologi, istilah wacana memiliki arti yang luas, luasnya
makna wacana ini dikarenakan perbedaan ruang lingkup dan disiplin ilmu
dalam memaknai istilah wacana tersebut.sudut pandang tersebut bisa dilihat
dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, dan sastra.8Karena
luasnya arti wacana ini, Alex Sobur merangkum pengertian wacana tersebut.
Ia memandang wacana sebagai suatu rangkaian ujar atau rangkaian tindak
tutur yang mengungkap sesuatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur,
sistematis, dalam satu kesatuan koheren yang dibentuk oleh unsur segmentet
atau unsur non segmentet bahasa.9
Bagaimanapun juga, pengertian wacana yang paling mendekati adalah
apa yang dikemukakan oleh James Lull. Lull mendefinisikan wacana secara
7Dedi Mulyna. Kajian Wacana, Teori, Metode, dan Aplikasi, prinsip-prinsip Analisis
Wacana. (Yogyakarta : Tiara Wacana 2005), hal.3 8Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta :
Modern English Press, 2002), edisi ke-3, hal 1709 (Ibnu Khamdan 2009) 9Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,
dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal.11
17
sederhana, tidak sebatas tulisan atau ujaran, lebih dari itu wacana
mengandung arti komunikasi yang tidak hanya linier (satu arah). Wacana bisa
diperbincangkan, menimbulkan suatu respon berupa pemahaman, tersebar
luas. Menjadi perbincangan (diskursus) dimana didalamnya akan terjadi
pergulatan.10
Analisis Wacana merupakan penelitian komunikasi yang bersifat
kualitatif. Analisis wacana juga merupakan studi penelitian terkait struktur
yang terkandung dalam bahasa. Lebih tepatnya ialah tentang penggunaan atau
fungsi dari bahasa itu sendiri. Analisis wacana biasanya digunakan untuk
meneliti pesan, baik lisan maupun tulisan, dan umumnya untuk
mengungkapkan gagasan yang dimiliki oleh objek yang diteliti.
Analisis wacana merupakan studi penelitian analisis yang baru
berkembang terutama sejak tahun 1970-an. Seiring dengan waktu, studi
mengenai struktur, fungsi, dan proses dari suatu teks dalam analisi wacana
semakin berkembang.11
Topik utama dalam analisis wacana merupakan
representasidariobjek dan mengungkapkan bahwa segala sesuatu itu tidak
tampil sendiri, namun ditampilkan melalui mediasi bahasa, baik secara
tertulis, suara, ataupun gambar. Bahasa disini juga tidak dimaknai sebagai
sesuatu yang netral yang bisa mentransmisikan dan menghadirkan realitas
keadaansebagaimana aslinya. Namun sudah tercelup oleh ideologi yang
membawa muatan kekuasaan tertentu. Bahasa disini merupakan suatu praktik
10
James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: suatu pendekatan global, Terj. A. Setiawan,
Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1998, hal.225-226. 11
Dennis McQuail, Mass Commuication theory: An Introduction (London: Sage Publication,
third edition, 1995), hal. 276-277
18
sosial, melalui bahasa akan diketahuibagaimana seseorang atau kelompok
ditampilkan dan didefinisikan. Melalui bahasa pula, seseorang ditampilkan
secara baik dan buruk.12
Dari segi analisisnya, ciri dan sifat wacana diantaranya:13
1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam
masyarakat (rule of use—menurut Windowson)
2. Analisis wacana merupakan usaha memaknai makna tuturan dalam
konteks, teks, dan situasi.
3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui
interpretasi semantik.
4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak
berbahasa (what is said from what is done—menurut Labov)
5. Analisis wacana diarahkan pada masalah memakai bahasa secara
fungsional (fungsional use language—menurut Coulyhard).
Pidato merupakan kegiatan berbicara dan menyampaikan pendapat,
gagasan, ide, dan gambaran di depan khalayak umum. Pidato biasanya
disampaikan pada saat acara atau forum resmi. Kegiatan berpidato sudah
memenuhi empat unsur komunikasi, yakni, adanya komunikan, adanya
komunikator, adanya pesan, dan adanya media sebagai penyampai pesan.
Pidato juga berarti pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang
ditujukan kepada orang banyak.
12
Eriyanto, AnalisisWacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), hal
343 13
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal.75
19
Pidato sendiri memerlukan seni berbicara dan retorika. seni dan
retorika ini bisa berupa wawasan dan pengetahuan komunikator. Adakalanya
berupa analogi, story atau cerita, bahkan intonasi suara. Dengan demikian
pidato politik tentu memerlukan seni karena tujuan dari pidato politik adalah
menyiarkan kepada komunikan hal-hal yang penting dan bahkan menggiring
wacana komunikan atau publik pada suatu level pemahaman persoalan / isu
tertentu. Upaya pengaruh-mempengaruhi dalam pidato politik sangat jelas.
Dalam hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Doyle Paul Johnson,
Weber mengatakan14
:
“Apa yang diminta adalah „empati‟ – kemampuan untuk
menempatkan diri dalam kerangka berpikir orang lain yang
perilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuannya mau dilihat
menurut perspektif orang itu. Konsep ini menunjuk pada konsep
pengambilan peran yang terdapat dalam interaksi simbolik”
Selanjutnya dengan demikian analisis wacana kritis suatu pidato
politik merupakan upaya mengungkap dan menganalisa wacana yang coba
dikemukakan komunikator melalui suatu pidato politik yang sarat akan
kepentingan dan upaya mempengaruhi komunikan dan atau publik.
B. Konsep Utama Analisis Wacana Kritis
Fairclough dan Wodak berpendapat bahwa analisis wacana kritis
adalah menelaah wacana-pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan-
sebagai bentuk dari praktik sosial.Karena padadasarnya, praktik sosial dalam
wacana bisa jadi menampilkan efek ideologi. Ia juga memproduksi dan
mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelompok
14
Deddy Mulyana & Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013) h. 33
20
mayoritas dan minoritas. Eriyanto mengutip pernyataan Teun A. van Dijk,
Fairclough, dan Wodak, berikut ini merupakan karakteristik penting dalam
analisis wacana kritis:
1. Tindakan
Dalam wacana, prinsip pertama yang harus dipahami adalah
tindakan (action). Wacana diasosiasikan sebagai bentuk interaksi bukan
seperti dalam ruang tertutup dan internal. Orang berbicara atau menulis
bukan ditafsirkan sebagai ia menulis atau berbicara untuk dirinya sendiri
namun bagian daripenggunaan bahasa adalah untuk berinteraksi dan
berhubungan dengan orang lain. Akibatnya, pemahaman ini memiliki
beberapa konsekuensi bagaimana wacana diintepretasikan. Pertama, yakni
wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, diantaranya untuk
mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyanggah, bereaksi, dan
sebagainya. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu ekspresi sadar,
terkontrol.Kesimpulannya, wacana bukan sesuatu yang tidak disadari
namun ia muncul dibawah gagasan, ide dan tentu kesadaran. Wacana
lebih merupakan suatu gambaran dari konsepsi dan gagasan.15
2. Konteks
Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana
seperti kondisi, situasi,latar belakang danperistiwa. Dalam hal ini wacana
dipandang sebagai sesuatu yang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis
pada suatu konteks tertentu. Bahasa di sinijuga dipahami dalam konteks
15
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeksMedia, (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 8.
21
secara keseluruhan. Sebagaimana pernyataan Guy Cook bahwa ada tiga
hal yang penting dalam pengertian wacana: teks, konteks, dan wacana.
Selain itu semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek
suara, citra dan sebagainya. Konteks mengandung segala situasi serta hal
lain yang berpengaruh diantaranya bahasa, situasi-situasi di mana teks
tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan lainnya.16
Meskipun perlu teks dan konteks dalam analisis wacana, tidak
semua konteks dimasukkan dalam analisis, hanya yang relevan dan dalam
banyak hal mempengaruhi produksi dan penafsiran teks yang dimasukkan
dalam analisis. Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh
terhadap produksi wacana. Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang
memproduksi wacana. Kedua, setting sosial tertentu, seperti tempat,
waktu, posisi pembicara, dan pendengar atau lingkungan fisik adalah
konteks yang berguna untuk mengerti suatu wacana.
3. Historis
Sejarah atau historis ialah menempatkan wacana dalam konteks
sosial tertentu.Wacana sebagai sesuatu yang diproduksi dalam konteks
tertentu tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang
menyertainya. Menempatkan wacana dalam konteks historis tertentu
merupakan aspekpenting untuk bisa mengerti teks.17
Dengan begitu maka
suatu wacana dapat dianalisa dan diesuaikan dengan kondisi dan situasi
saat itu.
17
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 10.
22
4. Kekuasaan
Selain beberapa karakteristik diatas, analisis wacana kritis juga
sangat mempertimbangkan elemen kekuasaan (power). Dalam hal ini
wacana tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral
tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan
sebagai salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat
disebabkan pengaruh dari pertarungan kekuasaan yang sangat
besar.18
Kekuasaan itu dalam hubungannya dengan wacana, penting untuk
melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Satu orang atau kelompok
mengontrol orang atau kelompok lain lewat wacana. Kelompok yang
dominan mungkin membuat kelompok lain bertindak seperti yang
diinginkan olehnya, berbicara, dan bertindak sesuai yang diinginkan.
5. Ideologi
Ideologi merupakan konsep yang sentral dalam analisis wacana
kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari
praktik ideologi tertentu. Dalam kerangka ideologi, peranan wacana
seperti yang dikatakan oleh Teun A. van Dijk, ideologi bertujuan untuk
mengatur tindakan dan praktik individu atau anggota suatu kelompok.
Disini ideologi memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, ideologi
secara inheren bersifat sosial, tidak individual; ia membutuhkan
sharediantara anggota kelompok, organisasi atau kolektivitas dengan
orang lainnya. Hal yang di-sharekan tersebut bagi anggota kelompok
18
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 11.
23
digunakan untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam
bertindak dan bersikap.Yang kedua, ideologi meskipun bersifat sosial, ia
secara internal digunakan diantara anggota kelompok atau komunitas.
Karenanya, ideologi tidak hanya membentuk identitas diri kelompok,
membedakan dengan kelompok lain namun juga menyediakan fungsi
koordinatif dan kohesi.8
C. Analisis Wacana Teun A. van Dijk
Analisis wacana van Dijk melihat penelitian analisis wacana tidak
hanya didasarkan pada analisis atas teks semata. Selain daripada teks, perlu
dilihat pula bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga dapat diketahui
bagaimana teks bisa seperti itu. Model yang sering digunakan dalam
penelitian adalahmodel analisis wacana van Dijk. Hal ini dikarenakan model
van Dijk adalah model paling lengkap karena mengelaborasi elemen-elemen
wacana sehingga dapat digunakan secara praktis. Model van Dijk ini sering
disebut sebagai kognisi sosial.9
Dalam buku Aims of Critical Discourse Analysis,van Dijk
memaparkan pengertian mengenai analisis wacana yakni;
Critical Discourse analysis has become the general label for a
study of text and talk,emerging from critical lingustics, critical
semiotics, and in general from socio-politically conscious and
oppositional way of investigating language, discourse, and
communication. As in the case many fields, approaches, and
subdisciplines in language and discourse studies, however, it is not easy
precisely delimit the special principles, practices,aims, theories or
methods of CDA.10
8Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 7-14.
9Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 221.
10Teun Van Dijk, Aims of Critical Discourse Analysis, (Japan Discourse, 1995) Vol. 1, h. 17.
24
Konteks Sosial
Wacana oleh van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/
bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti dari model ini adalah
menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan
analisis. Analisis model van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi,
dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana
kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap
teks tertentu.
Dimensi teks meneliti bagaimana struktur teks serta strategi wacana
yang dipakai untuk menegaskan tema tertentu. Sedangkan tahap kognisi sosial
diteliti terkait proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu dari
penyampai pesan. Sedangkan aspek ketiga yakni mempelajari bangunan
wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu persoalan.
Model dari analisis van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut:11
Gambar 2. Model Analisis Wacana van Dijk
Struktur/elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk dapat
digambarkan sebagai berikut.19
11
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 225.
Kognisi sosial
Teks
25
1. Teks
Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/
tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia
membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini
merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati
dengan melihat topik atau tema yang ditonjolkan dalam suatu teks
pidato. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang
berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian
teks tersusun kedalam pidato secara utuh. Ketiga, struktur mikro.
Adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu
teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan
gambar. Berikut adalah gambaran struktur analisis van Djik:
Tabel. 2.1 Struktur Analisis van Dijk
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/ tema yang
diangkat oleh suatu teks.
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan
kesimpulan.
Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat,
dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
Sedangkan struktur/elemen wacana yang dikemukakan Van Dijk
dapat digambarkan sebagai berikut.12
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya , cet. Keempat April 2006) h. 74. 12
Alex Sobur, AnalisisTeks Media, h. 74.
26
Tabel. 2.2 Elemen Analisis Wacana van Dijk
Struktur
Wacana
Hal yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik (apa yang
dikatakan). Tema atau topik
ini berupa hal yang
diutamakan dalam suatu
pidato.
Topik
Superstruktur Skematik (bagaimana
pendapat disusun dan
dirangkai). Bagian dan uruta
yang disusun dalam teks
pidato secara utuh.
Skema
Struktur Mikro Semantik (makna yang
ingin ditekankan dalam
pidato). Misalnya
memberikan detil di satu
sisi, serta eksplisit atau
mengurangi detil disisi yang
lain.
Latar, detail,
maksud,
praanggapan
Struktur Mikro Sintaksis (bagaimana
pendapat disampaikan).
Dengan kata lain bagaimana
bentuk dan susunan kalimat
dipilih.
Bentuk
kalimat,
koherensi, kata
ganti
Struktur Mikro Stilistik (pilihan kata apa
yang dipakai dalam suatu
teks pidato).
Leksikon
Struktur Mikro Retoris (bagaimana dan
dengan cara apa penekanan
dilakukan)
Grafis,
Metafora
Ekspresi
a. Tematik
Kategori elemen tematik menunjukkan gambaran umum
dari suatu teks. Gagasan ini disebut juga sari atau inti ataupun
ringkasan dari teks utama. Van Dijk menyebut topik ini sebagai
properti dari arti atau isi teks. Mainwords atau topik penting dalam
teks memiliki peran sentral. Karena tidak mungkin dapat
27
memahami teks secara global tanpa topit utama tadi. Tanpa topik
utama, kita hanya akan dapat memahami fragmen lokal teks, dan
tidak merupakan pemahaman secara keseluruhan, baik hierarki
maupun organisasi.13
Dalam hal ini, suatu topik akan didukung oleh subtopik satu
dan subtopik lain agar terbentuk satu topik umum. Kemudian
subtopik juga didukung oleh serangkaian fakta yang disuguhkan
untuk menggambarkan subtopik lainnya. Ketika masing-masing
subtopik sudah saling menguatkan maka teks secara keseluruhan
membentuk teks yang koheren dan komprehensif.14
b. Skematik
Elemen selanjutnya dalam teks atau wacana biasanya
mempunyai skema atau kerangka dan alur dari awal hingga akhir.
Dalam alur tersebut akan digambarkan bagian-bagian ataupun pola-
pola dari teks yang disusun dan diurutkan sehingga membentuk
kesatuan arti atau makna. Susunan ini juga menentukan suatu sudut
pandang daripada teks itu sendiri.20
Menurut van Djik, ada arti penting dalam elemen skematik
ini yaitu strategi komunikator untuk mendukung suatu topik atau
isu tertentu dengan alur atau urutan tertentu pula. Karena skematik
memberi tekanan pada titik mana yang mesti didahulukan dan
13
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 230, Eriyanto mengutip dari
karya Teun A. van Dijk, News as Discourse, (Amsterdam: University of Amsterdam, 1988), h. 31. 14
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 230. 20
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 233
28
bagian mana yang disembunyikan atau dikemukakan secara
eksplisit saja. Upaya menyembunyikan dilakukan dengan
menempatkan bagian akhir yang kurang menonjol.21
Terkait susunan teks tersebut bisa disebut story yakni isi
pidato secara keseluruhan. Isi pidato ini juga mempunyai dua
subkategori. Pertama, berisi situasi yakni proses atau jalan
terjadinya peristiwa, sedangkan yang kedua merupakan komentar
yang ditampilkan dalam suatu teks. Subkategori situasi yakni suatu
teks yang menggambarkan kisah suatu peristiwa pada umumnya
terdiri dari dua bagian. Pertama kisah utama dari peristiwa tersebut.
Kedua, latar untuk mendukung episode yang disuguhkan.
Selanjutnya subkategori komentar yakni suatu subkategori
yang menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat
memberikan komentar atas suatu peristiwa terdiri dari dua bagian.
Yang pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokoh yang dikutip
komunikator. Kedua, kesimpulan yang diambil oleh komunikator
dari komentar beberapa tokoh untuk mengungkapkan gambaran
suatu teks dari sudut pandang tokoh tersebut.16
c. Semantik (Latar, Detil, Maksud, Pra-Anggapan)
Semantik dalam skema van Dijk dikagorikan sebagai
makna lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari
hubungan antarkalimat, hubungan antarproposisi, yang
21
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 234. 16
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 232.
29
membangun makna tertentu dari suatu teks. Analisis wacana
memusatkan perhatian pada dimensi teks, seperti makna yang
eksplisit maupun implisit.17
Latar merupakan bagian pidato yang dapat mempengaruhi
semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar yang dipilih
menentukan ke arah mana pandangan masyarakat hendak dibawa.
Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat
komunikator yang sebenarnya muncul dengan maksud
mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat komunikator
sangat beralasan. Oleh karena itu, latar membantu menyelidiki
bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.18
Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol
informasi yang ditampilkan seseorang. Elemen detil merupakan
strategi bagaimana komunikator mengekspresikan sikapnya dengan
cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh
komunikator kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka,
tetapi dari detil bagian mana yang dikembangkan dan mana yang
dikemukakan dengan detil yang besar, akan menggambarkan
bagaimana wacana yang dikembangkan oleh komunikator.19
Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detil.
Bedanya, dalam detil, informasi yang menguntungkan komunikator
akan diuraikan dengan detil yang panjang. Elemen maksud melihat
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78. 18
Eriyanto, Analisis Wacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 235. 19
Eriyanto, AnalisisWacana: ... h. 238.
30
informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara
eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan
diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. Tujuan
akhirnya adalah publik hanya disajikan informasi yang
menguntungkan komunikator.20
Elemen wacana pra-anggapan (presupposition) merupakan
pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks.
Kalau latar berarti upaya mendukung dengan jalan memberi latar
belakang, maka pra-anggapan adalah upaya mendukung pendapat
dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya.
Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya
sehingga tidak perlu dipertanyakan.21
d. Sintaksis (Koherensi, Bentuk Kalimat, Kata Ganti)
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau
kalimat dalam teks. Dua kalimat yang menggambarkan fakta yang
berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga
fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi
berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Koherensi
merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana seseorang
secara strategis menggunakan wacana untuk menjelaskan suatu
fakta atau peristiwa. Apakah peristiwa itu dipandang saling
terpisah, berhubungan, atau malah sebab akibat. Pilihan – pilihan
20
Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 240. 21
Eriyanto, Analisis Wacana:... h. 256.
31
mana yang diambil ditentukan oleh sejauh mana kepentingan
komunikator terhadap peristiwa tersebut.22
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan
dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Di mana ia
menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang
menjelaskan A. Logika kausalitas ini jika diterjemahkan ke dalam
bahasa menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat
(yang diterangkan). Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan
teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang
dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur
aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan
dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari pernyataannya.23
Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi
bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti
merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan
dimana posisi seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan
sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau
“kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan
sikap resmi komunikator semata. Akan tetapi, ketika memakai kata
ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari
sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara
komunikator dengan khalayak sengaja dihilangkan untuk
22
Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 242. 23
Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 251.
32
menunjukkan apa yang menjadi sikap komunikator juga menjadi
sikap komunitas secara keseluruhan. Pemakaian kata ganti yang
jamak seperti “kita” atau “kami” mempunyai implikasi
menumbuhkan solidaritas, aliansi serta mengurangi kritik dan
oposisi.24
e. Stilistik (Leksikon)
Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan
pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia.
Pemilihan kata tersebut bukan dilakukan secara kebetulan, tetapi
juga secara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan
seseorang terhadap fakta/realitas. Pemilihan kata-kata yang dipakai
menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa sama dapat
digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda-beda.25
f. Retoris (Grafis, Metafora)
Elemen grafis ini merupakan bagian untuk memeriksa apa
yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting)
oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam wacana teks
pidato, grafis ini muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain
dibandingkan tulisan lain. Bagian-bagian yang ditonjolkan ini
menekankan kepada khalayak pentingnya bagian tersebut. Bagian
yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang penting oleh
24
Eriyanto, Analisis Wacana: ...h. 253-254. 25
Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 255.
33
komunikator, disana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian
lebih pada bagian tersebut.26
Dalam suatu wacana, seorang komunikator tidak hanya
menyampaikan pesan pokok lewat teks, tetapi juga kiasan,
ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau
bumbu dari suatu teks pidato. Akan tetapi, pemakaian metafora
tertentu bisa jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna
suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh komunikator secara
strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenar atas pendapat
atau gagasan tertentu kepada publik.27
a. Kognisi Sosial
Dalam pandangan van Dijk, analsis wacana tidak dibatasi
hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri
menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan
ideologi.28
Van Dijk menyebut sebagai kognisi sosial. Untuk
mengetahui bagaimana makna tersembunyi dari teks, diperlukan
analisis kognisi dan konteks sosial. Pendekatan kognitif didasarkan
pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu
diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran
mental dari pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
26
Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 257. 27
Eriyanto, Analisis Wacana: ... h. 259. 28
Teun A. van Dijk, The Interdisciplinary Study of News as Discourse, dalam Klaus Bruhn
Jensen dan Nicholas W. Jankowski. Ed. Handbook of Qualitative Methodologies for Mass
Communication Research, (London and New York, Routledge, 1993), h. 117.
34
penelitian atas representasi kognisi dan strategi komunikator dalam
memproduksi suatu teks pidato.29
Disini komunikator tidak dikategorikan sebagai individu
yang netral, namun individu dengan ideologi dan prinsip serta nilai
tertentu yang ia pegang. Selain itu pengalaman, pengaruh dan hal lain
dari kehidupannya. Dengan demikian van Djik menyebutkan skema
dikonseptualkan berdasarkan sktruktur mental. Skema ditentukan oleh
pengalaman dan sosialisasi.22
Sosok komunikator atau peneliti sendiri
merupakan individu yang tidak terlepas dari nilai dan pandangan hidup
yang membantunya mereduksi serta mengkontrusikan dan menjelaskan
realitas menjadi sesuatu yang dapat kita pahami.
b. Analisis Sosial
Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial.
Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam
masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis
intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal
diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat.
Menurut van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini,
ada dua poin yang penting: kekuasaan (power), dan akses (acces).
a. Praktek Kekuasaan
Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai
kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya)
29
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 259. 22
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 261.
35
untuk mengontrol kelompok (atau anggota) dari kelompok lain.
Kekuasaan dalam hal ini bisa dalam hal politik, nilai, prinsip dan
idelogi. Karenanya kekuasaan ini umumnya didasarkan pada
kepemilikan atas sumber-sumber yang bernilai seperti uang, status,
dan pengetahuan. Selain berupa kontrol yang bersifat langsung dan
fisik, kekuasaan itu dipahami oleh van Dijk, juga dapat berbentuk
persuasif; tindakan seseorang untuk secara tidak langsung
mengontrol dengan jalan mempengaruhi kondisi mental, seperti
kepercayaan, sikap, dan pengetahuan.23
Dari sini analisis wacana
dapat memberikan perhatian pada hegemoni. Hal ini dikarenakan
dominasi direproduksi oleh pemberian suatu akses khusus pada
kelompok lain (diskriminasi). Dengan demikian faktor untuk
menelaah dan menganalisis proses dan produksi kekuasaan yang
pada akhirnya membentuk konsensus sangatlah penting.
b. Akses mempengaruhi Wacana
Analisis wacana van Dijk melibatkan analisa pada akses,
bagaimana akses di antara masing-masing kelompok dalam
masyarakat. Umumnya, kelompok elit memiliki akses lebih besar
dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Hal ini
menyebabkan mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan
lebih besar untuk mempengaruhi kesadaran khalayak. Peran
penting akses juga pada tahap selanjutnya yakni kontrol khalayak
23
Eriyanto, AnalisisWacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 272
36
yang lebih besar. Selai itu juga menentukan topik apa dan isi
wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada
khalayak tersebut.30
Semisal ideologi komunisme, negara memiliki
akses yang lebih besar untuk menjangkau masyarakat melalui
institusi dan kelembagaan untuk menentukan diskursus mengenai
komunisme. Van Djik menyebutkan peran besar pemerintah dalam
mengejewantahkan komunisme menjadi suatu diskursus dalam
negara tersebt tentu lebih besar ketimbang kelompok-kelompok
lain yang memiliki akses yang lebih terbatas ketimbang
pemerintah.s
30
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, h. 273.
37
BAB III
RIWAYAT HIDUP ANIES RASYID BASWEDAN
A. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga Anies Rasyid Baswedan
Anies Rasyid Baswedan terlahir dengan nama lengkap Anies
Rasyid baswedan pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Anies
Rasyid Baswedan lahir dari pasangan dosen yakni Drs. Rasyid Baswedan, SU
dan Prof. DR. Aliyah Rasyid, M.Pd. Ayahnya adalah dosen Fakutas Ekonomi
UII Yogyakarta sedangkan Ibunya dosen di IKIP Negri Yogyakarta.1 Dengan
latar belakang dari kalangan akademisi, tidak heran jika perkenalan Anies
dengan dunia pendidikan telah berlangsung sejak dini.
Nama Anies dimaksudkan untuk mengenang kakak perempuan
Anies yang telah meninggal yakni Anisah. Ibunya menyertakan nama
keluarga, yaitu Rasyid dan Baswedan. Sejak kecil Anies Rasyid Baswedan
dikenal sebagai anak yang aktif. Bahkan ia dikenal berani hingga sering
berkelahi hanya karena membela teman-teman yang lebih kecil yang dipukul
temannya yang bertubuh lebih besar dari dirinya sendiri. Meskipun ibunya
mengetahui bahwa Anies sering berkelahi, ibunya tidak terlalu membesar-
besarkan perkara itu. Menurutnya bahwa itu adalah bagian dari latihan Anies
kecil untuk menyelesaikan persoalan-persoalannya serta sosialisasi dengan
lingkungan. 2
Anies Rasyid Baswedan tumbuh di kalangan keluarga yang
sederhana dan pendidik. Ia dan orangtuanya tinggal bersama kakeknya yakni
1 Adhe Riyanto, The True Wisdom, Yogyakarta: Kanal Publika, 2012, Hal: 5
2 Adhe Riyanto, ... Hal: 6
38
Abdurrahmana Baswedan, yang dikenal AR Baswedan, yakni jurnalis serta
perintis kemerdekaan. Kakeknya yang juga pendidi Partai Arab Indonesia
pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan dan anggota Dewan
Konstituante. Dari kakeknyalah Anies mengenal berbagai macam buku. Buku
yang sangat ia sukai adalah buku tentang biografi tokoh dunia.3 Kecintaan
Anies Rasyid Baswedan terhadap tokoh-tokoh dan karakter tokoh dunia
menginspirasi ia untuk menjadi seperti mereka. Karena hal tersebut Anies
rajin bersekolah.
Sosialisasi Anies Rasyid Baswedan kecil ternyata tidak hanya
berisi perkelahian semata. Anies memiliki kecenderungan memimpin sejak
kecil. Ia memiliki inisiatif untuk berbagai persoalan teman-teman sebayanya.
Anies juga sudah menunjukkan naluri pelopor dalam dirinya. Karena hal itu,
ayahnya tidak tinggal dian, ia memasukkan Anies dalam berbagai kegiatan,
salah satunya adalah klub sepakbola PS Gema. Anies Rasyid Baswedan kecil
membentuk suatu klub yang diberi nama Kelabang yang berarti Kelompok
Anak Berkembang. Saat itu Anies Rasyid Baswedan berusia 12 tahun. Klub
tersebut bahkan memiliki lambang gambar binatang kelabang (Bahasa Jawa:
lipan). Klub yang diinisiasi Anies Rasyid Baswedan tersebut mengadakan
berbagai kegiatan olahraga dan seni. Anies sendiri ditunjuk sebagai pemimpin
klub.4
Disekolah, Anies beberapa kali dipercaya untuk menjadi ketua
kelas di SD Laboratori. Anies Rasyid Baswedan memang didukung penuh
3 Adhe Riyanto, ... Hal: 8
4 Adhe Riyanto, ... Hal: 11
39
kedua orangtuanya untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. 5
Orangtua Anies rasyid Baswedan percaya bahwa organisasi melatih berbagai
aspek karakter dalam diri seseorang. Diantaranya adalah manajemen waktu
dan perencanaan, sosialisasi dan demokrasi. Banyak hal yang menarik bagi
Anies Rasyid Baswedan, diantaranya adalah kegembiraannya jika
menyaksikan HUT kemerdekaan serta acara Sekaten di alun-alun Utara
Keraton Yogyakarta. Anies juga sangat menyukai drum band. Ia bahkan
mengajak teman-temannya untuk bermain drum band menggunakan kaleng-
kaleng kosong yang ditabuh dengan kayu.6
Sejak kecil, Anies Rasyid Baswedan terbiasa dengan lingkungan
yang beragam. Kakeknya Romo Mangunwijaya sendiri bersahabat dengan
Romo Dick Hartoko. Romo adalah sahabat diskusi kakeknya sehari-hari.
Lingkungan Anies baik kakek dan orangtuanya mengajarkan nilai-nilai
keagamaan yang kuat serta menghargai perbedaan.7
B. Masa Sekolah dan Kuliah Anies Rasyid Baswedan
Semasa SMP dan SMA Anies Rasyid Baswedan aktif berorganisasi
baik intra maupun ekstra sekolah. Kepemimpinan Anies terlihat ketika ia
menjabat sebagai wakil Osis SMA Negeri 2 pada tahun 1985. Ketika itu
Anies mewakili sekolahnya untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan di
Jakarta. Acara tersebut diikuti oleh para ketua OSIS SMA se-Indonesia.
Delegasi dari Yogyakarta sendiri ada 10 siswa sedangkan keseluruhannya
ada 300 siswa dari seluruh Indonesia. Anies yang saat itu masih wakil ketua
5 Adhe Riyanto, ... Hal: 11
6 Adhe Riyanto, ... Hal: 10
7 Adhe Riyanto, ... Hal: 15
40
OSIS dan kelas satu terpilih untuk memimpin para peserta yang rata-rata
merupakan siswa kelas dua atau tiga.8
Selanjutnya pada tahun 1987, kegemarannya memepelajari bahasa
Inggris membuatnya terpilih menjadi peserta AFS Intercultural Program,
Program Pertukaran Pelajar Indonesia-Amerika yang diselenggarakan oleh
Bina Antarbudaya selama satu tahun di Amerika Serikat. Pemilihan tersebut
sangat ketat karena harus mengikuti berbagai tes. Anies dan Rina, siswi
SMA Muhammadiyah 1 yang terpilih mewakili daerah Yogyakarta. Di
Amerika Anies tinggal bersama salah satu keluarga di Milwaukee,
Wisconsin, Amerika Serikat.9
Sekembalinya dari AS pada tahun 1988 Anies Rasyid Baswedan
mengalami pergolakan batin. Ia mulai menemukan banyak ketidakadilan,
hal yang tidak masuk akal, dan ketidakpuasan terhadap lingkungan baik
sekolah maupun lingkungannya. Anies kala itu menjadi pribadi yang
memberontak. Namun berkat kesabaran ibunya yang mendengarkan keluh
kesahnya dan memberinya pengertian-pengertian tentang realitas di
lingkungannya yang harus diperjuangkan bukan untuk dimusuhi.10
Anies
akhirnya menyadari pentingnya memperjuangkan lingkungannya bukan
justru mengacuhkan atau memusuhinya.
Sikap pemberontakan dan kritis Anies terlihat saat Anies Rasyid
Baswedan membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) di kantor polisi. Proses
pembuatan SIM mensyaratkan Surat Keterengan Dokter, formulir
8 Adhe Riyanto, ... Hal: 17-18
9 Adhe Riyanto, ... Hal: 19
10 Adhe Riyanto, ... Hal: 20
41
pendaftaran dan sebagainya disertai pembayaran dan formulir. Hal tersebut
bukanlah masalah bagi Anies. Ia memberontak ketika mengambil SIM yang
sudah jadi petugas menyodorkan sebuah kotak agar membayar tanpa disertai
kwitansi. Perbuatan petugas tersebut Anies laporkan kepada komandan
bagian pembuatan SIM. Mengetahui hal tersebut komandannya tidak saja
menerima pengaduan Anies namun justru turun tangan mengambilkan SIM
Anies. 11
Keberanian Anies ini makin mematangkan pribadinya untuk
bertindak “tidak” pada ketidakadilan. Kesabaran pengajaran ibunya
membuahkan hasil karena Anies Rasyid Baswedan berkembang menjadi
pribadi yang mampu mengatasi berbagai persoalannya.
Pengalaman demi pengalaman yang Anies dapatkan dari
lingkungannya semakin meningkat tatkala ia melatih kemampuan
jurnalistiknya. Pada tahun 1989 TVRI Stasiun Yogyakarta yang dipimpin
oleh Ishadi SK merekrut anak-anak muda untuk mewawancarai tokoh-tokoh
nasional untuk acara yang bertajuk Tanah Merdeka. Anies Rasyid
Baswedan muda sangat bersemangat karena ia selalu mengagumi orang-
orang besar. Diantara tokoh-tokoh nasional yang berhasil ia wawancarai
adalah Sultan Hamengku Buwono IX, Tien Soeharto, Sudomo, WS Rendra,
Emil Salim, Taufiq ismail dan tokoh-tokoh lainnya. Bahkan wawancara
Anies Rasyid Baswedan dengan Ibu Negara Tien Soeharto merupakan
rekaman wawancara dengan durasi terlama dan terus menerus diputar di
TVRI saat Ia wafat. Kekagumannya dengan tokoh-tokoh besar bahkan
11
Adhe Riyanto, ... Hal: 20-21
42
menghantarkan Anies untuk sebisa mungkin hadir dalam pemakaman para
tokoh besar meski Anies tidak mengenalnya secara personal dan meski ia
harus berjalan dua kilometer seperti saat ia menghadiri pemakaman Sri
Sultan Hamengku Buwono IX.12
Setelah menyelesaikan pendidikan SMA Negri 2 Yogyakarta, Anies
Rasyid Baswedan sedikit bimbang memilih kampus. Seperti biasa, ia
berdiskusi dengan kedua orang tuanya, ia kemudian memutuskan untuk
memilih Faultas Ekonomi Universitas Gajahmada (UGM). Anies Rasyid
Baswedan tidak ingin hanya kuliah dan menimba ilmu, ia juga aktif dalam
organisasi mahasiswa sehingga ia terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa
UGM. Berkat kecerdasannya Anies Rasyid Baswedan mendapatkan
kesempatan beasiswa dari Japan Airlines Foundation (JAF). Beasiswa ini
menghantarkan Anies sekali lagi menimba ilmu dengan kuliah musim panas
bidang Asian Studies di Universitas Sophia, Tokyo, Jepang. Pada tahun
1995, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Ekonomi
UGM. Kecerdasannya dalam bidang akademik membawanya sekali lagi
memperoleh beasiswa Fullbright untuk pendidikan Master dalam bidang
International Security dan Ekonomic Policy di Universitas Maryland,
College park, Amerika Serikat. Anies Rasyid Baswedan melanjutkan studi
strata dua pada tahun 1997. Setahun kemudian, tepatnya tahun 1998 Anies
Rasyid Baswedan mendapatkan penghargaan William P. Cole III
Fellowship dari School of Public Policy University of Maryland. Di tahun
12
Adhe Riyanto, ... Hal: 21-23
43
sama, ia mendapatkan ASEAN Student Awards Program dari USAID –
USIA – NAFSA.13
Anies Rasyid Baswedan menikah dengan Fery Farhati Ganis14
yang
tidak lain adalah keponakan Ibunya, Aliyah pada tahun 1996.
Pernikahannya dikaruniai dua orang anak saat Anies mendapatkan beasiswa
Master di Universitas Maryland, College Park, AS. Berbeda dengan saat
kuliah di UGM, Anies tidak terlalu aktif dalam organisasi. Anies dan
istrinya harus hidup hemat dan rajin belajar untuk terus dapat meneruskan
kuliah. Beasiswa mengharuskan mereka untuk terus mendapat nilai IPK
minimal 3,75 karena jika tidak maka beasiswa dapat dicabut. Tidak heran
jika kemudian Anies Rasyid Baswedan harus terus menimba ilmu dan
membaca setidaknya 1000-1500 halaman buku dalam waktu satu minggu.15
Menyelesaikan gelar Master tidak membuat Anies Rasyid Baswedan
puas akan keilmuannya. Tahun 1999 Anies Rasyid Baswedan melanjutkan
kuliah di Departemen ilmu politik, Northen Illionis university, Amerika
Serikat. Sekali lagi Anies kuliah doktoral dengan program beasiswa dari
Universitas tersebut. Anies menyelesaikan kuliah doctoralnya pada tahun
2004. Ia menulis disertasi mengenai “Otonomi Daerah dan Pola Demokrasi
di Indonesia”.16
Semasa kuliah doktoral, Anies aktif dalam menulis berbagai
13
Adhe Riyanto, ... Hal: 24-25 14
Fery juga mendapat gelar Master Parenting Wducation dari Northen Illionis University,
USA. Pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak yaitu Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar
Hakam, dan Ismail Hakim. (Muhammad Muhibbudin, Kisah Inspiratif 7 Anak Kampung,
Yogyakarta: Mantra Books, 3013, h. 142) 15
Adhe Riyanto, ... Hal: 25-26 16
http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan, diakses pada tanggal 16/01/2014
pukul 22:33
44
jurnal yang dimuat di majalah-majalah international. Tema-tema yang biasa
ia tulis antara lain adalah tentang desentralisasi, demokrasi dan politik Islam
di Indonesia.17
Selain menulis, Anies Rasyid Baswedan juga menjadi
pembicara dalam berbagai konferensi internasional.18
C. Karir Anies Rasyid Baswedan
Karir Anies Rasyid Baswean telah dimulai sejak ia berkuliah.
Selama di Amerika Serikat, Anies menjadi peneliti di pusat-pusat kajian
universitas, terutama persoalan yang terkait dengan kabijakan dan
pemerintahan. Dunia akademik ia imbangi dengan menulis berbagai artikel
yang dimuat dalam jurnal-jurnal internasional tentang desentralisasi,
demokrasi dan politik Islam di Indonesia. Selain menulis, Anies Rasyid
Baswedan juga telah menjadi pembicara dalam berbagai konferensi
internasional disana. Setelah menyelesaikan kuliah doctoralnya tahun 2004,
karena tidak cukup bekal untuk pulang ke Indonesia, Anies kemudian
bekerja di IPC Inc. Gaji 48000 dolas AS pertahunnya hanya cukup untuk
biaya pulang ke Indonesia dan sekolah anak.19
Menurut Anies Rasyid Baswedan, ada empat hal yang bisa dipetik
mahasiswa yang belajar di luar negeri. Pertama, ia tentu akan memperoleh
pengetahuan dan wawasan baru. Kedua, ia dapat mengasah kemampuan
linguistiknya, semisal kemampuan membuat karya ilmiah dengan bahasa
17
Diantara artikel karya Anies Rasyid Baswedan yang telah diterbitkan “Indonesia
Politics in 2007: The Presidency, Local Elections and The Future of Democrasy” diterbitkan oleh
BIES, Australian National University. Artikel lainnya berjudul “Political Islam Present and Future
Trajectory” yang diterbitkan oleh Asian Survey, University of California di Berkeley. (Adhe
Riyanto, ... Hal: 16) 18
Adhe Riyanto, ... Hal: 25-27 19
Adhe Riyanto, ... Hal: 26-27
45
asing. Ketiga, ia dapat membangun relasi dan jaringan internasional.
Keempat, ia dapat memperoleh modal, baik dalam hal materi maupun
pengalaman, kerenanya, Anies menyarankan jika kuliah di luar negeri
setidaknya bekerja dan berkarir dahulu agar dapat merasakan pengalaman
yang sebenarnya disana. Anies berpendapat, di luar negeri terutama di
Amerika Serikat, masyarakat benar-benar menghargai keilmuan seseorang.
Sehingga ilmu dapat dioptimalkan disana. Hal ini terkait minimnya sarana
dan prasarana di Indonesia.20
Setelah beberapa waktu meniti karir di Amerika Serikat, Anies
Rasyid Baswedan kembali ke Indonesia dengan tekad pengabdian yang
kuat. Kemampuannya menjadi pembicara membawa Anies Rasyid
Baswedan menjadi narasumber dalam berbagai forum baik nasional maupun
internasional. Pada tahun 2006 misalnya Anies Rasyid Baswedan yang lebih
dikenal dengan Anies Rasyid Baswedan menjadi utusan pada Young Leader
Summit (Konferensi Tingkat Tinggi Pemimpin Muda Asia) yang
diselenggarakan di Korea Selatan. Ia menjadi pembicara dalam “The
Indonesian Update” yang diselenggarakan oleh The Australian National
University di Canberra, The SAIS Conference on Elections and Democracy
in Southeast Asia, dan juga dalam acara The Annual National Conference of
Midwest Political Science Association di Chicago, Amerika Serikat.21
Sekembalinya dari Amerika Serikat, Anies Rasyid Baswedan
dipercaya untuk menjadi penasihat pada Partnership and Goverment dan
20
Adhe Riyanto, ... Hal: 27 21
Adhe Riyanto, ... Hal: 33
46
menjadi Direktur Eksekutif The Indonesian Institute.22
Anies juga menjadi
seorang peneliti di Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan aktif di Yayasan
Paramadina. Setidaknya ada tiga alasan mengapa kemudian Anies Rasyid
Baswedan memutuskan untuk berkarir di Jakarta meskipun ia sangat
mencintai kampusnya dahulu yakni Universitas Gajah Mada (UGM)
Yogyakarta. Tiga alasan tersebut adalah Intelektualitas yang dapat
berkembang secara cepat karna merupakan pusat informasi dan tentu
koordinasi negara, kedua, adalah Jakarta mampu mendukung finansial dan
yang ketiga, Jakarta memberikan efek serta pengaruh sosial yang cukup
luas.23
Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 2007, Anies Rasyid
Baswedan diminta oleh Yayasan Paramadina untuk maju dalam pencalonan
Rektor Universitas Paramadina (UPM). Alasannya adalah Yayasan
menginginkan sosok pemmpin yang berasal dari kalangan generasi muda
namun memiliki wawasan serta progresif. Meski Anies Sendiri tidak yakin
dengan pencalonan dirinya, namun setelah mempertimbangka 3 hal, ia
akhirnya menerima tawaran untuk maju dalam pencalonan Rektor UPM.
Pertimbangan yang pertama adalah apakah dirinya mampu bertumbuh
secara intelektual dan masih mampu menjalankan tanggunjawabnya sebagai
kepala rumah tangga serta amanat tersebut memiliki dampak pengaruh
22
Adhe Riyanto, ... Hal: 27. (Tahun 2005, Sumber: http://aniesbaswedan.com/biografi-
anies-baswedan, diakses pada tanggal 16/01/2014 pukul 22:36) 23
Adhe Riyanto, ... Hal: 34
47
sosial yang luas. Setelah menimbangdan bermusyawarah dengan Fery,
istrinya Anies akhirnya menerima tawaran tersebut. 24
Anies Rasyid Baswedan kemudian terpilih menjadi Rektor dengan
rekor usia termuda di Indonesia yakni 38 tahun setelah berhasil unggul dari
calon-calon lainnya. Tanggal 15 Mei 2007 saat ia dilantik sebagai Rektor ia
menyatakan “Bila ingin merubah wajah negeri ini, kita fokus pada anak
muda dan bidang pendidikan. Pendidikan yang terbaik hanyalah di
universitas.”. kata-kata itu dibuktikan dengan memprakarsai Program
beasiswa UPM yang dnamai dengan Paramadina Fellowship. Dalam hal ini,
Anies menggunakan konsep program di universitas-universitas Amerika
Utara dan Eropa yang menyematkan sponsor sebagai predikat penerima
beasiswa. Dibawah kepemimpinannya, UPM mempersiapkan suatu Tim
yang khusus menangani proses seleksi siswa terbaik yang berhak
mendapatkan beasiswa tersebut. Tercatat pada tahun 2008, peminat Program
paramadina Fellowship sebanyak 1300 pendaftar dari 14 kota di seluruh
Indonesia dan hanya 69 siswa SLTA yang terpilih. Sedangkan pada tahun
2009 UPM telah menetapkan 100 siswa SLTA sebagai penerima Program
Beasiswa Fellowship.25
Pada tahun 2010 Anies Rasyid Baswedan terpilih menjadi salah satu
anggota Tim 8 untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi dua pimpinan
KPK, Bibid Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah.26
Sejak tahun 2013
24
Adhe Riyanto, ... Hal: 34-35 25
Adhe Riyanto, ... Hal: 35-40 26
http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan diunduh pada tanggal 10/01/2014
pukul 22:54
48
Anies Rasyid Baswedan dipercaya untuk menempati posisi sebagai ketua
Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 27
D. Penghargaan Anies Rasyid Baswedan
Perjalanan Anies Rasyid Baswedan sebagai salah satu tokoh intelektual
tentu melalui lahirnya berbagai gagasan, tulisan serta aksinya. Berbagai
penghargaan ia peroleh diantaranya adalah28
:
1. Pada tahun 2008, majalah Foreign Policy dari Amerika Serikat
memilih Anies Rasyid Baswedan sebagai satu-satunya orang Indonesia
yag masuk dalam “Top World Public Intelectuals”. Kriteria dari Top
World Public Intelectuals sendiri adalah aktivitas publik intelektual
yang memiliki pengaruh tidak saja dalam negri namun sampai
melampaui negaranya. Sedangkan proses penilaian tersebut melibatkan
500 ribu koresponden di seluruh dunia. Yang masuk dalam daftar
tersebut adalah 36 dari Amerika Utara, 30 dari Eropa, 4 dari Amerika
Latin, 11 dari Timur Tengah, 4 dari Afrika, 12 dari Asia, 3 dari Asia
Tenggara serta Osenia. Anies Rasyid Baswedan sendiri menempati
angka ke-60 dari keseluruhan nama tersebut.
2. Tahun 2009, Anies Rasyid Baswedan mendapatkan penghargaan
sebagai “The Young Leaders 2009” dalam The World EconomicForum
(WEF). Penghargaan kali ini mengambil kategori pemimpin muda
dunia yang dianggap berperan dalam memperbaiki dunia di masa
mendatang. Tokoh lain yang juga masuk dalam kategori ini adalah
27
http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan diunduh pada tanggal 10/01/2014
pukul 23:16 28
Adhe Riyanto, ... Hal: 42-43
49
CEO Facebook Mark Zuckerberg, Tiger Wood, CEO Youtube Chad
hurley, Anchor CNBC-India Shireen Bhan, dan pembalap F-1 Michael
Schumacher.29
3. Tahun 2010 Anies Rasyid Baswedan kembali diakui sebagai “20 orang
berpengaruh Tahun ini” oleh majalah Foreshight. Majalah ini memilih
20 nama orang yang diperkirakan akan menjadi perhatian dunia dan
membawa perubahan dunia pada maa dua dekade mendatang. Kali ini
Anies Rasyid Baswedan disejajarkan dengan tokoh-tokoh dunia
diantara lain adalah Perdana menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden
Venezuela Hugo Chavez, Menteri Luar Negri Inggris David Miliband,
Paul Ryan dan lainnya.30
Pada tahun yang sama, Anies juga masuk
dalam kategori salah satu dari 500 tokoh muslim yang berpengaruh
oleh Royal islamic Strategic Centre, Yordania.31
29
Adhe Riyanto, ... Hal: 43 30
Adhe Riyanto, ... Hal: 42 31
http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan diunduh pada tanggal 10/01/2014
pukul 22:54
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitan analisis
wacana pidato Anies Rasyid Baswedan dengan Judul „Indonesia Kita Semua‟
dalam konvensi pemilihan calon presiden Partai Demokrat (15/9/2013).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif analisis
wacana model Teun A. van Dijk. Model penelitian Van Dijk menganalisis
tiga elemen yaitu analisis dari segi teks, kognisi sosial dan konteks sosial.
A. Analisis Stuktur Teks Pidato Anies Rasyid Baswedan
1. Struktur Makro (Tematik)
a. Topik
Dalam teori Van Dijk, tema merupakan struktur makro
tingkatan analisis yang pertama. Tema mengisyaratkan intisari dari
sesuatu dan dalam konteks penelitian peneliti adalah dalam pidato
Anies Rasyid Baswedan saat Konvensi Partai Demokrat tersebut.
Mainwords atau topik penting dalam teks juga memiliki peran sentral,
karena tidak mungkin dapat memahami teks secara global tanpa topik
utama tadi. Bahasa tema mewakili konteks suatu teks tersebut.1
Tema yang terkandung dalam pidato Anies Rasyid
Baswedan pada konvensi Partai Demokrat “Indonesia Kita Semua”
adalah Pendidikan dan manusia merupakan titik sentral perubahan
bagi bangsa Indonesia.
1 Teun A Van Dijk, News as Discourse, (Amsterdam: University of Amsterdam, 1988), h.
31
51
Tema tersebut peneliti simpulkan dari pidato Anies Rasyid
Baswedan sendiri serta setelah melakukan interview untuk lebih
mendalami maksud serta tujuan dari narasumber, Anies Rasyid
Baswedan. Anies menjelaskan dalam pidatonya bahwa seluruh warga
Indonesia sesungguhnya secara tidak langsung telah berjanji untuk
melindungi warganya, memajukan pendidikannya dan
mensejahterakan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan keterangannya
dari hasil wawancara.2
“Kalau kita bicara mengenai tema utama, saya ingin
mengembalikan agar manusia menjadi sentral pambicaraan.
Nomor satu manusianya. Kalau manusianya itu berkualitas,
republic ini akan hebat. Tapi kalau manusianya tak
berkualitas bagaimana republik ini akan hebat?”3
2. Superstruktur (Semantik)
a. Skema
Elemen atau tingkatan selanjutnya yang patut diteliti dalam
teori Van Dijk adalah skema atau kerangka atau alur suatu teks.
Dalam hal ini perlu dijabarkan atau digambarkan bagaimana alur
dalam suatu teks tersusun sedemikian rupa. Kerangka atau alur
tersebut akan digambarkan bagian-bagian ataupun pola-pola dari teks
yang disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti atau
makna. Susunan ini akan menentukan suatu sudut pandang daripada
teks itu sendiri.4 Alur dari suatu skema dalam teks ini memiliki bentuk
2 Lihat Lampiran Hasil Wawancara peneliti dengan Anies Rasyid Baswedan pada tanggal
26 Januari 2014, pukul 15:00 WIB yang telah ditranskip. 3 Lihat
4 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 233
52
yang beragam. Namun secara umum esensi teks terbagi menjadi dua
skema besar yaitu, summary yang terdiri dari judul dan lead, dan yang
kedua adalah story yaitu isi pidato secara keseluruhan.
Anies Rasyid Baswedan memulai pidatonya dengan menamai
judul pidatonya dengan “Indonesia Kita Semua”. Pada awal yang juga
merupakan lead pidatonya Anies menamai judul pidatonya dengan
„Indonesia Kita Semua‟. Suatu kalimat yang cukup janggal untuk
menjadi sebuah judul. Setelah itu ia menguatkan dengan ungkapan
permulaan:
“Republik ini merdeka bukan sekedar untuk
menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar
kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.”
Peneliti memandang bahwa Anies berupaya mengingatkan
kembali tujuan Indonesia merdeka dan makna kemerdekaan
Indonesia. Ini sekaligus menghubungkan alasan kemerdekaan sejati
yang telah dibangun dan diperjuangkan bersama menjadi hak dan
kewajiban bersama seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sangat berkaitan
dengan judul yang ia sampaikan di awal tadi. Ia kemudian
melanjutkan ungkapannya dengan memaparkan:
“Republik ini berjanji melindungi, berjanji
mencerdaskan, berjanji mensejahterakan dan berjanji
membuat setiap kita menjadi bagian dari dunia. Janji ini
bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh bangsa
Indonesia.”
Terdapat retorika yang cukup halus didalam pernyataan
tersebut. Hal diatas merupakan penjabaran dari kalimat sebelumnya
53
terkait tujuan dari kemerdekaan Indonesia. Secara implisit, Anies
memahami bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya berarti secara fisik
yakni lepas dari penjajah, namun lebih dari itu, merdeka juga
bermakna terlindungi, tercerdaskan dan tersejahterana serta menjadi
bagian dari masyarakat dunia yang diakui. Pada kalimat setelah itu:
“Karena itu, saya merasa terpanggil untuk turun
tangan, ramai-ramai melunasi janji kemerdekaan Indonesia.
Ini bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, ini tanggung
jawab kita semua. Karenanya, panggilan ini adalah panggilan
untuk sama-sama. Mari kita lunasi janji ini.”
Kalimat tersebut sangat halus untuk membuat komunikan
percaya bahwa komunikator adalah salah satu diantara komunikan dan
hal ini secara tidak langsung mengkonstruk pikiran komunikan bahwa
ada kesetaraan antara komunikator dan komunikan. Sehingga
tujuannya menurut peneliti adalah agar komunikan terpengaruh oleh
gagasannya yakni bersama dengan komunikan bertanggungjawab atas
kemerdekaan bangsa Indonesia sebagaimana yang dijabarkan di awal
pidatonya.
Setelah lead dari pidato, maka skema selanjutnya adalah story
atau dalam konteks pidato Anies Rasyid Baswedan ini merupakan
deskripsi detail daripada judul dan lead atau upaya untuk mencapai
lead teks tersebut. Lead teks tentang janji Repulik menurut Anies
adalah janji untuk melindungi, mensejahterakan dan mencerdaskan
seluruh rakyat Indonesia. Anies juga memaparkan tingkat prosentase
keberhasilan Indonesia dalam memberantas buta huruf yakni 95%
54
sejak awal kemerdekaan Indonesia yakni tahun 1945. Anies kemudian
mengungkapkan poin penting dalam upaya memajukan bangsa yaitu
“Kalau kita ingin maju menjadi bangsa yang besar,
jangan fokus pada material. Jangan fokus pada sumber daya
alam, tapi fokus pada manusia Indonesia. Kunci memajukan
Indonesia, pada manusianya. Tapi kita sering merasa
kekayaan terbesar kita adalah minyak, gas, tambang, laut,
hutan. Itu kekayaan, tapi kekayaan terbesar adalah manusia
Indonesia. Itu kekayaan terbesar kita. Begitu manusianya
terkembangkan, manusianya tercerdaskan, maka seluruh
potensi ini bisa diubah menjadi potensi yang membuat kita
meraih kesejahteraan. Karena itu saya melihat,
mengembangkan manusia menjadi kunci. Dan saya
garisbawahi, mengembangkan manusia, bukan semata mata-
mata sumber daya. Kenapa? Karena manusia harus
dikembangkan seutuhnya.”
Selain memaparkan kunci memajukan bangsa menurutnya
adalah mencerdaskan manusia Indonesia, Anies Rasyid Baswedan
juga menyoroti persoalan yang dalam jangka waktu dekat harus
diselesaikan yaitu menyelesaikan persoalan ekonomi dan penegakan
hukum mengingat problem defisit integritas yang menurutnya
menjalar pada proses penegakan hukum di indonesia. Sebelum
menutur pidatonya Anies menambahkan
“Saya rasa ini menjadi kunci bila kita miliki tiga pilar,
ada pilar ekonomi, ada pilar demokrasi. Dua ini berjalan.
Tapi pilar ketiga yang menopang adalah kepastian hukum,
keadilan, rule of law. Di sini kita perlu hadirkan. Dalam
jangka pendek ini, kita harus menghadirkan pilar ketiga
melalui kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan yang
menggerakkan, karena tidak bisa urusan sebesar Indonesia
diselesaikan satu orang. Kita harus memunculkan
kepemimpinan yang mengajak semua orang turun tangan,
terlibat melunasi sama-sama janji kemerdekaan itu.”
55
Anies Rasyid Baswedan menutup pidatonya dengan motivasi
untuk bersama bertanggungjawab atas nasib bangsa. Skema pidato
tersebut disusun sedemikian rupa dengan argumen serta retorika untuk
meyakinkan pentingnya memiliki rasa kepemilikan itu sendiri untuk
Indonesia. Secara umum skema awal mengepalai isi pidato
selanjutnya yakni tentang janji kemerdekaan, serta upaya-upaya yang
memungkinkan untuk dapat melunasi janji kemerdekaan. Anies juga
memaparkan kunci penting untuk mengupayakan terwujudnya janji
kemerdekaan tersebut.
Pada bagian penutup, komunikator menyisipkan kepentingan
dari komunikator sendiri melalui bahasa „memunculkan
kepemimpinan yang efektif‟. Bahasa yang halus tersebut tanpa
disadari komunikan membawa pada persepsi dan pilihan bahwa
komunikator merupakan salah satu orang yang layak untuk berada di
posisi tersebut. Peneliti berpandangan, melihat dari konteks bahwa
pidato ini merupakan pidato konvensi atau kampanye, efek dari
kalimat kampanye yang diungkapkan komunikator secara implisit
lebih berpengaruh bagi komunikan daripada kalimat atau pernyataan
secara terang-terangan bahwa komunikator sedang mencalonkan diri.
3. Struktur Mikro (Semantik)
a. Latar
Van Dijk mengkategorikan skema sebagai makna lokal (local
meaning), yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat,
56
hubungan antar proposisi, yang membangun makna tertentu dari suatu
teks. Analisis wacana terutama memusatkan perhatian pada dimensi
teks, seperti makna yang eksplisit maupun implisit.17
Latar adalah
bagian teks yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin
ditampilkan. Latar ini kemudian menentukan ke arah mana pandangan
masyarakat hendak dibawa. Latar umumnya ditampilkan di awal
sebelum pendapat komunikator yang sebenarnya muncul dengan
maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat
komunikator atau teks sangat beralasan.18
Latar dalam pidato Anies Rasyid Baswedan berjudul
“Indonesia Kita Semua” ada dalam permulaan pidato yakni teks lead,
“Republik ini merdeka bukan sekadar untuk
menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar
kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Republik ini datang bukan dengan cita-cita.
Republik ini bukan datang dengan harapan. Republik ini
datang dengan janji. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin kita
raih. Denganlah kita meraihnya, maka kita syukuri. Tapi bila
gagal, kita revisi cita-cita itu. Republik ini berjanji dan janji
tidak bisa direvisi. Janji harus dilunasi pada setiap anak
bangsa Indonesia. Apa janji republik ini? Republik ini berjanji
melindungi, berjanji mencerdaskan, berjanji mensejahterakan
dan berjanji membuat setiap kita menjadi bagian dari dunia.
Janji ini bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh
bangsa Indonesia. Karena itu, saya merasa terpanggil untuk
turun tangan, ramai-ramai melunasi janji kemerdekaan
Indonesia. Ini bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, ini
tanggung jawab kita semua. Karenanya, panggilan ini adalah
panggilan untuk sama-sama. Mari kita lunasi janji ini.”
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78. 18
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 235.
57
Latar yang ingin ditampilkan pembicara dalam pidato tersebut
adalah janji kemerdekaan yang melibatkan atau mengajak para
pendengar untuk terlibat dan masuk pada ranah tanggungjawab dan
janji untuk memperjuangkan keberhasilan melunasi janji-janji
kemerdekaa tersebut. Pembicara ingin menampilkan sebuah latar
tentang peran dari semua kalangan untuk andil dan masuk pada apa
yang hendak ia sampaikan sebagai bagian dari hal yang tak terpisah
antara pembicara dan pendengar sebagaimana keterangan pembicara
dalam wawancara:
“Saya ingin menawarkan prespektif lain bahwa ini
negeri milik kita karena ini negeri bukan hanya milik mereka,
ini milik kita Kalau memang negeri ini milik kita, mari kita
miliki masalah yang ada di negeri ini.”
b. Detil
Detil masih masuk dalam kategori semantik. Detil adalah
elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi yang
ditampilkan seseorang. Pada elemen detil merupakan strategi
bagaimana komunikator mengekspresikan sikapnya dengan cara yang
implisit.5
Elemen detil merupakan strategi bagaimana komunikator
atau dalam konteks penelitian ini adalah pembicara mengekspresikan
sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang
dikembangkan oleh pembicara kadangkala tidak perlu disampaikan
secara terbuka, tetapi dari detil bagian mana yang dikembangkan dan
5 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 240
58
mana yang diberitakan dengan detil yang besar, akan menggambarkan
bagaimana wacana yang dikembangkan.19
Detil yang hendak disampaikan Anies Rasyid Baswedan dalam
pidatonya adalah Indonesia memiliki syarat utama untuk optimis
dengan fakta meningkat secara drastisnya pemberantasan buta huruf
dalam kurun waktu setengah abad lebih. Hal ini diungkapkan dalam
pidatonya
“Kita berjanji untuk mencerdaskan. Dan kita lihat di
sini, alhamdulillah, hari ini, penduduk kita 240 juta orang.
Pada saat kita merdeka penduduk kita sekitar 70 juta, ada
yang menyebut 73 juta. Dan dari 73 juta itu 95 persen buta
huruf. Mereka memiliki seluruh persyaratan untuk pesimis.
Terbelakang, miskin, tak terdidik. Hari ini, penduduk kita 240
juta. Dan 95 persen buta huruf itu hari ini tinggal delapan
persen. Tak banyak bangsa di dunia mengubah dari buta huruf
total menjadi melek huruf total seperti sekarang. Tak banyak
bangsa di dunia bisa melakukan itu. Dan Indonesia melakukan
ini. Dan hari ini, kita memiliki persyaratan untuk optimis.”
Hal ini dikuatkan dengan statement-nya terkait pentingnya
pendidikan dalam membangun suatu bangsa. Pendidikan merupakan
suatu fokus utama yang harus diperbaiki dan diperbaharui jika
Indonesia memimpikan sebuah perubahan fundamental,
”Kalau kita ingin maju menjadi bangsa yang besar,
jangan fokus pada material. Jangan fokus pada sumber daya
alam, tapi fokus pada manusia Indonesia. Kunci memajukan
Indonesia, pada manusianya. Tapi kita sering merasa
kekayaan terbesar kita adalah minyak, gas, tambang, laut,
hutan. Itu kekayaan, tapi kekayaan terbesar adalah manusia
Indonesia. Itu kekayaan terbesar kita. Begitu manusianya
terkembangkan, manusianya tercerdaskan, maka seluruh
potensi ini bisa diubah menjadi potensi yang membuat kita
meraih kesejahteraan. Karena itu saya melihat,
19
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 238.
59
mengembangkan manusia menjadi kunci. Dan saya
garisbawahi, mengembangkan manusia, bukan semata mata-
mata sumber daya. Kenapa? Karena manusia harus
dikembangkan seutuhnya.”
Pada bagian terutama yang terkait urgensi daripada pendidikan
diungkapkan secara lebih luas oleh pembicara. Point pendidikan
ditekankan dan dijabarkan sedemikian rupa dalam upaya
mempengaruhi opini publik tentang krusialnya persoalan pendidikan
ini. Latar belakang pendidikan pembicara memang cukup kuat.
Terlahir dari keluarga pendidik membuatnya juga fokus dalam upaya
mengubah mainstream pendidikan di Indonesia. Sebagaimana
disebutkan bahwa pendidikan merupakan kunci untuk memajukan
suatu negara. Karena Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah
sekalipun ketika dikelola di tangan orang yang salah atau kurang
berkompeten akan menghasilkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi
banyak orang. Menurut peneliti, ini merupakan salah satu sudut
pandang atau persepsi yang dimiliki pembicara terkait pentingnya
pendidikan.
c. Maksud
Pada tahap elemen maksud ini sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan elemen detil. Perbedaannya adalah jika dalam elemen detil,
informasi terutama yang menguntungkan komunikator akan diuraikan
secara detil dan panjang, sedangkan dalam elemen maksud, informasi
yang menguntungkan komunikator disampaikan secara eksplisit dan
60
jelas.6 Tujuan akhirnya ialah publik hanya disajikan informasi yang
menguntungkan komunikator. Elemen maksud dalam pidato
pembicara adalah sebagai berikut:
“Saya rasa ini menjadi kunci bila kita miliki tiga pilar,
ada pilar ekonomi, ada pilar demokrasi. Dua ini berjalan.
Tapi pilar ketiga yang menopang adalah kepastian hukum,
keadilan, rule of law. Di sini kita perlu hadirkan. Dalam
jangka pendek ini, kita harus menghadirkan pilar ketiga
melalui kepemimpinan yang efektif, kepemimpinan yang
menggerakkan, karena tidak bisa urusan sebesar Indonesia
diselesaikan satu orang. Kita harus memunculkan
kepemimpinan yang mengajak semua orang turun tangan,
terlibat melunasi sama-sama janji kemerdekaan itu. Indonesia
ini adalah Indonesia kita semua, milik kita. Mari kita miliki
masalah yang ada di bangsa ini, lalu kita turun tangan ramai-
ramai menyelesaikan masalah yang ada di bangsa ini.”
Pada akhir pidatonya, pembicara menyampaikan bahwa
Indonesia harus menghadirkan pemimpin yang kepemimpinannya
mampu menggerakkan semua kalangan untuk bersama-sama
menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa Indonesia. Sebagaimana
disebutkan juga dalam pidatonya bahwa persoalan Indonesia tidak
bisa diselesaikan oleh satu orang atau dengan kata lain hanya
pemimpinnya saja. Semua lini dan kalangan juga mesti turut andil dan
support serta memiliki rasa optimisme bersama dengan begitu rasa
kepercayaan diri bangsa dapat bangkit dan hal itu akan membantu
secara psikis untuk mewujudkan janji-janji kemerdekaan.
6 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 242
61
d. Pra Anggapan
Elemen selanjutnya dalam teori Van Dijk adalah wacana pra-
anggapan, yaitu (presupposition) merupakan pernyataan yang
digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Jika dalam latar
berarti upaya mendukung dengan jalan memberi latar belakang, maka
pra-anggapan adalah upaya mendukung pendapat yang disampaikan
pembicara dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya
oleh sebagian besar orang. Pra-anggapan hadir dengan pernyataan
yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan.21
Berikut bagian pra-anggapan yang ada dalam pidato Anies
Rasyid Baswedan adalah “Republik ini merdeka bukan sekadar untuk
menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar
kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia...” pada teks tersebut, terdapat pra-anggapan bahwa
kemerdekaan Indonesia sudah seharusnya bertujuan untuk
menyejahterakan, memakmurkan dan memberi keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Bagian lain ialah terdapat dalam pernyataan berikut, “...Begitu
manusianya terkembangkan, manusianya tercerdaskan, maka seluruh
potensi ini bisa diubah menjadi potensi yang membuat kita meraih
kesejahteraan....”. Didalam statement tersebut anggapan bahwa
21
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 256.
62
dengan tercerdaskannya manusia, hal tersebut akan mampu
menyelesaikan upaya penyejahteraan bangsa.
Bagian dari pra-anggapan lain adalah “...bila kita lihat hari ini,
yang berada di ruangan ini, yang bisa berdiri di sini, yang bisa
mengelola, yang bisa merasakan kemajuan, adalah mereka yang
terdidik, mereka yang merasakan manfaat ketercerdasan”. Dalam
pernyataan tersebut terdapat suatu pra-anggapan bahwa memang
hanya manusia yang merasakan pendidikan yang akan mampu
mengelola dan merasakan kemajuan.
Ungkapan pernyataan yang mengandung pra-anggapan adalah
pada kalimat “...yang paling krusial hari ini di Indonesia, kita
sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Korupsi di
segala level. Tapi kita harus perhatikan, korupsi adalah gejala.
Penyakitnya adalah defisit integritas. Tiadanya integritas...”. Dalam
teks tersebut disimpulkan pembicara menyimpulkan bahwa sebab
orang bisa korupsi adalah kurangnya integritas yang dimilikinya
sehingga tidak lagi bisa dipercaya dan jujur dalam memangku jabatan
atau tanggungjawab dengan menyelewengkan atau menggelapkan
dana-dana yang bukan miliknya. Pernyataan tersebut merupakan suatu
fakta yang belum tentu terbukti kebenarannya. Karena korupsi bisa
disebabkan berbagai hal, namun dipercayai hampir semua orang.
63
4. Struktur Mikro (Sintaksis)
a. Koherensi
Koherensi merupakan pertalian atau jalinan antarkata, atau
kalimat dalam suatu teks. Dalam koherensi akan digabungkan atau
disambungkan dua kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda
hingga tampak koheren atau bertalian. Hasilnya, fakta yang tidak
berhubungan sekalipun bisa menjadi berhubungan ketika seseorang
menghubungkannya. Koherensi sendiri merupakan elemen wacana
untuk melihat bagaimana seseorang dapat menjelaskan suatu fakta dan
atau peristiwa dengan lebih strategis. Dalam konteks ini ada banyak
kemungkinan pertalian, apakah peristiwa tersebut dipandang sebagai
sesuatu yang saling terpisah, berhubungan, atau malah sebab akibat.
Pilihan-pilihan yang diambil tentu ditentukan oleh sejauh mana
kepentingan komunikator terhadap peristiwa tersebut.22
Bentuk koherensi yang terkandung dalam pidato Anies Rasyid
Baswedan selaku komunikator adalah sebagai berikut :
- Kunci memajukan Indonesia, pada manusianya, tapi kita sering
merasa kekayaan terbesar kita adalah minyak, gas, tambang, laut,
hutan. Kalimat pertama, secara umum bisa diartikan dengan
“kualitas manusia merupakan faktor penting dalam kemajuan
bangsa” di kalimat kedua, adalah hal yang berbeda jika diartikan
secara umum yaitu “kekayaan alam suatu negara adalah faktor
22
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 242.
64
penting dalam kemjuan bangsa.” Dua kalimat ini adalah
berseberangan dan tidak berkaitan sama sekali. Namun dengan
penghubung “tapi kita sering merasa” maka peneliti
menemukan, dua kalimat ini terlihat saling berhubungan dengan
arti yang menjadi “kita merasa alam adalah sumber kehidupan
bangsa padahal alam itu tergantung pada kualitas manusia yang
menanganinya”
- “Pendidikan adalah kunci, tapi dalam jangka pendek, kita harus
bereskan ekonomi kita, kita harus bereskan penegakan hukum
kita...”. Kalimat awal yakni “pendidikan adalah kunci” merupakan
intisari dari pidato teks sebelumnya terkait pentingnya pendidikan.
Sedangkan kalimat kedua menegaskan pentingnya menyelesaikan
kebijakan serta berbagai persoalan ekonomi dan penegakan hukum
di Indonesia. Keduanya bersebrangan namun jika dihubungkan
dengan “tapi” keduanya tampak koheren. Menurut peneliti hal ini
juga berarti, sebelum masuk pada tujuan besar bangsa Indonesia
yakni melalui pendidikan yang mencerdaskan dan menumbuhkan
integritas bangsa, ada persoalan pelik yang sedang menunggu
untuk diselesaikan dalam waktu dekat, yakni persoalan ekonomi
dan penegakan hukum. Keduanya adalah persoalan mendesak dan
urgen serta harus segera diselesaikan agar pendidikan yang dicita-
citakan dapat membawa perubahan segera terwujud secara
menyeluruh.
65
b. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat dari segi sintaksis berkaitan dengan cara
berpikir logis yakni prinsip kausalitas. Logika ini kemudian
diterjemahkan menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan objek
(yang diterangkan). Lebih jauh bentuk kalimat adalah untuk
menentukan apakh subjek atau objek yang menjadi fokus utama
dengan demikian makna dapat diterjemahkan secara lebih mendalam.7
Dalam pidato politik Anies Rasyid Baswedan, bentuk kalimat ini
diantaranya terdapat dalam:
- “Kalau kita ingin maju menjadi bangsa yang besar, jangan fokus
pada material”. Bentuk kalimat tersebut ialah kalimat aktif. Fokus
yang ditekankan dalam kalimat aktif ialah subjeknya. Pada kalimat
tersebut maka kata “kita” merupakan fokus pembahasan.
- “...pendidikan kita adalah untuk membangun integritas”. Pada
kalimat tersebut kata pendidikan merupakan fokus pembahasan.
Selain dari pola kalimatnya, ia didukung juga dengan intonasi
suara komunikator saat menyampaikan pidato.
- “Siapa melanggar hukum, mereka dihadapkan dengan
penegakkan hukum.” Bentuk kalimat tersebut adalah pasif dengan
fokus pembahasannya adalah objek yakni “penegakan hukum”.
Dari sini bisa ditelaah bahwasanya komunikator ingin
7 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.251
66
menekankan pentingya penegakan hukum bagi mereka yang
melanggar.
- “...Tapi itu semua jika tidak ditopang dengan kualitas manusia
yang baik, maka dia akan hanya meningkatkan angka-angka
laporan. Padahal yang kita butuhkan adalah perubahan realita di
masyarakat...”. Bentuk kalimat yang merupakan anak kalimat
diatas menekankan suatu kualitas manusia kemudian secara
implisit menggunakan istilah halus dalam kalimat “...maka dia
akan ...” untuk menggambarkan citra negatif dari suatu peristiwa
dalam contoh kasus/analogi komunikator.
Bentuk kalimat-kalimat dianalisa untuk diketahui fokus-fokus
pembicaraan yang mengarah pada wacana global komunikator. Meski
demikian jika ditinjau secara keseluruhan, pidato politik tersebut
menjelaskan “...berbagi visi mengenai Indonesia...”. Komunikator
menggunakan pola deduktif dalam pidato politiknya. Suatu pola yang
mengutarakan inti pembahasan di awal kalimat diikuti dengan
penjelas serta rinciannya.
c. Kata Ganti
Elemen berikutnya adalah kata ganti, yakni suatu elemen untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif.
Dalam kata ganti, komunikator menempatkan dimana posisi-posisi
seseorang atau suatu kalangan dalam suatu wacana.8 Kata ganti
8 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 253
67
“saya” dan “kami” akan menunjukkan sikap resmi komunikator. Kata
ganti “dia” dan “mereka” menggambarkan pihak yang terpisah dari
komunikator dan biasanya digunakan untuk suatu wacana atau hal
yang tidak disetujui oleh komunikator. Sedangkan “kita” atau “kami”
memiliki implikasi menumbuhkan solidaritas, suatu aliansi, perhatian
publik dan mengurangi kritik dan oposisi kepada diri sendiri. Kata
ganti tersebut juga seolah merupakan representasi komu nikator dan
komunikan dalam membenarkan wacana dan sikap komunikator. Pada
prinsipnya kata ganti tersebut merupakan upaya meraih dukungan
serta menghilangkan opsisi yang ada.
Pada pidato politik Anies Rasyid baswedan, kata ganti “saya”
diucapkan 3 kali, kata ganti “kami” disebutkan sebanyak 2 kali.
Sedangkan kata ganti “kita” sebanyak 45 kali. Kata ganti “mereka”
sebanyak 4 kali dan kata ganti “dia” dua kali. Dalam penggunaan kata
ganti, komunikator sebisa mungkin menghilangkan jarak pemisah
antara ia dan komunikan. Ia lebih banyak menggunakan kata ganti
“kita” dalam pidato politiknya.
Kata ganti “saya” hanya 3 kali diucapkan seperti dalam
kalimat “saya merasa terpanggil untuk turun tangan, ramai-ramai
melunasi janji kemerdekaan Indonesia”, dan juga kalimat “...Karena
itu saya melihat, mengembangkan manusia menjadi kunci. Dan saya
garisbawahi, mengembangkan manusia...”. Kata ganti “saya” dengan
pola kalimat diatas menurut peneliti merupakan upaya untuk
68
menegaskan posisi kepemimpinan komunikator serta ketegasan sikap
dalam wacana yang ia sampaikan. Ia ingin menunjukkan pada
komunikan bahwa hal tersebut adalah kebenaran yang sudah
selayaknya didukung oleh komunikan.
Kata ganti “mereka” dalam pidato politik Anies Rasyid
Baswedan menunjukan suatu komunitas ideal yang seharusnya dicapai
oleh komunikan. Hal ini tercermin dalam pidatonya “...yang bisa
merasakan kemajuan, adalah mereka yang terdidik, mereka yang
merasakan manfaat ketercerdasan, mereka yang diangkat naik
kelas...”. Selanjutnya Kata ganti “dia” dalam kalimat “maka dia akan
mengubah amanah itu menjadi kebahagiaan...” menunjukkan
kesepakatan komunikan pada siapapun yang secara ideal bersikap
demikian, hal ini secara tidak langsung juga mengarah pada upaya
amanah dari komunikan jika ia berada dalam kondisi wacana
tersebut.
Berikutnya kata ganti “dia” yang terdapat dalam kalimat
“...Tapi itu semua jika tidak ditopang dengan kualitas manusia yang
baik, maka dia akan hanya meningkatkan angka-angka laporan...”
menunjukkan citra negatif dar sebuah kondisi tertentu. Komunikator
menggiring komunikan untuk refleksi pada kondisi yang mungkin
dianggap sudah terjadi dimasyarakat dan hal tersebut tidak disepakati
secara tidak langsung oleh pandangan umum. Meskipun ini
merupakan upaya memojokkan pihak tertentu, namun kmunikan
69
membungkusnya dalam retorika yang diplomatis sehingga komunikan
secara tidak sadar sependapat dengan wacananya. Pola penguatan
wacana yang dilakukan komunikator melalui kata ganti terlihat jelas
pada banyaknya penggunaan kata “kita”. Komunikator berupaya
mensejajarkan posisi dengan komunikan, hal tersebut berimplikasi
tumbuhnya solidaritas dan aliansi antara komunikan dan komunikator.
Selain itu hal tersebut dapat menjadi perhatian publik dan mengurangi
kritik dari komunikan serta oposisi. Misalnya dalam kalimat “...Ini
bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, ini tanggung jawab kita
semua. Karenanya, panggilan ini adalah panggilan untuk sama-
sama...”, Anies Rasyid Baswedan menyebutkan “tanggungjawab kita
semua” sebagai upaya untuk mengajak komunikan turut
bertanggujawab atas janji yang diwacanakan Anies adalah janji suatu
Republik Indonesia.
Kata ganti “kita” diucapkan sebanyak mungkin untuk
menunjukkan kepedulian komunikator atas persoalan yang mungkin
dialami oleh komunikan. Hal ini juga sekaligus upaya untuk mencapai
kesepakatan dengan komunikan dalam mengatasi problematika
bersama tersebut. Kesepakatan yang coba ditawarkan komunikator
menurut peneliti adalah tercapainya pemerintah yang bersih melalui
kepemimpinan yang menggerakan dibawah komando komunikan
dengan cara perbaikan terutama dari segi pendidikan, selanjutnya
penguatan ekonomi, demokrasi dan keadilan dan kepastian hukum.
70
5. Struktur Mikro (Stilistik)
a. Leksikon
Leksikon merupakan elemen wacana yang menandakan
bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai
kemungkinan kata yang tersedia. Dalam hal ini, pemilihan kata
seorang komukator tersebut bukan dilakukan secara kebetulan, tetapi
juga secara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang
terhadap fakta/realitas. Pemilihan kata-kata yang dipakai juga
menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa sama dapat
digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda-beda.25
Pemilihan kata dalam pidato Anies Rasyid Baswedan yang
berjudul “Indonesia kita semua” bisa dilihat sebagai berikut:
Kata Turun tangan dan rame-rame dalam kalimat : Janji ini
bukan janji pemerintah. Janji ini adalah janji seluruh bangsa
Indonesia. Karena itu, saya merasa terpanggil untuk turun
tangan rame-rame melunasi janji kemerdekaan Indonesia.
Kata turun tangan adalah ungkapan lain dari kata menangani.
Rame-rame merupakan ungkapan lain dari bersama. Ia
menggunakan kata-kata yang termasuk common sense dalam
upaya menyamakan kedudukan dengan komunikan untuk
mempengaruhi wacana atau gagasan yang komunikator bawa.
25
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 255.
71
kata naik kelas dalam kalimat: ... mereka yang merasakan
manfaat ketercerdasan, mereka yang diangkat naik kelas.
Dalam kalimat tersebut, komunikator menggunakan istilah
naik kelas untuk mengungkapkan bahwa mereka yang cerdas
memiliki level yang lebih tinggi. Naik kelas merupakan istilah
lain dari naik tingkat atau derajat. Dalam tingkatan tersebut
manusia yang tercerdaskan akan mampu mengubah hal yang
lebih besar dan dengan kecerdasan pula ia akan memikul
tanggungjawab yang lebih besar. Sehingga pada titik ini,
manusia yang cerdas, jujur dan berintegritas menurut
komunikator adalah orang-orang yang dapat tampil dan
mengelola negara.
Kata dihantam dan tsunami korupsi pada kalimat: Kita
sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Kata-
kata dihantam merupakan penggambaran dari suatu benturan
kuat. Dihantam juga menggambarkan suatu momok terhadap
sesuatu. Sedangkan tsunami korupsi merupakan gambaran
dahsyatnya bencana korupsi ini mempengaruhi sendi-sendi
berbangsa dan bernegara. Disini komunikator berupaya
Kata krusial dalam kalimat: Dalam mengembangkan ini yang
paling krusial saat ini di Indonesia. Kata lain dari krusial
adalah penting, utama. Komunikator mengunakan kata krusial
72
menurut peneliti untuk menguatkan pentingnya point yang
akan disampaikan oleh komunikator.
Kata gejala dan defisit pada kalimat: Tapi kita harus
perhatikan, korupsi adalah gejala, penyakitnya adalah defisit
integritas. Gejala merupakan kata lain dari tanda-tanda. Gejala
sendiri biasa digunakan dalam konteks penyakit. Sebagaimana
dalam kalimat setelahnya yang penyatakan penyakitnya adalah
defisit integritas. Selanjutnya, kata lain dari defisit adalah
kurang atau kekurangan sehingga defisit integritas bermakna
kurangnya integritas. Pemakaian kata defisit pada defisit
integritas menurut pandangan peneliti mengambarkan elegansi
dari sebuah integritas yang ternyata sangat kurang atau minim
di negri ini.
Kata bereskan pada kalimat: Pendidikan adalah kunci, tapi
dalam jangka pendek, kita harus bereskan ekonomi kita, kita
harus bereskan penegakan hukum kita. Kata lain dari bereskan
adalah menyelesaikan. Peneliti berpendapat komunikator
menggunakan kata-kata bereskan untuk menegaskan
penyelesaian persoalan dengan tuntas.
Kata tanpa pandang bulu pada kalimat: dalam konteks
penegakan hukum ini, hari ini, kita harus dorong satu sisi
tingkatkan soal integritas, sisi lain kita harus menegakkan
73
hukum tanpa pandang bulu. Kalimat lain dari ungkapan tanpa
pandang bulu adalah tanpa perbedaan atau membedakan.
6. Struktur Mikro (Retoris)
a. Grafis
Elemen selanjutnya yaitu struktur mikro grafis merupakan
bagian untuk meneliti dari segi apa yang ditekankan atau ditonjolkan
(yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati
dari teks. Dalam wacana berita grafis bisa dilihat melalui bagian
tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain atau bagian yang
dicetak miring. Elemen grafis yang perlu diamati juga termasuk
diantaranya caption, raster, grafik, gambar, tabel pendukung suatu
teks. Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang
penting oleh komunikator, disana ia menginginkan khalayak menaruh
perhatian lebih pada bagian tersebut.26
Dalam wacana pembicaraan
sebagaimana pidato Anies Rasyid Baswedan maka ekspresi tersebut
dengan intonasi.
Berikut unsur grafis yang baik berupa intonasi dan angka pasti
sebagai bagian dari penjelas dan argumentasi pendukung dalam tema
pidato Anies Rasyid Baswedan:
Republik ini berjanji dan janji tidak bisa direvisi. Janji harus
dilunasi pada setiap anak bangsa Indonesia.
26
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 257.
74
... untuk turun tangan, ramai-ramai melunasi janji
kemerdekaan Indonesia.
Republik ini tidak dirancang untuk melindungi minoritas, tidak
dirancang untuk melindungi mayoritas. Republik ini dirancang
untuk melindungi setiap warga negara Indonesia secara tanpa
syarat. Siapa pun, di mana pun, agama apa pun, keyakinan
apa pun, etnis apa pun,
... hari ini, penduduk kita 240 juta orang. Pada saat kita
merdeka penduduk kita sekitar 70 juta, ada yang menyebut 73
juta. Dan dari 73 juta itu 95 persen buta huruf. Mereka
memiliki seluruh persyaratan untuk pesimis. Terbelakang,
miskin, tak terdidik. Hari ini, penduduk kita 240 juta. Dan 95
persen buta huruf itu hari ini tinggal delapan persen.
Tak banyak bangsa di dunia mengubah dari buta huruf total
menjadi melek huruf total seperti sekarang. Tak banyak
bangsa di dunia bisa melakukan itu. Dan Indonesia melakukan
ini. Dan hari ini, kita memiliki persyaratan untuk optimis.
Karena itu, kita turun tangan sama-sama membangkitkan
optimisme republik ini. Tapi itu tidak cukup. Hari ini yang
terdidik pendidikan tinggi hanya 8 persen.
... jangan fokus pada material. Jangan fokus pada sumber
daya alam, tapi fokus pada manusia Indonesia. Kunci
memajukan Indonesia, pada manusianya.
75
Dalam mengembangkan ini, yang paling krusial hari ini di
Indonesia. Kita sekarang, berapa waktu ini, dihantam tsunami
korupsi. Korupsi di segala level. Tapi kita harus perhatikan,
korupsi adalah gejala. Penyakitnya adalah defisit integritas.
Dan dalam konteks penegakan hukum ini, hari ini, kita harus
dorong satu sisi tingkatkan soal integritas, sisi lain kita harus
menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Tak pandang latar
belakangnya, tak lihat agamanya, tak lihat warna
kelompoknya, tak lihat warna partainya. Siapa melanggar
hukum, mereka dihadapkan dengan penegakkan hukum.
Kita harus memunculkan kepemimpinan yang mengajak semua
orang turun tangan, terlibat melunasi sama-sama janji
kemerdekaan itu. Indonesia ini adalah Indonesia kita semua,
milik kita. Mari kita miliki masalah yang ada di bangsa ini,
lalu kita turun tangan ramai-ramai menyelesaikan masalah
yang ada di bangsa ini.
Dalam poin-poin penekanan intonasi maupun pemberian angka
pada kalimat-kalimat diatas, peneliti berpandangan bahwa sebagian
besar penekanan intonasi pidato adalah terletak pada upaya Anies
Rasyid Baswedan untuk menawarkan pendidikan sebagai salah satu
aspek penting dalam fondasi kemajuan bangsa Indonesia. Ia bahkan
menyebutkan fakta-fakta dalam bentuk prosentasi tentang pendidikan
Indonesia dahulu dan nanti.hal penting lainnya dalam penyampaian
76
akhirnya adalah pentingnya memunculkan sosok pemimpin yang
mampu membuat perubahan dan mampu menggerakkan.
b. Metafora
Setelah elemen grafis, selanjutnya adalah elemen metaforan.
Elemen metefora menyampaikan pesan pokok lewat kiasan,
ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu
dari suatu berita atau teks. Metafora tertentu dipakai oleh komunikator
secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan pembenar atas
pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.27
Komunikator dapat menggunakan ungkapan sehari-hari,
kepercayaan masyarakat, peribahasa, pepatah, kata-kata kuno dan
bahkan mungkin ayat suci dalam upayanya memperkuat pesan utama.
Dalam pidatonya metafora yang digunakan diantaranya terlihat dalam
kata-kata mengulung dan menggelar pada kalimat,
“Republik ini merdeka bukan sekadar untuk
menggulung kolonialisme. Republik ini hadir untuk menggelar
kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia” dan pada kalimat, “... Kita sekarang, berapa
waktu ini, dihantam tsunami korupsi. Korupsi di segala level.
Tapi kita harus perhatikan, korupsi adalah gejala.
Penyakitnya adalah defisit integritas.
B. Analisis Kognisi Sosial
Dimensi yang kedua dalam teori Teun A. van Dijk adalah dimensi
kognisi sosial. Pada tahap ini van Dijk melihat perlunya menelaah teks dari
segi kesadaran mental komunikator dalam proses terbentuknya suatu teks
27
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.. 259.
77
tersebut. Dalam hal ini asumsi yang kemudian dibangun adalah bahwa teks
memiliki makna yang terutama dibuat oleh pemiliknya atau dengan kata lain
teks merupakan representasi dari wacana atau gagasan dari pembuat teks.9
Dalam memaknai proses bagaimana teks dibentuk atau diproduksi ini tentu
tidak lepas dari memahami ideologi dan sudut pandang atau bahkan prinsip-
prinsip dari pembuat teks. Menurut van Dijk karena setiap teks dihasilkan
melalui kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan.10
Oleh sebab itu
untuk memaknai teks perlu melihat lebih jauh kognisi sosial dari pembuat teks
atau komunikator.
Pidato konvensi Anies Rasyid Baswedan disampaikan pada acara
penyampaian visi misi resmi pertama peserta konvensi partai Demokrat yang
terdiri dari 11 orang pada hari Minggu, 15 September 2013. Peserta Konvensi
terpilih nantinya akan mewakili Partai Demokrat untuk menjadi Calon Presiden
dari Partai Demokrat pada Pemilihan Umum (PEMILU) 2014. Pada saat itu
terdapat 11 peserta yang menyampaikan pidato mengenai visi misi. 11 peserta
yang ditetapkan sebagai peserta Konvensi adalah 1) Ali Masykur Musa
(anggota Badan Pemeriksa Keuangan); 2) Anies Rasyid Baswedan (Rektor
Universitas Paramadina); 3) Dahlan Iskan (Menteri BUMN); 4) Dino Patti
Djalal (Duta Besar RI untuk Amerika Serikat); 5) Endriartono Sutarto (mantan
Panglima TNI); 6) Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan); 7) Irman Gusman
(Ketua Dewan Perwakilan Daerah); 8) Hayono Isman (anggota Komisi I DPR
9 Alex Sobur, Analisis teks Media, Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing.(Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h 74 10
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 260
78
dari Fraksi Partai Demokrat); 9) Marzuki Alie (Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat); 10) Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala Staf Angkatan Darat);
11) Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara).11
Peneliti menggunakan metode wawancara dengan sumber utama yakni
Anies Rasyid baswedan untuk menelaah dari segi kognisi sosial. Pada tahap ini
peneliti menelaah dari segi skema person terkait pidato Konvensi Partai
Demokrat. Dari hasil wawancara peneliti dengan Anies Rasyid Baswedan ia
menyebutkan hal yang membuat Anies memberi judul pidatonya dengan
Indonesia Kita Semua adalah sebagai berikut:
“Kenapa saya pilih istilah Indonesia Kita Semua, Indonesia ini
adalah negeri yang kita bangun, Republik ini kita dirikan dan
tanggungjawab atas negeri ini ada pada kita semua. Sekarang ini ada
kesan bahwa republik ini hanya diurus oleh sebagian orang, hanya
dinikmati sebagian orang, dan kalau ada masalah hanya menjadi
tanggungjawab sebagian orang. Saya ingin menawarkan prespektif lain
bahwa ini negeri milik kita karena ini negeri bukan hanya milik mereka,
ini milik kita Kalau memang negeri ini milik kita, mari kita miliki
masalah yang ada di negeri ini.”12
Dari uraian di atas, bisa dijabarkan bahwa teks pidato Anies Rasyid
Baswedan berangkat dari sebuah kesadaran dimana ia berpandangan sudah
saatnya rakyat Indonesia kembali pada rasa kepemilikan yang tinggi pada
bangsa ini. Rasa kepemilikan tersebut menurutnya akan mendorong manusia
Indonesia untuk tidak saling menyalahkan keadaan, situasi ataupun pemerintah.
Karena dengan rasa kepemilikan dari seluruh lapisan masyarakat terhadap
bangsanya, akan terbangun usaha untuk menyelesaikan berbagai persoalan
bangsa bersama.
11
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/15/0901003/Hari.Ini.11.Peserta.Konvensi.Dem
okrat.Perkenalkan.Diri diakses pada tanggal 14 Februari 2014, pukul 11.39 12
Lihat Lampiran transkip hasil wawancara Peneliti dengan Anies Rasyid Baswedan
79
Selanjutnya adalah telaah kritis dari segi skema peran / Role Schemas.
Peneliti mendapati hal ini ketika Anies mengungkapkan,
“saya ingin mengembalikan agar manusia menjadi sentral
pambicaraan. Nomor satu manusianya. Kalau manusianya itu
berkualitas, republik ini akan hebat. Tapi kalau manusianya tak
berkualitas bagaimana republik ini akan hebat?Kualitas manusia nomor
satu itu sehat. Anda juga tidak bisa wawancara seperti ini kalau sakit.
Yang kedua, berintegritas, lalu berkompetensi, dan ini didapat lewat
pengembangan kualitas manusia. Perhatikan, saya tidak sebut kata
sumber daya manusia, saya selalu mengatakan kualitas manusia. Karena
saya mau menempatkan manusia lebih dari sekedar sumber daya. Kita
selalu mengatakan SDM, dan SDM itu kental dengan alat produksi.
Dalam fungsi produksi itu ada namanya, tanah, modal, manusia (tenaga)
dan teknologi, itu factor produksi.”
Dari apa yang komunikator sampaikan ia menyatakan bahwa manusia
merupakan titik setral dari perubahan. Manusia adalah pusat utama bagi bangsa
untuk ditingkatkan kualitasnya. Bagi komunikator manusia berkualitas
memegang peran terpenting dalam mengupayakan perubahan dan kemajuan
bangsa. Manusia bukan suatu kelengkapan dalam persyaratan roda produksi
ekonomi. Lebiih dari itu, manusia memiliki \dimensi pengubah dan pengontrol
keadaan. Peneliti menyimpulkan, bahwa alasan wacana pentingnya pendidikan
yang komunikator sampaikan sejalan dengan cita-cita kemajuan bangsa.
Skema yang ketiga adalah skema peristiwa (event Schemas), skema
yang terakhir ini yang banyak digunakan karena hal ini terkait peristiwa dari
segala sesuatu yang memungkinkan untuk dimaknai dan ditafsirkan dalam
skema tertentu. Sebelum lebih jauh membahas skema peristiwa, peneliti akan
memaparkan beberapa hal yang melatarbelakangi Anies Rasyid Baswedan
turut serta dalam event Konvensi Partai Demokrat. Salah satu yang
80
memotivasinya adalah dari sepak terjang tentang tokoh-tokoh yang
menginspirasinya.
Dari hasil wawancara peneliti, Anies Rasyid Baswedan menyebutkan
beberapa tokoh yang turut mempengaruhi dan menginspirasinya diantara lain
adalah Agus salim, Muhammad hatta, Cokroaminoto, Sutomo, Wahidin,
Mahatma Gandhi, Nehru, Tito, Nabi Muhammad, Lincoln, George Washington
serta masih banyak lainnya. Anies menyadari bahwa para tokohpun tidak ada
yang tidak membuat kesalahan, namun mereka selalu berani dalam membuat
keputusan. Mengenai tokoh-tokoh tersebut, Anies tidak mengikuti satu tokoh
habis-habisan atau keseluruhan. Hal ini ia paparkan sebagai berikut,
“Tidak ada satu orang tokoh yang saya rujuk habis-habisan.
Saya belajar dari teladan negatif dan teladan positif. Nama-nama itu
saya kutip karena mereka teladan positif, dan teladan negatif saya
tidak ungkapkan. Tapi tetap saya belajar dari mereka, yang berarti
jangan seperti mereka. Teladan itu teladan positif dan teladan negatif,
dari keduanya kita bias belajar tapi tidak diambil total. Labih mudah
membuat daftar tidak boleh dari pada daftar seharusnya. Buat saja,
jangan mencuri, jangan berbohong, jangan selingkuh. Jadi kita harus
belajar dari kedua teladan itu, kita belajar dari banyak orang, dan
kemudian dari situ kita meniti langkah. Dan akhirnya kita bisa
mengambil keputusan dalam perjalanan hidup kita. Salah satu dalam
pengalaman, penting. Jangan takut ambil keputusan. Anda baca
sejarah orang-orang yang disebut tadi, berani dalam mengambil
keputusan. Bayangkan jadi Moh Hatta itu seperti apa menjalani 1942-
1945? Dipenjara itu mudah, tapi dicap sebagai penghianat itu yang
berat. 42-45 dia bekerjasama dengan Jepang. Kalau sebelumnya dia
ditangkap belanda ya biasa saja, dia pejuang, ditangkap. Tapi
dianggap penghianat? Berat itu. Ini kalau kita mambaca biografi itu,
42-45 terasa 5 menit. Tapi bagi yang menjalani? 3 tahun lho, itu berat
tapi membuat ringan dikemudian.”
Dalam pandangan Anies Rasyid Baswedan, keputusannya untuk
mengikuti event konvensi Partai Demokrat tidak semata-mata didasarkan pada
keinginannya terjun dalam dunia politik. Sebagai orang yang berlatar belakang
81
pendidikan, ia menyadari bahwa pendidikan merupakan kunci utama untuk
kemajuan republik Indonesia. Peningkatan kualitas manusia Indonesia
merupakan tema besar yang ia tawarkan dalam Konvensi ini. Konvensi bagi
Anies Rasyid Baswedan merupakan salah satu cara untuk turut
bertanggungjawab terhadap nasib republik ini kedepan. Berikut salah satu
jawaban Anies ketika memaknai pemimpin,
“Mengapa seseorang dianggap sebagai pemimpin? Karena
ada orang yang dipimpin dan diakui oleh orang yang dipimpin.
Seorang yang sholat sendiri kemudian diikuti oleh orang lain, seketika
itu namanya berubah menjadi imam. Kenapa? Karena orang lain
yang mengikutinya mempercayakan. Dan makmumnyalah yang
membuat dia menjadi imam”.
Bagi Anies partisipasinya dalam konvensi Partai Demokrat
merupakan suatu tahap yang telah ia pertimbangkan matang setelah banyak
pihak terutama sekitarnya mendorong dan mendukung dirinya. Berikut
pandangannya terkait Konvensi Partai Demokrat:
“Jadi bukan karena saya diminta demokrat, lalu saya ajukan.
Tapi saya Tanya kepada semuanya dan semuanya bersama-sama
mengatakan, saya berada dibelakang anda. Dan itulah sebabnya saya
yakin.”
Selain pernyataan komunikator baik dalam pidato maupun
wawancara, ada beberapa pernyataan yang ia sampaikan melalui media sosial
yang telah dibukukan yaitu tentang pernyataan komukator berikut:
“Republik ini didirikan ewat iuran kolosal. Ada yang iuran
nyawa, badan, pikiran, tenaga, uang dan lain-lain. Semua
iuran untuk negri.”13
13
Twitter tanggal 10 November 12 16:22, Lihat karya Syafiq Basri, Melampaui Mimpi
(Anies Baswedan @twitterland), Bandung: PT. Mizan Pustaka, h. 137
82
Pilihannya mudah: lipat tangan atau turun tangan. Tak usah
pikir stempel-stempel pahlawan, yang penting turun tangan
sekarang!”14
Dari segi kognisi sosial, wacana ke-Indonesia-an atau kebangsaan sudah
lama komunikator suarakan. Media memang merupakan salah satu penyampai
wacana dan isu yang cepat. Media sosial sebagai salah satu alat untuk
melakukan dialog tidak langsung. Komunikator menggunakan berbagai media
salah satunya media sosial sebagaimana yang peneliti paparkan.
C. Analisis Sosial
Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial. Wacana
adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga
untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti
bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam
masyarakat.30
Wacana yang digaungkan oleh Anies Rasyid Baswedan menitikberatkan
terutama tentang pentingnya suatu pendidikan bagi manusia. Pendidikan
merupakan persoalan mendasar yang akan sangat bermanfaat bagi kemajuan
setiap orang. Orang yang berpendidikan akan lebih memahami persoalan-
persoalan yang terjadi ditengah masyarakat. Orang yang memilki pendidikan
lebih tinggi akan lebih dihargai ditengah masyarakat. Hal ini karena ilmu
pengetahuan sangat bermanfaat diberbagai bidang dan dimensi kehidupan.
Sikap optimis untuk mengubah wajah bangsa melalui pendidikan, demokrasi,
14
Twitter tanggal 10 November 12 20:07, Lihat karya Syafiq Basri, Melampaui Mimpi ..,
h. 137 30
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 273.
83
ekonomi yang mensejahterakan serta kepastian hukum merupakan harapan
seluruh lapisan masyarakat.
Pidato Anies Rasyid Baswedan, menceritakan beberapa hal yang
merupakan kunci dari kemajuan bangsa Indonesia. Salah satu kunci utamanya
adalah memperbaiki kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan. Lalu
dengan memperbaiki perekonomian, demokrasi dan penegakan hukum.
Dalam pidatonya Anies secara lebih rinci menuturkan bagaimana
Indonesia bisa mengubah sejarah yang dahulu 90% buta huruf menjadi melek
huruf. Gagasan yang dikemukakan oleh Anies Rasyid Baswedan berangkat dari
keprihatinannya banyaknya persoalan yang kini dihadapi bangsa Indonesia.
Korupsi menurut Anies Rasyid Baswedan merupakan penyakit yang harus
diobati. Penyakit yang disebabkan hilangnya integritas ini dapat diobati dengan
membuat sistem pendidikan yang dapat menghasilkan orang-orang yang ujur,
berkarakter dan amanah. Satuan nilai yang demikian akan mengubah pilaku
korupsi di negri ini.
Anies Rasyid Baswedan menghimbau masyaraat untuk turut andil dalam
memunculkan sebuah kepemimpinan yang mampu menggerakkan. Seorang
pemimpin memang tidak dapat menyelesaikan seluruh persoalan, namun
dengan pemimpin amanah maka akan terbuka banyak peluang dan akan dapat
melibatkan lebih banyak orang dalam menyelesaikan persoalan bangsa.
Dengan demikian, secara garis besar Anies Rasyid Baswedan berusaha
menyampaikan kepada masyarakat Indonesia bahwa Indonesia memiliki
seluruh persyaratan untuk tetap optimis.
84
Selanjutnya, dalam analisis sosial ada banyak faktor yang menyebabkan
keberadaan wacana tersebut. Peneliti merangkum 2 point penting dalam pidato
Anies Rasyid Baswedan sehubungan dengan wacana keindonesiaannya.
1. Praktik kekuasaan
Dalam menyusun wacana ke-indonesiaan, menurut peneliti,
sebagai orang yang berlatar belakang pendidikan, komunikator yang
telah terjun langsung dalam dunia pendidikan percaya bahwa
pendidikan adalah satu-satunya cara untuk dapat mencapai kemajuan
bangsa. Komunikator yang juga rektor merasa ia merasakan langsung
bagaimana manajemen pendidikan di lapangan dan kiat-kiat untuk
mensukseskan jalannya proses pembentukan karakter peserta didik.
Komunikator percaya bahwa ia mampu mengembalikan semangat
tercerdaskan dan tercerahkannya bangsa Indonesia. Dia lain sisi,
sebagai Ketua Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ia
bersinggungan dengan kasus-kasus korupsi yang menurutnya sudah
mengkhawatirkan.
Peneliti berpendapat pengetahuan dan pengalaman
komunikator dalam bidang edukasi, instansi pemerintahan, dan
berbagai aktifitas sosial lainnya yang berpengaruh pada terciptanya
pidato “Indonesia kita semua”. Komunikator meyakini ia mampu
membawa Indonesia pada kualitas terutama individu sebagaimana
85
yang dijanjikan. Dalam sebuah buku karya Syafiq Basri15
, komunikator
mengiri surat kepada sejumlah relawan Program Idonesia Mengajar
dan lainnya terkait alasannya menerima pinangan dari Partai Demokrat
untuk maju dan membuahkan pidato resmi Konvensi.
2. Akses mempengaruhi wacana
Jika ditinjau dari segi latar belakang komunikator terkait
praktik kekuasaan dalam kerangka analisis sosial, dua point di atas
sudah cukup mewakili akses yang dapat mengkonstruk wacana yang
dikembangkan oleh komunikator. Jawaban komunikator saat
diwawancara adalah bukan karena komunikator adalah seorang
pendidik dan juga ketua Komite Etik KPK yang menjadi jawabannya.
Komunikator secara jujur mengakui bahwa pidato dalam Konvensi
Partai Demokrat yang memuat wacana ke-Indonesiaannya terjadi
karena diantaranya adalah komunikator didukung dan didorong orang
dilingkungannya untuk turut serta dalam Konvensi tersebut.
Selanjutnya, komunikator merasa menjawab undangan untuk turut
menjadi peserta Konvensi adalah bentuk dari rasa tanggungjawabnya
dan pengabdiannya bagi bangsa. Berikut adalah kutipan dari hasil
wawancara:
“... Kalau saya tidak diundang, maka saya tidak kena
hukum. Tapi saya diundang dan hukumnya berubah, mau ikut
bertanggungjawab atau tidak mau ikut tanggungjawab?! Lain hal kalau saya daftar, kalau saya daftar, berarti saya
yang ingin jadi calon presiden, tapi saya diundang. Nah ketika
15
Lihat surat Anies pada buku karya Syafiq Basri, Melampaui Mimpi (Anies Baswedan
@twitterland), Bandung: PT. Mizan Pustaka, h. 217-221
86
diundang, kalau saya bilang tidak, bagi saya berarti bukan
saya tidak ingin jadi calon presiden, tapi saya tidak ingin
mengurusi republik ini ...”
Tanggungjawab adalah sebuah kewajiban yang mesti
komunikator tunaikan. Bukan karena pengalaman dan pengetahuannya
akan kunci kemajuan bangsa, namun komunikator mengakui hal ini
karena rasa tanggungjawabnya. Lebih jauh, keyakinan komunikator
tumbuh karena ia merasa didukung oleh orang sekitarnya. Berikut
konsep pemimpin menurut komunikator:
” ... Ada begitu banyak orang yang dalam posisi “Anies
kami berharap anda mewakili kita ...”
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deskripsi teks yang dibangun Anies Rasyid Baswedan terkait visi
misinya. Diantaranya adalah ia fokus untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Anies menuturkan bahwa
pendidikan merupakan kunci dari kemajuan. Manusia merupakan titik sentral
perubahan. Formasi teks yang disampaikan Anies rasyid Baswedan lebih
banyak menggunakan analogi, sampel dan contoh fenomena. Misi Anies
Rasyid Baswedan sebagaimana tertuang dalam teks pidatonya adalah
mengadirkan tiga pilar penting yakni pilar ekonomi, pilar demokrasi serta
pilar dan rule of law. Anies Baswedan menyadari bahwa terutama pilar ketiga
sedang goyah, karennya menurutnya perlu menghadirkan kepemimpinan
bangsa yang mampu menggerakkan. Menggerakkan untuk memajukan dan
menggerakkan untuk kebenaran serta keadilan.
Anies Rasyid Baswedan mewacanakan bahwa Indonesia sangat perlu
untuk memprioritaskan peningkatan pendidikan. Nuansa pendidikan baik
argumentasi, analogi dan story begitu kental dipaparkan dalam pidato
politiknya. Pendidikan harus didukung oleh seluruh rakyat Indonesia.
Keterlibatan dari seluruh lapisan masyarakat untuk mendorong dan
mendukung proses terwujudnya generasi terdidik, ekonomi yang baik serta
keadilan dan kepastian hukum secara implisit menurut Anies Rasyid
Baswedan adalah jawaban dari visi misinya. Sebagai orang yang memiliki
88
background pendidikan yang kuat, Anies menyadari betul bahwa pintu
kesuksesan dan kemajuan ada pada pengetahuan atau knowledge. Dengan
sistem demokrasi yang sudah tumbuh dan terbangun di Indonesia,
pendidikan, ekonomi dan hukum adalah beberapa aspek yang masih harus
terus dibenahi melalui kepemimpinan yang menggerakkan. Wacana
pendidikan yang dibangun dan dikembangkan Anies Rasyid Baswedan ini
diyakini mampu menuntaskan berbagai problematika bangsa. Pembenahan
pendidikan ini juga merupakan misi jangka panjang yang ia tekadkan untuk
dikembangkan.
Terlepas dari komitmen Anies rasyid Baswedan sebagai peserta
konvensi Partai Demokrat, jika ditinjau dari track record-nya dibidang
pendidikan, Anies memang konsen dan mengembangkan berbagai cara untuk
meningkatkan kualitas pendidikan bagi semua. Gerakan Indonesia mengajar
misalnya adalah buah nyata dari wacana idealnya tentang pendidikan.
Kepemimpinan menggerakkan dan mempengaruhi berbagai elemen
masyarakat terutama melalui pendidikan dan kolektifitas ini menurut peneliti
yang menjadi agenda besar Anies Rasyid baswedan. Karenanya Anies
menggiring wacana publik untuk memprioritaskan dunia pendidikan.
B. Saran
Setelah menelaah pidato Anies Rasyid Baswedan yang berjudul
“Indonesia Kita Semua” peneliti berpandangan bahwa retorika yang
digunakan komunikator sudah bagus, namun demikian, hal tersebut disatu sisi
mengurangi pengungkapan visi dan misi yang jelas. Komunikator cenderung
89
menyoroti persoalan pendidikan saja. Point-point penting yang harusnya
diungkapkan untuk menegaskan posisi komunikator sebagai bakal calon
presiden menjadi sedikit kabur. Meski begitu Anies mampu menghilangkan
sekat pemisah antara komunikator dan komunikan. Hal ini terlihat dari
pidatonya yang lebih banyak menggunakan istilah „kami‟ atau „kita‟ daripada
„saya‟. Dengan demikian, dilihat dari konteks pidato Anies Baswedan,
peneliti berpandangan seharusnya pidato Anies Rasyid Baswedan memang
memberikan gambaran utuh terkait visi dan misinya jika mendapat
kesempatan memimpin bangsa.
90
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al Karim, PT. Mizan Pustaka, 2009, Cet, Ke-1, hal 314
Alwi, Hasan (ed), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Basri, Syafiq, Melampaui Mimpi (Anies Baswedan @twitterland), Bandung: PT.
Mizan Pustaka
Birowo, M. Antonius, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta: Gitanyali, 2004.
Creswell, John W, Desain penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
Jakarta: KIK Press, 2003
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008 Cet ke-4
Eriyanto, AnalisisWacana; PengantarAnalisisTeks Media, Yogyakarta: LkiS,
2001
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana 2007
Lull, James Media Komunikasi Kebudayaan: suatu pendekatan global, Terj. A.
Setiawan, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1998.
Maleong , Lexy J. (ed, 13), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000
McQuail, Dennis. Mass Commuication theory: An Introduction, London: Sage
Publication, third edition, 1995
Muhibbudin, Muhammad, Kisah Inspiratif 7 Anak Kampung, Yogyakarta:
Mantra Books, 3013
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya, Bandung: Rosdakarya, 2006
Mulyana, Dedi, Kajian Wacana, Teori, Metode, dan Aplikasi, prinsip-prinsip
Analisis Wacana. Yogyakarta : Tiara Wacana 2005
Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia,2003.
Riyanto, Adhe, The True Wisdom, Yogyakarta: Kanal Publika, 2012,
91
Salim, Peter dan Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta : Modern English Press, 2002, edisi ke-3, hal 1709 (Ibnu
Khamdan 2009)
Sobur , Alex, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosda Karya
, cet. Keempat April 2006
Sudjiman , Panuti. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta : Pustaka Utama Grifiti, 1993
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , Bandung: Alfabeta, 2010
Teun A Van Dijk, News as Discourse, Amsterdam: University of Amsterdam,
1988
Teun A Van Dijk, The Interdisciplinary Study of News as Discourse, dalam Klaus
Bruhn Jensen dan Nicholas W. Jankowski. Ed. Handbook of Qualitative
Methodologies for Mass Communication Research, London and New
York, Routledge, 1993).
Teun Van Dijk, Aims of Critical Discourse Analysis, Japan Discourse, 1995
Vol. 1,
http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan
http://id.wikipedia.org/wiki/Anies_Baswedan.
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/15/0901003/Hari.Ini.11.Peserta.Konven
si.Demokrat.Perkenalkan.Diri
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/23/0923423/Mencari.Capres.di.Media.S
osial
https://www.facebook.com/notes/cak-ripin-kartun/partai-demokrat-sebagai-
bunker-para-koruptor/10150361521822105
https://www.youtube.com/watch?v=omsc8KTFlIo
i
Foto Anies Rasyid Baswedan sewaktu diwawancara oleh peneliti (Adharu
Dhahiru)
Foto Anies rasyid Baswedan seusai wawancara bersama peneliti
top related