aripin aji al-arab nilai-nilai -...
Post on 07-Feb-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Taqninisasi Hukum Islam di Negara Hukum Indonesia
Muhammad Amin Suma
Gerakan Santri dan Kiprah Pesantren dalam Pentas Persaingan
Regional dan Global
Nurrohim
Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Studi Kasus Undang-Undang Tentang KDRT)
Jaenal Aripin
Menggali Nalar Peradaban Islam pada Ruang Saintifk
Rizkon Halal Syah Aji
Teori Batas (Nadzariyat al-Hudud) dalam Hukum Islam
Arip Purkon
Keberagaman Agama dalam Perspektif Sufstik Ibn Al-Arab
Syahrul Adam
Transendensi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa
di Perguruan Tinggi Perspektif Tafsir Tematik
Supriyadi Ahmad
Seni &Jurnal llmu K eislaman dan K ebuda
a
ll/Penanggung Jawab
Muhammad Amin Suma
Ketua PenyuntingIding Rosyidin
Wakil KetuaAsmawi
Penyunting PelaksanaMesraini
Moh AliWafaMuhammad Taufki
Penyunting AhliMuhamrnad Amin Suma
Hasanuddiru AFChuzaemah Tahido Yanggo
Abdul Chani AbdullahYunasril Ali
Fathurrahman Djamil
Jaih MubarokAhmad SutarmadiNadirsyah HosenMuhammad Iqbal
SekretarisMaman Rahman Hakim
Staf SekretariatAhmad Mashudi
Alamat Redaksi:
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah JakariaLt. 5 Ruang 3.5. 20 /[. Ir. H. Juanda No. 95 Cipuiat 15412 fakarta
email: senibudayasyari@gmail.com
jurnal Seni & Budaya Syar'i diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakart4 dengan frekuensi terbit dua kali dalam setahun.
Ketentuan tulisan yang akan dimuat pada Jurnal Seni & Budaya Syar'i sebagai berikut (1) Artikelyang ditulis meliputi pemikiran dan penelitian di bidang Ilmu keislaman dan kebudayaan. Naskah
diketik dengan huruf Times New Roman 12 pts, dengan spasi At Least 12 pts, dicetak pada kertas ,A4
sepanjang lebih kurang 20 halaman, dan diserahkan dalam bentuk prini-out sebanyak 3 eksemplar
beserta flenya. Berkas (fle) dibuat dengan Microsoft Word (2) Nama penulis artikel dicantumkan
tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel (3) Artikel ditulis dalam bahasa
Indonesia atau Inggris dengan format esai, disertai judui masing-masing artikel, kecuali bagian
pendahuluan (4) Sistematika artikel hasil pemikiran adalah judul, nama penulis abshak (maks.
100 kata) kata kunci pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang
lingkup tulisan bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian) Penutup atau
kesimpulan dan daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk) (5) Sistematika artikel
hasil penelitian adaiah :judul nama penulis (tanpa gelar akademik) abstrak (maksimum 100 kata)
yang berisi tujuan, metode, dan hasil penelitian dan tujuan penelitian metode hasil pembahasan
kesimpulan dan saran dan daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk) ( ) Daftar
rujukan disusun dengan tata cara yang baku dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.
Fakultas Syariah dan HukumUIN Syarif Hidayatullah fakarta
Il. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta15412E-mail: ienibudayasyari@gmail.com
*g'l \tll ilL.-.-->
DAFIARISI
Iding R. Hasan
Ambiguitas Peran l)ervan Perwakilan l)aerah (DPD RI):
Studi atas Refbrmasi Ketatanegaraan di Indonesia Pasca Orde Baru
Dedy Nursvamsi
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (PERPU) Sebagai Hak Darurat Negara
dalam Sistern Ketatanegaraan (Perbandingan Keadaan Darurar
Negara Amerika Serikat dan Negara Perancis)
Asmawi
Argumentasi Hukum dalam Uji Konstitusionalitas
Burhanuddin
UU KPK (Suatu Telaah Deskriptif) 163
Upaya Lau, Enforceweu terhadap Jaksa melalui Komisi Kejaksaan
MuhammadAmin Suma
Thqninisasi Hr-rkum lslam di Negara Hukum Indonesia
Nuruohim
Gerakan Santri dan Kiprah Pesantren dalam Pentas Persaingan Regional dan Global
Rosdiana
Perkan'inan Campuran dan Perkawinan di Luar Sisrem Indonesia
AfidahWahl'uni
Islam dan Wanita Karier
Jaenal AripinPengarusutamaan Hak Asasi Manusia dalam Pembentukarr Peraturan Perundang-Undangan
(Studi Kasr,rs Undang-Undang ltntang I{DR|)
Lo ..i-,+Jr fr(,lr * AV*
tuzkon Halal SyahAji
Iv{enggali Nalar Peradaban Islam pada Ruang Saincifik
t45
154
1 (r9
211
Arip Purkon
Teori Batas (Nadzariyat al-Hudud) dalam Hukum Islam
M. Nurul IrfanKawin Harnil, Anak Zina dan Status Anak dalam Hukum Islam Pasca Putusan MK
Syahrul Adam
Keberagaman Agama dalam Perspektif Sufistik Ihn Al-Arab'
Supriyadi Ahmad'liansendensi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa di Perguruan Tinggi
Perspektif Tafsir Tematik
Vol. I No.2 futli )012 Argumerrta.si Hukunr dalanr Uii Konsritusionaliras UU KPK 163
ARGUMENTASI HUKUM DALAM UII KONSTITUSIONALITAS UU KPK(suATU TTLAAH DISKR!PTtF)
Asmawi
frakultas Syariah dan Hukum UlN JakertaJl. Ir. H. Juanda 9i CiputarJakerta
E-nrail: asma.* i99@vahoo.corn
Abstraks: Argumentasi hukum dalam uii kr:nstitusionalitas UiJ KPK yang d;sx jik.rn 2 (dua) Putu.san i\,{K, yaitu Purus,rnNo. 133ll']UU-VII/2009 dan l)utusan No. SlPLlU-lX/2011, sarat dengan noktah pikiran doktrin, teori dan filosolihukum. Yr:risprudensi N4ahkamah Konsritusi RI terkait LitJ KPK perlu dikaji clalam rangka penr-empurnaan Utl KPKdi rtrasa rnendatang. Melalui pemanfaatar hasil kajian yurisprudensi terseblrr, UU KI']K akan rnenjadi undang-undangvang teruji dan benar-benar bermutu secala komprehensif. Lebih dari itu, kajian hukum hendaknya lebih memberikarratensi terhirdap pengkaji,rn pi.rtusan-putusan Mahkam,rh Kon.stitusi Rl. Dinarnika hukum memang terporret iel:rsdalam vurisprudensi. dan inilah vang bahan baku bagi reforr"nasi hukurn Indonesia.
Kata Kunci: Konsritrlsionaliras. Argumenrrrsi I Iukum, \'urisprLrder-rsi. UUKPK
Pendahuluan
Hin.ega pertengahan rahun 2012, rerdapar 15
perkara pengujian UU Anri-Korupsi yang ditanganiN'{:rhkama}r Konstitusi RI (selanjutr}ya disebur MK)sejak berdirinya pada tahun 2003. Seperti dikerahui,vang dimaksud l-IU Anti-Kortrpsi dalanr hal ini meliputi(i) UU No. 31 Tahun 19!)9 tentang PcmbcrantasanTindak Pidana Korupsi (UU 31/199t), (it UU No.20Tahun 2001 tenrans Perubahan aras UU No. 31 TahunI999 tentang Pcmberantasan Tindak Pidana Koru;rsi(UU 2012001), dan (iii) UU No. 30 Thhun 2002tentang Kornisi Pcnrberanrasan'['indak Pidana Korupsi(uu 3ol2002).
Dari ke-15 perkara pengujian UU And-Korr,rpsiterse but, 2 (dua) perkara darinya ditarik kernbalioleh premohon, dan pihak lt4K mengeluarkan surarpenetapan penarikan kern[r:rli perkarx oleh penrohon.Can l3 perkala lainnya dilanf Lrtkan melalui pcmeriksaanCan per.sidangan i\{K.
Putusan NiiK atas 13 perkara iru rernyara bervariasi.Tcrdapat hanva I (saru) perkara yang diputus I4KJengan anrar purus:rn "mcnerima penlohonanremohon r,ir"ttuk seluruhnl'2", yakni Purusan No. 5lluu-lxl2()t I
Sedangkan purusan MK terkait pengujian UU Anti-Korupsi dengan arnar purusan "rneno]ak permohonarr:emohon untuk se]uruhnya" nrencapai 9 (.sembilan)
:utusan/perkara. lni meliputi (i) Putusan No. SIPUU-.K/2011. (ii) Putusan No. 60/PUU-VIII12010, (iii)?utusan No. 39/PLltl-\ril1|201{t. (ir,) Putusan No. 37l
PUU-VIIll20l 0, (v) Putusan No. 138/PUU-V1112AA9,(r'i) Purusan No. 20lPUU-VI/:008, (\,ii) Purusan
No. 19/PUU-V12A07, (viii) Putusan No. 010/PUU-lVl20l)6, dan (ix) Putusan No. 069lPUU-Ill20A4.
Sementara itu, ad;r juga perkara v;lng diputr-rs
.lv{K dengan anlar purusan "nreogabulk:in/urenerima
pcrmohonan pemohon untuk .rehagian". yangberjumlah J (tiga) perkara/purusan. Ke-3 purusan initerdiri atas (i) Putusan No. 133/PUU-VII12009, (ii)Putusan No. 012-t)16-019/PUU-IV12006, dan (iii)003/PUU-ry12006.
Terhadap ke-13 putusan I'lK tersebur, menarikkirar.rya unruk dikaji dirr.rensi argumenrasi hukumyang terk:rndung di dalarnny.'a. Sebab, argumenta.si
hukurn dalam putusan-putusan \,{K nrenggarnbarkandinamika sr.rbstantif doktrin, teori dan inrcrprerasihukurn yang dikenrukakan para ahli dan profesionalhukum, mulai dari hakim, advokat. akademisi, hinggapraktisi hiikum.
Dari ke-13 llurusan fu{K rersebut. tcrdapat 11
puu-r-san nrenyangkut coltstitutiannl rez,iew UUKPK.Dinrensi argum€ntasi hr.rkum f iinq terkar.rdung di dalam
11 putusan ini prenting Lrntuk c{ikaji. Nanrun. karena
alasan keterbatasan rerrenrr-r. foku.s rulisan ini dibatasipacla 2 {dua) putusan sa;e, ;r:riru Purusan No. 133iPUU-Vil/2009 dan Putusan No. l/PUU-lX/2011.
Argumentasi Hukum dalanrPasal 32 UU KPK
Di antara pasal-p,rsal UU
Konstitusionalitas
No. 30 Tahun 2002
164 ;\smawi
rentang Komisi Pemberantasan 'I'indak Pidana
Korupsi (selanjutnya disebut UUKPK) yang diuiikonstitusionalitasnya ialah Pasal 32 ayat (1) huruf c .
Perkara u ji konstitusionalitas ini diputuskan l\4K melaluiPutrrsan No. 133/PUU-V[I120A9, yang di dalamnya
terdapat amar "mengabulkan/menerima permohonan
pemohon untul< sebagian".
Selaku pihak pemohon dalam perkara uiikor.rstitr,rsionalitas ini ialah Bibit S. I{ianto dan
Chandra \{. Harrrzal.r, /al'rg rnenjabat pirnpinan KPK(selanjutrya disebut Pemohon). Pemohon memohon
agar lv'lajelis Hakirn Konstitusi nrenyatakan Pasal 32
ayat (l) huruf c UU KPK bertentangan dengan UUD1945, khususnya Pasal 27 avar (1), Pasal 28D a.vat (l)c'lan Pasal 28J ayat (2). l\,'lK kemrrdian memfi:rmulasipermohonan Pem,rhon, yakni permasalahan hukumLltananya ialah mengenai pengujian materiil Pasal 32
ayat (1) humf c UU KPK terhadap UUD 1945.
Dalani putusannya !1tas perkara ini, MK n.renyatakan
bahrva Pasal 32 ayat ( 1) huruic UU KPK yang berbunvi,"Pintpitun Kornisi Penberautusan Kortryti berltenti atau
dib,:rhentilearc karena: , ". c. ntenf arli terdafuua karern
melabukan iludab pidarza he;jabatan;" harus dinyatakan
inkonstitr-rsional, berre ntangan dengan UUI) 1945
secara Lrers\,:$at (co il d i il o n a I /y at nco rzs ti t ut i 0 rM I) kecua lidimaknai " oiutDirtatt KPK herhenti atau tliber/ttntiktut.. t(,! ilt ! t't lt D : et t la h d i i a t u h i o i t/a tu {s t t rl nsn r k n t t n r r !! r.t,t, t
Dtttq"tdilatt vanr rclul.t ntuttDcralrh kehtratntt Ittrkrrrtt#
teto?" .t
lv{enurut pihak Pemohon, pernberlakr"ran Pasal 32
ayat ti) huruf c UU KPK mengimplikasikan secara
potensial, bahkan aktual, terjadinya pelanggaran
teriradap asas praduga tidak ber.salah (presuntptian afirmocence), pelanggaran terlradap a.sas persamaan dihadapan hukum dan pemerintahan (equality before the
la1a,), dxr pelanggaran atas independensi KPK^2
.iv'lK berpandangan bahwa dcmi terrvuiudnyahul<urn yang adil, untuk menilai konstitusionalitas
pasal tIU KPK yang iiimohonkar-r penguiian haruslah
mcmpertimbangkan bcrl-ragai perspektif-. yakni filosofi s.
hisroris, sosiologis, teleologis, dan politis pembentukanUUKPK.J
I Lihat Putusan N{K. Putusrn No. 133i PLjU-VIIi-1009, h. 7/+ rien
76.'' Lehilr jauh nrengenri qua/it.v bcJore the tautlih;tt Lord Philips, "
Equtlity bcjirr tlr inu ", \iakelelr diprese ntrsikan di London }rlcsltnr
Centre, -J.Juli 2008. Lihat luqa Ariel Zenrach. " Rctoitri/irtg Liuiursttl
fttrist{irtiort u,itl Equalit.'7 ht'irr thc lazrr ", dalarn Te-r;rz InttrnationalLarv Journal, !'c1. 7, lssue l, 2011. Lihat juga i)utrr-satr -lr4K, ])rrtusan
No. 1l3iltrULl-VIl/2009, h. itr L,ebih jauh nter,genai penafiiratr hukurl dengrn berbagri
perspekri{, litrrt Satjipto Ralrrrrlio, Peugtttiru' Ilrntr Hu|utt. (-Jakarta,
Bina Aksara, 1995); dan Sudikno l.{ertokusumo, L[ernuletn t[ukun,(Jal:arta: Bina Aksara, 1995). L,hat ju.ea I'utusan MK. I'utrrsan No.
l :lJlPU U-Vlli 2 A09. h. 64.
Serti 1r Bi,c;
N,lK berargumen bahlva rneskipun UL"
diposi.sikan sebagai UU khusus, tetapi tetap : :..ilirr
dibenarkan mengandung muatan norlna yang bert : ::':r rmenegasikan hak-hak asasi manusia atas perlind:::.::iLr
diri pribadi, keluarga, kehormatan dan martabat ' , t x
diialnin oleh konstitusi.a
lv'lK berpendapat bahrva Pasal 32 ayat (1) h::-' -
UU 30120A2, yakni daiam hal murjadi rerdaklui t.i.i E
tindah pidanrt hejahatan, Pintpinan KI'K diberLt,:::' ":',
dari -jaltotannyd, mervpakan suatu bentuk huku:-;rtsanksi, padahal petnberian dan penjatultan huk-:-,r.i,sanksi harus terlebih dahulu rnelalui putusair p.:i: rrpidana dalarn kasus yang didakrvakan, ag;r - -i.ii
hak konstitusional para Pemohon tetap dih--:"-: r-dilindungi dan dipenuhi dari kemungkinan tir.:=,;.rservenang-$'enang, baik dari aparat negara seperri : '
iaksa, hakin'r. maupun clari masyarakat.5
lv{K berpandangan bahrva Pasal 32 avat (1i .,,:-rc ULI KPK menganut asas "pradr,rga bersalarh" ::.rsecar^ expr$sis uerbit melanggar asas kep,rstian hu.. -'iyang adil yang dijarnin oleh Pasal 28D a'-at (1i L'-,1945.6 Lebih dari itu, disimpLrlkan bahrva oleh kr:. "
asas praduga tidak bersalah tidak terkandung d:.".Pasal 32 ayat (1) huruf c UU KPK maka secara a-.',aerbis,Pasai ini rnelanggar rlornla ULrD 1945. baL..--
iuga telah menegasikan prinsip due process of lau' ', 'menghendaki proses peradilan vang f ujur, adil dan i::rnen.rihak.T
N'lK juga berargi:men bahrva Pasal 32 avrr
l.rurr.rf c UU KPK telah memberikan perlakuan hul:::::yang tidak sar.na terhadap Pim;rir.ran KPK l'ang te =
-
ditetapkan sebagai terdakrva dihubungkan deng:-
Uu No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Koven::Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial i:-Budaya, terutama Penjelasan Angka 3 Pasal 4.'
Dengan mengacu kepada instrumen H,{1..internasional dan nasional, ;'akni Pasal 6. Pa.sal -Pasal 11 ayat (i) Uniuersrtl l)eclaration of Httrnat Rig) :
'Putus:in l\{K, Putusan No. li.li PUl,r-VIIll0O9. h. 69.
' L''bih jauh mcngcnai sank:i/hukr.rman, lihat tr'I. Sh.r1chudi..[)ouble'[iztth,Sy:ttn dttit*tt ]:fukun Pirtdna Indo;tc.tid,lJtkx.o: ]lrriar':Press, 2009). Lihat juga Punrsirn tr{K, Putusan No. l.lJifl.'.'vtii2009. h. 69.
' Lebih j:uh rrengrnai ":sas pretluga tak-bersalah", llhat Abrir:
tlakinr Cl. Nusantara, lct.al). K{l}f,l!'} (Kimit {itrlang-undttiry Iitt}::t,':,lrrnrt Pidana) dan Ptr.ituntn-petat!r rilil Prlik.tt/irtt, (.lakerta: l)ianrbar:r1992). Lihat juga Ptntsan \'{K. PunLsan N,r. 1.13,'PLlLl-VII/200q. i-..
69-70"
' Lebih jauh mengen:ri itit lro(4i a.f lau. lihat Lucirne'LIlicerr'Ihr Dut PrcL'e:i of [-i!, itt the Ftct FindinglVork, (Nerv York: School c:
Larv Ne's \brk Universirr', 2008). Lihat.iuga Putusan MK, Putusan No.
133/PUU-VIil2{}09. l}. 72.I Lebih ieuh mengenai :rnalisis kovenan-kovenan internasion:l
rerkait, lihat htttrn,ttiaunl flumln Riqht: 't,r.l
IsLu,lir Lau, lt4ash,:od A.
Barlerin, (Oxfbrd: Oxfi:rd LlniveLsity Press, 2003). Lihat juga Putusan
iVlK. Putusan No. l33iPLlU-VIII:009. h. 70.
Vol. { No.2 lrli 2Al2
(LTDHR), Pasal 14 a)'at (2) ICCPR jo. UU No. 12
Thhun 2005, dan I'asal l8 al'at (i) UU No. 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi I'{antrsia, \'1K berkesimpularr
bahwa hak unruk dianggap' ridak bersalah mempakan
bagian dari hak unruk memperoleh keadilan ;'.rrrgdijarrrin dalarn Pasal2BD ayat (1) UUD 1945.'
Argumentasi Hukum dalam Uji KonstitrrsionalitasPasal lj{ UU KPK
Pasal 31t ULI No. j0 Tahun 20{J2 rcr.rtirng KonrisiPcmbcrantasan Tindak Pic{ana Korupsi (stlanjutnl.a
disebLrt LlLl KPK) jr-rga merupakan obye li uiikonsti tr-r siorr alit"as (c ons ti t u t i o n tt I re ui eu'), r'ang hasi I nt'a
terruang dal:rm Putu.san No. 51PUU-lX/;l0l l.I)i dalan"' plrtr-rs;in ini, terdapat amrr'irtetreritrtapermohonan pemohon untuk seluruhnr''a". Pemohon
uji korrstitusionalitas (constitutioual reuietL') ini i:rlah
g;rbunean rokoh :rkademisi-tokoh LSl!'1 seLrasai
Pemohcrn 1 dan lndortesia (lorrulttion \Wtolt sebag:ri
Pemohon II (selanjr.rtn;'a disebut Pemohon).
Seprerti telah disebutlian, Pasal vang din.r,:honlian
untu k cliui i konstirusionalitasnva ialah Pasal 34 UUKPK,
)-ang merlyat:rlian: " Pi ittstindn Kawiii Pentl;rrsnta:a n
KoruStsi tnetnegang jabrrtan sel*ntrt 4 ('enp'tt) tal:un dar.
dapat dipilib kewfuli /tatq,a tuttuk sehili ntrur.t.jotbtttan. "
I)alanr pandangan pihak Pernohon. keretrruan tersel:ut
di:rnggap berpotensi bertentangatr dengan ketentrt,rn
Pasal 2 B D ayat ( i ) U UD i !)4 5, yans men);atak't n: " Sr t i riSt
oratry {rohal,, di/$ ?(n{chlrL/i}, jd}niiutn, prrlint/tntgan.dtut I't?,ttri,tt1 jykltU,,'a,,,:,trlil ,trt,i ls,,'f,iLir,ttt .t'ntt,{,,tnt,trli hadapdr ltukum. "Pen-rohon iuga memandang bahrva
kalaupun tidak dianggap bertentanqatr kete ntuatr
Pasal 28D ay'at (l) UUD 194i, setidak-tidakn\a
mejti diil,y,ttdban hetentttat Pg.ral 34 u{i KPK adalcltkonstitttsional ber:.y"trat (conditional/y coltstitktiondlj.;eDattiattq rlirnatr'ttai srlt,ts,ti l,rril<ut, " l)intltitttut,f.ttt/rt tu t u P i n t! i t t a n ! c t t{Sr,,t t t ti Ko nt i s i Pn i t is et,tt ttat ei t Kor u S,s itnetnrgang.fabctan :cktrna 'i (enryat) uiltutt dan da9sat
dipilil) kmtitr.tli ltnr.yrt uunrk sehali inast jabtlt,tn."
N'lahkamah Konstitu.si (N4K) kemudianmcmfonnulasi masalah pokok yatrg harus dijarvab
dari ;rermohonan Pemohon tersebut, yalini apakah
sec,rra konstitusional mas,r jabatarl anggota Pim6rinan
KPK ;.:ing mctrggantikan anElgota yang tclah bcrhenrimenurLrt Pasal 34 UL.r KPK hanvit nterneruslian rtrasa
jabatan pinrprinan yang digantikan atau nrendap,rtkatr
masa jabatan 1'ang penuh selarna cmfrat t:rlir-rn?
Dalarn putrrsannya atas perkara ini, X,{K rnetrvatak:rn
bahr.va Pasal 34 UU KPK adalah tidak rnemprrnyai
kekuatan hukurn rnengikat dan inkonstitusional.bertentangau de ngan UUi) 1945 secara Lrers\'-arat.
Argunrerrr:.si Hukunr dalarn lJii Konstirusionalitas UU KPK 16i
-vakrri sepanjang tidak dimaknai bahwa Pimpinan
KI'K, baik ;rimpinan yang diangkat sejak awal secara
bersamaan maupun pimpinrrn pengeanti yang
rnenggantikan pimpinan yang berhenti pada nrasa
iab;rrannya m€megang jabatan 4 (enpat) tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk sekali
rnasa jabatan.r"
l.4enurut MK, ketenruan Pasal 34 UU KPK sendiri
sudah sangat jelas dan tegas bahrva rnasa jabatan
Pimpinan KPK adalah empat tahun, dan hal iiu tidak
rnenimbuikan persoalan konstitusionalitas. Altan tetapi,
kctcr-rtuan Pasal 34 UU KPK tersebur menjadi persoalan
koristitusional kerika DPR c'lan llresiden menaf-sirkar.r
bahrva ketenrnan Pasal 34 LIU KI'K tersebut tidak
be rlaku untuk semua anggota Pimpinan KIIK dan hanva
berlaku untuk Pirnpinan KPK yant diangkat secara
bersanraan lin.ra orang sejak arval periode, sedang bagi
pimpinan yaug rnenggantikar] arlggota pinrpinan yang
Lrer-henti dalam rn:rsa jabaranny:r, hanya melanjurkansisa masa iabatan anggota )'ang digantikann!'a.
I4enurut lv'lK, jika anggota Pimpinan KPK
pengganti hanya menduduki masa jabat:rn sisa
c{ari :rnggota pirnpinan yang digantikar.rnya, hal iturl.'i a r qqrr r pI]]rjg-kg]agh!!i! yane m cn j acli tu j uan
hukr"rm. F{ukum lahir dan diadakan utrtuk ntcncl;'eikenraniaatan setinggi-tingginva. Ploses selcksi s(orf,ng
Pirnpinirn KPK pengganti menurut P:rs;tl 33 a,vat
(2) UU KPK hanya rlenduduki rnasa jab:rtatr sisri,
rne ngeluarkan biaya ),ang relarif satna besarnya dcngan
p''roses seieksi iima orang Pimpinan KPK. Hal itu,
benar-benar rnerupakan sebuah pcmborosan yang tid:rk
p,erlu dan tidak r,vajar.
I4enurut tr'lK, sekiranya dimaknai bahrva Pimpinan
pe ngsanti itu adalah hanl,a menggantikatl dan
menyelesaikan masa jabatan sisa dari pirlpinan vang
digantikan maka mekanisrle penggantiall te rsebut
tidak hirrus rlelalui proses seleksi vang panjang dan
rumir dengan biava vatrg besar seperti dalam seleksi
lirna anggota pimpinan yang diangkat secara bersantaan.
Iiirnpinan pengganti, dalarn hal ada pirnpirlan yang
herhenti dalarn masa jabatatrnva. cuku;'t diarnbil deri
calon Pinrpinan KPKyang ikut dalarn seleksi scbc[urnn1'e
vang menemprati urutan tertinggi herikutnya. iepcrti
perlggantian antnru'aktu anggota DPR :rtatr anggota
DPD. Hal itu, lebih memeuuhi pr-rltipeiisiensi. dan
orinsio kcrvailran.(Jlel'r karena berdasarkan ketentu,rn Pasal 33 avat
(2) UU KPK vane t:rengharr-rskan pengisian pirripj11311
penqganti dilakukan rnelalui proses seleksi yang sema
dengan proses seleksi lima or.rng anllgota KI)K 1'angdiangkat secara bers:rrnaan, fulK lterpandangan bahr.r'a
I 3JlI'Lll.l.vtllt{x)9. h. 6B ri'Lihar lrurus:n MK. I)utusan No. 5iPt-JU-lXll0l1, h" 77-78,
165 Asmarvi
penggantian Pimpinan KPK pengganti tersebut tidak
sama derlgan penggantian antar\,vaktu anggota DPRdan DPD. I)enggantian antarwaktu anggota DPRdan DPD. tidak melalui proses seleksi yang baru dan
sudah ditegaskan dalam UU hanva melanjutkan masa
jabatan sisa dari anggota yang digantikannya. UU KPK
menegaskan bahwa Pimpinan KPK pengganti dilakukanmelalui proses seleksi yang baru dan tidak ditentuk,rn
bahrva pimpinan pengganti hanyrr melanjutkan sisa
rnasa jabatan pirnpinan yang digantikannya. Iv{enurut
pandangan MK, hal itu menur.rjukkan bal'rr'"'a rnasa
jabatan Pirnpinan KPK pengganti tidak dapatditafsirkansarna dengan penggantian antarwaktu bagi anggota D PR
dan DPD. I)engan dernikian, rnasa jabatatt pinrpinanKPK yang ditentukan dalam Pasal 34 UU KPK tidak
dapat ditafsirkan lain, kecuali empat tahun, baik bagi
pimpinan vang diangkat secara bersamaan sejak aival
maupLln bagi pimpinan pengganti. N{en.rperscn.rpit
makna Pasal 34 UU KPK dengan tidak memberlakukan
bagi Pimpinan KPK p€ngganti untuk nrenjabat selama
4 (empat) tahun adalah rnelanggar prinsip kepastian
hukurn yang dijarnin konstitusi.N{K berpandangan bahwa berdasarkatr ketentuan
Pasal33 ayat(2) U U KPK, mekanismepemilihan anggota
pengganti Pirnpinan KPK yang berheriti d:tlanr masa
jabatan dilakukan sama dengan mekanisme pemilihandan pengangkatan anggota pimpinan yang diangliatsecara bersamaan pada arval periode. Proses seleksi
ir.ri memakan rvaktu yang lan'ra dan biaya yang cukup
tinggi karena paling tidak melibatkan pembentukanpanitia sele ksi, proses per.rdaftaran yang dilakukansecara terbuka dan transparan dengan rnelibatkan
proses publikasi di media, dan seteiah ditetapkan nama
calon-calon tesebut, proses seleksi dilanjutkan pada
pengumufiian kepada masyarakat untuk mendapatkan
ranggapan yang sererusnya diserahkan di DPR untukdiiakukan seleksi kembali oleh DPR rnelalui mekanisme
.ft aud proper tr-rt Proses seleksi yang ketat dan paniang
tersebur dipar-rdang perlu, lnengingat begitu pentingnya
labatan Pimpinan KPK, terutan.ra apallila dikaitkan
dengan urgensi agenda pemberantasan korr.rpsi di
lndoncsia.iUK i-rerpendapar bahwa prose:^ pemilihan dan seleksi
Pirnpinan KPK pengganti yang de tnikian apabila dilihatdari asas keadi]an dalam pelaksanaan pemerintahan
yaitu keadilan bagi rnasyarakat maka pengangkatan
anggota pengganti vallg rnenduduki masa ialratan sisa
hanya satu tahun adalah sesuatu 1'ang dirasakan ridak
adil bagi masyarakat, karena negara harus mengeluarkar-r
biaya yar-rg sangat besar serta para penyelenggara negara
yang rnelakukan proses seleksi menghabiskau rvaktu
vang cukup panjang hanya u1.l,l.tl memilih seorang
anggota pengganti ,vang firenduduki sisa rrlasa jabatan
Srni 1t Budaya S',.:'
satu tahun.
.N4enurut N{K, keadilan masyarakat adala}r sumbt:nilai konstitusi tertinggi yang harus meniadi das:.:
penilaian Mahkamah, karena keadilan konstitusi tida..
lain dari keaclilan bagi constituent yaitu keadilan has,
rakyat yang membentuk dan mer-ryepakati konstirus-
Keadilan masvarakat ini menjac{i sangat pcnric=-
dalam menegakkan prinsip-prinsip konstitusi untuo:
menghindari penyelenggaraan negara yanu bersifat elit:s
dan melanggar prinsip-prinsip dernokrasi vang dianu:oleh UUD 1945 khususnya demokrasi parrisipatoris.
N{enurur lv{K, penafsiran denrikian jug,rnenimbulkan ketidakadilan bagi seseorang )'anSterpilih sebagai afigsota penscanti yang beritlang serta
menghabiskan banyak tenaga. x'aktu, dan biava untuklrrlus seleksi dan terpilih menjadi anggota Pimpinan
I{I}K pengganti. Angsote pengganti yang terpilih vang
hanya melatrjutkan sisa tnasa jabatan anggota yang
digantikan mendapat perlakuan yang berbeda dengan
anggota pirlpinan yan.q terpilih secara bersarnaan pada
awal periode yang menjalankan masa jabatan penuh
enlpat tahun. padahal ?inggota pengganti menjalani
segala proses seleksi dan syarat-syarat- vang sarna.
sehingga melanggar prinsip perlakuan- l'artg sama
teriradap setiap rvarga negara di hadapan hukum dan
penrcrinrrhan.l I
Patut diketahui bahu,a Hakim Konstitusi M. Akillr,{ochtar mengajukan dis:enting opinion atas putusan
lv{k ini, vang scbagiannva dapat dikemukakan bcrikrrtini. l\4enurui Hakim \,{K ll4. Akil Mochtar. UU KPKdilahirkan dalam situasi bangsa Indoncsia mengalat.ni" headrtan dansat" penegakkan hukum, khususnya
dalam tindak pidana korupsi, meningkarnva kejahrtankorupsi tidak diimbangi oleh rnenirrgkatnya kinerjaaparat penegak hukum yaitu kepolisian dan keiaksaan.
Oleh sebab itu, pc'mbentukan KPK yang memilikiker,venangan untrrk melakukan koordinasi, supcrvisi,
melakukan penvelidikan, rJan penuntutan tindak pidana
korr-rpsi, bahkan d:rlar:r hal tertentu dapct nrengambil
alih perkara korupsi yang scdang ditangani oleh licdua
instansi penegak hukum tersebi.tt, jika I:rempuln'eialasan-alasan vang cukup sebagaitr.rana tel:rh dircntukanPasal 8, Pasal 9, dan I'asal l ii UU KPK.
Sesungguhnva perdebatan pro dan kc,ntra urasa
jabatan basi calon xnggota pengganti Pimpinan KPK,bermula seiak setahr-rn t'ang lalu ketika panitia seieksi
lnelakukar.r reknritrnen calon penggauti Pirnpinan Ki)Kdiscbabkan salah satu pin-rpinan KPK meniadi tcrdakwa
k:rrena melakukan tindak pidar-ra kejahatan.'r Olehkarena itu, r ang dipersoalkan oleh para Pemohor.r adalalr
rr Perhatikan P:sal 27
ayat (3) UUD i9+i.i; I)erhetikr;r Irrsal 3l
ayrt (1). Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28D
ayar (l) angka I UU KPK.
Vo/. I Na2 Juli 2012
masa .iabatan calon anggora pengganti Pimpinan KPKbukan calon pimpinan KPK, bandingkan ketentuan
Pasal 29 fuilcto Pasal 21 ayzrr (1) huruf a. dan Pasal 33juncto Pasal 29 UU KPK. Unruk iru, tafsir terhadap
Pasal 34 UU KPK harus diletakkan deng:rn pet.rdekatan
proporsional dengan menggunakan pena{siran hukurrr
vang diakui secara universal, y,akni taf":ir historis, tafsirsisternatis, dan tafsir teleologis (secara holistik).
N'Ienurut Hakirn \,f K lv{. Akil Moc}rtar, berdasarkart
rafsir sistematis, UU KPK khusu.snya mcngcnai
perg;rntian Pimpinan KPK, harus ditelusuri dariketenruan Pasal 30 UU KPK tentang prosedur seleksi
pin.rpinan KPK Lrukan calon anggota pengganti
pimpinan KPK, yakni dengan terlebih dahuL-r
mernbentuk panitia seleksi. menrilih calon dua kalijumlah jabatan yang dilrutuhkan, d,rn DPR mernilih
5 (lirna) calon yang dibutuhkan. Secara sisternatis dan
loeis, maka calon pimpinan KPK yang harus diafukan
oleh Pemerintah ad:rlah 10 (sepr.rluh) orang calon hasil
seleksi dari panitia seleksi pinrpirran KPK. Hal inididasari atas tafsir historis-h;gis, pertimbansan rasional,
sebanyak calon pimpinan KPK yang clibutuhkan untukmasa jabatan 4 tahun karena mertriuk pada ketentuan
Pasal 21 ayat (1) huruf a UU KPK yairu "Pitnpinrtn
Komisi Penzberantrtsan Korupsi terdiri dari 5 ungotaKo n il s i Pen t b erd n!.,a: at t Korult si ".
Ketentuan nr;rsa jabaran Pirnpinan KPK dalarn Pasal
-r4 UU KPK yakni 4 tahun. diperuntukkan bagi seleksi
;alon pimpinan KPK secara norrnal atau biasa, scsuai
?asal 21 a,vat (1) lir-rruf a jurtcto Pas;rl 29 dan bukan
:rlon anggota pengganti Pimpinan KPK sebagaiman.r
iitentukan dalarn ketentuan Pasal 33 UU KPK, hanya
rrosedur saja vang harus berdasarkan Pasal 29, Pasal 30,
ian Pasal 31 UUKPK, yang diperuntukkan bagi seleksi
:alon pimpinan KPK yang telah habis masa jabatannya
:en bukan untuk calon pengganti karena kekosongan
:inrpinan KPK.Berdas:rrkan ketentuan Pasal 33 UUKPK, dalam hal
..rladi kekosongan, Presiden mengajukan calon anggota
::rgganti kepada DPR dan dirvajibkan-menurut UU-
-:engusulkan kelipatan jurnlah kekosongan Pinrpinan:,,'K, darr IIPR ivajib mernilih jumlah calon pcrrgg3111j
:-mpinan KPK yang rvajib diisi (seperti proses seleksi
:..1:n pimpinan p€ngganti KPK yang sebelumnya).
).ngan demikian, berdasarkan tafsir sistcmatis-logis.
:-.ika masa jabatan peneganti Pirnpinan KPK berakhir
r:rsenlean der.rgan berakhirnya masa jabatan pirlpinanr.?K vang dipilih sebeh-rmnya.
'Tika tafsir Pasal 34 UU KPK mengikr-rti ra[:sir
: jiusan Il{K ;''ang menyatakan "berteitcngan ieilglut,:deng-Utdrtng Dasar Negdra Republih Indonesitt
.:i,trn 1945 sepanjangtidah dirnaknai baht'a Pintpincrt:..ttK, baik phnpinau yarg diangledt s€cttftt lterszrnrTrtit
Argumenrasi Hukurn dalanr Uli Konstitusionalitas UL,r KPK 167
nutupun pitrtpinan Pengganti .yang dianglem untlrt?
tnengdntikan pimpinan yang berheni dalam masa
jahatannya nenegaug jabatan selana 4 (enpat) ta/tun,
rlan sesudahnya dapat dipililt kewbali hanya untuh sekali
rnaiil idbtltan", justru hal tersebut akan menimbulkart
keridakpastian hukurn, konfiik norma dan kekacauan
dalam sistem rekruitnren calorr Pirnpinan KPK di tnasa
,vang akan datang, karena sesuai dengan Pasal 2l ayar
(1) huluf a UUKPK, Pinrpinan i(I)K terdiri dari c{ari 5
(lima) anggtita KPK dan apabila Presidcn mendasarkan
pada putusan lv{K tersebut, maka Presiden hanl',r
akar.r mengajukan 8 (delapan) nama calon Pimpinan
KPK. sedang DPR n'ajib mernilih 5 (lima) cal.rn
pirlpinan KPK sesuai dengan ketetttu.rir Pasal 30 avat
10 UU KPK yang nrcnvatakan bahrva DPR RI r,vajib
mernilih dan nrenetapkan 5 calon yang diburuhkan.
l)engan demikian, di masa yang akan datang, akan ada
Pimpinan KPK berjumlah 6 orang, terkecuali Presiden
kr:nsisten terhadap Keppres Nomor 129lP l:rhun 2010
bertanssal 10 l)esemlier 2f110, yane dalarn Keppres
tersebut dinyatakan hahlva masa iah:rtan Pir-npinan KPK
pengganti saat ini adalah melanjutlian sisa masa jabat,rn
tahun 2007-201 1 atau Presidcn tetap mengaiukan calon
Pimpinan KPK, clLra krrli junrlah vang dibutuhkan.yakni l0 orang.lj
Aras dasar itu. permohonan pcnguiian Pasal
34 UU KPK adalah bukan merupak;rtr per.soalan
konsritusionalitas trortna yang belsifat Lirrtutn atau
abstrak Qeneral and abitrl(,-t nornts) rne,lainkan nrasal.rh
pelaksanaan hukum di lapangan atau merup;:kart
persoalan norma konkrit (concrete norrus). yartg hal itunrerupakan legrl palicy dari pembuat UU, mcneingat
pengisian pimpinan dan anggota lembasa negara,
masing-masing berbeda dan mempunyai karakterisrik
rersendiri, oleh karena itu sudah sepantasnya
permohonan para Pemohon ditolak oleh Mahkarlah.
Penutup
Argumentasi hukurl dalarn uji konstitusionalitas
UU KPK 1'ang disajikan 2 (dua) Puttrsan NlK. y:rinr
Putusan No. l33lPULJ-VIll:009 dan Putusan
No. 5lPL.rU-1X12011, sarat dengan nokt,rh pii<iran
doktrin, teori clan 6los.:fi hukun.r. F{al ini tenti-t sangat
bcrmanfaat bagi pe ngetlbargan ilmu pcngctahuan
hukum, [erutama hukum Indonesia.
Yurisprudensi N'l.ihkamah Konstitusi RI terkait ULi
KPK perlu dikaji dalarn rangka pelyempurnaan UUKIIK di masa mendatang. lv{elalui pemanfaatan hasil
ka.iian yurisprrr-rdensi tersebut, UU KPK akan rnenjadi
undang-undang ,vang teruji dan betrar-benar bertnutu
secara komplehensif.
rr I'asal J0 ayat 9 l;Li KPK
168 r\smawi
Lebih dari iru, kajian hukum hendaknya lebih
memberikan atensi terhadap pengkaiian putusan-
putusan Mahkamah Konstitusi RL I)inamika
hukum memang terPotret jelas dalam yurisprudensi,
dan inilah yang bahan baku bagi reformasi hukum
Indonesia.
Pustaka Acuan
Asslriddiqie, Jintlv, Korutinni dan Korutittt-tionalivne
htdonesia, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan
Kepar.riteraan I'lahkamah Konstitusi RI, 2006
Asshicldiqie, Jimly. Hukunt Acara Pangujian Undang'
(hzdang, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan lvlahkamah Konstitusi RI, 2006
Asshiddiqie, Jimly, Perih aI t lndang' {Jt dang, Jakatta:
Konstitusi Press, 2006
Hamzah. Andi, Httkuru Acara Pidana Indortesia'
Jakarta: Arikha Media CiPta' 1993
Hanridi, Jazi nt, Herntenetttika I {rtkunt: Teori Penetnuatt
I'{ritum Bartt dengan htterpretasi 7}As, Yogvakarta:
UII Press, 2005
Mertokusurno, Sudikno, Menenukan Hukum,
Jakarta' Bina Aksara, 1995
Seni (r Buda.ya S.yrtr'i
Nusantara, Abdul Hakim G., (et.al), KUHAP(Kitab Undang'u'ndang Hukum Acara Pidana)
dan Perarurart-peraturnrr Pe/ahsana, Jakarta:
Djambaran,1992Philips, Lord, " Equality before tbe Lau ", Makalah
dipresentasikan di London N4oslem Cenrre' 3 Juli2008
Pusat Studi Konstitusi FH Univ. Andalas.
Perkemban ga n Penguj ian Perundan g-u ndan gan c{ i
Mahkamah Konstitusi ", Jtnnal Konstitttii,YoL 7
No. 6 Desember 2010
Rahardio, Satjipto, Pengantar llratt Huhunr, Jakarra:
Bina Aksara, 1995
Ricart, Luciana 1"., 7he Due Process of Lau' in the Fart
Fin dingiZarA, New York: School of Law New York
Universiry 2008
Soemantri. Sri, llak fuIenguii lulateriil di Indonesia'
Bandung: Alumni, 1986
Tim Penyrrsun, fluhum Acara Mahktzmd/t Konititttii,
Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniterann
Mahkamah Konstitusi RI, 20 10
Zentach, Ariel, " Reconci/ittg Llniuersa/ fttisdictiortwitl.t Equclity beJore tbe Lau' ", dalanr 'li:xaz
International Law Journal, Vol' 7, Issue l, 201 I
top related