asfar pd pykt gangguan saraf bcbsdhgffds

Post on 01-Feb-2016

31 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

bmdfegsfewhyfgiugrfajgfrkugtfkuesghfkjes

TRANSCRIPT

ASPEK FARMAKOLOGI PADA ASPEK FARMAKOLOGI PADA PENYAKIT/GANGGUAN SISTEM PENYAKIT/GANGGUAN SISTEM

SARAFSARAF

Nurliyasman, MPH, Apt. Bag. Farmakoterapi FK UnibaNurliyasman, MPH, Apt. Bag. Farmakoterapi FK Uniba

Sistem Saraf Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri atas semuajaringan saraf yaitu;

1. otak2. medula spinalis 3. saraf 4. ganglion

Fungsi sistem saraf untuk menerima rangsangan dan

mentransmisikan informasi ke pusat saraf untuk dihasilkannya respons yg sesuai.

Ada 2 jenis sistem saraf :

A. Sistem saraf tepi (SST)B. Sistem saraf pusat (SSP) mengatur fungsi2 tubuh dan menterjemahkan informasi yg

disampaikan oleh rangsangan dr SST dan mengembalikan instruksi mell SSP utk kerja selular yg sesuai. Rangsangan dr SSP dpt meningkatkan aktivitas sel saraf dan menghambat sel saraf

Sistem Saraf TubuhSistem Saraf Tubuh

Sistem saraf

sistem saraf pusat sistem saraf tepi

otak medula spinalis sistem saraf sistem saraf somatik otonom (volunter) (involunter)

sistem saraf sistem saraf

parasimpatis simpatis (kolinergik) (adrenergik)

A. Sistem Saraf TepiA. Sistem Saraf TepiSistem saraf tepi (perifer) berfungsi

meneruskan impuls saraf listrik dari dan ke susunan saraf pusat melalui masing-masing neuron.

Impuls diterima oleh sel-sel penerima (reseptor) untuk kemudian diteruskan ke otak atau sum sum tulang belakang.

Impuls saraf yang berhubungan dengan pusat nyeri (di otak),pusat tidur (di hipothalamus), dan kapasitas mental dikulit otak(cortex).

Sistem Saraf Tepi1. Sistem Saraf Somatik2. Sistem Saraf Otonom

Obat OtonomObat Otonom

Obat otonom yaitu obat-obat yang bekerja pada susunan syaraf otonom, mulai dari sel syaraf sampai sel efektor.

Obat ini berpengaruh secara spesifik dan bekerja pada dosis kecil.

Efek obat otonomEfek obat otonomEfek suatu obat otonom dapat

diperkirakan jika respon berbagai organ otonom terhadap impuls syaraf otonom diketahui.

Cara Kerja Obat Otonom Cara Kerja Obat Otonom Obat otonom mempengaruhi transmisi

neurohormonal dengan cara menghambat atau mengintensifkannya.

Terdapat beberapa kemungkinan pengaruh obat pada transmisi system kolinergik dan adrenergik, yaitu:

1.      Menghambat sintesis atau pelepasan transmitor

2.      Menyebabkan penglepasan transmitor.3.      Berikatan dengan reseptor4.      Menghambat destruksi transmitor.

Penggolongan ObatPenggolongan Obat

Berdasarkan efek utamanya:1. Kolinergik atau Parasimpatomimetik2. Adrenergik atau Simpatomimetik3. Antikolinergik atau Parasimpatolitik4. Antiadrenergik atau Simpatolitik5. Obat Ganglion

1. KOLINERGIK 1. KOLINERGIK

Efek obat golongan ini menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf parasimpatis.

Ada 2 macam reseptor kolinergik:• Reseptor muskarinik

merangsang otot polos dan memperlambat denyut jantung

• Reseptor nikotinik/ neuromuskularmempengaruhi otot rangka

Penggolongan KolinergikPenggolongan Kolinergik

• Ester kolin (asetil kolin, metakolin, karbakol, betanekol)

• Anti kolinestrase (eserin, prostigmin, dilsopropil fluorofosfat)

• Alkaloid tumbuhan (muskarin, pilokarpin, arekolin)

• Obat kolinergik lain (metoklopramid, sisaprid)

Farmakodinamik Kolinergik

• Meningkatkan TD• Meningkatkan denyut nadi• Meningkatkan kontraksi saluran kemih• Meningkatkan peristaltik• Konstriksi bronkiolus (kontra indikasi

asma bronkiolus)• Konstriksi pupil mata (miosis)• Antikolinesterase: meningkatkan tonus

otot

Indikasi KolinergikIndikasi Kolinergik• Ester kolin:

tidak digunakan pengobatan (efek luas dan singkat), meteorismus, (kembung), retensio urine, glaukoma, paralitic ileus, intoksikasi atropin/ alkaloid beladona, faeokromositoma.

• Antikolinesterase :atonia otot polos (pasca bedah, toksik), miotika (setelah pemberian atropin pd funduskopi), diagnosis dan pengobatan miastemia gravis (defisiensi kolinergik sinap), penyakit Alzheimer (defisiensi kolinergik sentral)

• Alkaloid Tumbuhan: untuk midriasis (pilokarpin)

• Obat Kolinergik Lain: digunakan untuk memperlancar jalanya kontras radiologik, mencegah dan mengurangi muntah (Metoklopramid)

IntoksikasiIntoksikasi

• Efek muskarinik: mata hiperemis, miosis kuat, bronkostriksi, laringospasme, rinitis alergika, salivasi, muntah, diare, keringat berlebih

• Efek nikotinik: otot rangka lumpuh • Efek kelainan sentral: ataksia,

hilangnya refleks, bingung, sukar bicara, konvulsi, koma, nafas Cheyne Stokes, lumpuh nafas.

Efek SampingEfek Samping• Asma bronkial dan ulcus peptikum

(kontraindikasi)• Iskemia jantung, fibrilasi atrium• Toksin; antidotum → atropin dan

epineprin

2. ADRENERGIK2. ADRENERGIK

obat-obat yang merangsang sistem syaraf simpatis, karena obat-obat ini menyerupai neurotransmitter (norepinafrin dan epinephrine).

Obat-obat ini bekerja pada suatu reseptor adrenergik yang terdapat pada sel-sel otot polos, seperti pada jantung, dinding bronkiolus, saluran gastrointestinal, kandung kemih dan otot siliaris pada mata.

Reseptor adrenergik meliputi alfa1, alfa2, beta1 dan beta2

Penggolongan AdrenergikPenggolongan Adrenergik

• Katekolamin Endogen: epineprin, norepineprin dan dopamine; Sintetik: isoprotenol hidroklorida dan

dobutamine)• Non katekolamin

fenileprin, meteprotenol dan albuterol

Kerja obat adrenergiKerja obat adrenergikk• Perangsang perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit

dan mukosa, dan terhadap kelenjar liur dan keringat.• Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus,

dan pembuluh darah otot rangka.• Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut

jantung dan kekuatan kontraksi.• Perangsangan SSP, misalnya perangsangan pernapasan,

peningkatan kewaspadaan, aktivitas psikomotor dan pengurangan nafsu makan.

• Efek metabolik, misalnya peningkatan glikogenesis di hati dan otot, lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak.

• Efek endokrin, misalnya mempengaruhi efek insulin, rennin dan hormone hipofisis.

• Efek prasinaptik, dengan akibat hambatan atau peningkatan penglepasan neurotransmitter NE dan Ach.

Farmakodinamik Adrenergik

• Bersifat inotropik• Bronkodilator• Hipertensi• Tremor dan gelisah

Penggunaan AdrenergikPenggunaan Adrenergik- Pada shock : memperkuat kerja jantung dan

melawan hipotensi khususnya adrenalin dan NA- Pada asma : bronchodilatasi, salbutamol dan

dervtnya, adrenalin dan efedrin- Pada hipertensi : menghambat pelepasan NA,

blokade reseptor (prazosin, propanolol dan dervnya)

- Sebagai vasodilator perifer pd vasokontriksi di betis dan tungkai

- Pada pilek (rhinitis) menciutkan mukosa yg bengkak terutama imidazolin

- Sebagai midriatikum (melebarkan pupil) ; fenilefrin dan nafazolin

- Pada obesitas ; menekan nafsu makan ; fenfluramin, mazindol

- Sebagai penghambat his dan nyeri pada haid ; ritodrin

Kontra indikasiKontra indikasi• Tidak boleh di gunakan pada ibu hamil• Sesuaikan dosis pada penderita yang

mendapat antidepresi trisiklik• Tidak boleh digunakan pada penderita

Stenorsis subaorta, anoreksia, insomnia dan estenia.

Efek SampingEfek Samping

Efek samping sering kali muncul apabila dosis ditingkatkan atau obat bekerja non selektif (bekerja pada beberapa reseptor).

Efek samping yang sering timbul pada obat-obat adrenergik adalah : hipertensi, takikardi, palpitasi, aritmia, tremor, pusing, kesulitan berkemih, mual dan muntah.

3. 3. AANTIKOLINERGIKNTIKOLINERGIK atau atau ParasimpatolitikParasimpatolitik

Obat-obat yang menghambat kerja asetilkolin dengan menempati reseptor-reseptor asetilkolin disebut dengan antikolinergik atau parasimpatolitik.

Obat ini mempengaruhi organ jantung, saluran pernapasan, saluran gastrointestinal, kandung kemih, mata dan kelenjar eksokrin dengan menghambat saraf parasimpatis, sehingga system saraf simpatis (adrenergik) menjadi dominan.

Penggolongan Obat Antikolinergik

• Antikolinergik klasik (alkaloid belladonna, atropine sulfat dan skopolamin)

• Antikolinergik sintetik (Propantelin)• Antikolinergik-antiparkinsonisme

(triheksifenidil hidroklorida, prosiklidin, biperiden dan benztropin)

Farmakodinamik AntikolinergikFarmakodinamik Antikolinergik

• Menghambat efek muskarinik• Penurunan salivasi dan sekresi lambung

(konstipasi)• Mengurangi kontraksi tonus kandung kemih• Dapat bekerja sebagai antidot terhadap

toksin• Sebagai obat antispasmodik• Meningkatkan TD• Mengurangi rigriditas dan tremor

berhubungan dengan ekstensi neuromuscular

Efek SampingEfek Samping

• Mulut kering• Gangguan penglihatan (terutama

penglihatan kabur akibat midriasis)• Konstipasi sekunder• Retensi urine• Takikardia (akibat dosis tinggi)

4. ANTI ADRENERGIK atau 4. ANTI ADRENERGIK atau simpatolitik simpatolitik

Obat-obat antiadrenergik umumnya mengahambat efek neurotransmitter adrenergik dengan menempati reseptor alfa dan beta baik secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasar tempat kerjanya, golongan obat ini dibagi atas : 1. antagonis adrenoreseptor

(adrenoreseptor bloker) 2. penghambat saraf adrenergik

1. Antagonis adrenoreseptor 1. Antagonis adrenoreseptor

Antagonis reseptor atau adrenoreseptor blocker ialah obat yang menduduki adrenoreseptor sehingga menghalanginya untuk berinteraksi dengan obat adrenergik, dengan demikian menghalangi kerja obat adrenergik pada sel efektornya.

Untuk masing-masing adrenoreseptor α dan β memiliki penghambat yang efektif yakni α-blocker dan β-blocker.

Penghambat saraf adrenergik adalah obat yang mengurangi respon sel efektor terhadap perangsangan saraf adrenergik, tetapi tidak terhadap obat adrenergik eksogen

Adrenoreseptor BlockerAdrenoreseptor Blocker

1. α - BlockerPenggolongan dan Indikasi Obat α - Blockera. α – Blocker Nonselektif:• Derivat haloalkilamin (dibenamin dan

fenoksibenzamin) : untuk pengobatan feokromositoma, pengobatan simptomatik hipertofi prostat benigna dan untuk persiapan operasi,

• Derivat imidazolin (fentolamin dan telazolin) : mengatasi hipertensi, pseudo-obstruksi usus dan impotensi.

• Alkaloid ergot (ergonovin, ergotamine dan ergotoksin) : meningkatkan tekanan darah, untuk stimulasi kontraksi uterus setelah partus, mengurangi nyeri migren dan untuk pengobatan demensia senelis.

b. α1 – Blocker Selektif:Derivat kuinazolin (prazosin, terazosin, doksazosin, trimazosin dan bunazosin) : untuk pengobatan hipertensi, gagal jantung kongesif, penyakit vaskuler perifer, penyakit raynaud dan hipertrofi prostat benigna (BPH)

c. α2 – Blocker Selektif : (Yohimbin) untuk pengobatan impotensi, meningkatkan TD

FarmakodinamikFarmakodinamik

• Menimbulkan vasodilatasi dan venodilatasi

• Menghambat reseptor serotonin• Merangsang sekresi asam lambung,

saliva, air mata dan keringat• Kontriksi pupil

Efek SampingEfek Samping

• Hipotensi postural• Iskemia miokard dan infark miokard• Takikardi dan aritmia• Hambatan ejakulasi dan espermia yang

reversible• Kongesti nasal• Pusing, sakit kepala, ngantuk, palpasi

edema perifer dan nausea.• Tekanan darah menurun

2. β - Blocker• Jenisnya adalah propanolol yang

menjadi prototipe golongan obat ini. Sehingga sampai sekarang semua β-blocker baru selalu dibandingkan dengan propanolol.

FarmakodinamikFarmakodinamik• Mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas

miokard• Menurunkan TD dan resistensi perifer• Sebagai antiaritmia• Bronkokontriksi• Mengurangi efek glikemia• Peningkatan asam lemak dalam darah• Menghambat tremor dan sekresi renin

IndikasiIndikasi

Pada umumnya obat-obat antiadrenergik di gunakan untuk pengobatan Angina pektoris, Aritmia, Hipertensi, Infark miokard, Kardiomiopati obstruktif hipertrofik, Feokromositoma, Tirotoksokosis, Glaukoma, tremor esensial dan Ansietas

Kontra IndikasiKontra Indikasi• Hati-hati penggunaan β-blocker pada

penderita  dengan pembesaran jantung dan gagal jantung

• Hati-hati penggunaan pada penderita asma, syok kardiogenik, penyakit hati dan ginjal.

• Tidak boleh digunakan pada penyakit vascular perifer dan penyakit paru obstruktif menahun (PPOM)

Efek SampingEfek Samping• Gagal jantung dan Bradiaritmia• Bronkospasme• Gangguan sirkulasi perifer• Gejala putus obat (serangan angina, infark

miokard, aritmia ventrikuler bahkan kematian)

• Hipoglikemia dan hipotensi• Efek sentral (rasa lelah, gangguan tidur dan

depresi)• Gangguan saluran cerna (nausea, muntah,

diare atau konstipasi)• Gangguan fungsi libido ( penurunan libido

dan impotensi)• Alopesia, retensi urine, miopati dan atropati

2. 2. Penghambat Saraf Adrenergik Penghambat Saraf Adrenergik

Penghambat saraf adrenergik mengambat aktivitas saraf adrenergik berdasarkan gangguan sintesis atau penyimpanan dan penglepasan neurotransmitor di ujung saraf adrenergik.

Penggolongan dan Indikasi Obat Penggolongan dan Indikasi Obat Penghambat Saraf AdrenergikPenghambat Saraf Adrenergik

a. Guanetidin dan Guanadrel (ismelin dan hylorel) : sebagai antihipertensi

b. Reserpin : sebagai antihipertensi (lebih efektif bila dikombinasikan dengan obat diuretik)

c. Metirosin : menghambat enzim tirosin hidroksilase, sebagai adjuvant dari fenoksibenzamin pada pengobatan feokrositoma maligna.

FarmakodinamikFarmakodinamik• Menyebabkan respon trifasik

terhadap TD• Menyebabkan vasodilatasi,

venodilatasi dan penurunan curah jantung.

• Retensi air dan garam• Meningkatkan motilitas saluran cerna

Kontra indikasiKontra indikasi• Tidak boleh diberikan pada penderita

dengan riwayat depresi.• Tidak boleh dikonsumsi bersamaan

dengan alkohol.

Efek SampingEfek Samping• Hipotensi ortostatik dan hipotensi postural• Diare• Hambatan ejakulasi• Retensi urine• Sedasi, ansietas dan tidak mampu

berkonsentrasi• Depresi psikotik atau gangguan psikis

lainnya• Hidung tersumbat• Odema

5. Obat Ganglion5. Obat Ganglion

Reseptornya dikenal sebagai reseptor nikotinik yang sensitive terhadap peghambatan oleh heksametonium.

Atas dasar fakta yang ditemukan diduga bahwa Ach yang dilepaskan saraf preganglion berinteraksi dengan suatu neuron perantara yang di lepaskan katekolamin.

Zat yang menstimulasi kolinoreseptor di ganglion otonom dapat dibagi 2 golongan.

1.Golongan yang pertama terdiri dari nikotin dan lobelin.

2.Golongan kedua adalah muskarin, metakolin dan sebagian antikolinestrase.

Sedangkan zat penghambat ganglion juga ada 2 golongan,yaitu :

1. golongan yang merangsang lalu menghambat seperti nikotin

2. yang langsung mengambat contohnya heksametonium dan trimetafan.

1. Obat yang merangsang ganglionNikotin penting bukan karena kegunaannya dalam terapi tapi tempat kerjanya di ganglion yang dapat menimbulkan ketergantungan dan bersifat toksik.

FarmakodinamikFarmakodinamik• Takikardi• Merangsang efek bifasik pada

medulla adrenalin• Merangsang efek sentral pada SSP• Vasokontriksi• Tonus usus dan peristaltik meningkat• Perangsangan sekresi air dan secret

bronkus

IntoksikasiIntoksikasi• Intoksikasi akut: mual, slivasi, kolik usus, muntah,

diare, keringat dingin, sakit kepala, pusing, pendengaran dan penglihatan terganggu, otot-otot menjadi lemah, frekuensi napas meninggi, TD naik.Pengobatan: larutan kalium permanganate 1:10.000

• Intoksikasi kronik: kejadian ini biasanya terjadi pada perokok berat antara lain faringitis, sindrom pernapasan perokok, ekstrasistol, takikardi atrium paroksismal, nyeri jantung, penyakit buerger, tremor dan insomnia.

Efek SampingEfek Samping• Muntah dan Salivasi• Hipertensi• Efek sentral (Tremor dan insomnia)• Efek nikotinik (kelumpuhan atau

lemah pada otot rangka)

2. Obat penghambat ganglionDalam golongan ini termasuk • heksametonium (C6), • pentolinium (C5), • tetraetiamonium (TEA),• klorisondamin, • mekamilamin, • trimetafan.

FarmakodinamikFarmakodinamik• Vasodilatasi• Pengurangan alir balik vena• Temperatur kulit meningkat• Penurunan laju filtrasi glomerulus• Sekresi lambung, air liur dan

pankreas berkurang• Kelenjar keringat dihambat.

Kontra IndikasiKontra Indikasi• Gunakan dengan hati-hati pada

pasien alergi• Jangan di gunakan pada penderita

insufisiensi koroner dan ginjal.

Efek SampingEfek Samping

• Midriasis• Hipotensi ortostatik• Sembelit dengan kemungkinan ileus

peristaltik dan retensi urin• Mulut kering• Impotensi• Konstipasi• Obstipasi diseling dengan diare,

mual, anoreksia dan sinkop.

B. Obat-Obat Sistem Saraf PusatB. Obat-Obat Sistem Saraf Pusat

Mekanisme Kerja Obat Sistem SarafPusat :• Perangsangan Sistem Saraf Pusat

(Stimulan SSP)• Penekanan Sistem Saraf Pusat

(Depresan SSP)

Banyak obat2 yg dpt merangsang sistem saraf pusat (SSP) tetapi pemakaian yg disetujui secara medis terbatas hanya pd :

I. Pengobatan narkolepsiII. Gangguan penurunan perhatian (GPP) pd anak2III. ObesitasIV. Pemulihan distres pernafasan

Kelompok pertama dari obat perangsangan SSP adalah:

• Amfetamin• kafein

1. Perangsangan Sistem Saraf Pusat1. Perangsangan Sistem Saraf Pusat

AmfetaminAmfetamin

Bekerja merangsang pelepasan neurotransmiter norepineprin dari otak dan sistem saraf simpatis.

Dapat menyebabkan ;> euforia (perasaan nyaman, senang dan kesiagaan)> tdk dpt tidur (insomnia)> gelisah> tremor (gemetar)

Pemakaian yg terus menerus dpt menimbulkan :* palpitasi jantung* aritmia jantung* meningkatkan tekanan darah* toleransi

Efek Samping AmfetaminEfek Samping Amfetamin

ESO dan reaksi yg merugikan:

- Gelisah - impoten- insomnia - anoreksia- Takikardia - BB turun- hipertensi - diare atau

konstipasi (susah BAB)

Penggunaan Obat Merangsang SSPPenggunaan Obat Merangsang SSP

I. NARKOLEPSI Ditandai dengan jatuh tertidur sewaktu dalam keadaan

terjaga,

contoh: - Sewaktu mengemudi mobil atau sedang berbicara

dgn orang lain.- Paralisis tidur, keadaan dimana terjadi kelumpuhan

otot yg biasa terjadi sewaktu tidur dan mempengaruhi otot2 volunter. Orang tersebut tidak dapat bergerak dan mungkin pingsan.

Biasanya pengobatan yg dilakukan dg obat seperti amfetamin

II. II. GPPGPP

Adalah ketidakmampuan untuk belajar dan berinteraksi sosial akibat hiperaktivitas dan penurunan dalam rentang perhatian. Sering terjadi pada anak2. inteligensia biasanya tidak terpengaruh.

Anak mungkin menunjukkan koordinasi yg buruk, dan mungkin ditemukan EEG yg abnormal.

Untuk mengurangi atau meringankan perilaku hiperaktivitas diperlukan:

Konseling atau psikoterapi Terapi obat dan diet Ex; amfetamin, metamfetamin, metilfenidat

III. OBESITASIII. OBESITAS BB yg berlebih (gemuk)• Amfetamin tdk direkomendasikan sebagai obat yg

menimbulkan anoreksia (menekan nafsu makan) dalam mengobatan obesitas krn byk rx yg merugikan dan efek sampingnya al;

> toleransi obat> ketergantungan psikologis terhadap

amfetamin (adiksi)Contoh obat anoreksia yg dipakai untuk menekan

nafsu makan yg mpy eso sedikit al; @ PPA ; diminum sebelum mkn,dose 50-75

mg/hr @ fentermin ; jg seblm mkn, dose 15-30mg/hr

ESOESO

- anak2 dibawah 12 th tdk boleh memakai obat2 yg menimbulkan anoreksia dan tdk boleh melakukan pengobatan sendiri

- pemakaian jangka pjg dpt menimbulkan eso yg lebih berat lg al’;

* gugup,* gelisah* insomnia * palpitasi jtg dan hipertensi (jd tdk

dianjurkan untuk org tekanan drh tinggi mengkomsunsi obat anoreksia)

IV. Distres pernafasan/gagal bernafasIV. Distres pernafasan/gagal bernafas

Obatnya dikenal dgn obat analeptik atau obat merangsang SSP terutama mempengaruhi batang otak dan

medula spinalis jg kortek serebriPenggunaan utama dr analeptik adalah;

Untuk merangsang pernafasan

Salah satu kelompok obat golongan ini adalah:KAFEIN dan TEOFILIN

Kafein merangsang/menstimulasi SSP, dgn efek menghilangkan rasa letih,lapar dan mengantuk, daya

konsentrasi dan suasana jiwa. dosis tinggi merangsang pernafasan. bayi yg baru lahir dgn distres pernafasan dpt

diberikan kafein untuk meningkatkan pernafasan

teofilin terutama dipakai utk merelaksasi bronkiolus,tetapi pernah dipakai untuk meningkatkan pernafasan pd bayi yg baru

lahir

Eso dr kafein• - gugup , gelisah, tremor, palpitasi, dan insomnia• - diuresis• - iritasi gastrointestinal (mual,diare)• - minum lebih dr 10 cangkir kopi (mengandung

kafein)sehari dpt menimbulkan debar jantung, gangguan lambung,tangan gemetar, gelisah dan sukar tidur

KI - Pd wanita hamil krn efeknya pd janin tdk diketahui Minum kopi terlalu byk meningkatkan resiko terkena

penyakit jantung, krn meningkatkan kadar homosistein drh (kadar homosistein yg tinggi dlm drh dpt meningkatkan PJP)

2. Penekanan Sistem Saraf Pusat2. Penekanan Sistem Saraf Pusat• Obat2 penekanan SSP menimbulkan

depresi(penurunan aktivitas fungsional) dlm berbagai tingkat pada sistem saraf pusat

• Klasifikasi besar dr penekanan SSP:1. sedatif-hipnotik2. Anestesi umum dan lokal3. Analgesik narkotik dan non narkotik4. Antikonvulsi5. Antipsikotik6. Antidepresan7. antiansietas

• Ad 1: sedatif-hipnotikSering diresepkan untuk gangguan tidur spt insomniaSedatif yi; penekanan SSP tertentu dlm dose yg lebih rendah dpt menghilangkan respon

fisik dan mental tetapi tdk mempengaruhi kesadaran, biasanya dipake siang hr.digunakan untuk mengurangi ketegangan dan ansietas

Dengan meningkatkan dose sedatif dpt menimbulkan efek Hipnotik (efek tidur).Kalo dose ditingkatkan lg dpt menimbulkan efek anestesi (spt obat bius)

Kelompok obat sedatif- hipnotik mencakup;A. Barbiturat ----> masa kerja pjg, ex : fenobarbital utk mengendalikan

epilepsi ----> masa kerja singkat, ex : pentobarbital utk menimbulkan

tidur ----> masa kerja sgt singkat, ex : pentotal utk anestesi umum ----> masa kerja sedang, ex : amobarbital utk mempertahankan

tidur dlm jangka wkt pjg

B. Benzodiazepine ----> ex : lorazepam (ativan) >> utk insomniaC. Piperidindion ----> ex: metilprilon >> utk insomnia

• Ad 2 : anestesiBerasal dr bahasa yunani yi; anestesia atau narkosa

(an=tanpa, aithesis=perasaan)2.1 anestesi umum

menekan SSP,mengurangi nyeri dan menghilangkan kesadaran, ex: Na.tiopental (iv), halotan (inhalasi)

2.2 anestesi lokalmenghilangkan rasa sakit pd tmp dmn obat

diberikan tanpa menghilangkan kesadaran. Ex: lidokain, kokain

Ex : - proses pencabutan gigi - pembedahan minor jangka pendek pd daerah ttt

- anestesi spinal (intrathecal)

The EndThe End

Terima kasih

top related