bab 3 metode penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2012-1-00377-mn...
Post on 17-Sep-2018
275 Views
Preview:
TRANSCRIPT
29
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang Digunakan
Dalam penelitian ini,jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang
deskriptif dan asosiatif. Menurut Kuncoro (2003:p9), penelitian deskriptif merupakan
penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi
dimana bertujuan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan current status dari subjek yang diteliti. Penelitian asosiatif merupakan
penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua
variabel atau lebih dimana bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan
asosiasi antara dua variabel atau lebih. Sedangkan Time Horizon yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi cross-sectional yang menurut Sekaran (2006,p177)
adalah studi yang dilakukan dengan data hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama
periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian. Dimana unit analisis yang diteliti adalah secara individu yaitu pelanggan
di Domino’s PizzaSenayan City.
Tabel 3.1 Metode yang Digunakan
Desain penelitian
Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon
T-1 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional
T-2 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional
T-3 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional
T-4 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional
T-5 Deskriptif-Asosiatif Individu Cross-sectional
Sumber: Peneliti (2012)
30
Keterangan:
1. T-1= Untuk mengetahui pengaruh Experiential Marketing terhadap Ekuitas
merek Domino’s Pizza Senayan City
2. T-2= Untuk mengetahui pengaruh Experiential Marketing terhadap
Keputusan pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
3. T-3= Untuk mengetahui pengaruh Ekuitas merek terhadap keputusan
pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
4. T-4= Untuk mengetahui pengaruh Ekuitas merek terhadap Loyalitas
pelanggan Domino’s Pizza Senayan City.
5. T-5= Untuk mengetahui pengaruh Keputusan pembelian terhadap loyalitas
pelanggan Domino’s Pizza Senayan City.
3.2 Tabel Operasionalisasi Variable
Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel
Variabel Konsep variabel Sub
Variabel Indikator Ukuran
Skala
pengukuran
Experiential
Marketing
(X)
Konsep pemasaran
yang berusaha
mengkomunikasikan
produk yang dijual
dengan menarik
perhatian konsumen,
menyentuh hati
untuk menanamkan
kesan baik ke dalam
pikiran dan hati
konsumen berkenaan
dengan produk yang
dijual.
Panca Indera
(Sense)
- Indera penglihatan
- Indera penciuman
(bau /aroma)
- Indera pengecap
- Indera pendengaran
- Indera peraba
Ordinal Likert
Perasaan
(Feel)
- Suasana hati
konsumen
- Emosi jiwa
konsumen
Ordinal Likert
Berpikir
(Think)
- Keterlibatan
konsumen dalam
mengkonsumsi
Ordinal Likert
31
(Schmitt,2003)
produk
- Perilaku
Kebiasaan
(Act)
- Gaya Hidup
- Interaksi dengan
konsumen
Ordinal Likert
Pertalian
(relate)
- Keterlibatan sense,
feel, think, dan act
Ordinal Likert
Brand
Equity (Y1)
Ekuitas merek
adalah seperangkat
asset yang terkait
dengan suatu nama
brand dan simbol
yang mampu
menambah atau
mengurangi nilai
yang diberikan oleh
sebuah produk atau
jasa, baik itu pada
perusahaan maupun
para konsumen.
(David Aaker-
Tjiptono 2005:38)
Brand
Loyalty
- Switchers/Price
sensitive
- Satisfied/habitual
buyer
- Satisfied buyer with
switching cost
Ordinal Likert
Brand
Awareness
-Puncak pikiran
Ordinal Likert
Brand
Associations
-Atribut produk
Ordinal Likert
Perceived
Quality
- Kinerja
- Karakteristik produk
- Ketahanan
- Keandalan
Ordinal Likert
Proses
Keputusan
Pembelian
(Y2)
Model ini
menekankan bahwa
proses pembelian
bermula sebelum
pembelian dan
berakibat jauh
setelah pembelian.
Setiap konsumen
tentu akan melewati
kelima tahap ini
Pengenalan
Masalah
(Kebutuhan)
- Kebutuhan dasar
seseorang untuk
membeli
Ordinal Likert
Pencarian
Informasi
- Perolehan informasi
tentang produk/jasa
- Perolehan informasi
tentang produk/jasa
dari pengalaman
(teman, rekan
kerja,kerabat,dll)
Ordinal Likert
32
untuk setiap
pembelian yang
mereka buat (Kotler
dalam Bilson
Simamora, 2008:15)
Evaluasi
Alternatif
- Produk/ jasa masuk
referensi karena
kualitas dan fungsi
yang sesuai
kebutuhan
Membuat
Keputusan
Pembelian
- Melakukan
pembelian atau tidak
Ordinal Likert
Perilaku
Pasca
Pembelian
- Kepuasan pelanggan
setelah pembelian
dan pengkonsumsian
produk
Ordinal Likert
Loyalitas
Pelanggan
(Z)
Customer loyalty
adalah suatu
pembelian ulang
yang dilakukan oleh
seorang pelanggan
karena komitmen
pada suatu merek
atau perusahaan
Kotler (2005,p18)
Repeat
Purchase
- Konsumen bersedia
melakukan
pembelian kembali
- Frekuensi kunjungan
- Keingintahuan
Ordinal Likert
Purchase
across
product or
service lines
- Bersedia membeli
produk/jasa lain yang
ditawarkan
Ordinal Likert
Refers Other - Merekomendasikan
kepada orang lain
Ordinal Likert
Competitor
Retention
- Konsumen tidak
beralih ke pesaing
Ordinal Likert
Sumber: Peneliti (2012)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dibedakan berdasarkan sumber data.Menurut Sekaran dan Bougie
(2010, 180) data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.Data primer
adalah informasi yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau
obyek penelitian untuk tujuan penelitian (Sekaran dan Bougie 2010, 180). Data
33
sekunder merupakan kumpulan informasi yang didapat melalui sumber yang telah
tersedia sebelumnya(Sekaran dan Bougie 2010, 37).
Berdasarkan tujuan penelitian, ada beberapa data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Jenis dari masing-masing data tersebut adalah kuantitatif dan sumber
datanya adalah primer dan sekunder.
Data primer yang didapat secara langsung dari pelanggan Domino’s pizza
Senayan City yang dijadikan sebagai responden melalui penyebaran kuesioner dan
data sekunder data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan
oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, dalam penelitian ini
berupa Jurnal dan Buku buku yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Riduwan dan Kuncoro (2007, p213) mengatakan bahwa teknik pengumpulan
data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.
Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis,
informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang
diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data, maka dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu:
1) Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis yang telah
dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam
alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran,2006, p82). Dalam hal ini,
peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan kuesioner,
dimana peneliti menyusun seperangkat pernyataan yang ditujukan kepada
sampel pelangganDomino’s Pizza Senayan City dengan tujuan agar
34
mendapatkan data primer dari respoden mengenai Experiential Marketing,
ekuitas merek, keputusan pembelian dan loyalitas pelanggan.
2) Studi Pustaka
Peneliti mengambil sumber data yang relevan dengan bahan penelitian dari
berbagai literature, baik buku, jurnal, artikel, internet dan sebagainya guna
membantu peneliti untuk menganalisa dan mendeskripsikan masalah dalam
penelitian ini.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p40) teknik sampling adalah suatu
cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat
mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan simple
random sampling. Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan
peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel dan simple random sampling merupakan cara pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota
populasi tersebut (Ridwan dan Kuncoro, 2008, p41). Untuk penelitian ini, Sampel
yang digunakan adalah pelanggan Domino’s Pizza Senayan City.
Ukuran sampel yang digunakan di dalam penelitian ini ditentukan dengan
berdasarkan pada beberapa pertimbangan teknik penentuan ukuran sampel di dalam
structural equation modeling . Riduwan dan Kuncoro (2008, p56) di dalam bukunya
mengutip beberapa pendapat ahli, yaitu Kelloway dan Marsh et. al., ukuran sampel
untuk model persamaan struktural (SEM) paling sedikit adalah 200 pengamatan.
35
Selain itu, Joreskog dan Sorbom menyatakan bahwa hubungan antara banyaknya
variabel dan ukuran sampel minimal dalam model persamaan struktural dapat dilihat
pada Tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3 Ukuran Sampel Minimal dan Jumlah Variabel
Jumlah Variabel Ukuran Sampel Minimal
3 200
5 200
10 200
15 360
30 630
25 975
30 1395
Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2008,p56)
Selain itu, karena nantinya di dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan structural equation modeling dengan metode estimasi Maximum
Likelihood apabila data memenuhi asumsi multivariate normality dan akan
mengkoreksi ketidaknormalan dengan menggunakan Robust Maximum Likelihood,
maka peneliti juga akan menentukan ukuran sampel berdasarkan metode estimasi
tersebut. Menurut Hair et. al., ukuran sampel yang disarankan untuk penggunaan
dengan estimasi Maximum Likelihood adalah sebesar 100-200 (Ghozali dan
Fuad,2008,p36). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka ukuran
sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini, yaitu sejumlah 200 responden.
36
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Peneliti melakukan pre-test kepada 40 sampel guna menguji validitas dan
reliabilitas dari kuesioner penelitan. Kemudian, peneliti melanjutkan untuk
membagikan kuesioner kepada 200 sampel penelitian dan kemudian mengolah data
tersebut dengan menggunakanmetode Structural Equation Modeling.
3.7 Metode Analisis
Pada Tabel 3.4 disajikan metode analisis yang digunakan untuk mencapai
tujuan-tujuan di dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data
dilakukan dengan software SEM AMOS Versi 21.
Tabel 3.4 Metode Analisis
Tujuan penelitian Metode Analisis
T-1 Structural Equation Modeling
T-2 Structural Equation Modeling
T-3 Structural Equation Modeling
T-4 Structural Equation Modeling
T-5 Structural Equation Modeling
Sumber: Peneliti (2012)
Alasan peneliti untuk menggunakan metode Structural Equation Modeling
(SEM) adalah variabel penelitian di dalam penelitian ini, yaitu Experiential
Marketing, Ekuitas Merek, Keputusan pembelian, dan Loyalitas pelanggan, seluruh
variabel tersebut merupakan variabel laten yang memerlukan variabel teramati
(indikator) untuk mengukurnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh
Sitinjak dan Sugiarto (2006,p44) bahwa jika semua variabel dalam suatu model
merupakan variabel teramati, hubungan pengaruh dari variabel tersebut dapat
37
dianalisis dengan analisis regresi atau path analysis. Namun jika variabel-variabel
dalam model tersebut tidak semuanya terukur, analisis hubungan dapat dilakukan
dengan SEM.
Selain itu, penelitian ini menggunakan SEM karena kemampuannya untuk
memasukkan variabel laten ke dalam analisis (Hair et al. 2010, 635). Sehingga
mengurangi kesalahan pengukuran pada konsep, dan juga meningkatkan prediksi
statistik dari keterhubungan antar variabel dengan mengukur kesalahan pengukuran
dalam sebuah konsep.
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Sekaran dan Bougie (2010, 157-160).Validitas adalah tingkat
ketepatan alat ukur penelitian tentang arti atau isi yang sebenarnya diukur.Uji
validitas dilakukan untuk melihat seberapa jauh ketepatan dalam penggunaan
pernyataan maupun pertanyaan di dalam kuesioner untuk memperoleh data
primer.Dalam pengujian validitas, terdapat tiga macam pengujian, yaitu
validitas isi, validitas keterkaitan, validitas membangun.Dalam validitas isi
diukur nilai kesesuaian dari item yang ada dalam konsep tersebut. Validitas
keterkaitan adalah validitas yang memisahkan variabel yang ingin diukur dari
kumpulan variabel lainnya, sedangkan dalam validitas membangun,
dilakukan pengukuran terhadap kesesuaian teori terhadap desain
penelitian.Sebuah kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang hendakdiukur oleh
kuesioner tersebut.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk. Uji validitas konstruk, menjelaskan validitas sebagai kualitas yang
38
diukur oleh sebuah pengujian, serta menilainya dengan memperlihatkan
bahwa konstruk tertentu yang dapat diterangkan, bisa menyebabkan baik
buruknya penampilandalam pengujian.Validitas konstruk terdiri dari validitas
konvergen dan diskriminan.Validitas konvergen terjadi apabila dari hasil
yang didapatkan melalui olah data terdapat dua insturmen penelitian atau
variabel yang memiliki keterkaitan (Sekaran dan Bougie 2010, 160).Untuk
melihat keterkaitan pada validitas konverjen, digunakan analisis faktor.
Analisis faktor ada dua jenis, yaituEFA (exploratory factor analysis) dan
CFA (confirmatory factor analysis). Penelitian ini menggunakan CFA untuk
menunjukkan keterkaitan antara variabel.
Tabel 3.5 Factor loading uji validitas
Factor Loading Jumlah Sampel Signifikan
0,30
0,35
0,40
0,45
0,50
0,55
0,60
0,65
0,70
0,75
350
250
200
150
120
100
85
70
60
50
Sumber: Hair et al. 2010, 117
39
Menurut Hair et al. (2010, 777) angka minimal dari factor loading
adalah ≥0,5 atau idealnya ≥0,7. Penelitian ini menggunakan 200 sampel yang
menggunakan factor loading 0,40, sedangkan dalam uji pendahuluan
penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 50 sehingga pada uji
pendahuluan factor loading yang digunakan sebesar 0,75. Jenis validitas lain
yang harus ditempuh untuk mencapai validitas pembangun adalah validitas
diskriminan. Menurut Hair et al. (2010, 137) validitas diskriminan adalah
pengujian yang dilakukan untuk mengukur perbedaan antara dua variabel
yang mirip secara konseptual.
Uji validitas kedua dalam validitas konstruk adalah validitas
diskriminan. Validitas diskriminan tercapai apabila terjadi korelasi yang
rendah antara dua variabel yang seharusnya tidak saling berkorelasi
(McDaniel dan Gates 2010, 320). Untuk melihat korelasi antar variabel,
dilakukan pengujianaverage variance extracted (AVE). Menurut Malhotra
(2010, 702). AVE merupakan varians dari indikator-indikator yang dijelaskan
dalam konstruk laten Nilai AVE berkisar dari angka 0 sampai 1. Validitas
diskriminan dikatakan tercapai apabila nilai AVE lebih besar dari nilai
korelasi yang dikuadratkan (Hair et al. 2010, 710). AVE dapat diukur dengan
rumusberikut:
∑ Std. Loading2
Average Variance Extracted =
∑ Std. Loading2+ ∑εj
40
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah proses yang dilakukan untuk menguji keandalan
data (Sekaran dan Bougie 2010, 324). Untuk menguji keandalan suatu data,
hal yang dapat dijadikan acuan adalah Cronbach’s alpha dari analisis data
tersebut.Cronbach’s alpha menunjukkan seberapa besar faktor keterhubungan
antara suatu variabel dengan variabel lainnya.Menurut Sekaran dan Bougie
(2010, 161) uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu
alat pengukur, yang dapat dilihat dari konsistensi dan stabilitas alat ukur
tersebut.Konsistensi dari sebuah alat ukur dalam mengukur fenomena yang
ada. Selain itu reliabilitas juga mengukur tingkat stabilitas suatu alat ukur
yang dapat menunjukkankemampuan alat ukur tersebut untuk mengukur
suatu konsep tetap sama kapan pun suatu penelitian dilakukan.
Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach’s
alpha.Alasan menggunakan uji ini adalah karena uji Cronbach’s alpha
merupakan teknik pengujian keandalan kuesioner yang paling sering
digunakan (Sekaran dan Bougie 2010, 205). Nilai Cronbach’s alpha yang
menjadi acuan adalah di atas 0,70. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hair et
al. (2007, 244) bahwa batas bawah untuk Cronbach’s alpha adalah 0,70.
Tingkat keandalan Cronbach’s alpha ditunjukkan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6Tingkat keandalanCronbach’s alpha
Nilai Cronbach’s alpha Tingkat Keandalan
< 0,60
0,60 – < 0,70
0,70 - <0,80
0,80 - <0,90
≥0,90
Kurang andal
Cukup andal
Andal
Sangat Andal
Paling Andal
Sumber: Hair et al. 2007, 244
41
3.7.3 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan
model- model penelitian yang diajukan. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data yang diolah berdistribusi normal dalam artian sampel
yang diambil berasal dari populasi yang sama. Sebaran data harus dianalisis
untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat
diolah lebih lanjut pada path diagram.
Menurut Singgih santoso (2006), terdapat pedoman pengambilan
keputusan untuk melihat apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal
atau tidak, yaitu:
• Jika nilai Sig. atau nilai probabilitas < 0.05, maka distribusi adalah tidak
normal
• Jika nilai Sig. atau nilai probabilitas > 0.05, maka distribusi adalah
normal.
3.7.4 Structural Equation Modeling (SEM)
SEM adalah singkatan dari model persamaan struktural (structural
equation model) yang merupakan generasi kedua teknik analisis multivariate
yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang
kompleks baik recursive maupun nonrecursive untuk memperoleh gambaran
menyeluruh mengenai suatu model (Ghozali dan Fuad,2008, p3). Tidak
seperti analisis multivariate biasa (regresi berganda dan analisis faktor) SEM
dapat melakukan pengujian secara bersama-sama:
1. Model struktural : hubungan antara konstruk independen dan dependen
42
2. Model measurement: hubungan (nilai loading) antara indikator dengan
konstruk (variabel laten)
Digabungkannya pengujian model struktural dan pengukuran tersebut
memungkinkan peneliti untuk:
1. Menguji kesalahan pengukuran (masurement error) sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari Structural Equation Modeling
2. Melakukan analisis faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis
Menurut Hair et al. (2010, 687), SEM, terdapat pendekatan yang
disebut dengan pendekatan dua tahap SEM. Tahap pertama dari pendekatan
ini adalah menggunakan model pengukuran (CFA). CFA merupakan tekhnik
yang digunakan untuk menguji seberapa baik variabel yang telah diukur
dapat merepresentasikan konstruk yang lebih kecil (Hair et al. 2010, 693).
Setelah melakukan CFA, tahap kedua adalah menguji model struktural.
Model struktural diuji setelah pengukuran tentang keandalan dan validitas
telah tercapai (Hair et al. 2010, 692). Pengukuran model struktural tepat
digunakan untuk menguji hubungan antar variabel.
Menurut Hair et al. (2010, 637), ada dua jenis variabel laten, yaitu
variabel eksogen (variabel bebas) dan variabel endogen (variabel terikat).
Variabel eksogen merupakan variabel yang bertindak sebagai variabel
independen di dalam model dan dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar model.
Sedangkan variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang ada di dalam model.
Buku hair et. al (2006) dalam (Ghozali dan Fuad ,2008,p15) membagi
kegiatan SEM dalam enam tahapan , yakni mendefinisikan konstruk-
konstruk, membuat measurement model, membuat desain riset serta estimasi
43
model, menilai validitas measurement model, membuat structural model, dan
menguji derajat kecocokan.
Menurut (Ghozali dan Fuad, 2008, p4) , SEM bermanfaat sebagai alat
statistik yang sangat berguna dan menjadi ”keharusan” untuk penelitian non-
eksperimental, dimana metode untuk pengujian teori belum dikembangkan
secara menyeluruh (Bentler,1980). Software yang menawarkan SEM antara
lain adalah; LISREL (Joreskoq dan Sorbom, 1996), AMOS (Arbuckle, 1995),
EQS (Bentler,1995), ROMANO (Browne, Mels dan Coward, 1994),
SEPATH (Steiger,1994), dan LISCOM (Muthen, 1988).
Perhitungan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan SPSS 20 dan SPSS AMOS yang akan menjelaskan bagaimana
hubungan antar 4 variabel yang akan diteliti yaitu Experiential Marketing
(X), Ekuitas Merek (Y1), Keputusan pembelian (Y2), dan Loyalitas pelanggan
(Z).
3.7.4.1 Karakteristik Structural Equation Modeling (SEM)
Menurut Ghozali dan Fuad (2008), karakteristik Structural
Equation Modeling (SEM) adalah sebagai berikut:
1. SEM merupakan kombinasi teknik analisis data multivariat
interdependensi dan dependensi, yaitu analisis faktor konfimatori
dan analisis jalur
2. Variabel yang dianalisis adalah variabel laten (konstruk), yaitu
variabel yang tidak dapat diobservasi langsung tetapi diukur
melalui indikator-indikator terukur atau variabel manifes
44
3. SEM bertujuan bukan untuk menghasilkan model melainkan
menguji atau mengkonfirmasikan model berbasis teori, yaitu
model pengukuran dan model struktural.
3.7.4.2 Asumsi-asumsi SEM
SEM mensyaratkan beberapa asumsi untuk pengolahan data
sebagai berikut (Singgih Santoso, 2011):
a. Ukuran Sampel, Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam
pemodelan SEM adalah minimum berjumlah 100 atau lima kali
jumlah indikator
b. Normalitas data merupakan salah satu syarat
dapatdioperasikannya SEM untuk mengolah pemodelan yang
dibuat, agar hasil analisis tidak menjadi bias. Dalam SEM ada dua
tahap dalam menguji normalitas yaitu berdasarkan setiap variabel
dan secara bersama-sama atau biasa disebut multivariate
normality.
c. Data Outliner, Outliers adalah observasi yang muncul dengan
nilai-nilai ekstrim baik secara univariatemaupun multivariate yaitu
yang muncul karena kombinasi dari observasi-observasi lainnya.
Outliers terjadi karena adanya kombinasi unik dan nilai-nilai yang
dihasilkan di observasi-observasi tersebut sangat berbeda dari
observasi lainnya
45
3.7.4.3 Uji Kelayakan SEM
Menurut Ferdinand (2006), untuk melakukan uji
kesesuaian dan uji statistic diperlukan beberapa indeks kesesuain
dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam pengujian sebuah
model:
• Chi-Square( x2)
Perhitungan Chi-Square didapat dengan melihat pada
output (kata Chi-Square). Sebuah model dianggap baik atau
memuaskan apabila memiliki nilai chi-square yang rendah.
Semakin kecil nilai Chi-Square semakin baik model tersebut dan
dapat diterima berdasarkan probabilitas dengan cut off value
sebesar p > 0.05 atau p > 0.10
• RMSEA ( The Root Mean Square Error of Approximation )
Adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk
mengkopensasi chisquare statistic dalam sampel yang besar . Nilai
RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila
model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil
atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya
model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu
berdasarkan degrees of freedom
• GFI ( Goodness of Fit Index )
Ukuran non statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0
( poor fit ) sampai dengan 1.0( perfect fit ). Nilai yang tinggi
dalam indeks menunjukkan sebuah"better fit"
• AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index )
46
Tingkat penerimaan yang direkomendasikanadalah bila AGFI
mempunyai nilai ≥ 0,90.
• CMIN/DF
Menunjukkan The Minimum Sample Discrepancy
Function yang dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak
lain adalah statistic chisquare, χ2dibagi DF disebut χ2relatif. Bila
nilai χ2 relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari
acceptable fit antara model dan data
• TLI (Tucker Lewis Indeks)
Adalah sebuah alternative incremental fit index yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah
baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk
diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0.95 dan nilai
yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit
• CFI (Comparative Fit Index)
CFI yang mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang
paling tinggi. Nilai yang direkomendasikan bagi CFI adalah
≥ 0,95.
3.7.4.4 Analisa Pengaruh antar konstruk
Pengaruh antara konstruk laten dibagi berdasarkan
kompleksitas hubungan variabel, yaitu (Ghozali dan Fuad 2008):
1. Pengaruh langsung (direct effects)
2. Pengaruh tidak langsung (indirect effects)
47
3. Pengaruh total (total effects)
Pengaruh total merupakan penjumlahan dari pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung. Pada software AMOS, pengaruhlangsung
diperoleh dari nilai output standardized effect, sedangkan pengaruh
tidak langsung diproleh dari nilai output standardized indirect effect ,
dan pengaruh total diperoleh dari nilai output standardized total
effect.
3.8 RancanganUji Hipotesis
Menurut Sugiyono(2004,p51) perumusan hipotesis penelitian merupakan
langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan
kerangka pemikiran. Untuk dapat diuji,suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara
kuantitatif. Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan
keputusan dapatdibuat yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis
yang sedang diuji.
Dasar pengambilan keputusan dapat ditentukan dengan membandingkan nilai
probabilitas sig dengan nilai probabilitas 0,05 :
a) Jika nilai probabilitas (P)> 0,05 , maka H0diterima
b) Jika nilai probabilitas (P)<0,05, maka H0 ditolak.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah :
Hipotesis 1
Ho : Tidak ada pengaruh Experiential Marketing terhadap Ekuitas merek
Domino’s Pizza Senayan City
H1 : Ada pengaruh Experiential Marketing terhadap pembentukan Ekuitas
merek Domino’s Pizza Senayan City
48
Hipotesis 2
Ho : Tidak ada pengaruh Experiential Marketing terhadap Keputusan
Pembelian pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
H1 : Ada pengaruh Experiential Marketing terhadap Keputusan
Pembelianpelanggan Domino’s Pizza Senayan City
Hipotesis 3
Ho : Tidak ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Keputusan Pembelian
pelanggan Domino’s Pizza Senayan City
H1 : Ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Keputusan Pembelian pelanggan
Domino’s Pizza Senayan City
Hipotesis 4
Ho: Tidak ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Loyalitas pelanggan
Domino’s Pizza Senayan City
H1: Ada pengaruh Ekuitas merek terhadap Loyalitas pelanggan Domino’s Pizza
Senayan City
Hipotesis 5
Ho:Tidak ada pengaruh Keputusan Pembelian terhadap Loyalitas pelanggan
Domino’s Pizza Senayan City
H1:Ada pengaruh Keputusan Pembelian terhadap Loyalitas pelanggan
Domino’s Pizza Senayan City
3.9 Rancangan Pemecahan Masalah
Rancangan pemecahan masalah ini yaitu dari hasil penyebaran kuisioner yang
nantinya didapat dan dianalisis bagaimana pengaruh experiential marketing terhadap
ekuitas merek dan keputusan pembelian serta implikasinya terhadap loyalitas
49
konsumen Domino’s Pizza di Senayan City. Dengan lima dimensi yang terdapat
dalam variabel experiential marketing dan disusun pernyataan yang mewakili tiap
dimensi untuk mengukur bagaimana pengaruh tiap dimensi yang ada terhadap
ekuitas merek dan keputusan pembelian. Dimana kelima dimensi yang dipakai
adalah sense, feel, think, act, dan relate. Kemudian di analisis pula bagaimana
nantinya ekuitas merek dan keputusan pembelian dapat meningkatkan loyalitas
konsumen Domino’s Pizza Senayan City.
Sehingga nantinya gambaran yang di dapat akan digunakan sebagai bahan
evaluasi mengenai efektivitas penerapan experiential marketing yang telah dilakukan
selama ini terhadap pembentukan ekuitas merek dan keputusan pembelian dalam
upaya Domino’s Pizza untuk meningkatkan loyalitas konsumen atas Domino’s Pizza
Senayan City.
top related