bab ii kajian pustaka a. kemampuan penalaran matematisrepository.ump.ac.id/1026/3/rina fitria_bab...
Post on 03-Mar-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Penalaran Matematis
Shadiq (Depdiknas, 2009) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu
aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan dalam rangka membuat suatu
pernyataan baru yang benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang
kebenarannya telah dibuktikan. Suriasumatri (1996) menambahkan bahwa
penalaran merupakan suatu proses berpikir yang mempunyai karakteristik
tertentu dan menarik suatu kesimpulan dalam menemukan kebenaran yanng
berupa pengetahuan. Sedangkan menurut Santrock (2014) penalaran
merupakan pemikiran logis yang menggunakan induktif dan deduktif untuk
mencapai kesimpulan.
Menurut Suriasumatri (1996) kemampuan penalaran matematis
merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Penalaran deduktif
berkaitan dengan rasionalisme dan bersumber pada rasio, sedangkan
penalaran induktif berkaitan dengan empiris dan bersumber pada empiris atau
fakta. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri
tertentu. Ciri yang pertama adalah adanya kegiatan berpikir menurut suatu
pola tertentu, ke-dua adalah kegiatan berpikir dalam menganalisis
berdasarkan langkah-langkah tertentu dan kerangka berpikir yang digunakan
dalam analisis tersebut.
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
2
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka peneliti menetapkan definisi
kemampuan penalaran matematis merupakaan suatu kegiatan berpikir logis
untuk mendapat suatu kesimpulan baru yang benar berdasarkan beberapa
pernyataan yang telah dibuktikan kebenarannya dalam mempelajari suatu
materi matematika. Menurut Wardhani (Depdiknas, 2008) indikator
kemampuan penalaran matematika adalah: 1) mengajukan dugaan, 2)
melakukan manipulasi matematika, 3) menarik kesimpulan, menyusun bukti,
memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi, 4) menarik
kesimpulan dari pernyataan, 5) memeriksa kesahihan suatu argumen, 6)
menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.
Berdasarkan uraian tentang kemampuan penalaran matematis diatas,
maka peneliti menetapkan indikator kemampuan penalaran matematis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengajukan dugaan
Kemampuan siswa dalam merumuskan berbagai kemungkinan
pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
2. Melakukan manipulasi matematika
Kemampuan siswa dalam mengerjakan atau menyelesaikan suatu
permasalahan dengan menggunakan cara tertentu sehingga tercapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Menyusun bukti, memberikan alasan, atau bukti terhadap kebenaran
solusi
Kemampuan siswa dalam menunjukan suatu penyelidikan.
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
3
4. Menarik kesimpulan
Kemampuan siswa dalam berpikir untuk memberdayakan
pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran.
5. Memeriksa kesahihan suatu argumen
Kemampuan siswa agar mampu menyelidiki tentang kebenaran dari
suatu pernyataan yang ada.
6. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat
generalisasi
Kemampuan siswa dalam menemukan pola atau cara dari suatu
pernyataan yang ada sehingga dapat mengembangkan ke dalam kalimat
matematika.
B. Problem Based Learning (PBL)
Cahyo (2013) menyatakan bahwa Problem Based Learning adalah suatu
model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah
sebagai titik awal dalam pengetahuan baru. Kunandar (2007) menambahkan
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta merangsang
berpikir tingkat tinggi. Sedangkan menurut Rusman (2010) Problem Based
Learning merupakan inovasi dalam pembelajaran yang mengoptimalkan
kemampuan berpikir siswa melalui proses diskusi dalam kelompok yang
sistematis, sehingga siswa dapat mengasah, menguji, dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
4
Menurut Sanjaya (2010) Problem Based Learning merupakan
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri-ciri
Problem Based Learning, yaitu sebagai berikut:
1. Problem Based Learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran
2. Siswa tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari, mengolah data, dan akhirnya siswa dapat
menyimpulkan.
3. Problem Based Learning dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah yaitu proses berpikir deduktif dan induktif. Proses
berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah yang dilakukan dengan tahapan-tahapan tertentu,
sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada
data dan fakta yang jelas.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka peneliti menetapkan definisi
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang diawali dengan
pemberian masalah dalam dunia nyata yang dialami siswa untuk
memudahkan siswa dalam penyelidikan dan memperoleh pengetahuan baru,
serta dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual.
Adapun tahap-tahap Problem Based Learning menurut Kunandar (2007)
adalah sebagai berikut:
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
5
Tabel 2.1: Langkah-langkah Problem Based Learning
Problem Based Learning dalam kegiatan belajar mengajar didasarkan
pada kelima langkah tersebut, rincian dari langkah-langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
Tahap 1, orientasi siswa pada masalah yaitu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada
kesempatan ini guru memberi motivasi kemanfaatan belajar siswa agar
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
Tahap 2, mengorganisasikan siswa dalam belajar yaitu Guru
menyampaikan materi pembelajaran berdasarkan masalah-masalah yang
diberikan kepada siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Kemudian guru mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok kecil
berdasarkan kemampuan yang berbeda. Kriteria kemampuan satu kelompok
Tahapan Aktivitas Guru
Tahapan 1 :
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujun pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah.
Tahap 2 :
Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
Guru membantu siswa mendefiniskan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 :
Membimbing penyelidikan
individu/kelompok
Guru mendorong siswa mengumpulkan
informasi yang sesuai dengan masalah dan
melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan serta pemecahan
masalah.
Tahap 4 :
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa untuk
merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai dan membantu siswa untuk berbagi
tugas dengan ketentuannya.
Tahap 5 :
Menganalisis dan menge
valuasi proses pemecahan
masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan dan proses yang digunakan.
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
6
terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal
ini bertujuan agar siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk
mengkaji, merinci, dan menganalisis masalah yang diberikan serta
membimbing kepada siswa yang kurang mampu dalam menganalisis suatu
masalah.
Tahap 3, membimbing penyelidikan individu/kelompok yaitu Guru
memberi permasalahan dalam bentuk lembar kerja kelompok yang berkaitan
dengan masalah sebagai bahan untuk diskusi kelompok. Dalam tahap ini guru
membimbing siswa untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah. Guru juga membimbing siswa untuk menentukan
strategi atau langkah-langkah yang sesuai dengan masalah dan melakukan
eksperimen sampai mereka benar-benar mengerti situasi permasalahan
sehingga dapat mendorong siswa aktif dalam kelompok dan mendorong siswa
untuk dapat melakukan penyelesaian indikator-indikator permasalahan dalam
kemampuan penalaran. Tujuannya adalah agar siswa dalam mengumpulkan
informasi cukup untuk mengembangkan dan menyusun ide-ide sendiri
melalui analisa dari masalah yang akan diselesaikan.
Tahap 4, mengembangkan dan menyajikan hasil karya yaitu Guru
membimbing siswa untuk mengurutkan langkah-langkah pemecahan masalah
tersebut sesuai dengan strategi yang telah ditentukan. Guru mengarahkan
siswa untuk mempersiapkan hasil karya dan memberi kesempatan kepada
kelompok untuk mempreasentasikan hasil diskusinya dan meminta kelompok
lain untuk menanggapi hasil pemecahan masalah yang sedang dipresentasikan
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
7
sehingga mampu meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa
setelah mendapatkan tanggapan dari kelompok lain.
Tahap 5, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
yaitu guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir siswa
pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sedangkan siswa menyusun
kembali hasil pemikiran dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada setiap
tahap pembelajaran dan guru membimbing siswa menyimpulkan materi.
Menurut Sanjaya (2012) Problem based learning memiliki kelebihan dan
kekuranngan.
kelebihan Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
1. Siswa menyelesaikan masalah dengan mengaitkannya ke dunia nyata
sehingga memudahkan siswa dalam penyelesaian masalah dan
mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir logis
2. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa karena adanya diskusi
kelompok dan nantinya siswa juga akan lebih aktif dalam
pembelajaran
3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap
hasil maupun proses belajarnya
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang siswa miliki dalam dunia nyata.
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
8
Kekurangan Problem Based Learning adalah sebagai berikut :
1. Pada saat siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka
akan merasa enggan untuk mencoba
2. Keberhasilan Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan
C. Team Assisted Individualization (TAI)
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menyajikan
masalah yang autentik sehingga memudahkan siswa dalam berpikir logis.
Problem Based Learning membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir nalar, pemecahan masalah, dan ketrampilan intelektual.
Dalam Problem Based Learning dikembangkan situasi kelas yang
memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Oleh karena itu
perlu dilakukan strategi dalam diskusi kelompok yang memungkinkan siswa
lebih aktif dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dengan tujuan
agar siswa dapat saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis,
saling menyampaikan pendapat, Saling membantu belajar, dan saling menilai
kemampuan.
Menurut Suyatno (2009) Team Assisted Individualization merupakan
pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan
pembelajaran individual dimana tanggung jawab belajar ada pada siswa
sehingga siswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Sedangkan
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
9
menurut Slavin (2005) Team Assisted Individualization dirancang sebagai
usaha untuk membentuk pengajaran individual untuk menyelesaikan masalah
dengan membuat siswa bekerja dalam kelompok pembelajaran kooperatif.
Siswa dituntut dapat mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu
antara siswa yang satu dengan yang lain dalam menyelesaikan permasalahan
dan siswa dapat saling memberi dorongan untuk maju.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Team Assisted Individualization merupakan pembelajaran
individual yang bekerja dalam kelompok kooperatif dalam menyelesaikan
permasalahan, agar siswa mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri
dan bisa saling membantu dan memberi dorongan dengan teman satu
kelompoknya yang kemampuannya heterogen.
Menurut suyatno (2009) sintak Team Assisted Individualization adalah:
1) guru membuat kelompok heterogen dan memberikan bahan ajar berupa
modul, 2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota
kelompokmya secara individual, saling tukar jawaban, dan saling berbagi
sehingga terjadi diskusi, 3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes
formatif.
Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
dikembangkan oleh Slavin. Team Assisted Individualization
mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
individual yang dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara
individual. Oleh karena itu dalam Team Assisted Individualization lebih
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
10
banyak digunakan dalam memecahkan masalah, seperti halnya Problem
Based Learning yang juga mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah
dalam pembelajaran. Siswa secara individual belajar materi pembelajaran
yang sudah dipersiapkan, kemudian hasil belajar secara individual dibawa ke
kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota
kelompok, dan semua angota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan
jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Dasar pemikiran dari Team
Assisted Individualization adalah mengadaptasi pembelajaran terhadap
perbedaan individual yang meliputi pengetahuan, kemampuan, dan motivasi
yang sangat beragam (Daryanto, 2012).
Problem Based Learning merangsang masalah-masalah dalam kehidupan
nyata yang dapat menuntut siswa untuk mendapat pengetahuan yang penting,
membuat siswa mudah dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi
belajar sendiri serta memiliki kemampuan berpartisipasi aktif dalam
kelompok sehingga mengoptimalkan kemampuan berfikir siswa. Team
Assisted Individualization merupakan salah satu dari strategi pembelajaran
kooperatif dimana siswa mempunyai kesempatan untuk mendapat
pengalaman langsung dalam menerapkan ide-idenya dan siswa dapat saling
bertukar pikiran dengan teman satu kelompoknya. Pembelajaran yang
mendukung siswa dalam kemampuan penalaran matematis adalah
pembelajaran yang mengaitkan materi dengan penerapannya dalam
kehidupan nyata.
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
11
Menurut Slavin (2005), langkah-langkah pembelajaran tipe Team
Assisted Individualization adalah sebagai berikut:
1. Tahap I: Placement Test
Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat nilai rata-rata
ulangan harian sebelum ditempatkan dalam kelompok belajar.
2. Tahap II: Teaching Group
Guru memberikan materi secara singkat, mengaplikasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari, mengajukan pertanyaan kepada siswa dan
memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum paham.
3. Tahap III: Teams
Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen berdasarkan nilai
pre-test atau nilai ulangan harian siswa, dalam 1 kelompok terdiri dari 4-
5 siswa.
4. Tahap IV: Team Study
Setiap kelompok mengerjakan tugas berupa LKS dari guru dan
guru memberi bantuan secara individual bagi yang memerlukan.
5. Tahap V: Student Creative
Beberapa kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempresentasikan hasil pekerjaannya didepan teman-teman dan
kelompok lain menanggapi jawaban dari kelompok tersebut.
6. Tahap VI: Fact Test
Guru memberikan kuis kepada siswa untuk dikerjakan secara
individual.
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
12
7. Tahap VII: Team Scores And Team Recognition
Guru menetapkan kelompok terbaik hingga kelompok yang kurang
berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi.
8. Tahap VIII: Whole-Class Units
Guru memberi ulasan materi serta menarik kesimpulan diakhir
pembelajaran.
Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Team Assisted Individualization
menurut Slavin (2005) antara lain:
Kelebihan pembelajaran Team Assisted Individualization adalah:
1. Memotivasi siwa untuk saling membantu anggota kelompoknya
sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi antar kelompok.
2. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan
pengelolaa rutin.
3. Dalam pembelajaran siswa akan lebih aktif dan akan terjadi
komunikasi dalam memecahkan masalah sehingga pemahaman
konsep siswa meningkat dan pemberian masalah dalam dunia nyata
memudahkan siswa dalam berpikir secara logis/bernalar.
Kekurangan pembelajaran Team Assisted Individualization adalah:
1. Memerlukan kesabaran anggota lain dalam suatu kelompok untuk
membantu siswa yang lemah.
2. Membutuhkan pengelola kelas yang baik.
3. Memungkinkan adanya anggota kelompok yang pasif.
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
13
Berdasarkan tahap-tahap Problem Based Learning dengan strategi Team
Assisted Individualization dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 2.2 : Langkah-langkah Problem Based Learning dengan strategi
Team Assisted Individualization
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Kegiatan Awal
A.
Apersepsi
1) Guru menyapa siswa dengan
mengucap salam, memerintahkan
siswa untuk berdo’a sebelum
pembelajaran dan mengecek
kehadiran siswa
Motivasi
Orientasi siswa pada masalah
2) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
3) Guru mengajukan pertanyaan
yang terkait dengan materi yang
akan dipelajari
4) Guru memberi motivasi kepada
siswa akan pentingnya materi
yang akan dipelajari
1) Siswa menjawab salam,
berdo’a bersama dan
menjawab siapa saja yang
tidak hadir
2) Siswa memperhatikan
penjelasan guru
3) Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
4) Siswa termotivasi untuk
memahami materi yang
akan dipelajari
2. Kegiatan Inti
B.
C.
Eksplorasi
Mengorganisasikan siswa untuk
belajar
1) Guru menyampaikan materi
pembelajaran dengan mengajukan
pertanyann (Teaching Group)
2) Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
3) Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok dengan
kemampuan heterogen (Teams)
4) Guru memberi permasalahan
dalam bentuk LKK yang telah
dipersiapkan dan siswa
mengerjakan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan
Elaborasi
Membimbing penyelidikan
individu atau kelompok
5) Guru membimbing siswa dalam
diskusi kelompok untuk
1) Siswa memperhatikan
materi dan menjawab
pertanyaan yang diberikan
2) Siswa bertanya kepada guru
apabila ada belum dipahami
3) Siswa menempatkan diri
sesuai dengan kelompok
yang telah ditentukan
4) Siswa mengerjakan LKK
dengan teman kelompoknya
sesuai dengan waktu yang
ditentukan
5) Siswa aktif berdiskusi
dalam kelompok untuk
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
14
D.
E.
mendapatkan informasi yang
diperlukan dalam menyelesaikan
masalah (Team Study)
6) Guru membimbing siswa untuk
melakukan penalaran dalam
menentukan strategi atau
langkah-langkah penyelesaian
yang sesuai dengan permasalahan
(Team Study)
7) Guru membimbing siswa untuk
mengurutkan langkah-langkah
dalam penyelesaian masalah
sesuai dengan strategi yang telah
ditentukan (Team Study)
8) guru membimbing siswa yang
mengalami kesulitan
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
9) Guru mengarahkan siswa untuk
mempersiapkan hasil diskusi
10) Guru meminta siswa untuk
berhenti berdiskusi dan meminta
beberapa kelompok untuk
mempreasentasikan hasil
diskusinya (Student Creative)
11) Guru meminta kelompok lain
yang tidak presentasi untuk
menanggapi jawaban dari
kelompok yang sedang
mempresentasikan hasil
diskusinya
Konfirmasi
Menganalisis dan mengevaluasi
proses penyelesaian
12) Guru membimbing siswa
melakukan evaluasi terhadap
proses-proses pemecahan masalah
yang telah dipresentasikan
(Student Creative)
13) Guru memberikan kuis kepada
siswa (Fact Test)
14) Guru menetapkan kelompok
terbaik hingga kelompok yang
mencari informasi yang
diperlukan dalam
menyelesaikan masalah
6) Siswa berdiskusi dengan
teman sekelompoknya
untuk menentukan langkah-
langkah yang sesuai dengan
permasalahan
7) Siswa mengurutkan
langkah-langkah
pemecahan masalah sesuai
dengan strategi yang telah
ditentukan
8) Siswa bertanya apabila
mengalami kesulitan dan
memperhatikan penjelasan
guru
9) Siswa mendengarkan
arahan guru dan
menyiapkan hasil
diskusinya
10) Beberapa perwakilan
kelompok menampilkan
hasil diskusi kelompok
11) Siswa dalam kelompok lain
menanggapi jawaban hasil
diskusi kelompok yang
sedang presentasi
12) Siswa menyimak dan
bertanya apabila kurang
jelas atau ada jawaban yang
berbeda
13) Siswa mengerjakan soal
kuis secara induvidu
14) Siswa memperhatikan dan
antusias
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
15
kurang berhasil (Team Scores
And Team Recognition)
3. Kegiatan Akhir
1) Guru menarik kesimpulan
bersama siswa dan melakukan
refleksi dengan menanyakan
kepada siswa tentang pengalaman
belajar yang diperoleh dan
kesulitan apa yang dialami selama
pembelajaran (Whole-class Unit)
2) Guru memberikan pesan belajar
kepada siswa
3) Guru menutup pembelajaran
dengan memimpin do’a dan
mengucapkan salam
1) Siswa menarik kesimpulan
bersama-sama dengan
bimbingan guru dan
menanyakan apabila ada
yang masih belum dipahami
2) Siswa menyimak
penjelasan dari guru
3) Siswa berdo’a bersama dan
serentak menjawab salam
D. Materi
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Standar Kompetensi :
2. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
2.1 Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Indikator :
1. Memahami PLDV.
2. Menentukan himpunan penyelesaian PLDV dan menggambar grafik.
3. Memahami SPLDV
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
16
4. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode substitusi.
5. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode eliminasi.
6. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode eliminasi substitusi (campuran).
7. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
metode grafik.
8. Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan SPLDV
E. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas maka dapat
disusun kerangka pikir sebagai berikut:
Tahap 1, guru melakukan orientasi siswa pada masalah dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran, mengajukan pertanyaan terkait dengan
materi yang akan dipelajari, dan memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Pada kesempatan ini guru memberi motivasi kemanfaatan belajar agar siswa
terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
Tahap 2, guru mengorganisasikan siswa dalam belajar yaitu guru
menyampaikan materi pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan dan
meminta siswa mengemukakan idenya (teaching group). Siswa menyimak
dan mulai berpikir serta menganalisis permasalahan yang diberikan untuk
dipecahkan. Guru mengelompokan siswa dalam kelompok kecil berdasarkan
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
17
kemampuan yang berbeda (teams). Pembagian kelompok diskusi belajar
berdasarkan dari hasil pre-tes kemampuan penalaran untuk pertemuan
pertama dan berdasarkan hasil skor kuis yang telah dilakasanakan pada
pertemuan sebelumnya untuk pertemuan selanjutnya (placement test).
Tahap 3, guru membimbing penyelidikan individu/kelompok dengan
membagikan LKK untuk dikerjakan bersama kelompoknya sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Pembelajaran dalam kelompok diharapkan dapat
membantu siswa untuk lancar berkomunikasi saat berdiskusi dengan
kelompoknya dalam memecahkan masalah. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berdiskusi, dan membimbing siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai dengan permasalahan yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah dan melakukan eksperimen sampai mereka benar-
benar mengerti situasi permasalahan. Siswa melakukan penalaran terhadap
soal yang terdapat pada LKK agar siswa dapat melakukan penyelesaian
pemasalahan kemampuan penalaran (Team Study).
Tahap 4, Guru membimbing siswa menyajikan hasil diskusi kelompok
dengan meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain untuk menanggapinya. Sehingga siswa mampu menghasilkan
sesuatu yang baru berupa hasil diskusi kelompok dan mampu meningkatkan
kemampuan penalaran matematis (student creative).
Tahap 5, guru membimbing siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membimbing siswa mengkaji
cara-cara yang ditempuh selama proses pemecahan masalah terhadap proses-
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
18
proses penyelidikan siswa dalam menyeesaikan LKK yang telah diberikan.
Setelah itu guru memberikan kuis kepada siswa untuk dikerjakan secara
individual (fact test) untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi. Guru menetapkan kelompok terbaik hingga kelompok yang kurang
berhasil (Team Scores And Team Recognition), kemudian di akhir
pembelajaran guru membimbing siswa menyimpulkan materi secara bersama-
sama (whole-class unit).
Dari penjelasan mengenai tahap-tahap pelaksanaa Problem Based
Learning dengan strategi Team Assisted Individualization dalam proses
pembelajaran di kelas diharapkan kemampuan penalaran matematis siswa
dapat meningkat. Hal ini ditandai oleh meningkatnya indikator kemampuan
penalaran matematis siswa.
F. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan bahwa: Melalui Problem Based Learning dengan strategi Team
Assisted Individualization, maka kemampuan penalaran matematis Siswa
Kelas VIIIA SMP Negeri 6 Satu Atap Rembang dapat meningkat.
Problem Based Learning..., Rina Fitria, FKIP UMP, 2016
top related