bab ii sejarah singkat pengobatan alternatif … filea. pengertian pengobatan alternatif ... dukun...
Post on 31-Mar-2019
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
14
BAB II
SEJARAH SINGKAT PENGOBATAN ALTERNATIF
PADEPOKAN SEMAR MESEM
A. Pengertian Pengobatan Alternatif
Seiring perkembangan jaman, tekhnologi kedokteran semakin maju
namun, dengan kemajuan tekhnologi tersebut tidak menyurutkan minat sebagian
masyarakat untuk memanfaatkan keberadaan para penyembuh tradisional.
Penyembuh tradisional atau alternatif berbeda dengan penyembuh modern.
Penyembuh modern adalah dokter, tenaga medis yang pengetahuannya
berdasarkan ilmu modern dan tekhnologi. Penyembuh tradisional atau alternative
adalah penyembuh yang ilmunya hanya berdasarkan pengetahuan tradisional.1
Sistem medis alternatif merupakan istilah sistem medis diluar sistem
medis non-Barat yang kemudian disebut sebagai sistem medis primitif, non-Barat,
tradisional, rakyat (folk medicine), pribumi, dan non ilmiah. Sistem medis ini
dikenal dengan dengan upaya pengobatan tradisional diluar ilmu kedokteran dan
keperawatan. Pengobatan alternatif dapat berkembang karena sistem medis
modern dianggap memiliki keterbatasan sehingga sebagian masyarakat
menganggap bahwa medis alternatif lebih baik dan biayanya murah.2
Pengobatan Alternatif berasal dari dua suku kata yaitu Pengobatan dan
Alternatif. Pengobatan dalan Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses,
perbuatan atau cara mengobati. Sedangkan Alternatif adalah pilihan diantara dua
1Nova Maulana., Buku Ajar Sosiologi & Antropologi Kesehatan,
(Yogyakarta: Nuha Medika,2014), hlm. 49.
2Ibid.
15
atau beberapa. Jadi, Pengobatan Alternatif adalah metode cara mengobati
diantara dua pilihan atau beberapa (non medis). Menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 1978 pengobatan ini merupakan usaha
yang dilakukan untuk mencapai kesembuhan, pemeliharaan dan peningkatan taraf
kesehatan masyarakat yang berlandaskan cara berpikir atau ilmu diluar
pengobatan modern.3
Menurut World Health Organization (WHO) Pengobatan tradisional
adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan
pengalaman praktek baik yang dapat diterangkan secara ilmiah ataupun tidak,
dalam melakukan diagnosis, prevensi dan pengobatan terhadap ketidak
seimbangan fisik, mental ataupun sosial.4 Pengobatan alternatif merupakan
pengobatan pengganti yang berbeda dengan pengobatan modern atau pengobatan
barat yang dikenal sebagai hasil perkembangan ilmu pengetahuan. Jika
pengobatan modern menggunakan peralatan-peralatan seperti mikroskop, rontgen
atau alat bedah lainnya yang ditemukan pada abad 19, berbeda dengan pengobatan
alternatif yang didasarkan pada anggapan bahwa suatu penyakit disebabkan oleh
gangguan-gangguan roh-roh jahat yang mengganggu seseorang.5
3Lifawati., Praktik Pengobatan Tradisional Bibi Pada Masyarakat Desa
Pagergunung Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara, (Semarang : Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2015 ), hlm. 7.
4Bisikan gaib Ratna., Sosiologi dan Antropologi Kesehatan Dalam
Perspektif Ilmu Keperawatan, (Yogyakarta: Pustaka Rihama, 2010), hlm. 134.
5http://www.yabina.org/TanyaJawab/07/Nop_07.htm (diakses pada
tanggal 4 Agustus 2016).
16
Pengobatan modern menganggap manusia lebih bersifat materialistik
seperti darah, daging, organ, tulang, otot sehingga dalam penyembuhannya juga
menggunakan obat materialistik. Sebagian masyarakat menganggap bahwa
penyakit juga disebabkan oleh masalah kejiwaan atau gangguan spiritual.
Berdasarkan hal tersebut banyak masyarakat yang masih percaya terhadap
pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif yang dianggap mampu
menyembuhkan penyakit yang belum tentu dapat disembuhkan dengan
pengobatan modern, banyak diminati karena lebih murah, bahkan ada pasien yang
dapat membayar seikhlasnya. Pengobatan ini dipilih apabila pengobatan medis
dirasa sudah tidak sanggup lagi menyembuhkan suatu penyakit.6
Di Indonesia terdapat empat jenis pengobatan tradisional. Pertama adalah
pengobatan tradisional dengan ramuan obat seperti jamu, ramuan obat Cina dan
ramuan obat India. Kedua adalah pengobatan tradisional spiritual atau kebatinan,
pengobatan tradisional berdasarkan kepercayaan, atas dasar keagamaan dan
berdasarkan getaran magnetis. Ketiga adalah pengobatan tradisional dengan
memakai peralatan, Akupuntur pengobatan tradisional Cina dengan metode tusuk
jarum, pengobatan pijat urut, pengobatan patah tulang pengobatan dengan
menggunakan benda tumpul seperti batu giok. Keempat adalah pengobatan
tradisional yang telah mendapat pengarahan dan pengaturan pemerintahan yaitu
dukun beranak atau dukun bayi dan tukang gigi tradisional.7
6Ibid.
7Bisikan gaib Ratna., Op.cit., hlm. 135.
17
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya masyarakat terhadap
pengobatan alternatif. Beberapa faktor tersebut adalah pengobatan alternatif
merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat, tingkat pendidikan, keadaan
sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat menguntungkan
pengobatan tersebut, terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
modern, keterbatasan dan kegagalan pengobatan modern dalam mengatasi
beberapa penyakit tertentu, meningkatnya minat masyarakat terhadap
pemanfaatan bahan-bahan yang berasal dari alam, meningkatnya minat profesi
kesehatan mempelajari pengobatan tradisional atau alternatif, meningkatnya
modernisasi pengobatan tradisional atau alternative, meningkatnya publiksasi dan
promosi pengobatan tradisional atau alternatif, meningkatnya globalisasi
pelayanan kesehatan tradisional, meningkatnya minat mendirikan sarana dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional.8
Penyembuh tradisional atau alternatif mendapatkan pengetahuan untuk
menyembuhkan orang berdasarkan pengalaman hidup yang berakar pada
lingkungan sosial, budaya, dan keagamaan yang berkembang dan merupakan
kearifan lokal masyarakat. Pengetahuan tradisional adalah pengetahuan yang
berdasarkan logika dan kepercayaan masyarakat, sedangkan pengetahuan modern
berdasarkan rasionalitas ilmu. Dengan pengetahuan tradisional, penyembuh dapat
melakukan praktik penyembuhan penyakit. Seperti penyakit demam, diare, batuk,
hingga seperti tumor atau kanker. Penyembuh tradisional biasa dikenal dengan
berbagai istilah wong pinter, dukun, tabib, ahli kebatinan, ustadz, dan kiai ini
8Nova Maulana.,Op.cit., hlm. 57.
18
selain melakukan praktik pengobatan penyakit fisik juga kerap melakukan praktik
pengobatan penyakit non fisik seperti kerasukan setan, mengusir gangguan dari
roh halus, konsultasi waktu yang tepat untuk melaksanakan hajat, memulai usaha,
membangun rumah, menempati rumah, membangun jembatan, sering dimintai doa
atau wejangan untuk melancarkan karir, menemukan barang yang hilang, dan
meminta kelancaran jodoh.9 Pengobatan Alternatif yang akan dibahas pada skripsi
ini adalah pengobatan alternatif di Padepokan Semar Mesem secara kedukunan
yang berada didaerah Pucangsawit Jebres.
B. Pengertian dan Ruang Lingkup Perdukunan
1. Pengertian Perdukunan
Praktek perdukunan dalam masyarakat Jawa bukanlah hal yang biasa.
Banyak sekali praktek-praktek perdukunan yang dibuka baik di desa maupun di
kota. Demi mencapai keinginan, sebagian masyarakat Jawa sangat bergantung
kepada dukun dalam berbagai permasalahan seperti proses melahirkan, ingin
mendapatkan kekayaan atau keberuntungan, menyembuhkan penyakit,
menyucikan diri dari pengaruh jin jahat atau menolak bala atau guna-guna,
keinginan untuk naik pangkat atau naik jabatan. Demikian dapat dikatakan bahwa
dukun mempunyai kedudukan penting bagi masyarakat khususnya masayarakat
Jawa. Dukun dianggap sebagai profesi yang dikaitkan dengan ilmu klenik,
takhayul dan mempunyai kedudukan setara dengan kepala suku dan pendeta.10
9Ibid.
10
Ibid.
19
Dukun dikenal oleh manusia sejak zaman nenek moyang dan dikenal
dalam tradisi semua agama. Dalam berbagai ritual dalam suatu komunitas pasti
dukun selalu hadir dalam komunitas tersebut dan memimpin jalannya suatu ritual
adat. Dalam konsepsi umum dukun adalah orang yang memiliki ilmu sakti, bisa
meramal, mampu melihat masa depan, dan sebagainya. Dukun diambil dari kata
duduk yang tekun. dukun disini tidak hanya diartikan sebagai orang yang duduk
dan tekun namun, orang yang dapat dikatakan sebagai dukun adalah orang yang
mendalami suatu ilmu olah batin. Dalam melakukan hal itu, ia banyak
menghabiskan waktunya dengan bersemedi (duduk tekun).11
Dalam bahasa Arab, dukun disebut dengan istilah “kahin”, yaitu orang
yang bisa meramal sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Sebagian lain
mendefinisikan kahin sebagai orang yang bisa menebak isi hati orang lain.12
Berdasarkan definisi tersebut, maka dukun atau kahin kerap diidentikkan sebagai
tukang ramal.13
Dukun sendiri memiliki beberapa pengertian. Ariyono Suyono didalam
Kamus Antropologi menyebutkan bahwa dukun mempunyai tiga pengertian.
Pertama, dukun merupakan seorang individu yang mempunyai keahlian yang
bersangkutan dengan pelaksanaan adat atau keagamaan. Kedua, dukun adalah
11
Rizem Aizid., Islam Abangan dan Kehidupannya, (Yogyakarta:
DIPTA, 2015), hlm. 201.
12
Syukriadi Sambas dan Tata Sukayat., Quantum Doa; Membangun
Keyakinan Agar Doa Tak Terhijab dan Mudah Dikabulkan, (Jakarta: Hikmah,
2007), hlm. 102
13
Adil Fahmi., Malam Pengantin, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,
2005), hlm. 50.
20
orang yang ahli dalam menyembuhkan penyakit yang disebabkan karena roh dan
kekuatan-kekuatan gaib. Ketiga, seseorang disebut dukun karena ia mempunyai
keahlian dalam hal ilmu gaib.14
Dukun dianggap memiliki ngelmu. Orang yang memiliki ngelmu
dianggap mempunyai kekuatan atau kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh orang
lain. Tidaklah heran apabila tidak sedikit orang-orang yang datang kepada dukun
untuk menanyakan sesuatu yang mencemaskan sehingga dukun ini akan
memberikan penjelasan, arahan, nasihat, mencarikan jalan keluar yang biasanya
disertai dengan syarat-syarat tertentu. Dalam menjalankan aktivitasnya ia
mengucapkan mantra-mantra dimana ia mengutarakan kehendaknya (gadhah
pikajeng). Sebaliknya, orang yang melakukan suatu upacara religi menyerahkan
dirinya sepenuhnya kepada Tuhan, kepada para Dewa, atau kepada makhluk-
makhluk gain yang lain, dan berdoa agar permintaannya bisa terkabul
(nyenyuwun).15
2. Ciri dan Macam Dukun
Dukun sangat identik dengan orang yang memiliki kelebihan dibanding
dengan manusia pada umumnya. Kemampuan tersebut berhubungan dengan hal-
hal gaib. Menurut Koentjaraningrat berdasarkan fungsinya ilmu gaib digolongkan
dalam empat kategori. Kategori pertama adalah ilmu gaib produktif, dimana ilmu
gaib ini seringkali digunakan dalam upacara-upacara umum seperti upacara bersih
14
Ariyono Suyono., Kamus Antropologi (Jakarta: Akademika Pressindo,
1985), hlm. 100.
15
Koentjaraningrat., Kebudayaan Jawa, (Jakarta: PN Balai Pustraka),
hlm. 423.
21
dusun, upacara-upacara yang berkenaan dengan pertanian, perdagangan, atau
mereka kerap kali juga diminta untuk mendatangkan hujan, mencegah bencana
yang diduga akan datang dan bahkan untuk mencarikan benda-benda atau orang-
orang yang hilang. Ilmu gaib produktif biasanya bersifat baik, ilmu gaib seperti itu
dapat juga dianggap termasuk ilmu gaib putih atau ngelmi pethak. Ilmu gaib
produktif biasanya dilakukan demi kesejahteraan diri seseorang, kesejahteraan
sekelompok orang, atau kesejahteraan suatu masyarakat secara keseluruhan, dan
karena itu dapat juga disebut ilmu gaib umum. Para dukun yang menggunakan
ilmu ini biasanya adalah dukun siwer (ahli mencegah musibah), dukun susuk
(spesialis yang mengobati dengan menusukkan jarum emas dibawah kulit), dukun
japa (dukun yang mengandalkan mantra-mantra) dan juga dukun jampi (dukun
yang menggunakan tumbuh-tumbuhan dan berbagai obat asli).16
Ilmu gaib kedua adalah ilmu gaib protektif, ilmu gaib ini biasanya
dilakukan dalam upacara-upacara untuk menghalau wabah penyakit, membasmi
hama. Dalam prakteknya ilmu gaib ini sering menggunakan mantra-mantra atau
kepercayaan pada benda-benda kramat dan suci dalam upacaranya. Ilmu gaib
protektif ini sama dengan ilmu gaib produktif. Keduanya bersifat baik sehingga
digolongkan dalam ngelmi pethak. Dukun yang menggunakan ilmu ini adalah
dukun prewangan dan dukun tiban (dukun yang kekuatannya sementara,
kekuatannya didapatkan karena kerasukan roh).17
16
Koentjaraningrat., Op.cit., hlm. 414.
17
Ibid.
22
Ilmu gaib ketiga adalah ilmu gaib destruktif atau agresif. Ilmu gaib ini
adalah ilmu gaib yang fungsinya untuk merugikan, menyerang, menyakiti atau
bahkan membunuh orang. Ilmu gaib ini bersifat jahat atau negatif. Ilmu ini disebut
dengan ilmu sihir atau guna-guna. Karena bersifat jahat atau negatif dan
digolongkan kedalam ilmu hitam (ngelmi cemeng). Dukun yang menggunakam
ilmu ini adalah dukun sihir dan dukun tenung.18
Ada pula dukun yang mempunyai keahlian meramal dan menghitung
(petung) yaitu menghitung hari-hari yaang baik seperti menghitung hari dalm
penentuan tanggal pernikahan, dalam melakukan penanaman padi di sawah,
selametan dalam hal membangun rumah. Dukun ini disebut dengan dukun
petangan.19
Menurut Rizem Aizid profesi dukun dikenal dalam tradisi Jawa
diantaranya adalah Dukun bayi, yaitu orang yang membantu jalannya persalinan.
Dukun yang berprofesi sebagai dukun bayi ini adalah seorang wanita. Dukun bayi
ini juga biasa disebut dengan dukun beranak. Dukun pijat, adalah orang yang ahli
dalam memijat. Dukun pijat ini biasanya dimintai tolong untuk menyembuhkan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan tulang ataupun otot yang kaku,
kesleo atau bahkan memijat pasien patah tulang atau retak tulang. Dukun pijat ini
juga dapat disebut dengan dukun patah tulang. Dukun Perewangan, dukun ini
mempunyai keahlian dalam mengundang roh manusia yang sudah meninggal
untuk kembali kedalam tubuhnya. Dukun Petangan, yaitu dukun yang berprofesi
18
Ibid
. 19
Ibid.
23
sebagai peramal yaitu menghitung waktu serta tanggal yang baik dengan
memperhatikan pasaran Jawa, dukun ini biasanya berpedoman pada buku primbon
Jawa. Dukun calak, dukun ini adalah dukun yang mempunyai keahlian dalam hal
menyunat atau mengkhitan. Dukun paes adalah dukun yang mempunyai keahlian
dalam merias pengantin, biasanya dukun paes ini juga mempersiapkan ubo rampe
dalam upacara pernikahan. Dukun santri, adalah dukun yang menggunakan ayat-
ayat atau mantra-mantra dalam bahasa Arab untuk menyembuhkan penyakit
biasanya disebut dengan Kiai atau Ustadz. Dukun susuk, dukun yang melakukan
penyembuhan dan pengobatan dengan menggunakan sebuah mata uang yang
disisipkan dibawah kulit si penderita. Dukun japa atau jampi, yaitu orang yang
menggunakan mantra atau jamu kepada pasien untuk menyembuhkan berbagai
penyakit. Dukun sihir atau tenung yaitu dukun yang menguasai ilmu hitam dan
biasanya membantu orang yang mempunyai tujuan tidak baik atau jahat. Dukun
ini bekerja dengan cara menyantet atau guna-guna. Dari penjelasan macam
macam dukun diatas dapat disimpulkan bahwa dukun adalah orang yang memiliki
suatu keahlian, baik mengenai hal-hal gaib maupun nyata.20
Untuk menjadi dukun seseorang tidak perlu belajar secara formal. Dalam
memiliki kekuatannya untuk menjadi dukun biasanya seseorang mendapatkannya
secara turun menurun, berguru kepada senior dan.ada pula yang melakukan
nglakoni atau meditasi untuk memperdalam ilmu agar dapat menambah ilmu
kesaktian yang mereka miliki atau dapatkan.21
20
Rizem Aizid., Op.cit., hlm. 202.
21
Rizem Aizid., Op.cit., hlm. 205.
24
Kemampuan atau kesaktian yang dimiliki oleh dukun juga diperoleh
dengan melakukan laku atau bertapa yang disiplin. Maka tidak heran apabila
dukun sering melakukan puasa, tapa, atau semedi. Cara-cara inilah yang membuat
orang-orang percaya bahwa dukun mendapatkan kekuatan supranatural dengan
cara-cara tersebut. Seorang dukun biasanya merangkap menjadi dua atau tiga
dukun contohnya seorang dukun bisa menjadi dukun perewangan merangkap
menjadi dukun petangan dan dukun susuk.22
C. Latar Belakang Pengobatan Alternatif di Padepokan Semar Mesem
1. Pengobatan Alternatif di Padepokan Semar Mesem
Padepokan Semar Mesem didirikan oleh Sumardi pada tahun 1979 di
Pucang Sawit, Surakarta, Jawa Tengah dan digunakan sebagai klinik pengobatan
alternatif. Sumardi lahir di Sukoharjo 21 Pebruari tahun 1954. Lahir dari orang tua
yang bermata pencaharian sebagai petani menjadikan Sumardi hidup sederhana
dan seadanya. Pendidikannya hanya sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Walaupun demikian Sumardi merupakan generasi ketiga dalam menjalankan
praktik pengobatan yang diwarisi dari Eyang dan Ayahnya pada tahun 1971. Wiro
Karso adalah Kakek Sumardi yang pada tahun 1940-an merupakan seorang buruh
tani di desa Jati Bedug 5 kilometer dari Kota Wonogiri yang hidup serba
kekurangan, hidupnya tidak mampu dan jauh dari kata layak. Dengan kepercayaan
kebatinan Jawa yang dianut yaitu Guru Sejati Sukma Sejati, Mbah Wiro
melakukan suatu laku yaitu semedi atau tapa. Laku tersebut ia lakukan secara
terus menerus hingga datanglah bisikan gaib dari Allah melalui Kiai Semar yang
22
Ibid.
25
dipercaya sebagai tuhannya gaib dalam aliran kepercayaan Guru Sejati Sukma
Sejati. Bisikan gaib tersebut berisi perintah untuk membantu orang yang
kesusahan. Laku dan tapa yang dilakukan membuat Mbah Wira mempunyai
kekuatan supranatural dan kemampuan untuk menyembuhkan orang. Kekuatan
dan ilmu tersebutlah yang diturunkan kepada anak dan cucunya.23
Pada tahun 1972, ketika berumur 18 tahun Sumardi mendapatkan bisikan
gaib pertama dari Eyang Semar yang mendatanginya dalam wujud suara melalui
mimpi hingga tiga kali. Isi bisikan gaib tersebut mengharuskan Sumardi untuk
melakukan beberapa laku. Laku tersebut adalah Tapa mega , Tapa Nafsu, Tapa
Ngere, dan Tapa Ngedan.24
a. Tapa Mega
Tapa Mega adalah melakukan puasa selama 24 jam penuh dan
mengharuskan Sumardi untuk merokok tanpa henti dari mulai terbitnya matahari
hingga tenggelamnya matahari lagi. Rokok tersebut tidak boleh mati, tidak boleh
berhenti, dan tidak boleh terputus. Apabila Sumardi menghisap rokok, dan rokok
tersebut akan habis maka Sumardi harus menyalakan rokok yang baru. Dalam
melakukan laku tersebut Sumardi menghabiskan hingga 37 bungkus rokok.
b. Tapa Nafsu
Tapa nafsu atau laku Tumurun widodari sewu (turunnya seribu bidadari).
Laku tumurun widodari sewu adalah laku yang mengharuskan Sumardi untuk
menahan nafsu selama 41 hari disebuah tempat prostitusi. Laku tersebut dilakukan
23
Wawancara dengan Sumardi, 7 Maret 2016
24
Wawancara dengan Sumardi, 7 Maret 2016
26
pada malam hari di daerah Silir, Solo. Selama 41 hari tersebut Sumardi harus
hidup diperkumpulan para Pekerja Seks Komersil (PSK). Laku tersebut bertujuan
untuk menguji kuat tidaknya Sumardi untuk menahan nafsu untuk tidak
mendekati hingga berhubungan badan dengan Pekerja Seks Komersil (PSK).25
c. Tapa Ngere
Tapa Ngere adalah laku yang mengharuskan Sumardi menjadi
gelandangan selama 41 hari. Sumardi melakukan laku tersebut di daerah Alun-
Alun Kidul Surakarta. Untuk makan dan minumpun Sumardi diharuskan untuk
makan dari sisa orang yang sudah dibuang. Untuk tidur juga tidak memakai alas.
Hidup Sumardi seperti wong kere (orang miskin) ketika melakukan laku
tersebut.26
d. Tapa Ngedan
Tapa ngedan adalah laku yang mengharuskan Sumardi untuk hidup dan
bertingkah laku seperti orang gila pada umumnya. Sumardi melakukan laku ini
dengan berjalan kaki dari Jogja ke Solo dengan menggunakan kaos lengan
panjang, celana panjang warna hitam dan memakai caping yang diambilnya dari
orang-orangan sawah didaerah Ceper. Sumardi melakukan perjalanan tanpa
menggunakan alas kaki. Pakaian dan sepatu yang sebelumnya digunakan Sumardi
dibungkus dengan menggunakan klarah diikat dan dipikul dengan menggunakan
pring. Panas terik, Hujan Angin dilalui Sumardi dengan berjalan kaki. Sesekali
apabila merasa letih, Sumardi beristirahat dipinggir jalan, makan dan minum juga
25
Wawancara dengan Sumardi, 7 Maret 2016 26
Wawancara dengan Sumardi, 7 Maret 2016
27
mengais sampah mencari sisa makanan dan minuman orang. Laku ini dilakukan
kurang lebih selama 41 hari dan dapat berhenti apabila ada orang yang menyebut
Sumardi sebagai orang gila. Laku-laku tersebut agar dapat membantu orang
banyak dalam hal pengobatan atau membantu dalam hal lainnya.27
Tahun 1972 Setelah melakukan beberapa laku tersebut Sumardi
mendapatkan bisikan gaib kedua dari Eyang Semar yang berisi perintah untuk
menolong dan membantu menyembuhkan orang. Dari bisikan gaib tersebut maka
pada tahun 1979 Sumardi mendirikan Padepokan Semar Mesem sebagai klinik
pengobatan alternatif.28
Selain laku-laku yang telah dijelaskan sebelumnya, Sumardi juga kerap
melakukan tapa. Tapa mempunyai arti memisahkan diri dari kehidupan
masyarakat, sehingga individu dapat berkonsentrasi sepenuhnya menenggelamkan
diri dalam peribadatan berhubungan dengan yang Gaib.29
Pertapa adalah orang
yang bertapa. Dengan bertapa dan berhubungan dengan yang gaib, biasanya
pertapa mendapat ilmu dan menguasai ilmu gaib sebagai bakal atau dasar dalam
menjalani kehidupannya. Tapa adalah suatu usaha yang bertujuan untuk mencapai
derajat yang lebih tinggi dalam mencapai ilmu gaib, sebagai awal dari segala
27
Wawancara dengan Sumardi, 7 Maret 2016 28
Wawancara dengan Sumardi, 7 Maret 2016 29
https://tgoehblog.wordpress.com/pengertian-pertapaan-tapa-atau-
bersemedi/ (diakses pada tanggal 4 Agustus 2016)
28
sesuatu yang mulia, biasanya dilakukan ditempat sepi, sunyi, jauh dari kerumunan
dan dilakukan dalam kurun waktu tertentu.30
Tapa dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu tapa dari kekuatan fisik
dan tapa dari kelakuan mental. Tapa fisik adalah tapa yang bertujuan untuk
menghancurkan hawa dan nafsu, keinginan atau kecenderungan pikiran serta
perasaan. Tapa mental adalah tapa yang bertujuan untuk membina kemampuan
konsentrasi pertapa memusatkan segala pikiran kepada satu titik yang ia
renungkan dan tujukan yaitu ilmu gaib itu sendiri. Tapa bertujuan untuk mencari
kesaktian, mendapatkan wangsit atau bisikan gaib, dan meminta bisikan ghaib.31
Sumardi melakukan tapa ditempat-tempat yang sepi dan mistis dibeberapa tempat
di pulau Jawa antara lain di Gunung Lawu Kahyangan Pringgodani, Alas Krendo
Wahana, Gua Langse Jogja, dan Gunung Keruk.32
Dalam bertapa, Sumardi hanya dibolehkan untuk makan pupus daun dan
meminum embun. Tidak hanya bertapa diatas batu, didalam gua, atau dibawah
pohon besar, Sumardi juga kerap kungkum (berendam) disungai. Selain bertemu
dengan Eyang Semar, dalam semedi atau tapanya Sumardi juga bertemu dengan
Kanjeng Ibu Ratu Kidul atau dikenal sebagai Nyi Roro Kidul, Ratu Jin yang
dipercaya sebagai penenang segara (laut) Jawa seisinya. Kanjeng Ratu Kidul
datang dan memberikan petuah dalam semedinya untuk membantu orang-orang
yang meminta bantuan kepada Sumardi. Untuk membalas apa yang diberikan
30
Ibid 31
Ibid
32
Wawancara dengan Sumardi, 7 Maret 2016
29
Ratu Kidul kepada pulau Jawa dan kepada dirinya. Sumardi selaku penasehat
spiritual Keraton Solo setiap bulan Sura melakukan Datang Asok Glondhong
Pengareng-areng yaitu memberikan sesaji kepada Kanjeng Ibu Ratu Kidul
sebagai rasa terima kasih dengan melarungkan sesaji di Pantai Selatan Pulau
Jawa, seperti Pantai Parang Tritis dan Pantai Parang Kusumo. Dengan bersemedi
atau bertapa, sumardi mengaku banyak mendapatkan wangsit atau bisikan gaib.
Wangsit itu datang hanya berupa suara tidak ada wujud yang berbicara seperti
bisikan gaib, aku Sumardi.33
Tapa-tapa tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
menambah spiritualitas dan meningkatkan kekuatan gaib demi membantu dan
menyembuhkan orang lain.34
Kekuatan gaib secara antropologi dikenal dengan istilah magis. Menurut
R. Firth magis dimaksudkan sebagai suatu ritus dari doa-doa dan mantera-
mantera yang diucapkan, yang menegaskan hasrat seseorang kepada alam atas
dasar kepercayan pada daya menguasai manusia untuk maksud yang nyata.35
Magis ini terdapat apabila manusia dengan pengalamannya hendak mempengaruhi
alam untuk menggenggam sendiri nasibnya dan sebagian nasib orang lain, jika
tidak seluruhnya.36
33
Wawancara dengan Sumardi.,7 Maret 2016.
34
Wawancara dengan Sumardi.,7 Maret 2016. 35
Harsojo., Pengantar Antropologi Indonesia, (Bandung: Putra Abordin,
1999), hlm. 229.
36
H. TH. Fischer, Pengantar Antropologi Kebudayaan Indonesia.,
(Surabaya: PT Pembangunan, 1980), hlm. 142.
30
2. Lambang Semar Mesem
Padepokan Semar Mesem didirikan pada tahun 1979 selain sebagai
klinik pengobatan alternatif juga merupakan suatu wadah aliran kebatinan Guru
Sejati Sukma Sejati yang dianut oleh Sumardi. Guru Sejati Sukmo Sejati adalah
guruku yo sukmaku, sukmaku yo guruku. Guruku adalah sukmaku, sukmaku
adalah guruku. Suatu aliran kepercayaan yang mempercayai guru sejati yaitu guru
yang ada didalam diri seseorang masing-masing37
Guru sejati adalah guru yang bersifat gaib, tidak berwujud fisik,
keberadaannya misterius. Guru sejati merupakan figur gaib yang akan
menunjukan hidup manusia ke jalan lurus sebagai pandam, pandom, dan
panduming dumadi. 38
Guru sejati juga disebut an-nafs an-natiqah atau an-nafs-
muthmainah, dalam terminologi Arab yang berarti penasihat spiritual bagi jiwa.39
Dalam jiwa manusia harus didampingi oleh guru sejati karena tanpa didampingi
guru sejati, maka manusia akan dikalahkan oleh nafsu yang berasal dari jasad,
raga atau organ tubuh manusia.
Demi bertemu guru sejati seseorang harus memenuhi syarat utama.
Syarat tersebut dilakukan dengan laku prihatin, yakni selalu mengolah rasa, mesu
budi, maladi hening, mengolah batin dengan cara membersihkan hati dari hawa
nafsu, dan menjaga kesucian jiwa dan raga. Orang yang dapat bertemu dengan
guru sejati adalah orang yang terpilih. Figur guru sejati dalam kosmologi Jawa
37
Wawancara dengan Sumardi.,7 Maret 2016.
38
Suwardi Endraswara., Guru Sejati (Yogyakarta, Narasi, 2014), hlm. 2.
39
Ibid., hlm. 5.
31
adalah Pancer. Pancer merupakan sentral kehidupan manusia yang dilingkupi
oleh saudara sejati yang sering menggoda. Sedulur papat keblat lima pancer atau
keblat papat lima pancer, sedulur papat sebagai perlambangan empat unsur badan
manusia yang mengiringi seseorang sejak lahir didunia. Ketika seseorang lahir
didahului oleh keluarnya air ketuban, kemudian bayi lahir disertai darah dan
daging kemudian disusul ari-ari atau plasenta. Sedulur papat terdiri dari unsur
kawah atau ketuban sebagai kakak, darah dan daging sebagai dulur kembar, dan
ari-ari sebagai adik. Jika keempat unsur itu disatukan maka jadilah jasad, yang
kemudian dihidupkan oleh roh sebagai unsur kelima yakni pancer.40
Guru sejati dibayangkan sebagai figur yang dapat membimbing pribadi
orang, menemukan kebahagiaan hidup orang Jawa. Sukma sejati yang berada
didalam pribadi orang Jawa diyakini sebagai guru sejati. Sukma sejati itulah yang
menghidupkan laku-laku spiritualitas orang Jawa. Sukma sejati adalah figur
abstrak yang ada didalam diri manusia. Sukma sejati dipandang sebagai menara
agung dalam diri manusia. Apabila orang Jawa mampu berdialog dan menaklukan
sukma, maka akan muncul guru sejati sebagai pembimbing dirinya.41
Lambang Aliran Kepercayaan Guru Sejati Sukma Sejati adalah Semar,
salah satu tokoh Punakawan dalam pewayangan. Dalam cerita pewayangan
Mahabharata sang guru sejati merupakan seorang guru yang memiliki kelebihan
40
Ibid., hlm. 12.
41
Ibid., hlm. 38.
32
luar biasa dibanding guru-guru lainnya, memberikan ilmu kepada muridnya
dengan ikhlas, mengajar Pandawa dan Korawa.42
Sama halnya dengan aliran kepercayaan Guru Sejati Sukma Sejati.
Pengobatam Alternatif Semar Mesem juga menggunakan Lambang atau Simbol
Kiai Semar sebagai identitas diri. Secara fisik sosok Semar ini tidak begitu baik,
tidak gagah, dan berbadan gemuk, namun Semar merupakan penjelmaan dari
Hyang Ismaya yaitu Dewa yang paling berkuasa di Pulau Jawa yang juga
merupakan kakak Dewa utama Bathara Guru atau Syiwa.43
Tokoh Semar sebagai
sang pamomong, Semar merupakan simbol seluruh rakyat nusantara, simbol
pamomong nusantara. Semar adalah seorang Batara atau Dewa yang bernama asli
Sang Hyang Ismaya putra dari Sang Hyang Tunggal, Semar sebagai pengasuh dan
penasehat Pandawa, Semar merupakan sosok panutan, sederhana, dan bijaksana.
Semar dapat diartikan guru sejati sukma sejati yang ada dalam diri seseorang.
Guru sejati sendiri merupakan hakekat tertinggi dalam raga manusia. Maka
hakekat guru sejati tersebut digambarkan oleh Semar yang memiliki kekuatan
Sabda Pendita Ratu, yang mempunyai ludah api. Apa yang diucapkan adalah
kehendak dari Tuhan.44
42
Ibid., hlm. 213.
43
Frans Magnis Suseno., Loc.cit.
44
Wawancara dengan Sumardi., 7 Maret 2016.
33
Gambar 1
Lambang Semar Mesem
Foto : Koleksi pribadi penulis
3. Tujuan Pengobatan Alternatif di Padepokan Semar Mesem
Tujuan pengobatan alternatif di Padepokan Semar Mesem adalah selalu
memberikan kesejahteraan warga atau pasien yang datang ke Padepokan Semar
Mesem. Kesejahteraan disini adalah memberi bantuan apabila ada orang atau
pasien yang datang untuk meminta sembuh dari penyakit (medis atau non medis)
sehingga Sumardi akan memberitahukan petunjuk apa saja yang harus dilakukan
atau yang harus dihindari.45
Pengobatan Alternatif seperti di Padepokan Semar Mesem banyak
didatangi pasien karena alasan ekonomi dan efisiensi waktu. Dengan datang ke
pengobatan alternatif masyarakat tidak membuang banyak waktu dan tidak
membuang banyak biaya. Pasien cukup datang dan mengutarakan maksud
kedatangannya, misalnya mengeluh sakit dan meminta disembuhkan,
mengutarakan rencana pernikahan anak dan meminta ditunjukan hari baik untuk
45
Wawancara dengan Sumardi., 7 Maret 2016.
34
pelaksanaan upacara dan perhelatan supaya kegiatan berlangsung lancar,
memintra petunjuk dan doa untuk menemukan kembali barang yang hilang. Atau
meminta srono untuk meminta kelancaran jodoh dan memperlancar karir atau
usaha. Dengan mengutarakan maksud maka Sumardi akan memberikn arahan atau
perintah yang harus dilakukan atau yang harus dihindari oleh pasien yang datang.
Pasien biasanya akan menuruti dan melaksanakan petunjuk yang harus dilakukan.
Setelah itu hanya menunggu hasilnya. Sebagian masyarakat yang datang kepada
Sumardi adalah orang yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dimana mereka
tidak dapat membayar pengobatan medis seperti dokter atau rumah sakit.46
46
Wawancara dengan Sumardi., 7 Maret 2016.
top related