bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulueprints.mercubuana-yogya.ac.id/1000/3/bab 2.pdf ·...
Post on 06-May-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari penelitian penelitian
sebelumnya sabagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang
sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam
rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan
dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah. Beberapa penelitian
terdahulu diantaranya adalah:
Peneliti sebelumnya dilakukan oleh Mariska Meidila, dalam penelitian ini peneliti
tersebut membahas tentang “Aktivitas Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Wakatobi dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata Wakatobi Sulawesi
Tenggara”. Penelitian ini memberikan deskripsi mengenai aktivitas promosi pariwisata dalam
meningkatkan kunjungan wisata wakatobi dan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung
dan penghambat aktivitas promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam melakukan teknik
pengumpulan data, peneliti melakukan observasi, yaitu penelitian langsung dilapangan
dengan melakukan wawancara langsung kepada informan yang dianggap mampu
memberikan keterangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah Jumlah wisatawan yang meningkat sejak tahun
2007. Meningkatnya kunjungan wisatawan dipengaruhi oleh faktor pendukung, yaitu objek
wisata yang banyak dan menarik serta perkembangan sarana dan prasarana, faktor
penghambat, yaitu sumber daya manusia yang kurang menyadari pentingnya menjaga dan
melestarikan lingkungan laut di wakatobi.
Lalu penelitian kedua dari Serli Wijaya dalam penelitian ini peneliti tersebut
membahas tentang “Implementasi Membership Card dan Pengaruhnya dalam Meningkatkan
Loyalitas Pengunjung Restoran di Surabaya”. Penelitian ini memberikan deskripsi mengenai
pengaruh program membership cards yang dijalankan oleh banyak restoran di Surabaya
dalam membangun loyalitas pengunjung terhadap restoran yang bersangkutan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan ekplanatif.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam melakukan teknik
pengumpulan data, peneliti melakukan Survei baik dengan wawancara tatap muka (face-to-
face interview) dan wawancara lewat telepon. Wawancara dilakukan dengan menggunakan
kuisioner sebagai instrumen pengumpul data, dalam kurun waktu 3 bulan, mulai dari bulan
Agustus sampai bulan Oktober 2007. Mengingat jumlah sampel minimal yang harus diambil
adalah sebanyak 271 orang, maka penulis membagikan kuesioner sebanyak 300 eksemplar.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kuesioner yang tidak valid akibat tidak lengkap diisi
maupun kuesioner yang tidak dijawab dengan tepat oleh responden.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah terungkap bahwa variabel kepuasan memberikan
pengaruh yang signifikan dalam membangun loyalitas pengunjung pada restoran. Namun
demikian, kemampuan variabel kepuasan dalam menjelaskan variasi atau mempengaruhi
tingkat loyalitas pengunjung sangat kecil yaitu hanya sebesar 18,1%. Meski dapat dikatakan
bahwa program membership card cukup efektif dalam membuat pengunjung yang merupakan
pemilik membership card setia kepada restoran, namun sebenarnya loyalitas pengunjung
sebagian besar dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar kepuasan mereka terhadap program
membership card.
Penelitian ketiga adalah penelitian dari Deasy Permana Putri yaitu Strategi
Komunikasi Pemasaran Coffee Toffee Dalam Meningkatkan Jumlah Konsumen (Studi
Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Coffee Toffee Dalam Meningkatkan
Jumlah Konsumen). Penelitian ini bertujuan menggambarkan strategi komunikasi pemasaran
yang dilakukan Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumennya berdasarkan teori
Kotler (1997:46) yaitu Bauran Pemasaran yang terdiri dari Empat P (4P) yaitu product
(produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi).
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian deskriptif yang
melukiskan fakta secara factual dan cermat serta penelitian kualitatif yang berarti
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan cara statistik atau
pengukuran. Penelitian ini mendeskripsikan strategi pemasaran yang dilakukan oleh owner
atau pemilik Coffee Toffee dengan dibantu oleh Manager of Division PR & Promotion yang
meliputi Product (produk). Price (harga), Place (tempat). Kemudian P keempat adalah
Promotion (promosi). Data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan
Manager Divisi Promosi dan Humas selaku perwakilan dari owner Coffee Toffee sebagai key
informan dan beberapa konsumen sebagai informan sekaligus untuk menguji keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan Coffee Toffee dalam meningkatkan jumlah konsumennya adalah dengan
promotion (promosi).
Lalu penelitian selanjutnya adalah penelitian dari saya yaitu Aktivitas Marketing
Communication dalam meningkatkan jumlah pengunjung di The Royale Krakatau Hotel.
Cilegon merupakan salah satu kota dari Provisi Banten yang memiliki potensi pariwisata.
Saat ini kota Cilegon sedang gencar melakukan perbaikan-perbaikan fasilitas untuk keperluan
pariwisata salah satunya adalah pembangunan hotel di sejumlah titik di kota Cilegon.
Kegiatan ini membuat salah satu hotel yang notabenenya sudah lama berdiri yaitu The
Royale Krakatau Hotel yang sempat terpengaruh oleh persaingan hotel-hotel yang baru
berdiri di kota Cilegon.
Marketing Communication merupakan kegiatan yang dilakukan oleh bagian
marketing dan communication, yang mana dalam kegiatan tersebut marketing dan
communication bersinergi dalam melakukan perencanaan, pengenalan, dan pengevaluasian
suatu produk atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat umum atau sebagai konsumen.
Pada dasarnya, dalam setiap perusahaan maupun perhotelan membutuhkan Marketing
Communication sebagai kegiatan yang mengatur proses dalam merencanakan produk dan
pengevaluasian produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Teori yang digunakan yaitu
Relationship Management Theory oleh Ledingham, Relationship Management Theory
menjelaskan dalam suatu organisasi perlu melakukan relasi dengan publiknya, baik publik
internal maupun publik eksternal dan ini akan menciptakan keselarasan dalam berdampingan,
dan konsep strategi Marketing Communication yang dipaparkan oleh Kotler.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data
Observasi dan wawancara serta menggunakan dua narasumber yang diantaranya menjadi key
informan yaitu Manager sales and marketing, Public Relation. Sedangkan empat orang
konsumen menjadi informan pendukung. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu
Marketing Communication The Royale Krakatau Hotel dalam upaya meningkatkan jumlah
pengunjung melalui kegiatan strategi komunikasi pemasaran yaitu product, price, place, dan
promotion. Hal tersebut dilakukan untuk lebih meningkatkan jumlah pengunjung, sekaligus
mempromosikan hotel agar tidak sepi.
2.2 Kerangka Konseptual
2.2.1 Komunikasi
Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan pengertian dari komunikasi.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara
sama, jadi secara garis besarnya, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-
unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian. Pada hakikatnya
komunikasi adalah pernyataan berupa pesan antar manusia, dimana ada proses interaksi
antara dua orang atau lebih untuk tujuan tertentu. Adapun pengertian Komunikasi sebagai
berikut :
“Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin
communis yang berarti sama dengan communico, communication, atau communicare yang
berarti membuat sama (to make common. Istilah pertama (communis) adalah istilah yang
paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata – kata
Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau
suatu pesan dianut secara sama .” 1
Berkaitan dengan pengertian di atas komunikasi memiliki pesan yang diantut secara
sama yang akan disampaikan oleh setiap manusia. Komunikasi merupakan salah satu syarat
bagi berlangsungnya hubungan antar manusia atau interaksi sosial diantara sesama manusia.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang harus selalu berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal yang biasa terjadi di dalam
kehidupan manusia, seperti komunikasi yang dilakukan oleh setiap pekerja The Royale
Krakatau Hotel. Seseorang melakukan komunikasi karena ingin mengadakan hubungan
dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan fungsi komunikasi sebagai fungsi sosial, yang
menurut Deddy Mulyana:
“Komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang
lain.” 2
2.2.2 Bauran Komunikasi Four of P’s (4P)
1 Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Medpress: Yogyakarta, Hlm 5. 2 Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya: Bandung, hlm 5.
Menurut Stanton (1995) dalam buku Husein Umar bahwa pemasaran meliputi
keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan
merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-
barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang
potensial.
Jangkauan pemasaran sangat luas,berbagai tahap kegiatan harus dilalui oleh barang
dan jasa sebelum sampai ke tangan konsumen, sehingga ruang lingkup kegiatan yang luas itu
disederhanakan menjadi empat kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran
pemasaran (marketing mix) atau 4P yaitu product, price, place, dan promotion. Berikut
penjelasan dari keempat bauran pemasaran 4P:3
1. Product
Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian
untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau
kebutuhan. Yang termasuk dalam produk selain bentuk fisik juga jasa atau layanan.
2. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengna manfaat dari memiliki
atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh penjual untuk satu
harga yang sama terhadap semua pembeli.
3. Distribusi (Place)
Sebagian besar produser menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan
produk khususnya barang dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu
3 Umar, Husein. 2002. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, Hlm 31.
sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses
yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi
oleh konsumen atau pengguna industrial.
4. Promosi
Pemasaran tidak hanya membicarakan mengenai produk, harga produk dan
mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada
masyarakat agar produk itu dikenal dan ujung-ujungnya dibeli.
Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efesien dapat dimasukan
sebagai bagian dari konsep bauran pemasaran (Marketing Communication Mix). Dengan
demikian yang dimaksudkan dengan komunikasi pemasaran adalah juga Marketing
Communication mix. Berikut kegiatan yang dimaksud yaitu Marketing Communication
(komunikasi pemasaran) di kutipan dalam buku Soemanagara menurut Kotler menyebutkan
beberapa yang dimaksud dengan marketing mix, yaitu: Kotler juga menyebutkan bahwa
marketing mix terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi (product, price, promotion,
dan place), atau yang bisa dikenal dengan istilah „Four of P’s’.4 Dalam konsep komunikasi,
product dihubungkan dengan solusi pelanggan (customer solution),price dihubungkan
dengan biaya pelanggan (customer cost), place dihubungkan dengan kenyamanan
(convenience), sedang promotion dihubungkan dengan komunikasi (communication). Empat
konsep ini sering juga diistilahkan dengan bauran komunikasi (communication mix) Four
C’s’. Relasi Antara Bauran Pemasaran dan Bauran Komunikasi Four of P’s Four of C’s.
4 Soemanagara, Rd. 2012. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Alfabeta:
Bandung, hlm 3.
Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan akan produk/jasa yang terdiri dari “empat P” yaitu:5
1. Produk (product)
Kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran
meliputi : ragam, kualitas, desain, nama merek, dan kemasan.
2. Harga (price)
Sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk meliputi:
daftar harga, diskon potongan harga, periode pembayaran, dan persyaratan kredit.
3. Tempat (place)
Kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran meliputi:
Lokasi, saluran distribusi, persediaan, transportasi dan logistik.
4. Promosi (promotion)
Berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan
membelinya meliputi : Iklan dan promosi penjualan.
Program pemasaran yang efektif harus dapat memadukan semua elemen bauran
pemasaran ke dalam suatu program komunikasi pemasaran yang akan dirancang untuk
5 Kriyantono, Rachmat. 2012. Public Relation Writing: Teknik Produksi, Media Public Relations dan Publisitas
Korporat. Kencana Prenada Media Group: Jakarta, hlm 59.
mencapai tujuan komunikasi pemasaran perhotelan dengan memberikan nilai bagi konsumen.
Berikut penjelasan dari relasi bauran komunikasi „Four C’s’ yaitu:6
1. Solusi Pelanggan (Customer Solution)
Produk dapat membantu dan mampu memecahkan masalah konsumen.
2. Biaya Pelanggan (Customer Cost)
Harga yang dibayarkan konsumen untuk membeli produk tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya.
3. Kenyamanan (Convenience)
Produk tersebut mampu menyenangkan konsumen karena mudah diperoleh di mana-
mana.
4. Komunikasi (Communication)
Produsen melakukan komunikasi produk kepada konsumen secara benar dan tepat
sasaran.
2.2.3 Marketing Communication
Dalam aktifitas pemasaran, sebuah perhotelan melakukan usaha untuk menemukan
dan menghasilkan produk atau jasa, menetapkan harga, dan melakukan Marketing
Communication (komunikasi pemasaran) untuk memberikan informasi kepada konsumen
bahwa produk atau jasa yang disediakan mereka dapat memuaskan konsumen. Dalam
6 Soemanagara, Rd. 2012. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Alfabeta:
Bandung, hlm 3.
Marketing Communication (komunikasi pemasaran) juga terdapat pendekatan pada seluruh
aspek komunikasi sehingga pesan yang disampaikan mencapai target pasar yang lebih luas
serta penguatan pengaruh dan ingatan yang lebih efesien terhadap pelanggan. Pengertian dari
Marketing Communication (komunikasi pemasaran) yaitu:
“Marketing Communication (komunikasi pemasaran) merupakan aplikasi komunikasi yang
ditujukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan.” 7
Kegiatan Marketing Communication (komunikasi pemasaran) dalam pengertian di
atas yang telah di aplikasikan oleh The Royale Krakatau Hotel untuk meningkatkan jumlah
pengunjung. Hubungan antara kegiatan pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan
yang erat. Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang diartikan sama
antara individu kepada individu, individu kepada kelompok, kelompok pada kelompok dan
kelompok kepada massa. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, artinya
tidak sesederhana seperti ketika kita berbincang-bincang dengan rekan sekantor, atau dengan
keluarga di rumah. Bentuk komunikasi yang lebih rumit mendorong penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dilakukan melalui sejumlah strategi komunikasi yang
canggih, setelah melewati proses perencanaan yang matang. Strategi komunikasi pemasaran
(Marketing Communication) yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian yang
disebabkan oleh kegiatan promosi yang tidak efekif dan efesien.
Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efesien dapat dimasukan
sebagai bagian dari konsep bauran pemasaran (Marketing Communication mix). Komunikasi
pemasaran yang dimaksudkan Soemanagara ialah penggabungan dari lima model komunikasi
dalam pemasaran yaitu:
7 Soemanagara, Rd. 2012. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Alfabeta:
Bandung, hlm 3.
“advertising, sales promotion, Public Relations, personal selling, directselling, event, dan
exhibition.” 8
Berikut penjelasan dari lima model komunikasi dalam pemasaran:
1. Advertising
“Menurut definisi Institute Of Practitioners In Advertising (IPA), periklanan
mengupayakan suatu pesan penjualan yang sepersuasif mungkin kepada calon
pembeli yang paling tepat atas suatu produk berupa barang atau jasa tertentu dengan
biaya yang semurahmurahnya.”9
“Iklan dapat dapat dipakai untuk membangun citra jangka panjang sebuah produk
atau seketika bisa mendorong terjadinya penjualan. Secara efisien, iklan mampu
menjangkau calon pembeli walau letaknya berjauhan” 10
2. Sales promotion
“Sales promotion atau Promosi penjualan merupakan aktivitas pemasaran yang
mengusulkan nilai tambah dari suatu produk (untuk mendapatkan lebih dari sekedar
yang ada dari nilai produk) dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mendorong
pembelian konsumen, efektivitas penjualan, atau mendorong upaya yang dilakukan
oleh tenaga penjualan (sales force).” 11
8 Soemanagara, Rd. 2012. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Alfabeta:
Bandung, hlm 1.
9 Jefkins, Frank. 2015. Public Relation. Erlangga: Jakarta, hlm 11.
10 Sulaksana, Uyung. 2003. Integrated Marketing Communication: Teks dan Kasus. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, Hlm 25.
11 Hernawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Erlangga: Jakarta, hlm 127.
“Sales promotion didefinisikan sebagai arahan langsung dimana terjadinya
pengoperan nilai atau intensif terhadap produk kepada kekuatan penjualan,
distribusikan dengan tujuan utama terjadinya penjulan secara langsung.”12
3. Public Relations
“Menurut kamus IPR (Institute of Public Relations) adalah disiplin ilmu yang
menangani reputasi, dengan tujuan memperoleh pemahaman, dukungan, dan
mempengaruhi opini serta perilaku. Public Relations adalah usaha yang terencana dan
berkesinambungan untuk membangun dan mempertahankan hubungan baik serta
saling pengertian antara sebuah organisasi dengan publiknya”13
“Menurut Dr. Rex Harlow Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan
mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan
publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama;
melibatkan manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif;
bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan
penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana
utama.”14
4. Personal selling
12 Soemanagara, Rd. 2012. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Alfabeta:
Bandung, hlm 41. 13 Gregory, Anne.2005. Public Relations dalam praktik. Erlangga: Jakarta, Hlm 15. 14 Ruslan, Rosady.2016. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Rajawali Pers: Jakarta, hlm 16.
“Personal selling atau penjualan personal adalah komunikasi langsung (tatap muka)
antara penjual dan calon pelanggan dan membentuk pamahaman pelanggan terhadap
produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.”15
5. Direct Marketing
“Pemasaran langsung adalah pendekatan pemasaran yang bersifat bebas dalam
menggunakan saluran distribusi dan komunikasi pemasaran, yang memungkinkan
perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam berhubungan dengan konsumen.”16
“Direct marketing adalah bagian dari program komunikasi pemasaran. Pasar tidak
dicapai apabila kita hanya menggunakan salah satu cara atau medium saja, namun
marketing strategy effective adalah dengan memasuki pasar dengan berbagai cara dan
medium melalui dengan perhitungan yang tepat”.17
6. Event (Penyusunan program acara)
“Merancang acara tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special events)
yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan obejek tertentu yang khusus sifatnya
untuk mempengaruhi opini publik.” 18
15 Hernawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Erlangga: Jakarta, hlm 104.
16 Hernawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Erlangga: Jakarta, hlm 183. 17 Soemanagara, Rd. 2012. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Alfabeta:
Bandung, hlm 37.
18 Ruslan, Rosady.2016. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Rajawali Pers: Jakarta,
hlm 231.
Pengertian dari special events menurut kalangan pakar komunikasi/Public Relations
dikutip dari Macnamara (1995:154), yaitu antara lain yang dihimpun dari berbagai
sumber, sebagai berikut:
„A special events is an event of which usually produce to gain favourable attention in
media for your client, your company or your product. It may also be designed to
convey of specific massage about your company: for example the fact of your
company provides equal employment opportunity, is a good place to work, is a
sociality responsible corporate citizen, is good neighbor, is interested in progress for
woman, manufactures fine product, or is as substantial taxpayer in community. A
special even might also be product launch or a product publicity event”.
(Spesial events adalah sebuah event yang biasa dilakukan untuk mendapatkan
perhatian pada media untuk klien, perusahaan, atau produk anda. Event tersebut juga
dapat didisain untuk mentransferkan pesan spesifik tentang produk anda contohnya,
fakta yang menunjukan bahwa perusahaan anda memberikan kesempatan yang sama
kepada semua pekerja, perusahaan tersebut merupakan tempat yang tepat untuk
bekerja, bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial, merupakan tetangga yang
baik, memberikan tempat kepada kemajuan wanita, memproduksi produk berkualitas
nomor satu atau perusahaan tersebut merupakan pembayaran pajak yang patuh.
Sebuah special events dapat juga berupa peluncuran produk atau publisitas produk).19
7. Exhibition (Pameran )
Exhibition (Pameran) adalah kegiatan yang menunjukan sesuatu kepada orang banyak
mengenai kelebihan dan keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut. Secara umum
sebenarnya pameran merupakan suatu media promosi dan iklan yang bertujuan
memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan harapan mereka
tertarik dan kemudian membelinya.20
19 Ruslan, Rosady.2016. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Rajawali Pers: Jakarta, hlm 232. 20 Ruslan, Rosady.2016. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Rajawali Pers: Jakarta, hlm 239.
Exhibition atau Pameran di dalam bidang kehumasan dikenal dengan nama Humas
eksibisi. Humas eksibisi yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi humas melalui
penyelenggaraan pameran atau eksibisi. Pada umumnya, eksibisi dagang atau
pameran-pameran yang terbuka untuk umum merupakan suatu media iklan, karena
tujuan penyelenggaraan eksibisi atau pameran tersebut adalah untuk memperkenalkan
suatu produk kepada masyarakat agar mereka lantas tertarik, kemudian membelinya.21
Kegiatan berdasarkan uraian di atas terhadap Marketing Communication The Royale
Krakatau Hotel dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan jumlah pengunjung.
Apabila Marketing Communication The Royale Krakatau Hotel melakukan kegiatan tersebut
dengan sangat baik atau secara berkesinambungan. Dengan demikian yang dimaksudkan
dengan komunikasi pemasaran adalah juga Marketing Communication mix. Berikut kegiatan
yang dimaksud yaitu Marketing Communication (komunikasi pemasaran) di kutipan dalam
buku Soemanagara menurut Kotler menyebutkan beberapa yang dimaksud dengan marketing
mix, yaitu: Kotler juga menyebutkan bahwa marketing mix terdiri dari produk, harga,
promosi dan distribusi (product, price,
Dalam konsep komunikasi, product dihubungkan dengan solusi pelanggan (customer
solution),price dihubungkan dengan biaya pelanggan (customer cost), place dihubungkan
dengan kenyamanan (convenience), sedang promotion dihubungkan dengan komunikasi
(communication).
Selanjutnya peneliti hanya memaparkan untuk menjelaskan konsep yang ada dalam
buku Soemanagara. Berkaitan yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah juga
Marketing Communication mix. Namun peneliti akan fokus meneliti pada strategi
21 Jefkins, Frank. 2015. Public Relation. Erlangga: Jakarta, hlm 209.
communication mix yang terdiri diri dari product, price, place, dan promotion pada The
Royale Krakatau Hotel di bab berikutnya.
2.2.4 Hambatan Komunikasi22
Dalam melakukan kegiatan komunikasi tidak mudah untuk mencapai komunikasi
secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah
seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Setiap orang ingin
diperlakukan sebagai pribadi, dan memang setiap orang berbeda, berkaitan dengan perbedaan
itu merupakan tanggung jawab komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan
menyesuaikan isi pesan yang hendak disampaikan dengan kondisi penerima pesan secara
tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon yang diharapkan
dapat dicapai.
Makin besar persamaan orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan makin besar
kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak
komunikasi. Ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi menurut beberapa ahli.
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, ada
beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi
komunikator bila ingin komunikasinya sukses, yaitu sebagai berikut:23
1.Gangguan
22 Soemanagara, Rd. 2012. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Alfabeta:
Bandung, hlm 3.
23 Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. PT Citra Aditya Bakti: Bandung, hlm 45.
Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang sifatnya dapat
diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantik
a.Gangguan mekanik
Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat
fisik.
b.Gangguan semantik
Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya
menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan
bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai
pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan lebih
banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan ini terjadi dalam salah
pengertian.
2.Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu
pesan.
3.Motivasi terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan,
kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang
semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai
dengan motivasinya.
4.Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan
komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap
curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.24
Jika melihat dari uraian di atas berkaitan dengan The Royale Krakatau Hotel yaitu
mempunyai kendala komunikasi dalam menjalankan komunikasi pemasaran. Tidak mudah
memang untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi
menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-
benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Ada beberapa hal
yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator
khususnya pihak Marketing Communication The Royale Krakatau Hotel kalau ingin
komunikasinya sukses.
2.2.5 Relationship Management Theory
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Relationship Management Theory
yang mencerminkan pertumbuhan dalam marketing Public Relations untuk mengatur
hubungan dalam organisasi dan publiknya. Jhon Ledingham dan Steven adalah peneliti
pertama yang memajukan teori hubungan manajemen mengungkapkan.
“Hubungan menjadi inti dari marketing Public Relations dan hubungan memiliki pengertian
sebagai berikut : keadaan yang sudah ada antara organisasi dan publik sasaran dimana
tindakan-tindakan keduanya dapat mempengaruhi ekonomi, sosial, kebudayaan atau politik
satu sama lainnya.” (Stephen Burning, Jhon A. Ledingham, Cheryl Lesko and T. Dean
Tomlison. Journal of organizational culture, communications and conflik, 1997:23 dalam
skripsi Siska Selvia. 2015)25
24 Liliweri, Alo. 2009. Prasangka & Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. Lkis:
Yogyakarta, Hlm 200.
25 Stephen Burning, Jhon A. Ledingham, Cheryl Lesko and T. Dean Tomlison. Journal of organizational culture,
communications and conflik, 1997:23 dalam skripsi Siska Selvia. 2015.
Relationship management theory adalah teori yang mengemukakan bagaimana suatu
organisasi harus membangun relasi dengan publiknya. Tugas marketing Public Relations
pada intinya adalah pada terfokus pembentukan relasi dengan publik, dimana suatu organisasi
atau perusahaan terhubung dengan publiknya sehingga pada akhirnya akan memberikan
dampak bagi hubungan tersebut. Relationship management theory ini menggambarkan
perubahan fundamental pada fungsi dan tujuan dari marketing Public Relations yang tadinya
diukur secara tradisional melalui kuantitas pesan ataupun pemberitaan media massa menjadi
evaluasi berdasarkan kuantitas hubungan antara organisasi dan publiknya.
Relationship management theory, menggeser fokus marketing Public Relations dari
peran komunikator menjadi pembentuk relasi, dengan menggunakan komunikasi sebagai alat
untuk memulai, dan menjaga hubungan organisasi dan publiknya. Teori ini memberikan
kerangka untuk melihat nilai komunikasi yang terjadi dapat diukur dari kualitas dari
hubungan organisasi dan publik mengingat nilai relationship yang cukup besar bagi kalangan
perhotelan, maka perhotelan perlu untuk secara berkesinambungan merancang dan
melaksanakan berbagai program aksi yang dapat menjadi sarana bertemu dan berinteraksi
dengan para publiknya. Dengan kata lain, perhotelan juga harus bersedia untuk memberikan
waktu dan sumber daya yang dimilikinya demi memelihara dan meningkatkan kualitas
hubungan baik dengan para khalayaknya. Relationship managamenet theory melahirkan
konsep organitation Public Relationship yang menjelaskan bagaimana suatu marketing
Public Relations officer menjalankan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara
organisasi dengan publiknya dan menunjukan kriteria-kriteria hubungan yang berkualitas
diantara organisasi dengan publiknya yang pada akhirnya menciptakan hubungan jangka
panjang dan menghasilkan keuntungan bersama.
Dari kesimpulan di atas dapat dipahami bahwa hubungan antara management dengan
publik merupakan kunci penting dalam menjaga siklus naik turunnya kepuasan konsumen,
bahkan ini akan mempengaruhi dampak yang dihasilkan terhadap jasa yang ditawarkan. Teori
ini menitikberatkan pada penciptaan hubungan yang baik pada perhotelan dengan publiknya,
baik internal maupun eksternal. Dalam penelitian ini juga akan diteliti bagaimana marketing
Public Relations The Royale Krakatau Hotel dalam meningkatkan jumlah pengunjung
2.2.6 Strategi
Berdasarkan pada sebuah penelitian akan menghasilkan sebuah strategi untuk
menuntun dan mengarahkan suatu kegiatan penelitian, disinilah peneliti menggunakan
strategi.
“Kata “strategi” adalah berasal dari kata bahasa dalam yunani “strategos” dan menunjuk pada
keseluruhan peran komando seperti sebuah komando umum militer. Dalam bisnis, strategi
menentukan lingkup dan arah suatu pengembangan organisasi dan bagaimana dapat mencapai
strategi yang kompetitif.” 26
Pengertian di atas berkaitan dengan perumusan strategi yang merupakan proses
penyusunan langkah-langkah kedepan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi
organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi
untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. The
Royale Krakatau Hotelmempunyai pesaing yang sangat ketat seperti yang telah dipaparkan di
latar belakang, sehingga strategi yang dikhususkan adalah perencanaan strategi komunikasi.
“Perencanaan strategi Marketing Communication meliputi sejumlah strategi pesan dan visual,
yang secara bertahap mengikuti alur perubahan, dan perubahan tersebut harus diukur secara
tepat melalui riset komunikasi pemasaran (Marketing Communication research).”27
26 Butterick, Keith. 2014. Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik.PT Raja Grafindo Persada: Jakarta,
Hlm 153. 27 Soemanagara, Rd. 2012. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Alfabeta:
Bandung, hlm 5.
2.2.7 Pengunjung atau Konsumen
Bagi sebuah usaha baik itu dibidang pemasaran produk maupun jasa The Royale
Krakatau Hotel sangat membutuhkan konsumen, agar operasional pemasaran produk atau
jasa tersebut dapat berjalan lancar dan berkesinambungan. Sehubungan dengan hal ini, maka
usaha hotel pun patut untuk memperhatikan konsumen, dalam hal ini pengunjung agar
operasionalnya kerap berjalan. Dalam hal ini maka pengunjung atau konsumen .
”Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan. Konsumen dapat dikelompokan yakni konsumen antara dan
konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen, dan pengecer. Mereka membeli
barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan pengguna barang
adalah konsumen akhir. Yang dimaksud konsumen akhir adalah konsumen akhir memperoleh
barang atau jasa bukan untuk dijual kembali,melainkan untuk digunakan, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lain.”28
Untuk cara yang kedua ini, konsumen tidak terlibat dalam suatu hubungan secara
langsung dengan pelaku usaha. Sehingga konsumen tidak mendapatkan perlindungan hukum
dari suatu perjanjian. Untuk itu seharusnya ada perlindungan dari Negara dalam bentuk
peraturan yang melindungi konsumen. Sehingga secara umum konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan
pembelian produk tersebut tersebut untuk dijual kembali, Maka dia disebut pengecer atau
distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen
adalah raja, di mana Konsumen sepatutnya akan dilayani dengan baik oleh produsennya, oleh
karena itu produsen yang memiliki prinsip marketing sudah seharusnya memperhatikan
semua yang menjadi hak-hak konsumen.
28 Suryani, Tatik. 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet. Graha Ilmu: Jakarta, hlm 12.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa konsumen merupakan setiap orang yang
memakai barang atau jasa, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk orang lain demi
tercapainya kepuasan terhadap suatu barang dan jasa. Namun ada beberapa hal yang harus
dipahami oleh The Royale Krakatau Hotel selaku produsen, bahwa semakin banyak
konsumen maka perhotelan akansemakin sulit mengenali konsumennya secara teliti.
Terutama tentang suka atautidaknya konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan
dan alasan yang mendasarinya. Sehingga The Royale Krakatau Hotel dituntut untuk terus
melakukan perbaikan terutama pada kualitas pelayanannya, Hal ini dimaksudkan agar seluruh
barang atau jasa yang ditawarkan akan mendapat tempat yang baik di mata masyarakat selaku
konsumen dan calon konsumen. Karena konsumen dalam memilih barang dan jasa didasari
kebutuhan dan keinginan yang nantinya mempengaruhi penjualan barang atau jasa yang
dibeli atau digunakan konsumen.
top related