bab ii tinjauan pustaka a. pegaganrepository.ump.ac.id/4774/3/bab ii.pdf · sampai 50 mm, helai...
Post on 07-Jan-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pegagan
Gambar 1. Tanaman Pegagan (Edhisambada, 2011)
1. Klasifikasi
Klasifikasi dan tata nama Pegagan sebagai berikut:
Divisi : Embryophyta Siphonogama
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Archychlamydeae (Choripetalae)
Bangsa : Umbelliflorae (Apiales)
Suku : Umbelliferae (Apiaceae)
Marga : Centella
Jenis : Centella asiatica L. (Urban)
2. Nama lokal
Sumatra : Pegagan (Aceh), daun kaki kuda, daun penggaga,
penggaga, rumput kaki kuda, pegagan, kaki kuda
(Melayu), pegago, pugago (Minangkabau).
Jawa : Cowet gompeng, antanan, antanan bener, antanan
gede (Sunda), gagan-gagan, ganggagan, kerobatok,
4
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak..., Try Widyati, Fakultas Farmasi, UMP, 2014
5
panegoang, panigowang, rending, calingan rambat,
pacul gowang (Jawa), gan gagan (Madura).
Nusa Tenggara : Bebele (Sasak), paiduh, panggaga (Bali), Kelai lere
(Sawo).
Maluku : Sarowati (Halmahera), kolotidi manora (Ternate).
Sulawesi : Pegaga, wisu-wisu (Makasar), cipubalawo (Bugis),
hisu-hisu (Salayar)
Irian : Dogauke, gogauke, sandanan.
3. Morfologi Pegagan
Pegagan merupakan terna atau herba tahunan, tanpa batang tetapi
dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang melata, panjang 10
sampai 80 cm. Daun tunggal, tersusun dalam roset yang terdiri dari 2
sampai 10 daun, kadang-kadang agak berambut; tangkai daun panjang
sampai 50 mm, helai daun berbentuk ginjal, lebar dan bundar dengan
garis tengah 1 cm sampai 7 cm, pinggir daun beringgit sampai beringgit-
bergerigi, terutama kearah pangkal daun. Bunga berupa payung tunggal
atau 3 sampai 5 bersama-sama keluar dari ketiak daun kelopak, gagang
perbungaan 5 mm sampai 55 mm, lebih pendek dari tangkai daun. Bunga
umumnya 3, yang ditengah duduk, yang disamping bergagang pendek;
daun pelindung 2, panjang 3 mm sampai 4 mm, bentuk bundar telur; tajuk
berwarna merah lembayung, panjang 1 mm sampai 1,5 mm, lebar sampai
0,75 mm. Buah pipih, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3
mm, berlekuk dua, jelas berusuk, berwarna kuning kecoklatan, berdinding
agak tebal (Depkes RI, 1977).
4. Khasiat
Pegagan berkhasiat untuk meningkatkan vitalitas dan daya ingat,
mengatasi pikun, mengatasi tulang keropos pada lansia, meningkatkan
kecerdasan pada anak-anak, obat awet muda, obat penyakit kulit,
antistres, antiradang, antikanker, untuk kosmetika, epilepsi, sakit gila dan
hepatitis akut (Bermawie, 2008).
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak..., Try Widyati, Fakultas Farmasi, UMP, 2014
6
5. Kandungan Pegagan
Kandungan herba pegagan antara lain: senyawa triterpenoid yaitu:
asam asiatikosida, asam madekasida, thankunisida, isothankunisida,
brahminosida, asam brahmat, hydrocotyline, unidentified terpene acetate,
camphor,sineol, kaempesterol, stigmasterol, sitosterol, senyawa-senyawa
poliasetilena, kaempferol, kuersetin, myo-inositol, vallerin, asam amino,
dan resin; zat pahit yaitu villarine; vitamin B; senyawa lain dalam jumlah
banyak yaitu; mucilago, pektin, resin, gula (Anonim, 2007 dalam
Oktriana, N.H., dan Nurlaela, 2011).
6. Pemerian
Bau lemah, aromatik; rasa, mula-mula tidak berasa, lama kelamaan
agak pahit (Depkes RI, 1977).
B. Asam Urat
1. Pengertian
Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit
pirai/penyakit gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan
oleh tingginya asam urat di dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi di
dalam darah melebihi batas normal menyebabkan penumpukan asam urat
di dalam persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat
inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang. Pada kasus yang
parah, penderita penyakit ini tidak bisa berjalan, persendian terasa sangat
sakit jika bergerak, mengalami kerusakan pada sendi, dan cacat (Sutanto,
2013).
2. Patofisiologi
Pada awalnya, kristal urat difagositosis oleh sinoviosit, yang
kemudian melepaskan prostaglandin, enzim lisosom, dan interleukin-1.
Tertarik oleh mediator kemotaktik ini, leukosit polimorfonuklear
bermigrasi kedalam ruang sendi dan memperkuat proses peradangan yang
terjadi disana. Pada fase serangan selanjutnya, tampak terjadi peningkatan
jumlah fagosit mononuclear (makrofag), menelan kristal urat, dan
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak..., Try Widyati, Fakultas Farmasi, UMP, 2014
7
melepaskan lebih banyak mediator peradangan. Urutan kejadian ini
menunjukan bahwa obat yang paling efektif untuk menanggulangi
peradangan akut yang disebabkan oleh kristal urat adalah obat yang
menekan berbagai fase aktivasi leukosit (Katzung, 2007).
3. Etiologi
Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui
mengandung purin tinggi dan dapat meningkatkan kadar asam urat adalah
alcohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya
(sarden) dan jeroan merupakan sumber senyawa yang sangat potensial
menimbulkan risiko tersebut. Yang tergolong jeroan bukan saja usus,
melainkan semua bagian lain yang terdapat dalam perut hewan, seperti
hati, jantung, babat dan limpa (Sutanto, 2013).
4. Fungsi
Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai
antioksidan dan bermafaat dalam regenerasi sel. Setiap peremajaan sel,
kita membutuhkan asam urat. Jika tubuh kekurangan asam urat sebagai
antioksidan maka akan banyak oksidan atau radikal bebas yang bisa
membunuh sel-sel dalam tubuh (Sutanto, 2013).
5. Kadar Normal
Kadar normal asam urat pada wanita adalah 2,4-6,0 mg/dl dan pria
3,0-7,0 mg/dl. Jika melebihi ini, seseorang dikategorikan mengalami
hiperurisemia. Hierurisemia adalah terjadinya peningkatan kadar asam
urat dalam darah melebihi batas normal. Penyakit asam urat muncul
sebagai akibat dari kondisi hiperurisemia ini. Angka kejadian penyakit
asam urat meningkat pada keadaan asam urat tinggi yaitu lebih dari 9
mg/dl (Sutanto, 2013). Kadar normal pada mencit yaitu 0,5-1,4 mg/dl,
dan mencit dikatakan mengalami hiperurisemia bila kadar asam uratnya
1,7-3,0 mg/dl.
6. Tujuan Pengobatan
Tujuan pengobatan gout biasanya untuk meredakan nyeri dan
inflamasi serangan akut, menghentikan serangan akut secepat mungkin,
mencegah memburuknya serangan dan, mencegah efek jangka panjang:
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak..., Try Widyati, Fakultas Farmasi, UMP, 2014
8
• Kerusakan sendi
• Kerusakan organ terkait misalnya ginjal (Lyrawati, 2008).
7. Obat Asam Urat
Obat yang menurunkan kadar asam urat serum (allopurinol dan
obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh
digunakan pada serangan akut. Pasien biasanya sudah mengalami
hiperurisemia selama bertahun‐tahun sehingga tidak perlu memberikan
terapi segera untuk hiperurisemianya. Lagipula, obat‐obat tersebut dapat
menyebabkan mobilisasi simpanan asam urat ketika kadar asam urat
dalam serum berkurang. Mobilisasi asam urat ini akan memperpanjang
durasi serangan akut atau menyebabkan serangan artritis lainnya. Namun,
jika pasien sudah terstabilkan/ menggunakan allopurinol pada saat terjadi
serangan akut, allopurinol tetap terus diberikan (Lyrawati, 2008).
C. Allopurinol
Terapi perawatan yang standar dan yang dianjurkan untuk gout adalah
allopurinol, yang menurunkan kadar asam urat total dalam tubuh dengan
menghambat xanthine oxidase (Gambar 2) (Katzung, 2007).
Gambar 2. Inhibisi Sintesis Asam Urat oleh Allopurinol
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak..., Try Widyati, Fakultas Farmasi, UMP, 2014
9
1. Kimiawi
Gambar 3. Struktur Kimia Allopurinol
2. Farmakokinetik
Sekitar 80% allopurinol diabsorpsi setelah pemberian per oral dan
memiliki waktu paruh dalam serum sebesar 1-2 jam. Seperti asam urat,
allopurinol sendiri dimetabolisme oleh xanthine oxidase, tetapi senyawa
hasilnya, yakni aloxantin, tetap memiliki kemampuan untuk menghambat
xanthine oxidase dan mempunyai durasi kerja yang cukup lama sehingga
allopurinol cukup diberikan hanya sekali sehari (Katzung, 2007).
3. Farmakodinamik
Purin dalam diet bukanlah sumber asam urat yang penting. Purin
dalam jumlah yang penting secara kuantitatif dibentuk dari asam amino,
format, dan karbondioksida dalam tubuh. Purin ribonukleutida tersebut,
yang tidak bergabung ke dalam asam nukleat dan yang berasal dari
degradasi asam nukleat, dikonversi menjadi xanthine atau hipoxanthine
dan di oksidasi menjadi asam urat. Allopurinol menghambat langkah
terakhir ini sehingga menyebabkan penurunan kadar urat dalam plasma
dan penurunan kadar asam urat disertai dengan peningkatan xanthine dan
hipoxanthine yang lebih larut (Katzung, 2007).
4. Indikasi
Terapi gout dengan allopurinol, berharap bahwa pemakaian obat
ini akan berlanjut sampai bertahun-tahun, jika tidak untuk seumur hidup.
Allopurinol sering kali menjadi obat penurun kadar urat yang pertama
kali digunakan. Selain gout, allopurinol digunakan sebagai agent anti
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak..., Try Widyati, Fakultas Farmasi, UMP, 2014
10
protozoa dan diindikasikan untuk mencegah urikosuria massif paska
terapi diskrasia darah yang dapat menyebabkan batu ginjal (Katzung,
2007).
5. Efek Samping
Intoleransi saluran cerna, seperti mual, muntah dan diare dapat
terjadi. Dapat juga timbul neuritis perifer dan vaskulitis nekrotikans,
depresi elemen sumsum tulang, dan anemia aplastik namun jarang.
Toksisitas hati dan nefritis interstisial juga telah dilaporkan terjadi.
Reaksi alergik terhadap kulit yang ditandai oleh lesi makulopapula
pruritik timbul pada 3% penderita. Pernah dilaporkan terjadi kasus
dermatitis eksfoliativa yang unik. Pada kasus yang sangat jarang,
alopurinol dapat terikat pada lensa mata sehingga menyebabkan katarak
(Katzung, 2007).
6. Interaksi dan Peringatan
Jika kemoterapi merkaptopurin (misalnya, azatioprin) diberikan
bersama dengan allopurinol dosisnya harus dikurangi hingga sekitar 75%.
Allopurinol juga meningkatkan efek siklofosfamid. Alopurinol
menghambat metabolisme probenesid dan antikoagulan oral serta dapat
meningkatkan konsentasi besi hati. Keamanan pada anak-anak dan
kehamilan belum ditentukan (Katzung, 2007).
7. Dosis
Dosis awal allopurinol adalah 100 mg/hari. Dosis ini dapat
dinaikkan sampai kadar asam urat dalam darah mencapai dibawah 6
mg/dl; kadar ini biasanya dicapai pada 300 mg/hari tapi tidak dibatasi
pada dosis ini (Katzung, 2007).
D. Xanthine Oxidase
Enzim xanthine oxidase mengkatalisis oksidasi hipoxanthine dan
xanthine asam urat, yang berperan penting dalam gout. Selama reoksidasi
xanthine oxidase, molekul oksigen bertindak sebagai elektron aseptor,
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak..., Try Widyati, Fakultas Farmasi, UMP, 2014
11
memproduksi superoksida radikal dan hidrogen peroxide. Reaksi ini dapat
ditulis sebagai berikut :
xanthine + 2O2 + H2O → uric acid + 2O2- + 2H
+
xanthine + O2 + H2O → uric acid + H2O2 (Cos et al, 1998).
Asam urat merupakan produk akhir penguraian purin pada manusia.
Produk purin dikonversi menjadi asam urat melalui xanthine dalam reaksi
yang dikatalisis oleh xanthine oxidase. Kemudian xanthine teroksidasi
menjadi asam urat dalam reaksi selanjutnya yang dikatalisis oleh enzim
xanthine oxidase (Gambar 4). Dengan demikian, enzim xanthin oxidase
merupakan lokasi essensial untuk intervensi farmakologis pada penderita
hiperurisemia dan penyakit gout/pirai (Yunarto, 2013).
Gambar 4. Xantin Oxidase dalam Metabolisme Asam Urat
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak..., Try Widyati, Fakultas Farmasi, UMP, 2014
12
E. Kafein
Kafein merupakan alkaloid yang mempunyai cincin purin dan
merupakan derivate dari metil xanthine (1,3,7,-trimetil xanthine) dengan BM
194,14. Rumus molekul dari kafein adalah C8H10N4O2 (Haryono, 2010).
Kafein agak sukar larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; mudah larut
dalam kloroform P; sukar larut dalam eter P (Anonim, 1979).
Bentuk murni kafein dijumpai sebagai kristal berbentuk tepung putih
atau berbentuk seperti benang sutera yang panjang dan kusut. Bentuk kristal
benang itu berkelompok akan terlihat seperti bulu domba. Kristal kafein
mengikat satu molekul air, dapat larut dalam air mendidih. Didalam pelarut
organic maka pengkristalan yang terjadi tanpa ikatan molekul air. Kafein
mencair pada suhu 235-237 °C dan akan menyublin pada suhu 1760 °C
dialam ruangan terbuka. Kafein mengeluarkan bau yang wangi, mempunyai
rasa yang sangat pahit dan mengembang di dalam air (Ridwansyah, 2003).
Gambar 5. Jalur Degradasi Kafein dalam Membentuk Asam Urat (Mazzafera, 1999).
Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak..., Try Widyati, Fakultas Farmasi, UMP, 2014
top related