bab iii analisis model interaksi - · pdf filemempunyai bentuk sederhana dengan tujuan ......
Post on 06-Feb-2018
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
III-1
BAB III ANALISIS MODEL INTERAKSI
Bab ini membahas metodologi perancangan interaksi, identifikasi masalah dan prospek,
perancangan solusi, pendefinisian parameter usability, pengkategorian aktor, State
Transition Diagram dan dibuat Task Analysis. Pada Task Analysis dilakukan
pendefinisian task-task yang dilakukan.
III.1 Metodologi Perancangan Interaksi
Metodologi yang digunakan adalah metodologi perancangan interaksi antara sistem
dengan pengguna sehingga akan dibentuk berbagai tasks, yaitu aktivitas yang dilakukan
dan dikerjakan oleh sistem dan pengguna dalam menyelesaikan masalah yang
menghasilkan representasi (rancangan model) interaktif sistem berdasarkan hasil tahap
analisis, perancangan model interaksi dan implementasi. Pada tahap analisis model
interaksi dilakukan identifikasi masalah dan prospek, perancangan solusi, pendefinisian
parameter usability, pengkategorian aktor, State Transition Diagram dan pembuatan Task
Analysis. Pada tahap perancangan model interaksi dilakukan pembuatan Task Design.
Dan pada tahap implementasi model interaksi dilakukan simulasi skenario interaksi yang
menghasilkan model interaksi sistem. Metodologi Perancangan Interaksi dapat dilihat di
Gambar III-1.
Metode Perancangan Interaksi
Model Interaksi
Analisis Model Interaksi
Identifikasi Masalah dan
Prospek
Perancangan Solusi
Pendefinisian Parameter Usability
Pengkategorian Aktor Task Analysis
Perancangan Model Interaksi
Task Design Simulasi Skenario Interaksi
Implementasi Model Interaksi
State Transition Diagram
Gambar III-1 Metodologi Perancangan Interaksi
III-2
Perancangan interaksi merupakan perancangan produk yang interaktif untuk mendukung
manusia dalam melaksanakan kehidupan pekerjaannya sehari-hari. Perancangan interaksi
merupakan metode perancangan yang berpusat pada pengguna mulai dari awal hingga
akhir proses perancangan. Perancangan interaksi bertujuan menerapkan aspek usability
pada perancangan.
III.2 Identifikasi Masalah dan Prospek
Permasalahan utama yang ada adalah bagaimana melatih kemampuan otak orang buta di
mana selama ini kemampuan visual orang buta melemah karena otak bagian visual jarang
digunakan. Dengan sudah adanya teknologi BCI yang membuat orang buta bisa melihat,
dapat dibuat sesuatu yang bisa mendukung dan membantu orang buta yang bisa melihat
dan dapat dibuat sebuah sistem yang melatih dan meningkatkan kemampuan otak visual
orang buta tersebut dengan meningkatkan kemampuan ingatan (memori), analisis,
berpikir, menghitung, verbal (lingustik/bahasa) dan mengidentifikasi melalui latihan-
latihan dan permainan. Dengan otak manusia yang canggih, dapat dipikirkan bagaimana
orang buta dapat membiasakan diri dengan sistem yang akan dibuat.
Definisi prospek adalah kemungkinan tercapainya keberhasilan di masa datang atau
jawaban atas masalah. Dari permasalahan yang ada, prospek yang ada yaitu membuat
sistem yang bisa melatih dan merangsang sel-sel otak dengan memberi latihan-latihan dan
permainan-permainan untuk orang buta yang sudah bisa melihat dengan bantuan BCI
untuk meningkatkan kemampuan otaknya. Sistem dapat digunakan untuk orang normal
hanya saja kebutuhan sistem akan disesuaikan (baik antarmuka sistem maupun bantuan
sistem seperti audio atau suara) untuk pemakaian orang buta yang memakai BCI di mana
orang normal akan tetap bisa memakai sistem yang akan dipakai oleh orang buta yang
memakai BCI. Jadi sasaran utama ditujukan ke orang buta, dan dapat dibuka kesempatan
terhadap orang normal untuk bisa memakainya dengan sistem yang disesuaikan untuk
orang buta yang memakai BCI.
III.3 Perancangan Solusi
Berdasarkan identifikasi permasalahan dan prospek dalam membuat sebuah sistem yang
melatih dan meningkatkan kemampuan otak orang buta dengan perluasan atau
pengembangan untuk orang normal, dapat dirancang sebuah sistem sebagai solusi atas
penerapan dari prospek yang ada. Solusi sistem yang diberi nama B3TS (dibaca BETS)
III-3
yang merupakan singkatan dari BCI Blind Brain Training System. B3TS merupakan
pembauran yang sudah ada antara teknologi BCI dan tes-tes psikologi ditambah latihan
otak Train Your Brain DR Kawashima sehingga menjadi latihan otak dengan bantuan
teknologi BCI. B3TS adalah sistem yang dapat meningkatkan kemampuan otak orang
buta yang sudah memakai BCI sehingga orang buta yang bisa melihat dapat
meningkatkan kemampuan otaknya.
Peningkatan kemampuan otak dilakukan dengan meningkatkan kemampuan ingatan
(memori), analisis, berpikir, menghitung, verbal (lingustik/bahasa) dan mengidentifikasi,
dimana B3TS akan menganalisis keadaan stres pengguna dengan tes dan apabila hasil
pengguna stres, pengguna disarankan beristirahat dan tidak mengikuti tes yang ada, dan
apabila hasil pengguna tidak stres, B3TS memberikan rangkaian tes dan menghasilkan
penilaian berapa usia otak dan berat otak dan memberikan rekomendasi tes-tes
kemampuan yang dapat dilatih setiap harinya sebagai latihan untuk meningkatkan
kemampuan otak serta menunjukkan grafik kemampuan otak setiap harinya sehingga bisa
dibandingkan.
B3TS dapat ditujukan kepada orang normal, perbedaannya adalah orang normal tidak
memakai BCI, visualisasi atau gambar yang ditampilkan tidak banyak warnanya dan
mempunyai bentuk sederhana dengan tujuan mempermudah bentuk gambar sehingga
menjadi lebih mudah dikenali bagi pengguna orang buta yang bisa melihat dengan BCI
dan gambar mempunyai resolusi rendah dan tidak banyak warna, walau sudah ada suara
dan musik. Untuk menghindari kebosanan jika digunakan oleh orang normal, sistem ini
tetap dapat dibuat untuk orang normal dengan menggunakan banyak variasi gambar,
warna yang masih bisa dibedakan bagi orang buta yang memakai BCI, audio atau suara
dan musik. Jadi sistem akan disesuaikan (baik antarmuka sistem maupun bantuan sistem
seperti audio atau suara) untuk pemakaian orang buta yang memakai BCI di mana orang
normal akan tetap bisa memakai sistem yang akan dipakai oleh orang buta yang memakai
BCI.
Peningkatan kemampuan mengingat (memori), berhitung, verbal (lingustik/bahasa)
terutama membaca dengan berbicara diambil dari buku Train Your Brain oleh DR
Kawashima, sedangkan peningkatan kemampuan identifikasi, berpikir dan analisis
diambil dari tes-tes psikologi yang umum digunakan, karena tes-tes psikologi merupakan
III-4
alat-alat standar untuk pemecahan dan penyelidikan masalah yang begitu bervariasi dan
berskala luas dan berfungsi sebagai alat pengukur perbedaan-perbedaan antara individu
atau perbedaan reaksi individu yang sama terhadap berbagai situasi yang
berbeda.[ANA07] Sehingga dalam kasus untuk meningkatkan kemampuan otak,
kemampuan tes-tes psikologi dapat digunakan. Model pelatihan pada Train Your Brain
dan tes psikologi ditujukan ke orang normal dan sudah dibuktikan peningkatan
kemampuan otaknya. Dari sini, latihan-latihan yang ditujukan kepada orang normal akan
diambil untuk digunakan orang buta yang memakai BCI, karena pada dasarnya otak
manusia baik orang normal maupun orang buta sama-sama dapat dilatih setiap harinya
untuk meningkatkan kemampuan otaknya. Dan model latihan Train Your Brain yang
dibuat DR Kawashima mengacu pada peningkatan ketrampilan dan kekuatan pada area
otak yang bisa mengaktifkan sel-sel otak dan dapat meningkatkan kinerja otak di area
lain.
Lingkungan pengembangan dan penempatan yang direncanakan untuk B3TS adalah
tempat-tempat yang bisa memberikan pengawasan psikologi, seperti tempat-tempat
psikolog, tempat di mana ada pakar yang menguasai dan mengerti tentang BCI dan
pemakai BCI yang sudah bisa menggunakan BCI dengan baik sehingga sudah
mengetahui kebutuhan pemakai BCI.
Pada perancangan solusi akan dijabarkan mengenai kemampuan B3TS, batasan model
interaksi B3TS, deskripsi tes dan latihan yang akan digunakan dalam B3TS, dan model
konseptual interaksi B3TS.
III.3.1 Keterhubungan Sistem BCI, Orang Buta, Orang Normal, B3TS
Saat ini sudah adanya teknologi sistem BCI yang bisa membantu orang buta bisa melihat.
Sistem BCI yang dibahas dalam perancangan sistem yang dibangun menjadi pendukung
pengguna orang buta dalam beraktivitas dengan sistem, dalam hal ini dengan sistem
peningkatan kemampuan otak yaitu B3TS.
Orang buta sangat membutuhkan peningkatan kemampuan otak. Hal ini dikarenakan
selama ini orang buta tidak melihat sehingga otak bagian penglihatannya mendapat pesan
bahwa orang buta tidak lagi membutuhkan sel-sel otak bagian penglihatan untuk bertahan
sehingga kemampuan penglihatan orang buta melemah. Apabila kemampuan penglihatan
III-5
orang buta yang bisa melihat dengan bantuan BCI ini bisa ditingkatkan, maka dapat
meningkatkan kemampuan otak secara keseluruhan. Kemampuan penglihatan juga bisa
ditingkatkan dari kemampuan otak lainnya (kemampuan mengingat, berhitung, analisis,
identifikasi), di mana apabila salah satu kemampuan otak berkembang, bisa
mempengaruhi kemampuan otak bagian lain untuk berkembang.
Orang buta dengan sistem BCI melihat rangkaian pola titik-titik putih yang membentuk
gambar. Hal ini berbeda dengan orang normal. Jadi gambar yang dilihat oleh orang buta
yang memakai sistem BCI adalah gambar hitam putih. Sehingga sistem B3TS yang
dirancang menggunakan banyak gambar dengan resolusi rendah dan warna yang
sederhana sebagai wujud dari pentingnya kemampuan visual dalam merangsang sel-sel
otak sesuai yang dijelaskan di sub bab II.4.2 dengan tujuan mempermudah bentuk gambar
sehingga menjadi lebih mudah dikenali bagi pengguna orang buta yang bisa melihat
dengan BCI. Objek-objek visual mempengaruhi otak dengan sangat kuat. Warna sistem
B3TS yang digunakan tidak hitam putih karena dapat membuat orang normal menjadi
bosan, sehingga dipilih banyak variasi gambar, warna yang sederhana yang bisa
dibedakan oleh orang buta yang memakai BCI dan masih dapat menarik perhatian orang
normal dan membuat orang normal nyaman menggunakan sistem. Contoh warna yang
dipilih adalah biru putih karena perbedaan warna biru putih dapat dikenali oleh orang
buta, dan membuat orang normal merasa nyaman.
Sistem B3TS dapat menggunakan audio atau suara. Audio ataupun suara diperlukan
untuk membiasakan orang buta yang memakai sistem BCI untuk melihat agar orang buta
bisa mempelajari apa yang mereka lihat sehingga bisa membiasakan diri untuk melihat.
Suara sebagai navigasi untuk tiap menu nya yang memberitahukan pengguna berada
dalam menu apa dan fungsi menu itu, serta instruksi dari latihan atau tes. Ada bantuan
musik dalam tiap tes dan bantuan suara misal suara klik dan suara untuk ganti soal.
Kemampuan ini diperlukan karena B3TS ditujukan bagi orang buta, yang walaupun orang
buta tersebut sudah bisa melihat dengan bantuan BCI, orang buta dapat membiasakan diri
dengan B3TS. Audio atau suara juga bisa membuat orang normal tidak menjadi bosan
dengan sistem.
Jadi sistem B3TS akan disesuaikan (baik antarmuka sistem maupun bantuan sistem
seperti audio atau suara) untuk pemakaian orang buta yang memakai BCI di mana orang
III-6
normal akan tetap bisa memakai sistem yang akan dipakai oleh orang buta yang memakai
BCI. Sistem B3TS mengacu pada metode peningkatan kemampuan otak dari model
pelatihan Train Your Brain DR Kawashima yang ditujukan ke orang normal.
Orang normal selain bisa menjadi pengguna dalam meningkatkan kemampuan otak, bisa
menjadi pengelola B3TS dalam memasukkan tes dan latihan baru, mengubah tes dan
latihan yang sudah ada, melakukan pengecekan atau melihat data user terhadap hasil tes
dan latihan user dan menganalisis perkembangan hasil tes dan latihan user.
Keterhubungan sistem BCI, orang buta, orang normal dan B3TS dapat dilihat pada
gambar III-2.
Gambar III-2 Keterhubungan sistem BCI, orang buta,orang normal dan B3TS
Jadi secara keseluruhan, sebab atau alasan bahwa otak orang buta bisa meningkat dengan
B3TS yaitu:
III-7
1. Bila seseorang yang memiliki kelemahan pada area tertentu dilatih oleh pakar,
ketrampilan dan kekuatan mereka pada area tersebut akan meningkat dan
hebatnya lagi kinerja mereka di area lain ikut menguat, seperti pada sub bab
II.2.3. B3TS dapat melatih dan meningkatkan kemampuan area-area otak.
2. Jika sel-sel otak yang membawa pesan-pesan yang dapat membentuk kehidupan
yang dijalani oleh manusia tidak digunakan, sel-sel otak mendapatkan pesan
bahwa manusia tidak membutuhkan sel-sel otak untuk bertahan. Penelitian
mutakhir mengenai fungsi otak mendukung konsep “Use It or Lose it” (Gunakan,
kalau tidak, ia akan hilang), seperti pada sub bab II.2.4. B3TS dapat melatih
orang buta yang bisa melihat dengan BCI dengan merangsang kemampuan-
kemampuan penglihatan yang tidak pernah digunakan lagi sebelumnya.
3. Orang buta memiliki kelemahan visual (penglihatan) dan selama ini orang buta
berkomunikasi dengan pendengaran (suara/musik). Untuk membiasakan orang
buta yang memakai sistem BCI untuk melihat, diperlukan bantuan audio ataupun
suara dalam B3TS agar orang buta bisa mempelajari apa yang mereka lihat
sehingga bisa membiasakan diri untuk melihat.
4. Apabila kemampuan penglihatan orang buta yang bisa melihat dengan bantuan
BCI ini bisa ditingkatkan, maka dapat meningkatkan kemampuan otak secara
keseluruhan. Kemampuan penglihatan juga bisa ditingkatkan dari kemampuan
otak lainnya (kemampuan mengingat, berhitung, analisis, identifikasi, verbal), di
mana apabila salah satu kemampuan otak berkembang, bisa mempengaruhi
kemampuan otak bagian lain untuk berkembang. B3TS meningkatkan
kemampuan otak dengan meningkatkan kemampuan mengingat, berhitung,
analisis, identifikasi, verbal.
5. Objek-objek visual dan periferal (poster, gambar, coretan dan simbol)
mempengaruhi otak dengan sangat kuat. Otak manusia mampu merekam lebih
dari 36 ribu gambar per jam. Sedangkan musik atau suara bersifat sementara,
akan segera hilang dalam waktu 2 minggu walau dapat dibangkitkan kembali
kapan saja. Karena itu, sistem yang dirancang sangat memerlukan banyak gambar
dan orang buta sangat memerlukan untuk melatih kemampuan visualnya. B3TS
menggunakan banyak variasi gambar.
6. Menurut Dominic O’Brien pada bukunya How to Develop A Perfect Memory
[OBR93], salah satu cara meningkatkan kemampuan memori adalah dengan
gambaran visual di otak. Membayangkan sesuatu dengan jelas dengan visualisasi
III-8
(penggambaran mental atas suatu tindakan fisik) seperti mengayunkan tongkat
golf atau bermain piano dalam pikiran atau khayalan, mempunyai dampak yang
sangat besar terhadap tubuh dan pikiran, karena akan mengirimkan sinyal-sinyal
listrik yang sama ke jalur saraf manusia sebagai pengalaman nyata dan
mengaktifkan hampir seluruh sel-sel otak yang digunakan ketika seseorang
benar-benar melakukan tindakan dan bisa menguatkan koneksi sel otak. B3TS
menggunakan banyak latihan dan tes yang mengaktifkan dan merangsang sel-sel
otak.
7. Seperti tubuh dan otot-otot, kemampuan otak makin lama makin melemah jika
tidak dilatih setiap hari. Dengan melatih otak secara terus menerus setiap hari,
maka kemampuan otak dapat ditingkatkan, seperti pada sub bab II.3. Kekuatan
otak dapat dihindari dari penurunan dengan melakukan rangsangan dan latihan
setiap hari ke otak secara berulang. Latihan secara berulang-ulang akan
membantu ingatan jangka panjang akan suatu ketrampilan atau pengetahuan.
Menjaga sel-sel otak agar tetap aktif dapat mencegah kemunduran sel-sel
tersebut. Latihan mental menyebabkan otak berkembang dan mengaktifkan dan
merangsang sel-sel otak sama seperti gerak badan yang mengembangkan tubuh
atau otot-otot. Dari teori ini, orang normal juga bisa meningkatkan kemampuan
otaknya, begitu pula dengan orang buta yang sangat membutuhkan untuk melatih
kemunduran sel-sel otak bagian penglihatan. B3TS menggunakan banyak latihan
dan permainan.
8. Peningkatan kemampuan otak dapat terjadi melalui latihan dan permainan yang
menurut program Train Your Brain DR Kawashima membutuhkan waktu selama
2 minggu untuk melakukan latihan otak setiap harinya selama beberapa menit
setiap harinya sampai 2 minggu. Program tersebut sudah terbukti berhasil
membuat kemampuan otak meningkat dan setelah 2 minggu bisa terus
dilanjutkan apabila ingin tetap mempertahankan kemampuan otak agar tidak
menyusut. Model pelatihan pada Train Your Brain ditujukan untuk orang normal
untuk meningkatkan kemampuan otaknya. Model pelatihan pada Train Your
Brain akan dan tetap bisa digunakan untuk orang buta karena pada dasarnya otak
manusia baik orang normal maupun orang buta sama-sama dapat dilatih setiap
harinya untuk meningkatkan kemampuan otaknya. Dan latihan Train Your Brain
yang dibuat DR Kawashima mengacu pada peningkatan ketrampilan dan
kekuatan pada area otak yang bisa mengaktifkan sel-sel otak dan dapat
III-9
meningkatkan kinerja otak di area lain. B3TS menggunakan model pelatihan dari
Train Your Brain DR Kawashima.
III.3.2 Kemampuan B3TS
B3TS yang dirancang sebagai solusi dapat memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Pemakai B3TS ditujukan bagi khususnya orang buta yang memakai BCI. Orang
normal juga masih bisa menggunakannya dengan sistem yang disesuaikan untuk
orang buta yang memakai BCI.
2. B3TS akan banyak menggunakan gambar dan suara. Gambar akan memiliki
warna yang tidak banyak, sebanyak mungkin gambar hitam putih dan gambar
yang bentuknya sederhana. Suara sebagai navigasi untuk tiap menunya yang
memberitahukan pengguna berada dalam menu apa dan fungsi menu itu, serta
instruksi dari latihan atau tes. Ada bantuan musik dalam tiap tes dan bantuan
suara misal suara klik dan suara untuk ganti soal. Kemampuan ini diperlukan
karena B3TS ditujukan bagi orang buta, yang walaupun orang buta tersebut
sudah bisa melihat dengan bantuan BCI, orang buta dapat membiasakan diri
dengan B3TS. Fungsi gambar sebagai wujud dari pentingnya kemampuan visual
dalam merangsang sel-sel otak sesuai yang dijelaskan di sub bab II.4.2.
3. B3TS akan mampu mengenali fungsi waktu dan kalendar untuk mengetahui
fungsi hari dan tanggal saat ini dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan
pengguna dari tiap waktu yaitu hari ke hari dengan memberikan grafik
kemampuan otak setiap harinya dan untuk mengetahui usia pengguna untuk
dibandingkan dengan hasil usia otak.
4. B3TS dapat memberikan tes keadaan stres pengguna untuk memberitahukan
apabila hasil pengguna stres, pengguna disarankan berisitirahat dan tidak
mengikuti tes yang ada.
5. B3TS dapat memberikan rangkaian tes untuk menghasilkan penilaian berapa usia
otak dan berat otak.
6. B3TS dapat memberikan rekomendasi latihan untuk meningkatkan kemampuan
otak.
7. B3TS dapat meningkatan kemampuan otak dengan meningkatkan kemampuan
ingatan (memori), analisis, berpikir, menghitung, verbal (lingustik/bahasa) dan
mengidentifikasi. Peningkatan kemampuan berdasarkan pada Train Your Brain
DR Kawashima yang sudah dibuktikan penelitiannya. [KAW05]
III-10
8. Untuk menjaga keakuratan hasil tes dan latihan, dalam satu hari dianjurkan
mengikuti satu kali tes dan latihan sehingga data yang disimpan untuk
ditampilkan dalam grafik adalah data pertama dari tes dan latihan untuk hari itu.
Jadi tes dan latihan kedua kali dan selanjutnya masih bisa dilakukan tetapi data
tidak akan disimpan dalam data grafik walau bisa tersimpan dalam data nilai
tertinggi (highscore).
III.3.3 Batasan Model Interaksi B3TS
B3TS yang dirancang sebagai solusi akan menghasilkan model interaksi sistem B3TS
dengan pengguna. Batasan model interaksi sistem B3TS antara lain:
1. Perancangan model interaksi B3TS dilakukan dari sudut pandang pengembang
hingga dihasilkan model sistem interaktif peningkatan kemampuan otak bagi
pengguna orang buta yang memakai BCI.
2. Model interaksi sistem BCI dengan pengguna tidak akan dibahas karena interaksi
yang menjadi fokus adalah inetraksi B3TS dengan pengguna.
3. Perancangan model interaksi B3TS belum membahas mengenai manajemen
kesalahan interaksi pengguna yang terdiri dari identifikasi kesalahan dan
pengelolaannya.
4. Hasil model interaksi B3TS berupa simulasi skenario interaksi B3TS.
III.3.4 Deskripsi Tes dan Latihan
B3TS akan mempunyai banyak rangkaian tes dan latihan yang diberikan ke pengguna.
Tes merupakan teknik untuk mengesahkan atau menolak hipotesis dalam pengukuran
mental atau tugas. Tes menghasilkan penilaian atau prosedur sistematik untuk
membandingkan satu keadaan dengan keadaan lain. Bagi orang awam, tes merupakan
rangkaian pertanyaan yang menghendaki jawaban baik secara lisan maupun tertulis
[SEO01]. Latihan yang diambil bertujuan untuk mengaktifkan sel-sel otak dan mencegah
kemunduran sel-sel otak sehingga bisa meningkatkan kemampuan otak.
Tes dan latihan memiliki soal, pertanyaan dan permainan yang bervariasi dan memiliki
tingkatan level yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan B3TS ditujukan untuk semua usia
(dari anak-anak yang minimal bisa berhitung sampai usia dewasa) dan untuk
menghindarkan kebosanan.
III-11
Tes usia dan berat otak harus diselesaikan oleh pengguna untuk mengetahui hasilnya.
Latihan otak yang diberikan tergantung rekomendasi dari hasil tes usia dan berat otak.
Latihan otak yang dikerjakan bisa tidak diselesaikan atau hanya diselesaikan sebagian
oleh pengguna. Sebaiknya latihan otak dikerjakan minimal sesuai dengan rekomendasi
atau dikerjakan semuanya agar peningkatan kemampuan otak bisa tercapai.
Metodologi penilaian yang dilakukan untuk tes stres berasal dari [JOH07] dan [UBI06],
untuk tes usia dan berat otak serta latihan otak berasal dari Train Your Brain DR
Kawashima [KAW05] dan tes psikologi yang paling umum dan banyak digunakan
[ANA07], [BUD04],dan [SOE01].
Berikut deskripsi rangkaian tes dan latihan yang diberikan.
III.3.4.1 Pengukuran Tingkatan Stres Pengguna
Pada B3TS, tingkatan stres pengguna diukur dengan cara pengguna menjawab rangkaian
pertanyaaan tes stres yang diberikan. Sebagai contoh akan digunakan kuesioner tes stres
pada website [JOH07]. Pada sistem ini tes stres juga dilakukan dengan semacam
permainan. Sistem akan menampilkan pada layar angka A-Z dan 1-9 yang tersebar secara
acak. Pengguna dapat menekan angka dan huruf secara bergantian dan berurutan,
contohnya angka 1 dilanjutkan dengan huruf A dilanjutkan dengan angka 2 dilanjutkan
dengan huruf B dilanjutkan dengan angka 3 dilanjutkan dengan huruf C dan seterusnya
dengan batas waktu yang diberikan. Setiap menekan 1 huruf atau angka, tempat angka
dan huruf akan tersebar lagi, tidak di tempat yang semula yaitu tempat sebelum huruf atau
angka ditekan. Permainan ini berdasarkan penelitian ilmiah dan kesehatan pada
permainan Mind Quiz. [HOR04,PLA07,UBI06] Tingkatan stres akan dinilai. Semakin
tinggi hasil berarti pengguna stres dan perlu istirahat. Jika hasil stres menunjukkan bahwa
pengguna stres, pengguna dianjurkan berisitirahat dan tidak mengikuti tes dan latihan
lainnya. Hasil tes stres dari Mind Quiz akan ditampilkan grafik waktu reaksi dan nomor
pertanyaan. Mind Quiz sendiri merupakan adaptasi dari Brain Age ATMT (Advanced Trail
Making) System yang digunakan di rumah sakit dan pusat rehabilitasi. ATMT adalah
sistem diagnosis kuantitatif untuk mengevaluasi performansi fungsi otak dari kelelahan
otak dan penurunan kemampuan otak. [HOR04,PLA07,UBI06]
III-12
III.3.4.2 Peningkatan Kemampuan Mengingat
Pada B3TS, tes kemampuan mengingat diberikan dengan pengguna mengingat 30 kata
yang diberikan sistem dalam waktu 2 menit dan menulis sebanyak mungkin huruf yang
bisa diingat. [KAW05] Tes dan latihan kemampuan mengingat pada sistem ini juga
memakai fasilitas bantuan suara dan musik yaitu pengguna dapat mendengarkan musik
yang dikeluarkan olah tiap objek gambar (misal objek kucing, anjing atau alat musik
dengan suara yang dikeluarkannya) dan setelah selesai mendengarkan, pengguna memilih
objek apa saja yang mengeluarkan suara. Tes dan latihan lainnya yaitu mengingat
beberapa objek gambar atau angka dalam posisi kartu terbuka dalam waktu beberapa
detik, kemudian posisi kartu akan tertutup, pengguna memilih objek mana dari posisi
kartu yang tertutup yang sama dengan yang ditanya. Tes dan latihan yang diberikan pada
dasarnya bertujuan untuk mewujudkan pentingnya proses mengingat seperti yang
ditunjukkan pada sub bab II.4.3.
III.3.4.3 Peningkatan Kemampuan Berhitung
Pada B3TS, tes kemampuan menghitung diberikan dengan pengguna menghitung dan
menulis hasil aritmatik (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian) dalam waktu
yang ditentukan. Tes dan latihan kemampuan menghitung juga dilakukan dengan
menghitung jumlah gambar yang tampil, kemudian memilih 2 gambar dari gambar-
gambar yang tersedia yang jumlahnya sama dengan gambar yang tampil. Tes dan latihan
lainya yaitu menghitung jumlah nominal uang yang lebih besar, di sebelah kiri atau
kanan. Tes dan latihan yang diberikan pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan
pentingnya proses berhitung seperti yang ditunjukkan pada sub bab II.4.4.
III.3.4.4 Peningkatan Kemampuan Verbal (lingustik/bahasa)
Pada B3TS, latihan verbal (linguistik/bahasa) ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan verbal (bahasa) dan mengaktifkan otak secara maksimal. Yang paling
penting dalam meningkatkan otak secara maksimal adalah meningkatkan kemampuan
peningkatan kemampuan membaca dengan berbicara. Latihan peningkatan kemampuan
membaca dengan berbicara diberikan dengan cara sistem akan menyediakan sebuah
bacaan atau cerita, pembaca membaca sambil berbicara kata per kata hingga cerita selesai
dibaca sampai akhir. Sistem akan menghitung waktunya. Dalam usia otak dan latihan, tes
yang diberikan adalah tes persamaan kata (sinonim), tes lawan kata (anonim), mencari
III-13
kata, anagram. Tes ini sangat berguna untuk mengetahui seberapa banyak perbendaharaan
kata yang dikuasainya. [BUD04] Tes dan latihan yang diberikan pada dasarnya bertujuan
untuk mewujudkan pentingnya proses verbal seperti yang ditunjukkan pada sub
bab II.4.5.
III.3.4.5 Peningkatan Kemampuan Identifikasi
Pada B3TS, tes kemampuan identifikasi diberikan dengan cara pengguna mengenali suatu
benda atau objek gambar yang muncul pada layar dan menulis nama objek atau benda.
Latihan dan tes lainnya yaitu mencari pasangan gambar yang sama dari gambar-gambar
yang ada, memilih gambar yang disebutkan oleh suara, memilih potongan-potongan
gambar atau benda yang membentuk sebuah kesatuan gambar atau benda (contoh
kesatuan benda terdiri dari 2 segitiga yang membentuk sebuah kotak), mencari gambar
bentuk dimensi yang berasal dari bentuk 2 dimensi. [BUD04] Tes dan latihan yang
diberikan pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan pentingnya proses identifikasi
seperti yang ditunjukkan pada sub bab II.4.6.
III.3.4.6 Peningkatan Kemampuan Berpikir
Pada B3TS, tes kemampuan berpikir diberikan dengan cara pengguna memilih benda
yang terberat dari timbangan, mencari jalan keluar dari sebuah maze, memilih jawaban
yang tepat dari rangkaian soal yang memerlukan penalaran matematis (tes logika) seperti
mencari gambar lanjutan berikutnya dari rangkaian gambar yang ada.[SOE01] Tes dan
latihan yang diberikan pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan pentingnya proses
identifikasi seperti yang ditunjukkan pada sub bab II.4.7.
III.3.4.7 Peningkatan Kemampuan Analisis
Pada B3TS, tes peningkatan kemampuan analisis diberikan dengan cara tes analogi
dengan membandingan satu kata yang paling tepat dan paling sesuai dengan kata yang
diberikan sebelumnya, menghitung jumlah balok dari tumpukan-tumpukan balok.
[BUD04] Tes dan latihan yang diberikan pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan
pentingnya proses analisis seperti yang ditunjukkan pada sub bab II.4.8.
III-14
III.3.4.8 Penilaian Usia Otak dan Berat Otak
Usia otak dan berat otak dihitung setiap kali melakukan tes untuk mengetahui berapa usia
dan berat otak. Tes dilakukan dari tes kemampuan mengingat, berhitung, verbal
(linguistik/bahasa), identifikasi, berpikir, analisis. Pada latihan masing-masing
peningkatan kemampuan, usia otak dan berat otak tidak diukur. Yang diukur pada latihan
adalah hasil latihan dan perkembangan dari masing-masing hasil latihan dari hari ke hari.
Pada tes usia dan berat otak, pertanyaan akan diberikan secara acak dari berbagai jenis tes
pada setiap peningkatan kemampuan yang ada. Sedangkan pada tes latihan, pengguna
dapat memilih soal pada jenis tes setiap peningkatan kemampuan yang ada.
Parameter penilaian yang dilakukan adalah ketepatan jawaban dalam sejumlah waktu
yang diberikan. Jika hasil tes berada di daerah nilai tertentu maka usia otak akan berada
di usia tertentu.
III.3.5 Model Konseptual Interaksi B3TS
B3TS yang dirancang sebagai solusi akan menghasilkan model interaksi sistem B3TS
dengan pengguna. Pada dasarnya, solusi direncanakan akan ditujukan kepada orang buta
sebagai user (pengguna sistem) dan admin sebagai pengelola sistem. Penjelasan lengkap
mengenai alasan tujuan dari solusi ini akan dijabarkan pada sub bab III.5 pengkategorian
aktor. Pada gambar III-2 dan gambar III-3 di bawah ini adalah model konseptual interaksi
B3TS yang memperlihatkan keterhubungan Task User dan Task Sistem pada
perancangan interaksi sistem dan Task Admin dan Task Sistem pada perancangan
interaksi sistem.
Pada gambar III-3 yang merupakan model konseptual interaksi B3TS dengan user,
menjelaskan interaksi antara B3TS dengan user secara umum. User register atau login ke
dalam B3TS dan B3TS menunjukkan halaman utama ke user, User melakukan tes stres
ke B3TS dan B3TS meberikan feedback hasil keadaan stres. User melakukan tes usia dan
berat otak dan B3TS memberikan feedback hasil usia dan berat otak dan rekomendasi
latihan-latihan. User melakukan latihan-latihan peningkatan dan B3TS memberikan
feedback hasil latihan-latihan. User membaca analisis dan B3TS memperlihatkan isi
III-15
analisis yang diberikan oleh admin dari tes dan latihan yang dilakukan user. Jadi setiap
kali user melakukan aksi terhadap B3TS, B3TS akan memberikan respon-respon tertentu
sesuai aksi yang dilakukan user.
Gambar III-3 Model Konseptual Interaksi B3TS dengan User
Pada gambar III-4 yang merupakan model konseptual interaksi B3TS dengan admin,
menjelaskan interaksi antara B3TS dengan admin secara umum. Admin login ke dalam
B3TS dan B3TS menunjukkan halaman utama admin ke admin, Admin memilih user
yang akan dilihat datanya dan B3TS akan memberikan data-data user ke admin. Admin
memilih hari user melakukan tes atau latihan, B3TS akan berpindah ke data hari user
berlatih atau melakukan tes. Admin memilih tes dan latihan user dan B3TS akan memberi
hasil nilai latihan dan tes user ke admin. Admin memasukkan tes dan latihan ke B3TS
dan B3TS akan menyimpan tes dan latihan untuk diberikan ke user. Jadi setiap kali admin
melakukan aksi terhadap B3TS, B3TS akan memberikan respon-respon tertentu sesuai
aksi yang dilakukan admin.
III-16
Gambar III-4 Model Konseptual Interaksi B3TS dengan Admin
Media interaksi untuk proses dialog yang terjadi antara B3TS dengan penggunanya yaitu
menyediakan antarmuka berbasis What You See Is What You Get (WYSIWYG) seperti
pada aplikasi visio. Antarmuka yang jelas pada bagian pemilihan tiap menu dan
pelaksanaan tes dan latihan disertai bantuan suara sebagai navigasi untuk tiap menunya
yang memberitahukan pengguna berada dalam menu apa dan fungsi menu itu, serta
instruksi dari latihan atau tes dan saat pergantian tiap menu. Antarmuka B3TS yang
digunakan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sistem
bertujuan untuk memberikan dan menyampaikan informasi tes dan latihan, hasil nilai dan
grafik perkembangan yang digunakan dalam sistem peningkatan kemampuan otak.
III.4 Pendefinisian Parameter Usability
Berdasarkan identifikasi permasalahan dan prospek dan perancangan solusi dalam
membuat sistem yang melatih dan meningkatkan kemampuan otak orang buta agar
mendukung pekerjaan utama pengguna secara efektif,efisien dan memuaskan, maka
dibutuhkan perancangan model interaksi terhadap solusi interaktif dengan
mempertimbangkan kriteria usability sebagai kriteria keberhasilan proses perancangan
model interaksi yaitu sebagai berikut :
1. Efektivitas penggunaan: sistem ditujukan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan otak orang buta yang memakai BCI. Berdasarkan hal tersebut, sistem
harus memiliki kapabilitas-kapabilitas sebagai berikut:
III-17
a. kapabilitas untuk memberikan latihan-latihan peningkatan kemampuan otak;
b. kapabilitas untuk mengetahui dan mengevaluasi perkembangan latihan;
c. kapabilitas untuk mengetahui usia dan berat otak;
d. kapabilitas untuk mengetahui dan mengevaluasi usia dan berat otak.
2. Efisiensi penggunaan: sistem harus mendukung peningkatan kemampuan otak
dengan cepat dan mudah dan dengan langkah-langkah yang sederhana.
3. Keamanan penggunaan: sistem menjamin keamanan dari kemungkinan kesalahan
yang dilakukan pengguna dengan cara (i) tidak meletakkan fungsi kritis seperti
“simpan” dan “hapus” atau “batal” secara berdekatan dan (ii) menyediakan
mekanisme pencegahan kesalahan pengguna (contoh: jendela konfirmasi). Hal ini
penting pada pengelolaan sistem agar saat pengelolaan sistem tidak terjadi situasi
yang tidak diinginkan seperti tidak sengaja menghapus data latihan atau tes pengguna
yang memakai sistem untuk meningkatkan kemampuan otak.
4. Utilitas yang baik: sistem menyediakan pengaksesan dan pelaksanaan tes dan latihan
dengan cepat dan tepat dan secara bertahap dan jelas mulai dari petunjuk, pertanyaan-
pertanyaan, hasil nilai dan grafik perkembangan.
5. Mudah dipelajari: agar mudah dipelajari, sistem mengadaptasi antarmuka aplikasi
umum yaitu antarmuka kakas Office dengan konsep What You See is What You Get
(WYSIWYG). WYSIWYG digunakan karena sasaran penggunanya adalah orang
buta yang memakai BCI sehingga bisa melihat. Karena itu perlu dilatih kemampuan
visualnya dengan menggunakan WYSIWYG.
6. Mudah diingat: sistem memanfaatkan teknik interaksi (dialog) yang jelas dan
konsisten pada pengelolaan dan pemakaian sistem sehingga mudah diingat oleh
penggunanya.
Kriteria usability dalam efektifitas penggunaan sangat diperlukan dan diperhatikan dalam
perancangannya, karena menjelaskan fungsionalitas, kapabilitas dan kemampuan sistem
untuk penggunanya yaitu sistem ditujukan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan
otak orang buta. Kriteria efektifitas penggunaan ini menentukan apakah sistem dapat
melakukan yang seharusnya dilakukan dengan sasaran pengguna orang buta agar dapat
meningkatkan kemampuan otak nya.
Kriteria usability yang diperlukan dan diperhatikan dalam perancangannya yaitu efisiensi
penggunaan. Kriteria ini merupakan cara sistem mendukung pengguna dalam
III-18
menyelesaikan aktivitas (tasks), apakah pengguna mudah menggunakan karena sedikit
langkah atau susah menggunakan karena banyak langkah sehingga sistem harus dapat
mendukung peningkatan kemampuan otak dengan cepat dan mudah dan dengan langkah-
langkah yang sederhana.
Efisensi penggunaan memerlukan utilitas yang baik, mudah dipelajari dan mudah diingat.
Utilitas yang baik karena dapat menyediakan pengaksesan dan pelaksanaan tes dan
latihan dengan cepat dan tepat dan secara bertahap dan jelas mulai dari petunjuk dan
langkah-langkah sehingga dapat menyebabkan efisiensi penggunaan. Utilitas yang baik
juga mendukung penyediaan fungsionalitas yang tepat sehinnga pengguna dapat
melakukan yang dibutuhkannya sesuai tujuan sistem yaitu meningkatkan kemampuan
otak.
Mudah dipelajari karena dapat mempermudah waktu penggunanya mempelajari sistem
dengan sistem mengadaptasi antarmuka aplikasi umum yaitu antarmuka kakas Office
dengan konsep What You See is What You Get (WYSIWYG) sehingga dapat
menyebabkan efisiensi penggunaan yaitu cepat , mudah dan dengan langkah-langkah
yang sederhana.
Mudah diingat karena sistem menyediakan teknik interaksi (dialog) yaitu antarmuka yang
jelas dan konsisten pada pengelolaan dan pemakaian sistem sehingga mudah diingat oleh
penggunanya. Mudah diingat juga membutuhkan sesuatu yang mudah dipelajari terlebih
dahulu, sehingga otomatis sesuatu yang mudah dipelajari dapat mudah diingat, yang
dapat menyebabkan efisiensi penggunaan.
Kriteria usability dalam keamanan pengguna menjadi kriteria terakhir di bawah kriteria
lainnya yaitu efektivitas penggunaan, efisiensi penggunaan, utilitas yang baik, mudah
dipelajari dan mudah diingat. Hal ini disebabkan keamanan pengguna menjadi hal yang
difokuskan dalam pengelolaan sistem sedangkan sasaran utama sistem ini adalah untuk
pengguna orang buta. Dan kesalahan pengguna tidak akan dibahas di sini.
III-19
Gambar III-5 Model Prioritas Usability
Dari gambar III-5 di atas, pada tugas akhir ini ditetapkan dua parameter kriteria usability
yang perlu diperhatikan dalam perancangannya yaitu efektivitas pengguna dan efisiensi
pengguna, karena sasaran pengguna yang akan dicapai yaitu orang buta sehingga perlu
memudahkan orang buta dalam melakukan pekerjaannya.
III.5 Pengkategorian Aktor
Aktor yang terlibat dalam B3TS adalah user sebagai pengguna sistem dan admin sebagai
pengelola sistem. User terbagi menjadi 2 jenis yaitu secara khusus user orang buta yang
memakai BCI dan secara umum orang normal, yang dalam sistem ini bisa digabungkan
ke dalam satu jenis kategori aktor yaitu user (pengguna sistem) karena peran yang
dimiliki oleh user orang buta dan orang normal cenderung sama yaitu sebagai aktor yang
menggunakan dan memanfaatkan sistem meningkatkan kemampuan otak dengan
melakukan tes-tes dan latihan-latihan yang diberikan sistem.
Sistem ini tentu saja mempunyai administrator yang akan mengatur pengelolaan data
yang disediakan oleh sistem dan melakukan pemeliharaan sistem. Administrator pada
sistem ini merupakan pengelola sistem yang bisa menganalisis perkembangan dari latihan
dan tes, dan bisa menambahkan tes dan latihan. Dalam hal ini administrator bisa bagian
dari lembaga tertentu. Administrator bisa merupakan pakar dan para dokter psikologi,
pakar latihan dan permainan, pakar yang mengerti dan menguasai BCI sehingga bisa
memberikan tes dan latihan yang tepat dapat diberikan bagi para pengguna BCI dan
pemakai BCI yang sudah bisa menggunakan BCI dengan baik sehingga sudah
III-20
mengetahui kebutuhan pemakai BCI. Administrator sangat penting dan hanya orang
dengan kriteria tertentu bisa menjadi administrator, jadi tidak sembarangan orang bisa
menjadi administrator. Hal ini dikarenakan administrator akan memberikan tes-tes dan
latihan-latihan, di mana tes-tes dan latihan-latihan merupakan sesuatu yang menjadi
pedoman dalam menentukan hasilnya secara akurat. Apabila tes-tes dan latihan-latihan
yang diberikan ke user tidak tepat, maka akan mempengaruhi penilaian hasil tes dan
latihan dan analisis grafik perkembangan menjadi tidak akurat. Selain itu, administrator
harus bisa menganalisis perkembangan hasil latihan. Dalam hal ini semua administrator
akan dikategorikan ke dalam satu jenis aktor yaitu admin. Jadi peran yang dilakukan
admin adalah pengelolaan sistem dalam memasukkan tes dan latihan baru, mengubah tes
dan latihan yang sudah ada dan pengecekan user terhadap hasil tes dan latihan user dan
menganalisis perkembangan hasil tes dan latihan user.
Sebagai gambaran, aktor-aktor yang terlibat dalam sistem ini yaitu B3TS dikategorikan
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Admin
Peran : admin melakukan pengelolaan sistem dalam memasukkan tes dan latihan
baru, mengubah tes dan latihan yang sudah ada, melakukan pengecekan atau melihat
data user terhadap hasil tes dan latihan user dan menganalisis perkembangan hasil tes
dan latihan user.
b. User (Pengguna aplikasi)
Peran : menggunakan dan memanfaatkan sistem meningkatkan kemampuan otak
dengan melakukan tes-tes dan latihan-latihan yang diberikan sistem.
Pengkategorian aktor yang terlibat dalam sistem B3TS yang dianalisis lebih lanjut
berdasarkan atas:
1. Identifikasi aktor-aktor yang berkemungkinan melakukan interaksi dengan sistem
(Identifikasi pengguna)
2. Peran-peran yang dijalankan aktor ketika dia berinteraksi dengan sistem
3. Aksi-aksi yang berkemungkinan dilakukan aktor ketika menggunakan sistem.
III-21
III.6 State Transition Diagram B3TS
Interaksi yang terjadi antara pengguna dengan B3TS merupakan proses multi tahap yang
terdiri dari serangkaian aktivitas hingga tujuan pekerjaan pengguna tercapai. Transisi
antara aktivitas yang satu dengan yang lain terdapat suatu keterhubungan tertentu yang
memungkinkan transisi tersebut terjadi. State Transition Diagram B3TS digunakan untuk
melihat keterhubungan tersebut dalam kaitannya dengan behaviours sistem, ditunjukkan
pada LAMPIRAN A.
State Transition Diagram B3TS mendeskripsikan setiap status (states), proses transisi,
dan berbagai aksi yang berasosiasi pada sistem sebagai akibat proses interaksi dengan
pengguna yang terjadi dalam meningkatkan kemampuan otak. Sebagai teknik
perancangan yang melibatkan partisipasi pengguna, hasil yang diperoleh dapat
dimanfaatkan oleh:
1. Pengguna B3TS (dampak interaksi); memberikan dampak terhadap proses interaksi
yang dilakukan pengguna terhadap sistem untuk mencapai tujuan pekerjaan utama
terkait dengan meningkatkan kemampuan otak.
2. Perancang B3TS (dampak proses); dapat memperoleh gambaran kerja sistem yang
menyeluruh dan proses-proses yang terdapat di dalam setiap tahapan sistem sehingga
memudahkan proses pengembangan aktualisasi B3TS pada tahap selanjutnya.
Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, State Transition Diagram B3TS dimanfaatkan untuk
merancang model interaksi dengan penggunanya (dampak interaksi).
Pada tugas akhir ini digunakan State Transition Diagram karena State Transition
Diagrama jelas dalam melihat keterhubungan interaksi yang terjadi antara B3TS dengan
pengguna dan transisi (perubahan status) antara aktivitas-aktivitas yang satu dengan yang
lain. State Transition Diagram juga dapat menjelaskan task-task yang dapat dibuat untuk
proses task analysis karena dapat dilihat aktivitas-aktivitas yang terjadi dan dapat
dilakukan, sedangkan task adalah kegiatan yang dilakukan atau dikerjakan oleh sistem
maupun oleh pengguna. Flowchart merupakan skema representasi dari algoritma atau
proses, sedangkan state transition merupakan representasi dari perubahan respon dari
sebuah kejadian dengan mengubah statusnya. Apabila flowchart menjelaskan aliran atau
rangkaian dari prosesnya, state transition menjelaskan aliran atau rangkaian dari
III-22
perubahan statusnya karena respon sebuah kejadian atau aktivitas. Perubahan status
(transisi) antara aktivitas-aktivitas ini lah yang lebih cocok dan bisa menjadi representatif
dalam metodologi perancangan interaksi yang menghasilkan model interaksi karena
kedekatan dengan representasi simulasi interaksi. Sehingga untuk alasan tersebut,
digunakan State Transition Diagram sebagai pengganti flowchart .
III.7 Task Analysis
Setelah state transition diagram dibuat, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah task
analysis. Pada tahap ini, pekerjaan atau aktivitas utama pengguna B3TS didekomposisi
menjadi tasks dan sub-tasks pada proses (user) task analysis sehingga diperoleh
rancangan urutan aktivitas pengguna dalam melakukan interaksi dengan B3TS
berdasarkan peran dan aksi pengguna untuk mencapai tujuan masing-masing pekerjaan
utama. Task analysis yang dilakukan pada sistem dikategorikan berdasarkan
pengkategorian aktor yang melaksanakan task tersebut antara lain:
III.7.1 Admin
Berdasarkan peran yang dimiliki, task yang dilakukan oleh admin antara lain :
A. Autentikasi Admin Task-task untuk autentikasi admin adalah:
1. Login
Menekan tombol nama admin dan memasukkan password. Login pada admin
bertujuan untuk menjaga agar pengelolaan sistem bisa tetap terjaga.
2. Logout
Keluar dari B3TS.
B. Task-task Admin 1. Melihat, data user
Melihat data latihan dan tes user yang terdaftar.
Pada task ini terdapat subtask yaitu:
a. memilih, user yang akan dilihat
Memilih user yang akan dilihat data-data tes dan latihannya.
b. memilih, hari pada kalendar
III-23
Memilih hari pada kalendar di mana ada user melakukan tes atau latihan.
2. Melakukan, analisis hasil latihan dan tes
Melakukan analisis hasil tes dan latihan user dengan melihat hasil tes dan latihan.
Pada task ini terdapat subtask:
a. melihat, hasil tes user
Melihat hasil dari nilai tes user.
b. melihat, hasil latihan user
Melihat hasil dari nilai latihan user.
c. melihat, grafik perkembangan user
Melihat grafik perkembangan user
d. membuat, analisis
Membuat analisis hasil tes, hasil latihan atau grafik perkembangan user
e. membaca, analisis
Membaca analisis yang dibuat oleh admin untuk user
3. mengelola, data tes dan latihan
Mengelola dengan cara mengubah, menambahkan atau menghapus data tes-tes
dan latihan-latihan.
Pada task ini terdapat subtask yaitu:
a. memasukkan, tes
Memasukkan pertanyaan-pertanyaan atau permainan-permainan untuk tes.
b. mengubah, tes
Mengubah pertanyaan-pertanyaan atau permainan-permainan untuk tes yang
sudah ada.
c. memasukkan, latihan-latihan
Memasukkan pertanyaan-pertanyaan atau permainan-permainan untuk
latihan.
d. Mengubah, latihan-latihan
Mengubah pertanyaan-pertanyaan atau permainan-permainan untuk latihan
yang sudah ada.
III.7.2 User
Berdasarkan peran yang dimiliki, task yang dilakukan oleh user antara lain :
A. Autentikasi User Task untuk user yang baru pertama kali memakai sistem.
III-24
1. melakukan, pendaftaran
Melakukan pendaftaran dengan memasukkan data-data ke sistem.
Pada task ini terdapat subtask yaitu:
a. mendaftar, nama
Melakukan pendaftaran dengan memasukkan nama.
b. mendaftar, password
Melakukan pendaftaran dengan memasukkan password. Tujuan password
di sini adalah untuk melindungi data-data latihan tiap user agar pada
perkembangan grafik, data latihan dan tes menjadi valid karena tidak
dipakai user lain.
c. mendaftar, tanggal lahir
Melakukan pendaftaran dengan memasukkan tanggal lahir agar sistem
bisa mengetahui usia user.
d. mensesuaikan, tanggal saat ini
Melakukan pencocokan tanggal saat ini dengan tanggal yang diberikan
oleh sistem.
Task-task untuk user yang sudah pernah mendaftar:
1. Login
Melakukan login pada sistem dengan menekan tombol nama user dan
memasukkan password. Login pada user bertujuan untuk menjaga agar data tes
dan latihan user tetap valid sehingga hasil latihan dan tes dan perkembangan user
benar dan tidak bisa digunakan oleh orang lain.
2. Logout
Keluar dari aplikasi.
B. Task-task User 1. membaca, analisis
Membaca analisis yang diberikan oleh admin untuk user
2. memilih, ubah data
Memilih untuk ubah data. Pada task ini terdapat sub task.
III-25
a. mengubah, data
Mengubah data nama dan password.
b. menghapus, data
Menghapus semua data yaitu data nama, password dan semua data hasil
latihan dan tes.
3. memilih, tes stres
Memilih tes stres. Pada task ini terdapat sub task yaitu:
a. membaca, instruksi tes stres
Membaca instruksi tes yang akan dilakukan
b. melakukan, tes stres
Melakukan tes stres dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada
dan mengikuti permainan tes stres.
4. memilih, tes usia dan berat otak
Pada task ini terdapat subtask yaitu:
a. membaca, instruksi tes usia dan berat otak
Membaca instruksi tes usia dan berat otak
b. melakukan, tes usia dan berat otak
Melakukan tes usia otak dan berat otak.
c. melihat, hasil nilai usia dan berat otak hari ini
Melihat hasil nilai usia dan berat otak dari tes hari ini.
d. melihat, rekomendasi latihan hari ini
Melihat rekomendasi latihan yang dianjurkan dilakukan hari ini.
e. melihat, grafik perkembangan usia dan berat otak
Melihat grafik perkembangan usia dan berat otak dari hari ke hari agar bisa
dibandingkan tiap harinya dan dibandingkan dengan usia sebenarnya.
5. memilih, latihan
Memilih latihan yang disediakan. Pada task ini terdapat subtask yaitu:
a. membaca, instruksi tiap latihan
Membaca instruksi dari tiap latihan berhitung, ingatan atau memori, verbal
(linguistik/bahasa), identifikasi, berpikir dan analisis.
III-26
b. melakukan, berhitung
Melakukan latihan berhitung.
c. melakukan, ingatan atau memori
Melakukan latihan ingatan atau memori.
d. melakukan, verbal (linguistik/bahasa)
Melakukan latihan verbal (linguistik/bahasa).
e. Melakukan, identifikasi
Melakukan latihan identifikasi.
f. Melakukan, berpikir
Melakukan latihan berpikir.
g. Melakukan, analisis
Melakukan latihan analisis.
h. melihat, hasil nilai latihan hari ini
Melihat hasil nilai latihan hari ini dari tiap latihan.
i. melihat, grafik perkembangan
Melihat grafik perkembangan tiap latihan dari hari ke hari.
j. melihat, hasil nilai latihan tertinggi
Melihat hasil nilai tertinggi dari tiap latihan dan waktu tercapainya nilai
tertinggi.
top related