bab iii metode penelitian a. rancangan penelitian 1.etheses.iainkediri.ac.id/1692/4/931343814_bab...
Post on 03-Feb-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Berdasarkan judul yang peneliti susun, pendekatan penelitian
yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian
yang hasil penelitiannya disajikan dalam deskripsi dengan
menggunakan angka dan statistik1.
Pendekatan pada penelitian kuantitatif disini, dengan
menggunakan jenis penelitian penelitian asosiatif, yaitu dengan
maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen
dengan variabel dependen2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh harga dan produk terhadap keputusan pembelian bawang
putih di pasar sayur induk Pare.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Pasar Sayur Induk Pare.
Dimana yang menjadi alasan peneliti mengambil penelitian di
Pasar Sayur Induk Pare adalah Pasar Sayur Induk Pare merupakan
Pasar Sayur terbesar yang terletak di wilayah kabupaten kediri.
1 Ridwan dan Tita Lestari, Dasar-Dasar Statistika (Bandung: Alfabeta,1999),2.
2 Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta: UII Press,2005), 31.
-
44
Selain itu konsumen dari Pasar Sayur Induk Pare ini berasal dari
wilayah dan latar belakang yang berbeda. Serta banyak juga
konsumen yang membeli produk bawang putih di Pasar Sayur
Induk Pare ini untuk kemudian dijual kembali.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yang memiliki karakteristik tertentu dan telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulan3. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah
konsumen yang melakukan pembelian terhadap produk bawang
putih di Pasar Sayur Pare. Karena jumlahnya yang tidak jelas
sehingga populasi dalam penelitian ini menggunakan populasi tak
terhingga.
2. Sampel
Sampel adalah bagian sebagian atau keseluruhan populasi
yang dapat merepresentasikan populasi secara menyeluruh4.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
jenis probability sampling. Teknik ini merupakan teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
3 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian cet. 21 (Bandung: Alfabeta, 2012), 61
4 Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Metodologi Penelitian Keuangan: Prosedur, Ide dan
Kontrol cet. I (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 8
-
45
menjadi sampel.5 Salah satu teknik probability sampling yang
digunakan oleh peneliti adalah dengan cara teknik simple random
sampling. Teknik simple random sampling ini adalah teknik
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. cara ini
hanya dapat dilakukan bila sifat anggota populasi adalah homogen
atau memiliki karakter yang sama6. Dimana yang menjadi
persamaan diantara tiap responden adalah sama-sama membeli
produk bawang putih di Pasar Sayur Induk Pare.
Karena disini populasi tidak diketahui jumlahnya, maka
penentuan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan rumus sebagai berikut:7
(
)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Zα/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
σ = Standard deviasi pada populasi
e = Kesalahan absolut yang dapat ditolerir
Jika tidak diketahui nilai proporsi atau perbandingan dari
populasi yang tak terhingga, maka digunakan standard deviasi
5 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013), 122.
6 Uma Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Jilid 1. Edisi 4 (Jakarta : Salemba Empat. 2004) 204. 7 Dermawan Wibisono, Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi, (Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 2008), 58.
-
46
populasi (σ) = 0,25. Pada penelitian ini tingkat kepercayaan yang
digunakan sebesar 95%. Dan peneliti menggunakan error estimasi
= 0,05. Maka Z0,05 = 1,96. Penggunaan prosentase tersebut telah
mencerminkan sampel yang mewakili karakteristik populasi yang
sebenarnya.
Berdasarkan ketentuan diatas, maka hasil penghitungannya
sebagai berikut:
(
)
Jadi, berdasarkan penghitungan diatas dapat diambil sampel
sebanyak 97 responden, namun karena ada unsur pembulatan dan
untuk mempermudah penghitungan maka peneliti mengambil
sampel sebanyak 100 responden8.
C. Pengumpulan Data
1. Data dan Sumber Data.
Data adalah bahan keterangan sesuatu objek penilitian yang
diperoleh dari lokasi penelitian9. Sumber data adalah subjek
dimana data tersebut diperoleh. Sedangkan dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
8 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Cetakan IV. (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro2006), 89. 9 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2005), 119.
-
47
a. Metode Kuesioner (Angket)
Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk
mengungkap data tentang pengaruh harga dan produk terhadap
keputusan pembelian produk bawang putih di pasar sayur induk
Pare yang pertama menggunakan metode kuesioner. Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui10
. Dalam
penelitian ini kuesioner yang disebarkan kepada sampel
penelitian yang melakukan pembelian produk bawang putih di
pasar sayur induk Pare.
Penyusunan kuesioner ini diharapkan akan
memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban
karena alternatif jawaban telah tersedia, sehingga untuk
menjawabnya hanya perlu waktu singkat. Pada setiap item soal
disediakan 5 pilihan jawaban:
a) Jawaban Sangat Setuju (SS) memiliki skor 5
b) Jawaban Setuju (S) memiliki skor 4.
c) Jawaban Kurang Setuju (KS) memiliki skor 3.
d) Jawaban Tidak Setuju (TS) memiliki skor 2.
e) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor 1.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka CiptaV
2006), 151.
-
48
Sehingga jika jawaban yang diberikan mendekati
dengan jawaban yang diharapkan, maka semakin tinggi skor
nilai yang diperoleh. Metode angket atau kuesioner ini
digunakan untuk mengungkap data dari variabel harga, produk,
dan keputusan pembelian.
b. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
secara langsung konsumen yang menjadi objek penelitian. Disini
peneliti melakukan pengamatan secara langsung terkait dengan
keadaan atau situasi di pasar sayur induk Pare serta
mengkaitkannya dengan beberapa variabel yang diangkat dalam
penelitian ini yaitu harga dan produk.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono instrumen penelitian adalah suatu alat yang
diamati. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang berisi butir-
butir pertanyaan. Penyusunan kuesioner didasarkan pada konstruksi
teoritik yang telah disusun sebelumnya. Penyusunan kuesioner ini
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara harga
dan produk terhadap keputusan pembelian produk bawang putih di
pasar sayur induk pare.
-
49
Tabel 3.1
Kisi-kisi Intsrumen Penelitian
E. Analisis Data
Menurut Masri Sangarimbun dan Sofyan Efendi, analisis data
adalah suatu proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan.11 M. Kasiran berpendapat bahwa
metode ini dimaksudkan untuk meringkas data dalam bentuk yang
mudah dipahami dan mudah ditafsirkan sehingga hubungan antar
11
Masri Sangarimbun dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survey, (Jakarta: Pustaka Setia,
1990), 203.
Variabel Faktor yang
berpengaruh
Indikator
X1
(Harga)
Harga
(Keterjangkauan
Harga, Kesesuaian
Harga dengan
Kualitas Produk,
Daya Saing Harga,
Kesesuaian Harga
dengan Manfaat).
a. Keterjangkauan harga
b. Kesesuaian harga dengan kualitas
produk
c. Daya saing harga
X2 (Kualitas Produk)
Produk
(Bentuk,Fitur, Kesan
Kualitas, Ketahanan,
Keandalan,
Kemudahan
Perbaikan, Gaya,
Design)
a. Bentuk (form) b. Kesan kualitas
(perceived quality).
c. Fitur (feature) d. Ketahanan
(durability),
Y
(Keputusan
Pembelian)
Keputusan
Pembelian
( Pengenalan
masalah, Pencarian
informasi, Evaluasi
alternatif, Keputusan
pembelian,Perilaku
pasca pembelian)
a. Pengenalan masalah b. Pencarian informasi c. Evaluasi alternatif d. Keputusan
pembelian
e. Perilaku pasca pembelian
-
50
problem penelitian dapat dipelajari dan diuji.12 Adapun langkah-
langkah analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara
lain:
a. Pemeriksaan Data (editing)
Kegiatan dalam langkah pemeriksaan data antara lain:
mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Apabila
instrumennya minim, perlu dicek sejauh mana atau identitas
apa saja yang sangat diperlukan bagi pengolahan data lebih
lanjut. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi
instrumen pengumpulan data (termasuk kelengkapan lembaran
instumen, barangkali ada yang terlepas atau sobek).13
b. Pembuatan Kode (coding)
Proses pembuatan kode merupakan proses pemberian tanda
menggunakan angka atau simbol pada semua jawaban yang
terdapat dalam kuesioner. Kode diberikan untuk semua
kuesioner yang sama sehingga semua jawaban dapat
dimasukkan dalam sejumlah kategori atau kelompok. Di sini
efisiensi analisis akan tercipta sebab semua jawaban dapat
diturunkan menjadi bebrapa kategori yang dipilih secara
seksama.
12
M. Katsiran, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), 128. 13
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 204-205.
-
51
c. Pemberian Skor (scoring)
Scoring adalah memberikan skor terhadap item-item yang
perlu diberi skor. Proses ini adalah pemberian skor atau angka
pada lembar jawaban angket dari setiap subjek. Setiap skor dari
item pernyataan dari angket ditentukan sesuai dengan peringkat
option (pilihan) sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) dengan bobot nilai 5
Setuju (S) dengan bobot nilai 4
Kurang Setuju (KS) dengan bobot nilai 3
Tidak Setuju (TS) dengan bobot nilai 2
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan bobot nilai 1
d. Penyusunan Tabel (Tabulasi)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data.
Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel
tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.14
Dalam penelitian ini, tabulasi digunakan untuk memudahkan
menghitung, dan memasukkan data atau hasil perhitungan ke
dalam rumus.
14
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Pernada Media, 2005), 168.
-
52
e. Processing
Processing yaitu menghitung dan mengolah atau
menganalisis data dengan statistik15. Pada tahap ini yang
digunakan adalah analisis statistik sebagai berikut:
a) Uji Instrumen
1) Uji Validitas
Suatu Instrumen baru dapat digunakan dalam
penelitian apabila telah dinyatakan valid. Uji validitas
tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
ketepatan dan kecermatan instrumen. Untuk
mengetahui valid atau tidaknya disetiap butir item
maka teknik yang digunakan untuk menganalisis
pengaruh harga (X1) dan Produk (X2) terhadap
keputusan pembelian (Y) adalah tekni analisa korelasi
pearson product moment:16
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
r = Koefisien korelasi pearson product moment
x = Skor dari tiap-tiap item
15
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008), 184. 16
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana Prenadana Media
Group, 2007), 136.
-
53
y = Jumlah dari skor item
n = Jumlah responden
Berdasarkan pengujian validitas diatas dikatakan valid
apabila:
Jika rhitung > rtabel maka item angket dikatakan valid dan
dapat digunakan.
Jika rhitung < rtabel maka item angket dikatakan tidak
valid dan dapat digunakan.
Nilai rtabel dapat dilihat pada tingkat signifikan 5% dan
degree of freedom (df) = n-2, yaitu 0,374.
2) Uji Reliabilitas
Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Pengujian relaibitas menggunakan bantuan
aplikasi SPSS. Ukuran kemantapan alpha dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:17
a. Nilai alpha 0,00-0,2 berarti kurang reliabel
b. Nilai alpha 0,21-0,4 berarti agak reliabel
c. Nilai alpha 0,41-0,6 berarti cukup reliabel
d. Nilai alpha 0,61-0,8 berarti reliabel
e. Nilai alpha 0,81-1,00 berarti sangat reliable
17
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2009), 97.
-
54
F. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini sebaiknya dilakukan sebelum data diolah
berdasarkan model-model penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian
adalah data yang memiliki distribusi normal18
. Untuk menguji
normalitas data ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara
yang pertama yaitu membuat tabel deskriptif dengan melihat nilai
mean dan nilai median. Cara yang kedua adalah analisis data
dengan menggunakan pengujian secara statistic dengan cara
menghitung kurtosis dan skewness.
Kurtosis (keruncingan), secara umum ukuran keruncingan
dapat dibedakan menjadi 3 kriteria yaitu:
a. Jika nilai α4 kurang dari 3 (3) maka distribusinya adalah
distribusi leptokurtik = sangat runcing.
c. Jika nilai α4 sama dengan 3 (=3) maka distribusinya adalah
distribusi mesokurtik = sedang.19
18
V. Wiratna Sujarweni, Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi & Umum,
(Yogyakarta: Global Media Informasi, 2008), hal. 45. 19
Zuraidah, Statistika Deskriptif, (Kediri: STAIN Kediri Press, 2011), 256.
-
55
Skewness (kemencengan), secara umum besarnya koefisien
skewness mempunyai ketentuan sebagai berikut:
a. Jika koefisien skewness positif, distribusi frekuensinya
menceng positif, yaitu kurva menjulur ke kanan.
b. Jika koefisien skewness sama dengan nol, berarti distribusi
frekuensinya simetris.
c. Jika koefisien skewness negatif, berarti distribusi
frekuensinya menceng negatif, yaitu kurva menjulur ke
kiri20
.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah
model regresi terjadi ketidak samaan varian dan residual satu
pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan
adalah dimana terdapat kesamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
heterokedastisitas. Dimana cara untuk memprediksi ada tidaknya
gejala heteroskedatisitas pada suatu model adalah dengan
menggunakan pola scatter plot, regresi tidak terjadi gejala
heterokedastisitas jika:
a. Titik-titik menyebar di atas, di bawah atau di sekitar 0.
b. Titik-titik data hanya mengumpul di atas atau di bawah saja.
20
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
2009), hal. 77-78
-
56
c. Penyebaran titik-titik tidak membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik tidak berpola.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah
variabel dalam model garis regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolinieritas dapat
dilakukan dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan
nilai tolerance. Pegambilan keputusan dengan melihat nilai
tolerance sebagai berikut:
a. Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih
besar 0,10.
b. Tidak terjadi multikolinieritas, jika tolerance lebih kecil
atau sama dengan 0,10.
Dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) :
a. Tidak terjadi multikolinieritas, jika VIF lebih kecil 10,00.
b. Terjadi multikolinieritas, jika VIF lebih besar atau sama
dengan 10,00.21
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan 21
Dwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS, (Yogyakarta: Mediakom, 2008), 66.
-
57
variabel pengganggu periode sebelumnya (t-1). Secara sederhana
adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat, jadi tidak boleh ada
korelasi dengan data observasi sebelumnya. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi
dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, di
mana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-
Watson. Kriteria nilai Durbin-Watson dijelaskan di bawah ini:
a. Jika DW lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka
h0 ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
b. Jika DW terletak antara du dan (4-du), maka h0 diterima,
yang berarti tidak ada auto korelasi.
c. Jika DW terletak antara dl dan du atau antara (4-du) dan (4-
dl), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. 22
5. Uji Korelasi Ganda (Multile Correlate)
Uji korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya
pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-
sama dengan variabel lain. Untuk dapat memberikan penafsiran
terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut maka kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut 23:
22
Trihendari, 7 Langkah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 21, (Yogyakarta: Andi
Ofset, 2009), 197-198. 23
Ibid.,
-
58
Tabel 3.2
Interpretasi nilai r Product Moment
Besarnya
“r”
Product
Moment
Interpretasi
0,00 Antara variabel X dan Y tidak ada hubungan
0,10-0,299 Antara variabel X dan Y terdapat hubungan yang
rendah
0,30-0,499 Antara variabel X dan Y terdapat hubungan yang sedang
0,50-0,699 Antara variabel X dan Y terdapat hubungan yang kuat
0,70-1,00 Antara variabel X dan Y terdapat hubungan yang sangat
kuat
Rumus analisa korelasi sebagai berikut ini:
R = √
-
-
Keterangan:
R = Korelasi ganda (multile correlate)
= Korelasi product moment antara X1 dan Y
= Korelasi product moment antara X2 dan Y
X1 = Variabel bebas (Harga)
X2 = Variabel bebas (Produk)
Y = Variabel terikat (keputusan pembelian)
Dasar kriteria pengambilan keputusan pada korelasi ganda
adalah sebagai berikut :
a.) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka berkorelasi.
b.) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak berkorelasi.
-
59
6. Analisis Regresi linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan regresi linear berganda. Teknik analisis ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh harga dan produk terhadap keputusan
pembelian. Adapun persamaan regresi linier berganda adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
y = Variabel dependent (Keputusan Pembelian)
X1 = Variabel independent (Harga)
X2= Variabel independent (Produk)
α = Nilai konstanta
b1= Koefisien regresi variabel Harga
b2=Koefisien Regresi Variabel Produk
7. Uji Hipotesis
a. Pengujian secara parsial atau individu dengan t-test
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan. Pengujian dilakukan dengan uji t
atau t-test, yaitu membandingkan antara t-hitung dengan t-
tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat:
-
60
1. Jika t hitung < t tabel, maka hipotesis tidak teruji yaitu
variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
2. Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis teruji yang berarti
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai
signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini
menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada
perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai
signifikansi 0,05, dimana syarat-syaratnya adalah sebagai
berikut:
a. Jika signifikansi t < 0,05 maka hipotesis teruji yang
berarti variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
b. Jika signifikansi t > 0,05 maka hipotesis tidak teruji
yaitu variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
c. Pengujian secara bersama-sama atau simultan dengan F-
test
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel independen secara simultan atau bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian
-
61
ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung
dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat:
a. Jika F hitung < F tabel, maka hipotesis tidak teruji yaitu
variabel-variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika F hitung > F tabel, maka hipotesis teruji yaitu
variabel-variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai
signifikansi F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini
menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis didasarkan
pada pembandingan antara nilai signifikansi F dengan nilai
signifikansi 0,05, dimana syarat-syaratnya adalah sebagai
berikut:
a. Jika signifikansi F < 0,05, maka hipotesis teruji yang
berarti variabel-variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika signifikansi F > 0,05, maka hipotesis tidak teruji
yaitu variabel-variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
-
62
8. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilainya adalah antara nol sampai dengan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen24
.
24
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Cetakan IV (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro 2006),30
top related