bab iii metode penelitian dan lokasi penelitian · untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)...
Post on 15-Jan-2020
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis, Desain Penelitian dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen dengan jenis Quasi-experimen designs. Menurut Sugiyono (2006: 6)
metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Seperti yang telah
dinyatakan oleh Sugiono penelitian dengan jenis eksperimen dapat diartikan
sebagai penelitian yang membandingkan adanya suatu pengaruh dari subyek yang
ingin diteliti setelah dilakukan suatu treatment pada subyek tersebut. Pengaruh
perlakuan tertentu di eksperimenkan terhadap perlakuan yang lain tetapi dalam
kondisi yang terkendalikan.
Alasan penelitian eksperimen ini menggunakan Quasi-experimen designs
adalah untuk membandingkan pengaruh antara kedua kelompok yang berbeda
yang telah diberi perlakuan tertentu. Kemudian hasil dari perlakuan tersebut
dibandingkan bagaimana pengaruhnya setelah diberikan perlakuan yang berbeda
pada tiap kelompok.
3.1.2 Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah nonequivalent control
grup design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2010). Terdapat dua kelompok yaitu,
kelompok eksperimen 1 SD Negeri Tlompakan 01, sedangkan kelompok
eksperimen 2 adalah SD Negeri Ngajaran 01. Kelompok eksperimen 1 merupakan
kelompok yang menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray,
sedangkan kelompok eksperimen 2 yaitu menggunakan model pembelajaran
Think Pair Share. Kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2
mendapatkan mata pelajaran yang sama yaitu matematika pada pokok bahasan
“jaring-jaring bangun ruang kubus dan balok”. Desain penelitian Nonequivalent
Control Group Design ditampilkan pada tabel sebagai berikut:
34
Tabel 3.1
Nonequivalent Control Group Design
Group Pretest Tindakan Posttest
Kelompok
Eksperimen 1
X1.2 X1.1 Y1
Kelompok
Eksperimen 2
X2.2 X2.1 Y2
Keterangan :
X1.2 : Pemberian pretest kelompok eksperimen 1 sebelum dilakukan perlakuan
menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray.
X1.1 : Perlakuan kelas eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran Two
Stay Two Stray.
Y1 : Posttest kelas ekperimen 1 menggunakan model pembelajaran Two Stay
Two Stray.
X2.2 : Pemberian pretest kelompok ekperimen 2 sebelum dilakukan perlakuan
menggunakan model pembelajarn Think Pair Share.
X2.1 : Perlakuan kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran Think
Pair Share.
Y2 : Pemberian posttest kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran
Think Pair Share.
Berdasarkan desain penelitian pada tabel 3.1, kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2 diberi tes awal (pretest) untuk mengetahui keadaan awal
kedua kelompok eksperimen sebelum dilakukan perlakuan yang berbeda pada
masing-masing kelompok eksperimen. Setelah diberikan pretest pada kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, selanjutnya kelompok eksperimen 1
diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray yang
kemudian dilakukan posttest. Tahap posttest dilakukan setelah ada perlakuan pada
kelompok eksperimen. Pemberian posttest pada kelompok eksperimen 2
dilakukan setelah kelompok eksperimen 2 mengikuti pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Think Pair Share.
35
3.1.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Mangunsari 03 sebagai kelompok
eksperimen 1 yang terletak di Jalan Cendrawasih, Mangunsari, Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah pada kelas V yang berjumlah 37 siswa.
Penelitian juga akan dilaksanakan di SDN Mangunsari 05 sebagai kelompok
eksperimen 2 yang terletak di Jalan Hasanudin 83, RT/RW 5/6, Dusun Ngawen,
Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Kelompok eksperimen kedua dilakukan pada kelas V dengan jumlah 33 siswa.
3.1.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut Slameto (2015:195) variabel penelitian adalah suatu nilai/sifat dari
objek, individu/ kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan
lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari
informasinya serta ditarik kesimpulannya. Ada 2 jenis variabel yang digunakan
pada penelitian ini yaitu variabel bebas (X1) dan variabel terikat (Y).
a. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas atau independent, yaitu variabel yang dapat mempengaruhi
variabel lain. Pembelajaran Model TSTS dan pembelajaran model TPS
sebagai variabel bebas atau independent. Pembelajaran Model TSTS dan
pembelajaran model TPS adalah pembelajaran matematika dengan KD 3.8
dam KD 4.8 yang memberikan pengalaman dalam pembelajaran pada
siswa dengan berbagai aktivitas belajar yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Terdapat tujuh langkah dalam pembelajaran model TSTS
yaitu berkelompok empat orang, pemberian masalah, dua siswa bertamu
ke kelompok lain, dua siswa yang tinggal memberikan informasi, kembali
pada kelompok masing-masing, setiap kelompok mencocokkan hasil kerja,
dan presentasi hasil. Sedangkan pada pembelajaran model TPS terdapat
tiga langkah yaitu berpikir, bergabung atau kelompok berpasangan, dan
berbagi.
36
b. Variabel terikat (dependent)
Variabel terikat atau dependent pada penelitian ini adalah hasil belajar
matematika, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau
variabel X. Hasil belajar matematika adalah besarnya skor yang diperoleh
dari skor tes matematika.
c. Variabel Kovariat
Menurut Sudjana (2012: 27) variabel kovariat adalah variabel yang
digunakan dalam mengontrol proses pembelajaran berdasarkan kelompok
yang telah dibentuk sebelumnya. Variabel kovariat dalam penelitian ini
yaitu pemberian pretest, yang dilaksanakan sebelum dilakukan perlakuan
model pembelajaran TSTS dan TPS dengan materi jaring-jaring bangun
ruang sederhana.
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 117) populasi adalah wilayah geneneralisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik kedua obyek atau subyek. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Mangunsari 03 Salatiga yang
berjumlah 37 siswa dan SDN Mangunsari 05 dengan jumlah siswa 33 siswa.
Kelas eksperimen adalah siswa V SD N Mangunsari 03 Salatiga yang berjumlah
37 orang, sedangkan kelas kontrol adalah siswa kelas V SDN Mangunsari 05
dengan jumlah siswa 33 orang.
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2010: 62) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel pada penelitian ini adalah siswa
kelas V SDN Mangunsari 05 dan SD N Mangunsari 07 merupakan sekolah yang
memiliki karakteristik hampir sama. Pengambilan sampel atas dasar ciri-ciri sifat
tertentu, yaitu memilih kelas yang memiliki nilai rata-rata yang seimbang pada
37
pembelajaran matematika dengan cara uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata
populasi.
Tabel 3.2
Subjek Sampel SDN Mangunsari Kecamatan Sidomukti
No Kelas/ sekolah Kelompok Laki-
laki
Perempuan Jumlah
siswa
1 Kelas 4 SDN Mangunsari
03
Eksperimen 22 15 37
2 Kelas 4 SDN Mangunsari
05
Kontrol 13 20 33
Total subjek penelitian 35 35 70
Jumlah siswa SD Mangunsari 03 sebanyak 37, namun pada saat dilakukan
penelitan yang dapat mengikuti pembelajaran pada saat penelitian berjumlah 31
siswa. Berkurangnya jumlah siswa dikarenakan beberapa siswa sedang melakukan
latihan untuk mengikuti beberapa lomba.
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Probability
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
(Sugiyono, 2010:218).
3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan
tes untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan kesesuaian dengan langkah-
langkah pembelajaran model TSTS dan TPS selama proses pembelajaran yang
dijadikan data yang akan diolah.
3.3.1.1 Tes
Teknik lain yang digunakan adalah teknik tes. Menurut Sudjana (2011:35)
“tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan),
dalam bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan)”.
Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
38
dimiliki oleh individu. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar. Jenis tes digunakan adalah pilihan ganda yang terdiri dari tes awal (pre-
test) dan tes akhir (post-test).
1. Pretest adalah tes yang dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai.
Tujuanya adalah untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi
yang akan diberikan.
2. Posttest adalah tes yang diberikan setelah guru selesai menyaimpaikan
materi pelajaran. Tujuanya adalah untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menerima dan memahami materi yang telah dipelajari.
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar
matematika pada pokok bahasan jaring-jaring bangun ruang sederhana untuk
posttest. Soal posttest digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
pembelajaran model TSTS dan TPS dalam pembelajaran matematika terhadap
aktivitas belajar siswa kelas V SD N Mangunsari 03 Kota Salatiga semester II
tahun ajaran 2017/2018.
3.3.1.2 Observasi
Menurut Asmadinata (2012: 220) observasi (obsevartion) atau
pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi
digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian proses pembelajaran
dalam pemberian perlakuan (treatment) di dalam kelas. Sehingga dalam
pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi yang diharapakan.
Observasi diberikan selama proses belajar mengajar khususnya pada kelompok
eksperimen untuk memperoleh data tentang pencapaian pembelajaran di dalam
kelas yang menggunakan pembelajaran model TSTS dan TPS. Alasan
dilakukannya observasi selama proses pembelajaran pada penerapan pembelajaran
model TSTS dan TPS adalah untuk melihat pencapaian pembelajaran guru selama
proses pembelajaran dan kesesuaian pembelajaran berdasarkan langkah-langkah
pembelajaran model TSTS dan TPS.
39
3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang di perlukan maka diperlukan instrumen
pengumpulan data. Istrumen penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari: instrument tes dan instrumen lembar observasi penerapan
pembelajaran model TSTS dan TPS.
3.3.2.1 Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan
lembar soal pretest dan posttest dengan bentuk soal pilihan ganda. Instrumen
pretest dan posttest yang digunakan dalam penelitian harus terjamin kelayakannya
sehingga perlu dilakukan uji coba terhadap instrumen melalui tahapan:
penyusunan kisi-kisi soal, uji coba instrumen soal, uji validitas, dan uji
reliabilitas.
Kisi-kisi soal yang telah dibuat kemudian dibuat soal tes. Soal tes yang
telah di uji coba digunakan sebagai pretest dan posttest dalam penelitian. Kisi-kisi
soal disusun berdasarkan Kompetensi Dasar yang telah dipilih yaitu Kompetensi
Dasar 3.8 Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana
(kubus dan balok) dan Kompetensi Dasar 4.8 Membuat jaring-jaring bangun
ruang sederhana (kubus dan balok). Kisi-kisi instrumen soal tes dapat dilihat pada
tabel 3.3 berikut.
40
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Soal
KD INDIKATOR Kategori Taksonomi
JML Butir Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.8
Menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang
kubus
Md 6
7
1,9,11,12,43, 44,
45 Sd 1
Sk
Menyebutkan sifat-
sifat bangun ruang
balok
Md 2
2
7,14
Sd
Sk
Menyebutkan unsur
yang terdapat pada
balok
Md 1
1
19
Sd
Sk
Menyebutkan nama
benda yang berbentuk
kubus dan balok
Md 3
4
6, 24, 41, 34
Sd 1
Sk
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang balok
Md
3
7
2, 16, 17, 18, 36,
37, 42 Sd 3
Sk 1
Menentukan bentuk
alas bangun ruang
kubus
Md
1
3
Sd 1
Sk
Menunjukkan letak
alas pada jaring-jaring
kubus
Md
2
5, 39
Sd 1
Sk 1
Menentukan jaring-
jaring bangun ruang
kubus
Md
6
4,15, 22, 23, 25, 33
Sd 5
Sk 1
Menentukan jumlah
sisi bangun ruang
balok
Md
1
8
Sd 1
Sk
Menganalisis jaring-
jaring bangun ruang
balok
Md
7
10,13, 26, 27, 28,
29, 32 Sd 5
Sk 2
Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun
ruang kubus
Md 1
3
20, 21, 38
Sd 2
Sk
4.8
Mengidentifikasi alat
dan bahan pembuatan
jaring-jaring bangun
ruang kubus dan
balok
Md
2
4
30, 31, 35, 40
Sd 2
Sk
41
Persyaratan yang harus dipenuhi agar instrumen soal baik adalah
instrumen soal harus valid dan reliabel. Maka dilakukan uji coba instrumen soal
untuk memenuhi syarat instrument yang baik yaitu valid dan reliabel. Uji coba
dilakukan di SD yang bukan untuk penelitian. Uji validitas dan reliabilitas
dilakukan pada siswa sejumlah 35 dengan butir soal sebanyak 45. Hasil uji
validitas diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal
KD INDIKATOR Kategori Taksonomi
JML Butir Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.8 Menyebutkan sifat-sifat bangun
ruang kubus
Md 3
4
11,12,43, 44
Sd 1
Sk
Menyebutkan sifat-sifat bangun
ruang balok
Md 2
2
7,14
Sd
Sk
Menyebutkan unsur yang
terdapat pada balok Md 1
1
19
Sd
Sk
Menyebutkan nama benda yang
berbentuk kubus dan balok
Md 3
4
6, 24, 41, 34
Sd 1
Sk
Mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang balok Md
3
5
2, 17, 18, 36,
37 Sd 1
Sk 1
Menentukan bentuk alas bangun
ruang kubus Md
1
3
Sd 1
Sk
Menunjukkan letak alas pada
jaring-jaring kubus
Md
1
39
Sd 1
Sk
Menentukan jaring-jaring
bangun ruang kubus
Md
4
4, 22, 23, 33
Sd 3
Sk 1
Menentukan jumlah sisi bangun
ruang balok
Md
1
8
Sd 1
Sk
Menganalisis jaring-jaring
bangun ruang balok
Md
6
10,13, 26,
28, 29, 32 Sd 4
Sk 2
Mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang kubus
Md 1
2
20, 21
Sd 1
Sk
42
4.8 Mengidentifikasi alat dan bahan
pembuatan jaring-jaring bangun
ruang kubus dan balok
Md
1
2
30, 40
Sd 1
Sk
Berdasarkan hasil uji validitas dari 45 soal yang diujikan, terdapat 33 soal
yang memenuhi persyaratan valid. Selanjutnya dari soal yang valid akan
digunakan untuk instrument penelitian sebanyak 25 butir soal.
Instrumen Observasi Penerapan Pembelajaran Model TSTS dan TPS
Observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran model TSTS dan model TPS. Observer bertugas
untuk melakukan pengamatan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran model TSTS dan model TPS. Melalui pengisian lembar observasi
pelaksanaan kegiatan pembelajaran model TSTS dan model TPS peneliti dapat
mengetahui proses belajar mengajar. Kisi-kisi lembar observasi sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran model TSTS dan TPS. Dalam penelitian ini lembar
observasi diisi oleh teman sejawat atau observer sesuai dengan keadaan saat
pembelajaran berlangsung.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Menerapkan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray
No Aktivitas Guru No
Item
1. Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar
mereka.
1
2. Guru mengajak siswa berdoa 2
3. Guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pembelajaran. 3
4. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa 4
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5
2. Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen yang terdiri
dari 4 siswa
6
7. Guru tanya jawab dengan siswa tentang materi jaring-jaring bangun ruang
kubus dan balok yang ditampilkan di powerpoint pada layar LCD
7
8. Guru memberikan pertanyaan/masalah tentang materi jaring-jaring
bangun ruang kubus dan balok pada setiap kelompok
8
9. Guru menjelaskan kepada siswa cara kerja tugas kelompok 9
10. Guru memberi waktu untuk kelompok berdiskusi 10
11. Guru membimbing siswa dalam pelaksaan dua tinggal dua tamu 11
12. Guru mengawasi setiap kelompok saat sedang berlangsung kegiatan
diskusi.
12
43
13. Guru mengkoordinir setiap kelompok untuk melakukan presentasi hasil
kelompok
13
14. Guru memberikan konfirmasi dari jawaban siswa. 14
15. Guru membagikan soal evaluasi secara individu. 15
16. Guru memberikan reward kepada siswa. 16
3. Penutup
17. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
17
18. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 18
19. Guru memberikan tindak lanjut pembelajaran (remidi/pengayaan) 19
20. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 20
Tabel 3.6
Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Menerapkan Model
Pembelajaran Think Pair Share
No Aktivitas Guru No
Item
1. Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa 1
2. Guru mengajak siswa berdoa 2
3. Guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pembelajaran. 3
4. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa 4
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5
2. Kegiatan Inti
6. Guru memberikan pertanyaan atau masalah dan memberikan siswa waktu
untuk memikirkan jawabannya.
6
7. Guru membimbing siswa dalam siswa mengerjakan. 7
8. Guru meminta siswa berpasangan untuk mendiskusikan masalah yang
diberikan.
8
9. Guru menjelaskan kepada siswa cara kerja tugas kelompok 9
10. Guru memberi waktu untuk kelompok berdiskusi 10
11. Guru mengawasi setiap kelompok saat sedang berlangsung kegiatan
diskusi.
11
12. Guru mengkoordinir setiap kelompok untuk melakukan presentasi hasil
kelompok
12
13. Guru memberikan konfirmasi dari jawaban siswa. 13
14. Guru membagikan soal evaluasi secara individu. 14
15. Guru memberikan reward kepada siswa. 15
3. Penutup
16. Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
16
17. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 17
18. Guru memberikan tindak lanjut pembelajaran (remidi/pengayaan) 18
19. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 19
44
Tabel 3.7
Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa Dalam Menerapkan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray
No Aktivitas Siswa No Item
1. Kegiatan Awal
1. Siswa tenang dan memperhatikan guru 1
2. Siswa berdoa dipimpin oleh salah satu siswa yang ditunjuk. 2
3. Siswa dalam posisi belajar. 3
4. Siswa melakukan apersepsi dengan menjawab pertanyaan dari guru. 4
5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang dipaparkan oleh guru. 5
2. Kegiatan Inti
6. Siswa terbagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen, setiap
kelompok beranggotakan 4 siswa
6
7. Siswa menjawab pertanyaan tentang materi jaring-jaring bangun
ruang kubus dan balok yang ditampilkan di powerpoint pada layar
LCD
7
8. Siswa mengerjakan pertanyaan/masalah yang diberikan guru pada
setiap kelompok
8
9. Siswa mendengarkan penjelaskan dari guru mengenai tugas kelompok
yang akan didiskusikan besama anggota kelompoknya.
9
10. Siswa menjalankan kegiatan dua tinggal dua tamu dengan
bimbimngan guru
10
11. Siswa kembali ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan
kembali hasil diskusinya dan mempersiapkan diri untuk presentasi
11
12. Siswa presentasi dengan anggota kelompoknya 12
13. Siswa menerima kofirmasi dari guru mengenai jawaban dari hasil
diskusi. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
13
14. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. 14
15. Siswa mengumpulkan hasil jawaban dari soal evaluasi. 15
16. Siswa menerima reward dari guru. 16
3. Penutup
17. Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru. 17
18. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari
ini.
18
19. Siswa menerima tindak lanjut dari guru. 19
Tabel 3.8
Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa Dalam Menerapkan Model
Pembelajaran Think Pair Share
No Aktivitas Siswa No Item
1. Kegiatan Awal
1. Siswa tenang dan memperhatikan guru 1
2. Siswa berdoa dipimpin oleh salah satu siswa yang ditunjuk. 2
3. Siswa dalam posisi belajar. 3
4. Siswa melakukan apersepsi dengan menjawab pertanyaan dari guru. 4
5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang dipaparkan oleh guru. 5
2. Kegiatan Inti
6. Siswa mendapat pertanyaan atau masalah 6
7. Siswa mengerjakan pertanyaan/masalah yang diberikan guru 7
8. Siswa berpasangan untuk mendiskusikan masalah yang diberikan. 8
9. Siswa berpasangan untuk mendiskusikan masalah yang diberikan. 9
45
10. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara pengerjaan tugas 10
11. Siswa presentasi dengan teman pasangannya 11
12. Siswa menerima kofirmasi dari guru mengenai jawaban dari hasil
diskusi.
12
13. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. 13
14. Siswa mengumpulkan hasil jawaban dari soal evaluasi. 14
15. Siswa menerima reward dari guru. 15
3. Penutup
16. Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru. 16
17. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari
ini.
17
18. Siswa menerima tindak lanjut dari guru. 18
3.4 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji coba instrumen penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reabilitas. Uji
validitas dan uji reabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan sudah valid dan reabel atau belum. Jika
instrumen sudah valid dan reabel maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk
menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.
3.4.1 Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunujukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Menurut Sugiyono (2011: 173) “valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan
instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan
Anates for windows version 4.09. Penelitian ini menggunakan teori Azwar
(2013:147) “bahwa koefisien validitas yang besarnya berkisar antara 0,30 sampai
dengan 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu
lembaga pembelajaran”. Soal yang telah diuji cobakan dan dianalisis dengan
menggunakan Anates instrumen yang dapat digunakan adalah instrumen yang
mempunyai validitas > 0,30. Hasil analisis uji validitas instrumen soal tes dengan
menggunakan program Anates atas terdapat 33 soal yang valid dari 45 soal yang
diujikan dan sebanyak 12 soal tidak valid yaitu nomor 1, 5, 9, 15, 16, 25, 27, 31,
35, 38, 42, dan 45.
46
3.4.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil
pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes
adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan dan keajegan skor tes (Wardani
Naniek Sulistya, dkk : 2012: 344). Uji reliabilitas penelitian menggunakan
program Anates for windows version 4.09. Menurut Widiyoko (2009 : 170) untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut :
: tidak dapat diterima
: dapat diterima
: reliabilitas bagus
: reliabilitas memuaskan
Instrumen soal tes yang telah di analisis uji reliabilitas bernilai 0,91.
Sehingga tingkat reliabilitas dapat diterima dan sesuai kriteria di atas bahwa
reliabilitas memuaskan.
3.4.3 Daya Pembeda
Daya pembeda menurut Zainal Afiri (2014: 133) adalah kemampuan dari
sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang sudah menguasai
materi dan peserta didik yang kurang menguasai materi. uji daya pembeda
menggunakan program Anates version 4.09. Kriteria tingkat daya pembeda item
soal yang diadopsi dari (Arikunto, 2003: 213-218) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.9
Kriteria Tingkat Daya Pembeda
Daya Pembeda Item Keterangan
0 – 20 % item soal memiliki daya pembeda lemah
21 – 40 % item soal memiliki daya pembeda sedang
41 –70 % item soal memiliki daya pembeda baik
71 – 100 % item soal memiliki daya pembeda sangat kuat
Bertanda negative item soal memiliki daya pembeda sangat jelek
Hasil uji daya pembeda menggunakan program Anates terdapat 11 soal
dengan daya pembeda lemah yaitu nomor 1, 3, 5, 6, 9, 13, 15, 16, 25, 31, 35, dan
terdapat 1 soal dengan daya pembeda sangat jelek yaitu nomor 45.
47
3.4.4 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal adalah angka yang menunjukkan proporsi
siswa yang menjawab benar. Semakin besar tingkat kesukaran butir soal berarti
soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat
kesukaran berarti soal itu semakin sukar (Wardani Naniek Sulistya, dkk: 2012:
338). Untuk mengukur tingkat kesukaran dalam penelitian ini menggunakan
software Anates V4 for windows. Tingkat kesukaran soal dinyatakan dalam bentuk
indeks. Rumus indeks tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.
Dimana:
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar
N = jumlah peserta didik
Kriteria tingkat kesukaran butir soal menurut Wardani Naniek Sulistya, dkk
(2012: 339) disajikan melalui tabel 3.6
Tabel 3.10
Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal
Sumber : Wardani Naniek Sulistya, dkk (2012 :339)
3.4.5 Fungsi Pengecoh
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk pilihan
ganda atau multiple choice item, yaitu yang memiliki beberapa jawaban atau
alternatif yang terdiri dari tiga sampai lima buah. Satu diantara alternatif
merupakan jawaban benar, dan yang lainnya merupakan jawaban salah atau
dikenal sebagai pengecoh (distractor).
Menganalisis fungsi pengecoh (distractor) dikenal dengan istilah
menganalisis pola penyebaran jawaban butir soal pada soal bentuk pilihan ganda.
Indeks Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
48
Pola tersebut diperoleh dengan menghitung banyaknya tester yang memilih
pilihan jawaban butir soal atau yang tidak memilih pilihan manapun (blangko).
Dari pola penyebaran jawaban butir soal dapat ditentukan apakah pengecoh
berfungsi dengan baik atau tidak. Menurut Sunapranata (2005, 43) dan Sudijono
(2005, 411) suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika paling
sedikit dipilih oleh 5 % pengikut tes.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik uji
t. Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang
berhubungan atau berpasangan (paired sample t-test). Signifikansi perbedaan rata-
rata dua kelompok sampel yang saling berhubungan dapat diketahui melalui
pengujian ini. Dalam melakukan analisis uji t menggunakan bantuan program
aplikasi statistik SPSS 16. Taraf signifikansi (a) > 0,05 maka Ho diterima. Jika
signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Teknik analisis data dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (Sugiyono, 2006: 135). Rumus uji t yang digunakan yaitu:
Keterangan:
t = nilai hitung
X1 = rata-rata kelompok 1
X2 = rata-rata kelompok 2
n1 = jumlah sampel kelompok
n2 = jumlah sampel kelompok 2
S21 = varian kelompok 1
S22 = varian kelompok 2
Persyaratan untuk uji t adalah kedua kelompok harus homogen dan
distribusi normal. Untuk melakukan pengujian homogenitas dan distribusi normal,
maka instrumen penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya.
49
3.5.1 Uji Prasyarat Eksperimen
3.5.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisa
berdistribusi normal atau tidak. Menurut Priyatno (2010:76) “uji normalitas
digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau
tidak”. Uji normalitas perlu dilakukan karena menurut Husaini dan Purbomo
(Sholikhin, 2011:37) “jika data tersebut normal maka data ini menggunakan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows”. Uji
normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One Sample Kolmogorov
Smirnov. Syarat data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar
dari 0,05.
Distribusi Normal Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas berdistribusi
normal. Perhitungan normalitas ini menggunakan bantuan SPSS 16.0. Apabila
skor signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika skor signifikansi
< 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Hasil distribusi normal kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan melalui tabel 3.11 sebagai berikut:
Tabel 3.11
Distribusi Normal Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kolmogorov-Smirnova
Statistik Df Sig.
Kelompok-eksperimen .142 31 .114
Kelompok-kontrol .140 33 .097
Sumber : Hasil Olahan dari SPSS
3.5.1.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas yang diteliti
memiliki varians yang sama. Menurut Priyatno (2010:76) “uji homogenitas
digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi data adalah sama
atau tidak”. Menurut Santoso (2003:219) “pengujian homogenitas mensyaratkan
kedua data harus berdistribusi normal, karena kedua data dalam penelitian ini
sudah memenuhi syarat yaitu berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji
50
homogenitas”. Menurut Sulaiman (2002: 122) kedua kelompok dikatakan berasal
dari kelompok yang homogen apabila hasil uji statistika pada signifikansi
menunjukkan angka 0,05. Jadi jika nilai signifikansi > 0,05 dapat dikatakan kedua
kelompok tersebut homogen. Sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 dapat
dikatakan kedua kelompok tersebut tidak homogen.
Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok dikatakan
homogen. Apabila signifikansi > 0,05 maka kelompok dikatakan homogen, jika
signifikansi <0,05 maka kelompok tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan SPSS 20. Hasil uji homogenitas disajikan melalui tabel 3.12
berikut ini.
Tabel 3.12
Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
1.901 1 62 .157
Sumber: Hasil Olahan dari SPSS
Berdasarkan tabel 3.12 hasil uji homogenitas, pretest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan dengan signifikansi 0,157 > 0,05
maka pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen.
Tabel 3.13
Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
.014 1 62 .907
Sumber: Hasil Olahan dari SPSS
Hasil uji homogenitas posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol juga menunjukkan signifikansi lebih dari 0,05, yaitu 0,907 > 0,05.
Sehingga posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen.
51
3.5.1.3 Uji Hipotesis
Teknik uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji dua sampel
tidak berhubungan (Indenpenden Sampel T Test). Menurut Sugiyono (Priyatno,
2010:32) “Indenpenden Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan rata-rata antar dua kelompok sampel yang tidak
berhubungan”. Uji ini khusus digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan
yang signifikan rata-rata dari dua kelompok yang diamati. Kriteria signifikansi
adalah > 0,05 diterima dan < 0,05 diterima.
Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji T
Test adalah uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi
data yang didapat dari penelitian, selanjutnya menurut Priyatno (2010:35)
“sebelum dilakukan uji T Test (Independent Samples T Test), dilakukan uji
kesamaan varian (homogenitas) dengan F Test (Levene”s Test), artinya jika varian
sama, maka uji T menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian
sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variance Not Assumed
(diasumsikan varian berbeda)”.
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji-t dua pihak dengan taraf
signifikan 0,05. Cara pengujian hipotesis yaitu dengan melihat nilai signifikan
dalam tabel independent sample t-test, jika nilai signifikannya > 0,05 maka tidak
terdapat perbedaan pengaruh antara kedua kelompok dan jika nilai signifikannya
< 0,05 maka terdapat perbedaan pengaruh antara kedua kelompok setelah diberi
perlakuan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
: = : Penggunaan model pembelajan kooperatif tipe Two Stay Two Stray
tidak lebih tinggi secara signifikan terhadap hasil belajar
Matematika siswa kelas V SD di Gugus Diponegoro Kec.
Sidomukti Salatiga.
: : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray lebih tinggi secara signifikan terhadap hasil belajar
Matematika siswa kelas V SD di Gugus Diponegoro Kec.
Sidomukti Salatiga.
top related