bab iii metodologi penelitianrepository.upi.edu/35934/4/t_b.ind_1503171_chapter3.pdfhasil tersebut,...
Post on 13-Dec-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
30
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian merupakan upaya yang dilakukan untuk menguak identitas
objek penelitian. (Mahsun, 2005, hlm.30) Wiersma (dalam Emzir, 2015, hlm.63),
„mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-
kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental,
sengaja dimanipulasi oleh peneliti.‟ Davis (dalam Emzir, 2015, hlm.63),
„penelitian eksperimental didasarkan pada asumsi bahwa dunia bekerja menurut
hukum-hukum kausal.‟ Emzir (2015, hlm.63) menyatakan, “Tujuan penelitian
eksperimental adalah untuk menetapkan hukum sebab akibat dengan mengisolasi
variabel kausal”. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen.
Metode penelitian eksperimen digunakan untuk menemukan apakah metode
membaca terbimbing (guided reading) dapat meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen desain
faktorial. Penelitian desain faktorial merupakan penelitian yang melibatkan dua
atau lebih variabel bebas. Di antara variabel bebas tersebut, setidaknya satu
variabel dimanipulasi oleh peneliti. (Emzir, 2015) Desain faktorial pada penelitian
ini adalah desain faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama, jenis metode
membaca yang memiliki dua level yaitu metode membaca terbimbing (guided
reading) dan metode membaca yang terlangsung. Faktor kedua, tingkat motivasi
belajar yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah.
Pada penelitian ini digunakan eksperimen desain faktorial karena peneliti
ingin menemukan bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman
siswa pada siswa bermotivasi tinggi dan rendah dengan menggunakan metode
membaca terbimbing. Dengan demikian dapat dibagi, menjadi 4 kelompok,
seperti yang tercantum sebagai berikut.
30
31
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Pengelompokan Berdasarkan Faktor
Variabel Eksperimental Jenis Metode
Variabel Atribut (Kontrol) Metode GR Metode terlangsung
Tingkat
Motivasi
Motivasi Tinggi Kelompok 1 Kelompok 2
Motivasi Rendah Kelompok 3 Kelompok 4
(diadaptasi dari Emzir, 2015, hlm.106)
Menurut Fraenkel & Wallen (dalam Gustiani, 2017, hlm.54) menyatakan,
„penelitian yang menggunakan desain faktorial tidak hanya mengkaji mengenai
memisahkan pengaruh dari masing-masing variabel bebas, melainkan juga
mengkaji pengaruh dari penggabungannya.‟
Menurut Fraenkel dkk. (2012, hlm.277), “Another value of a factorial
design is that it allows a researcher to study the interaction of an independent
variable with one or more other variables, sometimes called moderator
variables.” Nilai lain pada penelitian desain faktorial ialah bahwa ia
memperbolehkan peneliti untuk mempelajari interaksi variabel bebas dengan satu
atau lebih variabel lain, kadang-kadang disebut variabel-variabel moderator.
Berikut ini adalah desain penelitian faktorial yang dikemukakan Fraenkel
dkk. (2012, hlm.277).
Tabel 3.2
Pola Desain Eksperimen Faktorial
Perlakuan R O1 X Y1 O2
Control R O1 C Y1 O2
Perlakuan R O1 X Y2 O2
Control R O1 C Y2 O2
32
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
O1 : prates
O2 : pascates
X : diberi perlakuan metode membaca terbimbing
C : tidak diberi perlakuan metode membaca terbimbing
Y1 : variabel moderator (motivasi belajar tinggi)
Y2 : variabel moderator (motivasi belajar rendah)
Variabel moderator merupakan variabel yang ikut memengaruhi variabel
independen terhadap variabel dependen (Gustiani, 2017, hlm.54). Variabel
moderator dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar. Pada penelitian ini terdapat
dua kategori tingkat motivasi belajar, yaitu motivasi belajar tinggi dan rendah.
(Schunk dalam Dalimunthe, 2015)
Pada desain tersebut, kelompok dipilih secara acak kemudian peneliti
menyebarkan angket motivasi belajar berdasarkan teori Sardiman (2011) yang
sudah dimodifikasi untuk pelajar/ siswa kelas V SD. Angket tersebut sudah
divalidasi oleh ahlinya.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kartika XI-12 Jalan Kolonel Masturi RT.03
RW.11 Desa Karyawangi Parongpong. Sekolah tersebut berada di Jalan
Cihanjuang Kampung Babakan, Cihanjuang Rahayu, Kec.Parongpong,
Kab.Bandung Barat. Alasan dipilihnya SD Kartika XI-12 karena lokasi sekolah
tersebut strategis dengan jarak tempuh yang tidak jauh dari tempat tinggal
peneliti. Selain itu, SD Kartika XI-12 sudah melakukan kegiatan membaca setiap
hari Kamis sebelum pembelajaran dimulai selama 15-30 menit.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kartika XI-
12 Parongpong tahun ajaran 2018/2019. Sampel dalam penelitian ini ialah siswa
VA dan VB. Jumlah seluruh siswa kelas VA dan VB adalah 62 anak, masing-
masing adalah 30 dan 32 anak.
Kelompok kontrol : Kelas VA
33
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelompok eksperimen : Kelas VB
Pada kelompok eksperimen, yakni kelas VA akan dibagi menjadi 6 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri atas 5 anak.
Mengenai jumlah siswa dalam kelompok pada metode membaca
terbimbing (guided reading), Anna (2017) berpendapat guru membuat kelompok
dengan 3-6 siswa per kelompok. “The teacher meets groups of 3-6 student”
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian berisi langkah-langkah yang akan dilakukan mulai dari
awal hingga akhir penelitian. Berikut ini adalah langkah-langkah penelitian yang
akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini.
1. Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V SD Kartika XI-12 Parongpong yang terdiri
atas tiga kelas yaitu kelas VA, VB, dan VC. Sampel pada penelitian ini
yaitu kelas VA (kelas eksperimen) dan VB (kelas kontrol). Penyebaran
angket dilakukan terhadap seluruh siswa kelas VA dan VB untuk
mengidentifikasi perbedaan tingkat motivasi belajar tiap-tiap siswa. Dari
hasil tersebut, teridentifikasi bahwa baik pada kelas VA maupun VB ada
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah.
2. Mengadakan prates untuk mengetahui kemampuan awal membaca
pemahaman siswa di kelas eksperimen maupun kontrol.
3. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan
metode membaca terbimbing (Guided Reading) dan pada kelas kontrol
menggunakan metode terlangsung. Buku yang digunakan dalam perlakuan
metode membaca terbimbing (Guided Reading) dalam penelitian ini,
yakni:
a) Katak yang Nakal (Penulis : Gibran Maulana)
b) Dua Ekor Angsa Undan dan Kura-kura (Penulis : Kharisma Aprilia)
c) Ayam Bertanduk (Penulis : Gibran Maulana)
d) Katak yang Bijaksana (Penulis: Gibran Maulana)
e) Gigi Harimau (Penulis: Gibran Maulana)
f) Doby dan Serigala (Diceritakan kembali :Puput Mugiati)
34
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses pembelajaran membaca pemahaman yang menggunakan metode
membaca terbimbing akan dideskripsikan melalui sintak metode pembelajaran
berikut ini.
Tabel 3.3
Sintak Metode Membaca Terbimbing
No Tahapan
Pembelajaran
Sintak Pembelajaran
Guru Siswa
1. Prabaca 1) Pada tahap ini guru harus
mampu memilih buku yang
cocok untuk dibaca anak-
anak pada masing-masing
kelompok. Guru
menempatkan siswa-siswa
dengan kemampuan
membaca yang hampir sama
pada masing-masing
kelompok.
2) Guru memperlihatkan
kepada siswa sampul buku
atau ilustrasi dari cerita itu
dan membacakan judul serta
pengarang buku tersebut.
3) Guru memberikan
pertanyaan yang
membangkitkan rasa ingin
tahu dan kreativitas siswa
tentang isi buku tersebut.
Misalnya, “Menurut kalian,
apa yang akan diceritakan
dalam buku ini? Mengapa?”
1) Duduk tertib dan
siap untuk
mengikuti proses
membaca dalam
kelompok
2) Memperhatikan
buku yang
diperlihatkan Guru,
yakni sampul buku
atau ilustrasi dari
cerita itu serta
mendengarkan guru
membacakan judul
dan pengarang buku
tersebut
3) Siswa menuliskan
prediksi atas isi
buku pada secarik
kertas yang
dibagikan oleh
guru.
35
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru memberikan secarik
kertas berwarna/ putih yang
dapat ditempel di papan
tulis kepada masing-masing
siswa.
4) Guru memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa
dengan tujuan
membangkitkan skemata
anak. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut tentu saja harus bisa
dijawab anak berdasarkan
pengalaman yang
dimilikinya. Misalnya buku
yang dipilih guru berjudul
Katak yang Bijaksana, guru
dapat mengajukan
pertanyaan, “Apa yang
kamu ketahui tentang katak?
“Apa yang dimaksud
dengan bijaksana?”, dan
sebagainya.
5) Pada papan informasi/ papan
tulis yang sudah disediakan
guru sebelumnya, guru
mempersilakan masing-
masing siswa menempelkan
prediksi dan ide-idenya
dengan rapi dan teratur.
4) Siswa menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
pada kertas yang
telah diberikan guru
5) Siswa meletakkan
prediksi dan
jawaban atas
pertanyaan-
pertanyaan yang
diajukan guru (ide-
ide) pada papan
informasi/ papan
tulis yang tersedia.
2. Membaca 6) Selama siswa membaca,
guru mendampingi siswa
agar dapat mengikuti proses
6) Siswa mulai
membaca. Siswa
membaca bergantian
36
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membaca dengan baik.
7) Pada tahap ini guru
meminta siswa untuk
memeriksa kembali prediksi
yang telah mereka buat dan
membuat prediksi lebih jauh
tentang apa yang
selanjutnya akan terjadi
dalam cerita tersebut
8) Guru memfasilitasi siswa
untuk meneruskan membaca
dan memprediksi. Guru
meminta kembali siswa
untuk memverifikasi
prediksi mereka dan
membuat prediksi baru
Setiap prediksi yang mereka
buat, guru menanyakan
“Mengapa kalian
berpendapat begitu?”
Kemudian membaca
halaman terakhir untuk
menemukan kesimpulan
cerita
dengan suara yang
cukup nyaring untuk
dapat didengar oleh
seluruh siswa dalam
kelompok tersebut.
7) Siswa memeriksa
kembali prediksi yang
telah mereka buat dan
membuat prediksi lebih
jauh tentang apa yang
selanjutnya akan terjadi
dalam cerita itu
8) Siswa meneruskan
membaca dan
memprediksi.
Siswa memverifikasi
prediksi mereka dan
membuat prediksi baru.
Lalu siswa menjawab
pertanyaan guru
mengenai prediksi yang
mereka buat. Kegiatan
membaca dilakukan
sampai halaman
terakhir.
37
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pascabaca 9) Pada tahap ini guru dan
siswa membicarakan
tentang prediksi mereka,
verifikasi, ide-ide,
pertanyaan, tanggapan
pribadi atau hubungan cerita
dengan kehidupan mereka
10) Guru mengatakan tentang
prediksi yang tidak secara
langsung sesuai dengan teks
tetapi dapat diterima.
Kemudian mendiskusikan
ide-ide yang berbeda yang
mungkin siswa miliki.
9) Siswa berbicara
tentang prediksi
mereka, verifikasi,
ide-ide,
pertanyaan,
tanggapan pribadi
atau hubungan
cerita dengan
kehidupan mereka
10) Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
tentang prediksi
yang tidak secara
langsung sesuai
dengan teks tetapi
dapat diterima.
Kemudian,
berdiskusi tentang
ide-ide yang
berbeda yang
dimiliki oleh
siswa.
(Diadaptasi dari Abidin, 2012)
38
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Sintak Metode Membaca Terlangsung
Aktivitas Guru Aktivitas
Siswa
Guru
mengawasi
siswa selama
membaca
Siswa mencari buku sesuai pilihannya
Siswa duduk di tempat yang diinginkan dan mulai
membaca
Seusai membaca, siswa mengembalikan buku ke
tempat semula
4. Melakukan pascates di kelas eksperimen dan kontrol. Pada tahap ini,
peneliti ingin mengetahui kemampuan membaca pemahaman setelah
diterapkannya metode membaca terbimbing (Guided Reading) pada kelas
eksperimen. Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas
eksperimen yang diberi perlakuan metode membaca terbimbing dengan
kelas kontrol yang diberi perlakukan metode terlangsung.
5. Menganalisis data dengan menguji secara statistik dari hasil nilai kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
39
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut ini adalah gambaran dari prosedur penelitian metode membaca
terbimbing (Guided Reading) untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman pada siswa kelas VA (kelas eksperimen) dan VB (kelas kontrol)
dengan perbedaan tingkat motivasi belajar (tinggi dan rendah).
Bagan 3.1
Prosedur Penelitian Desain Faktorial
(Diadaptasi dari Gustiani, 2017)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi angket, tes,
observasi, dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembaran angket, instrumen tes, lembaran observasi, dan pedoman wawancara.
Perlakuan dengan
menggunakan metode
guided reading
Kelas Eksperimen
(Motivasi Tinggi dan
rendah)
Prates
Pascates
ANALISIS
DATA
POPULASI
Kelas Kontrol
(Motivasi Tinggi dan
rendah)
SIMPULAN
Prates
SAMPEL
Perlakuan dengan
menggunakan metode
terlangsung
Pascates
40
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Angket
Angket dilakukan untuk mengumpulkan data tentang perbedaan tingkat
motivasi belajar siswa. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berisi 40 butir
pertanyaan. Adapun kisi-kisi angket tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar
(Diadaptasi dari Sardiman, 2011, hlm.83)
Penskoran angket menggunakan skala Likert yang terdiri dari item yang
bersifat positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Masing-masing butir
pertanyaan dalam angket terdiri dari 4 alternatif jawaban, yakni selalu (4), sering
(3), kadang-kadang (2), dan tidak pernah (1) pada item yang bersifat positif
(favorable). Pada angket yang bersifat negatif (unfavorable), selalu (1), sering (2),
kadang-kadang (3), dan tidak pernah (4).
Variabel No Indikator No butir Jumlah
Soal
Favorable Unfavor
able
Motivasi
Belajar
1 Tekun dalam
menghadapi tugas
1,2,3,4 32 5
2 Ulet menghadapi
kesulitan
5,6,7,8 33 5
3 Menunjukkan minat
terhadap berbagai materi
pelajaran
9,10,11,12 34 5
4 Lebih senang bekerja
mandiri
13,14,15,
16
35 5
5 Cepat bosan pada tugas
yang rutin
17,18, 19,
20
36 5
6 Dapat mempertahankan
pendapatnya (kalau
sudah yakin akan
sesuatu)
21,22, 23,
24
37 5
7 Tidak mudah melepaskan
apa yang diyakini
25,26,27 38,39 5
8 Senang mencari dan
memecahkan masalah
soal-soal
28,29, 30,
31
40 5
Jumlah soal 40
41
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tes
Menurut Arikunto dalam Isakandarwassid dan Sunendar (2008, hlm.179),
tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang
seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Menurut
Nurkancana dalam Iskandarwassid dan Sunendar (2008, hlm.179), tes adalah
suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak
tersebut, yang dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau
dengan nilai standar yang ditetapkan.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Indikator
Aspek Kognitif
Jumlah
Soal C1
Pengetahuan
C2
Pemahaman
C3
Penerapan
C4
Analisis
1) Menemukan
informasi dari sebuah
paragraf
1,2,4,5,
6,8,11
7 - 9 10
2) Memahami makna
dari sebuah wacana
10,12 13 14 - 4
3) Menentukan pokok
pikiran sebuah paragraf
- 16,17,18,19 - 20,21,
22
7
4) Menarik kesimpulan
bacaan yang dibaca
- 15,23,24 - 25 4
Persentase soal 37,5%
(9 soal)
37,5%
(9 soal)
4,2 %
(1 soal)
20,8%
(5 soal)
100%
(24 soal)
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui pemberian tes pilihan
berganda pada prates (pretest) dan pascates (posttest). Prates diberikan sebelum
perlakuan metode membaca terbimbing (guided reading) pada kelas eksperimen
dan sebelum metode terlangsung pada kelas kontrol. Pascates diberikan setelah
perlakuan metode membaca terbimbing (guided reading) pada kelas eksperimen
dan setelah metode terlangsung pada kelas kontrol. Prates dan pascates dilakukan
terhadap siswa kelas VA dan VB SD Kartika XI-12 Parongpong. Pada soal
tersebut, butir soal nomor 3 tidak digunakan.
42
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Observasi
Arifin dalam Gustiani (2017, hlm.231) menyatakan bahwa observasi ialah
alat pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik
dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu. Observasi dilakukan dengan mengamati dan mengumpulkan data saat
menerapkan metode membaca terbimbing terhadap siswa di kelas eksperimen.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian antara kegiatan siswa dan guru
dengan sintak metode membaca terbimbing (guided reading) pada kelas
eksperimen.
4. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru kelas V.
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui keadaan kemampuan membaca siswa
dan penerapan metode membaca di sekolah.
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan
data. Pengolahan data hasil tes membaca pemahaman siswa SD Kartika XI-12
Parongpong menggunakan bantuan program SPSS 22. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
1. Melakukan penghitungan nilai angket pada kelas eksperimen dan kontrol
untuk menentukan/ menggolongkan siswa bermotivasi belajar tinggi dan
rendah
2. Melakukan penskoran atas hasil kemampuan membaca pemahaman siswa
baik prates maupun pascates pada kelas eksperimen dan kontrol. Pada prates
dan pascates dalam kemampuan membaca ini, terdapat 24 butir soal.
Berikut ini merupakan cara penghitungan skor
Skor = Skor Total x 100
Skor Ideal
3. Melakukan perbandingan hasil skor prates dan pascates untuk mendapatkan
gain (peningkatan) setelah diberikannya perlakuan metode membaca
terbimbing di kelas eksperimen dan metode terlangsung di kelas kontrol.
43
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun rumus gain yang diadaptasi dari Hake (dalam Gustiani, 2017, hlm
79) adalah sebagai berikut.
Keterangan :
Spost = Skor postest
Spret = Skor pretest
Smaks = Skor maksimum
Hasil penghitungan yang didapat kemudian diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi yang dibuat oleh Hake (dalam Gustiani, 2017,
hlm.80)
Tabel 3.7
Kriteria N-Gain
N-Gain Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g <0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
4. Menetapkan tingkat signifikansi atau kesalahan dengan taraf signifikansi 5%
(α = 0,05)
5. Menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan ANOVA setelah
sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menguji normalitas distribusi hasil
pretes dan pascates dengan bantuan program SPSS versi 22. Setelah itu, data
dibandingkan dengan α. Jika nilai signifikansi > α, maka H0 akan diterima.
Adapun penerimaan normalitas data berdasarkan hipotesis berikut.
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
N-Gain = Spost -- Spret
Smaks -- Spret
44
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Bila salah satu data tidak berdistribusi normal, maka data tersebut akan
diperhitungkan dengan pengujian nonparametrik.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas variansi antara kelas eksperimen dan kontrol untuk
memeroleh penyebaran atau variansi kedua kelas penelitian, yaitu memiliki hasil
yang sama atau berbeda. Uji homogenitas pun dihitung dengan bantuan SPSS
versi 22. Kriteria pengujian yaitu jika H0 diterima maka signifikansi > α. Adapun
pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut.
H0 : α12 = α1
2
H1 : α12 ≠ α1
2
Keterangan :
α1 = variansi kelas eksperimen
α2 = variansi kelas kontrol
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan tingkat
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas eksperimen yang menerima
perlakuan metode membaca terbimbing dengan kelas kontrol yang menerima
perlakuan metode terlangsung di SD Kartika XI-12 Parongpong. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan taraf signifikansi α = 0,05. Untuk hipotesis 1, 2, dan 3
karena menguji peningkatan kemampuan membaca siswa antar 2 kelompok, maka
digunakan rumus uji t sampel independen. Kriteria pengujian adalah jika nilai
thitung lebih kecil dari nilai ttabel maka H0 diterima. Atau dengan melihat nilai sig.
(2-tailed) yakni jika nilai setengah sig (2-tailed) lebih besar dari α maka H0
diterima.
Menurut Tenaya (2015), “Pengaruh interaksi merupakan pengaruh level
faktor yang satu (A) terhadap level faktor yang lain (B) atau pengaruh interaksi
adalah kegagalan level faktor yang satu terhadap level faktor yang lainnya untuk
memberikan atau menunjukkan respon yang sama.” Pada penelitian ini, pengaruh
interaksi merupakan pengaruh metode membaca terbimbing dan metode
45
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terlangsung terhadap motivasi belajar tinggi dan rendah. Demikian juga akan
dikatakan terjadi pengaruh interaksi apabila terjadi kegagalan faktor metode
membaca (terbimbing dan terlangsung) terhadap motivasi belajar (tinggi dan
rendah) untuk memberikan atau menunjukkan respon yang sama.
Kemudian, untuk hipotesis nomor 4 menggunakan ANOVA dua jalur
karena untuk mengetahui interaksi antara metode membaca (terbimbing dan
terlangsung), motivasi belajar (tinggi dan rendah), dan kemampuan membaca
pemahaman siswa. Kriteria pengujian pun sama seperti sebelumnya.
Berikut ini adalah hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini.
1. Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang
signifikan pada siswa bermotivasi tinggi yang diberi perlakuan dengan metode
membaca terbimbing (guided reading) dan siswa bermotivasi tinggi yang diberi
perlakuan dengan metode terlangsung
Ha: Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan
pada siswa bermotivasi tinggi yang diberi perlakuan dengan metode membaca
terbimbing (guided reading) dan siswa bermotivasi tinggi yang diberi perlakuan
dengan metode terlangsung
2. Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang
signifikan pada siswa bermotivasi rendah yang diberi perlakuan dengan metode
membaca terbimbing (guided reading) dan siswa bermotivasi rendah yang diberi
perlakuan dengan metode terlangsung
Ha: Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan
pada siswa bermotivasi rendah yang diberi perlakuan dengan metode membaca
terbimbing (guided reading) dan siswa bermotivasi rendah yang diberi perlakuan
dengan metode terlangsung
3. Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang
signifikan antara kelas eksperimen yang diterapkan metode membaca terbimbing
(guided reading) dengan kelas kontrol yang diterapkan metode terlangsung
Ha: Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara
kelas eksperimen yang diterapkan metode membaca terbimbing (guided reading)
dengan kelas kontrol yang diterapkan metode terlangsung
46
Saskya Veronika Cleopatra, 2019 PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Ho: Tidak terdapat pengaruh interaksi antara metode membaca (terbimbing dan
terlangsung) dan motivasi belajar (tinggi dan rendah) terhadap peningkatan
kemampuan membaca pemahaman
Ha: Terdapat pengaruh interaksi antara metode membaca (terbimbing dan
terlangsung) dan motivasi belajar (tinggi dan rendah) terhadap peningkatan
kemampuan membaca pemahaman
top related