bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...
Post on 03-Mar-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi
PraSiklus/Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi
PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil
belajar pembelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian.
Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan
penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan
observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya
dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi
siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan
observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.1 Deskripsi PraSiklus
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga pada Semester
I Tahun Pelajaran 2016/2017. SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga memiliki tenaga
pendidik dan kependidikan dengan jumlah 13 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah,
6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, dan 3
Guru Wiyata Bhakti. Kepala Sekolah berlatar belakang pendidikan S1 dan seluruh
guru yang mengampu di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga mempunyai latar
belakang pendidikan S1. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SD
Negeri Kalicacing 02 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan
jumlah 18 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3.
mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan
makanan dan kesehatan. Mata Pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Kalicacing 02
Salatiga diampu oleh guru kelas 5 yaitu Bapak Jarwanto, S.Pd. Beliau mengampu
seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 5 kecuali untuk mata pelajaran yang
telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris,
49
SBdP, dan PenjasOrkes. Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih
dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari rabu
7 September 2016 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa kelas V di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa
permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan
yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata
pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor teknologi
dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan
antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar
merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya
perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA, kurangnya antusiasme siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik
berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika
guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Terbatasnya teknologi dalam kegiatan pembelajaran ini juga
merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA
siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga. Pada pembelajaran IPA harus
mengutamakan proses pembelajaran karena IPA merupakan suatu kumpulan teori
yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir
dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap siswa seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa dapat memahami alam sekitar secara
ilmiah. Selain itu melalui proses pembelajaran IPA tersebut dapat mengubah
konsep dasar sains yang dimiliki siswa berdasarkan fenomena-fenomena alam yang
mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari menjadi konsep IPA yang ilmiah.
Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga, hambatan-hambatan
yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi
50
kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran,
siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan
pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru.
Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA
yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70). Batas nilai
KKM ≥ 70 merupakan KKM yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran IPA di
SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga.
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02
Salatiga sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan tengah semester
mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga semester I
tahun 2016/2017. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil
perolehan nilai pada kondisi awal atau sebelum dilakukannya tindakan dapat
disajika dalam bentuk tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
No Ketuntasan Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas ≥ 70 6 33,33
2 Belum Tuntas < 70 12 66,67
Jumlah 18 100
Nilai Rata-rata 66,89
Nilai Tertnggi 92
Nilai Terendah 48
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal atau sebelum diberikan tindakan
dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥70) sejumlah 12 atau dengan persentase 66,67% dari total
keseluruhan siswa, sedangkan yang telah mencapai KKM sebanyak 6 siswa dengan
persentase 33,33% dari total keseluruhan siswa dari daftar nilai pada kondisi awal
(Pra Siklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 92 dan nilai yang terendah
adalah 48 (untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester I dapat dilihat pada
lampiran 6 nilai kondisi awal). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase
51
siswa yang telah mencapai KKM lebih kecil di bandingkan siswa yang belum
berhasil mencapai KKM.
Berdasarkan hasil belajar yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai
ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02
Salatiga maka peneliti merasa perlu adanya perbaikan pembelajaran IPA dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran yang lain. Dalam penelitian ini peneliti
menerapkan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and
Society (SETS), sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA
melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu
siklus I dan siklus II.
4.1.2 Deskripsi Siklus I
Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan
refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi dua
kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit
dan tiga kali 35 menit.
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society meliputi penyusunan
RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang
akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada
pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan kedua,
masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali,
dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke-3 bulan
November. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti
52
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan
pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society dengan Kompetensi
Dasar 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya
dengan makanan dan kesehatan. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak
Jarwanto selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu
penelitian, penyusunan indikator, tujuan pembelajaran dan materi. Indikator pada
pertemuan pertama antara lain (1) menyebutkan alat pencernaan makanan pada
manusia, (2) menjelaskan urutan proses pencernaan makanan pada manusia, (3)
mengidentifikasi setiap alat pencernaan makanan pada manusia (4)
mengidentifikasi fungsi setiap alat pencernaan pada manusia. Setelah indikator
dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada
pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan
pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society ialah: (1) Dengan
menggunakan media gambar alat pencernaan manusia, siswa dapat menyebutkan 6
alat pencernaan pada manusia dengan tepat, (2) Dengan menggunakan media
gambar alat pencernaan manusia, siswa dapat menjelaskan urutan proses makanan
pada manusia dengan benar, (3) Dengan mengisi keterangan pada gambar alat
pencernaan manusia, siswa dapat menjelaskan fungsi setiap alat pencernaan dengan
benar (4) Dengan mengisi keterangan pada gambar alat pencernaan dan penjelasan
guru tentang fungsi alat pencernaan, siswa dapat menjelaskan zat yang dihasilkan
oleh setiap alat pencernaan dengan benar. Dilanjutkan dengan menyiapkan materi
pembelajaran sesuai dengan RPP. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang
akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang
digunakan ialah gambar-gambar alat pencernaan yang dicetak pada kertas HVS lalu
ditempelkan dengan urut pada kertas karton, nama-nama alat pencernaan dan fungsi
alat pencernaan yang telah dicetak pada kertas HVS lalu digunting dan lingkungan
sekolah yaitu ruang kelas 5. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat
pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar
observasi aktivitas siswa, lembar kerja pengamatan, dan handout materi
pembelajaran tentang alat pencernaan pada manusia. Selanjutnya peneliti
53
mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa
berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran 2)
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama, yang membedakan adalah materi yang dipelajari. Pada
pertemuan kedua ini materi yang dipelajari mengenai macam-macam penyakit yang
dapat menyerang alat pencernaan manusia. Sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan pembelajaran Science,
Environment, Technology, and Society. Penyusunan RPP masih didiskusikan
dengan Bapak Jarwanto selaku guru kelas 5. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya
mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di
dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1)
mengidentifikasi macam-macam penyakit yang berhubungan dengan alat
pencernaan, (2) mengidentifikasi penyebab penyakit yang berhubungan dengan alat
pencernaan manusia, (3) mengidentifikasi cara merawat alat pencernaan pada
manusia. Berdasarkan indikator yang telah disusun peneliti menyusun tujuan yang
hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and
Society ialah: (1) dengan berdiskusi bersama siswa dapat menyebutkan macam-
macam penyakit yang ada pada alat pencernaan manusia dengan baik, (2) dengan
berdiskusi bersama siswa dapat menjelaskan penyebab dari penyakit alat
pencernaan dengan benar, (3) Dengan membuat poster himbauan siswa dapat
mengidentifikasi cara merawat kesehatan alat pencernaan dengan baik. Setelah
indikator dan tujuan pembelajaran tersusun kemudian peneliti menyiapkan media
yang akan digunakan. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua ini
media yang digunakan berupa kertas A3, spidol, selotip, contoh gambar (mencuci
tangan, membuang sampah pada tempatnya, pohon, membersihkan lngkungan).
Peneliti menyiapkan lembar evaluasi untuk siswa yang akan diujikan di akhir
54
pembelajaran guna mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society.
Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar
presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa
dan soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Selanjutnya peneliti mempelajari
materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)
4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan
Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian
meliputi proses pembelajaran dan hasil tindakan siklus I. Rincian pelaksanaan
tindakan siklus I sebagai berikut :
1) Proses Tindakan
Proses tindakan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, masing-
masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali 35 menit.
Rincian proses pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
a. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 22 November 2016 pukul 11.00-12.10 WIB dengan peneliti
sebagai guru pengajar serta guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas
guru dan siswa ialah Angga rekan sejawat peneliti. Kegiatan awal pembelajaran
pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan
guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru
meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan
kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Kemudian guru
memberikan pertanyaan “tadi pagi anak-anak sudah sarapan?” dan dilanjutkan
dengan pertanyaan “jika anak-anak makan alat penceraan apa yang digunakan?”.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu
pada hari ini bersama-sama akan belajar mengenai alat-alat pencernaan pada
manusia, urutan jalannya pencernaan pada manusia, fungsi dari setiap alat
55
pencernaan manusia, serta apa saja zat-zat yang dapat dihasilkan oleh masing-
masing alat pencernaan dan kegunaannya dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3
mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan
makanan dan kesehatan. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan
dengan kegiatan inti yang diawali dengan menggali pengetahuan siswa tentang
materi dan menyusun gagasan-gagasan siswa serta mengkaitkan gagasan tentang
materi yang telah disusun kedalam kehidupan sehari-hari. Setelah meminta siswa
menyusun gagasan mereka masing-masing, guru menampilkan gambar-gambar
organ alat pencernaan pada manusia yang telah ditempelkan pada karton di depan
kelas. Siswa diberikan guntingan kertas yang berisi nama-nama organ pencernaan
beserta fungsinya secara acak. Setiap siswa yang membawa kertas diminta
menempelkan kertas yang telah dibawa kedalam kolom yang telah disediakan
sesuai dengan gambar alat pencernaan, nama alat pencernaan dan fungsinya.
Setelah selesai menempel guru membahas dan membenarkan satu per satu
pekerjaan siswa.
Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok ada tiga kelompok
yang setiap kelompoknya terdiri dari 6 orang, guru memberikan lembar kerja
kelompok dan materi, siswa diminta membaca materi dan mengidentifikasi alat
pencernaan yang ada dalam materi dan zat-zat yang dihasilkan dari setiap alat
pencernaan dan menuliskannya dalam lembar kerja kelompok, setiap perwakilan
kelompok mendemonstrasikan hasil diskusi mereka didepan kelas. Pada kegiatan
selanjutnya guru meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan menyimpulkan
materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama, lalu guru melakukan refleksi
dan melakukan penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan lisan dengan materi yang
telah disampaikan.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaiakan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu macam-macam penyakit yang dapat
menyerang alat pencernaan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Selama pembelajaran berlangsung, guru pengajar atau peneliti diobservasi
oleh teman sejawat. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dan lembar
observasi aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan SETS. Observasi
56
dilakukan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai
dengan sintak SETS dan mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran.
b. pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 23 November 2016 pukul 11.00-12.45 WIB dengan peneliti sebagai
guru pengajar serta guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas
guru dan siswa ialah Angga rekan sejawat peneliti. Kegiatan awal pembelajaran
pada pertemuan kedua ini diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan
guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru
mengingatkan tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan meminta siswa
untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan
apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Kemudian guru
memberikan pertanyaan “tadi pagi anak-anak sudah sarapan?” dan dilanjutkan
dengan pertanyaan “anak-anak silahkan lihat disekitar tempat duduk kalian apakah
masih terdapat sampah?” siswa menjawab dengan berbagai jawaban, lalu guru
melanjutkan pertanyaan “jika masih ada sampah baiknya kita apakan?”. Kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu pada hari ini
bersama-sama akan belajar mengenai penyakit yang bisa menyerang setiap alat
pencernaan, penyebab penyakit alat pencernaan, dan cara menjaga alat pencernaan
dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan
manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Setelah kegiatan awal
selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang diawali dengan
menggali pengetahuan siswa tentang materi dan menyusun gagasan-gagasan siswa
serta mengkaitkan gagasan tentang materi yang telah disusun kedalam kehidupan
sehari-hari. Setelah meminta siswa menyusun gagasan mereka masing-masing,
guru memberikan penjelasan tentang salah satu penyakit yang menyerang alat
pencernaan mulut dan penyebabnya. Siswa diberikan materi berisi tentang macam-
macam penyakit yang ada didalam alat pencernaan dan meminta siswa
menganalisis penyebab dan cara mencegahnya. Setiap siswa dapat menyebutkan
57
satu penyakit yang menyerang alat pencernaan dan penyebabnya serta pencegahan
yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit pada alat pencernaannya.
Selanjutnya guru menampilkan dan menjelaskan contoh poster himbauan
yang telah dibuat sebelumnya kedepan kelas, setelah itu guru meminta siswa
berkumpul dengan kelompok yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya, guru
memberikan setiap kelompok satu lembar kertas A3, spidol, lem, dan satu contoh
gambar, siswa diminta berdiskusi dengan kelompok masing-masing tentang poster
apa yang dapat mereka buat dengan gambar yang telah diberikan dan membuat
poster himbauan, setiap perwakilan kelompok mendemonstrasikan poster
himbauan yang telah mereka buat didepan kelas dan pemanfaatannya dala
kehidupan sehari-hari, selanjutnya siswa diminta menempel poster himbauan yang
telah mereka buat diarea sekolah dan kelas. Pada kegiatan selanjutnya guru
meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan menyimpulkan materi yang telah
dipelajari pada pertemuan pertama, lalu guru melakukan refleksi.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan pada siklus I
dan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu
macam-macam penyakit yang dapat menyerang alat pencernaan. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan salam.
Selama pembelajaran berlangsung, guru pengajar atau peneliti diobservasi
oleh teman sejawat. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dan lembar
observasi aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan SETS. Observasi
dilakukan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai
dengan sintak SETS dan mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran.
2) Hasil Belajar Siklus I
Hasil tindakan penelitian berupa nilai IPA siswa kelas V SD Negeri
Kalicacing 02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I melalui pendekatan
pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society, hasil belajar mata
pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga diperoleh melalui
pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan kedua siklus I. Berikut
disajikan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga dengan
58
Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan
hubungannya dengan makanan dan kesehatan disajikan pada tabel daftar nilai IPA.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai
siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar IPA Siklus I
No Ketuntasan Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas ≥ 70 16 88,89
2 Belum Tuntas < 70 2 11,11
Jumlah 18 100
Nilaia Rata-rata 77,78
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 64
Dari tabel 4.2 ketuntasan belajar kognitif siswa pada siklus I dapat
dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 2 siswa atau 11,11% dari jumlah keseluruhan siswa,
sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)
sebanyak 16 siswa dengan persentase 88,89% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil
tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil
yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditentukan peneliti sebesar 90%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang
diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society yaitu 92,
sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 64 yang semula pada kondisi awal
hanya 48 (daftar nilai siswa terlampir).
Hasil Belajar Afektif
Melalui rubrik penilaian sikap didapat hasil belajar afektif berdasarkan
kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
59
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Afektif IPA Siklus I
No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1 Tuntas ≥ 70 7 38,88
2 Belum Tuntas < 70 11 71,12
Jumlah 18 100
Nilaia Rata-rata 61,8
Nilai Tertinggi 83,3
Nilai Terendah 41,56
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajar afektif
sebanyak 7 siswa sedangkan yang masih dibawah KKM ada 11 siswa dengan nilai
rata-rata 61,8 dan nilai terendah 41,56.
Hasil Belajar Psikomotor
Melalui rubrik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor
berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Psikomotor IPA Siklus I
No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1 Tuntas ≥ 70 6 33,33
2 Belum Tuntas < 70 12 66.67
Jumlah 18 100
Nilaia Rata-rata 66,67
Nilai Tertinggi 75
Nilai Terendah 56,25
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajar
psikomotor sebanyak 6 siswa sedangkan yang masih dibawah KKM ada 12 siswa
dengan nilai rata-rata 66,67 dan nilai terendah 56,25
3) Hasil Observasi
Pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 telah dilakukan observasi
terhadap aktivitas pembalajaran guru dan aktivitas pembelajaran siswa dengam
menerapkan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS).
Observasi dilakukan untuk mengukur proses keterlaksanaan pembelajaran dan
mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran. Lembar observasi aktivitas guru
siklus 1 dengan pendekatam SETS dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
60
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Kegiatan No
Item Aspek yang diamati
Keterangan
Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
Pra
Pembelajaran
1 Mempersiapkan perlengkapan dan
media pembelajaran. √ √
2 Membuka pembelajaran: dengan
salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √
3 Menanyakan presensi dan keadaan
siswa. √ √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √
Inisiasi
5
Melakukan inisiasi berupa apersepsi
dan pertanyaan - pertanyaan yang
memunculkan gagasan atau ide
tentang materi. (Science)
√ √
6
Memberikan pertanyaan terbuka
tentang materi yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. (Science)
√ √
7
Melakukan tanya jawab untuk
menggali gagasan awal dan
mengaitkan materi dalam kehidupan
sehari-hari. (Science)
√ √
Pembentukan
Konsep
8
Memberikan simulasi dan pertanyaan
dengan gambar untuk siswa
melengkapi keterangan pada gambar
yang telah disediakan. (Science)
√ √
9 Meminta siswa membentuk sebuah
kelompok. (Society) √ √
10 Meminta siswa berdiskusi untuk
memahami materi. (Society) √ √
11 Meminta siswa menyampaikan
gagasan mengenai materi. (Society) √ √
12
Meminta siswa mendiskusikan
teknologi apa yang dapat dibuat dan
dimanfaatkan berdasarkan materi.
(Society)
√ √
Aplikasi
Konsep
13 Meminta setiap kelompok membuat
teknologi. (Technology) √ √
14
Meminta setiap kelompok
mendemonstrasikan produk yang
telah dihasilkan serta
pemanfaatannya. (Society)
√ √
15 Menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. (Environment) √ √
61
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan pada pertemuan pertama terdapat 16
aspek yang telah terlaksana dan ada 6 aspek yang belum terlaksana. Pada pertemuan
kedua aspek yang diamati telah terlaksana yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika
pada siklus I semua aspek dirata-rata akan mendapati persentase 86,36%.
Sedangkan untuk observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan
2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Pemantapan
Konsep
16
Meminta siswa menganalisis
fenomena lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan materi.
(Environment)
√ √
17 Membimbing siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari. (Science) √ √
18 Melakukan refleksi. √ √
Penilaian
19
Memberikan soal-soal evaluasi
kepada siswa guna mengetahui
keberhasilan dalam belajar
√ √
20
Memberikan angket guna mengetahui
keaktivan dan antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran
√ √
Penutup
21 Memberikan tindak lanjut √ √
22 Menutup pelajaran dengan salam dan
doa. √ √
Total Aspek Keterlaksanaan 16 22
62
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Kegiatan No
Item Aspek yang diamati
Keterangan
Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
Pra
Pembelajaran
1 Mempersiapkan perlengkapan dan
media pembelajaran. √ √
2 Membuka pembelajaran: dengan
salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √
3 Menanyakan presensi dan keadaan
siswa. √ √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √
Inisiasi
5
Melakukan inisiasi berupa apersepsi
dan pertanyaan - pertanyaan yang
memunculkan gagasan atau ide
tentang materi. (Science)
√ √
6
Memberikan pertanyaan terbuka
tentang materi yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. (Science)
√ √
7
Melakukan tanya jawab untuk
menggali gagasan awal dan
mengaitkan materi dalam kehidupan
sehari-hari. (Science)
√ √
Pembentukan
Konsep
8
Memberikan simulasi dan pertanyaan
dengan gambar untuk siswa
melengkapi keterangan pada gambar
yang telah disediakan. (Science)
√ √
9 Meminta siswa membentuk sebuah
kelompok. (Society) √ √
10 Meminta siswa berdiskusi untuk
memahami materi. (Society) √ √
11 Meminta siswa menyampaikan
gagasan mengenai materi. (Society) √ √
12
Meminta siswa mendiskusikan
teknologi apa yang dapat dibuat dan
dimanfaatkan berdasarkan materi.
(Society)
√ √
Aplikasi
Konsep
13 Meminta setiap kelompok membuat
teknologi. (Technology) √ √
14
Meminta setiap kelompok
mendemonstrasikan produk yang
telah dihasilkan serta
pemanfaatannya. (Society)
√ √
63
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan pada pertemuan pertama hasil observasi
aktivitas siswa terdapat 16 aspek yang telah terlaksana dan ada 6 aspek yang belum
terlaksana. Pada pertemuan kedua aspek yang diamati telah terlaksana yaitu 22
aspek. Secara keseluruhan jika pada siklus I semua aspek dirata-rata akan
mendapati persentase 86,36%.
4.1.2.3 Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I yang terdiri dari dua
pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh data berupa hasil observasi
aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS). Kegiatan
refleksi dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran dipertemuan selanjutnya.
Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat untuk melakukan
evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun kelemahan dan
kelebihan pembelajaran siklus I sebagai berikut:
15 Menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. (Environment) √ √
Pemantapan
Konsep
16
Meminta siswa menganalisis
fenomena lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan materi.
(Environment)
√ √
17 Membimbing siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari. (Science) √ √
18 Melakukan refleksi. √ √
Penilaian
19
Memberikan soal-soal evaluasi
kepada siswa guna mengetahui
keberhasilan dalam belajar
√ √
20
Memberikan angket guna mengetahui
keaktivan dan antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran
√ √
Penutup
21 Memberikan tindak lanjut √ √
22 Menutup pelajaran dengan salam dan
doa. √ √
Total Aspek Keterlaksanaan 16 22
64
Kelemahan:
Dari segi guru masih kurang memerhatikan siswa yang sedang berbicara
sendiri, guru masih terfokus pada materi sehingga tidak memerhatikan siswa yang
gaduh. Guru juga masih hanya berdiri di tempat guru pada awal pembelajaran,
sehingga kurang terfokus pada siswa yang berada dibelakang. Dari segi siswa,
masih terdapat beberapa siswa yang berbicara dan sibuk sendiri, sehingga ketika
guru memberi pertanyaan secara lisan siswa belum bisa menjawab karena tidak
memerhatikan materi yang disampaikan guru.
Kelebihan:
Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan sintak SETS dengan baik,
terlihat pada aspek yang terdapat pada lembar observasi meningkat. Kegiatan
pembelajaran lebih menarik sehingga siswa lebih antusias dalam menyampaikan
gagasan-gagasan mereka. Siswa juga dapat membuat teknologi sederhana yang
diaplikasikan didalam lingkungan sekolah.
Adapun cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan yang telah
dipaparkan adalah dengan guru lebih menguasai kelas dan lebih memerhatikan
siswa ataupun menegur siswa yang berbicara sendiri agar siswa dapat terfokus pada
materi yang disampaikan.guru lebih banyak memberi pertanyaan-pertanyaan secara
lisan dan menggunakan media yang menarik agar siswa lebih antusias lagi dalam
mengikuti pembelajaran.
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan
refleksi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi dua
kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit
dan tiga kali 35 menit.
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap akan membahas mengenai perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society meliputi penyusunan
65
RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang
akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada
pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus II
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan kedua,
masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali,
dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan pembelajaran siklus II pada pertemuan pertama ini dilaksanakan
pada minggu ketiga bulan November. Materi yang akan dibahas pada pertemuan
pertama siklus II ini mengenai zat gizi yang diperlukan dalam tubuh. Sebelum
melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan pembelajaran Science,
Environment, Technology, and Society dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sama
dengan siklus I yaitu KD 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia
dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Penyusunan RPP didiskusikan
dengan Bapak Jarwanto S.Pd selaku guru kelas 5. Diskusi yang dilakukan meliputi
penentuan waktu penelitian dan materi yang akan disampaikan pada pembelajaran
siklus II pertemuan pertama. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1)
mangidentifikasi zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (2) mengidentifikasi fungsi
dari zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (3) menyebutkan macam dan fungsi
mineral dan (4) menjelaskan macam dan fungsi vitamin. Setelah indikator
dirumuskan kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada
pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan
Science, Environment, Technology, and Society ialah: (1) melalui peta konsep
tentang zat gizi, siswa dapat mengidentifikasi zat gizi yang terdapat dalam makanan
tersebut dengan benar , (2) Melalui menjodohkan zat gizi dan fungsinya, siswa
dapat menjelaskan fungsi zat gizi dengan benar (3) melalui penjelasan guru tentang
zat gizi mineral, siswa dapat menyebutkan jenis-jenis mineral dengan benar (4)
melalui penjelasan guru tentang macam-macam vitamin, siswa dapat menjelaskan
66
contoh dari setiap vitamin dengan benar. Dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan
materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Kemudian peneliti mempersiapkan media
pembelajaran yaitu peta konsep zat gizi, gambar contoh makanan untuk melengkapi
peta konsep, tabel menjodohkan zat gizi dengan fungsinya, dan kertas berwarna
kosong untuk menuliskan jadwal makan siswa. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar
observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa. Selanjutnya peneliti
mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa
berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. (Untuk lebih jelasnya lihat
pada lampiran).
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama, yang membedakannya ialah pada pokok bahasan yang
dipelajari. Pada pertemuan kedua ini pokok bahasan yang dipelajari ialah cara
mengolah makanan dengan benar dan gangguann yang disebabkan karena
kekurangan ataupun kelebihan zat gizi. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan materi cara pengolahan makanan dan gangguan atau penyakit yang
disebabkan kekurangan atau kelebihan zat gizi. Sebelum melaksanakan
pembelajaran siklus II pertemuan kedua terlebih dahulu peneliti melakukan diskusi
dengan guru kelas 5 mengenai waktu pelaksanaan dan materi pembelajaran serta
indikikator dan tujuan yang akan digunakan untuk mengajar. Indikator pada
pertemuan kedua antara lain (1) mengidentifikasi cara mengolah makanan dengan
memertahankan gizinya (2) mengidentifikasi jenis-jenis gangguan atau penyakit
yang disebabkan kekurangan atau kelebihan zat gizi. Setelah indikator dirumuskan
kemudian peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada
pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua
melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Science,
Environment, Technology, and Society yaitu : (1) melalui tanya jawab tentang cara
67
memasak sayuran, siswa dapat menjelaskan cara memasak sayuran dengan benar,
(2) melalui analisis materi secara mandiri guru tentang jenis-jenis penyakit, siswa
dapat menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan kekurangan gizi dan
kelebihan gizi. Setelah penyusunan tujuan kemudian dilanjutkan dengan peneliti
menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu
tentang makanan bergizi seimbang. Selanjutnya peneliti mempersiapkan media
pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan adalah kartu kosong yang telah
dibentuk menjadi bentuk buah-buahan yang nantinya akan digunakan siswa untuk
menuliskan motivasi, pohon buatan, pita, dan alat tulis. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar
observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan soal evaluasi.
Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan
pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
(Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)
4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan
Sub tahap ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian
meliputi proses tindakan dan hasil tindakan siklus II. Rincian pelaksanaan tindakan
siklus II sebagai berikut :
1) Proses Tindakan
Proses tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang
masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali 35
menit. Rincian proses tindakan adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 24 November 2016 pukul 11.00-12.10 WIB dengan peneliti
sebagai guru pengajar serta guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas
guru dan siswa ialah Novia rekan sejawat peneliti. Kegiatan awal pembelajaran
pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan
guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru
meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan
68
kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan
apersepsi dengan bertanya “apakah anak-anak pernah makan buah jeruk?
Bagaimana rasanya?” lalu siswa menjawab dengan berbagai jawaban, guru
mengambil satu jawaban bahwa jeruk merasa asam, selanjutnya guru melanjutkan
pertanyaan “siapa yang tahu vitamin apa yang terkandung dalam jeruk?”.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu
mengetahui makanan yang sehat untuk tubuh, penyakit yang akan disebabkan jika
kita kekurangan zat gizi atau vitamin, dan cara mengolah makanan dengan baik
dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan
manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan, dilanjutkan dengan
kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru memberikan pertanyaan terbuka “tadi diawal
pembelajaran kita sudah membahas tentang vitamin, siapa yang tahu apa itu
vitamin?”. Guru meminta siswa menyusun gagasan atau pendapat mereka masing-
masing tentang apa itu vitamin. Selanjutnya guru menampilkan peta konsep tentang
gizi seimbang, guru menjelaskan tentang salah satu dari zat gizi yaitu karbohidrat,
siswa diminta menyampaikan gagasan mereka tentang zat gizi yang lain (protein,
lemak, mineral, vitamin, dan air) lalu siswa diminta menempelkan contoh-contoh
gambar makanan berdasarkan jenis zat gizinya pada peta konsep yang telah
disediakan oleh guru.
Selanjutnya guru menampilkan macam zat gizi beserta fungsinya secara
acak pada kertas karton dan menempelkannya didepan kelas. Siswa diminta
menjodohkan zat gizi beserta fungsinya dengan benar, guru meminta semua siswa
menyanyikan lagu “disini senang disana senang” dan memutar penghapus, siswa
yang mendapat penghapus ketika lagu habis diminta maju kedepan dan
menjodohkan zat gizi dengan fungsinya dengan benar. Setelah semua dijawab
dengan benar guru memberikan satu potongan kertas lipat kosong kepada masing-
masing siswa. Guru meminta siswa menuliskan jadwal makanan dan makanan apa
saja yang harus mereka makan setiap harinya dengan memenuhi gizi yang
diperlukan oleh tubuh. Setiap siswa diminta menempelkan kertas yang telah mereka
tulisi kedalam buku pekerjaan mereka atau dimeja belajar mereka agar mereka
mengingat materi yang telah diberikan dan dapat menerapkanya dalam kehidupan
69
sehari-hari. Selanjutnya guru meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan
bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama
siklus II
Pada kegiatan penutup guru memberikan refleksi kepada siswa dan
mengonfirmasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, sebelum
pulang guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan tentang materi
yang telah dibahas secara lisan, guru menutup pembelajaran dengan salam.
b. Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Jumat tanggal 25 November 2016 pukul 09.00-10.45 WIB dengan peneliti
sebagai guru pengajar serta guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati
berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas
guru dan siswa ialah Novia rekan sejawat peneliti. Kegiatan awal pembelajaran
pada pertemuan kedua ini diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan
guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru
mengingatkan tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan meminta siswa
untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan
apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu pentingnya
mengolah makanan dengan benar dan pentingnya zat gizi bagi kesehatan dengan
Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan
hubungannya dengan makanan dan kesehatan.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti
yang diawali dengan menggali pengetahuan siswa tentang materi dan menyusun
gagasan-gagasan siswa serta mengkaitkan gagasan tentang materi yang telah
disusun kedalam kehidupan sehari-hari. Setelah meminta siswa menyusun gagasan
mereka masing-masing, guru memberikan penjelasan tentang pentingnya mengolah
makanan dengan benar. Guru memberi pertanyaan mengenai salah satu penyakit
“apakah anak-anak tahu apa itu peyakit busung lapar”, banyak pendapat yang
disampaikan oleh siswa, guru menggali gagasan siswa tentang penyebab pennyakit
busung lapar lalu mminta siswa menyebutkan penyakit lainnya yang berkaitan
70
dengan zat gizi. Guru menjelaskan cara mengolah makanan untuk memertahankan
gizi yang ada dalam makanan tersebut.
Selanjutnya guru memberikan satu kartu motivasi kososng dan meminta
siswa menuliskan motivasi mereka tentang bagaimana cara hidup sehat dan
menerapkannya dalam diri mereka masing-masing. Guru meminta siswa
membacakan masing-masing motivasi mereka kedepan kelas dan
menggantungkannya di pohon buatan yang disebut dengan “pohon motivasi”. Lalu
menaruhkan pohon motivasi tersebut didalam kelas. Pada kegiatan selanjutnya guru
meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan menyimpulkan materi yang telah
dipelajari pada pertemuan pertama, lalu guru melakukan refleksi.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan pada siklus II
dan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan salam.
2) Hasil Belajar Siklus II
Hasil tindakan berupa perolehan nilai Hasil belajar mata pelajaran IPA
siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga yang diperoleh melalui pelaksanaan
tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan kedua siklus II. Berikut disajikan
hasil rata-rata nilai belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga
dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan
manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan nilai hasil belajar
disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir pada lampiran 6), dan berikut
disajikan pada tabel 4.3 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai rata-rata IPA
berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai
siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.7 berikut:
71
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siklus II
No Ketuntasan Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas ≥ 70 18 100
2 Belum Tuntas < 70 0 0
Jumlah 18 100
Nilaia Rata-rata 88,89
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 75
Dari tabel 4.7 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan bahwa
semua siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak
18 siswa dengan persentase 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut
sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang
diperoleh tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan
peneliti sebesar 90%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh
siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society yaitu 100, sementara
nilai terendah yang diperoleh siswa 75 yang semula pada siklus I hanya 48 (daftar
nilai siswa terlampir).
Hasil Belajar Afektif
Melalui rubrik penilaian sikap didapat hasil belajar afektif berdasarkan
kriteria ketuntasan minimal pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Afektif IPA Siklus II
No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1 Tuntas ≥ 70 18 100
2 Belum Tuntas < 70 0 0
Jumlah 18 100
Nilaia Rata-rata 81,7
Nilai Tertinggi 95,85
Nilai Terendah 75
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa seluruh siswa telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal dengan nilai rata-rata 95,85 dan nilai terendah 75 (daftar nilai
dapat dilihat pada lampiran7).
72
Hasil Belajar Psikomotor
Melalui rubrik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor
berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.9
berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Psikomotor IPA Siklus I
No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1 Tuntas ≥ 70 18 100
2 Belum Tuntas < 70 0 0
Jumlah 18 100
Nilaia Rata-rata 83,33
Nilai Tertinggi 75
Nilai Terendah 93,75
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa seluruh siswa telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal dengan nilai rata-rata 83,33 dan nilai terendah 75 (daftar nilai
dapat dilihat pada lampiran 7)
3) Hasil Observasi
Pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 telah dilakukan observasi
terhadap aktivitas pembalajaran guru dan aktivitas pembelajaran siswa dengam
menerapkan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS).
Observasi dilakukan untuk mengukur proses keterlaksanaan pembelajaran dan
mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran. Lembar observasi aktivitas guru
siklus 1 dengan pendekatam SETS dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
73
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Kegiatan No
Item Aspek yang diamati
Keterangan
Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
Pra
Pembelajaran
1 Mempersiapkan perlengkapan dan
media pembelajaran. √ √
2 Membuka pembelajaran: dengan
salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √
3 Menanyakan presensi dan keadaan
siswa. √ √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √
Inisiasi
5
Melakukan inisiasi berupa apersepsi
dan pertanyaan - pertanyaan yang
memunculkan gagasan atau ide
tentang materi. (Science)
√ √
6
Memberikan pertanyaan terbuka
tentang materi yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. (Science)
√ √
7
Melakukan tanya jawab untuk
menggali gagasan awal dan
mengaitkan materi dalam kehidupan
sehari-hari. (Science)
√ √
Pembentukan
Konsep
8
Memberikan simulasi dan pertanyaan
dengan gambar untuk siswa
melengkapi keterangan pada gambar
yang telah disediakan. (Science)
√ √
9 Meminta siswa membentuk sebuah
kelompok. (Society) √ √
10 Meminta siswa berdiskusi untuk
memahami materi. (Society) √ √
11 Meminta siswa menyampaikan
gagasan mengenai materi. (Society) √ √
12
Meminta siswa mendiskusikan
teknologi apa yang dapat dibuat dan
dimanfaatkan berdasarkan materi.
(Society)
√ √
Aplikasi
Konsep
13 Meminta setiap kelompok membuat
teknologi. (Technology) √ √
14
Meminta setiap kelompok
mendemonstrasikan produk yang
telah dihasilkan serta
pemanfaatannya. (Society)
√ √
74
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan pada pertemuan pertama hasil
observasi aktivitas guru terdapat 22 aspek yang telah terlaksana, itu menunjukan
bahwa keseluruhan aspek telah terlaksana dengan baik. Pada pertemuan kedua
aspek yang diamati telah terlaksana yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika pada
siklus II semua aspek dirata-rata akan mendapati persentase 100%. Sedangkan
untuk observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut:
15 Menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. (Environment) √ √
Pemantapan
Konsep
16
Meminta siswa menganalisis
fenomena lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan materi.
(Environment)
√ √
17 Membimbing siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari. (Science) √ √
18 Melakukan refleksi. √ √
Penilaian
19
Memberikan soal-soal evaluasi
kepada siswa guna mengetahui
keberhasilan dalam belajar
√ √
20
Memberikan angket guna mengetahui
keaktivan dan antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran
√ √
Penutup
21 Memberikan tindak lanjut √ √
22 Menutup pelajaran dengan salam dan
doa. √ √
Total Aspek Keterlaksanaan 22 22
75
Tabel 4.11
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Kegiatan No
Item Aspek yang diamati
Keterangan
Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak Ya Tidak
Pra
Pembelajaran
1 Mempersiapkan perlengkapan dan
media pembelajaran. √ √
2 Membuka pembelajaran: dengan
salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √
3 Menanyakan presensi dan keadaan
siswa. √ √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √
Inisiasi
5
Melakukan inisiasi berupa apersepsi
dan pertanyaan - pertanyaan yang
memunculkan gagasan atau ide
tentang materi. (Science)
√ √
6
Memberikan pertanyaan terbuka
tentang materi yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. (Science)
√ √
7
Melakukan tanya jawab untuk
menggali gagasan awal dan
mengaitkan materi dalam kehidupan
sehari-hari. (Science)
√ √
Pembentukan
Konsep
8
Memberikan simulasi dan pertanyaan
dengan gambar untuk siswa
melengkapi keterangan pada gambar
yang telah disediakan. (Science)
√ √
9 Meminta siswa membentuk sebuah
kelompok. (Society) √ √
10 Meminta siswa berdiskusi untuk
memahami materi. (Society) √ √
11 Meminta siswa menyampaikan
gagasan mengenai materi. (Society) √ √
12
Meminta siswa mendiskusikan
teknologi apa yang dapat dibuat dan
dimanfaatkan berdasarkan materi.
(Society)
√ √
Aplikasi
Konsep
13 Meminta setiap kelompok membuat
teknologi. (Technology) √ √
14
Meminta setiap kelompok
mendemonstrasikan produk yang
telah dihasilkan serta
pemanfaatannya. (Society)
√ √
76
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan pada pertemuan pertama hasil
observasi aktivitas siswa terdapat 21 aspek yang telah terlaksana, sedangkan masih
ada 1 aspek yang belum terlaksana. Pada pertemuan kedua aspek yang diamati telah
terlaksana semua yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika pada siklus II semua
aspek dirata-rata akan mendapati persentase 97,72%.
4.1.3.3 Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk
mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan
siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh peneliti dan observer serta peneliti dengan
dosen pembimbing. Pada pelaksanaan tindakan siklus II peneliti telah melakukan
berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan
hasil refleksi pada siklus I.
Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa peneliti dalam hal ini
sebagai guru pengajar sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan
15 Menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. (Environment) √ √
Pemantapan
Konsep
16
Meminta siswa menganalisis
fenomena lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan materi.
(Environment)
√ √
17 Membimbing siswa menyimpulkan
materi yang dipelajari. (Science) √ √
18 Melakukan refleksi. √ √
Penilaian
19
Memberikan soal-soal evaluasi
kepada siswa guna mengetahui
keberhasilan dalam belajar
√ √
20
Memberikan angket guna mengetahui
keaktivan dan antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran
√ √
Penutup
21 Memberikan tindak lanjut √ √
22 Menutup pelajaran dengan salam dan
doa. √ √
Total Aspek Keterlaksanaan 21 22
77
pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society dengan
sangat baik, hal tersebut juga berdampak kepada siswa. Bagi siswa sendiri belajar
menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and
Society menjadikan materi yang dipelajari lebih mudah dipahami dan suasana yang
terbentuk di dalam kelas menjadi menyenangkan. Kegiatan pengaplikasian materi
kedalam kegiatan atau kedalam lingkungan membuat siswa lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran dan lebih aktif.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II menunjukan ketercapaian keberhasilan.
Aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 13,64%
sedangkan aktivitas siswa meningkat dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar
11,37%. Serta hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 100%. Dengan
demikian indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti sudah tercapai.
Sehingga tindakan perbaikan aktivitas dan hasil belajar dapat diakhiri pada siklus
II.
4.2 Analisis Komparatif
Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang
perbandingan hasil belajar, ketuntasan belajar dan aktivitas belajar IPA siswa kelas
5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II
sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar, ketuntasan belajar dan aktivitas
belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan
dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada pra siklus, siklus I dan siklus II.
Penigkatan ketuntasan belajar IPA ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar Nilai
Siklus I Siklus II
Jumlah Persentase
(%) Jumlah
Persentase
(%)
1 Tuntas ≥ 70 16 88,89 18 100
2 Belum
Tuntas
< 70 2 11,11 0 0
Jumlah 18 100 18 100
Rata-rata 77,78 88,89
78
Berdasarkan tabel 4.8 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat
diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada
pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 16 siswa dengan persentase siswa tuntas 88,89%, sementara 2 siswa
lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase 11,11%, pada
siklus I rata-rata hasil belajar IPA 77,78 dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I
diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa belum tercapai, ketuntasan
belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian
yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan pperbaikan pada siklus II.
Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar
ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan
yaitu sejumlah 90% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan
pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM
≥ 70 yaitu sebanyak 18 siswa dengan besar persentase 100%, nilai rata-rata hasil
belajar IPA siklus II mencapai 88,89. Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar
siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan
penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment,
Technology, and Society yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai
(ketuntasan belajar siswa ≥ 90%). Dengan peningkatan hasil belajar sebesar 0,14
didapat dari rata-rata nilai siklus II dikurangi rata-rata nilai siklus I dibagi rata-rata
siklus I.
Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and
Society, hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan
mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian
terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus
I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri
Kalicacing 02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat
diketahui dalam tabel 4.9 sebagai berikut:
79
Tabel 4.13
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA
Siklus I, dan Silkus II
Hasil Tindakan Siklus I Siklus II
Rata-rata Hasil Belajar
IPA 77,78 88,89
Berdassarkan tabel 4.13 tentang perbandingan rata-rata hasil belajar,
diketahui pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,78.
Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa
tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, hasil yang diperoleh sudah memenuhi
indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu minimal rata-rata
75 nilai dari KKM ≥ 70, namun masih diupayakan perbaikan agar hasil perolehan
rata-rata hasil belajar semakin meningkat. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus
II, diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang
signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 88,89. Kondisi
yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah
memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh
peneliti minimal rata-rat 75 nilai dari KKM ≥ 70.
Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan dengan menerapkan
pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology,
and Society, aktivitas belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik
dan mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu signifikan 10%. Kondisi yang
demikian terbukti dari perolehan skor hasil observasi aktivitas guru dan siswa dari
siklus I dan siklus II. Peningkatan proses belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri
Kalicacing 02 Salatiga setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat
diketahui dalam tabel 4.10 sebagai berikut :
80
Tabel 4.14
Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi
Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Siklus I Siklus II
Rata-rata
Ya
Persentase
(%)
Rata-rata
Ya
Persentase
(%)
1 Aktivitas Guru 19 86,36 22 100
2 Aktivitas Siswa 19 86,36 21,5 97,72
Berdasarkan tabel 4.14 tentang perbandingan analisis rata-rata skor
observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan pembelajaran
kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society.
Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata pemberian keterangan “Ya” dari
observer pada aktivitas guru mencapai 19 dengan persentase 86,36%, itu berarti
masih ada 6 aspek yang diberi keterangan “Tidak”. Pada siklus II rata-rata
pemberian keterangan “Ya” pada aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi
22 dengan persentase 100%, artinya semua aspek yang terdapat pada lembar
observasi sudah terlaksana. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil
pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan
tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara
signifikan 10 %. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata pemberian
keterangan “Ya” pada aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I
rata-rata pemberian “Ya” pada aktivitas siswa 19 dengan persentase 86,36%,
kemudian pada siklus II rata-rata pemberian keterangan “Ya” meningkat menjadi
21 dengan persentase 97,72%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil
pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan
tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara
signifikan 10 %.
81
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5 SD
Negeri Kalicacing 02 Salatiga, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian
dilaksanakan masih terlihat adanya kesenjangan karakteristik IPA dengan kondisi
yang terjadi dilapangan. Terlihat pada rasa keingintahuan siswa yang masih kurang,
serta keterbatasan teknologi membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga.
Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70 hanya 6 siswa atau
33,33% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada
12 siswa atau 66,67% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang
demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri
Kalicacing 02 Salatiga dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Science,
Environment, Technology, and Society.
Dengan menggunakan pendekatan Science, Environment, Technology, and
Society terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II. Dapat
dilihat dari hasil lembar observasi pada aktivitas guru mengalami peningkatan
sebesar 13,64% dari siklus I ke siklus II sedangkan aktivitas siswa mengalami
peningkatan sebesar 11,36% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas belajar
dengan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment,
Technology, and Society dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diketahui bahwa
setelah pelaksanaan tindakan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual
melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society, hasil belajar
mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata
KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan
nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II.
Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,78
mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya
66,89 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 88,89%. Dari
perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan
82
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan
hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih berada
di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 90% siswa
tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya
perbaikan pada siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui
bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai
rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 88,89 dengan pencapaian
ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 100%. Kondisi yang demikian
menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi
indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti
sebesar 90% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II semua siswa sudah
berhasil mencapai KKM 70.
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada
siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun
hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses
pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan
kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan pembelajaran kontekstual
melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society pembelajaran
yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, aktivitas
pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat
dalam proses pembelajarannya. Penerapan pembelajaran kontekstual melalui
pendekatan Science, Environment, Technology, and Society memberikan banyak
hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA. Selain itu pendekatan Science,
Environment, Technology, and Society membuat siswa dapat belajar mengenai
materi pelajaran dalam suasana yang menyenangkan, kegiatan diskusi, bertukar
gagasan, dan mampu menciptakan teknologi sederhana untuk lingkungan sekitar.
Dalam pembelajaran ini juga mengurangi perasaan takut dan tegang yang dirasakan
oleh siswa saat mengikuti proses pembelajaran, kegiatan bertukar gagasan juga
menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam
83
kelompok yang masuk dalam aspek sosial. Interaksi yang muncul antara siswa
dengan siswa dan kerjasama yang terjalin dalam kegiatan diskusi membentuk
situasi belajar yang kondusif. Siswa sangat antusias bekerja sama untuk
merekonstruksi gagasan awal. Selain itu guru juga membentuk pembelajaran yang
berlangsung menjadi lebih ilmiah. Dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran
pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan pembelajaran kontekstual melalui
pendekatan Science, Environment, Technology, and Society dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan
fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar IPA yang diperoleh siswa. Dalam
penelitian ini peneliti mengatasi kelemahan pendekatan pembelajaran SETS yang
di jabarkan oleh Achmad Binadja (1999) sebelumnya yaitu dengan memadukan
pendekatan Science, Environment, Technology, and Society dengan metode
pembelajaran yang lain untuk mengatasi keterbatasan waktu karena dilihat dari
kelemahan SETS sendiri membutuhkan waktu yang lama untuk penerapannya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Heru,
Rukhoyah, Indah, dan Zulaika yang melakukan penelitian dengan penerapan
pendekatan pembelajaran yang sama yaitu pendekatan Science, Environment,
Technology, and Society (SETS) karena dengan penelitiannya terbukti bahwa
terdapat peningkatan aktivitas atau hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Perbedaan penelitian yang dilakukan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian
ini adalah penelitian ini meneliti kedua variabel terikat atau variabel Y yaitu
aktivitas belajar dan hasil belajar. Dalam penelitian ini meningkatkan hasl belajar
melalui peningkatan aktivitas belajar, sehingga jika aktivitas belajar meningkat
akan diikuti dengan hasil belajar yang meningkat.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat dibuktikan bahwa pendekatan
Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02. Dengan
adanya penelitian ini memberikan implikasi baik secara teoritis maupun praktis.
84
1. Implikasi Teoritis
Setelah membandingkan pendekatam Science, Environment, Technology,
and Society (SETS) dengan penelitian sebelumnya adalah sejalan dan saling
melengkapi. Penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science,
Environment, Technology, and Society (SETS) disesuaikan dengan standar proses.
Meskipun penerapan pendekatan SETS mengalami perubahan akan tetapi tetap
disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga dapat meningkatkan pemahaman,
pengalaman, dan menambah ilmu pengetahuan serta siswa mampu menerapkan
konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
2. Implikasi Praktis
Pembelajaran dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and
Society (SETS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Siswa yang
semula belum tuntas setelah diadakan tindakan dengan menggunakan pendekatan
Science, Environment, Technology, and Society (SETS) menjadi tuntas melalui
siklus I dan siklus II. Penerapan pendekatan SETS dilakukan dengan meminta siswa
membuat suatu teknologi sederhana yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari (poster himbauan dan kartu motifasi). Siswa mengamati fenomena yang
terdapat dalam lingkungan sekitar dan menerapkan konsep yang telah dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
top related