batu saluran empedu tinjauan pustaka
Post on 01-Dec-2015
85 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Tinjauan Pustaka
BATU SALURAN EMPEDU
Oleh:
dr. Tiara Bunga Indiarsih
Pembimbing:
dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes
PUSKESMAS PANGKALAN BALAI
BANYUASIN
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Tinjauan Pustaka dengan Judul
“BATU SALURAN EMPEDU”
Disajikan Oleh:
dr. Tiara Bunga Indiarsih
Pembimbing:
dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes
Telah dipresentasikan dan diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
program Internship Dokter Indonesia di Puskesmas Pangkalan Balai Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan.
Banyuasin, April 2013
Pembimbing
Dr. Hj. Reny Sahara, M.Kes
1. Anatomi Kandung Empedu
Kandung empedu bentuknya seperti pir, panjangnya sekitar 7 - 10 cm.
Kapasitasnya sekitar 30-50 cc dan dalam keadaan terobstruksi dapat
menggembung sampai 300 cc. Organ ini terletak dalam suatu fosa yang
menegaskan batas anatomi antara lobus hati kanan dan kiri. Bagian ekstrahepatik
dari kandung ampedu ditutupi oleh peritoneum.(yayan 2008).
Menurut Pearce ( 2006) bagian-bagian kandung empedu yaitu:
a. Fundus Vesikafelea
Bentuknya bulat, ujung buntu dari kandung empedu yang sedikit memanjang di
atas tepi hati, dan sebagian besar tersusun atas otot polos dan jaringan elastik
merupakan tempat penampungan empedu.
b. Korpus Vesikafelea
Bentuknya terbesar dari kandung empedu dan ujungnya membentuk leher dari
kandung empedu
c. Leher Kandung Empedu
Merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya
getah empedu ke badan kandung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam
kandung empedu.
d. Duktus Sistikus
Panjangnya + 3 ¾ cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung
dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum
e. Duktus Hepatikus
Saluran yang keluar dari leher
f. Duktus koledukus
Saluran yang membawa empedu ke duodenum
Pasokan darah ke kandung empedu adalah melalui arteri akan terbagi menjadi
arteria dan posterior secara khas merupakan cabang dari arteri hepatica kanan,
tetapi asal dari arteri sistika bervariasi.
Menurut Pearce, 2006: 206, kandung empedu mempunyai beberapa lapisan yaitu:
a. Lapisan Serosa Peritoneal
Merupakan lapisan luar dari empedu
b. Lapisan otot tak bergaris
Merupakan lapisan tengah dari empedu.
c. Lapisan dalam mukosa atau membrane mukosa
Merupakan lapisan yang bersambung dengan lapisan saluran empedu yang
memuat sel epitel silinder yang mengeluarkan sekret masin dan cepat
mengabsorpsi air dan elektrolit, tetapi tidak garam empedu atau pigmen karena itu
empedunya menjadi pekat.
2. Fisiologi Kandung Empedu
Empedu diproduksi oleh sel hepatosis sebanyak 500-1500 ml per hari. Di luar
waktu makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Dan disini
mengalami pemekatan sekitar 50 persen. Pengaliran cairan empedu di atur tiga
faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu dan tahanan
sfingter koledukus. (Baughman,2000).
Cairan empedu merupakan cairan yang kental yang berwarna kuning keemasan
kehijauan yang dihasilkan secara terus menerus oleh sel hepar + 500-1000 ml
sehari. Empedu merupakan zat esensial yang diperlukan dalam pencernaan dan
penyerapan lemak. Cairan empedu merupakan suatu media untuk menyekresi zat
tertentu yang tidak dapat disekresi oleh ginjal. (Syaifuddin, 2009).
Menurut Syaifuddin (2009) unsur-unsur cairan empedu yaitu:
a. Garam-garam empedu
Disintesis oleh hepar, berasal dari kolesterol, suatu alcohol steroid yang banyak
dihasilkan hati dan berfungsi membantu pencernaan lemak dan mengemulsi lemak
dengan kelenjar lipase dari pankreas
b. Sirkulasi Antero Hepatik
Garam empedu (pigmen) diabsorpsi oleh usus halus masuk ke dalam vena partu di
alirkan ke hati untuk digunakan ulang
c. Pigmen Empedu
Pigmen empedu merupakan hasil utama dari pemecahan haemoglobin dari plasma
mensekresinya ke dalam empedu
d. Bakteri Dalam Usus Halus
Bakteri dalam usus halus mengubah billirubin menjadi urobilin yaitu satu zat yang
direabsorpsi dari usus dan di ubah menjadi sterkobilin yang disekresi dalam feses
sehingga berwarna kuning.
Menurut Syafuddin( 2002) fungsi kandung empedu adalah:
a. Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental
b. Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel hati jumlah setiap hari
dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc yang digunakan untuk mencerna lemak
c. Memberi warna feses dan sebagian diabsorpsi kembali oleh darah dan membuat
warna pada urin yang disebut urobilin
Jenis-jenis batu Empedu Pigmen:
Batu-batu empedu pigmen adalah tipe batu empedu yang paling umum kedua.
Walaupun batu-batu empedu pigmen berisikan hanya 15% dari batu-batu empedu
pada individu-individu dari Eropa dan Amerika, mereka lebih umum daripada
batu-batu empedu kolesterol di Asia Tenggara. Ada dua tip-tipe batu-batu empedu
pigmen: 1) batu-batu empedu pigmen hitam, dan 2) batu-batu empedu pigmen
coklat.
Pigmen adalah suatu sisa pembuangan yang terbentk dari hemoglobin, bahan
kimia yang membawa oksigen dalam sel-sel darah merah. Hemoglobin dari sel-sel
darah merah yang tua yang dihancurkan dirubah kedalam suatu bahan kimia yang
disebut bilirubin dan dilepaskan kedalam darah. Bilirubin dikeluarkan dari tubuh
oleh hati. Hati memodifikasi bilirubin dan mengeluarkan bilirubin yang telah
dimodifikasi kedalam empedu.
- Batu-Batu Empedu Hitam
Jika ada terlalu banyak bilirubin dalam empedu, bilirubin bergabung dengan
konstituen-konstituen lain dalam empedu, contohnya, Kalsium, membentuk
pigmen (disebut begitu karena ia berwarna coklat tua). Pigmen larut secara buruk
dalam empedu dan, seperti kolesterol, ia menempel bersama-sama dan
membentuk partikel-partikel yang tumbuh dalam ukurannya dan akhirnya
membentuk batu-batu empedu. Batu-batu empedu yang terbentuk dalam cara ini
disebut batu-batu empedu pigmen hitam karena mereka adalah hitam dan keras.
- Batu-Batu Empedu Coklat
Jika ada pengurangan kontraksi dari kantong empedu atau halangan pada aliran
empedu melalui saluran-saluran, bakteri-bakteri mungkin naik dari usus dua belas
jari (duodenum) kedalam saluran-saluran empedu dan kantong empedu. Bakteri-
bakteri mengubah bilirubin dalam saluran-saluran dan kantong empedu, dan
bilirubin yang telah dirubah bergabung dengan kalsium membentuk pigmen.
Pigmen kemudian bergabung dengan lemak-lemak dalam empedu (kolesterol dan
asam-asam lemak dari lecithin) membentuk partikel-partikel yang tumbuh
kedalam batu-batu empedu. Tipe batu-batu empedu ini disebut suatu batu empedu
pigmen coklat karena ia adalah lebih coklat daripada hitam. Ia juga lebih lembut
daripada batu-batu empedu pigmen hitam.
Tipe-Tipe Lain dari Batu-Batu Empedu. Tipe-tipe lain dari batu-batu empedu
adalah jarang. Mungkin tipe batu empedu yang paling menarik adalah batu
empedu yang terbentuk pada pasien-pasien yang mengkonsumsi antibiotik-
antibiotik, ceftriaxone (Rocephin). Ceftriaxone adalah tidak umum dimana ia
dieliminasi dari tubuh dalam empedu dalam konsentrasi-konsentrasi yang tinggi.
Ia bergabung dengan kalsium didalam empedu dan menjadi tidak dapat larut.
Seperti kolesterol dan pigmen, ceftriaxone dan kalsium yang tidak dapat larut
membentuk partikel-partikel yang tumbuh menjadi batu-batu empedu. Untungnya,
kebanyakan dari batu-batu empedu ini menghilang sekali antibiotiknya
dihentikan; bagaimanapun, mereka mungkin masih menyebabkan persoalan-
persoalan hingga mereka menghilang. Tipe batu empedu lainnya yang jarang
adalah dibentuk dari kalsium karbonat (calcium carbonate).
C. Definisi
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu.Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut
kolelitiasis, sedangkan batu di dalamsaluran empedu disebut koledokolitiasis.
D. Penyebab
Penyebab pasti dari Kolelitiasis/Koledokolitiasis atau batu empedu belum
diketahui. Satu teori menyatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan
supersaturasi empedu di kandung empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang
telah mengalami supersaturasi menjadi mengkristal dan memulai membentuk
batu. Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu pigmen tersusun oleh
kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi dengan
kalsium.
E. Patofisiologi Kolelitiasis/Koledokolitiasis
Ada dua tipe utama batu empedu: batu yang terutama tersusun dari pigmen dan
batu yang terutama tersusun dari kolesterol.
1. Batu Pigmen
Kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tidak terkonjugasi dalam
empedu mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu. Resiko
terbentuknya batu semacam ini semakin besar pada pasien sirosis, hemolisis
dan infeksi percabangan bilier. Batu ini tidak dapat dilarutkan dan harus
dikeluarkan dengan jalan operasi.
2. Batu Kolesterol
Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat tidak
larut dalam air. Kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lesitin
(fosfolipid) dalam empedu. Pada pasien yang cenderung menderita batu
empedu akan terjadi penurunan sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis
kolesterol dalam hati; keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu
oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah empedu, mengendap dan
membentuk batu empedu. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol
merupakan predisposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan sebagai
iritan yang menyebabkan perdangan dalam kandung empedu.
Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dalam
pembentiukan batu empedu, melalui peningkatan dikuamasi sel dan
pembentukan mukus. Mukus meningkatkan viskositas dan unsur seluler dan
bakteri dapat berperan sebagi pusat presipitasi. Akan tetapi infeksi lenih sering
menjadi akibat dari pembentukan batu empedu dari pada sebab pembentukan
batu empedu.
F. Insidensi Kolelitiasis/Koledokolitiasis
Jumlah wanita berusia 20-50 tahun yang menderita batu empedu sekitar 3 kali
lebih banyak dari pada laki-laki. Setelah usia 50 tahun, rasio penderita batu
empedu hampir sama antara pria dan wanita. Insidensi batu empedu
meningkat seiring bertambahnya usia.(Williams, 2003).
Risiko untuk batu-batu empedu kolesterol:
Tidak ada hubungan antara kolesterol dalam darah dan batu-batu empedu
kolesterol. Individu-individu dengan kolesterol darah yang meningkat tidak
mempunyai suatu kelaziman batu-batu empedu kolesterol yang meningkat.
Suatu kesalahan konsep yang umum adalah bahwa diet adalah bertanggung
jawab untuk pengembangan batu-batu empedu kolesterol, bagaimanapun, ia
adalah bukan. Faktor-faktor risiko mengembangkan batu-batu empedu
kolesterol termasuk:
1. Jenis kelamin. Batu-batu empedu terbentuk lebih umum pada wanita-wanita
daripada pria-pria.
2. Umur. Kelaziman batu-batu empedu meningkat dengan umur.
3. Kegemukan. Individu-individu yang kegemukan lebih mungkin membentuk
batu-batu empedu daripada individu-individu yang kurus.
4. Kehamilan. Wanita-wanita yang pernah hamil adalah lebih mungkin
membentuk batu-batu empedu daripada wanita-wanita yang belum pernah
hamil. Kehamilan meningkatkan risiko batu-batu empedu kolesterol karena
selama kehamilan, empedu mengandung lebih banyak kolesterol, dan kantong
empedu tidak berkontraksi secara normal.
5. Pil-Pil Pengontrol Kelahiran dan Terapi Hormon. Tingkatan-tingkatan
hormon-hormon yang meningkat yang disebabkan oleh kedua perawatan
meniru kehamilan.
6. Kehilangan Berat Badan yang cepat. Kehilangan berat badan yang cepat
dengan cara-cara apapun, diet-diet kalori sangat rendah atau operasi
kegemukan, menyebabkan batu-batu empedu kolesterol pada sampai 50% dari
individu-individu. Banyak batu-batu empedu akan menghilang setelah
kehilangan berat, namun banyak yang tidak.
7. Penyakit Crohn. Individu-individu dengan penyakit Crohn dari terminal
ileum adalah lebih mungkin membentuk batu-batu empedu. Batu-batu empedu
membentuk karena pasien-pasien dengan penyakit Crohn kekurangan asam-
asam empedu yang cukup untuk melarutkan kolesterol dalam empedu. Secara
normal, asam-asam empedu yang memasuki usus kecil dari hati dan kantong
empedu diserap kembali kedalam tubuh dalam terminal ileum dan dkeluarkan
kembali oleh hati kedalam empedu. Dengan kata-kata lain, asam-asam
empedu didaur ulang (recycle). Pada penyakit Crohn, terminal ileum
berpenyakit. Asam-asam empedu tidak diserap secra normal, tubuh menjadi
kehabisan asam-asam empedu, dan lebih sedikit asam-asam empedu yang
dikeluarkan kedalam empedu. Tidak ada asam-asam empedu yang cukup
untuk mempertahankan kolesterol larut dalam empedu, dan batu-batu empedu
terbentuk.
8. Trigliserid Darah yang Meningkat. Batu-batu empedu terjadi lebih
seringkali pada individu-individu dengan tingkatan-tingkatan trigliseid darah
yang meningkat.
Risiko untuk Batu-Batu Empedu Pigmen
Batu-batu empedu pigmen hitam terbentuk kapan saja ada suatu beban
bilirubin yang meningkat yang mencapai hati. Ini terjadi kapan saja ada
penghancuran sel-sel darah merah yang meningkat, seperti yang ada pada
penyakit sel sabit dan thalassemia. Batu-batu empedu pigmen hitam juga
adalah umum diantara pasien-pasien dengan sirosis hati. Batu-batu empedu
pigmen coklat terbentuk jika ada stasis empedu (pengurangan aliran),
contohnya, ketika ada penyempitan, rintangan/halangan saluran-saluran
empedu.
G. Tanda Dan Gejala Kolelitiasis/Koledokolitiasis
1. Rasa nyeri dan kolik bilier
Jika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu, kandung empedu akan
mengalami distensi dan akhirnya infeksi. Pasien akan menderita panas dan
mungkin teraba massa padat pada abdomen. Pasien dapat mengalami kolik
bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kuadaran kanan atas yang menjalar ke
punggung atau bahu kanan; rasa nyeri ini biasanya disertai mual dan muntah
dan bertambah hebat dalam makan makanan dalam porsi besar. Pada sebagian
pasien rasa nyeri bukan bersifat kolik melainkan persisten. Serangan kolik
bilier semacam ini disebabkan kontraksi kandung empedu yang tidak dapat
mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya saluran oleh batu. Dalam
keadaan distensi, bagian fundus kandung empedu akan menyentuh dinding
abdomen pada daerah kartilago kosta 9 dan 10 kanan. Sentuhan ini
menimbulkan nyeri tekan yang mencolok pada kuadran kanan atas ketika
pasien melakukan inspirasi dalam dan menghambat pengembangan rongga
dada.
2. Ikterus
Obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam dudodenum akan menimbulkan
gejala yang khas, yaitu: getah empedu yang tidak lagi dibawa kedalam
duodenum akan diserap oleh darah dan penyerapan empedu ini membuat kulit
dan menbran mukosa berwarna kuning. Keadaan ini sering disertai dengan
gejala gatal-gatal pada kulit.
3. Perubahan warna urine dan feses
Ekskresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urine berwarna sangat
gelap. Feses yang tidak lagi diwarnai oleh pigmen empedu aka tampak kelabu,
dan biasanya pekat yang disebut “Clay-colored ”
4. Defisiensi vitamin
Obstruksi aliran empedu juga akan mengganggu absorbsi vitamin A,D,E,K
yang larut lemak. Karena itu pasien dapat memperlihatkan gejala defisiensi
vitamin-vitamin ini jika obstruksi bilier berlangsung lama. Defisiensi vitamin
K dapat mengganggu pembekuan darah yang normal.
5. Regurgitasi gas: flatus dan sendawa
H. Pemeriksaan Penunjang Kolelitiasis/Koledokolitiasis
1. Radiologi
Pemeriksaan USG telah menggantikan kolesistografi oral sebagai prosedur
diagnostik pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat dan
akurat, dan dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan ikterus. Disamping
itu, pemeriksaan USG tidak membuat pasien terpajan radiasi inisasi. Prosedur ini
akan memberikan hasil yang paling akurat jika pasien sudah berpuasa pada malam
harinya sehingga kandung empedunya berada dalam keadan distensi. Penggunaan
ultra sound berdasarkan pada gelombang suara yang dipantulkan kembali.
Pemeriksan USG dapat mendeteksi kalkuli dalam kandung empedu atau duktus
koleduktus yang mengalami dilatasi.
2. Radiografi: Kolesistografi
Kolesistografi digunakan bila USG tidak tersedia atau bila hasil USG meragukan.
Kolangiografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi batu empedu dan mengkaji
kemampuan kandung empedu untuk melakukan pengisian, wanitaatkan isinya,
berkontraksi serta mengosongkan isinya. Oral kolesistografi tidak digunakan bila
pasien jaundice karena liver tidak dapat menghantarkan media kontras ke kandung
empedu yang mengalami obstruksi.
3. Sonogram
Sonogram dapat mendeteksi batu dan menentukan apakah dinding kandung
empedu telah menebal.
4.ERCP (Endoscopic Retrograde Colangiopancreatografi)
Pemeriksaan ini memungkinkan visualisasi struktur secara langsung yang hanya
dapat dilihat pada saat laparatomi. Pemeriksaan ini meliputi insersi endoskop serat
optik yang fleksibel ke dalam esofagus hingga mencapai duodenum pars
desendens. Sebuah kanula dimasukan ke dalam duktus koleduktus serta duktus
pankreatikus, kemudian bahan kontras disuntikan ke dalam duktus tersebut untuk
menentukan keberadaan batu di duktus dan memungkinkan visualisassi serta
evaluasi percabangan bilier.
5. Pemeriksaan darah
* Kenaikan serum kolesterol
* Kenaikan fosfolipid
* Penurunan ester kolesterol
* Kenaikan protrombin serum time
* Kenaikan bilirubin total, transaminase
* Penurunan urobilirubin
* Peningkatan sel darah putih
* Peningkatan serum amilase, bila pankreas terlibat atau bila ada batu di duktus
utama
I. Penatalaksanaan Kolelitiasis/Koledokolitiasis
1. Penatalaksanaan pendukung dan diet
Kurang lebih 80% dari pasien-pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh
dengan istirahat, cairan infus, penghisapan nasogastrik, analgesik dan antibiotik.
Intervensi bedah harus ditunda sampai gejala akut mereda dan evalusi yang
lengkap dapat dilaksanakan, kecuali jika kondisi pasien memburuk.
Manajemen terapi :
Diet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein
Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut
Observasi keadaan umum dan pemeriksaan vital sign
Dipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa untuk mengatasi
syok
Pemberian antibiotik sistemik dan vitamin K (anti koagulopati)
2. Pengangkatan batu empedu tanpa pembedahan
* Pelarutan batu empedu
Pelarutan batu empedu dengan bahan pelarut (misal : monooktanoin atau metil
tertier butil eter/MTBE) dengan melalui jalur : melalui selang atau kateter yang
dipasang perkutan langsung kedalam kandung empedu; melalui selang atau drain
yang dimasukkan melalui saluran T Tube untuk melarutkan batu yang belum
dikeluarkan pada saat pembedahan; melalui endoskop ERCP; atau kateter bilier
transnasal.
* Pengangkatan non bedah
Beberapa metode non bedah digunakan untuk mengelurkan batu yang belum
terangkat pada saat kolisistektomi atau yang terjepit dalam duktus koledokus.
Prosedur pertama sebuah kateter dan alat disertai jaring yang terpasang padanya
disisipkan lewat saluran T Tube atau lewat fistula yang terbentuk pada saat insersi
T Tube; jaring digunakan untuk memegang dan menarik keluar batu yang terjepit
dalam duktus koledokus. Prosedur kedua adalah penggunaan endoskop ERCP.
Setelah endoskop terpasang, alat pemotong dimasukkan lewat endoskop tersebut
ke dalam ampula Vater dari duktus koledokus. Alat ini digunakan untuk
memotong serabut-serabut mukosa atau papila dari spingter Oddi sehingga mulut
spingter tersebut dapat diperlebar; pelebaran ini memungkinkan batu yang terjepit
untuk bergerak dengan spontan kedalam duodenum. Alat lain yang dilengkapi
dengan jaring atau balon kecil pada ujungnya dapat dimsukkan melalui endoskop
untuk mengeluarkan batu empedu. Meskipun komplikasi setelah tindakan ini
jarang terjadi, namun kondisi pasien harus diobservasi dengan ketat untuk
mengamati kemungkinan terjadinya perdarahan, perforasi dan pankreatitis.
* ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy)
Prosedur noninvasive ini menggunakan gelombang kejut berulang (Repeated
Shock Wave) yang diarahkan pada batu empedu didalam kandung empedu atau
duktus koledokus dengan maksud memecah batu tersebut menjadi beberapa
sejumlah fragmen.
3. Penatalaksanaan bedah
Penanganan bedah pada penyakit kandung empedu dan batu empedu dilaksanakan
untuk mengurangi gejala yang sudah berlangsung lama, untuk menghilangkan
penyebab kolik bilier dan untuk mengatasi kolesistitis akut. Pembedahan dapat
efektif jika gejala yang dirasakan pasien sudah mereda atau bisa dikerjakan
sebagai suatu prosedur darurat bilamana kondisi psien mengharuskannya.
Tindakan operatif meliputi :
* Sfingerotomy endosokopik
* PTBD (perkutaneus transhepatik bilirian drainage)
* Pemasangan “T Tube ” saluran empedu koledoskop
* Laparatomi kolesistektomi pemasangan T Tube
Penatalaksanaan pra operatif :
1. Pemeriksaan sinar X pada kandung empedu
2. Foto thoraks
3. Ektrokardiogram
4. Pemeriksaan faal hati
5. Vitamin K (diberikan bila kadar protrombin pasien rendah)
6. Terapi komponen darah
7. Penuhi kebutuhan nutrisi, pemberian larutan glukosa scara intravena bersama
suplemen hidrolisat protein mungkin diperlikan untuk membantu kesembuhan
luka dan mencegah kerusakan hati
J. Komplikasi-Komplikasi Batu-Batu Empedu
Biliary colic adalah gejala yang paling umum dari batu-batu empedu, namun,
untungnya, ia biasanya adalah gejala yang hilang sendiri. Bagaimanapun ada
beberapa kompliksi-komplikasi batu-batu empedu yang lebih serius.
Cholecystitis
Cholecystitis berarti peradangan dari kantong empedu. Seperti biliary colic, ia
juga disebabkan oleh halangan/rintangan yang tiba-tiba dari saluran-saluran oleh
suatu batu empedu, biasanya saluran cystic. Bahkan, cholecystitis mungkin mulai
dengan suatu episode dari biliary colic. Rintangan dari saluran cystic
menyebabkan dinding kantong empedu mulai mengeluarkan cairan tepat seperti
biliary colic, bagaimanapun, untuk sebab-sebab yang tidak jelas, peradangan
terjadi. Pada pertama-tama peradangan adalah steril, yaitu, tidak ada infeksi
dengan bakteri-bakteri; bagaimanapun, melalui waktu empedu dan kantong
empedu menjadi terinfeksi dengan bakteri-bakteri yang berjalan melalui saluran-
saluran dari usus kecil.
Dengan cholecystitis, ada nyeri yang konstan pada perut kanan bagian atas.
Peradangan meluas melalui dinding kantong empedu, dan perut kanan bagian atas
menjadi sangat sensitif/peka ketika ia ditekan atau bahkan ditepuk. Tidak seperti
dengan biliary colic, bagaimanapun, adalah nyeri untuk bergerak. Individu-
individu dengan cholecystitis biasanya terbaring diam. Ada demam, dan jumlah
sel darah putih meningkat, keduanya adalah tanda-tanda peradangan. Cholecystitis
biasanya dirawat dengan antibiotik-antibiotik, dan kebanyakan episode-episode
akan hilang dalam beberapa hari. Bahkan tanpa antibiotik-antibiotik, cholecystitis
seringkali menghilang. Seperti dengan biliary colic, gerakan batu-batu empedu
keluar dari saluran cystic dan kembali kedalam kantong empedu menghilangkan
rintangan dan mengizinkan peradangan menghilang.
Cholangitis
Cholangitis adalah suatu kondisi dimana empedu didalam saluran-saluran
common, hepatik, dan intrahepatik menjadi terinfeksi. Seperti cholecystitis,
infeksi menyebar melalui saluran-saluran dari usus kecil setelah saluran-saluran
menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu. Pasien-pasien dengan cholangitis
adalah sangat sakit dengan suatu demam yang tinggi dan peningkatan jumlah-
jumlah sel darah putih. Cholangitis mungkin berakibat pada suatu abses (abscess)
didalam hati atau sepsis.
Gangrene
Gangrene dari kantong empedu adalah suatu kondisi dimana peradangan dari
cholecystitis memutus penyediaan darah ke kantong empedu. Tanpa darah,
jaringan-jaringan yang membentuk dinding kantong empedu mati, dan ini
membuat dinding sangat lemah. Kelemahan digabung dengan infeksi seringkali
menjurus pada robek/pecahnya kantong empedu. Infeksi kemudian mungkin
menyebar keseluruh perut, walaupun seringkali robekan terbatas pada suatu area
yang kecil disekitar kantong empedu (suatu perforasi yang terbatas).
Jaundice
Jaundice adalah suatu kondisi dimana bilirubin akumulasi didalam tubuh.
Bilirubin adalah hitam kecoklatan namun kuning ketika ia tidak terlalu
terkonsentrasi (pekat). Suatu penumpukan dari bilirubin dalam tubuh merubah
kulit dan putih-putih mata (sclera) menjadi kuning. Jaundice terjadi ketika ada
rintangan/halangan yang berkepanjangan dari saluran-saluran empedu. Rintangan
mungkin disebabkan oleh batu-batu empedu, namun itu juga mungkin disebabkan
oleh banyak penyebab-penyebab rintangan yang lain, contohnya, tumor-tumor
dari saluran-saluran empedu atau jaringan-jaringan sekelilingnya. Penyebab-
penyebab lain dari jaundice adalah suatu penghancuran yang cepat dari sel-sel
darah merah yang memberati/melebihi kemampuan hati untuk mengeluarkan
bilirubin dari darah atau suatu hati yang rusak yang tidak dapat mengeluarkan
bilirubin dari darah secara normal. Jaundice sendiri, umumnya tidak menyebabkan
masalah.
Pankreatitis
Pankreatitis berarti peradangan pankreas. Dua penyebab-penyebab yang paling
umum dari pankreatitis adalah alkoholisme dan batu-batu empedu. Pankreas
mengelilingi saluran empedu common ketika saluran masuk ke usus kecil. Saluran
pankreatik yang mengalirkan getah-getah pencernaan dari pankreas bergabung
dengan saluran empedu common tepat sebelum ia bermuara kedalam usus kecil.
Jika sebuah batu empedu menghalangi saluran empedu common tepat setelah
saluran pankreatik bergabung dengannya, aliran dari getah pankreatik dari
pankreas terhalang/terblokir. Ini berakibat pada peradangan didalam pankreas.
Pankreatitis yang disebabkan oleh batu-batu empedu biasanya adalah ringan,
namun ia mungkin menyebabkan penyakit yang serius dan bahka kematian.
Untungnya, pankreatitis yang berat yang disebabkan oleh batu-batu empedu
adalah jarang.
Sepsis
Sepsis adalah suatu kondisi dimana bakteri-bakteri dari sumber mana saja didalam
tubuh, termasuk kantong empedu atau saluran-saluran empedu, masuk kedalam
aliran darah dan menyebar keseluruh tubuh. Walaupun bakteri-bakteri biasanya
berdiam didalam darah, mereka juga mungkin menyebar ke jaringabn-jaringan
yang jauh dan menjurus pada pembentukan abses-abses (area-area infeksi yang
terlokalisir dengan pembentukan nanah). Sepsis adalah suatu komplikasi yang
ditakutkan dari infeksi apa saja. Tanda-tanda dari sepsis termasuk demam yang
tinggi, jumlah sel darah putih yang tinggi, dan, lebih jarang, kekakuan-kekakuan
(menggigil) atau suatu kejatuhan (drop) dalam tekanan darah.
Fistula
Suatu fistula adalah suatu saluran abnormal yang melaluinya cairan dapat
mengalir antara dua organ-organ berongga atau antara suatu abses dan suatu organ
berongga atau kulit. Batu-batu empedu menyebabkan fistula-fistula ketika batu-
batu empedu yang keras mengikis melalui dinding yang lembut dari kantong
empedu atau saluran-saluran empedu. Paling umum, batu-batu empedu mengikis
kedalam usus kecil, lambung, atau saluran empedu common. Ini dapat
meninggalkan suatu jalur/saluran yang mengizinkan empedu untuk mengalir dari
kantong empedu ke usus kecil, lambung, atau saluran common. Jika fistula
memasuki bagian distal dari usus kecil, empedu yang terkonsentrasi (pekat) dapat
menjurus pada persoalan-persoalan seperti diare. Jarang, batu empedu mengikis
kedalam rongga perut yang mengelilingi organ-organ perut. Empedu kemudian
bocor dari kantong empedu atau saluran empedu keseluruh rongga perut dan
menyebabkan peradangan lapisan perut (peritoneum), suatu kondisi yang disebut
bile peritonitis.
Ileus
Ileus adalah suatu kondisi dimana ada suatu rintangan/halangan aliran dari
makanan yang sedang dicerna, gas, dan cairan didalam usus kecil. Itu mungkin
disebabkan oleh suatu rintangan/halangan mekanik, contohnya, suatu tumor
didalam usus kecil, atau suatu rintangan fungsional, contohnya, peradangan dari
usus kecil atau jaringan-jaringan yang mengelilinginya yang mencegah otot usus
kecil bekerja secara normal dan mendorong isi-isinya. Jika suatu batu empedu
yang besar mengikis melalui dinding kantong empedu dan kedalam lambung atau
usus kecil, ia akan didorong melalui usus kecil. Bagian yang paling sempit dari
usus kecil adalah klep ileo-cecal, yang berlokasi dimana usus kecil bergabung
dengan usus besar (kolon). Jika batu empedu terlalu besar untuk melewati klep, ia
dapat menghalangi usus kecil dan menyebabkan suatu ileus.
Kanker
Kanker kantong empedu hampir selalu dikaitkan dengan batu-batu empedu,
namun itu tidak jelas yang mana datang pertama, yaitu, apakah batu-batu empedu
mendahului kanker dan , oleh karenanya, dapat secara potensi menjadi penyebab
dari kanker. Lagi pula, kanker kantong empedu timbul pada kurang dari 1% dari
individu-individu dengan batu-batu empedu. Oleh karenanya, keprihatinan
tentang perkembangan masa depan dari kanker sendirian adalah bukan suatu
alasan yang baik untuk mengangkat kantong empedu ketika batu-batu empedu
hadir.
top related