bimbingan dan konseling · web viewefektivitas setiap aspek dari pengajaran psd di sekolah...
Post on 06-Nov-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KERANGKA KURIKULUM PENGEMBANGAN BIMBINGAN DAN
KONSELING PRIBADI-SOSIAL: SEBAGAI PROYEK NASIONAL
Disusun guna memenuhi persyaratan mata kuliahPengembangan Bimbingan dan Konseling Pibadi Sosial
Dosen Pengampu: Yulia Ayriza, M.Si, Ph.D. dan Dr.Suwarjo, M.Si
Disusun Oleh :
Puteri Rahmawati C, S.Pd 14713251003
Pungky Rama Dhika A, S.Pd 14713251009
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan di era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang
bersifat mendasar. Untuk melaksanakan perubahan dalam bidang pendidikan
sejak tahun 1998, UNESCO telah mengemukakan dua basis landasan: pertama;
pendidikan harus terletak pada empat pilar yaitu belajar mengetahui (learning
to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan
(learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be);
kedua, belajar seumur hidup (life long learning) (Mulyasa, 2013).
Upaya peningkatan mutu pendidikan secara terus menerus dapat dilakukan
baik dengan cara konvensional maupun inovatif. Peningkatan mutu pendidikan
tidak terlepas dari campur tangan guru bimbingan dan konseling. Guru
bimbingan dan konseling di sekolah menjadi seorang desain program untuk
membantu peserta didik agar mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tugas perkembangannya secara optimal dan mampu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi serta mampu mengambil keputusan dalam
permasalahan pribadi-sosial, belajar dan karier. Kegitan-kegiatan yang didesain
oleh guru bimbingan dan konseling meliputi ragam bimbingan pribadi-sosial,
belajar dan karier (Winkel dan Sri Hastuti, 2010).
Pengembangan desain kegiatan bimbingan disusun berdasarkan program
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan need assessment peserta didik.
Berdasarkan bimbingan dan konseling perkembangan, kegitan-kegiatan yang
didesain oleh guru bimbingan dan konseling termasuk dalam kurikulum
bimbingan atau curriculum guidance. Kurikulum bimbingan dan konseling
disusun secara berurutan, bertahap diberbagai jenjang pendidikan sehingga
perhatian terhadap fungsi developmental dapat terjaga (Santoadi, 2010).
Kegitan dalam kurikulum bimbingan adalah kegiatan terprogram yang 1
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan kelompok kecil maupun bimbingan
klasikal bagi peserta didik maupun bagi pihak lain (Santoadi, 2010).
Uraian di atas membahas mengenai kurikulum bimbingan, yang berisi
kegiatan terprogram dan dapat diberikan secara berurutan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik pada ragam pribadi-sosial, belajar dan karier. Namun
saat ini yang menjadi permasalahan utama adalah mengenai pengembangan
kerangka kurikulum bimbingan dan konseling pribadi-sosial dimana letak
kerangka kurikulum Personal and Sosial Development (PSD) masih belum
jelas. Sehingga letak PSD dalam dunia pendidikan saat ini masih mendapat
posisi rendah di dalam agenda pendidikan nasional. Padahal PSD sangat
diperlukan peserta didik untuk pengembangan pengetahuan dan pemahaman
peserta didik, pengembangan keterampilan atau kecakapan perta didik, serta
pengembangan sikap peserta didik.
Bukan hanya di Indonesia di Luar Negeri pun permasalahan ini terjadi dan
ditemukan. Belum ada pendapat yang pasti dari para ahli untuk menempatkan
posisi pasti PSD dalam dunia pendidikan. Rumusan komisi eropa tentang fungsi
utama dari sekolah ialah membimbing anak muda dalam pribadi dan sosial
mereka (European Commision,1995). Jika rumusan komisi eropa beranggapan
demikian maka peran PSD harus dipastikan dan diposisikan dalam dunia
pendidikan untuk mewujudkan generasi muda yang berkualitas dan
berkompeten. Oleh karena itu makalah ini akan membahas lebih mendalam
mengenai kerangka kurikulum pengembangan bimbingan pribadi sosial sebagai
suatu proyek Nasional.
B. Ruang Lingkup
Makalah ini hanya mencakup posisi PSD (Personal and Social
Development) dalam dunia penddikan.
2
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Dimana letak kerangka kurikulum Personal and Social Development
(PSD) dalam kurikulum bimbingan di sekolah?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam pengembangan Personal and
Social Development (PSD) di sekolah?
3. Bagaimana hasil evaluasi pengembangan Personal and Social
Development (PSD) di sekolah?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui letak kerangka kurikulum Personal and Sosial
Development (PSD) dalam kurikulum bimbingan di sekolah.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam pengembangan
Personal and Social Development (PSD) di sekolah.
3. Untuk mengetahui hasil evaluasi pengembangan Personal and Sosial
Development di sekolah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Personal and Social Development (PSD) memiliki kemungkinkan besar
untuk dikembangkan di seluruh sekolah. PSD dapat diterima dengan baik dan
mendapat dukungan dari pemerintah (HMI, 1983 ; 1986). Perkembangan PSD
sebelum tahun 1988 masih belum berkembang baik sebelum adanya UU
reformasi pendidikan. Pada Bagian 1 dalam UU Reformasi Pendidikan 1988
menyatakan kurikulum sekolah memegang tanggung jawab untuk:
1. Mengembangankan spiritual, moral, budaya dan fisik siswa
2. Mempersiapkan siswa untuk melihat kesempatan untuk masa depannya
dan bertanggung jawab atas pilihannya.
Berdasarkan bagian 1 dalam UU Reformasi Pendidikan 1988 di atas sejalan
dengan arah pengembangan pribadi - sosial peserta didik. Pengajaran dan
pembelajaran pada saat itu bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan sikap generasi muda mengenai diri sendiri dan lingkungan
sekitar. Namun faktor-faktor yang membantu peningkatan pembelajaran
pengembangan pribadi-sosial menuntut lingkungan yang lebih luas, dari
kegiatan belajar mengajar yang ada pada kurikulum nasional. Dari undang-
undang reformasi tersebut timbul pertanyaan “Bagaimana sekolah memberikan
pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk pengembangan seluruh peserta
didik?” pertanyaan tersebut sejalan dengan bagian dari Personal and Sosial
Development (PSD). Oleh karena itu perlu diketahui lebih mendalam mengenai
letak kerangka kurikulum PSD, upaya yang dilakukan untuk mengembangkan
kerangka kurikulum PSD dan hasil yang diperoleh dari upaya pengembangan
kurikulum PSD.
1. Letak kerangka kurikulum Personal and Social Development (PSD)
Bagi sebagian sekolah mengatur dan melaksanakan PSD terbukti sangat
sulit. Namun respon yang diperoleh mengenai PSD sangat baik dan sekolah
menilai bahwa PSD sangat penting bagi peserta didik. Untuk melaksanakan
4
PSD di sekolah diperlukan perencanaan yang matang serta pemantauan yang
dilakukan oleh instansi pendidikan dan sekolah itu sendiri. Pada penelitian
mengenai efektivitas sekolah, ditemukan bahwa hasil belajar yang positif
cenderung sebagai hadiah dari pengembangan seluruh peserta didik (Reynolds,
1992).
Pembelajaran yang efektif dalam PSD meliputi tentang pelaksanaan,
kenyataan-kenyataan yang dibutuhkan atau yang dilihat oleh sekolah. Saat ini
ada dua letak kurikulum yang diperlihatkan sekolah secara eksplisit guna
pengembangan pribadi dan sosial (PSD) dan letak kurikulum yang memiliki
ciri-ciri khusus pada PSE disampaikan melalui sistem pelayanan pastoral serta
diajarkan oleh pengajar khusus. Kedua pendekatan ini telah membuktikan hal
yang ideal dalam pengembangan PSD yang terkoordinasi dan efektif. Contoh
yang diperlihatkan dalam struktur pelayanan pastoral dapat melengkapi untuk
mengkoordinasikan dan membuktikan PSD diberikan untuk seluruh sekolah
(Watkins, 1986).
Salah satu upaya yang dilakukan sekolah adalah dengan membuat ketentuan
khusus di luar kurikulum utama yaitu pada kegiatan ekstrakulikuler untuk
pengembangan pribadi dan sosial peserta didik. Secara tradisional, hal ini
menjadi satu respon terhadap kesulitan untuk memberikan keberhasilan dalam
kurikulum PSD. Konsekuensinya, klub sekolah, team dan masyarakat
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam interaksi sosial dan
untuk memperbaiki keterampilan sosial. Kadang-kadang kualitas pribadi dan
sosial dalam kegiatan ektrakulikular mendorong perencanaan yang
dimaksudkan.
Pengajaran secara eksplisit dalam kurikulum PSE dan pengajaran secara
implisit di luar kurikulum PSE mampu sedikit berkontribusi untuk
pengembangan pribadi dan sosial peserta didik, jika faktanya mereka tetap
terpisah satu sama lain. Kemungkinan lain, kontribusi keduanya penting jika
keseluruhan pendekatan PSD dalam satu sekolah. Maka dari itu, batasan PSD
5
mempunyai ciri-ciri pada bagian kurikulum untuk resiko terpecah menjadi,
kelalaian dan kemungkinan digandakan.
Ada sejumlah masalah pada pengadaan kurikulum PSD, masalah pertama
terkait dengan salah satu fakta menarik untuk mengatasi permasalahan
perencanaan dalam membuat peraturan PSD yang terpisah, atau tambahan
ketentuan untuk itu, dalam tambahan pada kurikular yang ada di sekolah dan
susunan organisasi.
Permasalahan kedua berkaitan dengan koordinasi pembelajaran dalam PSD.
Hubungan antara bagian yang berbeda dari pendidikan dan pengalaman yang
diperoleh peserta didik pada PSD. Koordinasi yang efektif dalam PSD sangat
penting untuk mengimbangi pemecahan dan pengandaan dalam pembelajaran
dan memastikan hubungan serta berkesimanbungan.
Permasalahan ketiga terkait dengan konsistensi dalam PSD di sekolah. Hal
ini berbeda dengan ketentuan PSE, yang lebih menekankan pada kesesuaian
antara kurikulum dengan proses pengajaran. Dalam PSD salah satu hal penting
adalah peserta didik mampu konsisten dalam menjaga kualitas pribadi dan
sosialnya. Pada PSD peserta didik tidak akan mendapatkan kesuksesan besar
jika apa yang diajakan oleh guru bertentangan dengan apa yang dipahami dan
yang diperoleh peserta didik di sekolah. Sehingga dibutuhkan perencanaan
matang dari sekolah untuk membantu peserta didik memahami dan
mengembangkan kekuatan apa yang dimilikinya.
2. Upaya yang dilakukan dalam pengembangan kerangka kurikulum Personal
and Social Development (PSD)
a. Pathways Toward Adult and Working Life
Pengembangan kerangka kurikulum Personal and Social Development
(PSD) dilakukan dengan berbagai macam metode, diantaranya
menggunakan pendekatan untuk mengajak peserta didik memahami dirinya
menuju dewasa dan dunia kerja. Upaya dalam pengembangan PSD ini
menggunakan proyek “Pathways Toward Adult and Working Life”.
6
Proyek Pathways dibangun berdasarkan perhatian yang disediakan pada
sedikit ruang untuk meningkatkan pengembangan pengetahuan, sikap,
pemahaman dan tingkah laku dengan memperhatikan pengembangan
pribadi-sosial. “Pathways Toward Adult and Working Life” dirancang untuk
memfasilitasi peserta didik merencanakan pembelajaran yang sepesifik pada
wilayah pengembangan pribadi-sosial. Kerangka kurikulum berfungsi untuk
melengkapi dan meningkatkan kurikulum nasional yang ada meliputi
pengalaman belajar yang efektif untuk mempersiapkan generasi muda
menuju dewasa. Pengalaman belajar yang diperoleh dari seluruh peserta
didik terlepas dari usia, kemampuan, kerangka Pathways dijalankan dari
Key Stage 1 hingga Key Stage 4.
Proyek Pathways adalah pendekatan kurikulum yang digunakan untuk
mempersiapkan generasi muda menuju dewasa dan dunia kerja. Tujuannya
adalah untuk memberikan pandangan luas menuju usia dewasa yang mampu
memaknai nilai-nilai kehidupan dan memiliki keterampilan untuk menuju
dunia kerja. Proyek ini memberikan perhatian khusus pada kualitas dalam
memahami diri sendiri, memiliki ketahanan terhadap tekanan, kekuatan diri
dan penilaian terhadap keterampilan teknik atau keterampilan khusus.
Proyek Pathways meliputi: kerangka PSD di sekolah berasal dari
program belajar individual, sehingga memungkinkan untuk
mempertahankan standar dan kualitas.
Pencatatan hasil data: berbagai jenis penilaian dan proses pengolahan
data dalam mengembangkan keterampilan self-assessment yang
membutuhkan keterlibatan aktif dari guru.
Partisipasi dan sumber penelitian metode pembelajaran: dapat
beradaptasi dengan berbagai jenis kebutuhan belajar dalam kelompok dan
mengambil komunitas sebagai sumber pengelola.
Secara keseluruhan, maksud dari model kerangka kurikulum PSD ini
adalah menggabungkan keterpaduan, berkesinambungan, dan peningkatan
7
pada wilayah pengetahuan yang dibutuhkan untuk mempersiapkan generasi
muda menuju dewasa dan dunia kerja.
b. Pathways in practice
Model kurikulum Pathways telah diujicobakan selama dua tahun di
sekolah dasar dan sekolah menengah. Evaluasi dari proyek Pathways
menunjukkan bahwa kerangka Pathways dapat menjadi katalistator untuk
penyusunan kembali kurikulum dan pengembangan (Harris,1997). Sebagian
sekolah telah menggunakan kerangka ini untuk pengembangan dan
perbaikan di sekolah. Hasil evaluasi telah menunjukkan peningkatan
pencapaian peserta didik dalam keterampilan pribadi dan sosial.
Selain mengembangkan dan memahamkan diri peserta didik PSD juga
mengajarkan dan fokus terhadap beberapa aspek dalam diri individu itu
sendiri, seperti:
1) Berfokus pada pengembangan pribadi dan keterampilan pribadi
Pada bagian ini peserta didik dituntut memahami pentingnya
menghormati diri mereka sendiri dan orang lain serta merawat diri
mereka sendiri. Bagian ini bertujuan untuk memastikan bahwa peserta
didik akan mengetahui kelebihan mereka sendiri dan kelemahan mereka
sendiri pada saat ini. Peserta didik dituntut dapat merencanakan untuk
meningkatkan kualitas pribadi mereka guna memenuhi kebutuhan
mereka dan mengelola sumber daya pribadi. Hasil belajar yang
diharapkan dalam bagian ini adalah:
a) Peserta didik mengetahui kelebihan mereka sendiri dan kelemahan
mereka saat ini
b) Peserta didik dapat mengembangkan keterampilan evaluasi diri dan
perencanaan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi
c) Peserta didik dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka
sendiri, dapat mencari sumber daya dan dapat merencanakan
kesempatan belajar
8
d) Peserta didik memahami pentingnya pengelolaan sumber daya
pribadi
e) Peserta didik memahami pentingnya memiliki kode pribadi dan
moral
f) Peserta didik memahami pentingnya menghormati diri mereka
sendiri dan orang lain
2) Berfokus pada pengetahuan dan pemahaman mengenai kesempatan,
pilihan, hak dan tanggung jawab.
Salah satu komponen penting dari sikap proaktif ini adalah
kemampuan peserta didik untuk membentuk hubungan yang baik dalam
berbagai situasi. Bagian ini dimulai dengan berfokus pada peran dan
tanggung jawab individu di rumah dan sekolah yang meliputi arti
persahabatan, kesetiaan, dan menekankan bagaimana tindakan individu
memiliki konsekuensi bagi orang lain dalam konteks sekolah, kerja dan
masyarakat luas. Hal ini berkembang menjadi apresiasi umum tentang
peran keluarga, agama, budaya dan masyarakat dalam menjaga stabilitas
sosial dan mempengaruhi perubahan sosial.
Pentingnya bekerja bersama dan kerja kelompok terus ditekankan
oleh pemberi kerja tetapi merupakan keterampilan yang membutuhkan
latihan konstan dan perbaikan. Peserta didik akan bekerja sama dalam
kelompok, mendengarkan orang lain, berbagi dengan orang lain dalam
konteks pembelajaran sebagai dimensi penting dari hasil pembelajaran
ini. Bekerja dengan orang-orang dari budaya lain ditekankan serta
memahami bagaimana prasangka dan diskriminasi mempengaruhi
hubungan di rumah, di sekolah, di tempat kerja dan di masyarakat luas.
Hasil belajar yang diharapkan pada bagian ini adalah sebagai berikut:
a) Peserta didik dapat membentuk hubungan yang baik dalam konteks
yang berbeda
b) Peserta didik dapat bekerja sama dengan baik dengan orang lain
9
c) Peserta didik menyadari bagaimana pengaruh eksternal
mempengaruhi peran mereka sebagai warga negara yang
bertanggung jawab
d) Peserta didik mengerti tentang sistem politik serta hak dan tanggung
jawab orang dewasa
e) Peserta didik dapat mencari informasi dan bantuan dari berbagai
instansi pendidikan dan bimbingan karir dalam lembaga
f) Peserta didik mengerti bahwa akan ada perubahan dalam pola dan
kesempatan berkarir dalam bekerja bekerja di masa depan
g) Peserta didik dapat merekam informasi tentang pilihan dan peluang
3) Berfokus pada diri di Dunia Kerja dan Masyarakat Umum.
Hal ini dirancang untuk memungkinkan peserta didik untuk
memahami sifat perubahan pekerjaan, serta bagaimana mencari dan
mencatat informasi dari lembaga bimbingan. Bagian ini berkaitan
dengan proses penciptaan kekayaan dan tantangan kaum muda untuk
mempertimbangkan isu-isu lingkungan yang terkait dengan menghargai
alam. Bagian ini dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik untuk
mengeksplorasi hubungan antara ekonomi dan lingkungan. Hal ini
adalah perpanjangan pada bagian dua yang dibutuhkan pelajar ke dalam
konteks jauh dari rumah dan masyarakat langsung. Hasil belajar yang
diharapkan dalam bab ini adalah sebagai berikut:
a) Peserta didik memahami implikasi kehidupan dalam masyarakat
yang beragam
b) Peserta didik mengerti tentang ruang lingkup dan berbagai
organisasi yang berbeda
c) Peserta didik mengetahui dan memahami proses penciptaan
kekayaan
d) Peserta didik mengerti bagaimana layanan disediakan dalam
berbagai sektor masyarakat
e) Peserta didik menghargai alam 10
f) Peserta didik mengetahui dan dapat menyelidiki keterkaitan antara
ekonomi dan lingkungan
Deskripsi kunci tahapan ketiga aspek agar belajar mengetahui kelebihan
dan kelemahan saat ini di atas sebagai berikut:
KS 1 Peserta didik menyadari apakah mereka baik dalam menanggapi
umpan balik dari segi eksternal dan dapat mengatakan apa yang
mereka inginkan untuk menjadi lebih baik di masa depan.
KS 2 Peserta didik dapat menilai kelebihan dan keterbatasan saat ini
dan menggambarkan perencanaan masa depan perkembangan
diri sendiri kepada orang lain.
KS 3 Peserta didik dapat menilai kelebihan dan kelemahan diri
sendiri.
KS 4 Peserta didik dapat menilai kelebihan dan keterbatasan diri
sendiri saat ini. Mereka dapat menggunakan umpan balik dan
kritikan yang formatif dan konstruktif. Mereka dapat
mengidentifikasi kebutuhan pengembangan pribadi dan mencari
informasi yang sesuai untuk membantu memenuhi kebutuhan
pribadi.
PSD merupakan kunci dari pembentukan kepribadian dan
perkembangan anak muda dengan harapan yang tinggi untuk
keberhasilannya dengan melibatkan semua staf pengajar di sekolah.
Efektivitas setiap aspek dari pengajaran PSD di sekolah tergantung pada
dukungan yang lebih dan komitmen seluruh staf pengajar sekolah termasuk
juga kepala sekolah.
Tujuan utama dari adanya evaluasi kurikulum pada tahapan
pembelajaran dalam upaya untuk mendongkrak hasil belajar siswa. Di
lingkungan sekolah hasil belajar harus diketahui murid, guru, dan orang tua.
Kurikulum sangat berpengaruh terhadap upaya untuk membuat hasil belajar
11
yang baik dari siswa dan ketrampilan yang baik pula. Sekolah melakukan
berbagai strategi untuk mengiplenmentasikan hal tersebut, diantaranya:
a) Menggunakan program PSD sebagai pondasi utama dalam menentukan
hasil belajar
b) Menghubungakan antara hasil belajar dengan pencatatan prestasi siswa
c) Menayakan siswa dan mencatat perkembanganya dari berbagai
pengalaman kerja dan pengalaman belajarnya
3. Evaluasi pengembangan kerangka kurikulum Personal and Social
Development (PSD)
Evaluasi pengembangan kerangka kurikulum PSD dengan proyek
Pathways melibatkan peserta didik. Alat yang digunakan dalam evaluasi adalah
kuesioner. Kuesioner diberikan pada sebelum proyek dilaksanakan dan sesudah
proyek dilaksanakan. Dari hasil evaluasi proyek Pathways menunjukkan proyek
ini memiliki dampak pada proses belajar. Berbagai strategi digunakan sekolah
untuk mengiplenmentasikan hal tersebut, diantaranya:
1. Menggunakan program PSD sebagai pondasi utama dalam menentukan
hasil belajar
2. Menghubungakan antara hasil belajar dengan pencatatan prestasi siswa
3. Menayakan siswa dan mencatat perkembanganya dari berbagai
pengalaman kerjanya dan pengalaman belajarnya
Di dalam proses pengajaran dan pembelajaran ada empat pikiran utama:
1. Hasil dari belajar siswa merupakan kerja sama antara siswa, guru, dan
pegawai sekolah
2. Melakukan latihan di kelas setiap hari untuk meningkatkan hasil belajar
dan memastikan perkembangan siswa dari tahap ke tahap.
3. Mengevaluasi perkembangan pribadi dan sosial setiap siswa
4. Antara guru satu dengan yang lainnya berdiskusi tentang perkembangan
pribadi dan sosial siswa dari tahap yang berbeda.
12
Para guru kelas merencanakan secara bersama-sama untuk dapat
merangkap dalam bertugas dalam mengembangkan pribadi dan sosial siswa,
tugas utama adalah mengajar dan tugas alternatifnya mengendalikan PSD di
lingkungan sekolah. Dalam tahap evaluasi ini selain hasil kuesioner dari peserta
didik, penilaian juga dapat berasal dari akreditasi sekolah. Cara pencatatan
akreditasi secara resmi pada sekolah menengah dengan cara mencatat prestasi
dan hasil pembelajaran siswa. Dibeberapa sekolah yang sudah terakreditasi
tersebut menyiapkan berkas dan kemudian mencatat hasil yang terkait dengan
pekerjaan sekolah.
Hal itu mengakibatkan guru merupakan yang berperan penting dalam
proses akreditasi dan dapat mengembangkan PSD siswa disekolah. Penjelasan
diatas sudah dapat dipaparkan bahwa kabar terkait dengan nilai belajar dapat
diukur dengan mudah dan penilaian pembelajaran sulit untuk didapat dalam
akreditasi formal. Didalam semua sekolah, pencatatan prestasi digunakan untuk
mencatat dan mengakui prestasi siswa dalam hasil belajar. Hal itu terlihat jelas
pada sekolah yang mencatat penilaian prestasi tertinggi dan menempatkan
siswa berprestasi pada derajat tertinggi disekolah.
Sekolah merencanakan tindakan yang akan dilakukan dan secara khusus
mencatat prestasi perkembangan pribadi dan sosial siswa. Proses perencanaan
tindakan secra rinci pada masing-masing sekolah terdapat pada kerangka materi
dan prosesnya. Salah satu komponen yang sangat penting yang membuat proses
ini bekerja dengan baik yaitu memastikan naka muda mendapat informasi yang
cukup yang menjadi dasar pertimbangan. Pemimpin sekolah sangat berperan
penting dalam memberi umpan balik pada kinerja saat ini dan memudahkan
anak muda untuk mengembangkan keahlian mereka. Di sekolah anak muda
didorong untuk mengembangkan keahlian mereka yang berhubungan dengan
PSD dan perencanaan tindakan.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kerangka kurikulum PSD dirasa penting bagi peserta didik, namun letak
PSD masih tumpang tindih dengan kurikulum inti di sekolah.
2. Metode yang digunakan oleh sekolah untuk pengembangan pribadi dan
sosial peserta didik melalui kegiatan ekstrakulikuler.
3. Proyek Pathways menjadi salah satu contoh pengembangan kurikulum
PSD di sekolah.
4. Proyek Pathways dijalankan dari Key Stage 1 hingga Key Stage 4 secara
bertahap.
5. Terdapat tiga aspek dalam PSD yaitu: Berfokus pada pengembangan
pribadi dan keterampilan pribadi, Berfokus pada pengetahuan dan
pemahaman mengenai kesempatan, pilihan, hak dan tanggung jawab, dan
Berfokus pada diri di Dunia Kerja dan Masyarakat Umum.
6. Efektivitas setiap aspek dari pengajaran PSD di sekolah tergantung pada
dukungan yang lebih dan komitmen seluruh staf pengajar di sekolah
termasuk juga kepala sekolah.
7. Tujuan utama dari adanya evaluasi kurikulum pada tahapan pembelajaran
dalam upaya untuk mendongkrak hasil belajar siswa. Di lingkungan
sekolah hasil belajar harus diketahui murid, guru, dan orang tua.
Kurikulum sangat berpengaruh terhadap upaya untuk membuat hasil
belajar yang baik dari siswa dan ketrampilan yang baik pula.
14
DAFTAR PUSTAKA
Inmam. S., Buck. M., Burke. H. 2005. Assessing Personal and Social Development.Taylor & Francis: London.
Mulyasa, E. H., Prof., Dr., M.Pd. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Rosda:Bandung.
Santoadi, Fajar. 2010. Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta: Penerbit USD.
Winkel, W.S & Sri Hastuti. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (edisi revisi), Yogyakarta: Media Abadi.
15
top related