blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/intan2silverpx/files/2012/06/dptpestisida.docx · web viewpestisida...
Post on 02-May-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan
Praktikum Dasar Perlindungan TanamanMateri: Pestisida
Oleh:
Nama :Intan Ratri Prasundari
NIM : 115040201111025
Asisten : Amalia Hakiki
Program Studi : Agroekoteknologi (F)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya
Malang
2011
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sudah menjadi rahasia umum tujuan dari pertanian adalah produksi komoditas
untuk memenuhi kebutuhan pasar. Selama ini petani di Indonesia melakukan
pembudidayaan dengan system monokultur. Penanaman dengan system monokultur
lebih rentan terserang hama dan penyakit, hal tersebut diakibatkan oleh perubahan
ekosistem. Hama yang membludak dan permintaan hasil produksi yang besar
memaksa para petani menggunakan pestisida sebagai salah satu jalan untuk
mengamankan hasil produksi. Pemberian pestisida harus mememenuhi petunjuk
lapang agar tidak terjadi hal hal yang merugikan. Berkembangnya ilmu pengetahuan
membuat pestisida mulai berangsur angsur ditinggalkan oleh petani.
Berkembanganya trend gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang
berasal dari bahan makanan yang organic turut mendukung pengurangan penggunaan
pestisida.
I.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi tugas praktikum Dasar Perlindungan Tanaman.
2. Untuk mengetahui efek pengguanaan pestisida pada sample.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1Definisi
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini
adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman
yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda
(bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan.
(Anonim a, 2011)
Menurut Depkes RI (1990) Kata Pestisida berasal dari rangkaian kata pest yang
berarti hama dan cida atau sida yang berarti membunuh. Dalam PP No 7 tahun 1973
yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad
renik dan virus yang digunakan untuk beberapa tujuan berikut:
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,
bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
4. Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman
(tidak termasuk golongan pupuk).
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan piaraan dan
ternak.
6. Memberantas atau mencegah hama-hama air.
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan, dan dalam alat-alat pengangkutan.
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang bisa menyebabkan
penyakit pada manusia.
(Anonim b, 2011)
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama
ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya
bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau
mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.
dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
(Anonim c, 2011)
A pesticide is any substance or mixture of substances specifically intended to
prevent, repell, destroy or lessen the effect of a pest. The term pesticides is
technically a catch-all phrase that specifically means one of the following:
insecticide, herbicide, fungicide or any other chemical substances used to control
pests.
Pests that pesticides fight or kill may include insects and insect-like
organisms, unwanted plants, weeds, fungi, viruses or bacteria that cause plant
diseases, mice and other vertebrate animals or any other pest that may attack plants,
soil, trees, structures or people.
Pestisida adalah zat atau campuran zat yang khusus ditujukan untuk
mencegah, repell, menghancurkan atau mengurangi efek dari hama. Pestisida Istilah
teknis menangkap-semua frase yang secara khusus berarti salah satu dari berikut:
insektisida, herbisida, fungisida atau bahan kimia lain yang digunakan untuk
mengendalikan hama.
Hama bahwa pestisida melawan atau membunuh serangga dan mungkin
termasuk serangga seperti organisme, tanaman yang tidak diinginkan, gulma, jamur,
virus atau bakteri yang menyebabkan penyakit tanaman, tikus dan hewan vertebrata
lain atau hama lain yang dapat menyerang tanaman, tanah, pohon, struktur atau
orang.
(Anonim d, 2011)
II.2Sasaran Penggunaan Pestisida
* Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau
kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh
tungau atau kutu.
* Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut.
Berfungsi untuk melawan alge.
* Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung.
Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi
burung.
* Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi
untuk melawan bakteri.
* Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti
jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
* Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi
membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
* Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau
segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
* Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
* Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis
lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
* Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti
benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
* Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh
telur.
* Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk
membunuh kutu atau tuma.
* Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk
membunuh ikan.
* Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk
membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
* Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk
membunuh pemangsa (predator).
* Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk
membunuh pohon.
* Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun.
Berfungsi untuk membunuh rayap.
Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya
tidak menggunakan akhiran sida:
* Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik.
Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan
perangkap.
* Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan
bertulang belakang.
* Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan
panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
* Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman
lainnya.
* Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan
mikroorganisme.
* Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan
menghentikan pertumbuhan tanaman.
* Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama
yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak
nyamuk.
* Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji
gulma.
* Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).
* Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan
hujan.
* Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.
* Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.
* Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan
memastikan terjadinya buah.
(Anonim a, 2011)
II.3Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Kimia
Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:
1. Hama menjadi kebal (resisten)
2. Peledakan hama baru (resurjensi)
3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen.
4. Terbunuhnya musuh alami
5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
6. Kecelakaan bagi pengguna
7. Keracunan dan kematian pada manusia
8. Keracunan dan kematian pada ternak dan hewan piaraan
9. Keracunan dan kematian pada satwa liar
10. Keracunan dan kematian pada ikan dan biota air lainnya
11. Keracunan dan kematian pada biota tanah
12. Keracunan dan kematian pada tanaman
13. Keracunan dan kematian pada musuh alami OPT
14. Terjadinya resistensi, resurjensi dan perubahan status OPT
15. Residu pestisida yang berdampak negatif terhadap konsumen, dan
16. Terhambatnya perdagangan hasil pertanian
(Anonim e,2011)
Kelebihan
1. Mudah di dapatkan di berbagai tempat
2. Zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida
3. Kemasan lebih praktis
4. Bersifat tahan lama untuk disimpan
5. Daya racunnya tinggi ( langsung mematikan bagi serangga)
(Anonim f, 2011)
II.4Formulasi Pestisida
Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam
bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat
diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama.
Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:
1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)
Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang
nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble
concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut
tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka
tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi
pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta
bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa
cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.
2. Butiran (granulars)
Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai
insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi
tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan
aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat.
Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80
mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain.
Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G
atau WDG (water dispersible granule).
3. Debu (dust)
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat
pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang
banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila
pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).
4. Tepung (powder)
Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan
bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal
pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan
WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).
5. Oli (oil)
Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble
concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen
atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume)
dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.
6. Fumigansia (fumigant)
Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang
berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.
(Anonim a, 2011)
III. METODOLOGI
III.1 Alat dan Bahan
Alat:
1. Belas bekas air mineral: tempat perlakuan pestisida
2. Sarung tangan: untuk melindungi tangan pada saat mengaduk pestisida dengan air
3. Cawan petri: tempat perlakuan sample
Bahan:
1. Pestisida atau insektisida: sebagai bahan untuk melakukan praktikum
2. Daun kacang panjang yang di serang kelompok Aphid sp
3. Aphid sp
III.2 Cara Kerja
Siapkan alat dan bahan
Meletakkan sample pada cawan petri
Masukkan pestisida kedalam gelas bekas air mineral
Menambahkan air lalu mengaduknyaMenyipratkan
campuran pestisida dengan air pada sample
Mengamati yang terjadi pada Aphid
Mencatat hasil
IV. PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Analisa Brosur
Lampiran
IV.2 Hasil Pengamatan
Pestisida yang digunakan
Nama dagang : ARRIVO
Bahan aktif : sipermetrin 30 g/l
Sasaran : insektisida
Cara kerja : racun kontak dan lambung
Formulasi : 30 EC
Sample Jumlah Aphid
hidup sebelum
pemberian
pestisida
Jumlah Aphid
hidup setelah
pengguanaan
pestisida
Keterangan
Daun kacang
panjang yang
terserang
Aphid
3 0
IV.3 Pembahasan dan Perbandingan dengan Literatur
Berdasarkan hasil praktikum perlindungan tanaman dengan materi pestisida
diketahui bahwa Aphid awalnya berjumlah 3 ekor setelah pengguanaan pestisida
dengan formulasi 30 EC dan bahan aktif sipermetrin 30 g/l semua Aphid yang mati.
Matinya Aphid ditandai dengan tidak bergeraknya aphid.
Meskipun pengendalian hama aphids tergolong agak sulit terutama untuk aphids
yang sudah kebal terhadap beberapa pestisida, namun bukan berarti aphids ini
dibiarkan begitu saja. Agar pengendalian lebih efektif maka sebaiknya dihindarkan
penyemprotan pestisida berdasarkan jadwal sesuai kalendar terutama disaat hama
aphids tidak ditemukan dan cara lain adalah dengan mengunakan insektisida efektif
seperti Winder 25WP, Winder 100EC atau Promectin 18EC dengan dosis sesuai
anjuran. Pengamatan secara kontinyu dan berkelanjutan terhadap kepadatan dan
populasi aphids pada tanaman kentang sebelum mencapai ambang ekonomi selain
menghemat uang juga lebih efektif. Program pengamatan aphids dapat dilakukan
dengan memilih 2 – 3 hamparan, dan dilihat sekitar 20 tanaman/hamparan.
Berjalanlah secara diagonal pada hamparan anda, dan berhentilah setiap 2 –3 langkah
untuk mengecek/memeriksa keberadaan aphids. Sesuai dengan hukum pengaruh tepi
dimana disebutkan bahwa sebagian besar serangga aphids biasanya ditemukan pada
tanaman border/pembatas sebab mereka memulai koloni baru pada tanaman yang
berada di tepian terlebih dahulu. Hal ini disebabkan aphids lebih menyukai mendarat
pada bagian tepinya saja daripada di bagian tengah hamparan. Hal yang terpenting
agar tidak terjangkit virus adalah tanamlah bibit kentang yang benar-benar bebas
virus.
(Anonim g, 2011)
V. PENUTUP
V.1Kesimpulan
Berdasarkan laporan praktikum dasar perlindungan tanaman yang disusun dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. 3 ekor Aphid berada pada daun kacang panjang sebelum pemberian pestisida.
2. Setelah pemberian pestisida dengan sasaran insektisida jumlah Aphid yang hidup
sebanyak 0 ekor.
V.2Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah perlu pengkoordinasian yang baik
untuk praktikan agar tidak menghambat jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2011. http://biotis.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=82:apa-itu-pastisida&catid
Anonim b. 2011. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22988/4/Chapter
%20II.pdf
Anonim c. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida
Anonim d. 2011. http://organic.about.com/od/organicdefinitionsop/g/Pesticide-
Definition-Of-Pesticide.htm
Anonim e. 2011.http://tpthptub-tinkerbell.blogspot.com/2010/01/dampak-negatif-dari-
penggunaan.html
Anonim f. 2011. http://www.hdrfarm.com/?p=243
Anonim g. 2011. http://photodaerahpangalengan.blogspot.com/
Lampiran
Nama dagang: Du Pont TM Prewathon TM
Bahan aktif: klorantraniliprol 50 g/l
Sasaran: Insektisida
Cara kerja: Kontak langsung
Formulasi: 50 SC
top related