bugi k. sumirat - forsilhksulsel.files.wordpress.com · sosial untuk pembangunan lh dan k”...
Post on 09-Jun-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Bugi K. Sumirat Peneliti Sosiologi Kehutanan
Balai Penelitian Kehutanan Makassar
Forum Fungsional LHK Sulsel: 17 Februari 2016
Email: bugisumirat@gmail.com
Thesis Bulukumba dan Sumbawa – tentang social capital
(funded by ACIAR, Australia – John Allwright
Fellowship)
ACIAR Research – BPK Makassar – Sktr 10 th kerja sama
(capacity building)
Kongres Kehutanan Sedunia di Durban, Afrika Selatan – September 2015: Dua makalah, satu yang dipresentasikan
COP21, Nov-Des 2015 di Paris meeting - „low carbon‟
Program Kerja Kementerian LHK
(Coleman, 1988; Fukuyama, 1995; Lin, 1997; Putnam, 1993)
Mengacu kepada nilai-nilai kolektif dari seluruh jejaring sosial yang dimiliki/diketahui dan kecenderungan/akibat yang ditimbulkan dari adanya jejaring tersebut untuk melakukan hal tertentu serta (mungkin) dengan adanya hubungan timbal balik serta norma yang ada (bonding)
Efek „glue‟
2014 – 2015 (Oktober) (Kementerian LHK, 2015)
“Memperkuat tata kelola, membangun modal
sosial untuk pembangunan LH dan K”
Pengelolaan di tingkat tapak (site):
1. DAS yg didorong pengelolaannya untuk sejauh mungkin mengurangi banjir & tanah longsor.
2. KPH yg pengelolaannya didorong untuk memproduksi barang dan jasa dari hutan.
3. Kabupaten/kota, yg didorong untuk semakin baik nilai indeks kualitas lingkungan hidupnya
4. TN yg didorong pengelolaannya untuk meningkatkan populasi tumbuhan & satwa di dalam habitat alaminya.
5. Areal pengingkatan akses pengelolaan hutan oleh masyarakat, yang bertujuan untuk mendorong keseimbangan proporsi antara pengelolaan hutan oleh perusahaan dan masyarakat.
KEBERHASILAN di seluruh entitas tapak
diawali perbaikannya dari meningkatnya
modal sosial terhadap DAS, KPH, TN,
Kabupaten/Kota dan areal peningkatan akses
pengelolaan hutan oleh masyarakat yang ciri
utamanya adalah meningkatnya kepercayaan
publik, meningkatnya dukungan pengelolaan
dan meningkatnya sinergi pembangunan di
tingkat tapak.
Pembangunan tidak bisa hanya dari satu
kementerian saja perbaikan tata kelola
Partisipasi
Kepercayaan
Kemitraan
Leadership
Pembelajaran
Selo Soemardjan (1991)
adalah semua perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat,di mana perubahan tersebut
memengaruhi sistem sosialnya. Perubahan
sosial yang dimaksud mencakup nilai-nilai dan
pola-pola perilaku di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.
Website/blog
Buku
Majalah
Repiklasi
Poster
Training
Advokasi/FGD
Media sosial
Studi banding
Storyteller
dll
Modal sosial dapat digunakan sebagai suatu modal yang diperhitungkan dalam proses pembangunan kehutanan.
Proses pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran dapat mempercepat terjadinya perubahan sosial yang diharapkan.
Tenaga fungsional perlu berpartisipasi aktif mengatur strategi diri dan institusinya untuk menjadi bagian dari agen-agen perubahan menuju skema perubahan sosial dalam pembangunan kehutanan ke arah yang lebih baik lagi sesuai dengan program/kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kementerian LH dan K
top related