buku pedoman bpbd
Post on 01-Jan-2016
615 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BENCANA BUKAN UNTUKDITAKUTI TAPI UNTUK
DITANGGULANGI
Hubungi Call Center BPBD BilaTerjadi Bencana 0322-317730
Rencana Aksi Menghadapi BencanaBanjir tahun 2013 - 2014
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAHJl. Veteran No. 45 Lamongan Telp/Fax 0322-317730
L A M O N G A N
BENCANA BUKAN UNTUKDITAKUTI TAPI UNTUK
DITANGGULANGI
Hubungi Call Center BPBD BilaTerjadi Bencana 0322-317730
Rencana Aksi Menghadapi BencanaBanjir tahun 2013 - 2014
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAHJl. Veteran No. 45 Lamongan Telp/Fax 0322-317730
L A M O N G A N
BENCANA BUKAN UNTUKDITAKUTI TAPI UNTUK
DITANGGULANGI
Hubungi Call Center BPBD BilaTerjadi Bencana 0322-317730
Rencana Aksi Menghadapi BencanaBanjir tahun 2013 - 2014
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAHJl. Veteran No. 45 Lamongan Telp/Fax 0322-317730
L A M O N G A N
KATA PENGANTAR
Dari aspek geologis, geografis, dan morfologis, kabupaten Lamongan merupakan
salah satu kawasan yang rawan terhadap bencana banjir.Hampir setiap tahun bencana
banjir terjadi di Kabupaten Lamongan, Khususnya di Wilayah bagian Utara .
Salah satu aspek penting timbulnya korban jiwa dan kerusakan / kerugian pada
beberapa aspek, adalah kekurangan kesiapsiagaan masyarakat dan aparat / pihak-pihak
yang bertanggung jawab dalam penanganan bencana.
Dalam kaitan kesiapsiagaan tersebut, setiap daerah perlu melakukan upaya nyata
antara lain melalui kebijakan, perencanaan kontinjensi dan rencana operasi untuk
menghadapi ancaman banjir di daerah melalui koordinasi BPBD Kabupaten Lamongan.
Buku Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 2014 merupakan Pedoman
untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi banjir. Kami berharap Pedoman ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi upaya penanggulangan bencana di Kabupaten
Lamongan.
Lamongan, November 2013.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lamonganselaku Kepala ex-Officio BPBD
Kabupaten Lamongan
YUHRONUR EFENDI,SE,MM,MBAPembina Tingkat I
NIP. 19680112 198603 1 001
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20141
BAB IGAMBARAN UMUM
1.1. Pendahuluan.Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6º 51’ 54” sampai dengan 7º
23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 112° 4’ 41” sampai 112° 305’12”.
Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km² atau + 3,78 persen
dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Daratan Wilayah Kabupaten terdiri dari daratan
rendah dan ‘bonorowo’ dengan tingkat ketinggian 0-25 m seluas 50,17 persen,
sedangkan ketinggian 25-100 meter seluas 45,68 persen, selebihnya 4,15 persen
berketinggian di atas 100 meter di atas permukaan air laut, dengan panjang garis pantai
sepanjang 47 km.
Secara fisiografis wilayah Kabupaten Lamongan bagian utara dan selatan
termasuk dalam Zone Rembang (van Bemmelen, 1949) yang disusun oleh endapan
paparan yang kaya akan unsur karbonatan, sedangkan wilayah bagian tengah
termasuk zone Randublatung yang kenampakan permukaannya merupakan dataran
rendah, namun sebetulnya merupakan suatu depresi (cekungan) yang tertutup oleh
endapan hasil pelapukan dan erosi dari batuan yang lebih tua pada Zone Kendeng dan
Rembang. Sejarah geologi Kabupaten Lamongan diperkirakan dimulai kurang lebih
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20142
37 juta Tahun yang lalu (Kala Oligosen). Saat itu wilayah Kabupaten Lamongan
masih berupa lautan (bagian dari Cekungan Jawa Timur). Selanjutnya terjadi proses
sedimentasi secara berurutan ke atas berupa penghamparan batuan sedimentasi laut
yang kaya unsur karbonatan. Proses ini berlangsung hingga kurang lebih 19 juta Tahun
(hingga Kala Polisen). Pada kurang lebih 1,8 juta Tahun yang lalu terjadi aktifitas tektonik
(Orogenesa Plio-Pleistosen) yang menyebabkan terangkatnya Kabupaten Lamongan
muncul ke permukaan laut.
Dari sisi hidrologi, Secara umum keberadaan air di Kabupaten Lamongan
didominasi oleh air permukaan, dimana pada saat musim penghujan dijumpai dalam
jumlah yang melimpah hingga mengakibatkan bencana banjir namun sebaliknya pada
saat musim kemarau disebagian besar wilayah Kabupaten Lamongan relatif berkurang.
Ketersediaan air permukaan ini sebagian tertampung di waduk-waduk, rawa, embung dan
sebagian lagi mengalir melalui sungai-sungai. Kabupaten Lamongan dilewati oleh 3 buah
sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo sepanjang ± 68 Km dengan debit rata – rata
531,61 m3/bulan (debit maksimum 1.758,46 m3 dan debit minimum 19,58 m3) yang
bermata air di Waduk Gajah Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi
sepanjang ± 27 Km dan Kali Lamong sepanjang ± 65 Km yang bermata air di Kabupaten
Lamongan. Wilayah Kabupaten Lamongan mem- punyai morfologi yang relatif datar
bahkan pada beberapa wilayah banyak dijumpai cekungan-cekungan yang saat ini
berupa rawa. Di beberapa daerah masih terdapat area dengan keadaan genangan yang
berlangsung periodik selama setengah bulan sampai dengan tiga bulan pada musim
kemarau.
Aspek klimatologi ditinjau dari kondisi suhu dan curah hujan. Keadaan iklim di
Kabupaten Lamongan merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2 (dua) musim,
yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan-bulan lain curah hujan
relatif rendah. Rata-rata curah hujan pada Tahun 2010 dari hasil pemantauan 25 stasiun
pengamatan hujan tercatat sebanyak 2.631 mm dan hari hujan tercatat 72
hari.Perubahan iklim global dan semakin parahnya degradasi lingkungan semakin
meningkatkan tren bencana hidrometeorologi. Perubahan iklim memiliki kaitan erat
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20143
dengan risiko bencana tersebut dengan mempengaruhi variabel-variabel di dalam risiko
bencana. Kajian kerentanan yang telah dilakukan di beberapa daerah menunjukkan
bahwa perubahan iklim diprediksikan dapat meningkatkan ancaman bencana dan
kerentanan masyarakat serta menurunkan kapasitas masyarakat untuk menghadapi
bencana hidrometerologi, bencana yang sering terjadi yaitu adanya banjir genangan dan
banjir bandang, diantara kedua musim terdapat musim peralihan atau musim pancaroba
dengan munculnya puting beliung.
1.2. Peta prakiraan Curah Hujan 2013 - 2014.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20144
1.3. Peta Perbandingan Parakiraan awal musim hujan 2012 – 2013
1.4. Peta prakiraan Sifat Hujan 2013 – 2014
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20145
1.5. Prakiraan Curah Hujan 2013/2014.a. Bulan Oktober 2013
b. Bulan Nopember 2013
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20146
c. Bulan Desember 2013
d. Bulan Januari 2014
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20147
e. Intensitas Curah Hujan
Prediksi Curah Hujan bulan Oktober 2013 dan Januari 2014 dengan Curah Hujan (151-200/ 201–500) mm, kalau dihubungkan dgn Tingkat Kerawanan Banjir; termasuk ke dlm“Tingkat Kerawanan Sedang sampai Menengah”.
43%
f. Persentase Curah Hujan
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20147
e. Intensitas Curah Hujan
Prediksi Curah Hujan bulan Oktober 2013 dan Januari 2014 dengan Curah Hujan (151-200/ 201–500) mm, kalau dihubungkan dgn Tingkat Kerawanan Banjir; termasuk ke dlm“Tingkat Kerawanan Sedang sampai Menengah”.
50%
7%
f. Persentase Curah Hujan
Normal
Atas Normal
Bawah Normal
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20147
e. Intensitas Curah Hujan
Prediksi Curah Hujan bulan Oktober 2013 dan Januari 2014 dengan Curah Hujan (151-200/ 201–500) mm, kalau dihubungkan dgn Tingkat Kerawanan Banjir; termasuk ke dlm“Tingkat Kerawanan Sedang sampai Menengah”.
Atas Normal
Bawah Normal
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20148
1.6. Curah Hujan Kumulatif satu Bulan.Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama28 atau 29 hari untuk bulan Pebruari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulanlainnya.Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu.Umumnya memiliki satuan mm/jam. Intensitas hujan dibagi menjadi :
No Jenis HujanIntensitas Hujan (mm)
1 jam 24 am
1 Hujan Sangat Ringan < 1 < 5
2 Hujan Ringan 1 – 5 5 – 20
3 Hujan Normal/Sedang 5 – 10 20 – 50
4 Hujan Lebat 10 – 20 50 – 100
5 Hujan Sangat Lebat > 20 > 100
Tingkat Rawan Banjir berdasar Curah Bulanan dan harian terkait banjir
No Tingkat Rawan Curah Hujan Bulanan Curah Hujan Harian
1 Tinggi > 500 mm > 100 mm
2 Menengah/ Sedang 300-500 mm 20-100 mm
3 Rendah < 300 mm < 20 mm
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 20149
BAB IIPOTENSI BANJIR
2.1. Potensi Banjir
Ditinjau dari karakteristik geografis dan geologis wilayah Kabupaten Lamongan
banyak dilalui sungai-sungai antara lain Kali Mengkuli, Kali Plalangan, Kali Dapur dan Kali
Deket yang mengalir ke Kali Blawi dan bermuara di Bengawan Solo. Dengan kondisi
topografi demikian hampir setiap tahun Kota Lamongan dilanda banjir diwilayah Bagian
Tengah Utara, yang merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir.
Kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah,
Turi, Karangbinangun dan Glagah. Bencana banjir terjadi di seluruh wilayah sungai yang
ada di Kabupaten Lamongan Sungai Bengawan Solo sepanjang ± 68 Km dengan debit rata
– rata 531,61 m3/bulan (debit maksimum 1.758,46 m3 dan debit minimum 19,58 m3)
yang bermata air di Waduk Gajah Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi
sepanjang ± 27 Km dan Kali Lamong sepanjang ± 65 Km yang bermata air di Kabupaten
Lamongan.
Berdasarkan kondisi morfologis, penyebab banjir adalah karena relief bentang
alam Indonesia yang sangat bervariasi dan banyaknya sungai yang mengalir diantaranya.
Daerah rawan banjir tersebut diperburuk dengan penggundulan hutan atau penebangan
hutan secara tidak terkontrol menyebabkan peningkatan aliran air (run off) pemukiman
yang tinggi dan tidak terkendali, sehingga menimbukan banjir bandang dan kerusakan
lingkungan di daerah satuan wilayah sungaiatau perubahan tata-guna lahan yang tidak
memperhatikan daerah resapan air. Perubahan tataguna lahan yang kemudian berakibat
menimbulkan bencana banjir, dapat dibuktikan antara lain banjir terjadinya di daerah
perkotaan sepanjang pantai terutama yang dialiri oleh sungai.
Kawasan Kecamatan Sekaran, Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi,
Karangbinangun dan Glagah merupakan daerah yang berpotensi terjadinya banjir
genangan, sedangkan pada bulan Nopember dan Desember 2013 berdasarkan analisa
dari BMKG terdapat beberapa Kecamatan yang diperkirakan berpotensi untuk terjadinya
banjir. Sebagaimana peta perkiraan BMKG sebagai berikut :
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201410
a. Peta prakiraan Daerah Potensi Banjir bulan Nopember 2013.
b. Peta prakiraan Daerah Potensi Banjir bulan Desember 2013.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201411
c. Peta prakiraan Daerah Kejadian Puting Beliung Musim Pancaroba 2013.
2.2. Rekapitulasi Banjir di Kabupaten Lamongan
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201411
c. Peta prakiraan Daerah Kejadian Puting Beliung Musim Pancaroba 2013.
2.2. Rekapitulasi Banjir di Kabupaten Lamongan
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201411
c. Peta prakiraan Daerah Kejadian Puting Beliung Musim Pancaroba 2013.
2.2. Rekapitulasi Banjir di Kabupaten Lamongan
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201412
2.3. Kawasan yang perlu mendapatkan perhatian.
a. Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
DAS Bengawan Solo memiliki kondisi topografi yang relatif datar, sebagian besar
daerahnya berada di dataran rendah terutama sub DAS Bengawan Solo Hilir.
Kemiringan dasar DAS Bengawan Solo juga bervariasi mulai landai sampai curam. DAS
Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, mengalir dari
pegunungan Sewu di selatan Surakarta, ke Laut Jawa di utara Surabaya melalui alur
sepanjang ± 600 km. Anak-anak sungai pada sub DAS Bengawan Solo Hulu dan Kali
Madiun yang mengalirkan air dari lereng Gunung Merapi, Merbabu dan Lawu, banyak
membawa material sedimen dari hasil erosi pada lereng-lereng tersebut, sehingga
mengakibatkan sedimentasi yang tinggi di Sungai Bengawan Solo. Sub DAS Bengawan
Solo Hilir, dengan panjang alur sungai ± 300 km dan luas ± 6.273 km2 membentuk alur
sungai yang lebar dengan kemiringan landai, melalui dataran aluvial dan menjadi
daerah yang sering digenangi banjir. Di dekat muara, wilayahnya berawa dan luas
yang disebut Rawa Jabung dan Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan. Mata air
Bengawan Solo berasal dari wilayah Jawa Tengah ,Tingginya curah hujan di wilayah
Selatan Jawa Tengah dapat menyebabkan banjir Seluruh kawasan pemukiman yang
berdampak banjir pada Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, luas total wilayahnya
sekitar 19.778 km² dengan panjang 600 km² melintasi Kabupaten Ngawi, Bojonegoro,
Tuban, Lamongan, bermuara di Kabupaten Gresik.Padatnya pemukiman dan jumlah
jiwa yang tinggal di kawasan bantaran sungai Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo
menambah kerentanan wilayah ini terhadap ancaman banjir. Intensitas banjir mampu
menggenangi wilayah pemukiman hingga 4 m di wilayah bantaran sungai, akibatnya
saat banjir melanda ribuan jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.Selain
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201412
2.3. Kawasan yang perlu mendapatkan perhatian.
a. Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
DAS Bengawan Solo memiliki kondisi topografi yang relatif datar, sebagian besar
daerahnya berada di dataran rendah terutama sub DAS Bengawan Solo Hilir.
Kemiringan dasar DAS Bengawan Solo juga bervariasi mulai landai sampai curam. DAS
Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, mengalir dari
pegunungan Sewu di selatan Surakarta, ke Laut Jawa di utara Surabaya melalui alur
sepanjang ± 600 km. Anak-anak sungai pada sub DAS Bengawan Solo Hulu dan Kali
Madiun yang mengalirkan air dari lereng Gunung Merapi, Merbabu dan Lawu, banyak
membawa material sedimen dari hasil erosi pada lereng-lereng tersebut, sehingga
mengakibatkan sedimentasi yang tinggi di Sungai Bengawan Solo. Sub DAS Bengawan
Solo Hilir, dengan panjang alur sungai ± 300 km dan luas ± 6.273 km2 membentuk alur
sungai yang lebar dengan kemiringan landai, melalui dataran aluvial dan menjadi
daerah yang sering digenangi banjir. Di dekat muara, wilayahnya berawa dan luas
yang disebut Rawa Jabung dan Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan. Mata air
Bengawan Solo berasal dari wilayah Jawa Tengah ,Tingginya curah hujan di wilayah
Selatan Jawa Tengah dapat menyebabkan banjir Seluruh kawasan pemukiman yang
berdampak banjir pada Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, luas total wilayahnya
sekitar 19.778 km² dengan panjang 600 km² melintasi Kabupaten Ngawi, Bojonegoro,
Tuban, Lamongan, bermuara di Kabupaten Gresik.Padatnya pemukiman dan jumlah
jiwa yang tinggal di kawasan bantaran sungai Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo
menambah kerentanan wilayah ini terhadap ancaman banjir. Intensitas banjir mampu
menggenangi wilayah pemukiman hingga 4 m di wilayah bantaran sungai, akibatnya
saat banjir melanda ribuan jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.Selain
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201412
2.3. Kawasan yang perlu mendapatkan perhatian.
a. Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
DAS Bengawan Solo memiliki kondisi topografi yang relatif datar, sebagian besar
daerahnya berada di dataran rendah terutama sub DAS Bengawan Solo Hilir.
Kemiringan dasar DAS Bengawan Solo juga bervariasi mulai landai sampai curam. DAS
Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, mengalir dari
pegunungan Sewu di selatan Surakarta, ke Laut Jawa di utara Surabaya melalui alur
sepanjang ± 600 km. Anak-anak sungai pada sub DAS Bengawan Solo Hulu dan Kali
Madiun yang mengalirkan air dari lereng Gunung Merapi, Merbabu dan Lawu, banyak
membawa material sedimen dari hasil erosi pada lereng-lereng tersebut, sehingga
mengakibatkan sedimentasi yang tinggi di Sungai Bengawan Solo. Sub DAS Bengawan
Solo Hilir, dengan panjang alur sungai ± 300 km dan luas ± 6.273 km2 membentuk alur
sungai yang lebar dengan kemiringan landai, melalui dataran aluvial dan menjadi
daerah yang sering digenangi banjir. Di dekat muara, wilayahnya berawa dan luas
yang disebut Rawa Jabung dan Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan. Mata air
Bengawan Solo berasal dari wilayah Jawa Tengah ,Tingginya curah hujan di wilayah
Selatan Jawa Tengah dapat menyebabkan banjir Seluruh kawasan pemukiman yang
berdampak banjir pada Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, luas total wilayahnya
sekitar 19.778 km² dengan panjang 600 km² melintasi Kabupaten Ngawi, Bojonegoro,
Tuban, Lamongan, bermuara di Kabupaten Gresik.Padatnya pemukiman dan jumlah
jiwa yang tinggal di kawasan bantaran sungai Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo
menambah kerentanan wilayah ini terhadap ancaman banjir. Intensitas banjir mampu
menggenangi wilayah pemukiman hingga 4 m di wilayah bantaran sungai, akibatnya
saat banjir melanda ribuan jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.Selain
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201413
rumah terendam akan banyak harta benda warga yang rusak dan hilang terbawa arus
banjir.Berdasarkan Permen PU No. 11A Tahun 2006, Wilayah Sungai Bengawan Solo
merupakan Wilayah sungai lintas Provinsi yang kewenangannya berada di Pemerintah
Pusat.
b. Bengawan Jero (bonorowo) Lamongan
Di Kabupaten Lamongan terdapat kawasan yang memiliki ketinggian muka tanah lebih
rendah dari daerah sekitarnya termasuk lebih rendah dari ketinggian sungai
bengawan solo. Hal inilah yang menyebabkan kawasan tersebut menjadi langganan
banjir tiap tahun. Kawasan ini disebut Bengawan Jero (Bono Rowo).Bengawan Jero
(Bono Rowo) merupakan daerah hamparan wilayah yang berada pada 6 kecamatan
yaitu kecamatan Turi, Karanggeneng, Kalitengah, Karangbinangun, Glagah dan Deket
yang lokasinya berada di sebelah utara jalan raya Gresik – Babat. Air yang tergenang
di kawasan ini tidak dapat dibuang ke sungai bengawan solo karena ketinggian air
sungai bengawan solo lebih tinggi dari kawasan ini, sehingga air tetap menggenang
dikawasan ini. Pembuangan air yang memungkinkan hanya lewat sluice Wangen,
Boden dan utamanya melalui sluice Tambak Ombo yang berada di Kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik, Namun karena kapasitas debit pembuangan (out flow) kurang
seimbang dengan debit pemasukan (in flow) maka secara otomatis di wilayah ini pada
musim hujan terjadi genangan selama ± 3 s/d 5 bulan yang kemudian disebut sebagai
genangan rutin / banjir Bengawan Jero.berikut adalah peta daerah rawan bencana
banjir Bengawan jero Kab. lamongan.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201414
BAB IIIMEKANISME PENANGANAN DARURAT
3.1. Peran Bpbd Dalam Penanggulangan Bencana
3.1.1. Fungsi BPBD
Penanggulangan bencana adalah tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah,
dunia usaha maupun masyarakat. Dalam pengertian ini, setiap orang / individu dan ikut
bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana untuk keamanan dan keselamatan
dirinya, keluarganya, maupun lingkungannya. pelaksanaan penanggulangan bencana
meliputi tiga tahapan yaitu pada saat Pra Bencana, Tanggap Darurat dan Pasca Bencana.
Pada tataran implementasinya BPBD mempunyai peran sebagai pelaksana, Komando dan
kordinasi sebagai berikut :
1) Dalam situasi normal atau Pra Bencana , BPBD Kabupaten Lamongan lebih
menjalankan fungsi Koordinasi dan Pelaksana kegiatan, dalam bentuk pencegahan,
mitigasi dan kesiapsiagaan. Beberapa kegiatan pengurangan risiko bencana tertentu
akan memerlukan kerjasama antara berbagai instansi, seperti penyiapan sistem
peringatan dini Banjir, Sosialisasi sistem peringatan dini dan pelatihan
penggunaannya akan melibatkan sektor sektor, perguruan tinggi dan LSM,
sedangkan peran BPBD sebagai koordinator pelaksanaannya.
2) Dalam Situasi Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Lamongan menjalankan fungsi
Komando, Koordinasi dan sekaligus Pelaksana kegiatan tanggap darurat. Dalam
situasi ini BPBD Kabupaten Lamongan dapat berperan sebagai komando untuk
mengendalikan dan mengatur serta mengkordinasikan Instansi-instansi sektoral
dalam operasi tanggap darurat.
3) Dalam situasi Pasca Bencana BPBD Kabupaten Lamongan kembali menjalankan
fungsinya dalam hal koordinasi dan pelaksana kegiatan-kegiatan pemulihan,
sementara fungsi-fungsi yang menjadi tanggung jawab Instansi-instansi sektoral
tetap dilaksanakan oleh sektor masing-masing. Pelaksanaan penanggulangan
bencana di pusat maupun daerah akan memerlukan koordinasi dengan semua
sektor dan unsur masyarakat
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201415
3.1.2. Kesiapsiagaan.
Siklus bencana dimulai dari upaya Pencegahan (prevention) dan Mitigasi
(mitigation). Jika ada potensi bencana dilakukanlah upaya kesiapsiagaan (preparedness).
Jika bencana benar-benar terjadi dilakukanlah upaya tanggap darurat (response). Dan
setelah bencana berhenti dilakukan upaya-upaya Rehabilitasi (rehabilitation) dan
Rekonstruksi (reconstruction), Ditinjau dari jenis bencana yang terjadi serta dampaknya,
situasi dan kondisi kebencaan di Kabupaten Lamongan saat ini cukup mengkhawatirkan.
Oleh sebab itu, diperlukan upaya yang serius dari Pemerintah Kabupaten Lamongan
untuk melakukan langkah yang konkrit dalam melindungi masyarakatnya apabila terjadi
kondisi kedaruratan, karena fokus dari bencana berada pada wilayah kerja pemerintah
daerah kabupaten Lamongan, kecamatan atau desa/kelurahan tergantung dari skala dan
kriteria bencana yang terjadi.
Dalam perspektif penyelenggaraan pemerintahan daerah, memberikan
perlindungan kepada masyarakat, merupakan amanat dari 2 (dua) aturan perundang-
undangan yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan sebagai penyelenggara pemerintahan dalam
mengantisipasi terjadinya bencana, juga telah mengeluarkan Perda Nomor 14 Tahun
2011 tentang Penanggulangan Bencana.BPBD Kabupaten Lamongan dengan
Badan/Dinas/Instansi Terkait Telah melaksanakan Rapat Kordinasi menghadapi musim
hujan 2013/2014 dengan menyiapkan peran dan tugas masing masing sektor sesuai
dengan tahapan bencana Sebelum Terjadi Banjir (Pra Bencana) Tindakan – tindakan yang
dapat dilakukan antara lain :
1. Inventarisasi daerah rawan banjir.
2. Inventarisasi bangunan, tanggul banjir.
3. Inventarisasi peralatan ( Pompa air, bahan banjiran, radio komunikasi )
4. Pembuatan Buku Pedoman Siaga Banjir
5. Gladi Bersama Bencana Banjir
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201416
6. Mensosialisasikan dan penyadaran masyarakat yang tinggal di daerah bantaran dan
sepadan sungai serta daerah yang rawan banjir untuk selalu waspada dan
memperhatikan peringatan dini yang telah dipasang .
7. Mempersiapkan sistem peringatan dini (EWS) serta informasi internet tentang
Tinggi Muka Air melalui web http://bbwssolo.pdsda.net
3.2. Mekanisme tanggap Darurat.
Dalam penanggulangan bencana perlu adanya koordinasi dan penanganan yang
cepat, tepat, efektif, efisien, terpadu dan akuntabel, agar korban jiwa dan kerugian harta
benda dapat diminimalisir. Penanggulangan bencana, khususnya pada saat tanggap
darurat bencana harus dilakukan secara cepat, tepat dan dikoordinasikan dalam satu
komando. Untuk melaksanakan penanganan tanggap darurat bencana, maka pemerintah
daerah yang diwakili oleh Kepala BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya dapat menunjuk seorang pejabat sebagai Komandan Penanganan
Tanggap Darurat Bencana sesuai Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2008 pasal 47
ayat (2) yang berbunyi : “Untuk melaksanakan fungsi komando sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Kepala BNPB atau kepala BPBD sesuai dengan kewenangannya dapat
menunjuk seorang pejabat sebagai Komandan penanganan darurat bencana”. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya memudahkan akses untuk memerintahkan sektor dalam hal
permintaan dan pengerahan sumberdaya manusia, peralatan, logistik, imigrasi, cukai dan
karantina, perizinan, pengadaan barang/jasa, pengelolaan dan pertanggung jawaban atas
uang dan atau barang, serta penyelamatan.
Komando Tanggap Darurat Bencana berdasarkan Peraturan Kepala BNPB nomor 10
Tahun 2008 tentang tanggap darurat ( pada saat terjadi bencana yang meluas) akan
diawali dengan pembentukan Komando Tanggap Darurat yang terdiri dari Komando
Tanggap Darurat Bencana meliputi tahapan yang terdiri dari Informasi Kejadian
Awal,Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC), Penetapan Status/Tingkat Bencana,
Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana. Tahapan pembentukan Komando
Tanggap Darurat Bencana tersebut harus dilaksanakan secara keseluruhan menjadi satu
rangkaian sistem komando yang terpadu.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201417
3.2.1. Tahapan Komando Tanggap Darurat
1. Informasi Kejadian Awal
Untuk dapat menjaring dan mendapatkan Informasi awal kejadian bencana
diperoleh melalui berbagai sumber antara lain pelaporan, media massa,
instansi/lembaga terkait, masyarakat, internet, dan informasi lain yang dapat
dipercaya, masyarakat khususnya yang tergabung dalam komunitas Radio 2 m band
maupun 11 meter band dapat berperan dalam penyampaian informasi awal
kejadian bencana sehingga dapat mempercepat proses pergerakan dari pengambil
keputusan untuk dapat menentukan tindakan selanjutnya.Setelah menerima
informasi dari masyarakat BPBD sebagai leading sektor penanggulangan bencana
melakukan klarifikasi kepada instansi/lembaga/masyarakat di lokasi bencana.
Informasi yang diperoleh dengan menggunakan rumusan pertanyaan terkait
bencana yang terjadi, terdiri dari Apa : jenis bencana, Bilamana : hari, tanggal,
bulan, tahun, jam, waktu setempat, Dimana : tempat/lokasi/daerah bencana,
Berapa : jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana, Penyebab : penyebab
terjadinya bencana, Bagaimana : upaya yang telah dilakukan yang tersusun dalam
bentuk laporan. Penyerapan informasi awal bencana dilakukan oleh
lembaga/badan/dinas/instansi terkait antara lain sebagai berikut :
1) Pusdalops (pusat pengendalian operasional) BPBD KABUPATEN LAMONGAN.
Kegiatan Pusdalops (pusat pengendalian operasional) BPBD Kabupaten
Lamongan terdapat satuan tugas piket yang melaksanakan pemantauan
kebencanaan di Wilayah Lamongan selama 1 X 24 jam dalam bentuk melalui
telepon dan Fax serta radio komunikasi.
a. Telepon dan fax nomor : (0322) 317730
b. Radio komunikasi mempergunakan frequensi BNPB: HF 11.473.5 Mhz
2) Piket Dinas PU Pengairan Kabupaten Lamongan
Piket banjir di Dinas PU Pengairan Kabupaten Lamongan Nomor (0322) 322175
3) Piket Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan
a. Piket banjir yang ada Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan Nomor (0322)
451016
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201418
b. Posko Lapang yang ada di Babat Barrage.
4) Piket Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan
a. Piket banjir yang ada Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan
b. Posko Lapang yang ada di Flood Way Plangwot Kecamatan Laren
5) Piket Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan
a. Piket banjir yang ada Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan
b. Posko Lapang yang ada di Desa Blawi Kecamatan Karangbinangun
6) Piket Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan
a. Piket banjir yang ada Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan
b. Posko Lapang yang ada di Pintu Air Sluis Kuro Kecamatan Glagah
7) Piket Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan
a. Piket banjir yang ada Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
b. Posko Lapang yang ada di Desa Tiwet Kecamatan Kalitengah
Komunikasi pelaporan banjir selain dengan radio, juga digunakan sarana telepon/fax
dan email pada masing-masing posko.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201419
Sistem Informasi Pengendalian Banjir di Wilayah Sungai
Pemberitaan tinggi muka air banjir dilakukan pada setiap masing-masing lokasi
Stasiun Pengamatan dengan ketentuan seperti Ketentuan operasional pelaporan
tingkat siaga banjir sebagai berikut :
Pada tahap awas III (merah) Pengamatan Tinggi Muka Air dilakukan secara terus
menerus dan terutama bangunan pengendali kritis dan mulai menampakan
gejala awal kerusakan berupa rembesan, penggerusan, longsoran tanggul dan
sebagainya. Pada bencana pengamanan dan pengamatan daerah yang sedang
terkena bencana ditingkatkan.Waktu perjalanan banjir ditentukan kecepatan
pengaliran air banjir dari suatu Stasiun pengamatan tinggi muka air yang satu ke
Stasiun pengamatan tinggi muka air yang lainnya.Tindakan tindakan secara
operasional telah ditetapkan bagi pengendali banjir di pintu pintu pengamatan
muka air ( TMA ) sebagai berikut :
1. Tindakan Siaga Hijau ( Siaga I )
a) Pengamatan TMA, cuaca dan keadaan bangunan setiap 2 jam
b) Laporan / Pemberitahuan kepada posko
c) Persiapan bahan banjiran
d) Petugas Piket menginformasikan kepada BPBD Kabupaten Lamongan dan
komunitas masyarakat peduli bencana, untuk bencana yang terjadi di
wilayah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk dapat
memantau situasi diminta memonitor Tinggi Muka Air (TMA) melalui
website: http://bbwssolo.pdsda.net dan koordinasi dengan Satgas BBWS
SiagaTingkat
BahayaWaking (m)
Pengamatan
TMAPemberitaan Keterangan
I (Hijau) Siap 1.25 – 1.50 Setiap 2 jam Setiap 6 jam Waking
II (Kuning) Siaga 0.75 – 1.25 Setiap 1 jam Setiap 3 jam Diukur
III (Merah) Awas 0.50 – 0.75
atau saat
bangunan kritis
Terus
menerus
Setiap 15 mnt
s/d 1 jam
Dari Puncak
Tanggul ke
Muka Air
Banjir
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201420
Bengawan Solo Hilir II Alamat Kantor Jl. Raya Babat No. 117, Lamongan
Telepon (0322) 451857.
2. Tindakan Siaga Kuning ( Siaga II )
a) Pengamatan TMA setiap 1 (satu) jam sekali.
b) Posko Lapang Laporan ke Posko Induk BPBD Kabupaten Lamongan, Dinas
PU Kabupaten Lamongan , Selanjutnya menginformasikan ke BPBD Provinsi
Jawa Timur.
c) Tim Penanggulangan menyiapkan bahan banjiran, peralatan di lokasi Siaga
Kuning.
d) Satgas Wilayah melakukan pengamatan langsung ke daerah Siaga Kuning.
e) Posko Posko Lapang berkoordinasi dengan Posko Induk BPBD Kabupaten
Lamongan Selanjutnya menginformasikan ke BPBD Provinsi Jawa Timur
mengenai rencana evakuasi dan pemberitahuan kepada penduduk.
3. Tindakan Siaga Merah ( Siaga III )
a) Satgas wilayah melakukan pengamatan TMA terus-menerus.
b) Laporan ke Posko Induk BPBD Kabupaten Lamongan
c) Posko Induk BPBD Kabupaten Lamongan berkoordinasi dengan Dinas PU
Pengairan Kabupaten Lamongan dan selanjutnya koordinasi dengan BPBD
Provinsi Jawa Timur mengenai tindakan penanggulangan banjir.
d) Tim Penanggulangan BPBD Kabupaten Lamongan dan Dinas PU Pengairan
Kabupaten Lamongan mengirim bahan banjiran, peralatan di tempat Siaga
Merah.
e) Tim Penanggulangan Wilayah berada di lokasi Siaga Merah setempat untuk
mengawasi pelaksanaan penanggulangan.
Secara umum tugas yang dilaksanakan pos pos piket banjir yaitu menerima
laporan dari daerah dan situasi tentang :
1. Kejadian bencana alam banjir.
2. Ketinggian MA banjir pada pos - pos pengamatan pada titik kontrol
3. Adanya kecenderungan kenaikan MA banjir pada tahap siaga II ke siaga III.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201421
4. Peringatan dini di daerah hilir via radio, telepon tentang kondisi MA sungai
pada titik kontrol tertentu.
5. Menginformasikan adanya kejadian tanggul jebol dan adanya overtopping
ke Posko Induk BPBD Kabupaten Lamongan, Kasubdin O&P dan Kepala
Dinas PU Pengairan Kabupaten Lamongan. dan meneruskan ke BPBD
Provinsi Jawa Timur.
2. Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC)
Dari informasi kejadian awal yang diperoleh tentang terjadinya kejadian banjir
maupun puting beliung, BPBD kemudian menugaskan Tim Reaksi Cepat (TRC) tanggap
darurat bencana, untuk melaksanakan tugas pengkajian secara cepat, tepat, dan
dampak bencana, serta serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka
penanganan darurat bencana. Hasil pelaksanaan tugas TRC tanggap darurat dan
masukan dari berbagai instansi/lembaga terkait merupakan bahan pertimbangan
bagi Kepala BPBD Kabupaten Lamongan untuk mengusulkan kepada Bupati dalam
rangka menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten. SK Tim Reaksi Cepat
Kabupaten Lamongan pada lampiran II.
3. Penetapan Status/Tingkat Bencana
Hasil usulan dan data dari TRC dan berbagai masukan yang dapat dipertanggung
jawabkan dalam forum rapat dengan instansi/lembaga terkait, maka Bupati
menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten. Tindak lanjut dari penetapan
status/tingkat bencana tersebut, maka Kepala BPBD Kabupaten Lamongan sesuai
dengan kewenangannya menunjuk seorang pejabat sebagai komandan penanganan
tanggap darurat bencana sesuai status/tingkat bencana skala Kabupaten.Pada status
keadaan darurat bencana, Komandan penanganan darurat bencana, sesuai dengan
lokasi dan tingkatan bencananya membentuk Pos Komando Lapangan penanggu
langan tanggap darurat bencana di lokasi bencana. Pos Komando Lapangan tanggap
darurat bencana bertugas melakukan penanganan tanggap darurat bencana.Tugas
penanganan tanggap darurat bencana yang dilakukan oleh Pos Komando Lapangan
disampaikan kepada Pos Komando untuk digunakan sebagai data, informasi, dan
bahan pengambilan keputusan untuk penganan tanggap darurat bencana.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201422
4. Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana.
Kepala BPBD Kabupaten Lamongan sesuai status/tingkat bencana dan tingkat
kewenangannya Mengeluarkan Surat Keputusan pembentukan Komando Tanggap
Darurat Bencana. Melaksanakan mobilisasi sumberdaya manusia, peralatan dan
logistik serta dana dari instansi/lembaga terkait dan/atau masyarakat. Pada status
keadaan darurat bencana, Komandan penanganan darurat bencana, sesuai dengan
lokasi dan tingkatan bencananya mengaktifkan dan meningkat pusat pengendalian
operasi menjadi pos komando tanggap darurat bencana. Pos komando berfungsi
untuk mengkoordinasikan, mengendalikan, memantau dan mengevaluasi
penanganan tanggap darurat bencana. Pos komando merupakan institusi yang
berwenang memberikan data dan informasi serta pengambilan keputusan dalam
penanganan tanggap darurat bencana.
Tugas Pokok Anggota Organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir
Kabupaten Lamongan Tahun 2013 - 2014
A. Komandan Tanggap Darurat Bencana
a. Komandan Tanggap Darurat Bencana adalah personil dengan pangkat/jabatan
senior peringkat pertama dalam Komando Tanggap Darurat Bencana sesuai
tingkat dan kewenangannya.
b. Komandan bertugas :
1) Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)
menjadi Pos Komando Tanggap Darurat BPBD Kabupaten Lamongan,
sesuai dengan jenis, lokasi dan tingkatan bencana.
2) Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di
bawah komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana BPBD
kabupaten Lamongan.
3) Membuat rencana strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan
dan mengendalikan operasi tanggap darurat bencana.
4) Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber
daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organisasi
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201423
yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap
darurat bencana.
c. Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung kepada
Kepala BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota, sesuai dengan tingkat dan
kewenangannya.
B. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana
Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana adalah personil dengan pangkat /
jabatan senior peringkat kedua dalam Komando Tanggap Darurat Bencana sesuai
tingkat dan kewenangannya.
a. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertugas :
1) Membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap
darurat bencana.
2) Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat, humas, keselamatan dan
keamanan serta perwakilan instansi/lembaga.
3) Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana, apabila Komandan
Tanggap Darurat Bencana berhalangan.
b. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggungjawab langsung
kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana.
C. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris.
a. Sekretaris bertugas dan bertanggungjawab untuk:
1) Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan.
2) Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap
Darurat Bencana.
b. Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat
Bencana.
D. Hubungan Masyarakat
a. Hubungan Masyarakat bertugas dan bertanggungjawab untuk:
1) Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201424
2) Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan
informasi tentang bencana tersebut ke media massa dan masyarakat luas.
b. Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap
Darurat Bencana.
E. Keselamatan dan Keamanan
a. Keselamatan dan Keamanan bertugas dan bertanggungjawab untuk:
1) Menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh personil Komando Tanggap
Darurat Bencana dalam menjalankan tugasnya.
2) Menjaga keamanan penanganan tanggap darurat bencana serta
mengantisipasi hal-hal di luar dugaan atau suatu keadaan yang berbahaya.
b. Kepala Keselamatan dan Keamanan bertanggungjawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana.
F. Perwakilan Instansi/Lembaga
a. Perwakilan instansi/lembaga bertugas untuk membantu Komandan Tanggap
Darurat Bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumberdaya
yang dibutuhkan dari instansi/lembaga.
b. Perwakilan instansi/lembaga secara operasional bertanggungjawab langsung
kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan
secara administrative bertanggungjawab kepada pimpinan instansi/lembaga
terkait.
G. Bidang Operasi
a. Bidang Operasi bertugas dan bertanggungjawab atas semua pelaksanaan
operasi penyelamatan dan evakuasi korban, hartabenda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana dengan cepat, tepat, efisien dan efektif
berdasarkan satu kesatuan rencana tindakan penanganan tanggap darurat
bencana.
b. Kepala Bidang Perencanaan bertanggungjawab langsung kepada Komandan
Tanggap Darurat Bencana.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201425
H. Bidang Perencanaan
a. Bidang Perencanaan bertugas dan bertanggungjawab atas pengumpulan,
evaluasi, analisis data dan informasi yang berhubungan dengan penanganan
tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana tindakan
operasi tanggap darurat.
b. Kepala Bidang Perencanaan bertanggungjawab langsung kepada Komandan
Tanggap Darurat Bencana.
I. Bidang Logistik dan Peralatan
a. Bidang Logistik dan Peralatan bertugas dan bertanggungjawab:
1) Penyediaan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta perlengkapan tanggap
darurat.
2) Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan
transportasi bantuan logistik dan peralatan.
3) Melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur umum, air bersih dan
sanitasi umum.
4) Mengkoordinasikan semua bantuan logistik dan peralatan dari
instansi/lembaga/organisasi yang terkait.
b. Kepala Bidang Logistik dan Peralatan bertanggungjawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana.
J. Bidang Administrasi Keuangan
a. Bidang Administrasi Keuangan bertugas dan bertanggungjawab:
1) Melaksanakan semua administrasi keuangan.
2) Menganilisa kebutuhan dana dalam rangka penanganan tanggap darurat
bencana yang terjadi.
3) Mendukung keuangan yang dibutuhkan dalam rangka komando tanggap
darurat bencana yang terjadi.
b. Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan bertanggungjawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201426
5. Pola Penyelenggaraan Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana
Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana diselenggarakan dengan polayang terdiri
atas rencana operasi, permintaan, pengerahan/mobilisasi sumberdaya yang didukung
dengan fasilitas komando yang diselenggarakan sesuai dengan jenis, lokasi dan
tingkatan bencana. Penyelenggaraan Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana
diakhiri oleh pembubaran Komando Tanggap Darurat Bencana.
Penyelenggaraan Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana dilaksanakan sebagai
berikut:a. Permintaan Sumberdaya
Mekanisme permintaan sumberdaya :
1) Komandan Tanggap Darurat Bencana tingkat kabupaten, mengajukan
permintaan kebutuhan sumberdaya kepada Kepala BPBD Kabupaten
Lamongan maupun kepada Kepala BPBD Propinsi Jawa Timur Maupun Kepada
BNPB, sesuai tingkatan bencana.
2) Kepala BPBD Kabupaten, sesuai dengan lokasi dan tingkatan bencana,
meminta dukungan sumberdaya manusia, logistik dan peralatan untuk
menyelamatkan dan mengevakuasi korban, memenuhi kebutuhan dasar hidup
dan memulihkan fungsi prasarana dan sarana vital yang rusak kepada
pimpinan instansi/lembaga terkait sesuai tingkat kewenangannya.
3) Instansi/lembaga terkait dimaksud antara lain Kodim 0812 Lamongan,polres
Lamongan, RSUD Dr.Soegiri Kabupaten Lamongan, Dinas Kesehatan Kabupaten
Lamongan, Dinsosnakertrans Kabupaten Lamongan,Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan, Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Lamongan, Dinas PU
Pengairan Kabupaten Lamongan, Dinas PU Bina Marga Kabupaten
Lamongan,Kantor Satpol PP Kabupaten Lamongan,PMI Lamongan,Ketua
ORARI Lamongan, KSR Stikes Lamongan, Disaster Management Center (DMC)
RSML Kabupaten Lamongan
4) Instansi/lembaga terkait wajib segera mengirimkan serta memobilisasi
sumberdaya manusia, logistik dan peralatan ke lokasi bencana.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201427
b. Pengerahan/mobilisasi sumberdaya untuk penanganan tanggap darurat bencana
diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Instansi/lembaga/organisasi terkait dalam mengirimkan sumberdaya harus
didampingi oleh personil instansi/lembaga asal dan penyerahannya dilengkapi
dengan administrasi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2) Apabila instansi/lembaga/organisasi terkait pada tingkat tertentu tidak
memiliki kemampuan sumberdaya yang dibutuhkan, maka BPBD sesuai
dengan tingkat kewenangannya berkewajiban membantu/mendampingi
pengiriman/mobilisasi sumber daya sampai ke lokasi bencana.
c. Pola Pengerahan Sumberdaya di Tingkat Kabupaten Pengerahan sumberdaya di
tingkat Kabupaten dilaksanakan dengan pola sebagai berikut:
1) Dalam hal bencana tingkat Kabupaten, Kepala BPBD Kabupaten yang terkena
bencana mengerahkan sumberdaya manusia, peralatan dan logistik sesuai
kebutuhan ke lokasi bencana.
2) Apabila kebutuhan tersebut tidak tersedia/tidak memadai, maka pemerintah
Kabupaten yang bersangkutan dapat meminta bantuan kepada Kabupaten
lain yang terdekat.
3) Apabila Kabupaten yang dimintai bantuan tidak memiliki ketersediaan
sumberdaya/tidak memadai, maka pemerintah Kabupaten yang terkena
bencana dapat meminta bantuan kepada Pemerintah Popinsi.
4) Biaya yang timbul akibat pengerahan bantuan ini ditanggung oleh
pemerintah Kabupaten yang bersangkutan.
5) Pelaksanaan pengerahan sumber daya dari asal sampai dengan lokasi
bencana dilaksanakan dibawah kendali Kepala BPBD Kabupaten yang
bersangkutan.
6) Apabila terdapat keterbatasan sumberdaya manusia, peralatan dan logistik
yang dikerahkan oleh Kepala BPBD Kabupaten, maka BPBD Propinsi dan
BNPB dapat membantu melalui pola pendampingan.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201428
7) Pola pendampingan oleh BPBD Propinsi dan BNPB dapat berupa dukungan
biaya pengepakan, biaya pengiriman, jasa tenaga pengangkutan dan
dukungan peralatan tanggap darurat bencana.
6. Evaluasi Dan Pelaporan
A. Evaluasi
Komandan Tanggap Darurat Bencana melakukan rapat evaluasi setiap hari dan
merencanakan kegiatan hari berikutnya. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai
bahan laporan harian kepada Kepala BPBD dengan tembusan kepada pimpinan
instansi/lembaga terkait.
B. Pelaporan
1. Instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam penanganan darurat bencana
berkewajiban membuat laporan kepada Kepala BPBD sesuai tingkat
kewenanganya dengan tembusan kepada Komandan Tanggap Darurat bencana
sesuai tingkat kewenangannya.
2. Pelaporan meliputi pelaksanaan Komando Tanggap Darurat Bencana,
jumlah/kekuatan sumber daya manusia, jumlah peralatan, jumlah setiap
jenis/macam logistik dan sumber dayalainnya serta dilengkapi dengan sistem
distribusinya secara tertib dan akuntabel.
3. Komandan Tanggap Darurat Bencana sesuai tingkat kewenangannya
mengirimkan laporan harian, laporan khusus dan laporan insidentil tentang
pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana kepada Kepala BPBD dengan
tembusan kepada instansi/lembaga/ organisasi yang terkait.
4. Kepala BPBD melaporkan Bupati.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201429
BAB IV
PROYEKSI KEBUTUHAN DAN SUMBER DAYA.
4.1. Proyeksi Kebutuhan
Dalam memproyeksikan kebutuhan bagi korban bencana pada saat penanganan darurat
apabila terjadi pengungsian, mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2008 Tentang pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana Peraturan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Tata Cara pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar. Pemberian bantuan yang
diberikan kepada korban bencana yang melalui Pemerintah, Masyarakat dan Dunia
Usaha perlu dilakukan penilaian dengan mempertimbangkan kelompok umur, jenis
kelamin dan kelompok rentan.
Mekanisme yang di lakukan pada kegiatan penilaian kebutuhan adalah sebagai berikut :
a. Mengindentifikasi kebutuhan, jenis dan macamnya bagi penerima bantuan (korban
bencana)
b. Mengindentifikasi penerima bantuan
c. Menentukan prioritas bantuan yang diperlukan
d. Menyusun daftar kebutuhan sesuai dengan skalam priritas yang ditetapkan
e. Mengidentifikasi pihak-pihak yang mungkin dilibatkan dalam penyediaan kebutuhan
yang diperlukan penerima bantuan.
f. Mengidentifikasi sumber-sumber lain di sekitar tempat penampungan.
4.1.1. Bantuan Tempat Penampungan/Hunian Sementaraa. Bantuan penampungan/hunian sementara diberikan dalam bentuk tenda-tenda, barak,
atau gedung fasilitas umum/sosial, seperti tempat ibadah, gedung olah raga, balai
desa, dan sebagainya, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat tinggal
sementara.b. Bantuan Pangan
Bantuan pangan diberikan dalam bentuk bahan makanan, atau masakan yang
disediakan oleh dapur umum. Bantuan pangan bagi kelompok rentan diberikan dalam
bentuk khusus. Standar Minimal Bantuan : Bahan makanan berupa beras 400 gram per
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201430
orang per hari atau bahan makanan pokok lainnya dan bahan lauk pauk. Makanan
yang disediakan dapur umum berupa makanan siap saji sebanyak 3 kali makan dalam
sehari.c. Bantuan Non Pangan
Bantuan non pangan diberikan kepada korban bencana dalam status pengungsi di
tempat hunian sementara pada pasca tanggap darurat, dalam bentuk Peralatan
Memasak dan Makan. Masing-masing rumah tangga korban bencana dapat
memperoleh bantuan peralatan memasak dan perlengkapan untuk makan.d. Alat-alat dan Perkakas
Korban bencana dapat memperoleh bantuan alat-alat dan perkakas untuk
memperbaiki hunian sementara
e. Bantuan Sandang
Bantuan Sandang terdiri dari :
1. Perlengkapan Pribadi
2. Kebersihan Pribadi
f. Bantuan Air Bersih dan Sanitasi
1. Bantuan Air Bersih
Diberikan dalam bentuk air yang kualitasnya memadai untuk kebersihan pribadi
maupun rumah tangga tanpa menyebabkan risiko yang berarti terhadap kesehatan.
Bantuan air bersih diberikan dalam bentuk sumber air beserta peralatannya.
2. Bantuan Air Minum
Diberikan dalam bentuk air yang dapat diminum langsung atau air yang memenuhi
persyaratan kesehatan untuk dapat diminum.
3. Bantuan Sanitasi
Diberikan dalam bentuk pelayanan kebersihan dan kesehatan lingkungan yang
berkaitan dengan saluran air, pengelolaan limbah cair dan padat, pengendalian
vektor, serta pembuangan tinja.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201431
g. Bantuan Pelayanan Kesehatan
Korban bencana, baik secara individu maupun berkelompok, terutama untuk
kelompok rentan, dapat memperoleh bantuan pelayanan kesehatan. Bantuan
pelayanan kesehatan diberikan dalam bentuk :
1. Pelayanan kesehatan umum meliputi :
a. Pelayanan kesehatan dasar.
b. Pelayanan kesehatan klinis.
2. Pengendalian penyakit menular meliputi :
a. Pencegahan Campak
b. Diagnosis dan Pengelolaan Kasus
c. Deteksi KLB, Penyelidikan & Tanggap
d. HIV/AIDS
3. Pengendalian penyakit tidak menular, meliputi :
a. Cedera dan Penyakit Kronis
b. Kesehatan Reproduksi
c. Aspek Kejiwaan dan Sosial Kesehatan
4.2. Ketersediaan Sumber Daya
Sektor/lembaga/dinas dan Instansi Kabupaten Lamongan telah memiliki ketersediaan
sumber daya untuk menanggulangi bencana banjir dan Puting Beliung di Kabupaten
Lamongan.
1. Kodim 0812 Lamongan
2. Poles Lamongan
3. RSUD Dr.Soegiri Kabupaten Lamongan
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan
5. Dinsosnakertrans Kabupaten Lamongan
6. Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
7. Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Lamongan
8. Dinas PU Pengairan Kabupaten Lamongan
9. Dinas PU Bina Marga Kabupaten Lamongan
10. Kantor Satpol PP Kabupaten Lamongan
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201432
1. PMI Lamongan
2. ORARI Lamongan
3. KSR Stikes Lamongan,
4. Disaster Management Center (DMC) RSML Kabupaten Lamongan
4.3. Rencana BiayaUntuk membiayai kegiatan penanggulangan bencana banjir tahun 2013-2014, diperlukandana sebesar Rp 1.700.000.000,- (Satu Milyar Tujuh Ratus Juta Rupiah) yang akandiupayakan melalui Dana Siap Pakai BNPB tahun 2013-2014, Dana Siap Pakai PropinsiJatim tahun 2013-2014 dan Belanja Tak Terduga APBD Kabupaten Lammongan.denganperuntukan kesiapsiagaan, dukungan operasional tanggap darurat dan KesekretariatanPosko, dengan peruntukan:A. Administrasi KegiatanB. Sosialisasi Terhadap Ancaman Bencana Dan Upaya PersiapanC. Kajian Kelokasi Rawan Dan Lokasi Bencana (Trc)D. Mobilisasi Relawan Penanggulangan BencanaE. Aktifasi Pusat Pengendali Sistim (Pusdalops)F. Penyiapan Jalur Evakuasi Dan Rambu EvakuasiG. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Media CenterH. Pengadaan Sarana Dan Teknologi Informasi Dan KomunikasiI. Aktifasi Posko Siaga Tanggap DaruratJ. Penyediaan Dan Penyiapan Bahan BanjiranK. Belanja Peralatan EvakuasiL. Belanja Bahan HarianM. Belanja Perjalanan Lainnya (Distribusi Bantuan)N. Monitoring Dan Evaluasi Persiapan Siaga Darurat Bencana
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201433
BAB V
PEMANTAUAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
5.1. Dalam Hal Terjadi Bencana
a. Rencana Aksi BPBD Kabupaten Lamongan menghadapi bencana banjir ini dapat
diberlakukan sebagai rencana Operasi Tanggap Darurat yang di sesuaikan dengan hasil
Kaji Cepat ke lokasi bencana.
b. Pola penanganan/pengorganisasian di dasarkan pada Peraturan Kepala BNBP Nomor
10 Tahun 2008 Tentang Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana.
c. Hal-hal yang tidak/belum terakomodasikan Rencana BPBD Kabupaten Lamongan,
secara otomatis dilaksanakan oleh masing masing sektor beserta semua pihak yang
terlibat di dalamnya.
d. Semua pihak dari unsur Pemerintah maupun non Pemerintah diharapkan
berpartisipasi aktif dalam penanggulangan bencana banjir.
5.2. Dalam hal tidak terjadi bencana
a. Jika Musim Hujan telah berakhir dan tidak ada lagi potensi bencana banjir, maka
Rencana Aksi BPBD Kabupaten Lamongan dapat dinyatakan tidak berlaku lagi dan
posisi sumber daya yang telah disiagakan kembali ke asal/posisi semula di masing
masing sektor/instansi.
b. Dilakukan pemutakhiran data/validasi data dan sumber daya melalui pertemuan
berkala dengan sektor sektor terkait untuk menghadapi ancaman banjir Dan Puting
Beliung pada tahun berikutnya.
c. Sebagai tindak lanjut dari dokumen ini diharapkan Kecamatan yang daerahnya
memiliki kerawanan dan potensi banjir serta Puting Beliung tinggi dan menengah
segera membuat Rencana Kontijensi untuk daerahnya masing masing.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201434
BAB VIPENUTUP
Rencana Aksi BPBD Kabupaten Lamongan ini disusun dalam rangka kesiapsiagaanbencana hidrometeorologi berupa banjir genangan, banjir bandang, dan Puting Beliung diwilayah Kabupaten Lamongan di bulan Desember 2013 dan berlaku sampai dengan satu tahunsetelah ditanda tangani.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201435
Tabel. Pengamatan siaga banjir Wilayah Bengawan Solo
POS PENGAMATAN SIAGA I SIAGA II SIAGA III
Karangnongko (Bengawan Solo)
Bojonegoro (Bengawan Solo)
Babat, Lamongan (Bengawan Solo)
Karanggeneng, Lamongan (B. Solo)
Kuro, Lamongan (Bengawan Solo)
+ 29.00
+ 12.00
+ 6.50
+ 3.00
+ 1.00
+ 29.50
+ 13.00
+ 7.00
+ 3.50
+ 1.50
+ 30.00
+ 14.00
+ 7.50
+ 4.00
+ 2.00
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201436
FORMAT SMS BERITA
Kpd Yth. Ka. BPBD,
Dilap. DH P.kmbangn TMA Bengawan solo 05/06/11 Pkl. 19.41 wib sbb:
1) Pos Pengamatan
Karangnongko (Bengawan Solo) + 30.00
Bojonegoro (Bengawan Solo) + 14.00
Babat, Lamongan (Bengawan Solo) + 7.50
Karanggeneng, Lamongan (B. Solo) + 4.00
Kuro, Lamongan (Bengawan Solo) + 2.00
- BBWS Bengawan Solo menetapkan Status Siaga (Level III).
*Pengungsi:
- Jumlah pengungsi yg terdapat di 4 kecamatan berkurang menjadi 859 org.
*Upaya:
- kekuatan TNI yg berada di Dieng berjumlah 93 prsonil :
5 prsonil + 1 ambulans
2 prsonil di posko
21 prsonil + 1 mbil truk di balai desa batur
62 prsonil + 1 mbil truk ( pos sumber, pos serang , pos simbar, pengungsian
SMA , SMP , Balai desa , posko, Koramil)
3 prsonil intel
- kebutuhan logistik pengungsi termasuk obat”an masih cukup
Sumber. TRC, BPBD Lamongan.
Demikian ump,Pusdalops BPBD LAmongan.
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201437
FORMAT LAPORAN HARIAN PUSDALOPS
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAHJl. Veteran No .45 Telephone : (0322) 317730 Fax. (0322) 317730
E-mail : bpbd@lamongan.go.id Website : www.lamongan go.idL A M O N G A N
LAPORAN HARIAN PUSDALOPSHari,........... Tanggal...............
Dilaporkan kejadian alam dan bencana di Kecamatan ..........Kabupaten Lamongan yang terjadi sejak hari......., tanggal...pukul, sampai dengan hari, tanggal, pukul yang diperoleh Pusdalops BPBD Kabupaten Lamongan berikut :
I. Kejadian Bencana (Berisi mengenai informasi kejadian bencana)
A. Kejadian BencanaJenis Bencana : .............................................................................................................................................Tanggal Kejadian : .............................................................................................................................................Waktu Kejadian : .............................................................................................................................................Lokasi Bencana : .............................................................................................................................................LokasiDesa : .............................................................................................................................................Kecamatan : .............................................................................................................................................Cakupan Dampak Bencana (luas dan tinggi genangan, untuk bencana banjir)(Panjang, Lebar, Radius) : .............................................................................................................................................Penyebab Bencana : .............................................................................................................................................Deskripsi : .............................................................................................................................................Kondisi Cuaca : .............................................................................................................................................
B. Kondisi MutakhirKorban : .............................................................................................................................................Kerusakan : .............................................................................................................................................
C. Upaya yang DilakukanD. Kebutuhan MendesakE. Kendala
II Prakiraan Cuaca Wilayah (berisi prakiraan cuaca daerah setempat) Prakiraan cuaca di wilayah ………….hari, T anggal
dilaporkan sebagai berikut :
Wilayah Pagi Siang Malam
Peringatan Dini: -CATATAN : (INTENSITAS HUJAN)
Hujan ringan :
Hujan sedang :
Hujan lebat :
Hujan sangat lebat :
Sumber Informasi :
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201438
III Komunikasi Radio BPBD
Berdasarkan monitoring dari Radio Pusdalops di Frekwensi HF ....... Mhz pada hari, tanggal, pukul, hingga hari,tanggal, pukul sebagai berikut :
COMMUNICATIONS LOG TASK : DATE PREPARED: 20-11-2013TIME PREPARED : 20.00 WIB
FOR OPERATIONAL PERIOD : TASK NAME : Roll call dan komunikasi radio
RADIO OPERATOR NAME (LOGISTICS): Ratnasari & Endah.H STATION I.D.: BPBD LAMONGAN.
LOG
TIME
STATION I.D.
SUBJECTFROM TO
IV Lain – lain
Lamongan,............
Operator
Nama
Supervisor
Nama
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201439
FORMAT LAPORAN KHUSUS
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAHJl. Veteran No .45 Telephone : (0322) 317730 Fax. (0322) 317730
E-mail : bpbd@lamongan.go.id Website : www.lamongan go.idL A M O N G A N
LAPORAN KHUSUS PENANGANAN BENCANA (JENIS BENCANA YANG TERJADI)(LOKASI ADMINISTRASI, KECAMATAN, KABUPATEN, PROVINSI)
Hari,.................... Tanggal....................Pukul....................
LAPORAN SITUASI (Jenis Bencana Yang Terjadi) Tanggal , Pukul: WIB
I. (Nama Desa/Kecamatan)
1. Kejadian
1) Jenis Kejadian :
2) Waktu Kejadian :
3) Lokasi Kejadian :
4) (Keterangan lain-lain) :
5) Peta lokasi kejadian :
2. Kondisi Mutakhir
1) Korban jiwa :
2) Kerusakan :
II. Upaya Penanganan
1) Tantangan :2) Kebutuhan :3) Rencana Ke Depan :
Tempat, tanggalYang Melaporkan
Nama
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201440
FORMAT LOG BOOK BENCANA PUSDALOPS BPBD
Kejadian Bencana di Kabupaten LamonganHari (Pukul) :Tanggal :
NoTgl / Waktu dan Jenis
Kejadian Bencana Lokasi Kejadian Dampak Bencana Keterangan Sumber Informasi
1 Berisi mengenai hari,tanggal, waktu, danjenis kejadian bencana
Berisi mengenai lokasikejadian (Provinsi,Kabupaten, Kecamatan,Desa, Dusun)
1. Korban- (berisi mengenai kondisi
korban, jumlah korban yangsakit/luka, hilang, meninggaldunia, menderita danmengungsi akibat bencana)
2. Kerusakan- (berisi mengenai kerusakan
material berupa rumah,sekolah, tempat ibadah, saranakesehatan, kantor, kios, pabrik,fasilitas umum,jembatan, jalan raya, sawah,kebun/hutan, kolam dan irigasi)
Berisi mengenai penyebab kejadianbencana, perkembangan kejadianbencana, kondisi mutakhir, upayapenanganan, pemberian bantuan,kebutuhan mendesak dan kendala
Berisi contact personuntuk memantauperkembangan kejadianbencana
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201441
Gambar Skematis Sungai Wilayah Sungai Bengawan Solo
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201442
Gambar Waktu Perjalanan Air SWS Bengawan Solo
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201443
1. BENDUNG WONOGIRI
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >135.30K >136.00M > 136.70
>
>->
DEBIT(m3/detik)
WS. JRATUN SELUNA
WS. BRANTAS
WS. POO
WS. BENGAWAN SOLO
3. JURUG
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >82.73K >83.73M > 84.73
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
4. SEKAYU PONOROGO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >89.72K >90.72M > 91.72
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
5. DAM JATI
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >76.99K >77.79M > 78.49
>
>->
DEBIT(m3/detik)
2. BENDUNG COLO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >108.60K >109.00
>
>-
DEBIT(m3/detik)
109.40>M >
6. A.YANI MADIUN
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >59.30K >60.30M > 61.30
>
>->
DEBIT(m3/detik)
7. DUNGUS NGAWI
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >38.20K >39.20M > 40.20
>
>->
DEBIT(m3/detik)
8. ARJOWINANGUN PACITAN
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >4.97K >5.47M > 5.97
>
>->
DEBIT(m3/detik)
9. KARANG NONGKO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >29.00K >29.50M > 30.00
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
10. BOJONEGORO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >13.00K >14.00M > 15.00
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
11. BABAT
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >6.50K >7.00M > 7.50
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
12. KARANGGENENG
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >3.00K >3.50M > 4.00
>
>->
DEBIT(m3/detik)
13. KURO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >1.00K >1.50M > 2.00
>
>->
DEBIT(m3/detik)
14. KALIMIRENG
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >0.60K >.080M > 1.00
>
>->
DEBIT(m3/detik)
1. BENDUNG WONOGIRI
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >135.30K >136.00M > 136.70
>
>->
DEBIT(m3/detik)
1. BENDUNG WONOGIRI
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >135.30K >136.00M > 136.70
>
>->
DEBIT(m3/detik)
DEBIT(m3/detik)
WS. JRATUN SELUNA
WS. BRANTAS
WS. POO
WS. BENGAWAN SOLO
3. JURUG
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >82.73K >83.73M > 84.73
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
3. JURUG
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >82.73K >83.73M > 84.73
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
DEBIT
(m3/detik)
4. SEKAYU PONOROGO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >89.72K >90.72M > 91.72
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
4. SEKAYU PONOROGO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >89.72K >90.72M > 91.72
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
DEBIT
(m3/detik)
5. DAM JATI
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >76.99K >77.79M > 78.49
>
>->
DEBIT(m3/detik)
5. DAM JATI
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >76.99K >77.79M > 78.49
>
>->
DEBIT(m3/detik)
DEBIT(m3/detik)
2. BENDUNG COLO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >108.60K >109.00
>
>-
DEBIT(m3/detik)
109.40>M >
2. BENDUNG COLO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >108.60K >109.00
>
>-
DEBIT(m3/detik)
2. BENDUNG COLO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >108.60K >109.00
>
>-
DEBIT(m3/detik)
DEBIT(m3/detik)
109.40>M >
6. A.YANI MADIUN
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >59.30K >60.30M > 61.30
>
>->
DEBIT(m3/detik)
6. A.YANI MADIUN
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >59.30K >60.30M > 61.30
>
>->
DEBIT(m3/detik)
DEBIT(m3/detik)
7. DUNGUS NGAWI
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >38.20K >39.20M > 40.20
>
>->
DEBIT(m3/detik)
7. DUNGUS NGAWI
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >38.20K >39.20M > 40.20
>
>->
DEBIT(m3/detik)
DEBIT(m3/detik)
8. ARJOWINANGUN PACITAN
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >4.97K >5.47M > 5.97
>
>->
DEBIT(m3/detik)
8. ARJOWINANGUN PACITAN
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >4.97K >5.47M > 5.97
>
>->
DEBIT(m3/detik)
DEBIT(m3/detik)
9. KARANG NONGKO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >29.00K >29.50M > 30.00
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
9. KARANG NONGKO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >29.00K >29.50M > 30.00
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
DEBIT
(m3/detik)
10. BOJONEGORO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >13.00K >14.00M > 15.00
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
10. BOJONEGORO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >13.00K >14.00M > 15.00
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
DEBIT
(m3/detik)
11. BABAT
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >6.50K >7.00M > 7.50
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
11. BABAT
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >6.50K >7.00M > 7.50
>
>->
DEBIT
(m3/detik)
DEBIT
(m3/detik)
12. KARANGGENENG
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >3.00K >3.50M > 4.00
>
>->
DEBIT(m3/detik)
12. KARANGGENENG
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >3.00K >3.50M > 4.00
>
>->
DEBIT(m3/detik)
DEBIT(m3/detik)
13. KURO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >1.00K >1.50M > 2.00
>
>->
DEBIT(m3/detik)
13. KURO
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >1.00K >1.50M > 2.00
>
>->
DEBIT(m3/detik)
DEBIT(m3/detik)
14. KALIMIRENG
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >0.60K >.080M > 1.00
>
>->
DEBIT(m3/detik)
14. KALIMIRENG
SIAGA ELEVASI SHVP(m)
H >0.60K >.080M > 1.00
>
>->
DEBIT(m3/detik)
DEBIT(m3/detik)
Gambar 5. Peta Tinggi Muka Air Pos Bengawan Solo
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201444
Gambar Struktur Organisasi Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Tingkat Kabupaten
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201445
Gambar Struktur Organisasi Pos Komando Lapangan Tanggap Darurat bencana
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201446
Gambar Mekanisme Hubungan Kerja Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Tingkat Kabupaten
BPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201447
DENAH RUANG PUSDALOPSBPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201447
DENAH RUANG PUSDALOPSBPBD KABUPATEN LAMONGAN
Rencana Aksi Menghadapi Bencana Banjir 2013 - 201447
DENAH RUANG PUSDALOPS
top related