buku petunjuk praktikum kimia analitik 1 (ge)
Post on 14-Aug-2015
539 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
1
BUKU PETUNJUK
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan barakahNya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan buku petunjuk bagi pelaksanaan Praktikum Kimia Analitik I.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I ini berisi metode dasar analisis kualitatif dan identifikasi
jenis-jenis kation logam, anion serta teori dasar yang terkait pemisahan kation dalam golongan
analisis. Diharapkan, melalui percobaan secara langsung di laboratorium, mahasiswa akan lebih
memahami mata kuliah Kimia Analitik I. Petunjuk praktikum ini dibuat dan disesuaikan dengan
kondisi laboratorium Kimia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan diharapkan materinya semakin
disempurnakan pada setiap tahunnya, untuk itu kritik dan saran dari mahasiswa maupun para
dosen sangat kami harapkan demi kesempurnaan petunjuk praktikum ini.
Pada kesempatan kali ini, tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Tim Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah mendanai pembuatan
buku petunjuk praktikum ini.
2. Program Studi Kimia dan Program Studi Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, yang telah memberikan fasilitas sehingga buku petunjuk praktikum ini dapat
terselesaikan.
Semoga buku petunjuk praktikum Kimia Analitik I ini dapat bermanfaat dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Tim Penyusun
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………………….……
Tata Tertib Praktikum………………………………………………………………..………..
Percobaan 1 : Identifikasi Kation ...………………………..………………………………….
Percobaan 2 : Identifikasi Anion………………………………………………………………
Percobaan 3 : Analisis Kualitatif Kation……………………………………………………….
Percobaan 4 : Analisis Kualitatif Anion….…………………………………………………….
Percobaan 5 : Penentuan Air Hidrat dalam CuSO4.x H2O …………………………………..
Percobaan 6 : Asidi-Alkalimetri.......................................... …………………………………..
2
3
4
6
11
14
21
17
29
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
4
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan harus sudah datang 10 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Selama praktikum berlangsung, praktikan harus mengenakan pakaian yang bebas, rapi, sopan,
bersepatu dan mengenakan jas laboratorium berwarna putih. Bagi yang putri, masukkan ujung
jilbab ke dalam jas laboratorium.
3. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok dan bersenda gurau di laboratorium selama
praktikum berlangsung.
4. Setiap acara praktikum harus dibuat laporan sementara yang diperiksakan dan ditandatangani
oleh asisen pembimbing.
5. Laporan resmi praktikum harus dibuat dan diserahkan kepada asisten pembimbing sebelum
acara praktikum berikutnya dimulai. Apabila belum menyerahkan laporan resmi, maka
praktikan tidak diperkenankan melanjutkan acara praktikum berikutnya.
6. Setiap praktikan wajib mengisi daftar hadir sebelum dan sesudah praktikum. Kehadiran
praktikum 100 % dari keseluruhan pertemuan. Apabila praktikan berhalangan hadir,
diwajibkan memberitahu atau mohon ijin kepada asisten pembimbing dengan surat pernyataan
resmi dan wajib mengganti (INHAL) di hari yang lain.
7. Apabila praktikan tidak mengikuti praktikum selama 3 kali berturut-turut, maka praktikan
tidak diperkenankan melanjutkan praktikum pada semester tersebut.
8. Selama melakukan praktikum, praktikan akan dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok
kecil yang akan ditentukan kemudian.
9. Setiap kelompok kecil, diharuskan membawa lap tangan, lap meja, pipet, sikat tabung dan
sabun pada setiap kali praktikum.
10. Setiap kelompok kecil, akan diberi peminjaman alat-alat yang sudah disediakan dalam lemari
alat. Sebelum alat-alat digunakan, periksa dan pastikan alat-alat dalam keadaan baik dan
utuh.
11. Sebelum dan sesudah praktikum, alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih, utuh dan
disimpan kembali ke lemari. Apabila ada alat yang rusak, segera lapor kepada petugas.
Kerusakan alat setelah praktikum berlangsung menjadi tanggung jawab kelompok kecil.
12. Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium.
13. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja kerja harus bersih, kursi disimpan di atas meja,
dan ruangan harus bersih dari sampah.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
5
14. Sistem evaluasi terdiri dari :
a.Penilaian selama berlangsungnya praktikum, yang dibagi menjadi:
Nilai pre test ( 25 %)
Nilai praktikum ( 25 %)
Nilai laporan ( 25 %)
b. Penilaian akhir, dari hasil responsi praktikum ( 25 %)
15. Bentuk dan pola laporan resmi adalah:
Sampul muka
Daftar isi
Judul percobaan
Tujuan percobaan
Dasar teori
Cara kerja (disajikan dalam bentuk diagram atau gambar)
Pengamatan
Perhitungan dan Pembahasan
Kesimpulan
Jawaban evaluasi
Daftar Pustaka
(Laporan ditulis tangan pada kertas HVS ukuran A4)
16. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini, akan diatur berdasarkan kebijaksanaan
asisten.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
6
Percobaan 1
IDENTIFIKASI KATION
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari metode analisis kualitatif untuk identifikasi kation
2. Mengetahui reaksi penetapan untuk kation Pb2+
, Hg2+
, Cu2+
, Cd2+
, Al3+
, Co2+
,
Ca2+
dan Ba2+
DASAR TEORI
Pada analisis sistematik dari kation maka golongan logam-logam yang akan diidentifikasi
dipisahkan menurut golongan berikut:
a. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
b. Golongan II : Kation golongan ini tidak membentuk dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
c. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co,
Mn, Zn.
d. Golongan IV : Kation golongan ini tidak membentuk endapan dengan pereaksi
golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
7
e. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-
regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg2+
, K+, NH4
+.
Kelima golongan diatas dapat dibedakan dengan pereaksi-pereaksi yang khas dari setiap
logam. Secara sederhana bagan penggolongan berdasarkan reaksi pengendapan adalah
sebagai berikut:
Gol I (1) Tambahkan 1 ml larutan H2O2 3%
Endapan (2) Sesuaikan konsentrasi HCl menjadi 0,3 M dengan penambahan
aquadest
(3) Panaskan 800C dan dialiri dengan H2S (5 menit) & saring
Gol II
Endapan
Dipanaskan sampai H2S hilang (tes dengan kertas
Pembangunan asetat) + HNO3 pekat dipanaskan lagi sampai
hampir mendidih + NH4OH encer sampai larutan menjadi basa
dan lebihkan 1 ml, didihkan (1 menit)
Gol IIIA
Endapan
Dialiri gas H2S (1 menit), bila ada endapan gol
IIIB, dipanaskan sampai H2S hilang. Dipindahkan
ke cawan porseling + Hac encer, uapkan sampai
seperti pasta, + 3 – 4 ml HNO3 pekat. Panaskan
sampai kering, dinginkan + 3 ml HCl 4N + 10 ml
air, panaskan, saring (bila perlu). Ditambah
NH4OH + NH4Cl + (NH4)2CO3 dan dipanaskan
500 – 60
0C (5 menit).
Gol. IV
Endapan
Panaskan sampai seperti pasta + 3
ml HNO3 pekat, kemudian
panaskan sampai kering panaskan
lagi sampai keluar uap putih
Gol. V
(sisa)
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
8
ALAT DAN BAHAN
Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Penjepit
Pembakar spirtus
Gelas arloji
Gelas kimia 100 mL
Kertas saring
Corong pisah
Bahan
Pb(NO3)2 0,25 M
HCl 1 M
HgCl2 0,05 M
KI 0,1 M
KOH 0,5 M
CuSO4.5H2O 0,1 M
CdSO4 0,25 M
AlCl3 0,33 M
Na2CO3 0,5 M
CoCl2.6H20 0,2 M
CaCl2.2H2O 0,5 M
(NH4)2CO3 0,5 M
H2SO4
Ba(NO3)2 0,25 M
CARA KERJA
1. Identifikasi Timbal (Pb2+
)
Ambil larutan Pb(NO3)2 0,25 M
a. Tambahkan HCl 2 M (panas/dingin), maka akan muncul endapan putih
b. Tambahkan larutan KI, setelah terbentuk endapan panasi, maka akan terbentuk
endapan kuning setelah dingin.
3. Identifikasi Kupri (Cu2+
)
Ambil larutan CuSO4 0,1 M
a. Tambahkan larutan KOH/NaOH, muncul endapan biru. Bila dipanasi menjadi
endapan hitam.
b. Tambahkan karutan KI, muncul endapan putih dengan warna larutan coklat.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
9
4. Identifikasi Kadmium (Cd2+
)
Ambil larutan CdSO4 0,25 M
a. Tambahkan larutan KI, tidak ada endapan
b. Tambahkan larutan KOH/NaOH, muncul endapan putih bila didihkan tidak larut.
Larut dengan HCl encer
5. Identifikasi Aluminium (Al3+
)
Ambil larutan AlCl3 0,33 M
a. Tambahkan larutan KOH/NaOH, muncul endapan putih seperti dadih
b. Tambahkan larutan Na2CO3 sedikit demi sedikit muncul endapan yang akan larut
dalam reagen berlebih
6. Identifikasi Kobal (Co2+
)
Ambil larutan CoCl2 0,5 M
a. Tambahkan larutan NaOH, muncul endapan biru bila dipanaskan muncul endapan
merah
b. Tambahkan larutan KNO2 pekat, akan terbentuk endapan kuning dari kompleks
Kalium heksa nitritokokobaltat (III)
7. Identifikasi Kalsium (Ca2+
)
Ambil larutan CaCl2 0,5 M
a. Tambahkan larutan (NH4)2CO3, muncul endapan putih
a. Tamahkan larutan H2SO4 encer, muncul endapan putih
8. Identifikasi Barium (Ba2+
)
Ambil larutan Ba(NO3)2 0,25 M
a. Tambahkan larutan (NH4)2CO3,muncul endapan putih, kemudian tambahkan HCl /
CH3COOH encer akan larut kembali
b. Tambahkan larutan H2SO4 encer, muncul endapan putih
HASIL PENGAMATAN
No Kation Perlakuan Pengamatan
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
10
DAFTAR PUSTAKA
Day and Underwood., 1992, Kimia Analisis Kuantitatif, edisi kelima, Penerbit
Erlangga, Jakarta, hal: 189-191.
Khopkar. S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, cet 1., UI-Press, Jakarta,
hal: 36-47.
Vogel`s text book, Kimia Analisis Kualitatif, Penerbit EGC, Jakarta
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
11
Percobaan 2
IDENTIFIKASI ANION
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari metode analisis kualitatif untuk identifikasi anion
2. Mengetahui reaksi penetapan untuk anion Cl-, C2O4
2-, SO4
2-, I
-, CNS
-, S2O2
2-.
DASAR TEORI
Analisis anion dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik dari sampel
yang diuji meliputi perubahan warna/terjadinya gas/bau dari sampel yang diuji, atas
penambahan asam sulfat encer atau pekat. Untuk menganalisis anion dalam larutan, maka
harus bebas dari logam berat dengan cara menambah larutan Na2CO
3 jenuh, lalu
dididihkan. Dalam hal ini logam-logam tersebut akan terlarutkan sebagai garam karbonat,
sedangkan anionnya terlarut sebagai garam natrium. Analisis anion meliputi uji:
a. Uji dengan larutan H2SO4 ditandai dengan timbulnya uap yang khas bagi beberapa
anion.
b. Uji untuk reduktor: 1 ml larutan sampel diasamkan dengan asam sulfat encer,
kemudian tambahkan 0,5 ml lagi. Setelah itu ditambah 1 tetes 0,05 N KMnO4. Jika
warna ungu hilang, maka ada sulfit, thiosianat, sulfida, nitrit, bromida, iodida, arsenit.
Jika warna itu hilang pada pemanasan, maka ada oksalat
c. Uji untuk oksidator: 1 ml larutan sampel ditambah 0,5 ml HCl pekat dan 1 ml larutan
jenuh MnCl2, jika larutan coklat atau hitam, menunjukkan adanya: nitrat, nitrit, klorat,
kromat, ferisianida, bromat, iodat, permanganat. Jika hasil uji negatif, maka hanya
sedikit nitrat dan nitrit
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
12
ALAT DAN BAHAN
Tabung reaksi
Pipet tetes
Penjepit
Pembakar spirtus
Gelas arloji
Gelas kimia 100 mL
Kertas saring
Corong pisah
larutan NaCl 0,1 M
larutan AgNO3 0,25 M
Larutan HNO3 0,1 M
larutan H2SO4 0,1 M
larutan KI 0,1 M
larutan NH3
larutan Na2S2O3.5H2O 0,5 M
larutan KCNS 0,1 M
larutan Ba(NO3)2
Larutan Na2C2O4 0,1 M
Padatan NaSO4
Larutan NaBr
Larutan FeCl3.6H2O 0,1 M
Larutan BaCl2.2H2O 0,25 M
CARA KERJA
1. Identifikasi Klorida (Cl-)
Ambil larutan NaCl 0,1 M
a. Tambahkan larutan AgNO3 hingga terbentuk endapan putih. Bandingkan jika
dipanaskan.
b. Tambahkan larutan H2SO4, ditandai dengan pelepasan asap putih yang
memerahkan lakmus
2. Identifikasi Bromida (Br-)
Ambil larutan NaBr kemudian tambahkan AgNO3 dan NH3 encer maka muncul
endapan putih
3. Identifikasi Iodida (I-)
Ambil larutan KI 0,1 M
a. Tambahkan larutan AgNO3, terbentuk endapan kuning seperti dadih.
Bandingkan apa yang terjadi dalam endapan jika dilakukan penambahan asam
nitrat dan natrium tiosulfat. (tetap tidak larut)
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
13
b. Tambahkan larutan CuSO4, terbentuk endapan coklat. Bila ditambah Na2S2O3
muncul endapan putih.
4. Identifikasi Tiosianat (CNS-)
Ambil larutan KCNS 0,1 M
a. Tambahkan larutan perak nitrat, terbentuk endapan putih. Lanjutkan dengan
menambah ammonia maka akan larut
b. Tambahkan larutan FeCl3 encer, muncul endapan
5. Identifikasi Tiosulfat (S2O32-
)
Ambil larutan Na2S2O3 0,5 M
a. Tambahkan larutan I2 , maka warnanya menjadi hilang. (Seperti reaksi pada
iodometri)
b. Tambahkan larutan BaCl2, muncul endapan putih
6. Identifikasi Oksalat (C2O42-
)
Ambil larutan Na2C2O4 0,1 M
a. Tambahkan larutan perak nitrat hingga terbentuk endapan. Lanjutkan dengan
penambahan ammonia encer. Dari endapan putih menjadi larut.
b. Tambahkan larutan BaCl2 hingga terbentuk endapan putih. Dilanjutkan
dengan penambahan HCl encer akan larut kembali
HASIL PENGAMATAN
No Anion Perlakuan Pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar. S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, cet 1., UI-Press, Jakarta,
hal: 36-47.
Vogel`s text book, Kimia Analisis Kualitatif, Penerbit EGC, Jakarta
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
14
Percobaan 3
ANALISIS KUALITATIF KATION
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari analisis kualitatif untuk kation Golongan I.
2. Melakukan runutan secara sistematis sehingga dapat diketahui adanya kation
dalam suatu sampel
DASAR TEORI
Dalam melakukan analisa kualitatif haruslah dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
A. Pemeriksaan pendahuluan: meliputi pemeriksaan sifat-sifat fisik (bentuk, warna,
bau, kelarutan, titik lebur zat organik) pengaruh/pemanasan dan sifat-sifat kimia.
Langkah ini penting, karena kadang-kadang zat yang akan diselidiki dapat ditemukan
dengan pemeriksaan pendahuluan. Bahkan dengan pemeriksaan pendahuluan ini
dapat memberikan gambaran mengenai analisa selanjutnya
B Reaksi Penggolongan.
Menggunakan pereaksi pengendap seperti HCl, H2S, karbonat, dsb.
C. Reaksi penetapan: Reaksi – reaksi khas dengan beberapa pereaksi untuk mengenal
dan menetapkan suatu zat (kation / anion)
Diantara pemeriksaan pendahuluan meliputi:
1. Bentuk dan rupa zat itu (organo leptis)
5. Sifat zat terhadap asam sulfat encer, asam sulfat pekat, NaOH (analisis anion)
6. Kelarutan zat tersebut
Zat yang dianalisa dapat berupa:
a. Padat dan non logam
b. Cairan (larutan)
c. Logam atau aliase
d. Zat yang tidak larut
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
15
A. Pemeriksaan Pendahuluan
1. Bentuk dan Rupa Zat (organo leptis)
Dari bentuk dan rupa zat yang diselidiki adalah warna, bentuk kristal/bentuk
amorf, bersifat higroskopis, bau yang khas dan sebagainya.
Bila zatnya berupa zat padat, dapat langsung diselidiki.
Bila zatnya berupa larutan, sebagian kecil diuapkan di atas penangas air sampai
kering, sisa penguapan yang berupa zat padat diselidiki seperti cara di atas.
Bila tidak ada sisa penguapan berarti larutan tersebut mengandung zat yang mudah
menguap pada pemanasan (asam asetat, amonia, karbonat, nitrat/nitrit dan
sebagainya), periksa menurut (4).
Zat padat (baik asli maupun sisa penguapan) diselidiki mengenai:
a. Warna:
Tiap-tiap zat/ion mempunyai warna tertentu, misalnya:
hitam : PbS, CuS, CuO, HgS, FeS, MnO, CoS, NiS, Ag2S, C dan
sebagainya.
biru : garam-garam Co anhidrat, garam Cu2+
terhidrat …… (biru prusi).
hijau : Cr2O3, Hg2I2; Cr (OH)3, garam-garam Fe2+
seperti FeSO4 . 7H2O,
FeSO4 (NH4)2SO4 . 6H2O, FeCl2 . 4H2O, garam-gram Ni2+
dan
sebagainya.
merah : Pb3O3, As2S2, HgO, HgI2, HgS, Sb2S3, K3 [Fe (CN)6] Cu2O, Cr2O7=
…… merah jingga, permanganat dan tawes chrom (aluminium)
berwarna ungu kemerahan.
merah jambu/pink : garam dari Mn & Co terhidrat
kuning : CdS, As2S3, SnS2, PbI2, HgO (yang diendapkan), AgI, K4 [Fe
(CN)6], garam CrO4+=
, garam Fe3+
, dan sebagainya.
putih : MgO, ZnO, CaO
coklat : SnS, Fe2O3, Fe (OH)3 dan sebagainya.
Para mahasiswa hendaknya memahami warna-warna dari bermacam-macam
zat/ion.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
16
b. Bentuk kristal
Beberapa zat mempunyai bentuk kristal yang khas, misal CaSO4 . 2H2O berupa
jarum-jarum panjang/berbentuk prisma mono clinic.
PbCl2 : berupa jarum
Ca oxalat : berupa prisma
Sn oxalat : berupa prisma
Untuk melihat bentuk-bentuk kristal ini dapat digunakan mikroskop.
c. Sifat higroskopis
Beberapa zat mempunyai sifat higroskopis, misal:
CaCl2, MgCl2, FeCl3
Zat tersebut mudah menjadi basah/mencair bila terkena udara dan tidak
dapat/sukar menjadi kering bila larutannya diuapkan.
d. Bau
Beberapa zat mempunyai bau yang khas, sehingga sering memberikan petunjuk
yang penting dalam analisa.
Misal : garam (basa) NH4 berbau amoniak
garam (asam) asetat berbau cuka
garam (asam) sulfit berbau belerang, dsb
garam (asam) sulfida berbau telur busuk
garam (asam) nitrat/nitrit berbau gas oksida nitrogen, dsb
2. Kelarutan zat dalam bermacam-macam pelarut
Kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu dapat digunakan sebagai petunjuk pada
analisa kualitatip.
Misal: Bila zat tidak larut dalam air, maka dapat dipastikan bahwa zat tersebut
bukan dari senyawa logam alkali. (karena semua garam alkali, hidroksida dan oksida)
mudah larut dalam air.
Bila zat-nya larut dalam HCl encer, maka tidak perlu mencari ion gol.I dan
seterusnya.
Adapun pemeriksaan kelarutan suatu zat dilakukan dengan cara:
Bila zat-nya kasar, maka dihaluskan lebih dahulu dengan mortir, diambil sedikit
dan dicampur dengan aquades dalam tabung reaksi dan dikocok. Diamati apakah
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
17
zatnya larut baik atau tidak. Bila kurang larut, dipanaskan sambil dikocok,
dinginkan.
Bila zat-nya larut dalam air, maka diperiksa pH larutannya dengan kertas
indikator universal atau kertas lakmus.
Bila zat-nya merupakan suatu campuran, kemungkinan sebagian zat larut dalam
air dan sebagian tidak larut. Untuk mengetahui apakah ada zat yang larut, maka
saringlah campuran zat tersebut, ambil sedikit filtratnya dan uapkan dalam gelas
arloji pada penangas air sampai kering. Adanya sisa penguapan menunjukkan
bahwa sebagian zat larut dalam air.
Sebaliknya bila tidak ada siswa penguapan belum pasti tidak ada zat yang larut,
mungkin larutan zat tersebut ikut menguap pada waktu penguapan. Misal: HCl, H
Ac, NH4OH, asam borat dan sebagainya.
Zat yang tidak larut dalam air dicoba melarutkannya berturut-turut dalam:
HCl encer .......... dingin ......... panas
HCl pekat .......... dingin ......... panas
HNO3 encer ....... dingin ......... panas
HNO3 pekat ....... dingin ......... panas
Aquaregia
Aqua regia yaitu campuran 3 bagian HCl pekat + 1 bagian HNO3 pekat.
Caranya:
Zat dimasukkan dengan aqua regia (air raja) beberapa lama dalam lemari asam.
Apabila zatnya tidak larut dalam pelarut-pelarut tersebut di atas, maka berarti
terdapat zat yang tidak larut (“insoluble substance) seperti:
AgCl, AgBr, AgI, AgCN
SrSO4, BaSO4, PbSO4, PbCrO4, silikat dan SiO2, dan sebagainya
Oksida-oksida yang dipijar kuat: Al2O3, Cr2O3, Fe2O3, Sb2O3, PbCrO4, CaF2.
Garam-garam kompleks Cu2 [Fe (CN)6], Zn2[Fe (CN)6] dan sebagainya.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
18
B. Reaksi Penggolongan
Endapan golongan I mungkin mengandung: PbCl2; Hg2Cl2; AgCl
Endapan dicuci satu kali dengan HCl encer diatas saringan, kemudian 2 – 3 kali
dengan sedikit air suling, filtrat dibuang, endapan dipindahkan dalam labu
erlenmeyer kecil dengan pertolongan 10 ml air suling. Panasi sampai mendidih
dan saring waktu masih panas
ENDAPAN FILTRAT
Mungkin mengandung Hg2Cl2
dan AgCl. Bila PbCl2 ada,
maka ini harus dihilangkan
dari endapan. Endapan dicuci
beberapa kali dengan air panas
sampai filtratnya bebas dari
ion Pb++
(periksa dengan
larutan K2CrO4, sampai
filtrate cucian tak memberi
endapan kuning dengan
karutan K2Cr2O7-ini menjamin
hilangnya Pb dalam endapan).
Kemudian endapan
dipindahkan kedalam tabung
reaksi dan dipanasi sedikit
dengan 10 ml larutan NH4OH
10%, /NH3 encer 1 M saring
Mungkin mengandung
PbCl2 Bila larutan cukup
pekat maka setelah dingin
terbentuk kristal jarum
PbCl2
ENDAPAN FILTRAT Periksa adanya Pb++
Jika terjadi endapan hitam,
maka Hg2 ada
Periksa adanya Hg2++
Endapan dilarutkan ke dalam
3-4 ml air raja (terbentuk
senyawa – HgCl)
Mungkin mengandung
Ag+ sebagai Ag (NH3)2Cl
Periksa adanya Ag++
1. Sebagian larutan diberi
HNO3 encer, terjadi
endapan putih, yang
lama-lama menjadi
abu-abu
Larutan dibagi menjadi 3
1.Tambahkan H2SO4 encer,
muncul endapan putih
yang larut dalam
Natrium asetat
Larutan dibagi menjadi 3
1. Sebagian ditambah
beberapa tetes larutan KI
terjadi endapan
2. Sebagian larutan diberi
beberapa tetes larutan
KJ terjadi endapan
kuning muda yang
2. Sedikit larutan diberi
larutan K2CrO4 terjadi
endapan kuning PbCrO4
merah HgI2, bila
penambahan KI diteruskan,
sukar larut dalam asam
nitrat encer
3. 1 tetes larutan pada
obyek glass diberi 1 tetes
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
19
hingga terlebih, endapan
larut lagi.
2. Satu tetes larutan pada
kertas saring diberi 1 tetes
larutan SnCl2 5% dan 1
tetes anilin terjadi noda
hitam
Bila 1 dan 2 positip
maka: Ag+ ada
larutan KI terjadi
endapan kuning. Panasi
hingga larut dan
dinginkan.
3. Kawat Cu yang bersih
dimasukkan kedalam
larutan selama beberapa
menit terjadi lapisan putih
mengkilap pada batang Cu.
Bila 1, 2 dan 3 positip Pb2+
ada
Bila 1, 2 dan 3 positip Hg2++
ada
C. Reaksi Penetapan
(Mengikuti Reaksi Penggolongan atau Perc. 1))
ALAT DAN BAHAN
Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Penjepit
Pembakar spirtus
Gelas arloji
Gelas kimia 100 mL
Kertas saring
Corong pisah
Bahan
Hg2(O3)2
Pb(NO3)2
AgNO3
HCl encer 1 M
HNO3 encer 0,5 M
KI 0,1 M
KOH
H2SO4 0,5 M dan pekat
NaOH
K2CrO4 0,25 M
NH3 encer 6 M
SnCl2 5%
Anilin
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
20
CARA KERJA
(Mengikuti reaksi penggolongan)
HASIL PENGAMATAN
. Analisis Kation
1. Reaksi Pendahuluan
a. Organoleptis : - bentuk :
- warna :
- bau :
b. Sifat Kelarutan :
Uji Kelarutan Hasil Pengamatan
Air dingin/panas
HCl encer/pekat
HNO3
encer/pekat
c. pH larutan :
2. Reaksi Penggolongan: zat + pereaksi khas:
No
Pereaksi Hasil Pengamatan Golongan Dugaan Kation
3. Reaksi penetapan:
4. Kesimpulan/ dugaan kation dalam sampel adalah :
DAFTAR PUSTAKA
Basset et al., 1994, Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, ed 4,
EGC, Jakarta, hal: 326-334
Khopkar. S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, cet 1., UI-Press, Jakarta,
hal: 62-68
Vogel`s text book, Kimia Analisis Kualitatif, Penerbit EGC, Jakarta
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
21
Percobaan 4
ANALISIS KUALITATIF ANION
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari analisis kualitatif untuk anion Halida atau Nitrat/Nitrit dalam suatu
sampel.
2. Melakukan runutan secara sistematis sehingga dapat diketahui adanya anion
dalam suatu sampel
DASAR TEORI
Seperti halnya analisis kation, dalam analisis anion juga diperlukan uji pendahuluan atau
uji kelarutan dalam beberapa pelarut. Setelah diketahui sifat kelarutannya dapat
dilakukan uji penggolongan dan penetapan terhadap suatu anion.
A. Uji pendahuluan dengan H2SO4 dengan melihat timbulnya gas:
Sedikit zat padat/larutan dalam tabung reaksi, ditambah sedikit (setetes demi setetes)
asam sulfat encer (4N), bila perlu dipanaskan sedikit, perhatikan apakah penambahan
asam tersebut menyebabkan timbulnya gas.
Timbulnya gas dapat diselidiki sebagai berikut:
Warna Bau Gas Reaksi Zat asli
- + CO2 Mengeruhkan air barit [Ba (OH)2] Karbonat
sianat
- Merangsang SO2 Mengeruhkan air barit, laruan
K2Cr2O7 pada kertas saring menjadi
hijau, menghilangkan larutan fuksin
Sulfit
- Merangsang SO2 Idem di atas dan terjadi endapan
koloida S
Tiosulfat
- Telur busuk H2S Kertas Pb Asetat menjadi hitam Sulfida
- Bau cuka CH3COOH Berbau cuka Asetat
Coklat Merangsang NO2 Kertas Ki-amilum menjadi biru Nitrit
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
22
Bila dengan asam sulfat encer hasilnya negatif, kemungkinan anion-anion tersebut tidak
ada. Selanjutnya dapat dicoba dengan menggunakan asam sulfat pekat (hati-hati). Bila
timbul gas, selidiki sebagai berikut:
Warna Bau Gas Reaksi Zat asli
- - CO2 Mengeruhkan air barit [Ba (OH)2] Oksalat
- Merangsang HCl Tetesan AgNO3 menjadi keruh. Lakmus
biru menjadi merah
Klorida
Coklat Merangsang NO2 Kertas KI amilum menjadi biru Nitrat
Kuning Merangsang ClO2 Timbul ledakan Klorat
Kuning Merangsang Cl2 Membirukan kertas KI amilum,
memutihkan kertas lakmus
Klorida
Oksida
Coklat Merangsang Br3 Kertas amilum basah menjadi merah
jingga, kertas flurescein menjadi merah
Bromida
Ungu Merangsang I2 Kertas Ki-amilum menjadi biru Iodida
B. Uji Penggolongan
Penyelidikan Anion Pengoksidasi
2 ml larutan E.S ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 2 ml pereaksi Mn (II) Cl. Warna coklat
(atau hitam) menunjukkan adanya pengoksid.
An ion pengoksid antara lain:
- NO3- - BrO3
- - Cr2O7
= - AsO4
3-
- NO2- - IO3
- - MnO4
- - peroksida- peroksida
- ClO3- - CrO4
= - Fe (CN)6
3-
Bila ada kation bersifat oksifator seperti, Ag+, Hg
2+, Fe
3+ kadang-kadang reaksinya
positif meskipun an ion pengoksid tidak ada.
Penyelidikan Anion Pereduksi
2 ml larutan E.S dinetralkan dengan H2SO4 2N, dan ditambahkan 1 ml H2SO4 2N
berlebih. Tambahkan 0,5 ml larutakan KmnO4 0,004 M (dibuat dengan mengencerkan 1
ml KmnO4 0,02 menjadi 5 ml), setetes demi setetes sambil diamati, hilangnya warna
hijau dari KmnO4 menunjukkan adanya anion pereduksi antara lain:
- SO3= - NO2
- - J
- - CN
-
- S2O3= - CNS
- - AsO3
3- - Cl
-
- S= - Be
- - Fe (CN)6
4- - sO3
=
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
23
Bila warna tidak hilang, panaskan dan amati hasilnya. Jika warna KmnO4 hilang setelah
pemanasan kemungkinan oksalat, forminat, tartrat (tetapi jika konsentrasi ion-ion ini
besar warna hilang tanpa pemanasan).
ALAT DAN BAHAN
Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Penjepit
Pembakar spirtus
Gelas arloji
Gelas kimia 100 mL
Kertas saring
Corong pisah
Bahan
HNO3 2 M
KI
KOH
NaOH
K2CrO4
AgNO3. 0,25 M
NH4OH 2N
H2SO4 2N dan pekat
KMnO4 0,1 M
Flurescein
Pb(asetat)2 0,1 M
FeSO4 1 M dan 0,5 M
CH3COOH 2N
Kloroform
Thio urea
BaCl2 0,25 M
CARA KERJA
A. Penyelidikan terhadap ion-ion: Cl-, Br
-, I
-
Larutan 1 ml.diasamkan dengan HNO3 2N, kemudian ditambahkan beberapa tetes
larutan AgNO3. Bila terjadi endapan kemungkinan adanya ion-ion:
Cl- (endapan)
Br -
(endapan putih kekuningan
I- (endapan kuning)
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
24
Bila tidak terjadi endapan, larutan ditambah setetes larutan NaNO2 dan bila
terjadi endapan kemungkinan adanya ion-ion: ClO3- atau BrO3
- (penambahan NaNO2
tidak boleh terlalu banyak karena AgNO2 nya mengendap).
Selanjutnya anion-anion di atas diperiksa dengan cara sebagai berikut:
A.1. Penyelidikan ion Cl-
a. Beberapa tetes larutan zat/E.S diasamkan dengan HNO3 2N dan ditambah
dengan larutan AgNO3. Bila ada ion Cl- terjadi endapan putih yang larut
dalam NH4OH 2N, bila dilarutkan amoniak ini diasamkan dengan HNO3 akan
timbul endapan putih lagi yang lama-lama menjadi abu-abu.
b. Beberapa tetes larutan zat/E.S yang telah dinetralkan dengan asam asetat 1N
ditambah dengan beberapa tetes larutan Pb(asetat)2. Bila terjadi endapan putih
yang larut pada pemanasan, setelah dingin timbul kristal jarum, atau endapan
ini larut dalam HCl pekat atau KCl pekat menunjukkan adanya klorida.
A.2. Penyelidikan ion Br-
a. Beberapa tetes larutan zat/E.S yang telah dinetralkan dengan H2SO4 2N dalam
tabung reaksi, tambahkan 1 ml kloroform/karbon tetra klorida dan 1-3 tetes
H2SO4 pekat, sambil dikocok diteteskan beberapa tetes KMnO4. Bila timbul
warna coklat merah pada lapisan kloroform atau karbon tetra klorida
menunjukkan adanya bromida.
b. Ditambahkan AgNO2 0,25 M
A.3. Penyelidikan ion iodida
a. Beberapa tetes larutan zat/E.S yang telah dinetralkan dengan asam asetat 2N,
tambahkan beberapa tetes larutan Pb(asetat)2. Bila terjadi endapan kuning
panaskan sebentar, ketika dingin menghasilkan keping-keping kuning
keemasan.
Bila dilihat di bawah mikroskop, kristal ini berbentuk inti benzena,
menunjukkan adanya iodida.
b. Beberapa tetes larutan zat/E.S yang dinetralkan dengan H2SO4 2N dalam
tabung reaksi, tambahkan 1 ml kloroform/karbon tetra klorida dan 1-3 tetes
H2SO4 pekat, sambil dikocok, teteskan larutan KMnO4, warna ungu pada
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
25
lapisan kloroform menunjukkan adanya iodida. (kadang-kadang bila
konsentrasi I- besar terlihat berwarna coklat). Untuk memastikan apakah
warna coklat ini berasal dari I- atau Ba
- dilakukan:
Encerkan larutan ini dengan air, dikocok, bila warna coklat menjadi ungu,
mengunjukkan ion iodida tetapi bila setelah diencerkan tetap berwarna coklat,
menunjukkan bromida.
B. Penyelidikan terhadap ion-ion NO2-
a Disiapkan FeSO4 pekat yang baru dibuat, diasamkan dengan asam asetat 2N atau
asam sulfat 2N. Larutan sampel ditambahkan Melalui dinding tabung dialirkan,
hingga terjadi dua lapisan zat cair. Bila pada perbatasan dua zat lain terdapat
cincin coklat menandakan adanya nitrit.
(larutan sampel harus dituang hati-hati, bila tidak larutan berwarna coklat tanpa
cincin)
b. Beberapa tetes larutan setelah diasamkan dengan asam asetat kemudian
ditambahkan dengan beberapa tetes larutan alpha naftilamine dalam alkohol dan
asam sulfanilat. Warna merah menunjukkan adanya nitrat.
c. Dengan larutan AgNO3 akan muncul endapan putih
d. Sampel ditambahkan dengan KMnO4 0,05 M, warna KMnO4 akan hilang
e. Sampel ditambahkan KI 0,1 M dan CH3COOH 1 M membentuk I2. I2 yNga
terbentuk diuji dengan amilum membentuk warna biru
C. Penyelidikan terhadap NO3-
Larutan zat asli diasamkan dengan asam asetat 2N.
Sebagian larutan dalam tabung reaksi dicampur dengan larutan FeSO4 encer yang
baru dibuat. Kemudian dengan hati-hati alirkan H2SO4 pekat melalui dinding tabung,
sehingga terjadi 2 lapisan zat cair. Bila terjadi anilin coklat pada perbatasan dua zat
cair menandakan adanya nitrat.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
26
DATA PENGAMATAN
Analisis Anion
1. Reaksi Pendahuluan:
a. H2SO4 encer :
Warna Bau Gas Reaksi Dugaan
b. H2SO4 pekat :
Warna Bau Gas Reaksi Dugaan
1. Reaksi Penggolongan:
Perlakuan Hasil Pengamatan Keterangan
Golongan Oksidator
Golongan Reduktor
3. Reaksi Penetapan:
4. Kesimpulan/dugaan anion dalam sampel :
DAFTAR PUSTAKA
Day and Underwood., 1992, Kimia Analisis Kuantitatif, edisi kelima, Penerbit
Erlangga, Jakarta, hal: 293-295
Khopkar. S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, cet 1., UI-Press, Jakarta,
hal: 48-53.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
27
Percobaan 5
Menentukan Air Hidrat dalam CuSO4.x H2O
TUJUAN PERCOBAAN
3. Mempelajari analisis kuantitatif melalui metode gravimetri
4. Menentukan jumlah (mol) air hidrat dalam padatan CuSO4.xH2O
DASAR TEORI
Metode analisis gravimetric adalah salah satu metode analisis kuantitatif, yaitu
menentukan/ menetapkan sejumlah zat atau pengukuran berat dari suatu analit yang telah
dipisahkan secara fisik dari semua komponen lainnya. Pengendapan merupakan teknik yang
secara luas digunakan untuk memisahkan analit dari gangguan-gangguan: Cara-cara penting
lainnya untuk pemisahan adalah elektrolisa, ekstraksi solven, kromatografi dan penguapan.
Suatu cara analisa gravimetric biasanya berdasarkan reaksi kimia:
aA + rR --- AaRr
dengan ketentuan a adalah molekul analit A, bereaksi dengan r molekul pereaksi R. Hasil AaRr
biasanya merupakan zat dengan kelarutan yang kecil yang dapat ditimbang dalam bentuk tang
stabil setelah dikeringkan.
Padatan murni CuSO4 berwarna putih, namun seringkali menjadi berwarna biru karena
air hidrat yang terikat membentuk CuSO4 .x H2O yang akan larut dalam air dan sedikit larut
dalam alkohol. Garam CuSO4 mudah sekali menyerap air apabila berkontak langsung dengan
udara lembab. Padatan ini ditemukan dia alam dalam mineral calcantite.
ALAT DAN BAHAN
Alat
2. Gelas arloji/ cawan gelas
3. Neraca Analitis
4. Oven
5. Spatula
Bahan
1. Padatan garam CuSO4 .xH2O
2. Aquades
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
28
CARA KERJA
a. Ditimbang dengan teliti 200,0 mg (0,200 g) padatan CuSO4.x H2O dengan
menggunakan cawan gelas, diperoleh berat awal
b. Padatan CuSO4.xH2O bersama cawan gelas dimasukan dalam oven yang suhunya
sudah diatur pada 205 ºC
c. Biarkan padatan CuSO4.x H2O bersama cawan gelas di dalam oven selama 2,5 jam
d. Cawan gelas bersama padatan dikeluarkan dari oven, dimasukkan dalam desikator
hingga mencapai suhu kamar.
e. Padatan ditimbang, hingga diperoleh berat konstan, diperoleh berat akhir
PENGOLAHAN DATA DAN PERHITUNGAN
Penentuan mol air hidrat dalam padatan CuSO4.xH2O
a. Padatan yang telah dikeluarkan dari oven dan memiliki berat konstan ditentukan
jumlah molnya dengan prinsip stiokiometri penghitungan rumus empiris.
Konversikan semua berat menjadi gram
Mol CuSO4 : Berat yang ditimbang (g)
Berat rumus CuSO4
Mol H2O : Berat awal (g) - berat akhir (g)
Berat molekul H2O
Maka akan diperoleh perbandingan mol H2O terhadap CuSO4
b. Perbandingan mol H2O dengan mol CuSO4 yang didapatkan merupakan harga x
dalam CuSO4.xH2O
c. Bulatkan nilai x ke bilangan bulat terdekat (misalnya jika rasio mol H2O dengan mol
CuSO4 diperoleh 4,800 bulatkan x menjadi 5)
d. Tuliskan rumus kimia lengkap CuSO4.xH2O
DAFTAR PUSTAKA
Day and Underwood., 1992, Kimia Analisis Kuantitatif, edisi kelima, Penerbit Erlangga,
Jakarta, hal: 189-191.
Khopkar. S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, cet 1., UI-Press, Jakarta, hal: 36-
47.
Vogel`s text book, Kimia Analisis Kuantitatif, Penerbit EGC, Jakarta
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
29
Percobaan 6
ASIDI-ALKALIMETRI
TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kadar suatu senyawa asam atau basa yang terdapat dalam suatu
sampel dengan metode asidimetri/alkalimetri
DASAR TEORI
Titrasi asam basa bertujuan menetapkan kadar suatu sampel asam dengan
mentitrasinya dengan larutan baku basa (alkalimetri) atau sampel basa dengan
larutan baku asam (asidimetri). Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi
yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang
berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga
dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Beberapa senyawa yang ditetapkan kadarnya secara asidi-alkalimetri dalam
Farmakope Indonesia Edisi IV adalah : amfetamin sulfat dan sediaan tabletnya,
ammonia, asam asetat glacial, asam asetil salisilat, asam benzoate, asam fosfat, asam
klorida, asam nitrat, asam retinoat, asam salisilat, asam sitrat, asam sorbet, asam
sulfat, asam tartrat, asam undesilenat, benzyl benzoate, busulfan dan sediaan tabletnya,
butyl paraben, efedrin dan sediaan tabletnya, etanzinamida, etil paraben, etisteron,
eukuinin, furosemida, glibenklamid, kalamin, ketoprofen, kloralhidrat, klonidin
hidroklorida, levamisol HCl, linestrenol, magnesium hidroksida, magnesium oksida,
meprobamat, metenamin, metil paraben, metil salisilat, naproksen, natrium
bikarbonat serta sediaan tablet dan injeksinya, natrium hidroksida, natrium
tetraborat, neotigmin metilsulfat, propil paraben, propin tiourasil, sakarin natrium, dan
zink oksida.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
30
Larutan
1. Larutan baku primer : H2CO4.2H2O 0,1 N
2. Larutan baku sekunder : NaOH 0,1 N
3. Larutan baku sampel : asam klorida; asam salisilat
CARA KERJA
a. Pembuatan Larutan
1. Pembuatan larutan baku primer H2C2O4.5H2O 0,1 N
Timbang dengan teliti H2C2O4.5H2O yang dibutuhkan, kemudian masukkan ke
dalam labu ukur 100 mL, larutkan dengan aquades sampai tepat tanda batas.
Tutup labu ukur dan kocok sampai homogen.
2. Pembuatan larutan baku sekunder NaOH 0,1 N
Larutkan kurang lebih 25 gram NaOH ke dalam 25 mL aquades dalam botol
tertutup gabus dilapisi plastik, jika perlu dekantasi. Sementara itu panaskan 1
L aquades didihkan 5-10 menit (sejak mendidih). Kemudian dinginkan dan
masukkan ke dalam botol yang tertutup plastik. Dengan menggunakan pipet
ukur ambil 6,5 mL larutan NaOH tersebut (bagian yang jernih) masukkan ke
dalam botol berisi aquades yang telah didihkan tadi. Beri etiket setelah botol
dikocok.
3. Pembuatan indikator Phenolphtalein
Satu gram phenolphthalein dilarutkan dalam 100 mL etanol 70%.
b. Standarisasi
Standarisasi larutan NaOH dengan H2CO4.2H2O
1. Masukkan larutan NaOH ke dalam buret, sebelumnya dibilas dulu dengan
larutan NaOH tersebut.
2. Pipet 10 mL asam oksalat dengan volume pipet dimasukkan ke dalam Erlenmeyer,
kemudian tambahkan 1-2 tetes phenolphthalein.
3. Titrasi larutan asam oksalat dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna
dari tidak berwarna menjadi rose muda. Catat volume NaOH yang
dikeluarkan.
4. Lakukan titrasi minimal tiga kali.
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik I
31
c. Penentuan kadar Sampel
1. Penetapan Kadar HCl
a. Sample yang mengandung HCl, masukkan ke dalam Erlenmeyer,
tambahkan 1-2 tetes indikator phenolphthalein.
b. Titrasi larutan tersebut dengan NaOH, sampai terjadi perubahan warna
menjadi rose muda dan catat volume NaOH yang dikeluarkan.
c. Lakukan titrasi tiga kali.
d. Hitunglah kadar HCl dari sampel.
2. Penetapan kadar asam salisilat
Lebih kurang 250 mg sampel yang ditimbang seksama, larutkan dalam
15 mL etanol 95% netral. Tambahkan 20 mL air. Titrasi dengan NaOH
0,1 N menggunakan indikator pp, hingga larutan berubah menjadi
merah muda.
Catatan :
Pembuatan etanol netral :
Ke dalam 15 mL etanol 95% tambahkan 1 tetes merah fenol kemudian tambahkan
bertetes-tetes NaOH 0,1 N hingga larutan berwarna merah.
DAFTAR PUSTAKA
Day and Underwood., 1992, Kimia Analisis Kuantitatif, edisi kelima, Penerbit Erlangga,
Jakarta, hal: 189-191.
Khopkar. S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, cet 1., UI-Press, Jakarta, hal: 36-
47.
Vogel`s text book, Kimia Analisis Kuantitatif, Penerbit EGC, Jakarta
top related