ca paru fix
Post on 28-Jan-2016
220 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal Abad ke-20, kanker paru menjadi masalah global. Kanker paru merupakan kanker yang paling sering di dunia. Saat ini, 1,2 juta orang meninggal karena kanker paru-paru setiap tahun dan kejadian global kanker paru-paru semakin meningkat (Hansen, 2008).
Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia serta merupakan penyakit keganasan yang bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya karena sel kanker merusak sel lain. Sel kanker adalah sel normal yang mengalami mutasi atau perubahan genetik dan tumbuh tanpa terkoordinasi dengan sel-sel tubuh lain.
Proses pembentukan kanker atau karsinogenesis merupakan kejadian somatik dan sejak lama diduga disebabkan karena akumulasi perubahan genetik dan epigenetik yang menyebabkan perubahan pengaturan normal kontrol molekuler perkembang biakan sel. Perubahan genetik tersebut dapat berupa aktivasi proto-onkogen dan atau inaktivasi gen penekan tumor yang dapat memicu tumorigenesis dan memperbesar progresinya.
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru atau disebut metastasis tumor di paru. Dalam pedoman penatalaksanaan ini yang dimaksud dengan kanker paru ialah kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus atau bronchogenic carcinoma.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana proses terjadinya kanker paru?
2) Bagaimana tahap dari perkembangan kanker paru?
3) Apa saja factor penyebab terjadinya kanker paru?
4) Apa tanda dan gejala jika terkena kanker paru?
5) Bagaimana cara menjaga kesehatan kanker paru?
6) Bagaimana cara mencegah terjadinya kanker paru?
C. Tujuan
1) Agar mengetahui bagaimana proses terjadinya kanker paru.
2) Agar mengertahui bagaimana tahapan perkembangan dari kanker paru.
3) Untuk mengetahui apa saja factor yang menyebabkan terjadinya kanker paru.
1
4) Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejalanya jika terkena kanker paru.
5) Agar mengetahui cara bagaimana menjaga kesehatan kanker paru.
6) Agar mengetahui pencegahan kanker paru.
D. Manfaat
Dapat berguna bagi kalangan masyarakat untuk lebih waspada dalam menghadapi kanker paru
khususnya yang rentan terkena dampak kanker paru ada perokok berat dan perokok pasif maka
dari itu di makalah ini terdapat penjelasan tentang kanker paru agar masyarakat bisa menghindari
factor pencetus kanker paru mulai dari awal, dan di makalah ini pun di jelaskan bagaimana cara
menangani kanker paru yang berguna bagi masyarakat khususnya bagi penderita kanker paru
sendiri
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Menurut Robbin dan Kumar (2007), ”Kanker paru adalah tumor ganas paru
primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai
dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan
yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker.
Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang
ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia.”
Menurut Suryo (2010), “ Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang
tidak terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen,
lingkungan, terutama asap rokok .”
B. Proses Terjadinya Kanker Paru
Sel tumor menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus
ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan
korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar.
Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di
bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,
demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur
terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
C. Tahap Perkembangan Kanker Paru
3
1. Tahapan kanker paru jenis karsinoma sel kecil (SLCC)
§ Tahap terbatas
Yaitu Kanker yang hanya ditemukan pada satu bagian paru-paru saja dan pada jaringan
disekitanya.
§ Tahap ekstensif
Yaitu Kanker yang ditemukan pada jaringan dada diluar paru-paru tempat asalnya, atau
Kanker yang ditemukan pada organ-organ tubuh jauh.
2. Tahap Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil (NSLCC)
§ Tahap tersembunyi
Merupakan tahap ditemukannya sel Kanker pada dahak (sputum) pasien dalam sampel
air saat bronkoskopi, tetapi tidak terlihat adanya tumor diparu-paru.
§ Stadium 0
Merupakan tahap ditemukannya sel-sel Kanker hanya pada lapisan terdalam paru-paru
dan tidak bersifat invasif.
§ Stadium I
Merupakan tahap Kanker yang hanya ditemukan pada paru-paru dan belum menyebar
ke kalenjer getah bening sekitarnya.
§ Stadium II
Merupakan tahap Kanker yang ditemukan pada paru-paru dan kalenjer getah bening di
dekatnya.
§ Stadium III
Merupakan tahap Kanker yang telah menyebar ke daerah disekitarnya, seperti dinding
dada, diafragma, pembuluh besar atau kalenjer getah bening di sisi yang sama ataupun
sisi berlawanan dari tumor tersebut.
§ Stadium IV
Merupakan tahap Kanker yang ditemukan lebih dari satu lobus paru-paru yang sama,
atau di paru-paru yang lain. Sel –sel Kanker telah menyebar juga ke organ tubuh
lainnya, misalnya ke otak, kalenjer adrenalin , hati dan tulang.
D. Factor Penyebab Kanker Paru1. Merokok
4
Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan paling penting, yaitu 85%
dari seluruh kasus ( Wilson, 2005). Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia,
diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada
perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap
hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok (Stoppler,2010).
2. Perokok pasif
Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau mengisap
asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan risiko
terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang
yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat kanker paru
meningkat dua kali (Wilson, 2005).
3. Polusi udara
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil
bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua
kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti
statistik juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat
dengan kelas tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka
dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa
kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung hidup lebih dekat dengan tempat
pekerjaan mereka, tempat udara kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi.
Suatu karsinogen yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok)
adalah 3,4 benzpiren (Wilson, 2005).
4. Paparan zat karsinogen
Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik
hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru (Amin, 2006). Risiko
kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar
daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun
uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok.
5. Diet
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene,
selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru (Amin, 2006).
5
6. Genetik
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar terkena
penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi
pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan
berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen (termasuk
juga gen-gen K-ras dan myc), dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk
gen rb, p53,dan CDKN2) (Wilson, 2005).
7. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat menjadi
risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat
sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok dihilangkan
(Stoppler, 2010).
E. Tanda dan Gejala Kanker Paru
1. Batuk yang terus menerus
2. Perubahan pada batuk kronis
3. Sakit dada yang nyeri dan dalam ketika batuk atau tertawa
4. Nafas pendek dan bengek seperti orang asma
5. Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak
6. Sering mengalami infeksi yang berulang, seperti radang paru dan bronkitis
7. Suara serak/parau
8. Ujung jari membesar dan terasa sakit
9. Berat badan menurun dan kehilangan nafsu makan
10. Pertumbuhan dada yang tidak normal pada laki-laki
11. Emosi yang tidak stabil, mood berubah-ubah, lesu, depresi
12. Nyeri pada tulang
13. Sakit kepala
F. Cara Menjaga Kesehatan Paru
1. Hindari asap rokok jenis apapun
6
Dr Edelman menuturkan tidak ada batas yang aman ketika seseorang merokok, dan
semakin sering ia merokok maka risiko paru-parunya menjadi rusak akan semakin
besar. Hal ini tidak hanya sebatas rokok saja, tapi juga mencakup cerutu atau ganja
yang bisa membahayakan paru-paru.
2. Menjaga kebersihan udara
Udara yang bersih akan mengurangi risiko paru-paru terpapar benda asing dari luar
yang bisa merusaknya. Untuk itu hindari penggunaan kendaraan bermotor dan
menghentikan kebiasaan membakar kayu atau sampah. Serta mewaspadai ancaman
polusi udara dari lingkungan.
3. Rajin bolahraga
Semakin baik kebugaran kardiorespirasi seseorang maka akan semakin mudah bagi
paru-paru untuk menjaga jantung dan otot yang mensuplai oksigen. Selain itu olahraga
teratur sangat penting dan membantu bagi orang dengan penyakit paru-paru kronis.
4. Meningkatkan udara di dalam ruangan
Udara di dalam ruangan juga bisa mempengaruhi kesehatan paru-paru, seperti karpet
yang tidak bersih, penyegar ruangan dengan bahan kimia berbahaya, penggunaan lilin
berlebihan atau adanya pengerjaan bangunan. Untuk itu berikan ventilasi yang baik
untuk ruangan dan mengurangi sumber-sumber yang berpengaruh terhadap paru-paru.
5. Konsumsi makanan yang tepat
Ada bukti bahwa makanan yang kaya akan antioksidan merupakan sumber yang baik
untuk paru-paru. Dr Edelman menuturkan semua sayuran bagus, tapi sayuran berdaun
hijau memiliki banyak antioksidan dan memiliki efek perlindungan. Sumber ini
sebaiknya berasal dari makanan dan bukan suplemen.
6. Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja
Banyak pekerjaan yang menempatkan pekerjanya pada risiko masalah di paru-paru,
seperti pekerja konstruksi hingga penata rambut. Untuk itu kenakan alat pelindung diri
7
misalnya dengan masker yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya sehingga bisa
menghalangi masuknya partikel ke tubuh.
7. Menggunakan produk yang aman
Beberapa produk rumah tangga kadang mengeluarkan partikel atau gas yang berbahaya
bagi paru-paru. Usahakan untuk menghindari produk yang berbahan dasar minyak,
produk yang melepaskan senyawa organik mudah menguap (volatile organic
compound/VOCs), hindari penggunaan amonia dan membaca label dengan teliti.
G. Cara Mencegah Kanker Paru
Tidak ada cara pasti untuk dapat mencegah kanker paru-paru, tapi anda dapat mengurangi risiko jika anda:
1. Tidak merokok2. Berhenti merokok3. Hindari asap rokok4. Gunakan pelindung saat bekerja5. Makan makanan bergizi, terutama buah dan sayuran6. Hindari alcohol7. Berolahraga
H. Asuhan Keperawatan Kanker Paru1. Pengkajiana. Anamnesis
Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal penyakit kanker paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat menyebabkan nodul soliter paru.
b. Pemeriksaan FisikPemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening dan tanda-tanda obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan cairan pleura.
c. Pemeriksaan Laboratorium
8
Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :1). Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru. Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan analisis gas.2). Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-organ lainnya.3). Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis.
d. Pemeriksaan RadiologiPemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan untuk kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan metode tomografi komputer. Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara jelas. Keuntungan tomografi komputer tidak hanya memperlihatkan bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta invasi tumor ke dinding toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi, dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur normal yang berdekatan.
e. SitologiSitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu dapat juga menunjukkan proses dan sebab peradangan.Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan yang paling sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium preinvasif maupun invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama untuk kanker paru yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap kanker paru pada golongan risiko tinggi.
f. BronkoskopiSetiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan
9
lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop.
g. Biopsi TranstorakalBiopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam hal ini diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak, juga menuntun jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak tumor bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang berdekatan dengan tumor.
h. TorakoskopiTorakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak. Pengambilan jaringan dapat juga dilakukan secara langsung ke dalam paru dengan menusukkan jarum yang lebih panjang dari jarum suntik biasa kemudian dilakukan pengisapan jaringan tumor yang ada.
2. Diagnosa Keperawatana. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya eksudat di alveolusb. Pola nafas tidak efektif b/d sindrom hipoventilasic. Gangguan pertukaran gas b/d hipoventilasid. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan/ mencerna/ mengabsorbsi zat-zat gizi karena factor biologis dan psikologi
3. Rencana Asuhan Keperawatan
NODX.
KEPERAWATANTUJUAN & KRITERIA
HASIL (NOC)INTERVENSI (NIC)
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya eksudat di alveolus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu mempertahankan kebersihan jalan nafas dengan kriteria :
§ Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan
Airwey suction§ Auskultasi suara nafas sebulum dan sesudah
suctioning§ Informasikan pada klien dan keluarga tentang
suctioning§ Minta klien nafas dalam sebelum suction
dilakukan§ Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suktionnasotrakeal§ Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
setelah kateter dikeluarkan dari nasatrakeal
10
sputum, mampu bernapas dengan mudah)
§ Menunjukkan jalan nafas yang paten (frekuensi pernafasan rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
§ Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan nafas
§ Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
§ Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukan bradikardi, peningkatan saturasi O2,dll.
§ Airway management§ Posisikan pasien u/ memaksimalkan ventilsi§ Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan§ Lakukan fisioterpi dada jika perlu§ Keluarkan sekret§ Dengan batuk atau suction§ Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
2. Pola nafas tidak efektif b/d sindrom hipoventilasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu mempertahankan kebersihan jalan nafas dengan kriteria :
§ Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah)
§ Menunjukkan jalan nafas yang paten (frekuensi pernafasan rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
§ Tanda-tanda vital dalam rentang normal
§ Terapi oksigen§ Beesihkan mulut, hidung, dan seckret trakea§ Pertahankan jalan napas yang paten§ Monitor aliran oksigen§ Pertahankan posisi klien§ Monitor TD, nadi, dan RR
3. Gangguan pertukaran gas b/d hipoventilasi
v Respiratory status : gas exchange
v Keseimbangan asam basa, elektrolit
v Respiratory status: ventilation
v Vital signSetelah dilakukan tindakan keperawatan
Manajemen Asam BasaKegiatan :
Dapatkan / pertahankan jalur intravena Pertahankan kepatenan jalan nafas Monitor AGD dan elektrolit Monitor status hemodinamik Beri posisi ventilasi adekuat Monitor tanda gagal nafas Monitor kepatenan respirasi
11
selama 3X24 jam gangguan pertukaran gas pasien teratasi dengan kriteria hasil :
Ø Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Ø Memehara kebersiha paru-paru dan bebas dari tanda- tanda distres pernafasan
Ø Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis, dan dispneu, mampu bernafas dengan mudah,.
Ø Tanda – tanda vital dalam batas normal
Ø AGD dalam batas normalØ Status neurologis dalam
batas normal4. Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan/ mencerna/ mengabsorbsi zat-zat gizi karena factor biologis dan psikologi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x jam Status nutrisi meningkat, dengan kriteria :
§ intake makan dan minuman
§ intake nutrisi§ control BB§ masa tubuh§ biochemical measures§ energy
a. Monitoring Gizi§ Timbang berat badan pasien pada interval tertentu§ Amati kecenderungan pengurangan dan
penambahan berat badan§ Monitor jenis dan jumlah latihan yang
dilaksanakan§ Monitor respon emosional pasien ketika
ditempatkan pada suatu keadaan yang ada makanan
§ Monitor lingkungan tempat makanan§ Amati rambut yang kering dan mudah rontok§ Monitor mual dan muntah§ Amati tingkat albumin, protein total, hemoglobin
dan hematokrit§ Monitor tingkat energi, rasa tidak enak badan,
keletihan dan kelemahan§ Amati jaringan penghubung yang pucat,
kemerahan, dan kering§ Monitor masukan kalori dan bahan makanan
b. Manajemen Nutrisi§ Kaji apakah pasien ada alergi makanan§ Kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan
jumlah kalori, protein dan lemak secara tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
§ Anjurkan masukan kalori sesuai kebutuhan
12
§ Ajari pasien tentang diet yang benar sesuai kebutuhan tubuh
§ Monitor catatan makanan yang masuk atas kandungan gizi dan jumlah kalori
§ Timbang berat badan secara teratur§ Anjurkan penambahan intake protein, zat besi dan
vit C yang sesuai§ Pastikan bahwa diet mengandung makanan yang
berserat tinggi untuk mencegah sembelit§ Beri makanan protein tinggi , kalori tinggi dan
makanan bergizi yang sesuai§ Pastikan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizinya.c. Manajemen hiperglikemia
§ Monitor Gula darah sesuai indikasi§ Monitor tanda dan gejala
poliuri,polydipsi,poliphagia,keletihan,pandangan kabur atau sakit kepala.
§ Monitor tanda vital sesuai indikasi§ Kolaborasi dokter untuk pemberian insulin§ Pertahankan terapi IV line§ Berikan IV fluids sesuai kebutuhan§ Konsultasi dokter jika ada tanda hiperglikemi
menetap atau memburuk§ Bantu ambulasi jika terjadi hipotensi§ Batasi latihan ketika gula darah >250 mg/dl
khususnya adanya keton pada urine
4.Implementasi
Sesuai dengan intervensi
5.Evaluasi
Sesuai dengan implementasi
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker.Kanker paru, juga dikenal sebagai suatu bronchogenic carcinomas .Penyakit kanker paru-paru adalah penyakit yang diakibatkan adanya pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Penyakit ini biasanya akan mengganggu penapasan pada penderitanya.
Penyebab utama munculnya penyakit kanker paru-paru adalah rokok. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar pula risiko untuk menderita kanker paru-paru.Gejala penyakit kanker paru-paru biasanya berupa batuk.Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu terlihat, sehingga kebanyakan penderita kanker paru yang mencari bantuan medis telah berada dalam stadium lanjut. Kasus-kasus kanker paru-paru stadium dini atau awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
Awalnya menyerang percabangan segmen atau sub bronkus yang menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.
B. SaranSemoga makalah learning objective ini bermanfaat bagi pembaca, dan mohon maaf bila ada
kekurangan dalam hal isi, penulisan, atau apapun. Kritik dan saran di perlukan dalam melengkapi makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth, J. Corwin.2008. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG
Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Edisi 2. EGC:Jakarta.
Price, Sylvia A and Wilson, Lorraine M. 1988. Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B First
15
top related