cekungan sumatra
Post on 18-Oct-2015
208 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
1/18
Sirka Nafisa12011025
Pulau Sumatra terletak di barat daya dari Kontinen Sundaland dan merupakan jalur
konvergensi antara Lempeng Hindia-Australia yang menyusup di sebelah barat Lempeng
Eurasia/Sundaland. Konvergensi lempeng menghasilkan subduksi sepanjang Palung Sunda dan
pergerakan lateral menganan dari Sistem Sesar Sumatra.
Pembentukan Cekungan Belakang Busur di Pulau Sumatera
Pulau Sumatra dibentuk oleh kolisi dan suturing dari mikrokontinen di Akhir Pra-Tersier.
Sekarang Lempeng Samudera Hindia subduksi di bawah Lempeng Benua Eurasia pada arah N20E
dengan rata-rata pergerakannya 67 cm/tahun.
Konfigurasi cekungan pada daerah Sumatra berhubungan langsung dengan kehadiran dari
subduksi yang menyebabkan non-volcanic di busur depandan volcano-plutonik di busur belakang.
Sumatra dapat dibagi menjadi 5 bagian (Darman dan Sidi, 2000):
1. Busur luar sunda, berada sepanjang batas cekungan busur depan Sunda dan yang memisahkandari lereng trench.
2. Cekungan busur depan Sunda, terbentang antara akresi non-vulkanik punggungan busurluardengan bagian di bawah permukaan dan volkanik busur belakangSumatra.
3. Cekungan busur belakangSumatra, meliputi Cekungan Sumatra Utara, Tengah, dan Selatan.Sistem ini berkembang sejalan dengan depresi yang berbeda pada bagian bawah Bukit Barisan.
4. Bukit Barisan, terjadi pada bagian axial dari pulaunya dan terbentuk terutama pada Perm-Karbon hingga batuan Mesozoik.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
2/18
Sirka Nafisa12011025
5. Busur tengah Sumatra, dipisahkan oleh pengangkatanberikutnya dan erosi dari daerahpengendapan terdahulu sehingga memiliki litologi yang mirip pada busur depan dan busur
belakng basin. Busur depan Basin adalah depresi dasar laut yang terletak antara zona subduksi
dan terkait dengan busur vulkanik. Sedimentasi yang terbentuk merupakan endapan material
kerak samudra yang terendapkan di tepi-tepi pulau disampingnya. Sedangkan, Back-arc basin
menggambarkan gerakan mundur dari zona subduksi terhadap gerakan lempeng yang sedang
menumbuk. Sebagai zona subduksi dan parit yang ditarik ke belakang, penipisan kerak yang
terbentuk dalam cekungan pada belakang busur. Sedimentasi sangat asimetris, dengan
sebagian besar sedimen dipasok dari busur magmatik aktif yang regresi sejalan dengan rollback
parit.
Cekungan Sumatera Utara
Geologi Regional Cekungan Sumatera UtaraDaerah ini merupakan bagian dari Back-arc Basin lempeng Sunda yang meliputi suatu
jalur sempit yang terbentang dari Medan sapai ke Banda Aceh. Di sebelah barat jalur ini dibatasi
oleh singkapan-singkapan pra-Tersier. Dapat dikatakan bahwa yang dikenal sebagai lempung
hitam (black clay) dan batupasir bermika (micaceous sandstone), mungkin merupakan
pengendapan non-marin. Transgresi baru dimulai dengan batupasir Peunulin atau batupasir
Belumai, yang tertindih oleh Formasi Telaga. Formasi regresi diwakili oleh Formasi Keutapang
dan Formasi Seureula yang merupakan lapisan resevoir utama. Daerah cekungan ini juga terdiri
dari cekungan yang dikendalikan oleh patahan batuan dasar. Semua cekungan tersebut adalah
pendalaman Paseh (Paseh deep). Di sini jugalah letak dearah terangkat blok Arun, yang dibatasi
oleh patahan yang menjurus ke utara-selatan.
Cekungan Paseh membuka ke arah utara ke lepas pantai, ke sebelah selatan tempat
depresi Tamiang dan depresi Medan. Di antara kedua depresi tersebut terdapat daerah tinggi,
dan di sana Formasi Peunulin/Telaga/Belumai langsung menutupi batuan dasar. Minyak ditemui
pada formasi ini (Diski, Batumandi), lebih ke selatan lagi terdapat depresi Siantara dan kemudian
daerah cekungan dibatasi oleh lengkung Asahan dari cekungan Sumatera Tengah. Struktur
daerah cekungan Sumatera Utara diwakili oleh berbagai lipatan yang relatif ketat yang
membujut barat laut-tenggara yang diikuti oleh sesar naik. Di sini diketahui bagian barat relatif
naik terhadap bagian timur. Perlipatan terjadi di Plio-Plistosen. Semua unsur struktur yang lebih
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
3/18
Sirka Nafisa12011025
tua direfleksikan pada paleotopografi batuan dasar, seperti misalnya di blik Arun yang menjurus
ke utara-selatan.
Cekungan sumatera Utara secara tektonik terdiri dari berbagai elemen yang berupa
tinggian, cekungan maupun peralihannya, dimana cekungan ini terjadi setelah berlangsungnya
gerakan tektonik pada zaman Mesozoikum atau sebelum mulai berlangsungnya pengendapan
sedimen tersier dalam cekungan sumatera utara. Tektonik yang terjadi pada akhir Tersier
menghasilkan bentuk cekungan bulat memanjang dan berarah barat laut tenggara. Proses
sedimentasi yang terjadi selama Tersier secara umum dimulai dengan trangressi, kemudian
disusul dengan regresi dan diikuti gerakan tektonik pada akhir Tersier. Pola struktur cekungan
sumatera utara terlihat adanya perlipatan-perlipatan dan pergeseran-pergeseran yang berarah
lebih kurang lebih barat laut tenggara Sedimentasi dimulai dengan sub cekungan yang
terisolasi berarah utara pada bagian bertopografi rendah dan palung yang tersesarkan.
Pengendapan Tersier Bawah ditandai dengan adanya ketidak selarasan antara sedimen dengan
batuan dasar yang berumur Pra-tersier, merupakan hasil trangressi, membentuk endapan
berbutir kasarhalus, batu lempung hitam, napal, batulempung gampingan dan serpih.
Transgressi mencapai puncaknya pada Miosen Bawah, kemudian berhenti dan
lingkungan berubah menjadi tenang ditandai dengan adanya endapan napal yang kaya akan fosil
foraminifora planktonik dari formasi Peutu. Di bagian timur cekungan ini diendapkan formasi
Belumai yang berkembang menjadi 2 facies yaitu klastik dan karbonat. Kondisi tenang terus
berlangsung sampai Miosen tengah dengan pengendapan serpih dari formasi Baong. Setelah
pengendapan laut mencapai maksimum, kemudian terjadi proses regresi yang mengendapkan
sedimen klastik (formasi Keutapang, Seurula dan Julu Rayeuk) secara selaras diendapkan diatas
Formasi Baong, kemudian secara tidak selaras diatasnya diendapkan Tufa Toba Alluvial.
Stratigrafi Cekungan Sumatera UtaraProses tektonik cekungan tersebut telah membuat stratigrafi regional cekungan
Sumatera Utara dengan urutan dari tua ke muda adalah sebagai berikut:
1. Formasi Parapat
Formasi Parapat dengan komposisi batupasir berbutir kasar dan konglomerat di bagian
bawah, serta sisipan serpih yang diendapkan secara tidak selaras. Secara regional, bagian
bawah Formasi Parapat diendapkan dalam lingkungan laut dangkal dengan dijumpai fosil
Nummulites di Aceh. Formasi ini diperkirakan berumur Oligosen.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
4/18
Sirka Nafisa12011025
2. Formasi Bampo
Formasi Bampo dengan komposisi utama adalah serpih hitam dan tidak berlapis, dan
umumnya berasosiasi dengan pirit dan gamping. Lapisan tipis batugamping, ataupun
batulempung berkarbonatan dan mikaan sering pula dijumpai. Formasi ini miskin akan fosil,
sesuai dengan lingkungan pengendapannya yang tertutup atau dalam kondisi reduksi
(euxinic). Berdasarkan beberapa kumpulan fosil bentonik dan planktonik yang ditemukan,
diperkirakan formasi ini berumur Oligosen atas sampai Miosen bawah. Ketebalan formasi
amat berbeda dan berkisar antara 1002400 meter.
3. Formasi Belumai
Pada sisi timur cekungan berkembang Formasi Belumai yang identik dengan formasi Peutu
yang hanya berkembang dicekungan bagian barat dan tengah. Terdiri dari batupasir
glaukonit berselangseling dengan serpih dan batugamping. Didaerah Formasi Arun bagian
atas berkembang lapisan batupasir kalkarenit dan kalsilutit dengan selingan serpih. Formasi
Belumai terdapat secara selaras diatas Formasi Bampo dan juga selaras dengan Formasi
Baong, ketebalan diperkirakan antara 200700 meter. Lingkungan pengendapan Formasi ini
adalah laut dangkal sampai neritik yang berumur Miosen awal.
4. Formasi Baong
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
5/18
Sirka Nafisa12011025
Formasi Baong terdiri atas batulempung abu-abu kehijauan, napalan, lanauan, pasiran.
Umumnya kaya fosil Orbulina sp, dan diselingi suatu lapisan tipis pasir halus serpihan.
Didaerah Langkat Aru beberapa selingan batupasir glaukonitan serta batugampingan yang
terdapat pada bagian tengah. Formasi ini dinamakan Besitang River Sand dan Sembilan sand,
yang keduanya merupakan reservoir yang produktif dengan berumur Miosen Tengah hingga
Atas.
6. Formasi KeutapangFormasi Keutapang tersusun selang-seling antara serpih, batulempung, beberapa sisipan
batugampingan dan batupasir berlapis tebal terdiri atas kuarsa pyrite, sedikit mika, dan
karbonan terdapat pada bagian atas dijumpai hidrokarbon. Ketebalan formasi ini berkisar
antara 404 1534 meter. Formasi Keutapang merupakan awal siklus regresi dari sedimen
dalam cekungan sumatera utara yang terendapkan dalam lingkungan delta sampai laut
dalam sampai Miosen akhir.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
6/18
Sirka Nafisa12011025
6. Formasi Seurula
Formasi ini agak sulit dipisahkan dari Formasi Keutapang dibawahnya. Formasi Seurula
merupakan kelanjutan facies regresi, dengan lithologinya terdiri dari batupasir, serpih dan
dominan batulempung. Dibandingkan dengan Formasi Keutapang, Formasi Seurula berbutir
lebih kasar banyak ditemukan pecahan cangkang moluska dan kandungan fornifera
plangtonik lebih banyak. Ketebalan Formasi ini diperkirakan antara 397720 meter. Formasi
ini diendapkan dalam lingkungan bersifat laut selama awal Pliosen.
7. Formasi Julu Rayeu
Formasi Julu Rayeu merupakan formasi teratas dari siklus endapan laut dicekungan
sumatera utara. Dengan lithologinya terdiri atas batupasir halus sampai kasar, batulempung
dengan mengandung mika, dan pecahan cangkang moluska. Ketebalannya mencapai 1400
meter, lingkungan pengendapan laut dangkal pada akhir Pliosen sampai Plistosen.
8. Vulkanik Toba
Vulkanik Toba merupakan tufa hasil kegiatan vukanisme toba yang berlangsung pada Plio-
Plistosen. Lithologinya berupa tufa dan endapan-endapan kontinen seperti kerakal, pasir dan
lempung. Tufa toba diendapkan tidak selaras diatas formasi Julu Rayeu. Ketebalan lapisan ini
diperkirakan antara 150200 meter berumur Plistosen.
9. Alluvial
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
7/18
Sirka Nafisa12011025
Satuan alluvial ini terdiri dari endapan sungai (pasir, kerikil, batugamping dan batulempung)
dan endapan pantai yaitu, pasir sampai lumpur. Ketebalan satuan alluvial diperkirakan
mencapai 20 meter.
Potensi HidrokarbonBatuan induk yang berpotensi dalam pembentukan hidrokarbon di Cekungan Sumatera
Utara adalah serpih Formasi Baong, serpih gampingan Formasi Belumai, dan serpih Formasi
Bampo dibeberapa tempat. Bertindak sebagai batuan reservoir adalah batupasir Formasi
Keutapang, batupasir Formasi Baong Tengah (MBS), batuan karbonat Formasi Malaca, dan
batuan karbonat Formasi Peutu.
Hydrocarbon play of north sumatra
Batuan Induk (Source rock)Pada Cekungan Sumatera Utara terdapat beberapa formasi yang menjadi batuan induk (source
rock). Formasi Bampoo yang berumur Oligosen akhir hingga miosen awal merupakan
sedimen black shale hasil trangresi laut,mengandung kandungan organik (organic rich), dan
memiliki ketebalan hingga 2000m. Oleh karena itu formasi Bampoo memungkinkan menjadi
batuan induk dan batuan tudung (cap rock). Batuan induk yang lain adalah formasi Peutu.
Formasi ini merupakan fasies batugamping terumbu(reefal karbonat) yang mengalami trangresi,
sehingga menjadi endapan shale pada lingkungan laut yang lebih dalam. Formasi ini berumur
miosen awal.
Batuan Reservoir
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
8/18
Sirka Nafisa12011025
Reservoir utama pada cekungan Sumatera Utara adalah platform batugamping dan batugamping
terumbu (reef) yang terbentuk pada formasi Peutu dan Belumai yang berumur miosen awal.
Reservoir batugamping ini terbentuk di bagian tengah cekungan dan sangat terbatas
pelamparannya. Reef pada formasi Peutu memiliki porositas rata-rata 18 %. Sedimen batupasir
marine Formasi Belumai juga dikembangkan sebagai reservoir. Reservoir yang lainnya adalah
Formasi batupasir Keutapang yang diendapkan di bagian selatan cekungan ini, berumur miosen
tengah hingga miosen akhir. Formasi ini merupakan reservoir silisiklastik yang memiliki porositas
dan permeabilitas yang baik serta terdapat konsentrasi pertumbuhan gamping terumbu (reefal)
di beberapa tempat. Pada bagian utara cekungan terdapat reservoir pada Formasi batupasir
marine Parapat tetapi pelamparannya terbatas.
Batuan tudung (seal rock)Batuan tudung pada cekungan Sumatera Utara tersebar pada beberapa formasi. Formasi shale
Bampoo dapat menjadi batuan tudung karena memiliki ketebalan yang cukup tebal. Selain itu
batuan tudung untuk reservoir formasi Keutapang adalah sedimen lempung formasi Seurula.
Formasi Baong merupakan batuan tudung utama dari reservoir batugamping reef ,batugamping
platform dan batupasir Belumai yang menjadi reservoir utama dari lapangan minyak Cekungan
Sumatera Utara
MigrasiProses migrasi yang terbentuk pada Cekungan Sumatera Utara adalah migrasi primer dan
migrasi sekunder. Migrasi primer terjadi pada shale formasi Peutu yang mengandung
hidrokarbon langsung bermigrasi ke arah batugamping terumbu Arun yang terperangkap di dala
formasi Peutu. Sedangkan migrasi sekunder terbentuk pada endapan black shale Formasi
Bampoo yang bermigrasi melalui jalur horst dan graben basemen serta jalur struktur geologi di
sekitar basemen.
Jebakan (Oil trap)Jebakan (trap system) yang berkembang pada Cekungan Sumatera Utara adalah jebakan antiklin
yang terbentuk pada reservoir batugamping terumbu (reefal) akibat dorongan dari basemen
dengan kombinasi sesar dan jebakan stratigrafi oleh formasi Baong. Reservoir Batugamping
terumbu (carbonate reef) terjebak pada bagian atas dan di sekitar basemen yang menjulang
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
9/18
Sirka Nafisa12011025
(basement highs). Jebakan stratigrafi juga dibentu oleh Formasi Bampoo dan Formasi Keutapang
atas/ Seurula shale.
Cekungan Sumatera Tengah
Geologi Regional Cekungan Sumatera TengahCekungan Sumatra tengah merupakan cekungan sedimentasi tersier penghasil
hidrokarbon terbesar di Indonesia. Ditinjau dari posisi tektoniknya, Cekungan Sumatra tengah
merupakan cekungan belakang busur. Faktor pengontrol utama struktur geologi regional di
cekungan Sumatra tengah adalah adanya Sesar Sumatra yang terbentuk pada zaman kapur.
Struktur geologi daerah cekungan Sumatra tengah memiliki pola yang hampir samadengan cekungan Sumatra Selatan, dimana pola struktur utama yang berkembang berupa
struktur Barat laut-Tenggara dan Utara-Selatan. Walaupun demikian, struktur berarah Utara-
Selatan jauh lebih dominan dibandingkan struktur Barat lautTenggara.
Peta Cekungan Sumatera Tengah
Cekungan Sumatra Tengah mempunyai 2 (dua) set sesar yang berarah utara-selatan dan
barat laut-tenggara. Sesar-sesar yang berarah utara-selatan diperkirakan berumur Paleogen,
sedangkan yang berarah barat laut-tenggara diperkirakan berumur Neogen Akhir. Kedua set
sesar tersebut berulang kali diaktifkan kembali sepanjang Tersier oleh gaya-gaya yang bekerja.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
10/18
Sirka Nafisa12011025
Berdasarkan teori tektonik lempeng, tektonisme Sumatra zaman Neogen dikontrol oleh
bertemunya Lempeng Samudera Hindia dengan Lempeng Benua Asia. Batas lempeng ditandai
oleh adanya zona subduksi di Sumatra-Jawa. Struktur-struktur di Sumatra membentuk sudut
yang besar terhadap vektor konvergen, maka terbentuklah dextral wrench fault yang meluas ke
arah barat laut sepanjang busur vulkanik Sumatra yang berasosiasi dengan zona subduksi.
Perkembangan cekungan tertier sumatera tengahPerkembangan tektonik di Cekungan Sumatra Tengah dibagi menjadi 4 episode tektonik, yaitu:
1. Pre-TertierBatuan dasar Pra Tersier di Cekungan Sumatra Tengah terdiri dari lempeng-lempeng
benua dan samudera yang berbentuk mozaik. Orientasi struktur pada batuan dasar memberikan
efek pada lapisan sedimen Tersier yang menumpang di atasnya dan kemudian mengontrol arah
tarikan dan pengaktifan ulang yang terjadi kemudian. Pola struktur tersebut disebut debagai
elemen struktur pra tertier. Ada 2 (dua) struktur utama pada batuan dasar. Pertama kelurusan
utara-selatan yang merupakan sesar geser (Transform/Wrench Tectonic) berumur Karbon dan
mengalami reaktifisasi selama Permo-Trias, Jura, Kapur dan Tersier. Tinggian-tinggian yang
terbentuk pada fase ini adalah Tinggian Mutiara, Kampar, Napuh, Kubu, Pinang dan Ujung
Pandang. Tinggian-tinggian tersebut menjadi batas yang penting pada pengendapan sedimen
selanjutnya.
2. Eosen-Oligosen
Pada kala Eosen-Oligosen disebut juga Rift Phase. Pada zaman ini, terjadi deformasi
akibat Rifting dengan arah Strike timur laut, diikuti oleh reaktifisasi struktur-struktur tua. Akibat
tumbukan Lempeng Samudera Hindia terhadap Lempeng Benua Asia maka terbentuklah suatu
sistem rekahan Transtensional yang memanjang ke arah selatan dari Cina bagian selatan ke
Thailand dan ke Malaysia hingga Sumatra dan Kalimantan Selatan. Perekahan ini membentuk
serangkaian Horst dan Graben di Cekungan Sumatra Tengah. Horst-Graben ini kemudian
menjadi danau tempat diendapkannya sedimen-sedimen Kelompok Pematang. Pada akhir
eosen-oligosen terjadi peralihan dari perekahan menjadi penurunan cekungan ditandai oleh
pembalikan struktur yang lemah, denudasi dan pembentukan daratan Peneplain. Hasil dari erosi
tersebut berupa paleosol yang diendapkan di atas Formasi Upper Red Bed.
3. Miosen Awal-Miosen Tengah
Pada kala Miosen Awal terjadi fase amblesan (sag phase), diikuti oleh pembentukan
Dextral Wrench Fault secara regional dan pembentukan Transtensional Fracture Zone. Pada
struktur tua yang berarah utara-selatan terjadi Release, sehingga terbentuk Listric Fault, Normal
Fault, Graben, dan Half Graben. Struktur yang terbentuk berarah relatif barat laut-tenggara.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
11/18
Sirka Nafisa12011025
Pada masa ini, Cekungan Sumatra Tengah mengalami transgresi dan mengendapkan batuan
reservoar utama dari kelompok Sihapas, tektonik Sumatra relatif tenang. Sedimen klastik
diendapkan, terutama bersumber dari daratan Sunda dan dari arah Timur laut meliputi
Semenanjung Malaya. Proses akumulasi sedimen dari arah timur laut Pulau Sumatra menuju
cekungan, diakomodir oleh adanya struktur-struktur berarah Utara-Selatan.
4. Miosen Tengah-Resen.
Pada kala Miosen Tengah-Resen disebut juga Barisan Compressional Phase. Pada masa
ini, terjadi pembalikan struktur akibat gaya kompresi menghasilkan reverse dan Thrust Fault di
sepanjang jalur Wrench Fault yang terbentuk sebelumnya. Proses kompresi ini terjadi
bersamaan dengan pembentukan Dextral Wrench Fault di sepanjang Bukit Barisan. Struktur yang
terbentuk umumnya berarah barat laut-tenggara. Pada Cekungan Sumatra Tengah mengalami
regresi dan sedimen-sedimen-sedimen Formasi Petani diendapkan, diikuti pengendapan
sedimen-sedimen Formasi Minas secara tidak selaras.
Stratigrafi Cekungan Sumatera Utara1. Formasi Pematang
Berumur Oligosen sampai Miosen Awal. Formasi ini menutupi batuan dasar secara tidak
selaras, yang batuannya terdiri dari: konglomerat, batupasir, dan lempung.
2. Formasi SihapasBerumur Miosen Awal. Diendapkan secara selaras di atas Formasi Pematang, batuan
penyusunnya didominasi oleh batupasir.
3. Formasi TelisaBerumur Miosen Awal sampai Miosen Tengah. Batuan penyusunnya adalah batulempung
dengan sisipan batugamping, yang diendapkan selaras di atas Formasi Sihapas dan di
beberapa tempat menunjukkan hubungan berubah fasies (menjari).
4. Formasi WingfootBerumur Miosen Tengah. Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Telisa, yang
batuannya terdiri dari selang-seling batupasir dan batulempung.
5. Formasi PetaniBerumur Miosen Atas sampai Plistosen, Batuan penyusun dari Formasi ini terdiri batupasir,
tufaan, batulempung, konglomeratan, dan lapisan batuanbaru, Formasi ini diendapkan
secara selaras di atas Formasi Wingfoot
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
12/18
Sirka Nafisa12011025
Cekungan Sumatera Selatan
Geologi Regional Cekungan Sumatera SelatanCekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan belakang busur yang dibatasi oleh
Bukit Barisan di sebelah barat dan Paparan Sunda di sebelah timur. Cekungan Sumatera Selatan
terbentuk pada periode tektonik ektensional Pra-Tersier sampai Tersier Awal yang berarah
relatif barattimur.
Tektonik Regional Cekungan Sumatera SelatanStruktur Cekungan Sumatera Selatan yang ada saat ini merupakan hasil dari 3 periode, yaitu :
Periode 1, terbentuknya horst graben berarah timurlaut baratdaya dan utara selatanselama periode ekstensional Kapur Akhir Oligosen Awal. Sedimen pengisinya merupakan
sedimen klastik kasar dan vulkanuklastik, serta lingkungannya pengendapannya darat atau
lakustrin.
Periode 2, graben yang terbentuk mengalami subsidence sampai periode dimana tektoniktidak aktif (Oligosen Akhir Miosen Awal), kemudian cekungan berada pada lingkungan
laut. Pada Miosen AwalMiosen Tengah mulai terjadi aktivitas tektonik yang menghasilkan
lipatan kompresional dikarenakan adanya subduksi oblique dari lempeng samudera yang
berada di sebelah tenggara pulau Sumatera.
Periode 3, pada Pliosen Plistosen terjadi tektonik kompresional yang sangat kuat disertaiuplifting busur vulkanik ke arah barat sehingga mengaktifkan kembali fitur-fitur struktur
sebelumnya, yaitu sesar normal menjadi sesar naik.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
13/18
Sirka Nafisa12011025
Kerangka Tektonik Cekungan Sumatera Selatan
Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan
Stratigrafi Regional Cekungan Sumatera Selatan (De Coastal, 1974)
Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan dikelompokan menjadi 2, yaitu Kelompok Telisa yang
merupakan formasi-formasi yang terbentuk pada fase transgresi dan Kelompok Palembang yangterbentuk pada fase regresi.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
14/18
Sirka Nafisa12011025
1. Kelompok Telisa Formasi Lahat
Formasi Lahat merupakan suatu rangkaian breksi vulkanik tebal, tuf, endapan lahar dan
aliran lava, serta dicirikan dengan kehadiran sisipan lapisan batupasir kuarsa. Anggota
Formasi Lahat dari tua ke muda adalah Kikim Bawah, anggota batupasir kuarsa, Kikim
Atas. Formasi Lahat diendapan pada lingkungan darat, serta berumur Eosen Oligosen
Awal.
Formasi Talang AkarSetelah pengendapan Formasi Lahat, terjadi proses erosi secara regional. Bukti erosi ini
diperlihatkan oleh Formasi Talang Akar yang terendapkan tidak selaras diatas Formasi
Lahat. Setelah masa hiatus umur Oligosen Tengah, kemudian diendapkan sedimen pada
topografi yang rendah pada Oligosen Akhir. Variasi lingkungan pengendapannya berkisar
dari lingkungan sungai teranyam dan sungai bermeander yang berangsur berubah
menjadi lingkungan delta front dan lingkungan prodelta. Formasi Talang Akar berakhir
pada masa transgresi maksimum dengan munculnya endapan laut pada cekungan
selama Miosen Awal.
Klastik Pra-BaturajaFormasi ini merupakan sedimen klastik dengan variasi yang kompleks yang ditemukan di
antara Formasi Lahat dan Formasi Baturaja lingkungan laut, berumur Miosen awal.
Bagian dasarnya yang berupa sedimen vulkaniklastik dan lempung lakustrin disebut
Formasi Lemat. Formasi Lemat merupakan fasies distal dari Formasi Lahat, atau dapat
dikatakan juga sebagai unit yang lebih muda dan kaya akan material jatuhan dari
Formasi Lahat.
Formasi BaturajaFormasi Baturaja dicirikan denga kehadiran batugamping yang berada di sekitar bagian
dasar Formasi Telisa. Formasi Baturaja ini masuk ke dalam rentang umur yang ekuivalen
dengan foraminifera planktonik dengan kisaran umur N5N6 atau Miosen Awal.
Formasi Telisa / Formasi GumaiPuncak transgresi pada Cekungan Sumatera Selatan dicapai pada waktu pengendapan.
Formasi Gumai, sehingga formasi ini mempunyai penyebaran yang sangat luas pada
Cekungan Sumatera Selatan. Formasi ini diendapkan selaras diatas Formasi Baturaja dan
anggota Transisi Talang Akar.
Dicirikan dengan adanya serangkaian batulempung tebal berwarna abu-abu gelap.
Terdapat foraminifera planktonik yang membentuk lapisan tipis berwarna putih, tuf
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
15/18
Sirka Nafisa12011025
berwarna keputihan serta lapisan turbidit berwarna coklat yang tersusun atas material
andesit tufaan. Pada bagian atas formasi banyak ditemukan lapisan berwarna coklat
dengan nodul lensa karbonatan berdiameter sampai 2 meter.
Umur dari formasi ini sangat beragam. Ketika batugamping Baturaja tidak berkembang,
pada bagian dasarnya lapisan Formasi Telisa memiliki zona N4 foraminifera planktonik
(Miosen Awal), sedangkan saat dimana Baturaja berkembang dengan tebal, lapisan
tertua Formasi Telisa memiliki zona fauna N6 atau N7 (Miosen Awal). Bagian atasnya
juga bervariasi dari zona N8 (Miosen Awal) hingga N10 (Miosen Tengah), bergantung
pada posisi cekungan dan dimana letak penentuan batas formasi.
2. Kelompok Palembang Formasi Air Benakat
Formasi Air Benakat diendapkan secara selaras di atar Formasi Gumai, dan merupakan
awal fase regresi. Didominasi oleh shale sisipan batulanau, batupasir dan batugamping.
Ketebalannya antara 1001000 meter. Berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir,
dan diendapkan di lingkungan laut dangkal.
Formasi Muara EnimBagian atas dan bawah formasi ini dicirikan oleh keterdapatan lapisan batubara yang
menerus lateral. Ketebalan formasi sekitar 500 700 meter, 15% nya berupa batubara.
Bagian formasi yang menipis, lapisan batubaranya pun tipis atau bahkan tidak ada. Hal
ini menunjukan bahwa tingkat subsidence berperan penting dalam pengendapan
batubara. Formasi Muara Enim berumur Miosen Akhir Pliosen Awal, dan diendapkan
secara selaras di atas Formasi Air Benakat pada lingkungan laut dangkal, paludal,
dataran delta dan non-marine.
Formasi KasaiLitologi Formasi Kasai berupa pumice tuff, batupasir tufaan dan batulempung tufaan.
Fasies pengendapannya fluvial dan alluvial fan dengan sedikit ashfall (jatuhan erupsi
vulkanik, non-andestik). Pada Formasi Kasai hanya ditemukan sedikit fosil, berupa
moluska air tawar dan fragmen-fragmen tumbuhan. Umur Formasi Kasai adalah Pliosen
AkhirPlistosen.
Potensi HidrokarbonCekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang produktif. Hal ini desebabkan terdapat
beberapa formasi yang dapat bertindak sebagai batuan induk yang baik, batuan reservoar yang
memadai dan batuan penutup. Jalur migrasinya diperkirakan oleh adanya sesar-sesar yang
terjadi pada cekungan ini.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
16/18
Sirka Nafisa12011025
Hydrocarbon Play Cekungan Sumatra Selatan
Batuan IndukBatuan Induk yang potensial berasal dai batulempung hitam Formasi Lahat, lignit (batubara),
batulempung Formasi Talang Akar dan Batulempung Formasi Gumai. FOrmasi Lahat mengalami
perubahan fasies yag cepat kea rah lateral sehingga dapat bertindak sebagai batuan induk yang
baik dengan kandungan material organiknya 1.2 - 5%.
Formsi Lahat diendapkan dibagian graben dan dibagian tengah Subsekungan Palembeng.
Landaian suhu berkisar 4.8 5.5o C/100 m, sehingga kedalaman pembentukan minyak yang
komersil terdapat pada kedalaman 20003000 m.
Fomasi yang paling banyak menghasilkan minyak yang diketahui hingga saat ini adalah Formasi
Talang Akar, dengan kandungan material organic yang berkisar 0.5 1.5%. Diperkirakan dibagia
tengah cekungan Formasi Talang Akar telah encapai tingkatan lewat matang. Minyak di
Cekungan Sumatera Selatan berasal dai batuan induk yang mengandung kerogen wax.
Formasi Gumai mempunyai kandungan material organik yang berkisar 11.38% di Subcekungan
Jambi, sedangkan di Subcekungan Palembang tidal ada data yang menunjukan bahwa formasi ini
dapat bertindak sebagai batua induk.
Kandungan Material organik pada Formasi Air Benakat berkisar antara 0.5 50%, karena pada
Formasi ini banyak mengandung lapisan lignit. Tetapi kadungan rata-ratanya adalah 1.1%.
Temperatur jendela minyak (oil window) adalah 115 oC pada kedalaman 1700 m, sedangkan
jendela gas (gas window) adalah 320 oC pada kedalaman 2500m.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
17/18
Sirka Nafisa12011025
Batuan ReservoarLapisan batupasir yang terdapat dalam Formasi Lahat, Talang Akar, Gumai, Air Benakat, dan
Muara Enim dapat merupakan batuan resevoar, selain itu batugamping Formasi Baturaja juaga
dapat berlaku sebagai batuan reservoar. Pada Subcekungan Jambi, produksi terbesar terdapat
pada batuan reservoar Formasi Air Benakat. Batupasir alasnya mempunyai porositas 27%,
batupasir delta porositasnya 20% dan batupasir laut dangkal mempunyai porositas 10%
Batupasir konglomeratan dari Formasi Talang Akar merupakan reservoar kedua yang
berproduksi minyak dengan porositas 30% dan permeabilitas 12 180 md. Batugamping Formasi
Baturaja berproduksi minyak hanya dibagian Tenggara Subcekungan Jambi dengan porositas
19%.
Pada Subcekungan Palembang produksi minyak terbesar terdapat pada batuan reservoar
Formasi Talang Akar dan Formasi Baturaja. Porositas lapisan batupasir berkisar 15 28%.
Reservoar dari Formasi Air Benakat dan Muara Enim merupakan penghasil minyak kedua setelah
kedua formasi tersebut diatas. Batugamping Formsi Baturaja menghasilkan kondensat dan gas
ditepi sebelah Barat dan Timur dari Subcekungan Palembang.
Batuan Tudung
Batuan tudung pada umumnya merupakan lapisan batulempung yang tebal dari Formasi Gumai,
Air Benakat dan Muara Enim. Disamping itu terjadinya perubahan fasies kea rah lateral dai
Formasi Talang Akar dan Baturaja.
Perangkap dan MigrasiPada umumnya perangkap hidrokarbon di Cekungan Sumatera Selatan merupakan perangkap
struktur anticlinal dari suatu anticlinorium yang terbentuk pada Pleo-Pleistosen. Selain itu
terdapat drape batuan sedimen terhadap batuan dasar disuatu tinggian. Struktur sesar, bai
normal maupun geser, dapat bertindak sebagai perangkap untuk minyak. Perangkap stratigrafi
terjadi pada batugamping terumbu, bentuk membaji, bentuk kipas, dan lensa dari batupasir
karena perubahan fasies. Migrasi umumnya terjadi kea rah up dip serta melalui sesar-sesar
yang ada.
-
5/28/2018 Cekungan Sumatra
18/18
Sirka Nafisa12011025
Daftar Pustaka:
http://chaniago021090.blogspot.com/2013/06/bab-i-pendahuluan-a.html (Diakses tgl 20-01-2014,
pukul 22:32)
http://dinawan24geo.wordpress.com/2013/08/19/37/(Diakses tgl 20-01-2014, pukul 23:06)
http://dyazo.blogspot.com/2012/04/cekungan-sumatera-tengah.html(Diakses tgl 20-01-2014, pukul
22:20)
http://erinutami.blogspot.com/2012/04/cekungan-sumatera-tengah.html (Diakses tgl 20-01-2014,
pukul 22:45)
http://chaniago021090.blogspot.com/2013/06/bab-i-pendahuluan-a.htmlhttp://chaniago021090.blogspot.com/2013/06/bab-i-pendahuluan-a.htmlhttp://dinawan24geo.wordpress.com/2013/08/19/37/http://dinawan24geo.wordpress.com/2013/08/19/37/http://dyazo.blogspot.com/2012/04/cekungan-sumatera-tengah.htmlhttp://dyazo.blogspot.com/2012/04/cekungan-sumatera-tengah.htmlhttp://erinutami.blogspot.com/2012/04/cekungan-sumatera-tengah.htmlhttp://erinutami.blogspot.com/2012/04/cekungan-sumatera-tengah.htmlhttp://erinutami.blogspot.com/2012/04/cekungan-sumatera-tengah.htmlhttp://dyazo.blogspot.com/2012/04/cekungan-sumatera-tengah.htmlhttp://dinawan24geo.wordpress.com/2013/08/19/37/http://chaniago021090.blogspot.com/2013/06/bab-i-pendahuluan-a.html
top related