chemistry education review, pendidikan kimia pps unm, …
Post on 07-Nov-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2017, Vol.1, No.1 (1-14)
1
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS LINGKUNGAN
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
PEMISAHAN CAMPURAN DAN ANALISIS DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN
BANTAENG
Akhmad1, Muhammad Danial2, Muris3 1 Guru SMK Negeri 3 Bantaeng 2,3 Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
Email: akhmad@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development) yang meliputi
pengembangan perangkat pembelajaran yang dikhususkan pada pengembangan lembar kerja
peserta didik (LKPD) untuk materi pemisahan dan analisis pada Peserta didik kelas XII SMK
Negeri 3 Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Model Thiagarajan yang terdiri atas 4 tahap yaitu define, design, develop
dan disseminate atau diadaptasikan menjadi Model 4-D yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan dan penyebaran. LKPD berbasis lingkungan yang dikembangkan, telah
divalidasi oleh pakar dan praktisi serta telah mengalami revisi kecil sehingga didapatkan hasil
yang layak digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran
kooperatif tipe STAD bersifat valid, praktis dan efektif. Lembar kerja peserta didik (LKPD)
yang digunakan telah memenuhi kriteria kevalidan yaitu kategori “sangat valid”. Perangkat
pembelajaran lain yang divalidasi sebagai data pendukung meliputi buku peserta didik (BPD),
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berada pada kategori “Valid”. LKPD yang
digunakan dinyatakan praktis karena keterlaksanaan LKPD berada pada kategori terlaksana
seluruhnya dan respon guru memberikan respon positif. LKPD dikatakan efektif karena telah
memenuhi kriteria keefektifan, dengan hasil : (1) Guru mampu mengelola proses
pembelajaran dengan kategori sangat tinggi; (2) Peserta didik menjadi lebih aktif dalam
proses pembelajaran, yang terlihat bahwa semua kategori pada aktivitas peserta didik
terpenuhi; (3) Aktivitas guru pada semua kategori terpenuhi; (4) Tes hasil belajar seluruh
peserta didik memiliki rata-rata 81.47 dari skor 100 dengan peserta didik yang tuntas belajar
22 orang atau 88%; (5) Pada umumnya peserta didik termotivasi setelah mengikuti
pembelajaran dalam kategori baik; (6) Peserta didik memberikan respon positif terhadap
LKPD yang digunakan.
Kata kunci: LKPD Berbasis Lingkungan, Motivasi dan Hasil Belajar.
ABSTRACT
This research is the development of (research and development), which includes the
development of learning tools that is devoted to the development of learners' worksheets
(LKPD) for material separation and analysis on Learners class XII SMK Negeri 3 Bantaeng
Bantaeng. Development procedures used in this study is a model Thiagarajan consisting of
four stages: define, design, develop and disseminate or adapted into a 4-D model is the
definition, design, development and deployment. LKPD based environments are developed,
validated by experts and practitioners and has undergone minor revisions to obtain decent
results used. The results showed that the device STAD cooperative learning are valid,
practical and effective. Worksheet learners (LKPD) used met the criteria of validity, namely
the category of "very valid". Additional learning tools are validated as supporting data,
including books learners (BPD), and the lesson plan (RPP) is in the category "Valid". LKPD
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2017, Vol.1, No.1 (1-14)
2
used otherwise practical for LKPD implemented entirely in the category and the response of
teachers gave a positive response. LKPD said to be effective because it has met the criteria of
effectiveness, with the results: (1) The teacher is able to manage the learning process with a
very high category; (2) The students become more active in the learning process, it seemed
that all the categories on the activity of learners are met; (3) Activities teachers in all
categories are met; (4) The test results of all students study had an average score of 81.47 out
of 100 with learners who pass the study 22 people or 88%; (5) In general, learners are
motivated after attending a lesson in both categories; (6) The students responded positively to
LKPD used.
Keywords: Based LKPD Environment, Motivation and Learning Outcomes.
PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran kimia sangat
memerlukan kegiatan penunjang berupa
praktikum maupun eksperimen di
laboratorium. Hal ini dikarenakan metode
praktikum adalah salah satu bentuk
pendekatan keterampilan proses. Bagi
peserta didik diadakannya praktikum selain
dapat melatih bagaimana penggunaan alat
dan bahan yang tepat, juga membantu
pemahaman mereka terhadap materi kimia
yang diajarkan di kelas. Selain itu, bagi
peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu
tinggi, maka melalui praktikum mereka
dapat memperoleh jawaban dari rasa ingin
tahunya secara nyata.
Namun demikian tidak semua sekolah
memiliki laboratorium yang memadai,
sehingga tidak semua konsep kimia yang
diajarkan diikuti praktikum di laboratorium.
Untuk melaksanakan praktikum yang
berkaitan dengan materi pokok yang
diajarkan di kelas diperlukan seperangkat
alat dan bahan yang kadang-kadang sulit
dipenuhi oleh sekolah. Ketiadaan alat dan
bahan kimia sering menjadi kendala tidak
dilakukannya praktikum, meskipun guru
pengampu memiliki petunjuk praktikumnya.
Oleh karena itu sangat diperlukan kreativitas
guru kimia dalam mencari alternatif bahan
dan alat lain yang dapat digunakan agar
praktikum tetap dapat dilaksanakan. Dengan
demikian pelaksanaan praktikum tidak
bergantung pada fasilitas laboratorium yang
ada di sekolah, tetapi cukup menggunakan
bahan dan alat yang dengan mudah dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari.
Bahan ajar dan laboratorium
merupakan sarana penunjang keberhasilan
proses belajar mengajar. Bahan ajar yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran
terdapat berbagai macam. LKPD (Lembar
Kerja Peserta didik) merupakan salah satu
jenis bahan ajar cetak yang sering digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran.
LKPD tersebut biasanya bukan merupakan
buatan guru sendiri, melainkan
menggunakan LKPD yang beredar di
pasaran. LKPD tersebut terdapat diantaranya
tidak sesuai dengan kurikulum yang sedang
digunakan.
Data yang diperoleh dari observasi
lapangan, diketahui bahwa LKPD yang
digunakan oleh guru bukan merupakan
LKPD yang disusun sendiri melainkan
LKPD yang dikumpulkan dari sejumlah
buku bahan ajar yang tersedia di sekolah.
Beberapa LKPD yang digunakan, diketahui
isinya tidak sesuai silabus, SK-KD yang
digunakan dengan kurikulum yang berlaku
saat ini. Ketidaksesuaian juga terjadi pada
struktur penulisan, materi yang disajikan
terlalu berbelit-belit sehingga melenceng
dengan pencapaian kompetensi belajar
peserta didik, alat dan bahan yang
digunakan lebih banyak tidak sesuai dengan
kondisi yang ada di sekolah. Seorang guru
harus memperhatikan hal tersebut sebelum
memutuskan untuk menggunakan LKPD itu.
Penggunaan LKPD seperti ini hanya
membuat peserta didik tidak mandiri dalam
belajar dan peserta didik cenderung menjadi
malas untuk belajar dari sumber buku yang
lain, sebab dalam setiap proses
Akhmad, Pengembangan Lembar Kerja Berbasis ….
3
pembelajaran, guru hanya bergantung pada
LKPD.
Peserta didik diberikan LKPD pada
proses pembelajaran sering tidak diikuti
dengan penjelasan materi yang ada dalam
LKPD dan juga tugas serta latihan yang
dikerjakan oleh peserta didik dilakukan
tanpa bimbingan dari guru, sebab guru lebih
sering tidak berada di kelas mendampingi
peserta didik saat mengerjakan LKPD.
Banyak peserta didik yang tidak mau
mengerjakan secara mandiri dan lebih
cenderung melihat pekerjaan temannya.
Peserta didik tidak mengerti terhadap materi
yang diajarkan dan hasil belajarnya menjadi
kurang maksimal merupakan dampak dari
hal tersebut. LKPD yang ada, hanya
digunakan sebagai syarat untuk melengkapi
nilai, dan tidak ada tindak lanjut dalam
pengerjaan LKPD atau pembahasan dari
guru terhadap tugas dan latihan-latihan yang
ada dalam LKPD.
Lembar kerja peserta didik yang
beredar juga kurang memberikan
pengalaman pada peserta didik khususnya
pada mata pelajaran kimia di SMK. Oleh
sebab itu dikembangkan suatu LKPD yang
bertujuan agar peserta didik dapat lebih
mudah memahami konsep pemisahan dan
analisis melalui LKPD hasil pengembangan.
Penanaman konsep secara mantap
diperlukan pembelajaran yang menekankan
pada pemberian pengalaman langsung yaitu
dengan metode pengamatan langsung atau
praktikum. Oleh sebab itu akan
dikembangkan LKPD berpendekatan
lingkungan. LKPD berpendekatan
lingkungan ini merupakan LKPD yang
dikembangkan untuk memberikan
pemahaman konsep kimia dengan cara
melakukan pengamatan dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar.
Lembar kerja peserta didik berbasis
lingkungan yang memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar ini, harapannya dapat
meningkatkan pemahaman konsep peserta
didik terhadap materi pemisahan dan
analisis. Peserta didik akan belajar lebih
mandiri ketika mengerjakan soal-soal yang
terdapat dalam LKPD, hal ini akan
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik. Dalam penelitian ini, LKPD Berbasis
Lingkungan akan diterapkan di SMK Negeri
3 Bantaeng. Berdasarkan kenyataan di
lapangan, sebagian besar guru kimia relatif
hanya sedikit melakukan kegiatan
praktikum, yaitu hanya bergantung pada alat
dan bahan yang tersedia. Padahal praktikum
merupakan kegiatan wajib yang harusnya
menyertai setiap pembelajaran materi di
kelas. Berkaitan dengan hal itu, maka
penting bagi guru kimia untuk dibekali
pengetahuan mengenai bagaimana cara
mengembangkan lembar kerja peserta didik
(LKPD) yang berbasis lingkungan, sehingga
kendala fasilitas laboratorium yang tidak
memadai dapat diatasi dengan baik. Pada
kesempatan ini akan disajikan beberapa
contoh praktikum kimia sederhana dengan
menggunakan alat dan bahan yang ada di
lingkungan sekitar.
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
Bagaimana proses pengembangan lembar
kerja peserta didik berbasis lingkungan pada
materi pokok pemisahan dan analisis untuk
kelas XII SMK ? (2) Seberapa besar tingkat
kevalidan, kepraktisan dan keefektifan
lembar kerja peserta didik untuk
meningkatan motivasi dan hasil belajar
kimia pada materi pokok pemisahan dan
analisis untuk kelas XII SMK ?
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1)
Untuk memperoleh lembar kerja peserta
didik berbasis lingkungan pada materi pokok
pemisahan dan analisis untuk kelas XII
SMK yang valid, praktis dan efektif. (2)
Untuk mengetahui tingkat kevalidan,
kepraktisan dan keefektifan lembar kerja
peserta didik dalam meningkatan motivasi
dan hasil belajar kimia pada materi
pemisahan dan analisis untuk kelas XII
SMK.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini digolongkan ke
dalam penelitian pengembangan (research
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2017, Vol.1, No.1 (1-14)
4
and development) yang meliputi
pengembangan perangkat pembelajaran
yang dikhususkan pada pengembangan
lembar kerja peserta didik (LKPD) yang
diterapkan dalam model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division).
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Negeri 3 Bantaeng dan subjek penelitiannya
adalah peserta didik kelas XII dipilih kelas
XII Keperawatan A dari 10 kelas XII paralel
yang ada dengan jumlah peserta didik 25
orang terdiri dari 2 laki-laki dan 23
perempuan pada semester genap tahun
pelajaran 2015/2016. Penentuan subjek
penelitian ini dilakukan secara random
sampling.
Model pengembangan perangkat
pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini merujuk pada model
pengembangan Thiagarajan, Semmel &
Semmel (1974) dalam Trianto (2010: 189)
adalah model 4-D. Model ini terdiri dari
empat tahap pengembangan, yaitu define,
design, develop, dan disseminate atau
diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu
pendefenisian, perancangan, pengembangan,
dan penyebaran.
Instrumen penelitian yang digunakan
adalah lembar validasi perangkat
pembelajaran, lembar observasi
keterlaksanaan LKPD, lembar observasi
kemampuan guru mengelola pembelajaran,
lembar observasi aktivitas peserta didik,
lembar observasi aktivitas guru, angket
respon peserta didik, angket respon guru, tes
hasil belajar, tes motivasi belajar kimia,
Teknik analisis data pada
pengembangan perangkat pembelajaran ini,
digunakan teknik analisis statistik deskriptif.
Data yang dianalisis adalah: Analisis data
kevalidan LKPD, analisis data kepraktisan
LKPD, analisis data keefektifan LKPD.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Deskripsi hasil Tahap Pengembangan
(Develop)
1. Analisis Hasil Validasi Ahli Terhadap
Perangkat Pembelajaran dan Instrumen
Penelitian
a) Hasil Validasi Ahli Terhadap Perangkat
Pembelajaran
Adapun perangkat pembelajaran yang
telah divalidasi dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Dalam menyusun Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dalam memvalidasi
perangkat yaitu: aktivitas, materi yang
disajikan, bahasa, dan waktu LKPD. Hasil
validasi dari ahli dapat dirangkum pada pada
Tabel 1.
Tabel 1 Rangkuman Hasil Validasi LKPD
No Aspek penilaian x Ket
1
2
3
4
Aktivitas
Materi yang
disajikan
Bahasa
Waktu
3,60
3,71
3,36
3,50
Sangat
Valid
Sangat
Valid
Valid
Sangat
Valid
Rata-rata total 3,54 Sangat
Valid
Percentage of
Agreement
1,00 Reliabel
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kevalidan berada pada
kategori valid yaitu berada pada (3,5 ≤ x <
4,0) dan berdasarkan perhitungan
didapatkan koefisien reliabilitas 100% atau
1,00. Penilaian secara umum oleh para ahli
untuk LKPD adalah baik dan dapat
digunakan dengan sedikit revisi.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam
memvalidasi RPP adalah kesesuaian tujuan,
materi yang disajikan, bahasa, sarana dan
alat bantu pembelajaran, metode dan
kegiatan pembelajaran, serta alokasi waktu
yang digunakan. Hasil validasi dari ahli
dapat dirangkum pada Tabel 2.
Akhmad, Pengembangan Lembar Kerja Berbasis ….
5
Tabel 2 Rangkuman hasil validasi RPP
No Aspek penilaian
Ket
1 Kesesuain tujuan 3,00 Valid
2 Materi yang disajikan 3,38 Valid
3 Bahasa 3,25 Valid
4 Sarana dan alat bantu
pembelajaran 4,00
Sangat
Valid
5 Metode dan Kegiatan
pembelajaran 3,58
Sangat
Valid
6 Alokasi Waktu 4,00 Sangat
Valid
Rata-rata penilaian total 3,44 Valid
Percentage of Agreemant 1,00 Reliabel
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kevalidan berada pada
kategori sangat, yaitu berada pada (2,5 ≤ x
< 3,5) dan berdasarkan perhitungan
didapatkan koefisien reliabilitas 100% atau
1,00. Penilaian secara umum oleh para ahli
untuk RPP adalah baik dan dapat digunakan
dengan sedikit revisi.
3) Buku Peserta didik
Dalam penyusunan buku peserta didik,
beberapa aspek yang perlu diperhatikan
dalam memvalidasi perangkat, yaitu:
Penjabaran konsep, konstruksi buku peserta
didik, karakteristik subkonsep, dan manfaat
buku peserta didik. Hasil validasi dari ahli
dapat dirangkum pada pada Tabel 3
Tabel 3 Rangkuman Hasil Validasi Buku
Peserta Didik
No Aspek penilaian x Ket
1
2
3
4
Penjabaran
Konsep
Konstruksi
Karakteristik
Subkonsep
Manfaat buku
peserta didik
3,33
3,44
3,50
3,50
Valid
Valid
Sangat
Valid
Sangat
Valid
Rata-rata total 3,44 Valid
Percentage of agreement 1,00 Reliabel
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kevalidan berada pada
kategori valid, yaitu berada pada (2,5 ≤ x <
3,50) dan berdasarkan perhitungan
didapatkan koefisien reliabilitas 100% atau 1,00. Penilaian secara umum oleh para ahli
untuk buku peserta didik adalah baik dan
dapat digunakan dengan sedikit revisi.
Adapun hasil validasi perangkat
pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 1
1) Hasil Validasi Ahli untuk Instrumen
Penelitian
Rangkuman hasil validasi lembar
instrumen ini dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Validasi
terhadap Instrumen Penelitian
No Instrumen
Penelitian x Keterangan R
1.
Lembar
pengamatan
keterlaksanaa
n perangkat
pembelajaran
3,72 Sangat
Valid 1,00
2.
Lembar
respon guru
terhadap
pembelajaran
3,56 Sangat
Valid 1,00
3.
Lembar
pengamatan
kemampuan
guru
mengelola
pembelajaran
3,57 Sangat
Valid 1,00
4.
Lembar
pengamatan
aktivitas
peserta didik
3,56 Sangat
Valid 1,00
3.35
3.40
3.45
3.50
3.55
LKPD RPP BukuPeserta
Didik
3.54
3.44 3.44
Nila
i V
alid
asi
Perangkat Pembelajaran
x
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2017, Vol.1, No.1 (1-14)
6
5.
Lembar
respon
peserta didik
terhadap
pembelajaran
3,67 Sangat
Valid 1,00
6.
Lembar tes
hasi belajar
peserta didik
3,65 Sangat
Valid 1,00
7.
Lembar
angket
motivasi
belajar
peserta didik
3,69 Sangat
Valid 1,00
Dari Tabel 4 menunjukan bahwa
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kevalidan berada pada kategori sangat valid
yaitu berada pada (3,5 ≤ x < 4,0) dan
berdasarkan perhitungan didapatkan
koefisien reliabilitas 100% atau 1,00. Hasil
analisis validasi terhadap instrumen
penelitian dapat diperlihatkan dalam bentuk
diagram dibawah ini.
Gambar 2 Diagram batang hasil validasi
insrumen penelitian
2. Analisis Hasil Pengamatan Uji Coba
lapangan
Ujicoba dilaksanakan selama 2 kali
pertemuan di mulai tanggal 4 April 2016
sampai dengan 28 Mei 2016.
a. Analisis Data Kepraktisan
1. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan
Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data
observasi pengamat tentang keterlaksanaan
perangkat pembelajaran dari 2 kali
pertemuan dapat dirangkum seperti pada
Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan
Perangkat Pembelajaran
No
Aspek
Yang
Diamati
Rata-
rata R (%) Keterangan
1 Sintaks 3.92 1,00 Terlaksana
Seluruhnya
2 Interaksi
sosial 3.70 1,00
Terlaksana
Seluruhnya
3 Prinsip
reaksi 3.59 1,00
Terlaksana
Seluruhnya
4 Sistem
pendukung 3.80 1,00
Terlaksana
Seluruhnya
Rata-rata
Total (x) 3.75 1,00
Terlaksana
Seluruhnya
Hasil analisis data observasi pengamat
tentang keterlaksanaan perangkat
pembelajaran dari hasil uji coba dapat
dirangkum seperti pada gambar 3.
Gambar 3. Diagram pengamatan
keterlaksanaan perangkat pembelajaran
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
keterlaksanaan perangkat pembelajaran
adalah berada pada nilai rata-rata X = 3.78,
yang berarti aspek dan kriteria yang diamati
pada keterlaksanaan pembelajaran pada
umumnya terlaksana seluruhnya ( 3.5≤ M
≥4.0).
2. Deskripsi Hasil Analisis Respon Guru
terhadap Pembelajaran Berbasis
lingkungan
3.45
3.5
3.55
3.6
3.65
3.7
3.75 3.72
3.56 3.57 3.56
3.673.65
3.69
Nila
i V
alid
asi
Instrumen Penelitian
3.40
3.50
3.60
3.70
3.80
3.90
4.00
Sintaks InteraksiSosial
Prinsiprekasi
Sistempendukung
3.92
3.70
3.59
3.80
Nila
i Rat
a-r
ata
Aspek Yang Diamati
Akhmad, Pengembangan Lembar Kerja Berbasis ….
7
Tujuan utama analisis data respons
guru terhadap proses pembelajaran adalah
untuk melihat bagaimana respon guru
terhadap proses pembelajaran berbasis
lingkungan. Hasil analisis tersebut
ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Respon Guru terhadap
Pembelajaran berbasis lingkungan
No Aspek
Rata-
rata
Persen
tase
Ketera
ngan
1
Penilaian terhadap
perangkat
pembelajaran dan
instrumen penilaian
hasil belajar
90.63 Sangat
Positif
2
Dukungan
perangkat
pembelajaran pada
pelaksanaan tugas
mengajar di kelas
95.31 Sangat
Positif
3
Pertanyaan/Pernyat
aan proses
pembelajaran
94.20 Sangat
Positif
Hasil analisis diatas dapat ditunjukkan pada
diagram dibawah ini.
Gambar 4. Diagram persentase respon Guru
Terhadap Pembelajaran
Pada Gambar 4 terlihat bahwa diagram
persentase rata-rata respon guru terhadap
pembelajaran yang menggunakan perangkat
pembelajaran berbasis lingkungan secara
keseluruhan berada dalam kategori sangat
baik atau sangat positif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan
perangkat pembelajaran berbasis lingkungan
dan respon guru yang telah diujicoba
memenuhi kriteria praktis.
b. Analisis Keefektifan
Deskripsi hasil pengamatan dan
analisis terhadap kriteria keefektipan sebagai
berikut :
1. Deskprisi Hasil Pengamatan
Kemampuan Guru Mengelola
Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis data
observasi pengamat tentang pengelolaan
pembelajaran selama 2 kali pertemuan dapat
dirangkum seperti pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil Pengamatan Kemampuan
Guru Mengelola Pembelajaran
No Aspek yang diamati rata-
rata
Keteranga
n
1 Pendahuluan 3.83 Tinggi
2 Kegiatan inti 3.75 Tinggi
3 Penutup 3.75 Tinggi
4 Waktu 4.00 Sangat
Tinggi
5 Pengamatan Suasana
kelas 4.38
Sangat
Tinggi
Rata-rata Total (x) 3.94 Tinggi
Hasil analisis data observasi
kemampuan guru mengelola pembelajaran
dapat dirangkum seperti pada gambar 5.
Gambar 5. Diagram kemampuan guru
mengelola pembelajaran
2. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas
Peserta didik
888990919293949596
90.63
95.3194.2
Nila
i Rat
a-r
ata
(%)
Aspek Yang Diamati3.40
3.60
3.80
4.00
4.20
4.40
3.833.75 3.75
4.00
4.38
Ra
ta-r
ata
Nila
i
Aspek Yang Diamati
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2017, Vol.1, No.1 (1-14)
8
Adapun persentase rata-rata aktivitas
peserta didik selama proses pembelajaran 2
kali pertemuan ditunjukan pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil Pengamatan Aktifitas Peserta
didik
No Aktifitas
Peserta didik
Nilai Pertemuan
(%) Kategori
I II Rata2
1
Aktif dalam
memperhatik
an penjelasan
guru.
80 90 85 Sangat
Baik
2
Aktif bekerja
sama dalam
kelompok.
88 94 91 Sangat
Baik
3
Aktif diskusi
kelompok/ke
las.
70 80 75 Baik
4
Aktif
mengajukan
pertanyaan
kepada
teman/guru.
62 90 76 Baik
5
Menjawab/m
enanggapi
pertanyaan
teman/guru.
70 92 81 Sangat
Baik
6
Aktif
memberi
penjelasan
pada teman
yang
membutuhka
n.
68 88 78 Baik
7
Meminta
bimbingan
kepada guru
jika
mengalami
kesulitan di
dalam
kelompok.
74 80 77 Baik
8
Membuat
rangkuman
atau
kesimpulan.
74 88 81 Sangat
Baik
9
Melakukan
kegiatan lain
di luar tugas
belajar
30 16 23 Baik
Hasil Rekapitulasi Aktivitas Peserta
Didik seperti pada Gambar 6
Gambar 6 Diagram hasil Analisis Aktivitas
Peserta Didik
Pada diagram batang menunjukkan
bahwa rata-rata persentase yang didapatkan
dari setiap aspek yang diamati berada pada
kategori baik dan sangat baik.
Secara umum dapat dikemukakan
bahwa semua aspek yang diamati memiliki
frekuensi dan persentase yang tinggi, ini
berarti aktifitas peserta didik sesuai yang
diharapkan karena berada pada baik dan
kategori sangat baik, karena persentase yang
didapatkan dari pertemuan pertama sampai
pertemuan kedua rata-rata persentasenya
mencapai 80,50 % kategori baik.
3. Deskripsi Hasil Analisis Respon
Peserta didik terhadap Pembelajaran
Berbasis lingkungan
Tujuan utama analisis data respons
peserta didik terhadap proses pembelajaran
adalah untuk melihat bagaimana respon
peserta didik terhadap proses pembelajaran
berbasis lingkungan. Hasil analisis tersebut
ditunjukkan pada Tabel 9.
Tabel 9 Hasil Respon peserta didik terhadap
Pembelajaran berbasis lingkungan
No Aspek yang diamati
Rata-
rata
Persen
tase
Ketera
ngan
1 Perangkat pembelajaran
dan Proses Pembelajaran 91.88
Sangat
Positif
2 Buku Peserta didik 90.97 Sangat
Positif
3 LKPD 93.49 Sangat
Positif
Rata-rata total % 92.11 SP
0102030405060708090
10080
88
7062
70 6874 74
30
90 94
8090 92 88
8088
16
Per
sen
tase
Pes
ert
a D
idik
(%
)
Aktivitas Yang Diamati
Prt. 1
Prt. 2
Akhmad, Pengembangan Lembar Kerja Berbasis ….
9
Hasil analisis di atas dapat ditunjukkan
pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram persentase respon
Peserta didik Terhadap Pembelajaran
Pada Gambar 4.7 terlihat bahwa
diagram persentase rata-rata respon peserta
didik terhadap pembelajaran yang
menggunakan perangkat pembelajaran
berbasis lingkungan secara keseluruhan
berada dalam kategori sangat baik atau
sangat positif.
4. Deskripsi Hasil Analisis Tes Hasil
Belajar
Tes hasil belajar yang digunakan pada
penelitian ini ialah tes pilihan ganda
sebanyak 30 nomor. Analisis tes digunakan
untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil
belajar. Rekapitulasi skor yang didapatkan
peserta didik dapat dirangkum pada Tabel
10.
Tabel 10. Rekapitulasi Skor Tes Hasil
Belajar Peserta Didik
Variabel Nilai
Statistic
Subjek Penelitian 25
Skor Ideal 100
Rata-rata Nilai 81.47
Nilai Tertinggi 90.00
Nilai Terendah 63.33
Rentang Nilai 26.67
Jumlah Peserta didik Yang Tuntas 22
Jumlah Peserta didik Yang Tidak
Tuntas 3
Ketuntasan Klasikal (%) 88.00
Jika skor hasil belajar dikelompokkan
dalam lima kategori ketuntasan, maka
diperoleh tabel distribusi frekuensi seperti
pada tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi dan
Persentase skor hasil belajar
No Nilai Kategori Frekuensi Perse
ntase
1 85 – 100 Sangat
Tinggi 7 28.00
2 65 – 84 Tinggi 17 68.00
3 55 – 64 Sedang 1 4.00
4 35 – 54 Rendah 0 0.00
5 0 – 34 Sangat
Rendah 0 0.00
Hasil distribusi frekuensi dan
persentase skor hasil belajar dapat
digambarkan pada diagram berikut ini.
Gambar 8. Diagram Hasil analisis Skor Tes
Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan diagram di atas
menunjukkan bahwa persentase rata-rata
pencapaian hasil belajar peserta didik berada
pada kategori tinggi.
5. Deskripsi Hasil Analisis Motivasi
Belajar Kimia
Untuk mengetahui motivasi belajar
kimia yang digunakan pada penelitian ini
ialah angket motivasi belajar sebanyak 30
nomor. Analisis motivasi belajar digunakan
untuk mengetahui tanggapan peserta didik
terhadap mata pelajaran kimia setelah
mengikuti proses belajar berbasis
lingkungan. Rekapitulasi skor rata yang
didapatkan peserta didik tiap aspek dapat
dirangkum pada Tabel 12.
89.0090.0091.0092.0093.0094.00 91.88
90.97
93.49
Rat
a-r
ata
Nila
i
Respon Peserta Didik
0
5
10
15
20
SangatTinggi
Tinggi Sedang Rendah SangatRendah
7
17
1 0 0
Jum
lah
Pes
erta
Did
ik
Kategori Ketuntasan
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2017, Vol.1, No.1 (1-14)
10
Tabel 12. Rekapitulasi nilai rata skor
motivasi belajar peserta didik
No. Aspek yang diamati Rata-rata (%)
1 Kesiapan memulai
pelajaran 77.33
2 Keyakinan menguasai
materi 78.40
3 Kemauan belajar mandiri 64.80
4 Kemauan bertanya materi
pelajaran 69.20
5 Tangapan terhadap guru 85.60
6 Disiplin mengerjakan
tugas 73.87
7 Tanggapan terhadap
pelajaran lain 98.40
8 Pengulangan materi yang
diajarkan 79.20
9 Disiplin dalam belajar
kimia 75.20
Nilai rata-rata 78.00
Hasil rekapitulasi motivasi belajar
dapat digambarkan pada diagram berikut ini.
Gambar 9 Diagram hasil analisis motivasi
belajar peserta didik
Berdasarkan diagram di atas
menunjukkan bahwa persentase rata-rata
pencapaian hasil belajar peserta didik berada
pada kategori sangat baik.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Nilai Kevalidan Perangkat
Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengembangan dan
penelitian yang telah dilakukan, maka
diperoleh kevalidan perangkat pembelajaran
yang dimaksud adalah RPP, BPD, LKPD
dan THB.
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Hasil analisis kevalidan lembar kerja
peserta didik (LKPD) pada tabel 3, dapat
dijelaskan bahwa nilai rata-rata kevalidan
untuk aspek bahasa (V = 3,36) termasuk
dalam kategori “Valid” (2,50 ≤ V < 3,50),
sedangkan aspek aktivitas V = 3,60), aspek
materi yang disajikan (V = 3,71) dan aspek
waktu (V = 3,50) termasuk dalam kategori
“Sangat Valid” (3,50 ≤ V ≤ 4,00). Nilai rata-
rata total kevalidan LKPD yang diperoleh
adalah 3,54 termasuk dalam kategori
“Sangat Valid” (3,50 ≤ V ≤ 4,00), jadi
ditinjau dari keseluruhan aspek penilaian,
LKPD ini dinyatakan memenuhi kriteria
kevalidan dan dinyatakan reliabel.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Hasil penelitian terhadap
pengembangan RPP pada tabel 1 dapat
dijelaskan bahwa nilai rata-rata kevalidan
untuk aspek kesesuain tujuan (V = 3,00),
aspek materi yang disajikan (V = 3,38), dan
aspek bahasa (V = 3,25) termasuk dalam
kategori “Valid” (2,50 ≤ V < 3,50),
sedangkan nilai rata-rata kevalidan untuk
aspek sarana dan alat bantu pembelajaran (V
= 4,00), aspek metode dan kegiatan
pembelajaran (V = 3,58), dan aspek alokasi
waktu (V = 4,00) termasuk dalam kategori
“Sangat Valid” (3,50 ≤ V ≤ 4,00). Nilai rata-
rata total kevalidan RPP yang diperoleh
adalah 3,44 termasuk dalam kategori
“Valid” (2,50 ≤ V < 3,50), jadi ditinjau dari
keseluruhan aspek penilaian, RPP ini
dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan dan
dinyatakan reliabel.
3. Buku Peserta Didik (BPD)
Hasil analisis kevalidan buku peserta
didik (BPD) pada tabel 2, dapat dijelaskan
bahwa nilai rata-rata kevalidan untuk aspek
penjabaran konsep (V = 3,33) dan aspek
konstruksi (V = 3,44) termasuk dalam
kategori “Valid” (2,50 ≤ V < 3,50),
sedangkan aspek karakteristik subkonsep (V
= 3,50) dan aspek manfaat buku peserta
didik (V = 3,50) termasuk dalam kategori
0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00
100.0077.3378.40
64.8069.20
85.6073.87
98.40
79.2075.20
Nila
i Rat
a-r
ata
Aspek
Akhmad, Pengembangan Lembar Kerja Berbasis ….
11
“Sangat Valid” (3,50 ≤ V ≤ 4,00). Nilai rata-
rata total kevalidan BPD yang diperoleh
adalah 3,44 termasuk dalam kategori
“Valid” (2,50 ≤ V < 3,50), jadi ditinjau dari
keseluruhan aspek penilaian, BPD ini
dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan dan
dinyatakan reliabel.
b. Nilai Kepraktisan Perangkat
Pembelajaran
Data hasil penerapan perangkat
pembelajaran diperoleh dari hasil
pengamatan oleh dua orang pengamat yang
telah ditunjuk untuk menilai sejauhmana
perangkat-perangkat tersebut dapat
dilaksanakan dan respon guru terhadap
penggunaan LKP dalam pembelajaran.
1. Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran
Dari hasil pengamatan observer
keterlaksanaan perangkat pembelajaran
berada dalam kategori terlaksana seluruhnya
dengan tingkat reliabilitas tinggi. Hal ini
berarti bahwa perangkat yang telah
dikembangkan dapat digunakan dalam
pembelajaran berorientasi metode
pembelajaran berbasis lingkungan
khususnya pada materi pemisahan campuran
dan analisis. Tingkat keterlaksanaan
perangkat tersebut menjadi dasar bahwa
perangkat yang dikembangkan mampu
dilaksanakan oleh guru dengan baik.
2. Respon Guru
Respon yang diberikan oleh guru
terhadap perangkat pembelajaran dalam hal
imi RPP, BPD dan LKPD pada umumnya
sangat positif. Keberadaan perangkat-
perangkat pembelajaran tersebut dirasakan
sangat membantu dalam proses
pembelajaran, khususnya pembelajaran pada
materi pemisahan dan analisis. Selain
pembelajaran yang terstruktur, proses
pembelajaran yang dilakukan melalui
perangkat pembelajaran tersebut dinilai
dapat lebih terarah dan waktu yang dapat
kendalikan.
Secara umum gambaran respon guru
dalam pembelajaran berbasis lingkungan
adalah berada dalam kategori sangat baik
atau sangat positif. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran berbasis lingkungan
model kooperatif tipe STAD beserta
perangkatnya direspon sangat baik dan
diterima oleh pengamat (guru).
c. Nilai Keefektifan Perangkat
Pembelajaran
Perangkat pembelajaran dikatakan
efektif apabila memenuhi 3 dari 4 kriteria
keefektifan dengan syarat kriteria 1 harus
dipenuhi. Kriteria-kriteria tersebut, yaitu: (1)
ketercapaian hasil belajar yaitu 80% peserta
didik mencapai penguasaan bahan ajar
minimal 75 (mencapai KKM 75), (2)
aktivitas peserta didik dan guru selama
kegiatan belajar memenuhi kriteria toleransi
waktu yang telah ditetapkan, (3) lebih dari
50% peserta didik memberikan respon
positif terhadap penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan (4)
kemampuan guru mengelola pembelajaran
dengan menggunakan perangkat
pembelajaran kooperatif tipe STAD berada
dalam kategori minimal tinggi (3 ≤ KG < 4).
1. Kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran
Kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran dikatakan memadai jika guru
dalam mengelola pembelajaran berada
minimal dalam kategori “tinggi”.
Berdasarkan hasil analisis kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran yang
ditunjukkan pada tabel 7 dapat dijelaskan
bahwa nilai rata-rata untuk kegiatan
pendahuluan adalah 𝐾𝐺̅̅ ̅̅ = 3,83, kegiatan inti
adalah 𝐾𝐺̅̅ ̅̅ = 3,75, dan penutup adalah 𝐾𝐺̅̅ ̅̅ =
3,75 termasuk dalam kategori tinggi (3 ≤
KG < 4). Sedangkan untuk kegiatan dalam
pengelolaan waktu adalah 𝐾𝐺̅̅ ̅̅ = 4,00, dan
kegiatan pengamatan suasana kelas adalah
𝐾𝐺̅̅ ̅̅ = 4,38 termasuk dalam kategori sangat
tinggi (4 ≤ KG ≤ 5). Nilai rata-rata total
pengelolaan pembelajaran diperoleh adalah
𝐾𝐺̅̅ ̅̅ = 3,94 nilai tersebut termasuk dalam
kategori tinggi (3 ≤ KG < 4). Jadi ditinjau
dari keseluruhan aspek, kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran kimia
berbasis lingkungan dengan model
kooperatif terlaksana dengan baik.
2. Aktivitas peserta didik
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2017, Vol.1, No.1 (1-14)
12
Selama berlangsungnya pembelajaran
berorientasi metode pembelajaran berbasis
lingkungan dengan materi pemisahan dan
analisis dilakukan pengamatan dan penilaian
terhadap aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Persentase rata-rata aktivitas peserta
didik dalam proses pembelajaran diperoleh
sebesar 80,5%, nilai tersebut termasuk
dalam kategori baik. Jadi ditinjau dari
keseluruhan aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran kimia berbasis lingkungan
dengan model kooperatif tipe STAD
terlaksana dengan baik.
3. Respon Peserta Didik
Secara umum gambaran respon
peserta didik dalam pembelajaran
berorientasi metode pembelajaran berbasis
lingkungan sebesar 92.11% berada dalam
kategori sangat baik atau sangat positif.
Artinya proses pembelajaran berorientasi
metode pembelajaran berbasis lingkungan
beserta perangkat yang digunakan dapat
diterima oleh peserta didik.
a) Respon peserta didik tentang RPP dan
proses pembelajaran
Sebagian besar peserta didik (91,88%)
sangat senang dengan perangkat
pembelajaran dan proses pembelajaran
kimia berbasis lingkungan pada materi
pemisahan campuran dan analisis karena
materi yang diberikan berkaitan dengan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik merasa bahwa materinya
mudah dipamahi. Beberapa peserta didik
juga mengatakan bahwa materi pelajaran
kimia kadang susah dan kadang mudah.
b) Respon peserta didik tentang buku
peserta didik (BPD)
Pada umumnya peserta didik (90.97%)
sangat senang dengan buku peserta didik
yang disusun, karena memberikan panduan
materi yang akan dipelajari dan konsep yang
hendak dipahami. Buku peserta didik yang
selama ini digunakan oleh peserta didik
sudah berbentuk instant tanpa
mempertibangkan tingkat keterbacaan dan
kemampuan peserta didik sehingga peserta
didik mengalami kesulitan dalam memahami
materi yang disajikan.
c) Respon peserta didik tentang lembar
kerja peserta didik (LKPD)
Secara umum peserta didik 93.49%
memberikan respon yang sangat positif
terhadap LKPD yang dikembangkan. LKPD
yang dikembangkan memungkinkan peserta
didik bertukar pikiran dengan peserta didik
lain ataupun dengan guru pembimbing,
sehinggga peserta didik menganggap LKPD
yang dikembangkan sangat membantu
dalam memahami konsep yang diajarkan.
Berbeda dengan LKPD yang selama ini
digunakan, cenderung mengarahkan peserta
didik untuk bekerja secara individu dan
bahkan hanya menjadi beban materi yang
harus dikuasai oleh peserta didik. Tidak ada
secara khusus dalam LKPD yang digunakan
selama ini memberikan proporsi waktu atau
petunjuk yang memadai bagi peserta didik
untuk bekerja secara berkelompok atau
berdiskusi dengan peserta didik lain atau
dengan gurunya. Hasil lain dari pelaksanaan
uji coba adalah sangat sedikit waktu yang
digunakan oleh peserta didik untuk
melakukan aktivitas yang tidak memiliki
relevansi dengan pelaksanaan pembelajaran
4. Tes Hasil Belajar
Berdasarkan data yang diperoleh dan
telah dianalisis dapat dilihat pada tabel 11
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta
didik kelas XII Keperawatan A SMK Negeri
3 Bantaeng terhadap pelajaran kimia pada
materi pemisahan campuran dan analisis
diperoleh rata-rata nilai peserta didik sebesar
81.47 dari nilai ideal 100. Nilai terendah
yang diperoleh peserta didik adalah 63.33
dan nilai tertinggi yang diperoleh peserta
didik adalah 90,00 dengan rentang nilai
26.67. Adapun sebaran hasil belajar peserta
didik yaitu 1 orang (4%) dalam kategori
sedang, 17 orang (68%) dalam kategori
tinggi, dan 7 orang (28%) dalam kategori
sangat tinggi.
Data tersebut di atas menunjukkan
bahwa peserta didik memperoleh
pemahaman yang baik terhadap materi yang
disajikan dengan menggunakan perangkat
pembelajaran berbasis lingkungan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Hal ini dapat dilihat bahwa banyaknya
Akhmad, Pengembangan Lembar Kerja Berbasis ….
13
peserta didik yang tuntas belajar yaitu
peserta didik yang memperoleh nilai diatas
nilai KKM (75) sebanyak 22 orang (88%)
dari 25 orang peserta didik. Sedangkan
peserta didik yang belum tuntas, yaitu
peserta didik yang memperoleh nilai 0 – 74
sebanyak 3 orang (12%) dari 25 orang
peserta didik. Perkembangan kemampuan
peserta didik mengalami peningkatan.
5. Motivasi Belajar
Berdasarkan data yang diperoleh dan
telah dianalisis dapat dilihat pada tabel 12
menunjukkan bahwa motivasi belajar
peserta didik kelas XII Keperawatan A SMK
Negeri 3 Bantaeng terhadap pelajaran kimia
diperoleh rata-rata nilai peserta didik sebesar
78,00% dalam kategori baik dari nilai ideal
100. Motivasi peserta didik pada aspek
kesiapan memulai pelajaran kimia sebesar
77.33% dalam kategori baik, aspek
keyakinan terhadap kemampuan menguasai
materi kimia sebesar 78.40 dalam kategori
baik, aspek kemauan belajar secara mandiri
sebesar 64.80% dalam kategori baik, aspek
kemauan untuk bertanya jika kurang
mengerti materi pelajaran sebesar 69.20%
dalam kategori baik, aspek terhadap guru
yang menyampaikan materi sebesar 85.60%
dalam kategori sangat baik, aspek disiplin
dalam mengerjakan tugas dari guru sebesar
73.87% dalam kategori baik, aspek
tanggapan terhadap mata pelajaran yang lain
sebesar 98.40% dalam kategori sangat baik,
aspek pengulangan lagi materi yang telah
diajarkan sebesar 79.20% dalam kategori
baik, aspek disiplin dalam belajar kimia
sebesar 75.20% dalam kategori baik.
Berdasarkan data tersebut di atas
menunjukkan bahwa peserta didik
mempunyai motivasi belajar yang baik
setelah mengikuti pembelajaran berbasis
lingkungan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Hal ini dapat dilihat
dari rekapitulasi motivasi belajar untuk tiap
peserta didik yaitu 5 orang (20%)
memupunyai motivasi belajar yang sangat
baik dan 20 orang (80%) mempunyai
motivasi belajar yang baik terhadap
pelajaran kimia. Motivasi belajar peserta
didik mengalami peningkatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
perangkat pembelajaran kimia berbasis
lingkungan khususnya LKPD pada materi
pemisahan campuran dan analisis dapat
dikatakan telah memenuhi kriteria kevalidan
berada pada kategori “Sangat Valid”.
Sedangkan kevalidan RPP dan BPD sebagai
data pendukung berada pada kategori
“Valid”.
Perangkat pembelajaran ini dapat
dikatakan praktis karena keterlaksanaan
perangkat pembelajaran berada pada
kategori terlaksana seluruhnya dan respon
guru terhadap pembelajaran berorientasi
metode pembelajaran berbasis lingkungan
berada pada kategori sangat positif.
Perangkat pembelajaran ini telah memenuhi
kriteria keefektifan dengan hasil: (1)
kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran berada pada kategori tinggi;
(2) peserta didik menjadi lebih aktif dalam
proses pembelajaran, hal ini terlihat aktivitas
peserta didik secara keseluruhan berada pada
kategori baik; (3) respon peserta didik
terhadap pembelajaran model kooperatif tipe
STAD yang berbasis lingkungan berada
pada kategori sangat positif; (4) hasil belajar
peserta didik memiliki rata-rata nilai sebesar
81.47 dari nilai ideal 100 dengan peserta
didik yang tuntas belajar sebanyak 22 orang
(88%) dari 25 orang peserta didik (5)
motivasi belajar peserta didik mengalami
peningkatan dengan 5 orang (20%) peserta
didik dalam kategori sangat baik dan 20
orang (80%) peserta didik dalam kategori
baik terhadap pelajaran kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. (2009). Media
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Press
BSNP. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No.
41 Tahun 2007 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta:BSNP.
Chemistry Education Review, Pendidikan Kimia PPs UNM, 2017, Vol.1, No.1 (1-14)
14
Erawati, E.D. 2009. Kimia SMK Kelas XII
Kelompok Teknologi, Kesehatan
dan Pertanian. Bogor:Yudisthira.
Dimyanti. M. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta:Depdikbud.
Hadi, & Mulyatiningsih. (2011). Literasi
Sains.http://vivitamuzaki,wordpress
.com. /2011/07/09/literasi-sains/, (6
Maret 2012).
Hamalik, Oemar. (1986). Media Pendidikan.
Bandung: Alumni.
Hobri. 2009. Metodologi Penelitian
Pengembangan [Aplikasi Pada
penelitian Pendidikan
Matematika]. Jember : Pena
Salsabila.
Hurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual
dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: UM Press.
Purwadarminta. 2009. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kelima.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya.
_________, E. 2007. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya.
Nurdin. 2007. Model Pembelajaran
Matematika yang Menumbuhkan
Kemampuan Metakognitif untuk
Menguasai Bahan Ajar. Ringkasan
Disertasi tidak diterbitkan.
Surabaya: PPs UNESA.
PPs UNM. 2012. Pedoman Penulisan tesis
dan Disertasi Program
Pascasarjana UNM Makassar.
Makassar: PPs UNM
Purwanto, N. 1992. Prinsip-prinsip dan
teknik Evaluasi Pengajaran.
Jember: UPT Dinas Balai
Pengembangan Pendidikan.
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta:
Rineka Cipta.
________. 2007. Skala Pengukuran
Variabel Variabel Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
_______, 2009. Metode dan Teknis
Menyusun Tesis. Bandung:
Alfabeta
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative
Learning Theory, Research, and
Practice. USA: The Jhons Hopkins
University.
Sofyan Salam, Deri Bongkona. 2012.
Pedoman Penulisan Tesis dan
Disertasi. Makassar:Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Makassar.
Sugiyanto. 2007. Modul Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG)
Model-Model Pembelajaran
Inovatif Panitia Sertifikasi Guru
Rayon 13 Surakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Thiagarajan, S., Dorothy S. Semmel, and
Semmel, dan Melvin I Semmel.
1974. Instructional Development
for Training Teachers of
Exceptional Children. Source
Book. Bloomington: Center for
Innovation on Teaching The
Handicapped.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran
Terpadu dalam Teori dan Praktek.
Jakarta:Prestasi Pustaka.
_______. 2008. Mendesain Pembelajaran
Kontekstual di Kelas. Surabaya :
Kencana Pranada Media Group.
_______. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif- Progresif.
Surabaya : Cerdas Pustaka.
_______. 2011. Model- model
Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta:
Rajawali Pers.
Winarno., Djumiarti, E. 2003. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta:Depdiknas.
top related