ct scan stroke bab i - selesai
Post on 09-Aug-2015
328 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke adalah suatu gangguan peredaran darah di otak. Organisasi kesehatan
dunia, WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu syndrome klinis dengan gangguan
fokal atau global dari fungsiotak yang berkembang dengan cepat, dengan gejala yang
bertahan lebih dari 24 jam atau lebih atau dapat menyebabkan kematian, dengan
penyebab yang tak lain berasal dari gangguan sirkulasi darah. Gangguan sirkulasi ini
dapat disebabkan oleh beberapa patofisiologi, diantaranya thrombosis, emboli dan
perdarahan. Beberapa factor resiko penyebab stroke diantaranya adalah hipertensi,
diabetes, gangguan kardiovaskuler dan kebiasaan merokok.
Perjalanan penyakit stroke beragam. Ada penderita stroke yang pulihs empurna,
tapi ada pula yang sembuh dengan cacatringan sampai berat. Paralisis adalah disabilitas
yang paling umum terjadi akibat stroke. Paralisis atau kelumpuhan biasanya terjadi pada
sisi tubuh yang berlawanan dengan sisi otak yang mengalami kerusakan. Paralisis ini
dapat terjadi di wajah, lengan, tungkai, atau sisi tubuh secara keseluruhan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Stroke adalah gangguan fungsi syaraf yang terjadi secara mendadak akibat
berkurangnya pasokan darah kesuatu bagian otak sehingga peredaran darah keotak
terganggu.
Gambaran CT Scan Kepala Yang Normal
2. Epidemiologi
Insiden stroke bervariasi di berbagai negara di Eropa, diperkirakan terdapat 100-
200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun. Di Amerika diperkirakan
terdapat lebih dari 700.000 insiden stroke per tahun, yang menyebabkan lebih dari
160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta penderita stroke yang bertahan hidup.
2
Rasio insiden pria dan wanita adalah 1.25 pada kelompok usia 55-64 tahun, 1.50 pada
kelompok usia 65-74 tahun, 1.07 pada kelompok usia 75-84 tahun dan 0.76 pada
kelompok usia diatas 85 tahun.
3. Klasifikasi stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah keotak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. HipoperfusionSistemik: Berkurangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
3
4. Faktor resiko
Faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan
kemungkinannya untuk dimodifikasi atau tidak (nonmodifiable or modifiable)
1. Non modifiable risk factors :
a. Usia
b. Jeniskelamin
c. Berat badan lahir rendah
d. Ras/etnis
e. genetik
2. Modifiable risk factors
a. Hipertensi
b. Paparan asap rokok
c. Diabetes
d. Stenosis arterikarotis
e. Terapi hormonal pasca menopause
f. Diet yang buruk
g. Inaktivitas fisik
h. Obesitas
4
5. Patofisiologi
1. Stroke Iskemik
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap.
Tahap 1 : a. Penurunan aliran darah
b. Pengurangan O2
c. Kegagalan energi
d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap 2 : a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion
b. Spreading depression
Tahap 3 :Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis
Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks dan melibatkan
permeabilitas patologis dari sawar darah otak, kegagalan energi, hilangnya homeostasis
ion sel, asidosis, peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan toksisitas yang
diperantarai oleh radikal bebas.
5
2. Stroke Hemoragik
Perdarahan intracranial meliputi perdarahan di parenkim otak dan perdarahan
subarachnoid. Insidens perdarahan intracranial kurang lebih 20 % adalah stroke
hemoragik, dimana masing-masing 10% adalah perdarahan subarachnoid dan
perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral biasanya timbul karena pecahnya mikroaneurisma
(Berry aneurysm) akibat hipertensi maligna. Hal ini paling sering terjadi di daerah
subkortikal, serebelum, dan batang otak. Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh
arteriola berdiameter 100 – 400 mikro meter mengalami perubahan patologi pada
dinding pembuluh darah tersebut berupa lipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta
timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Pada kebanyakan pasien, peningkatan tekanan
darah yang tiba-tiba menyebabkan rupturnya penetrating arteri yang kecil. Keluarnya
darah dari pembuluh darah kecil membuat efek penekanan pada arteriole dan pembuluh
kapiler yang akhirnya membuat pembuluh ini pecah juga. Hal ini mengakibatkan
volume perdarahan semakin besar.
Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta iskemik akibat menurunnya
tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di dearah yang terkena darah dan
sekitarnya lebih tertekan lagi. Gejala neurologic timbul karena ekstra vasasi darah
kejaringan otak yang menyebabkan nekrosis.
Perdarahan subarachnoid (PSA) terjadi akibat pembuluh darah disekitar
permukaan otak pecah, sehingga terjadi ekstravasasi darah keruang subarachnoid.
Perdarahan subarachnoid umumnya disebabkan oleh rupturnya aneurisma sakular atau
perdarahan dari arteriovenous malformation (AVM).
6
6. Tanda dan Gejala-gejala Stroke
Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:
1. Bagian system saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya
fungsi sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau,
mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, reflex menurun,
ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect,
kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai
Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan
awal stroke.
Gejala-gejala klinis stroke yang sering terjadi, yang perlu ditanyakan, adalah
(salah satu atau bersama-sama); (1) tiba-tiba perot, kelumpuhan satu sisi anggota gerak,
(2) tiba-tiba semutan, gringgingan di muka, satu sisi anggota gerak, (3) tiba-tiba
bingung, sulit bicara atau bicaranya sulit dimengerti, (4) tiba-tiba terjadi gangguan
penglihatan satu atau kedua mata, (5) tiba-tiba sulit untuk berjalan, sempoyongan,
kehilangan keseimbangan atau koodinasi, (6) tiba-tiba nyeri kepala yang sangat, tanpa
diketahui sebab, dan (7) tiba-tiba terjadi penurunan kesadaran atau tidak sadar (koma).
Gejala-gejala klinis tersebut sangat tergantung dari jenis patologis stroke, sisi
otak dan bagian otak yang terganggu, dan bagaimana severitas dari gangguan otak
tersebut.
7
Pola gangguan neurlogis pada penderita stroke akut, sesuai dengan letak lesinya,
adalah sebagai berikut;
1. Lesi di hemisfer kiri (dominan), dengan gejala-gejala; afasi, hemiparesis kanan,
hemiastesia kanan, hemianopsia homonymous kanan, dan gangguan gerakan
bola mata kanan
2. Lesi di hemisfer kanan (nondominan), dengan gejala-gejala; hemiparesis kiri,
hemiastesia kiri, hemianopsia homonymous kiri, dan gangguan gerakan bola
mata kiri
3. Lesi di subkortikal atau batang otak, dengan gejala-gejala; hemiplegia berat dan
hemiastesis berat, disartria, termasuk dysarhtria-clumsy hand, hemiparesis-
ataksia, dan tidak ada gangguan kognisi, bahasa dan penglihatan
4. Lesi di batang otak, dengan gejala-gejala; tetrapelgia dan tetraastesia total,
crossed signs (signs on same side of face and other side of body), dysconjugate
gaze, nygstagmus, ataxia, disartria, dan disphagia
5. Lesi di serebelum, dengan gejala-gejala ataksia tungkai ipsilateral dan ataksia
gait.
Untuk membedakan jenis patologis stroke (perdarahan atau iskemik ata uinfark),
dapat dilakukan segera mungkin pemeriksaan CT-Scan kepala (sebagai pemeriksaan
baku emas). Apabila pemeriksaan CT-Scan tidak memungkin dengan berbagai alasan,
dapat dipakai Algoritma Stroke Gadjah Mada (ASGM) yang telah diuji reliabilitas dan
validitasnya (grade I). ASGM terdiri dari 3 variabel, yaitu, nyeri kepala pada saat
serangan, penurunan kesadaran pada saat serangan dan refelks Babinski. Apabila ada
tiga atau dua variable tersebut, maka jenis patologis stroke adalah stroke perdarahan.
8
Apabila ada nyeri kepala atau penurunan kesadaran pada saat serangan, maka jenis
patologis stroke adalah stroke perdarahan. Stroke iskemik atau infark, apabila tidak ada
ketiga variable tersebut pada saat serangan.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan otak khusus dilakukan dengan menggunakan potongan 5-10 mm
dengan jumlah potongan sekitar 14 pada setiap pemeriksaan. Potongan setebal 1-2 mm
dengan ketajaman tinggi diambil jika diperlukan detail, misalnya pada fosa hipofisis,
meatus auditorius interna atau orbita. CT terutama bermanfaat pada trauma akut, stroke
dan kecurigaan pendarahan subarachnoid.
Pemeriksaan dengan menggunakan CT Scan dapat mendeteksi kelainan –
kelainan seperti perdarahan otak, tumor otak, kelainan – kelainan tulang, kelainan di
rongga dada & rongga perut dan khususnya mendeteksi kelainan pembuluh darah
jantung (koroner) dan pembuluh darah umumnya (seperti penyempitan pembuluh darah
ginjal, dll). Lama pemeriksaan mulai dari beberapa detik sampai 2 jam.
Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT Scan adalah Radiodensitas
ukuran tersebut menggunakan skala Houndsfield Unit (HU). HU sendiri adalah
pengukuran densitas jaringan.
9
Isodens : Jaringan Otak Normal
Hipodens : Abses otak, infark
Hiperdens : perdarahan Otak
a) CT Scan Pada Stroke Hemoragik
Gambaran CT Scan yang tipikal pada Perdarahan Intra serebral
memperlihatkan suatu area bulat, oval atau tidak teratur tergantung lokasi dan
ukurannya. Ukurannya bervariasi dari beberapa mm sampai lebih 500 mm
persegi. Haemoragik memperlihatkan bayangan hyperdens pada gray / white
matter. Pada perdarahan Sub Arachnoid Ct Scan memperlihatkan gumpalan atau
lapisan darah tipis yang hyperdens juga terlihat pada sulci hemisfer.
Perdarahan di intraserebral (tanda panah)
10
Jaringan HU Warna
Udara
Lemak
LCS
Otak
Darah
Tulang
-1000
-100
0
30
+100
+1000
Hitam ↓↓↓
Hitam ↓↓
Hitam ↓
Abu-abu (-)
Putih ↑↑
Putih ↑↑↑
Perdarahan di intraserebral (tanda panah)
Subdural & Epidural hematom pada stroke hemoragik
b) CT Scan Pada Stroke Iskemik
Pada stroke iskemik berkurangnya aliran darah ke otak menyebabkan
hipoksemia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi-reaksi berantai yang
berakhir dengan kematian sel-sel otak dan unsur pendukungnya.
11
Pada beberapa kasus, bisa ditemukan area otak tidak menunjukkan
abnormalitas pada beberapa jam awal stroke, kemungkinan region yang terlalu
kecil untuk dapat dilihat dengan dengan menggunakan CT Scan atau karena
bagian dari otak (brainstem, cerebellum) dengan menggunakan CT Scan tidak
menunjukkan bayangan yang jelas. CT Scan menunjukkan nilai positif pada
stroke iskemik pada beberapa pasien dengan serangan stroke sedang sampai
dengan berat setelah 2-7 hari serangan akan tetapi tanda-tanda iskemik sulit
didapatkan pada 3-6 jam kejadian. Tanda-tanda infark pada CT Scan yaitu
terdapat area hypodens focal, pada cortical, sub cortical, Attenuasi daerah infark
berkurang (10-25 HU).
a. Terlihat gambaran lesi hiperdens warna putih dengan batas tegas.
b. Pada stadium lanjut akan terlihat edema disekitar perdarahan ( edem
perifokal) yang akan menyebabkan pendesakan. Jika terjadi absorbs
lengkap, gambarannya akan menjadi hipodens
12
Otak normal (kiri) dan stroke iskemik (kanan)
Nekrosis jaringan otak (tanda panah)
13
BAB III
KESIMPULAN
Pada beberapa kasus, bisa ditemukan area otak tidak menunjukkan abnormalitas
pada beberapa jam awal stroke. kemungkinan region yang terlalu kecil untuk dapat
dilihat dengan menggunkan CT scan atau karena bagian dari otak (brainstem,
cerebellum) dengan menggunakan CT scan tidak menunjukkan bayangan yang jelas.
Perdarahan intracerebral akan mengalami kesalahan interpretasi sebagai stroke iskemik
jika computed tomography tidak dilakukan 10-14 hari setelah stroke. CT scan
menunjukkan nilai positif pada stroke iskemik pada beberapa pasien dengan serangan
stroke sedang sampai dengan berat setelah 2 sd. 7 hari serangan akan tetapi tanda-tanda
iskemik sulit didapatkan pada 3 sd. 6 jam kejadian. Tanda-tanda infark pada computed
tomography yaitu grey matter mengalami isodense dengan white matter, kehilangan
basal ganglia dan hyperdense artery. Jika tanda-tanda ini ditemukan sangat tepat untuk
melakukan suatu keputusan misalnya apakah memberikan/tidak memberikan
thrombolysis.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Patel, P.R. Radiologi. Edisi : kedua. Jakarta : Erlangga. 2006.
2. Rasad, S. Radiologi Diagnostik. Edisi : kedua. Jakarta : FK UI. 2005.
3. Andra. Perdarahan Epidural.
URL: http://dokterandra.com/tag/perdarahan/ Diakses tanggal 12 Juni 2012
4. Medicalera. Stroke: Kenali Faktor Resikonya dan Cegah Sekarang Juga!
URL: http://www.medicalera.com/arsip.php?thread=1497 Diakses tanggal 12
Juni 2012
5. Website Physo. Radiologi For Physiotherapy.
URL: http://ishakphysio.blogspot.com/2010/10/radiology-for-
physiotherapy.html Diakses tanggal 11 Juni 2012
6. Favorenda A F. penggunaan CT Scan Dalam Menegakkan Stroke Hemoragik.
URL:http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=PENGGUNAAN+
+CT+SCAN++DALAM++MENEGAKKAN++DIAGNOSIS++STROKE+
+HEMORAGIK Diakses tanggal 11 Juni 2012
15
top related