daftar pustakaditerminasi dengan cara dislokasi leher (kurang dari 2 jam) dengan ukuran 1 cm3. 2)...
Post on 25-Jan-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
59
DAFTAR PUSTAKA
1. Winarno F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2004.
2. Azizahwati, Kuniadi M, Hidayati H. Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang
untuk Makanan yang Beredar di Pasaran. Majalah Ilmu Kefarmasian, IV (1),
7-10, Departemen Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia; 2007.
3. Astomo dan Azis Eko. Analisis Rhodamin B dan Metanil Yellow dalam Jelly
di Pasar Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2008.
4. Laporan Tahunan Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2012 dari
http://www.pom.go.id/browse/laporan_tahunan diunduh pada 6 Februari
2014.
5. Djalil A.D, Hartanti D, Rahayu W.S, Prihatin R, dan Hidayah N. Identifikasi
Zat Warna Kuning Metanil (Metanil Yellow) dengan Metode Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) pada Berbagai Komposisi Larutan Pengembang. Jurnal
Farmasi Indonesia, 03 (2), 28-29, Fakultas Farmasi UMP, Purwokerto; 2005.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
239/Men.Kes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Sebagai
Bahan Berbahaya diunduh dari
http://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/SK_Dirjenpom_00386.p
df pada tanggal 6 Februari 2014.
7. Anonima. Material Safety Data Sheet Metanil Yellow MSDS, (online),
(http://datasheets.scbt.com/sc-215306.pdf, diakses 7 Desember 2013); 2007.
8. Sarkar, R. and A.R. Ghosh. Metanil yellow – An azo dye induced
hispathololgical and ultrastructural changes in albino rat (Rattus
Norvegicus). The Bioscan. 7(1) : 427-432, 2012, [www.thebioscan.in]
(diunduh 7 Desember 2013).
http://www.pom.go.id/browse/laporan_tahunanhttp://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/SK_Dirjenpom_00386.pdfhttp://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/SK_Dirjenpom_00386.pdf
-
60
9. Budiarto T. Iwan, G. Nainggolan Sihombing, Oey Kam Nio. Kelainan
Patologi pada Mencit dan Tikus Disebabkan Zat Warna Rhodamine B dan
Metanil Yellow. Buletin Penelitian Kesehatan Vol XI No. 1; 1983.
10. Nagaraja, T.N. and T. Desiraju. Effects of chronic consumption of metanil
yellow by developing and adult rats on brain regional levels of noradrenaline,
dopamine and serotonin, on acetylcholine esterase activity and on operant
conditioning. Food Chem Toxicol. 1993.
[http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/809524] (diunduh 7 Desember 2013).
11. Gartner, L. Hiatt. Color Textbook of Histology 3rd Edition. 2007. Available
from : www.studentconsult.com, diakses 7 Desember 2013.
12. Price SA. and Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Vol.2. Ed 6. Jakarta: EGC; 2005.
13. Arief, I. Zat Berbahaya dalam Makanan; 2007 (online),
(http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=58,
diakses 24 Januari 2014).
14. Anonimb. Metanil Yellow; 2007. (online), (http://www.chemicalland21.com,
diakses 24 Januari 2014).
15. Anonimc. Bahaya Keracunan Metanil Yellow Pada Pangan; 2012. (online),
(http://ik.pom.go.id/v2012/wp-content/uploads/2011/11/Bahaya-Metanil-
Yellow-pada-Pangan3.pdf, diakses 24 Januari 2014).
16. Winarno F.G. Keamanan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas
Teknologi Pertanian IPB; 2005.
17. Soekarto, S.T. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan.
Bogor: Penerbit Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian
Bogor; 1990.
18. Metanil Yellow. [http://www.chemicalbook.com], (diunduh bulan Februari
2014)
19. Gupta S, Sundarrajan M, and Rao K. V. Tumor Promotion by Metanil Yellow
and Malachite Green during Rat Hepatocarcinogenesis is Associated with
http://www.studentconsult.com/http://www.chemicalland21.com/
-
61
Dysregulated Expression of Cell Cycle Regulatory Proteins. India:
Carcinogenesis Division, Cancer Research Institute, Tata Memorial Centre;
2003.
20. Cahyadi W. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:
Bumi Aksara. 2006: 19-27.
21. Drake et Al. Gray’s Anatomy for Students 2nd Edition. Philadephia:
Elsenvier. 2010: 355-59.
22. Susanto Hardono, Erie B.P.S Andar, R.M Suryo Adji. Systema Urogenitale.
Semarang: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
2011: 5-8.
23. Faradz Sultana MH, Soejoto, Soetedjo, Bambang Witjahjo, Neni
Susilaningsih, Ratna Damma P, dkk. Lecture Notes Histologi 2. Semarang:
Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2011: 66-76.
24. Guyton, A.C. and John, E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
25. Ganong, W. F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC. 2008:
725-56.
26. Soebowo, Sarjadi, Indra Wijaya, Siti Amarwati, Ika Pawitra Miranti, Awal
Prasetyo. Patologi Anatomi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. 2008: 125-47.
27. Mitchell, R.N. and Cotran, R.S. Jejas, Adaptasi, dan Kematian Sel. Dalam:
Kumar, V, Cotran, R.S, Robbins, S.L (eds). Buku Ajar Patologi Robbins
Volume 1. Edisi VII. Jakarta: EGC.2007: 7-26.
28. Alpers, C. E. And Fogo, A. B. 2007. The kidney and is collecting system.
Kumar, V., Abbas, K., Fausto, N. and Mitchell, R.N., Robbins. Basic
Pathology. 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevie.
29. Underwood, J.C.E. Patologi Umum dan Sistemik. Vol.2. 2nd ed. Jakarta:
EGC; 2007.
-
62
30. Acute Tubular Necrosis diunduh dari
http://www.brown.edu/Courses/Digital_Path/systemic_path/renal/atn.html
pada tanggal 8 Februari 2014.
31. Macfarlane, Reid, and Callander. Pathology Illustrated 5th Edition.
Philadephia: Elsenvier.
32. Kumar, Abbas, Fausto, and Mitchell. Basic Pathology 8th Edition. Jakarta:
EGC. 2007: 595-97.
33. Sudigdo S, Sofyan I. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi 2.
Jakarta: Sagung Seto; 2002.
34. Dahlan M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika; 2011.
35. Khanna S K, Srivastava L P, and Singht G B. Toxicity studies on metanil
yellow in rats. India: Industrial Toxicology Research Center; 1978.
36. Laurance, B., Keith, P., Donald, B., and Iain, B. Goodman and Gildman’s
Manual of Farmacology and Therapeutics. Boston: McGraw-Hill; 2008.
http://www.brown.edu/Courses/Digital_Path/systemic_path/renal/atn.html
-
63
LAMPIRAN
Lampiran 1. Cara Perhitungan Dosis
Tabel 15. Tabel Konversi Perhitungan Dosis Untuk Berbagai Hewan Uji36
Mencit
20 gr
Tikus
20 gr
Marmut
400 gr
Kelinci
1,5 kg
Kucing
2 kg
Kera
4 kg
Anjing
12 kg
Manusia
70 kg
Mencit
20 gr
1,0 7,0 13,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
Tikus
200 gr
0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0
Marmut
400 gr
0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
Kelinci
1,5 kg
0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
Kucing
1,5 kg
0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
Kera
4 kg
0,016 0,12 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
Anjing
12 kg
0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
Manusia
70 kg
0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
Dosis sub letal metanil yellow yang dapat menimbulkan efek pada ginjal tikus adalah
3000 mg/kgBB8
=200
1000 𝑥 3000 𝑚𝑔
=600 𝑚𝑔
200 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠
-
64
Perhitungan:
Dosis metanil yellow untuk tikus dengan berat 200 gram adalah:
Faktor konversi dosis tikus 200 gram ke mencit 20 gram = 0,14
Maka dosis metanil yellow untuk mencit dengan berat 20 gram adalah:
= 600 mg 𝑥 0,14
=84 𝑚𝑔
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
= 4200 mg/kgBB
a) Perlakuan pertama = 1 x dosis sub letal = 1 x 4200 = 4200 mg/kgBB/hari
b) Perlakuan kedua = ½ x dosis sub letal = ½ x 4200 = 2100 mg/kgBB/hari
c) Perlakuan ketiga = ¼ x dosis sub letal = ¼ x 4200 = 1050 mg/kgBB/hari
d) Perlakuan kontrol = 0 x dosis sub letal = 0 x 4200 = 0 mg/kgBB/hari
-
65
Lampiran 2. Metode Baku Histologis Pemeriksaan Jaringan
A. Cara pengambilan jaringan dan fiksasi
1) Mengambil jaringan sesegera mungkin setelah mencit Balb/c
diterminasi dengan cara dislokasi leher (kurang dari 2 jam) dengan
ukuran 1 cm3.
2) Kemudian memasukkan ke dalam larutan fiksasi dengan urutan
sebagai berikut :
a) Fiksasi dalam larutan formalin 10%.
b) Dehidrasi dengan alkohol 30% selama 20 menit I, 20 menit II, dan
20 menit III.
Lalu lanjutkan dengan alkohol 40% 1 jam
alkohol 50% 1 jam
alkohol 60% 1 jam
alkohol 70% 1 jam
alkohol 80% 1 jam
alkohol 90% 1 jam (alkohol 70%-80% dapat ditunda
sampai keesekan harinya).
c) Larutan xylol alkohol 1 : 1 dengan waktu kurang lebih 24 jam.
d) Clearing dengan larutan xylol 1, 2, 3 dengan waktu masing-
masing 20 menit, sehingga jaringan terlihat tembus pandang.
-
66
e) Xylol parafin 1 : 1 selama 20 menit/24 jam dengan dipanaskan
dalam oven 600C.
f) Embeding dan bloking: parafin 1, 2, 3 selama 20 menit, lalu
jaringan dicetak blok paraffin kemudian didinginkan, sehingga
cetakan dapat dibuka.
g) Trimming: memotong balok-balok paraffin sehingga jaringan
mudah dipotong dengan mikrotom.
B. Cara pemotongan blok (sectioning)
1) Menyiapkan kaca objek bersih.
2) Kaca objek diberi albumin ditengahnya dan direkatkan.
3) Blok yang sudah disiapkan dipotong dengan ketebalan 5 mikron, lalu
dimasukkan dalam air panas kurang lebih 600C. Setelah jaringan
mengembang, jaringan diambil dengan kaca objek yang sudah diberi
albumin.
4) Kemudian dikeringkan.
5) Parafin yang ada pada kaca objek atau jaringan dihilangkan dengan
dipanaskan dalam oven 600C atau dengan tungku.
C. Pewarnaan HE
Slide jaringan dimasukkan dalam :
1) Xylol 1, 2, 3 masing-masing 10 menit.
2) Rehidrasi dengan alkohol xylol selama 5 menit.
3) Bilas alkohol 30-96% masing-masing kurang lebih 30 menit.
-
67
4) Bilas aquades 1x kurang lebih 10 menit.
5) Rendam dalam hematosiklin kurang lebih 10 menit.
6) Bilas dengan air mengalir sampai bersih.
7) Bilas aquades, lalu acid alcohol (alkohol+NaCl 0,9%).
8) Bilas alkohol 50-96%.
9) Eosin kurang lebih 2-5%.
10) Bilas alkohol 96% sebanyak 2x.
11) Bilas alkohol xylol.
12) Keringkan dengan kertas saring, langsung dibersihkan kotoran-kotoran
yang ada disekitar jaringan.
13) Xylol 1 (5 menit), xylol 2 (5 menit) tetesi asam canada, langsung
ditutup kaca penutup.
14) Preparat sudah siap untuk diamati di atas mikroskop.
-
68
Lampiran 3 : Hasil Gambaran Histopatologi Ginjal
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan P1
Kelompok Perlakuan P2 Kelompok Perlakuan P3
Keterangan :
Sel Normal
Sel Degenerasi ditandai dengan pembengkakan sel
Sel Nekrosis ditandai dengan inti yang menghilang
-
69
Lampiran 4 : Diagram Batang Indeks Degenerasi dan Nekrosis
Keterangan:
Kontrol : Kelompok yang hanya diberikan pakan dan minum standar tanpa
pemberian metanil yellow
Perlakuan 1 : Kelompok dengan pemberian metanil yellow dosis 84 mg/KgBB/hari
selama 30 hari
Perlakuan 2 : Kelompok dengan pemberian metanil yellow dosis 42 mg/KgBB/hari
selama 30 hari
Perlakuan 3 : Kelompok dengan pemberian metanil yellow dosis 21 mg/KgBB/hari
selama 30 hari
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Degenerasi
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Perlakuan 3
0
0.5
1
1.5
2
2.5
Nekrosis
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Perlakuan 3
-
70
Lampiran 5 : Hasil Analisis SPSS
Degenerasi
Case Summaries
Degenerasi
5 1,000 ,0000 1,000 1,0 1,0
5 2,520 ,6099 2,400 1,8 3,4
5 2,920 ,4817 2,800 2,4 3,6
5 3,680 ,2280 3,600 3,4 4,0
20 2,530 1,0687 2,700 1,0 4,0
Kelompok
K
P1
P2
P3
Total
N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum
Tests of Normalityb
,178 5 ,200* ,981 5 ,940
,198 5 ,200* ,957 5 ,787
,237 5 ,200* ,961 5 ,814
Kelompok
P1
P2
P3
Degenerasi
Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.
Kolmogorov -Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
Degenerasi is constant when Kelompok = K. It has been omit ted.b.
Test of Homogeneity of Variancea
2,023 2 12 ,175
1,182 2 12 ,340
1,182 2 9,161 ,349
1,954 2 12 ,184
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on t rimmed mean
Degenerasi
Levene
Stat ist ic df 1 df 2 Sig.
Degenerasi is constant when Kelompok = K. It has been omitted.a.
-
71
Box Plot
Oneway Anova
Post Hoc Tests
ANOVA
Degenerasi
19,078 3 6,359 38,776 ,000
2,624 16 ,164
21,702 19
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Degenerasi
Bonf erroni
-1,5200* ,2561 ,000 -2,291 -,749
-1,9200* ,2561 ,000 -2,691 -1,149
-2,6800* ,2561 ,000 -3,451 -1,909
1,5200* ,2561 ,000 ,749 2,291
-,4000 ,2561 ,827 -1,171 ,371
-1,1600* ,2561 ,002 -1,931 -,389
1,9200* ,2561 ,000 1,149 2,691
,4000 ,2561 ,827 -,371 1,171
-,7600 ,2561 ,054 -1,531 ,011
2,6800* ,2561 ,000 1,909 3,451
1,1600* ,2561 ,002 ,389 1,931
,7600 ,2561 ,054 -,011 1,531
(J) Kelompok
P1
P2
P3
K
P2
P3
K
P1
P3
K
P1
P2
(I) Kelompok
K
P1
P2
P3
Mean
Dif f erence
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
95% Conf idence Interv al
The mean dif f erence is signif icant at the .05 lev el.*.
-
72
Nekrosis
Case Summaries
Nekrosis
5 1,000 ,0000 1,000 1,0 1,0
5 2,400 ,5831 2,400 1,6 3,2
5 2,040 ,5550 2,200 1,2 2,6
5 1,280 ,2683 1,400 1,0 1,6
20 1,680 ,6971 1,500 1,0 3,2
Kelompok
K
P1
P2
P3
Total
N Mean Std. Deviation Median Minimum Maximum
Tests of Normalityb
,166 5 ,200* ,989 5 ,977
,213 5 ,200* ,939 5 ,656
,273 5 ,200* ,852 5 ,201
Kelompok
P1
P2
P3
Nekrosis
Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.
Kolmogorov -Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance.*.
Lillief ors Signif icance Correctiona.
Nekrosis is constant when Kelompok = K. I t has been omitted.b.
Test of Homogeneity of Variancea
,840 2 12 ,456
,625 2 12 ,552
,625 2 10,039 ,555
,807 2 12 ,469
Based on Mean
Based on Median
Based on Median and
with adjusted df
Based on t rimmed mean
Nekrosis
Levene
Stat ist ic df 1 df 2 Sig.
Nekrosis is constant when Kelompok = K. It has been omitted.a.
-
73
Box Plot
Oneway Anova
Post Hoc Tests
ANOVA
Nekrosis
6,352 3 2,117 11,763 ,000
2,880 16 ,180
9,232 19
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Nekrosis
Bonf erroni
-1,4000* ,2683 ,001 -2,207 -,593
-1,0400* ,2683 ,008 -1,847 -,233
-,2800 ,2683 1,000 -1,087 ,527
1,4000* ,2683 ,001 ,593 2,207
,3600 ,2683 1,000 -,447 1,167
1,1200* ,2683 ,004 ,313 1,927
1,0400* ,2683 ,008 ,233 1,847
-,3600 ,2683 1,000 -1,167 ,447
,7600 ,2683 ,072 -,047 1,567
,2800 ,2683 1,000 -,527 1,087
-1,1200* ,2683 ,004 -1,927 -,313
-,7600 ,2683 ,072 -1,567 ,047
(J) Kelompok
P1
P2
P3
K
P2
P3
K
P1
P3
K
P1
P2
(I) Kelompok
K
P1
P2
P3
Mean
Dif f erence
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
95% Conf idence Interv al
The mean dif f erence is signif icant at the .05 lev el.*.
-
74
Lampiran 6 : Ethical Clearance
-
75
Lampiran 7 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
-
76
Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
Pemeliharaan Penyondean
Terminasi Pembedahan
Pengambilan Ginjal Organ Ginjal Mencit Balb/c
-
77
Lampiran 9 : Biodata Mahasiswa
Identitas
Nama : Anthony Susilo
NIM : 22010110120121
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 13 September 1992
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jalan Sawo Raya No. 7, Rawamangun, Jakarta Timur
Nomor HP : 08979449294
Email : an.thony@windowslive.com
Riwayat Pendidikan Formal
1. SD : SD Tarakanita 5 Lulus tahun : 2004
2. SMP : SMP Tarakania 4 Lulus tahun : 2007
3. SMA : SMA Kolese Kanisius Lulus tahun : 2010
4. S1 : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Masuk tahun: 2010
top related