draft proposal magang sarana proteksi kebakaran aktif di pt pertamina geothermal energy area...
Post on 29-Jul-2015
733 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROPOSAL MAGANGGAMBARAN SARANA PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF
DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGYTAHUN 2012
Diajukan Oleh :
Abu Zar
(NIM : 108101000006)
PEMINATAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJAPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1433H2012M
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja menjadi sangat penting. Kerugian yang dialami perusahaan
apabila terjadi kecelakaan dan atau penyakit akibat kerja tidaklah sedikit. Karena hal ini,
perusahaan dituntut dengan menjalankan aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam pekerjaannya. Diharapkan dengan dijalaninya aspek-aspek Keselamatan dan
kesehatan Kerja produktivitas suatu perusahaan dapat meningkat, dan menciptakan kondisi
yang aman.
Salah satu sektor yang mendukung perekonomian di Indonesia adalah minyak, gas
dan panas bumi. Salah satu perusahaan besar yang mengelola minyak, gas dan panas bumi
yang terdapat di Indonesia yaitu pertamina. Pertamina merupakan perusahaan minyak dan
gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak
tanggal 10 Desember 1957 (www.pertamina.com, akses 17 Nov 2011).
Pertamina Geothermal Energy (PGE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina
(Persero), berdiri sejak tahun 2006 telah diamanatkan oleh pemerintah untuk
mengembangkan 15 Wilayah Kerja Pengusahaan Geothermal di Indonesia. Pertamina
Geothermal dalam pengusahaanya selalu fokus kepada kegiatan untuk meningkatkan
produksi di tiga daerah operasi (Kamojang, Lahendong dan Sibayak). Total produksi yang
dihasilkan dari 3 daerah operasi eksisting sebesar 9,5 juta ton uap dengan pembangkitan 1,3
juta MWh. Selain itu kontribusi dari KOB sebesar 30,37 juta ton uap dan 4,1 juta MWh.
Total produksi uap geothermal pertahun sebesar 39,89 juta ton dengan pembangkitan listrik
mencapai 5,36 juta MWh (www.pgeindonesia.com, akses 25 des 2011).
Menurut keputusan menteri tenaga kerja Republik Indonesia no 186 tahun 1999
tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja, Pertamina Geothermal Energy
(PGE) ini juga merupakan tempat kerja yang memiliki potensi untuk terjadinya kebakaran.
Untuk itu diperlukannya manajemen sistem tanggap darurat kebakaran yang lebih baik dan
personil yang lebih banyak.
Menurut Soehatman Ramli (2010:16) kebakaran adalah api yang menjalar dan tidak
terkendali, yang berarti diluar kemampuan dan keinginan manusia. Oleh karena itu
diperlukannya sistem pencegahan kebakaran serta sistem penanggulangan kebakaran.
Pencegahan kebakaran adalah upaya yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya
kebakaran dan penanggulangan kebakaran adalah upaya yang dilakukan dalam rangka
memadamkan kebakaran (Perda DKI, 2008).
Sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan adalah sistem
yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun
pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem proteksi
pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi bangunan dan
lingkungannya terhadap bahaya kebakaran. Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem
proteksi kebakaran yang terbentuk atau terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan
dan komponen struktur bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan bangunan
berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api, serta perlindungan terhadap bukaan. Sistem
proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri atas
sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis, sistem pemadam kebakaran
berbasis air seperti springkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem pemadam
kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan pemadam khusus (Permen PU, 2008).
Untuk sistem proteksi kebakaran aktif diperlukannya pemantauan dan pemeliharaan
lebih lanjut untuk memastikan bahwa ketika terjadi kebakaran sistem tersebut dapat
digunakan. Karena pentingnya sistem proteksi kebakaran, penting untuk diketahuinya
gambaran sistem proteksi kebakaran aktif. Sehingga jika terjadinya kebakaran seluruh
sistem proteksi aktif dapat benar-benar dapat digunakan untuk memadamkan api. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat tema mengenai sistem proteksi kebakaran
aktif ketika magang berlangsung, yaitu dengan judul “Gambaran Sarana Proteksi
Kebakaran Aktif di PT Pertamina Geothermal Energy Tahun 2012” Jl Raya
Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Bandung, Jawa Barat.
1.2 Tujuan Magang
1.2.1 Tujuan Umum
Diketahuinya Sarana Proteksi Kebakaran Aktif di PT Pertamina Geothermal
Energy tahun 2012.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran umum perusahaan dan seluruh kegiatan yang berlangsung
di PT Pertamina Geothermal Energy tahun 2012
2. Diketahuinya gambaran umum kegiatan yang berlangsung di divisi K3LL PT
Pertamina Geothermal Energy tahun 2012
3. Diketahuinya gambaran APAR di unit x PT Pertamina Geothermal Energy kawasan
Kamojang Garut tahun 2012.
4. Diketahuinya gambaran hidran di unit x PT Pertamina Geothermal Energy kawasan
Kamojang Garut tahun 2012.
5. Diketahuinya gambaran sprinkler otomatis di unit x PT Pertamina Geothermal
Energy kawasan Kamojang Garut tahun 2012.
6. Diketahuinya gambaran pipa tegak di unit x PT Pertamina Geothermal Energy
kawasan Kamojang Garut tahun 2012.
7. Diketahuinya gambaran pompa pemadam di unit x PT Pertamina Geothermal
Energy kawasan Kamojang Garut tahun 2012.
8. Diketahuinya gambaran penyediaan air di unit x PT Pertamina Geothermal Energy
kawasan Kamojang Garut tahun 2012.
9. Diketahuinya gambaran sistem deteksi, alarm dan sistem komunikasi di unit x PT
Pertamina Geothermal Energy kawasan Kamojang Garut tahun 2012.
10. Diketahuinya gambaran ventilasi mekanik dan pengendalian asap di unit x PT
Pertamina Geothermal Energy kawasan Kamojang Garut tahun 2012.
1.1 Manfaat
1.1.1 Untuk Perusahaan
a. Perusahaan dapat menjalankan program perusahaan yang berada di sector edukasi.
b. Perusahaan dapat melibatkan mahasiswa dalam melaksanakan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perusahaan.
c. Dapat membuka peluang kerjasama antara PT Pertamina Geothermal Energy
kawasan Kamojang Garut dengan program studi kesehatan masyarakat, khususnya
di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
d. Perusahaan dapat melakukan pertimbangan atas masukan-masukan yang diberikan
sebagai perbaikan.
1.1.2 Untuk Program Studi Kesehatan Masyarakat
a. Dapat membuka peluang kerjasama dengan PT Pertamina Geothermal Energy
b. Laporan dapat dijadikan bahan tambahan bacaan mengenai Gambaran Penempatan,
Kondisi, Pemantauan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
1.1.3 Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengenal secara dekat dan nyata karakteristik dan kondisi lingkungan kerja
nyata
b. Dapat mengaplikasikan ilmu, khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perkuliahan pada tempat kerja
sesungguhnya.
c. Dapat membandingkan teori dan kenyataan yang ada dilapangan.
d. Dapat memberikan kontribusi positif terhadap institusi, khususnya dalam penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
BAB II
METODE KEGIATAN MAGANG
2.1 Waktu dan Tempat Kegiatan Magang
Kegiatan Praktek Kerja Magang ini rencananya akan dilaksanakan di PT. Pertamina
Geothermal Energy yang terletak di jalan Raya Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun,
Bandung, Jawa Barat PO. BOX 120 Garut 44101. Waktu pelaksanaannya adalah 26 hari
kerja yaitu periode bulan Februari – Maret 2012.
2.2 Alur Kegiatan Magang
Adapun rencana kegiatan praktek magang ini adalah sebagai berikut :
Bagan 2.1 Alur Kegiatan Magang
Pembuatan Proposal Magang
Pengajuan Magang di PT. Pertamina
Geothermal Energy
Presentasi Hasil Kegiatan Magang
Pembuatan Laporan Hasil Kegiatan
Magang
Diterima
Pelaksanaan kegiatan magang :Perkenalan dengan pihak perusahaanMempelajari Gambaran Umum dan Struktur Organisasi PerusahaanPengumpulan Data Penelitian dan Pemantauan di LapanganTurut Serta dalam Kegiatan di Perusahaan, khususnya dibidang K3
2.3 Jadwal Kegiatan Magang
Berikut adalah rangkaian rencana kegiatan magang di lapangan :
No Waktu Kegiatan
1 Hari Ke-1 Perkenalan dengan pembimbing lapangan dan dan sebagian
jajaran.
2 Hari Ke-2 Bimbingan kepada pembimbing lapangan terkait judul
magang
3 Hari Ke-3 Mencari data mengenai gambaran umum pertamina secara
keseluruhan.
4 Hari Ke-4 Mencari data sekunder mengenai gambaran umum
perusahaan, profil perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, proses industri utama perusahaan unit-unit kerja
perusahaan, tenaga kerja, sarana dan prasarana, data
mengenai kasus kebakaran.
5 Hari Ke-5 Mencari data mengenai gambaran umum bagian K3 struktur
orgnisasi bagian K3, standar K3 perusahaan, program dan
prosedur kerja serta system kerja dan data mengenai kasus
kebakaran.
6 Hari Ke-6 Mencari data mengenai gambaran sprinkler otomatis
7 Hari Ke-7 Mencari data mengenai gambaran sistem pipa tegak
8 Hari Ke-8 Mencari data mengenai gambaran pompa pemadam
9 Hari Ke-9 Mencari data mengenai gambaran penyediaan air
10 Hari Ke-10 Mencari data mengenai gambaran sistem deteksi, alarm dan
sistem komunikasi
No Waktu Kegiatan
11 Hari Ke-11 Mencari data mengenai gambaran ventilasi mekanik dan
pengendalian asap
12 Hari Ke-12 Mencari data mengenai gambaran jenis komponen dan
penempatan hidran
13 Hari Ke-13 Mencari data mengenai gambaran inspeksi dan pengujian
hidran
14 Hari Ke-14 Mencari data mengenai gambaran pemeliharaan hidran
15 Hari Ke-15 Pencatatan no APAR, media APAR, lokasi APAR. Melihat
APAR dari 3 sisi. Melihat ada/tidaknya tanda pemasangan
APAR, melihat warna APAR dan melihat APAR terdapat
menggantung/tidak dan dalam box/tidak.
16 Hari Ke-16 Pengukuran jarak APAR. Pengukuran tinggi pemasangan
APAR. Pengukuran suhu lingkungan sekitar APAR
17 Hari Ke-17 Pemeriksaan kondisi fisik APAR.
18 Hari Ke-18 Mencari data terkait pemeliharaan dan pemantauan APAR
19 Hari Ke-19 Pengecekan literatur, pencarian literatur tambahan,
pengecekan data-data yang kurang dan pencarian data-data
yang kurang.
20 Hari Ke-20 dst Pembuatan Laporan magang
21 Hari Ke-21 dst Bimbingan kepada pembimbing lapangan dan dosen
pembimbing magang
22 Hari Ke-22 dst Perbaikan Laporan Magang
2.4 Penutup
Demikianlah proposal magang ini saya buat untuk memenuhi persyaratan studi S1
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3). Atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih. Semoga
pelaksanaan kegiatan magang ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Amin.
Curiculum Vitae
Data Pribadi
Nama : Abu Zar
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 08 Maret 1990
Alamat : Jalan Bangka 2 no 100 RT 17/03
Kelurahan : Pela Mampang
Kecamatan : Mampang Prapatan
Jakarta Selatan. DKI Jakarta
Kode Pos : 12720
Jenis Kelamin : Laki-laki
Telepon (rumah) : 021-7199464
Handphone : 081286528585
Golongan Darah : O
Agama : Islam
E-mail : abhoe_zzz@yahoo.com; abhoezzz@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1994-1996 TQ Al-Hikmah, Jakarta
1996-2002 MI Al-Hikmah, Jakarta
2002-2005 SLTP-IT Al-Hikmah, Jakarta
2005-2008 SMAN 55, Jakarta
2008-sekarang S1 - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Instrumen Penelitian
Gambaran APAR
No. Lokasi APAR No APAR Merk APARKapasitas
APARMedia APAR
1
2
3
Media APAR
No No APAR Media
APAR
APAR digunakan untuk Golongan Kebakaran
(Padat / Cair / Listrik / Logam)
1
2
Penempatan APAR
No Standar Permenaker Kenyataan Di Lapangan
1 Semua APAR harus diletakkan ditempat yang
mudah terlihat, mudah dicapai dan diambil
2 Terdapat tanda pemasangan APAR
3 Jarak antar APAR tidak boleh kurang dari 15
meter
4 Warna APAR sebaiknya berwarna merah atau
warna lain yang mudah terlihat
5 APAR diletakkan menggantung pada dinding
dengan penguatan sekang
6 APAR yang diletakkan didalam box, tidak
terkunci
7 Tinggi pemasangan APAR 125 cm
8 Untuk APAR dry power dan CO boleh
diletakkan dibawah 120 cm, tetapi tidak lebih
rendah dari 15cm
9 Suhu lingkungan sekitar APAR tidak boleh
dibawah 49 ºC dan tidak turun dari minus 44 ºC
10 APAR yang diletakkan ditempat terbuka,
dilengkapi dengan tutup pengaman
Mudah Terlihat
No No APAR APAR harus diletakkan ditempat yang mudah terlihat (terlihat /
tidak)
Sisi kanan Sisi tengah Sisi kiri
Mudah Dicapai dan Diambil
No No
APAR
APAR mudah dicapai
dan diambil / tidakTanda Pemasangan APAR
Jarak Antar APAR
No No APAR yang
diukur
Jarak
APAR
APAR 1 APAR 2
Warna APAR
N
o
No
APA
R
Warn
a
APAR
Warna Dinding
/ Latar
Ditempatkanny
a APAR
Peletakkan APAR
No No
APAR
Peletakkan APAR
(menggantung, dalam
box,
alam terbuka)
APAR yang Menggantung
No No
APAR
Penguatan Sengkang
Ada /
Tidak
Diikat
Mati /
tidak
Digembok
/ tidak
APAR dalam Box
No No Dikunci Safety Glass
APAR / tidak Ada
/
Ketebalan
No No
APAR
Tanda pemasangan
APAR
(ada / tidak)
tidak
APAR di Alam Terbuka
No No
APAR
Ada Tutup Pengaman /
Tidak
Tinggi Pemasangan APAR
No No
APAR
Tinggi APAR (cm)
Suhu Lingkungan Sekitar APAR
No No
APAR
Suhu Sekitar APAR
( ºC )
Kondisi Fisik APAR
Kondisi Tabung APAR
No No
APAR
Berkarat /
tidak
Berlubang /
tidak
Isi APAR
No No
APAR
Jarum pada gauge
APAR menunjukan
bahwa APAR terisi
penuh / tidak
Pemeliharaan APAR
Tabel Ceklis dengan Metode Wawancara
No Standar Permenaker Kenyataan Di
Lapangan
1 APAR yang telah digunakan diisi lagi dan diletakkan
ditempat di posisi yang tepat
2 Ketika pengisian, dinding tabung APAR dan nozzle
dibersihkan dari air dan kotoran
3 Saat pengisian rangkaian APAR ditiup dengan udara
kering dari kompressor agar tidak tersumbat
4 Bagian dalam tabung APAR harus dalam keadaan
bersih dan kering
5 Tabung APAR ditimbang dan berat tidak boleh kurang
dari 10% dari berat seharusnya
6 Pen pengaman dari segel harus dipasang lagi setelah
APAR dikembalikan ke tempat semula
7 Sebelum diadakan pengisian ulang harus melalui
pemeriksaan tahunan
8 Ketika pada alat perlengkapan APAR ditemui cacat
pada saat pemeriksaan segera diperbaiki
9 Tanggal, bulan dan tahun pengisian dicatat pada badan
APAR
Pemantauan 6 bulanan
Tabel Ceklis dengan Metode Wawancara
No Standar Permenaker Kenyataan di lapangan
1 Berisi/tidaknya tabung
2 Berkurang/tidaknya tekanan dalam tabung
3 Rusak/tidaknya pengaman cadridge/tabung tekanan
dan mekanik penembus segel
4 Mulut pancar tidak tersumbat
5 Pipa pelepas tidak cacat/rusak
6 Gelang tutup kepala dalam keadaan baik
7 Bagian dalam APAR tidak berlubang/cacat karena
karat
8 Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus
dalam keadaan baik
9 APAR dengan media CO2 harus diperiksa dengan
cara menimbang serta mencocokan beratnya dengan
berat yang tertera pada APAR tersebut. Apabila
terdapat kekurangan lebih dari 10%, tabung tersebut
harus diisi lagi sesuai dengan berat yang tertera di
APAR
Pemantauan 12 Bulanan untuk APAR dengan Media Dry Powder
Tabel Ceklis dengan Metode Wawancara
No Standar Permenaker Kenyataan di
Lapangan
1 Isi tabung harus sesuai dengan berat yang telah
ditentukan
2 Dry powdernya harus dalam keadaan tercurah
bebas dan tidak berbulir
3 Ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran
keluar tidak boleh tersumbat
4 Gelang tutup kepala dalam keadaan baik
5 Bagian dalam tabung tidak berlubang atau cacat
karena karat
6 Lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan
harus dalam keadaan baik
7 Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai
dengan kapasitas yang diperiksa dengan cara
menimbang
Gambaran Sprinkler Otomatis
No Sub Lokasi Klasifikasi Kebakaran
Ringan Sedang Berat Khusus
No Standar SNI No SNI 03-3989- 2000 Kenyataan
Di Lapangan
1 Kepala springkler yang dipasang di tempat yang mungkin mendapat kerusakan mekanis harus dilindungi dengan pelindung
No Standar Permen PU
NOMOR : 26/PRT/M/2008
Kenyataan Di
Lapangan
1 Pemilik/pengelola gedung harus menugaskan seorang koordinator kerusakan
2 Sebuah label harus dipasangkan untuk menunjukkan bahwa suatu sistem, atau bagian dari sistem, telah dihentikan pengoperasiannya/di non aktifkan
Springkler harus dipasang dalam zona temperature tertentu harus dari klasifikasi temperature yang sesuai
Gambaran Sistem Pipa Tegak
No Standar SNI SNI 03-1745-2000
Kenyataan
di Lapangan
1 Pipa tegak sebaiknya tidak diletakkan di daerah
tanpa sprinkler pada konstruksi bangunan yang mudah terbakar
2 Pipa tegak harus
ditahan oleh alat
pelengkap yang
dihubungkan
langsung ke pipa
tegak
3 Tanda-tanda pemasangan harus diamankan terhadap alat atau dinding bangunan dengan kuat dan rantai tahan korosi atau alat pengunci.
No Standar Permen Kenyataan
PU NOMOR :
26/PRT/M/2008
Di
Lapangan
1 Pemilik/ Pengelola gedung harus bertanggung jawab untuk memelihara sistem pipa tegak dan menjaga sistem dalam kondisi siap berfungsi.
2 Sistem pipa tegak yang dipasang sesuai persyaratan teknis ini harus diperiksa, diuji, dan dipelihara sesuai ketentuan baku
Gambaran Pompa Pemadam
No Standar SNI No 03-6570-2001 Kenyataan di
Lapangan
Pompa kebakaran, penggerak dan alat kontrolnya harus diproteksi
terhadap kemungkinan gangguan pelayanan
Unit pompa pemadam kebakaran didalam bangunan harus
dipisahkan dari semua daerah bangunan dengan konstruksi
Unit pompa kebakaran yang ditempatkan diluar bangunan dan
instalasi pompa kebakaran dalam bangunan lain yang diproteksi
oleh pompa kebakaran harus ditempatkan minimal 15,3 m dari
bangunan yang di proteksi
Pencahayaan buatan harus disediakan dalam ruangan pompa
Pencahayaan darurat harus disediakan
Ventilasi ruangan pompa harus sesuai ketentuan
Lantai harus dibuat landai/miring untuk pengeringan yang cukup
menghilangkan air menjauhi peralatan yang kritis seperti pompa,
penggerak, alat kontrol dsb.
Ruangan pompa harus disediakan dengan pengering lantai yang
menyalurkan air ke lokasi luar
Instruksi pabrik pembuat harus diikuti secara seksama untuk
perbaikan, pembongkaran dan perakitan kembali
No Standar Permen PU No. 26/PRT/M/2008 Kenyataan Di
Lapangan
Motor penggerak harus di-start tidak kurang dari satu kali seminggu dan dijalankan untuk tidak kurang dari 30 menit sampai mencapai temperatur jalan normal.Pemeriksaan berkala terhadap batere dan pengisi harus dilakukan.
Tangki bahan bakar harus dijaga penuh setiap saat, tetapi tidak boleh kurang dari 50% volume tangki.
Temperatur ruang pompa, rumah pompa, atau daerah di mana dipasang motor penggerak dipasang, tidak boleh kurang dari temperatur minimum yang direkomendasi oleh pabrik pembuat
motor penggerak. Pemilik/pengelola harus bertanggung jawab atas pemeliharaan sistem dan menjamin sistem dalam kondisi kerja yang baik.
Gambaran Penyediaan Air
No Standar No SNI 03-3989- 2000 Kenyataan Di
Lapangan
Sekurang-kurangnya terdapat 1 jenis sistem penyediaan air
Bekerja secara otomatis
Bertekanan dan berkapasitas cukup
Dapat diandalkan tiap saat
Air yang digunakan tidak boleh mengandung serat atau bahan lain
yang dapat mengganggu
Pemakaian air asin tidak diijinkan
Jaringan pipa layanan untuk pemadaman kebakaran private dipasang sesuai persyaratan teknis ini harus dipelihara dengan benar
Gambaran Sistem Deteksi, Alarm Dan Sistem Komunikasi
No Standar SNI 03-3985-2000 Kenyataan di
Lapangan
Detektor tidak boleh dipasang dengan cara masuk ke dalam permukaan langit-langit
Detektor harus dipasang pada seluruh daerah bila disyaratkan oleh standar yang berlaku atau oleh instansi yang berwenang.
Terminal duplikat atau sejenisnya, harus disediakan pada setiap detektor kebakaran otomatik untuk penyambungan cepat ke dalam sistem alarm kebakaran
Detektor harus tidak diletakkan dimana udara dari suplai diffuser dapat melarutkan asap sebelum mencapai detektor.
No Standar Permen PU NOMOR : 26/PRT/M/2008 Kenyataan di
Lapangan
Sistem alarm kebakaran harus mempunyai sebuah program pemeliharaan dan pengujian
Riwayat catatan pemeliharaan, pengujian dan dokumentasi harus disimpan
Untuk sistem alarm kebakaran yang menggunakan deteksi otomatik kebakaran atau alat deteksi aliran air, sekurang-kurangnya satu kotak titik panggil manual harus disediakan untuk inisiasi sinyal alarm kebakaran. Setiap kotak titik panggil manual pada sistem harus dapat dicapai, tidak terhalang dan tampak jelas.
Notifikasi penghuni harus disediakan untuk menyiagakan penghuni terhadap suatu kejadian kebakaran atau keadaan darurat lainnya Alarm di Panel annunciator pada pusat pengendalian kebakaran harus dengan cara indikator suara dan visual
Gambaran Ventilasi Mekanik Dan Pengendalian Asap
No Standar Permen PU NOMOR : 26/PRT/M/2008 Kenyataan di
Lapangan
Semua cerobong udara udara termasuk rangka untuk tata udara dan ventilasi mekanik harus dibuat dari besi, lembaran baja lapis seng, aluminium, atau bahan tidak mudah terbakar lainnya Semua cerobong udara udara untuk tata udara dan ventilasi mekanik harus digantung atau ditopang dengan kuat.
Bahan isolasi cerobong udara bersama-sama dengan lapisan penghalang uap air dan perekat harus bersifat tidak mudah menjalarkan api.
Sumuran eksit yang diproteksi, lobi penahan asap (smoke-stop lobby),termasuk ruang tersembunyi di dalamnya tidak diperbolehkan untuk dipakai sebagai plenum udara pasok, buang atau balik dari sistem AHU.Sistem ventilasi mekanik untuk setiap tangga kebakaran dan jalur eksit, bila disediakan, harus merupakan sistem berdiri sendiri bekerja hanya pada moda pasokan dan eksklusif pada tangga tertentu, Udara pasok sistem harus langsung ditarik dari luar
Sistem ventilasi harus secara otomatik diaktifkan oleh sistem deteksi kebakaran bangunan gedung.
Sebuah saklar jauh manual start-stop juga harus disediakan untuk petugas pemadaman di pusat kendali kebakaran
Tidak diperbolehkan dipasangi damper penahan api (fire damper) di cerobong udara pasok maupun buang.
Bangunan gedung yang dilengkapi dengan sistem ventilasi asap harus juga diproteksi oleh sebuah sistem sprinkler otomatik.
Kapasitas dari sistem ventilasi asap harus juga mampu untuk menangani tuntutan terbesar untuk pembuangan asap dari skenario terburuk.
Gambaran Hidran
Jenis Hidran
No Jenis Hidran Jumlah
Hidran Dalam Gedung
Hidran Luar Gedung
Jumlah Hidran Keseluruhan
Penempatan Hidran
No Standar KepMen PU No. 02/KPTS/1985 Kenyataan Di
Lapangan
Lokasi penempatan jenis hidran kebakaran dibagi menjadi hidran gedung dan hidran luar gedung
Komponen hidran terdiri dari sumber persediaan air, pompa kebakaran, selang kebakaran, kopling penyambung dan perlengkapan lainnya
Selang kebakaran dengan diameter kurang dari 1,5 inci harus terbuat dari tahan yang tahan panas dan panjang maksimum selang harus 30m
Semua peralatan hidran kebakaran sebaiknya dicat warna merah atau warna yang mudah terlihat
Pipa pemancar (nozzle) harus sudah terpasang pada selang kebakaran
Kotak hidran harus mudah dibuka, dilihat, dijangkau dan tidak terhalang oleh benda lain
Inspesi dan Pengujian Hidran
No Standar PerMen PU No. 24 Yahun 2008 Kenyataan Di Lapangan
Pemipaan dan fiting harus diinspeksi setiap tahun
Katup selang hidran harus diinspeksi setiap tiga bulan
Sambungan pemadam harus diinspeksi setiap tiga bulan
Hidran luar gedung/pillar hidran harus diinspeksi setiap tahun dan setelah operasi
Kotak selang hidran luar harus diinspeksi setiap tiga bulan
Pengujian aliran air harus dilakukan setiap lima bulan pada sambungan selang terjauh secara hidrolik
Hidran luar harus diuji coba setiap tahun dengan cara dibuka penuh sampai semua kotoran dan benda asing terbuang selama kurang lebih satu menit
Pemeliharaan Hidran
No Standar PerMen PU No 24 Tahun 2008 Kenyataan Di Lapangan
Setelah pemakaian semua selang harus dibersihkan, dibuang airnya dan dikeringkan seluruhnya sebelum dipasang kembali
Bila tutup sambungan pemadam (siamese) tidak ada pada tempatnya, bagian dalam sambungan pemadam kebakaran harus diperiksa untuk halangan atau sumbatan
Hidran luar gedung atau pillar hidran harus diberi pelumas setiap tahun
Kotak selang hidran luar gedung atau pillar hidran harus dipelihara atau dirawat setiap tahun untuk menjamin kelengkapan dan dalam kondisi yang dapat digunakan.
top related