efektivitas cilegon corporate social responsibility …repository.fisip-untirta.ac.id/567/1/2....
Post on 05-May-2018
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
EFEKTIVITAS CILEGON CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CCSR) DALAM
PENGELOLAAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN-
PERUSAHAAN DI KOTA CILEGON
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan
Penelitian pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
Nely Wahyu Sulasi Ningsih
NIM 6661102383
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nely Wahyu Sulasi Ningsih
NIM : 6661102383
Tempat Tanggal Lahir : Serang, 26 April 1992
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS CILEGON
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CCSR) DALAM
PENGELOLAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI KOTA CILEGON TAHUN 2014” ini
merupakan hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini
terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.
Serang, Mei 2015
Nely Wahyu Sulasi Ningsih
ii
iii
iv
“TIDAK ADA USAHA YANG SIA-SIA
SELAMA KITA MAU BERUSAHA”
Skripsi ini kupersembahkan
untuk kedua orang tuaku
dan orang-orang yang menyayangiku…
v
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para
sahabatnya. Syukur Allhamdulillah dengan izin Allah SWT pembuatan skripsi ini
dapat di selesaikan dengan judul ”EFEKTIVITAS CILEGON CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CCSR) DALAM PENGELOLAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN-
PERUSAHAAN DI KOTA CILEGON TAHUN 2014”.
Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu
mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati,
peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Prof. DR.H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. DR. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa .
4. Mia Dwiana W, M.I.Kom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Gandung Ismanto, S.Sos, MM selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan selaku
vi
6. Dosen Pembimbing I yang telah membantu dan membimbing peneliti
dalam penyusunan skripsi. Terima kasih Bapak atas arahan dan
pembelajaran selama penyusunan skripsi ini.
7. Rahmawati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Yenni Widyastuti, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membantu dan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi. Terima
kasih Ibu atas arahan dan pembelajaran selama penyusunan skripsi ini.
9. Anis Fuad, S.Sos selaku Pembimbing Akademik peneliti. Terima kasih
Bapak atas Ilmu dan arahannya selama perkuliahan.
10. Semua Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang
membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
11. Untuk kedua orang tuaku tercinta H. Tb. Mastur, S.Pd dan Hj. Sri Aniati,
S.Pd yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil. Terima
kasih selalu memberikan semangat dan tak kenal lelah berdoa demi
keberhasilan anaknya.
12. Terima kasih untuk sahabat AKAMSI yang selalu memberikan semangat
dari awal hingga akhir dalam pembuatan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan kelas F dan G angkatan
2010 Jurusan Administrasi Negara.
14. Semua pihak yang telah membantu peneliti untuk pembuatan skripsi ini.
vii
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karenanya, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran
membangun. Dalam kesempatan ini penulis hendak mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila ada kesalahpahaman yang kurang berkenan selama
penelitian. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan kepada yang membaca. Demikian yang disampaikan,
peneliti mengucapkan banyak terimkasih
Alhamdulillahirrabbil’alamiin. Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Serang, Mei 2015
Nely Wahyu Sulasi Ningsih
viii
ABSTRAK
Nely Wahyu Sulasi Ningsih. NIM 6661102383. 2015. Skripsi. Efektivitas
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan
Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di Kota
Cilegon Tahun 2014. Pembimbing I Gandung Ismanto, S.Sos, MM ;
Pembimbing II Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si.
Kata Kunci : Efektivitas, CCSR dan Pengelolaan
Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan
Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon
Tahun 2014. Program Corporate Social Responsibility merupakan bentuk
tanggung jawab suatu perusahaan. Adapun metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Dimensi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dimensi efektivitas organisasi dari Etzioni. Teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara, kuesioner,
observasi langsung serta dokumentasi. Responden dalam penelitian ini yaitu
perusahaan–perusahaan yang ada di Kota Cilegon, yang sudah bergabung maupun
yang belum bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) dengan jumlah responden sebanyak 94 orang. Hasil dari penelitian ini
adalah Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam
Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di
Kota Cilegon Tahun 2014 mencapai 73,44%. Karena nilai t hitung lebih besar dari
t tabel atau jatuh pada daerah penerimaan Ha (5,16 1,984), maka Hipotesis Nol
(Ho) ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Artinya efektivitas program
tersebut berjalan dengan baik. Saran peneliti adalah sosialisasi ke perusahaan
lebih ditingkatkan lagi.
ix
ABSTRACT
Nely Wahyu Sulasi Ningsih. NIM 6661102383. 2015. Thesis. Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) Effectiveness On Corporate Social Responsibility
(CSR) Management of the Companies In Cilegon at 2014. 1st Advisor Gandung
Ismanto, S.Sos, MM ; 2nd
Advisor Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si.
Keywords : Effectiveness, CCSR and Management
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Effectiveness On Corporate
Social Responsibility (CSR) Management of the Companies In Cilegon at 2014.
Corporate Social Responsibility is a form of responsibility of a company. The
research method used in this research is quantitative method. Dimensions used in
this study are the dimensions of organizational effectiveness Etzioni. Data
collection techniques used by researchers are interviews, questionnaires, direct
observation and documentation. Respondents in this research firms in the city of
Cilegon, who has joined or not joined Cilegon Institute of Corporate Social
Responsibility (CCSR) by the number of respondents as many as 94 people.
Results from this study is the effectiveness of Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) In the Management of Corporate Social Responsibility
(CSR) Enterprises In Kota Cilegon 2014 reached 73,44%. Because the value of t
is greater than t table or fall in the reception area Ha (5,16 1,984), then the null
hypothesis (Ho) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted. This
means that the effectiveness of the program is going well. Recommendation of this
research are socialization into the company further enhanced.
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 16
1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 16
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 17
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 17
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 17
1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................ 18
xi
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Deskripsi Teori .................................................................................. 21
2.1.1 Pengertian Efektivitas ............................................................ 21
2.1.2 Efektivitas Organisasi ............................................................ 22
2.1.3 Beberapa Pendekatan Dalam Pengukuran Efektivitas
Organisasi .............................................................................. 23
2.1.4 Konsep dan Pola Studi Efektivitas Kelompok ...................... 29
2.1.5 Pengertian Pengelolaan .......................................................... 31
2.1.6 Teori Organisasi Publik ......................................................... 31
2.1.7 Komunikasi Organisasi .......................................................... 35
2.1.8 Teori Pemberdayaan Masyarakat (Community
Empowerment) ....................................................................... 36
2.1.9 Pembangunan ......................................................................... 38
2.1.10 Mayarakat ............................................................................ 38
2.1.11 Pembangunan Masyarakat ................................................... 39
2.1.12 Prinsip Penyelenggaraan Pembangunan Masyarakat .......... 39
2.1.13 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) ................. 40
2.1.14 Tujuan Corporate Social Responsibility .............................. 43
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 44
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 47
2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penellitian ............................................................................. 52
xii
3.2 Instrumen Penelitian .......................................................................... 52
3.2.1 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 55
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 56
3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 57
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 58
3.4.1 Uji Validitas ........................................................................... 59
3.4.2 Uji Reliabilitas ....................................................................... 60
3.4.3 Uji T-test ................................................................................ 61
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................ 62
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................... 64
4.1.1 Gambaran Umum Tentang Profil Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) ............................................... 64
4.1.2 Maksud Pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) .................................................................................. 65
4.1.3 Tujuan Pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) .................................................................................. 65
4.1.4 Visi dan Misi Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) .................................................................................. 66
4.1.5 Struktur Organisasi Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) ........................................................... 66
4.1.6 Model Kerja Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) .................................................................................. 69
xiii
4.2 Deskripsi Data ................................................................................... 72
4.2.1 Identitas Responden ............................................................... 72
4.2.2 Analisis Data .......................................................................... 76
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ......................................................... 104
4.3.1 Hasil Uji Validitas ................................................................. 104
4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................. 106
4.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 107
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................... 110
4.6 Pembahasan ....................................................................................... 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 121
5.2 Saran .......................................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Cilegon ...... 10
Tabel 1.2 Perusahaan Yang Ikut Bergabung Dalam Program CCSR
Tahun 2011-2013 .................................................................... 12
Tabel 1.3 Perusahaan Yang Memberikan Bantuan Pada Tahun 2014 .... 14
Tabel 2.1 Kriteria Dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi ................ 27
Tabel 2.2 Konstituency Organisasi .......................................................... 28
Tabel 2.3 Tipologi Organisasi Publik ..................................................... 34
Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen ........................................................... 53
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pertanyaan ................................................................ 54
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ..................................................................... 63
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen .................................... 105
Tabel 4.2 Reliability Statistics ................................................................. 107
Tabel 4.3 Skor Rata-Rata dari Tiap-Tiap Dimensi .................................. 114
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pendekatan Dalam Pengukuran Efektivitas ......................... 23
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Peneliti .................................................. 49
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CCSR ................................................... 66
Gambar 4.2 Model Kerja CCSR .............................................................. 69
Gambar 4.3 Model I ................................................................................. 69
Gambar 4.4 Model II ............................................................................... 70
Gambar 4.5 Model III .............................................................................. 71
Gambar 4.6 Model Kategori Instrumen ................................................... 111
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 73
Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia ................. 74
Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 75
Diagram 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............ 77
Diagram 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Sosialisasi Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............ 79
Diagram 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Perusahaan
Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) ............................................. 80
Diagram 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kewajiban Perusahaan
Ikut Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) ............................................. 82
Diagram 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Perusahaannya Sudah
Bergabung Atau Belum Dengan Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) ........................... 83
Diagram 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Tugas dari Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............ 84
Diagram 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Bantuan Yang
Diberikan ......................................................................... 86
xvii
Diagram 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Keuntungan Bergabung
Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) ..................................................... 87
Diagram 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Keuntungan
Yang Diharapkan Perusahaan .......................................... 88
Diagram 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Sumbangan Yang
Diberikan Dari Perusahaan .............................................. 89
Diagram 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Kinerja
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) ............................................................................ 91
Diagram 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Pengawasan Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Pada
Program Yang Dilaksanakan ........................................... 92
Diagram 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Perusahaan
Dalam Pelaksanaan Program Kerja ................................. 93
Diagram 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Produk/Jasa
Yang Diberikan Perusahaan ............................................ 94
Diagram 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan
Perusahaan Terhadap Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) .......................................... 96
Diagram 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kepercayaan
Perusahaan ....................................................................... 97
xviii
Diagram 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Pelayanan
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
Dengan Kepercayaan Yang Diberikan Perusahaan ......... 98
Diagram 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Anggaran Biaya Yang
Diberikan Oleh Perusahaan ............................................. 99
Diagram 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Anggaran Biaya
Perusahaan Yang Memadai ............................................. 101
Diagram 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Perusahaan
Terhadap Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 ............. 102
Diagram 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Upaya Mematuhi
Peraturan Pemerintah ....................................................... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia usaha di Indonesia saat ini mengalami peningkatan
pertumbuhan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan
ekonomi menandakan semakin baiknya iklim usaha di Indonesia, yang
berdampak pada meningkatnya keuntungan bisnis. Selain juga bertambahnya
investasi pada berbagai jenis usaha, baik yang dijalankan oleh perusahaan
multinasional, nasional, maupun lokal. Keberadaan dan keterlibatan dunia
usaha dalam perekonomian nasional diharapkan tidak hanya mencari
keuntungan demi kelangsungan bisnis, tetapi dapat pula memainkan
peranannya dalam menciptakan hubungan kerjasama yang serasi dengan
pemerintah. Sebagai upaya mendukung proses pembangunan, perusahaan
dapat berpartisipasi melalui penciptaan lapangan kerja, mematuhi aturan
perpajakan, mendukung dan berkontribusi dalam mensukseskan program dan
kebijakan pemerintah, serta melaksanakan tanggung jawab sosial pada
wilayah operasinya.
Jika dunia usaha dapat menjalankan perannya dalam melakukan
tanggung jawab sosial pada wilayah operasinya, diharapkan persoalan-
persoalan sosial kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawab utama
pemerintah secara berangsur-angsur dapat dikurangi, dan pada saat tertentu
masyarakat dapat terlepas dari keterbelakangan ekonomi, pendidikan,
2
kesehatan, dan kemiskinan sebagai manfaat dari pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Di Indonesia istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun
1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA
(Corporate Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak
menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR
yang merepresentasikan bentuk peran serta dan kepedulian perusahaan
terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial
perusahaan, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga
pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan
advokasi kepada berbagai perusahaan nasional.
Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah
pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat
miskin di sekitar perusahaan. Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi
karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya dilakukan secara ad-hoc, partial,
dan tidak lembaga. CSR tataran ini hanya sekedar do good dan to look good,
berbuat baik agar terlihat baik. Perusahaan yang melakukannya termasuk
dalam katagori “perusahaan impresif”, yang lebih mementingkan promosi
dibanding pemberdayaan untuk masyarakat. Perusahaan-perusahaan seperti
PT. Unilever, Freeport, Rio Tinto, Inco, Riau Pulp, Kaltim Prima Coal,
Pertamina serta perusahaan BUMN lainnya telah cukup lama terlibat dalam
menjalankan CSR.
3
Banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan karitatif
semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas
masyarakat lokal. Pendekatan community development kemudian semakin
banyak diterapkan karena lebih mendekati konsep empowerment dan
sustainable development. Prinsip-prinsip good corporate governance, seperti
fairness, transparency, acountability, dan responsibility kemudian menjadi
pijakan untuk mengukur keberhasilan program CSR. Kegiatan CSR yang
dilakukan saat ini juga sudah mulai beragam, disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat setempat berdasarkan need assessment. Mulai dari pembangunan
fasilitas pendidikan dan kesehatan, pemberian pinjaman modal bagi UKM,
social forestry, penakaran kupu-kupu, pemberian beasiswa, penyuluhan
HIV/AIDS, penguatan kearifan lokal, pengembangan skema perlindungan
sosial berbasis masyarakat dan yang lainnya. CSR pada tataran ini tidak
sekedar do good dan to look good, melainkan pula to make good, menciptakan
kebaikan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan di Banten dapat ditingkatkan dengan melibatkan dunia
usaha baik BUMN, BUMD, dunia swasta melalui program Corporate Social
Responsibility (CSR). Karena semua sektor dalam pembangunan dapat didanai
melalui program Corporate Social Responsibility. Karena peruntukkan CSR
untuk kemanusiaan, lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan
lingkungan.
4
Filosopi dari pengembangan CSR dalam konteks pembangunan daerah
adalah untuk mensinergikan program CSR dengan program pembangunan
daerah. Program CSR diarahkan untuk menjadi salah satu program akselelator
pembangunan, khususnya untuk menangani masalah pembangunan di hal-hal
mendasar yakni terkait dengan kemanusiaan, lingkungan, pendidikan,
kesehatan, ekonomi dan lingkungan.
Pensinergian program CSR dengan Program Pembangunan Daerah,
dampaknya akan sangat besar, mengingat besaran investasi sosialnya yang
akan semakin besar dan semakin efektif apabila bisa disinergiskan program
kerja CSR-nya. Dampak nyata adalah akan dapat dipercepat penyelesaian
persoalan-persoalan mendasar di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan
lingkungan. Lebih jauh adalah berimplikasi terhadap terjadinya peningkatan
angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pada prakteknya aktivitas CSR dunia usaha itu sudah dilakukan oleh
sebagian perusahaan, dengan berbagai pola dan mekanisme yang bervariasi
dalam pelaksanaannya, termasuk mengkoordinasikan dengan pihak
Pemerintah Kabupaten/Kota. Namun sejauh ini, belum ada Pemerintah
Kabupaten/Kota yang secara terstruktur mencoba untuk mensinkronkan
program pembangunan dengan program CSR dunia usaha.
Bagi perusahaan, CSR adalah strategi bisnis untuk mengembangkan
usaha, yang dipraktikan dengan membuat program untuk meningkatkan
5
kualitas kehidupan para pemangku kepentingan. Sehingga banyak perusahaan
yang mengalokasikan dana begitu besar untuk dialokasikan program CSR.
Corporate Social Responsibily merupakan program yang dilakukan
setiap perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Swasta Nasional, dan Swasta Asing.
Payung hukum BUMN dalam menjalankan program CSR adalah Program
Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Sedangkan swasta nasional dan swasta
asing menyebutnya dengan program Corporate Social Responsibility.
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,
Pasal 2 menyebutkan salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah
turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Wujud dari pelaksanaan Pasal 2
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tersebut adalah dilaksanakannya
PKBL oleh seluruh BUMN. Dari perspektif bisnis, PKBL merupakan wujud
kepedulian sosial terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya atau lebih
dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR).
PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan
kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar
2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2%
(dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan.
6
Program Kemitraan adalah program pemberdayaan usaha mikro
dan/atau usaha kecil yang dilakukan BUMN dalam bentuk pemberian
pinjaman dalam rangka perkuatan modal usaha yang disertai dengan kegiatan
pendampingan. Kegiatan pendampingan diberikan dalam bentuk bantuan
manajerial, bantuan produksi dan bantuan pemasaran. Program Bina
Lingkungan merupakan bantuan Bina Lingkungan disalurkan dalam bentuk
bantuan bagi korban bencana alam, bantuan pendidikan/pelatihan, bantuan
kesehatan, bantuan perbaikan prasarana/sarana umum, bantuan sarana ibadah,
bantuan pelestarian alam dan BUMN Peduli.
Kelompok masyarakat atau pihak yang terkait dampak operasional
perusahaan dikenal dengan istilah stakeholders. Menurut Freeman (1984)
definisi stakeholders merupakan individu atau kelompok yang bisa
mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari
aktivitas-aktivitasnya. Tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap
pemiliknya atau pemegang saham saja, tetapi juga terhadap stakeholders yang
terkait dan/atau terkena dampak operasional perusahaan (Utama, 2010).
Keberadaan perusahaan selain untuk memaksimumkan kekayaan pemilik
perusahaan/pemegang saham, namun juga untuk melayani kepentingan
stakeholders perusahaan, seperti karyawan, pemasok, pemerintah, dan
masyarakat.
Kemitraan antara pemerintah daerah dan perusahaan, seiring dengan
semangat otonomi daerah bahwa otonomi daerah berperan dalam
7
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat
dalam hal ini tidak semata masyarakat dalam arti umum melainkan juga dunia
usaha.
Agar terwujudnya CSR yang terintegrasi, diperlukan komitmen dalam
bentuk kemitraan antar stakeholders, khususnya antara pemerintah dan
perusahaan. Sebagaimana diungkapkan Tenyson dalam Utama (2010),
kemitraan merupakan kesepakatan antar sektor dimana individu, kelompok
atau organisasi sepakat bekerjasama untuk memenuhi sebuah kewajiban atau
melaksanakan kegiatan tertentu, bersama-sama menanggung resiko maupun
keuntungan dan secara berkala meninjau kembali hubungan kerjasama. Dalam
proses kemitraan, terdapat prinsip dasar yang harus dilaksanakan, yaitu:
kesetaraan atau keseimbangan (equity), transparansi, dan saling
menguntungkan.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal Corporate Social
Responsibility (CSR), telah mengalami perubahan pola yang diadaptasikan
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zaman. Mulai dari inovasi program dan
rekayasa produk CSR, hingga pemanfaatan peluang CSR oleh pemerintah
daerah untuk bersinergi membangun daerah. Maka tidak heran, jika saat ini
sedang trend pemerintah daerah membuat produk hukum baik itu Peraturan
Walikota (Perwal) maupun Peraturan Daerah (Perda) CSR.
8
Kota Cilegon selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan industri di
Provinsi Banten dengan industri yang bergerak di berbagai sektor. Contohnya
PT. Krakatau Steel, PT. Krakatau Posco, PT. Indonesia Power, PT. Chandra
Asri, dan sebagainya. Ini merupakan peluang peningkatan perekonomian
Kota Cilegon dimana keberadaan industri-industri tersebut juga dapat
memberikan kontribusi bagi pelaksanaan program Corporate Social
Responsibility (CSR) di wilayah yang bila dioptimalkan dapat meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, disamping pemerataan
pembangunan infrastruktur dan sarana.
Upaya mewujudkan masyarakat Cilegon sejahtera, tidak mampu
dipenuhi secara tunggal oleh Pemerintah Kota Cilegon, oleh karena itu
Pemerintah Kota berupaya melibatkan pihak perusahaan dengan
mensinergikan program yang beririsan, sehingga diharapkan akselerasi
peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat segera tercapai.
Di Kota Cilegon Provinsi Banten, terdapat Lembaga pengelola CSR
dengan nama Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Kelembagaan
CCSR dibentuk berdasarkan Keputusan Peraturan Walikota Cilegon No 3
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Cilegon
Corporate Social Responsbility (CCSR). Atas dasar Keputusan Peraturan
Walikota dibuatlah Peraturan Daerah Kota Cilegon No 10 Tahun 2012
Tentang Pengelolan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. CCSR merupakan
lembaga independen non pemerintah yang mensinkronisasikan dan
mengintegrasikan program dan kegiatan CSR perusahaan dengan Rencana
9
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cilegon. Maksud
pendirian CCSR adalah sebagai mitra pemerintah dan dunia usaha dalam
rangka implementasi CSR dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di Kota
Cilegon.
Di Provinsi Banten ini Kota Cilegon adalah Kota yang pertama kali
melaksanakan program CSR. Tetapi sekarang ini Kabupaten Serang, Provinsi
Banten dan Kota Tangerang Selatan pun sudah ada program CSR. Terdapat
beberapa perusahaan yang telah mensinergikan program CSR, diantaranya PT.
Buana Centra Swakarsa (BCS), PT. Krakatau Steel (KS), PT. Chandra Asri,
PT. BNI 46, PT. Amoco Mitsui Indonesia, PT. Pelabuhan Cigading Mandiri
(PCM), PT. Bayer Indonesia, PT. Oil Tanking Merak, PT. Indonesia Power,
dan PT. Bank Jabar Banten (BJB).
Implementasi Perwal diterapkan dalam bentuk kepengurusan, Perwal
memberikan program kerja, RUPD (Rapat Umum Pemegang Dana) dan lain-
lain. Program yang sudah dilaksanakan tersebut seperti jamanisasi, rumah
tidak layak huni, bank sampah, kacamata dan lain sebagainya. Di dalam
implementasi Perwal tidak ada permasalahan, hanya saja CSR yang
dilaksanakan belum menggunakan Perda karena Perda No 10 Tahun 2012
masih direvisi sampai sekarang.
Kota Cilegon memiliki 8 Kecamatan dengan 43 Kelurahan. 8
Kecamatan tersebut adalah Cibeber, Cilegon, Citangkil, Ciwandan, Grogol,
Jombang, Pulo Merak dan Purwakarta. Kecamatan Cibeber memiliki 6
10
Kelurahan, Kecamatan Cilegon memiliki 5 Kelurahan, Kecamatan Citangkil
memiliki 7 Kelurahan, Kecamatan Ciwandan memiliki 6 Kelurahan,
Kecamatan Grogol memiliki 4 Kelurahan, Kecamatan Jombang memiliki 5
Kelurahan, Kecamatan Pulo Merak memiliki 4 Kelurahan, dan Kecamatan
Purwakarta memiliki 6 Kelurahan. Data selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1
Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Cilegon
KECAMATAN KELURAHAN
Cibeber Kedaleman
Cibeber
Kalitimbang
Karang Asem
Bulakan
Cikerai
Cilegon Ciwaduk
Ketileng
Bagendung
Ciwedus
Bendungan
Citangkil Citangkil
Taman Baru
Kebon Sari
Lebak Denok
Deringo
Warnasari
Samang Raya
Ciwandan Banjar Negara
Kubang Sari
Tegal Ratu
Gunung Sugih
Randakari
Kepuh
Grogol Grogol
Kota Sari
Gerem
Rawa Arum
11
Jombang Jombang Wetan
Panggung Rawi
Sukmajaya
Masigit
Gedong Dalem
Pulo Merak Suralaya
Mekarsari
Taman Sari
Lebak Gede
Purwakarta Ramanuju
Kebon Dalem
Kota Bumi
Pabean
Tegal Bunder
Purwakarta
Sumber: (Lembaga CCSR, 2014)
Berdasarkan Kecamatan di Kota Cilegon, seluruh Kecamatan
membutuhkan bantuan CSR dan seluruh Kecamatan telah mendapatkan
bantuan walaupun belum semuanya merata. Tetapi yang lebih di prioritaskan
adalah Kecamatan yang mempunyai perusahaan yang telah memberikan
bantuan.
Menurut Tabel 1.2 perusahaan-perusahaan yang ikut bergabung dalam
program CCSR di Kota Cilegon dan bantuan yang diberikan pada tahun 2011-
2013. Berikut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 :
12
Tabel 1.2
Perusahaan Yang Ikut Bergabung Dalam Program CCSR
Dan Bantuan Yang Diberikan Pada Tahun 2011-2013
TAHUN
PROGRAM
KEGIATAN
TARGET
PROGRESS SPONSOR
2011 1. Buku Paket SMP/SMA/SMK
Negeri
129.450 Buku
129.450 buku
Bank BJB
PT.Krakatau Steel
PT.Chandra Asri
Forum BUMD
2. Pemberdayaan Ekonomi
Berbasis Kecamatan
8 M 1,5 M Pemkot Cilegon
PT.Krakatau Steel
3. Jamban Keluarga 200 RTS
198 RTS
PT.Krakatau Steel
PT.Chandra Asri
Bank BJB
4. Listrik Masuk Desa 258 RTS - PT. Indonesia Power
5. Pemugaran Rumah Tidak
Layak Huni /Semenisasi
50 RTS
44 RTS Bank BJB
2012 1. Buku Paket SD Negeri 72.237 Buku 72.237 Buku Bank BJB
PT.Krakatau Steel
PT.Chandra Asri
Forum BUMD
2. Jamban Keluarga 400 RTS 330 RTS
PT.Krakatau Steel
PT.Chandra Asri
Bank BJB
3. Listrik Masuk Desa 200 RTS 100 RTS PT.Indonesia Power
4. Pemugaran Rumah Tidak
Layak Huni /Semenisasi
50 RTS 35 RTS Bank BJB
5. Bantuan Kacamata Untuk
Siswa SD
200 Siswa
117 Siswa
PT.Indonesia Power
PT.Chandra Asri
6. Pengembangan TTG Melalui 8 Kecamatan 8 Kecamatan PT. Indonesia Power
13
Posyantek PT. Mitsubishi
PT. ASDP Merak
PT. Chandra Asri
2013 1. Jamban Keluarga 350 RTS 95 RTS PT.Krakatau Steel
PT.Chandra Asri
PT. Indonesia Power
PT. Wijaya Karya
2. Listrik Masuk Desa 1.200 RTS 300 RTS PT.Indonesia Power
3. Pemugaran Rumah Tidak
Layak Huni /Semenisasi
450 RTS 10 RTS PT.Krakatau Steel
PT.Askes
4. Bank Sampah 8 Kecamatan 3 Kecamatan PT.Chandra Asri
5. Bantuan Kacamata Untuk
Siswa SD
150 Orang 120 Orang PT.Indonesia Power
PT.Chandra Asri
6. Jamkesda (Cuci Darah) 13 orang 13 orang Bank BJB
(Sumber: Lembaga CCSR, 2014)
Menurut Tabel 1.3 perusahaan yang memberikan bantuan pada tahun
2011-2013 adalah sebagai berikut : pada tahun 2014 perusahaan yang
memberikan bantuan melalui Lembaga CCSR adalah PT. Krakatau Steel, PT.
Indonesia Power, PT. Chandra Asri dan Bank BJB. Berikut selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 1.3 :
14
Tabel 1.3
Perusahaan Yang Memberikan Bantuan
Pada Tahun 2014
NO
PROGRAM
KEGIATAN SPONSOR
TARGET
PROGRESS
1 Jamban keluarga PT.Krakatau Steel
PT.Chandra Asri
Bank BJB
PT.Indonesia Power
300 RTS
209 RTS
2 Listrik masuk desa PT. Indonesia Power 300 RTS 300 RTS
3 Pemugaran Rumah Tidak
Layak Huni /Semenisasi
PT.Krakatau Steel
PT. Chandra Asri
Bank BJB
300 RTS
20 RTS
4 Bank sampah PT. Krakatau Steel
PT.Chandra Asri
8
Kecamatan
6
Kecamatan
5 Bantuan Kacamata Untuk
Siswa SD
PT.Chandra Asri
PT.Indonesia Power
200 Orang 75 Orang
6 Jamkesda (cuci darah) PT. Krakatau Steel 13 Orang 13 Orang
7 Taman kota Bank BJB 4 Lokasi 1 Lokasi
(Sumber: Lembaga CCSR, 2014)
Dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Kota
Cilegon terdapat 3 model yaitu : (1) Model 1, dalam model ini CSR dapat
dilakukan masing-masing korporat. Korporat melakukan kegiatan CSR yang
langsung ditujukan kepada masyarakat, dan peran CCSR melakukan
dokumentasi dan publikasi kegiatan yang telah dilakukan korporasi tersebut ;
(2) Model 2, dalam model ini kegiatan CSR perusahaan dilakukan melalui
CCSR, untuk kemudian disalurkan ke masyarakat ; (3) Model 3, dalam model
15
ini CCSR menawarkan beberapa proposal kegiatan CSR kepada korporasi.
Secara lengkap dalam model ini, pada awalnya masyarakat mengajukan
proposal kepada CCSR, lalu CCSR akan memilih proposal yang paling layak
atau paling baik untuk dilaksanakan. Setelah ditentukan proposal mana saja
yang layak didanai, maka CCSR akan membawa proposal tersebut ke
korporasi untuk didanai.
Berdasarkan observasi awal yang peneliti temukan di lapangan,
peneliti mendapatkan rumusan masalah yaitu ketidakstabilan jumlah
perusahaan yang mengikuti program CCSR setiap tahunnya, anggota
pelaksana tidak bertambah setiap tahunnya dan pengelolaan program CCSR
tidak transparan. Dilihat dari data tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2011-
2013 perusahaan yang mengikuti program CCSR sangat tidak stabil, pada
tahun 2011 perusahaan yang bergabung hanya 4 perusahaan yaitu Bank BJB,
PT. Krakatau Steel, PT. Chandra Asri dan PT. Indonesia Power. Pada tahun
2012 perusahaan yang bergabung ada 6 yaitu Bank BJB, PT. Krakatau Steel,
PT. Chandra Asri, PT. Indonesia Power, PT. Mitsubishi dan PT. ASDP
Merak. Sedangkan pada tahun 2013 perusahaan yang bergabung hanya 4 yaitu
PT. Krakatau Steel, PT. Chandra Asri, PT. Wijaya Karya dan PT. Askes.
Dilihat dari perusahaan yang tidak stabil pada setiap tahunnya tersebut, itu
dikarenakan anggota pelaksana tidak bertambah setiap tahunnya maka dari itu
Lembaga CCSR kurang mensosialisasikan ke perusahaan-perusahaan di Kota
Cilegon. Pengelolaan program CCSR tidak transparan, dikarenakan peneliti
tidak diberikan data anggaran yang digunakan.
16
Dari latar belakang yang telah peneliti kemukakan diatas, maka
peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS CILEGON CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CCSR) DALAM PENGELOLAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN-
PERUSAHAAN DI KOTA CILEGON TAHUN 2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, untuk
memudahkan dan mengarahkan pembahasan maka peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Ketidakstabilan jumlah perusahaan yang mengikuti program CCSR setiap
tahunnya.
2. Anggota pelaksana tidak bertambah setiap tahunnya.
3. Pengelolaan program CSR tidak transparan.
1.3 Batasan Masalah
Dari temuan masalah dilapangan peneliti membatasi permasalahan
yang ada, masalah penelitian ini dibatasi pada efektivitas Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014.
17
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi serta batasan masalah diatas,
maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Seberapa besar tingkat
efektivitas pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-
perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014?”
1.5 Tujuan Penelitian
Dari identifikasi masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-
perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014.
1.6 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat, yaitu manfaat Teoritis dan
manfaat Praktis.
1.6.1 Manfaat Teoritis
1. Memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis.
2. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia
akademis khususnya mengenai teori organisasi, manajemen,
pemberdayaan masyarakat serta mengembangkan ilmu yang di dapat
selama perkuliahan khususnya perilaku organisasi yang di dalamnya
terdapat strategi suatu organisasi, pembangunan masyarakat dan studi
kesejahteraan sosial.
18
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat serta
kelestarian fungsi lingkungan hidup di wilayah Kota Cilegon.
2. Dapat terlaksana dengan baik bila terjalin hubungan sinergis antara
pemerintah daerah dengan para pelaku dunia usaha dan masyarakat.
3. Bahwa para pelaku dunia usaha memperoleh kemudahan dan perlindungan
dalam berusaha serta diberi kesempatan yang lebih luas berperan serta
dalam pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat dan pelestarian
lingkungan dalam segala aspeknya.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum
tentang gambaran penelitian yang dilakukan, sistematika penulisan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I terdiri dari latar belakang yang menerangkan ruang lingkup
dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif, dari lingkup
yang paling umum sehingga ke permasalahan yang paling khusus atau
spesifik. Kemudian selanjutnya identifikasi masalah dalam hal ini identifikasi
masalah mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari
tema/topik/judul penelitian. Pembatasan masalah dan perumusan dari hasil
identifikasi tersebut ditetapkan masalah yang paling urgen yang berkaitan
dengan judul penelitian. Maksud dan tujuan penelitian, dalam hal ini
19
mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakan
penelitian. Kemudian terdapat juga kegunaan penelitian yang menjelaskan
manfaat teoritis dan praktis dari penelitian yang akan diteliti, dan yang
terakhir yaitu sistematika penulisan yang menjelaskan dari bab ke bab yang
ada dalam penelitian.
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
Pada BAB II yaitu tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan asumsi
dasar penelitian. Penelitian terdiri dari deskripsi teori yang relevan dengan
permasalahan dalam penelitian sehingga dapat digunakan untuk merumuskan
asumsi dasar, kerangka berfikir yang menggambarkan alur pikiran peneliti
sebagai kelanjutan dari teori. Sedangkan asumsi dasar yaitu jawaban
sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan akan diuji kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab III terdiri dari metode penelitian yang menjelaskan tentang
penggunaan metode yang digunakan. Instrumen penelitian menjelaskan
tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan data. Teknik analisa
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan kedalam unit-
unit. Tempat dan waktu penelitian menjelaskan tentang tempat dan waktu
penelitian.
20
BAB IV HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian mencakup deskripsi objek penelitian yang meliputi
lokasi penelitian secara jelas, sturuktur organisasi dari objek yang diteliti, serta
hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Selain itu juga mencakup
deskripsi data yang menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan teknik analisa data relevan. Kemudian dalam bab ini juga
terdapat interprestasi hasil penelitian dan pembahasan lebih lanjut terhadap
hasil analisa data.
BAB V PENUTUP
Bab ini terbagi ke dalam dua bagian yaitu, bagian kesimpulan dan
saran. Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari analisis dan
pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, sedangkan pada bagian saran akan
dikemukakan saran dari peneliti yang akan memberikan solusi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
21
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori digunakan untuk memperkuat uraian sebelumnya.
Pada bab ini, peneliti menggunakan beberapa teori untuk mendukung masalah
dalam penelitian. Penggunaan teori merupakan cara yang tepat untuk
mengelola sumber daya waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan
serta alat yang tepat untuk memperingan pekerjaan.
Teori berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam
penelitian. Maka dari itu, pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa
teori yang berkaitan dengan Efektivitas Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility
(CSR) Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014.
2.1.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat yang
dikehendaki jika seseorang melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud
tertentu dan memang dikehendakinya, maka orang itu dikatakan efektif bila
menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang
dikehendakinya. Selanjutnya efektivitas harus dinilai ataus tujuan yang biasa
dilaksanakan dan bukan atas konsep tujuan yang maksimum. Jadi efektivitas
22
menurut ukuran seberapa jauh organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak
dicapai.
Selain itu efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan
dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tepat untuk mencapai
tujuan. Sehingga efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan
atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari
produktivitas yaitu mengarah kepada mencapaian unjuk kerja yang maksimal,
yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Dalam konsep efektivitas, unsur yang penting adalah pencapaian tujuan yang
sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal, tujuan merupakan
harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh
serangkaian proses.
2.1.2 Efektivitas Organisasi
Setiap organisasi akan berusaha menjadikan organisasinya berjalan
lancar sehingga sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai sesuai dengan
yang diharapkan. Menurut Etzioni, efektivias organisasi adalah tingkat
keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasarannya.
(Lubis dan Huseini, 1987).
Etzioni berpendapat bahwa sasaran (goal) organisasi adalah suatu
keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh suatu organisasi.
23
2.1.3 Beberapa pendekatan dalam pengukuran efektivitas organisasi :
Gambar 2.1
Pendekatan Dalam Pengukuran Efektivitas
(Sumber: Lubis dan Husaini : 1987)
1. Pendekatan Sumber (System Resource Approach)
a. Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan
organisasi dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang
dibutuhkannya.
b. Jadi pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai ketebukaan
sistem organisasi terhadap lingkungannya.
LINGKUNGAN
Pendekatan Pendekatan Pendekatan
Sumber Proses Sasaran
INPUT
SUMBER
Organisasi
Kegiatan dan
Proses
Internal OUTPUT
Produk/Jas
a
24
c. Efektivitas organisasi menurut pendekatan ini adalah tingkat
keberhasilan organisasi dalam memanfaatkan lingkungannya
untuk memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka
maupun yang nilainya tinggi.
d. Secara luas, pendekatan sumber mempergunakan beberapa
dimensi berikut untuk mengukur efektivitas organisasi:
a) Kemampuan organisasi memperoleh berbagai jenis sumber
yang bersifat langka dan tinggi nilainya.
b) Kemapuan para pengambil keputusan dalam organisasi untuk
mengintepretasikan sifat-sifat lingkungan secara cepat.
c) Kemampuan organisasi menghasilkan output tertentu dengan
menggunakan sumber-sumber yang berhasil diperoleh.
d) Kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan
operasionalnya sehari-hari.
e) Kemampuan organisasi untuk berinteraksi dan menyesuaikan
diri terhadap perubahan lingkungan. (Cunningham, 1978)
2. Pendekatan Proses (Internal Process Approach)
a. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan organisasi, tetapi
memusatkan perhatian kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-
sumber yang dimiliki oleh organisasi yang menggambarkan kondisi
kesah atau organisasi.
b. Organisasi dikatakan efektif bila proses internal berjalan lancar
karyawan bekerja dengan kegembiraan serta kepuasan yang tinggi,
25
kegiatan masing-masing bagian terkordinasi secara baik dengan
produktivitas yang tinggi.
c. Berbagai kemampuan yang dapat menunjukan efektivitas
organisasi ditunjukkan kepada daftar berikut ini :
1) Perhatian atasan terhadap karyawan
2) Semangat, bekerjasama dan loyalitas kelompok kerja.
3) Saling percaya dan komunikasi antara karyawan dengan
pimpinan.
4) Desentralisasi dalam pengambilan keputusan.
5) Adanya komunikasi pertikal dan horizontal yang lancar dalam
organiasai.
6) Adanya usaha dari setiap individu maupun keseluruhan
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
7) Adanya sistem imbalan yang merangsang pimpinan untuk
mengusahakan terciptanya kelompok-kelompok kerja yang
efektif serta performansi dan pengembangan karyawan.
8) Organisasi dan bagian-bagian bekerjasama secara baik, dalam
konflik yang terjadi selalu diselesaikan dengan acuan
kepentingan organisasi. (Cunningham, 1978).
3. Pendekatan Sasaran (Goal Approach)
Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas dimulai
dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkat
keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Dengan
26
demikian pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi
berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapainya.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengukuran efektivitas
organisasi dengan pendekatan sasaran ini :
1) Adanya macam output :
a) Macam-macam output ini menyebabkan sulit dilakukan
pengukuran.
b) Lebih sulit lagi bila ada sasaran organisasi yang saling
bertentangan dengan sasaran lainnya.
2) Adanya subjektivitas dalam penilaian :
a) Sulitnya mengidentifikasikan sasaran organisasi yang
sebenarnya sehingga penentuan sasaran menjadi subjektif.
b) Disamping itu, adakalanya sasaran organisasi yang secara
resmi tertulis berbeda dengan sasaran sebenarnya dalam
pengelolaan organisasi.
c) Sulitnya mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai
sasarannya.
3) Pengaruh kontekstual :
a) Lingkungan dan keseluruhan elemen-elemen kontektual
berpengaruh terhadap performansi organisasi.
b) Pengaruh kontekstual ini dapat memberikan dapat memberi
kesempatan berprestasi bagi organisasi, tetapi bsia juga
sebaliknya.
27
c) Karena itu, perbedaan karakteristik faktor kontekstual ini perlu
diperhatikan apabila kita bermaksud mengukur efektivitas
beberapa organisasi yang terdapat pada lingkungan yang
berbeda (seperti perbedaan mutu tenaga kerja kemudahan
mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan, peraturan
pemerintah, dan sebagainya).
Ada 14 indikator yang paling sering digunakan oleh para
peneliti dalam melakukan pengukuran efektivitas organisasi yang
dinyatakan dengan frekuensi penggunaannya. Adapun frekuensi
penggunaan kriteria dalam pengukuran efektivitas organisasi dapat
dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1
Kriteria Dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi
Kriteria Frekuensi Pengguanaan
(kali)
1. Adaptabilitas dan fleksibiltas
organisasi
2. Produktivitas
3. Kepuasan karyawan
4. Tingkat keuntungan
5. Keberhasilan memperoleh sumber.
6. Keberhasilan dari rasa tertekan
pada anggota organisasi.
7. Kontrol terhadap lingkungan
8. Pengembangan organisasi
9. Efektivitas organisasi
10. Kemampuan organisasi untuk
mempertahankan anggotanya.
10
6
5
3
3
2
2
2
2
2
28
11. Pertumbuhan organisasi
12. Integrasi dalam organisasi
13. Keterbukaan komunikasi
14. Kemampuan mempertahankan
hidupnya organisasi.
2
2
2
2
(Sumber : Steers, 1975)
4. Pendekatan Integratif dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi
Salah satunya adalah pendekatan konstituency merupakan
pendekatan dalam pengukuran efektivitas yang mencoba memandang
keseluruhan kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi (Connolly
et al., 1980).
Pendekatan ini memusatkan perhatian pada konstituency
organisasi yaitu berbagai kelompok di dalam atau di luar organisasi
yang mempunyai kepentingan terhadap performansi organisasi dapat
dilihat pada Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2
Konstituency Organisasi
Konstituency Kriteria Efektivitas
1. Pemilik Perusahaan
2. Karyawan
3. Konsumen atau pelanggan
4. Pemberi pinjaman
5. Lingkungan/komunitas
6. Leveransir
7. Pemerintah
Tingkat keuntungan
Kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan
sistem pengawasan.
Mutu produk/jasa
Kredibilitas perusahaan
Sumbangan atau partisipasi perusahaan
terhadap kegiatan komunitas.
Kelancaran pembayaran
Kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan pemerintah.
(Sumber : Connolly et al, 1980)
29
2.1.4 Konsep dan Pola Studi Efektivitas Kelompok
Kajian tentang faktor penentu efektivitas kelompok mengacu kepada
dua kepentingan. Pertama, kepentingan teoritis. Kedua, kepentingan praktis.
Kepentingan teoritis dimaksudkan untuk memperoleh tilikan yang mendalam
tentang fungsi kelompok, baik bagi anggota maupun bagi masyarakat.
Kepentingan praktis dimaksudkan untuk memperoleh masukan tentang
produktivitas, efisiensi, dan kebaikan-kebaikan lain dari anggota kelompok.
Kajian teoritis-praktis dimaksudkan untuk memperoleh tilikan yang
komprehensif dan mendalam tentang fungsi kelompok bagi produktivitas,
efisiensi, dan kebaikan-kebaikan lain dari anggota kelompok.
Namun demikian fungsi kelompok bagi produktivitas, efisiensi dan
efektivitas rumit adanya. Kerumitan itu disebabkan karena kelompok itu
sendiri rumit dan anggotanya bervariasi. Ukuran produktivitas, efisiensi dan
efektivitas kelompok itu sendiri berbeda masing-masing kelompok, apalagi
menurut anggotanya.
Studi tentang efektivitas kelompok bertolak dari telaah terhadap
variabel-variabel (konsep yang mempunyai variasi nilai) yang mempengaruhi
efektivitas kelompok. Variabel dimaksud meliputi variabel bebas, variabel
terikat dan variabel perantara. (Sudarman Danim, 2004)
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel pengelola.
Variabel pengelola adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
30
Variabel bebas (pengelola) bersifat given pada kelompok. Variabel-
variabel bebas dapat berbentuk :
a) Struktur, yaitu ukuran atau besarnya kelompok dan komposisi individu
di dalam kelompok itu.
b) Tugas, yaitu tugas dan tingkat kesulitan atau bobot tugas dan lain-lain.
c) Lingkungan, yaitu keadaan fisik kelompok, tempat kerja dan lain-lain.
d) Pemenuhan kebutuhan, yaitu kebutuhan fisik kelompok, kebutuhan di
tempat kerja dan lain-lain.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang dikelola
adalah variabel yang dipengaruhi atau dapat diikat oleh variabel lain,
terutama variabel bebas. Kita dapat melakukan pengukuran tentang
efektivitas kelompok sebagai variabel terikat.
3. Variabel Perantara
Variabel perantara (interdependent variable) adalah variabel yang
dapat ditentukan oleh suatu proses individu atau kelompok yang turut
menentukan efek variabel bebas. Gaya kepemimpinan, motivasi anggota
kelompok dan persahabatan antar anggota adalah variabel perantara yang
khas. Variabel perantara diatas dan variabel perantara lainnya sebagai
refleksi pengaruh variabel bebas.
31
2.1.5 Pegertian Pengelolaan
Pengertian pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan
atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan
serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Definisi pengelolaan oleh
para ahli terdapat perbedaan-perbedaan hal ini disebabkan karena para ahli
meninjau pengertian dari sudut yang berbeda-beda. Ada yang meninjau
pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau
pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari dari prinsipnya
definisi-definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengelolaan adalah (1)
proses, cara, perbuatan mengelola; (2) proses melakukan kegiatan tertentu
dengan menggerakkan tenaga orang lain; (3) proses yang membantu
merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Jadi pengelolaan dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian keputusan tentang pemanfaatan sumber daya
alam yang terkandung di dalamnya secara berkelanjutan.
2.1.6 Teori Organisasi Publik
Secara harifah organisasi berasal dari bahasa Yunani “organom” yang
berarti alat atau instrumen. Arti kata ini menyiratkan bahwa organisasi adalah
32
alat bantu manusia. Jadi, ketika seseorang mendirikan sebuah organisasi,
tujuan akhirnya bukan organisasi itu sendiri melainkan agar ia dan semua
orang yang terlibat di dalamnya dapat mencapai tujuan lain lebih mudah dan
lebih efektif.
Stephen Robbin (2007:5) mendefinisikan organisasi sebagai berikut :
“Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka
waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang
bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja
tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama
atau satu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”
Terdapat keidentikan pendefinisan para pakar tentang organisasi,
berikut merupakan pendefinisian tersebut :
Menurut James D Mooney ”Organization is the form of every human
association for the attainment of common purpose”. Maksudnya, organisasi
adalah sebagai bentuk perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan
utama. Sedangkan menurut John D Millet “Organization is the structural
framework within wich the work of many individuals is carried and for
realization of common purpose.” Maksudnya, organisasi adalah sebagai
kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan
untuk mewujudkan suatu tujuan bersama. Herbert A Simon dalam Ilmu
Administrasi Publik (1997:51) mengatakan bahwa “Organization is the
complex pattern of communication and other relation in a groups of human
being.” Maksudnya, organisasi sebagai pola komunikasi yang lengkap dengan
hubungan-hubungan orang lain di dalam suatu kelompok orang-orang.
Menurut Mahsun (2006:7) mengemukakan bahwa :
33
“Publik sering dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada
publik (masyarakat) yang dibayar melalui pajak atau pendapatan
negara lain yang diatur dalam hukum.”
Publik juga dikonsepkan sebagai sebuah ruang yang berisi aktivitas
manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh pemerintah
atau aturan sosial atau setidaknya oleh tindakan bersama.
Organisasi yang terbesar adalah organisasi yang mewadahi seluruh
lapisan masyarakat dengan ruang lingkup negara yang disebut dengan
organisasi publik. Pengertian organisasi publik bermula dari konsep barang
publik (public goods), yaitu adanya produk-produk tertentu berupa barang dan
jasa yang tidak dapat dipenuhi dengan mekanisme pasar yang dilakukan
individu-individu. Konsep ini menunjukkan adanya produk-produk yang
bersifat kolektif dan harus diupayakan secara kolektif pula. Ada beberapa
bidang yang bersifat kolektif dimana organisasi publik memainkan
peranannya, antara lain penegakan hukum, pelayanan kesehatan, pendidikan,
keamanan nasional, jasa transportasi, dan sebagainya.
Menurut Stewart (2009) mengemukakan 13 karakteristik organisasi
publik, diantaranya:
1. Target atau sasaran yang tidak terdefinisi secara jelas.
2. Harapan-harapan yang beragam dan acapkali bersifat artifical dan politis.
3. Tuntutan dari berbagai pihak yang berbeda.
4. Tuntutan dari badan-badan yang mengucurkan anggaran.
5. Panerima jasa, yaitu masyarakat, tidak memberikan kontribusi secara
langsung melainkan melalui mekanisme pajak.
6. Sumber anggaran yang berbeda-beda.
7. Anggaran yang diterima mendahului pelayanan yang diberikan.
8. Ada pengaruh dari perubahan politik.
9. Tuntutan dan arahan yang harus dipatuhi dari pusat.
10. Batasan-batasan yang ditetapkan oleh undang-undang.
34
11. Larangan atau pembatasan untuk melakukan usaha-usaha yang
menghasilkan laba.
12. Larangan atau pembatasan untuk menggunakan anggaran diluar tujuan
yang secara formal telah ditetapkan.
13. Tingkat sensitivitas terhadap tekanan kelompok masyarakat.
Sorensen (2009:46) membagi organisasi dalam empat kategori :
Tabel 2.3
Tipologi Organisasi Publik
Hubungan Kausal Tujuan
Jelas Tidak Jelas
Pasti a. Efisiensi
Ekonomi
c. Legitimasi
Kelembagaan
Tidak Pasti b. Kriteria
Judgmental
d. Legitimasi
Kelembagaan
(Sumber: Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi.
Jakarta: Salemba Humainika. Hlm 46)
Organisasi kategori “a” adalah organisasi publik yang memiliki
berbagai tujuan yang terdefinisi secara jelas serta hubungan sebab akibat yang
diketahui dengan pasti dalam memproduksi public goods yang diberikan
kepadanya, contohnya yang terdapat pada BUMN/BUMD. Organisasi publik
kategori “b” adalah organisasi-organisasi publik dimana tujuan yang harus
dicapai cukup jelas, akan tetapi hubungan sebab akibat dalam proses
operasionalnya tidak diketahui dengan pasti. Contohnya adalah organisasi-
organisasi publik yang menangani masalah pendidikan.
Organisasi publik kategori “c” adalah organisasi dimana tujuan
organisasi tidak secara jelas bisa di definisikan (biasanya karena banyak
stakeholder yang terlibat), tetapi hubungan sebab akibat dalam kegiatan
35
organisasi dapat ditentukan secara pasti, contohnya rumah sakit, Bea Cukai,
perpajakan dan lain-lain. Organisasi publik kategori “d” adalah organisasi
publik dimana tujuan organisasi maupun hubungan sebab akibat
operasionalnya tidak dapat ditentukan secara jelas, contohnya adalah
kepolisian, ABRI, dan lain-lain.
Organisasi sektor publik bukan semata-mata organisasi sosial yang non
profit oriented karena terdapat organisasi organisasi sektor publik yang bertipe
quasi non profit. Quasi non profit bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan motif surplus (laba) agar terjadi keberlangsungan
organisasi dan memberikan kontribusi pendapatan negara atau daerah,
misalnya BUMN dan BUMD. Jadi organisasi publik adalah organisasi yang
berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang dan jasa
kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang
diatur dengan hukum.
2.1.7 Komunikasi Organisasi
Komunikasi dalam organisasi menjadi sistem aliran yang
menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi
sehingga menghasilkan sinergi. Jadi dengan demikian, komunikasi dalam
organisasi selain ikut andil membangun iklim organisasi juga ikut membangun
budaya organisasi. Jika ini dipahami oleh pengelola organisasi maka
perbedaan-perbedaan individu dan ketidak mengertian (mis understanding)
36
dalam organisasi bisa diperkecil dan dikurangi yang pada akhirnya bisa
mengurangi konflik.
Wayne Pace dan Don Faules (2008:5) mengklasifikasi definisi
komunikasi organisasi menjadi dua. Pertama definisi fungsional organisasi
yaitu sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi
yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Dan yang kedua definisi
interpretatif komunikasi organisasi cenderung menekankan pada kegiatan
penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional.
Goldhaber (2004:67) memberi definisi organisasi yaitu proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti
atau yang selalu berubah-ubah. Oleh karena itu pimpinan organisasi dan para
komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan
komunikasinya.
2.1.8 Teori Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment)
Pengembangan masyarakat sebagai metode pekerjaan sosial
menunjukkan interaksi aktif antara pekerja sosial dengan masyarakat, dimana
mereka terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi suatu program pembangunan kesejahteraan sosial atau usaha
kesejahteraan sosial. Pekerjaan sosial adalah aktivitas kemanusiaan yang sejak
kelahirannya telah memiliki perhatian yang mampu.
37
Chambers (1997) mengatakan :
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan
ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan
paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered,
participatory, empowering, and sustainable.”
Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses
pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya belakangan ini banyak
dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep
pertumbuhan dimasa yang lalu. Konsep ini berkembang dari upaya banyak
ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain Friedman menyebutkan :
alternative development, yang menghendaki “inclusive democracy,
appropriate, economic growth, gender quality and intergenerational
equality.”
Menurut Ginanjar Kartasasmita (1997) upaya memberdayakan
masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu :
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang (enabling). Dalam hal ini setiap masyarakat mempunyai
potensi dalam diri masing-masing.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Potensi
yang dimiliki masyarakat harus lebih dikembangkan supaya kehidupan
mereka menjadi lebih sejahtera.
3. Memberdayakan mengandung arti pula melindungi. Dalam hal ini
perusahaan memberikan bantuan serta mengadakan program-program
untuk masyarakat bukan berat masyarakat bukan berarti masyarakat
tergantung kepada perusahaan. Perusahaan hanya menyediakan selebihnya
masyarakat yang harus berusaha sendiri membangun kehidupannya
menjadi lebih baik, sehingga dengan begitu mereka akan menjadi
masyarakat yang mandiri.
Pemberdayaan masyarakat dapat dipandang sebagai jembatan bagi
konsep-konsep pembangunan makro dan mikro. Dalam kerangka pemikiran
38
itu berbagai input seperti dana, sarana dan prasarana yang dialokasikan kepada
masyarakat melalui berbagai program pembangunan harus ditempatkan
sebagai rangsangan untuk memacu percepatan kegiatan sosial ekonomi
masyarakat. Proses ini diarahkan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat
(capacity building) melalui pemupukan modal yang bersumber dari surplus
yang dihasilkan dan pada gilirannya dapat menciptakan pendapatan yang
dinikmati oleh rakyat. Proses transformasi itu harus digerakkan oleh
masyarakat sendiri.
2.1.9 Pembangunan
Menurut Saul M. Katz dalam Riggs, ed, menyatakan bahwa
pembangunan merupakan perubahan besar-besaran suatu bangsa dari suatu
keadaan menuju keadaan yang lebih baik. Michael Todaro melalui tiga konsep
dalam tujuan pembangunan : kebutuhan hidup (pertumbuhan ekonomi),
kebebasan memilih (perubahan sosial), dan harga diri (nilai etik).
Pandangan lain yang dikemukakan oleh Harlan Cleveland dan Mochtar
Lubis (1990:1) menyatakan bahwa pembangunan merupakan peningkatan
pertumbuhan ekonomi disertai keadikan sosial secara sadar. Mordikanto
(1991) menyatakan bahwa pembangunan merupakan upaya sadar dan
terencana untuk melaksanakan perubahan-perubahan yang mengarah pada
pertumbuhan ekonomi dan perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan seluruh
warga masyarakat untuk jangka panjang, yang dilaksanakan oleh pemerintah
yang didukung oleh masyarakatnya, dengan menggunakan teknologi yang
terpilih.
39
2.1.10 Masyarakat
Menurut Taliziduhu (1990:49), masyarakat di dalam konteks
pembangunan masyarakat adalah masyarakat dalam arti community yang
dapat juga di Indonesiakan menjadi komunitas. Soekanto menyatakan
masyarakat merupakan suatu kelompok baik besar maupun kecil yang
anggotanya hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan
bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup
yang utama. Kriteria yang utama bagi adanya suatu masyarakat adalah adanya
social relationship antara anggota-anggota kelompok tersebut.
2.1.11 Pembangunan Masyarakat
Pembangunan masyarakat adalah suatu gerakan untuk menciptakan
tingkat kehidupan yang lebih baik bagi seluruh warga masyarakat dengan
melibatkan peran serta nyata dari mereka. Dari batasan pengertian tersebut
diatas terlihat bahwa dalam pembangunan masyarakat terkandung tiga hal,
yaitu :
1. Adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat.
2. Kegiatan tersebut mempunyai tujuan, yaitu menciptakan tingkat kehidupan
yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
3. Kegiatan tersebut sangat diperlukan adanya peran serta nyata dari seluruh
anggota masyarakat.
2.1.12 Prinsip Penyelenggaraan Pembangunan Masyarakat
Menurut Siagian (1983:30) sedikitnya ada 10 prinsip dalam
penyelenggaraan pembangunan masyarakat, yaitu :
1. Kesemestaan atau komprehensif
2. Partisipasi masyarakat
40
3. Keseimbangan
4. Kontinuitas
5. Pendekatan kesisteman
6. Mengandalkan kekuatan sendiri
7. Kejelasan strategi dasar
8. Skala prioritas yang jelas dan bersifat luwes
9. Kelestarian ekologi
10. Pemerataan disertai pertumbuhan
2.1.13 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
Perusahaan selalu punya kewajiban kepada masyarakat tempat mereka
beroperasi. Tetapi, tinjauan historis dalam tempat lain di dalam menunjukkan
bahwa banyak perusahaan harus dipaksa untuk memenuhi kewajiban ini. Para
ahli sejarah memperdebatkan kapan tanggung jawab sosial ini muncul di dunia
korporat. Salah satu pendapat mengatakan kewajiban yang diharapkan
perusahaan dewasa ini mungkin di mulai pada 1960-an dengan periode protes
dan pemberdayaan (1965-1985) pada pemenuhan tuntutan publik kepada
perusahaan.
Publik Corporate Social Responsibility (CSR) yang diintegrasi ke
dalam manajemen organisasi berpengaruh terhadap praktik community
relations yang dijalankan organisasi. Menjalin hubungan baik dengan
lingkungan sekitar tidak cukup hanya dengan kegiatan-kegiatan filantropis.
Organisasi dengan komunitasnya dapat membangun kemitraan melalui
kegiatan pengembangan masyarakat (community development).
“Pengembangan masyarakat merupakan upaya pemberdayaan masyarakat
melalui kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat itu. Masyarakat
41
adalah partisipan sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries) dari
pembangunan.
CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) adalah bentuk kegiatan
community relations, yaitu hubungan baik dengan para komunitas sekitar
organisasi/perusahaan. CSR pada era 1970-an dan 1980-an pada dasarnya
tidak begitu peduli terhadap sebagian besar komunitas lokal yang pola
hidupnya sangat jauh berbeda dengan komunitas perusahaan. Hal ini banyak
disebabkan, karena perusahaan lebih menggunakan aturan-aturan yang ada
dalam komunitas lokal dan harus mengikuti aturan-aturan nasional. Pada
perkembangan selanjutnya, CSR pada era 1990-an sampai sekarang mulai
menampakkan adanya kepedulian terhadap komunitas sekitarnya, dan hal ini
banyak disebabkan oleh adanya tekanan komunitas-komunitas sekitar
perusahaan untuk diadakan konsultasi pada setiap proses perusahaan.
Perusahaan diwajibkan untuk selalu mengikuti perkembangan sosial
komunitas sekitar.
Pada masa sekarang, keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh
adanya perhatian teradap lingkungan sosial sekitar. Artinya bahwa sukses
komersial perusahaan dilihat juga dari bagaimana perusahaan mengelola CSR
terhadap komunitas di sekitar daerah operasinya.
CSR juga diatur dalam Undang-Undang mengenai Perseroan Terbatas,
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal
74 yang berisikan sebagai berikut :
42
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dalam pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa Perseroan diartikan sebagai
Perseroan Terbatas yang menjalankan usaha dibidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam, wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan
lingkungan, namun tidak dijelaskan apakah tanggung jawab yang sama juga
diwaibkan bagi entitas usaha yang tidak berbentuk Perseroan Terbatas.
Sehingga, hal ini dapat menimbulkan penafsiran bahwa entitas yang tidak
berbentuk Perseroan Terbatas tidak diwajibkan untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
Menurut Magnan & Ferrel (2004) Corporate Social Responsibility
(CSR) sebagai “A business acts in socially responsible manner when
it’s decision and account for and balance diverse stake holder
interest.”
Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan secara
seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam
setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui
perilaku yang secara sosial bertanggung jawab.
Menurut Natufe (2001:9) Corporate Social Responsibility (tanggung
jawab sosial perusahaan) adalah komitmen berkelanjutan kalangan bisnis
untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan
43
ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan
keluarganya serta komunitas local serta masyarakat keseluruhan.
Pilar dasar definisi Natufe itu mencakup :
1. Mendorong kesejahteraan ekonomi.
2. Perbaikan lingkungan.
3. Tanggung jawab sosial.
2.1.14 Tujuan Corporate Social Responsibility
Dalam bisnis apapun, yang diharapkan adalah keberlanjutan dan
kestabilan usaha, karena keberlanjutan akan mendatangkan keuntungan
sebesar-besarnya bagi perusahaan. Setidaknya terdapat tiga alasan penting
mengapa kalangan dunia usaha harus merespon CSR agar sejalan dengan
jaminan keberlanjutan operasional perusahaan, sebagaimana dikemukakan
Wibisono (2007).
Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh
karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat.
Perusahaan mesti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam satu tatanan
lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau
upaya timbal balik atas penguasaan sumber daya ekonomi oleh perusahaan
yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping sebagai kompensasi
sosial karena timbul ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat.
Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan
yang bersifat simbiosis mutualisme untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat. Wajar bila perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusi
44
positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan
bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan.
Ketiga, kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau
bahkan menghindarkan konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat
dari dampak operasional perusahaan atau akibat kesenjangan structural dan
ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Kajian di dalam penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya Uliviana pada tahun 2010 yang diambil dari skripsi yang
berjudul ”Strategi Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Cilegon Fabricators”, dengan pendekatan kualitatif. Program Corporate
Social Responsibility (CSR) suatu bentuk tanggung jawab yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan kepada komunitas dan juga lingkungan.
Program Corporate Social Responsibility (CSR) ini bertujuan
membangun kebersamaan, mengharmoniskan hubungan antara dunia industri
dan masyarakat sekitar serta membangun lingkungan dengan meningkatkan
program kesehatan. Untuk itu PT. Cilegon Fabricators melaksanakan
Program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang kesehatan yaitu
kegiatan khitanan masal tahun 2007 pada tiga desa sekitar perusahaan yaitu
Desa Argawana, Desa Margasari, dan Desa Bayuwangi, Pulo Ampel -
Serang.
45
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan pada tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap dampak. Metode yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah metode evaluatif dengan pendekatan kualitatif,
sedangkan teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah wawancara,
observasi langsung serta dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan
informan sebanyak sebelas orang dengan sampel purposife. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan model PII Cutlip,
Center and Broom.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi kegiatan
khitanan masal tahun 2007, pada tahap evaluasi persiapan yang dilakukan
pengajuan proposal ke pihak management sebagai bentuk kepedulian
sekaligus perayaan hari ulang tahun PT Cilegon Fabricators yang melibatkan
tiga desa dengan kouta sebanyak 73 peserta. Evaluasi tahap implementasi
menunjukan bahwa penggunaan media lisan dan media tertulis dalam
penyebaran pesan tercapai dengan antusias warga yang datang dan dengan
adanya penggolongan khalayak efektif dan khalayak potensial yang hadir
dalak kegiatan. Evaluasi pada tahap dampak adalah masyarakat senang dan
anak-anak mereka tumbuh menjadi baik dan sehat serta menginginkan
kembali kegiatan khitan tahun berikutnya.
Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah dipertahankan dan
ditingkatkan kegiatan khitanan masal selanjutnya karena bermanfaat dan
membantu warga sekitar, ditingkatkan kembali koordinasi yang dapat
46
membantu jalanya program dan kegiatan Corporate Social Responsibility
berikutnya, HRD PT Cilegon Fabricators dalam merencanakan program dan
kegiatan berikutnya harus disesuaikan dengan kebutuhan warga sekitar,
mendorong dan memberikan acuan pada perusahaan lain untuk melakukan
evaluasi terhadap program dan kegiatan apapun.
Ada pula penelitian skripsi terdahulu yang dilakukan oleh Marina
tahun 2012 yang berjudul “Efektivitas Program Corporate Social
Responsibility PT. Krakatau Steel di Kecamatan Citangkil”, dengan
pendekatan kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas CSR di PT. Krakatau Steel Kecamatan Ciangkil. Dengan fokus
penelitian apakah efektivitas program CSR di PT. Krakatau Steel Kecamatan
Citangkil sudah berjalan dengan baik.
Hasil dari penelitian bahwa efektivitas CSR di PT. Krakatau Steel
Kecamatan Citangkil belum berjalan dengan baik. Dikarenakan kurang
adanya pengawasan berkelanjutan dari pihak PKBL PT. Krakatau Steel.
Disamping itu juga kurangnya waktu pembekalan materi kewirausahaan dan
pembukuan dari pihak PKBL PT. Krakatau Steel kepada masyarakat mitra
binaan. Proses pengajuan proposal pinjaman sampai pencairan dana sangat
lama dan dana yang didapatkan tidak sesuai dengan dana yang diajukan pada
proposal pinjaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas program Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Krakatau
Steel dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat
47
efektivitas program Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Krakatau
Steel Kecamatan Citangkil.
Sedangkan yang peneliti lakukan adalah berfokus pada efektivitas
CCSR dalam pengelolaan CSR perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun
2014. Adapun persamaan skripsi peneliti dengan skripsi tedahulu adalah
sama-sama meneliti tentang Corporate Social Responsibility (CSR), dan
perbedaannya adalah ada pada letak fokusnya yaitu penelitian terdahulu di PT.
Krakatau Steel dan PT. Cilegon Fabricators, sedangkan penelitian peneliti di
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dan pendekatan
yang digunakan pendekatan penelitian terdahulu menggunakan pendekatan
kualitatif, sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan
kuantitatif.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka berfikir adalah pemahaman yang paling mendasar yang
mendukung pemahaman selanjutnya. Suatu tolak ukur yang mudah adalah
apakah kita telah memahami pemahaman yang paling mendasar tersebut , atau
pertanyaan sebelum itu apakah kita mengetahui pemahaman yang mendasari
pemahaman-pemahaman selanjutnya. Kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
diidentifikasikan sebagai masalah penting (Sugiyono, 2005:65).
Dalam proses penelitian perlu dibuat suatu pila atau kerangka
pemikiran yang benar dengan memperhatikan berbagai konsep teori yang
48
dikemukakan oleh para ahli serta acuan-acuan lain yang dianggap relevan
dengan judul penelitian ini. Kelembagaan CCSR dibentuk berdasarkan
Keputusan Peraturan Walikota Cilegon No 3 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Cilegon Corporate Social
Responsbility (CCSR). Atas dasar Keputusan Peraturan Walikota dibuatlah
Peraturan Daerah Kota Cilegon No 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan adalah komitmen perseroan untuk berperan secara aktif dalam
pengembangan, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik
bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya. Untuk mengelola tanggung jawab sosial perusahaan maka
diperlukan suatu lembaga mandiri yang selanjutnya disebut badan pengelolaan
tanggung jawab sosial perusahaan yang secara profesional menyelenggarakan
komitmen perusahaan untuk bekerjasama dengan pemerintah daerah dan
seluruh elemen masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Dengan adanya pengelolaan atas Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kota
Cilegon perhatian atas relasi antara perusahaan dengan kepentingan sosial
masyarakat atau komunitas lainnya akan menjadi lebih baik serta sesuai
dengan amanah dalam berbagai peraturan perundang-undangan serta norma-
norma yang berlaku.
Efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat yang
dikehendaki jika seseorang melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud
49
tertentu dan memang dikehendakinya, maka orang itu dikatakan efektif bila
menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang
dikehendakinya. Selanjutnya efektivitas harus dinilai ataus tujuan yang biasa
dilaksanakan dan bukan atas konsep tujuan yang maksimum. Jadi efektivitas
menurut ukuran seberapa jauh organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak
dicapai. Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu :
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Peneliti
(Sumber: Peneliti, 2015)
Identifikasi Masalah :
1. Ketidakstabilan perusahaan dalam
mengikuti program CCSR setiap
tahunnya.
2. Anggota pelaksana tidak
bertambah setiap tahunnya.
3. Pengelolaan program CSR tidak
transparan.
Efektivitas Organisasi :
1. Tingkat keuntungan dan
sumbangan/partisipasi
perusahaan terhadap
kegiatan organisasi
2. Kepuasan kinerja, besarnya
imbalan dan sistem
pengawasan
3. Mutu produk/jasa
4. Kredibilitas perusahaan
5. Kelancaran pembayaran
6. Kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan
pemerintah
(Lubis dan Huseini, 1987)
Efektivitas kinerja Cilegon
Corporate Social (CCSR)
belum maksimal
50
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:64), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum menjadi jawaban yang empiris.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis deskriptif.
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
deskriptif. Adapun, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Ha : Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam
pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-
perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014 paling rendah 60%.
Sedangkan, pernyataan hipotesis dalam penelitian ini secara lebih jelas
dirumuskan sebagai berikut:
1. Ho : µ ≤ 60%.
Hipotesis Nol : Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di Kota
Cilegon tahun 2014 paling tinggi 60%.
51
2. Ha : µ ≤ 60%.
Hipotesis Alternatif : Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di
Kota Cilegon tahun 2014 paling rendah 60%.
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR)
perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014, peneliti menggunakan
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
deksriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan
sesuatu hal seperti apa adanya. (Irawan 2006:49)
Menurut Sugiyono (2009:8), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono 2009:102). Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, dengan jumlah
variabel sebanyak satu variabel atau variabel mandiri. Sedangkan, skala
53
pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban
setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono 2009:93).
Jawaban dari setiap item instrumen diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skoring Item Instrumen
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
(Sumber : Sugiyono, 2009:94)
Berikut ini, kisi-kisi pertanyaan Efektivitas Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility
(CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014 :
54
Tabel 3.2
Kisi-kisi Pertanyaan
Variabel Dimensi Indikator No Item
Efektivitas
Organisasi (Lubis
dan Huseini,
1987)
1. Tingkat keuntungan dan
sumbangan/partisipasi perusahaan
terhadap kegiatan organisasi
Tingkat keuntungan
yang di dapat
Sumbangan/partisipasi
yang diharapkan
1,2,6,9,10,11,12
2. Kepuasan kinerja, besarnya imbalan
dan sistem pengawasan
Besarnya imbalan
sesuai dengan kinerja
Pengawasan yang
dilakukan untuk
mencapai hasil yang
diinginkan
3,7,8,13,14,15
3. Mutu produk/jasa Produk/jasa yang
diberikan sesuai
dengan keinginan
masyarakat
Produk/jasa yang
diberikan oleh
perusahaan
16,24
4. Kredibilitas perusahaan Kepercayaan yang
diberikan oleh
perusahaan
Daya tarik perusahaan
terhadap pelayanan
dan penghargaan yang
diberikan
4,17,18,19
5. Kelancaran pembayaran Anggaran biaya
Usaha yang dilakukan
untuk mencapai hasil
yang diinginkan
20,21
6. Kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan pemerintah
Kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan
pemerintah
Tujuan yang tepat
sasaran
5,22,23
(Sumber : Peneliti, 2015)
55
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Dilihat dari jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data
sebagai berikut:
1. Data Primer, yaitu data yang diambil langsung, tanpa perantara, dari
sumbernya. Sumber ini dapat berupa benda-benda, situs, atau
manusia (Irawan 2006:5.5).
2. Data Sekunder, yaitu data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen
(laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah). Atau, seseorang
yang mendapat informasi dari orang lain. Orang lain inilah yang
mendapatkan data primer. Bila orang lain ini bercerita kepada kita,
maka kita mendapatkan data sekunder (Irawan 2006:5.5).
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Responden, yaitu perusahaan yang ikut bergabung dan tidak dalam
Lembaga CCSR yang dilibatkan langsung dalam kegiatan penelitian
ini, untuk memperoleh gambaran atas materi yang dijadikan objek
penelitian.
2. Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan
penelitian.
56
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner (Angket)
Menurut Sugiyono (2009:142), kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh sumber
penelitian di lapangan. Observasi yang dilakukan peneliti adalah
observasi nonpartisipan, maksudnya adalah peneliti tidak terlibat dan
hanya sebagai pengamat independen, karena peneliti tidak menjadi
bagian dari komunitas atau kelompok dari objek penelitian.
3. Studi Kepustakaan
Menurut Irawan (2006:4.13), studi kepustakaan adalah penelitian
yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku,
dokumen, artikel, laporan, koran dan lain-lain sebagainya).
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian.
57
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian datarik kesimpulannya (Sugiyono
2009:80). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengambil
populasi yaitu perusahaan di Kota Cilegon yang berjumlah 1443
perusahaan. (Sumber : Disperindagkop)
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini tidak semua populasi dijadikan
sampel karena keterbatasan waktu, tenaga dan lain-lain. Dalam menentukan
jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut :
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
e = ketepatan yang diinginkan (0,1)
Berdasarkan rumus yang diperoleh jumlah sampel (n) untuk berapa
banyak jumlah sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut :
n =
n =
𝑒 2
58
n = 1443
1 1443 (0,1)
n = 1443
n = 93,51 94 Responden
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Bungin (2009:164-168), pengolahan data adalah kegiatan
lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian
kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui
tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses
pembeberan (tabulating).
1. Editing, adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena
kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum
memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan,
tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan
tersebut harus diperbaiki melalui editing ini.
2. Coding, setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya
adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding.
Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas
sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianlisis.
59
3. Tabulasi (Proses Pembeberan), adalah bagian terakhir dari pengolahan
data. Maksud tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu
dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.
Setelah pengolahan data selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya
yaitu analisis data. Dalam penelitian kuantitatif, maka kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti serta melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
3.4.1 Uji Validitas
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono
2009:121). Untuk menguji validitas instrumen, peneliti menggunakan
rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
r =n ∑xy − ∑x ∑y
{n∑x2 − ∑x 2} {n∑y2 − ∑y 2}
60
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi Product Moment
n = Jumlah sampel
∑xy = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
∑x = Jumlah skor dalam sebaran X
∑y = Jumlah skor dalam sebaran Y
∑x² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑y² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
3.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009:121), instrumen yang reliabel adalah
isntrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Adapun, pengujian reliabilitas
instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu
perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi
diantara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Variabel dikatakan
reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0.30 (Purwanto 2007:181). Dengan
dilakukan uji reliabilitas, maka akan menghasilkan suatu instrumen yang
benar-benar tepat atau akurat dan mantap. Apabila koefisien reliabilitas
instrumen yang dihasilkan lebih besar, berarti instrumen tersebut memiliki
reliabilitas yang cukup baik.
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
𝑟 = 𝑛
𝑛 − −
∑𝑆ᵢ2
∑𝑆𝑡2
61
Keterangan:
n = Jumlah butir
Sᵢ² = Variasi butir
St² = Variasi total
3.4.3 Uji T-test
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dalam
penelitian ini menggunakan uji T karena variabel penelitian dalam
penelitian ini bersifat tunggal. Untuk melakukan pengujian hipotesis
deskriptif menggunakan t-test satu sampel dan menggunakan uji pihak
kanan. Menurut Sugiyono (2009:164-165), uji pihak kanan digunakan
apabila hipotesis nol (Ho) berbunyai “lebih kecil atau sama dengan (≤)”
dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar ()”. Pengujian
hipotesis deskriptif ini menggunakan rumus t-test sebagai berikut:
Keterangan :
t = Nilai t yang dihitung
X = Nilai rata-rata
µ˳ = Nilai yang dihipotesiskan
s = Simpangan baku
n = Jumlah anggota sampel
t =X − μ˳s
n
62
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) Cilegon Plaza Mandiri, Jalan S.A Tirtayasa
Cilegon Telp: (0254) 381769, Fax: (0254) 381769, yang dimulai dari
bulan April sampai dengan Mei 2015. Adapun jadwal penelitiannya adalah
sebagai berikut:
63
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tentang Profil Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR)
Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia.
Cilegon berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota
Cilegon dikenal sebagai kota industri, dan menjadi pusat industri di kawasan
sebelah barat DKI Jakarta. Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah Kota Baja
mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara
karena sekitar 6 juta ton baja dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri
Krakatau Steel, Cilegon.
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
merupakan lembaga yang mengelola Corporate Social Responsibility
(CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon. Tempat ini berada di
Cilegon Plaza Mandiri, Jalan S.A Tirtayasa Cilegon, Telp: (0254) 381769,
Fax: (0254) 381769.
Kota Cilegon memiliki 8 kecamatan dan 43 kelurahan. Dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
a) Sebelah Utara : Kecamatan Bojonegara Kab. Serang
b) Sebelah Timur : Kecamatan Kramatwatu Kab. Serang
c) Sebelah Selatan : Kecamatan Anyer dan Kecamatan Mancak Kab.
65
Serang
d) Sebelah Barat : Selat Sunda
4.1.2 Maksud Pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
Maksud dari pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) adalah sebagai berikut :
1. Terbentuknya lembaga independen dan profesional.
2. CCSR sebagai mitra pemerintah dan dunia usaha, dalam rangka
implementasi program CSR dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di
wilayah Cilegon.
4.1.3 Tujuan Pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) :
1. Membangun & mengembangkan pola kerjasama PEMKOT Cilegon
dengan dunia usaha.
2. Memetakan & distribusi implementasi CSR yang transparan dan
professional.
3. Meningkatkan daya dukung stakeholder dalam penanggulangan
dampak sosial pembangunan.
4. Mendukung peningkatan mutu pendidikan, keterampilan SDM,
kesehatan dan ketenagakerjaan.
5. Mengembangkan konsep partisipatif dalam melaksanakan
pembangunan.
6. Mendorong penyelenggaraan pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
66
4.1.4 Visi dan Misi Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) :
Visi dari Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) yaitu:
“Mitra Pemerintah & Dunia Usaha”.
Sedangkan Misi dari Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) yaitu :
”Sinkronisasi, Integrasi & Fasilitasi Dunia Usaha”.
4.1.5 Struktur Organisasi Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
Gambar 4.1
Struktur Organisasi CCSR
(Sumber: Lembaga CCSR, 2015)
Dewan Penasehat Dewan Pengawas
Operasi dan Pengendalian
Joko Mulyono
Perencanaan dan Evaluasi
H. Fajri Ali
Staff
Putti Nur Akhirati
Sekretaris
Hartanto
Direktur Eksekutif
Dedy Arisandi
Adm dan Pelaporan
Dida Herdiana
Sekretaris Eksekutif
Armahaedi Aldar
Ketua
H.M. Nadjib
67
1. Dewan Penasehat
Ketua : KH. Udi Mufrodi (Tokoh Masyarakat)
Anggota :
1) H. Abdul Hakim Lubis (Pemerintah)
2) KH. Karim Ismail (Tokoh Masyarakat)
3) H. Maskawi ( PT. BCS)
4) H. Dadang Danusiri (PT. Krakatau Steel)
5) Suhatmiyarso (PT. Chandra Asri)
6) H. Chusaeri (Tokoh Masyarakat)
2. Dewan Pengawas
Ketua : H. Fauzi Sanusi (P3EM UNTIRTA)
Anggota :
1) Hj. Sari Suryati (Pemerintah)
2) Ichwan M. Yakob (PT. BNI 46)
3) Prabowo (PT. AMOCO MITSUI PTA. INDONESIA)
4) H. Sanawiri Mukhsin (Tokoh Masyarakat)
3. Ketua : Drs. Mochammad Najib M.Sc, M.Eng
(PT. Krakatau Steel)
4. Wakil Ketua I : Abraham Sinatrawan (PT. Chandra Asri)
5. Wakil Ketua II : H. Samsul Rizal (PT. PCM)
6. Sekretaris : Hartanto (PT. Krakatau Steel)
7. Wakil Sekretaris : Agus Rahmat (Organisasi Profesi)
68
8. Divisi Perencanaan dan Evaluasi
Ketua : Drs. Fajri Ali, MM ( STIKOM Al-Khairiyah)
Anggota :
1) H. Erwin Imansyah ( PT. BAYER)
2) Herman Surya Atmaja (PT. OIL TANKING MERAK)
3) H. Hamid (Ketua Forum BKM, PNPM)
9. Divisi Operasi dan Pengendalian
Ketua : Joko Mulyono (PT. Indonesia Power)
Anggota :
1) H. Endang Suyatno (PT. Chandra Asri)
2) Hasan Basri (PT. Krakatau Steel)
3) Muhaimin (Pengusaha)
10. Divisi Keuangan dan Pelaporan
Ketua : Fajar (Bank Jabar Banten)
Anggota : H. Ibrohim Madawi (PT. PCM)
69
4.1.6 Model Kerja Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
Gambar 4.2
Model Kerja CCSR
(Sumber: Lembaga CCSR, 2015)
1. MODEL I
Gambar 4.3
Model I
(Sumber: Lembaga CCSR, 2015)
Dalam model ini CSR dapat dilakukan masing-masing korporat.
Korporat melakukan kegiatan CSR yang langsung ditujukan kepada
masyarakat, dan peran CCSR melakukan dokumentasi dan publikasi
kegiatan yang telah dilakukan korporasi tersebut.
1) Kelebihan MODEL I :
a) Perusahaan independen dalam menyalurkan dana CSR.
MODEL
KERJA CCSR
MODEL
I
MODEL
III
MODEL
II
Koorporas
i
CCSR Masyaraka
t
70
b) Penyaluran dana CSR sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
2) Kelemahan MODEL I :
a) Program CSR perusahaan tumpang tindih dengan program
Pemerintah Kota Cilegon.
b) Penerima dana CSR dimungkinkan hanya untuk masyarakat sekitar
perusahaan.
c) Penyelarasan program secara terpadu dan terukur sulit dilakukan.
d) Sulit terjadi pemerataan pelaksanaan program CSR.
2. MODEL II
Gambar 4.4
Model II
(Sumber: Lembaga CCSR, 2015)
Dalam model ini kegiatan CSR perusahaan dilakukan melalui
CCSR, untuk kemudian disalurkan ke masyarakat.
1) Kelebihan MODEL II :
a) Program dana CSR yang dikelola oleh CCSR dapat disinkronkan
dengan program PEMKOT Cilegon.
b) Penerima manfaat dana CSR dapat lebih luas.
Koorporasi Masyarakat CCSR
71
c) Partisipasi perusahaan dalam program CSR dapat sinergis dan
terdokumentasi dengan baik.
2) Kelemahan MODEL II :
a) Penyaluran dana CSR sesuai dengan program CCSR dimungkinkan
tidak sesuai dengan program jangka panjang yang telah disusun
perusahaan.
3. MODEL III
Gambar 4.5
Model III
(Sumber: Lembaga CCSR, 2015)
Dalam model ini CCSR menawarkan beberapa proposal kegiatan
CSR kepada korporasi. Secara lengkap dalam model ini, pada awalnya
masyarakat mengajukan proposal kepada CCSR, lalu CCSR akan memilih
proposal yang paling layak atau paling baik untuk dilaksanakan. Setelah
ditentukan proposal mana saja yang layak didanai, maka CCSR akan
membawa proposal tersebut ke korporasi untuk didanai.
1) Kelemahan MODEL III :
a) Karena datang dari masyarakat, program CSR yang akan dijalankan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Koorporasi CCSR Masyarakat
72
2) Kelebihan MODEL III :
a) Tidak semua proposal yang masuk ke CCSR dapat
diimplementasikan, karena keputusan akhir ada di korporat.
b) Sulit terjadi pemerataan program CSR, secara komprehensif dan
terukur.
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini, yang berjudul Efektivitas Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate
Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon
Tahun 2014 adalah perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon yang sudah
bergabung dalam Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) maupun yang belum bergabung. Adapun, teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Nonprobability
Sampling menggunakan sampel jenuh. Oleh karena itu, maka jumlah
sampel yang akan diteliti sebanyak 94 responden. Dalam mengisi
kuesioner, responden diminta untuk memberikan identitas diri sebagai
penunjang data. Adapun, identitas diri yang diminta, meliputi jenis
kelamin, usia dan pendidikan terakhir responden. Berikut ini adalah data
identitas diri responden yang terdapat dalam kuesioner :
73
Diagram 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2015)
Berdasarkan diagram 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah
responden dalam penelitian ini berjumlah 94 orang, terdiri dari 69 orang
laki-laki atau 73% dan 25 orang perempuan atau 27%. Lebih banyaknya
jumlah responden laki-laki dibandingkan perempuan, karena karyawan di
bagian Corporate Social Responsibility (CSR) setiap perusahaan lebih
banyak laki-laki.
73%
27%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Laki-Laki Perempuan
74
Diagram 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2015)
Dari diagram 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa responden dalam
penelitian ini berusia 19 tahun sampai 58 tahun. Adapun, rinciannya yaitu
usia 19-23 tahun berjumlah 20% atau 19 orang, usia 24-28 tahun
berjumlah 37% atau 35 orang, usia 29-33 tahun berjumlah 11% atau 10
orang, usia 34-38 tahun berjumlah 7% atau 7 orang, usia 39-43 tahun
berjumlah 4% atau 4 orang, usia 44-48 tahun berjumlah 5% atau 5 orang,
usia 49-53 tahun berjumlah 13% atau 12 orang, usia 54-58 tahun
berjumlah 2% atau 2 orang. Dengan demikian, karyawan di bagian
Corporate Social Responsibility (CSR) setiap perusahaan paling banyak
berusia 24-28 tahun dengan jumlah 37% atau 35 orang.
20%
37%
11%
7%
4% 5%
13%
2%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
19-23 24-28 29-33 34-38 39-43 44-48 49-53 54-58
75
Diagram 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
(Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2015)
Berdasarkan diagram 4.3 diatas, menunjukan bahwa latar belakang
pendidikan terakhir para responden. Responden dengan latar belakang
pendidikan SD berjumlah 0% atau 0 orang, responden berlatar pendidikan
SLTP berjumlah 0% atau 0 orang, responden yang berlatar pendidikan
hingga tingkat SLTA berjumlah 31% atau 29 orang, responden yang
berlatar pendidikan lainnya (Sarjana) berjumlah 69% atau 65 orang.
Dengan demikian, karyawan di bagian Corporate Social Responsibility
(CSR) setiap perusahaan paling banyak berpendidikan terakhir lainnya
(Sarjana) dengan jumlah 69% atau 65 orang. Tugas yang dijalankan oleh
yang berpendidikan terakhir SLTA dan lainnya (Sarjana) sudah sesuai,
yaitu yang berpendidikan terakhir SLTA sebagai pelaksana dan yang
berpendidikan lainnya (Sarjana) adalah sebagai pelaksana senior dan
supervisor.
0% 0%
31%
69%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
SD SLTP SLTA Lainnya
76
4.2.2 Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses analisis yang dilakukan
peneliti dengan cara mendeskripsikan data hasil wawancara dan
penyebaran kuesioner kepada perusahaan di Kota Cilegon untuk
mengetahui sejauhmana keberhasilan Lembaga Cilegon Corporate Social
Resonsibility (CCSR) dalam mensosialisasikan programnya kepada
perusahaan dan menjalankan tugasnya ke masyarakat Kota Cilegon.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori efektivitas
organisasi menurut Lubis dan Huseini, 1987 yang terdiri dari enam kriteria
efektivitas organisasi, diantaranya yaitu tingkat keuntungan dan
sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi, kepuasan
kinerja, besarnya imbalan dan sistem pengawasan, mutu produk/jasa,
kredibilitas perusahaan, kelancaran pembayaran, dan kepatuhan
perusahaan terhadap peraturan pemerintah. Untuk lebih detailnya, peneliti
menjelaskan dalam bentuk diagram disertai pemaparan dan kesimpulan
hasil jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner kepada
responden. Adapun, pemaparan tersebut merupakan hasil jawaban
responden, seperti Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS) dan
Tidak Sesuai (TS). Untuk lebih jelasnya, pemaparan hasil jawaban dalam
kuesioner tersebut adalah sebagai berikut :
77
Diagram 4.4
Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) di Kota Cilegon
Ket: Sangat Tahu (ST) / Tahu (T) / Kurang Tahu (KT) / Tidak Tahu (TT)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 1, 2015)
Berdasarkan diagram 4.4 diatas, tanggapan responden mengenai
keberadaan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) di
Kota Cilegon, responden yang menjawab (ST) sebanyak 37% atau 35
orang, menjawab (T) sebanyak 53% atau 50 orang, menjawab (KT)
sebanyak 6% atau 6 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 3% atau 3
orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa responden lebih
mengetahui adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) di Kota Cilegon dikarenakan Lembaga Cilegon Corporate Social
37%
53%
6% 3%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
ST T KT TT
78
Responsibility (CCSR) selalu mensosialisasikan ke perusahaan-perusahaan
yang ada di Kota Cilegon, selain itu upaya yang dilakukan Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) adalah mewajibkan
perusahaan-perusahaan untuk ikut bergabung dalam Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) sesuai dengan Peraturan
Walikota No 3 Tahun 2011.
Responden yang menjawab (KT) dan (TT) adanya Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) di Kota Cilegon
dikarenakan perusahaan mereka belum mendapat sosialisasi dari Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), contohnya PT. Latinusa,
PT. Krakatau Engineering, PT. Nippon Shokubai Indonesia, PT. Unggul,
dan lain sebagaimya. Perusahaan yang belum mendapat sosialisasi tersebut
bukan karena Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
tidak mensosialisasikannya, tetapi karena proposal yang diberikan oleh
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) belum di
terima oleh perusahaan mereka, karena untuk mendapatkan bantuan dari
perusahaan tidaklah mudah maka dari itu Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) selalu berusaha memberikan proposal untuk
disosialisasikan kepada perusahaan. Selain itu beberapa perusahaan tidak
ingin mencari tahu tentang adanya Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR).
79
Diagram 4.5
Tanggapan Responden Mengenai Sosialisasi Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) ke Perusahaan
Ket: Sangat Intens (SI) / Intens (I) / Kurang Intens (KT) / Tidak Intens (TI)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 3, 2015)
Berdasarkan diagram 4.5 diatas, tanggapan responden mengenai
sosialisasi Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ke
perusahaan, responden yang menjawab (SI) sebanyak 10% atau 9 orang,
menjawab (I) sebanyak 61% atau 57 orang, menjawab (KI) sebanyak 19%
atau 18 orang dan yang menjawab (TI) sebanyak 10% atau 9 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (I), yang artinya bahwa Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) sudah menjalankan tugasnya
untuk mensosialisasikan sehingga perusahaan sudah mengetahui adanya
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Sedangkan
19%
10%
61%
10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SI I KI TI
80
responden yang menjawab (KI), dapat diartikan bahwa Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) masih sangat kurang
mensosialisasikan ke beberapa perusahaan tersebut. Responden yang
menjawab (TI), dapat diartikan bahwa Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) tersebut hanya sekali atau dua kali
mensosialisasikan ke perusahaan.
Diagram 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Perusahaan
Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR)
Ket: Sangat Tertarik (ST) / Tertarik (T) / Kurang Tertarik (KT) / Tidak Tertarik (TT)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 4, 2015)
Berdasarkan diagram 4.6 diatas, tanggapan responden mengenai
ketertarikan perusahaan bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (ST) sebanyak
13%
77%
10%
1% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
ST T KT TT
81
13% atau 12 orang, menjawab (T) sebanyak 77% atau 72 orang, menjawab
(KT) sebanyak 10% atau 9 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 1%
atau 1 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa perusahaan tertarik
dengan adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
dengan fungsi, program-program kerjanya dan tujuannya yaitu (1)
membangun dan mengembangkan pola kerjasama pemerintah Kota
Cilegon dengan dunia usaha, (2) memetakan dan distribusi implementasi
Corporate Social Responsibility (CSR) yang transparan dan professional,
(3) meningkatkan daya dukung stakeholder dalam penanggulangan
dampak sosial pembangunan, (4) mendukung peningkatan mutu
pendidikan, keterampilan SDM, kesehatan dan ketenagakerjaan, (5)
mengembangkan konsep partisipatif dalam melaksanakan pembangunan,
dan (6) mendorong menyelenggaraan pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
Sedangkan responden yang menjawab (KT), artinya bahwa
perusahaan mereka kurang percaya kepada Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) dan perusahaan mereka tidak mengetahui
adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) beserta
fungsi dan tujuannya.
82
Diagram 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Kewajiban Perusahaan Ikut
Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR)
Ket: Sangat Mewajibkan (SM) / Mewajibkan (M) / Kurang Mewajibkan (KM) /
Tidak Mewajibkan (TM)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 5, 2015)
Berdasarkan diagram 4.7 diatas, tanggapan responden mengenai
kewajiban perusahaan ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (SM) sebanyak
13% atau 12 orang, menjawab (M) sebanyak 55% atau 51 orang,
menjawab (KM) sebanyak 16% atau 15 orang dan yang menjawab (TM)
sebanyak 16% atau 15 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (M), yang artinya bahwa perusahaan sudah
mengetahui dengan adanya Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011. Dan
dari jawaban responden yang menjawab (KM) dan (TM), dapat diartikan
13%
55%
16% 16%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
SM M KM TM
83
bahwa mereka belum tahu dengan adanya Peraturan Walikota No 3 Tahun
2011. Perusahaan yang belum mengetahui adanya Peraturan Walikota No
3 Tahun 2011 yang berlaku dikarenakan perusahaan mereka tidak mencari
tahu dan perusahaan mereka belum melaksanakan program Corporate
Social Responsibility (CSR) diperusahaannya sendiri
.
Diagram 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Perusahaannya Sudah
Bergabung Atau Belum Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR)
Ket: Sudah Bergabung (SB) / Pernah Bergabung (PB) / Ingin Bergabung (IB) /
Tidak Bergabung (TB)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 6, 2015)
Berdasarkan diagram 4.8 diatas, tanggapan responden mengenai
perusahaannya sudah bergabung atau belum dengan Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (SB)
65%
24%
3% 8%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SB PB IB TB
84
sebanyak 65% atau 59 orang, menjawab (PB) sebanyak 24% atau 22
orang, menjawab (IB) sebanyak 3% atau 3 orang dan yang menjawab (TB)
sebanyak 8% atau 7 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (SB), yang artinya bahwa sebagian perusahaan
di Kota Cilegon sudah ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR). Sedangkan responden yang
menjawab (IB), artinya bahwa sebagian besar perusahaan sudah ikut
bergabung dan hanya beberapa perusahaan yang belum ikut bergabung
sehingga tertarik ingin ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR).
Diagram 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Tugas dari Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR)
Ket: Sangat Bagus (SB) / Bagus (B) / Kurang Bagus (KB) / Tidak Bagus (TB)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 8, 2015)
13%
76%
9%
2%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
SB B KB TB
85
Berdasarkan diagram 4.9 diatas, tanggapan responden mengenai
tugas dari Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR),
responden yang menjawab (SB) sebanyak 13% atau 12 orang, menjawab
(B) sebanyak 76% atau 70 orang, menjawab (KB) sebanyak 9% atau 8
orang dan yang menjawab (TB) sebanyak 2% atau 2 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (B), yang artinya bahwa perusahaan yang
sudah ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) menganggap bahwa Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) sudah bagus dalam menjalankan tugas
sebagaimana mestinya, yaitu sebagai mitra Pemerintah Daerah dan dunia
usaha dalam mensinergikan pelaksanaan Corporate Social Responsibility
(CSR) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Cilegon, membangun konsep partisipatif dalam
melaksakan pembangunan, dan untuk mensejahterakan masyarakat di
Kota Cilegon.
Sedangkan responden yang menjawab (TB), dapat diartikan bahwa
perusahaan mereka belum ikut bergabung sehingga mereka tidak
mengetahui apa saja tugas yang sudah dijalankan oleh Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut, maka dari itu
perusahaan mereka menilai bahwa tugas Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) tidak bagus.
86
Diagram 4.10
Tanggapan Responden Mengenai Bantuan Yang Diberikan
Ket: Sangat Tepat (ST) / Tepat (T) / Kurang Tepat (KT) / Tidak Tepat (TT)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 9, 2015)
Berdasarkan diagram 4.10 diatas, tanggapan responden mengenai
bantuan yang diberikan, responden yang menjawab (ST) sebanyak 25%
atau 23 orang, menjawab (T) sebanyak 67% atau 62 orang, menjawab
(KT) sebanyak 8% atau 7 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 0%
atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) sudah bagus dalam menjalankan
tugasnya maka bantuan yang diberikan pun sudah tepat sasaran. Contoh
warga yang belum mempunyai jamban keluarga sudah diberikan bantuan
berupa jamban keluarga, dan warga yang mempunyai rumah tidak layak
huni diberikan bantuan berupa bedah rumah. Berikut ini daerah yang
25%
67%
8%
0% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
ST T KT TT
87
sudah mendapatkan bantuan jamban keluarga pada tahun 2014 adalah
warga di Kecamatan Jombang-Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Cilegon-
Kelurahan Bagendung dan Bendungan, Kecamatan Ciwandan-Kelurahan
Tegal Ratu dan Randakari, Kecamatan Cibeber-Kelurahan Karang Asem,
Kecamatan Citangkil-Kelurahan Deringo, Kecamatan Pulo Merak-
Kelurahan Mekarsari, dan Kecamatan Purwakarta-Kelurahan Kota Bumi
dan Purwakarta. Sedangkan warga yang sudah mendapatkan bantuan
berupa bedah rumah adalah di daerah Kecamatan Ciwandan-Kelurahan
Randakari dan Kecamatan Jombang-Kelurahan Sukmajaya.
Diagram 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Keuntungan Bergabung Dengan
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
Ket: Sangat Ada (SA) / Ada (A) / Kurang Ada (KA) / Tidak Ada (TA)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 10, 2015)
18%
79%
1% 1% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
SA A KA TA
88
Berdasarkan diagram 4.11 diatas, tanggapan responden mengenai
keuntungan bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (SA) sebanyak 18%
atau 16 orang, menjawab (A) sebanyak 79% atau 69 orang, menjawab
(KA) sebanyak 1% atau 1 orang dan yang menjawab (TA) sebanyak 1%
atau 1 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (A), yang artinya bahwa ada keuntungan yang
didapatkan oleh perusahaan yaitu berupa penghargaan (reward) setiap
tahunnya dan juga nama perusahaan yang bergabung dan memberikan
bantuan tersebut dapat lebih dikenal dan mendapatkan nilai positif dari
masyarakat di Kota Cilegon.
Diagram 4.12
Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Keuntungan Yang
Diharapkan Perusahaan
Ket: Sangat Sesuai (SS) / Sesuai (S) / Kurang Sesuai (KS) / Tidak Sesuai (TS)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 11, 2015 )
17%
78%
5% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
SS S KS TS
89
Berdasarkan diagram 4.12 diatas, tanggapan responden mengenai
kesesuaian keuntungan yang diharapkan perusahaan, responden yang
menjawab (SS) sebanyak 17% atau 15 orang, menjawab (S) sebanyak 78%
atau 67 orang, menjawab (KS) sebanyak 5% atau 4 orang dan yang
menjawab (TS) sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (S), yang artinya bahwa keuntungan yang di
dapat oleh perusahaan sudah sesuai yaitu memberikan
apresiasi/penghargaan (reward) terhadap perusahaan yang telah
menjalankan CSR secara nyata dan efektif, serta memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Diagram 4.13
Tanggapan Responden Mengenai Sumbangan Yang Diberikan
Dari Perusahaan
Ket: Sangat Sesuai (SS) / Sesuai (S) / Kurang Sesuai (KS) / Tidak Sesuai (TS)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 12, 2015)
14%
83%
3% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
SS S KS TS
90
Berdasarkan diagram 4.13 diatas, tanggapan responden mengenai
sumbangan yang diberikan dari perusahaan, responden yang menjawab
(SS) sebanyak 14% atau 12 orang, menjawab (S) sebanyak 83% atau 71
orang, menjawab (KS) sebanyak 3% atau 3 orang dan yang menjawab
(TS) sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (S), yang artinya bahwa bantuan yang
diberikan oleh perusahaan sudah sesuai dengan apa yang masyarakat
kurang mampu butuhkan. Contohnya masyarakat membutuhkan bantuan
berupa jamban keluarga, buku sekolah, kacamata, bank sampah, dan
sebagainya. Bantuan yang perusahaan berikan tersebut tidak hanya
berbentuk dana, perusahaan ada yang langsung memberikan bantuan
tersebut berupa bentuk barangnya secara langsung. Contohnya masyarakat
yang membutuhkan bantuan berupa jamban keluarga yaitu sebanyak 200
RTS dan perusahaan langsung memberikan berupa jamban sebanyak yang
masyarakat butuhkan dan diberikan oleh Lembaga CCSR agar dikelola
oleh Lembaga CCSR tersebut. Dan responden yang menjawab (KS) hanya
beberapa saja karena mereka belum ikut bergabung dengan Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) maka dari itu mereka
tidak mengetahui apa saja program kerja yang dikerjakan oleh Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut.
91
Diagram 4.14
Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Kinerja Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
Ket: Sangat Puas (SP) / Puas (P) / Kurang Puas (KP) / Tidak Puas (TP)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 13, 2015)
Berdasarkan diagram 4.14 diatas, tanggapan responden mengenai
sumbangan yang diberikan dari perusahaan, responden yang menjawab
(SP) sebanyak 6% atau 5 orang, menjawab (P) sebanyak 87% atau 74
orang, menjawab (KP) sebanyak 7% atau 6 orang dan yang menjawab
(TP) sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (P), yang artinya bahwa kinerja yang
dilakukan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
sudah sesuai dengan yang diharapkan maka dari itu perusahaan sudah puas
dengan kinerja Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
tersebut.
6%
87%
7% 0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SP P KP TP
92
Diagram 4.15
Tanggapan Responden Mengenai Pengawasan Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) Pada Program Yang Dilaksanakan
Ket: Sangat Ketat (SK) / Ketat (K) / Kurang Ketat (KK) / Tidak Ketat (TK)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 14, 2015)
Berdasarkan diagram 4.15 diatas, tanggapan responden mengenai
pengawasan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
pada program yang dilaksanakan, responden yang menjawab (SK)
sebanyak 9% atau 7 orang, menjawab (K) sebanyak 73% atau 58 orang,
menjawab (KK) sebanyak 16% atau 13 orang dan yang menjawab (TK)
sebanyak 1% atau 1 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (K), yang artinya bahwa pengawasan yang
dilakukan oleh perusahaan kepada Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) sudah ketat dalam pelaksanaan program kerja yang
dijalankan sehingga program kerja tersebut dapat berjalan dengan lancar
9%
73%
16%
1%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
SK K KK TK
93
dan tepat sasaran. Contoh pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan
kepada Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam
menjalankan program kerja yang dilaksanakan adalah melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) selama 2-3 kali pengawasan pada
setiap program yang dijalankan dan membuat laporan tertulis tentang hasil
pengawasan yang dilakukan.
Sedangkan responden yang menjawab (KK), dikarenakan
perusahaan mereka belum ikut bergabung dan terlibat dalam pelaksanaan
program kerja yang dijalankan oleh Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR).
Diagram 4.16
Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Perusahaan Dalam
Pelaksanaan Program Kerja
Ket: Sangat Terlibat (ST) / Terlibat (T) / Kurang Terlibat (KT) / Tidak Terlibat (TK)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 15, 2015)
14%
80%
6%
0% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
ST T KT TT
94
Berdasarkan diagram 4.16 diatas, tanggapan responden mengenai
keterlibatan perusahaan dalam pelaksanaan program kerja, responden yang
menjawab (ST) sebanyak 14% atau 11 orang, menjawab (T) sebanyak
80% atau 63 orang, menjawab (KT) sebanyak 6% atau 5 orang dan yang
menjawab (TT) sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa perusahaan yang
sudah ikut bergabung ikut terlibat dalam melaksanakan program kerja
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), yaitu dengan cara ikut
turun ke lapangan langsung dalam pelaksanaan program kerja Corporate
Social Responsibility (CSR) yang dijalankan. Contohnya dalam
pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan seperti jamban keluarga,
bedah rumah, bank sampah, listrik masuk desa, dan program kerja yang
lainnya.
Diagram 4.17
Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Produk/Jasa Yang
Diberikan Perusahaan
Ket: Sangat Sesuai (SS) / Sesuai (S) / Kurang Sesuai (KS) / Tidak Sesuai (TS)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 16, 2015)
13%
85%
3% 0% 0%
20%
40%
60%
80%
100%
SS S KS TS
95
Berdasarkan diagram 4.17 diatas, tanggapan responden mengenai
kesesuaian produk/jasa yang diberikan perusahaan, responden yang
menjawab (SS) sangat sesuai sebanyak 13% atau 10 orang, menjawab (S)
sebanyak 85% atau 67 orang, menjawab (KS) sebanyak 3% atau 2 orang
dan yang menjawab (TS) sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (S), yang artinya bahwa produk/jasa yang
diberikan perusahaan sudah sesuai dengan keinginan masyarakat yang
membutuhkan yang diajukan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) kepada perusahaan. Proses pengajuan dana
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh masyarakat
ada yang melalui Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) dan ada pula yang langsung mengajukan ke perusahaan.
Masyarakat yang mengajukan dana Corporate Social Responsibility (CSR)
kepada Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
biasanya mereka melakukan beberapa tahap yaitu mereka mengajukan ke
kelurahan terlebih dahulu, lalu dari setiap kelurahan mengajukan ke
kecamatan, maka Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) mendapatkan data yang membutuhkan bantuan dari setiap
kelurahan melalui kecamatan masing-masing yang ada di Kota Cilegon.
Sedangkan masyarakat yang langsung mengajukan dana Corporate Social
Responsibility (CSR) ke perusahaan, biasanya mereka membuat proposal
terlebih dahulu untuk syarat mendapatkan dana Corporate Social
96
Responsibility (CSR). Kebanyakan dari masyarakat yang langsung
mengajukan ke perusahaan, mereka biasanya meminta bantuan berupa
dana untuk modal mereka membuka usaha.
Diagram 4.18
Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan Perusahaan Terhadap
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
Ket: Sangat Memiliki (SM) / Memiliki (M) / Kurang Memiliki (KM) /
Tidak Memiliki (TM)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 17, 2015)
Berdasarkan diagram 4.18 diatas, tanggapan responden mengenai
kepercayaan perusahaan terhadap Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (SM) sebanyak 12%
atau 10 orang, menjawab (M) sebanyak 80% atau 66 orang, menjawab
(KM) sebanyak 8% atau 7 orang dan yang menjawab (TM) sebanyak 0%
atau 0 orang.
12%
80%
8%
0% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
SM M KM TM
97
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (M), yang artinya bahwa beberapa perusahaan
sudah memiliki kepercayaan kepada Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) untuk bekerja sama dalam menjalankan program
Corporate Social Responsibility (CSR) di Kota Cilegon. Contoh
perusahaan yang sudah memiliki kepercayaan kepada Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) adalah PT. Krakatau Steel, PT.
Indonesia Power, PT. Chandra Asri, Bank BJB, PT. Krakatau Posco, PT.
Kimia Farma, PT. ASDP Merak, PT. Mitsubishi, PT. Askes dan PT.
Wijaya Karya Insan Pertiwi. Perusahaan –perusahaan tersebut sudah ikut
bergabung dan bekerja sama dengan Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR), tetapi yang rutin setiap tahun memberikan bantuan
adalah PT. Krakatau Steel, PT. Indonesia Power, PT. Chandra Asri, dan
Bank BJB.
Diagram 4.19
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kepercayaan Perusahaan
Ket: Sangat Tinggi (ST) / Tinggi (T) / Kurang Tinggi (KT) / Tidak Tinggi (TT)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 18, 2015)
15%
73%
13%
0% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
ST T KT TT
98
Berdasarkan diagram 4.19 diatas, tanggapan responden mengenai
tingkat kepercayaan perusahaan, responden yang menjawab (ST) sebanyak
15% atau 12 orang, menjawab (T) sebanyak 73% atau 58 orang, menjawab
(KT) sebanyak 13% atau 10 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 0%
atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) sudah membuktikan hasil kinerja
yang baik untuk perusahaan maka dari itu tingkat kepercayaan yang
diberikan sudah tinggi.
Diagram 4.20
Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Pelayanan
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dengan
Kepercayaan Yang Diberikan Perusahaan
Ket: Sangat Sesuai (SS) / Sesuai (S) / Kurang Sesuai (KS) / Tidak Sesuai (TS)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 19, 2015)
13%
81%
6% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
SS S KS TS
99
Berdasarkan diagram 4.20 diatas, tanggapan responden mengenai
kesesuaian pelayanan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) dengan kepercayaan yang diberikan perusahaan, responden yang
menjawab (SS) sebanyak 13% atau 10 orang, menjawab (S) sebanyak 81%
atau 65 orang, menjawab (KS) sebanyak 6% atau 5 orang dan yang
menjawab (TS) sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (S) sesuai, yang artinya bahwa pelayanan yang
diberikan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
kepada perusahaan sudah sesuai dengan kepercayaan yang diberikan oleh
perusahaan.
Diagram 4.21
Tanggapan Responden Mengenai Anggaran Biaya Yang Diberikan
Oleh Perusahaan
Ket: Sangat Tepat (ST) / Tepat (T) / Kurang Tepat (KT) / Tidak Tepat (TT)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 20, 2015)
6%
88%
6% 0%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
ST T KT TT
100
Berdasarkan diagram 4.21 diatas, tanggapan responden mengenai
anggaran biaya yang diberikan oleh perusahaan, responden yang
menjawab (ST) sebanyak 6% atau 5 orang, menjawab (T) sebanyak 88%
atau 70 orang, menjawab (KT) sebanyak 6% atau 5 orang dan yang
menjawab (TT) sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa anggaran yang
diberikan oleh perusahaan sudah tepat karena anggaran yang diberikan
sesuai dengan program kerja yang dijalankan oleh Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR). Contohnya anggaran yang
diberikan untuk program kerja jamban keluarga pada tahun 2014 sebesar
Rp 522.500.000 untuk 209 keluarga, bank sampah untuk 8 kecamatan
adalah sebesar Rp 65.000.000, pemugaran rumah tidak layak huni/bedah
rumah adalah sebesar Rp 300.000.000 untuk 20 keluarga, listrik masuk
desa untuk 300 keluarga sebesar 840.000.000, kacamata untuk siswa
sekolah dasar untuk 75 orang sebesar Rp 22.500.000, jamkesda (cuci
darah) untuk 13 orang sebesar Rp 184.936.400, dan taman kota untuk 1
lokasi sebesar Rp 33.600.000. Dana yang didapatkan untuk program kerja
pada tahun 2014 tersebut diperoleh dari beberapa perusahaan yaitu PT.
Krakatau Steel, PT. Chandra Asri, PT. Indonesia Power, dan Bank BJB.
101
Diagram 4.22
Tanggapan Responden Mengenai Anggaran Biaya Perusahaan
Yang Memadai
Ket: Sangat Memadai (SM) / Memadai (M) / Kurang Memadai (KM) /
Tidak Memadai (TM)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 21, 2015)
Berdasarkan diagram 4.22 diatas, tanggapan responden mengenai
anggaran biaya perusahaan yang memadai, responden yang menjawab
(SM) sebanyak 5% atau 4 orang, menjawab (M) sebanyak 85% atau 68
orang, menjawab (KM) sebanyak 10% atau 8 orang dan yang menjawab
(TM) sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (M), yang artinya bahwa anggaran yang
diberikan sudah cukup memadai untuk masyarakat yang membutuhkan
5%
85%
10%
0% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
SM M KM TM
102
bantuan maka dari itu anggarannya sudah tepat sesuai dengan program
kerja yang dilaksanakan.
Diagram 4.23
Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Perusahaan Terhadap
Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011
Ke: Sangat Patuh (SP) / Patuh (P) / Kurang Patuh (KP) / Tidak Patuh (TP)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 22, 2015)
Berdasarkan diagram 4.23 diatas, tanggapan responden mengenai
kepatuhan perusahaan terhadap Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011,
responden yang menjawab (SP) sebanyak 23% atau 18 orang, menjawab
(P) sebanyak 77% atau 61 orang, menjawab (KP) sebanyak 0% atau 0
orang dan yang menjawab (TP) sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (P), yang artinya bahwa sebagian perusahaan
23%
77%
0% 0% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
SP P KP TP
103
sudah mengetahui Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 tersebut dan
sudah mematuhinya, sehingga beberapa perusahaan sudah ikut bergabung
dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam
menjalankan program kerja Corporate Social Responsibility (CSR) di
Kota Cilegon.
Diagram 4.24
Tanggapan Responden Mengenai Upaya Mematuhi
Peraturan Pemerintah
Ket: Sangat Berusaha (SB) / Berusaha (B) / Kurang Berusaha (KB) /
Tidak Berusaha (TB)
(Sumber: Data Primer, koesioner no 23, 2015)
Berdasarkan diagram 4.24 diatas, tanggapan responden mengenai
upaya mematuhi Peraturan Pemerintah, responden yang menjawab (SB)
sebanyak 41% atau 35 orang, menjawab (B) sebanyak 59% atau 50 orang,
41%
59%
0% 0% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SB B KB TB
104
menjawab (KB) sebanyak 0% atau 0 orang dan yang menjawab (TB)
sebanyak 0% atau 0 orang.
Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menjawab (B), yang artinya perusahaan ingin selalu
berusaha untuk mematuhi peraturan pemerintah yang berlaku termasuk
Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 yang mewajibkan perusahaan untuk
ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) untuk mensejahterakan masyarakat di Kota Cilegon.
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik
4.3.1 Hasil Uji Validitas
Pada penelitian ini, tahap awal proses analisis data adalah
melakukan uji validitas instrumen terlebih dahulu. Hal tersebut
dimaksudkan untuk menjaga ketetapan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau
tidaknya suatu kuesioner yang menjadi alat ukur dalam penelitian ini.
Instrumen yang valid menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar
mampu dalam mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian, serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antara konsep
penelitian dengan hasil pengukuran.
Pada uji validitas, peneliti mengambil sampel sebanyak 94
responden. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui valid atau tidaknya
data sebelum data tersebut diolah. Selain itu, uji validitas dilakukan agar
105
lebih mengefisienkan waktu dalam pengambilan data di lapangan. Artinya,
apabila 94 sampel yang didapat hasilnya valid secara keseluruhan, maka
semua indikator telah mewakili semua instrumen. Tetapi, bila terdapat
sampel yang tidak valid dan tidak mewakili indikator yang ada, maka
instrumen tersebut diganti dengan instrumen baru sebagai pengganti
instrumen yang tidak valid. Kemudian kuesioner tersebut disebar kembali
untuk menghasilkan instrumen yang valid. Tetapi, apabila ditemukan hasil
sampel yang tidak valid, namun tetap mewakili indikator, maka instrumen
tersebut dihapus. Adapun, rumus yang digunakan oleh peneliti dalam uji
validitas ini yaitu menggunakan statistik Korelasi Product Moment dengan
bantuan SPSS versi 16.
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Validitas Instrumen
No. Item r hitung r tabel Keputusan
1 .406 0.202 Valid
2 .105 0.202 Tidak Valid
3 .628 0.202 Valid
4 .257 0.202 Valid
5 .477 0.202 Valid
6 .582 0.202 Valid
7 .037 0.202 Tidak Valid
8 .697 0.202 Valid
9 .510 0.202 Valid
10 .731 0.202 Valid
11 .900 0.202 Valid
12 .881 0.202 Valid
13 .881 0.202 Valid
14 .856 0.202 Valid
15 .900 0.202 Valid
106
16 .838 0.202 Valid
17 .714 0.202 Valid
18 .870 0.202 Valid
19 .859 0.202 Valid
20 .862 0.202 Valid
21 .855 0.202 Valid
22 .640 0.202 Valid
23 .280 0.202 Valid
24 .027 0.202 Tidak Valid
(Sumber : Data diolah tahun 2015)
Kriteria item/butir instrumen yang digunakan adalah apabila r
hitung > r tabel, berarti item/butir instrumen dinyatakan valid. Jika r hitung
≤ r tabel, berarti item/butir instrumen dinyatakan tidak valid. Nilai r hitung
diperoleh dari perhitungan statistik Korelasi Product Moment dengan
menggunakan SPSS versi 16. Sedangkan, r tabel dengan nilai 0,202
diperoleh dari tabel Product Moment dengan tingkat kesalahan 5% dengan
jumlah responden 94 orang. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui
bahwa terdapat tiga item/butir instrumen yang tidak valid yaitu item
instrumen nomor 2, 7 dan 24. Hal tersebut karena nilai r hitung ≤ r tabel.
Artinya, ketiga item instrumen tersebut dihilangkan dan tidak perlu diganti
karena indikator instrumen dapat terukur dengan item instrumen lainnya.
4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas
Guna menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur,
maka peneliti melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan
uji reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan
instrumen yang dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji
107
reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas, peneliti menggunakan rumus
Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS versi 16. Adapun, hasil uji
reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu nilai Alpha
Cronbach sebesar 0,946. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai
alphanya lebih dari 0,30 (Purwanto 2007:181). Hal ini dapat diartikan
bahwa 0,946 > 0,30 sehingga instrumen yang diuji dinyatakan reliabel.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.946 24
(Sumber : Data diolah tahun 2015)
4.4 Pengujian Hipotesis
Penelitian mengenai Efektivitas Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility
Di Kota Cilegon Tahun 2014 memiliki hipotesis sebagai berikut: “Efektivitas
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan
Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 paling rendah
60%”.
108
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikasi
dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada
tahap pengujian hipotesis, peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel.
Dalam penghitungan pengujian hipotesis, skor ideal yang diperoleh
adalah 4 x 24 x 94 = 9024 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang
ditanyakan kepada responden), (24 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan
kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden).
Selanjutnya, nilai rata-ratanya adalah 9024 : 94 = 96.
Dalam Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota
Cilegon Tahun 2014, nilai yang dihipotesiskan adalah lebih tinggi dari
60%, hal ini berarti bahwa 0,60 x 96 = 28,8. Hipotesis statistiknya yaitu,
Ho untuk memprediksi µ lebih rendah (≤) 60%. Sedangkan, Ha lebih
tinggi (>) dari 60%.
Ho : µ ≤ 60% ≤ 0,60 x 9024 : 94 = 57,6
Ha : µ > 60% > 0,60 x 9024 : 94 = 57,6
Diketahui :
X = 60,7
˳ = 60% = 0,60 x 9024 : 94 = 57,6
s = 58,2
n = 94
Ditanya : t ?
109
Jawab :
t =X − ˳s
n
= −
=
=
t =
Nilai t hitung tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan nilai t
tabel, dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = (94 – 1 = 93) dan taraf
kesalahan = 5% untuk uji satu pihak (one tail test) dengan uji pihak
kanan. Berdasarkan dk 93 dan = 5%, ternyata nilai t tabel untuk uji satu
pihak = 1,984. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau jatuh pada
daerah penerimaan Ha (5,16 > 1,984), maka Hipotesis Nol (Ho) ditolak
dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Berdasarkan perhitungan,
didapatkan bahwa Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota
Cilegon Tahun 2014, yaitu : 2
2 x 100% = 0,7344 = 73,44%.
110
Jadi, telah diketahui bahwa Efektivitas Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social
Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 mencapai 73,44%.
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah
deskriptif yang telah peneliti rumuskan sebelumnya, yaitu “Berapa besar
tingkat Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon
Tahun 2014?” Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan
masalah tersebut. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus t-
test satu sampel dengan uji satu pihak (one tail test) dan uji pihak kanan,
bahwa nilai t hitung lebih besar (>) dari nilai t tabel, maka dapat diartikan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena mencapai angka 73,44%.
Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 24 x 94 = 9024 (4 = nilai
tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (24 =
jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah
sampel yang dijadikan responden). Sedangkan, skor terendahnya adalah 1
x 24 x 94 = 2256 (1 = nilai terendah dari setiap jawaban yang ditanyakan
kepada responden), (24 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada
responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Adapun,
jumlah skor yang diperoleh adalah 6628.
111
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Efektivitas Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate
Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 adalah 6628 : 9024 =
0,7344 atau 73,44%. Hal ini berarti bahwa efektivitas tersebut telah
berjalan dengan baik. Penilaian tersebut didasarkan pada kategori
instrumen berikut ini :
Gambar 4.6
Kategori Instrumen
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
25% 50% 75% 100%
73,44%
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015)
Berdasarkan kategori instrumen di atas, angka 73,44% masuk
dalam kategori interval kurang baik dan baik, maka hasil tersebut masuk
dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.
4.6 Pembahasan
Dalam penelitian Efektivitas Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social
Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014, peneliti menggunakan teori
efektivitas organisasi menurut Etzioni (Lubis dan Huseini, 1987).
112
Efektivitas organisasi adalah tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha
untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Etzioni berpendapat bahwa sasaran
(goal) organisasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai
oleh suatu organisasi.
Pengertian pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian
pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Definisi
pengelolaan oleh para ahli terdapat perbedaan-perbedaan hal ini
disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut yang berbeda-
beda. Ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda,
kelembagaan dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan.
Namun jika dipelajari dari prinsipnya definisi-definisi tersebut
mengandung pengertian dan tujuan yang sama.
Adapun kriteria efektivitas organisasi terdiri dari 6 indikator,
diantaranya yaitu :
1) Tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap
kegiatan organisasi : tingkat keuntungan yang dimaksud adalah
keuntungan yang sama-sama menguntungkan, contohnya perusahaan
mendapatkan keuntungan dari Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) yaitu berupa Reward setiap tahunnya, selain
itu nama perusahaan pun dapat lebih dikenal oleh masyarakat.
2) Kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem pengawasan :
kepuasan kinerja merupakan tingkat kepuasan pelayanan yang
113
diberikan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) kepada perusahaan. Sedangkan sistem pengawasan berkaitan
dengan upaya penyusunan antara rencana yang telah disusun dengan
pelaksanaan atau hasil yang benar-benar dicapai, untuk mengetahui
apakah hasil yang dicapai sesuai dengan rencana yang telah disusun.
3) Mutu produk/jasa : mutu produk/jasa adalah tingkat baik atau
buruknya kualitas yang diberikan kepada penerima bantuan yang
membutuhkan, apakah sudah sesuai atau belum dengan jumlah dana
yang diberikan oleh perusahaan.
4) Kredibilitas perusahaan : kredibilitas perusahaan adalah tingkat
kepercayaan antara perusahaan dengan Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR), kepercayaan yang dimaksud adalah
apakah Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
dapat mengelola bantuan yang diberikan oleh perusahaan dengan
baik.
5) Kelancaran pembayaran : kelancaran pembayaran yang dimaksd
adalah apakah perusahaan yang sudah bergabung dengan Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) rutin dalam
memberikan sumbangan setiap tahunnya.
6) Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah : kepatuhan
terhadap peraturan yang dimaksud adalah apakah perusahaan sudah
mematuhi peraturan pemerintah dengan baik atau belum.
114
Berikut ini merupakan jumlah skor rata-rata per dimensi efektivitas
organisasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh
peneliti :
Tabel 4.3
Skor Rata-Rata dari Tiap-Tiap Dimensi
No Dimensi Efektivitas Organisasi Jumlah
1 Tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan
terhadap kegiatan organisasi 67,37%
2
Kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem
pengawasan 68,72%
3 Mutu produk/jasa 70,21%
4 Kredibilitas perusahaan 71,94%
5 Kelancaran pembayaran 67,55%
6 Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah 74,20%
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015)
Berdasarkan pengolahan data di atas, diperoleh hasil bahwa
dimensi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah memperoleh
presentase tertinggi yaitu 74,20%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah
skor pada dimensi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah
yaitu 837. Skor idealnya = 4 x 3 x 94 = 1128 (4 = nilai tertinggi dari setiap
jawaban yang ditanyakan kepada responden), (3 = jumlah pertanyaan yang
ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan
responden). Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah 837 : 1128 = 0,7420
atau (dikalikan 100%) menjadi 74,20%.
Artinya, sebagian besar perusahaan sudah patuh terhadap peraturan
pemerintah, termasuk patuh pada Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011.
Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi
115
dan Tata Kerja Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) di Kota
Cilegon, membentuk suatu lembaga yang bernama Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR). Lembaga tersebut berfungsi
sebagai organisasi yang menjalankan program Corporate Social
Responsibility (CSR) di Kota Cilegon. Dengan bekerja sama dengan
perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon, maka pelaksanaan program
tersebut dapat berjalan dengan baik.
Maka dari itu Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) selalu berusaha untuk mengajak perusahaan agar mau bergabung
dan menjalankan program kerja secara bersama untuk masyarakat di Kota
Cilegon agar bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran. Tetapi ada
beberapa perusahaan yang belum ikut bergabung dikarenakan perusahaan
tersebut ada yang sudah menjalankan program Corporate Social
Responsibility (CSR) sendiri, ada pula perusahaan yang belum mengetahui
keberadaan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
tersebut. Maka dari itu belum 100% perusahaan yang ikut bergabung
dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), tetapi
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) selalu berusaha
mensosialisasikan ke perusahaan-perusahaan lainnya yang belum ikut
bergabung.
Selanjutnya, dimensi kredibilitas perusahaan memperoleh
presentase tertinggi setelah dimensi kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan pemerintah dengan jumlah 71,94%. Hasil tersebut diperoleh dari
116
jumlah skor pada dimensi kredibilitas perusahaan yaitu 1082. Skor
idealnya = 4 x 4 x 94 = 1504 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang
ditanyakan kepada responden), (4 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan
kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden).
Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah 1082 : 1504 = 0,7194 atau
(dikalikan 100%) menjadi 71,94%.
Artinya, kredibilitas perusahaan terhadap Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibilty (CCSR) sudah cukup tinggi sehingga
mereka bisa bekerja sama dengan baik. Pelayanan yang diberikan oleh
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) pun sudah
sesuai dengan tingkat kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan.
Karena sudah cukup memiliki kepercayaan yang tinggi, ada beberapa
perusahaan yang selalu ikut memberikan bantuan setiap tahunnya yaitu
PT. Indonesia Power, PT. Krakatau Steel, PT. Krakatau Posco, PT.
Kemudian, dimensi mutu produk/jasa memperoleh presentase
70,21%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah skor pada dimensi mutu
produk/jasa yaitu 264. Skor idealnya = 4 x 1 x 94 = 376 (4 = nilai tertinggi
dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (1 = jumlah
pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel
yang dijadikan responden). Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah 264 :
376 = 0,7021 atau (dikalikan 100%) menjadi 70,21%.
Artinya, mutu produk/jasa yang diberikan oleh perusahaan sudah
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat kurang mampu di
117
Kota Cilegon. Walaupun bantuan yang diberikan bukan dalam bentuk dana
saja, bisa juga dalam bentuk barang yang mereka butuhkan. Contohnya
ada yang berupa bantuan jamban keluarga, buku paket sekolah, bantuan
kacamata, bank sampah, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, dimensi kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan
sistem pengawasan memperoleh presentase cukup tinggi setelah dimensi
mutu produk/jasa sebesar 68,72%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah
skor pada dimensi kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem
pengawasan yaitu 1292. Skor idealnya = 4 x 5 x 94 = 1880 (4 = nilai
tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (5 =
jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah
sampel yang dijadikan responden). Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah
1292 : 1880 = 0,6872 atau (dikalikan 100%) menjadi 68,72%.
Artinya, kinerja yang dilakukan oleh Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) untuk menjalankan program Corporate
Social Responsibility (CSR) di Kota Cilegon sudah cukup baik sehingga
membuat perusahaan yang ikut bergabung cukup puas dengan kinerja
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut.
Selama program kerja tersebut dijalankan perusahaan pun ikut serta dalam
pengawasan kinerja Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) tersebut agar hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan
perusahaan yang sudah ikut bergabung pun mendapatkan penghargaan dari
118
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) yaitu berupa
Reward.
Dimensi selanjutnya yaitu kelancaran pembayaran dengan
presentase 67,55%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah skor pada dimensi
kelancaran pembayaran yaitu 508. Skor idealnya = 4 x 2 x 94 = 752 (4 =
nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (2
= jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah
sampel yang dijadikan responden). Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah
508 : 752 = 0,6755 atau (dikalikan 100%) menjadi 67,55%.
Artinya, anggaran yang diberikan oleh perusahaan sudah tepat
karena anggaran yang diberikan sesuai dengan program kerja yang
dijalankan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) dan anggaran yang diberikan sudah cukup memadai untuk
masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Selanjutnya, dimensi tingkat keuntungan dan
sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi dengan
presentase terendah yaitu 67,37%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah
skor pada dimensi tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi
perusahaan terhadap kegiatan organisasi yaitu 1722. Skor idealnya = 4 x 6
x 94 = 2256 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan
kepada responden), (6 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada
responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, skor
119
rata-rata dimensinya adalah 1722 : 2556 = 0,6737 atau (dikalikan 100%)
menjadi 67,37%.
Artinya, tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan
terhadap kegiatan organisasi belum baik karena partisipasi perusahaan
untuk ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) dalam menjalankan program Corporate Social
Responsibility (CSR) masih belum banyak perusahaan yang ingin ikut
bergabung. Menurut beberapa responden, perusahaan mereka belum ikut
bergabung karena sudah melaksanakan program Corporate Social
Responsibility (CCSR) sendiri dan ada pula perusahaan yang belum
mengetahui keberadaan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR).
Berdasarkan perhitungan dalam pengujian hipotesis mengenai
Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam
Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun
2014, maka dapat diketahui Efektivitas Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social
Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 mencapai 73,34%. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji pihak kanan, menunjukan
bahwa Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima.
Artinya, Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon
Tahun 2014 berjalan dengan baik yaitu 73,44%.
120
Adapun peneliti membandingkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Marina pada tahun 2012, yang berjudul “Efektivitas Program
Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Steel di Kecamatan
Citangkil Periode 2010-2011”.
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan tentang Efektivitas
Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Steel di
Kecamatan Citangkil Periode 2010-2011, yaitu :
1) Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Krakatau Steel di Kecamatan Citangkil Periode 2010-2011 sudah
berjalan dengan baik, karena angka mencapai 77% artinya angka
tersebut lebih dari angka yang diharapkan yaitu sebesar 70%.
2) Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
Krakatau Steel di Kecamatan Citangkil Periode 2010-2011 berjalan
dengan baik karena didukung oleh beberapa faktor antara lain
koordinasi yang baik antara PT. Krakatau Steel dan Unit Pelaksana
Teknis Pengembangan Ekonomi Masyarakat (UPT PEM) Kecamatan
Citangkil dalam hal proses pemberian bantuan pinjaman modal usaha
serta bunga yang ditetapkan rendah. Selain itu, ada pula faktor
penghambatnya yaitu kurangnya pengawasan dan adanya diskriminasi.
121
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektivitas Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social
Responsibility Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014, maka
kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa Efektivitas Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social
Responsibility Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014 mencapai
73,44%, artinya efektivitas program tersebut berjalan dengan baik.
Dalam presentase rata-rata skor tiap dimensi, dapat disimpulkan bahwa
dimensi yang paling tinggi yaitu kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
pemerintah sebesar 74,20%. Artinya, sebagian besar perusahaan sudah patuh
terhadap peraturan pemerintah, termasuk patuh pada Peraturan Walikota No 3
Tahun 2011. Sedangkan dimensi yang paling rendah yaitu tingkat keuntungan
dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi sebesar
67,37%. Artinya, tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan
terhadap kegiatan organisasi belum baik karena partisipasi perusahaan untuk
ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility
(CCSR) dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR)
masih belum banyak perusahaan yang ingin ikut bergabung.
122
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai
Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam
Pengelolaan Corporate Social Responsibility Perusahaan-Perusahaan Di Kota
Cilegon Tahun 2014, maka peneliti memberikan saran yaitu :
1. Lembaga Cilegon Corporate Social Resposibility (CCSR) perlu
meningkatkan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon
agar perusahaan yang belum bergabung dapat ikut bergabung dengan
Lembaga Cilegon Corporate Social Resposibility (CCSR) dalam
menjalankan program Corporate Social Resposibility (CSR) di Kota
Cilegon.
2. Pemerintah, perusahaan, dan Lembaga Cilegon Corporate Social
Resposibility (CCSR) harus dapat bisa bekerja sama lagi dalam kegiatan
Cilegon Corporate Social Resposibility (CSR) di Kota Cilegon agar
masyarakat Kota Cilegon lebih sejahtera dari sebelumnya.
3. Lebih meningkatkan koordinasi antar Walikota Cilegon dan Lembaga
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR).
4. Perlu adanya penambahan anggota pelaksana di Lembaga Cilegon
Corporate Social Responsibility (CCSR) agar program Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dilaksanakan dapat terealisasi.
123
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Prof. Dr. Sudarwan. 2004. Motivasi, Kepemimpinan, Dan Efektivitas Kelompok.
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Freeman, R.E. 1984. Strategic Management: A Stakeholders Approach. Boston: Pitman
Publishing.
Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Irawan, Prasetya. 2005. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Lubis, S.H. Hari & Huseini, Martani. 1987. Teori Organisasi Suatu Pendekatan Makro,
PAU Ilmu-ilmu Sosial UI. Jakarta.
Moleong, Lexy. J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rahmatullah & Kurniati, Trianita. 2011. Panduan Praktis Pengelolaan Corporate Social
Responsibility (CSR). Yogyakarta: Samudera Biru.
Siagian, Prof. Dr. Sondang. 2007. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Terry, George. R. 2012. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dokumen :
Peraturan Walikota Cilegon No 3 Tahun 2011
Daftar Nama Perusahaan Di Kota Cilegon
Power Point dari Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR)
124
Sumber Lain :
http://www.rahmatullah.net/2012/09/kemitraan-csr-model-kerjasama.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan
http://repository.fisip-untirta.ac.id/136/
www.baitul-hikmah.com/penerapan-corporate-social-responsibilities-di-indonesia
125
LAMPIRAN
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
KUESIONER
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dalam rangka penelitian skripsi saya yang berjudul “EFEKTIVITAS
CILEGON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CCSR) DALAM
PENGELOLAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI KOTA CILEGON TAHUN 2014”. Saya
mengharapkan ketersediaan Bapak/Ibu untuk berkenan menjawab pertanyaan
yang telah saya sediakan dalam kuesioner sebagai berikut.
Atas perhatian dan kesediaan waktunya saya ucapkan terima kasih.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
I. Petunjuk Pengisian
1. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu dengan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Ibu pilih.
2. Diharapkan Bapak/Ibu dapat menjawab pertanyaan dengan jujur dan
objektif.
II. Identitas Responden
1. Nomor Responden :
2. Alamat :
3. Usia :
4. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
5. Pendidikan Terakhir : SD SLTA
SLTP Lainnya
139
III. Kuesioner
1. Apakah perusahaan anda mengetahui adanya Lembaga Cilegon Corporate
Social Responsibility (CCSR) di Kota Cilegon?
a. Sangat tahu c. Kurang tahu
b. Tahu d. Tidak tahu
2. Apakah menurut perusahaan anda dengan didirikannya Lembaga CCSR
sangat penting?
a. Sangat penting c. Kurang Penting
b. Penting d. Tidak Penting
3. Apakah Lembaga CCSR sudah intens mensosialisasikan ke perusahaan anda?
a. Sangat intens c. Kurang intens
b. Intens d. Tidak intens
4. Apakah perusahaan anda tertarik untuk ikut bergabung dengan Lembaga
CCSR?
a. Sangat tertarik c. Kurang tertarik
b. Tertarik d. Tidak tertarik
5. Apakah Lembaga CCSR mewajibkan setiap perusahaan untuk ikut
bergabung?
a. Sangat mewajibkan c. Kurang mewajibkan
b. Mewajibkan d. Tidak mewajibkan
6. Apakah perusahaan anda sudah ikut bergabung dengan Lembaga CCSR?
(Jika perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan menjawab pertanyaan
no 7)
a. Sudah bergabung c. Ingin bergabung
b. Pernah bergabung d. Tidak bergabung
140
7. Apakah perusahaan anda sudah melaksanakan program CSR sendiri? (Jika
perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan menjawab pertanyaan no
10)
a. Sangat melaksanakan c. Kurang melaksanakan
b. Melaksanakan d. Tidak melaksanakan
8. Apakah Lembaga CCSR sudah bagus dalam menjalankan tugasnya?
a. Sangat bagus c. Kurang bagus
b. Bagus d. Tidak bagus
9. Apakah bantuan yang diberikan sudah tepat sasaran?
a. Sangat tepat c. Kurang tepat
b. Tepat d. Tidak tepat
10. Apakah ada keuntungan yang didapat dengan ikut bergabung dengan
Lembaga CCSR? (Jika perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan
menjawab pertanyaan no 17)
a. Sangat ada c. Kurang ada
b. Ada d. Tidak ada
11. Apakah keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan sesuai dengan yang
diharapkan?
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai
b. Sesuai d. Tidak sesuai
12. Bagaimana sumbangan yang diberikan perusahaan kepada Lembaga CCSR?
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai
b. Sesuai d. Tidak sesuai
13. Apakah perusahaan anda merasa puas dengan kinerja Lembaga CCSR
dengan bantuan yang telah diberikan?
141
a. Sangat puas c. Kurang puas
b. Puas d. Tidak puas
14. Bagaimana pengawasan yang dilakukan Lembaga CCSR terhadap program
kerja yang dilaksanakan?
a. Sangat ketat c. Kurang Ketat
b. Ketat d. Tidak Ketat
15. Apakah perusahaan anda ikut terlibat dalam melaksanakan program kerja
CCSR?
a. Sangat terlibat c. Kurang terlibat
b. Terlibat d. Tidak terlibat
16. Apakah mutu produk/jasa yang diberikan perusahaan anda sudah sesuai
dengan keinginan Lembaga CCSR?
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai
b. Sesuai d. Tidak sesuai
17. Apakah perusahaan anda sudah memiliki kepercayaan terhadap Lembaga
CCSR? (Jika perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan menjawab
pertanyaan no 22)
a. Sangat memiliki c. Kurang memiliki
b. Memiliki d. Tidak memiliki
18. Bagaimana tingkat kepercayaan yang diberikan?
a. Sangat tinggi c. Kurang tinggi
b. Tinggi d. Tidak tinggi
19. Apakah pelayanan yang diberikan oleh Lembaga CCSR sesuai dengan
kepercayaan yang didapat?
a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai
b. Sesuai d. Tidak sesuai
142
20. Apakah anggaran biaya yang diberikan oleh perusahaan anda sudah tepat?
a. Sangat tepat c. Kurang tepat
b. Tepat d. Tidak tepat
21. Apakah anggaran biaya yang diberikan oleh perusahaan anda sudah cukup
memadai?
a. Sangat memadai c. Kurang memadai
b. Memadai d. Tidak memadai
22. Apakah perusahaan anda sudah patuh terhadap Peraturan Walikota No 3
Tahun 2011? (Jika perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan
menjawab pertanyaan no 23 dan 24)
a. Sangat patuh c. Kurang Patuh
b. Patuh d. Tidak Patuh
23. Apakah ada upaya yang dilakukan untuk mematuhi peraturan pemerintah
tersebut?
a. Selalu berusaha c. Kurang berusaha
b. Berusaha d. Tidak berusaha
24. Apakah dengan adanya program CSR dapat membantu mengurangi
masyarakat yang kurang mampu?
a. Sangat membantu c. Kurang membantu
b. Membantu d. Tidak membantu
143
Uji T-Tes
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
VAR00001 95 1.2011E2 579.25164 59.42996
One-Sample Test
Test Value = 50.4
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
VAR00001 1.173 94 .244 69.70526 -48.2943 187.7048
144
Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 67.2660 180.692 .406 . .946
Item2 67.2553 187.353 .105 . .948
Item3 67.8298 174.702 .628 . .944
Item4 67.5000 185.091 .257 . .947
Item5 67.8936 176.182 .477 . .946
Item6 67.1596 171.619 .582 . .944
Item7 67.3723 187.398 .037 . .951
Item8 67.5745 175.559 .697 . .943
Item9 67.4043 178.781 .510 . .945
Item10 67.5957 170.050 .731 . .942
Item11 67.6489 165.349 .900 . .940
Item12 67.6702 166.395 .881 . .940
Item13 67.8085 166.522 .881 . .940
Item14 67.8936 166.763 .856 . .940
Item15 67.7021 165.975 .900 . .940
Item16 67.7021 167.652 .838 . .941
Item17 67.6170 174.196 .714 . .943
Item18 67.7234 167.019 .870 . .940
Item19 67.6915 168.044 .859 . .940
Item20 67.7766 168.756 .862 . .940
Item21 67.8404 168.845 .855 . .941
Item22 67.5638 171.453 .640 . .943
Item23 67.1702 183.218 .280 . .947
Item24 67.0851 187.735 .027 . .951
145
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.946 .940 24
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 94 100.0
Excludeda 0 .0
Total 94 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
146
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Item1 3.2447 .71371 94
Item2 3.2553 .48496 94
Item3 2.6809 .81929 94
Item4 3.0106 .51837 94
Item5 2.6170 .94022 94
Item6 3.3511 1.06466 94
Item7 3.1383 .85006 94
Item8 2.9362 .70036 94
Item9 3.1064 .71042 94
Item10 2.9149 .94652 94
Item11 2.8617 .97937 94
Item12 2.8404 .95381 94
Item13 2.7021 .94845 94
Item14 2.6170 .96282 94
Item15 2.8085 .95351 94
Item16 2.8085 .94216 94
Item17 2.8936 .75446 94
Item18 2.7872 .93754 94
Item19 2.8191 .90355 94
Item20 2.7340 .86975 94
Item21 2.6702 .87238 94
Item22 2.9468 .98774 94
Item23 3.3404 .69643 94
Item24 3.4255 .80974 94
147
148
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
70.5106 188.984 13.74714 24
149
Wawancara Dengan Direktur Eksekutif Lembaga Cilegon Corporate Social
Responsibility (CCSR)
Wawancara Dengan Supervisor Program Kemitraan Bina Lingkungan
(PKBL) PT. Krakatau Steel
P
150
Pengisian Kuesioner Bank BJB
Pengisian Kuesioner PT. Nippon Shokubai Indonesia
151
Pengisian Kuesioner PT. Chandra Asri
152
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi
Nama : Nely Wahyu Sulasi Ningsih
NIM : 6661102383
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Serang, 26 April 1992
Agama : Islam
Alamat : JL. Pattimura Link. Ketileng Timur No.19
RT01/01, 42416, Cilegon-Banten
No. HP : 083812691320
E-mail : nelyningsih@rocketmail.com
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : H. Tb. Mastur, S.Pd
Nama Ibu : Hj. Sri Aniati, S.Pd
3. Riwayat Pendidikan
TK : TK Darussalam Cilegon (1997-1998)
SD : SD Mardi Yuana Cilegon (1998-2004)
SMP : SMP Madinatul Hadid Cilegon (2004-2007)
SMA : SMAN 3 Cilegon (2007-2010)
Perguruan Tinggi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Ilmu Administrasi Negara-S1 (2010-sekarang)
4. Riwayat Organisasi
2004-2007 : OSIS SMP Madinatul Hadid
Marching Band Porprov II Banten
PASKIBRAKA SMP Madinatul Hadid
PADUS SMP Madinatul Hadid
2007-2008 : PASKIBRAKA SMAN 3 Cilegon
top related