eksistensi manusia ekonomi

Post on 17-Feb-2017

261 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

EKSISTENSI MANUSIA EKONOMI

M A N U S I A

Setiap langkah kegiatan ekonomi tidak terlepas dari pemahaman

tentang substansi manusia.Substansi manusia memunculkan

diri dalam eksistensi dan aktivitasnya.

Substansi Manusia

T u b u h J i w a

Tubuh

Materi pada manusia disebut tubuh atau badan.

Tubuh atau badan adalah seluruh diri manusia dari

segi perwujudan yang kompleks.

J i w a

Roh pada manusia disebut jiwa.

Jiwa adalah seluruh diri manusia dilihat sebagai

kesatuan yang sadar.

AKU TIDAK SAMA DENGAN ITU

BUKAN ITU

Ilustrasi: anneahira.com dan tempo.co

SUBSTANSIMANUSIA

EKSISTENSI

AKTIVITAS

SUBSTANSI MANUSIATEREJAWANTAH DALAM

TIGA TINGKATAN

Materialisme Antropologis

Materialisme Biologis

Makhluk Spiritual

Materialisme Antropologis

Ilustrasi: Kompasiana.com

Materialisme Biologis

Ilustrasi: saripedia.wordpress.com

Makhluk Spiritual

Ilustrasi: kolom.abatasa.co.id

Berbeda dengan binatang, menusia memiliki kehidupan yang

lebih tinggi, yakni kehidupan spiritual dan intelektual, yang

merupakan ciri dari bentuk kesadaran manusia.

Manusia memang sebagai salah satu bagian dari alam, tetapi ia

juga lebih daripada alam, karena manusia memiliki unsur-unsur

kesadaran.

Ciri kehidupan spiritual-intelektual manusia bergerak melampaui segala batas. Ia bergerak ke

arah yang tak berhingga. Ia mengambil bagian alam pada tingkat yang tertinggi dari kehidupan itu

sendiri.Karena itu, manusia senantiasa membayangkan

dunia transenden. Pengetahuan dan kehidupannya selalu mencerminkan yang transenden itu.

Dalam hal ini, kita dapat mengatakan bahwa yang transenden itu adalah Tuhan.

Roh merupakan unsur interior pada manusia yang

ingin diungkapkan oleh kehidupan spiritualnya

terhadap yang transenden, sebagai sesuatu yang primer

pada manusia.

MAKHLUK SOSIO-EKONOMI

Manusia tidak terpisah dari pemahaman akan tingkat kehidupan

intelektual-spiritual.

Persoalan-persoalan sosio-ekonomi tidak terlepas dari substansi

manusia itu sendiri.

Aktivitas manusia merupakan eksistensi dari dirinya. Karena itu,

aktivitas dan hasil aktivitas manusia merupakan cermin dirinya.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUKYANG UNIK

Memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya.

Membentuk nilai dalam kehidupannya.

Mampu hidup di tengah-tengah kehidupannya.

Karena itu, manusia tidak dapat dijadikan alat dari yang lainnya sebagai sarana untuk suatu tujuan tanpa memperhatikan hak-haknya yang bersifat hakiki.

Kegiatan sosio-ekonomi manusia dapat dilihat sebagai subyek dari proses historis mengembangkan kultur material dan spiritual di

atas bumi, sebagai suatu keberadaan bio-sosial.

NILAI KERJA

Makna KerjaKerja bagi manusia bukanlah suatu kutukan,

tetapi merupakan suatu berkah. Suatu pekerjaan dikatakan sebagai suatu

kutukan, bila pekerjaan itu melampaui kemampuan kita. Dalam situasi seperti ini, kerja bukan lagi pancaran jiwa, tetapi justru

dapat mematikan jiwa dan semangat.Kerja akan menjadi beban bagi manusia, bila

manusia diperlakukan bagai mesin dan dianggap sebagai binatang.

“Kerja itu sesungguhnya suatu proses di mana manusia atas kemauannya sendiri memulai,

mengatur, dan mengontrol metabolisme antara dirinya

dengan alam” (Karl Marx)

Unsur ‘aspek interior’ manusia dalam kerja, dapat memberikan dukungan bagi pengarahan akal

budi manusia.Karena itu, aspek ini memberikan

suatu sumbangan bagi tanggungjawab moral dan martabat dari aktivitas yang bernama kerja.

Pada prinsipnya, kerja mengungkapkan nilai moral, yang

berarti menuntut aplikasi dan keterlibatan insani yang sejati.

Orientasi KerjaSecara sengaja dan sadar bertindak untuk

mengubah alam, yang didasarkan pada obyek-obyek yang tersedia.

Sikap manusia terhadap alam merupakan suatu aspek kerja, sehingga kegiatan yang

mengubah alam eksternal manusia, berarti mengubah dan meninggikan kodratnya

sebagai makhluk yang lebih tinggi di alam ini.Dengan kemampuan intelektual-spiritualnya,

manusia dapat menyesuaikan obyek-obyek alam selaras dengan kebutuhannya.

Unsur-unsur Substansi Kerja

Kerja sebagai kegiatan sadar

Kerja mempunyai

obyekKerja

mempunyai alat kerja

Setiap kegiatan manusia yang bermaksud mengubah dunia eksternal, merupakan syarat

pokok bagi eksistensi yang khas manusia secara utuh.

Aktivitas kerja merupakan suatu proses fundamental yang

membedakan manusia dengan binatang.

Dengan demikian, melalui kerja manusia memiliki nilai tinggi, dan

sebagai makhluk sosial.

EksploitasiPada jaman primitif, yaitu sistem

komunal-primitif, kerja bersifat komunal, harta milik merupakan alat

produksi, dan hasil-hasil produksi bersifat komunal pula.

Di bawah sistem ini, tidak ada eksploitasi kerja oleh orang lain.

Tetapi ketika terbentuk masyarakat kelas antagonis, maka kerja berkembang

dengan suatu kontradiksi-kontradiksi antagonistis.

Ilustrasi: tempo.co dan nasional.news.viva.co.id

Di pihak lain, peralihan bentuk-bentuk kerja yang kurang maju kepada yang lebih maju, juga merupakan peralihan dari bentuk-bentuk eksploitasi yang

lebih maju.

Substansi Kegiatan Manusia

Pertama: Kegiatan eksternal atau transient

(Latin: actio).

Kedua: Kegiatan internal atau imanen (Latin:

operatio).

Karena kegiatan keluar dari makhluk yang bereksistensi, maka

kesempurnaan kegiatan akan setara dengan tingkat eksistensi setiap

makhluk tersebut.

Maka setiap kegiatan produksi manusia, hasilnya merupakan

eksistensi dari pekerja tersebut. Hasil kerja itu merupakan gambaran dirinya.

Alienasi PekerjaanDalam kegiatan sosio-ekonomi di dunia modern ini, hasil kerja justru asing bagi

pekerja sendiri. Seorang pekerja yang memproduksi barang-barang tekstil di industri tekstil, hasilnya bukan menjadi miliknya tetapi menjadi milik dari pemilik perusahaan

tekstil, Si pekerja hanya memperoleh gaji jauh di bawah hasil produksi yang ia

lakukan setiap hari.

Dalam persoalan-persoalan sosio-ekonomi ciri substansi kerja manusia

justru sering diabaikan. Kerja sebagai eksistensi diri manusia berubah

menjadi kerja sebagai paksaan bagi manusia.

Bila sampai seperti ini, maka kerja bukan lagi eksistensi diri manusia.

Dalam kegiatan sosio-ekonomi, setiap kegiatan manusia merupakan suatu hubungan khusus manusia dengan dunia, yakni suatu proses yang di dalamnya manusia menciptakan

kembali serta mengalihwujudkan alam.

Di sini posisi manusia sebagai subyek kegiatan sedangkan gejala-gejala alam

adalah obyek kegiatan.

Kerja sebagaiKegiatan psikis

Manusia bekerja dengan mengerahkan segenap kekuatan jiwa dan ragawinya.

Kekuatan-kekuatan ini dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dapat diraih atau

dihasilkan.Bila dalam kegiatan sosio-ekonomi hanya menekankan pada satu aspek saja, maka

keadaan itu secara hakiki sudah menyimpang.Jika seorang majikan memeras tenaga

buruhnya, maka keadaan tersebut merupakan keadaan yang merendahkan hakikat

kemanusiaan, bahkan tindakan tersebut bisa dikatakan sebagai tindakan yang

memperlakukan manusia seperti binatang.

Apa pun bentuk hasil kerja manusia, hal tersebut

merupakan gambaran dirinya.Karena itu hasil kerja itu

dinilai sesuai kegiatan yang diberikan.

Sekali lagi disini ditegaskan, bahwa kegiatan manusia itu

ditempatkan sebagai eksistensi dirinya.

Kegiatan Psikis Dalam aktivitas kerja, bukan hanya ragawi

yang beraktivitas atau melakukan kerja, tatapi jiwa atau psikis manusia juga aktif.

Antara ragawi dan psikis tidak dapat dipisahkan ketika manusia melakukan

kegiatan.Jika ragawi melakukan aktivitas empiris

atau eksternal atau transient, maka psikis akan melakukan kegiatan internal atau imanen, atau bisa juga dikatakan

sebagai kegiatan kesadaran.

APAKAH PERSOALAN-PERSOALAN DALAM SISTEM SOSIALISME DAN

KAPITALISME BERLANDASKAN PADA PANDANGAN NILAI KERJA MANUSIA?

Persoalan-persoalan yang sangat substansial ini sering diabaikan

oleh kedua sistem tersebut.Kedua sistem tersebut hanya

membicarakan kehidupan sosio-ekonomi dari segi ideologi politik

dan menekankan teori-teori sosial dan teori ekonomi.

Ternyata kehidupan sosio-ekonomi modern memberikan berbagai masalah terhadap eksistensi kerja manusia. Alienasi kerja, anarkisme,

ideologi, liberalisme, membentang berbagai kerumitan eksistensi dari kerja itu sendiri.Alienasi kerja menyebabkan manusia asing dengan

hasil karyanya, anarkisme adalah sikap penghancuran hasil kerja manusia itu sendiri, liberalisme dan

ideologi mengaburkan nilai-nilai kerja.

Persoalan sosio-ekonomi sesungguhnya tidak terlepas dari nilai kerja sebagai aspek rohani dan jasmani.

Aspek rohani kerja dapat kita kagumi melalui pengarahan akal budi.

Kerja Sebagai Pembentuk Nilai Budaya

MANUSIA BEKERJA TIDAK LAIN PADA AKHIRNYA MEMBENTUK

NILAI BUDAYA. KARENA ITU SIKAP MENGATUR DAN MENJAGA KONDISI KERJA

MERUPAKAN SUMBANGAN BAGI KEBUDAYAAN MANUSIA.

K E R J A

NILAI BUDAYA

EKSISTENSI

B u d a y a

KBBI:Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk

sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang

menjadi pedoman tingkah lakunya.

KOENTJARANINGRAT:Seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta

karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan

belajar.

Komponen kebudayaan

Dalam setiap kebudayaan, dapat diamati adanya komponen-komponen yang

membentuk karakter sebuah kebudayaan.

Komponen-komponen tersebut adalah biologi, psikologi, sosial, dan

transendental.

Aku punya kesadaran,

intelektualitas dan

spiritualitas. Apakah kamu

punya?

?Aku mampu membangun nilai budaya

melalui kerja. Apakah kamu

bisa?

Illustrasi: faktailmiah.com

top related