faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada usaha perbankan di manado
Post on 29-Jul-2015
1.311 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HASIL PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
USAHA PERBANKAN DI MANADO
TIM PENELITI :
Drs. VENTJE ILAT, MSi.
WINSTON PONTOH, SE. Ak.
INGGRIANI ELIM, SE. Ak.
SONNY PANGERAPAN, SE. Ak.
IMELDA NAJOAN, SE. Ak. MSi.
Dibebankan pada DIPA tahun 2008, No. 0215.0/023-04.0/XXVII/2008 Tanggal 31 Desember 2007 pada Anggaran Pendidikan Tinggi PNBP
(MAK. 521119) Satuan Kerja UNSRAT - DEPDIKNAS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2008
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas berkat-Nya sehingga
penelitian dan penulisan ini dapat diselesaikan. Penelitian ini memfokuskan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi capaian akademik mahasiswa jurusan akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi. Faktor-faktor yang diteliti di
antaranya tingkat kehadiran mahasiswa, pendapatan orang tua, jumlah saudara
kandung dan/tiri mahasiswa, dan persepsi mahasiswa mengenai pentingnya mata
kuliah tertentu.
Pada kesempatan ini, para peneliti mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah mendukung penelitian ini, mulai dari Bapak Rektor
Universitas Sam Ratulangi beserta jajarannya dan Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sam Ratulangi beserta jajaran dan banyak pihak lagi yang tidak dapat
kami sebutkann satu per satu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penelitian dan penulisan ini jauh dari
sempurna. Berdasarkan hal tersebut, kami dengan senang hati menerima kritikan
membangun. Dan harapan kami, kiranya hasil penelitian ini dapat menjadi referensi
bagi mereka yang tertarik dengan topik penelitian ini.
Manado, Oktober 2008
Tim Peneliti
ii
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada usaha perbankan Manado
seiring dengan semakin berkembangnya Teknologi Sistem Informasi sekarang ini
mengingat bahwa Teknologi Sistem Informasi sangat penting bagi perbankan
karena langsung berhubungan dengan nasabah Data penelitian berupa data primer
yang diperoleh langsung dari Bank Umum Pemerintah di Wilayah Kota Manado,
serta Data Sekunder yang merupakan data yang telah diolah sebelumnya yang
terdiri dari data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
Temuan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang searah (positif) antara
variabel bebas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem,
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi, Ukuran Organisasi, Dukungan
Manajemen Puncak, Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, Program
Pelatihan dan Pendidikan Pemakai dan Lokasi dari Departemen Sistem Informasi
dengan variabel terikat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
.
----------------------
Kata-kata kunci : Sistem Informasi.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
BAB II : LANDASAN TEORITIS
2.1 Konsep Sistem Informasi Akuntansi 4
2.2 Tujuan Dan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi 12
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi 13
2.4 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi 15
2.5 Hipotesis Penelitian 17
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data 19
3.2 Teknik Pengumpulan Data 19
3.3 Populasi dan Sampel 20
3.4 Metode Analisis 21
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden 23
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan 25
4.2.1. Analisis Regresi Linear Berganda 25
4.2.2. Koefisien Korelasi 30
4.2.3. Koefisien Determinasi 30
4.2.4. Uji F dan uji t 31
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 35
5.2 Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 40
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Bank Umum Pemerintah Di Manado 20
Tabel 4.1. Jumlah Kuesioner Yang Disebarkan, Dikembalikan
dan Yang Dianalisis 23
Tabel 4.2. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 24
Tabel 4.3. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 24
Tabel 4.4. Komposisi Responden Berdasarkan Usia 25
Tabel 4.5. Tabulasi Score Variabel 25
Tabel 4.6. Hasil Uji F 31
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Komponen Sistem Informasi 7
Gambar 2.2. Model Sistem Informasi Akuntansi 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang efektif sangat penting bagi
keberhasilan jangka panjang perusahaan maupun organisasi manapun. Romney
dan Steinbart (2004:3) menyatakan bahwa tanpa perangkat untuk mengawasi
aktivitas-aktivitas yang terjadi, tidak akan ada cara untuk memutuskan seberapa
baik kinerja perusahaan.
Teknologi informasi semakin berkembang dari waktu kewaktu. Pada bidang
akuntansi, perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu
meningkatkan Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Peningkatan penggunaan
teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah mengubah
pemprosesan data akuntansi dari secara manual menjadi secara otomatis. Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan
menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Akan tetapi penerapan
sistem dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari permasalahan. Menurut DeLone
dan Raymond dalam Ekawati (2004) penerapan suatu sistem dalam perusahaan
dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan
penerapan sistem atau kegagalan sistem. Untuk menghindari kegagalan sistem,
maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas atau
keberhasilan implementasi suatu sistem informasi.
Menurut Staples dan Selldon (2004) dalam Ekawati (2004) salah satu tujuan
utama penelitian di bidang teknologi informasi adalah untuk membantu tingkat
2
pemakai akhir dan organisasi agar dapat memanfaatkan teknologi informasi secara
efektif. Di dalam riset sistem informasi, kepuasan pengguna dan penggunaan
sistem merupakan indikator yang sering digunakan sebagai pengganti (surrogate)
untuk mengukur efektivitas atau keberhasilan kinerja suatu sistem informasi.
Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi Akuntansi dapat dilihat
melalui kepuasan pemakai Sistem Informasi Akuntansi dan pemakaian dari
Sistem Informasi Akuntansi itu sendiri. Soegiharto (2001) dan Tjhai (2002) dalam
Almilia dan Briliantien (2007) mengemukakan bahwa ada delapan faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi, yaitu: keterlibatan
pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem
informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai,
keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi departemen sistem
informasi. Namun dalam penelitian ini penulis hanya menguji tujuh dari delapan
faktor yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi yaitu selain
faktor keberadaan dewan pengarah sistem informasi.
Di dalam dunia perbankan, pelayanan merupakan hal yang sangat penting
karena langsung berhadapan dengan nasabah. Selain memerlukan informasi yang
akurat dalam pengolahan datanya, sistem informasi yang ada pada bank juga
digunakan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi, pengambilan
uang, pengecekan saldo dan lain-lain. Dari sistem informasi yang digunakan,
maka dapat diketahui bahwa manajemen dari organisasi tersebut baik atau tidak.
3
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: “Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi pada usaha perbankan Manado?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada usaha perbankan
Manado.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan atau informasi kepada manajemen perusahaan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi pada perusahaan khususnya bagi manajemen Bank yang ada di
Manado, sehingga akan meningkatkan efektivitas dan dapat
meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansipada usaha perbankan
di Manado.
2. Memberikan sumbangan informasi dan ilmu pengetahuan bagi pihak-
pihak yang memerlukan, khususnya yang mendalami bidang akuntansi
mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi.
4
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Konsep Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2004:2) yang dimaksud dengan sistem
adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan, yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari
beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang
penting untuk mendukung subsistem yang besar.
Menurut Tobink dan Talankky (2004:329) sistem adalah kesatuan-kesatuan
yang tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara
keseluruhan. Sedangkan menurut Mukhtar (2002: 2) sistem adalah suatu entity
yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan.
Struktur sistem merupakan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,
sedangkan proses sistem menjelaskan cara kerja setiap unsur tersebut dalam
mencapai tujuan sistem. Setiap sistem merupakan bagian dari sistem lain yang
lebih besar dan terdiri dari berbagai sistem yang lebih kecil yang disebut sebagai
subsistem (Mulyadi, 1997:2). Menurut Mulyadi (1997:2) suatu sistem pada
dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,
yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Informasi berarti hasil suatu proses yang terorganisir, memiliki arti dan
berguna bagi orang yang menerimanya. Sistem informasi dapat diartikan sebagai
5
suatu pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses,
menyimpan, mengatur, mengontrol, dan melaporkan informasi untuk mencapai
tujuan perusahaan (Mukhtar, 2002:1). Istilah sistem informasi menganjurkan
penggunaan teknologi komputer di dalam organisasi untuk menyajikan informasi
kepada para pemakai. Menurut Mardani (http//mardani.staff.ugm.ac.id.pdf),
sistem informasi merupakan sebuah susunan dari orang, aktivitas, data, jaringan
dan teknologi yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan
meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan
informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer.
Ada dua tipe sistem informasi, personal dan multiuser. Sistem informasi
personal adalah sistem informasi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan
informasi personal dari seorang pengguna tunggal (single user). Sedangkan sistem
informasi multiuser didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari kelompok
kerja (departemen, kantor, divisi, bagian) atau keseluruhan organisasi. Untuk
membangun sistem informasi, baik personal maupun multiuser, haruslah
mengkombinasikan secara efektif komponen-komponen sistem informasi, yaitu:
prosedur kerja, informasi (data), orang dan teknologi informasi (hardware dan
software).
Sistem informasi dapat juga dibagi menurut keberadaannya di suatu
perusahaan (Mukhtar, 2002:3). Ada sistem informasi formal dan sistem informasi
informal. Sistem informasi formal secara eksplisit diakui keberadaanya di
perusahaan dan bertanggung jawab untuk menghasilkan informasi. Contohnya
sistem informasi akuntansi, sistem informasi produksi dan sistem informasi
6
pemasaran. Sedangkan sistem informasi informal keberadaanya dalam suatu
organisasi tidak ada secara eksplisit untuk menciptakan informasi. Keberadaanya
dalam organisasi tidak diakui secara resmi dan informasi yang dihasilkan
kadangkala mendukung informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi formal.
Setiap organisasi yang menggunakan komputer untuk memproses data
transaksi memiliki fungsi sistem informasi. Menurut Bodnar dan Hopwood yang
diterjemahkan oleh Yusuf dan Tumbunan (2000:11) fungsi sistem informasi
bertanggungjawab untuk mengelola data. Pengelolaan data merupakan aplikasi
sistem informasi akuntansi yang paling mendasar dalam setiap organisasi.
Adapun karakteristik informasi yang berguna menurut Romney dan
Steinbart (2004:12) adalah sebagai berikut:
Relevan Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian,
memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk
membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki
ekspektasi mereka sebelumnya.
Andal Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau
penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau
aktivitas di organisasi.
Lengkap Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-
aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah
atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
Tepat waktu Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang
tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan
menggunakannya dalam membuat keputusan.
Dapat dipahami Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang
dapat dipakai dan jelas.
Dapat diverifikasi Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan
pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan
masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.
7
Adapun komponen dari sistem informasi secara lebih lengkap dapat dilihat
pada gambar 2.1. berikut:
Gambar 2.1. Komponen Sistem Informasi
Environment Information
Interface
Goals &
User objective
Control & Constraint
Security
System Boundary
Sumber: Mukhtar, A.M. (2002), Audit Sistem Informasi. Rineka Cipta, Jakarta. Hal: 7
Menurut Mulyadi (1997: 3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Yusuf dan
Tumbunan (2000:1), yang dimaksud dengan Sistem Informasi Akuntansi adalah
kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk
Instruksi dan
prosedur
Proses
Data Storage
Input Output
8
mengubah data menjadi informasi. Informasi tersebut, dikomunikasikan ke
beragam pemakai.
Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Yusuf dan
Tumbunan (2000:23) sistem informasi akuntansi mencakup siklus-siklus
pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi, dan pengembangan sistem
informasi.
Menurut Romney dan Steinbart (2004:473) sistem informasi akuntansi
adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab
untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2) informasi yang diperoleh dari
mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan. Sistem informasi
akuntansi adalah bagian dari sistem informasi manajemen. Husein (2004: 5)
mendefinisikan sistem informasi akuntansi adalah struktur menyatu dalam suatu
entitas, seperti perusahaan, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen
lainnya untuk mengubah data yang bernilai ekonomi menjadi informasi akuntansi,
dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan informasi dari berbagai pemakai.
Menurut Romney dan Steinbart (2004:3), sistem informasi akuntansi terdiri
dari lima komponen:
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang
dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data
tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
9
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan
pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu Sistem
Informasi Akuntansi memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh
aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai
aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak
luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang
telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.
Husein (2004: 2) mengemukakan bahwa sistem informasi akuntansi
menggunakan berbagai aktivitas yang sistematik untuk menghasilkan informasi
yang relevan. Untuk memperoleh gambaran proses dari sistem informasi
akuntansi dapat dilihat pada gambar 2.2. berikut.
10
Gambar 2.2. Model Sistem Informasi Akuntansi
Lingkungan
Sistem Informasi
Umpan Balik
Organisasi Bisnis
Umpan Balik
Sumber : Hall, J.A. (2001), Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. Hal 17
Dari gambar model sistem informasi akuntansi diatas, dapat dilihat elemen-
elemen penting dari sistem informasi akuntansi, yakni:
1. Pemakai Akhir (End User); terdiri dari pemakai akhir eksternal dan
pemakai akhir internal. Pemakai akhir eksternal adalah para kreditur,
pemegang saham, investor potensial, pajak, pemerintah, pemasok dan
pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manajemen di setiap
tingkatan organisasi.
2. Sumber Data; sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki
sistem informasi dari sumber eksternal dan internal. Transaksi keuangan
eksternal umumnya sumber data yang sering terjadi. Transaksi keuangan
internal adalah transaksi yang melibatkan pertukaran dan pergerakan
Sumber Data
Eksternal
Pengumpulan
Data
Pemrosesan
Data
Manajemen
Database
Menghasilkan
Informasi
Pemakai Akhir
Internal Sumber
Data
Pemakai Akhir
Eksternal
11
sumber daya organisasi misalnya pergerakan bahan mentah ke persediaan
barang jadi, penyusutan pabrik dan peralatan.
3. Pengumpulan Data; tahap operasional yang tujuannya untuk memastikan
bahwa data yang memasuki sistem itu sah, lengkap dan bebas dari
kesalahan. Pengumpulan data melibatkan tahap-tahap seperti memperoleh
data transaksi, mencatat data tersebut ke formulir dan memvalidasi dan
mengedit data untuk menjamin keakuratan dan kelengkapan. Jika elemen
data dalam bentuk kuantitatif, maka perlu diukur sebelum dilakukan
pencatatan. Jika data transaksi diperoleh dari tempat yang berjauhan
dengan tempat pemrosesan maka data tersebut perlu ditransmisikan.
4. Pemrosesan Data; dalam premrosesan data ini, data diolah untuk
menghasilkan informasi. Biasanya mulai dari hal yang sifatnya sederhana
sampai kompleks.
5. Manajemen Database; database organisasi merupakan tempat
penyimpanan fisik data keuangan dan non-keuangan. Karena kita
menggunakan sistem informasi berbasis komputer, maka database kita
kaitkan dengan penggunaan komputer. Manajemen database bertugas
untuk menyimpan, memperbaiki, memanggil dan menghapus data.
6. Penghasil informasi; yakni proses pengumpulan, mengatur, memformat,
dan menyajikan informasi untuk para pemakai.
7. Umpan Balik; bentuk output yang dikirimkan kembali ke sistem sebagai
sumber data. Umpan balik ini dapat bersifat internal atau eksternal dan
digunakan untuk memulai atau mengubah suatu data.
12
2.2. Tujuan Dan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan dari setiap sistem informasi akuntansi adalah menyediakan
informasi akuntansi bagi berbagai pemakai/pengguna. Pemakai tersebut, mungkin
dari internal seperti manajer, atau dari eksternal seperti pelanggan. Secara lebih
khusus tujuannya menurut Husein (2004: 5) adalah:
1) untuk mendukung operasi harian. Untuk beroperasi setiap hari, perusahaan
melakukan sejumlah peristiwa bisnis yang disebut transaksi. Transaksi
akuntansi termasuk peristiwa atau transaksi yang menunjukkan adanya
pertukaran yang bernilai ekonomis.
2) untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusan intern
perusahaan. Keputusan harus dibuat oleh perusahaan untuk merencanakan
dan mengendalikan jalannya perusahaan. Hal ini berkaitan dengan
pemrosesan informasi. Melalui transaksi yang diproses, sistem informasi
akuntansi umumnya menyediakan beberapa informasi yang diperlukan
dalam pembuatan keputusan. Manajer merupakan pemakai keputusan
utama yang menggunakan output dari pemrosesan informasi.
3) memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan.
Setiap perusahaan harus memenuhi kewajiban hukumnya. Kewajiban
penting tertentu terdiri dari penyediaan informasi yang wajib bagi pemakai
eksternal perusahaan. Perusahaan yang dikelola dan dimiliki oleh publik
memiliki kewajiban yang lebih besar. Mereka diminta untuk menyediakan
informasi bagi pemegang saham.
13
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Dari penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh Tjhai (2002) dalam
Almilia dan Briliantien (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi adalah:
1. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem. Tjhai (2002)
dalam Almilia dan Briliantien (2007) berpendapat bahwa keterlibatan
pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja Sistem
Informasi Akuntansi dikarenakan ada hubungan yang posistif antara
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi (SIA) dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2. Kemampuan teknik personal sistem informasi. Tjhai (2002) dalam
Almilia dan Briliantien (2007) berpendapat bahwa semakin tinggi
kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi akan
meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya
hubungan yang posistif antara kemampuan teknik personal Sistem
Informasi Akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
3. Ukuran organisasi. Tjhai (2002) dalam Almilia dan Briliantien (2007)
berpendapat bahwa semakin besar ukuran organisasi akan meningkatkan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang
positif antara ukuran organisasi dengan kinerja Sistem Informasi
Akuntansi.
14
4. Dukungan manajemen puncak. Tjhai (2002) dalam Almilia dan
Briliantien (2007) berpendapat bahwa semakin besar dukungan yang
diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja Sistem
Informasi Akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara
dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan dan
pengoperasian Sistem Informasi Akuntansi dengan kinerja Sistem
Informasi Akuntansi.
5. Formalisasi pengembangan sistem informasi. Tjhai (2002) dalam
Almilia dan Briliantien (2007) berpendapat bahwa semakin tinggi
tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan
meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
6. Program pelatihan dan pendidikan pemakai. Tjhai (2002) dalam Almilia
dan Briliantien (2007) berpendapat bahwa kinerja Sistem Informasi
Akuntansi akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan
pemakai diperkenalkan.
7. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi. Tjhai (2002) dalam
Almilia dan Briliantien (2007) berpendapat bahwa kinerja Sistem
Informasi Akuntansi akan lebih tinggi apabila terdapat dewan pengarah.
8. Lokasi dari departemen sistem informasi. Tjhai (2002) dalam Almilia
dan Briliantien (2007) berpendapat bahwa kinerja Sistem Informasi
15
Akuntansi akan lebih tinggi apabila departemen Sistem Informasi
terpisah dan berdiri sendiri.
2.4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha (2006:145) yang
dimaksud dengan Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi.
Robertson (2002) dalam Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha
(2006:145) mendefinisikan pengukuran kinerja (performance measurement)
adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan
sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa
(seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa
jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang
diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Sementara menurut Lohman (2003) dalam Mahsun, Sulistiyowati, dan
Purwanugraha (2006:145) pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian
pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi.
Whittaker dalam BPKP (2000) yang dikutip dari Mahsun, Sulistiyowati, dan
Purwanugraha (2006:145) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja merupakan
16
suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan akuntabilitas.
Khalil (1997) dalam Tjhai (2002) yang dikutip dari Almilia dan Briliantien
(2007) mengukur efektifitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan
pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001) dalam Almilia dan Briliantien
(2007) mengukur kinerja sistem informasi akuntansi ke dalam dua bagian yaitu
kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti
variabel kinerja sistem informasi akuntansi.
1) Kepuasan Pemakai Sistem Informasi. Conrath dan Mignen (1990) dalam
Tjhai (2002) yang dikutip dari Almilia dan Briliantien (2007) menyatakan
bahwa kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian
dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. DeLone dan MeLean
(1992) dalam Soegiharto (2001) yang dikutip dari Almilia dan Briliantien
(2007) mengemukakan ketika sebuah sistem informasi diperlukan,
pengguna sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan manajemen dengan
sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.
2) Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh
Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai (2002)
yang dikutip dari Almilia dan Briliantien (2007) menunjukkan sistem
informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah
sistem informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Jahangir et al (2000) dalam Tjhai (2002) yang dikutip dari Almilia dan
Briliantien (2007) menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan
17
komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem
digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.
2.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan, dan manfaat yang ingin
dicapai dari penelitian ini, serta landasan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya
maka diketengahkan hipotesis sebagaimana berikut ini.
H1 : Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1) tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada
Bank Umum Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
H2 : Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum
Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
H3 : Ukuran Organisasi (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintan di Wilayah
Kota Manado.
H4 : Dukungan Manajemen Puncak (X4) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum
Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
H5 : Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi (X5) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum
Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
18
H6 : Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum
Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
H7 : Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum
Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengeruhi kinerja sistem
informasi akuntansi pada usaha perbankan di Manado, maka jenis data yang
digunakan adalah:
1. Data Kualitatif; yaitu merupakan data yang disajikan secara deskriptif atau
yang berbentuk uraian yang diperoleh dari respon secara tertulis melalui
kuesioner.
2. Data Kuantitatif; data yang disajikan dalam bentuk angka-angka.
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer; data yang diperoleh langsung dari Bank Umum Pemerintah
di Wilayah Kota Manado yang merupakan objek penelitian yakni berupa
kuesioner yang disebarkan.
2. Data Sekunder; data yang telah diolah sebelumnya yang terdiri dari data
yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian sebelumnya dan data perusahaan
yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu Bank Umum Pemerintah
di Wilayah Kota Manado.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan
penelitian ini untuk dijadikan sebagai bahan atau materi pembahasan maka
20
pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan yang menggunakan
beberapa metode yaitu:
1. Observasi; yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap situasi
dan kondisi Bank Umum Pemerintah yang ada di Manado.
2. Wawancara; dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab pada pimpinan
dan karyawan Bank Umum Pemerintah yang ada di Manado.
3. Kuesioner; pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan secara
tertulis guna menunjang wawancara untuk mendapatkan data yang akurat.
3.3. Populasi dan Sampel
Sugiyono (2007 : 55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas;
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari
penelitian ini adalah bank umum pemerintah yang ada di wilayah Kota Manado,
yang dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut ini.
Tabel 3.1. Bank Umum Pemerintah Di Manado
No. Nama Bank Pemerintah Status 1. BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) Kantor Cabang
2. BANK NEGARA INDONESIA 1946 (BNI) Kantor Cabang
3. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) Kantor Cabang
4. BANK MANDIRI Kantor Cabang
5. BANK SULUT Kantor Cabang
Sumber: Arsip Kantor Manado Post 2007
Sugiyono (2007 : 56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel dalam penelitian ini
21
adalah keseluruhan jumlah populasi yaitu bank umum pemerintah yang ada di
Manado.
Selanjutnya dari jumlah populasi di atas kemudian diambil sebanyak 50
orang yang dijadikan sampel yang didasarkan pada pernyataan Gay dan Diehl
(1996: 140-141) dalam Kuncoro (2003:111) bahwa secara umum jumlah sampel
untuk studi korelasional, dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada
tidaknya hubungan. Kuisioner akan dibagikan di 5 bank umum pemerintah yang
ada di wilayah Kota Manado dan masing-masing bank akan disebarkan 10
kuesioner. Adapun 50 orang responden yang dijadikan sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah tenaga kerja/karyawan yang menggunakan Sistem Informasi
Akuntansi yang bekerja pada bank umum pemerintah yang ada di Wilayah Kota
Manado.
3.4. Metode Analisis
Untuk mencapai tujuan penelitian seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka digunakan metode analisis regresi linear berganda. Menurut
Sugiyono (2007: 250) regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kritarium), bila dua atau
lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya). Formula yang digunakan adalah:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 X7
Dimana: α = Konstanta
X1 = Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
X2 = Kemampuan teknik personal sistem informasi
X3 = Ukuran organisasi
22
X4 = Dukungan manajemen puncak
X5 = Formalisasi pengembangan sistem informasi
X6 = Program pelatihan dan pendidikan pemakai
X7 = Lokasi dari departemen sistem informasi
Untuk menyelesaikan analisis data ini, secara keseluruhan digunakan
software program SPSS version 12 for windows.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka digunakan
statistik Uji F dan Uji t. Uji F adalah untuk menguji pengaruh variabel bebas
secara serempak atau bersama-sama dengan kriteria pengujian, jika Fhitung > Ftabel
maka Ho ditolak berarti Ha diterima atau dengan menggunakan kriteria lain yaitu
apabila signifikan < 0.05 maka Ho ditolak, Ha diterima, dan apabila signifikan >
0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Uji t adalah untuk menguji pengaruh variabel bebas secara pasial atau
sendiri-sendiri dengan kriteria pengujian, jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
berarti Ha diterima atau dengan menggunakan kriteria lain yaitu apabila signifikan
< 0.05 maka Ho ditolak, Ha diterima atau apabila signifikan > 0.05 maka Ho
diterima, Ha ditolak.
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Responden
Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 50 kuesioner. Pada Bank Sulut
jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 10 dan yang kembali sebanyak 7.
Pada BTN jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 10 dan yang kembali
sebanyak 7. Pada BRI jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 10 dan yang
kembali sebanyak 8. Pada BNI 46 jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 10
dan yang kembali 9. Pada Bank Mandiri jumlah kuesioner yang disebarkan
sebanyak 10 dan yang kembali sebanyak 9. Jadi, jumlah kuesioner yang
dikembalikan berjumlah 40 kuesioner dan jumlah kuesioner yang dianalisis juga
berjumlah 40 kuesioner. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut
ini.
Tabel 4.1. Jumlah Kuesioner Yang Disebarkan, Dikembalikan dan Yang
Dianalisis
No Bank Pemerintah
Jumlah
Kuesioner
Yang
Disebarkan
Jumlah
Kuesioner
Yang
Dikembalikan
Jumlah
Kuesioner
Yang
Dianalisis
1. BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) 10 8 8
2. BANK NEGARA INDONESIA 1946
(BNI) 10 9 9
3. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) 10 7 7
4. BANK MANDIRI 10 9 9
5. BANK SULUT 10 7 7
Jumlah 50 40 40
Sumber: Data Penelitian yang telah diolah, 2008
Responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang terdiri dari pria 24
orang dengan nilai persentase 60% dan wanita sebanyak 16 orang dengan nilai
24
persentase 40%. Kemudian dilihat dari tingkat pendidikan responden sebagian
besar adalah sarjana (S1) sebanyak 31 orang dengan nilai persentase 77,5%,
kemudian SLTA sebanyak 6 orang dengan nilai persentase 15%, dan Diploma
sebanyak 3 orang dengan nilai persentase 7,5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.2 dan tabel 4.3.
Tabel 4.2. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Pria 24 60 %
Wanita 16 40 %
Jumlah 40 100 %
Sumber: Data Penelitian yang telah diolah, 2008
Tabel 4.3. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
Sarjana (S1) 31 77,5 %
Diploma (D3) 3 7,5 %
SLTA 6 15 %
Jumlah 40 100 %
Sumber: Data Penelitian yang telah diolah, 2008
Usia responden pada penelitian ini yang < 25 tahun sebanyak 2 responden
atau 5 %, responden yang usia 25-34 tahun yaitu sebanyak 15 responden atau
37,5%, yang berusia 35-44 tahun sebanyak 14 responden atau 35% dan yang
berusia > 45 tahun sebanyak 9 responden atau 22,5%. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4.4.
25
Tabel 4.4. Komposisi Responden Berdasarkan Usia
Usia (tahun) Jumlah Prosentase
< 25 2 5 %
25 – 34 15 37,5 %
35 – 44 14 35 %
> 45 9 22,5 %
Jumlah 40 100 %
Sumber: Data Penelitian yang telah diolah, 2008
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software SPSS version 12.0
seperti yang ada pada tabel berikut :
Tabel 4.5.
Tabulasi Score Variabel Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan
Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2), Ukuran
Organisasi (X3), Dukungan Manajemen Puncak (X4), Formalisasi
Pengembangan Sistem Informasi (X5), Program Pelatihan dan Pendidikan
Pemakai (X6) dan Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7) dan
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Responden Total
X1
Total
X2
Total
X3
Total
X4
Total
X5
Total
X6
Total
X7
Total
Y
Total
Score
R1 1 9 7 17 8 39 9 40 130
R2 2 12 7 16 8 36 8 41 130
R3 1 12 5 17 9 40 7 47 138
R4 2 9 5 18 6 31 4 38 113
R5 2 9 6 17 8 33 7 50 132
R6 3 14 10 19 10 40 7 50 153
R7 2 14 9 19 10 39 7 50 150
R8 2 11 5 18 10 40 5 46 137
R9 1 9 6 16 8 34 5 40 119
R10 1 11 7 16 8 30 3 38 114
R11 1 12 8 16 8 32 5 40 122
R12 1 11 6 16 7 32 6 40 119
R13 1 11 10 16 8 39 7 46 138
R14 2 9 7 18 10 38 8 49 141
R15 2 14 8 20 9 40 3 42 138
R16 2 11 8 16 8 35 5 42 127
R17 2 9 5 13 8 29 3 36 105
R18 2 9 6 13 7 29 6 38 110
26
R19 1 11 8 16 8 31 4 40 119
R20 2 9 10 17 8 31 6 47 130
R21 2 9 6 17 6 26 6 37 109
R22 1 11 7 16 8 33 5 43 124
R23 1 11 7 16 8 32 8 43 126
R24 2 12 6 16 8 40 7 40 131
R25 1 11 8 13 8 37 6 38 122
R26 1 11 6 14 8 40 7 41 128
R27 2 9 7 15 8 31 7 40 119
R28 1 11 6 16 8 40 6 41 129
R29 2 13 7 16 8 40 7 50 143
R30 2 11 6 13 8 32 4 50 126
R31 1 10 8 15 8 32 7 41 122
R32 3 11 7 16 8 35 6 47 133
R33 2 10 10 14 8 32 6 42 124
R34 1 12 5 16 10 30 5 40 119
R35 1 12 8 16 10 32 6 45 130
R36 3 9 8 16 9 32 7 47 131
R37 1 11 8 18 9 31 2 42 122
R38 1 12 10 17 9 39 6 48 142
R39 2 10 8 20 8 32 7 43 130
R40 1 11 6 16 8 35 6 45 128
ΣX1=
64 ΣX2=
433 ΣX3=
287 ΣX4=
650 ΣX5=
331 ΣX6=
1.379 ΣX7=
236 ΣY=
1.723
Sumber: Data Penelitian yang telah diolah, 2008
Berdasarkan table diatas maka dapat dilihat pada bagian Coefficientsa
bahwa
model regresi yang diperoleh adalah:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + β7 X7 + ε
Y = 11,991 + 1,802X1 + 0,071X2 + 0,406X3 + 0,159X4 + 1,586X5 + 0,175X6 +
0,473X7
Dari model regresi tersebut dapat dilihat bahwa variabel babas (X)
signifikan positif terhadap variabel terikat (Y) atau terdapat hubungan yang searah
(positif) antara variabel bebas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan
Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2), Ukuran
Organisasi (X3), Dukungan Manajemen Puncak (X4), Formalisasi Pengembangan
27
Sistem Informasi (X5), Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) dan
Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7) dengan variabel terikat Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (Y). Dengan demikian jika variabel bebas mengalami
kenaikan maka akan diikuti oleh kenaikan variabel terikat.
Konstanta α sebesar 11,991 memberikan pengertian bahwa jika variabel
Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1), Kemampuan
Teknik Personal Sistem Informasi (X2), Ukuran Organisasi (X3), Dukungan
Manajemen Puncak (X4), Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi (X5),
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) dan Lokasi dari Departemen
Sistem Informasi (X7) pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Kota Manado
konstan atau sama dengan nol (0), maka besarnya tingkat Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Kota Manado
sebesar 11,991.
Nilai β1 yang merupakan koefisien regresi dari variabel Keterlibatan
Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1) sebesar 1,802 mempunyai arti
bahwa jika variabel Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem
bertambah sebesar 1 skor, maka akan cenderung terjadi peningkatan Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi sebesar 1,802 satuan dengan asumsi bahwa variabel
lainnya tetap atau konstan.
Nilai β2 yang merupakan koefisien regresi dari variabel Kemampuan Teknik
Personal Sistem Informasi (X2) sebesar 0,071 mempunyai arti bahwa jika variabel
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi bertambah sebesar 1 skor, maka
28
akan cenderung terjadi peningkatan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi sebesar
0,071 satuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap atau konstan.
Nilai β3 yang merupakan koefisien regresi dari variabel Ukuran Organisasi
(X3) sebesar 0,406 mempunyai arti bahwa jika variabel Ukuran Organisasi
bertambah sebesar 1 skor, maka akan cenderung terjadi peningkatan Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi sebesar 0,406 satuan dengan asumsi bahwa variabel
lainnya tetap atau konstan.
Nilai β4 yang merupakan koefisien regresi dari variabel Dukungan
Manajemen Puncak (X4) sebesar 0,159 mempunyai arti bahwa jika variabel
Dukungan Manajemen Puncak bertambah sebesar 1 skor, maka akan cenderung
terjadi peningkatan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi sebesar 0,159 satuan
dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap atau konstan.
Nilai β5 yang merupakan koefisien regresi dari variabel Formalisasi
Pengembangan Sistem Informasi (X5) sebesar 1,586 mempunyai arti bahwa jika
variabel Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi bertambah sebesar 1 skor,
maka akan cenderung terjadi peningkatan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
sebesar 1,586 satuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap atau konstan.
Nilai β6 yang merupakan koefisien regresi dari variabel Program Pelatihan
dan Pendidikan Pemakai (X6) sebesar 0,175 mempunyai arti bahwa jika variabel
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai bertambah sebesar 1 skor, maka akan
cenderung terjadi peningkatan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi sebesar 0,175
satuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap atau konstan.
29
Sedangkan nilai β7 yang merupakan koefisien regresi dari variabel Lokasi
dari Departemen Sistem Informasi (X7) sebesar 0,473 mempunyai arti bahwa jika
variabel Lokasi dari Departemen Sistem Informasi bertambah sebesar 1 skor,
maka akan cenderung terjadi peningkatan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
sebesar 0,473 satuan dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap atau konstan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa jika variabel Keterlibatan Pemakai
Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi (X2), Ukuran Organisasi (X3), Dukungan Manajemen Puncak (X4),
Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi (X5), Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai (X6) dan Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7)
pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Kota Manado semakin baik atau
mengalami peningkatan, maka Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank
Umum Pemerintah di Wilayah Kota Manado juga akan mengalami peningkatan.
Sebaliknya jika variabel Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan
Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2), Ukuran
Organisasi (X3), Dukungan Manajemen Puncak (X4), Formalisasi Pengembangan
Sistem Informasi (X5), Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) dan
Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7) pada Bank Umum Pemerintah di
Wilayah Kota Manado mengalami suatu penurunan maka Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Kota Manado juga
akan mengalami penurunan atau semakin jelek.
4.2.2. Koefisien Korelasi (R)
30
Analisis koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengukur tingkat
hubungan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dalam hal ini
mengukur kuat atau lemahnya hubungan antara variabel Keterlibatan Pemakai
Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi (X2), Ukuran Organisasi (X3), Dukungan Manajemen Puncak (X4),
Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi (X5), Program Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai (X6) dan Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7)
dengan variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software
SPSS Version 12.0 seperti yang ada pada lampiran 7 pada bagian Model
Summaryb dapat dilihat bahwa koefisien korelasi linear yang dihasilkan sebesar
0,711. Angka 0,711 berada diantara 0,60 – 0,799 sesuai dengan tabel 3.4.
4.2.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi diperlukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh
variabel Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1),
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2), Ukuran Organisasi (X3),
Dukungan Manajemen Puncak (X4), Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi
(X5), Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) dan Lokasi dari
Departemen Sistem Informasi (X7) dengan variabel Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Y).
Karena persamaan regresi menggunakan lebih dari satu variabel maka
koefisien determinasi yang baik untuk digunakan dalam menjelaskan persamaan
31
ini adalah koefisien determinasi yang disesuaikan. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan bantuan software SPSS Version 12.0 seperti yang ada pada
lampiran 7 pada bagian Model Summaryb maka dapat diketahui bahwa nilai
Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,398 atau sebesar 39,8 %.
4.2.4. Uji F dan uji t
Perumusan hipotesis yang di uji telah dikemukakan dalam Bab II dengan
tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 5% atau α = 0,05.
Pada tabel 4.10. dapat di lihat uji F untuk menguji semua variabel bebas (X) yang
akan mempengaruhi variabel terikat (Y).
Tabel 4.6. Hasil Uji F
ANOVA(b)
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 340.334 7 48.619 4.680 .001(a)
Residual 332.441 32 10.389
Total 672.775 39
a Predictors: (Constant), X7, X4, X1, X3, X5, X2, X6 b Dependent Variable: Y
Sumber: Data Penelitian yang telah diolah, 2008
Dari tabel hasil uji F dengan menggunakan bantuan program SPSS version
12.0 for windows maka dapat diketahui hasil Fhitung = 4,680 dan Ftabel = 2,32 (Lihat
lampiran 4) dengan hasil signifikan 0,001. Jadi dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Selanjutnya dapat
dilihat bahwa signifikan 0,001 < 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak
dan Ha dapat diterima.
32
Selanjutnya, dengan menggunakan bantuan program SPSS version 12.0 for
windows maka dapat diketahui hasil thitung untuk variabel Keterlibatan Pemakai
Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1) = 2,133 (lihat lampiran 7) dan ttabel =
2,021 (lihat lampiran 5) dengan signifikan 0,041. Jadi dapat dilihat bahwa thitung >
ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Selanjutnya dapat dilihat hasil signifikan
0,041 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Selanjutnya, hasil thitung untuk variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi (X2) = 0,147 dan ttabel = 2,021 dengan signifikasi 0,884. Dari hasil
tersebut dapat dilihat bahwa thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Selanjutnya dapat dilihat hasil signifikan 0,884 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Hasil thitung untuk variabel Ukuran Organisasi (X3) = 1,096 dan ttabel = 2,021
dengan signifikasi 0,281. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa thitung < ttabel maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Selanjutnya dapat dilihat hasil signifikan 0,281 >
0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil thitung untuk variabel Dukungan Manajemen Puncak (X4) = 0,474 dan
ttabel = 2,021 dengan signifikasi 0,639. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa
thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Selanjutnya dapat dilihat hasil
signifikan 0,639 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil thitung untuk variabel Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi (X5)
= 2,430 dan ttabel = 2,021 dengan signifikan 0,021. Jadi dapat dilihat bahwa thitung >
ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Selanjutnya dapat dilihat hasil signifikan
0,021 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
33
Hasil thitung untuk variabel Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6)
= 0,970 dan ttabel = 2,021 dengan signifikasi 0,339. Dari hasil tersebut dapat dilihat
bahwa thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Selanjutnya dapat dilihat
hasil signifikan 0,339 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hasil thitung untuk variabel Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7) =
1,207 dan ttabel = 2,021 dengan signifikasi 0,236. Dari hasil tersebut dapat dilihat
bahwa thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Selanjutnya dapat dilihat
hasil signifikan 0,236 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Dari hasil uji F, maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama
variabel Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1),
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2), Ukuran Organisasi (X3),
Dukungan Manajemen Puncak (X4), Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi
(X5), Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) dan Lokasi dari
Departemen Sistem Informasi (X7) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (Y) pada Bank Umum Pemerintan di Wilayah Kota
Manado. Namun, dari hasil uji t atau secara parsial hanya variabel Keterlibatan
Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1) dan variabel Formalisasi
Pengembangan Sistem Informasi (X5) yang berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) pada Bank Umum Pemerintan di
Wilayah Kota Manado. Sedangkan variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi (X2), Ukuran Organisasi (X3), Dukungan Manajemen Puncak (X4),
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) dan Lokasi dari Departemen
34
Sistem Informasi (X7) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Y) pada Bank Umum Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program program SPSS
version 12.0 maka dapat dilihat bahwa model regresi yang diperoleh adalah :
Y = 11,991 + 1,802X1 + 0,071X2 + 0,406X3 + 0,159X4 + 1,586X5 + 0,175X6 +
0,473X7
Dari model regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang searah (positif) antara variabel bebas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses
Pengembangan Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2),
Ukuran Organisasi (X3), Dukungan Manajemen Puncak (X4), Formalisasi
Pengembangan Sistem Informasi (X5), Program Pelatihan dan Pendidikan
Pemakai (X6) dan Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7) dengan variabel
terikat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).
Untuk mengetahui kuat dan lemahnya hubungan antara variabel X dengan
variabel Y maka digunakan anasisis koefisien korelasi. Dari hasil analisis dengan
menggunakan bantuan program SPSS version 12.0 yaitu sebesar 0,711 yang
berada diantara 0,60 – 0,799 sesuai dengan tabel 3.4. maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel Keterlibatan Pemakai Dalam
Proses Pengembangan Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi (X2), Ukuran Organisasi (X3), Dukungan Manajemen Puncak (X4),
Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi (X5), Program Pelatihan dan
36
Pendidikan Pemakai (X6) dan Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7)
dengan variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).
Dengan menggunakan bantuan program SPSS version 12.0 didapat hasil
dari koefisien determinasi disesuaikan (Adjusted R Square) 0,398 atau sebesar
39,8%. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perubahan Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Kota
Manado dipengaruhi oleh tingkat Keterlibatan Pemakai Dalam Proses
Pengembangan Sistem (X1), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2),
Ukuran Organisasi (X3), Dukungan Manajemen Puncak (X4), Formalisasi
Pengembangan Sistem Informasi (X5), Program Pelatihan dan Pendidikan
Pemakai (X6) dan Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7) sebesar 39,8%,
sedangkan sisanya sebesar 60,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor atau variabel lain
di luar penelitian ini.
Dengan menggunakan bantuan program SPSS version 12.0, maka didapat
hasil uji F yang menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa
variabel Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan Sistem (X1),
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2), Ukuran Organisasi (X3),
Dukungan Manajemen Puncak (X4), Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi
(X5), Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) dan Lokasi dari
Departemen Sistem Informasi (X7) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (Y) pada Bank Umum Pemerintan di Wilayah Kota
Manado.
37
Hasil pengujian hipotesis yaitu uji t dengan menggunakan bantuan
program SPSS version 12.0, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dari hasil uji t untuk variabel Keterlibatan Pemakai Dalam Proses
Pengembangan Sistem (X1) yang menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima artinya bahwa variabel Keterlibatan Pemakai Dalam Proses
Pengembangan Sistem (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
2. Hasil uji t untuk variabel Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2)
yang menyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak artinya bahwa variabel
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum
Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
3. Hasil uji t untuk variabel Ukuran Organisasi (X3) yang menyatakan bahwa Ho
diterima dan Ha ditolak artinya bahwa variabel Ukuran Organisasi (X3) tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank
Umum Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
4. Hasil uji t untuk variabel Dukungan Manajemen Puncak (X4) yang
menyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak artinya bahwa variabel
Dukungan Manajemen Puncak (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintan di Wilayah
Kota Manado.
5. Hasil uji t untuk variabel Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi (X5)
yang menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya bahwa variabel
38
Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi (X5) berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintan di
Wilayah Kota Manado.
6. Hasil uji t untuk variabel Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6)
yang menyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak artinya bahwa variabel
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintan di
Wilayah Kota Manado.
7. Selanjutnya, dari hasil uji t untuk variabel Lokasi dari Departemen Sistem
Informasi (X7) yang menyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak artinya
bahwa variabel Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (X7) tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank
Umum Pemerintan di Wilayah Kota Manado.
5.2. Saran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya faktor keterlibatan pemakai
dalam proses pengembangan sistem dan faktor formalisasi pengembangan sistem
informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
pada bank umum pemerintah yang ada di wilayah Kota Manado. Dari hasil yang
diperoleh tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah agar bank umum
pemerintah yang ada di wilayah Kota Manado lebih melibatkan pemakai atau
memberikan kesempatan kepada pemakai untuk berpartisipasi dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi khususnya bagi para
39
pemakai/karyawan yang telah lama menggunakan sistem informasi tersebut, sebab
pemakai/karyawan yang telah lama menggunakan sistem lebih mengetahui akan
kelebihan maupun kekurangan sistem, sehingga kekurangan sistem yang diketahui
tersebut dapat diperbaharui ataupun ditambah untuk melengkapi sistem sehingga
kinerja dari sistem akan meningkat atau lebih baik dan lebih lengkap, artinya
apapun informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan akan dapat
disediakan oleh sistem yang digunakan tersebut.
Selanjutnya, bank umum pemerintah yang ada di wilayah Kota Manado
harus lebih aktif untuk memberitahukan akan tahap-tahap dari proses
pengembangan sistem informasi akuntansi bagi para pengembang sistem dan
pemakai sistem, agar proses pengembangan sistem lebih terorganisir dan sistem
yang dirancang akan lebih baik dan lengkap sebelum tersosialisasi atau
diperkenalkan. Selanjutnya dengan adanya sosialisasi dari proses pengembangan
sistem, dapat diketahui bagaimana caranya sebuah sistem informasi tersebut
dikembangkan sehingga para pengguna sistem mengetahui bagaimana
mengendalikan sistem dengan baik untuk memperoleh hasil yang diinginkan oleh
pimpinan perusahaan ataupun pengguna informasi lainnya.
Saran yang dapat disampaikan bagi penelitian selanjutnya adalah agar
peneliti selanjutnya dapat lebih menggali faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi sehingga faktor-faktor tersebut dapat
lebih menambah keberhasilan kinerja dari sistem informasi akuntansi yang
digunakan oleh setiap perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi
akuntansi bagi pimpinan perusahaan ataupun pengguna informasi akuntansi lain.
40
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, L. S. dan I. Briliantien (2007), “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di
Wilayah Surabaya dan Sidoarjo”, http://spicaalmilia.files.wordpress.com
/2007/03/artikel-penelitian-kinerja-sistem-informasi.pdf, diakses tanggal 20
Oktober 2007.
Arsip Kantor Manado Post (2007).
Baker, O. S. (2006), Pengaruh Pelatihan dan Pendidikan Karyawan terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Retailer di Kota
Manado. Skripsi SI tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Unsrat,
Manado.
Bodnar, G. H. dan W. S. Hopwood (2000), Sistem Informasi Akuntansi, Salemba
Empat, Jakarta.
Budi, T. P. (2004), SPSS 13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Ekawati, E. (2004), “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja
sistem informasi akuntansi; studi empiris pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEJ”, http://enisurvey.com/index.php?option=com_content
&task=view&id=5&Itemid=29, diakses tanggal 20 Oktober 2007.
Hall, J. A. (2001), Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
Husein, M. F. (2004), Sistem Informasi Akuntansi, UPP Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, Yogyakarta.
Kasmir, (2006), Dasar-dasar Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Koyongian, T. (2006), Pengaruh Pelatihan dan Pendidikan Karyawan terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Retailer di Kota Palu.
Skripsi SI tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Unsrat, Manado.
Kuncoro, M. (2003), Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Mahsun, M. F. Sulistiyowati, dan H. A. Purwanugraha (2006), Akuntansi Sektor
Publik, BPFE, Yogyakarta.
Mardhani, “Sistem informasi akuntansi pendekatan sistem dan teknologi”,
http://mardani.staff.ugm.ac.id.pdf, diakses tanggal 20 Oktober 2007.
41
Montolalu, E. (2007), Pengaruh Profesionalisme Auditor Eksternal terhadap
Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan pada Kantor
Akuntan Publik di Manado, Skripsi SI tidak dipublikasikan, Fakultas
Ekonomi Unsrat, Manado.
Mukhtar, A. M. (2002), Audit Sistem Informasi, Rineka Cipta, Jakarta.
Mulyadi (1997), Sistem Akuntansi, Edisi 3, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta.
Pangalila, J. S. (2006), Pengaruh Faktor-faktor Rasional Terhadap Pemanfaatan
Informasi Kinerja pada Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara, Skripsi SI
tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Unsrat, Manado.
Romney, M. B. dan P. J. Steinbart (2004), Sistem Informasi Akuntansi, Salemba
Empat, Jakarta.
Sugiyono (2007), Statistika Untuk Penelitian, ALFABETA cv, Bandung.
Santosa, P. B. dan Ashari (2005), Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan
SPSS, ANDI, Yogyakarta.
Tobink, R. dan N. Talankky (2004), Kamus Istilah Akuntansi, Atalya Rileni
Sudeco, Jakarta.
Wahyudi, H. (2006), “Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Tingkat
Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”, SNA IX, STIE
Malangkuçeçwara, Malang.
top related