faktor - repository.unjaya.ac.idrepository.unjaya.ac.id/908/1/rinna yulianty_3209013_nonfull.pdf ·...
Post on 01-Jul-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PSTW BUDI LUHUR YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
RINNA YULIANTY NPM: 3209013
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI
YOGYAKARTA 2013
ii
iii
FACTORS RELATED TO INCIDENCE OF DEPRESSION IN THE ELDERLY IN PSTW BUDI LUHUR YOGYAKARTA
ABSTRACT
Background : Statistics Indonesia predicts the percentage of elderly population in Indonesia is 9,77% of total Indonesian population in 2010 and will be 11,34% in 2020. The highest life expectance in Indonesia is in Special Region of Yogyakarta, which is 74 years, above national life expectancy of 72 years. One of the regencies with the highest number of elderly is Bantul Regency with a total of 113094 elderly. High number of elderly means high number of problems faced, especially regarding physical as well as mental health, which will influence quality of life. Mental health problems in the elderly often occur and make them experience various emotions such as sadness, anxiety, loneliness and irritability. Mental health problem which often occur in the elderly is depression. Depression in the elderly is often undetected because the elderly are focused on physical complaints and depression symptoms are not distinctive. Research Purpose : To discover the characteristics of respondents and describe factors related to incidence of depression in the elderly. Research Method : Research type was non-experimental with descriptive analytic research design using cross sectional study approach. Total respondent was 49 elderly, 22 male elderly and 27 female elderly. Research sample was collected using simple random sampling. Data analysis used was univariate analysis using proportion test, bivariate analysis using correlation test, and multivariate using logistic regression. Results : Age and sex variables each show weak relation with negative but very weak correlation value (-0,243) of sex variable and positive but very correlation value (0,217) of age variable. So, it could be said that both variables were related to incidence of depression but the relationships were weak. Social interaction and caregiver support variables each have very strong relationships with incidence of depression, with correlation value of social interaction of 0,952 and correlation value of caregiver support of 0,788. So, it could be said that both variables were related to incidence of depression in the elderly. The result of multivariate statistics test shows that social interaction is the factor with the highest influence on incidence of depression in the elderly with standardized coefficients value of 0,898. Conclusion : Sex and age were related to incidence of depression but very weakly, while social interaction and caregiver support were related to incidence of depression in the elderly with strong relationships. Social interaction was the factor with the highest relationship with incidence of depression in the elderly. Keywords : Depression, elderly, social interaction, caregiver support
iv
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PSTW BUDI LUHUR YOGYAKARTA
INTISARI
Latar Belakang : Menurut Badan pusat statistika memprediksikan persentase penduduk lanjut usia di Indonesia mencapai 9,77% dari total penduduk indonesia pada tahun 2010 dan menjadi 11,34% pada tahun 2020. Usia harapan hidup tertinggi di Indonesia berada di daerah Istimewa Yogyakarta, yakni 74 tahun melebihi angka nasional yaitu 72 tahun. Salah satu kabupaten yang memiliki jumlah lansia terbanyak adalah Kabupaten Bantul dengan jumlah lansia yang mencapai 113094 jiwa. Tingginya angka lansia maka tinggi juga permasalahan yang dihadapi terutama masalah kesehatan pada fisik maupun mental, yang akan mempengaruhi kualitas hidup. Masalah kesehatan mental pada lansia sering terjadi, dan menjadikan mereka mengalami berbagai macam perasaan seperti sedih, cemas, kesepian, dan mudah tersinggung. Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi pada lansia yaitu berupa depresi. Depresi pada lansia seringkali tidak terdeteksi karena lansia terfokus pada keluhan fisik yang dialami dan gejala depresi pada lansia yang tidak khas. Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran karakteristik responden dan menjelaskan faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Metode Penelitian : Jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional study. Jumlah responden adalah 49 orang lansia, 22 orang lansia laki – laki dan 27 orang lansia perempuan. Pengambilan sampel penelitian menggunakan simple random sampling (tehnik acak sederhana). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan uji proporsi, analisis bivariat dengan uji korelasi, dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil : Variabel usia dan jenis kelamin masing - masing menunjukan keeratan hubungan yang sangat lemah dengan nilai korelasi negatif tapi sangat lemah (-0,243) pada variabel jenis kelamin dan nilai korelasi positif tapi sangat lemah (0,217) pada variabel usia. Sehingga bisa dikatakan bahwa kedua variabel ada hubungan dengan kejadian depresi tapi keeratan sangat lemah. Variabel interaksi sosial dan dukungan pengasuh masing – masing memiliki keeratan yang sangat kuat terhadap kejadian depresi, dengan nilai korelasi 0,952 pada interaksi sosial dan 0,788 pada dukungan pengasuh. Sehingga bisa dikatakan kedua variabel tersebut ada hubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Hasil uji statistik multivariat didapatkan hasil bahwa interaksi sosial merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian depresi pada lansia dengan nilai standardized coefficients 0,898. Kesimpulan : Jenis kelamin dan usia berhubungan dengan kejadian depresi tapi sangat lemah, sedangkan interaksi sosial dan dukungan pengasuh berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia dengan keeratan sangat kuat. Interaksi sosial merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Kata Kunci : Depresi, lansia, interaksi sosial, dukungan pengasuh
v
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat kesamaan dalam penulisan baik dalam pembahasan maupun dalam hasil penelitian dengan karya tulis orang lain di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Agustus 2013
Rinna Yulianty
vii
Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
berkat dan rahmat–Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta” dengan baik dan tepat waktu.
Skripsi ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas mata ajar semester akhir dan guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di STIKES Ahmad Yani Yogyakarta. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, serta bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
2. Dr. Hj.Sri Werdati, SKM., Mkes, selaku pembimbing satu yang banyak membantu dan memberi masukan serta dukungan untuk saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., Ns, selaku pembimbing dua yang juga banyak membantu dan memberi saran kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
4. Tri Prabowo, S.Kep., MSc, selaku dewan penguji yang banyak memberikan masukan agar penulisan dan isi dari skripsi saya lebih baik lagi.
5. Dwi Susanti, S.Kep., Ns, selaku pembimbing akademik yang memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi.
6. Ketua PSTW Budi Luhur beserta staf yang telah membantu dan memfasilitasi saya untuk mendapatkan informasi yang mendukung penelitian saya.
7. Lansia di PSTW Budi Luhur yang bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian saya.
Sebagai penutup, semoga Allah membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun skripsi ini. Semoga tulisan ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan dan masyarakat.
Yogyakarta, Agustus 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii ABSTRAK....................................................................................................... iii INTISARI......................................................................................................... iv PERNYATAAN............................................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi KATA PENGANTAR...................................................................................... vii DAFTAR ISI........................................................................................... .......... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................... 1 B. Rumusan masalah.................................................................................. 5 C. Tujuan penelitian................................................................................... 5 D. Manfaat penelitian................................................................................. 6 E. Keaslian penelitian................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut usia............................................................................................. 10 B. Depresi pada lanjut usia......................................................................... 16 C. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) ................................................... 25 D. Landasan teori........................................................................................ 28 E. Kerangka teori........................................................................................ 29 F. Kerangka konsep penelitian................................................................... 30 G. Hipotesis................................................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian............................................................................. 32 B. Lokasi dan waktu................................................................................... 32 C. Populasi dan sampel............................................................................... 32 D. Variabel penelitian................................................................................. 34 E. Definisi operasional............................................................................... 35 F. Alat dan metode penelitian.................................................................... 36 G. Validitas dan realibilitas......................................................................... 38 H. Analisa dan model statistik.................................................................... 39 I. Etika penelitian...................................................................................... 41 J. Pelaksanaan penelitian........................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian....................................................................................... 45 B. Pembahasan............................................................................................ 49 C. Keterbatasan penelitian........................................................................... 52
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................................ 53 B. Saran...................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55 LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi operasional...................................................................... 35 Tabel 3.2 Spesifikasi kuesioner GDS........................................................... 37 Tabel 3.3 Spesifikasi kuesioner interaksi sosial............................................ 37 Tabel 3.4 Spesifikasi kuesioner dukungan pengasuh.................................... 38 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan kejadian depresi di PSTW Budi Luhur Yogyakarta.................................................... 46 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden lansia berdasarkan usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan kejadian depresi
dengan jenis kelamin.................................................................... 46 Tabel 4.3 Hasil analisis korelasi antara variabel bebas (jenis kelamin, usia,
interaksi sosial, dukungan pengasuh) dengan variabel terikat (kejadian depresi).......................................................................... 47
Tabel 4.4 Hasil analisis regresi logistik antara variabel terikat (kejadian depresi) dengan variabel bebas (jenis kelamin, usia, interaksi
sosial, dukungan pengasuh)........................................................... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka teori .......................................................................... 29 Gambar 2 Kerangka konsep penelitian ..................................................... 30
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat ijin studi pendahuluan Lampiran 2 Surat ijin penelitian Lampiran 3 Jadwal penyusunan skripsi Lampiran 4 Kegiatan bimbingan Lampiran 5 Rincian tugas dan fungsi dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Sosial Provinsi DIY PSTW Yogyakarta memiliki tugas dan fungsi Lampiran 6 Struktur kepegawaian di PSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta Lampiran 7 Informed consent Lampiran 8 Kuesioner penelitian Lampiran 9 Rekapan jawaban butir pertanyaan kuesioner Lampiran 10 Olah data penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah penduduk lanjut usia menurut WHO pada tahun 2000 mencapai
angka lebih dari 629 juta jiwa dan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai
1,2 milyar jiwa (Nugroho, 2008). Indonesia sendiri sebagai negara berkembang,
menurut Badan pusat statistika memprediksikan persentase penduduk lanjut usia
akan mencapai 9,77% dari total penduduk indonesia pada tahun 2010 dan menjadi
11,34% pada tahun 2020 (Wulandari, 2011). Usia harapan hidup tertinggi di
Indonesia berada di daerah Istimewa Yogyakarta, yakni 74 tahun melebihi angka
nasional yaitu 72 tahun (Rahardjo, 2012). Kota Yogyakarta seperti yang telah
diketahui memiliki jumlah lansia terbanyak di Indonesia, dengan lansia yang
tersebar dimasing – masing kabupaten. Salah satu kabupaten yang memiliki
jumlah lansia terbanyak adalah Kabupaten Bantul dengan jumlah lansia yang
mencapai 113094 jiwa (BKKBN, 2011).
Tingginya angka lansia membawa suatu permasalahan jika tidak
ditangani, terutama masalah kesehatan pada fisik maupun mental. Karena pada
umumnya kelompok lanjut usia lebih rentan terhadap gangguan penyakit daripada
kelompok usia lainnya. Jika hal ini diabaikan, maka kehidupan lansia akan buruk
dan nilai kehidupan lansia akan menurun didalam semua aspek kehidupannya.
Pada masalah kesehatan fisik, tiga puluh juta individu lansia yang hidup dalam
komunitas di tahun 1990, 4.4 juta diantaranya (14,5%) mengalami kesulitan
dengan paling tidak salah satu dari lima aktivitas kehidupan sehari – hari (makan,
mandi, berpakaian, mobilitas, toileting) (Brunner &Suddarth, 2002). Proses
penuaan dapat pula menjadikan para lanjut usia mengalami berbagai macam
perasaan seperti sedih, cemas, kesepian, dan mudah tersinggung. Perasaan
tersebut merupakan masalah kesehatan mental yang sering terjadi pada lanjut usia.
Kegiatan sehari – hari para lanjut usia dapat terganggu jika mereka mengalami
masalah dari kesehatan mental. Dibutuhkan pemeliharaan secara kontinu seperti
2
kondisi mental yang sehat dan aktif dimasa tua, agar mencapai masa tua yang
sehat dan bahagia (Maryam, et al., 2008).
Pada lanjut usia, masalah kesehatan jiwa terutama depresi sering tidak
terdeteksi. Hal ini disebabkan karena keluhan depresi pada lansia muncul dalam
bentuk keluhan fisik seperti insomnia, tidak nafsu makan, masalah pencernaan,
dan sakit kepala. Usia lanjut yang depresi biasanya lebih menunjukkan keluhan
fisiknya. Sangat sulit dibedakan antara keluhan fisik atau psikis yang diutarakan,
sehingga depresi sering terlambat dideteksi (Suardiman, 2010). Menurut
Mangoenprasodjo (2004) cit Azizah (2011), terjadinya depresi pada lanjut usia
karena adanya kompleksitas perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia,
seperti berkurangnya interaksi sosial, kesepian, masalah sosial ekonomi, perasaan
rendah diri karena penurunan kemampuan diri, kemandirian, dan penurunan
fungsi tubuh, serta kesedihan di tinggal orang yang dicintai, faktor kepribadian,
genetik, dan faktor biologis penurunan neuron – neuron dan neurotransmiter
diotak.
Wanita lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria. Hal
tersebut terjadi karena perubahan hormonal dalam siklus menstruasi yang
berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran dan juga menopause. Pada lansia
penyakit fisik merupakan penyebab yang paling umum terjadinya depresi, karena
mengarah pada hilangnya kepercayaan diri dan penghargaan diri. Depresi juga
dapat terjadi akibat kurangnya dukungan keluarga. Karena keluarga masih
merupakan tempat berlindung yang disukai oleh lansia. Tetapi banyak penelitian
yang menemukan bahwa keluarga segan melakukan hal ini, dan lebih memilih
panti werda sebagai alternatif untuk merawat para lansia. Dukungan keluarga
merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan
masalah(Tamher, 2009). Sekitar 50-75% depresi terjadi pada lansia yang tinggal
di institusi/panti wreda dan 10-15% depresi terjadi pada lansia yang tinggal
bersama keluarga (Stanley&Beare, 2007 cit Azizah, 2011).
Teori – teori yang disebutkan diatas, dibuktikan dengan adanya
penelitian yang menguatkan teori tersebut. Penelitian tersebut diantaranya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Agus (2011) didapatkan hubungan yang bermakna
3
antara jenis kelamin, umur, dan dukungan keluarga terhadap kejadian depresi
pada lansia dengan nilai p<0,1. Faktor dukungan keluarga merupakan faktor yang
paling dominan berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Selain itu
dalam penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2011) partisipasi sosial atau
interaksi sosial yang kurang dan cukup berhubungan dengan kejadian depresi
pada lanjut usia di panti wredha. Pada penelitian yang dilakukan oleh Octavianti
(2012), lansia yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 42,86% mengalami
depresi dan 36,84% terdapat pada lansia yang berjenis kelamin laki-laki. Selain
faktor jenis kelamin, faktor usia juga berpengaruh terhadap terjadinya depresi dan
pada penelitian yang dilakuakan oleh Octavianti terdapat 40,91% lansia yang
berusia 60-74 tahun mengalami depresi dan sebanyak 25% terjadi pada lansia
yang berusia 75-90 tahun.
Menurut Brunner & Suddarth (2001), depresi dapat merusak kualitas
hidup, meningkatkan risiko bunuh diri, dan menjadi menutup diri. Orang yang
menderita depresi tidak bisa mengontrol penyakitnya dan hanya bisa ditolong oleh
intervensi profesional kesehatan. Oleh karena itu, perlunya dukungan keluarga,
karena seperti yang telah diketahui sebelumnya salah satu penyebab terjadinya
depresi pada lansia diakibatkan oleh minimnya dukungan keluarga. Akan tetapi,
bagi lansia yang tinggal di institusi atau PSTW, tentunya peran keluarga
digantikan oleh pengasuh. Seorang pengasuh di PSTW dituntut harus seorang
yang profesional dibidangnya. Diharapkan seorang pengasuh dapat memahami
segala sesuatu tentang lansia, dari mulai mengetahui tugas perkembangan lansia
sampai dengan kebutuhan lansia lainnya. Hal ini dilakukan karena peran keluarga
digantikan oleh pengasuh, dan mengacu pada fungsi afektif (saling asuh, asih,
asah, cinta kasih, menerima dan menghargai). Dengan terlaksananya peran
pengasuh sebagai pengganti peran keluarga, tentunya akan meminimalkan
terganggunya kesehatan jiwa lansia (Kemsos, 2006).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Januari 2013,
didapatkan dari data sekunder sebanyak 88 lansia yang tinggal di PSTW Budi
Luhur Bantul dengan jumlah lansia laki-laki sebanyak 34% (30 lansia) dan 66%
(58 lansia) lansia wanita. Sebagian besar lansia, hanya mengenyam pendidikan
4
sebatas sekolah dasar. Karena pendidikan yang rendah, ini menyebabkan mereka
hanya bekerja sebagai petani ataupun sebagai buruh. Sebanyak 92% lansia yang
berada di PSTW hidup sendiri tanpa pasangan, dikarenakan perceraian, kematian
pasangan, bahkan lansia yang tidak menikah, hanya ada 2% lansia yang tinggal di
PSTW hidup berpasangan. Selain itu terdapat hampir sebagian besar lansia yang
tinggal di PSTW Budi Luhur merupakan lansia terlantar/tanpa keluarga, hanya
sekitar 15% (13 lansia) yang masih mempunyai keluarga dan sering dikunjungi.
Lansia yang kondisi fisiknya menurun bahkan untuk melakukan ADLs dibantu
oleh petugas ada sekitar 15% dan mereka tinggal di wisma isolasi. Selain itu,
didapatkan juga dari data sekunder dan hasil observasi pada saat peneliti
melakukan Praktik Klinik Keperawatan Gerontik di PSTW Budi Luhur
Yogyakarta, dimana ditemukan lansia yang kurang mendapatkan perawatan dan
perhatian dari pengasuh. Salah satu contohnya, peneliti pada saat itu mendapatkan
fenomena yang sangat memprihatinkan dari salah satu lansia yang tinggal di panti
tersebut. Lansia tersebut terlihat tidur dan makan di halaman belakang wisma.
Dari salah seorang sumber mengatakan bahwa lansia tersebut telah 3 bulan tinggal
di halaman belakang wisma karena merasa dikucilkan oleh orang – orang
disekitarnya. Pada akhirnya lansia tersebut meninggal, karena penyakit
komplikasi yang dialaminya. Terlihat disini bahwa dukungan dan peran dari
pengasuh tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Dari berbagai masalah yang
dihadapi lansia yang dapat mengganggu masalah kesehatan jiwanya, maka
peneliti tertarik untuk meneliti beberapa faktor menyebabkan terjadinya depresi
pada lansia. Penelitian akan dilakukan pada daerah Kabupaten Bantul karena
jumlah lansia terbanyak ke dua setelah Kabupaten Gunung Kidul, dan untuk
mempermudah mencari responden maka dipilihlah PSTW Budi Luhur yang
terletak di Kasongan Kabupaten Bantul.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Faktor – faktor Apa Saja yang Berhubungan dengan
Kejadian Depresi pada Lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran karakteristik responden dan menjelaskan faktor
– faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik responden lansia:
1) Gambaran karakteristik responden lansia berdasarkan usia dengan jenis
kelamin
2) Gambaran karakteristik responden lansia berdasarkan interaksi sosial
dengan jenis kelamin
3) Gambaran karakteristik responden lansia berdasarkan dukungan
pengasuh dengan jenis kelamin
4) Gambaran karakteristik responden lansia berdasarkan kejadian depresi
dengan jenis kelamin
b. Mengetahui hubungan antara variabel bebas (usia, jenis kelamin, interaksi
sosial, dukungan pengasuh) dengan kejadian depresi pada lansia:
1) Mengetahui hubungan antara usia dengan kejadian depresi pada lansia
di PSTW Budi Luhur Yogyakarta
2) Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi
pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta
3) Mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan kejadian depresi
pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta
4) Mengetahui hubungan antara dukungan pengasuh dengan kejadian
depresi pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta
6
c. Mengetahui faktor yang paling kuat berhubungan dengan kejadian depresi
pada lansia di PSTW Budi Luhur Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pengembangan Ilmu keperawatan gerontik
Bagi pengembangan ilmu keperawatan gerontik diharapkan dapat
mengembangkan tehnik yang lebih sederhana yang dapat dengan mudah
digunakan oleh keluarga untuk mendeteksi secara dini depresi pada lansia,
agar tidak ada lagi lansia yang telat penanganan. Dan lebih banyak
mensosialisasikan tentang faktor – faktor terjadinya depresi pada lansia di
masyarakat.
2. Pengurus panti wredha
Bagi pengurus panti wredha terutama perawat diharapkan
penelitian ini menjadi masukan dan sumber informasi agar dapat lebih
peka terhadap perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia, dan dapat
mendeteksi secara dini terjadinya depresi pada lansia untuk memperkecil
terjadinya depresi pada lansia.
3. Pengembangan penelitian selanjutnya
Bagi pengembang penelitian selanjutnya diharapkan dapat
memfokuskan penelitian terhadap faktor-faktor penyebab depresi lainnya,
baik di komunitas maupun di panti wreda.
E. Keaslian Penelitian 1. Wulandari (2011), Kejadian dan Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia: Studi
Perbandingan di Panti Wreda dan Komunitas. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis perbedaan kejadian dan tingkat depresi pada lanjut usia yang
tinggal di panti wreda dan komunitas. Selain itu untuk menganalisis faktor
7
risiko yang berperan terhadap kejadian depresi pada lanjut usia di panti wreda
dan komunitas. Metode penelitian ini menggunakan studi cross sectional
dengan melibatkan 52 lanjut usia dari panti wreda dan 50 lanjut usia dari
komunitas sebagai subyek penelitian. Hasilnya terdapat perbedaan kejadian
dan tingkat depresi pada lanjut usia yang tinggal di panti wreda dan
komunitas. Partisipasi sosial kurang, partisipasi sosial cukup, gangguan
fungsional sedang berhubungan dengan kejadian depresi pada lanjut usia di
panti wreda. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
terletak pada tujuannya sama – sama menganalisis faktor risiko yang berperan
terhadap terjadinya depresi pada lanjut usia di panti wredha. Dan metode
penelitian juga sama menggunakan studi cross sectional. Perbedaan
penelitian penulis dengan penelitian ini adalah pada tehnik analisa data,
dimana peneliti menggunakan analisis univariat dengan uji Chi Square dan
Mann Whitney U dan bivariat dengan uji Chi Square dan Fisher. Sedangkan
penulis sendiri menggunakan analisis univariat dengan uji proporsi, analisis
bivariat dengan korelasi dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik.
2. Marta (2012), Determinan Tingkat Depresi pada Lansia Di PSTW Budi
Mulia 4 Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat depresi pada lansia di PSTW Budi Mulia 4 Jakarta Selatan serta faktor
– faktor yang mempengaruhinya. Desain penelitian ini adalah deskriptif
korelatif. Sampel berjumlah 63 lansia yang tinggal di PSTW Budi Mulia 4
Jakarta Selatan yang diambil secara purposive sampling. Analisa univariat
menggunakan uji proporsi dan analisa bivariat menggunakan uji Chi Square
untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan
tingkat depresi. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang mengalami depresi
sebesar 41,3% dan yang tidak mengalami depresi sebesar 58,7%. Analisa
bivariat ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan anatara tingkat
depresi dengan usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, status perkawinan,
pekerjaan sebelum dipanti, dan dukungan keluarga (p vallue ≥ 0,05).
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
terletak pada variabel independen yaitu faktor internal yang meliputi usia,
8
jenis kelamin, dan faktor eksternal adalah interaksi sosial. Selain itu juga
terletak pada salah satu analisis yang digunakan, yaitu menggunakan analisis
univariat dengan uji proporsi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh penulis adalah terletak pada metode pengumpulan
sampel, pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling
sedangkan penulis menggunakan teknik acak sederhana (simple random
sampling) dan purposive sampling. Selain itu juga perbedaan terletak pada
beberapa variabel yang diteliti dan juga pada analisis data, dimana penulis
menggunakan analisis bivariat dengan uji korelasi dan multivariat dengan uji
regresi logistik.
3. Agus (2011), Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresi
pada Lansia di Posyandu Lansia Rimbo Kaduduk Wilayah Kerja Puskesmas
Sintuk Padang Pariaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Jenis
penelitiannya adalah korelasi dengan cross sectional study. Analisa data
menggunakan bivariat dengan uji spearmen dan analisa multivariat dengan
menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak
48,1% responden mengalami depresi, 67,1% lansia termasuk dalam kategori
lanjut usia (eldery), 51,9% lansia berjenis kelamin perempuan, 51,9% lansia
masih bekerja, 60,8% lansia masih berstatus kawin dan 60,8% memiliki
dukungan keluarga. Didapatkan hubungan yang bermakna antar jenis
kelamin, umur dan dukungan keluarga dengan kejadian depresi dengan nilai p
< 0,1. Terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan status
perkawinan dengan kejadian depresi dengan nilai p > 0,1. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian penulis adalah terletak pada tujuan penelitian
yang sama meneliti faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada
lansia, tetapi dengan tempat yang berbeda. Desain penelitian yang
menggunakan desain cross sectional, juga sama digunakan oleh peneliti dan
penulis. Selain itu juga persamaan terletak pada salah satu analisis data yang
digunakan yaitu multivariat dengan uji regresi logistik. Perbedaan terletak
pada analisa data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisa bivariat
9
dengan uji spearmen, sedangkan penulis menggunakan univariat dengan uji
proporsi dan analisis bivariat dengan uji korelasi.
4. Darussalam (2011), Analisis Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan
Depresi dan Hopelessness pada Pasien Stroke Di Blitar. Tujuan penelitian ini
adalah menjelaskan faktor – faktro yang berhubungan dengan depresi dan
hopelessness pada pasien stroke. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 73 responden
dengan stroke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor – faktor yang
berhubungan dengan depresi adalah penyakit penyerta (p:0,038), kemampuan
fungsional (p:0,014), dan fungsi kognitif (p:0,012) sedangkan pada variabel
usia (p:0,506), pendidikan (p:0,118), lama menderita stroke (p:0,157),
dukungan keluarga (p:0,386), dan fungsi kognitif (p:0,449) tidak ada
hubungan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik diperoleh bahwa
faktor yang dominan berhubungan dengan depresi adalah fungsi kognitif
(OR:3,882) dan pada hopelessness adalah kemampuan fungsional
(OR:7,898). Perbedaan penelitian ini pada penelitian yang akan dilakukan
oleh penulis terletak pada tujuan penelitian dimana penulis ingin mengetahui
faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di
PSTW. Selain itu juga terletak pada analisis data dimana penulis
menggunakan analisis univariat dengan uji proporsi dan analisis bivariat
dengan uji korelasi. Sedangkan persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh penulis terletak pada desain penelitian yang sama –
sama menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional, selain itu juga analisis data yang sama menggunakan analisis
multivariat dengan uji regresi logistik.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum PSTW Budi Luhur Yogyakarta
PSTW Budi Luhur Yogyakarta merupakan salah satu PSTW yang
berada di kota Yogyakarta, tepatnya berada di Kasongan Kabupaten Bantul.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor: 6 Tahun 2008 tentang Org, PSTW
Yogyakarta adalah merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah yang
berada di bawah Dinas Sosial Provinsi DIY. Selanjutnya berdasarkan
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2008
tentang rincian tugas dan fungsi dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Sosial Provinsi DIY PSTW Yogyakarta memiliki tugas dan fungsi
(terlampir). Struktur kepegawaian di PSTW Unit Budi Luhur Yogyakarta
(terlampir).
PSTW Budi Luhur dihubi oleh lansia baik laki – laki maupun
perempuan. PSTW tersebut memiliki sembilan wisma, terdiri dari 5 wisma
non subsidi, 3 wisma subsidi, dan 1 wisma isolasi. Lansia laki – laki dan
perempuan ditempatkan pada wisma yang berbeda, dan hanya ada satu
pasangan lansia yang tinggal dalam satu wisma.
PSTW ini juga memiliki berbagai macam kegiatan rutin yang hampir
setiap hari dilaksanakan, antara lain adalah pelayanan makan 3 kali sehari
dengan menu yang sesuai dengan gizi, pelayanan fisik seperti senam yang
dilakukan setiap pagi hari, pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dua kali
dalam seminggu, pelayanan psikis yang dilaksanakan satu kali dalam
seminggu, pelayanan rohani yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu,
pelayanan sosial yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu, pendapingan
keterampilan dan kesenian yang dilaksanakan satu kali dalam seminggu.
Selain itu juga, PSTW Budi Luhur memiliki pelayanan kesehatan dan
pelayanan makan untuk lansia yang berada di masyarakat (di luar PSTW).
46
2. Analisis Hasil Penelitian
a. Gambaran karakteristik responden lansia
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan kejadian depresi di PSTW Budi Luhur Yogyakarta dengan N = 49
n % Jenis kelamin
Laki – laki 22 45 Perempuan 27 55
Usia Elderly 28 57 Old 21 43 Very old 0 0
Interaksi sosial
Interaksi baik 14 29 Interaksi buruk 35 71
Dukungan pengasuh
Dukungan baik 13 27 Dukungan sedang 29 59 Dukungan kurang 7 14
Tingkat depresi
Tidak ada depresi/ringan 14 29
Depresi sedang 28 57 Depresi berat 7 14
Sumber: data primer diolah (2013)
Menurut tabel 4.1 dari hasil analisis univariat dengan uji proporsi,
bahwa distribusi frekuensi responden dengan jenis kelamin laki – laki
adalah 22 (45%) dan perempuan adalah 27 (55%). Berdasarkan usia paling
banyak adalah kelompok usia elderly dengan 28 responden (57%).
Berdasarkan interaksi sosial lebih banyak adalah interaksi sosial buruk
(71%). Berdasarkan dukungna pengasuh, paling banyak adalah dukungan
sedang (59%). Berdasarkan tingkat depresi lebih banyak adalah depresi
sedang (57%).
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden lansia berdasarkan usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan kejadian depresi dengan jenis kelamin
Jenis kelamin Total %
Laki-laki
% Perempuan %
Usia Elderly 14 29 14 29 28 57 Old 8 16 13 27 21 43 Very old 0 0 0 0 0 0
47
Jenis kelamin Total %
Laki-
laki % Perempuan %
Interaksi sosail
Baik 3 6 11 22 14 29
Buruk 19 39 16 33 35 71
Dukungan pengasuh
Baik 3 6 10 20 13 27 Sedang 12 24 17 35 29 59 Kurang 7 14 0 0 7 14
Tingkat depresi
Tidak ada/ringan 3 6 11 22 14 29
Sedang 12 24 16 33 28 57 Berat 7 14 0 0 7 14
Sumber: data primer diolah (2013)
Menurut tabel 4.2, responden laki – laki dan perempuan masing -
masing paling banyak berada pada kelompok usia elderly (29%).
Berdasarkan interkasi sosial, responden laki – laki paling banyak
mengalami interaksi sosial buruk (39%) dan perempuan (33%). Responden
laki – laki paling banyak mendapat dukungan sedang (24%), perempuan
(35%). Kejadian depresi paling banyak adalah depresi sedang dengan laki
– laki (24%) dan perempuan (33%).
a. Hubungan variabel bebas (jenis kelamin, usia, interaksi sosial, dukungan
pengasuh) dengan kejadian depresi
Tabel 4.3 Hasil analisis korelasi antara variabel bebas (jenis kelamin, usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh) dengan variabel terikat (kejadian depresi) dengan N = 49
Variabel bebas Variabel terikat Kejadian depresi
Jenis kelamin Pearson corelate -0,243 Sig. 0,092
Usia Pearson corelate 0,217 Sig. 0,134
Interaksi sosial Pearson corelate 0,952** Sig. 0,000
Dukungan pengasuh Pearson corelate 0,788** Sig. 0,000
Sumber: data primer diolah (2013)
Menurut tabel 4.3, penjelasan hasil analisis korelasi antara
variabel bebas terhadap varibael terikat adalah sebagai berikut:
48
1) Hubungan jenis kelamin dengan kejadian depresi
Hubungan jenis kelamin dengan kejadian depresi memiliki
korelasi negatif tapi sangat lemah (-0,243), sehingga bisa dikatakan
jenis kelamin berhubungan dengan kejadian depresi tapi sangat lemah.
2) Hubungan usia dengan kejadian depresi
Hubungan usia dengan kejadian depresi memiliki korelasi
positif tapi sangat lemah (0,217), sehingga bisa dikatakan usia ada
hubungan dengan kejadian depresi tapi sangat lemah.
3) Hubungan interaksi sosial dengan kejadian depresi
Hubungan interaksi sosial dengan kejadian depresi memiliki
korelasi positif dan sangat kuat (0,952), sehingga bisa dikatakan
interaksi sosial memiliki hubungan yang erat dengan kejadian depresi.
4) Hubungan dukungan pengasuh dengan kejadian depresi
Hubungan dukungan pengasuh dengan kejadian depresi
memiliki korelasi positif dan sangat kuat (0,788), sehingga bisa
dikatakan dukungan pengasuh memiliki hubungan yang sangat erat
dengan kejadian depresi.
b. Faktor yang paling kuat berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia
Tabel 4.4 Hasil analisis regresi logistik antara variabel terikat (kejadian depresi) dengan variabel bebas (jenis kelamin, usia, interaksi sosial, dukungan pengasuh)
Kategori Standardized
Coefficients t Sig.
Jenis kelamin 0,054 1,062 0,294 Usia 0,039 0,840 0,406 Interaksi sosial 0,898* 11,455 0,000** Dukungan pengasuh 0,078 0,949 0,348
Sumber: data primer diolah (2013)
Uji t untuk mengetahui signifikansi konstanta dan setiap variabel
bebas. Terlihat pada tabel 4.4 bahwa pada kolom sig./significance, terdapat
satu variabel bebas yang mempunyai tingkat signifikan kurang dari 0,05
yaitu interaksi sosial. Dari kolom standardized coefficients, terlihat angka
tertinggi adalah variabel interaksi sosial yaitu sebesar 0,898. Hal ni
49
menunjukkan bahwa interaksi sosial adalah variabel yang paling
berhubungan dengan kejadian depresi.
B. Pembahasan
a. Hubungan jenis kelamin dengan kejadian depresi
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa
terdapat hubungan yang lemah antara jenis kelamin dengan kejadian
depresi. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kecil kemungkinan faktor
jenis kelamin berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Akan
tetapi, dari hasil observasi selama penelitian, ditemukan bahwa setengah
dari responden laki – laki mengalami depresi sedang dan berat. Terlihat
juga pada responden perempuan, lebih dari setengah mengalami depresi
sedang. Setelah melakukan observasi, dari pengamatan peneliti bahwa
adanya interaksi yang kurang dari pengasuh sehingga kurang terciptanya
dukungan pengasuh terhadap para lansia. Di dukung dengan Syamsuddin
(2006) yang mengatakan bahwa dimana sebagai pengasuh di PSTW,
mereka menggantikan peran keluarga bagi para lansia. Selain itu juga
sebagai pengasuh, dalam menggantikan peran keluarga haruslah mengacu
pada fungsi keluarga yaitu fungsi afektif (saling asah, asih, asuh, cinta
kasih, menerima, dan menghargai). Hal tersebut dilakukan untuk
menghindari para lanjut usia dari perasaan sedih, kesepian dan lain
sebagainya yang mengacu kepada gangguan kesehatan jiwanya (Kemsos,
2006). Penelitian yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh
Agus (2011), dimana terdapat hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan kejadian depresi pada lansia. Kesamaan hasil diyakini
peneliti karena adanya dukungan keluarga yang kurang pada penelitian
yang dilakukan oleh Agus (2006) dan peneliti sendiri mendapatkan faktor
dukungan pengasuh yang kurang karena responden yang berada di PSTW.
50
b. Hubungan usia dengan kejadian depresi
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa
terdapat keeratan yang sangat lemah, sehingga bisa dikatakan ada
keeratan antara usia dengan kejadian depresi atau usia ada hubungan
dengan kejadian depresi tapi sangat lemah. Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa kecil kemungkinan faktor usia berhubungan
dengan kejadian depresi pada lansia. Sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Marta (2011) dan Darussalam (2012) yang menyatakan
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan
kejadian depresi. Kesamaan hasil diyakini oleh peneliti karena didukung
dengan teori menurut Bandiyah (2009) bahwa para lanjut usia bukannya
menghentikan aktifitas, tetapi mengurangi aktifitas dan menggantikan
aktifitas yang berat menjadi aktifitas yang ringan. Dengan cara tersebut,
lansia akan merasa lebih berguna. Menurut Tamher (2009) bahwa lansia
yang menganggap tugas – tugasnya telah selesai dan menghentikan
aktifitasnya, tentu hal ini akan mengganggu psikologis para lansia, karena
akan merasa kehilangan, tidak berguna dan lain sebagainya.
c. Hubungan interaksi sosial dengan kejadian depresi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa
interaksi sosial memiliki hubungan yang erat dengan kejadian depresi.
Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh
Wulandari (2011), yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
partisipasi sosial kurang, partisipasi sosial cukup dengan kejadian depresi
pada lansia. Kesamaan hasil diyakini oleh peneliti karena didukung oleh
teori Mangoenprasodjo (2004) cit Azizah (2011) yang mengatakan bahwa
salah satu penyebab depresi adalah berkurangnya interaksi sosial. Tidak
adanya interaksi sosial bisa disebabkan karena berbagai faktor, di dalam
NANDA (2010) menyebutkan faktor – faktor tersebut antara lain adalah:
ketiadaan orang terdekat, kendala komunikasi, defisit tentang cara
meningkatkan kebersamaan, gangguan proses pikir, kendala lingkungan,
hambatan mobilitas fisik, gangguan konsep diri, ketidaksesuaian
51
sosiokultural, dan isolasi terapeutik. Berdasarkan observasi peneliti pada
saat penelitian, didapatkan bahwa dari faktor – faktor diatas banyak yang
menjadi penyebab gangguan interkasi sosial responden. Berdasarkan
kuesioner interaksi sosial, butir pertanyaan yang memiliki total paling
banyak adalah responden yang merasa tidak mampu melakukan aktifitas
sehari – hari dan responden yang merasa kesepian karena tidak dapat
berhubungan dengan orang lain.
d. Hubungan dukungan pengasuh dengan kejadian depresi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa
terdapatnya hubungan yang erat antara dukungan pengasuh dengan
kejadian depresi. Didukung oleh penelitian lain yaitu dari Agus (2011)
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara
dukungan keluarga terhadap kejadian depresi pada lansia. Hasil penelitian
tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian peneliti sendiri,
perbedaan terletak antara dukungan pengasuh dan dukungan keluarga
yang disebabkan perbedaan lingkungan penelitian. Dari hasil penelitian
tersebut, didukung oleh teori Sarafino (2006) yang mengatakan bahwa
dukungan sosial yang paling dibutuhkan oleh individu adalah dukungan
keluarga, karena kondisi di panti sosial tidak ada keluarga maka
pengasuhlah yang dituntut sebagai penggantinya. Dari kuesioner
didapatkan bahwa butir pertanyaan yang memiliki total paling tinggi
adalah pada dukungan emosional yang mengindikasikan bahwa dukungan
tersebut yang paling banyak tidak diterima oleh lansia di PSTW Budi
Luhur Yogyakarta. Friedman (2010) mengatakan bahwa setiap individu
harus memenuhi empat komponen dukungan yang berupa dukungan
informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumen, dan dukungan
emosional. Komponen dukungan tersebut haruslah terpenuhi agar setiap
individu mendapatkan dukungan baik yang didapatkan dari keluarga
maupun pengasuh.
52
e. Hubungan variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap kejadian
depresi
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa dilihat
dengan nilai keeratannya yang paling berhubungan adalah interaksi sosial
lalu diikuti oleh dukungan pengasuh. Akan tetapi dari hasil analisis
multivariat dengan menghubungkan variabel terikat (kejadian depresi)
dengan semua variabel bebas, didapatkan hasil bahwa yang paling
berhubungan adalah interaksi sosial dengan nilai standardized coefficients
paling tinggi. Hal tersebut terjadi karena, dukungan pengasuh dan
interaksi sosial menjadi satu kesatuan faktor yang paling berhubungan
dengan kejadian depresi pada lansia. Terciptanya interaksi sosial karena
adanya individu dengan individu atau individu dengan kelompok yang
dapat saling mempengaruhi (Walgito, 2003). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa terjadinya interaksi sosial pada lansia dipengaruh
dengan adanya dukungan dari pengasuh.
C. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa hambatan yang menjadikan
keterbatasan pada saat peneliti melakukan penelitian, diantaranya sebagai berikut:
1. Peneliti tidak dapat memaksimalkan waktu untuk mengajak responden
berbicara lebih lama karena responden memiliki kegiatan yang diikuti di
PSTW.
2. Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner
interaksi sosial, dukungan pengasuh, dan Geriatric Depression Scale (GDS),
karena kuesioner tersebut telah digunakan oleh peneliti sebelumnya. Akan
tetapi, tingkat signifikan mungkin dapat berbeda - beda disetiap daerah tempat
penelitian.
Pada penelitian ini peneliti tidak melaksanakan uji analisis untuk membedakan
kejadian depresi terhadap variabel jenis kelamin.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap faktor – faktor
yang berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia di PSTW Budi Luhur
Yogyakarta, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi pada lansia, akan
tetapi hubungan tersebut lemah, ditunjukkan dengan hasil uji statistik yang
menunjukkan keeratan hubungan negatif tapi sangat lemah (-0,243).
2. Ada hubungan antara usia dengan kejadian depresi pada lansia tapi sangat
lemah, ditunjukkan dengan hasil uji statistik yang menunjukkan adanya
keeratan hubungan dengan nilai korelasi positif tapi sangat lemah (0,217).
3. Ada hubungan antara interaksi sosial dan dukungan pengasuh dengan
kejadian depresi. Terlihat dari hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa
kedua variabel bebas mempunyai keeratan sangat kuat dengan kejadian
depresi yang masing – masing dengan nilai korelasi 0,952 (interaksi sosial)
dan 0,788 (dukungan pengasuh).
4. Interaksi sosial merupakan variabel yang paling berhubungan dengan
kejadian depresi dengan hasil uji statistik multivariat yang menunjukan nilai
standaridized coefficients 0,898.
B. Saran
1. Saran untuk pengembangan ilmu keperawatan gerontik
Disarankan penelitian ini dapat menjadi acuan agar lebih
mengembangkan tehnik sederhana yang dapat membantu untuk mendeteksi
depresi pada lansia. Disarankan juga agar lebih meningkatkan sosialisasi yang
berkaitan dengan pengenalan secara dini depresi pada lansia.
54
2. Saran untuk pengurus atau pengasuh panti wredha
Dari penelitian ini, peneliti menyarankan agar pengasuh maupun
perawat dapat meningkatkan interaksi dan dukungan terhadap para lansia.
Para pengasuh juga disarankan agar dapat membuat lembar evaluasi untuk
para lansia yang terkait dengan kinerja pelayanan maupun perhatian yang
diterima oleh para lansia selama berada di PSTW Budi Luhur dari para
pengasuhnya.
3. Saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi penelitian
selanjutnya untuk mengembangkan penelitian, antara lain sebagai berikut:
a. Fokus penelitian bisa pada faktor – faktor yang telah diteliti sebelumnya
seperti interaksi sosial dan dukungan pengasuh dengan tehnik penelitian
kualitatif, agar mendapat informasi lebih detail mengapa kedua faktor
tersebut paling berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia.
b. Peneliti selanjutnya bisa membandingkan jenis kelamin antara laki – laki
dan perempuan yang mempunyai tingkat depresi lebih tinggi.
c. Peneliti selanjutnya disarankan dapat menggunakan uji validitas dan
reliabilitas pada semua instrumen, untuk melihat tingkat signifikan dari
instrumen tersebut, karena tingkat signifikan dapat saja berubah karena
berbeda lokasi atau terdapat perbedaan tingkat jenjang sosial lanjut usia
pada suatu daerah.
d. Fokus penelitian bisa terhadap faktor – faktor penyebab depresi lainnya
baik pada lansia yang berada di lingkungan keluarga maupun di
lingkungan panti wredha.
55
DAFTAR PUSTAKA Agus, S. 2011. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresi pada
Lansia Di Posyandu Lansia Rimbo Kaduduk Wilayah Kerja Puskesmas Sintuk Padang Pariaman. [skripsi]. [home page on the internet]. C2011. Available from http://respiratory.unand.ac.id/17406/1/SKRIPSI.pdf. Access on 2013 May 02.
Azizah, L Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu: Yogyakarta. Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika:
Yogyakarta. BKKBN. 2011. [homepage on internet]. C2011. Available from
http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/MDKReports/ks/table102.aspx. Access on 2013 April 14.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 1. EGC: Jakarta.
Darmojo & Boedhi. 2009. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Darussalam, M. 2011. Analisis Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Depresi Dan Hopelessness Pada Pasien Stroke Di Blitar. [tesis]. [home page on the internet]. C2011. Available from http://lontar.ui.ac.id/file?file= digital/20281857. Access on 2013 May 18.
Friedman, et al. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan Praktik Edisi 5. EGC: Jakarta.
Hawari, D. 2006. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. EGC: Jakarta. Kemsos. 2006. [homepage on internet]. Available from http://
www.kemsos.go.id/modules. Access on 2013 May 03. Kushariyadi. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba
Medika: Jakarta. Marta, Ollyvia FD. 2012. Determinan Tingkar Depresi Pada Lansia Di PSTW
Budi Mulia 4 Jakarta Selatan. [skripsi]. [homepage on the internet]. C2012. Available from http:// lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20312784. Access on 2013 April 08.
Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika: Jakarta.
Maslim, R. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III. PT. Nuh Jaya: Jakarta.
Muslidatun, TK. 2009. Pemerintah Kota Yogyakarta, Sembilan Persen Kota Jogja Adalah Lansia. [homepage on the internet]. C2009 [cited 2009 Des 21]. Available from http://www.jogjakota.go.id/index/extra.detail/2782. Access on 2012 May 12.
NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC: Jakarta. Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta. Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik ed. 2. EGC: Jakarta.
56
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi II. Salemba Medika: Jakarta.
Octavianti, Mui Mui. 2012. Gambaran Depresi pada Lanjut Usia Di Panti Sosail Tresna Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. [skripsi]. [homepage on the internet]. C2012. Available from http://jurnal.untan.ac.id/index.php/ jfk/article/view/1783. Access on 2013 April 14.
Rahardjo, Tri Budi W. 2012. Lansia Indonesia Ternyata dapat Dibanggakan. [homepage on the internet]. C2012 [cited 2012 june 04]. Available from http://krjogja.com/read/131008/lansia-indonesia-ternyata-dapat-dibang gakan.kr. Access on 2013 April 23.
Sarafino, E.P. 2006. Health Psychology, Biopsychosocial Interaction. Fifth Edition. USA: John Wiley & Sons.
Suardiman, Siti Partini. 2010. Psikologi Usia Lanjut. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Sumirta, I Nengah. 2008. Hubungan Antar Aktivitas Fisik Dengan Depresi Pada Lansia Di Panti Pelayanan Lanjut Usia “Wana Seraya” Denpasar. Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Denpasar: Bali.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC: Jakarta. Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Nuha Medika:
Yogyakarta. Tamher S, Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Wahyu, A. 2011. Perubahan Interaksi Sosial Pada Lansia Dengan Penyakit Kronis
Di Panti Werdha Abadi/Dharma Asih Binjai. [skripsi]. [homepage on the internet]. C2011. Available from http://repository.usu.ac. Id /handle/ 12345 6789/24196. Access on 2013 May 23.
Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Andi Offset: Yogyakarta. Wulandari, Ayu Fitri Sekar. 2011. Kejadian dan Tingkat Depresi Pada Lanjut
Usia: Studi perbandingan di panti wreda dan komunitas. [skripsi]. [homepage on the internet]. C2011 [cited 2011 Des 21]. Available from http://eprints.undip.ac.id/32887/1/Ayu_Fitri.pdf. Access on 2012 May 12.
Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama: Bandung.
top related