feses dan cairan tubuh

Post on 07-Dec-2014

218 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

FESES DAN CAIRAN TUBUH

Dr. Leni Lismayanti, SpPK

4 Juni 2010

PEMERIKSAAN FESES

Pemeriksaan Feses

Untuk deteksi dini :• Perdarahan saluran cerna• Gangguan duktus biliaris• Sindroma malabsorbsi dan maldigesti• Inflamasi

Pengumpulan spesimen

Bisa menggunakan kit yang terdiri dari kertas tertentu untuk mendeteksi occult blood

Untuk tujuan kualitatif : dapat menggunakan kontainer plastik atau gelas dengan ulir pada tutup, atau sarung tangan klinisi (dapat digunakan untuk pemeriksaan occult blood)

Untuk tujuan kuantitatif : perlu timed specimen (dalam 3 hari pengumpulan)

Pemeriksaan Makroskopis

• Perubahan warna dan konsistensi feses merupakan indikator terdapatnya gangguan pada saluran cerna

• Yang harus diperhatikan adalah bagaimana membedakan warna feses yang normal dan abnormal

• Warna feses hitam karena penyakit : dapat disebabkan karena perdarahan di saluran cerna atas (esofagus, lambung, atau duodenum)

• Warna feses merah dapat disebabkan karena perdarahan saluran cerna bawah

• Yang harus diperhatikan adalah membedakan warna feses hitam karena penyakit dan obat-obatan dengan melakukan pemeriksaan FOBT (Fecal Occult Blood Test

• Konsistensi cair (diare), keras (konstipasi)• Warna pucat (obstruktsi saluran empedu)• Peningkatan lemak dalam feses

(steatorrhea)• Lendir (menandakan inflamasi atau

iritasi) : kolitis. Blood-streaked mucus (kerusakan dinding usus karena bakteri, disentri amuba atau keganasan)

Pemeriksaan Mikroskopis

• Bila ditemukan leukosit minimal 3/LPB, berarti terdapat kondisi invasif (misalnya karena bakteri)

• Bila ditemukan banyak serat otot, berarti kemungkinan terdapat obstruksi saluran empedu. Arah seratnya vertikal atau horisontal menandakan bahwa serat tersebut sebagian dicerna. Bila tidak ada tidak ada arah serat, berarti serat tersebut komplit dicerna

• Yang harus dihitung adalah bila terdapat > 10 serat yang tidak dicerna (lebih dari10, dikatakan meningkat)

Pemeriksaan Kimiawi

• FOBT dilakukan untuk skrining (deteksi dini) kanker kolorektal (terutama usia> 50 tahun)

• Feses normal mengandung 2,5 ml darah, sehingga reagen yang dicari adalah yang menggunakan metode Guaiac (metode yang kurang sensitif)

• Pengambilan sampel yang benar adalah mengambil bagian tengah feses agar menghindari positif palsu dari kontaminasi eksternal

• Adanya peningkatan karbohidrat dalam feses menunjukkan diare osmotik (misalnya intoleransi laktosa)

Cairan serebrospinal

• Spesimen dikumpulkan dalam 3 tabung : tabung I (pemeriksaan kimiawi dan serologi), tabung II ( pemeriksaan mikrobiologi), tabung III (hitung sel)

• Idealnya tes dilakukan dengan segera. Jika tidak mungkin spesimen dipertahankan dalam cara sebagai berikut :

• Tabung hematologi (di refrigerated)

• Tabung mikrobiologi (tetap dalam suhu kamar)

• Tabung Kimia dan serologi (Dibekukan)

Appearance

• Dilaporkan sebagai crystal clear (normal), keruh berawan atau seperti susu (peningkatan kadar protein atau lipid, infeksi dengan awan disebabkan adanya leukosit), xanthochrom (bila supernatan berwarna pink, oranye, dan kuning disebabkan karena lisisnya eritrosit, peningkatan bilirubin serum, pigmen karoten, peningkatan kadar protein, fungsi liver imature), hemolyzed/boody

• Untuk memeriksa cairan yang berwarna kemerahan yang hendak dilihat xanthochromnya, maka cairan harus disentrifus dalam tabung mikrohematokrit dan supernatan diperiksa dengan latar belakang putih

Hitung sel

• Hitung eritrosit dilakukan bila diduga traumatic tap telah terjadi

• Setiap perhitungan jumlah sel sebaiknya dilakukan segera, karena leukosit (terutama granulosit) dan eritrosit akan mulai lisis dalam 1 jam, dengan 40% leukosit mengalami disintegrasi setelah 2 jam.

• Spesimen yang mengandung 200 leukosit atau 400 eritrosit dapat saja terlihat jernih, sehingga dibutuhkan untuk memeriksa spesimen secara mikroskopis

• Perhitungan sel dapat dilakukan dengan bilik hitung dan alat hematologi otomatis, berkenaan dengan high background counts dan reproducicilitynya yang kurang untuk hitung sel yang jumlahnya sedikit. Akan tetapi alat-alat terbaru memungkinkan.

Hitung Jenis

• Hitung jenis sebaiknya dilakukan pada sediaan apus dan bukan dari perhitungan sel di bilik hitung, karena visualisasi yang kurang baik bila diperoleh dari perhitungan di bilik hitung

• Untuk memastikan bahwa jumlah maksium sel tersedia untuk pemeriksaan, spesimen sebaiknya dikonsentrasikan/dipekatkan sebelum pembuatan apusan

• Ketika pleositosis melibatkan neutrofil, limfosit, atau monosit, hitung jenis cairan serebrospinal paling sering dikaitkan dengan peranannya dalam menyediakan informasi diagnostik tentang tipe mikroorganisme yang menyebabkan infeksi selaput otak (meningitis)

• Jumlah leukosit cairan serebrospinal yang tinggi dan mayoritas sel-selnya adalah neutrofil merupakan petunjuk meningitis bakterial

• Peningkatan jumlah leukosit cairan serebrospinal yang sedang (< 50 leukosit/mikroliter) dengan persentase liomfosit dan monosit yang tinggi menunjukkan meningitis viral, tuberkular, jamur atau parasit

• Meningkatnya neutrofil juga tampak pada tahap dini (1-2 hari) meningitis viral, jamur, tuberkular,d an parasitik

Pemeriksaan kimiawi

• Protein : meningkatnya protein LCS paling sering tampak pada keadaan patologis (meningitis, perdarahan.

• Bila kadar protein LCS rendah, bila lCS bocor dari CNS.

• Akan tetapi banyak gangguan neurologis lain yang meningkatakan protein LCS tetapi cairan LCS jernih dengan hitung jenis sel yang rendah

• Nilai normal glukosa dalam LCS yaitu 60-70% dari glukosa plasma, tapi dengan syarat glukosa darah diambil kurang lebih 2 jam sebelum spinal tap dengan maksud agar sudah terjadi ekuilibrasi antara darah dan cairan otak.

• Yang harus diperhatikan bahwa glukosa LCS harus segera diperiksa, karena glikolisis terjadi dengan cepat dalam LCS

• Menurunnya kadar glukosa LCS disertai peningkatan jumlah leukosit dan persentase neutrofil yang tinggi merupakan petunjuk ke arah meningitis bakterial.Jila jenis leukositnya adalah limfosit, maka meningitis tuberkular

• Jika kadar glukosa LCS normal disertai dengan peningkatan jumlah limfosit, diagnosisnya adalah meningitis viral

• Pemeriksaan Gram pada LCS dilakukan untuk mendeteksi bakteri dan jamur.

• Seluruh apusan dan kultur sebaiknya dilakukan pada spesimen yang dipekatkan karena sering hanya sejumlah kecil organisme yang ada pada mulainya penyakit.

• LCS harus disentrifus pada 1500 g selama 15 menit dan sediaan apus maupun kultur diambil dari sedimen

• Meningkatnya eosinofil pada cairan serebrospinal dikaitkan dengan infeksi parasit, infeksi jamur, dan material asing seperti obat-obatan dan shunt ke dalam CNS

Cairan Serous

• Cairan serous terdiri dari :• Cairan pleura• Cairan perikard• Cairan peritoneal

• Pengumpulan sampel untuk hitung sel dan hitung jenis dengan tabung EDTA

• Pengumpulan sampel untuk kimia, serologi, mikrobiologi, dan analisis sitologi menggunakan tabung heparin

• Bila ada permintaan pH, makaspesimen harus dipertahankan secara anaerobik dalam es.

• Untuk pemulihan mikroorganisme dan sel-sel abnormal, minimal 100 ml cairan dipekatkan dengan sentrifugasidan digunakan untuk analisis ini.

• Tes-tes kimiawi seringkali dibandingkan dengan kadar nya dalam plasma. Oleh karenanya spesimen darah sebaiknya didapatkan pada waktu pengumpulan.

• Prinsipnya pada pemeriksaan cairan serous adalah menentukan jenis cairan tersebut transudat atau eksudat, karena pengklasifikasian ini memberikan informasi langkah diagnostik berharga dan membantu dalam perjalanan pemeriksaan laboratorium lebih jauh

• Transudat : efusi yang terbentuk karena gangguan sistemik yang merusak keseimbangan pengaturan filtrasi dan reabsorbsi cairan (seperti perubahan tekanan hidrostatik pada gagal jantung kongestif atau hipoproteinemia pada sindroma nefrotik)

• Eksudat : efusi yang terbentuk karena suatu keadaan yang secara langsung melibatkan membran particular cavity (infeksi dan keganasan)

• Secara tradisional serangkaian tes untuk membedakan transudat dan eksudat : appearance, protein total, LDH, hitung sel, dan bekuan spontan.

• Namun, pembeda transudat dan eksudat yang paling dipercaya adalah menentukan rasio protein dan LDH cairan terhadap darah

• Efusi yang bersifat eksudat : harus diperiksa apakah terdapat abnormalitas pada mikrobiologi dan sitologinya

• Cairan eksudat : pada umumnya hitung leukosit > 1000/mikroliter dan hitung eritrosit > 100.000/mikroliter

• Cairan transudat : hitung eritrosit dan leukosit membrikan informasi diagnostik yang kurang

• Hitung jenis secara rutin dilakukan pada cairan serous dari sedimen spesimen yang disentrifus

Cairan pleura

• Normal : jernih dan kuning pucat• Abnormal : keruh (terdapat leukosit dan

mennjukkan infeksi bakteri, TBC, atau gangguan imunologis seperti rheumatoid arthritis); terdapatnya darah dalam cairan pleura menunjukkan hemothorax (luka traumatik), kerusakan membran (keganasan, atau aspirasi traumatik); cairan seperti susu (kebocoran duktus thorasikus) dan inflamasi kornik

Cairan pleura

• Hitung jenis sel merupakan tes hematologi yang paling signifikan untuk diagnostik

• Peningkatan neutrofil : infeksi bakteri (pneumonia), pankreatitis, dan infark pulmonar

• Peningkatan limfosit tampak pada efusi akibat TBC, infeksi virus, keganasan, dan penyakit otoimun (lupus eritematosus)

• Peningkatan eosinofil (lebih besar dari 10%) terdapat pada trauma, reaksi alergi, dan infeksi parasit

Cairan Pleura

• Pemeriksaan kimiawi : pemeriksaan paling lazim (glukosa, pH, dan amilase), trigliserida

• GLUKOSA : Penurunan kadar glukosa pada inflamasi rheumatoid dan infeksi purulen

• Kadar glukosa cairan pleura sejajar dengan kadar glukosa plasma yaitu bila kurang dari 60 mg/dL berarti terjadi penurunan.

Cairan Pleura

• pH cairan pleura < 7,3 : membutuhkan chest tube drainage, pemberian antibiotik pada kasus pneumonia

• pH cairan pleura 6.0 : ruptur esofagus• Peningkatan kadar amilase : pankreatitis,

ruptur esofagtus dan keganasan

Cairan Perikard

• Efusi perikard terutama disebabkan karena perikarditis, keganasan, trauma, atau gangguan metabolik seperti uremia

• APPEARANCE :• Normal : jernih dan kuning pucat• Efusi karena infeksi dan keganasan :

keruh, dan efusi maligna seringkali dengan blood streak

• Efusi darah grossly dikaitkan dengan puncture kardiak accidental dan misuse antikoagulan

Cairan Perikard

• Terutama menentukan rasio protein serum dan LDH cairan terhadap darah

• Hitung leukosit memiliki nilai rendahsecara klinis, meskipun bila leukosit > 1000/mikroliter dengan persentase neutrofil yang tinggi menunjukkan endokarditis bakterial

Cairan Peritoneal

• Gangguan hepatik seperti cirrhosis merupakan penyebab sering transudat ascites

• Infeksi bakteri (peritonitis) seringkali sebagai hasil perforasi usus atau appendiks yang ruptur dan keganasan merupakanf penyebab tersering cairan eksudat

Cairan Peritoneum

• Gradien albumin serum asites lebih dianjurkan daripada rasio protein total dan LDH cairan terhadap serum untukmenentukan transudat asal hepar.

• Kadar albumin cairan dan serum diperiksa bersamaan dan kadar albumin kemudian dikurangi dari kadar albumin serum. Perbedaan lebih dari 1,1 atau lebih besar menumnjukkan efusi transudat asal hepar dan gradien lebih rendah dikaitkan dengan efusi eksudatif

Cairan Peritoneal

• APPEARANCE• Normal : jernih dan kuning pucat• Eksudat : keruh dengan infeksi bakteri

atau jamur dan tampak hijau bila terdapat bile

• Blood streaked fluid tampak setelah trauma dan dengan gangguan intestin dan keganasan

• Chylous dan pseudochylous : trauma atau sumbatan pembuluhd darah limfatik

Cairan Peritoneal

• Normal : Hitung leukosit kurang dari 500/mikroliter

• Peningkatan leukosit : peritonitis bakterial dan sirosis. Untuk membedakannya dilakukan absolute neutrofil count (ANC > 250-500 cel/mikroliter atau lebih dari 50 persen dari hitung leukosit total berarti infeksi)

• Pemeriksaan kimiawi : terutama glukosa, amilase, dan alkaline phosphatase.

• Glukosa menurun di bawah kadar serum pada : peritonitis TBC dan keganasan.

• Amilase meningkat : perforasi gastrointestinal

• Menigkatnya alkaline phosphasase : sangaty diagnostik akan perforasi usus

• Pemeriksaan blood urea nitrogen dan kreatinin : curiga ruptured bladder atau accidental puncture bladder selama parasentesis

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

top related