gambar 3.1. skenario tindakan
Post on 31-Oct-2021
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
338
Lampiran 2
Tabel 3.1. Matriks Pengumpulan Data
Jenis Data Sumber
Data
Teknik
Observasi Wawancara Dokumentasi
Pengelolaan Dokumen
SLC √
Profil, Visi
Misi, Tujuan,
Rencana-
rencana,
Program-
program,
Struktur
Organisasi
Dokumen
SLC
√
Rancangan
pendirian
Dokumen
SLC √
SOP Dokumen
SLC √
Fasilitas SLC √ Pengelolaan,
Program-
program,
Kegiatan-
kegiatan
Kepala
Lembaga
Bahasa di
PT Berbasis
Keagamaan
Lain
√
Profil, Visi
Misi, Tujuan,
Sasaran
Dokumen
Lembaga
Bahasa di
PT Berbasis
Keagamaan
Lain
√
Fasilitas Lembaga
Bahasa di
PT Berbasis
Keagamaan
Lain
√
339
Lampiran 3
Tabel 4.10 Rancangan Kepengurusan, Pengelolaan, dan
Ragam Kegiatan SLC
No SLC
1 Cakupan Pusat Bahasa di sebuah sekolah tinggi berbasis Agama
Buddha
2 Kepengurusan Di bawah Ketua sekolah tinggi, dibutuhkan Badan
Pengatur/Penasehat
3 Pengelolaan 1. Direktur bertanggungjawab kepada Ketua sekolah
tinggi
2. Dibutuhkan staf kebahasaan
3. Dibutuhkan staf administrasi dan publikasi
4 Keuangan 1. Bersumber dari institusi induk untuk kegiatan
operasional
2. Peluang pemasukan dari donatur Buddhis, Kementrian
Agama, dan kerja sama dengan institusi-institusi luar
5 Fokus Bahasa-bahasa yang menjadi kebutuhan berbahasa di
institusi induk dan bahasa-bahasa yang dapat dijual ke
masyarakat luar
6 Kegiatan 1. Linguistik terapan berupa pelatihan bahasa dan
penerjemahan dokumen
2. Penentu kebijakan berbahasa di lingkungan internal
institusi induk
3. Penyedia layanan konsultasi linguistik
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
bahasa dan budaya
5. Penyelenggaraan program pengabdian kepada
masyarakat dalam bidang bahasa dan budaya
6. Penyelenggaraan program pelestarian budaya daerah
7. Penyelenggaraan program pergaulan antar budaya
340
Lampiran 4
Tabel 4.12. SOP-SOP yang Dibutuhkan
di Lingkungan SLC
Jenis Bagian Ragam SOP yang Dibutuhkan
SOP
Direktur
Manajerial
Strategis
SOP Penyusunan Rencana Strategis SLC
SOP Penyelenggaraan Program-program SLC
SOP Penunjukan Staf SLC
SOP Penunjukan Tutor/Pengajar/Staf Ahli dari luar SLC
SOP Pemberhentian Staf SLC
SOP Pemberhentian Tutor/Pengajar/Staf Ahli dari luar SLC
Manajemen
Keuangan
SOP Pengajuan Dana Operasional Berkala
SOP Pengajuan Donatur untuk Program-program SLC
SOP Pelaporan Dana Operasional Berkala
SOP Pelaporan Pertanggungjawaban Program-program SLC
SOP Honorarium Staf, Tutor, Penerjemah
(Translator/Interpreter)
Manajemen
Kurikulum
Pengajaran
Bahasa dan
Layanan
Kebahasaan
SOP Pembukaan Kelas Bahasa Inggris Bersertifikat di STIAB
Smaratungga
SOP Pembukaan Kelas Remidi Bahasa Inggris bagi Peserta
Didik yang Gagal di Kelas Bersertifikat
SOP Penerimaan Jasa Layanan Kebahasaan (Translating,
Interpreting)
SOP Penerbitan Sertifikat Kelas Bersertifikat
SOP
Kerja
Harian
Staf SLC SOP Tata Tertib Staf SLC
SOP Alur Pekerjaan Staf SLC
SOP Laporan Pekerjaan Harian Staf SLC
Promosi
SLC SOP Promosi di Media Sosial SLC
SOP Promosi Program-program SLC
SOP Alat Peraga Promosi
Manajemen
Kerumahtanggan dan
Inventaris
SOP Pengadaan Barang Elektronik, Meubeler, Sistem dan
Teknologi Informasi
SOP Inventaris Barang Habis Pakai
SOP Perbaikan Barang Elektronik, Meubeler, Sistem dan
Teknologi Informasi
SOP Peremajaan Barang Elektronik, Meubeler, Sistem dan
Teknologi Informasi
SOP Penggudangan Barang
SOP Penomoran Inventaris Barang
342
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM TAHUNAN/ PROGRAM INSIDENTAL / PROGRAM TEMATIS
I. PENDAHULUAN
1. UMUM
Dalam mengemban visi dan misinya, Smaratunga Language Centre mengejawantahkan visi dan misi tersebut ke dalam program – program, baik Program Rutin Tahunan, Program Insidental, maupun Program Tematis. Sebagai pusat bahasa yang ditunjuk resmi oleh STIAB Smaratungga, program – program yang diselengarakan oleh Smaraungga Language Centre akan senantiasa sejalan dan mendukung kegiatan belajar mengajar di lingkup STIAB Smaratungga.
Smaratungga Language Centre, sebagai salah satu unit pendukung kegiatan perkuliahan di STIAB Smaratungga akan bersinergi dengan unit – unit lain dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi. Selain sebagai penunjang pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, dan tugas pokok Smaratungga Language Centre sebagai pendukung pengajaran kebahasaan di lingkungan STIAB Smaratungga, Smaratungga Language Centre juga merupakan sarana promosi bagi STIAB Smaratungga, sehingga, seluruh program – programnya akan menjadi etalase kehidupan akademik di STIAB Smaratungga.
Guna memudahkan dan menyamakan tindakan dalam penyelenggaraan program rutin
343
tahunan/program insidental / program tematis, maka dipandang perlu membuat Standard Operating Procedure (SOP) tentang hal tersebut sehingga diharapkan Smaratungga Language Centre dapat memberikan pelayanan secara transparan dan akuntabel.
2. DASAR
a. SK Ketua STIAB Smaratungga Nomor
PTB/007.1/P.16/SK.SLC/STIAB.SMART/III/2014 tertanggal 3 Maret 2014 tentang Pendirian Smaratungga Language Centre
b. SK Ketua STIAB Smaratungga PTB/007.2/P.16/SK.SLC/STIAB.SMART/III/2014 tertanggal 3 Maret 2014 tentang Pengangkatan Direktur Smaratungga Language Centre.
c. Visi dan Misi Smaratungga Language Centre
3. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud
Standar Operating Procedure (SOP) ini dimaksudkan sebagai pedoman dasar bagi pimpinan Smaratungga Language Centre beserta staf yang terlibat dalam menetapkan dan menyelenggarakan program – program rutin tahunan/program insidental/program Tematis
b. Tujuan
Tujuan Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) ini sebagai acuan pelaksanaan
344
tugas pimpinan Smaratungga Language Centre beserta staf yang terlibat.
4. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dari pada Standard Operating Procedure (SOP) ini meliputi tata cara penetapan dan pelaksanaan program rutin tahunan/program insidental/program Tematis.
5. PENGERTIAN – PENGERTIAN
a. Program adalah event – event atau acara yang
diselenggarakan oleh Smaratungga Language Centre.
b. Direktur Smaratungga Language Centre adalah perseorangan yang ditunjuk oleh Ketua STIAB Smaratungga untuk mengatur dan mengembangkan program – program di lingkup Smaratungga Language Centre.
c. Staf Smaratungga Language Centre atau dalam istilah lain disebut SLC Buddy, adalah orang – orang yang diangkat oleh direktur Smaratungga Language Centre untuk membantu pengoperasian dan manajerial Smaratungga Language Centre.
d. Panitia adalah orang – orang yang ditunjuk berdasarkan hasil seleksi khusus yang diadakan oleh Smaratungga Language Centre untuk membantu terlaksananya program rutin tahunan/program insidental/program Tematis Smaratungga Language Centre.
345
e. Vendor luar adalah orang / perusahaan diluar STIAB Smaratungga.
II. TATA CARA PENYELENGGARAAN PROGRAM RUTIN
TAHUNAN/PROGRAM INSIDENTAL/PROGRAM TEMATIS
a. Persiapan Penyelenggaraan Program Rutin
Tahunan/Program Insidental/Program Tematis
1) Direktur mempersiapkan tema dan bentuk program berdasarkan rencana tahuanan Smaratungga Language Centre
2) Bersama staf Smaratungga Language Centre, direktur menentukan waktu dan judul program.
3) Mengadakan seleksi panitia dan menunjuk vendor luar jika dirasa perlu.
b. Pelaksanaaan Penyelenggaraan Program Rutin Tahunan/Program Insidental/Program Tematis
1) Panitia yang sudah terbentuk mengadakan rapat koordinasi dengan direktur dan staf Smaratungga Language Centre.
2) Panitia mulai bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing - masing.
3) Vendor luar yang ditunjuk mulai bekerja sesuai dengan permintaan dari panitia
346
4) Panitia mendokumentasikan jalannya program, dalam laporan berkala yang disajikan kepada direktur Smaratungga Language Centre.
5) Dalam pelaksaanaan program, staf Smaratungga
Language Centre (SLC Buddy) mengambil porsi lebih besar dari panitia yang ditunjuk, hal ini dapat diimplementasikan dalam kedudukan dalam susunan kepanitiaan
6) Seluruh panitia wajib tunduk pada program dan
aturan Smaratungga Language Centre
7) Masa kerja kepanitiaan ditentukan dari kesulitan
dan kebutuhan kegiatan.
8) Setelah program selesai, dalam waktu 7x 24 jam, panitia akan membuat evaluasi, laporan keuangan, dan laporan kegiatan program
9) Laporan kegiatan program diserahkan kepada
Direktur Smaratungga Language Centre
10) Laporan – laporan kegiatan/program akan dikumpulkan oleh direktur Smaratungga Language Centre untuk kemudian dilaporkan kepada pimpinan STIAB Smaratungga.
c. Tanggung jawab Direktur dan staf Smaratungga Language Centre, serta panitia Program Rutin Tahunan/Program Insidental/Program Tematis
1) Direktur Smaratungga Language Centre bertindak sebagai koordinator program dan bertanggungjawab langsung kepada pimpinan STIAB Smaratungga. Direktur juga membimbing dan mengarahkan staf Smaratungga Language
347
Centre dan panitia dalam persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi program.
2) Staf Smaratungga Language Centre bertindak sebagai koordinator harian di bawah kendali direktur Smaratungga Language Centre.
349
Lampiran 6
SURAT KEPUTUSAN
KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA BUDDHA
SMARATUNGGA BOYOLALI
NOMOR: PTB/004/P.16/SK.SLC/STIAB.SMART/II/2019
TENTANG
REVISI PENDIRIAN PUSAT BAHASA
Menimbang :
Bahwa untuk memperlancar dan meningkatkan
keahlian mahasiswa dalam bidang bahasa di
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB)
Smaratungga Boyolali maka perlu mendirikan
pusat bahasa
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 1
tahun 1990 tentang Sistem Pendidikan
Tinggi Agama Buddha.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
1999 tentang Pendidikan Tinggi.
Memperhatikan:
1. Statuta Sekolah Tinggi Ilmu Agama
Buddha (STIAB) Smaratungga Boyolali
2. Keputusan Rapat Pimpinan STIAB
”Smaratungga” Boyolali pada tanggal 10
Februari 2019
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
Pertama : Mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Agama
Buddha (STIAB) Smaratungga Boyolali
dengan nama Smaratungga Language
Centre
350
Kedua : Smaratungga Language Centre (SLC)
berada di bawah koordinasi dan
pengawasan langsung Ketua STIAB
Smaratungga Boyolali
Ketiga : Tugas Smaratungga Language Centre
(SLC) adalah:
1. Menyelenggarakan kegiatan
kebahasaan di lingkungan Sekolah
Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB)
Smaratungga Boyolali dalam bidang
pengajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat
2. Menentukan program-program
pengajaran dan pelatihan bahasa yang
dimasukkan ke dalam program
akademik Program S1 dan S2 Dharma
Achariya
3. Menerbitkan sertifikat-sertifikat resmi
program kebahasaan di lingkungan
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha
(STIAB) Smaratungga Boyolali
4. Menentukan kebijakan bahasa yang
berlaku di lingkungan Sekolah Tinggi
Ilmu Agama Buddha (STIAB)
Smaratungga Boyolali
5. Menyediakan layanan konsultasi
kebahasaan di lingkungan Sekolah
Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB)
Smaratungga Boyolali
6. Menyelenggarakan kerja sama dengan
individu dan/atau institusi luar dalam
pengembangan kebudayaan lokal
7. Mengembangkan hubungan dengan
komunitas internasional melalui
kegiatan kebahasaan
351
Keempat : Visi dan Misi Smaratungga Language
Centre (SLC) adalah:
Visi
Menjadi lembaga pengajaran dan
pengembangan Ilmu Bahasa sebagai
perwujudan Darma dan bakti kepada
sesama
353
Lampiran 7
SURAT KEPUTUSAN
KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA BUDDHA
SMARATUNGGA BOYOLALI
NOMOR: PTB/005/P.16/SK.SLC/STIAB.SMART/II/2019
TENTANG
REVISI PENGANGKATAN DIREKTUR
SMARATUNGGA LANGUAGE CENTRE (SLC)
Menimbang :
Bahwa untuk memperlancar dan meningkatkan
keahlian mahasiswa dalam bidang bahasa di
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB)
Smaratungga Boyolali maka perlu mendirikan
Smaratungga Language Centre (SLC)
Mengingat :
3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 1
tahun 1990 tentang Sistem Pendidikan
Tinggi Agama Buddha.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
1999 tentang Pendidikan Tinggi.
Memperhatikan:
1. Statuta Sekolah Tinggi Ilmu Agama
Buddha (STIAB) Smaratungga Boyolali
2. Keputusan Rapat Pimpinan STIAB
”Smaratungga” Boyolali pada tanggal 10
Februari 2019
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
354
Pertama : Mengangkat Maria Fransisca Andanti,
S.Pd. sebagai Direktur Smaratungga
Language Centre (SLC)
Kedua : Direktur Smaratungga Language Centre
(SLC) bertanggung jawab kepada Ketua
STIAB Smaratungga Boyolali
Ketiga : Tugas, Pokok, dan Fungsi Direktur
Smaratungga Language Centre (SLC)
adalah:
8. Menyusun Rencana Strategis SLC
setiap 5 tahun sekali yang diajukan ke
dalam Rapat Pimpinan STIAB
Smaratungga dan Badan Pengawas
9. Menentukan program rutin tahunan,
program insidental, dan program
tematis SLC sesuai dengan Rencana
Strategis yang telah disusun
10. Menyusun Standard Operating
Procedure (SOP) yang dibutuhkan di
lingkungan SLC
11. Mengajukan pengesahan Standard
Operating Procedure (SOP) yang
dibutuhkan di lingkungan SLC kepada
Pimpinan STIAB Smaratungga
12. Membuat Rencana Kerja Tahunan SLC
yang diketahui oleh Pimpinan STIAB
Smaratungga dan Badan Pengawas
13. Membuat kerja sama dengan individu
dan/atau organisasi di luar STIAB
Smaratungga yang diketahui oleh
Pimpinan STIAB Smaratungga
14. Mengangkat panitia program SLC dari
dalam lingkungan STIAB Smaratungga
15. Mengangkat panitia program SLC dari
luar lingkungan STIAB Smaratungga
jika dibutuhkan
355
16. Mengawasi jalannya program-program
SLC dan turut bertanggungjawab
terhadap pelaporan program-program
tersebut
17. Mengangkat staf SLC sesuai dengan
kebutuhan organisasi melalui seleksi
yang diketahui oleh Pimpinan STIAB
Smaratungga
18. Mengangkat tutor/pengajar/staf ahli di
luar STIAB Smaratungga
19. Memberhentikan staf SLC dalam
situasi tertentu sesuai dengan kontrak
kerja yang telah disepakati
20. Memberhentikan tutor/pengajar/staf
ahli di luar STIAB Smaratungga dalam
situasi tertentu sesuai dengan kontrak
kerja yang telah disepakati
21. Mengelola keuangan SLC yang
dilaporkan setiap tahun kepada
Pimpinan STIAB Smaratungga dan
Badan Pengawas
22. Mengajukan Proposal Pembiayaan
Operasional SLC selama 3 bulan sekali
kepada Biro Keuangan yang disetujui
oleh Pimpinan STIAB Smaratungga
23. Membuat laporan tahunan pengelolaan
SLC yang diberikan kepada Pimpinan
STIAB Smaratungga dan Badan
Pengawas
24. Menerbitkan sertifikat kelas Bahasa
Inggris di lingkungan STIAB
Smaratungga
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku dan sah
terhitung sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan segala sesuatunya akan ditinjau
kembali dan diperbaiki sebagaimana
357
Lampiran 8
SURAT KEPUTUSAN
KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA BUDDHA
SMARATUNGGA BOYOLALI
NOMOR: PTB/006/P.16/SK.SLC/STIAB.SMART/II/2019
TENTANG
TUGAS, POKOK, DAN FUNGSI STAF
SMARATUNGGA LANGUAGE CENTRE (SLC)
Menimbang :
Bahwa untuk memperlancar dan mendukung
kinerja Direktur Smaratungga Language Centre
(SLC) di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha
(STIAB) Smaratungga Boyolali maka perlu
mengangkat staf Smaratungga Language Centre
(SLC)
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 1
tahun 1990 tentang Sistem Pendidikan
Tinggi Agama Buddha.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
1999 tentang Pendidikan Tinggi.
Memperhatikan:
1. Statuta Sekolah Tinggi Ilmu Agama
Buddha (STIAB) Smaratungga Boyolali
2. Keputusan Rapat Pimpinan STIAB
”Smaratungga” Boyolali pada tanggal 10
Februari 2019
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
Pertama : Tugas, Pokok, dan Fungsi Staf
Smaratungga Language Centre (SLC)
adalah:
359
Lampiran 9
Tabel 4.13 SOP-SOP yang Dibutuhkan di Lingkungan SLC Berdasarkan
Hasil FGD Tanggal 28 Februari 2019
Jenis Bagian Ragam SOP yang Dibutuhkan
SOP
Direktur
Manajemen
Strategis
SOP Penyusunan Rencana Strategis SLC
SOP Penyelenggaraan Program-program SLC
SOP Pengangkatan Staf SLC
SOP Pengangkatan Tutor/Pengajar/Staf Ahli dari luar SLC
SOP Pemberhentian Staf SLC
SOP Pemberhentian Tutor/Pengajar/Staf Ahli dari luar SLC
SOP Pelatihan Staf SLC
SOP Pelatihan Tutor/Pengajar/Staf Ahli dari luar SLC
Manajemen
Keuangan
SOP Pengajuan Dana Operasional Berkala
SOP Pengajuan Donatur untuk Program-program SLC
SOP Pelaporan Dana Operasional Berkala
SOP Pelaporan Pertanggungjawaban Program-program SLC
SOP Honorarium Staf, Tutor, Penerjemah (Translator/Interpreter)
Manajemen
Kurikulum
Kebahasaan
SOP Penyusunan Kurikulum Program Pengajaran Bahasa
SOP Peninjauan Kurikulum Program Pengajaran Bahasa
Manajemen
Pengajaran
Bahasa dan
Layanan
Kebahasaan
SOP Pembukaan Kelas Bahasa Bersertifikat
SOP Penerbitan Sertifikat Kelas Bersertifikat
SOP Penerimaan Jasa Layanan Kebahasaan (Translating,
Interpreting, dan Proofreading)
SOP
Kerja
Harian
Staf SLC SOP Tata Tertib Staf SLC
SOP Alur Pekerjaan Staf SLC
SOP Laporan Pekerjaan Harian Staf SLC
Promosi SLC SOP Promosi di Media Sosial SLC
SOP Promosi Program-program SLC
SOP Alat Peraga Promosi
Manajemen Sarana
Prasarana dan
Inventarisasi
SOP Pengadaan Barang Elektronik, Mebel, Sistem dan Teknologi
Informasi
SOP Inventarisasi Barang Habis Pakai
SOP Perbaikan Barang Elektronik, Mebel, Sistem dan Teknologi
Informasi
SOP Peremajaan Barang Elektronik, Mebel, Sistem dan Teknologi
Informasi
SOP Penggudangan Barang
SOP Penomoran Inventarisasi Barang
361
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM TAHUNAN/ PROGRAM INSIDENTAL / PROGRAM TEMATIS
III. PENDAHULUAN 1. UMUM
Dalam mengemban visi dan misinya,
Smaratunga Language Centre mengejawantahkan visi dan misi tersebut ke dalam program – program, baik Program Rutin Tahunan, Program Insidental, maupun Program Tematis. Sebagai pusat bahasa yang ditunjuk resmi oleh STIAB Smaratungga, program – program yang diselengarakan oleh Smaraungga Language Centre akan senantiasa sejalan dan mendukung kegiatan belajar mengajar di lingkup STIAB Smaratungga.
Smaratungga Language Centre, sebagai salah satu unit pendukung kegiatan perkuliahan di STIAB Smaratungga akan bersinergi dengan unit – unit lain dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi. Selain sebagai penunjang pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, dan tugas pokok Smaratungga Language Centre sebagai pendukung pengajaran kebahasaan di lingkungan STIAB Smaratungga, Smaratungga Language Centre juga merupakan sarana promosi bagi STIAB Smaratungga, sehingga, seluruh program – programnya akan menjadi etalase kehidupan akademik di STIAB Smaratungga.
Guna memudahkan dan menyamakan tindakan dalam penyelenggaraan program rutin tahunan/program insidental / program tematis, maka dipandang perlu membuat Standard Operating Procedure (SOP) tentang hal tersebut sehingga
362
diharapkan Smaratungga Language Centre dapat memberikan pelayanan secara transparan dan akuntabel.
2. DASAR
d. SK Ketua STIAB Smaratungga Nomor PTB/004/P.16/SK.SLC/STIAB.SMART/II/2019 tertanggal 25 Februari 2019 tentang Revisi Pendirian Smaratungga Language Centre
e. SK Ketua STIAB Smaratungga PTB/005/P.16/SK.SLC/STIAB.SMART/II/2019 tertanggal 25 Februari 2019 tentang Revisi Pengangkatan Direktur Smaratungga Language Centre.
f. SK Ketua STIAB Smaratungga Nomor PTB/006/P.16/SK.SLC/STIAB.SMART/II/2019 tertanggal 25 Februari 2019 tentang Penentuan Tugas, Pokok, dan Fungsi (Tupoksi) Staf Smaratungga Language Centre
g. Visi dan Misi Smaratungga Language Centre
3. MAKSUD DAN TUJUAN c. Maksud
Standar Operating Procedure (SOP) ini dimaksudkan sebagai pedoman dasar bagi pimpinan Smaratungga Language Centre beserta staf yang terlibat dalam menetapkan dan menyelenggarakan program – program rutin tahunan/program insidental/program Tematis
d. Tujuan
Tujuan Pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) ini sebagai acuan pelaksanaan
363
tugas pimpinan Smaratungga Language Centre beserta staf yang terlibat.
4. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dari pada Standard Operating Procedure (SOP) ini meliputi tata cara penetapan dan pelaksanaan program rutin tahunan/program insidental/program Tematis.
5. PENGERTIAN – PENGERTIAN
f. Program adalah event – event atau acara yang diselenggarakan oleh Smaratungga Language Centre.
g. Direktur Smaratungga Language Centre adalah perseorangan yang ditunjuk oleh Ketua STIAB Smaratungga untuk mengatur dan mengembangkan program – program di lingkup Smaratungga Language Centre.
h. Staf Smaratungga Language Centre atau dalam istilah lain disebut SLC Buddy, adalah orang – orang yang diangkat oleh direktur Smaratungga Language Centre untuk membantu pengoperasian dan manajerial Smaratungga Language Centre.
i. Panitia adalah orang – orang yang ditunjuk berdasarkan hasil seleksi khusus yang diadakan oleh Smaratungga Language Centre untuk membantu terlaksananya program rutin tahunan/program insidental/program Tematis Smaratungga Language Centre.
j. Panitia juga merupakan orang-orang yang
dipilih berdasarkan kerja sama pelaksanaan
364
program yang dilaksanakan oleh Smaratungga Language Centre dan organisasi atau unit internal STIAB Smaratungga.
k. Vendor luar adalah orang / perusahaan diluar
STIAB Smaratungga. IV. TATA CARA PENYELENGGARAAN PROGRAM RUTIN
TAHUNAN/PROGRAM INSIDENTAL/PROGRAM TEMATIS
d. Persiapan Penyelenggaraan Program Rutin
Tahunan/Program Insidental/Program Tematis 1) Direktur mempersiapkan tema dan bentuk program
berdasarkan rencana tahuanan Smaratungga Language Centre
2) Bersama staf Smaratungga Language Centre, direktur menentukan waktu dan judul program.
3) Mengadakan seleksi panitia dan menunjuk vendor
luar jika dirasa perlu.
e. Pelaksanaaan Penyelenggaraan Program Rutin Tahunan/Program Insidental/Program Tematis 1) Panitia yang sudah terbentuk mengadakan rapat
koordinasi dengan direktur dan staf Smaratungga Language Centre.
2) Panitia mulai bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing - masing.
3) Vendor luar yang ditunjuk mulai bekerja sesuai dengan permintaan dari panitia.
365
4) Panitia mendokumentasikan jalannya program, dalam laporan berkala yang disajikan kepada direktur Smaratungga Language Centre.
5) Dalam pelaksaanaan program, staf Smaratungga
Language Centre (SLC Buddy) mengambil porsi lebih besar dari panitia yang ditunjuk, hal ini dapat diimplementasikan dalam kedudukan dalam susunan kepanitiaan.
6) Seluruh panitia wajib tunduk pada program dan
aturan Smaratungga Language Centre. 7) Masa kerja kepanitiaan ditentukan dari kesulitan dan
kebutuhan kegiatan. 8) Setelah program selesai, dalam waktu 7x 24 jam,
panitia akan membuat evaluasi, laporan keuangan, dan laporan kegiatan program.
9) Laporan kegiatan program diserahkan kepada
Direktur Smaratungga Language Centre. 10) Laporan – laporan kegiatan/program akan
dikumpulkan oleh direktur Smaratungga Language Centre untuk kemudian dilaporkan kepada pimpinan STIAB Smaratungga.
f. Tanggung jawab Direktur dan staf Smaratungga Language Centre, serta panitia Program Rutin Tahunan/Program Insidental/Program Tematis
1) Direktur Smaratungga Language Centre bertindak
sebagai koordinator program dan bertanggung jawab
langsung kepada pimpinan STIAB Smaratungga.
366
Direktur Smaratungga Language Centre bertindak
sebagai koordinator program dan bertanggungjawab
langsung kepada pimpinan STIAB Smaratungga.
Direktur juga membimbing dan mengarahkan staf
367
LAMPIRAN 11
PANDUAN STUDI DOKUMENTASI
KEPENGURUSAN, PENGELOLAAN, DAN
PROGRAM SLC
Tanggal :
Tujuan : Studi dokumentasi dilakukan untuk menganalisis
kepengurusan, pengelolaan, dan program-
program SLC dan mengetahui rancangan awal
pendirian institusi.
1. Rancangan Organisasi
Jenis
Dokumen Asal
Ketersediaan
Ada Tidak
Profil
Institusi
Tujuan
Pendirian Idem
Visi
Institusi Idem
Misi
Institusi Idem
Rencana-
rencana Proposal Pendirian
Sasaran
Institusi
Tugas
Jabatan
Struktur
Organisasi Struktur Organisasi
Profil Institusi :
Tujuan Pendirian :
368
Visi Institusi :
Misi Institusi :
Rencana-rencana :
Sasaran Institusi :
Tugas Jabatan :
Struktur Organisasi :
2. Program
Jenis
Dokumen Asal
Ketersediaan
Ada Tidak
Program
Program-program yang telah dilaksanakan :
3. Keuangan
Item Sumber Jumlah
Kegiatan
operasional
Program
369
LAMPIRAN 12
HASIL STUDI DOKUMENTASI
KEPENGURUSAN, PENGELOLAAN, DAN
PROGRAM SLC
Tanggal : Senin, 11 Juni 2018
Tujuan : Studi dokumentasi dilakukan untuk menganalisis
kepengurusan, pengelolaan, dan program-
program SLC dan mengetahui rancangan awal
pendirian institusi.
4. Rancangan Organisasi
Jenis
Dokumen Asal
Ketersediaan
Ada Tidak
Profil
Institusi
Surat Keputusan Ketua STIAB
Smaratungga Nomor
PTB/013.1/E.23/STIAB.SMART/III/20
14 tertanggal 3 Maret 2014 tentang
Profil, Visi Misi, dan Tujuan
Smaratungga Language Centre (SLC)
√
Tujuan
Pendirian Idem √
Visi
Institusi Idem √
Misi
Institusi Idem √
Rencana-
rencana Proposal Pendirian
Sasaran
Institusi √
Tugas
Jabatan √
SOP √
Struktur
Organisasi Struktur Organisasi √
370
Profil Institusi :
Smaratungga Language Centre (SLC) merupakan anak lembaga
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Smaratungga yang
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran bahasa, pengenalan
dan pertukaran budaya, pengabdian pada masyarakat dan
penelitian dalam bidang bahasa dan budaya.
Tujuan Pendirian :
1. Menyediakan sarana pembelajaran dan pengajaran bahasa
untuk memenuhi kebutuhan penguasaan bahasa di dalam
institusi Buddhis pada umumnya.
2. Mempromosikan budaya lokal dan menjalin hubungan
dengan masyarakat internasional dengan penyelenggarakan
program pertukaran bahasa dan budaya dengan institusi luar
(terutama institusi Buddhis).
3. Menjalin hubungan yang harmonis dan berkesinambungan
dengan masyarakat Buddhis sekitar dan internasional dan
masyarakat luar pada umumnya melalui program pengenalan
dan pertukaran budaya, penelitian, dan pengabdian
masyarakat dalam bidang bahasa dan budaya.
Visi Institusi :
Menjadi Lembaga dan Pengembangan Ilmu Bahasa sebagai
pengejawantahan Darma dan pelayanan kepada sesama.
Misi Institusi :
a. Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan
kebahasaan yang berkualitas berbasis pada nilai kearifan dan
sumber daya lokal.
b. Melaksanakan penelitian dalam memberikan sumbangsih
untuk ilmu pengetahuan, penggalian budaya bangsa melalui
pendidikan kebahasaan.
371
c. Melaksanakan program pengabdian masyarakat dengan
didasari rasa tanggung jawab terhadap ilmu dan budaya
warisan leluhur yang adiluhung.
Motto : Calibrate your words
Rencana-rencana :
a. Rencana awal SLC berfokus pada program Bahasa Inggris
untuk menarik minat masyarakat sekitar dengan lima
program, yaitu General English, Conversation, Buddhist
English, Academic Writing, dan TOEFL/IELTS/TOEIC
Preparation, mengadakan kerja sama dengan sekolah-sekolah
di sekitar institusi induk, dan mempromosikan program
Bahasa Inggris kepada mahasiswa S2, para dosen, dan
bhikku.
b. SLC juga berencana untuk mengadakan coaching clinic gratis
untuk Bahasa Jerman, Perancis, Korea, dan Jawa mengadakan
kegiatan nonton film gratis di auditorium, pengenalan satu
budaya western dengan event berhadiah, pengenalan satu
makanan western, dan roadshow ke vihara-vihara sekitar.
c. Rencana pengembangan program kebudayaan Jawa meliputi
festival, kursus dalam jangka waktu tertentu, lomba, coaching
clinic, dan seminar tentang wayang, jathilan, gamelan,
geguritan, macapat, tari, membatik dan kuliner Jawa.
d. Rencana kegiatan selanjutnya meliputi mengadakan kegiatan
kebudayaan Jawa, mengenalkan bahasa Sansekerta lewat
coaching clinic, mengirim artikel ke seminar nasional dan
jurnal internasional, mengadakan kompetisi antar sekolah,
dan festival kuliner Jawa.
e. Rencana pengembangan kerja sama dengan institusi meliputi
Pali College Singapore untuk pengembangan Bahasa Pali,
Language Institute of Mahachulalongkornrajavidyalaya
University, Bangkok, Thailand untuk pertukaran mahasiswa,
372
Charles Darwin University, Australia untuk program budaya
dan Bahasa Indonesia, Sekolah Hindu Dharma Klaten, Jawa
Tengah untuk pengembangan bahasa Sansekerta, dan Institut
Hindu Dharma Negeri Denpasar, Bali untuk pengembangan
Bahasa Sansekerta.
Struktur Organisasi :
Direktur SLC bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIAB
Smaratungga. Dalam pelaksanaan tugasnya, direktur dibantu oleh
staf dalam bidang administrasi, publikasi, dan teknologi
informasi.
5. Program
Jenis
Dokumen Asal
Ketersediaan
Ada Tidak
Program
Logbook Program
SLC (2018)
Logbook
Penerjemahan
SLC (2018)
Logbook Seluruh
Program SLC
(2018)
√
Program-program yang telah dilaksanakan :
a. Pengajaran bahasa rutin : Program Bahasa Inggris
Bersertifikat, Program Studi S1 Dharma Achariya
b. Pengajaran dan pelatihan bahasa : Korean Coaching Class,
English for Graduate Program Students, TOEFL iBT
Preparation, Pelatihan Bahasa Korea, French Coaching Class,
Conversation 1, Korean Short Course, Pelatihan Bahasa Jawa,
TOEFL Trial, Pelatihan Bahasa Pali.
c. Program pengabdian masyarakat : Smaratungga Mengajar,
Aham Tatha Onamati (ATO), Ampelpedia
373
d. Program budaya : Festival Budaya Jawa
e. Program promosi : Layar Tancep
f. Program kerja sama dengan institusi lain : 3RITE: Race,
Religion, and Respect in Initial Teacher Education –
Indonesia and Australia (SLC menjadi fasilitator mahasiswa).
6. Keuangan
Item Sumber Jumlah
Kegiatan
operasional Institusi induk
Rata-rata Rp 3.500.000,00 per
tiga bulan
Program
Donatur Buddhis,
sponsor bisnis di
sekitar Ampel
Dari Rp 50.000,00 sampai Rp
7.0000.000,00
374
LAMPIRAN 13
PANDUAN OBSERVASI
FASILITAS SMARATUNGGA LANGUAGE CENTRE
(SLC)
Tanggal :
Tujuan : Observasi dilaksanakan untuk mengetahui
fasilitas yang dimiliki oleh SLC
No Item Deskripsi
1.
2.
3.
dst.
375
LAMPIRAN 14
HASIL OBSERVASI
FASILITAS SMARATUNGGA LANGUAGE CENTRE
(SLC)
Tanggal : Senin, 11 Juni 2018
Tujuan : Observasi dilaksanakan untuk mengetahui
fasilitas yang dimiliki oleh SLC
No Item Deskripsi
1. Ruang kantor Terdapat 1 meja untuk direktur, 1
meja untuk staf, dan 1 meja
komputer untuk resepsionis, 1
komputer, ruangan terkoneksi
dengan wifi, ruangan ber-AC yang
dapat menampung 4 orang.
2. Laboratorium
bahasa
Terdapat 24 komputer yang tidak
semuanya berfungsi dengan baik
dan belum terkoneksi dengan
internet.
376
LAMPIRAN 15
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala Lembaga Bahasa di
Perguruan Tinggi Berbasis Keagamaan
Tujuan : Mengetahui kepengurusan,
pengelolaan, dan ragam kegiatan
lembaga bahasa tersebut.
Nama Lembaga Bahasa :
Alamat Lembaga Bahasa :
Nama :
Jabatan :
Hari/Tanggal Wawancara :
Tempat :
A. Rancangan UPTPB
1. Kapankah UPTPB berdiri?
2. Apakah tujuan pendirian UPTPB?
3. Apakah peran utama dari UPTPB bagi Institut?
4. Apa sajakah kegiatan dan program UPTPB di awal
pendiriannya?
B. Pengelolaan UPTPB
1. Dimanakah posisi UPTPB? Di bawah Rektor atau Wakil
Rektor?
2. Dimanakah posisi Kepala UPTPB? Kepada siapakah
Kepala UPTPB bertanggungjawab? Adakah laporan
tahunan yang harus dikerjakan oleh Kepala UPTPB setiap
tahun?
3. Apakah Kepala UPTPB juga terlibat di dalam Rapim
Institut?
377
4. Apakah tugas dan kewajiban Kepala UPTPB? Apakah
Kepala UPTPB mempunyai kewenangan untuk membuat
keputusan? Dalam batas manakah?
5. Bagaimanakah struktur organisasi di UPTPB? Staf apa
sajakah yang membantu Kepala UPTPB?
6. Bagaimanakah dengan pengelolaan keuangan di UPTPB?
Apakah seluruh dana operasional ditanggung oleh
Institut? Haruskah UPTPB mencari sponsor atau donatur?
C. Program dan Kegiatan UPTPB
1. Pengajaran bahasa apa sajakah yang tersedia di UPTPB?
2. Selain pengajaran bahasa, apakah UPTPB juga
melaksanakan kegiatan di bidang penelitian dan
pengabdian masyarakat? Jika iya, apa sajakah?
3. Apakah UPTPB terlibat dalam penyusunan kurikulum
atau silabus program bahasa di tiap fakultas di Institut?
4. Apakah UPTPB juga mengembangkan kegiatan
kemahasiswaan? Jika iya, apa sajakah?
5. Apakah UPTPB menjalin kerjasama dengan institusi lain
dalam menjalankan program dan kegiatannya? Jika iya,
institusi manakah dan apa sajakah program dan kegiatan
yang telah dan akan dilaksanakan?
378
Lampiran 16
Hasil Wawancara Kepala Lembaga Bahasa di Perguruan
Tinggi Berbasis Keagamaan
Tujuan : Mengetahui kepengurusan,
pengelolaan, dan ragam kegiatan
lemaga bahasa tersebut.
Nama Lembaga Bahasa : Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pengembangan Bahasa (PB)
IAIN Salatiga
Alamat Lembaga Bahasa : Institut Agama Islam Negeri
(IAIN)
Jalan Lingkar Salatiga, Pulutan,
Kec. Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa
Tengah 50716
Nama : Hanung Triyoko, S.S., M.Hum.,
M.Ed.
Jabatan : Kepala
Hari/Tanggal Wawancara : Kamis, 20 Desember 2018
Tempat : Kediaman Bapak Hanung Triyoko,
S.S., M.Hum., M.Ed.
1. Kapankah UPTPB berdiri?
Kita mendapatkan kesempatan untuk mengelola sendiri
menjadi STAIN pada tahun 1997. Kemudian, 2 tahun
sesudahnya, tahun 1999 kita membuat UPTPB, Unit
Pelaksana Teknis Pengembangan Bahasa. Dulu namanya
UPB, kalau sekarang UPTPB.
2. Lalu, saat itu, apa tujuan pendirian UPB?
379
Dulu kita membuat Unit Pengembangan Bahasa untuk
memastikan bahwa mahasiswa-mahasiswa STAIN Salatiga
memiliki kemampuan mencukupi, pada utamanya kemampuan
yang standar dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris,
sehingga kemampuan standar itu membantu mereka
memahami perkuliahan dan memahami buku teks-teks
perkuliahan. Utamanya, Bahasa Arab. Di STAIN Salatiga,
banyak buku-buku teks berbahasa Arab. Lalu, banyak juga
kajian tentang Islam atau studi Agama Islam ditulis di dalam
Bahasa Inggris, sehingga kedua kemampuan Arab dan
Inggris itu sama dituntutnya supaya standar. Nah, untuk
mencapai standar kemampuan itu kita bikin UPTPB. Itu satu.
Lalu, yang lain berkaitan dengan penerjemahan dokumen-
dokumen yang diperlukan dari pihak universitas untuk
misalnya, korespondensi dengan pihak lain atau untuk
membantu mahasiswa dalam persyaratan-persyaratan
tertentu, menerjemahkan ijazah,dsb, atau bahkan masyarakat
umum butuh juga menerjemahkan dokumen-dokumen untuk
pernikahan, baik Bahasa Arab ke Bahasa Inggris atau yang
harus menikah dengan bule misalnya, banyak dokumen yang
harus diterjemahkan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa
Inggris atau Inggris ke Indonesia. Itu kenapa kita benar-
benar butuh UPTPB. Kemudian, juga untuk menyelaraskan
atau mengkoordinasikan upaya-upaya untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa Inggris atau Arab dosen-dosen,
misalnya kaitannya dengan studi lanjut. Dalam kaitannya
dengan Bahasa Inggris, misalnya pelatihan TOEFL atau
IELTS. Itu perlu dilakukan langkah-langkah bersama untuk
memfasilitasi dosen-dosen itu latihan. Kalau di Bahasa Arab
ILAiK, seperti TOEFL tetapi untuk yang Arab.
3. Berarti, saya melihat saat itu betul-betul ada kebutuhan dari
institusi untuk mendirikan UPTPB supaya bisa menguasai
380
dua bahasa utama di institusi. Kemudian, apakah dari awal
sudah ada SOP atau deskripsi tentang tugas utama UPTPB?
Memang dari awal dimulai dengan meinventarisasi tugas-
tugas utama dari unit itu apa saja. Ketika itu sudah makin
jelas, maka UPTPB pun semakin terarah program-
programnya, tujuan-tujuannya.
4. Jadi, memang tujuan awal untuk memenuhi kebutuhan civitas
akademika di dalam dulu?
Iya.
5. Saya sudah mempelajari di web bahwa unit ini di bawah
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik. Apakah posisi Bapak
sebagai manager unit ini setingkat dengan Kaprodi atau
bagaimana?
Tidak, kalau dalam struktur berarti malah setingkat dengan
Dekan, langsung di bawah Warek.
6. Dan juga anggota Senat?
Kalau anggota Senat belum. Di perguruan tinggi lainnya,
utamanya yang sudah UIN, Universitas Islam, UPTPB
kemudian berubah menjadi Pusat Bahasa. Direktur Pusat
Bahasa itu anggota Senat. Kalau IAIN masih belum, masih
unit, belum menjadi anggota Senat.
7. Kalau menurut pandangan Bapak sendiri dalam sistem
manajemen pendidikan, apakah sebaiknya pengelola bahasa
di institusi setingkat sekolah tinggi atau institut seharusnya
menjadi Unit Pelaksana Teknis saja belum ke Pusat?
381
Itu sangat berkaitan dengan banyak hal, misalnya dengan
kemampuan lembaga itu sendiri dalam hal pendanaan,
pembagian kewenangan. Makin besar lembaga, dalam hal ini
seperti kalau di tempat kami Universitas Islam Negeri (UIN),
kemudian statusnya menjadi BLU, artinya pihak universitas
diberi kewenangan untuk mengelola dana sendiri atau
kemudian menarik dana sendiri. Nah itu, kemudian seperti
Pusat Pengembangan Bahasa memiliki kewenangan yang
jauh lebih besar dalam hal pengajuan dana dan pengelolaan
dana, atau bahkan mengambil dana dari masyarakat. Kalau
sudah BLU itu bisa, pas menjadi Pusat Bahasa. Tapi
sebenarnya itu hanya peristilahan. Tapi sementara istilah
umum yang dipakai seperti itu. Kalau masih belum BLU, kita
belum boleh mengelola dana sendiri. Semua dana diberikan
oleh pemerintah, pengeluarannya juga semua dilaporkan
juga pemerintah. Kita tidak boleh menarik dana dari
masyarakat dan masih berkaitan dengan kebutuhan internal
lembaga, maka untuk kategori itu namanya Unit
Pengembangan Teknis.
8. Karena Bapak berada di bawah Wakil Rektor Bidang
Akademik, berarti Bapak melaporkan segalanya kepada
beliau?
Iya.
9. Lalu, batas kewenangan Bapak sebagai Kepala UPTPB sejauh
mana?
Ya, saya bisa memutuskan misalnya program apa saja yang
akan diselenggarakan oleh UPTPB setahun dan seberapa
pesar penganggaran yang dibutuhkan. Kemudian kita
usulkan ke pimpinan, diketahui oleh Warek. Tetapi apakah itu
382
disetujui oleh tidak, hal itu terkait dengan banyak pihak, tidak
cuma Warek dan Rektor, tetapi berkaitan dengan dana
keseluruhan yang diterima oleh IAIN Salatiga. Kalau
misalnya dana mencukupi, apa yang saya ajukan persis bisa
terwujud. Tetapi kalau kemudian dana yang dari Jakarta
kurang dari perencanaan kita, semua ya dikurangi, tidak
cuma UPTPB tetapi juga jurusan-jurusan. Rektor dan Wakil
Rektor tidak sampai menyuruh saya untuk melakukan ini itu,
kewenangan saya menentukan program dan anggaran unit,
tetapi juga terikat dengan pusat juga, Jakarta.
10. Karena keuangan bersumber dari Jakarta?
Iya. Tapi kalau njenengan milik pemerintah? Bukan.
Sebenarnya, ini lebih fleksibel. Kalau saran saya, agak nggak
apple to apple ya, karena kita milik pemerintah dan njenegan
bukan milik pemerintah. Kenyataannya kalau universitas
milik pemerintah itu sangat rigid, sangat kaku, utamanya
dalam hal pendanaan. Nah, sebenarnya kalau milik
njenengan, otomatis sudah BLU karena milik sendiri to,
kalau punya mimpi jadi pusat bahasa malah bagus juga.
Kalau tempat kita, stratanya harus diikuti dengan rigid itu.
Kalau institut berubah menjadi universitas, kita tidak
otomatis berubah menjadi pusat bahasa.
11. Dan selalu ada laporan tahunan?
Iya.
12. Lalu, yang saya pelajari di web, di dalam UPTPB tidak ada
pengajar-pengajar bahasa, hanya ada Sekretaris bidang
Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
383
Itu perkembangan mutakhir sekarang ini. Kalau dulu-dulu di
awal pembentukannya, kita punya dosen tapi dosen-dosen
luar biasa yang membantu kita mengajar di UPTPB
berdasarkan jam mengajar. Jadi mereka datang ke UPTPB
hanya di jam mengajar saja, lepas dari itu mereka tidak
berkewajiban ngantor. Tapi dulu juga kita mengelola dosen-
dosen. Tetapi perkembangan mutakhir, karena kita tidak
terlibat dalam pembelajaran bahasa Arab dan Inggris yang
sifatnya rutin maka kita tidak lagi mengelola dosen-dosen
tertentu. Tetapi masih ada dosen-dosen yang membantu kita,
tetapi itu sifatnya hanya temporal tidak rutin. Misalnya ada
pelatihan, baru kita libatkan, pelatihan 2 minggu, 15 hari.
13. Kegiatan pembelajaran itu sudah sepenuhnya sekarang
dikelola oleh pihak fakultas?
Iya.
14. Jadi, saat ini apa peran utama UPTPB bagi IAIN?
Lebih bergeser ke urusan pengembangan diri, bukan terkait
dengan kurikulum, jadi pengembangan diri mahasiswa
ataupun dosen terkait dengan kemampuan bahasa
internasionalnya tetapi yang sifatnya personal, misalnya
pelatihan berburu beasiswa luar negeri, pelatihan menulis
Arab indah, kaligrafi, pelatihan persiapan tes TOEFL, atau
ILAiK. Kita tidak terkait langsung dengan kurikulum.
15. Juga bekerja sama dengan institusi lain?
Iya, seperti misalnya saat ini kita bekerja sama dengan
Kedubes Amerika, Regional English Language Office (RELO)
itu untuk mendatangkan dosen dari Amerika.
384
16. Kemudian, dalam kaitannya dengan kebutuhan berbahasa di
IAIN, apakah selama ini UPTPB selalu berfokus pada Bahasa
Arab dan Bahasa Inggris? Atau UPTPB mencoba
menghadirkan program bahasa lain?
Pernah kita dulu bekerja sama dengan kursusan Bahasa
Jerman. Kita bikin leaflet. Kita sosialisasikan bahwa
beasiswa di luar negri itu tidak hanya ke English speaking
countries, tetapi juga bisa ke Jerman. Kita bekerja sama
dengan itu supaya kalau ada yang berminat kursus Bahasa
Jerman bisa kita selenggarakan di UPTPB. Tetapi memang
tidak ada peminatnya karena mereka belum melihat
kepentingan Bahasa Jerman itu dengan masa depan mereka,
meskipun di tempat kami ada profesor lulusan Jerman, tetapi
baik mahasiswa ataupun dosen di IAIN Salatiga itu tidak
melihat ada kaitan langsung antara masa depan mereka
dengan Bahasa Jerman. Orientasi mereka masih Bahasa
Inggris dan Bahasa Arab. Itu kenapa fokus kita tetap Bahasa
Inggris dan Bahasa Arab.
17. Dari awal apakah memang ada kebutuhan untuk belajar
bahasa atau ada instruksi untuk belajar bahasa?
Nah, dinamikanya seperti ini. Dulu ada semacam matrikulasi
atau standarisasi kemampuan berbahasa seperti yang saya
bilang tadi. Jadi, mahasiswa masuk ke IAIN Salatiga itu dites
dulu kemampuan Bahasa Arab dan Bahasa Inggrisnya. Dari
test itu, placement test, nanti ketahuan level Bahasa Ingrisnya
dimana atau Bahasa Arabnya dimana. Lalu mereka
dikumpulkan dalam sesuai dengan kemampuan itu, jadi yang
beginner dikumpulkan dengan beginner, yang intermediate
dikumpulkan dengan intermediate, yang advanced
385
dikumpulkan dengan advanced, lalu kita kemudian kita bikin
SIBA, Studi Intensif Bahasa Asing. Jadi seminggu sampai 4
hari, dari jam 7 sampai jam 12. Itu karena keinginan dari
institut untuk mempengaruhi kemampuan mahasiswa. Hal itu
berjalan cukup lama. Lalu kemudian ada kesadaran bahwa
perubahannya kurang signifikan. Kalaupun ada perubahan
yang signifikan hanya ada segelintir mahasiswa saja. Maka
kemudian, kita berparadigma kemampuan bahasa itu
diserahkan saja ke fakultas lewat kurikulum. Kalau ada
mahasiswa yang kurang, hal itu seharusnya sudah menjadi
kesadaran mahasiswa itu sendiri untuk, sambil kursus. Nah,
kemudian UPTPB di situ, menawarkan kursus-kursus bagi
mereka yang membutuhkan, sadar. Tetapi kita tidak
memberikan semuanya.
18. Jadi misalnya ada mahasiswa yang ingin belajar Bahasa
Spanyol, UPTPB berusaha melayani itu?
Yang terjadi, selain Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, seperti
yang tadi saya bilang, kami sudah mencoba dengan Bahasa
Jerman. Tetapi, tidak ada peminatnya, hanya ada satu dua
orang, akhirnya tidak jadi kita selenggarakan karena itu
bekerja sama dengan pihak ketiga. Kalau cuma satu atau dua
orang tidak mungkin tercakup biayanya, maka kita gagal
melaksanakan itu. Makanya sekarang selain Bahasa Arab
dan Bahasa Inggris kita tidak bisa melayani. Misalnya ada
permintaan Bahasa Spanyol kita hanya menyarankan untuk
mencoba menyarankan cari kursusan gratis di internet.
Tetapi jika Bahasa Arab dan Bahasa Inggris kita bisa
melayani.
386
19. Kemudian kegiatan-kegiatan di UPTPB yang saya lihat ada
penelitian kebahasaan, ada pula pengabdian masyarakat.
Apakah ada applied linguistics?
Pelatihan pengajaran bahasa? Tidak. Pelatihan pengajaran
bahasa ada di Fakultas Tarbiyah. Mereka memiliki FTIK,
ada Microteaching. Kita tidak menyelenggarakan pelatihan
bahasa yang bersifat pengajaran bahasa kecuali yang
sifatnya temporal seperti workshop, berapa hari, 3 hari, 4
hari, mengundang native speaker untuk mengajarkan
keterampilan mengajar Bahasa Inggris tertentu, tetapi kalau
sifatnya kursus pengajaran Bahasa Inggris tidak.
20. Apakah UPTPB juga menyelenggarakan kegiatan
kemahasiswaan?
Iya, kalau kerja sama dengan mahasiswa iya. Misalnya
English Camp, Arabic Camp, atau peringatan Hari Bahasa
Arab sedunia yang 2 hari lalu kita selenggarakan. Lalu,
Bulan Bahasa kita juga kerja sama dengan mahasiswa
membuat kompetisi-kompetisi seperti debat, nyanyi dalam
Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
387
LAMPIRAN 17
PANDUAN STUDI DOKUMENTASI
LEMBAGA BAHASA DI PERGURUAN TINGGI
BERBASIS KEAGAMAAN
Tanggal :
Tujuan : Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat
analisis tentang pengelolaan lembaga, terkait
dengan desain organisasi.
Jenis Dokumen Ketersediaan
Ada Tidak
Tujuan Pendirian
Visi Institusi
Misi Institusi
Sasaran Institusi
Tujuan Pendirian :
Visi Institusi :
Misi Institusi :
Sasaran Institusi :
LAMPIRAN 18
388
HASIL STUDI DOKUMENTASI
LEMBAGA BAHASA DI PERGURUAN TINGGI
BERBASIS KEAGAMAAN
Tanggal : 20 Desember 2018
Tujuan : Studi dokumentasi dilakukan untuk memperkuat
analisis tentang pengelolaan lembaga, terkait
dengan desain organisasi.
Jenis Dokumen Ketersediaan
Ada Tidak
Tujuan Pendirian √
Visi Institusi √
Misi Institusi √
Sasaran Institusi √
Tugas Jabatan √
Hasil Studi Dokumentasi
1. Tujuan Pendirian :
a. Mengelola komunikasi-komunikasi berkelanjutan
dengan universitas-universitas di Asia Tenggara,
Jepang, Saudi Arabia, Mesir, India, Australia,
Amerika, dan Eropa menuju kesepakatan bersama
(MoU) yang memenangkan semua pihak.
b. Mengembangkan ketrampilan berjejaring semua unsur
universitas.
c. Mempromosikan bentuk dan kepentingan kerjasama
internasional yang memungkinkan pemberdayaan lebih
banyak individu di universitas.
389
d. Meningkatkan jumlah dan mutu penyelenggaraan
seminar, workshop, kegiatan pemberdayaan
masyarakat berskala internasional.
e. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan pelestarian
bahasa-bahasa daerah, utamanya bahasa Jawa dan
dialek-dialeknya yang terus menerus terpinggirkan dan
nyaris punah terlindas globalisasi.
f. Membangun website UPB yang memaparkan inovasi
pembelajaran bahasa berbasis multimedia dari seluruh
penjuru dunia namun secara bersamaan juga
memamerkan keberhasilan inovasi pembelajaran
bahasa yang berbasis kebutuhan dan kebijaksanaan
lokal Salatiga.
g. Mempromosikan program pergaulan antar budaya
seperti homestay, kemah budaya, dan kerja-kerja sosial
secara rutin.
h. Menggalakkan kerja-kerja penelitian tentang bahasa
dan pembelajaran bahasa.
i. Mengelola pelayanan test bahasa internasional seperti
TOEFL, IELTS, ILAiK bekerjasama dengan pihak-
pihak yang memiliki lisensi dan penyelenggaraan
kursus-kursus peningkatan ketrampilan berbahasa
untuk segala keperluan.
j. Menyediakan one-stop service providers berupa
penerjemahan dokumen, penyediaan informasi, dan
pendampingan proses bagi siapapun yang ingin
menjadi pelaku kegiatan internasional melalui kegiatan
sekolah, pekerjaan atau pergaulan.
k. Melibatkan diri secara aktif aktif dalam komunitas
pelestarian bahasa dan perdamaian dunia.
Uraian-uraian di atas menggambarkan bahwa tujuan pendirian
UPTPB IAIN Salatiga adalah untuk menyediakan wadah
pengembangan semua unsur institut, wadah pelaksanaan dan
390
pengembangan kerja sama antar institusi, wadah
pengembangan budaya lokal, dan sarana pelayanan
kebahasaan institut sesuai dengan fokus program bahasa.
2. Visi Institusi :
Menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) andalan yang melayani
IAIN Salatiga, Civitas akademika dan masyarakat umum
dalam pemanfaatan, pembelajaran dan pelestarian bahasa
asing, nasional, maupun daerah untuk persahabatan dan
kerjasama seluruh manusia dalam segala bangsa, agama, dan
budaya demi terwujudnya masyarakat damai bermartabat.
3. Misi Institusi :
a. Menjadi motor penggerak utama segala upaya
mengembangkan pergaulan internasional demi
tercapainya visi dan misi IAIN Salatiga.
b. Membentuk civitas akademik yang terampil berbahasa
asing sebagai duta Islam Indonesia.
c. Melestarikan kekayaan bahasa nasional dan daerah
sebagai jati diri ke-Indonesia-an.
d. Mengelola dan mengembangkan kegiatan belajar-
mengajar bahasa yang profesional berlandaskan
kebutuhan masyarakat yang dinamis melalui inovasi
metode, teknologi dan aktifitas belajar.
e. Menjalin persahabatan antar masyarakat lokal,
nasional dan dunia untuk kesejahteraan dan
perdamaian.
f. Menyemarakkan penelitian bahasa demi kepentingan
bahasa itu sendiri dan kemajuan akademik.
g. Menyediakan segala kebutuhan bagi civitas akademik
untuk terlibat dalam kegiatan internasional.
h. Menjalin kerjasama dengan semua pihak yang
berkepentingan dalam pengembangan kegiatan belajar
mengajar bahasa dan perdamaian manusia.
391
Uraian-uraian di atas menggambarkan kesinambungan antara
tujuan yang diterjemahkan ke dalam visi institusi dan
diwujudkan ke dalam misi institusi.
4. Sasaran Institusi :
a. Komunikasi berkelanjutan dengan universitas-
universitas di Asia Tenggara, Jepang, Saudi Arabia,
Mesir, India, Australia, Amerika, dan Eropa menuju
kesepakatan bersama (MoU) yang memenangkan
semua pihak.
b. Peningkatan ketrampilan berjejaring semua unsur
universitas.
c. Keragaman bentuk dan kepentingan kerjasama
internasional yang memungkinkan pemberdayaan lebih
banyak individu di universitas.
d. Peningkatan jumlah dan mutu penyelenggaraan
seminar, workshop, kegiatan pemberdayaan
masyarakat berskala internasional.
e. Keterlibatan aktif universitas dalam kegiatan
pelestarian bahasa-bahasa daerah, utamanya bahasa
Jawa dan dialek-dialeknya yang terus menerus
terpinggirkan dan nyaris punah terlindas globalisasi.
Sasaran institusi pun mengacu kepada tujuan, visi, dan misi
institusi yakni kerja sama internasional, semua unsur di dalam
lembaga induk, dan ragam kegiatan dalam bidang ilmiah dan
pelestarian budaya daerah.
5. Tugas Jabatan
392
Tugas jabatan dari staf Unit Pelaksana Teknis Pengembangan
Bahasa (UPTPB) sesuai dengan Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
adalah sebagai berikut:
a. Membuat daftar presensi dosen program pengayaan
Bahasa Arab UPTPB.
b. Mendistribusikan buku program pengayaan Bahasa Arab
UPTPB.
c. Mendistribusikan sertifikat kelulusan program pengayaan
Bahasa Arab UPTPB.
d. Membuat surat undangan pelatihan penilaian berdasarkan
rubrik untuk dosen program pengayaan UPTPB.
e. Memberikan bimbingan bahasa Arab kepada mahasiswa
baru Ma’had al-Jami’ah IAIN Salatiga.
f. Menerjemahkan ijazah dan transkrip nilai ke dalam Bahasa
Arab.
g. Menjadi fasilitator pelaksanaan tes TOEFL ITP
Tugas jabatan mendeskripsikan jabatan Sekretaris Bidang Bahasa
Arab dan Bahasa Inggris yang membantu tugas Kepala sebagai
pengelola tertinggi seluruh kegiatan UPTPB. Kedua sekretaris
tersebut lebih berperan dalam kegiatan operasional kebahasaan.
LAMPIRAN 19
393
PEDOMAN OBSERVASI
LEMBAGA BAHASA DI PERGURUAN TINGGI
BERBASIS KEAGAMAAN
Tanggal :
Tujuan : Observasi dilaksanakan untuk mengetahui
fasilitas yang dimiliki oleh lembaga bahasa
tersebut.
A. Kantor UPTPB
Apa saja yang terdapat di Kantor UPTPB?
1. ……………………………………………………
2. ……………………………………………………
3. ……………………………………………………
4. ……………………………………………………
5. ……………………………………………………
dst.
B. Fasilitas yang dimiliki oleh UPTPB
1. ……………………………………………………
2. ……………………………………………………
3. ……………………………………………………
4. ……………………………………………………
5. …………………………………………………
C. Denah Kantor UPTPB
LAMPIRAN 20
394
HASIL OBSERVASI
FASILITAS UPTPB IAIN SALATIGA
Tanggal : 20 Desember 2018
Denah Kantor UPTPB IAIN Salatiga
KANTOR
ENGLISH
RENDEZVOUS
ZAWIYA ARABIYA
LAMPIRAN 21
R
A
K
B
U
K
U
G
A
M
E
L
A
N
395
RINGKASAN PELAKSANAAN FGD
(FOCUS GROUP DISCUSSION)
ANALISIS SWOT SLC
Hari/Tanggal : Selasa, 29 Januari 2019
Waktu : 10.00 – 11.30
Tempat : STIAB Smaratungga Boyolali
Moderator : Siti Mudrikah
Notulis : Ratna Dewi Susanti
Peneliti : Maria Fransisca Andanti
Peserta : 1. Bhante Budi Utomo Ditthisampanno, Ph.D.
selaku Ketua STIAB Smaratungga Boyolali
2. Bhikkuni Endang Sri Rejeki Sammodhana,
S.Ag., M.M., M.Pd.B. selaku Wakil Ketua
STIAB Smaratungga Boyolali
3. Dra. Nur Cahyowati, M.Pd. selaku
perwakilan dosen STIAB Smaratungga
Boyolali
4. Mujiyanto, S.Pd. selaku perwakilan
mahasiswa S2 Dharma Achariya
5. Yanita Sidhi Purnami selaku perwakilan
mahasiswa S1 Dharma Achariya
Susunan acara FGD (Focus Group Discussion) Analisis SWOT
SLC adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Pemaparan
3. Diskusi
4. Lain-lain
5. Penutup
396
Hasil Diskusi
1. Pemaparan dua tahap penelitian tindakan dengan judul
“Restrukturisasi Smaratungga Language Centre (SLC)
Menggunakan Model ADDIE” meliputi:
a. Dua tahap penelitian tindakan yang telah dilaksanakan
adalah sebagai berikut. Pertama, di dalam tahap Exploring
(Mengeksplorasi), peneliti memilih topik pusat bahasa
dan melakukan pengamatan dan kajian pustaka tentang
pusat bahasa. SLC merupakan satu-satunya pusat bahasa
di Perguruan Tinggi Buddhis. Satu STABN memiliki
UPT, tetapi ketika peneliti mengkonfirmasi, UPT tersebut
sedang tidak aktif.
b. Hasil kajian pustaka tentang pusat bahasa adalah sebagai
berikut. Pertama, pusat bahasa merupakan lembaga yang
bergerak dalam bidang pengembangan linguistik terapan,
peningkatan pendidikan kebahasaan, dan penerapan
(kadang pengembangan dan pengawasan) kebijakan
bahasa di institusi, negara, atau daerah yang mereka
layani” (Ingram, 2002: 173). Pusat bahasa boleh dan tidak
mencakup pengajaran bahasa, tetapi tidak berfokus pada
pengajaran bahasa. Justru yang paling penting di pusat
bahasa adalah kegiatan penelitian dan pengembangan.
Kedua, secara organisasi, pusat bahasa merupakan
pemusatan seluruh sumber daya di dalam kebahasaan di
lingkungan atau institusi yang dilayani, supaya pusat
bahasa bisa menciptakan program bahasa yang bernilai
jual tinggi ke luar. Harusnya pusat bahasa mampu
menghasilkan pendapatan untuk institusi induk, minimal
untuk membiayai kegiatan-kegiatan pusat bahasa itu
sendiri. Ketiga, kepengurusan pusat bahasa mencakup
Badan Pengawas, ada pula staf kebahasaan dan staf non-
kebahasaan profesional dalam bidang keuangan,
publikasi, dan teknologi informasi.
397
c. Hasil tahap kedua, Analyze yang terintegrasi dengan tahap
Identifying dan Planning adalah sebagai berikut. Pertama,
jika melihat pada keuangan SLC, dana operasinal yang
tersedia tergolong terbatas, rata-rata mencapai Rp
14.000.000,00 setahun. Pelaksanaan program-program
pun bergantung pada donatur-donatur Buddhis. SLC
belum mampu membiayai program sendiri dan
menyumbang ke institusi induk. Kedua, fasilitas yang
dimiliki SLC juga masih terbatas. SLC hanya memiliki
ruangan kantor dan Laboratorium Bahasa yang terbatas.
Tidak semua komputer berfungsi dengan baik dan
terkoneksi dengan internet. SLC tidak memiliki ruang-
ruang pembelajaran, SAC, atau Mini Theatre. Ketiga,
mayoritas program SLC dari tahun 2014-2018 adalah
pada pengajaran bahasa, tidak ada penelitian dan
pengembangan, dan belum melayani dua program studi.
Bahkan, program bahasa yang lebih mendominasi adalah
program Bahasa Inggris. Keempat, hanya terdapat satu
staf profesional kebahasaan dan staf non-kebahasaan lain
adalah mahasiswa yang direkrut sebagai tenaga honorer
dan jelas mereka bukanlah tenaga profesional yang
menguasai bagaimana membuat web atau mampu
berhubungan dengan donatur dan sponsor-sponsor resmi
di luar. Maka, belum ada pemusatan dan sinergi sumber
daya kebahasaan di SLC sehingga SLC belum berjalan
sebagai pusat bahasa, tetapi justru pusat pengajaran
bahasa.
2. Dalam diskusi yang berlangsung, Ketua STIAB
Smaratungga Boyolali menyatakan bahwa dari awal
harapan pimpinan adalah pusat bahasa ini mampu
menangani seluruh kegiatan kebahasaan di lingkungan
institusi induk dan menjadi pusat bahasa. Pusat bahasa
selanjutnya diharapkan mampu melayani program bahasa
398
lain yang dibutuhkan secara umum seperti Bahasa
Mandarin dan bahasa-bahasa di lingkungan pendidikan
Buddhis seperti Bahasa Pali dan Bahasa Sansekerta. Yang
telah terjadi memang telah ada peningkatan dengan
adanya short course ataupun kelas pelatihan yang telah
dilaksanakan. Memang hal ini butuh dukungan dari semua
pihak agar program bahasa yang lain selain Bahasa
Inggris dapat dikembangkan dengan lebih konsisten.
Secara operasional memang belumlah ideal, tetapi patut
diapresi apa yang telah dilakukan dengan menggandeng
berbagai pihak.
3. Perwakilan dosen menyatakan akan lebih baik jika SLC
yang arahnya ke pusat bahasa mampu bekerja sama
dengan lembaga lain di institusi induk seperti LPPM
dalam penyelenggaraan program. Perkembangan selama
2014-2018 sudah berjalan dengan baik karena sekalipun
STIAB Smaratungga merupakan institusi kecil tetapi
memiliki program yang menthes. Pengembangan pusat
bahasa merupakan hal yang baik tetapi harus diselaraskan
dengan kondisi institusi induk.
4. Wakil Ketua STIAB Smaratungga Boyolali
menambahkan bahwa minimnya pembiayaan diakibatkan
oleh posisi institusi induk sebagai institusi swasta yang
bergantung pada donatur-donatur.
5. Perwakilan dosen pun menambahkan bahwa seharusnya
ada program-program yang menghasilkan pendapatan
seperti les untuk anak SD, SMP, SMA, ataupun dosen.
Jadi SLC dapat berperan ganda (melayani institusi induk
dan masyarakat sekitar). Wakil Ketua STIAB
Smaratungga menyebutkan hal itu pernah dilaksanakan
namun animo belajar masyarakat Ampel sangat rendah.
399
6. Perwakilan dosen juga menyatakan pentingnya SK (Surat
Keputusan) oleh Ketua yang tegas dan jelas tentang SLC
sehingga tugas dapat dijalankan dengan baik.
7. Perwakilan mahasiswa S2 Dharma Achariya
menyebutkan bahwa gambaran pusat bahasa adalah
wadah yang digunakan mahasiswa untuk mendapatkan
keterampilan berbahasa. Selama ini mahasiswa S1 yang
mendominasi kesempatan itu dan berharap ada kerja sama
dengan mahasiswa S2. Program bahasa dengan sertifikat
sangat penting bagi mahasiswa karena dapat menunjang
SKPI.
8. Perwakilan mahasiswa S1 Dharma Achariya mengatakan
bahwa keberadaan pusat bahasa diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan berbahasa mahasiswa
(terutama Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional)
melalui kursus-kursus.
9. Ketua STIAB Smaratungga juga menyepakati perlunya
pembentukan Badan Pengawas karena selama ini SLC
bertanggung jawab secara langsung kepada Ketua saja.
Posisi SLC sebagai salah satu lembaga dapat digunakan
oleh mahasiswa secara wajib untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa mereka.
10. Perwakilan dosen menyatakan SOP yang nanti dihasilkan
untuk memandu jalannya pusat bahasa dapat disesuaikan
dengan institusi induk.
11. Dalam diskusi Analisis SWOT SLC, seluruh peserta
menyepakati tiga hal sebagai kekuatan SLC, yakni
keunikan program bahasa, kreativitas dalam
penyelenggaraan program, dan reputasi lembaga induk
sebagai PTS Buddhis terbaik. Keunikan program bahasa
dan kreativitas dalam penyelenggaraan mendapatkan
bobot tertinggi 0,3 dan rating 3, namun menurut peserta,
keunikan program bahasa lebih unggul. Sedangkan,
400
reputasi lembaga induk sebagai PTS Buddhis terbaik
mendapatkan bobot 0,4 dan rating 4.
12. Seluruh peserta juga menyepakati enam hal yang menjadi
kelemahan SLC, yaitu keterbatasan sumber daya bahasa
dalam bidang bahasa dengan bobot 0,2 dan rating 2,
pengalaman pertama dalam mengelola pusat bahasa
dengan bobot 0,1 dan rating 3, sumber dana yang terbatas
bobot 0,2 dan rating 3, fasilitas yang terbatas bobot 0,1
dan rating 2, budaya belajar bahasa yang masih terbatas
bobot 0,1 dan rating 3, dan lokasi yang kurang strategis
bobot 0,1 dan rating 4. Keterbatasan sumber daya bahasa
menjadi kelemahan tertinggi dengan.
13. Seluruh peserta menyepakati empat hal sebagai peluang
SLC, yakni kerja sama dengan institusi-institusi dan
individu-individu terkat penyelenggaraan program bahasa
dengan bobot 0,3 dan rating 4, dukungan donatur Buddhis
dan donatur non-Buddhis dengan bobot 0,3 dan rating 3,
dukungan Kementrian Agama dengan bobot 0,3 dan
rating 3, dan dukungan stakeholder dengan bobot 0,1 dan
rating 2. Namun, terdapat tiga ancaman terhadap SLC,
yakni lembaga bahasa lain yang lebih mapan dengan
bobot 0,3 dan rating 2, peminat program bahasa yang
menurun dengan bobot 0,3 dan rating 3, dan pusat bahasa
lain di perguruan tinggi yang sudah mapan dengan bobot
0,4 dan rating 1.
14. Keseluruhan bobot dan rating di tiap faktor internal dan
eksternal SLC kemudian dijumlahkan. Total kekuatan
dikurangi total kelemahan adalah 1,2 dan total peluang
dikurangi total ancaman adalah 1,3. Hal ini berarti bahwa
SLC berada di kuadran SO (Strength Opportunity).
Seluruh peserta menyepakati pemanfaatan kekuatan dan
peluang untuk mengembangkan SLC sebagai pusat
bahasa.
402
LAMPIRAN 23
RINGKASAN PELAKSANAAN FGD
(FOCUS GROUP DISCUSSION)
PROSES DAN HASIL PENELITIAN
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
Waktu : 15.30 – 17.00
Tempat : STIAB Smaratungga Boyolali
Notulis : Siti Mudrikah
Peneliti : Maria Fransisca Andanti
Peserta : 1. Bhante Partono Nyanasuryanadi, M.Pd.,
M.Pd.B. selaku Ketua Yayasan Buddhayana
2. Bhante Budi Utomo Ditthisampanno, Ph.D.
selaku Ketua STIAB Smaratungga Boyolali
Hasil Diskusi
15. Pemaparan tahap-tahap penelitian tindakan dengan judul
“Restrukturisasi Smaratungga Language Centre (SLC)
Menggunakan Model ADDIE” meliputi:
a. Analisis terhadap pengelolaan dan kegiatan SLC adalah
sebagai berikut. Pertama, fokus kegiatan SLC sebenarnya
adalah pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam bidang bahasa dan
budaya. Kedua, kondisi keuangan SLC belumlah ideal
dengan biaya operasional terbatas, bergantung pada
organisasi non-profit, belum mampu menghasilkan
pendapatan sendiri. Ketiga, kenyataannya, mayoritas
kegiatan yang telah dilaksanakan adalah pada bidang
pengajaran dan pelatihan bahasa, SLC belum melayani 2
progdi, dan lebih berfokus ke Bahasa Inggris. Keempat,
staf dan kepengurusan SLC pun masih terbatas dengan 1
tenaga profesional dalam bidang kebahasaan dan staf non-
403
kebahasaan yang merupakan mahasiswa. Kelima, SLC
belum menjadi pemusatan dan sinergi sumber daya
kebahasaan untuk dapat menghasilkan program bahasa
yang dapat dijual.
b. Hasil kajian pustaka tentang pusat bahasa adalah sebagai
berikut. Pertama, pusat bahasa merupakan lembaga yang
bergerak dalam bidang pengembangan linguistik terapan,
peningkatan pendidikan kebahasaan, dan penerapan
(kadang pengembangan dan pengawasan) kebijakan
bahasa di institusi, negara, atau daerah yang mereka
layani” (Ingram, 2002: 173). Pusat bahasa boleh dan tidak
mencakup pengajaran bahasa, tetapi tidak berfokus pada
pengajaran bahasa. Kalau berfokus pada pengajaran
bahasa, institusi tersebut akan menjadi pusat pengajaran
bahasa. Justru yang paling penting di pusat bahasa adalah
kegiatan penelitian dan pengembangan. Kedua, secara
organisasi, pusat bahasa merupakan pemusatan seluruh
sumber daya di dalam kebahasaan di lingkungan atau
institusi yang dilayani, supaya pusat bahasa bisa
menciptakan program bahasa yang bernilai jual tinggi ke
luar. Harusnya pusat bahasa mampu menghasilkan
pendapatan untuk institusi induk, minimal untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pusat bahasa itu sendiri.
Ketiga, kepengurusan pusat bahasa mencakup Badan
Pengawas, ada pula staf kebahasaan dan staf non-
kebahasaan profesional dalam bidang keuangan,
publikasi, dan teknologi informasi.
c. Melihat hal itu, SLC justru telah berubah peran sebagai
pusat pengajaran bahasa.
d. Peneliti telah melaksanakan Benchmarking terhadap
UPTPB IAIN Salatiga yang memiliki kesamaan karakter
dengan SLC dan menemukan perbedaan mendasar antara
UPT dan pusat bahasa, yakni pusat bahasa memiliki
404
kewenangan lebih tinggi dalam mengelola keuangan dan
kegiatan kebahasaan di institusi induk, sedangkan UPT
lebih berperan sebagai penyedia fasilitas pengembangan
kebahasaan secara individual. Rancangan organisasi SLC
sebagai pusat bahasa pun telah disusun. Dan, selanjutnya,
peneliti melaksanakan Analisis SWOT terhadap SLC dan
menghasilkan strategi pengembangan SLC sebagai pusat
bahasa dengan pendekatan SO (Strength-Opportunity).
e. Berdasarkan data-data tersebut, telah dihasilkan 27 ragam
SOP yang dibutuhkan dalam pengembalian fungsi SLC
sebagai pusat bahasa dan Ketua STIAB Smaratungga
sebagai kolaborator penelitian pun telah mengeluarkan
tiga SK untuk mendukung restrukturisasi SLC, yaitu SK
Revisi Pendirian Pusat Bahasa, SK Revisi Pengangkatan
Direktur Pusat Bahasa, dan SK Penentuan Tupoksi Staf
SLC.
f. Ketua STIAB Smaratungga menyatakan bahwa analisis
kebutuhan telah dilakukan melalui forum FGD yang
diwakili oleh seluruh elemen civitas akademika.
g. Dalam diskusi yang berlangsung, Ketua Yayasan
Buddhayana menyatakan bahwa perlu ada tindakan yang
lebih besar skalanya untuk mengembalikan fungsi SLC,
yakni dengan melakukan analisis kebutuhan secara
menyeluruh terhadap seluruh civitas akademika tentang
desain pusat bahasa yang diinginkan. Selain itu, program
SLC terlihat eksklusif di satu program bahasa karena
tidak ada kesinambungan antara program institusi induk
dengan program SLC, juga penting untuk memasukkan
program SLC ke dalam renstra institusi induk. Maka, di
masa yang akan datang, penyusunan atau pembaharuan
SK menjadi tidak cukup, harus ada tindakan manajerial
dari Ketua dan Direktur.
405
h. Ketua Yayasan Buddhayana juga menyatakan bahwa
dalam hal pengangkatan staf SLC harus diadakan
pelatihan dan hal itu juga berlaku bagi tutor atau pengajar.
Hal ini akan menguatkan fungsi manajemen, yakni
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
actuating (pelaksanaan kerja), dan controlling
(pengontrolan atau pengawasan) di dalam SOP-SOP yang
telah ditentukan. Pelatihan ini berada di fungsi planning
(perencanaan).
i. SOP dalam bidang Manajemen Kurikulum Kebahasaan
dan Pengajaran Bahasa dan Pelayanan Kebahasaan
sebaiknya dipisah. SOP dalam bidang Manajemen
Kurikulum mencakup SOP Penyusunan Kurikulum
Program Pengajaran Bahasa dan SOP Peninjauan
Program Pengajaran Bahasa sebagai alat evaluasi
kurikulum yang telah disusun sebelumnya. Selain itu,
tidak diperlukan SOP Pembukaan Kelas Bahasa Inggris
Bersertifikat dan SOP Pembukaan Kelas Remidi Bahasa
Inggris bagi Peserta Didik yang Gagal di Kelas
Bersertifikat karena sudah terintegrasi dengan Program
Studi S1 Dharma Achariya. SOP tersebut sebaiknya
diubah menjadi SOP Pembukaan Kelas Bahasa
Bersertifikat. Selain itu, perlu SOP Penerbitan Sertifikat
supaya ada legilasi. Dalam bidang Pelayanan Kebahasaan
pun perlu untuk menambahi jasa layanan SLC dalam
bidang konsultasi linguistik/kebahasaan yakni
proofreading selain translating dan interpreting untuk
memberikan fasilitas kepada civitas akademika maupun
masyarakat sekitar dalam tata tulis teks berbahasa Inggris.
j. Ketua Yayasan Buddhayana berharap bahwa SLC mampu
berperan sebagai penyedia jasa konsultasi linguistik dalam
penulisan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan ke
dalam jurnal atau seminar di masa yang akan datang.
406
k. Ketua Yayasan Buddhayana mengusulkan perubahan
nama SOP dalam Bidang Kerumahtanggan dan Inventaris
menjadi SOP dalam Bidang Sarana Prasarana dan
Inventarisasi untuk mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
407
LAMPIRAN 24
DAFTAR HADIR FGD
(FOCUS GROUP DISCUSSION)
KETUA YAYASAN BUDDHAYANA DAN
KETUA STIAB SMARATUNGGA
408
LAMPIRAN 25
RINGKASAN DISKUSI DENGAN AHLI DAN PRAKTISI
MANAJEMEN PUSAT BAHASA
Hari/Tanggal : Senin, 18 Maret 2019
Waktu : 10.00 – 12.00
Tempat : Language Training Center (LTC) UKSW
Notulis : Siti Mudrikah
Peneliti : Maria Fransisca Andanti
Peserta : Johanna M. Likumahuwa, S.Pd., Direktur LTC
UKSW
Hasil Diskusi
1. Pemaparan tahap-tahap penelitian tindakan dengan judul
“Restrukturisasi Smaratungga Language Centre (SLC)
Menggunakan Model ADDIE” meliputi:
a. Analisis terhadap pengelolaan dan kegiatan SLC adalah
sebagai berikut. Fokus kegiatan SLC sebenarnya adalah
pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam bidang bahasa dan
budaya. Pada awalnya, SLC berusaha mendekati sekolah-
sekolah di sekitar untuk pengadaan kerja sama. Namun,
mereka belum siap dan merasa bahwa belajar bahasa
bukanlah hal yang penting. Ada juga rencana
pengembangan kerja sama dengan institusi seperti Pali
Institute Singapura dan Language Institute
Mahachulalongkornrajavidyalaya di Bangkok untuk
pengembangan bahasa lain tetapi sampai sekarang belum
terlaksana karena keterbatasan koneksi. Jadi, masih
mengandalkan koneksi Bhante-bhante di dalam institusi.
Kenyataannya, mayoritas kegiatan yang telah
dilaksanakan adalah pada bidang pengajaran dan pelatihan
409
bahasa, khususnya Bahasa Inggris. SLC belum melayani 2
progdi, dan lebih berfokus ke Bahasa Inggris. Staf dan
kepengurusan SLC pun masih terbatas dengan 1 tenaga
profesional dalam bidang kebahasaan dan staf non-
kebahasaan yang merupakan mahasiswa. Dosen-dosen
bahasa lain di institusi induk belum berafiliasi dengan
SLC, sehingga menjadi terkesan sangat fokus ke Bahasa
Inggris. SLC belum menjadi pemusatan dan sinergi
sumber daya kebahasaan untuk dapat menghasilkan
program bahasa yang dapat dijual.
b. Hasil kajian pustaka tentang pusat bahasa adalah sebagai
berikut. Pertama, pusat bahasa merupakan lembaga yang
bergerak dalam bidang pengembangan linguistik terapan,
peningkatan pendidikan kebahasaan, dan penerapan
(kadang pengembangan dan pengawasan) kebijakan
bahasa di institusi, negara, atau daerah yang mereka
layani” (Ingram, 2002: 173). Pusat bahasa boleh dan tidak
mencakup pengajaran bahasa, tetapi tidak berfokus pada
pengajaran bahasa. Kalau berfokus pada pengajaran
bahasa, institusi tersebut akan menjadi pusat pengajaran
bahasa. Justru yang paling penting di pusat bahasa adalah
kegiatan penelitian dan pengembangan. Kedua, secara
organisasi, pusat bahasa merupakan pemusatan seluruh
sumber daya di dalam kebahasaan di lingkungan atau
institusi yang dilayani, supaya pusat bahasa bisa
menciptakan program bahasa yang bernilai jual tinggi ke
luar. Harusnya pusat bahasa mampu menghasilkan
pendapatan untuk institusi induk, minimal untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pusat bahasa itu sendiri.
Ketiga, kepengurusan pusat bahasa mencakup Badan
Pengawas, ada pula staf kebahasaan dan staf non-
kebahasaan profesional dalam bidang keuangan,
publikasi, dan teknologi informasi.
410
c. Melihat hal itu, SLC justru telah berubah peran sebagai
pusat pengajaran bahasa. SLC pun belum memenuhi
kualifikasi pusat bahasa dari segi struktur organisasi,
program, pengelolaan, dan kepengurusan.
d. Peneliti telah melaksanakan Benchmarking terhadap
UPTPB IAIN Salatiga yang memiliki kesamaan karakter
dengan SLC dan menemukan perbedaan mendasar antara
UPT dan pusat bahasa, yakni pusat bahasa memiliki
kewenangan lebih tinggi dalam mengelola keuangan dan
kegiatan kebahasaan di institusi induk, sedangkan UPT
lebih berperan sebagai penyedia fasilitas pengembangan
kebahasaan secara individual. Rancangan organisasi SLC
sebagai pusat bahasa pun telah disusun. Dan, selanjutnya,
peneliti melaksanakan Analisis SWOT terhadap SLC dan
menghasilkan strategi pengembangan SLC sebagai pusat
bahasa dengan pendekatan SO (Strength-Opportunity),
yang terdiri dari mengoptimalkan keunikan program
bahasa, mengoptimalkan kreativitas dalam
menyelenggarakan program, mengoptimalkan reputasi
lembaga induk sebagai PTB swasta terbaik,
mengoptimalkan kerja sama dengan institusi-institusi dan
individu-individu terkait penyelenggaraan program
bahasa, dan mengoptimalkan dukungan donatur Buddhis,
donatur non-Buddhis, Kementrian Agama, dan
stakeholder.
e. Berdasarkan data-data tersebut, telah dihasilkan
rancangan organisasi SLC sebagai pusat bahasa dan 27
ragam SOP yang dibutuhkan dalam pengembalian fungsi
SLC sebagai pusat bahasa dan Ketua STIAB Smaratungga
sebagai kolaborator penelitian pun telah mengeluarkan
tiga SK untuk mendukung restrukturisasi SLC, yaitu SK
Revisi Pendirian Pusat Bahasa, SK Revisi Pengangkatan
411
Direktur Pusat Bahasa, dan SK Penentuan Tupoksi Staf
SLC.
f. Dalam diskusi yang berlangsung, Direktur LTC UKSW
mengatakan bahwa permasalahan di penelitian merupakan
permasalahan umum yang dihadapi oleh pusat bahasa-
pusat bahasa di perguruan tinggi lain yang pernah
dikunjungi oleh LTC. Dalam pengelolaan pusat bahasa,
perlu untuk membuat fokus kegiatan, terutama
memikirkan kembali apa sebenarnya yang mau dikerjakan
oleh pusat bahasa yang bersangkutan. Apa yang terjadi di
LTC misalnya, pusat bahasa ini bermula di tahun 70-an
dengan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.
Lalu, dengan perkembangan fakultas-fakultas yang
merekrut dosen bahasa dan mengembangkan kurikulum
kebahasaan sendiri, maka LTC kemudian memutuskan
fokus kegiatan pada training atau pelatihan bahasa.
g. Direktur LTC UKSW juga menyatakan dampak dari
fokus kegiatan tersebut adalah mayoritas kegiatan pusat
bahasa menjadi ke pelatihan bahasa saja. Padahal, ada
banyak peran pusat bahasa yang seharusnya dipenuhi oleh
pusat bahasa. Hal itu juga terjadi pada pusat bahasa di
universitas-universitas lain yang ditemui, di mana banyak
peran pusat bahasa yang belum mampu diterjemahkan
oleh pusat bahasa tersebut.
h. Direktur LTC UKSW pun sedang memperjuangkan
pemenuhan peran pusat bahasa yang seharusnya
dilaksanakan oleh LTC di lingkungan UKSW. LTC pun
mengusulkan untuk menentukan tes masuk calon
mahasiswa baru dalam bidang Bahasa Inggris dan
menentukan kebijakan kelulusan standar bahasa bagi
mahasiswa melalui program English for Specific
Purposes.
412
i. Dalam hal kepegawaian, keberadaan Sumber Daya
Manusia (SDM) sangat mempengaruhi perkembangan
pusat bahasa. LTC memiliki dua tenaga ahli dalam bidang
akademik. LTC mengusulkan ada satu posisi yang
mengurusi tes-tes kebahasaan dan usulan ini masih dalam
proses. Melihat apa yang terjadi dengan SLC, jelas
kepegawaian menjadi hal yang sangat membebani. Tidak
mungkin direktur bekerja sendirian dibantu oleh
mahasiswa. Tidak mungkin pula direktur membagi
informasi perusahaan kepada mahasiswa. Mahasiswa
bukanlah staf tetap, mereka akan datang dan pergi. Selain
itu, harus ada tupoksi dan pelatihan yang jelas untuk
membekali mereka dalam bekerja.
j. Direktur LTC UKSW menyarankan SLC untuk kembali
lagi kepada pertanyaan, “Apa yang mau dilakukan
sebenarnya?” SLC perlu menentukan fokus kegiatan
terlebih dahulu. Sebagai catatan, Bahasa Inggris, Bahasa
Pali, dan Bahasa Sansekerta akan menjadi pangsa pasar
yang menarik di lingkungan pendidikan Buddha. Selain
itu, SLC perlu berbenah dengan mengembangkan SDM
terlebih dahulu supaya dapat melaksanakan kegiatan dan
program dengan baik, karena SDM memegang peranan
kunci dalam pengembangan organisasi. Maka, sebagai
prioritas pertama, SLC perlu menyediakan dan
mengembangkan SDM yang mumpuni untuk
mengerjakan peran pusat bahasa.
413
LAMPIRAN 26
RINGKASAN CATATAN/REFLEKSI PENELITIAN
Peneliti : Maria Fransisca Andanti
Kolaborator : Budi Utomo Ditthisampanno, Ph.D.
Observer : Katman, S.Ag., M.Pd.
1. Tanggal : 1 Mei 2019
Exploring
Peneliti
a. Tema penelitian : pusat bahasa
b. Jumlah pusat bahasa di Perguruan Tinggi Buddha (PTB)
hanyalah satu pusat bahasa. Satu PTBN memiliki lembaga
bahasa berupa UPB, cek di halaman web. Setelah
menghubungi mahasiswa, UPB tersebut tidak aktif. Fokus
penelitian kemudian menuju pusat bahasa di STIAB
Smaratungga, Smaratungga Language Centre (SLC).
c. Pustaka tentang pusat bahasa yang tersedia: Language
Centre: Their Roles, Function, and Management oleh
David Ingram (2001) dan Language centres in Higher
Education: Facing the challenge oleh Ruane (2003).
d. Pusat bahasa adalah sinergi dan pemusatan sumber daya
kebahasaan di dalam satu organisasi. Pusat bahasa pada
umumnya bertujuan untuk pengembangan linguistik
terapan, peningkatan pendidikan kebahasaan, dan
penerapan (kadang pengembangan dan pengawasan)
kebijakan bahasa di institusi, negara, atau daerah yang
mereka layani. Pusat bahasa, pada dasarnya, bisa dan
tidak mencakup pengajaran bahasa. Jadi pusat bahasa
berbeda dengan pusat pengajaran bahasa karena pusat
bahasa berpusat pada linguistik terapan yang mencakup
penelitian, konsultasi, dan pengajaran, bukan cuma
414
pengajaran bahasa saja. Namun, penelitian harus menjadi
kegiatan utama karena meningkatkan status pusat bahasa
itu sendiri.
e. Pusat bahasa juga didirikan sebagai respon atas kebutuhan
global, sehingga pusat bahasa berkembang tidak menjadi
milik institusi tetapi ada yang daerah, kawasan, bahkan
negara.
f. Tujuan lain pendirian pusat bahasa adalah penyediaan
subsidi silang bagi kegiatan pusat bahasa dan institusi.
g. Tujuan selanjutnya adalah meningkatkan kualitas
pengajaran dan penguasaan bahasa di institusi yang
bersangkutan.
h. Pendirian pusat bahasa juga dapat menciptakan
rasionalisasi sumber daya. Memusatkan pengajaran
bahasa di universitas di satu pusat bahasa akan membuat
pengelolaan sumber daya kebahasaan menjadi efisien.
i. Pendirian pusat bahasa bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan meningkatkan reputasi universitas.
j. Cakupan pusat bahasa harus memperhatikan area yang
dilayani oleh pusat bahasa, apakah pusat bahasa
merupakan milik institusi, daerah, atau negara. Pusat
bahasa juga harus mampu menampung sejumlah staf
kebahasaan profesional dan staf non-kebahasaan
profesional dalam bidang keuangan, publikasi, dan
teknologi informasi.
k. Pusat bahasa memiliki badan pengatur atau penasehat
yang menetapkan prioritas, menyetujui program dan
strategi, dan mewakili minat dari berbagai area yang
kebutuhannya direspon oleh pendirian pusat baasa
tersebut. Namun harus diperhatikan bahwa badan tersebut
harus memiliki anggota-anggota yang sesuai dengan tugas
mereka, memiliki pengetahuan tentang lapangan dan
beberapa pemahaman praktis tentang syarat manajemen
415
pusat bahasa, atau jika mereka memang manajer murni,
mereka harus bersedia untuk mendengarkan pendapat ahli
dari pusat bahasa atau penasehat lain yang sesuai.
2. Tanggal: 11 Juni 2018
Analyze
a. Profil: anak lembaga STIAB Smaratungga yang
menjalankan kegiatan dalam bidang pengajaran,
penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bidang
bahasa dan budaya.
b. Visi: Menjadi Lembaga dan Pengembangan Ilmu
Bahasa sebagai pengejawantahan Darma dan
pelayanan kepada sesama.
c. Misi: Menyelenggarakan program pendidikan dan
pelatihan kebahasaan yang berkualitas berbasis pada
nilai kearifan dan sumber daya lokal, melaksanakan
penelitian dalam memberikan sumbangsih untuk ilmu
pengetahuan, penggalian budaya bangsa melalui
pendidikan kebahasaan, melaksanakan program
pengabdian masyarakat dengan didasari rasa tanggung
jawab terhadap ilmu dan budaya warisan leluhur yang
adiluhung.
d. Motto: Calibrate your words.
e. Tidak ada sasaran institusi.
f. Program-program yang dilaksanakan oleh SLC: 11
program bahasa, 1 program bahasa untuk S2.
g. Program pengabdian masyarakat: Smaratungga
Mengajar, ATO, Ampelpedia.
h. Observer: Ampelpedia tidak bisa dikatakan sebagai
penelitian karena tujuan utamanya adalah melatih
mahasiswa menulis dan menyumbangkan
ensiklopedia tentang Ampel.
i. Belum ada kegiatan penelitian yang dikerjakan.
416
j. Program Bahasa Inggris Bersertifikat untuk
mahasiswa S1 menjadi syarat kelulusan mahasiswa,
program studi S2 tidak ada.
k. Tidak ada kegiatan konsultasi kebahasaan.
l. Kegiatan lain bersifat promosi seperti Layar Tancep,
SLC Potluck Party.
m. Observer: Sebenarnya ada banyak program bahasa di
luar Bahasa Inggris seperti Bahasa Korea, Bahasa
Perancis, dan Bahasa Jerman, namun dalam jenis
kegiatan pelatihan singkat.
n. Kegiatan penerjemahan dari Bahasa Indonesia ke
Bahasa Inggris.
o. Keuangan SLC: bergantung pada donatur Buddhis,
donatur non-Buddhis berperan lebih banyak di
program yang lebih umum seperti Ampelpedia, tetapi
keberadaan donatur Buddhis tidak bisa dihindari.
Dana operasional SLC adalah rata-rata Rp
3.500.000,00 per tiga bulan.
p. SLC hanya dijalankan oleh satu tenaga profesional
dalam bidang bahasa. Staf mahasiswa menjadi pilihan
yang harus diambil direktur karena yang bersangkutan
membutuhkan tenaga pembantu.
q. Tidak ada tupoksi tugas Direktur. Ada tata tertib SLC
Buddy yang dikeluarkan oleh Direktur.
r. Observer: Agak riskan bagi pengelola karena harus
berbagi informasi kepada mahasiswa. Apakah
mahasiswa bisa dipercaya?
s. Peneliti: Sering tidak dapat dipercaya karena
bagaimanapun juga mereka tetaplah mahasiswa.
3. Tanggal: 3 September 2018
a. Melihat pada perbandingan antara teori pusat bahasa
dan bagaimana SLC berjalan, SLC belum memenuhi
kualifikasi sebagai pusat bahasa.
417
b. Kolaborator: Saya melihat SLC justru lebih banyak
berperan dalam pengajaran Bahasa Inggris saja ya.
Padahal, pusat bahasa itu seharusnya menjadi pusat
berbagai kegiatan bahasa di institusi. Nah, sekarang
gimana caranya SLC bisa menjadi pusat bahasa,
bukan pusat pengajaran bahasa saja, sesuai desain
awal. Potensi SLC sebenarnya ada, terutama di
bahasa-bahasa Dharma, seperti Bahasa Pali dan
Bahasa Sansekerta. Belum banyak yang menggeluti
bidang itu.
c. Observer: Masalah yang dihadapi SLC sangatlah
kompleks, maka perlu membatasi permasalahan apa
dulu yang mau diatasi, peran apa dulu yang bisa
dikembalikan.
4. Tanggal : 12 Desember 2018
a. Analisis kinerja SLC meliputi:
Kinerja Aktual Kinerja yang
Diinginkan
Penyebab
Dari 11 program
pengajaran bahasa,
hanya 1 yang
diselenggarakan untuk
Prodi S2
Menyelenggarakan
program pengajaran
bahasa ke seluruh
prodi
Tidak ada
pengaturan
tentang kegiatan
kebahasaan di
lembaga induk
Dari keseluruhan
program yang telah
dilaksanakan
sampai dengan
bulan Oktober
2018, hanya 1
program yang
diselenggarakan
untuk Prodi S2
Menyelenggarakan
program secara
berimbang ke seluruh
prodi
Tidak ada
pengaturan
tentang kegiatan
kebahasaan di
lembaga induk
Dari keseluruhan
program yang telah
dilaksanakan
sampai dengan
bulan Oktober
2018, 11 program
pengajaran
Menyelenggarakan
program pengajaran,
penelitian, dan
pengabdian bahasa
secara berimbang
Kurangnya SDM
dalam bidang
bahasa dan dana
operasional
418
mendominasi
Menyelenggarakan
program Bahasa
Inggris Bersertifikat
sebagai syarat
kelulusan di Prodi
S1
Menyelenggarakan
program bahasa
yang dimasukkan ke
dalam program
akademik Prodi S1
dan S2
Tidak ada
pengaturan
tentang kegiatan
kebahasaan di
lembaga induk
Tidak ada satupun
penelitian
kebahasaan yang
dilaksanakan
Menyelenggarakan
penelitian
kebahasaan sebagai
kegiatan utama
Kurangnya SDM
dalam bidang
bahasa dan dana
operasional
Tidak ada satupun
kegiatan konsultasi
kebahasaan yang
dilaksanakan
Menyelenggarakan
kegiatan konsultasi
kebahasaan,
terutama di
lingkungan institusi
induk
Ketidakpahaman
akan fungsi
konsultasi
kebahasaan di
pusat bahasa
Pernyataan Tujuan: menghasilkan panduan yang digunakan
untuk memandu pengelolaan SLC sebagai Pusat Bahasa
b. Lack of knowledge and skills menjadi faktor utama
permasalahan pengelolaan SLC.
c. Kolaborator: Ini adalah pengalaman institusi induk
dalam mengelola pusat bahasa.
d. Peneliti: Ini juga pengalaman pertama pengelola
dalam mengelola pusat bahasa.
e. Tujuan-tujuan instruksional: mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan pusat bahasa ke dalam program
SLC, menyusun program-program secara berimbang
sesuai dengan kualifikasi program pusat bahasa, dan
menentukan personel yang akan menjalankan
program-program SLC.
f. Kesenjangan kinerja: masih harus melaksanakan
program pengajaran bahasa secara berimbang ke
semua prodi, melaksanakan seluruh program secara
berimbang melaksanakan program pengajaran,
419
penelitian, dan pengabdian masyarakat secara
berimbang, melaksanakan penelitian, melaksanakan
kegiatan konsultasi kebahasaan, melaksanakan fungsi
pemegang kebijakan.
g. Rencana penutupan kesenjangan: pelaksanaan
Benchmarking dan Analisis SWOT.
h. Kolaborator: Bisakah mencari mitra Benchmarking
yang sama-sama pusat bahasa.
i. Observer: Tidak bisa mengerjakan perbandingan yang
apple to apple, lebih baik melihat pada institusi induk
yang berbasis agama.
j. Penentuan mitra Benchmarking: UPTPB IAIN
Salatiga.
5. Tanggal: 11 Januari 2019
Refleksi hasil Benchmarking
a. UPTPB IAIN Salatiga berdiri dua tahun setelah
institusi induk berdiri. Hal ini berbeda jauh dengan
SLC, di mana SLC baru berdiri 28 tahun sejak
institusi induk berdiri.
b. Fokus awal adalah pada program matrikulasi
Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
c. Kini, peran UPTPB lebih kepada pengembangan
diri civitas akademika dalam bidang Bahasa
Inggris dan Bahasa Arab.
d. Kegiatan: pelatihan bahasa, penerjemahan
dokumen ke Bahasa Inggris dan Bahasa Arab,
penyediaan informasi beasiswa luar negri,
pelestarian budaya lokal, perantara kerja sama
antar institusi terutama luar negri, dan
penyelenggaraan tes kebahasaan.
e. Kolaborator: ada sasaran, tugas jabatan yang jelas.
f. Observer: Benchmarking ini memberikan
informasi yang sangat berharga tentang
420
pengelolaan lembaga bahasa di institusi berbasis
keagamaan.
6. Tanggal: 1 Februari 2019
Refleksi Pelaksanaan Analisis SWOT
a. Pendapat dari tiap peserta memperlihatkan
pemahaman pusat bahasa adalah masih pada
pengajaran dan pelatihan bahasa saja, dibuktikan
dengan keinginan mereka ada program kursus.
b. Pengalaman pertama dalam mengelola institusi
tidak disadari sebagai item terpenting yang
menyumbang pergeseran fungsi pusat bahasa,
justru sumber daya yang menjadi faktor paling
mempengaruhi menurut peserta.
c. Penentuan desain organisasi SLC sebagai pusat
bahasa memperhatikan hasil Benchmarking dan
Analisis SWOT.
7. Tanggal: 20 Februari 2018
Penentuan Ragam SOP yang Dibutuhkan SLC
a. Area SOP: direktur, kerja harian, dan
kerumahtanggaan dan inventarisasi.
b. SOP Direktur mencakup tiga bidang, yaitu bidang
Manajerial Strategis, Manajemen Keuangan, dan
Manajemen Kurikulum Pengajaran Bahasa dan
Layanan Kebahasaan.
c. Bidang Manajerial Strategis mencakup
penyusunan Renstra, program, penunjukan staf,
penunjukan tutor/pengajar/staf ahli dari luar SLC,
pemberhentian staf, dan pemberhentian
tutor/pengajar/staf ahli dari luar SLC.
d. Bidang Manajemen Keuangan mencakup
pengajuan dana operasional berkala, pengajuan
donatur untuk program, pelaporan dana
operasional berkala, pelaporan
421
pertanggungjawaban program-program SLC, dan
honorarium staf, tutor, penerjemah
(Translator/Interpreter).
e. Bidang Manajemen Kurikulum Pengajaran Bahasa
dan Layanan Kebahasaan mencakup pembukaan
kelas Bahasa Inggris Bersertifikat, Pembukaan
Kelas Remidi Bahasa Inggris, Penerimaan Jasa
Layanan Kebahasaan (Translating, Interpreting),
dan penerbitan sertifikat kelas bersertifikat.
f. SOP Kerja Harian mencakup staf dan promosi
SLC. Bidang staf SLC mencakup tata tertib, alur
pekerjaan staf, dan laporan pekerjaan harian staf.
Bidang promosi SLC mencakup promosi di media
sosial SLC, promosi program-program SLC, dan
alat peraga promosi.
g. SOP Kerumahtanggaan dan Inventarisasi
mencakup pengadaan barang elektronik, meubeler,
dan sistem TI, inventaris barang habis pakai,
perbaikan pengadaan barang elektronik, meubeler,
dan sistem TI, peremajaan pengadaan barang
elektronik, meubeler, dan sistem TI, dan
penomoran inventaris barang.
h. Area yang memungkinkan dikembangkan menjadi
contoh SOP adalah program.
i. Observer: area kegiatan pusat bahasa sangatlah
beragam, perlu memastikan SOP tentang program
dapat mengakomodasi keseluruhan program.
j. Design Brief atau Ringkasan Rancangan SOP
Program SLC: Program SLC terdiri dari tiga jenis,
yaitu rutin tahunan, insidental, dan tematis.
Program Rutin Tahunan diselenggarakan secara
rutin setiap satu tahun sekali dan ciri khas SLC.
Program Insidental diselenggarakan sewaktu-
422
waktu saja sebagai bentuk respon terhadap
kebutuhan lingkungan sekitar SLC dan bergantung
kepada peluang dan hibah yang didapatkan SLC.
Program Tematis merupakan program yang
diselenggarakan berdasarkan tema-tema tertentu
dalam bidang bahasa dan budaya.
k. Tiga jenis program dapat dibagi ke kegiatan-
kegiatan SLC yang terdiri dari linguistik terapan
(penerjemahan dan pengajaran bahasa), konsultasi
linguistik, penerapan kebijakan berbahasa,
penelitian dan pengembangan, pengabdian kepada
masyarakat, pelestarian budaya lokal, dan
pergaulan antar budaya ke dalam tiap jenis
program.
l. SOP terdiri dari Pendahuluan, Tata Cara
Penyelenggaraan Program Rutin
Tahunan/Program Insidental/Program Tematis,
Ketentuan Tambahan, dan Penutup.
m. Kolaborator: akan merevisi SK Pendirian Pusat
Bahasa dan SK Pengangkatan Direktur dan
mengeluarkan SK Tupoksi Staf SLC.
8. Tanggal: 1 Maret 2019
Pembahasan Hasil Diskusi dengan Stakeholder
a. Penamaan SOP harus mengikuti standar baku.
b. SOP yang direvisi: SOP dalam bidang
Manajemen Kurikulum mencakup SOP
Penyusunan Kurikulum Program Pengajaran
Bahasa dan SOP Peninjauan Program
Pengajaran Bahasa sebagai alat evaluasi
kurikulum yang telah disusun sebelumnya,
SOP Pembukaan Kelas Bahasa Inggris
Bersertifikat dan SOP Pembukaan Kelas
Remidi Bahasa Inggris bagi Peserta Didik
423
yang Gagal di Kelas Bersertifikat tidak perlu,
sebaiknya diubah SOP Pembukaan Kelas
Bahasa Bersertifikat, SOP dalam Bidang
Kerumahtanggan dan Inventaris menjadi SOP
dalam Bidang Sarana Prasarana dan
Inventarisasi.
c. Ada pelatihan terhadap staf SLC.
d. Ada bidang jasa layanan konsultasi
kebahasaan SLC, yakni proofreading.
e. Di masa yang akan datang, SLC juga
diharapkan memiliki layanan konsultasi
penulisan artikel ilmiah.
f. Setelah revisi dilaksanakan, direncanakan
pelaksanaan Rapat Kerja SLC 2019 untuk
mengubah program SLC sesuai dengan SOP
tentang Penyelenggaraan Program Rutin
Tahunan/Program Insidental/Program Tematis
SLC bernomor
PTB/001/SOP.SLC/STIAB.SMART/II/2019.
9. Tanggal: 15 Maret 2019
Pembahasan Hasil Revisi Program SLC
a. Perlu menambahkan pengertian tentang panitia
dalam penyelenggaraan program SLC yang
dilakukan berdasarkan kerja sama dengan
organisasi atau unit internal STIAB Smaratungga.
b. Observer: Perubahan program merupakan awal
pengembalian fungsi SLC sebagai pusat bahasa.
Pembentukan badan pengawas dan pengaturan
ulang kegiatan kebahasaan sepenuhnya bergantung
pada Ketua institusi induk.
c. Kolaborator: Sedang ada perubahan pimpinan
Prodi S2 sehingga rapat tentang SLC menunggu
424
rapat dengan yayasan, baru bisa dilakukan di awal
tahun ajaran baru.
10. Tanggal: 22 Maret 2019
Pembahasan Diskusi dengan Ahli dan Praktisi
Manajemen Pusat Bahasa
a. Rata-rata pusat bahasa milik universitas masih
mengalami ketidaklengkapan peran dan fungsi
sebagai pusat bahasa.
b. LTC berpusat pada pelatihan karena fakultas-
fakultas memiliki pengajar dan kurikulum bahasa.
c. Sebaiknya berfokus dahulu kepada SDM karena
SDM yang menentukan pengembangan organisasi.
d. Kolaborator: Pengembangan SDM menunggu
rapat pimpinan dan pergantian pimpinan dalam
jajaran senat institusi induk.
e. Observer: Memang SDM menjadi kunci. Program
SLC sudah berubah namun jika tidak didukung
dengan SDM yang lengkap, akan sulit untuk
mengembalikan fungsi SLC sepenuhnya.
11. Tanggal: 22 Maret 2019
Peneliti telah melaporkan kepada Ketua STIAB
Smaratungga dan Ketua Yayasan Buddhayana tentang
perkembangan proses dan hasil penelitian. Masukan dari
Direktur LTC akan menjadi bahan pertimbangan
penentuan kebijakan tentang SLC.
425
LAMPIRAN 27
LETTER OF ACCEPTANCE (LOA) ARTIKEL
Maria Fransisca Andanti: We have reached a decision regarding your submission to Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, "Designing a Standard Operating Procedure (SOP) for Restructuring a Language Centre in a Buddhist College". Our decision is to: Accept Submission Bambang Suteng Sulasmono Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana Phone 081225706633 sulasmonobambang@yahoo.com ------------------------------------------------------ Reviewer B:
Penelitian ini cocok untuk JK
Alasan/ rasional perlunya dikembangkan SOP belum mendesak/tajam
Tujuan penelitian ini: (Therefore, this study was conducted to design an SOP on the LC’s program in order to guide the management team to design and implement programs so that the LC could fulfill the characteristics of a language centre based on its programs. The SOP design was also part of the LC’s restructuring so that it is able to function as a language centre, not language teaching centre). mulia! tetapi settelah dibaca sampai selesai, koq belum ada tanda-tanda tercapai! Deskripsi dari 3 tahap panjang lebar tentang proses, tetapi substansi yg diproses (SOP yg dikembangkan) tdk jelas, kalautoh mau dirahasiakan; ya deskripsinya menjadi penting. Bukankah ini adalah R & D? belum lagi daya rekonstruksinya?
Implikasi dari SOP yg dikembangkan, belum jelas apakah sudah teruji bisa merekonstruksi ...
Kesimpulan kurang mendukung tujuan/ judul
top related