gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas
Post on 14-Jan-2017
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
GAMBARAN CITRA TUBUH PADA REMAJA YANG OBESITAS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Psikologi
Oleh:
KINANTI INDIKA
051301006
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GANJIL, 2009/2010
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul:
Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang obesitas
Adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari
hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini,
saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera utara
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Desember
KINANTI INDIKA
NIM 051301006
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas
Kinanti Indika dan Medriani Ayu Srg, M.si
ABSTRAK
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para
remaja. Semua orang tentu saja ingin menampilkan sebuah tampilan fisik yang menarik, termasuk para remaja baik putra maupun putri. Pada umunya remaja lebih mementingkan penampilan fisik. Bila penampilan fisik bagus (cantik dan tidak gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada remaja, terlebih-lebih remaja putri, maka penampilan fisik yang terlalu gemuk (obesitas) adalah hal yang sangat ditakuti. Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai citra tubuh. citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas. Alat ukur yang digunakan adalah skala citra tubuh dengan reliabilitas (r) = 0,933 yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori citra tubuh terhadap lima dimensi citra tubuh yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorisasian ukuran tubuh. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah incidental sampling. Sampel berjumlah 100 orang remaja yang obesitas di Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra tubuh pada remaja yang obesitas yang berada dalam kategori negatif sebanyak 28 orang (28%), kategori netral sebanyak 39 orang (39%) dan kategori positif sebanyak 33 orang (33%). Pada dimensi evaluasi penampilan 8 orang (8%) berada dalam kategori negatif, 85 orang (85%) berada dalam kategori netral, dan sebanyak 7 orang (7%) berada dalam kategori positif. Pada dimensi orientasi penampilan 2 orang (2%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%) berada dalam kategori netral, dan 4 orang (4%) berada dalam kategori positif. Pada dimensi kepuasan terhadap bagian tubuh tidak ada subjek yang memiliki citra tubuh yang negatif, 94 orang (94%) berada dalam kategori netral, dan 6 orang (6%) berada dalam kategori positif. Pada dimensi kecemasan menjadi gemuk 6 orang (6%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%) berada dalam kategori netral, dan tidak ada subjek yang berada dalam kategori positif dari hasil penelitian ini. Pada dimensi pengkategorisasian ukuran tubuh 4 orang (4%) berada dalam kategori negatif, 92 orang (92%) berada dalam kategori netral, dan 4 orang (4%) berada dalam kategori positif. Kata kunci : obesitas, citra tubuh
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
The desdription of adolesence of body image towards obesity
Kinanti Indika and Medriani Ayu Srg, M.si
ABSTRACT
Obesity is problem which is scared by adolescence. All the people certainly want to show an attractive physical apperance, icluding the tenagers. Generaly, physical apperance is more important for tenagers .good physical apperance will increase the self confidence of adolescence, esecially for girls, thats why obesity is scary thing for them. Judgement about physical apperance is called as body image. Body image is ones’s positive or negative about his or her body. The research aim to know the description of adolescence of body image towards obesity. Measurement tools that was used is body image scale pn obesity with reliability (r) = 0,933 on five dimension of obesity, apperance evaluatio, apperance orientation, body area statisfaction, overweight preocupation and self-classified weight. The method used was descirptive quantitative method. Sampling technique used was incidental sampling, the total sample was 100 adolescence in Medan. The result of research indicated that body image of adolescence againts obesity in negative category 28 peoples (28%), neutral category 39 peoples (39%) and positive category 33 peoples (33%). In dimension of apperance evaluation in negative category 8 peoples (8%), neutral category 85 peoples (85%) and positive category 7 peoples (7%). In dimension of apperance orientation in negative category 2 peoples (2%), neutral category 94 peoples (94%) and positive category 4 peoples (4%). In dimension of body area satisfaction none of negative body image, neutral category 94 peoples (94%) and positive category 6 peoples (6%). In dimension of overweight preocupation in negative category 6 peoples (6%), neutral category 94 peoples (94%) and none of positive body image. In dimension of self classified in negative category 4 peoples (4%), neutral category 92 peoples (92%) and positive category 4 peoples (4%). Key words : obesity, body image
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia dan kekuatan dalam penyelesaian skripsi yang berjudul gambaran citra tubuh
pada remaja yang obesitas. Penyusunan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari
banyak pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi. Untuk itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Chairul yoel, Sp.A(K) selaku dekan Fakultas Psikologi USU.
2. Josetta M.R.T, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran, arahan, dan
waktu yang diluangkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Medriani Ayu Srg, M.si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan sabar
membimbing, mengarahkan dan memberikan ilmunya kepada penulis dalam membuat
proposal penelitian ini.
4. Mama tercinta Ir. Srimitha Tarigan yang telah memberikan cinta, kasih,saran,
membantu tanpa henti dalam penyebaran skala dan dukungan yang sangat besar.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada adik dan seluruh keluarga tercinta
yang telah memberikan dukungan, saran, dan doa selama ini. Semoga kita dilindungi
Allah SWT.
5. Sahabat tercinta yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan yang sangat
besar Mbak Roro (makasih mb sudah ditemanin tiap hari mencari sampel), Acid,
Sevi, Eca, Enok, Mirna, Vicky, Desti, Mitha (love you all).
6. Nani, Ira, Dewi (sama-sama berjuang kita ya wi), Dini dan seluruh teman-teman
angkatan 2005 yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
7. Teuku Muhammad Riyan Syahrir yang telah membantu mencarikan sampel
penelitian, memberikan dukungan, masukan atas jalannya penelitian ini,
mendengarkan keluh kesah dengan sabar.
8. Dinda, Riri, Nita makasih dukungan dan jalan-jalannya ya.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, pemulis mengucapkan
terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
Seluruh isi skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak
pihak.
Medan, Desember
Penulis
DAFTAR ISI
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Halaman SAMPUL DALAM................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
ABSTRACT...........................................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................x
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maslah...................................................................1
B. Perumusan Masalah......................................................................13
C. Tujuan Penelitian..........................................................................13
D. Manfaat Penelitian........................................................................13
E. Sistematika Penulisan...................................................................14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Obesitas
1. Defenisi obesitas......................................................................15
2. Faktor-faktor penyebab obesitas..............................................15
3. Dampak obesitas......................................................................19
4. Klasifikasi dan pengukuran obesitas........................................20
B. Citra Tubuh
1. Defenisi citra tubuh..................................................................21
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh22
3. Dimensi citra tubuh..................................................................26
C. Remaja
1. Defenisi Remaja.......................................................................27
2. Usia masa remaja.....................................................................28
3. Tugas perkembangan remaja...................................................28
4. Perkembangan fisik remaja......................................................29
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
D. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel....................................................................33
B. Defenisi Operasional Variabel penelitian....................................33
C. Populasi dan Metode pengambilan Sampel.................................34
1. Populasi....................................................................................34
2. Metode pengambilan sampel....................................................35
D. Alat Ukur yang digunakan............................................................36
1. Validitas alat ukur....................................................................37
2. Daya beda aitem.......................................................................37
3. Reloiabilitas alat ukur..............................................................38
4. Hasil uji coba alat ukur............................................................38
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...................................................43
1. Persiapan penelitian.................................................................43
2. Pelaksanaan penelitian.............................................................46
3. Pengolahan data.......................................................................46
F. Metode Analisa Data.....................................................................47
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data................................................................................48
1. Gambaran umum subjek penelitian.........................................48
2. Hasil penelitian........................................................................49
B. Pembahasan.................................................................................67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................73
B. Saran............................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................76
DAFTAR TABEL
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Halaman Tabel 1 Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Sebelum Uji Coba.....................................................................................39
Tabel 2 Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Setelah Uji Coba.......................................................................................41
Tabel 3 Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
yang digunakan dalam Penelitian.............................................................43
Tabel 4 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas...................50
Tabel 5 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas........52
Tabel 6 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi evaluasi Penampilan...................................................................53
Tabel 7 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi evaluasi Penampilan...............................................54
Tabel 8 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Orientasi Penampilan.................................................................56
Tabel 9 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Orientasi Penampilan.............................................57
Tabel 10 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh............................................................58
Tabel 11 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh........................................60
Tabel 12 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Kecemasan menjadi Gemuk.......................................................61
Tabel 13 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Kecemasan menjadi Gemuk..................................62
Tabel 14 Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang obesitas berdasarkan
Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh............................................63
Tabel 15 Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada remaja yang Obesitas
berdasarkan Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh........................64
Tabel 16 Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Jenis
Kelamin....................................................................................................65
Tabel 17 Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
berdasarkan Jenis Kelamin.......................................................................65
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 18 Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Usia...66
Tabel 19 Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
berdasarkan Usia.......................................................................................67
DAFTAR GRAFIK Halaman
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Grafik 1 Penyebaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin...................................48
Grafik 2 Penyebaran Subjek berdasarkan Usia..................................................49
Grafik 3 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas.............................................52
Grafik 4 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi Evaluasi
penampilan...........................................................................................55
Grafik 5 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi orientasi
Penampilan...........................................................................................57
Grafik 6 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi Kepuasan
Bagian Tubuh......................................................................................60
Grafik 7 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi
Kecemasan Menjadi Gemuk................................................................62
Grafik 8 Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas berdasarkan Dimensi
Pengkategorisasian Ukuran Tubuh.......................................................64
DAFTAR LAMPIRAN
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 1 Data Mentah Skala Ujia Coba
Lampiran 2 Data Mentah Skala Penelitian
Lampiran 3 Analisa I Reliabilitas Skala Uji Coba
Lampiran 4 Analisa II Reliabilitas Skala Uji Coba
Lampiran 5 Analisa III Reliabilitas Skala Uji Coba
Lampiran 6 Analisa Frekuensi Subjek Penelitian
Lampiran 7 Analisa Distribusi Normal Kolomogorov-Simirnov
Lampiran 8 Analisa Deskriptif Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas, Dimensi
Citra Tubuh
Lampiran 9 Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
BAB I
PENDAHULUAN
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
A. Latar Belakang
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para
remaja. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas atau kegemukan terjadi
jika individu mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan.
Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang
berlebih dalam bentuk lemak yang berdampak buruk bagi kesehatan.
Istilah obesitas dan overweight sering digunakan untuk menyatakan adanya
kelebihan berat badan, akan tetapi sesungguhnya obesitas dan overweight memiliki
arti yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah ketidak seimbangan antara jumlah
makanan yang masuk dibandingkan dengan pengeluaran energi oleh tubuh. Orang
yang kegemukan memiliki berat badan yang berlebihan yang diakibatkan oleh
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Wikipedia, 2007). Sedangkan overweight
adalah kelebihan berat badan dibandingkan berat ideal yang terjadi akibat
penimbunan jaringan lemak atau nonlemak meliputi otot, tulang, lemak, dan air
(Indonesian Nutrion Network, 2005). Secara umum obesitas adalah kelebihan berat
badan yang jauh melebihi berat badan normal.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari berat badannya
yang normal dianggap mengalami obesitas. Wanita memiliki lemak tubuh yang lebih
banyak dibandingkan pria, dimana perbandingan yang normal antara lemak tubuh dan
berat badan adalah sekitar 25-30% bagi wanita dan 18-23% pada pria. Seorang wanita
dikatakan obesitas apabila lemak pada tubuhnya lebih dari 30% dan pria memiliki
lemak lebih 25% (Wikipedia, 2007). Metode yang paling berguna dan banyak
digunakan untuk mengukur tingkat obesitas dan overweight adalah Indeks Massa
Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). Berdasarkan World Health Oganization
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
(WHO) seseorang dikatakan overweight jika hasil IMT sebesar 25,0 – 29,9, sedangkan
seseorang dapat dikatakan obesitas jika hasil IMTnya sebesar 30,0 – 34,9 (Aru .W
Sudoyo, 2006).
Beberapa penyebab dari terjadinya obesitas adalah dikarenakan terlalu
sedikitnya aktifitas fisik dan juga disebabkan karena kebiasaan makan yang
berlebihan. Program pengurangan berat badan yang menggunakan teknik modifikasi
perilaku untuk membantu remaja membuat perubahan dalam makanan dan latihan
menunjukkan kesuksesan. Akan tetapi, faktor genetik dan lainnya yang sama sekali
tidak berkaitan dengan kemauan dan pilihan gaya hidup membuat sebagian orang
rawan terhadap obesitas. Termasuk pula diantara faktor ini regulasi metabolisme yang
salah, ketidakmampuan mengenali sinyal tubuh akan rasa lapar dan kenyang, dan
perkembangan jumlah sel lemak yang abnormal (Papalia, 2008).
Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan, sangat berhubungan dengan
berbagai macam penyakit yang serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes
melitus, dan penyakit pernapasan. Dampak lain yang sering diabaikan adalah perasaan
merasa dirinya berbeda atau dibedakan dari kelompoknya akan membuat individu
dengan obesitas rentan terhadap berbagai masalah psikologis.
Penelitian Daniel (1997) memperlihatkan bahwa ada hubungan yang sangat
erat antara psikologis dengan obesitas pada remaja, terutama dalam bentuk depresi.
Remaja obesitas yang dijauhi oleh teman-temannya memiliki kecenderungan untuk
mengalami rasa putus asa yang besar. Hubungan antara obesitas dengan gejala
psikologis merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus. Seseorang yang mengalami
obesitas akan mudah merasa tersisih atau tersinggung. Hal ini akan lebih parah bila ia
mengalami kegagalan dalam pergaulan. Seseorang yang obesitas akan cenderung
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
dicap sebagai orang yang susah bergaul dan mudah tersinggung. Orang yang obesitas
akan mencap sebagian dari temannya sebagai orang yang suka mengolok-olok.
Masalah psikologis yang paling umum didapatkan adalah cemas, ganggguan
makan. Depresi pada obesitas dapat muncul karena pertentangan batin antara
keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan kenyataan yang ada.
Depresi terjadi sebagai akibat gangguan citra tubuh (sering berupa distorsi, bila
melihat didepan cermin, seseorang tidak melihat tubuhnya sebagaimana adanya dalam
realitas).
Bagi remaja putri yang mengalami obesitas, masalah yang sering kali muncul
adalah kepercayaan diri yang rendah dan kondisi ini berbeda jika dibandingkan
dengan remaja putra yang lebih mengutamakan prestasi dari pada mengurus bentuk
tubuh yang ideal (Dewi, 2004). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Aan (17 tahun):
“....kalau cewek badannya gendut pasti sibuk kak, yang mau ngurusin badan lah. Kalau cowok ya perduli juga sama bentuk badannya tapi bukan seperti cewek kali kak...” (Komunikasi Personal, 9 Juni 2009). Remaja yang menderita obesitas selalu dijadikan sebagai objek ejekan dan
penampilan yang gemuk selalu di ejek dan dianggap sebagai hal yang lucu yang dapat
membuat orang lain tertawa dan dianggap jelek (Dewi, 2004). Kenyataan ini dapat
membuat penderita obesitas merasa dirinya sangat berbeda dan aneh dibandingkan
dengan orang lain.
Tubuh yang kurus bukan hanya dianggap menarik, tetapi tubuh yang gemuk
dianggap sesuatu yang memalukan (Silverstein, Perdue, Petersor dan Kelly, 1986).
Kecenderungan untuk menjadi gemuk atau obesitas, dapat mengganggu sebagian anak
pada masa puber dan menjadi sumber keperihatinan selama tahun-tahun awal masa
remaja (Hurlock 1980). Remaja putera dan putri yang obesitas memiliki kesulitan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
dalam hal perkembangan dan identitas (Sheshowsky,1983). Obesitas juga dapat
menimbulkan masalah sosial bagi remaja (Kaplan, 1999). Dalam dunia sosial
menunjukkan bahwa kecantikan dan ketertarikan merupakan hal yang membuat
remaja menjadi lebih nyaman. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan remaja
yaitu menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif (Hurlock,
1980). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada masa ini, remaja sangat memperhatikan
penampilannya dan obesitas merupakan hal yang ditakuti oleh remaja.
Dewi (2004) juga mengatakan bahwa kebanyakan remaja putri lebih menyukai
keindahan dan memperhatikan keindahan tubuh, maka bentuk tubuh yang menarik
akan menumbuhkan rasa percaya diri pada wanita saat tampil di depan orang lain. Hal
ini sejalan dengan yang dikemukakan Almi (18 tahun):
“...ya iyalah kak, kan kalau badannya bagus, wajahnya menarik, penampilannya bagus kalau ketemu sama orang kan pasti lebih PD. Orang itu pun pasti juga merasa nyaman dengan keadaan tubuhnya. Kan gk enak juga kak kalau enggak menarik di depan orang ...“ (Komunikasi Personal, 10 April 2009) Di Indonesia Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Indonesia
mencatat dari perkiraan 200 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, jumlah
penduduk yang ovewrweight diperkirakan 76,7 juta (17,5%) dan penderita obesitas
berjumlah lebih dari 9,8 juta (4,7%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
tahun 2000 di Jakarta, tingkatan prevalensi obesitas pada masa remaja 12-18 tahun
ditemukan 6,2% dan pada umur 17 tahun-18 tahun sebanyak 11,4%. Kasus obesitas
pada anak remaja ini banyak ditemukan pada remaja putri (10,2%) dibandingkan
dengan remaja putra (3,1%) (Sjarif, 2002). Dari hasil survey ditemukan bahwa pada
tahun 2007 ditemukan peningkatan obesitas sebesar 19,1%. Rata-rata remaja putri
membutuhkan kalori sebayak 2.200 setiap harinya, sedangkan rata-rata remaja putra
membutuhkan kalori sebanyak 2.800 per harinya. Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa lebih dari 15 % untuk umur 12 tahun -19 tahun mengalami obesitas.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Remaja yang berlebihan berat badan cenderung menjadi orang dewasa yang
obesitas juga, dan mereka menjadi subjek resiko fisik, sosial, dan psikologis
(Gortmaker, Must, Perrin, & Dietz, 1993). Kelebihan berat badan pada masa remaja
dapat mengarah kepada kondisi kronis yang mengancam jiwa di masa dewasa, bahkan
jika kelebihan berat tersebut menghilang (Must et al., 1992). Berdasarkan data yang
diperoleh terlihat bahwa semakin majunya suatu bangsa maka individu yang
mengalami obesitas juga meningkat dan berkembang menjadi masalah kesehatan
global yang penting (anonim, 2002).
Remaja dalam perkembangannya mengalami perubahan baik dari segi fisik
maupun psikis. Perubahan fisik pada masa remaja lebih pesat dari pada masa kanak-
kanak dan perubahan yang sangat pesat ini menimbulkan respon tersendiri bagi
remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk tubuhnya
(Hurlock, 1999). Dacey & kenny (2001) menyatakan bahwa remaja sering merasa
tidak puas akan perubahan dan penampilan mereka, sedangkan Hurlock (1980)
berpendapat bahwa hanya sedikit remaja yang megalami kateksis tubuh atau merasa
puas dengan tubuhnya. Ketidakpuasan yang dirasakan lebih banyak dialami di
beberapa bagian tubuh tertentu. Kegagalan mengalami kateksis tubuh menjadi salah
satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya harga diri
selama masa remaja.
Semua orang tentu saja ingin menampilkan sebuah tampilan fisik yang
menarik, termasuk para remaja baik putra maupun putri. Bagi seorang remaja yang
bentuk tubuhnya kurang ideal, sering sekali menolak kenyataan perubahan fisiknya
sehingga mereka tampak mengasingkan diri karena merasa minder, dan bagi remaja
yang menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, menganggap hal tersebut
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
merupakan suatu hal yang wajar karena memang akan dialami semua orang yang
melaluai masa pubertas (Hurlock, 1999).
Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang
ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka
melakukan diet, berolahraga, mealakukan perawatan tubuh, mengkonsumsi obat
pelangsing dan lain-lain. Sejauh ini remaja putri lebih menyukai diet untuk
menurunkan berat badan.
Tidak berbeda dengan remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami
masalah berat badan. Bagi mereka yang memiliki bobot yang berlebihan dianggap
akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk mendapatkan perhatian dari
lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat tubuh mereka
sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan
melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga
merupakan kegiatan yang menyiksa (www.e-psikologi.com/remaja/130502.htm).
Tubuh yang kurus, bagi wanita, tidak hanya menunjukkan wanita yang aktif,
tetapi juga menyimbolkan kesuksesan dan status ekonomi yang tinggi (Rodin,
Sillberstein, & Stringel – Moore, 1984). Wanita pada umumnya menginginkan tubuh
yang langsing sebaliknya laki-laki pada umunya menginginkan tubuh yang berotot.
Wanita merasa tidak bahagia dengan bentuk tubuhnya dan berusaha untuk
menurunkan berat badannya meskipun mereka sudah memiliki badan yang ideal. Hal
ini dapat disebabkan karena adanya figur ideal yang menjadi panutan yang diperoleh
dari faktor luar seperti media. Media sangat mempengaruhi gambaran ideal akan
sosok tubuh seseorang, baik itu laki-laki maupun wanita. Semakin sering melihat
tubuh sempurna, maka semakin besar obsesi untuk bisa seperti model di majalah.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Striegel & Moore (dalam Dacey & Kenny, 2001) menyatakan bahwa sejak
masa remaja wanita sudah mulai memfokuskan diri dengan penampilan mereka dan
juga sangat khawatir bila berat badan mereka tidak ideal dengan tinggi badan mereka.
Mereka juga sangat tidak toleran dengan penyimpangan yang terjadi pada tubuh
mereka, seperti obesitas atau keterlambatan perkembangan (Craig, 1990). Para remaja
meyakini bahwa jauh sebelum masa remaja bahwa gemuk itu adalah suatu yang jelek,
dan langsing itu adalah sesuatu yang dianggap cantik (Dacey & Kenny 2001).
Hurlock (1993) mengemukakan bahwa remaja pada umumnya merasa takut
pada bentuk tubuh yang terlalu gemuk, pendek, kurus, wajah yang kurang cantik atau
tampan, ada jerawat dan sebagainya. Dewi (2004) juga mengatakan, bahwa segala
hal tersebut dianggap sebagai suatu kekurangan yang membuat mereka malu, karena
remaja menyadari bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Anggi (17 tahun):
“...memang penting kak daya tarik fisik itu. Apalagi kalau jumpa sama orang baru. Kan aku kurus kak terus banyak jerawat lagi, kalau ketemu orang baru gak PD gitu kak. Soalnya kadang aku sering diejek kak, karena jerawatku yang banyak. Pokoknya gak enak lah kak kalau kurus dan jerawatan kek gini. Heee...” (Komunikasi Personal, 9 April 2009) Pada umunya remaja lebih mementingkan penampilan fisik. Bila penampilan
fisik bagus (cantik dan tidak gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada
remaja, terlebih-lebih remaja putri, maka penampilan fisik yang terlalu gemuk
(obesitas) adalah hal yang sangat ditakuti (Dewi, 2004). Hal ini sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Dini (17 tahun)
“... kalao udah obesitas udah ngeri kali lah tu. Udahlah mengganggu kesehatan, penampilan pun kurang, kan pakai baju pun jelek. Makanya kak, kalau langsing kan lebih enak dilihat trus pun lebih cantik aja kayaknya...” (Komunikasi Personal, 10 April 2009)
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai body image (Cash &
pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Dalam penelitian ini akan digunakan istilah
citra tubuh untuk menjelaskan body image. Citra tubuh merupakan bagian dari self
image atau citra diri, dimana seseorang melihat tubuh mereka dari apa yang mereka
lihat (James, 2009). Pandangan berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan
perubahan bentuk tubuhnya sehingga mereka memiliki pandangan sendiri mengenai
tubuhnya, hal ini merupakan citra tubuh yang dikemukakan (Hughes dan
Noppe,1985). Menurut Cash & Pruzinsky (dalam Thompson dkk, 1999) citra tubuh
merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa
penilaian positif dan negatif. Berscheid (Papalia & Olds, 2008) menyatakan bahwa
remaja yang memiliki persepsi positif terhadap gambaran tubuh lebih mampu
menghargai dirinya. Individu tersebut cenderung menilai dirinya sebagai orang
dengan kepribadian cerdas, asertif, dan menyenangkan. Dacey dan Kenny (1994)
mengemukakan bahwa persepsi negatif remaja terhadap gambaran tubuh akan
menghambat perkembangan kemampuan interpersonal dan kemampuan membangun
hubungan yang positif dengan remaja lain.
Agustiani (2006) mengatakan bahwa penilaian negatif individu pada dirinya
akan menimbulkan perasaan tidak berdaya, artinya seseorang individu mempersepsi
adanya kekurangan dalam segi fisik, tampilan yang tidak menyenangkan dan secara
sosial tidak adekuat. Perasaan seperti ini tentu saja akan menghambat penyesuaian
dirinya. Sebaliknya, remaja yang memiliki penilaian positif terhadap dirinya akan
lebih merasa menarik dan adekuat secara sosial sehingga dapat melakukan
penyesuaian diri dengan baik.
Hasil penelitian dari Pope, Philips, & Olivardia (2000) menunjukkan bahwa
wanita lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan pria. Penjelasan ini bukan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
berarti penampilan fisik yang menarik hanya pada wanita saja tetapi para pria pun
terkadang memperhatikan penampilan mereka. Santrock (2003) mengatakan bahwa
perhatian terhadap citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia
12 hingga 18 tahun, baik pada remaja puteri maupun remaja putera. Wanita sudah
mulai memperhatikan penampilannya dimulai pada umur 11 tahun dan pada pria
mereka mulai memperhatikan penampilannya mulai umur 12-13 tahun (Rolfes et
al,.1998). perhatian terhadap penampilan ini lebih cepat terjadi pada wanita
dibandingkan dengan pria. Dacey & Kenny (dalam Davidson & McCabe, 2006)
karakter fisik merupakan pusat dari sense of self bagi remaja. Bagaimana mereka
memandang diri mereka sendiri untuk berperan dalam hal fungsi sehari-hari mereka.
Conger & Peterson dalam Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa pada masa
remaja, biasanya mulai bersibuk diri dengan penampilan fisik mereka dan ingin
mengubah penampilan mereka. Fokus utama dari perhatian para remaja adalah tubuh
mereka (Emmons, 1996). Remaja putri sering sekali menjadi lebih tidak puas dengan
keadaan tubuhnya dikarenakan lemak di dalam tubuhnya bertambah, sedangkan
remaja putra menjadi lebih puas dikarenakan otot mereka meningkat (Gross, 1984).
Respon tersebut terwujud dalam bentuk penilaian atau evaluasi akan fisik tubuh
mereka. Penilaian tersebut berupa perasaan puas atau tidak puas akan keadaan fisik
mereka (Hurlock, 1999, Dacey & Kenny, 2001). Ketidakpuasan terhadap tubuh
berhubungan dengan ketidak cocokan antara persepsi dan keinginan untuk
memperoleh bentuk dan ukuran tubuh tertentu (bosi et al,.2006). Ketidakpuasan ini
yang pada akhirnya membuat remaja menjadi tidak percaya diri dan menganggap
penampilannya sebagai sesuatu yang menakutkan.
Remaja putri pada umumnya sering merasa tidak nyaman dengan dirinya dan
memiliki citra tubuh yang lebih negatif dibandingkan dengan remaja putra selama
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
masa pubertas (Brooks-Gunn & Paikoff, dalam Dacey & Kenny, 1997). Remaja putri
lebih mungkin untuk mengalami masalah dengan citra tubuhnya daripada remaja
putra, dan pada umumnya remaja putri sering merasa tidak puas dengan tubuhnya
(Galambus, Almeida & Petersen, 1990: Paxton et al., 1990). Smolacks (dalam Evan,
1998) menyatakan bahwa ketidakpuasan citra tubuh pada remaja putri pada umumnya
mencerminkan keinginan untuk menjadi lebih kurus, sedangkan pada remaja putra
ketidakpuasan terhadap citra diri karena ingin menjadi lebih besar, lebih tinggi, dan
berotot.
Ketidakpuasan terhadap tubuhnya dapat terjadi karena perubahan fisik yang
mereka alami hal ini disebabkan dengan terjadinya pubertas, yaitu masa atau periode
singkat dalam pematangan fisik yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh yang
dimulai sejak awal masa remaja (Santrock, 1998). Pada masa remaja hanya sedikit
remaja yang merasa puas dengan tubuhnya (Hurlock, 1999). 81% menginginkan berat
badan yang ideal, 78 % remaja putri menginginkan untuk menurunkan berat badan
mereka dan hanya 14 % remaja putri yang puas dengan ukuran tubuhnya (Ersele,
Hertagoard, & Lights, 1986).
Peran masyarakat dan media, memang membawa pengaruh yang besar dalam
mendorong seseorang untuk sangat peduli pada penampilan dan citra tubuhnya.
Remaja, baik putra dan putri berupaya untuk memperoleh kepuasan akan fisik mereka
dengan menggunakan berbagai macam cara-cara (Hurlock, 1999: Dacey & Kenny,
2001; craig, 1990; Klonoff & Landryne dalam Taylor, 1999; McCabe & Ricciardeli,
2003). Para remaja ini melakukan olahraga seperti fitnes untuk memperoleh kepuasan
akan fisik mereka, cara lain yang mereka lakukan dengan diet dan menjaga pola
makan mereka. Penilaian kepuasan ini diperoleh bila mereka sudah memperoleh fisik
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
yang ideal meliputi bentuk tubuh dan ukuran tubuh (Cash & Pruzinsky dalam
Thompson dkk, 1999).
Cash (2004) mengatakan bahwa bagaimana citra tubuh seseorang itu dapat
dilihat dari evaluasi penampilan, yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan
keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak
memuaskan. Selain itu dapat dilihat melalui orientasi penampilan yaitu perhatian
individu terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan penampilan dirinya. Cara lain dapat dilihat melalui kepuasan
terhadap bagian tubuh yaitu mengukur kepuasan individu terhadap bagian tubuh
secara spesifik. Kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorian ukuran tubuh juga
dapat melihat bagaiman citra tubuh seseorang itu
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana citra
tubuh pada remaja yang obesitas.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka perumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran citra tubuh remaja yang obesitas?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran citra tubuh
pada remaja yang obesitas.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan dua manfaat, yaitu: manfaat
secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat teoritis
a) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang
menyokong perkembangan ilmu pengetahuan psikologi, khususnya ilmu psikologi
perkembangan yang terkait dengan citra tubuh.
b) Penelitian ini juga diharapakan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang
berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
a) Sebagai referensi bagi remaja yang mengalami obesitas agar mendapatkan
gambaran mengenai citra tubuh.
b) Sebagai bahan referensi bagi keluarga, agar dapat memberikan informasi tentang
citra tubuh. Hal ini bertujuan agar remaja yang mengalami obesitas dapat
menerima keadaan tubuh atau fisiknya secara positif atau baik.
E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab dimulai dari bab I sampai bab V. Adapun
sistematika penulisan penelitian ini adalah:
Bab I : Pendahuluan
Memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini berisi pembahasan teoritis tentang obesitas, citra tubuh, dan remaja.
Bab III : Metodologi Penelitian
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Bab ini terdiri atas identifikasi variabel, defenisi operasional variabel
penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang
digunakan, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data.
Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian,
interpretasi data dan pembahasan
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Obesitas
1. Defenisi obesitas
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan atau
kegemukan yang berlebihan (KBBI, 1996). Papalia dan Olds (1995) mengatakan
bahwa obesitas atau kegemukan terjadi jika individu mengkonsumsi kalori yang
berlebihan dari yang mereka butuhkan. Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa
obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang berlebih dalam bentuk lemak yang
berdampak buruk bagi kesehatan.
Pengertian obesitas dalam psikologis menurut Wurtman & Wurtman (1996)
adalah simpanan energi yang berlebihan dalam bentuk lemak, yang berdampak buruk
bagi kesehatan dan perpanjang usia.
Dari penjelasan-penjelasan dapat disimpulkan bahwa obesitas merupakan
keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang
berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.
2. Faktor-faktor penyebab obesitas
Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Zainun Mu’tadin (2002) mengemukakan bahwa
faktor-faktor penyebab obesitas diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu
bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak / olahraga, emosi, dan faktor
lingkungan.
a) Genetik
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Seringkali kita menjumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga yang salah satu
atau kedua orang tuanya gemuk juga. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik
telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Pada
saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar
dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi
selama dalam kandungan. Dengan demikian tidak heran apabila bayi yang
dilahirkan pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
b) Kerusakan pada salah satu bagian otak
Perilaku makan seseorang dikendalikan oleh sistem pengontrol yang terletak pada
suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus merupakan sebuah
kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian
lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak
pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi
oleh unsur kimiawi dari darah.
Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu
hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat
makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan
(pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila
HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati
kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila
kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan
kegemukan.
c) Pola makan berlebihan
Pola makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang kegemukan. Orang
yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding dengan orang yang memiliki
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan,
atau saatnya waktu makan. Mereka cenderung makan bila ia merasa ingin makan,
bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang
menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki
kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.
d) Kurang gerak atau olahraga
Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi tubuh. Pengeluaran
energi ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1) tingkat aktivitas dan olah raga secara
umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme
basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.
Walaupun aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga dari pengeluaran energi
seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang kegemukan aktivitas fisik
memiliki peran yang sangat penting. Ketika berolahraga kalori terbakar, makin
sering berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak
langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang bekerja dengan
duduk seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Jadi olah
raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat
membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya
metabolisme normal.
e) Pengaruh emosional
Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi.
Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan makanan sebagai pelarian
untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya. Makanan juga sering dijadikan
sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian
masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan
menyebabkan terjadinya kegemukan.
f) Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk.
Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah
simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk
menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor
eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah
psikologis sehubungan dengan kegemukan.
3. Dampak obesitas
Kegemukan pada remaja dalam jangka panjang dapat memicu berbagai
penyakit seperti, jantug koroner, diabetes melitus, fungsi paru, peningkatan kadar
kolestrol, gangguan ortopedik karena menopang tubuh yang berat, gangguan
pernafasan saat tidur, dapat terserang infeksi pernafasan, kelainan pada kulit,
kegemukan yang terjadi pada masa anak-anak dapat berlanjut hingga dewasa
(Wikipedia, 2007).
Dampak obesitas yang dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka
panjang yang tertera di bawah ini :
1. Gangguan psiko-sosial : Rasa rendah diri, depresif dan menarik diri dari
lingkungan. Hal ini dikarenakan anak obesitas seringkali menjadi bahan hinaan
teman sepermainan dan teman sekolah. Dapat pula karena ketidakmampuan untuk
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
melaksanaan suatu tugas/kegiatan terutama olahraga akibat adanya hambatan
pergerakan oleh kegemukannya.
2. Pertumbuhan fisik/linier yang lebih cepat dan usia tulang yang lebihlanjut
dibanding usia biologisnya.
3. Masalah ortopedi : Seringkali terjadi slipped capital femoral epiphysis dan
penyakit blount sebagai akibat beban tubuh yang terlalu berat.
4. Gangguan pernafasan : Sering terserang infeksi saluran nafas, tidur ngorok,
kadang-kadang terjadi opnea sewaktu tidur, sering ngantuk siang hari. Bila
gangguan sangat berat disebut sebagai sindrom Pickwickian, yaitu adanya
hipoventilasi alveolar.
5. Gangguan endokrin : Menars lebih cepat terjadi karena sampingan faktor
emosional, untuk terjadinya menars diperlukan jumlah lemak tertentu sehingga
anak obesitas dimana lemak tubuh sudah cukup tersedia, menars akan terjadi lebih
dini.
6. Obesitas akan berelanjutk sampai dewasa, terutama bila obesitas mulai pada pra-
pubertal.
7. Penyakit degenaratif dan penyakit metabolik : hipertensi, penyakit jantung,
koroner, diabetes melitus, hiperlipoproteinemia, hiperkolesterolemia (dalam
Nasar, 1995).
4. Klasifikasi dan Pengukuran Obesitas
Klasifikasi berat badan berdasarkan World Health Organization (WHO)
Indeks Massa Tubuh
(IMT)
Kategori
<18,5 Berat badan kurang
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
18,5-24,9 Berat badan normal
25-29,9 Berat badan lebih
30-34,9 Obesitas I
35-39,9 Obesitas II
>39,9 Sangat obesitas
Untuk mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai
pengukur pengganti dipakai body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT)
untuk menentukan berta badan yang lebih dan obesitas pada seseorang (Aru W.
Sudoyo, 2006). Cara untuk mengukur IMT adalah :
)()()( 2 mntinggibada
kgberatbadanIMTatubuhIndeksmass =
Indeks massa tubuh digunakan untuk menentukan banyaknya lemak yang
tersimpan dalam tubuh dengan membandingkan berat badan (dalam kilogram) dengan
kuadrat tinggi badan (dalam meter) seseorang. Pengukuran indeks massa tubuh
membagi berat badan menjadi empat jenis, yaitu underweight (kekurangan berat
badan), berat badan yang ideal, overweight (kelebihan berat badan), obese
(kegemukan).
B. Citra tubuh
1. Defenisi citra tubuh
Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2005) citra tubuh adalah ide seseorang
mengenai penampilannya di hadapan orang (bagi) orang lain. Papalia, Olds, dan
Feldman (2001) menyatakan bahwa citra tubuh merupakan gambaran dan evaluasi
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
mengenai penampilan seseorang. Dacey & Kenny (2001) menyatakan bahwa citra
tubuh adalah keyakinan seseorang akan penampilan mereka di hadapan orang lain.
Schlundt dan jhonson (1990) mengatakan bahwa citra tubuh merupakan
gambaran mental yang tertuju kepada perasaan yang kita alami tentang tubuh dan
bentuk tubuh kita yang berupa penilaian positif dan penilaian negatif. Basow (1992)
menjelaskan bahwa citra tubuh merupakan bagaimana kita menerima dan juga
merasakan tentang tubuh kita.
Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai citra tubuh (Cash &
pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Menurut Cash & Pruzinsky (dalam
Thompson dkk, 1999) citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap
tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif. Berscheid (Papalia & Olds,
2008) menyatakan bahwa remaja yang memiliki persepsi positif terhadap gambaran
tubuh lebih mampu menghargai dirinya. Individu tersebut cenderung menilai dirinya
sebagai orang dengan kepribadian cerdas, asertif, dan menyenangkan. Dacey dan
Kenny (1994) mengemukakan bahwa persepsi negatif remaja terhadap gambaran
tubuh akan menghambat perkembangan kemampuan interpersonal dan kemampuan
membangun hubungan yang positif dengan remaja lain.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh adalah penampilan
seseorang terhadap dirinya untuk dihadapakan atau ditunjukkan kepada orang lain.
Citra tubuh juga menggambarkan bagaimana seseorang dapat memandang dirinya
secara positif atau negatif
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh adalah: a) Jenis kelamin
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Chase (2001) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktor paling penting dalam
perkembangan citra tubuh seseorang. Deacey & Kenny (2001) juga sependapat
bahwa jenis kelamin mempengaruhi citra tubuh. Beberapa penelitian yang sudah
dilakukan menyatakan bahwa wanita lebih negatif memandang citra tubuh
dibandingkan pria (Cash & Brown, 1989: Davidson & McCabe, 2005: Demarest
& Allen, 2000: Furnaham & Greaves, 1994:, Jenelli, 1993: Rozin & Fallon, 1988
dalam Hubley & Quinlan, 2005).
Pria ingin bertubuh besar dikarenakan mereka ingin tampil percaya diri di depan
teman-temannya dan mengikuti trend yang sedang berlangsung. Sedangkan
wanita ingin memiliki tubuh kurus menyerupai ideal yang digunakan untuk
menarik perhatian pasangannya. Usaha yang dilakukan pria untuk membuat tubuh
lebih berotot dipengaruhi oleh gambar dimedia massa yang memperlihatkan
model pria yang kekar dan berotot. Sedangkan wanita cenderung untuk
menurunkan berat badan disebabkan oleh artikel dalam majalah wanita yang
sering memuat artikel promosi tentang penurunan berat badan (Anderson &
Didomenico, 1992).
2. Usia
Pada tahan perkembangan remaja, citra tubuh menjadi penting (Papalia & Olds,
2003). Hal ini berdampak pada usaha berlebihan pada remaja untuk mengontrol
berat badan. umumnya lebih sering terjadi pada remaja putri dari pada remaja
putra. Remaja putri mengalami kenaikan berat badan pada masa pubertas dan
menjadi tidak bahagia tentang penampilan dan hal ini dapat menyebabkan remaja
putri mengalami gangguan makan (eating disorder). Ketidakpuasan remaja putri
pada tubuhnya meningkat pada awal hingga pertengahan usia remaja sedangkan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
pada remaja putra yang semakin berotot juga semakin tidak [uasa denagn
tubuhnya (Papalia & Olds, 2003).
c) Media Massa
Tiggemann (dalam Cash & Pruzinsky, 2002) mengatakan bahwa media yang
muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan
laki-laki yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh seseorang. Tiggemann
(dalam Cash &purzinsky, 2002) juga menyatakan bahwa media massa menjadi
pengaruh yang paling kuat dalam budaya sosial.
Anak-anak dan remaja lebih bahyak menghabiskan waktunya dengan menonton
televisi. Konsumsi media yang tinggi dapat mempengaruhi konsumen. Isi
tayangan media sering menggambarkan bahwa standart kecantikan perempuan
adalah
Tubuh yang kurus dalam hal ini berarti dengan level kekurusan yang dimiliki,
kebanyakan perempuan percaya bahwa mereka adalah orang-orang yang sehat.
Media juga menggambarkan gambaran ideal bagi laki-laki adalah dengan
memiliki tubuh yang berotot.
4.) Keluarga
menurut teori social leraning, orang tua merupakan model yang paling penting
dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi gambaran tubuh anak anaknya
melalui modeling, feedback dan instruksi. Fisher, Fisher dan Strack (dalam Cash
& Pruzinsky, 2002) menyatakan bahwa gambaran tubuh melibatkan bagaimana
orangtua menerima keadaan bayinya baik terhadap jenis kelamin bayinya dan
bagaiman wajah bayinya kelak. Ketika bayi lahir, orangtua menyambut bayi
tersebut dengan pengharapan akan adanya bayi ideal dan membandingkannya
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
dengan penampilan bayi sebenarnya. Kebutuhan emosional bayi adalah disayangi
lingkungan yang dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Harapan fisik bayi
oleh orangtua sama seperti harapan oanggota keluarga lain yaitu tidak cacat tubuh.
Ikeda and Narworski (dalam Cash dan Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa
komentar yang dibuat orang tua dan anggota keluarga mempunyai pengaruh yang
besar dalam gambaran tubuh anak- anak. Orang tua yang secara konstan
melakukan diet dan berbicara tentang berat mereka dari sisi negatif akan
memberikan pesan kepada anak bahwa menghawatirkan berat badan adalah
sesuatu yang normal.
5. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri
dengan orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri
termasuk mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik. Hal
inilah yang sering membuat orang merasa cemas dengan penampilannya dan
gugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rosen dan
koleganya (dalam Cash & Purzinsky, 2002) menyatakan bahwa feedback terhadap
penampilan dan kompetisi teman sebaya dan keluarga dalam hubungan
interpersonal dapat mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan mengenai
tubuh.
Menurut Dunn & Gokee (dalam Cash Purzinsky, 2002) menerima feedback
mengenai penampilan fisik berarti seseorang mengembangkan persepsi tentang
bagaimana orang lain memandang dirinya. Keadaan tersebut dapat membuat
mereka melakukan perbandingan sosial yang merupakan salah satu proses
pembentukan dalam penilaian diri mengenai daya tarik fisik.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Pikiran dan perasaan mengenai tubuh bermula dari adanya reaksi orang lain.
Dalam konteks perkembangan, gambaran tubuh berasal dari hubungan
interpersoanal. Perkembangan emosional dan pikiran individu juga berkontribusi
pada bagaimana seseorang melihat diriya. Maka, bagaimana seseorang berpikir
dan merasa mengenai tubuhnya dapat mempengaruhi hubungan dan karakteristik
psikologis (chase, 2001).
3. Dimensi citra tubuh
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai citra tubuh
pada umumnya menggunakan Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-
Appearance Scales (MBSRQ-AS) yang dikemukakan oleh Cash. Pengukuran
gambaran tubuh dalam penelitian ini menggunakan dimensi-dimensi pada alat ukur
yang dikemukakan oleh Cash dkk, (dalam Seawell & Danorf-Burg, 2005).
Cash (2004) mengemukakan adanya lima dimensi citra tubuh, yaitu:
a. Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan), yaitu mengukur evaluasi dari
penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta
memuaskan dan tidak memuaskan.
b. Appearance Orientation (Orientasi penampilan), yaitu perhatian individu
terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan penampilan dirinya.
c. Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bagian tubuh), yaitu mengukur
kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut,
tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang,
perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan), dan penampilan secara
keseluruhan.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
d. Overweight Preocupation (Kecemasan menjadi gemuk), yaitu mengukur
kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadan individu terhadap berat badan,
kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi
pola makan.
e. Self-Classified Weight (Pengkategorian ukuran tubuh), yaitu mengukur
bagaimana individu mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus
sampai sangat gemuk.
C. Remaja
1. Defenisi remaja
Istilah remaja berasal dari kata latin adolescere yang artinya tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Santrock (2001) menyatakan bahwa remaja merupakan
suatu periode dalam perkembangan yang merupakan transisi antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa, melipiutu perubahan-perubahan biologis, kognitif dan psikososial.
Sarwono (2001) menyaakan bahwa remaja berada dalam periode transisi
antara anak-anak dan orang dewasa dengan segala perkembangan biologis, kognitif,
dan psikososial.
2. Usia masa remaja
Menurut Hurlock (1999) batasan usia masa remaja adalah 13 tahun – 17 tahun.
Batasan usia untuk remaja Indonesia adalah antara usia 11 tahun – 24 tahun.
Pertimbangan bahwa usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda
seksual sekunder mulai tampak dan batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal
untuk individu yang belum memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun
secara psikologis. Individu yang sudah menikah dianggap dan diperlakukan sebagai
individu dewasa sehingga tidak lagi di golongkan sebagai remaja (Sarwono, 2006).
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Santrock (1998) berpendapat bahwa masa remaja di awali pada usia yang berkisar 10
tahun – 13 tahun dan berahir di usia 18 tahun 22 tahun.
3. Tugas perkembangan remaja
Havinghurst (dalam Bigner, 1994, Hurlock, 1999) secara umum menyebutkan
tugas-tugas perkembangan masa remaja yaitu:
1. Mencapai hubungan baru dan hubungan yang lebih dewasa dengan teman seusia
dari dua jenis kelamin
2. Mencapai peran sosial yang maskulin dan feminim
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang yang lebih
dewasa
5. Mencapai kepastian atau jaminan akan kemandirian ekonomi
6. Menyeleksi dan mempersiapkan pekerjaan
7. Mempersiapkan diri untuk rencana pernikahan dan menghadapi kehidupan
berkeluarga
8. Mengembangankan kemampuan intelektual dan konsep-konsep yang di perlukan
terhadap
9. Memiliki rasa tanggung jawab secara sosial.
4. Perkembangan fisik remaja
Masa remaja di mulai dengan terjadinya pubertas, yaitu masa atau periode
yang singkat dalam pematangan fisik yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh
yang di mulai sejak awal masa remaja. Perubahan hormonal tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan fisik pada tubuh (Santrock, 1998).
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Perubahan fisik yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja
adalah perubahan tubuh yaitu badan menjadi semakin panjang dan tinggi. Selanjutnya
mulai berfungsinya alat reproduksi yang di tandai dengan haid pada remaja putri dan
mimpi basah pada remaja putra. Perubahan-perubahan fisik ini menyebabkan
kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi pada dirinya (Sarwono, 2006).
D. Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh para
remaja. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas atau kegemukan terjadi
jika individu mengkonsumsi kalori yang berlebihan dari yang mereka butuhkan.
Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa obesitas adalah sebagai suatu simpanan yang
berlebih dalam bentuk lemak yang berdampak buruk bagi kesehatan.
Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan, sangat berhubungan dengan
berbagai macam penyakit yang serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes
melitus, dan penyakit pernapasan. Dampak lain yang sering diabaikan adalah perasaan
merasa dirinya berbeda atau dibedakan dari kelompoknya akan membuat individu
dengan obesitas rentan terhadap berbagai masalah psikologis.
Penelitian Daniel (1997) memperlihatkan bahwa ada hubungan yang sangat
erat antara psikologis dengan obesitas pada remaja, terutama dalam bentuk depresi.
Remaja obesitas yang dijauhi oleh teman-temannya memiliki kecenderungan untuk
mengalami rasa putus asa yang besar. Hubungan antara obesitas dengan gejala
psikologis merupakan suatu lingkaran yang tidak terputus.
Masalah psikologis yang paling umum didapatkan adalah cemas, ganggguan
makan. Depresi pada obesitas dapat muncul karena pertentangan batin antara
keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan kenyataan yang ada.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Depresi terjadi sebagai akibat gangguan citra tubuh (sering berupa distorsi, bila
melihat didepan cermin, seseorang tidak melihat tubuhnya sebagaimana adanya dalam
realitas).
Bagi remaja putri yang mengalami obesitas, masalah yang sering kali muncul
adalah kepercayaan diri yang rendah dan kondisi ini berbeda jika dibandingkan
dengan remaja putra yang lebih mengutamakan prestasi dari pada mengurus bentuk
tubuh yang ideal (Dewi, 2004).
Remaja yang menderita obesitas selalu dijadikan sebagai objek ejekan dan
penampilan yang gemuk selalu di ejek dan dianggap sebagai hal yang lucu yang dapat
membuat orang lain tertawa dan dianggap jelek (Dewi, 2004). Kenyataan ini dapat
membuat penderita obesitas merasa dirinya sangat berbeda dan aneh dibandingkan
dengan orang lain.
Tubuh yang kurus bukan hanya dianggap menarik, tetapi tubuh yang gemuk
dianggap sesuatu yang memalukan (Silverstein, Perdue, Petersor dan Kelly, 1986).
Kecenderungan untuk menjadi gemuk atau obesitas, dapat mengganggu sebagian anak
pada masa puber dan menjadi sumber keperihatinan selama tahun-tahun awal masa
remaja (Hurlock 1980). Remaja putera dan putri yang obesitas memiliki kesulitan
dalam hal perkembangan dan identitas (Sheshowsky,1983). Obesitas juga dapat
menimbulkan masalah sosial bagi remaja (Kaplan, 1999).
Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang
ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka
melakukan diet, berolahraga, mealakukan perawatan tubuh, mengkonsumsi obat
pelangsing dan lain-lain. Sejauh ini remaja putri lebih menyukai diet untuk
menurunkan berat badan.
Tidak berbeda dengan remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami
masalah berat badan. Bagi mereka yang memiliki bobot yang berlebihan dianggap
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk mendapatkan perhatian dari
lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat tubuh mereka
sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan
melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga
merupakan kegiatan yang menyiksa (www.e-psikologi.com/remaja/130502.htm).
Pada umunya remaja lebih mementingkan penampilan fisik. Bila penampilan
fisik bagus (cantik dan tidak gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada
remaja, terlebih-lebih remaja putri, maka penampilan fisik yang terlalu gemuk
(obesitas) adalah hal yang sangat ditakuti (Dewi, 2004).
Penilaian mengenai penampilan fisik disebut sebagai body image (Cash &
pruzinsky dalam Thompson dkk, 1999). Dalam penelitian ini akan digunakan istilah
citra tubuh untuk menjelaskan body image. Menurut Cash & Pruzinsky (dalam
Thompson dkk, 1999) citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap
tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif.
Hasil penelitian dari Pope, Philips, & Olivardia (2000) menunjukkan bahwa
wanita lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan pria. Penjelasan ini bukan
berarti penampilan fisik yang menarik hanya pada wanita saja tetapi para pria pun
terkadang memperhatikan penampilan mereka. Santrock (2003) mengatakan bahwa
perhatian terhadap citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia
12 hingga 18 tahun, baik pada remaja puteri maupun remaja putera.
Conger & Peterson dalam Sarafino (1998) juga mengatakan bahwa pada masa
remaja, biasanya mulai bersibuk diri dengan penampilan fisik mereka dan ingin
mengubah penampilan mereka. Fokus utama dari perhatian para remaja adalah tubuh
mereka (Emmons, 1996). Remaja putri sering sekali menjadi lebih tidak puas dengan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
keadaan tubuhnya dikarenakan lemak di dalam tubuhnya bertambah, sedangkan
remaja putra menjadi lebih puas dikarenakan otot mereka meningkat (Gross, 1984).
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur yang paling penting dalam penelitian
ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan hasilnya (Hadi, 2000)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan
akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu (Hadi, 2000).
Hasan (2003) menyatakan bahwa hasil penelitian deskriptif berupa deskripsi
mengenai variable-variabel tertentu dengan menyajikan frekuensi, angka rata-rata,
atau kualifikasi lainnya untuk setiap kategori di setiap variable. Dalam pengolahan
dan analisa data menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif.
A. Identifikasi Variabel
Variable yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah citra tubuh pada remaja
putri yang obesitas.
B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
citra tubuh adalah penilaian seseorang terhadap penampilan dirinya untuk
dihadapakan atau ditunjukkan kepada orang lain. Citra tubuh juga menggambarkan
bagaimana seseorang dapat memandang dirinya secara positif dan negatif. Seseorang
yang memiliki citra tubuh yang positif maka dapat menerima dirinya sebaiknya jika
seseorang memiliki citra tubuh yang negatif mereka tidak dapat menerima dirinya apa
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
adanya. Citra tubuh dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala yang
dibuat oleh peneliti berdasarkan dimensi citra tubuh yang dikemukakan oleh Cash
(2004), yaitu:
a. Appearance Evaluation (Evaluasi penampilan)
b. Appearance Orientation (Orientasi penampilan)
c. Body Area Satisfaction (Kepuasan terhadap bentuk tubuh)
d. Overweight Preocupation (Kecemasan menjadi gemuk)
e. Self-Classified Weight (Pengkategorisasian ukuran tubuh)
skor total pada skala citra tubuh merupakan petunjuk gambaran tubuh yang
positif dan negative. Skor citra tubuh yang tinggi berarti bahwa seseorang memiliki
citra tubuh yang positif dan skor citra tubuh yang rendah berarti seseorang memiliki
citra tubuh yang negatif.
C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi
sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama .
kemudian akan diambil wakil dari populasi yang disebut sampel penelitian (Hadi,
2000).
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja. Adapun karakteristik populasi
penelitian ini adalah:
a) Remaja (10 tahun-22 tahun)
Santrock (1998) mengatakan bahwa masa remaja diawali pada usia berkisar 10
tahun – 13 tahun dan berahir pada umur 18 tahun – 22 tahun.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
b) Mengalami obesitas
Peneliti menggunakan sampel yang mengalami obesitas tingkat 1, tingkat 2 dan
sangat obesitas.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai subjek yang akan diteliti (Hadi,
2000). Menurut Azwar (2004), secara tradisional, statistika menganggap bahwa
jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Adapun jumlah subjek
yang digunakan dalam uji coba alat ukur adalah 70 orang, sedangkan subjek yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang.
2. Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil
sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel
yang mewakili populasi (Hadi, 2000). Metode pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah incidental sampling. Menurut Hadi (2000), incidental
sampling diperoleh semata-mata dari keadaan - keadaan insidental atau kebetulan.
D. Alat ukur yang digunakan
Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian
yang mempunyai tujuan untuk mengungkapkan fakta mengenai variabel yang diteliti.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode
self-reports. Metode self-reports berasumsi bahwa subjek adalah orang yang paling
tahu tentang dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar
dan dapat dipercaya, dan interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti (Hadi,
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
2000). Sesuai dengan metode self-reports maka penelitian ini menggunakan skala
gambaran tubuh untuk memperoleh gambaran tubuh remaja yang obesitas.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima dimensi gambaran tubuh,
yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh,
kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorian ukuran tubuh. Skala ini menggunakan
skala model Likert. Skala ini terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk pernyataan
mengenai dimensi “kepuasan area tubuh”, pilihan jawaban yang digunakan adalah:
Sangat Puas (SP), Puas (P), Tidak Puas (TP), dan Sangat Tidak Puas (STP). Skala
disajikan dalam bentuk pertanyaan favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak
mendukung). Nilai pilihan bergerak dari 1-4, bobot penilaian untuk pernyataan
favorable yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan untuk bobot pernyataan
unfavorable yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4.
1. Validitas alat ukur
Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang
akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas (Azwar,
2004). Di dalam penelitian ini akan di uji validitasnya berdasarkan validitas isi.
Validitas isi tes di tentukan melalui pendapat profesional (profesional judgement)
dalam proses telaah soal. Pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi
dengan dosen pembimbing.
2. Daya beda aitem
Daya beda aitem yaitu kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek
yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak. Selain itu, indeks daya beda aitem
merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
skala secara keseluruhan yang dikenal dengan konsistensi aitem total. Pengujian daya
diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi
skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total
(rix) yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan
aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan rix ≥ 0,275.
Pengujian daya diskriminasi aitem pada skala sikap dilakukan dengan
mengkorelasikan antara skor tiap aitem dengan skor total, dengan menggunakan
teknik korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 15.
3. Reliabilitas alat ukur
Menurut Azwar (2004), reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau
keterpercayaan hasil ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya. Prosedur pengujian reliabilitas yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah koefisien reliabilitas alpha. Data untuk menghitung
koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui penyajian satu bentuk skala yang
dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden (single-trial administratio).
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada
dalam rentang 0 sampai dengan 1. koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1
menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin
mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki. Teknik koefisien
alpha untuk menguji reliabilitas alat ukut dihitung dengan bantuan program SPSS
versi 15.
4. Hasil uji coba alat ukur
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui sejauh mana
alat ukur dapat mengungkap dengan tepat apa yang diukur dan seberapa jauh alat ukur
menunjukkan keadaan sebenarnya (Azwar, 2004). Setelah alat ukur disusun, maka
tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan uji coba alat ukur. Uji coba
dilakukan pada 70 orang remaja yang mengalami obesitas di kota Medan. Dalam
skala citra tubuh yang disebar terdapat 60 aitem.
Tabel 1 menunjukkan blue print skala citra tubuh sebelum dilakukan uji coba.
Tabel 1. Blue print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang
Obesitas Sebelum Uji Coba
N
o
Dimensi Indikator Perilaku No. Aitem Jumla
h
(%)
Fav Unfav
1. Evaluasi
penampilan
(Apperance
Evaluation)
- individu
menganggap
penampilannya
menarik atau
memuaskan
1,6,10,15,20,22 3,8,13,17,25
,27
12
2. Orientasi
penampilan
(Apperance
Orientation)
-individu
memperhatikan
penampilannya
dengan
melakukan usaha
4,9,18,26,29,44 2,7,14,51,57
,59
12
3. Kepuasan
terhadap
bagian tubuh
(Body Area
Satisfaction)
-kepuasan
terhadap wajah
-kepuasan
terhadap bagian
bawah (paha,
5,11,19,23,34,3
8
16,21,28,36,
40,52
12
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
pantat, pinggul,
kaki)
-kepuasan
terhadap bagian
tegah (pinggang,
perut)
-kepuasan
terhadap bagian
atas (dada, bahu,
lengan)
-kepuasan
terhadap rambut
4. Kecemasan
menjadi
gemuk
(Overweight
Preocupation
)
- membatasi pola
makanan
- kewaspadaan
terhadap berat
badan
24,30,39,45,50,
53
12,31,35,37,
41,54
12
5. Pengkategoria
n ukuran
tubuh (self-
classified
weight)
-berat badan
33,43,47,49,55,
58
32,42,46,48,
56,60
12
Total 30
50%
30
50%
60
100%
Keterangan tabel 1 :
F : Aitem favorable
UF : Aitem tidak favorable
Hasil uji coba alat ukur di olah melalui tiga kali pengujian agar memperoleh
reliabilitas yang memenuhi standar ukur dan indeks daya beda aitem di atas 0,275.
Reliabilitas alat ukur yang diujicobakan adalah 0,933. Aitem yang memiliki daya
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
beda tinggi (di atas 0,275) bergerak dari 0,392 sampai 0,694 (N=33). Tabel 2
menunjukkan blue print skala citra tubuh pada remaja yang obesitas setelah uji coba.
Tabel 2. Blue print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang
Obesitas Setelah Uji Coba
N
o
Dimensi Indikator Perilaku No. Aitem Jumla
h
(%)
Fav Unfav
1. Evaluasi
penampilan
(Apperance
Evaluation)
- individu
menganggap
penampilannya
menarik atau
memuaskan
1,6,10,15,20,22 3,8,13,17,25
,27
12
2. Orientasi
penampilan
(Apperance
Orientation)
-individu
memperhatikan
penampilannya
dengan
melakukan usaha
4,9,18,26,29,44 2,7,14,51,57
,59
12
3. Kepuasan
terhadap
bagian tubuh
(Body Area
Satisfaction)
-kepuasan
terhadap wajah
-kepuasan
terhadap bagian
bawah (paha,
pantat, pinggul,
kaki)
-kepuasan
terhadap bagian
tegah (pinggang,
perut)
-kepuasan
terhadap bagian
5,11,19,23,34,3
8
16,21,28,36,
40,52
12
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
atas (dada, bahu,
lengan)
-kepuasan
terhadap rambut
4. Kecemasan
menjadi
gemuk
(Overweight
Preocupation
)
- membatasi pola
makanan
- kewaspadaan
terhadap berat
badan
24,30,39,45,50,
53
12,31,35,37,
41,54
12
5. Pengkategoria
n ukuran
tubuh (self-
classified
weight)
-berat badan
33,43,47,49,55,
58
32,42,46,48,
56,60
12
Total 30
50%
30
50%
60
100%
Keterangan tabel 2 :
Nomor yang ditebalkan berarti memiliki daya diskriminasi < 0,275.
Setelah memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur, peneliti
melakukan penomoran aitem yang baru untuk skala penelitian yang sebenarnya
sebagaimana tertera pada tabel 3.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 3. Blue Print Distribusi Aitem Skala Citra Tubuh pada Remaja yang
Obesitas yang Digunakan dalam Penelitian
N
o
Dimensi Indikator Perilaku No. Aitem Jumla
h
(%)
Fav Unfav
1. Evaluasi
penampilan
(Apperance
Evaluation)
- individu
menganggap
penampilannya
menarik atau
memuaskan
2, 10, 15, 19 3, 6, 28, 29,
31
9
2. Orientasi
penampilan
(Apperance
Orientation)
-individu
memperhatikan
penampilannya
dengan
melakukan usaha
1, 11 5, 7 4
3. Kepuasan
terhadap
bagian tubuh
(Body Area
Satisfaction)
-kepuasan
terhadap wajah
-kepuasan
terhadap bagian
bawah (paha,
pantat, pinggul,
kaki)
-kepuasan
terhadap bagian
tegah (pinggang,
perut)
-kepuasan
terhadap bagian
atas (dada, bahu,
lengan)
-kepuasan
terhadap rambut
14, 20, 25, 30 4, 12, 27 7
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
4. Kecemasan
menjadi
gemuk
(Overweight
Preocupation
)
- membatasi pola
makanan
- kewaspadaan
terhadap berat
badan
13, 16, 21 33, 17 5
5. Pengkategoria
n ukuran
tubuh (self-
classified
weight)
-berat badan
9, 18, 22, 24,
26, 32
8, 23 8
Total 19
58%
14
42%
33
100%
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap. Ketiga tahap tersebut
yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.
1. Persiapan penelitian
Tahap persiapan penelitian terdiri dari:
a) Pembuatan alat ukur
Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa skala gambaran tubuh yang disusun
oleh peneliti berdasarkan lima dimensi yang dikemukakan oleh Cash (2004).
Skala ini terdiri dari 60 aitem. Penyusunan skali ini dioperasionalkan dalam
bentuk aitem-aitem pernyataan dan kemudian disebut blue print dari skala
tersebut.
b) Uji coba alat ukur
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
setelah alat ukur disusun, makan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 27
Oktober 2009 sampai 31 Oktober 2009 kepada 70 remaja obesitas di kota Medan.
Subjek diminta memberi respon pada alat ukur berupa skala citra tubuh pada
remaja yang obesitas. Peneliti terlebih dahulu meminta izin dan kesedian subjek
untuk mengisi skala. Kemudian peneliti menanyakan kepada subjek berat
badannya dan tinggi badannya. Apabila subjek telah memenuhi karakteristik awal
tersebut yang telah ditentukan untuk menjadi sampel penelitian, makan peneliti
menyerahkan skala citra tubuh. Hasil uji coba diolah melalui tiga kali penguian
reliabilitas agar memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur.
c) Revisi alat ukur
setelah peneliti melakukan uji coba alat ukut maka peneliti menguji validitas dan
reliabilitas skala. Setelah diketahui aitem-aitem yang memenuhi validitas dan
reliabilitasnya, maka kemudian peneliti menyusun aitem-aitem tersebut ke dalam
alat ukur yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Skala dibuat dalam
bentuk buku dari kertas berukuran A4 yang dibagi dua dengan huruf Times new
Roman ukuran 14.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah alat ukur direvisi, maka dilaksanakan penelitian pada subjek yang
memenuhi ciri-ciri populasi. Penelitian dilakukan di Medan dengan melibatkan
remaja yang mengalami obesitas. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan
alat ukur berupa skala citra tubuh pada remaja yang obesitas. Subjek diminta untuk
memberikan respon pada skala tersebut. Tetapi sebelumnya, peneliti terlebih dahulu
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
meminta izin dan kesediaan subjek untuk mengisi skala. Kemudian peneliti
menanyakan umur, berat badan dan tinggi subjek. Apabila subjek telah memenuhi
karakteristik awal yang telah ditentukan untuk menjadi sampel penelitian, maka
peneliti menyerahkan skala tersebut. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2
November 2009 hingga 9 November 2009 dengan melibatkan 100 subjek yang
mengisi skala.
3. Pengolahan data
Setelah diperoleh data dari skala citra tubuh pada remaja remaja yang obesitas,
maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan denga menganalisa
menggunakan bantuan program SPSS versi 15.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik.
Alasan yang mendasari digunakannya analisa statistik adalah karena statistik dapat
menunjukkan kesimpulan (generalisasi) penelitian. Pertimbangan lain yang mendasari
adalah statistik bekerja dengan angka, statistik bersifat obejektif dan universal (Hadi,
2000).
F. Metode analisa data
Hadi (2000) menyatakan bahwa penelitian deskriptif menganalisa dan
menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan
disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas data faktualnya sehingga
semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Untuk
mendapatkan skor citra tubuh digunakan statistik deskriptif. Data yang akan diolah
yaitu skor minimum, skor maksimum, mean dan standar deviasi. Hadi (2000)
menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
yang diolah tidak terlalu mendalam. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian
diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 15.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab berikut ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian.
Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran subjek penelitian
dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi serta hasil penelitian.
A. Analisa Data
1. Gambaran umum subjek penelitian
Penelitian ini melibatkan 100 orang subjek yang mengisi skala yang dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia.
a. Pengelompokan subjek berdasakan jenis kelamin
pengelompokan subjek berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 2 kategori, yaitu
laki-laki dan perempuan. Penyebaran subjek dapat dilihat pada grafik 1.
34
66
010203040506070
Jenis Kelamin
Laki-lakiPerempuan
Berdasarkan garfik 1 dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek pada
jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 66 orang (66%), sedangkan subjek yang
lebih sedikit adalah subjek laki-laki, yaitu sebanyak 34 orang (34%).
b. Pengelompokan subjek berdasarkan usia
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
penyebaran subjek berdasarkan usia dapat dilihat pada grafik 2.
14
1
15
5
1615
2221
0
5
10
15
20
25
Usia
141516171819202122
Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek pada
kelompok usia 22 tahun yaitu sebanyak 21 orang dan subjek yang paling sedikit
adalah subjek pada kelompok usia 14 dan 16 tahun sebanyak 1 orang.
2. Hasil penelitian
a) Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas
sesuai dengan tujuan utama dalam penelitian ini, maka data dianalisa secara
deskriptif. Tujuan dari analisa ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
karakterisrik variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah citra tubuh pada remaja yang
obesitas. Dalam analisa ini kumpulan data yang ada belum jelas maknanya. Fungsi
analisa adalah menyederhanakan atau meringkas kumpulan data hasil pengukuran
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang
berguna. Secara teknis, analisa deskriptif merupakan kegiatan meringkas kumpulan
data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi. Selanjutnya membandingkan data
kelompok subjek satu dan lainnya (Hastono, 2001).
Data dalam penelitian ini adalah numerik, maka analisa deskriptif yang akan
disajikan adalah ukuran tengah meliputi nilai mean dan ukuran variasi meliputi
standar deviasi, minimum dan maksimum. Mean adalah ukuran rata-rata yang
merupakan hasil bagi dari jumlah semua nilai pengukuran dibagi oleh banyaknya
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
pengukuran. Setiap pengukuran memiliki penyimpangan dari nilai mean. Nilai
kuadrat penyimpangan dari nilai mean disebut varian. Agar satuan varian sama
dengan mean, maka dikembangkan ukuran variasi yang disebut dengan standar
deviasi. Standar deviasi merupakan akar dari varian, dimana standar deviasi yang
semakin besar menunjukkan variasi yang semakin besar pula (Hastono, 2001).
Analisa deskriptif pada penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan program
SPSS versi 15. Berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif pada
penelitian ini
Tabel 4. Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Remaja yang Obesitas
N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation
Total 100 65 113 83,98 9,361
Dari tabel 1dapat dilihat, bahwa jumlah subjek yang diteliti (N) adalah 100
orang. Mean atau rata-rata hitung dari skor sikap seluruh subjek adalah 83,89. Standar
deviasinya adalah 9,361. Skor maksimum adalah 113 dan skor minimum adalah 65.
Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang
mengacu pada kriteria kategorisasi model distribusi normal. Azwar (2004)
menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek
penelitian terdistribusi normal. Untuk menentukan citra tubuh remaja yang obesitas
terbagi dalam tiga kategori yaitu negatif, netral, dan positif, maka terlebih dahulu
ditentukan standard error of measurement (satandar eror pengukuran) untuk
memberikan kecermatan skor skala karena akan dapat menentukan fluktuasi dari skala
citra tubuh pada remaja yang obesitas tersebut.
Rumusan standar eror pengukuran sebagai berikut:
Se = Sx √(1-rxx’)
Keterangan :
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Se = Eror standar dalam pengukuran Sx = Deviasi standar skor Rxx’ = Koefisien reliabilitas
Berdasarkan rumus di atas, maka standar eror pengukuran pada citra tubuh pada
remaja yang obesitas adalah :
Se = 9,361 √(1-0,933)
Se = 2,415
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (2,415)
X ± 6,2065
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 83,98, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 83,98 – 6,2065 = 77,7735 dibulatkan menjadi 78
sedangkan batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 83,98 + 6,2065 =
90,1865 dibulatkan menjadi 90.
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Kriteria kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Variabel Kriteria Kategorisasi Jenjang Kategori Jumlah
(N) Persentase
(%) Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
X ≤ 77 Negatif 28 28% 77 < X < 90 Netral 39 39%
X ≥ 90 Positif 33 33%
Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 5 dapat dilihat
pada grafik 3.
Grafik 3. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
28
3933
05
10152025303540
Kategori CitraTubuh
NegatifNetralPositif
Berdasarkan kategorisasi pada grafik 3, dapat dilihat bahwa subjek penelitian
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 28 orang (28%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 39 orang (39%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 33 orang (33%). Secara umum subjek
penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.
b) Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan dimensi citra
tubuh
1) gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi evaluasi
penampilan
Komponen evaluasi penampilan dalam citra tubuh terdiri dari 9 aitem dengan
rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 36 dan nilai
terendah 9. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif berdasarkan
evaluasi penampilan pada penelitian ini:
Tabel 6. Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Berdasarkan Dimensi Evaluasi
penampilan
N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation
Total 100 12 36 22,06 5,047
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Dari tabel 6, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 22,06
dengan standar deviasi sebesar 5,047. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 5,047 √(1-0,730)
Se = 5,047 √0,27
Se = 2,6224
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (2,6224)
X ± 6, 7395
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 22,06, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 22,06 – 6,7395 = 15,3205 dibulatkan menjadi 15 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 22,06 + 6,7395 = 28,7995
dibulatkan menjadi 29.
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 7. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Terhadap Dimensi Evaluasi Penampilan
Dimensi Kriteria Kategorisasi Jenjang Kategori Jumlah
(N) Persentase
(%)
Evaluasi penampilan
X ≤ 15 Negatif 8 8% 15 < X < 29 Netral 85 85%
X ≥ 29 Positif 7 7%
Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 7 dapat dilihat
pada grafik 4.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Grafik 4. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi evaluasi
Penampilan
8
85
7
0
20
40
60
80
100
DimensiEvaluasi
Penampilan
NegatifNetralPositif
Berdasarkan kategorisasi pada grafik 4, dapat dilihat bahwa subjek penelitian
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 2 orang (2%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 85 orang (85%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 7 orang (7%). Secara umum subjek
penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.
2) gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi otientasi
penampilan
Komponen evaluasi penampilan dalam citra tubuh terdiri dari 4 aitem dengan
rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 16 dan nilai
terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif berdasarkan
evaluasi penampilan pada penelitian ini:
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 8. Hasil Analisa Deskriptif Citra Tubuh Berdasarkan Dimensi Orientasi
penampilan
N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation
Total 100 6 15 10,81 1,905
Dari tabel 8, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 10,81
dengan standar deviasi sebesar 1,905. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 1,905 √(1-0,332)
Se = 1,905 √0,668
Se = 1,5569
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (1,5569)
X ± 4,0012
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 10,81, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 10,81 – 4,0012 = 6,8088 dibulatkan menjadi 7 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 10,81 + 4,0012 = 14,8112
dibulatkan menjadi 15
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 9 berikut:
Tabel 9. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Terhadap Dimensi Orientasi Penampilan
Dimensi Kriteria Kategorisasi Jenjang Kategori Jumlah
(N) Persentase
(%) Orientasi
penampilan X ≤ 7 Negatif 2 2%
7 < X < 15 Netral 94 94%
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
X ≥ 15 Positif 4 4%
Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 7 dapat dilihat
pada grafik 5
Grafik 5. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi orientasi
Penampilan
2
94
40
20
40
60
80
100
DimensiOrientasi
Penampilan
NegatifNetralPositif
Berdasarkan kategorisasi pada grafik 5, dapat dilihat bahwa subjek penelitian
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 2 orang (2%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 94 orang (94%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 4 orang (4%). Secara umum subjek
penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.
3) Gambaran citra tubuh padaremaja yang obesitas terhadap dimensi kepuasan
bagian tubuh
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Komponen kepuasan bagian tubuh dalam citra tubuh terdiri dari 7 aitem
dengan rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 28 dan
nilai terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif
berdasarkan kepuasan bagian tubuh pada penelitian ini:
Tabel 10. Hasil Analisa deskriptif berdasarkan Dimensi kepuasan bagian tubuh
N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation
Total 100 13 26 17,28 2,314
Dari tabel 10, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 17,28
dengan standar deviasi sebesar 2,314. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 2,314 √(1-0,332)
Se = 2,314 √0,668
Se = 1,8912
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (1,8912)
X ± 4,8603
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 17,28, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 17,28 – 4,8603 = 12,4197 dibulatkan menjadi 12 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 17,28 + 4,8603 = 22,1403
dibulatkan menjadi 22.
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 9 berikut:
Tabel 11. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Terhadap Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Dimensi Kriteria Kategorisasi Jenjang Kategori Jumlah
(N) Persentase
(%)
Kepuasan Bagian Tubuh
X ≤ 12 Negatif 0 0% 12 < X < 22 Netral 94 94%
X ≥ 22 Positif 6 6%
Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 11 dapat dilihat
pada grafik 6
Grafik 6. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi Kepuasan
Bagian Tubuh
0
94
6
0
20
40
60
80
100
Diemnsi KepuasanBagian Tubuh
Negatif
Netral
Positif
Berdasarkan kategorisasi pada grafik 6, dapat dilihat bahwa subjek penelitian
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 0 orang (0%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 94 orang (94%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 6 orang (6%). Secara umum subjek
penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.
4)Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi
Kecemasan Menjadi Gemuk
Komponen kepuasan bagian tubuh dalam citra tubuh terdiri dari 5 aitem
dengan rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 20 dan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
nilai terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif
berdasarkan kepuasan bagian tubuh pada penelitian ini:
Tabel 12. Hasil Analisa Deskriptif Berdasarkan Dimensi Kecemasan Menjadi
Gemuk
N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation
Total 100 7 19 14,33 2,708
Dari tabel 12, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 14,33
dengan standar deviasi sebesar 2,708. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 2,708 √(1-0,134)
Se = 2,708 √0,866
Se = 2,5197
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (2,5197)
X ± 6,4756
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 14,33, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 14,33 – 6,4756 = 7,8544 dibulatkan menjadi 9 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 14,33 + 6,4756 = 20,8056
dibulatkan menjadi 21.
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 10 berikut:
Tabel 13. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Terhadap Dimensi Kecemasan Menjadi gemuk
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Dimensi Kriteria Kategorisasi Jenjang Kategori Jumlah
(N) Persentase
(%)
Kecemasan Menjadi Geuk
X ≤ 9 Negatif 6 6% 9 < X < 21 Netral 94 94%
X ≥ 21 Positif 0 0%
Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 13 dapat dilihat
pada grafik 7.
Grafik 7. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi Kecemasan
Menjadi Gemuk
6
94
00
20
40
60
80
100
DimensiKecemasan
menjadi gemuk
NegatifNetralPositif
Berdasarkan kategorisasi pada grafik 7, dapat dilihat bahwa subjek penelitian
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 6 orang (6%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 94 orang (94%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 0 orang (0%). Secara umum subjek
penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.
5) Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Terhadap Dimensi
Pengkategorisasian Ukuran Tubuh
Komponen kepuasan bagian tubuh dalam citra tubuh terdiri dari 8 aitem
dengan rentan nilai 1-4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai teringgi 32 dan
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
nilai terendah 4. berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa deskriptif
berdasarkan kepuasan bagian tubuh pada penelitian ini:
Tabel 14. Hasil Analisa Deskriptif Berdasarkan Dimensi Pengkategorisasian
Ukuran Tubuh
N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation
Total 100 10 28 19,50 4,066
Dari tabel 14, dimensi evaluasi penampilan memiliki nilai mean sebesar 19,50
dengan standar deviasi sebesar 4,066. adapun standar eror pngukurannya adalah:
Se = 4,066 √(1-0,468)
Se = 4,066 √0,532
Se = 2,9653
Dengan menggunakan taraf kepercayaan 99%, maka disapat nilai Z
(berdasarkan table deviasi normal) yaitu: 2,57. Dengan begitu fluktuasi skor:
X ± 2,57 (2,9653)
X ± 7,6208
Oleh karena itu, dengan mean sebesar 19,50, maka batas skor untuk kategori
negatif dimulai pada skor 19,50 – 7,6208 = 11,8792 dibulatkan menjadi 12 sedangkan
batas skor untuk kategori positif dimulai pada skor 19,50 + 7,6208 = 27,1208
dibulatkan menjadi 27.
Kriteria kategorisasi skor citra tubuh pada remaja yang obesitas dengan jumlah
individu dalam persentase individu di dalamnya dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
Tabel 15. Kriteria Kategorisasi Skor Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Terhadap Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh
Dimensi Kriteria Kategorisasi Jenjang Kategori Jumlah
(N) Persentase
(%) Pengkategorisasian X ≤ 12 Negatif 4 4%
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Ukuran Tubuh 12 < X < 27 Netral 92 92% X ≥ 27 Positif 4 4%
Adapun jumlah individu yang termasuk ke dalam masing-masing kategori
citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkn kriteria pada tabel 15 dapat dilihat
pada grafik 8.
Grafik 8. Citra Tubuh Remaja yang Obesitas terhadap Dimensi
Pengkategorisasian Ukuran Tubuh
4
92
40
20
40
60
80
100
NegatifNetralPositif
Berdasarkan kategorisasi pada grafik 8, dapat dilihat bahwa subjek penelitian
yang termasuk ke dalam kategori negatif sebanyak 4 orang (4%), subjek yang
termasuk ke dalam kategori netral sebanyak 92 orang (92%), dan subjek yang
termasuk ke dalam kategori positif sebanyak 4 orang (4%). Secara umum subjek
penelitian memiliki citra tubuh yang netral terhadap citra tubuh.
3). Hasil Tambahan
1) Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan Jenis
Kelamin
Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat melalui tabel 16 berikut ini:
Tabel 16. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan
Jenis Kelamin
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Jenis
Kelamin
N Mean Std. Deviation Max Min
Pria 34
(34%)
89,18 8,643 113 65
Wanita 66
(66%)
81,3 8,611 96 66
Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa penggolongan citra tubuh pada
remaja yang obesitas berdasarkan jenis kelamin, maka skor mean pria (89,18) lebih
besar dari skor mean wanita (81,3).
Tabel 17. Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Berdasarkan Jenis Kelmain
Jenis Kelamin N Mean F P(sig) Pria 33
(33%) 89,18 2,029 0,052
Wanita 66 (66%)
81,3
Total 100 (100%)
Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 17, maka diperoleh nilai F =2,029
dengan nilai signifikansi (p) yaitu 0,052. Hasil tersebut signifikan (p<0,05), dengan
demikian ada perbedaan citra tubuh remaja yang obesitas berdasarkan jenis kelamin.
2) Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan Usia
Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan usia dapat
dilihat melalui tabel 18 berikut ini:
Tabel 18. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas Berdasarkan
Usia
Usia N Mean Std. Deviation Max Min
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
15 4 87,25 4,573 92 82
17 15 77,80 7,608 94 68
18 5 78,60 7,829 88 71
19 16 84,50 12,017 113 66
20 15 84,93 9,816 96 65
21 22 87,27 9.041 101 67
22 21 85,48 7,118 97 71
Berdasarkan tabel 18, dapat dilihat penggolongan gambaran citra tubuh pada
remaja yang obesitas berdasarkan usia, maka mean skor untuk usia 15 tahun (87,25).
Usia 17 tahun (77,80), usia 18 tahun (78,60), usia 19 tahun (84,50), usia 20 tahun
(84,93), usia 21 tahun (87,27) dan usia 22 tahun (85,48). Untuk usia 14 dan 16 tahun
tidak memiliki skor mean, karena sampel penelitian pada udia 14 dan 16 tahun
masing-masing hanya satu orang.
Tabel 16. Hasil Uji-T Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
Berdasarkan Usia
Usia N Mean F P (sig)
15 4 87,25 18,714 0,000
17 15 77,80
18 5 78,60
19 16 84,50
20 15 84,93
21 22 87,27
22 21 85,48
Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 16, maka diperoleh nilai F =18,714
dengan nilai signifikansi (p) yaitu 0,000. Hasil tersebut signifikan (p<0,05), dengan
demikian ada perbedaan citra tubuh remaja yang obesitas berdasarkan usia.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan secara umum citra tubuh remaja
yang obesitas tergolong netral. Dari 100 subjek penelitian, sebanyak 28 orang
memiliki citra tubuh yang negatif, 39 orang memiliki citra tubuh yang netral dan
sebanyak 33 orang memiliki citra tubuh yang positif.
Menurut Cash & Pruzinsky (dalam Thompson dkk, 1999) citra tubuh
merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa
penilaian positif dan negatif. Dalam penelitian ini gambaran citra tubuh remaja yang
obesitas cenderung netral yang artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa
citra tubuh sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang penampilan mereka
tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh sebagai hal yang positif dan
negatif. Berscheid (Papalia & Olds, 2008) menyatakan bahwa remaja yang memiliki
persepsi positif terhadap gambaran tubuh lebih mampu menghargai dirinya. Individu
tersebut cenderung menilai dirinya sebagai orang dengan kepribadian cerdas, asertif,
dan menyenangkan. Dacey dan Kenny (1994) mengemukakan bahwa persepsi negatif
remaja terhadap gambaran tubuh akan menghambat perkembangan kemampuan
interpersonal dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan remaja lain.
Dalam penelitian ini hal-hal yang diukur adalah dimensi dari citra tubuh
diantaranya adalah evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap
bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorisasian ukurang tubuh.
Menurut Cash (2004) evaluasi penampilan adalah mengukur evaluasi dari
penampilan dan keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta
memuaskan dan tidak memuaskan. Dalam penelitian ini subjek lebih banyak memiliki
citra tubuh yang netral artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa citra
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
tubuh berdasarkan dimensi evaluasi penampilan sebagai suatu hal yang penting untuk
menunjang penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh
sebagai hal yang positif dan negatif.
Orientasi penampilan adalah perhatian individu terhadap penampilan dirinya
dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.
Dalam penelitian ini subjek lebih banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra
tubuhnya artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa citra tubuh
berdasarkan dimensi orientasi penampilan sebagai suatu hal yang penting untuk
menunjang penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh
sebagai hal yang positif dan negatif.
Kepuasan terhadap ukuran tubuh adalah mengukur kepuasan individu terhadap
bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat,
paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada,
bahu, lengan), dan penampilan secara keseluruhan. Dalam penelitian ini subjek lebih
banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra tubuhnya artinya remaja
memandang atau beranggapan bahwa citra tubuh berdasarkan dimensi kepuasan
bagian tubuh sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang penampilan mereka
tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh sebagai hal yang positif dan
negatif.
Kecemasan menjadi gemuk adalah mengukur kecemasan terhadap
kegemukan, kewaspadan individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan
diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan. Dalam penelitian ini
subjek lebih banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra tubuhnya artinya
remaja memandang atau beranggapan bahwa citra tubuh berdasarkan dimensi
kecemasan menjadi gemuk sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra tubuh sebagai hal
yang positif dan negatif.
Pengkategorisasian ukuran tubuh adalah mengukur bagaimana individu
mempersepsi dan menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.
Dalam penelitian ini subjek lebih banyak memiliki sikap yang netral terhadap citra
tubuhnya artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa citra tubuh
berdasarkan dimensi pengkategorisasian ukuran tubuh sebagai suatu hal yang penting
untuk menunjang penampilan mereka tetapi remaja tersebut tidak menganggap citra
tubuh sebagai hal yang positif dan negatif.
Dalam penelitian ini mencantumkan analisa tambahan yaitu jenis kelamin dan
usia. Semua orang tentu saja ingin menampilkan sebuah tampilan fisik yang menarik,
termasuk para remaja baik putra maupun putri. Bagi seorang remaja yang bentuk
tubuhnya kurang ideal, sering sekali menolak kenyataan perubahan fisiknya sehingga
mereka tampak mengasingkan diri karena merasa minder, dan bagi remaja yang
menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, menganggap hal tersebut
merupakan suatu hal yang wajar karena memang akan dialami semua orang yang
melaluai masa pubertas (Hurlock, 1999).
Banyak usaha yang dilakukan para remaja putri untuk membentuk tubuh yang
ideal agar menjadi kurus (Dacey dan Kenny, 2001). Pada umumnya mereka
melakukan diet, berolahraga, mealakukan perawatan tubuh, mengkonsumsi obat
pelangsing dan lain-lain. Sejauh ini remaja putri lebih menyukai diet untuk
menurunkan berat badan.
Tidak berbeda dengan remaja putri, remaja putra pun sebagian mengalami
masalah berat badan. Bagi mereka yang memiliki bobot yang berlebihan dianggap
akan memiliki permasalahan yang cukup berat untuk mendapatkan perhatian dari
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
lawan jenis. Banyak remaja putera yang berharap dapat membuat tubuh mereka
sedikit kekar atau berotot dan keinginan itu pada sebagian remaja putra disalurkan
melalui kegiatan olahraga. Namun sayang bagi remaja yang kegemukan, olahraga
merupakan kegiatan yang menyiksa (www.e-psikologi.com/remaja/130502.htm).
Dalam penelitian ini hasil analisa tambahan bahwa skor mean remaja putera
lebih besar dar skor mean remaja putri. Hal ini dapat dilihat dari besar skor mean
remaja putera sebesar 89,18 dan skor mean remaja puteri sebesar 81,3.
Selain usia peneliti juga menambahkan gambaran citra tubuh remaja yang
obesitas berdasarkan usia. Santrock (2003) mengatakan bahwa perhatian terhadap
citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia 12 hingga 18
tahun, baik pada remaja puteri maupun remaja putera. Wanita sudah mulai
memperhatikan penampilannya dimulai pada umur 11 tahun dan pada pria mereka
mulai memperhatikan penampilannya mulai umur 12-13 tahun (Rolfes et al,.1998).
perhatian terhadap penampilan ini lebih cepat terjadi pada wanita dibandingkan
dengan pria. Subjek penelitian yang terdapat dalam penelitian ini dimulai dari umur
14 tahun sampai umur 22 tahun. Masing-masing tingkatan umur memiliki skor mean
yang berbeda. skor mean citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan usia
adalah skor mean untuk usia 15 tahun adalah 87,25, skor mean untuk usia 17 tahun
adalah 77,80, skor mean untuk usia 18 tahun adalah 78,60, skor mean untuk usia 19
tahun adalah 84,50, skor mean untuk usia 20 tahun adalah 84, 93, skor mean untuk
usia 21 tahun adalah 87,27, dan skor mean untuk usia 22 tahun adalah 85,48.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran-saran yang
berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama
akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini yang dilanjutkan dengan diskusi
mengenai hasil yang diperoleh dan terahir akan dikemukakan saran-saran yang daoat
berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas lebih banyak berada dalam
kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang obesitas adalah 28 orang
(28%) termasuk ke dalam kategori negatif, 39 orang (39%) termasuk ke dalam
kategori netral, dan 33 orang (33%) termasuk ke dalam kategori positif.
2. Berdasarkan dimensi-dimensi citra tubuh , citra tubuh pada remaja yang obesitas
dapat disimpulkan bahwa:
a) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi evaluasi
penampilan berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang
obesitas adalah 8 orang (8%) berada dalam kategori negatif, 85 orang (85%)
berada dalam kategori netral, dan sebanyak 7 orang (7%) berada dalam kategori
positif.
b) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi orientasi
penampilan berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
obesitas adalah 2 orang (2%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%) berad
a dalam kategori netral, dan 4 orang (4%) berada dalam kategori positif.
c) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi kepuasan bagian
tubuh berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja yang
obesitas adalah tidak ada subjek yang memiliki citra tubuh yang negatif, 94 orang
(94%) berada dalam kategori netral, dan 6 orang (6%) berada dalam kategori
positif.
d) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi kecemasan
menjadi gemuk berada dalam kategori netral. Perincian citra tubuh pada remaja
yang obesitas adalah 6 orang (6%) berada dalam kategori negatif, 94 orang (94%)
berada dalam kategori netral, dan tidak ada subjek yang berada dalam kategori
positif dari hasil penelitian ini.
e) Secara umum, citra tubuh pada remaja yang obesitas pada dimensi
pengkategorisasian ukuran tubuh berada dalam kategori netral. Perincian citra
tubuh pada remaja yang obesitas adalah 4 orang (4%) berada dalam kategori
negatif, 92 orang (92%) berada dalam kategori netral, dan 4 orang (4%) berada
dalam kategori positif.
f) Secara umum, skor mean citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan jenis
kelamin adalah skor mean pada pria lebih besar jika dibandingkan skor mean citra
tubuh pada remaja yang obesitas pada wanita. Skor mean pada pria sebesar 89,18
dan skor mean pada wanita sebesar 81,3.
g) Secara umum, skor mean citra tubuh pada remaja yang obesitas berdasarkan usia
adalah skor mean untuk usia 15 tahun adalah 87,25, skor mean untuk usia 17
tahun adalah 77,80, skor mean untuk usia 18 tahun adalah 78,60, skor mean untuk
usia 19 tahun adalah 84,50, skor mean untuk usia 20 tahun adalah 84, 93, skor
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
mean untuk usia 21 tahun adalah 87,27, dan skor mean untuk usia 22 tahun adalah
85,48.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis ingin
mengemukakan beberapa saran, yaitu;
1. Saran metodologis
Bagi pihak-pihak yang berminat dengan penelitian sejenis atau untuk
mengembangakan penelitian lebih jauh, hendaknya memperhatikan hal berikut:
a) Dalam pemilihan subjek penelitian hendaknya ditambah dengan proses wawancara
sehingga akan memungkinkan mendapatkan data yang lebih mendalam dan lebih
jelas.
b) Menambah jumlah sampel yang lebih besar agar hasil penelitian dapat digunakan
untuk generalisasi yang lebih luas.
2. Saran Praktis
a) Sebagai referensi bagi remaja yang mengalami obesitas agar mendapatkan
gambaran mengenai citra tubuh.
b) Sebagai bahan referensi bagi keluarga, agar dapat memberikan informasi tentang
citra tubuh. Hal ini bertujuan agar remaja yang mengalami obesitas dapat
menerima keadaan tubuh atau fisiknya secara positif atau baik
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Banister, P. (1994). Qualitative Methods in Psychology. A Research Guide. Buckingham: Open Universality Press
Basow, A. Susan. (1992). Garden: Sereoyupes and Roles (3rd). California: Books
Publishing Company Bigner, J.J. (1994). Parent Child Relations: an Introduction to Parenting (4th ed).
New Jersey: Prentice Hall, Inc Chas, F. Thomas. (1999). Body image, development, deviance, and change. New
York: The Guilford Press. Dacey, J., & Kenny, Maureen. (2001). Adolescent development (2nd ed). USA:
Brown & Benchmark Publisher. Dacey, J and Kenny, M. (1997). Adolescent Development (2nd). USA: Brown and
Benchmark Publishers Dewi, Amanah. (2004). Perbedaan Kepercayaan Diri antara Remaja Pria dan
Wanita yang Mengalami Obesitas pada Siswa/i SMAN di kota Rantauparapat. Universitas Medan Area
Hadi, S. (2000). Metodology Research (Jilid 1- 4). Yogyakarta: Penerbit Andi Harisson, Kristen (2003). Television Viewer’s Ideal Body Proportions: The
Curvaceously Thin women Sex Roles: A Journal of Research. Plenum Publishing Coorporation: Illinois
Hurlock, B. Elizabeth. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga Indonesian Nutrion Network, 2005 Mengenali Obesitas (2007). Online http//www.wikipedia.com Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2001). Psikologi perkembangan:
pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Nasar SS. (1995). Obesitas pada anak aspek klinis dan pencegahannya. Dalam:
Samsudin, Nasar SS, Sjarif Dr, Penyunting Naskah Lengkap PKB-IKA XXXV. Masalah Gizi Ganda dan Tumbuh Kembang Anak. Jakata: Bina Rupa Aksara. H. 68-81
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R.D. (2008). Human Development (Psikologi
Perkembangan Edisi ke 9). Jakarta: Kencana Papalia, E. Diane., Olds, W.S., Feldman D.R. (2001). Human development (8th ed).
New York: McGraw-Hill,Inc. Paul, S. Kaplan (1999). A Child’s Odyssey: Child and Adolescent Development (3rd).
New York Poerwandari (2001). Pendekatan Kualitatid untuk Penelitian Perilaku Manusia.
Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia: Lembaga Pengembangan sarana pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3)
Ramayulis, Rita. (2007). 17 Alternatif untuk Langsing. Jakarta: Gramedia Sarafio, Edward P, (1998). Health Psychology : Biopsychosocial Interaction (3rd
edition). Ney York: John Wiley and Sons. Inc Sarwono, W. Sarlito. (2001). Psikologi remaja edisi satu. Cetakan enam. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada Schlundt, D.J and johnson, A. (1990). Eating Disorder: Assessment and Teratment.
Boston: Allyn and Bacon Sjarif, Damayanti R, (2002). Obesitas pada anak dan permasalahannya. Dalam
Pratini P Trihano, Purnawati, Damayanti, Baidrul Hartono, Hanifah dan Mauzal Kadim. Hot Topics in Rediatrics II. Tajarta: Balai Penerbit UI.h. 220-232
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
LAMPIRAN
Lampiran 3. Analisa I Reliabilitas Skala Uji Coba
Tabel 3A. Case Processing Summary
N % Cases Valid 70 100,0
Excluded(a) 0 ,0
Total 70 100,0
Tabel 3B. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items ,805 ,858 60
Tabel 3C. Item Statistics
Mean Std. Deviation N VAR00001 2,74 ,630 70 VAR00002 2,87 ,612 70 VAR00003 2,27 ,679 70 VAR00004 3,07 ,644 70 VAR00005 3,09 ,654 70 VAR00006 3,10 ,663 70 VAR00007 3,04 ,669 70 VAR00008 3,09 ,737 70 VAR00009 2,59 ,771 70 VAR00010 2,54 ,652 70 VAR00011 2,79 ,720 70 VAR00012 2,84 ,651 70 VAR00013 2,74 ,774 70 VAR00014 3,09 ,676 70 VAR00015 2,91 ,717 70 VAR00016 3,17 ,742 70 VAR00017 2,56 ,879 70 VAR00018 3,14 ,546 70 VAR00019 1,90 ,764 70
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00020 2,97 ,798 70 VAR00021 2,46 ,736 70 VAR00022 2,93 ,688 70 VAR00023 2,56 ,715 70 VAR00024 2,60 ,750 70 VAR00025 1,93 ,822 70 VAR00026 3,04 ,669 70 VAR00027 2,74 ,811 70 VAR00028 2,97 ,680 70 VAR00029 2,46 ,736 70 VAR00030 3,14 ,804 70 VAR00031 2,29 ,903 70 VAR00032 3,21 ,815 70 VAR00033 2,49 ,897 70 VAR00034 2,77 ,820 70 VAR00035 3,04 ,690 70 VAR00036 2,37 ,871 70 VAR00037 3,01 ,732 70 VAR00038 2,77 ,745 70 VAR00039 2,30 ,622 70 VAR00040 2,06 ,740 70 VAR00041 2,56 ,810 70 VAR00042 2,67 ,912 70 VAR00043 2,86 ,643 70 VAR00044 2,73 ,741 70 VAR00045 3,01 ,732 70 VAR00046 1,93 ,688 70 VAR00047 2,59 ,789 70 VAR00048 2,07 ,709 70 VAR00049 2,04 ,669 70 VAR00050 2,39 ,666 70 VAR00051 2,43 ,827 70 VAR00052 2,14 ,621 70 VAR00053 2,71 ,684 70 VAR00054 3,50 3,517 70 VAR00055 2,50 ,776 70 VAR00056 3,03 ,636 70 VAR00057 3,00 ,834 70 VAR00058 2,83 ,680 70 VAR00059 2,81 ,748 70 VAR00060 2,57 ,809 70
Tabel 3D. Summary Item Statistics
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance
N of Items
Item Means 2,700 1,900 3,500 1,600 1,842 ,134 60 Item Variances ,740 ,298 12,370 12,071 41,490 2,346 60
Tabel 3E. Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation Cronbach's Alpha if
Item Deleted VAR00001 159,29 202,903 ,548 . ,797 VAR00002 159,16 202,366 ,597 . ,796 VAR00003 159,76 205,665 ,359 . ,800 VAR00004 158,96 200,766 ,654 . ,795 VAR00005 158,94 204,489 ,439 . ,799 VAR00006 158,93 201,546 ,592 . ,795 VAR00007 158,99 217,869 -,263 . ,812 VAR00008 158,94 199,214 ,643 . ,793 VAR00009 159,44 203,381 ,416 . ,798 VAR00010 159,49 204,195 ,456 . ,798 VAR00011 159,24 208,476 ,199 . ,803 VAR00012 159,19 202,820 ,533 . ,797 VAR00013 159,29 203,569 ,406 . ,798 VAR00014 158,94 209,185 ,179 . ,804 VAR00015 159,11 206,045 ,319 . ,801 VAR00016 158,86 201,052 ,548 . ,796 VAR00017 159,47 199,673 ,511 . ,795 VAR00018 158,89 209,465 ,213 . ,803 VAR00019 160,13 206,201 ,289 . ,801 VAR00020 159,06 213,794 -,056 . ,809 VAR00021 159,57 209,669 ,137 . ,805 VAR00022 159,10 205,019 ,388 . ,799 VAR00023 159,47 203,673 ,438 . ,798 VAR00024 159,43 210,509 ,095 . ,806 VAR00025 160,10 212,990 -,022 . ,809 VAR00026 158,99 213,290 -,031 . ,808 VAR00027 159,29 199,569 ,563 . ,794 VAR00028 159,06 205,794 ,352 . ,800 VAR00029 159,57 209,872 ,127 . ,805 VAR00030 158,89 200,856 ,510 . ,796 VAR00031 159,74 215,121 -,106 . ,811 VAR00032 158,81 199,719 ,554 . ,795 VAR00033 159,54 203,005 ,365 . ,799 VAR00034 159,26 200,542 ,513 . ,796 VAR00035 158,99 212,652 ,000 . ,807 VAR00036 159,66 207,011 ,214 . ,803 VAR00037 159,01 203,174 ,451 . ,798
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00038 159,26 206,947 ,262 . ,802 VAR00039 159,73 215,476 -,150 . ,810 VAR00040 159,97 204,057 ,403 . ,799 VAR00041 159,47 217,557 -,213 . ,813 VAR00042 159,36 203,943 ,321 . ,800 VAR00043 159,17 205,767 ,376 . ,800 VAR00044 159,30 211,633 ,044 . ,807 VAR00045 159,01 199,753 ,620 . ,794 VAR00046 160,10 210,120 ,127 . ,805 VAR00047 159,44 203,294 ,409 . ,798 VAR00048 159,96 209,752 ,140 . ,804 VAR00049 159,99 207,348 ,277 . ,802 VAR00050 159,64 216,204 -,180 . ,811 VAR00051 159,60 203,838 ,365 . ,799 VAR00052 159,89 213,929 -,065 . ,808 VAR00053 159,31 203,929 ,447 . ,798 VAR00054 158,53 207,557 -,067 . ,860 VAR00055 159,53 203,847 ,392 . ,799 VAR00056 159,00 214,870 -,115 . ,809 VAR00057 159,03 209,535 ,120 . ,805 VAR00058 159,20 203,843 ,454 . ,798 VAR00059 159,21 213,649 -,049 . ,809 VAR00060 159,46 203,904 ,371 . ,799
Tabel 3F. Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 162,03 213,130 14,599 60
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 4. Analisa II Reliabilitas Skala Uji Coba
Tabel 4A. Case Processing Summary
N % Cases Valid 70 100,0 Excluded(
a) 0 ,0
Total 70 100,0
Tabel 4B. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items ,931 ,932 35
Tabel 4C. Item Statistics
Mean Std. Deviation N VAR00001 2,74 ,630 70 VAR00002 2,87 ,612 70 VAR00003 2,27 ,679 70 VAR00004 3,07 ,644 70 VAR00005 3,09 ,654 70 VAR00006 3,10 ,663 70 VAR00008 3,09 ,737 70 VAR00009 2,59 ,771 70 VAR00010 2,54 ,652 70 VAR00012 2,84 ,651 70 VAR00013 2,74 ,774 70 VAR00015 2,91 ,717 70 VAR00016 3,17 ,742 70 VAR00017 2,56 ,879 70 VAR00019 1,90 ,764 70
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00022 2,93 ,688 70 VAR00023 2,56 ,715 70 VAR00027 2,74 ,811 70 VAR00028 2,97 ,680 70 VAR00030 3,14 ,804 70 VAR00032 3,21 ,815 70 VAR00033 2,49 ,897 70 VAR00034 2,77 ,820 70 VAR00037 3,01 ,732 70 VAR00040 2,06 ,740 70 VAR00042 2,67 ,912 70 VAR00043 2,86 ,643 70 VAR00045 3,01 ,732 70 VAR00047 2,59 ,789 70 VAR00049 2,04 ,669 70 VAR00051 2,43 ,827 70 VAR00053 2,71 ,684 70 VAR00055 2,50 ,776 70 VAR00058 2,83 ,680 70 VAR00060 2,57 ,809 70
Tabel 4D. Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance
N of Items
Item Means 2,731 1,900 3,214 1,314 1,692 ,107 35 Item Variances ,549 ,375 ,833 ,458 2,223 ,014 35
Tabel 4E. Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted VAR00001 92,84 190,627 ,540 . ,929 VAR00002 92,71 190,294 ,578 . ,928 VAR00003 93,31 191,407 ,455 . ,929 VAR00004 92,51 187,964 ,682 . ,927 VAR00005 92,50 191,819 ,451 . ,929 VAR00006 92,49 188,224 ,647 . ,928 VAR00008 92,50 188,167 ,579 . ,928 VAR00009 93,00 190,435 ,442 . ,930 VAR00010 93,04 189,984 ,557 . ,928 VAR00012 92,74 190,600 ,522 . ,929 VAR00013 92,84 189,555 ,481 . ,929 VAR00015 92,67 194,572 ,267 . ,931 VAR00016 92,41 189,580 ,504 . ,929 VAR00017 93,03 185,130 ,607 . ,928
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00019 93,69 190,595 ,438 . ,930 VAR00022 92,66 189,475 ,553 . ,928 VAR00023 93,03 189,593 ,524 . ,929 VAR00027 92,84 185,323 ,654 . ,927 VAR00028 92,61 193,313 ,351 . ,930 VAR00030 92,44 189,178 ,479 . ,929 VAR00032 92,37 186,817 ,581 . ,928 VAR00033 93,10 186,642 ,530 . ,929 VAR00034 92,81 185,980 ,616 . ,928 VAR00037 92,57 190,770 ,451 . ,929 VAR00040 93,53 189,731 ,498 . ,929 VAR00042 92,91 193,268 ,249 . ,932 VAR00043 92,73 191,621 ,471 . ,929 VAR00045 92,57 186,886 ,649 . ,927 VAR00047 93,00 186,319 ,626 . ,927 VAR00049 93,54 192,426 ,407 . ,930 VAR00051 93,16 188,192 ,509 . ,929 VAR00053 92,87 191,447 ,449 . ,929 VAR00055 93,09 188,022 ,555 . ,928 VAR00058 92,76 188,042 ,639 . ,928 VAR00060 93,01 191,087 ,388 . ,930
Tabel 4F. Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 95,59 200,420 14,157 35
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 5. Analisa III Reliabilitas Skala Uji Coba
Tabel 5A. Case Processing Summary
N % Cases Valid 70 100,0 Excluded(
a) 0 ,0
Total 70 100,0
Tabel 5B. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items ,933 ,934 32
Tabel 5C. Item Statistics
Mean Std. Deviation N VAR00001 2,74 ,630 70 VAR00002 2,87 ,612 70 VAR00003 2,27 ,679 70 VAR00004 3,07 ,644 70 VAR00005 3,09 ,654 70 VAR00006 3,10 ,663 70 VAR00008 3,09 ,737 70 VAR00009 2,59 ,771 70 VAR00010 2,54 ,652 70 VAR00012 2,84 ,651 70 VAR00013 2,74 ,774 70 VAR00016 3,17 ,742 70 VAR00017 2,56 ,879 70 VAR00019 1,90 ,764 70 VAR00022 2,93 ,688 70 VAR00023 2,56 ,715 70
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00027 2,74 ,811 70 VAR00030 3,14 ,804 70 VAR00032 3,21 ,815 70 VAR00033 2,49 ,897 70 VAR00034 2,77 ,820 70 VAR00037 3,01 ,732 70 VAR00040 2,06 ,740 70 VAR00043 2,86 ,643 70 VAR00045 3,01 ,732 70 VAR00047 2,59 ,789 70 VAR00049 2,04 ,669 70 VAR00051 2,43 ,827 70 VAR00053 2,71 ,684 70 VAR00055 2,50 ,776 70 VAR00058 2,83 ,680 70 VAR00060 2,57 ,809 70
Tabel 5D. Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance
N of Item
s Item Means 2,720 1,900 3,214 1,314 1,692 ,115 32 Item Variances ,544 ,375 ,804 ,430 2,147 ,013 32
Tabel 5E. Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted VAR00001 84,29 171,193 ,538 . ,931 VAR00002 84,16 170,801 ,581 . ,930 VAR00003 84,76 172,216 ,437 . ,932 VAR00004 83,96 168,447 ,694 . ,929 VAR00005 83,94 172,055 ,465 . ,931 VAR00006 83,93 168,821 ,651 . ,929 VAR00008 83,94 168,866 ,577 . ,930 VAR00009 84,44 170,830 ,449 . ,932 VAR00010 84,49 170,224 ,576 . ,930 VAR00012 84,19 171,052 ,527 . ,931 VAR00013 84,29 170,178 ,479 . ,931 VAR00016 83,86 170,182 ,503 . ,931 VAR00017 84,47 165,963 ,606 . ,930 VAR00019 85,13 171,041 ,442 . ,932 VAR00022 84,10 170,323 ,538 . ,931 VAR00023 84,47 169,847 ,542 . ,931 VAR00027 84,29 166,497 ,636 . ,929
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
VAR00030 83,89 169,755 ,480 . ,931 VAR00032 83,81 167,719 ,573 . ,930 VAR00033 84,54 167,237 ,536 . ,931 VAR00034 84,26 167,063 ,601 . ,930 VAR00037 84,01 171,116 ,460 . ,931 VAR00040 84,97 170,115 ,508 . ,931 VAR00043 84,17 172,202 ,465 . ,931 VAR00045 84,01 167,435 ,659 . ,929 VAR00047 84,44 167,120 ,623 . ,930 VAR00049 84,99 173,000 ,399 . ,932 VAR00051 84,60 169,055 ,499 . ,931 VAR00053 84,31 171,900 ,451 . ,932 VAR00055 84,53 168,890 ,544 . ,931 VAR00058 84,20 168,655 ,642 . ,930 VAR00060 84,46 171,498 ,392 . ,932
Tabel 5F. Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 87,03 180,463 13,434 32
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 6. Analisa Frekuensi Subjek Penelitian
Tabel 7A. Frekuensi Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 1 34 34,0 34,0 34,0 2 66 66,0 66,0 100,0 Total 100 100,0 100,0
Tabel 7B. Frekuensi Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 14,00 1 1,0 1,0 1,0 15,00 4 4,0 4,0 5,0 16,00 1 1,0 1,0 6,0 17,00 15 15,0 15,0 21,0 18,00 5 5,0 5,0 26,0 19,00 16 16,0 16,0 42,0 20,00 15 15,0 15,0 57,0 21,00 22 22,0 22,0 79,0 22,00 21 21,0 21,0 100,0 Total 100 100,0 100,0
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 7. Analisa Distribusi Normal Kolomogorov-Simirnov
Lampiran 7A. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001 N 100
Normal Parameters(a,b) Mean 83,98
Std. Deviation 9,361 Most Extreme
Differences Absolute ,101 Positive ,101 Negative -,094
Kolmogorov-Smirnov Z 1,013 Asymp. Sig. (2-tailed) ,256
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Lampiran 8. Analisa Deskriptif Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas, Dimensi
Citra Tubuh
Tabel 8A. Statistik Deskriptif Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 100 65 113 83,98 9,361 Valid N (listwise) 100
Tabel 8B. Statistik Deskriptif Dimensi Evaluasi Penampilan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 100 12 36 22,06 5,047 Valid N (listwise) 100
Tabel 8C. Statistik Deskriptif Dimensi Orientasi Penampilan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 100 6 15 10,81 1,905 Valid N (listwise) 100
Tabel 8D. Statistik Deskriptif Dimensi Kepuasan Bagian Tubuh
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 100 13 26 17,28 2,314 Valid N (listwise) 100
Tabel 8E. Statistik Deskriptif Dimensi Kecemasan Menjadi Gemuk
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 100 7 19 14,33 2,708 Valid N (listwise) 100
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Tabel 8F. Statistik Deskriptif Dimensi Pengkategorisasian Ukuran Tubuh
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 100 10 28 19,50 4,066 Valid N (listwise) 100
Lampiran 9. Skala Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas
RAHASIA
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir saya di
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, maka saya membutuhkan sejumlah
data pendapat remaja tentang Citra Tubuh yang hanya akan saya peroleh dengan
adanya kerjasama Anda dalam mengisi kuesioner tentang Citra Tubuh ini.
Sejumlah jawaban dan identitas Anda akan dijaga KERAHASIANNYA dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Cara menjawab kuesioner ini akan
dijelaskan di dalam petunjuk pengisian kuesioner dan kemudian periksalah kembali
jawaban anda, jangan sampai ada nomor yang tidak diisi (terlewatkan).
Akhirnya atas segala partisipan dan ketulusan dari jawaban yang telah Anda
berikan, saya sangat menghargai dan mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya.
Hormat saya,
Kinanti Indika
NIM. 051301006
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
IDENTITAS DIRI
Nama/inisial :....................................................................................
Jenis Kelamin : Pria / Wanita *
Usia :...........................................................................tahun
Berat Badan :...............................................................................Kg
Tinggi Badan :...............................................................................Cm
:....................................................................................
* = Lingkari yang sesuai
PETUNJUK PENGISISAN
Berikut ini akan disajikan 60 PERNYATAAN. Baca dan pahami baik-baik
setiap pernyataan berikut ini. Anda diminta untuk mengemukakan apakah Anda setuju
dengan penyataan tersebut dengan cara memberi TANDA SILANG (X) pada salah
satu jawaban yang tersedia, yaitu:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
Contoh:
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya menganggap penampilan saya menarik X
Bila ingin mengganti jawaban yang telah Anda berikan sebelumnya, coret
tanda silang (X) sebelumnya dengan dua garis (=), dan berikan tanda silang (X) pada
pilihan yang sesuai.
Contoh:
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya menganggap penampilan saya menarik X X
Bila sudah selesai, tolong periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada
nomor yang terlewati.
SELAMAT MENGERJAKAN
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya menganggap penampilan saya
menarik
2. Saya selalu merasa tidak cocok dengan
pakaian yang saya pakai
3. Saya kurang suka dengan bentuk tubuh
saya
4. Meskipun gemuk penampilan saya tetap
trendy
5. Wajah saya cukup menarik
6. Walaupun tidak memiliki tubuh yang
ideal tetapi saya tetap memiliki
kepercayaan diri yang tinggi
7. Tidak ada yang perlu diperbaiki dari
penampilan saya
8. Menurut saya penampilan saya buruk
9. Saya rela melakukan diet untuk
menunjang penampilan saya
10. Secara keseluruhan saya puas dengan
penampilan saya
11. Saya memiliki rambut yang indah
12. Saya tidak bisa mengontrol diri saya
untuk mengkonsumsi coklat, mie, ice-
cream dan makanan lain yang dapat
mengakibatkan kegemukan
13. Saya tidak percaya jika orang lain
mengatakan penampilan saya menarik
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
14. Menurut saya mengurus penampilan
hanya membuang waktu saja
15. Jika penampilan saya dipuji maka saya
merasa puas
16. Saya tidak suka dengan bentuk wajah saya
17. Tidak PD rasanya memiliki tubuh yang
gemuk
18. Saya selalu ingin berpenampilan menarik
19. Saya tidak berniat untuk mengecilkan
tubuh bagian bawah saya (paha, pinggul,
kaki)
20. Memiliki tubuh yang menarik merupakan
hal yang penting
21. Memiliki paha yang besar membuat saya
tidak puas dalam hal berpenampilan
22. Walaupun kata orang saya gemuk saya
cuek saja
23. Tidak masalah bagi saya memiliki pantat
yang besar
24. Saya sangat peduli dengan pola makan
yang saya konsumsi
25. Ingin rasanya memiliki tubuh yang
menarik
26. Orang yang memiliki tubuh gemuk harus
memperhatikan penampilannya
27. Saya kecewa memiliki tubuh yang gemuk
28. Saya memiliki rambut yang tidak indah
29. Saya melakukan olahraga rutin untuk
menurunkan berat badan saya
30. Saya cemas dengan berat badan saya yang
terus bertambah
31. Prinsip saya adalah ”jangan lewatkan
makanan enak”
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
32. Saya tidak PD keluar rumah karena
memiliki tubuh yang gemuk
33. Tidak ada yang perlu di khawatirkan
memiliki tubuh yang gemuk
34. Saya tetap PD walaupun memiliki perut
yang besar
35. Saya tetap akan makan makanan yg
berlemak tiap hari
36. Saya tidak menyukai bentuk perut saya
37. Berat badan tidak menjadi masalah
penting bagi saya
38. Saya senang memiliki bahu yang bidang
(PRIA)
saya nyaman memiliki dada yang besar
(WANITA)
39. Saya tidak mau memakan makanan yang
mengandung lemak
40. Ingin rasanya memiliki lengan yang kecil
41. Saya tetap memakan makanan apasaja yg
saya suka walaupun nantinya berat badan
saya akan naik
42. Saya menjadi sensitif jika orang lain
bercerita tentang berat badan
43. Masih bisa saya menerima berat badan
saya seperti ini
44. Saya mengatur pola makan untuk
menunjang penampilan saya
45. Saya cemas dengan pernyataan teman-
teman saya yang mengatakan saya lebih
gemuk dari biasanya
46. Saya berada dalam kategori kelebihan
berat badan
47. Saya PD memiliki badan yang gemuk
Kinanti Indika : Gambaran Citra Tubuh Pada Remaja Yang Obesitas, 2010.
48. Berat badan saya tidak sesuai dengan
tinggi badan saya
49 Tidak ada yang salah dengan berat badan
saya
50. Saya tidak suka makan berlebihan
51. Saya tidak peduli terhadap penampilan
saya
52. Saya memilih pakaian yang sesuai untuk
menutupi pinggul saya yang besar
53. Saya cemas jika makan terlalu banyak
54. Saya tidak peduli walaupun berat badan
saya bertambah
55. Tidak masalah bagi saya jika orang lain
mengatakan saya gemuk
56. Saya tidak peduli dengan berat badan saya
57. Menurut saya melakukan diet merupakan
hal yang sia-sia
58. Tidak perlu malu memiliki berat badan
yang gemuk
59. Sekarang ini tidak penting bagi saya untuk
memperbaiki penampilan
60. Saya sering mengeluh tentang berat badan
saya
*Terima Kasih*
top related