halaman isi laporan penghitungan korelasi turbiditas dengan konsentrasi sel bakteri
Post on 04-Jan-2016
490 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGHITUNGAN KORELASI TURBIDITAS DENGAN KONSENTRASI
SEL BAKTERI
A. TUJUAN
Memahami korelasi antara turbiditas berbagai suspensi bakteri yang
memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dengan konsentrasi sel bakteri
B. DASAR TEORI
Dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis pengukuran kuantitatif
populasi mikroba sangat diperlukan. Terdapat dua macam pengukuran dasar
mikroba, yaitu penentuan jumlah sel dan massa sel. Pengukuran jumlah sel bisa
dilakukan dengan hitungan sel hidup dengan metode cawan (plate count), hitungan
mikroskopis langsung (direct microscopic count), atau secara elektronik dengan
menggunakan alat coulter counter. Sedangkan massa sel dapat ditentukan dengan
beberapa metode yaitu mengukur kekeruhan suspensi sel dengan alat
spektrofotometer.
Metode Hitungan Cawan / Total Plate Count
Total plate count pada dasarnya yaitu membuat seri pengenceran kelipatan
10, kemudian diambil 1 ml dari masing-masing pengenceran kemudian ditanam
dalam medium biakan. Plate count atau viable count didasarkan pada asumsi
bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu
koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang
sesuai. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan mengandung suatu indeks
bagi jumlah organism yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Teknik
yang harus dikuasai dalam metode ini adalah mengencerkan sampel dan
mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah diinkubasi 24-48 jam, jumlah
koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah
mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Untuk memenuhi persyaratan statistik,
1
cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30-
300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui
sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang
mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut, maka harus
dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organism yang terdapat
dalam sampel ditentukan dengan cara mengkalikan jumlah koloni yang terbentuk
dengan faktor pengenceran.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme
karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau
berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Unit
(CFU/ml atau g/ml). Koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh
menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui
jumlah bakterinya.
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut:
1. Satu koloni dihitung 1 koloni
2. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni
3. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni
4. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni.
5. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidah dihitung.
6. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.
Penghitungan Total Plate Count (TPC) merupakan cara yang sensitif untuk
menghitung sel mikroorganisme karena :
1. Hanya sel mikroorganisme hidup yang dihitung.
2. Beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung sekaligus.
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari satu sel mikroorganisme dengan penampakan
pertumbuhan spesifik (Fardiaz, 1993).
Metode yang biasa digunakan dalam menentukan Total Plate Count (TPC)
adalah sebagai berikut :
2
1. Metode tuang (pour plate), yaitu dengan cara menanamkan sampel kedalam
cawan petri terlebih dahulu, kemudian ditambahkan media biakan dengan cara
dituang selanjutnya dihomogenisasi secara manual.
2. Metode sebar (spread plate), yaitu dengan cara menanamkan sampel kedalam
cawan petri yang telah diisi media biakan dan disebarkan atau diratakan
menggunakan batang gelas bengkok atau bentuk L.
Menurut Standaar Nasional Indonesia (2006) dalam penentuan Angka
Lempeng Total (ALT) atau Total Plate Count (TPC) metode yang biasa digunakan
ialah metode tuang (pour plate). Cara menghitung jumlah sel bakteri dalam satuan
CFU/ml:
Misal: penanaman dilakukan dari tabung pengenceran 10-6 dengan metode Spread
Plate, maka:
Jumlah koloni 50 = 50 x 10-6 CFU/0,1 ml
Fp = 50 x 1/10-6 = 5 x 107 CFU/ 0,1 ml
SP = 5 x 108 CFU’s / ml
Koloni yang dipilih untuk dihitung menggunakan cara SPC memiliki syarat
khusus berdasarkan statistik untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan.
Perhitungan mengacu kepada standar atau peraturan yang telah ditentukan. Bila
perbandingan hasil antara pengenceran sebelumnya sama atau lebih kecil dari 2,
maka hasil kedua pengenceran tersebut dirata-rata. Akan tetapi jika lebih besar
dari 2, maka yang dipakai adalah nilai hasil pengenceran sebelumnya (Cappucino
& Sherman, 1987).
Metode Turbidimetrik
Metode turbidimetrik merupakan metode pengukuran kekeruhan biakan
dengan fotokolorimeter. Namun agar data yang diperoleh pengukuran ini dapat
dinyatakan sebagai konsentrasi organisme, diperlukan suatu kurva standar yang
menyatakan korelasi antara kekeruhan dengan jumlah organisme per-ml biakan.
3
CFU’s / ml = jumlah koloni x faktor pengenceran
Kurva semacam ini diperoleh dengan cara menggunakn metode hitungan cawan
untuk menggunakan metode hitungan organisme di dalam biakan yang
kekeruhannya diketahui.Sekali kurva biakan ini diperoleh, maka sejumlah biakan
organism sejenis dapat dengan cepat diukur kekeruhannya dan konsentrasinya
segera setelah membaca kurva standar tersebut.
Untuk memahami cara kerja fotokorimeter, sumber cahaya dalam alat
tersebut memancarkan seberkas cahaya putih melalui dua buah lensa dan celah
masuk kesuatu kisi difraksiyang pada gilirannya menyebarkan cahaya menjadi
berkas-berkas horizontal dengan semua spectrum warna. Dari warna ungu dan
ultra ungu (gelombang cahaya pendek) sampai pada warna merah (gelombang
cahaya panjang). Spektrum cahaya jatuh pada layar gelap yang dilengkapi cahaya
keluar. Hanya bagian spectrum yang kebetulan jatuh pada celah tersebut
memasuki sampel yang akan menjadi berkas monokromatik. Panjang gelombang
mana yang akan masuk melalui celah tersebut dapat diatur dengan menyesuaikan
arah kisi difraksi melalui pemutaran tombol pengatur panjang gelombang alat
tersebut.
Untuk mencatat optical density (OD) atau % transmitans digunakan
galvanometer. Makin besar intensitas cahaya artunya semakin sedikit jumlah sel
dalam suspensi. Sebelum digunakn alat tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu
untu menetapkan 100% T. setelah dikalibarasi maka kekeruhan sampel biakn
dapat dibaca dengan menaruh tabung berisi biakan tersebut kedalm sampel alat
tersebut. Melalui perhitungan, nilai %T kemudian diubah dan dinyatakan sebagai
nilai absorbans (A) atau rapat optik (optikal density atau OD).
Escherichia coli termasuk dalam bakteri coloform fekal karena ditemukan
pada feses yang berasal dari saluran pencernaan hewan berdarah panas.
Escherichia coli awalnya diisolasi dari tinja bayi oleh Escherich tahun 1885
(Suriawiria,1993). E. coli merupakan mikroba normal saluran pencernaan (Pelczar
dan Chan, 2009). organisme indikator yang dipakai untuk analisis air dan untuk
mengiuji adanya pencemaran oleh tinja hewan berdarah panas, tetapi
penyebarannya tidak melalui air. Melainkan E. Coli dipindahsebarkan dengan
4
kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif melalui makanan atau
minuman (tidak selalu berkembangbiak disitu).
E.coli memiliki morfologi dan ciri-ciri pembeda yaitu:
1. Bentuk batang, tebal 0,5 µm; panjang antara 1,0-3,0 µm, gram negatif
2. Terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek
3. Biasanya tidak berkapsul
4. Tidak berspora
5. Motil atau tidak motil, petrikulus
6. Aerobik, anaerobik fakultatif
7. Penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi (Pelczar dan Chan,
2009).
Gambar 1. Koloni Escherichia coli pada media EMB agar.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Tabung reaksi
2. Pipet volume
3. Cawan petri
4. Bunsen
5. Spektrofotometer
6. Botol kultur
5
Bahan:
Biakan bakteri:
1. Escherichia coli
2. Bacillus megaterium
3. Staphylococcus aureus
Media dan bahan kimia:
1. Media Nutrient Agar
2. Media Nutrient Broth
3. Alkohol
D. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan biakan padat bakteri Bacillus subtilis, Eschericia coli, dan
Staphylococcus aureus
2. Masukkan 50 ml media Nutrient broth dalam botol (sebanyak 3 botol/tabung),
untuk pertumbuhan Bacillus subtilis, Eschericia coli, dan Staphylococcus
aureus
3. Tumbuhkan masing-masing bakteri pada media cair tersebut dengan
mengambil 1 ose biakan dan inkubasi selama 24 jam
4. Ambil 1 ml kultur bakeri dan encerkan sampai kekeruhan yang ditentukan
(misalnya 0,05 dan 0,1 dst). Pengukuran kekeruhan menggunakan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm
5. Hitung konsentrasi sel bakteri menggunakan metode penghitungan agar
cawan (pour plate) dan pengukuran biomassa kering sel bakteri
6. Pengenceran untuk TPC dilakukan sampai pengenceran ke 10-8
7. Pengenceran ke 10-4, 10-5, 10-6, 10-7, dan 10-8 yang dihitung koloni bakterinya
dengan menggunakan colony counter, karena pengenceran mulai dari
pengenceran 10-4 ke belakang diperkirakan mengandung koloni antara 30-300
koloni
6
8. Nyatakan jumlah sel bakteri dalam satuan CFU (Colony Forming Unit)/ml
dari masing-masing kultur bakteri yang berbeda dalam bentuk dan ukuran
9. Untuk biomassa, kultur sisa dari kultur bakteri yang telah diambil 1 ml untuk
pengenceran 10-1, kemudian disentrifuge 6000 rpm selama 15 menit. Taruh di
kertas saring yang telah dikeringkan/inkubasi sebelumnya dengan catatan
kertas saring yang telah dikeringkan tersebut telah ditimbang sebelumnya
10. Kemudian keringkan/inkubasi kertas saring beserta pelet sampai kering dan
timbang kertas saring dan pelet. Lakukan penimbangan sampai konstan.
Untuk mendapatkan biomassa, maka berat kertas saring dan pelet dikurangi
dengan kertas saring yang telah diinkubasi/dikeringkan
11. Setelah proses sentrifugasi selesai, ambil pelet yang terbentuk
12. Nyatakan data hasil penghitungan biomassa kering sel bakteri dalam satuan
g/ml
13. Masukkan data yang didapat pada tabel yang disediakan
14. Buatlah korelasi antara kekeruhan masing-masing bakteri dengan konsentrasi
sel bakteri (CFU/ml atau g/ml)
15. Simpulkan apakah bentuk dan ukuran sel bakteri pada kekeruham yang sama
berpengaruh terhadap konsentrasi bakteri.
E. HASIL PENGAMATAN
A. Bakteri Bacillus megaterium
Tabel 1. Analisis Perhitungan Berat biomassa bakteri Bacillus megaterium
Keterangan BeratBerat kering kertas 1,1583 gramBerat kering kertas + pelet kering 1,2296 gramBerat biomassa 0,0713 gramOD (Optical Density); λ = 600 nm 0,129 gram
7
Tabel 2. Analisis perhitungan Total Plate Count bakteri Bacillus megaterium
Pengenceran Jumlah sel setelah dikalikan dengan faktor pengenceran (CFU/ml)
10-4 107 x 104
10-5 50 x 105
10-6 44 x 106
10-7 42 x 107
10-8 34 x 108
10-9 26 x 109
10⁻⁴ 10⁻⁵ 10⁻⁶ 10⁻⁷ 10⁻⁸0
20
40
60
80
100
120
f(x) = − 15.4 x + 101.6
Korelasi Turbiditas terhadap konsentarsi sel bakteri Bacillus megaterium
Pengenceran
Kons
entr
asi s
el (C
FU/m
l)
Gambar 1: Korelasi antara turbiditas terhadap konsentrasi sel bakteri Bacillus
megaterium
B. Bakteri Staphylococcus aureus
Tabel 3. Analisis Perhitungan Berat biomassa bakteri Staphylococcus aureus
Keterangan BeratBerat kering kertas 1,2311 gramBerat kering setelah dikeringkan 1,6120 gramBerat biomassa 1,4669 gramOD (Optical Density); λ = 600 nm 0,129 gram
8
Tabel 4. Analisis perhitungan Total Plate Count bakteri Staphylococcus aureus
Pengenceran Jumlah sel setelah dikalikan dengan faktor pengenceran (CFU/ml)
10-3 402 x 103
10-4 172 x 104
10-5 44 x 105
10-6 22 x 106
10-7 20 x 107
10-8 17 x 108
10⁻⁴ 10⁻⁵ 10⁻⁶ 10⁻⁷ 10⁻⁸ -
20 40 60 80
100 120 140 160 180 200
f(x) = − 33.4 x + 155.2
Korelasi turbiditas terhadap konsentrasi sel bakteri bakteri Staphylococcus aureus
Pengenceran
Kons
entr
asi (
CFU/
ml)
Gambar 2. Korelasi antara turbiditas terhadap konsentrasi sel bakteri Staphylococcus
aureus
C. Bakteri Escherichia coli
Tabel 5. Analisis Perhitungan Berat biomassa bakteri Escherichia coli
Keterangan BeratBerat kering kertas 1,2038 gramBerat kertas setelah dikeringkan 1,1751 gramBerat kering kertas + pelet kering 1,3053 gramBerat biomassa 0,1302 gramOD (Optical Density); λ = 600 nm 0,129
9
Tabel 6. Analisis perhitungan Total Plate Count bakteri Escherichia coli
Pengenceran Jumlah sel setelah dikalikan dengan faktor pengenceran (CFU/ml)
10-4 1154 x 104
10-5 977 x 105
10-6 854 x 106
10-7 683 x 107
10-8 458 x 108
10⁻⁴ 10⁻⁵ 10⁻⁶ 10⁻⁷ 10⁻⁸0
200
400
600
800
1000
1200
1400
f(x) = − 168.6 x + 1331
Korelasi Turbiditas terhadap konsentarsi sel bakteri Escherichia coli
Series1Linear (Series1)
Pengenceran
Kons
entr
asi s
el (C
FU/m
l)
Grafik 3: Korelasi antara turbiditas terhadap konsentrasi sel bakteri Escherichia coli
F. PEMBAHASAN
Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu standar
yang disebut “Total Plate Count” atau TPC yang menjelaskan cara menghitung
koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah
koloni dalam suatu contoh. Cara menghitung koloni pada suatu cawan adalah
sebagai berikut:
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara
30 sampai 300 koloni.
10
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan
koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dan dapat dihitung
sebagai satu koloni.
3. Suatu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni.
Sedangkan data yang dilaporkan menurut TPC harus mengikuti peraturan
sebagai berikut :
1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama
didepan koma dan angka kedua dibelakang koma. Jika angka ketiga sama
dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi dari
angka kedua.
2. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka
kurang dari 30 koloni pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran
terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan
dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya dicantumkan dalam
tanda kurung.
3. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka lebih
besar dari 300 koloni, hanya jumlah koloni pada pengenceran tertinggi yang
dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya
pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya dicantumkan dalam tanda kurung.
4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah
antara 30 sampai 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari
kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan dua, yang digunakan
adalah rata-ratanya. Jika perbandingannya lebih dari dua, yang dilaporkan
hanya hasil yang terkecil.
5. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil
harus dari kedua cawan tersebut, meskipun salah satunya tidak memenuhi
syarat diantara 30 samapai 300 koloni.
Hal-hal penting yang harus dipikirkan matang sebelum menganalisa sampel
untuk diketahui jumlah mikroorganismenya adalah:
11
1. Memperkirakan jumlah mikroorganisme yang ada dalam sampel per satuan
volume.
2. Memilih metode yang cocok sehingga dihasilkan data yang akurat.
3. Mengetahui jenis/golongan mikroorganisme yang akan dihitung, misalnya
bermaksud akan menghitung yeast, bakteri, atau bakteri genus tertentu saja.
4. Menentukan media pertumbuhan yang cocok.
5. Benar-benar mengetahui perbedaan morfologi koloni antara bakteri, yeast dan
molds.
6. Mencari tahu standar/ batas ambang/ jumlah maksimum aman jika sample yang
dianalisa memerlukan referensi tersebut.
7. Memperkirakan jumlah sampel (volum/berat) yang perlu ditampung pada saat
pengambilan sampel yang disesuaikan dengan sample size dari metode
teretentu.
Metode hitungan cawan mempunyai beberapa kelemahan, yaitu (Fardiaz,
1993) :
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah mikrob yang sebenarnya, karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
2. Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda.
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberpaa hari sehingga
pertumbuhan koloni dapat dihitung.
Pada percobaan ini digunakan tiga spesies bakteri, yaitu Bacillus
megaterium, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Bahasan ini akan
diuraikan hubungan antara turbiditas suspensi sel bakteri terhadap konsentrasi sel
bakteri tersebut.
A. Bakteri Bacillus megaterium
Pengenceran yang dilakukan pada percobaan ini adalah pengenceran
desimal, yaitu mulai pengenceran 10-4 sampai pengenceran 10-9. Dari hasil
12
penghitungan koloni didapat bahwa pengenceran 10-4 sampai pengenceran 10-8
memenuhi syarat untuk dilaporkan. Namun dalam percobaan ini diambil tiga
pengenceran, maka pengenceran yang diambil adalah pengenceran terendah, yaitu
10-4 menghasilkan 107 koloni, 10-5 50 koloni, dan 10-6 44 koloni dengan nilai
absorbansi 0,129. Rata-rata jumlah sel bakteri Bacillus megaterium pada
pengenceran tersebut adalah 1,7 x 107. Cfu/ml kultur setelah dibulatkan dan
dikalikan dengan faktor pengenceran. Disamping itu, dihasilkan biomassa sel
bakteri Bacillus megaterium sebesar 0,0713 gram, yang merupakan berat kering
sel bakteri tersebut.
B. Bakteri Staphylococcus aureus
Dari percobaan ini menggunakan pengenceran 10-3 sampai 10-8. Setelah
penghitungan koloni diperoleh pengenceran yang memenuhi syarat untuk
dilaporkan adalah pengenceran 10-3 dengan 172 koloni dan 10-5 dengan 44 koloni
dengan nilai absorbansi 0,129. Dengan demikian, hasil yang dilaporkan sesuai
dengan Standar Plate Count adalah hasil pengenceran terendah dari kedua
pengenceran tersebut, yaitu pengenceran 10-3 karena nilai perbandingan dari kedua
jumlah koloni tersebut lebih dari 2, sehingga jumlah sel bakteri Staphylococus
aureus pada pengenceran tersebut adalah 172 x 103 cfu/ml kultur kemudian
dibulatkan menjadi 1,7 x 105 cfu/ml kultur. Biomassa sel bakteri tersebut sebesar
1,4669 gram.
C. Bakteri Escherichia coli
Pengenceran yang digunakan pada percobaan yang menggunakan bakteri
Escherichia coli sebagai bahan percobaan ini adalah 10-4 samapai 10-8.dengan nilai
absorbansi 0,129. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa tidak ada satupun dari
pengenceran tersebut yang memenuhi syarat untuk dilaporkan, semua pengenceran
tersebut menghasilkan jumlah koloni yang lebih dari 300. Dengan demikian,
pengenceran yang dilaporkan jumlah koloninya adalah pengenceran yang
tertinggi, yaitu 10-8 dengan 458 koloni karena pada pengenceran ini menghasilkan
13
jumlah koloni terendah diatas 300. Sehingga jumlah sel bakteri tersebut menurut
Standar Plate Count adalah > 300 x 108 cfu/ml kultur (458 x 108 cfu/ml kultur
kemudian setelah dibulatkan menjadi 4,6 x 1010 cfu/ml kultur). Biomassa sel
bakteri Escherichia coli pada percobaan ini sebesar 0,1302 gram.
Dari grafik hubungan antara turbiditas sel bakteri (yang sebanding dengan
tingkat pengenceran) terhadap konsentrasi sel bakteri diperoleh bahwa pada
pengenceran terendah akan menghasilkan jumlah sel terbanyak diantara
pengenceran yang lain. Meskipun dengan nilai absorbansi yang sama dari ketiga
kultur spesies bakteri tersebut akan menghasilkan konsentrasi sel yang berbeda.
Hal ini disebabkan oleh bentuk dan ukruan sel yang berbeda dari ketiga spesies
bakteri tersebut. Bakteri Escherichia coli memiliki konsentrasi paling tinggi
kemudian disusul oleh Bacillus megaterium dan Staphylococcus aureus pada nilai
absorbansi 0,129 dengan panjang gelombang 600 nm. Disamping bentuk dan
ukuran sel yang berbeda yang mempengaruhi konsentrasi sel suspensi bakteri
terdapat juga faktor lain yang berperan, diantaranya, konsentrasi pengencer, lama
waktu inkubasi, suhu inkubasi, dan lain-lain.
G. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dan hasil pengamatan pada praktikum yang telah
dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pada nilai absorbansi yang sama dari berbagai spesies bakteri akan
menghasilkan konsentrasi dan biomassa sel yang berbeda dalam kulturnya.
2. Konsentrasi sel bakteri yang paling tinggi adalah bakteri Escherichia coli
sebesar >300 x 108 cfu/ml kultur ( 4,6 x 1010 cfu/ml kultur) kemudian disusul
oleh Bacillus megaterium sebesar 1,7 x 107 cfu/ml kultur dan Staphylococcus
aureus sebesar 1,7 x 105 cfu/ml kultur.
3. Biomassa sel bakteri tertinggi adalah bakteri Staphylococcus aureus sebesar
1,4669 gram kemudian disusul oleh Escherichia coli sebesar 0,1302 gram dan
Bacillus megaterium sebesar 0,0713 gram.
14
4. Tidak hanya bentuk dan ukuran sel yang berbeda yang dapat menyebabkan
konsentrasi dan biomassa sel bakteri berbeda pada nilai absorbansi yang sama,
tetapi juga faktor konsentrasi pengencer, lama waktu inkubasi, suhu inkubasi,
ketelitian penghitungan, dan lain-lain
5. Semakin tinggi pengenceran dan nilai absorbansi yang pada suatu kultur
bakteri akan semakin menurunkan jumlah sel yang ada dalam pengenceran
tersebut.
H. DAFTAR PUSTAKA
Capuccino, J. G.and Natalie S. 2000. Microbiology A Laboratory Manual.
Benjamin/Cummings Publishing Company Inc., Menis Park,
California.
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Niemi, R. M. dan S. I Niemelä. 2001. Measurements Uncertainty in
Microbiological Cultivation Methods. Accreditation and Quality
Assurance. Journal for Quality, Comparability and Reliability in
Chemical Measurement, Springer Berlin Vol 6. No 8 372-375.
Pelzar, Michael J. dkk. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
15
LAMPIRAN
No. Gambar Keterangan
1.Alat dan bahan yang digunkan dalam praktikum
2.
Pemindahan biakan Escherichia coli ke tabung reaksi sebanyak 1 ml untuk dilakukan pengenceran (pengeceran dilakukan sampai 10 -8 )
3.tabung reaksi berisi Escherichia coli dengan pengenceran 10 -1 -10 -8
4.Pemindahan 50 ml media Nutrient Broth kedalam cawan petri.
16
5.
Pemindahan Escherichia coli ke cawan petri yang berisi media NB (digunakan untuk menghitung jumlah sel )
6.Biakan Escherichia coli dicawan pentri dengan pengenceran 10 –4
– 10 -8
7.Perhitungan jumlah sel bakteri Escherichia coli dengan menggunakan colony counter
8. Pengukuran OD menggunakan Spektrofotometer
17
9.
Melakukan sentrifugasi untuk mengambil supernatan (digunakan untuk perhitungan biomassa kering sel bakteri)
10.Melakukan inkubasi sel bakteri Escherichia coli
11.Kertas saring yang berisi supernatan bakteri Escherichia coli hasil inkubasi
12.Perhitungan berat kering Escherichia coli dengan timbangan analitik
18
top related