hasil evaluasi kinerja pembangunan daerah tahun 2009 provinsi sumatera barat
Post on 02-Jul-2015
2.280 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Hutan Lindung: 910 533 Ha (21,5%)
Hutan Suaka Alam dan Wisata: 846 175 Ha (20,0%)
Hutan Produksi Konversi: 189 346 Ha (4,5%)
Luas Areal Perkebunan Sawit: 280.099 Ha:Perkebunan Rakyat: 146.542 Ha
PT Perkebunan Nusantara VI: 6.810 Ha
Perkebunan Besar Swasta: 126.747 Ha
Lhn Per tanian
27,5 %
Lainnya 5,1%
Hutan 61,5%
Pdg Rumput 1,9%
Rawa 4,1%
PENGGUNAANPENGGUNAAN
LAHANLAHAN
Bukittinggi
2TSUNAMI
AREAL PEGUNUNGAN TINGGI: 51,93 %
�Kelestarian Alam: Modal masa depan�Pemb Infrastruktur: Sulit & Mahal ����
Panjang Pantai 375 KmPerikanan
+ BENCANA ALAM/GEMPA
PERMASALAHAN PEMBANGUNANPERMASALAHAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SUMATERA BARATPROVINSI SUMATERA BARAT
1. 1. PemerintahanPemerintahan
dandan AparaturAparatur
KualitasKualitas pelayananpelayanan publikpublik masihmasih rendahrendah . . EtosEtos kerjakerja aparaturaparatur; ; rendahrendah; ;
PenggunaanPenggunaan anggarananggaran belumbelum efisienefisien dandan efektifefektif, , KeamananKeamanan dandan
ketertibanketertiban umumumum belumbelum kondusifkondusif; ; PartisipasiPartisipasi dalamdalam pembangunanpembangunan rendahrendah; ;
BudayaBudaya KKNKKN masihmasih berkembangberkembang
2. Sumber Daya 2. Sumber Daya
Manusia Manusia
DDanaana pemerintahpemerintah terbatasterbatas dandan rendahnyarendahnya partisipasipartisipasi masyarakatmasyarakat ((faktorfaktor
kemiskinankemiskinan) ) sehinggasehingga pemerataanpemerataan dandan kualitaskualitas pendidikanpendidikan sertaserta status status
kesehatankesehatan masyarakatmasyarakat relatif`rendahrelatif`rendah; ; PrestasiPrestasi pemudapemuda dandan olaholah raga, raga,
partisipasipartisipasi perempuanperempuan belumbelum berkembangberkembang; ; ApresiasiApresiasi terhadapterhadap IPTEKIPTEK dandan
budayabudaya risetriset belumbelum berkembangberkembang
33
3. 3. EkonomiEkonomi Perubahan Perubahan strukturstruktur ekonomiekonomi relatif lambat; Industri manufaktur dan relatif lambat; Industri manufaktur dan
pariwisata belum berkembang optimal; Arus pariwisata belum berkembang optimal; Arus investasiinvestasi masih rendah; masih rendah;
Tingkat Tingkat pengangguranpengangguran masih tinggi; Perusahaan swasta besar relatif masih tinggi; Perusahaan swasta besar relatif
belum banyak berkembang; Terbatasnya belum banyak berkembang; Terbatasnya infrastrukturinfrastruktur yang mempercepat yang mempercepat
pembangunan.pembangunan.
Tingkat Tingkat kemiskinankemiskinan masih relatif tinggi; Belum terpenuhinya masih relatif tinggi; Belum terpenuhinya hakhak--hak hak
dasar masyarakatdasar masyarakat sebagai mana diharapkan; Belum berkembangnya sebagai mana diharapkan; Belum berkembangnya
usaha mikro.usaha mikro.
4. Kehidupan 4. Kehidupan
Beragama dan Beragama dan
SosialSosial--BudayaBudaya
Masih lemahnya penghayatan dan Masih lemahnya penghayatan dan pengamalanpengamalan agamaagama dalam kehidupan; dalam kehidupan;
Belum optimalnya pelayanan terhadap Belum optimalnya pelayanan terhadap kesejahteraan sosial.kesejahteraan sosial. Melunturnya Melunturnya
penghayatan terhadap nilaipenghayatan terhadap nilai--nilai adat Minangkabau.nilai adat Minangkabau.
1. STRUKTUR
EKONOMI: Agraris
2. POTENSI SDA:
Terbatas
3. MUTU SDM &
TEKNOLOGI:
Rendah
6. INVESTASI:
Rendah
7. KESEMPATAN
9. PAD: Rendah
10. DAYA SAING
Ringkasan: PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
Kerjasama Regional
Kepastian Hukum
Kemudahan
44
4. SISTEM &
MANAJEMEN
KELEMBAGAAN :
Lemah
5. LETAK GEOGRAFIS:
Kurang
Menguntungkan
7. KESEMPATAN
KERJA: Terbatas
8. PENDAPATAN:
Rendah
10. DAYA SAING
PRODUK:
Rendah
Kualitas SDM
Kelembagaan
Iklim Usaha + Aparatur
Agroindustri
Infrastruktur
MASALAH UTAMA:
PROGRAM
PEMBANGUNAN
PASCA GEMPA
(???)
SASARAN PEMBANGUNAN SASARAN PEMBANGUNAN
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2006PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2006--20102010
INDIKATORINDIKATOR 20062006 20072007 20082008 20092009 20102010
A. A. PERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMI 6.06.0 6.46.4 6.66.6 6.76.7 6.96.9
I. PermintaanI. Permintaan
1. Konsumsi Masyarakat1. Konsumsi Masyarakat 4.34.3 4.54.5 4.64.6 4.74.7 4.74.7
2. Konsumsi Pemerintah2. Konsumsi Pemerintah 4.54.5 4.74.7 5.85.8 5.95.9 6.06.0
55
2. Konsumsi Pemerintah2. Konsumsi Pemerintah 4.54.5 4.74.7 5.85.8 5.95.9 6.06.0
3. Investasi3. Investasi 6.56.5 6.66.6 6.56.5 6.56.5 6.56.5
4. Ekspor 4. Ekspor 12.712.7 14.514.5 14.514.5 14.514.5 14.514.5
5. Impor 5. Impor 2.62.6 2.72.7 2.72.7 3.53.5 4.54.5
II. PenawaranII. Penawaran
1. Pertanian1. Pertanian 6.76.7 7.37.3 7.37.3 7.37.3 7.37.3
2. Industri Pengolahan2. Industri Pengolahan 4.04.0 4.54.5 6.06.0 6.56.5 7.57.5
3. Lainnya3. Lainnya 6.16.1 6.56.5 6.56.5 6.56.5 6.56.5
INDIKATORINDIKATOR 20062006 20072007 20082008 20092009 20102010
B. B. STRUKTUR EKONOMI (%)STRUKTUR EKONOMI (%)
I.I. PermintaanPermintaan
1. Konsumsi Masyarakat1. Konsumsi Masyarakat 54.854.8 54.554.5 54.354.3 54.254.2 54.154.1
2. Konsumsi Pemerintah2. Konsumsi Pemerintah 12.112.1 12.112.1 12.112.1 12.012.0 11.911.9
3. Investasi3. Investasi 17.917.9 18.118.1 18.318.3 18.418.4 18.518.5
4. Ekspor 4. Ekspor 15.215.2 15.315.3 15.315.3 15.415.4 15.515.5
5. 5. ImporImpor 4.34.3 4.14.1 4.04.0 3.93.9 3.73.7
II.II. PenawaranPenawaran
66
II.II. PenawaranPenawaran
1. Pertanian1. Pertanian 25.325.3 24.824.8 23.823.8 21.321.3 20.020.0
2. Industri Pengolahan2. Industri Pengolahan 13.813.8 14.314.3 15.315.3 17.817.8 19.019.0
3. Lainnya3. Lainnya 61.061.0 61.061.0 61.061.0 61.061.0 61.061.0
ICORICOR 3.63.6 3.63.6 3.53.5 3.43.4 3.33.3
PDRBPDRB (Rp milyar)(Rp milyar) 30.771,030.771,0 32.744,332.744,3 34.910,034.910,0 37.238,537.238,5 39.789,339.789,3
PDRB/KapitaPDRB/Kapita (Rp’000)(Rp’000) 6.948,46.948,4 7.349,97.349,9 7.789,37.789,3 8.259,28.259,2 8.773,38.773,3
InvestasiInvestasi (Rp milyar)(Rp milyar) 6,2346,234 7,1047,104 7,5807,580 7,9177,917 8,4188,418
PendudukPenduduk (jiwa)(jiwa) 4,428,5134,428,513 4,455,0844,455,084 4,481,8144,481,814 4,508,7054,508,705 4,535,3004,535,300
Penduduk MiskinPenduduk Miskin (%)(%) 20.4720.47 17.0917.09 14.2714.27 11.9211.92 10.0010.00
2.1. TINGKAT PELAYANAN PUBLIK
RELEVAN
• Peningkatan penanganan kasus korupsi
sejak 2007
• Peningkatan penerapan pelayanan satu
atap sejak 2004
� Outcomes di bawah nasional
EFEKTIF
• Lebih baiknya tingkat pendidikan SDM
Grafik 2.1.A : Tingkat Pelayanan
Publik Nasional dan Provinsi
Sumatera Barat
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
Capaian Indikator Outcome
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
Tren Capaian Indikator Outcome
77
• Lebih baiknya tingkat pendidikan SDM
aparatur sejak 2004
• Berkembangnya penerapan pelayanan
satu atap
Indikator Pendukung
1. Persentase jumlah kasus korupsi yang tertangani
dibandingkan dengan yang dilaporkan
2. Presentase aparat yang berijazah minimal S1
3. Persentase jumlah kabupaten/ kota yang memiliki
peraturan daerah pelayanan satu atap
0.00
10.00
20.00
2004 2005 2006 2007 2008
Capaian Indikator Outcome
0.00
5.00
10.00
Tren Capaian Indikator Outcome
Tingkat Pelayanan Publik Provinsi Sumatera Barat (outcomes)
Tingkat Pelayanan Publik Nasional (outcomes)
Tren Provinsi
Tren Nasional
Indikator I
2.1. TINGKAT PEMBANGUNAN DEMOKRASI
TIDAK RELEVAN
• Pilkada menyimpang dari ikrar
“persaudaraan” dan memicu permusuhan
sehingga apatis & partisipasi rendah
• Kelemahan pendataan penduduk, banyak
warga yang tidak terdaftar dalam DPT
� Outcomes di bawah nasional
TIDAK EFEKTIF
Grafik 2.1.B : Tingkat Kualitas
Pembangunan Demokrasi Nasional
dan Provinsi Sumatera Barat
64
66
68
70
72
74
76
78
Capaian Indikator Outcome
-8
-6
-4
-2
0
Tren Capaian Indikator Outcomex
88
• Timbulnya sikap apatis karena pemilihan
tidak memberikan manfaat bagi pemilih
• Adanya kejenuhan, tidak menarik karena
seringnya agenda pemilihan dan adanya
kericuhan
Indikator Pendukung1. Tingkat partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan
Kepala Daerah Provinsi.
2. Tingkat partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan
Legislatif.
3. Tingkat partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan
Presiden.
56
58
60
62
64
2004 2005 2008
Capaian Indikator Outcome
-14
-12
-10
Tren Capaian Indikator Outcome
Tingkat Pembangunan Demokrasi Prov Sum Barat (outcomes)
Tingkat Pembangunan Demokrasi Nasional (outcomes)
Tren Provinsi
Tren Nasional
Indikator I
REKOMENDASIPELAYANAN PUBLIK
• Mencabut izin pemeriksaan pejabat politik yang diduga/disangka melakukan tindak korupsi
• Membentuk perwakilan KPK di tingkat Provinsi
• Meningkatkan pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel
• Menghilangkan egoisme sektoral antara Dinas/instansi
• Memfasilitasi dan mengkoordinasikan pembentukan kantor pelayanan satu atap
PEMBANGUNAN DEMOKRASI
99
PEMBANGUNAN DEMOKRASI
• Menyelenggarakan pilkada serentak
• Memberikan interval waktu antara pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden.
• Meningkatkan akurasi data base kependudukan dari daerah sampai nasional.
Indikator I
2.2. TINGKAT KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA: PENDIDIKAN
TIDAK RELEVAN
• Kondisi awal sudah baik (% guru
yang layak mengajar, angka melek
aksara) sehingga tren atau
pertumbuhan rendah
� Outcomes di atas nasional
Grafik 2.1.A : Tingkat Kualitas
Pendidikan Nasional dan Provinsi
Sumatera Barat
90.00
91.00
92.00
93.00
94.00
95.00
Capaian Indikator Outcome
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
Tren Capaian Indikator Outcome
1010
EFEKTIF
• Tingkat pendidikan guru sudah baik
• Perbaikan di semua indikator
pendukung
Indikator Pendukung
1. Angka Partisipasi Murni SD/MI.
2. Angka Putus Sekolah SD.
3. Angka Putus Sekolah SMP/MTs.
4. Angka Putus Sekolah Menengah
5. Angka melek aksara 15 tahun keatas
6. Persentase jumlah guru yang layak mengajar di SMP/MTs
7. Persentase jumlah guru yang layak mengajar di Sekolah
Menengah
87.00
88.00
89.00
90.00
2004 2005 2006 2007 2008
Capaian Indikator Outcome
0
0.2
0.4
0.6
Tren Capaian Indikator Outcome
Tingkat Kualitas Pendidikan Prov Sum Barat (outcomes)
Tingkat Kualitas Pendidikan Nasional (outcomes)
Tren Provinsi Sumatera Barat
Tren Nasional
2.2. HasilIndikator II
2.2. TINGKAT KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA: KESEHATAN
TIDAK RELEVAN
• Program perbaikan gizi
masyarakat kurang efektif (2006
dan 2007)
• Akses terhadap fasilitas
kesehatan tidak merata &
rendah
� Outcomes di atas nasional
Grafik 2.2.B : Tingkat Kualitas
Kesehatan Nasional
dan Provinsi Sumatera Barat
42.00
43.00
44.00
45.00
Capaian Indikator Outcome
4
5
6
7
8
Tren Capaian Indikator Outcome
1111
� Outcomes di atas nasional
TIDAK EFEKTIF
• Menurunnya tingkat gizi
masyarakat (2006)
• Rendahnya persentase tenaga
kesehatan per penduduk
Indikator Pendukung
1. Prevalensi Gizi kurang (%)
2. Persentase tenaga kesehatan
per penduduk
38.00
39.00
40.00
41.00
2004 2005 2006 2007 2008
Capaian Indikator Outcome
-2
-1
0
1
2
3
Tren Capaian Indikator Outcome
Tingkat Kualitas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (outcomes)
Tingkat Kualitas Kesehatan Nasional (outcomes)
Tren Provinsi Sumatera Barat
Tren Nasional
2.2. HasilIndikator II
2.2. TINGKAT KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA :
KELUARGA BERENCANA
Grafik 2.2.C : Tingkat Kualitas
Keluarga Berencana Nasional dan
Provinsi Sumatera Barat
80
85
90
Capaian Indikator
Outcome
1
2
3
4
5
Tren Capaian Indikator
Outcome
RELEVAN
• Keberhasilan program KB karena
tingginya tingkat kesadaran
masyarakat
• Laju pertumbuhan penduduk dapat
ditekan.
� Outcomes di atas nasional
12
65
70
75
2004 2005 2006 2007 2008
Capaian Indikator
Outcome
-3
-2
-1
0
1
Tren Capaian Indikator
Outcome
Tingkat Kualitas Keluarga Berencana Prov Sum Barat
(outcomes)Tingkat Kualitas Keluarga Berencana Nasional (outcomes)
Tren Provinsi Sumatera Barat
Tren Nasional
� Outcomes di atas nasional
EFEKTIF
• Terjadinya perbaikan dari indikator
pendukung setiap tahunnya.
Indikator Pendukung
1. Persentase penduduk ber-KB
2. Persentase laju pertumbuhan
penduduk
2.2. HasilIndikator II
REKOMENDASIPENDIDIKAN
• Meningkatkan pemerataan pendidikan termasuk program beasiswa keluarga
miskin
• Meningkatkan ketersediaan alat pembelajaran, mutu guru dan fasilitas publik
• Membangun kembali fasilitas pendidikan yang terkena dampak gempa dan
trauma-healing bagi guru dan murid dengan partisipasi masyarakat
KESEHATAN
• Merevitalisasi pelayanan kesehatan dan kampanye tentang hidup sehat
1313
• Merevitalisasi pelayanan kesehatan dan kampanye tentang hidup sehat
• Memperluas cakupan asuransi kesehatan; rasio paramedik dan penduduk, ASEKIN
perlu dilanjutkan dengan anggaran daerah pro-miskin
• Mempercepat rekontruksi Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan
KELUARGA BERENCANA
• Menurunkan tingkat kelahiran terutama pelayanan pada keluarga miskin
• Memberikan penyuluhan dan peralatan KB kepada keluarga miskin
• Memberdayakan petugas lapangan
2.2. HasilIndikator II
2.3. TINGKAT PEMBANGUNAN EKONOMI MAKRO
Grafik 2.3.A : Tingkat Pembangunan
Ekonomi Makro Nasional dan
Provinsi Sumatera Barat
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
Capaian Indikator Outcome
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
Tren Capaian Indikator
Outcome
RELEVAN
• Peningkatan % Ekspor Sumatera Barat
thd PDRB � komoditi primer: pertanian
& pertambangan
• Peningkatan % output UKM thd PDRB
� produk berbasis sumberdaya lokal
• Tingkat inflasi rendah � ketahanan
pangan dan produk kandungan lokal
(agro industri)� Outcomes di bawah nasional
KURANG EFEKTIF
1414
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
2004 2005 2006 2007 2008
Capaian Indikator Outcome
-6.00
-4.00
-2.00
0.00
2.00
Tren Capaian Indikator
Outcome
Tingkat Pembangunan Ekonomi Makro Prov Sum Barat
(outcomes)Tingkat Pembangunan Ekonomi Makro Nasional
(putcomes)Tren Provinsi Sumatera Barat
Tren Nasional
KURANG EFEKTIF
• Capaian pembangunan membaik
kecuali pada tahun 2008 tetapi lebih
baik dari nasional
• Kurang terganggu dengan pasar
dalam dan luar negeri
Indikator Pendukung
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
2. Persentase ekspor terhadap PDRB
3. Persentase output manufaktur terhadap PDRB
4. Persentase output UMKM terhadap PDRB
5. Laju Inflasi
2.3. HasilIndikator III
2.3. TINGKAT PEMBANGUNAN EKONOMI : INVESTASI
Grafik 2.3.B : Tingkat Pertumbuhan
Investasi Nasional dan Provinsi
Sumatera Barat
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Capaian Indikator Outcome
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
Tren Capaian Indikator
Outcome
TIDAK RELEVAN
• Kondisi sosial ekonomi, SDA dan
letak geografis , pasar lokal serta
terbatasnya infrastruktur �
kurang menarik bagi investor
� Outcomes di bawah nasional
TIDAK EFEKTIF
1515
-40.00
-20.00
0.00
20.00
20042005200620072008Capaian Indikator Outcome
-1,000.00
-500.00
0.00
500.00
Tren Capaian Indikator
Outcome
Tingkat Pertumbuhan Investasi Prov Sum Barat (outcome)
Tingkat Pertumbuhan Investasi Nasional (outcomes)
Tren Provinsi Sumatera Barat
Tren Nasional
TIDAK EFEKTIF
• Investasi Perkebunan terkendala
dengan penyediaan lahan
• Infrastruktur kurang memadai
• Lokasi kurang menguntungkan
Indikator Pendukung
1. Persentase Pertumbuhan Realisasi
Investasi PMA
2. Persentase Pertumbuhan Realisasi
Investasi PMDN
2.3. HasilIndikator III
REKOMENDASI
1. Mengembangkan industri berbasis sumberdaya lokal dan IPTEK (knowledge based industries)
2. Memberikan insentif non-fiskal (SDM terampil & berkualitas tinggi)
3. Mengembangkan kelembagaan Litbang: Daya saing produk & Nilai tambah
1616
& Nilai tambah
4. Memperbaiki data base ekonomi dan bisnis
5. Meningkatkan promosi investasi sesuai dan potensi (pengolahan hasil pertanian dan pariwisata), jasa dan industri dengan value added yang tinggi
6. Membangun infrastruktur dengan kualitas anti bencana alam (gempa, longsor): standard ASEAN
7. Membuka isolasi ke daerah baru dan sentra ekonomi.
2.3. HasilIndikator III
2.4. KUALITAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
DAN LINGKUNGAN HIDUP : KEHUTANAN
TIDAK RELEVAN
• Lebih cepat bertambahnya lahan
kritis dari lahan rehabilitasi
• Terbatasnya program dan dana
untuk pengelolaan dan penegakan
hukum� Outcomes di bawah nasional
TIDAK EFEKTIF
• Terbatasnya dana dan program
Grafik 2.4.A : Tingkat Kualitas
Pengelolaan Kehutanan Nasional dan
Provinsi Sumatera Barat
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
Capaian Indikator Outcome
-40
-30
-20
-10
0
Tre
n C
apaian Indikator
Outcome
1717
INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase luas lahan rehabilitasi dalam
hutan terhadap lahan kritis
• Terbatasnya dana dan program
dalam menangani lahan kritis yang
terus bertambah dan faktor
kemiskinan
• Lemahnya kemampuan
kelembagaan dalam penyelesaian
konflik status lahan (formal
maupun adat)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
2004 2005 2006 2007 2008
Capaian Indikator Outcome
-90
-80
-70
-60
-50
Tre
n C
apaian Indikator
Outcome
Tingkat Kualitas Pengelolaan Kehutanan Prov Sum Barat
(outcomes)Tingkat Kualitas Pengelolaan Kehutanan Nasional (outcomes)
Tren Provinsi
Tren Nasional
2.4. HasilIndikator IV
2.4. KUALITAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN HIDUP : KELAUTAN
Grafik 2.4.B : Tingkat Kualitas
Pengelolaan Kelautan
Nasional dan Provinsi Sumatera Barat
20.00
25.00
30.00
35.00
Capaian Indikator Outcome
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
Tren Capaian Indikator
Outcome
TIDAK RELEVAN
• Rendahnya persentase terumbu
karang yang baik dimana
pengelolaan dan pelestariannya
relatif lemah
• Lemahnya kesadaraan & penegakan
hukum/peraturan tentang terumbu
karang
1818
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
2004 2005 2006 2007 2008
Capaian Indikator Outcome
-40.00
-20.00
0.00
20.00
40.00
60.00
Tren Capaian Indikator
Outcome
Tingkat Kualitas Pengelolaan Kelautan Prov Sum Barat
(outcomes)Tingkat Kualitas Pengelolaan Kelautan Nasional (outcomes)
Tren Provinsi
Tren Nasional
karang� Outcomes di bawah nasional
TIDAK EFEKTIF
• Lemahnya pengelolaan SDA: untuk
pelestarian terumbu karang
• Penangkapan ikan yang merusak
(dinamit, sianida, jaring merusak dll.
INDIKATOR PENDUKUNG
Persentase terumbu karang dalam keadaan baik
2.4. HasilIndikator IV
REKOMENDASI
KEHUTANAN
1. Melestarikan sumberdaya hutan melalui kerja sama dengan provinsi
tetangga
2. Meningkatkan pengelolaan, pengamanan dan pengawasan sumber daya
hutan dengan penegakan hukum yang tegas dan aparatur yang terampil
3. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang pelestarian hutan.
1919
KELAUTAN
1. Mengembangkan pengendalian sumberdaya kelautan berbasis
kemitraan dengan seluruh stakeholders
2. Meningkatkan kapasitas pelayanan aparatur melalui pendidikan lanjutan
3. Meningkatkan pemanfaatan & pengendalian tataruang laut dan wilayah
pesisir.
2.4. HasilIndikator IV
2.5. TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL
TIDAK RELEVAN
• Terbatasnya lapangan pekerjaan baru �
struktur ekonomi agraris, pendapatan rendah
• Program pemerintah kurang mendorong
pengembangan UMKM
• Meningkatnya jumlah anak terlantar, jalanan,
nakal
� Outcomes di atas nasional
TIDAK EFEKTIF
• Program dan kegiatan pelayanan kesra utk
lanjut usia dan rehabilitasi sosial kurang
berkembang
Grafik 2.5 : Tingkat Kesejahteraan
Sosial Nasional dan Provinsi
Sumatera Barat
93.5
94
94.5
95
95.5
Capaian Indikator Outcome
0
0.2
0.4
0.6
0.8
Tren Capaian Indikator Outcome
2020
berkembang
• Belum berkembangnya lembaga pelayanan
sosial masyarakat/swasta terutama pada
tahun 2005-2006
INDIKATOR PENDUKUNG1. Persentase Penduduk Miskin ;
2. Tingkat Pengangguran Terbuka ;
3. Persentase pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak /
Persentase jumlah anak (terlantar, jalanan, balita
terlantar, dan nakal) yang dilayani oleh Dep.sos
4. Persentase pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut
usia / Presentase jumlah lanjut usia yang dilayani oleh
Dep.sos
5. Persentase Pelayanan dan rehabilitasi sosial /Persentase
jumlah (penyandang cacat, tunasosial, dan korban
penyalahgunaan narkoba) yang dilayani oleh Dep.sos
91.5
92
92.5
93
93.5
2004 2005 2006 2007 2008
Capaian Indikator Outcome
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
Tren Capaian Indikator Outcome
Tingkat Kesejahteraan Sosial Prov Sum Barat (outcomes)
Tingkat Kesejahteraan Sosial Nasional (outcomes)
Tren Provinsi
Tren Nasional
2.5. HasilIndikator V
REKOMENDASI
1. Meningkatkan program dan kegiatan mendorong komunitas miskin dalam penguasaan teknologi, permodalan, keterampilan dan pemasaran produk
2. Mengatasi pengangguran terbuka dengan kebijakan stimulus dan peningkatan upaya bersama yang berbasis pada jejaring bisnis sehinga dapat mendorong arus merantau
3. Mendorong pengembangan kelembagaan dan kegiatan
2121
3. Mendorong pengembangan kelembagaan dan kegiatan pelayanan masyarakat & rahabilitasi sosial untuk anak-anak (terlantar, jalanan, nakal), lanjut usia, tuna-sosial, penyandang cacat, dan korban narkoba
4. Meningkatkan kualitas/keterampilan pekerja sosial dan tenaga pelayanan kesejahteraan sosial.
2.5. HasilIndikator V
INDIKATOR SPESIFIK dan MENONJOL
• Tingkat laju pertumbuhan ekonomi: Rata-rata lebih baik dari nasional. Kondisi disebabkan karena struktur ekonomi dan komposisi ekspor produk utama yang terdiri dari produk pertanian/ agroindustri dengan komponen impor relatif kecil. Kemudian karena terjaganya swasembada pangan maka tingkat inflasi menjadi rendah.
22
tingkat inflasi menjadi rendah.
• Tingkat investasi PMA dan PMDN yang sangat rendah. Kondisi ini terkait dengan terbatasnya potensi SDA, infrastruktur, lokasi relatif terisolir dari pusat pertumbuhan regional dan kurangnya SDM berkualitas tinggi.
INDIKATOR
OUTCOMES
HASIL EVALUASI
KETERANGANRelevan Efektif
Hasil
Outcomes ¹)
1. Pelayanan Publik Ya Ya Rendah
Catatan:
Ya (-) = Kurang efektif:
terjadi penurunan pada
tahun 2008 juga pada
tingkat nasional
Demokrasi Tidak Tidak Sedang
2. Pendidikan Tidak Ya Tinggi
Kesehatan Tidak Tidak Tinggi
Kel. Berencana Ya YaSangat
tinggi
KESIMPULAN
23
¹) Berdasarkan Interval (0 s/d 100) %
dihitung berdasarkan rata-rata
outcomes Provinsi dibagi rata-
rata outcomes nasional . Kategori
Rendah dibawah 70% capaian
nasional.
Kel. Berencana Ya Yatinggi
3. Ekonomi Makro Ya Ya (-) Sedang
Investasi Tidak TidakSangat
rendah
4. Pengelolaan
KehutananTidak Tidak Sedang
Pengelolaan
KelautanTidak Tidak Rendah
5. Kesejahteraan
SosialTidak Tidak Tinggi
23
INDIKATOR OUTCOMES RELEVAN EFEKTIF
1. Tingkat Pelayanan Publik
dan DemokrasiTIDAK TIDAK
2. Tingkat Kualitas SDM TIDAK YA
3. Tingkat Pembangunan
CAPAIAN HASIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
24
3. Tingkat Pembangunan
EkonomiYA TIDAK
4. Tingkat Pengelolaan SDA TIDAK TIDAK
5. Tingkat Kesejahteraan
SosialTIDAK TIDAK
24Kesimpulan
INDIKATOR
OUTCOMES
Sangat
TinggiTinggi Sedang Rendah
Sangat
Rendah Keterangan
>105 100-105 70-99 30-69 <30
1. Tingkat
Pelayanan Publik
dan Demokrasi
√ Interval (%) =
rata-rata
capaian
daerah dibagi
dengan rata-
2. Tingkat Kualitas
SDM √
3. Tingkat
CAPAIAN HASIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
TERHADAP NASIONAL (%)
25
dengan rata-
rata capaian
nasional
dalam %
3. Tingkat
PembangunanEk
onomi
√
4. Tingkat
Pengelolaan SDA√
5. Tingkat
Kesejahteraan
Sosial
√
25Kesimpulan
KONDISI HARAPAN TAHUN 2015KONDISI HARAPAN TAHUN 2015
PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009
Capaian
Pembangunan
Kondisi harapan
atas dasar
trendmasa lalu
tanpa adanya
Gempa 2009
Sulit dicapai akibat
kerusakan gempa 2009
Kondisi harapan
yang IDEAL
walaupun telah
terjadi GempaGaps Analysis: Untuk
mencapainya
diperlukan terobosan
dalam PembangunanRPJMD SUMBAR
2011-2015
2626
Periode
waktu
Gempa 2009
Kondisi harapan
setelah adanya
Gempa 2009
Kerusakan infrastruktur publik
Kerusakan infrastruktur swasta/bisnis
Mundurnya sektor pendidikan-kesehatan
2011 201520132010
Kesimpulan
2012
PrioritasPrioritas PembangunanPembangunan
AkibatAkibat GempaGempa 30 Sept 200930 Sept 2009
1.1. MembangunMembangun infrastrukturinfrastruktur �� transportasitransportasi
standard ASEAN standard ASEAN
2.2. MembangunMembangun saranasarana pendidikanpendidikan & & kesehatankesehatan dengandengan bantuanbantuan APBN APBN
2727
kesehatankesehatan dengandengan bantuanbantuan APBN APBN
3.3. MemberikanMemberikan KreditKredit LunakLunak bagibagiperusahaanperusahaan swastaswasta ((termasuktermasuk bidangbidangpendidikanpendidikan & & KesehatanKesehatan) ) korbankorban gempagempa
4.4. PenataanPenataan ulangulang Tata Tata RuangRuang
Kesimpulan
TERIMA KASIH
2828
TERIMA KASIH
28
INDIKATOR
OUTCOMES
Sangat
TinggiTinggi Sedang Rendah
Sangat
Rendah Keterangan
>105 100-105 70-99 30-69 <30
1. Pelayanan Publik 62%
Interval (%) =
% rata-rata
capaian
daerah dibagi
dengan %
Demokrasi 91%
2. Pendidikan 101%
Kesehatan 103%
Kel. Berencana 108%
CAPAIAN HASIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
TERHADAP NASIONAL (%)
29
dengan %
rata-rata
capaian
nasional
Kel. Berencana 108%
3. Ekonomi Makro 76%
Investasi 5%
4. Pengelolaan
Kehutanan74%
Pengelolaan
Kelautan42%
5. Kes. Sosial 101%
29
INDIKATOR
OUTCOMES
Sangat
TinggiTinggi Sedang Rendah
Sangat
Rendah Keterangan
>105 100-105 70-99 30-69 <30
1. Tingkat
Pelayanan Publik
dan Demokrasi
77 Interval (%) =
rata-rata
capaian
daerah dibagi
dengan rata-
2. Tingkat Kualitas
SDM 104
CAPAIAN HASIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
TERHADAP NASIONAL (%)
30
dengan rata-
rata capaian
nasional
dalam %
3. Tingkat
PembangunanEk
onomi
41
4. Tingkat
Pengelolaan SDA58
5. Tingkat
Kesejahteraan
Sosial
101
30Kesimpulan
INDIKATOR
OUTCOMES
HASIL EVALUASIKETERANGAN
Relevan EfektifHasil
Outcomes ¹)
1. Pelayanan Publik Ya Ya Rendah
Catatan:
Ya (-) = Kurang efektif:
terjadi penurunan pada
tahun 2008
¹) Berdasarkan Interval (0 s/d 100) %
Demokrasi Tidak Tidak Sedang
2. Pendidikan Tidak Ya Tinggi
Kesehatan Tidak Tidak Tinggi
Kel. Berencana Ya YaSangat
RALAT LAPORAN AKHIR I
31
¹) Berdasarkan Interval (0 s/d 100) %
dihitung berdasarkan rata-rata
outcomes Provinsi dibagi rata-
rata outcomes nasional . Kategori
rendah dibawah 70% capaian
nasional.
Ralat:
*/ Dalam Laporan tertulis
Relevan
**/ Dalam laporan tertulis
Efektif
Kel. Berencana Ya YaSangat
tinggi
3. Ekonomi Makro Ya Ya (-) Sedang
Investasi Tidak Tidak **/Sangat
rendah
4. Pengelolaan
KehutananTidak */ Tidak Sedang
Pengelolaan
KelautanTidak Tidak Rendah
5. Kesejahteraan
SosialTidak Tidak Tinggi
31
top related