i. latar belakang - bappeda.malangkota.go.id · umumnya penanganan drainase di banyak kota di...
Post on 06-Mar-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
I. LATAR BELAKANG
Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia,
permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada
umumnya penanganan drainase di banyak kota di Indonesia masih
bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir
dan genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus
dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai tahap perencanaan,
konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta ditunjang dengan
peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat.
Peningkatan pemahaman mengenai drainase kepada pihak yang
terlibat baik bagi pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan
secara berkesinambungan agar penanganan dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya.
Dengan semakin berkurangnya daerah terbuka di kawasan perkotaan
yang dapat difungsikan sebagai lahan peresapan air dan didukung
pula oleh menurunnya kondisi saluran drainase baik kapasitas, sistem
operasi, maupun pengelolaannya telah menyebabkan timbulnya
berbagai masalah di sektor drainase. Apalagi dengan penurunan
permukaan tanah secara tidak langsung akan menimbulkan
penambahan beban pada sektor drainase.
Demikian halnya dengan kondisi di Kota Malang dalam beberapa
tahun terakhir mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan dinamika masyarakatnya dan kewenangan yang
2
diberikan pada pemerintah Kota Malang untuk membangun kotanya
secara mandiri. Perkembangan dan pertumbuhan Kota Malang
membawa dampak ke seluruh kota, sehingga diperlukan penataan dan
perencanaan secara menyeluruh bahkan agar diperoleh kondisi kota
yang optimal maka diperlukan rencana terperinci, dan salah satunya
adalah penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kota Malang.
Kebutuhan akan prasarana wilayah di Kota Malang yang semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, dimana
menurut Kota Malang Dalam Angka Tahun 2012 mencapai ± 894.342
jiwa, berdampak pada berkurangnya lahan kosong/resapan air
sebagai lahan terbangun, pada dasarnya sangat membutuhkan
penanganan yang lebih intensif dari pihak pemerintah kota. Bentuk
penanganan tidak hanya dalam bentuk penanganan konstruksi
bangunan namun lebih dari itu, salah satunya adalah faktor
perencanaan dimana faktor perencanaan merupakan faktor urgensi
dan mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkat
keberhasilan sistem prasarana yang akan diterapkan.
Selain kondisi diatas yang melatarbelakangi perlunya disusun Rencana
Induk Sistem Drainase, ada beberapa hal yang secara spesifik
menyebabkan perlu disusunnya rencana induk ini yaitu :
1. Masih kurang jelasnya komponen-komponen sistem drainase yang
ada sebagai konsekuensi pengalihfungsian sistem drainase;
2. Kurang atau tidak layaknya dimensi saluran drainase saat ini;
3
3. Kurangnya perawatan / perbaikan komponen sistem drainase yang
ada;
4. Kurangnya sumber daya manusia untuk perawatan.
II. LINGKUP FISIK
Secara umum kondisi drainase di Kota Malang terutama pada
saluran drainase tertutup, sebagian besar sudah cukup tua
sebagai hasil peninggalan penjajahan jaman Belanda (sebagian
besar jenis saluran yang telah berusia lebih dari 10 (sepuluh
tahun). Kondisi bangunannya banyak mengalami penurunan
kualitas seperti terjadinya penyumbatan dan tidak
berfungsinya manhole sebagai street inlet. Keadaan ini sangat
mengkhawatirkan bagi penduduk dan pengguna jalan apabila
terjadi genangan air akibat peningkatan intensitas curah hujan.
Saluran yang ada sebagian besar dimanfaatkan untuk saluran
pembuangan rumah tangga. Sistem drainase yang merupakan
sistem gabungan antara limbah domestik dan air hujan,
mempunyai kelebihan dalam hal pemanfaatan lahan dan
minimatitas OP. Akan tetapi disisi lain keberadaan saluran
drainase juga menimbulkan genangan air dan bau yang kurang
sedap. Salah satu penyebabnya adalah sistem saluran yang
kurang sempurna, proses sedimentasi dan penyumbatan
saluran akibat sampah. Saluran pembuangan limbah domestik
yang secara tidak langsung telah menimbulkan proses
4
sedimentasi yang dapat berakibat terhadap terjadinya luapan
air dan dapat menimbulkan genangan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan di
lapangan, secara umum penyebab terjadinya genangan pada
beberapa lokasi disebutkan pada Tabel 2.1.
Tabel 1. Penyebab genangan yang terjadi di Kota Malang
No Penyebab Genangan
1 Kapasitas saluran yang kurang
2 Terjadinya sedimentasi
3 Terjadinya penumpukan sampah
4 Kombinasi: kapasitas kurang, proses sedimentasi, dan
proses penumpukan sampah
5 Kondisi dimensi inlet saluran yang kurang memadai
6 Jumlah inlet drainase yang terbatas
7 Tidak tersedianya inlet menuju saluran drainase
8 Daerah terletak pada daerah cekungan
9 Kemiringan saluran drainase tidak sesuai
Sumber: Hasil Survey
5
III. KONDISI FISIK DASAR
Wilayah Kota Malang merupakan kota yang memiliki karakteristik
wilayah pegunungan. Dengan kondisi udara yang berhawa sejuk
dan kering, curah hujan rata-rata tiap tahun 1.833 mm dan
kelembaban udara rata-rata 72%. Adapun keadaan permukaan
tanah yang ada di Kota Malang berupa; bagian selatan termasuk
dataran tinggi yang cukup luas, dan cocok di fungsikan sebagai
pusat kegiatan untuk industri. Bagian utara termasuk dataran tinggi
yang subur, cocok untuk pertanian, bagian timur merupakan dataran
tinggi dengan keadaan kurang subur, dan bagian barat merupakan
dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah pendidikan.
Jenis tanah yang ada di Kota Malang terdiri atas 4 macam, yaitu :
Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6.930.267 Ha, Mediteran
coklat dengan luas 1.225.160 Ha. Asosiasi latosol coklat kemerahan
grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha. Asosiasi andosol coklat dan
grey humus dengan luas 1.765,160 Ha. Struktur tanah pada
umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan
perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki
sifat peka erosi. Jenis tanah andosol ini terdapat di Kecamatan
lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15 %. Sedangkan
sungai yang mengalir di Kota Malang antara lain adalah Sungai
Brantas, Amprong, dan Bango.
6
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2010 tercatat rata-rata suhu
udara berkisar antara 22,8C sampai 24,1. Sedangkan suhu
maksimum mencapai 31,8C dan suhu minimum 18,5C. Rata-rata
kelembaban udara udara berkisar 74% - 82% dengan kelembapan
maksimum 97% dan minimum mencapai 37%. Seperti umumnya di
daerah lain, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim,
musim hujan dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun
Klimatologi Karangploso curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada
bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan
pada bulan Juni, Agustus dan November curah hujan relatif rendah.
a. DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN)
Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor
yang sangat dominan. Penduduk tidak saja berperan sebagai sasaran
pembangunan tetapi juga menjadi pelaksana pembangunan. Oleh
sebab itu, perkembangan penduduk harus diarahkan pada
peningkatan kualitas, pengendalian kuantitas serta pengarahan
mobilitasnya yang menunjang tercapainya keberhasilan
pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Penduduk dalam suatu daerah merupakan potensi sumber daya
manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam proses pembangunan,
disamping juga sebagai konsumen dalam pembangunan. Dalam
konteks penduduk sebagai potensi SDM, mengandung arti bahwa
penduduk/manusia memiliki peranan dalam pengelolaan sumber
daya alam (SDA).
7
Peranan penduduk dalam pembangunan akan berhasil apabila
memiliki kemampuan dalam menjawab semua tantangan
dalampembangunan baik posisinya sebagai pengelola sumber daya
alam maupun sebagai pengguna/konsumen sumber daya alam.
Penduduk usia produktif merupakan suatu modal dalam
pelaksanaan pembangunan di segala sektor, dengan harapan
produktifitas dan efektifitas yang terjadi ditunjang pula dengan
sarana dan prasarana pembangunan, dimana manusia merupakan
tujuan dan pelaksana pembangunan. Keluasan pilihan bagi usia
produktif untuk meningkatkan kualitas dirinya tentu akan
pendorong naiknya angka IPM.
b. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk di Kota Malang berdasar atas data Sensus
Penduduk Tahun 2010 yang dikoordinasi oleh Biro Pusat Statistik Kota
Malang Tahun 2010 adalah sebesar 820.243 jiwa, dengan
perbandingan jumlah penduduk berkelamin pria sebesar 404.553
jiwa dan wanita sebesar 415.690 jiwa.
Persebaran penduduk pada tiap wilayah adminsitratif Kecamatan di
Kota Malang dapat diketahui bahwa Kecamatan Lowokwaru
memiliki kontribusi terbesar yaitu 186.013 jiwa, kemudian disusul
oleh
8
Kecamatan Sukun sebesar 181.513 jiwa, Kecamatan Kedungkandang
sebesar 174.477 jiwa,
Kecamatan Blimbing sebesar 172.333 jiwa. Sementara jumlah
penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Klojen yaitu sebesar
105.907 jiwa.
Apabila dilihat dari luas wilayah Kota Malang yang memilki luas
110,056 Km2, maka kepadatan penduduk Kota Malang sebesar 7,453
jiwa/Km2. Penduduk Kota Malang tersebar di 5 Kecamatan, 57
Kelurahan, 531 RW dan 3.649 RT.
Sementara untuk tingkat kepadatan penduduk di Kota Malang,
tingkat kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Klojen dengan
tingkat kepadatan mencapai 11.994 Jiwa/km2 dan kepadatan
penduduk terendah berada di Kecamatan Kedungkandang yang
mencapai 4.374 jiwa/ km2. Lebih jelasnya lihat tabel dibawah.
Tabel 2. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Malang Tahun 2010
No Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Luas
Wilayah
(km2)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/km2)
1 Kedungkandang 174.477 39,89 4.374
2 Sukun 181.513 20,97 8.565
3 Klojen 105.907 8,83 11.994
4 Blimbing 172.333 17,77 9.698
5 Lowokwaru 186.013 22,6 8.231
Sumber : BPS Kota Malang 2011
9
Sedangkan untuk data terupdate yang berasal dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang pada tahun 2011
jumlah penduduk Kota Malang sebesar 894.342 jiwa. Untuk lebih jelas
rincian jumlah penduduk Kota Malang yang berasal dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Malang Tahun 2011
NO KECAMATAN Jumlah
Penduduk (jiwa)
LUAS WILAYAH
(km2)
KEPADATAN PENDUDUK (jiwa/km2)
1 BLIMBING 198.684 17,77 11.181
2 KLOJEN 119.656 8,83 13.551
3 KEDUNGKANDANG 201.922 39,89 5.062
4 SUKUN 203.315 20,97 9.696
5 LOWOKWARU 170.765 22,6 7.556 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang 2012
IV. UNDANG-UNDANG
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kota Besar dalam lingkungan Provfinsi Jawa-Timur,
Jawa-Tengah, Jawa-Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1954 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
10
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3034);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak
Tanah dan Benda-Benda yang Ada Diatasnya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 288, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2324);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3419);
5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888)
sebagaimana telah diubah terkakhir kalinya dengan Undang-Undang
Nomor Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4412);
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
11
8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
12
14. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5068);
15. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5188);
16. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
17. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5280);
A. PERATURAN PEMERINTAH
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah-
Tanah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953
Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
362);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3745);
13
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3838);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian
Peta untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3934);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4490);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83,
14
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4858);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
15
Nomor 5004);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5098);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5103);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5230);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 5393);
B. PERATURAN PRESIDEN
1. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Presiden
Nomor 65 Tahun 2006;
16
2. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,
Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;
3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014;
4. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional
Pengelolaan Sumber Daya Air;
C. KEPUTUSAN PRESIDEN:
1. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi
Penataan Ruang Nasional;
2. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan
Air Tanah;
D. PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA:
1. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 1 Tahun 1997 tentang Pemetaan Penggunaan Tanah Perdesaan,
Penggunaan Tanah Perkotaan, Kemampuan Tanah dan Penggunaan
Simbol / Warna untuk Penyajian dalam Peta;
2. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;
3. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;
17
4. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2011
tentang Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan
Izin Lokasi, Penetapan Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah;
E. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Daerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
F. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM:
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 39 / PRT / 1989 tentang
Pembagian Wilayah Sungai;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 48 / PRT / 1990 tentang
Pengelolaan Atas Air dan atau Sumber Air pada Wilayah Sungai
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun 1993 tentang
Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan
Sungai dan Bekas Sungai;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 / PRT / M / 2007
tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan,
Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;
18
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 / PRT / M / 2007
tentang Pedoman Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Drainase
Partisipatif;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31 / PRT / M / 2007
tentang Pedoman Mengenai Komisi drainase;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32 / PRT / M / 2007
tentang Pedoman Operasi dan pemeliharaan Jaringan Drainase;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 33 / PRT / M / 2007
tentang Pedoman Pemberdayaa P3A/GP3A/IP3A;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 / PRT / M / 2009
tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota beserta Rencana
Rincinya;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 / PRT / M / 2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 / PRT / M /2010 tentang
Standar Pelayanan Umum Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 / PRT / M / 2010
tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06 / PRT / M / 2011
tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air;
G. PERATURAN BERSAMA MENTERI:
19
1. Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor : 186/PMK.06/2009 dan Nomor :
24 Tahun 2009 tentang Pensertipikatan Barang Milik Negara Berupa
Tanah;
H. PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR:
1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2006 Nomor 2 Seri E);
2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Perizinan Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan di Jawa Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 Nomor 6 Seri E);
3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi
Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Nomor
1 Seri E);
4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur
Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009
Nomor 1 Seri E);
I. PERATURAN DAERAH KOTA MALANG :
1. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 - 2025 (Lembaran
Daerah Kota Malang Tahun 2010 Nomor 2 Seri E);
20
2. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009 - 2013 (Lembaran
Daerah Kota Malang Tahun 2010 Nomor 3 Seri E);
3. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010 - 2030 (Lembaran Daerah
Kota Malang Tahun 2011 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Malang Nomor 4);
ISTILAH DAN DEFINISI
1. drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan
ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan;
2. drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi
mengendalikan air permukaan, sehingga tidak menimbulkan genangan
yang dapat mengganggu masyarakat, serta dapat memberikan manfaat
bagi kegiatan manusia;
3. rencana induk sistem drainase perkotaan adalah perencanaan dasar
yang menyeluruh pada suatu daerah perkotaan untuk jangka panjang;
4. badan penerima air adalah sumber air dipermukaan tanah berupa laut,
sungai, danau, dan di bawah permukaan tanah berupa air tanah di
dalam akifer;
5. bangunan pelengkap adalah bangunan yang ikut mengatur dan
mengendalikan sistem aliran air hujan agar aman dan mudah melewati
jalan, belokan, dan daerah curam, bangunan tersebut seperti gorong-
gorong, pertemuan saluran, bangunan terjunan, jembatan, street inlet,
pompa, pintu air;
21
6. daerah genangan adalah kawasan yang tergenang air akibat tidak
berfungsinya sistem drainase;
7. daerah pengaliran adalah daerah tangkapan air yang mengalirkan air
ke dalam saluran;
8. kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian hujan atau debit
banjir rencana yang mungkin terjadi;
9. saluran primer adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran
sekunder dan menyalurkan ke badan penerima air;
10. saluran sekunder adalah saluran drainase yang menerima air dari
saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran primer;
11. saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari sistem
drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran sekunder;
12. sistem drainase utama adalah sistem drainase perkotaan yang melayani
kepentingan sebagian besar warga masyarakat;
13. sistem drainase lokal adalah sistem drainase perkotaan yang melayani
kepentingan sebagian kecil warga masyarakat;
14. study terkait adalah studi lain yang terkait dengan kegiatan drainase
kota yang memuat data, seperti : hidrologi, topografi, geologi, geografi;
15. tinggi jagaan adalah ketinggian yang diukur dari permukaan air
maksimum sampai permukaan tanggul saluran;
16. waktu pengaliran permukaan adalah waktu yang diperlukan oleh titik
air hujan yang jatuh ke permukaan tanah dan mengalir ke ketitik
saluran drainase yang diamati;
17. waktu drainase adalah waktu yang diperlukan oleh titik air hujan yang
mengalir dari satu titik ke titik lain dalam saluran drainase yang
diamati;
22
18. waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh titik air hujan
yang jatuh pada permukaan tanah mengalir sampai di suatu titik di
saluran drainase yang terdekat;
19. zona adalah sub sistem pelayanan satu aliran saluran drainase;
20. kota metropolian adalah kota yang mempunyai penduduk lebih dari
1.000.000 jiwa;
21. kota besar adalah kota yang mempunyai penduduk antara 500.000 jiwa
– 1.000.000 jiwa;
22. kota sedang adalah kota yang mempunyai penduduk antara 100.000
jiwa – 500.000 jiwa;
23. kota kecil adalah kota yang mempunyai penduduk antara 20.000 jiwa –
100.000 jiwa;
ANALISA KEBIJAKAN
Perundangan yang berkaitan dengan perumusan kebijakan
penanganan banjir/genangan air di Kota Malang, yaitu :
UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air sebagai
pengganti UU No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
PP No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air
Permen PU No. 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai
23
Permen 22/ PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis dan
Tata Cara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
SNI : 02-2406-1991 tentang Tata Cara Umum Perencanaan
Drainase Perkotaan
Permen Negara Perumahan Rakyat No.
32/PERMEN/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Kawasan
Siap Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri
Sendiri
A. Tinjauan Terhadap UU No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam segala bidang. Sejalan dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang ini
menyatakan bahwa sumber daya air dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat secara adil. Atas penguasaan
sumber daya air oleh negara dimaksud, negara menjamin hak setiap orang
untuk mendapatkan air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan
melakukan pengaturan hak atas air. Penguasaan negara atas sumber daya
air tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
dengan tetap mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya, seperti hak ulayat masyarakat
hukum adat setempat dan hak-hak yang serupa dengan itu, sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
24
Beberapa istilah yang terdapat dalam UU No. 7 Tahun 2004
menyebutkan bahwa:
Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang
terkandung di dalamnya.
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun
di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat
Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau
pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun
kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta
lingkungannya
Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan
konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,
dan pengendalian daya rusak air.
Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar
dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak
air.
Rencana pengelolaan sumber daya air adalah hasil perencanaan
secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk
menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air.
Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber
daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau
25
pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan
2.000 km2.
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan.
Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan
yang disebabkan oleh daya rusak air.
Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan kehidupan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan secara terkoordinasi dan terarah
dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan sumber daya air.
Sumber daya air dikelola berdasarkan beberapa asas, antara lain:
Asas Kelestarian mengandung pengertian bahwa
pendayagunaan sumber daya air diselenggarakan dengan
menjaga kelestarian fungsi sumber daya air secara berkelanjutan.
Asas Keseimbangan mengandung pengertian keseimbangan
antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup dan fungsi
ekonomi.
Asas Kemanfaatan Umum mengandung pengertian bahwa
pengelolaan sumber daya air dilaksanakan untuk memberikan
26
manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan umum secara efektif
dan efisien.
Asas Keterpaduan dan Keserasian mengandung pengertian
bahwa pengelolaan sumber daya air dilakukan secara terpadu
dalam mewujudkan keserasian untuk berbagai kepentingan
dengan memperhatikan sifat alami air yang dinamis.
Asas Keadilan mengandung pengertian bahwa pengelolaan
sumber daya air dilakukan secara merata ke seluruh lapisan
masyarakat di wilayah tanah air sehingga setiap warga negara
berhak memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan dan
menikmati hasilnya secara nyata.
Asas Kemandirian mengandung pengertian bahwa pengelolaan
sumber daya air dilakukan dengan memperhatikan kemampuan
dan keunggulan sumber daya setempat.
Asas Transparansi dan Akuntabilitas mengandung pengertian
bahwa pengelolaan sumber daya air dilakukan secara terbuka
dan dapat dipertanggung-jawabkan.
Pengelolaan sumber daya air dilakukan secara menyeluruh, terpadu,
dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan
kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh mencakup
semua bidang pengelolaan yang meliputi konservasi,
pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air, serta meliputi
satu sistem wilayah pengelolaan secara utuh yang mencakup
27
semua proses perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan dan
evaluasi.
Pengelolaan sumber daya air secara terpadu merupakan
pengelolaan yang dilaksanakan dengan melibatkan semua
pemilik kepentingan antar sektor dan antar wilayah administrasi
Pengelolaan sumber daya air berwawasan lingkungan hidup
adalah pengelolaan yang memperhatikan keseimbangan
ekosistem dan daya dukung lingkungan.
Pengelolaan sumber daya air berkelanjutan adalah pengelolaan
sumber daya air yang tidak hanya ditujukan untuk kepentingan
generasi sekarang tetapi juga termasuk untuk kepentingan
generasi yang akan datang.
Sumber daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup, dan
ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras.
Sumber daya air mempunyai fungsi sosial berarti bahwa sumber
daya air untuk kepentingan umum lebih diutamakan daripada
kepentingan individu.
Sumber daya air mempunyai fungsi lingkungan hidup berarti
bahwa sumber daya air menjadi bagian dari ekosistem sekaligus
sebagai tempat kelangsungan hidup flora dan fauna.
Sumber daya air mempunyai fungsi ekonomi berarti bahwa
sumber daya air dapat didayagunakan untuk menunjang
kegiatan usaha.
Air sebagai sumber kehidupan masyarakat secara alami
keberadaannya bersifat dinamis mengalir ke tempat yang lebih rendah
28
tanpa mengenal batas wilayah administrasi. Keberadaan air mengikuti
siklus hidrologis yang erat hubungannya dengan kondisi cuaca pada suatu
daerah sehingga menyebabkan ketersediaan air tidak merata dalam setiap
waktu dan setiap wilayah.
Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dan meningkatnya
kegiatan masyarakat mengakibatkan perubahan fungsi lingkungan yang
berdampak negatif terhadap kelestarian sumber daya air dan meningkatnya
daya rusak air. Salah satu pengelolaan sumber daya air adalah pengendalian
daya rusak air. Daya rusak air air yang terjadi dapat berupa banjir ataupun
genangan air yang akan merugikan.
Pengendalian banjir/genangan air diutamakan pada upaya
pencegahan melalui perencanaan pengendalian banjir/genangan air yang
disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber
daya air. Pencegahan dilakukan baik melalui kegiatan fisik dan/atau
nonfisik maupun melalui penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai.
Pencegahan melalui kegiatan fisik adalah pembangunan sarana dan
prasarana serta upaya lainnya dalam rangka pencegahan
kerusakan/bencana yang diakibatkan oleh daya rusak air, sedangkan
kegiatan nonfisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti
lunak yang meliputi antara lain: pengaturan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian. Pencegahan dengan penyeimbangan hulu dan hilir wilayah
sungai adalah penyelarasan antara upaya kegiatan konservasi di bagian
hulu dengan pendayagunaan di daerah hilir.
29
Perencanaan pengendalian banjir/genangan air disusun untuk
menghasilkan rencana yang berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam
pelaksanaan. Perencanaan pengendalian banjir/genangan air disusun sesuai
dengan prosedur dan persyaratan melalui tahapan yang ditetapkan dalam
standar perencanaan yang berlaku secara nasional yang mencakup
inventarisasi sumber daya air, penyusunan, dan penetapan rencana
pengendalian.
B. Tinjauan Terhadap UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan
penatagunaan sumber daya alam lain, antara lain, adalah penguasaan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam
lain yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber
daya alam lain melalui pengaturan yang terkait dengan pemanfaatan tanah,
air, udara, dan sumber daya alam lain sebagai satu kesatuan sistem untuk
kepentingan masyarakat secara adil.
Dalam penatagunaan air, di kembangkan pola pengelolaan daerah
aliran sungai (DAS) yang melibatkan 2 (dua) atau lebih wilayah administrasi
provinsi dan kabupaten/kota serta untuk menghindari konflik antar daerah
hulu dan hilir.
30
Kegiatan penyusunan neraca penatagunaan tanah, neraca
penatagunaan sumber daya air, neraca penatagunaan udara, dan neraca
penatagunaan sumber daya alam lain meliputi:
penyajian neraca perubahan penggunaan dan pemanfaatan
tanah, sumber daya air, udara, dan sumber daya alam lain pada
rencana tata ruang wilayah;
penyajian neraca kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan
tanah, sumber daya air, udara, dan sumber daya alam lain pada
rencana tata ruang wilayah; dan
penyajian ketersediaan tanah, sumber daya air, udara, dan
sumber daya alam lain dan penetapan prioritas penyediaannya
pada rencana tata ruang wilayah.
Dalam penyusunan neraca penatagunaan tanah, neraca
penatagunaan air, neraca penatagunaan udara, dan neraca penatagunaan
sumber daya alam lain, diperhatikan faktor
yang mempengaruhi ketersed iaannya. Hal ini berarti penyusunan neraca
penatagunaan sumber daya air memperhatikan, antara lain, faktor
meteorologi, klimatologi, geofisika, dan ketersediaan prasarana sumber
daya air, termasuk sistem jaringan drainase dan pengendalian banjir.
i. Tinjauan Terhadap PP No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air
Lingkup pengaturan pengelolaan sumber daya air dalam peraturan
pemerintah ini meliputi:
31
proses penyusunan dan penetapan kebijakan, pola, dan rencana
pengelolaan sumber daya air;
pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air, operasi dan
pemeliharaan sumber daya air; dan
konservasi sumber daya air dan pendayagunaan sumber daya air
serta pengendalian daya rusak air.
Pengendalian daya rusak air meliputi upaya:
pencegahan sebelum terjadi banjir
Pencegahan dilakukan, baik melalui kegiatan fisik dan/atau
nonfisik maupun penyeimbangan hulu dan hilir wilayah
sungai.
Kegiatan fisik dalam rangka pencegahan bencana dilakukan
melalui pembangunan sarana dan prasarana yang ditujukan
untuk mencegah kerusakan dan/atau bencana yang
diakibatkan oleh daya rusak air.
Kegiatan nonfisik dalam rangka pencegahan bencana
dilakukan melalui pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian.
Penyeimbangan hulu-hilir dilakukan dengan mekanisme
penataan ruang dan pengoperasian prasarana sungai sesuai
dengan kesepakatan para pemilik kepentingan.
penanggulangan pada saat terjadi banjir
Upaya Penanggulangan daya rusak air dilakukan dengan
kegiatan yang ditujukan untuk meringankan penderitaan akibat
bencana dilakukan berdasarkan rencana pengendalian daya
32
rusak air yang disusun secara terpadu, menyeluruh, dan
terkoordinasi.
pemulihan akibat banjir
Upaya pemulihan dilakukan berdasarkan rencana pengendalian
daya rusak air yang disusun secara terpadu, menyeluruh, dan
terkoordinasi.
ii. Tinjauan Terhadap Permen PU No. 11A/PRT/M/2006 tentang
Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai
Pengelolaan Sumber Daya Air dilaksanakan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
berdasarkan penetapan wilayah sungai.
Penetapan wilayah sungai didasarkan pada pertimbangan dan
kriteria sebagai berikut:
a. efektivitas pengelolaan sumber daya air:
pengelolaan sumber daya air pada wilayah tersebut memenuhi
kebutuhan konservasi
sumber daya air dan pendayagunaan sumber daya air; dan/atau
keberadaan prasarana sumber daya air yang menghubungkan
daerah aliran sungai yang
33
satu dengan daerah aliran sungai yang lain.
b. fisiensi pengelolaan sumber daya air;
c. tercukupinya hak setiap orang untuk mendapatkan air guna
memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
Kriteria penetapan wilayah sungai strategis nasional di samping
memenuhi kriteria dan harus memenuhi parameter sebagai berikut:
a. potensi sumber daya air pada wilayah sungai dibandingkan dengan
potensi sumber daya air pada provinsi lebih besar atau sama dengan
20%;
b. banyaknya sektor yang terkait dengan sumb er daya air pada
wilayah sungai paling kurang 16 sektor dan jumlah penduduk dalam
wilayah sungai paling kurang 30% dari jumlah penduduk pada
provinsi;
c. Besarnya dampak terhadap pembangunan nasional:
Sosial:
tenaga kerja pada lapangan kerja yang terpengaruh oleh
sumber daya air paling kurang 30% dari seluruh tenaga kerja
di tingkat provinsi; atau
wilayah sungai yang terdapat pulau kecil atau gugusan pulau
kecil yang berbatasan dengan wilayah negara lain;
Lingkungan hidup:
terancamnya keanekaragaman hayati yang spesifik pada
sumber air, yang langka dan perlu dilindungi atau yang
merupakan konvensi internasional;
34
perbandingan antara debit air sungai maksimum dengan
debit air sungai minimum rata-rata tahunan sungai utama
melebihi 75;
perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan air pada
wilayah sungai yang bersangkutan melampaui angka 1,5
(satu koma lima);atau
seringnya timbul kejadian penyakit terkait dengan air yang
mengakibatkan kematian/cacat tetap dalam jumlah besar.
Ekonomi:
Terdapat paling kurang 1 (satu) daerah drainase yang
luasnya lebih besar atau sama dengan 10.000 ha;
Nilai produksi industri terkait dengan sumber daya air pada
wilayah sungai paling kurang 20% dari nilai produksi
industri di tingkat provinsi; atau
Produksi pembangkit listrik tenaga air pada wilayah sungai
yang bersangkutan terkoneksi atau merupakan bagian dari
jaringan listrik lintas provinsi.
d. besarnya dampak negatif akibat daya rusak air terhadap
pertumbuhan ekonomi yaitu tingkat kerugian ekonomi yang
diakibatkan paling kurang 1% dari Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) tingkat provinsi.
Berdasarkan Permen PU No. 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai Lampiran 3 (WS Strategis Nasional), kota
Malang yang dilalui sungai Brantas masuk dalam Wilayah Sungai Brantas.
WS Sungai Brantas yang melewati kota Malang terdapat 2 (dua) DAS, yaitu:
DAS Brantas dan DAS Bango.
35
iii. Tinjauan Terhadap Permen 22/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya
Air
Mempelajari Kebijakan Nasional Sumber Daya Air, Kebijakan
Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah administrasi yang
bersangkutan (provinsi atau kabupaten/kota) atau kebijakan
pembangunan provinsi atau kabupaten/kota dalam hal kebijakan
pengelolaan sumber daya air terintegrasi dalam kebijakan pembangunan.
Kebijakan pengelolaan sumber daya air ditinjau menurut aspek- aspek
dalam pengelolaan sumber daya air yang meliputi aspek konservasi sum
ber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air,
dan sistem informasi sumber daya air. Beberapa hal penting yang harus
diidentifikasi meliputi :
kebijakan pemerintah dan kebijakan daerah terkait pengelolaan
sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan .
aspek konservasi sumber daya air, khususnya terhadap :
tingkat kekritisan daerah aliran sungai (DAS), meliputi
prosentase tutupan lahan terhadap luas DAS, laju erosi lahan,
tingkat sedimentasi sungai, dan rasio debit maksimum dan
minimum ;
penggerusan garis pantai ; dan
sarana dan prasarana sumber daya air .
aspek pendayagunaan sumber daya air, khususnya terhadap :
ketersediaan air permukaan dan air tanah;
36
jaringan dan bangunan drainase yang ada, yang meliputi luas
daerah drainase, alokasi air drainase, dan potensi lahan yang
dapat dikembangkan;
sumber-sumber air yang tersedia;
pemanfaatan air permukaan dan air tanah untuk berbagai
keperluan;
kemampuan layanan air minum;
sektor-sektor pengguna air yang dominan beserta kuantitas
penggunaannya;
lokasi daerah yang mengalami kekurangan air dan daerah
yang kelebihan air; dan
neraca air per-DAS/ water district.
aspek pengendalian daya rusak air, khususnya terhadap:
terjadinya bencana, meliputi kejadian bencana (banjir,
longsor, gempa, tsunami, abrasi pantai), wilayah yang rawan
terhadap bencana, upaya pengendalian yang telah
dilakukan, hambatan dan permasalahan yang dihadapi;
erosi tebing dan degradasi sungai;
sedimentasi muara sungai ; dan
pencemaran sungai, yang meliputi kualitas air sungai, jenis,
jumlah dan lokasi limbah yang di buang ke sungai.
aspek sistem informasi sumber daya air dan ketersediaan data
sumber daya air yang meliputi kerapatan stasiun
hidroklimatologi, jumlah dan kondisi stasiun hidroklimatologi
yang berfungsi/rusak, stasiun pengukur tinggi muka air/debit,
stasi un pengamatan kualitas air pada sumber air dan badan air,
37
serta keberadaan data series (curah hujan dan debit), keakuratan
data dan keberadaan sistim informasi data sumber daya air.
aspek pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan
dunia usaha serta kelembagaan yang terkait dengan
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai, khususnya
terhadap:
keberadaan dan jumlah organisasi pengguna air;
kemandirian organisasi (kemampuan swadaya);
keberadaan dan jumlah usaha yang sangat tergantung pada
ketersediaan air serta peran dunia usaha terhadap
pengelolaan sumber daya air; dan
kelembagaan pengelolaan sumber daya air yang meliputi
landasan hukum pembentukannya, jumlah lembaga, lingkup
kegiatan, frekuensi koordinasi antarlembaga (dalam
penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan).
potensi yang dapat dikembangkan terkait dengan sumber daya
air, antara lain pengembangan atau peningkatan:
transportasi sungai; dan
sektor–sektor pertanian , industri, pariwisata, perkebunan
dan perikanan termasuk pengusahaannya.
aspirasi para pemilik kepentingan terkait dengan sumber daya
air, khususnya mengenai harapan-harapannya terhadap
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai masa yang
akan datang.
38
Berdasarkan identifikasi tersebut dapat dirumuskan pokok-pokok
permasalahan dan potensi yang dapat dikembangkan dimasa yang akan
datang.
Beberapa skenario kondisi wilayah sungai merupakan asumsi
tentang kondisi pada masa yang akan datang yang mungkin terjadi,
misalnya, kondisi perekonomian, perubahan iklim atau perubahan politik.
Untuk menyiapkan data tentang konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, dan sistem
informasi sumber daya air serta pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha
pada wilayah sungai yang bersangkutan untuk waktu lampau, saat ini dan
yang akan datang . Data-data digunakan untuk membuat beberapa
skenario kondisi wilayah sungai. Beberapa skenario kondisi wilayah sungai
ditinjau pada setiap aspek pengelolaan sumber daya air yang
menggambarkan kondisi wilayah sungai yang ada ( eksisting) serta kondisi
wilayah sungai masa yang akan datang sesuai dengan harapan. Penyusunan
prioritas beberapa skenario kondisi wilayah sungai berdasarkan aspek
yang paling dominan pada masing - masing wilayah sungai. Beberapa
skenario berdasarkan asumsi tentang kondisi pada masa yang akan datang
yang mungkin terjadi misalnya:
- kondisi perekonomian;
- kondisi perubahan iklim; atau
- kondisi perubahan politik
iv. Tinjauan Terhadap SNI : 02-2406-1991 tentang Tata Cara Umum
Perencanaan Drainase Perkotaan
39
Standar ini menetapkan Tata cara perencanaan umum Drainase
perkotaan yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil perencanaan
drainase perkotaan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan teknik perencanaan.
Faktor - faktor umum dalam perencanaan drainase perkotaan, antara
lain:
Sosial ekonomi: pertumbuhan penduduk, urbanisasi, angkatan
kerja; kebutuhan nyata dan prioritas daerah; keseimbangan
pembangunan antar kota dan dalam kota, ketersediaan tataguna
tanah: pertumbuhan fisik kota dan ekonomi pedesaan
Lingkungan: topografi, eksisting jaringan drainase jalan, sawah.
perkampungan, laut, pantai, tataguna tanah, pencemaran
lingkungan, estetika yang mempengaruhi sistem drainase kota,
kondisi lereng dan kemungkinan longsor; untuk daerah datar
diperhitungkan pengelontoran, pengendapan dan pencemaran;
untuk daerah yang terkena pengempangangan dari laut, danau
atau sungai diperhitungkan masalah pemben-dungan dan
pengempangan.
Perencanaan drainase perkotaan, didasarkan pada:
Landasan: didasarkan pada konsep kelestarian lingkungan dan
konservasi sumberdaya air yaitu pengendalian air hujan agar
lebih banyak meresap ke dalam tanah dan mengurangi aliran
permukaan.
40
Tahapan: pembuatan rencana induk, studi ke-layakan,
perencanaan detail; didasarkan pada pertimbangan teknik, sosial
ekonomi.
Finansial dan lingkungan: dilakukan dengan survai lokasi,
topografi, hidrologi, geoteknik tataguna tanah, sosial ekonomi,
institusi, peran serta masyarakat, kependudukan, lingkungan
dan pembiayaan; penyelidikan terhadap parameter disain;
penyiapan tanah; pelaksanaan drainase; operasi dan
pemeliharaan.
Data dan persyaratan: data primer mencakup data 'banjir
meliput luas, lama, kedalaman rata-rata, frekuensi genangan,
keadaan fungsi, sistem, geometri dan dimensi saluran
Daerah pengaliran sungai: prasarana dan fasilitas kota yang ada
dan yang direncanakan; data sekunder meliputi rencana
pembangunan kota, geoteknik foto udara, pembiayaan,
kependudukan, institusi, sosial ekonomi, peran serta
masyarakat, kesehatan lingkungan; persyaratan kualitas dan
kualitas data, peralatan, metode perhitungan dan asumsi yang
digunakan.
Sistem drainase perkotaan: sistem drainase terpisah dan
gabungan; sistem saluran terbuka dan tertutup.
Kriteria: pertimbangan teknik meliput aspek hidrologi, hidraulik
dan struktur; pertimbangan lain meliputi biaya dan
pemeliharaan. Koordinasi dan tanggung jawab: seluruh
penyelenggara teknis pekerjaan dilaksana kan dibawah seorang
ahli yang berkompeten dalam tim terpadu; masalah yang tidak
41
dapat diselesaikan oleh instansi yang berwenang harus diajukan
kepada pihak yang berwenang di atasnya.
v. Tinjauan Terhadap Permen Negara Perumahan Rakyat No.
32/PERMEN/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Kawasan Siap
Bangun Dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri
Penyusunan rencana rinci tata ruang Kasiba harus me menuhi
persyaratan prasarana, sarana dan utilitas untuk pengembangan Kasiba.
bahwa rencana rinci tata ruang Kasiba harus dilengkapi dengan jaringan
primer dan sekunder prasarana lingkungan berupa jalan, drainase atau
saluran pembuangan air hujan dan saluran pembuangan air limbah, yang
terpadu dengan prasarana kawasan/wilayahnya jaringan primer dan
sekunder drainase atau saluran pembuangan air hujan harus dihubungkan
dengan badan air (sungai, danau, atau laut) yang dapat menyalurkan atau
menampung air hujan yang jatuh di atau mengalir melalui Kasiba.
Pembangunan prasarana drainase di Kasiba harus memenuhi
stándar nilai koefisien aliran saluran drainase di Kawasan Perumahan yang
terdiri dari :
a. rumah tinggal terpencar harus memenuhi stándar koofisien
pengaliran 0,30 – 0,50;
b. komplek perumahan harus memenuhi stándar koofisien
pengaliran 0,40 – 0,60;
c. permukiman (suburban) harus memenuhi stándar Koofisien
pengaliran 0,25 – 0,40;
42
d. apartemen harus memenuhi stándar Koofisien pengaliran 0,50 –
0,90.
Jaringan primer dan sekunder drainase harus mempunyai kapasitas
tampung yang cukup untuk menampung air yang mengalir dari area Kasiba
dan kawasan sekitarnya. Aluran pembuangan air hujan dapat dibangun
secara terbuka dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dasar saluran terbuka ½ lingkaran dengan diameter minimum 20
cm atau berbentuk bulat telur ukuran minimum 20/30 cm;
b. bahan saluran terbuat dari tanah liat, beton, pasangan batu bata
dan atau bahan lain;
c. kemiringan saluran minimum 2 %;
d. tidak boleh melebihi peil banjir di daerah tersebut;
e. kedalaman saluran minimum 30 cm;
f. apabila saluran dibuat tertutup, maka pada tiap perubahan arah
harus dilengkapi dengan lubang kontrol dan pada bagian saluran
yang lurus lubang kontrol harus ditempatkan pada jarak
maksimum 50 (lima puluh) meter;
g. saluran tertutup dapat terbuat dari PVC, beton, tanah liat dan
bahan-bahan lain;
h. untuk mengatasi terhambatnya saluran air karena endapan
pasir/tanah pada drainase terbuka dan tertutup perlu bak kontrol
dengan jarak kurang lebih 50 M dengan dimensi (0,40x 0,40x 0,40)
M
i. setiap Kasiba perlu melestarikan dan menyediakan kolam-kolam
retensi dan sumur resapan pada titik-titik terendah;
43
j. penggunaan pompa drainase merupakan upaya tambahan apabila
ditemui kesulitan untuk mengalirkan air secara gravitasi dan
dapat juga digunakan untuk membantu agar pengaliran air dalam
saluran mengalir lebih cepat.
Tahapan perencanaan jaringan primer dan sekunder drainase
meliputi :
a. pengumpulan data topografi dan pemetaan yang terdiri dari
pemetaan topografi dan pemotretan dari udara atau satelit;
membuat peta tematik dengan ketelitian skala 1: 5000 yang
mencakup kontur interval 5 meter untuk perencanaan jaringan;
membuat peta tematik dengan ketelitian skala 1:1.000 untuk
perencanaan detail; membuat level ikat topografi ( benchmark)
yaitu elevasi dasar kota yang dikaitkan dengan elevasi muka air
laut pasang atau pada sungai besar; menentukan garis kontur
dengan penyesuaian terhadap titik ikat elevasi berdasarkan
elevasi sungai yang ada guna perencanaan drainase perumahan;
b. pengumpulan data hidrologi yang terdiri dari data yang
mencakup kedudukan muka air banjir terhadap elevasi lahan,
serta data curah hujan harian, bulanan dan tahunan;
c. pengumpulan data geologi yang terdiri dari penyelidikan tanah
untuk mengetahui kemungkinan penurunan pondasi saluran dan
ke kuatan / kondisi tanah dasar untuk mengetahui daya dukung
lapisan tanah tersebut.;
d. pengumpulan data kualitas dan kuantitas genangan, luas, lama,
tinggi dan frekuensi genangan dalam setahun;
44
e. pengumpulan data tentang kerugian dan kerusakan akibat
genangan.
Dalam sistem penyediaan prasarana drainase ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain:
kolam retensi, yaitu bangunan resapan buatan atau bangunan
resapan alam yang berfungsi untuk menampung air hujan
dan kemudian meresap kedalam tanah atau mengalir ke
saluran drainase.
peil banjir sebagai acuan bagi perencana dan pelaksana
dalam pembangunan fisik agar terbebas atau terhindar dari
banjir dalam periode ulang tertentu.
Pada periode perencanaan sistem drainase perlu
memperhatikan daerah tangkapan air (catchment area) agar
tidak terjadi kegagalan pada fungsi sistem drainase.
Periode ulang desain yang harus direncanakan untuk Kasiba
adalah seperti tercantum pada Tabel Periode Disain Makro
dan Tabel Periode Disain Mi
b. Arah Kebijakan Pembangunan Drainase Kota Malang
Perumusan arah kebijakan pembangunan drainase untuk
penanganan banjir/genangan air di kota Malang berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku, maka akan mengarah pada pengendalian banjir
45
secara menyeluruh berdasarkan Sub DAS yang melalui kota Malang mulai
dari hulu sampai dengan hilir.
Pengendalian banjir/genangan air secara menyeluruh adalah dalam
upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan dalam 1 (satu) sistem
sub DAS dari hulu sampai dengan hilir. Arah kebijakan pembangunan
drainase di Kota Malang adalah sebagai berikut:
Penyelenggaran/penanganan terpadu dengan sektor terkait
terutama pengendalian banjir, air limbah dan sampah).
Mengoptimalkan sistem yang ada, disamping pembangunan
baru.
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dunia usaha dan
masyarakat.
Mendorong Pemkab/Pemkot dalam pembangunan S&P drainase
untuk melancarkan perekonomian regional dan nasional serta
meningkatkan tenaga kerja.
Dalam upaya penanganan banjir/genangan air harus
memperhatikan fungsi drainase sebagai prasarana kota yang didasarkan
pada konsep berwawasan lingkungan, yang sesuai UU No. 7 Tahun 2004.,
yaitu:
Pencegahan terjadinya banjir
Pencegahan dilakukan, baik melalui kegiatan fisik dan/atau
nonfisik maupun penyeimbangan hulu dan hilir wilayah
sungai.
46
Kegiatan fisik dalam rangka pencegahan bencana dilakukan
melalui pembangunan sarana dan prasarana yang ditujukan
untuk mencegah kerusakan dan/atau bencana yang
diakibatkan oleh daya rusak air seperti sumur resapan,
pembangunan saluran drainase kolam retensi atau polder.
Kegiatan non fisik dalam rangka pencegahan bencana
dilakukan melalui beberapa cara, antara lain: meningkatkan
daya resap tanah dengan penanaman pohon, pembersihan
saluran drainase dari sampah, menerapkan peraturan tentang
sempadan saluran drainase.
penanggulangan pada saat terjadi banjir
Upaya penanggulangan banjir dilakukan dengan cara:
pembuatan sistem informasi drainase, membuat rencana induk
sistem drainase peningkatan kapasitas saluran drainase yang
telah ada.
pemulihan akibat banjir
Upaya pemulihan dilakukan dengan cara: memperbaiki sarana
prasarana yang rusak akibat banjir seperti perbaikan saluran
drainase, gorong-gorong dll.
47
B1 B2 m h d
S.BR.II - 1 Jl. MT Haryono 508.89 0.016 0.50 0.80 1.10
S.BR.II - 2 Jl. MT Haryono 386.38 0.019 0.50 0.75 0.50 0.60
S.BR.II - 3 Jl. MT Haryono 497.98 0.019 0.50 0.80 1.10
S.BR.II - 4 Jl. MT Haryono 733.29 0.051
S.BR.II - 5 Jl. Sukarno Hatta 534.84 0.016 0.65 0.83 0.44
S.BR.II - 6 Jl. Sukarno Hatta 370.04 0.068
S.BR.II - 7 Jl. M.Panjaitan 931.98 0.013 0.50 0.25 0.60
S.BR.II - 8 Jl. M.Panjaitan 562.65 0.021 0.50 0.25 0.60
S.BR.II - 9 Jl. M.Panjaitan 338.25 0.000 0.70 0.95 0.65
S.BR.II - 11 Jl. Letjen Sutoyo 631.45 0.010 2.00 2.00
S.BR.II - 12 Jl. Letjen Sutoyo 418.83 0.004 0.60 0.60 0.60
S.BR.II - 13 Jl. J.A. Suprapto 233.62 0.009 2.00 1.20
S.BR.II - 14 Jl. J.A. Suprapto 209.92 0.006 2.00 0.50
S.BR.II - 15 Jl. J.A. Suprapto 429.44 0.002 2.00 1.20
S.BR.II - 16 Jl. J.A. Suprapto 231.36 0.007 2.00 2.00
S.BR.II - 17 Jl. Dr. Wahidin 257.84 0.011 0.50 0.25 0.50
S.BR.II - 18 Jl. Cokroaminoto 453.73 0.004 0.45
S.BR.II - 19 Jl. Trunojoyo 237.01 0.007 0.45
S.BR.II - 20 Jl. Trunojoyo 201.95 0.010 0.45
S.BR.II - 21 Jl. Trunojoyo 249.22 0.009 0.45
S.BR.II - 22 Jl. Trunojoyo 152.71 0.009 0.45
S.BR.II - 23 Jl. Panglima Sudirman 472.09 0.009 0.80 0.60
S.BR.II - 24 Jl. Panglima Sudirman 814.30 0.003 0.80 0.70
S.BR.II - 25 Jl. Panglima Sudirman 194.03 0.015 0.80 0.70
S.BR.II - 26 Jl. Rumah Sakit 365.30 0.002
S.BR.II - 27 Jl. Urip Sumoharjo 243.36 0.009 0.50 0.75
S.BR.II - 28 Jl. KH. Agus Salim 422.00 0.001 0.60 0.60
S.BR.II - 29 Jl. KH. Ahmad Dahlan 270.00 0.001 1.00
S.BR.II - 30 Jl. Gatot Subroto 135.00 0.002 0.60
S.BR.II - 31 Jl. Mangunsarkoro
S.BR.II - 32 Jl. Mangunsarkoro
S.BR.II - 33 Jl. Gatot Subroto 297.70 0.020 0.60
S.BR.II - 34 Jl. Muharto 263.83 0.050 0.50 0.30
S.BR.II - 35 Jl. Gatot Subroto 240.55 0.010 0.60
S.BR.II - 36 Jl. Martadinata 365.30 0.000 0.70
S.BR.II - 37 119.31 0.047
S.BR.II - 38 Jl. Kol. Sugiono 456.17 0.005 2.00
S.BR.II - 39 Jl. Kol. Sugiono Gg II 633.18 0.049 0.50
S.BR.II - 40 Jl. Kol. Sugiono 624.04 0.022 1.80 2.00 1.50
S.BR.II - 41 Jl. Kol. Sugiono 320.43 0.094 1.00 1.50 1.00
S.BR.II - 45 Jl. Lembayung 429.75 0.070
S.BR.II - 46 Jl. Bayem 808.62 0.043
S.BR.II - 47 Jl. Terong 488.25 0.072
S.BR.II - 48 Jl. Kyai Parseh 603.64 0.021
S.BR.II - 49 873.77 0.086
S.BR.II - 50 620.43 0.060
S.BR.II - 51 316.13 0.003
Kode Saluran Nama JalanPanjang
saluran (m)
Slope
saluran
365.30 0.010
Dimensi
V. KONDISI UMUM DAERAH DRAINASE KOTA MALANG
Tabel 4. Klasifikasi Saluran Drainase DAS Brantas
A. Saluran Sekunder
48
B1 B2 m h d
S.BR.III - 1 Jl. Kertosono 323.34 0.027
S.BR.III - 2 Jl. Sumbersari 1409.35 0.014 0.50 0.50
S.BR.III - 3 Jl. Veteran 689.18 0.009 0.40 0.25 1.00
S.BR.III - 4 Jl. Bogor 250.62 0.012 0.80 0.20 0.70
S.BR.III - 5 Jl. Banten 208.42 0.014
S.BR.III - 7 Jl. Bandung 298.37 0.012 0.50 0.75 0.75
S.BR.III - 8 Jl. B. Kumis Kucing 501.47 0.004 0.30 0.50
S.BR.III - 9 Jl. Bungur 612.15 0.008
S.BR.III - 10 Jl. Sarangan 697.52 0.084
S.BR.III - 11 Jl. Sukapura 319.88 0.023 0.40 0.20 0.50
S.BR.III - 12 Jl. Sukapura 297.21 0.001 0.40 0.20 0.50
S.BR.III - 13 Jl. Ters. Sukarpura 250.20 0.033 0.50 0.63 0.50
S.BR.III - 14 Jl. Jaksa Agung S I 382.24 0.011 1.40 1.20
S.BR.III - 15 Jl. Hasanudin 527.53 0.008 0.40 0.20 0.50
S.BR.III - 16 Jl. Dr. Cipto 383.19 0.024 0.80 0.40
S.BR.III - 17 Jl. Dr. Cipto 202.49 0.020 0.80 0.60
S.BR.III - 18 Jl. Pattimura 722.77 0.007 0.40 0.40
S.BR.III - 19 Jl. Pattimura 189.03 0.026 0.40 0.40
S.BR.III - 20 Jl. Pajajaran 291.05 0.027 0.50 0.75
S.BR.III - 21 Jl. Kertanegara 249.53 0.002 0.30 0.60 0.13 1.00
S.BR.III - 22 Jl. Gajah Mada 728.94 0.017 0.60 0.60
S.BR.III - 23 Jl. Suropati 381.31 0.024 0.40 0.40 0.40
S.BR.III - 24 Jl. Aris Munandar 722.77 0.007 0.75 0.70
S.BR.III - 25 Jl. Pasar Besar 189.03 0.026 1.00
S.BR.III - 26 Jl. Pasar Besar 291.05 0.027 1.00
S.BR.III - 27 Jl. Pasar Besar 249.53 0.002 1.00
S.BR.III - 28 Jl. KH. Agus Salim 384.90 0.046 0.60 0.60
S.BR.III - 29 Jl. Kapt. Tendean 381.31 0.024 0.50 0.50 0.40
S.BR.III - 30 Jl. Kyai Tamin 313.96 0.021 0.50 0.60
S.BR.III - 31 Jl. Kyai Tamin 292.78 0.018 0.50 0.60
S.BR.III - 32 298.49 0.025
S.BR.III - 33 Jl. Halmahera 438.58 0.019 0.50 0.50 0.60
S.BR.III - 34 Jl. Irian Jaya 185.48 0.049 0.50 0.50 0.60
S.BR.III - 35 Jl. Sartono 384.90 0.046 0.60 0.60 0.70
S.BR.III - 36 Jl. Kebalen Wetan 206.22 0.056
S.BR.III - 37 Jl. Kebalen 471.12 0.017
Slope
saluran
DimensiKode Saluran Nama Jalan
Panjang
saluran (m)
B. Saluran Tersier
49
C. Saluran Kuarter
B1 B2 m h d
S.BR.IV - 1 Jl. Merdeka Timur 178.34 0.070 0.3 0.3
S.BR.IV - 2 Jl. KH Zainal Arifin 304.64 0.039 0.6
S.BR.IV - 3 Jl. Merdeka Timur 170.78 0.002 0.3 0.3
S.BR.IV - 4 Jl. KH Zainal Arifin 168.38 0.044 0.7 0.6
S.BR.IV - 5 Jl. Sutan Syahrir 104.36 0.053 0.5
S.BR.IV - 6 Jl. Sutan Syahrir 138.66 0.016 0.5
S.BR.IV - 7 Jl. Sersan Harun 122.71 0.019 0.6
S.BR.IV - 8 Jl. Sersan Harun 139.68 0.043 0.6
S.BR.IV - 9 Jl. Kopral Usman 102.47 0.006 0.6
S.BR.IV - 10 Jl. Kopral Usman 157.76 0.056 0.6
S.BR.IV - 11 Jl. Prof Yamin 229.03 0.030 0.6
S.BR.IV - 12 Jl. Prof Yamin 179.68 0.124 0.6
DimensiNama Jalan
Panjang
saluran (m)Slope saluran Kode Saluran
50
Nama Jalan
Panjang
saluran
(m)
Slope
saluran
Luas Area
(ha)C
Panjang
lereng
Slope
lahan
To
(jam)
V
(m/dt)
Td
(jam)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)Cs
Q
(m3/dt)
S.BR.II - 1 Jl. MT Haryono 508.89 0.016 A - 1 12.798 0.90 404.514 0.031 1.01 0.86 0.16 1.17 28.67 0.9347 0.8580
S.BR.II - 2 Jl. MT Haryono 386.38 0.019 A - 2 13.382 0.90 202.517 0.062 0.36 1.22 0.09 0.44 54.66 0.9100 1.6655
S.BR.II - 3 Jl. MT Haryono 497.98 0.019 A - 3 12.768 0.90 329.335 0.038 0.74 0.96 0.14 0.88 34.56 0.9245 1.0208
S.BR.II - 4 Jl. MT Haryono 733.29 0.051 A - 4 5.452 0.90 126.457 0.020 0.39 0.69 0.29 0.69 40.85 0.8236 0.4589
S.BR.II - 5 Jl. Sukarno Hatta 534.84 0.016 A - 8 6.953 0.90 130.374 0.077 0.21 1.36 0.11 0.31 68.76 0.8524 1.0195
S.BR.II - 6 Jl. Sukarno Hatta 370.04 0.068 A - 14 2.235 0.90 284.703 0.035 0.66 0.92 0.11 0.78 37.70 0.9330 0.1967
S.BR.II - 7 Jl.MDI.Panjaitan 931.98 0.013 A - 5 4.735 0.90 37.509 0.067 0.06 1.27 0.20 0.27 76.68 0.7240 0.6577
S.BR.II - 8 Jl.MDI.Panjaitan 562.65 0.021 A - 6 2.809 0.90 112.102 0.067 0.19 1.27 0.12 0.31 69.13 0.8357 0.4061
S.BR.II - 9 Jl.MDI.Panjaitan 338.25 0.000 A - 13 2.393 0.90 85.595 0.082 0.13 1.41 0.07 0.20 93.79 0.8555 0.4803
S.BR.II - 11 Jl.Bungur 631.45 0.010 A - 17 29.213 0.90 377.682 0.033 0.91 0.89 0.20 1.10 29.80 0.9184 2.0003
S.BR.II - 12 Jl.Bungur 418.83 0.004 A - 18 10.987 0.90 203.905 0.025 0.57 0.77 0.15 0.72 39.60 0.9051 0.9853
S.BR.II - 24 Jl. Panglima Sudirman 814.30 0.003 A - 33 2.458 0.90 227.999 0.055 0.43 1.15 0.20 0.62 43.67 0.8637 0.2319
S.BR.II - 26 Jl. J.A. Suprapto 365.30 0.002 A - 28 4.163 0.90 174.263 0.072 0.28 1.32 0.08 0.36 62.71 0.9037 0.5902
S.BR.II - 31 Jl. K.Ahmad Dahlan 365.30 0.000 A - 36 6.041 0.90 228.555 0.055 0.43 1.15 0.09 0.52 49.50 0.9212 0.6892
S.BR.II - 38 Jl. Martadinata 456.17 0.005 A - 51 7.655 0.90 200.282 0.062 0.35 1.23 0.10 0.45 53.90 0.8979 0.9271
S.BR.II - 39 Jl. Kol. Sugiono Gg II 633.18 0.049 A - 52 5.047 0.90 108.773 0.046 0.22 1.05 0.17 0.39 59.76 0.8233 0.6213
S.BR.II - 40 Jl. Kol. Sugiono 624.04 0.022 A - 53 8.481 0.90 215.685 0.058 0.39 1.18 0.15 0.54 48.10 0.8803 0.8985
S.BR.II - 41 Jl. Kol. Sugiono 320.43 0.094 A - 54 2.938 0.90 79.487 0.157 0.09 1.95 0.05 0.13 121.98 0.8538 0.7656
S.BR.II - 45 Jl. Lembayung 429.75 0.070 A - 55 3.430 0.90 174.802 0.072 0.29 1.32 0.09 0.38 61.03 0.8925 0.4674
S.BR.II - 46 Jl. Bayem 808.62 0.043 A - 56 5.987 0.90 162.217 0.077 0.26 1.37 0.16 0.42 56.74 0.8362 0.7108
S.BR.II - 47 Jl. Terong 488.25 0.072 A - 57 17.953 0.90 327.048 0.038 0.73 0.96 0.14 0.87 34.85 0.9252 1.4485
S.BR.II - 48 Jl. Kyai Parseh 603.64 0.021 A - 58 7.405 0.90 206.082 0.036 0.47 0.94 0.18 0.65 42.37 0.8793 0.6902
S.BR.II - 49 873.77 0.086 A - 59 10.864 0.90 853.631 0.088 1.26 1.46 0.17 1.43 25.12 0.9448 0.6452
S.BR.II - 50 620.43 0.060 A - 60 6.515 0.90 627.753 0.080 0.97 1.39 0.12 1.10 29.93 0.9464 0.4617
S.BR.II - 51 316.13 0.003 A - 61 3.897 0.90 338.127 0.052 0.65 1.13 0.08 0.72 39.46 0.9489 0.3651
Kode
Area
Kode Sal.
Sekunder
Tabel 5. Perhitungan Debit Limpasan Permukaan Metode Rasional Modifikasi DAS Brantas
A. Saluran Sekunder
Sumber : Hasil Perhitungan
51
Nama Jalan
Panjang
saluran
(m)
Slope
saluran
Luas Area
(ha)C
Panjang
lereng
Slope
lahan
To
(jam)
V
(m/dt)
Td
(jam)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)Cs
Q
(m3/dt)
S.BR.III - 1 Jl. Kertosono 323.34 0.027 A - 7 15.604 0.90 334.165 0.037 0.76 0.95 0.09 0.85 35.47 0.9474 1.3120
S.BR.III - 2 Jl. Sumbersari 1409.35 0.014 A - 9 43.359 0.90 622.828 0.020 1.92 0.70 0.56 2.48 17.35 0.8984 1.6911
S.BR.III - 3 Jl. Veteran 1057.32 0.013 A - 10 31.776 0.90 738.439 0.017 2.48 0.64 0.46 2.94 15.51 0.9276 1.1435
S.BR.III - 4 Jl. Bandung 250.62 0.012 A - 11 3.653 0.90 365.2942 0.014 1.37 0.58 0.12 1.49 24.44 0.9609 0.2146
S.BR.III - 5 Jl. Banten 208.42 0.014 A - 12 2.094 0.90 90.622 0.055 0.17 1.16 0.05 0.22 87.65 0.8973 0.4119
S.BR.III - 8 Jl. B. Kumis Kucing 501.47 0.004 A - 15 5.096 0.90 361.037 0.035 0.85 0.92 0.15 1.00 31.81 0.9293 0.3770
S.BR.III - 9 Jl. Bungur 612.15 0.008 A - 16 29.932 0.90 435.794 0.029 1.13 0.83 0.20 1.33 26.33 0.9287 1.8309
S.BR.III - 11 Jl. Sukapura 319.88 0.023 A - 19 5.732 0.90 252.653 0.027 0.67 0.81 0.11 0.78 37.48 0.9343 0.5022
S.BR.III - 12 Jl. Sukapura 297.21 0.001 A - 20 4.924 0.90 166.750 0.028 0.43 0.83 0.10 0.53 48.37 0.9144 0.5449
S.BR.III - 13 Jl. Ters. Sukarpura 250.20 0.033 A - 23 3.429 0.90 161.732 0.047 0.33 1.07 0.07 0.39 59.53 0.9231 0.4715
S.BR.III - 14 Jl. Jaksa Agung S I 382.24 0.011 A - 21 4.151 0.90 108.851 0.023 0.31 0.75 0.14 0.46 53.68 0.8650 0.4823
S.BR.III - 15 Jl. Hasanudin 527.53 0.008 A - 22 4.828 0.90 97.748 0.128 0.12 1.76 0.08 0.20 92.19 0.8296 0.9238
S.BR.III - 16 Jl. Dr. Cipto 383.19 0.024 A - 24 5.071 0.90 142.192 0.018 0.47 0.65 0.16 0.63 43.21 0.8857 0.4855
S.BR.III - 17 Jl. Dr. Cipto 202.49 0.020 A - 25 4.857 0.90 212.689 0.047 0.43 1.07 0.05 0.48 51.80 0.9481 0.5967
S.BR.III - 18 Jl. Pattimura 722.77 0.007 A - 26 20.289 0.90 517.242 0.024 1.46 0.76 0.26 1.72 22.19 0.9290 1.0465
S.BR.III - 19 Jl. Urip Sumoharjo 189.03 0.026 A - 27 8.469 0.90 349.172 0.037 0.79 0.95 0.06 0.85 35.56 0.9684 0.7297
S.BR.III - 20 Jl. Pajajaran 291.05 0.027 A - 30 4.194 0.90 183.869 0.272 0.15 2.56 0.03 0.19 97.78 0.9218 0.9457
S.BR.III - 21 Jl. Kertanegara 249.53 0.002 A - 31 4.718 0.90 200.364 0.255 0.17 2.48 0.03 0.20 92.57 0.9352 1.0219
S.BR.III - 22 Jl. Gajah Mada 728.94 0.017 A - 29 4.375 0.90 292.690 0.043 0.62 1.02 0.20 0.82 36.37 0.8915 0.3549
S.BR.III - 23 Jl. Suropati - Tugu 381.31 0.024 A - 32 3.051 0.90 165.702 0.060 0.29 1.21 0.09 0.38 60.39 0.8972 0.4136
S.BR.III - 28 Jl. KH. Agus Salim 384.90 0.046 A - 39 8.014 0.90 193.646 0.065 0.33 1.25 0.09 0.42 56.85 0.9073 1.0343
S.BR.III - 32 298.49 0.025 A - 49 11.851 0.90 323.069 0.039 0.72 0.97 0.09 0.80 36.81 0.9494 1.0363
S.BR.III - 33 Jl. Halmahera 438.58 0.019 A - 46 10.453 0.90 313.222 0.023 0.90 0.75 0.16 1.07 30.50 0.9289 0.7411
S.BR.III - 37 Jl. Kebalen 471.12 0.017 A - 50 9.676 0.90 327.227 0.038 0.73 0.96 0.14 0.87 34.97 0.9273 0.7851
Kode Sal.
Tersier
Kode
Area
B. Saluran Tersier
Sumber : Hasil Perhitungan
52
Nama Jalan
Panjang
saluran
(m)
Slope
saluran
Luas Area
(ha)C
Panjang
lereng
Slope
lahan
To
(jam)
V
(m/dt)
Td
(jam)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)Cs
Q
(m3/dt)
S.BR.IV - 1 Jl. Merdeka Timur 178.34 0.070 A - 34 2.301 0.90 124.683 0.080 0.19 1.39 0.04 0.23 85.26 0.9277 0.4554
S.BR.IV - 2 Jl. KH Zainal Arifin 304.64 0.039 A - 35 6.918 0.90 201.652 0.065 0.34 1.26 0.07 0.41 57.46 0.9245 0.9196
S.BR.IV - 3 Jl. Merdeka Timur 170.78 0.002 A - 37 4.484 0.90 220.697 0.057 0.41 1.17 0.04 0.45 54.52 0.9565 0.5850
S.BR.IV - 4 Jl. KH Zainal Arifin 168.38 0.044 A - 38 4.934 0.90 233.536 0.064 0.40 1.25 0.04 0.44 54.98 0.9591 0.6510
S.BR.IV - 5 Jl. Sutan Syahrir 104.36 0.053 A - 40 2.285 0.90 185.357 0.135 0.22 1.81 0.02 0.24 83.16 0.9672 0.4599
S.BR.IV - 6 Jl. Sutan Syahrir 138.66 0.016 A - 41 2.835 0.90 171.318 0.146 0.20 1.88 0.02 0.22 88.24 0.9548 0.5977
S.BR.IV - 7 Jl. Sersan Harun 122.71 0.019 A - 42 1.055 0.90 74.143 0.337 0.06 2.86 0.01 0.07 191.47 0.9191 0.4645
S.BR.IV - 8 Jl. Sersan Harun 139.68 0.043 A - 43 1.141 0.90 71.291 0.351 0.05 2.91 0.01 0.07 194.95 0.9083 0.5054
S.BR.IV - 9 Jl. Kopral Usman 102.47 0.006 A - 44 1.951 0.90 142.582 0.175 0.15 2.06 0.01 0.16 106.78 0.9593 0.5000
S.BR.IV - 10 Jl. Kopral Usman 157.76 0.056 A - 45 3.084 0.90 136.879 0.183 0.14 2.10 0.02 0.16 107.58 0.9392 0.7795
S.BR.IV - 11 Jl. Prof Yamin 229.03 0.030 A - 48 9.008 0.90 294.906 0.042 0.63 1.01 0.06 0.69 40.79 0.9564 0.8793
S.BR.IV - 12 Jl. Prof Yamin 179.68 0.124 A - 47 4.508 0.90 205.440 0.061 0.36 1.21 0.04 0.41 58.11 0.9517 0.6238
Kode Sal.
Kuarter
Kode
Area
C. Saluran Kuarter
Keterangan :
53
Kode Saluran :
S.BR.II = Saluran Sekunder
S.BR.III = Saluran Tersier
S.BR.IV = Saluran Kuarter
Panjang Saluran : Dari pengukuran peta
kontur
Slope saluran (S) : Dari pengukuran peta
kontur
C : Koefisien Pengaliran
Panjang lereng : Dari pengukuran peta
kontur
Slope lahan : Dari pengukuran peta kontur
To = overland flow time :
S
nxLxx 28,3
3
2 /60
(jam)
V = 4.918 . S0.5 : Kecepatan
rerata
Td = Drain flow time = V
Ls
60/60
(jam)
Tc = To + Td (jam)
Intensitas Hujan =
32
24 24
24
tc
RI
Cs = koefisien tampungan =
TdTc
Tc
2
2
Q = Cs. C. I. A
54
Kode
Saluran
No.
SalNama Jalan
Panjang
saluran (m)
Slope
saluran
Q tiapsaluran
(m3/dt)Beban Total saluran
Qtotal saluran
(m3/dt)
S.BR.II - 1 Jl. MT Haryono 508.89 0.016 0.735 S.BR.II-1 0.735S.BR.II - 2 Jl. MT Haryono 386.38 0.019 1.200 S.BR.II-1+ S.BR.II-2 1.935S.BR.II - 3 Jl. MT Haryono 497.98 0.019 0.831 S.BR.II-2+S.BR.II-3 2.766S.BR.II - 4 Jl. MT Haryono 733.29 0.051 0.363 S.BR.II-3+S.BR.II-4 3.128S.BR.II - 5 Jl. Sukarno Hatta 534.84 0.016 0.604 S.BR.II-5 0.604S.BR.II - 6 Jl. Sukarno Hatta 370.04 0.068 0.165 S.BR.II-6 0.165S.BR.II - 7 Jl. M.Panjaitan 931.98 0.013 0.325 S.BR.II-7 0.325S.BR.II - 8 Jl. M.Panjaitan 562.65 0.021 0.241 S.BR.II-7+S.BR.II-8 0.566S.BR.II - 9 Jl. M.Panjaitan 338.25 0.000 0.282 S.BR.II-9+S.BR.II-8+S.BR.III-6 4.766S.BR.II - 10 376.87 0.000 S.BR.III-8 0.314S.BR.II - 11 Jl. Letjen Sutoyo 631.45 0.010 1.641 S.BR.II-11 1.641S.BR.II - 12 Jl. Letjen Sutoyo 418.83 0.004 0.827 S.BR.II-11+S.BR.II-12 2.468S.BR.II - 13 Jl. J.A. Suprapto 233.63 0.023 S.BR.II-13+S.BR.II-12 2.468S.BR.II - 14 Jl. J.A. Suprapto 209.92 0.002 S.BR.II-14 + S.BR.III-12 0.892S.BR.II - 15 Jl. J.A. Suprapto 429.44 0.022 S.BR.II-15 + S.BR.II-14 + S.BR.III-14 1.279S.BR.II - 16 Jl. J.A. Suprapto 231.36 0.010 S.BR.II-16 + S.BR.III-15 + S.BR.II-15 1.731S.BR.II - 17 Jl. Dr. Wahidin 257.84 0.003 S.BR.III-13 + S.BR.II-17 0.369S.BR.II - 18 Jl. Cokroaminoto 453.73 0.019 S.BR.III-16 + S.BR.II-17 0.789S.BR.II - 19 Jl. Trunojoyo 237.00 0.023 S.BR.III-19 + S.BR.II-18 1.705S.BR.II - 20 Jl. Trunojoyo 201.95 0.011 S.BR.III-26 + S.BR.II-22 2.222S.BR.II - 21 Jl. Trunojoyo 249.22 0.001 S.BR.III-21+S.BR.II-20 2.831S.BR.II - 22 Jl. Trunojoyo 152.71 0.002 S.BR.II-21 + S.BR.III-22 3.120S.BR.II - 23 Jl. Panglima Sudirman 472.09 0.020 S.BR.II-23 + S.BR.III-17 0.501S.BR.II - 24 Jl. Panglima Sudirman 814.30 0.003 0.153 S.BR.II-24 + S.BR.III-19 1.319S.BR.II - 25 Jl. Panglima Sudirman 194.03 0.062 S.BR.II-22 + S.BR.II-24 4.439S.BR.II - 26 Jl. Rumah Sakit 365.30 0.002 0.405 S.BR.II-26 0.405S.BR.II - 27 Jl. Urip Sumoharjo 243.36 0.009 S.BR.II-27 0.405S.BR.II - 28 Jl. KH. Agus Salim 297.70 0.020 S.BR.II-28+S.BR.IV-1+S.BR.IV-3 0.824S.BR.II - 29 Jl. KH. Ahmad Dahlan 263.83 0.050 S.BR.II-28+S.BR.II-29+S.BR.IV-4 1.370S.BR.II - 30 Jl. Gatot Subroto 240.55 0.000 S.BR.II-30+S.BR.III-24 0.684S.BR.II - 31 Jl. Mangunsarkoro 365.30 0.000 0.524 S.BR.II-31 0.524S.BR.II - 32 Jl. Mangunsarkoro 119.31 0.047 S.BR.II-31+ S.BR.II-32 0.524S.BR.II - 33 Jl. Gatot Subroto 212.29 0.025 S.BR.II-29+S.BR.II-30+S.BR.II-33 2.054S.BR.II - 34 Jl. Muharto 189.09 0.048 S.BR.II-34+S.BR.III-28 0.733S.BR.II - 35 Jl. Gatot Subroto 239.36 0.010 S.BR.II-33+S.BR.II-35+S.BR.III-27 3.026S.BR.II - 36 Jl. Martadinata 498.60 0.024 S.BR.II-35+S.BR.III-3+S.BR.IV-12 1.704S.BR.II - 37 124.70 0.109 S.BR.II-37+S.BR.III-37+S.BR.III-36 1.536S.BR.II - 38 Jl. Kol. Sugiono 456.17 0.005 0.645 S.BR.II-38+ S.BR.II-36+S.BR.III-35 3.122S.BR.II - 39 Jl. Kol. Sugiono Gg II 633.18 0.049 0.397 S.BR.II-39 0.397S.BR.II - 40 Jl. Kol. Sugiono 624.04 0.022 0.608 S.BR.II-40+ S.BR.II-38 3.730S.BR.II - 41 Jl. Kol. Sugiono 320.43 0.094 0.376 S.BR.II-41 0.376S.BR.II - 42 1648.62 0.003 S.BR.II-42 0.376S.BR.II - 43 553.19 0.045 S.BR.II-43 0.376S.BR.II - 44 564.59 0.044 S.BR.II-44 0.376S.BR.II - 45 Jl. Lembayung 429.75 0.070 0.311 S.BR.II-45 0.311S.BR.II - 46 Jl. Bayem 808.62 0.043 0.406 S.BR.II-46 0.406S.BR.II - 47 Jl. Terong 488.25 0.072 1.179 S.BR.II-47 1.179S.BR.II - 48 Jl. Kyai Parseh 603.64 0.021 0.515 S.BR.II-48 0.515S.BR.II - 49 873.77 0.086 0.491 S.BR.II-49 0.491S.BR.II - 50 620.43 0.060 0.359 S.BR.II-50 0.359S.BR.II - 51 316.13 0.003 0.303 S.BR.II-51 0.303S.BR.II - 52 768.43 0.010 S.BR.II-51 0.303
Tabel 6. Perhitungan Debit Total Pada Tiap Saluran DAS Brantas
A. Saluran Sekunder
Sumber : Hasil perhitungan
55
Kode
Saluran
No.
SalNama Jalan
Panjang
saluran (m)
Slope
saluran
Q tiapsaluran
(m3/dt)Beban Total saluran
Qtotal saluran
(m3/dt)
S.BR.III - 1 Jl. Kertosono 323.34 0.027 1.130 S.BR.III-1 1.130S.BR.III - 2 Jl. Sumbersari 1409.35 0.014 1.452 S.BR.III-1 + S.BR.III-2 2.582S.BR.III - 3 Jl. Veteran 1057.32 0.013 1.042 S.BR.III-2 + S.BR.III-3 3.625S.BR.III - 4 Jl. Bogor 250.62 0.012 0.207 S.BR.III-4 0.207S.BR.III - 5 Jl. Banten 208.42 0.014 0.294 S.BR.III-5 0.294S.BR.III - 6 50.91 0.000 S.BR.III-4 + S.BR.III-5 3.918S.BR.III - 7 Jl. Bandung 362.87 0.019 S.BR.III -3 + S.BR.III-7 0.294S.BR.III - 8 Jl. B. Kumis Kucing 501.47 0.004 0.314 S.BR.III-8 0.314S.BR.III - 9 Jl. Bungur 612.15 0.008 1.565 S.BR.III-9 1.565S.BR.III - 10 Jl. Sarangan 697.52 0.015 S.BR.III-9 1.565S.BR.III - 11 Jl. Sukapura 319.88 0.023 0.437 S.BR.III-11 0.437S.BR.III - 12 Jl. Sukapura 297.21 0.001 0.455 S.BR.III-11 + S.BR.III-12 0.892S.BR.III - 13 Jl. Ters. Sukarpura 250.20 0.033 0.369 S.BR.III-13 0.369S.BR.III - 14 Jl. Jaksa Agung S I 382.24 0.011 0.387 S.BR.III-14 0.387S.BR.III - 15 Jl. Hasanudin 527.53 0.008 0.452 S.BR.III-15 0.452S.BR.III - 16 Jl. Dr. Cipto 383.19 0.024 0.420 S.BR.III-16 0.420S.BR.III - 17 Jl. Dr. Cipto 202.49 0.020 0.501 S.BR.III-17 0.501S.BR.III - 18 Jl. Pattimura 722.77 0.007 0.915 S.BR.III-18 0.915S.BR.III - 19 Jl. Pattimura 189.03 0.026 0.664 S.BR.III-19 0.664S.BR.III - 20 Jl. Pajajaran 291.05 0.027 0.518 S.BR.III-20 0.518S.BR.III - 21 Jl. Kertanegara 249.53 0.002 0.609 S.BR.III-21 0.609S.BR.III - 22 Jl. Gajah Mada 728.94 0.017 0.263 S.BR.III-22 0.263S.BR.III - 23 Jl. Suropati 381.31 0.024 0.289 S.BR.III-23 0.289S.BR.III - 24 Jl. Aris Munandar 292.78 0.018 S.BR.III-24 0.684S.BR.III - 25 Jl. Pasar Besar 236.73 0.047 S.BR.IV-5 0.367S.BR.III - 26 Jl. Pasar Besar 96.45 0.046 S.BR.III-26+S.BR.IV-7 0.605S.BR.III - 27 Jl. Pasar Besar 185.48 0.049 S.BR.III-26+S.BR.IV-9 0.972S.BR.III - 28 Jl. KH. Agus Salim 384.90 0.046 0.733 S.BR.III-28 0.733S.BR.III - 29 Jl. Kapt. Tendean 206.22 0.056 S.BR.IV-6 0.440S.BR.III - 30 Jl. Kyai Tamin 92.48 0.047 S.BR.III-29+S.BR.IV-8 0.683S.BR.III - 31 Jl. Kyai Tamin 194.42 0.017 S.BR.III-30+S.BR.IV-10 1.191S.BR.III - 32 298.49 0.025 0.894 S.BR.III-32 0.894S.BR.III - 33 Jl. Halmahera 438.58 0.019 0.652 S.BR.III-33 0.652S.BR.III - 34 Jl. Irian Jaya 256.05 0.006 S.BR.III-33 0.652S.BR.III - 35 Jl. Sartono 363.24 0.014 S.BR.III-34+S.BR.IV-11 1.417S.BR.III - 36 Jl. Kebalen Wetan 140.25 0.010 S.BR.III-32 0.894S.BR.III - 37 Jl. Kebalen 471.12 0.017 0.642 S.BR.III-37 0.642
Kode
Saluran
No.
SalNama Jalan
Panjang
saluran (m)
Slope
saluran
Q tiapsaluran
(m3/dt)Beban Total saluran
Qtotal saluran
(m3/dt)
S.BR.IV - 1 Jl. Merdeka Timur 178.34 0.070 0.330 S.BR.IV-1 0.330S.BR.IV - 2 Jl. KH Zainal Arifin 304.64 0.039 0.684 S.BR.IV-2 0.684S.BR.IV - 3 Jl. Merdeka Timur 170.78 0.002 0.493 S.BR.IV-3 0.493S.BR.IV - 4 Jl. KH Zainal Arifin 168.38 0.044 0.546 S.BR.IV-4 0.546S.BR.IV - 5 Jl. Sutan Syahrir 104.36 0.053 0.367 S.BR.IV-5 0.367S.BR.IV - 6 Jl. Sutan Syahrir 138.66 0.016 0.440 S.BR.IV-6 0.440S.BR.IV - 7 Jl. Sersan Harun 122.71 0.019 0.238 S.BR.IV-7 0.238S.BR.IV - 8 Jl. Sersan Harun 139.68 0.043 0.243 S.BR.IV-8 0.243S.BR.IV - 9 Jl. Kopral Usman 102.47 0.006 0.367 S.BR.IV-9 0.367S.BR.IV - 10 Jl. Kopral Usman 157.76 0.056 0.508 S.BR.IV-10 0.508S.BR.IV - 11 Jl. Prof Yamin 229.03 0.030 0.765 S.BR.IV-11 0.765S.BR.IV - 12 Jl. Prof Yamin 179.68 0.124 0.513 S.BR.IV-12 0.513
B. Saluran Tersier
Sumber : Hasil Perhitungan
C. Saluran Kuarter
56
Tabel 7. Analisa Kapasitas dan Evaluasi Saluran Drainase Eksisting DAS Brantas
b1 b2 h d Kondisi:
(m) (m) (m) (m) (m2) (m
2) m (m/dt) (m
3/dt) (m
3/dt) (m
3/dt)
Jl. UripSumoharjo terbuka Segiempat Plesteran 0.015 0.50 0.75 0.375 2.000 0.188 0.0260 3.52 1.32 1.585 0.664 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. UripSumoharjo terbuka Segiempat Plesteran 0.015 0.50 0.50 0.250 1.500 0.167 0.0260 3.26 0.81 0.977 0.664 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Pajajaran kiri terbuka Segiempat Plesteran 0.015 0.50 0.75 0.375 2.000 0.188 0.0265 3.56 1.33 1.601 0.518 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Pajajaran kanan terbuka Trapesium Plesteran 0.015 0.25 0.30 0.13 0.50 0.156 1.258 0.124 0.0265 2.70 0.42 0.507 0.518 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Kertanegara - kiri terbuka Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.30 0.60 0.13 1.00 0.425 2.316 0.184 0.0020 0.58 0.25 0.295 0.609 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Kertanegara - sudetan terbuka Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.75 1.00 0.25 0.75 0.703 2.296 0.306 0.0020 0.81 0.57 0.686 0.609 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Merdeka Selatan terbuka Segiempat Plesteran 0.015 0.30 0.50 0.150 1.300 0.115 0.0698 4.17 0.63 0.751 0.330 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Gajayana terbuka Segiempat Plesteran 0.015 1.20 1.00 1.200 3.200 0.375 0.0467 7.49 8.99 10.785 0.367 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Mt. Haryono kiri terbuka Trapesium Plesteran 0.015 0.50 0.75 0.50 0.60 0.480 1.842 0.261 0.0191 3.76 1.81 2.167 1.935 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Mayjen Panjaitan tertutup Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.50 0.25 0.60 0.390 1.737 0.225 0.0052 1.07 0.42 0.499 0.325 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Banten tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.40 0.314 0.629 0.500 0.004 1.59 0.50 0.601 0.566 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Bogor tertutup Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.80 0.20 0.70 0.658 2.228 0.295 0.0061 1.39 0.91 1.094 0.207 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Brigjen S.Riyadi tertutup Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.50 0.25 0.60 0.390 1.737 0.225 0.0021 0.68 0.26 0.317 0.367 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Aris Munandar tertutup Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.75 0.70 0.525 2.150 0.244 0.0014 0.58 0.31 0.368 0.684 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Cokroaminoto tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.45 0.354 0.707 0.500 0.0034 1.47 0.52 0.623 0.789 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Dr Cipto terbuka Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.80 0.40 0.320 1.600 0.200 0.0047 0.94 0.30 0.360 0.420 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Dr Cipto terbuka Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.80 0.60 0.480 2.000 0.240 0.0087 1.44 0.69 0.830 0.501 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Dr wahidin terbuka Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.50 0.25 0.50 0.313 1.531 0.204 0.0044 0.92 0.29 0.345 0.369 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Gajahmada tertutup Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.60 0.60 0.360 1.800 0.200 0.0057 1.03 0.37 0.446 0.263 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Gatot Subroto tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.60 0.471 0.943 0.500 0.0022 1.18 0.56 0.669 0.684 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Gatot Subroto tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.60 0.471 0.943 0.500 0.0012 0.87 0.41 0.494 2.054 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Hasanudin terbuka Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.40 0.20 0.50 0.250 1.420 0.176 0.0088 1.18 0.29 0.354 0.452 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. JA. Suprapto tertutup Segiempat Pas.Batukali 0.025 2.00 1.20 2.400 4.400 0.545 0.0019 1.16 2.79 3.352 0.892 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. JA. Suprapto terbuka Trapesium Pas.Batukali 0.025 2.00 0.50 1.000 3.000 0.333 0.0018 0.82 0.82 0.979 1.279 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. JA. Suprapto tertutup Segiempat Pas.Batukali 0.025 2.00 1.20 2.400 4.400 0.545 0.0102 2.70 6.47 7.767 4.766 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. JA. Suprapto I terbuka Segiempat Pas.Batukali 0.025 1.40 1.20 1.680 3.800 0.442 0.0048 1.61 2.70 3.242 0.387 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. KH Agus Salim tertutup Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.60 0.60 0.360 1.800 0.200 0.0007 0.36 0.13 0.156 0.824 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. KH.A.Dahlan tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 1.00 0.786 1.571 0.500 0.0011 0.84 0.66 0.788 1.370 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Kyai Tamin tertutup Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.50 0.60 0.300 1.700 0.176 0.006 0.97 0.29 0.351 0.440 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Kyai Tamin tertutup Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.50 0.60 0.300 1.700 0.176 0.0238 1.94 0.58 0.699 0.683 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Kyai Tamin tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.70 0.550 1.100 0.500 0.0238 3.89 2.14 2.566 1.191 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Martadinata tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.70 0.550 1.100 0.500 0.0037 1.53 0.84 1.012 3.026 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Martadinata tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.70 0.550 1.100 0.500 0.0036 1.51 0.83 0.998 0.765 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Mayjen Panjaitan tertutup Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.50 0.25 0.60 0.390 1.737 0.225 0.0038 0.91 0.36 0.426 0.566 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Mayjen Panjaitan tertutup Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.50 0.25 0.60 0.390 1.737 0.225 0.0084 1.35 0.53 0.634 4.766 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Merdeka Timur terbuka Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.30 0.30 0.090 0.900 0.100 0.0021 0.39 0.04 0.043 0.330 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Panglima Sudirman terbuka Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.80 0.60 0.480 2.000 0.240 0.0052 1.11 0.53 0.642 0.501 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Panglima Sudirman terbuka Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.80 0.70 0.560 2.200 0.255 0.0029 0.87 0.48 0.581 1.319 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Panglima Sudirman terbuka Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.80 0.70 0.560 2.200 0.255 0.0145 1.93 1.08 1.300 4.439 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
A P RS
VKapasitas
SaluranNama Jalan Tipe konstruksi nDimensi
mTipe Saluran
Q desain QpKeterangan
57
Sumber : Hasil Perhitungan
b1 b2 h d Kondisi:
(m) (m) (m) (m) (m2) (m
2) m (m/dt) (m
3/dt) (m
3/dt) (m
3/dt)
Jl. Pasar Besar tertutup lingkaran Plesteran 0.015 1.00 0.786 1.571 0.500 0.0073 3.59 2.82 3.383 0.367 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Pasar Besar tertutup lingkaran Plesteran 0.015 1.00 0.786 1.571 0.500 0.0073 3.59 2.82 3.383 0.605 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Pasar Besar tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 1.00 0.786 1.571 0.500 0.0073 2.15 1.69 2.030 0.972 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Pattimura terbuka Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.40 0.40 0.160 1.200 0.133 0.0043 0.68 0.11 0.131 0.915 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Prof. Yamin tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.60 0.471 0.943 0.500 0.0037 1.53 0.72 0.867 0.513 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Sartono terbuka Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.60 0.70 0.420 2.000 0.210 0.0037 0.86 0.36 0.433 1.417 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Sersan Harun tertutup lingkaran Plesteran 0.015 0.60 0.471 0.943 0.500 0.0065 3.39 1.60 1.915 0.238 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Sersan Harun tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.60 0.471 0.943 0.500 0.0088 2.36 1.11 1.337 0.243 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Sukapura terbuka Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.40 0.20 0.50 0.250 1.420 0.176 0.0039 0.78 0.20 0.235 0.892 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Sutan Syahrir tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.50 0.393 0.786 0.500 0.0065 2.03 0.80 0.958 0.367 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Sutan Syahrir tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.50 0.393 0.786 0.500 0.005 1.78 0.70 0.840 0.440 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Tendean tertutup Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.50 0.40 0.200 1.300 0.154 0.0121 1.26 0.25 0.303 2.054 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Terusan Sekarpura terbuka Trapesium Pas.Batukali 0.025 0.50 0.25 0.50 0.313 1.531 0.204 0.004 0.88 0.27 0.329 0.369 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Jl. Zaenal Arifin tertutup lingkaran Pas.Batukali 0.025 0.60 0.471 0.943 0.500 0.0017 1.04 0.49 0.588 0.546 Memenuhi Dimensi tetap
Jl. Zaenal Arifin tertutup Segiempat Pas.Batukali 0.025 0.70 0.60 0.420 1.900 0.221 0.001 0.46 0.19 0.233 0.684 Tidak memenuhi Perlu perbaikan
Nama Jalan Tipe Saluran Tipe konstruksi n
Kapasitas
Saluran
DimensiA P R
mS
V QpQ desainKeterangan
58
Keterangan :
B1 = Dasar Saluran
m = kemiringan talud
h = tinggi saluran
d = diameter saluran (Lingkaran)
Luas Penampang - Trapesium : A = (b+mh)h - Segiempat : A = b. h
Perimeter - Trapesium : P =
b+2h 221 m
- Segiempat : P = b+2h
R = A/P
V = 1/n . R2/3. S0.5
Q saluran = V. A (Kapasitas Saluran)
Q desain = 1.2. Qsaluran
Jika Q desain > Kapasitas Saluran eksisting Memenuhi
Jika Q desain < Kapasita Saluran eksisitng Tidak memenuhi , maka
saluran perlu perbaikan.
59
B1 B2 d h
S.S.II - 2 Jl. Ijen 500.00 0.01000 0.5 0.7 0.8
S.S.II - 3 Jl. TGP 213.00 0.01600 0.4
S.S.II - 4 Jl. Guntur (ki) 562.00 0.01600 0.45 0.7 1.14
S.S.II - 5 Jl. Besar Ijen (ki) 400.00 0.00980 0.5 0.7 0.8
S.S.II - 6 Jl. Buring (ki) 735.00 0.03230 0.35 0.35 0.5
S.S.II - 8 Jl. Semeru (ki) 830.00 0.01430 0.4 0.4 0.4
S.S.II - 9 Jl. Besar Ijen 2 (ki) 414.11 0.01430 0.8 0.8 1
S.S.II - 10 Jl. Kawi (ka) 680.00 0.02170 0.28 0.28 0.45
S.S.II - 11 Jl. Kawi 680.00 0.03607 0.3 0.3 0.45
S.S.II - 12 Jl. IR. Rais 802.00 0.02100 0.35 0.53 0.5
S.S.II - 13 Jl. IR. Rais 105.00 0.02100 0.73 0.73 1.04
S.S.II - 14 Jl. B. Katamso (ka) 315.00 0.00900 0.35 0.53 0.5
S.S.II - 15 Jl. Ade Irma Suryani (ka) 205.00 0.00150 0.25 0.6 0.73
S.S.II - 16 Jl. Arif Margono (ka) 146.00 0.02100 0.6 0.6 0.5
S.S.II - 17 Jl. Arif Margono (ki) 110.00 0.02100 0.7 0.7 0.96
S.S.II - 18 Jl. Arif Margono 146.00 0.00150
S.S.II - 19 Jl. Sutan Sahrir 233.00 0.00160 0.5
S.S.II - 20 Jl. Halmahera 979.00 0.00500 0.7 0.8 0.9
S.S.II - 21 Jl. Tanimbar (ki) 398.00 0.00230 0.3
S.S.II - 23 Jl. Ters. Halmahera 979.00 0.00500
S.S.II - 24 Jl. Nusa Barung 147.00 0.00310 1.2 1.43 1.5
S.S.II - 25 Jl. Nusa Barung 2 315.00 0.00310 1.2 1.43 1.5
S.S.II - 31 Jl. Sonokeling 225.00 0.00400 0.8
S.S.II - 32 Jl. Janti utara 835.00 0.05330 0.5 0.6 0.6
S.S.II - 33 Jl. Janti selatan (ki) 135.00 0.09500 0.3
S.S.II - 34 Jl. IR. Rais/Jl. Pucang 802.00 0.02100
S.S.II - 35 Jl. S. Supriadi 1 305.01 0.01700 0.3 0.55 0.68
S.S.II - 36 Jl. S. Supriadi 2 158.28 0.01700 0.3 0.55 0.68
S.S.II - 37 Jl. S. Supriadi 3 94.00 0.01650 0.3 0.55 0.68
S.S.II - 38 Jl. S. Supriadi 4 512.00 0.00200 0.3 0.55 0.68
Slope saluran Dimensi
Kode Saluran Nama JalanPanjang
saluran (m)
Tabel 8. Klasifikasi Saluran Drainase Sub DAS Sukun
A. Saluran Sekunder
60
B1 B2 d h
S.S.III - 1 Jl. Jakarta (ka) 841.00 0.0100
S.S.III - 6 Jl. Surabaya 365.00 0.0247 0.4 0.4 0.5
S.S.III - 7 Jl. Pahlawan trip 475.39 0.0010 0.8 0.94 0.7
S.S.III - 8 Jl. Galunggung 173.88 0.0023 0.3 0.3 0.3
S.S.III - 9 Jl. Retawu 400.00 0.0038 0.4
S.S.III - 10 Jl. Galunggung 173.88 0.0023 0.3 0.3 0.3
S.S.III - 11 Jl. Wilis 270.00 0.0084 0.7 0.7 0.6
S.S.III - 12 Jl. Wilis 200.00 0.0084 0.41 0.61 0.61
S.S.III - 13 Jl. Ters. Kawi 218.00 0.0017 0.8 1.2 0.8
S.S.III - 14 Jl. Kawi atas 358.00 0.0015 0.5
S.S.III - 15 Jl. Raya Dieng 266.45 0.0023
S.S.III - 16 Jl. Kedondong (ka) 270.00 0.0183 0.2 0.75 0.75
S.S.III - 17 Jl. Raya Langsep (ki) 175.00 0.0183 0.4 0.5 0.4
S.S.III - 18 Jl. Raya Langsep 175.00 0.0183 0.4 0.5 0.4
S.S.III - 19 Jl. Bareng raya (ka) 505.00 0.0407 0.7 0.7 0.6
S.S.III - 20 Jl. Bareng raya (ki) 505.00 0.0407 0.7 0.7 0.6
S.S.III - 21 Jl. AR. Hakim 130.00 0.0023
S.S.III - 22 Jl. Kauman 60.00 0.0016 0.3 0.4 0.4
S.S.III - 23 Jl. Hasyim Ashari 1 370.21 0.0123 0.4 0.4 0.5
S.S.III - 24 Jl. Hasyim Ashari 2 190.00 0.0123 0.4 0.4 0.5
S.S.III - 25 Jl. Yulius Usman 167.00 0.0070 0.6 0.6 0.5
S.S.III - 26 Jl. Yulius Usman 167.00 0.0070 0.65 0.65 0.5
S.S.III - 27 Jl.Nusakambangan 3 92.00 0.0059 0.3 1 0.4
S.S.III - 28 Jl. Nusakambangan 1 294.00 0.0059 0.55 0.55 0.5
S.S.III - 29 Jl. Sulawesi(ka) 210.00 0.0038 0.6 0.9 1.2
S.S.III - 30 Jl. Andalas Tengah 256.00 0.0062 1.1 1.35 1
S.S.III - 31 Jl. Rajawali 175.00 0.0110 0.4 0.4 0.5
S.S.III - 32 Jl. S.Supriyadi gg. 2 339.02 0.0120 0.3 0.3 0.3
Slope saluran Dimensi
Kode Saluran Nama JalanPanjang
saluran (m)
B. Saluran Tersier
61
Nama JalanPanjang
saluran (m)
Slope
saluran
Luas Area
(m2)C
V
(m/dt)
Tc
(jam)
Q
(m3/dt)
S.S.II - 2 Jl. Ijen 500.00 0.0100 69015.632 0.9 1.472 13.748 0.698
S.S.II - 3 Jl. TGP 213.00 0.0160 5757.569 0.9 0.251 5.947 0.73
S.S.II - 4 Jl. Guntur (ki) 562.00 0.0000 13253.163 0.9 1.321 16.805 0.866
S.S.II - 5 Jl. Besar Ijen (ki) 400.00 0.0098 67031.985 0.9 1.453 11.691 0.698
S.S.II - 6 Jl. Buring (ki) 735.00 0.0323 53142.090 0.9 1.842 11.772 0.322
S.S.II - 8 Jl. Semeru (ki) 830.00 0.0143 67031.985 0.9 1.25 17.682 0.2
S.S.II - 9 Jl. Besar Ijen 2 (ki) 414.11 0.0143 14839.546 0.9 1.757 10.375 1.657
S.S.II - 10 Jl. Kawi (ka) 680.00 0.0217 182758.000 0.9 1.372 12.936 0.123
S.S.II - 11 Jl. Kawi 680.00 0.0361 88770.000 0.9 1.268 12.936 0.157
S.S.II - 12 Jl. IR. Rais 802.00 0.0210 112386.484 0.9 1.675 14.866 0.369
S.S.II - 13 Jl. IR. Rais 105.00 0.0210 2594.305 0.9 1.675 3.107 1.839
S.S.II - 14 Jl. B. Katamso (ka) 315.00 0.0090 22487.423 0.9 1.097 10.031 0.241
S.S.II - 15 Jl. Ade Irma Suryani (ka) 205.00 0.0015 8438.364 0.9 0.506 14.364 0.157
S.S.II - 16 Jl. Arif Margono (ka) 146.00 0.0210 8486.364 0.9 1.899 4.004 0.57
S.S.II - 17 Jl. Arif Margono (ki) 110.00 0.0210 2192.182 0.9 2.34 3.22 0.924
S.S.II - 18 Jl. Arif Margono 146.00 0.0015 8438.364 0.9 0.506 14.364 1.088
S.S.II - 19 Jl. Sutan Sahrir 233.00 0.0016 9400.796 0.9 1.612 15.372 0.368
S.S.II - 20 Jl. Halmahera 979.00 0.0050 72929.909 0.9 1.178 30.119 0.634
S.S.II - 21 Jl. Tanimbar (ki) 398.00 0.0023 24609.835 0.9 0.442 20.481 0.06
S.S.II - 23 Jl. Ters. Halmahera 979.00 0.0050 72929.909 0.9 1.178 30.119 0.795
S.S.II - 24 Jl. Nusa Barung 147.00 0.0031 25225.949 0.9 1.343 8.382 1.03S.S.II - 25 Jl. Nusa Barung 2 315.00 0.0031 19508.655 0.9 1.343 15.074 3.09
S.S.II - 31 Jl. Sonokeling 225.00 0.0040 8410.698 0.9 0.998 10.578 0.519
S.S.II - 32 Jl. Janti utara 835.00 0.0533 126906.728 0.9 3.239 10.711 1.549
S.S.II - 33 Jl. Janti selatan (ki) 135.00 0.0950 2551.805 0.9 12.329 2.108 1.742
S.S.II - 34 Jl. IR. Rais/Jl. Pucang 802.00 0.0210 46938.535 0.9 2.423 14.866 1.324
S.S.II - 35 Jl. S. Supriadi 1 305.01 0.0170 3990.714 0.9 1.78 7.66 0.446
S.S.II - 36 Jl. S. Supriadi 2 158.28 0.0170 2449.070 0.9 1.78 4.662 0.155
S.S.II - 37 Jl. S. Supriadi 3 94.00 0.0165 2992.559 0.9 1.545 3.13 1.355
S.S.II - 38 Jl. S. Supriadi 4 512.00 0.0020 29142.688 0.9 0.538 26.018 0.924S.S.III - 1 Jl. Jakarta (ka) 841.00 0.0100 93591.635 0.9 1.258 20.518 0.441
S.S.III - 6 Jl. Surabaya 365.00 0.0247 47691.323 0.9 1.717 7.621 0.343
S.S.III - 7 Jl. Pahlawan trip 475.39 0.0010 40576.829 0.9 0.533 32.089 0.324
S.S.III - 8 Jl. Galunggung 173.88 0.0023 9681.670 0.9 0.409 10.825 0.037
S.S.III - 9 Jl. Retawu 400.00 0.0038 40576.829 0.9 2.449 16.89 0.615
S.S.III - 10 Jl. Galunggung 173.88 0.0023 9681.670 0.9 0.409 10.825 0.037
S.S.III - 11 Jl. Wilis 270.00 0.0084 18719.410 0.9 1.338 9.159 0.562
S.S.III - 12 Jl. Wilis 200.00 0.0084 17038.040 0.9 1.182 7.269 0.368
S.S.III - 13 Jl. Ters. Kawi 218.00 0.0017 17038.040 0.9 0.743 14.462 0.608
S.S.III - 14 Jl. Kawi atas 358.00 0.0015 17038.040 0.9 1.549 22.066 0.594
S.S.III - 15 Jl. Raya Dieng 266.45 0.0023 12083.976 0.9 0.929 14.828 1.437
S.S.III - 16 Jl. Kedondong (ka) 270.00 0.0183 9585.409 0.9 1.644 6.774 0.586
S.S.III - 17 Jl. Raya Langsep (ki) 175.00 0.0183 1940.568 0.9 1.508 4.851 0.271
S.S.III - 18 Jl. Raya Langsep 175.00 0.0183 1940.568 0.9 1.508 4.851 0.271
S.S.III - 19 Jl. Bareng raya (ka) 505.00 0.0407 14587.160 0.9 2.949 8.073 1.239
S.S.III - 20 Jl. Bareng raya (ki) 505.00 0.0407 15993.855 0.9 2.949 8.073 1.239
S.S.III - 21 Jl. AR. Hakim 130.00 0.0023 3891.316 0.9 1.879 8.563 2.979
S.S.III - 22 Jl. Kauman 60.00 0.0016 2118.230 0.9 1.245 2.264 0.174
S.S.III - 23 Jl. Hasyim Ashari 1 370.21 0.0123 22487.423 0.9 1.212 10.072 0.343
S.S.III - 24 Jl. Hasyim Ashari 2 190.00 0.0123 9078.845 0.9 1.212 6.026 0.242
S.S.III - 25 Jl. Yulius Usman 167.00 0.0070 5155.124 0.9 1.096 6.779 0.329
S.S.III - 26 Jl. Yulius Usman 167.00 0.0070 5852.618 0.9 1.133 6.779 0.368
S.S.III - 27 Jl.Nusakambangan 3 92.00 0.0059 2381.876 0.9 0.63 4.582 0.164
S.S.III - 28 Jl. Nusakambangan 1 294.00 0.0059 10482.564 0.9 0.63 11.21 0.266
S.S.III - 29 Jl. Sulawesi(ka) 210.00 0.0038 12631.406 0.9 0.935 10.284 0.972
S.S.III - 30 Jl. Andalas Tengah 256.00 0.0062 6306.487 0.9 1.669 9.89 1.03
S.S.III - 31 Jl. Rajawali 175.00 0.0110 3112.241 0.9 1.146 5.905 0.229
S.S.III - 32 Jl. S.Supriyadi gg. 2 339.02 0.0120 6498.424 0.9 0.944 9.502 0.085
Kode Sal.
Sekunder
Tabel 9.Perhitungan Debit Rancangan Metode Rasional Sub DAS
Sukun
62
b1(m) b2 (m) D (m) H (m)
S.S.II - 2 Jl. Ijen trapesium 0.50 0.70 0.80 0.025 0.480 2.150 0.223 0.698
S.S.II - 3 Jl. TGP lingkaran 0.40 0.025 0.251 0.251 1.000 1.271
S.S.II - 4 Jl. Guntur (ki) trapesium 0.45 0.70 1.14 0.025 0.656 2.785 0.235 0.866
S.S.II - 5 Jl. Besar Ijen (ki) trapesium 0.50 0.70 0.80 0.025 0.480 2.150 0.223 0.698
S.S.II - 6 Jl. Buring (ki) segiempat 0.35 0.35 0.50 0.025 0.175 1.350 0.130 0.322
S.S.II - 8 Jl. Semeru (ki) segiempat 0.40 0.40 0.40 0.025 0.140 1.200 0.133 0.2
S.S.II - 9 Jl. Besar Ijen 2 (ki) segiempat 0.80 0.80 1.00 0.025 0.800 2.800 0.286 1.657
S.S.II - 10 Jl. Kawi (ka) segiempat 0.28 0.28 0.45 0.025 0.126 1.180 0.107 0.18
S.S.II - 11 Jl. Kawi segiempat 0.30 0.30 0.45 0.025 0.090 0.900 0.100 0.114
S.S.II - 12 Jl. IR. Rais trapesium 0.35 0.53 0.50 0.025 0.220 1.416 0.155 0.369
S.S.II - 13 Jl. IR. Rais segiempat 0.73 0.73 1.04 0.025 0.759 2.810 0.270 1.839
S.S.II - 14 Jl. B. Katamso (ka) trapesium 0.35 0.53 0.50 0.025 0.220 1.416 0.155 0.241
S.S.II - 15 Jl. Ade Irma Suryani (ka) trapesium 0.25 0.60 0.73 0.025 0.310 1.883 0.165 0.157
S.S.II - 16 Jl. Arif Margono (ka) segiempat 0.60 0.60 0.50 0.025 0.300 1.600 0.188 0.57
S.S.II - 17 Jl. Arif Margono (ki) segiempat 0.70 0.70 0.96 0.025 0.672 2.620 0.256 0.924
S.S.II - 19 Jl. Sutan Sahrir lingkaran 0.50 0.025 0.393 0.393 1.000 0.633
S.S.II - 20 Jl. Halmahera trapesium 0.70 0.80 0.90 0.025 0.675 2.511 0.269 0.795
S.S.II - 21 Jl. Tanimbar (ki) lingkaran 0.30 0.025 0.135 1.200 0.113 0.06
S.S.II - 23 Jl. Ters. Halmahera 0.025 0.795
S.S.II - 24 Jl. Nusa Barung trapesium 1.20 1.43 1.50 0.025 1.937 4.235 0.466 2.65
S.S.II - 25 Jl. Nusa Barung 2 trapesium 1.20 1.43 1.50 0.025 1.937 4.235 0.466 2.65
S.S.II - 31 Jl. Sonokeling lingkaran 0.80 0.025 0.520 2.100 0.248 0.519
S.S.II - 32 Jl. Janti utara trapesium 0.50 0.60 0.60 0.025 0.330 1.717 0.162 1.355
S.S.II - 33 Jl. Janti selatan (ki) lingkaran 0.30 0.025 0.141 0.141 1.000 1.742
S.S.II - 34 Jl. IR. Rais/Jl. Pucang 0.025 1.324
S.S.II - 35 Jl. S. Supriadi 1 trapesium 0.30 0.55 0.68 0.025 0.289 1.753 0.165 0.446
S.S.II - 36 Jl. S. Supriadi 2 trapesium 0.30 0.55 0.68 0.025 0.289 1.753 0.165 0.155
S.S.II - 37 Jl. S. Supriadi 3 trapesium 0.30 0.55 0.68 0.025 0.289 1.753 0.165 0.446
S.S.II - 38 Jl. S. Supriadi 4 trapesium 0.30 0.55 0.68 0.025 0.289 1.753 0.165 0.155
DimensiKode Sal.
Sekunder
Kapasitas saluran
(m3/dt)
R (m)P (m)AnNama JalanBentuk
Saluran
Tabel 10. Kapasitas Saluran Drainase Eksisting Sub DAS Sukun
63
b1(m) b2 (m) D (m) H (m)
S.S.III - 1 Jl. Jakarta (ka) 0.025 0.441
S.S.III - 6 Jl. Surabaya segiempat 0.40 0.40 0.50 0.025 0.200 1.400 0.143 0.343
S.S.III - 7 Jl. Pahlawan trip trapesium 0.80 0.94 0.70 0.025 0.609 2.228 0.273 0.324
S.S.III - 8 Jl. Galunggung segiempat 0.30 0.30 0.30 0.025 0.090 0.900 0.100 0.037
S.S.III - 9 Jl. Retawu lingkaran 0.40 0.025 0.251 0.251 1.000 0.615
S.S.III - 10 Jl. Galunggung segiempat 0.30 0.30 0.30 0.025 0.090 0.900 0.100 0.037
S.S.III - 11 Jl. Wilis segiempat 0.70 0.70 0.60 0.025 0.420 1.900 0.221 0.562
S.S.III - 12 Jl. Wilis trapesium 0.41 0.61 0.61 0.025 0.311 1.696 0.183 0.368
S.S.III - 13 Jl. Ters. Kawi trapesium 0.80 1.20 0.80 0.025 0.800 2.606 0.307 0.594
S.S.III - 14 Jl. Kawi atas lingkaran 0.50 0.025 0.393 0.393 1.000 0.608
S.S.III - 15 Jl. Raya Dieng 0.025 1.437
S.S.III - 16 Jl. Kedondong (ka) trapesium 0.20 0.75 0.75 0.025 0.356 2.130 0.167 0.586
S.S.III - 17 Jl. Raya Langsep (ki) trapesium 0.40 0.50 0.40 0.025 0.180 1.225 0.147 0.271
S.S.III - 18 Jl. Raya Langsep trapesium 0.40 0.50 0.40 0.025 0.180 1.225 0.147 0.271
S.S.III - 19 Jl. Bareng raya (ka) segiempat 0.70 0.70 0.60 0.025 0.420 1.900 0.221 1.239
S.S.III - 20 Jl. Bareng raya (ki) segiempat 0.70 0.70 0.60 0.025 0.420 1.900 0.221 1.239
S.S.III - 21 Jl. AR. Hakim 0.025 2.979
S.S.III - 22 Jl. Kauman trapesium 0.30 0.40 0.40 0.025 0.140 1.125 0.124 0.174
S.S.III - 23 Jl. Hasyim Ashari 1 segiempat 0.40 0.40 0.50 0.025 0.200 1.400 0.143 0.242
S.S.III - 24 Jl. Hasyim Ashari 2 segiempat 0.40 0.40 0.50 0.025 0.200 1.400 0.143 0.242
S.S.III - 25 Jl. Yulius Usman segiempat 0.60 0.60 0.50 0.025 0.300 1.600 0.188 0.329
S.S.III - 26 Jl. Yulius Usman segiempat 0.65 0.65 0.50 0.025 0.325 1.650 0.197 0.368
S.S.III - 27 Jl.Nusakambangan 3 trapesium 0.30 1.00 0.40 0.025 0.260 2.794 0.093 0.164
S.S.III - 28 Jl. Nusakambangan 1 segiempat 0.55 0.55 0.50 0.025 0.275 1.550 0.177 0.266
S.S.III - 29 Jl. Sulawesi(ka) trapesium 0.60 0.90 1.20 0.025 0.900 3.076 0.293 0.972
S.S.III - 30 Jl. Andalas Tengah trapesium 1.10 1.35 1.00 0.025 1.225 3.163 0.387 2.044
S.S.III - 31 Jl. Rajawali segiempat 0.40 0.40 0.50 0.025 0.200 1.400 0.143 0.229
S.S.III - 32 Jl. S.Supriyadi gg. 2 segiempat 0.30 0.30 0.30 0.025 0.090 0.900 0.100 0.085
Kode Sal.
SekunderNama Jalan
Dimensin
Bentuk
SaluranA P (m) R (m)
Kapasitas saluran
(m3/dt)
Sumber : Hasil Perhitungan
64
S.S.II - 2 Jl. Ijen 0.698 0.186 0.2232 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 3 Jl. TGP 1.271 0.05 0.06 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 4 Jl. Guntur (ki) 0.866 0.05 0.06 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 5 Jl. Besar Ijen (ki) 0.698 0.186 0.2232 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 6 Jl. Buring (ki) 0.322 0.05 0.06 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 8 Jl. Semeru (ki) 0.20 0.187 0.2244 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.S.II - 9 Jl. Besar Ijen 2 (ki) 1.657 0.132 0.1584 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 10 Jl. Kawi (ka) 0.18 0.08 0.096 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 11 Jl. Kawi 0.114 0.219 0.2628 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.S.II - 12 Jl. IR. Rais 0.369 0.059 0.0708 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 13 Jl. IR. Rais 1.839 0.056 0.0672 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 14 Jl. B. Katamso (ka) 0.241 0.098 0.1176 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 15 Jl. Ade Irma Suryani (ka) 0.157 0.062 0.0744 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 16 Jl. Arif Margono (ka) 0.57 0.082 0.0984 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 17 Jl. Arif Margono (ki) 0.924 0.078 0.0936 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 19 Jl. Sutan Sahrir 0.633 0.062 0.0744 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 20 Jl. Halmahera 0.795 0.127 0.1524 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 21 Jl. Tanimbar (ki) 0.06 0.081 0.0972 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.S.II - 24 Jl. Nusa Barung 2.65 0.112 0.1344 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 25 Jl. Nusa Barung 2 2.65 0.08 0.096 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 31 Jl. Sonokeling 0.519 0.065 0.078 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 32 Jl. Janti utara 1.355 0.067 0.0804 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 33 Jl. Janti selatan (ki) 1.742 0.063 0.0756 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 35 Jl. S. Supriadi 1 0.446 0.061 0.0732 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 36 Jl. S. Supriadi 2 0.155 0.082 0.0984 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 37 Jl. S. Supriadi 3 0.446 0.063 0.0756 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.II - 38 Jl. S. Supriadi 4 0.155 0.069 0.0828 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 6 Jl. Surabaya 0.343 0.111 0.1332 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 7 Jl. Pahlawan trip 0.324 0.093 0.1116 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 8 Jl. Galunggung 0.037 0.067 0.0804 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.S.III - 9 Jl. Retawu 0.615 0.112 0.1344 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 10 Jl. Galunggung 0.037 0.067 0.0804 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.S.III - 11 Jl. Wilis 0.562 0.092 0.1104 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 12 Jl. Wilis 0.368 0.1 0.12 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 13 Jl. Ters. Kawi 0.594 0.077 0.0924 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 14 Jl. Kawi atas 0.608 0.069 0.0828 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 16 Jl. Kedondong (ka) 0.586 0.05 0.06 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 17 Jl. Raya Langsep (ki) 0.271 0.053 0.0636 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 18 Jl. Raya Langsep 0.271 0.053 0.0636 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 19 Jl. Bareng raya (ka) 1.239 0.05 0.06 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 20 Jl. Bareng raya (ki) 1.239 0.05 0.06 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 22 Jl. Kauman 0.174 0.073 0.0876 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 23 Jl. Hasyim Ashari 1 0.242 0.075 0.09 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 24 Jl. Hasyim Ashari 2 0.242 0.075 0.09 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 25 Jl. Yulius Usman 0.329 0.075 0.09 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 26 Jl. Yulius Usman 0.368 0.062 0.0744 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 27 Jl.Nusakambangan 3 0.164 0.071 0.0852 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 28 Jl. Nusakambangan 1 0.266 0.056 0.0672 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 29 Jl. Sulawesi(ka) 0.972 0.055 0.066 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 30 Jl. Andalas Tengah 2.044 0.061 0.0732 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 31 Jl. Rajawali 0.229 0.05 0.06 Memenuhi Dimensi tetap
S.S.III - 32 Jl. S.Supriyadi gg. 2 0.085 0.05 0.06 Memenuhi Dimensi tetap
Kode Sal.
SekunderKeterangan
Q Desain
(m3/dt)
Q banjir
(m3/dt)
Kapasitas saluran
(m3/dt)Nama Jalan
Keterangan saluran
eksisting
Tabel 11. Evaluasi Kapasitas Saluran Sub DAS Sukun
Sumber : Hasil Perhitungan
65
B1 B2 h d
S.B. II 1 jl. Danau toba
S.B. II 3 jl. Danau toba 355.59 0.007 0.80 1.33 1.20 -
S.B. II 5 jl. Danau toba
S.B. II 2 jl. Danau toba -
S.B. II 4 jl. Danau toba
S.B. II 6 saluran pembuang sawojajar 0.025 3.57 6.43 2.63 -
S.B. II 7 sekunder gribig kanan 526.08 0.021 0.65 0.75 0.40 -
S.B. II 8 Tumenggung suryo B kanan 499.56 0.018 0.55 0.09 0.90 -
S.B. II 9 ikan kakap 389.11 0.026 1.80 2.40 1.70 -
S.B. II 10 panji suroso kanan B 116.21 0.027 0.30 0.80 0.70 -
S.B. II 11 panji suroso kanan A 371.95 0.005 0.30 0.80 0.80 -
S.B. II 12 Griya asri pandanwangi 1467.58 0.022 2.60 2.60 2.65 -
S.B. II 13 Sukarno Hatta B kanan 247.04 0.049 0.60 0.60 0.50 -
S.B. II 14 Hamid Rusdi 338.87 0.024 3.00 3.00 2.00 -
S.B. II 15 hamid rusdi-kaliurang ka -
S.B. II 16 hamid rusdi-kaliurang ka
S.B. II 17 sisingamangaraja-hamid rusdi 3 390.26 0.031 0.73 1.08 1.13 -
S.B. II 18 warinoi ki 357.11 0.014 0.63 0.63 0.73 -
S.B. II 19 warinoi ka 560.98 0.014 2.25 2.25 1.28 -
S.B. II 20 Sukarno Hatta A kanan 179.06 0.056 0.60 0.60 0.50 -
S.B. II 21 Asahan kiri 339.55 0.029 0.40 0.40 0.40 -
S.B. II 22 asahan kanan 339.55 0.029 0.50 0.80 0.80 -
S.B. II 23 binor ciliwung 2034.64 0.015 1.20 1.20 0.80 -
S.B. II 24 Letjen Sutoyo A kanan 452.25 0.022 0.55 0.55 0.66 -
S.B. II 25 batanghari ka 488.79 0.016 0.65 0.75 0.40 -
S.B. II 26 Letjen Sutoyo B kanan 339.55 0.029 0.60 0.60 0.60 -
S.B. II 27 JA suprapto-Letjen sutoyo kiri 975.13 0.010 0.80
S.B. II 28 Titan Asri 1212.15 0.014 1.20 1.20 0.80 -
S.B. II 29 Batubara 1439.59 0.014 1.00 1.00 0.50 -
S.B. II 30 Ahmad Yani - Borobudur 1116.49 0.013 0.80 0.80 0.80 -
S.B. II 31 Letjen Sutoyo mawar 778.98 0.018 0.55 0.55 0.56 -
S.B. II 32 Tumenggung suryo-kaliurang ki 1045.76 0.024 0.93 0.93 1.07 -
S.B. II 33 Tumenggung suryo A kanan 213.26 0.047 1.28 1.28 1.50 -
S.B. II 34 SEMANGGI 3946.78 0.013 1.60 1.60 1.00 -
S.B. II 35 kedawung -
S.B. II 36 kedawung
S.B. II 37 simpang akordion -
S.B. II 38 simpang akordion
S.B. II 39 Sukarno Hatta kanan SPWRN 390.41 0.018 1.00 1.00 0.80 -
S.B. II 40 papa kuning 1892.56 0.018 2.20 2.20 1.30 -
S.B. II 41 Simp. Tenaga Baru 2375.53 0.011 1.63 3.08 0.65 -
S.B. II 42 S. parman kanan 259.40 0.008 1.00 1.00 1.25 -
S.B. II 43 Panji Suroso kiri 140.78 0.014 0.45 0.70 0.55 -
S.B. II 44 SIDOMULYO 275.95 0.025 0.75 0.75 0.50 -
S.B. II 45 PURWODADI 849.43 0.016 0.45 0.80 0.60 -
S.B. II 46 teluk grajakan sksa 1046.79 0.019 3.60 3.60 1.60 -
S.B. II 47 tunjung sekar 4418.41 0.018 1.20 1.50 1.00 -
S.B. II 48 tunjung sekar
S.B. II 49 plaosan barat 274.06 0.029 2.95 1.05 -
S.B. II 50 teluk mandar 2463.67 0.014 1.30 1.30 0.50 -
S.B. II 51 puri palma asri 466.13 0.032 3.90 3.90 1.30 -
S.B. II 52 blimbing indah megah ki 1724.50 0.020 1.00 1.00 1.00 -
S.B. II 53 blimbing indah megah ka 1724.50 0.020 1.00 1.00 1.00 -
S.B. II 54 IKAN MUJAER RAYA 1009.50 0.014 0.68 0.68 0.40 -
S.B. II 55 KH YUSUF 947.69 0.021 1.40 1.80 0.80 -
S.B. II 56 blimbing indah ki 1497.65 0.017 1.00 1.00 1.00 -
S.B. II 57 blimbing indah ka 1549.54 0,016 1.00 1.00 1.00 -
S.B. II 58 simp panji suroso ki 974.39 0.010 0.80 0.80 1.00 -
S.B. II 59 Raden intan kanan 976.38 0.011 0.95 0.95 1.00 -
S.B. II 60 Raden intan kiri 1265.11 0.013 0.80 0.80 1.30 -
S.B. II 61 Perum griya sejahtera kanan 2551.34 0.018 4.00 4.00 2.00 -
S.B. II 62 Perum griya sejahtera kiri 1064.96 0.019 2.00 1.00 1.00 -
S.B. II 63 akordion barat 1282.79 0.016 0.60 0.60 0.90 -
S.B. II 64 pahlawan 2084.79 0.012 1.20 0.33 1.00 -
S.B. II 65 Ahmad yani kanan 411.93 0.024 1.45 1.45 1.20 -
S.B. II 66 bale arjosari 552.61 0.009 0.60 0.80 0.65 -
S.B. II 67 riverside 1344.93 0.015 2.00 2.00 1.00 -
S.B. II 68 Sukarno Hatta kiri 648.89 0.015 0.45 0.45 0.80 -
S.B. II 69 simp sulfat selatan 111.67 0.090 0.40 0.40 0.80 -
S.B. II 70 SP sudarmo A kiri 179.16 0.011 0.30 0.80 0.65 -
S.B. II 71 SP sudarmo A kanan 179.16 0.011 0.35 0.85 0.80 -
S.B. II 72 SP sudarmo B kiri 2243.28 0.012 0.40 0.90 0.65 -
S.B. II 73 SP sudarmo B kanan 2178.02 0.012 0.30 0.80 0.65 -
S.B. II 74 karya timur 1070.95 0.015 0.80 0.85 0.80 -
S.B. II 75 tenaga barat kiri 324.97 0.009 0.40 0.40 0.30 -
S.B. II 76 tenaga barat kanan 425.58 0.007 0.40 0.40 0.30 -
840.19
854.54
393.01 0.010
0.0133763.34
0.015
0.007 0.93
Kode Saluran Nama JalanPanjang saluran
(m)Slope saluran
0.881.38
Dimensi
0.801.001.00
1.502.002.00
0.981.361.03
Tabel 12. Klasifikasi Saluran Drainase DAS Bango
A. Saluran Sekunder
66
B1 B2 h d
S.B. III 1 maninjau kiri 589.12 0.007 0.73 1.03 0.90 -
S.B. III 2 maninjau kanan
S.B. III 3 maninjau kanan 1509.21 0.005 0.85 1.58 1.30 -
S.B. III 5 maninjau kiri
S.B. III 4 maninjau kanan -
S.B. III 6 maninjau kiri
S.B. III 7 kerincikanan
S.B. III 9 kerinci kiri 1242.65 0.007 0.75 1.13 0.80 -
S.B. III 13 kerinci kanan
S.B. III 8 kerincikanan -
S.B. III 14 kerinci kiri
S.B. III 10 ranau kanan -
S.B. III 12 ranau kanan
S.B. III 11 ranau kiri 615.26 0.005 0.75 0.75 0.78 -
S.B. III 15 sentani kiri 1432.00 0.004 0.48 0.95 0.88 -
S.B. III 16 sentani kanan 1415.84 0.004 0.63 0.95 0.45 -
S.B. III 17 dirgantara kanan 2621.34 0.006 2.35 2.65 2.00 -
S.B. III 18 dirgantara kiri 652.49 0.008 0.95 1.38 1.23 -
S.B. III 19 cengger ayam 282.17 0.014 1.00 1.00 1.50 -
S.B. III 20 indraprasta 346.91 0.003 0.60 0.60 0.80 -
S.B. III 21 ksatrian kanan 276.97 0.004 0.50 0.50 0.60 -
S.B. III 22 ksatrian kiri 276.97 0.004 0.50 0.50 0.60 -
S.B. III 23 cengger ayam 1 157.06 0.032 1.00 1.00 2.00 -
S.B. III 24 kalpataru ki 1721.72 0.010 0.60 0.60 0.60 -
S.B. III 25 sarangan 637.37 0.019 0.50
S.B. III 26 raya indragiri 918.21 0.027 2.43 2.43 1.45 -
S.B. III 27 ciwulan -
S.B. III 31 ciwulan
S.B. III 28 kedawung ki 470.42 0.038 0.60 0.60 0.60 -
S.B. III 29 kedawung kanan 470.42 0.028 0.50 0.50 0.65 -
S.B. III 30 kalpataru ka 908.30 0.015 0.60 0.60 0.60 -
S.B. III 32 kendalsari -
S.B. III 33 kendalsari
S.B. III 34 SANAN 324.09 0.031 0.45 0.45 3.50 -
S.B. III 35 TIRTONADI 335.15 0.009 0.95 1.50 1.55 -
S.B. III 36 LA sucipto 1244.03 0.008 1.00 1.00 0.50 -
S.B. III 37 purwodadi 835.46 0.005 0.75 0.75 0.50 -
S.B. III 38 taman borobudur 3315.45 0.013 1.20 1.40 1.10 -
S.B. III 39 ikan lodan 2642.41 0.017 0.60 0.60 0.58 -
S.B. III 40 polowijen -
S.B. III 41 polowijen
S.B. III 42 tersier teluk grajakan 367.15 0.030 2.20 0.73 0.60 -
S.B. III 43 Sukarno Hatta C kiri 190.24 0.016 0.60 0.60 0.70 -
S.B. III 44 pahlawan kanan 439.50 0.005 0.40 0.65 0.55 -
S.B. III 45 pahlawan kiri 837.76 0.006 0.40 0.65 0.55 -
S.B. III 46 riverside 1242.18 0.008 0.60 0.60 0.50 -
S.B. III 47 bulutangkis 1189.53 0.021 1.00 1.00 0.50 -
S.B. III 48 LA sucipto 715.36 0.008 2.20 2.20 1.40 -
S.B. III 49 Borobudur kiri 1596.06 0.009 1.13 1.55 1.10 -
S.B. III 50 karya timur A kiri 182.96 0.038 0.55 0.55 0.55 -
S.B. III 51 karya timur A kanan 182.96 0.005 0.43 0.43 0.55 -
S.B. III 52 perum puskopad 374.74 0.003 1.00 0.80 0.83 -
S.B. III 53 SP sudarmo C kiri 88.92 0.011 0.40 0.75 0.70 -
S.B. III 54 SP sudarmo C kanan 121.09 0.008 0.30 1.00 0.90 -
S.B. III 55 karya timur 614.02 0.029 0.35 0.85 0.80 -
0.0071324.36
0.005615.26
2467.40
0.012650.01
0.009
0.0132579.53
Dimensi
0.731.130.93
Kode Saluran Nama JalanPanjang
saluran (m)
Slope
saluran
0.004719.65
0.85
0.680.68
0.83 1.08
1,081.581.58
0.80
1.001.000.80
1.502.002.00
B. Saluran Tersier
67
Nama JalanPanjang saluran
(m)
Slope saluran
(%)Luas Area (km
2) C
V
(m/dt)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)
Q hujan
(m3/dt)
Q Desain
(m3/dt)
S.B. II 1 jl. Danau toba
S.B. II 3 jl. Danau toba 355.593 0.007 1.901 0.60 2.18 0.85 35.93 11.387 13.6644
S.B. II 5 jl. Danau toba
S.B. II 2 jl. Danau toba 840.190 0.007 0.60 2.22 0.42 58.01 2.807 3.3684
S.B. II 4 jl. Danau toba
S.B. II 6 saluran pembuang sawojajar 0.025
S.B. II 7 sekunder gribig kanan 526.080 0.021 0.106 0.50 2.41 0.18 101.58 1.501 1.8012
S.B. II 8 Tumenggung Suryo - B kanan 499.560 0.018 0.070 0.60 2.83 0.18 100.40 1.167 1.4004
S.B. II 9 ikan kakap 389.110 0.026 0.042 0.30 6.20 0.13 125.03 0.439 0.5268
S.B. II 10 panji suroso kanan B 116.210 0.027 0.036 0.50 2.95 0.06 209.77 1.039 1.2468
S.B. II 11 panji suroso kanan A 371.950 0.005 0.017 0.50 1.35 0.23 85.64 0.197 0.2364
S.B. II 12 Griya asri pandanwangi 1467.580 0.022 0.190 0.40 6.47 0.39 60.64 1.283 1.5396
S.B. II 13 suhat B kanan 247.040 0.049 0.055 0.55 3.61 0.07 185.90 1.565 1.878
S.B. II 14 Hamid Rusdi 338.870 0.024 0.020 0.60 6.93 0.12 131.33 0.447 0.5364
S.B. II 15 Hamid Rusdi-Kaliurang kanan 854.540 0.015 0.495 0.60 3.27 0.30 72.98 6.020 7.224
S.B. II 16 Hamid Rusdi-Kaliurang kanan
S.B. II 17 sisingamangaraja-hamid Rusdi 3 390.260 0.031 0.027 0.45 4.25 0.12 130.72 0.593 0.7116
S.B. II 18 warinoi ki 357.110 0.014 0.206 0.45 2.15 0.16 111.80 2.884 3.4608
S.B. II 19 warinoi ka 560.980 0.014 0.275 0.45 4.24 0.22 89.09 3.064 3.6768
S.B. II 20 Sukarno Hatta A kanan 179.060 0.056 0.008 0.60 3.87 227.28 89.09 0.292 0.3504
S.B. II 21 Asahan kiri 339.550 0.029 0.009 0.55 2.24 0.11 138.86 0.183 0.2196
S.B. II 22 Asahan kanan 339.550 0.029 0.013 0.55 2.24 0.11 138.86 0.273 0.3276
S.B. II 23 Binor ciliwung 2034.640 0.015 1.365 0.60 3.02 0.55 46.77 10.639 12.7668
S.B. II 24 Letjen Sutoyo A kanan 452.250 0.022 0.105 0.60 2.49 0.16 111.36 1.952 2.3424
S.B. II 25 Batanghari ka 488.790 0.016 0.006 0.60 2.13 0.19 99.06 0.098 0.1176
S.B. II 26 Letjen Sutoyo B kanan 339.550 0.029 0.015 0.60 2.93 0.11 138.86 0.337 0.4044
S.B. II 27 JA suprapto-Letjen sutoyo kiri 975.130 0.010 0.349 0.60 1.73 0.38 61.63 3.585 4.302
S.B. II 28 Titan Asri 1212.150 0.014 0.293 0.60 2.90 0.40 59.73 2.922 3.5064
S.B. II 29 Jl. Batubara 1439.590 0.014 0.128 0.60 2.34 0.46 54.55 1.165 1.398
S.B. II 30 A. Yani - Borobudur 1116.490 0.013 0.258 0.40 2.32 0.39 60.54 1.734 2.0808
S.B. II 31 Letjen sutoyo mawar 778.980 0.018 0.300 0.60 2.17 0.26 79.87 3.993 4.7916
S.B. II 32 Tumenggung suryo-kaliurang ki 1045.760 0.024 0.148 0.60 3.64 0.29 73.88 1.826 2.1912
S.B. II 33 Tumenggung suryo A kanan 213.260 0.047 0.015 0.60 6.34 0.07 198.66 0.510 0.612
S.B. II 34 SEMANGGI 3946.780 0.013 0.151 0.65 3.31 1.02 31.91 0.872 1.0464
S.B. II 35 kedawung 3763.340 0.013 0.672 0.55 4.18 0.96 33.26 3.415 4.098
S.B. II 36 kedawung
S.B. II 37 simpang akordion 393.010 0.010 0.027 0.50 2.30 0.19 98.07 0.371 0.4452
S.B. II 38 simpang akordion
Kode Saluran
0.290
Tabel 13. Perhitungan Debit Limpasan Permukaan Metode Rasional Modifikasi DAS Bango
A. Saluran Sekunder
68
Nama JalanPanjang saluran
(m)
Slope saluran
(%)Luas Area (km
2) C
V
(m/dt)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)
Q hujan
(m3/dt)
Q Desain
(m3/dt)
S.B. II 39 Sukarno Hatta kanan SPWRN 390.410 0.018 0.069 0.60 3.05 0.15 113.80 1.304 1.5648
S.B. II 40 papa kuning 1892.560 0.018 0.118 0.50 4.75 0.51 50.64 0.828 0.9936
S.B. II 41 Simp. Tenaga Baru 2375.530 0.011 1.115 0.60 3.01 0.72 40.06 7.447 8.9364
S.B. II 42 S. parman kanan 259.400 0.008 0.021 0.60 2.21 0.15 113.04 0.393 0.4716
S.B. II 43 Panji Suroso kiri 140.780 0.014 0.003 0.50 2.04 0.08 180.97 0.067 0.0804
S.B. II 44 SIDOMULYO 275.950 0.025 0.041 0.35 2.85 0.10 148.65 0.589 0.7068
S.B. II 45 PURWODADI 849.430 0.016 0.215 0.50 2.34 0.28 74.72 2.235 2.682
S.B. II 46 teluk grajakan sksa 1046.790 0.019 0.807 0.50 7.08 0.32 69.72 7.815 9.378
S.B. II 47 tunjung sekar 4418.410 0.018 0.951 0.60 3.77 0.98 32.83 5.202 6.2424
S.B. II 48 tunjung sekar
S.B. II 49 plaosan barat 274.060 0.029 0.024 0.50 3.26 0.10 154.65 0.522 0.6264
S.B. II 50 teluk mandar 2463.670 0.014 0.021 0.45 2.57 0.68 41.64 0.111 0.1332
S.B. II 51 puri palma asri 466.130 0.032 0.129 0.40 7.60 0.32 120.73 1.737 2.0844
S.B. II 52 blimbing indah megah ki 1724.500 0.020 0.243 0.60 3.42 0.45 54.80 2.216 2.6592
S.B. II 53 blimbing indah megah ka 1724.500 0.020 0.253 0.60 3.42 0.45 54.80 2.315 2.778
S.B. II 54 IKAN MUJAER RAYA 1009.500 0.014 0.165 0.55 1.91 0.35 65.42 1.647 1.9764
S.B. II 55 KH YUSUF 947.690 0.021 0.230 0.35 4.07 0.28 75.27 1.685 2.022
S.B. II 56 blimbing indah ki 1497.650 0.017 0.249 0.60 3.11 0.44 56.03 2.323 2.7876
S.B. II 57 blimbing indah ka 1549.540 0,016 0.133 0.60 3.05 0.46 54.58 1.206 1.4472
S.B. II 58 simp panji suroso ki 974.386 0.010 0.099 0.50 2.20 0.38 61.67 0.850 1.02
S.B. II 59 Raden intan kanan 976.380 0.011 0.045 0.50 2.49 0.37 63.10 0.394 0.4728
S.B. II 60 Raden intan kiri 1265.110 0.013 0.050 0.50 2.55 0.43 56.90 0.394 0.4728
S.B. II 61 Perum griya sejahtera kanan 2551.340 0.018 0.604 0.30 6.64 0.65 43.23 2.175 2.61
S.B. II 62 Perum griya sejahtera kiri 1064.960 0.019 0.150 0.30 3.43 0.32 68.80 0.860 1.032
S.B. II 63 akordion barat 1282.790 0.016 0.044 0.45 2.31 0.40 59.62 0.329 0.3948
S.B. II 64 pahlawan 2084.790 0.012 0.644 0.30 20.03 0.64 43.43 2.333 2.7996
S.B. II 65 Ahmad yani kanan 411.930 0.024 0.024 0.50 4.59 0.14 119.66 0.394 0.4728
S.B. II 66 bale arjosari 552.610 0.009 0.027 0.50 1.82 0.26 79.88 0.299 0.3588
S.B. II 67 riverside 1344.930 0.015 0.845 0.40 3.84 0.42 57.48 5.398 6.4776
S.B. II 68 Sukarno Hatta kiri 648.890 0.015 0.092 0.50 1.95 0.24 84.33 1.082 1.2984
S.B. II 69 simp sulfat selatan 111.670 0.090 0.025 0.60 4.41 0.03 326.94 1.385 1.662
S.B. II 70 SP sudarmo A kiri 179.160 0.011 0.003 0.60 1.87 0.10 150.31 0.067 0.0804
S.B. II 71 SP sudarmo A kanan 179.160 0.011 0.092 0.60 2.02 0.10 150.31 2.297 2.7564
S.B. II 72 SP sudarmo B kiri 2243.280 0.012 0.131 0.60 2.09 0.68 41.87 0.916 1.0992
S.B. II 73 SP sudarmo B kanan 2178.020 0.012 0.116 0.60 1.97 0.66 42.83 0.826 0.9912
S.B. II 74 karya timur 1070.950 0.015 0.051 0.65 2.58 0.35 64.69 0.591 0.7092
S.B. II 75 tenaga barat kiri 324.970 0.009 0.005 0.70 1.17 0.17 105.45 0.111 0.1332
S.B. II 76 tenaga barat kanan 425.580 0.007 0.077 0.70 1.02 0.23 85.68 1.282 1.5384
Kode Saluran
69
Nama JalanPanjang saluran
(m)
Slope saluran
(%)Luas Area (km
2) C
V
(m/dt)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)
Q hujan
(m3/dt)
Q Desain
(m3/dt)
S.B. III 1 maninjau kiri 589.120 0.007 0.116 0.60 1.88 0.30 71.81 1.385 1.662
S.B. III 2 maninjau kanan
S.B. III 3 maninjau kanan 1509.210 0.005 0.564 0.60 1.98 0.72 40.18 3.776 4.5312
S.B. III 5 maninjau kiri
S.B. III 4 maninjau kanan 719.650 0.004 0.60 1.88 0.30 71.81 2.170 2.604
S.B. III 6 maninjau kiri
S.B. III 7 kerincikanan
S.B. III 9 kerinci kiri 1242.65 0.007 0.206 0.6 1.96 0.523 49.772 1.708 2.0496
S.B. III 13 kerinci kanan
S.B. III 8 kerincikanan 1324.360 0.007 0.464 0.60 1.92 0.56 47.39 3.664 4.3968
S.B. III 14 kerinci kiri
S.B. III 10 ranau kanan 615.260 0.005 0.072 0.60 1.34 0.35 64.51 0.779 0.9348
S.B. III 12 ranau kanan
S.B. III 11 ranau kiri 615.260 0.005 0.076 0.60 1.40 0.35 64.51 0.820 0.984
S.B. III 15 sentani kiri 1432.000 0.004 0.265 0.60 1.36 0.72 40.21 1.778 2.1336
S.B. III 16 sentani kanan 1415.840 0.004 0.129 0.60 1.20 0.71 40.57 0.869 1.0428
S.B. III 17 dirgantara kanan 2621.340 0.006 0.294 0.60 3.22 1.02 31.94 1.563 1.8756
S.B. III 18 dirgantara kiri 652.490 0.008 0.339 0.60 2.43 0.31 70.29 3.972 4.7664
S.B. III 19 cengger ayam 282.170 0.014 0.276 0.50 3.10 0.13 126.57 4.847 5.8164
S.B. III 20 indraprasta 346.910 0.003 0.061 0.50 0.97 0.28 75.64 0.636 0.7632
S.B. III 21 ksatrian kanan 276.970 0.004 0.021 0.50 0.95 0.22 89.96 0.266 0.3192
S.B. III 22 ksatrian kiri 276.970 0.004 0.109 0.50 0.95 0.22 89.96 1.361 1.6332
S.B. III 23 cengger ayam 1 157.060 0.032 0.276 0.50 4.84 0.06 210.45 8.059 9.6708
S.B. III 24 kalpataru ki 1721.720 0.010 0.188 0.60 1.71 1.16 29.21 0.916 1.0992
S.B. III 25 sarangan 637.370 0.019 0.055 0.60 1.72 0.22 89.60 0.816 0.9792
S.B. III 26 raya indragiri 918.210 0.027 0.255 0.45 6.26 0.25 81.67 2.601 3.1212
S.B. III 27 ciwulan 650.010 0.012 0.552 0.60 3.95 0.26 79.53 7.314 8.7768
S.B. III 31 ciwulan
S.B. III 28 kedawung ki 470.420 0.038 0.041 0.60 3.34 0.13 125.63 0.861 1.0332
S.B. III 29 kedawung kanan 470.420 0.028 0.020 0.60 2.09 0.24 84.00 0.383 0.4596
S.B. III 30 kalpataru ka 908.300 0.015 0.063 0.60 2.09 0.24 84.00 0.887 1.0644
S.B. III 32 kendalsari 2579.530 0.013 0.551 0.45 2.65 0.74 39.59 2.729 3.2748
S.B. III 33 kendalsari
S.B. III 34 SANAN 324.090 0.031 0.427 0.30 3.12 0.11 143.93 5.126 6.1512
S.B. III 35 TIRTONADI 335.150 0.009 0.038 0.60 2.83 0.18 102.98 0.653 0.7836
S.B. III 36 LA sucipto 1244.030 0.008 0.149 0.40 3.32 0.50 51.09 0.844 1.0128
S.B. III 37 purwodadi 835.460 0.005 0.182 0.30 1.24 0.45 54.87 0.832 0.9984
S.B. III 38 taman borobudur 3315.450 0.013 1.144 0.45 3.23 0.88 35.13 5.025 6.03
S.B. III 39 ikan lodan 2642.410 0.017 0.182 0.40 2.19 0.68 41.84 0.846 1.0152
0.228
Kode Saluran
Saluran tersier
Sumber : Hasil Perhitungan
70
Nama JalanPanjang saluran
(m)
Slope saluran
(%)Luas Area (km
2) C
V
(m/dt)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)
Q hujan
(m3/dt)
Q Desain
(m3/dt)
S.B. III 40 polowijen 2467.400 0.009 0.639 0.55 2.73 0.83 36.48 3.560 4.272
S.B. III 41 polowijen 2.73
S.B. III 46 riverside 1242.180 0.008 0.075 0.40 1.47 0.50 51.15 0.428 0.5136
S.B. III 47 bulutangkis 1189.530 0.021 0.163 0.30 2.88 0.34 66.91 0.911 1.0932
S.B. III 48 LA sucipto 715.360 0.008 0.120 0.50 3.32 0.32 68.62 1.141 1.3692
S.B. III 49 Borobudur kiri 1596.060 0.009 0.404 0.80 2.70 0.59 45.97 4.133 4.9596
S.B. III 50 karya timur A kiri 182.96 0.038 0.002 0.90 3.16 0.06 203.99 0.0850 0.102
S.B. III 51 karya timur A kanan 182.96 0.005 0.004 0.50 1.06 0.13 123.79 0.0740 0.0888
S.B. III 52 perum puskopad 374.74 0.003 0.022 0.60 1.10 0.31 71.28 0.2600 0.312
S.B. III 53 SP sudarmo C kiri 88.92 0.011 0.001 0.50 1.92 0.06 215.76 0.0290 0.0348
S.B. III 54 SP sudarmo C kanan 121.09 0.008 0.02 0.50 1.86 0.08 170.10 0.4770 0.5724
S.B. III 55 karya timur 614.02 0.029 0.083 0.70 3.28 0.18 102.33 1.6440 1.9728
Kode Saluran
71
b1
(m)
b2
(m)
D
(m)
h
(m)
S.B. II 1 jl. Danau toba
S.B. II 3 jl. Danau toba 0.80 1.33 - 1.20 0.02 1.280 3.260 0.390 2.790
S.B. II 5 jl. Danau toba
S.B. II 2 jl. Danau toba 0.93 1.38 - 0.88 0.02 1.010 2.730 0.370 2.240
S.B. II 4 jl. Danau toba
S.B. II 6 saluran pembuang sawojajar 3.57 6.43 - 2.63 0.02 13.170 9.560 1.380 128.830
S.B. II 7 sekunder gribig kanan 0.65 0.75 - 0.40 0.02 0.280 1.460 0.190 0.670
S.B. II 8 T suryo B kanan 0.55 0.09 - 0.90 0.02 0.650 2.380 0.270 1.850
S.B. II 9 ikan kakap 1.80 2.40 - 1.70 0.02 3.570 5.250 0.680 22.120
S.B. II 10 panji suroso kanan B 0.30 0.80 - 0.70 0.02 0.390 1.790 0.220 1.140
S.B. II 11 panji suroso kanan A 0.30 0.80 - 0.80 0.02 0.440 1.980 0.220 0.590
S.B. II 12 Griya asri pandanwangi 2.60 2.60 - 2.65 0.02 6.890 7.900 0.870 46.440
S.B. II 13 suhat B kanan 0.60 0.60 - 0.50 0.02 0.300 1.600 0.190 1.080
S.B. II 14 hamidrusdi 3.00 3.00 - 2.00 0.02 6.000 7.000 0.860 41.590
S.B. II 15 hamid r-kaliurang ka 1.03 1.36 - 0.98 0.02 1.160 3.000 0.390 3.800
S.B. II 16 hamid r-kaliurang ka
S.B. II 17 sisingamangaraja-hamrusdi 3 0.73 1.08 - 1.13 0.02 1.010 3.000 0.340 4.300
S.B. II 18 warinoi ki 0.63 0.63 - 0.73 0.02 0.450 2.080 0.220 12.150
S.B. II 19 warinoi ka 2.25 2.25 - 1.28 0.02 2.870 4.800 0.600 12.150
S.B. II 20 Suhat A kanan 0.60 0.60 - 0.50 0.02 0.300 1.600 0.190 1.160
S.B. II 21 Asahan kiri 0.40 0.40 - 0.40 0.02 0.160 1.200 0.130 0.360
S.B. II 22 asahan kanan 0.50 0.80 - 0.80 0.02 0.520 2.130 0.240 1.360
S.B. II 23 binor ciliwung 1.20 1.20 - 0.80 0.02 0.960 2.800 0.340 2.900
S.B. II 24 letsu A kanan 0.55 0.55 - 0.66 0.02 0.360 1.870 0.190 0.900
S.B. II 25 batanghari ka 0.65 0.75 - 0.40 0.02 0.280 1.460 0.190 0.600
S.B. II 26 letsu B kanan 0.60 0.60 - 0.60 0.02 0.360 1.800 0.200 1.060
S.B. II 27 JA suprap-Letsu kiri 0.80 0.02 0.500 2.510 0.200 0.870
S.B. II 28 TITAN ASRI 1.20 1.20 - 0.80 0.02 0.960 2.800 0.340 2.780
S.B. II 29 BATUBARA 1.00 1.00 - 0.50 0.02 0.500 2.000 0.250 1.170
S.B. II 30 A YANI-BOROBDR 0.80 0.80 - 0.80 0.02 0.640 2.400 0.270 1.480
S.B. II 31 letsu mawar 0.55 0.55 - 0.56 0.02 0.310 1.670 0.180 0.670
S.B. II 32 T suryo-kaliurang ki 0.93 0.93 - 1.07 0.02 0.990 3.060 0.320 3.610
S.B. II 33 T suryo A kanan 1.28 1.28 - 1.50 0.02 1.920 4.280 0.450 12.180
S.B. II 34 SEMANGGI 1.60 1.60 - 1.00 0.02 1.600 3.600 0.440 5.300
S.B. II 35 kedawung 2.00 2.00 - 1.50 0.02 1.600 3.600 0.440 12.540
S.B. II 36 kedawung
S.B. II 37 simpang akordion 1.00 1.00 - 0.80 0.02 0.800 2.600 0.310 1.840
S.B. II 38 simpang akordion 0.02
S.B. II 39 suhat kanan SPWRN 1.00 1.00 - 0.80 0.02 0.800 2.600 0.310 2.440
S.B. II 40 papa kuning 2.20 2.20 - 1.30 0.02 2.860 4.800 0.600 13.570
S.B. II 41 SIM TENAGA BARU 1.63 3.08 - 0.65 0.02 1.520 3.570 0.430 4.570
S.B. II 42 s parman kanan 1.00 1.00 - 1.25 0.02 1.250 3.500 0.360 2.760
S.B. II 43 P.SUROSO KIRI 0.45 0.70 - 0.55 0.02 0.320 1.580 0.200 0.650
S.B. II 44 SIDOMULYO 0.75 0.75 - 0.50 0.02 0.380 1.750 0.210 1.070
S.B. II 45 PURWODADI 0.45 0.80 - 0.60 0.02 0.380 1.700 0.220 0.880
S.B. II 46 teluk grajakan sksa 3.60 3.60 - 1.60 0.02 5.760 6.800 0.850 35.640
S.B. II 47 tunjung sekar 1.20 1.50 - 1.00 0.02 1.350 3.220 0.420 5.090
S.B. II 48 tunjung sekar
S.B. II 49 plaosan barat 2.95 - 1.05 0.02 1.550 6.570 0.240 5.050
S.B. II 50 teluk mandar 1.30 1.30 - 0.50 0.02 0.650 2.300 0.280 1.670
S.B. II 51 puri palma asri 3.90 3.90 - 1.30 0.02 5.070 6.500 0.780 38.530
S.B. II 52 blimbing indah megah ki 1.00 1.00 - 1.00 0.02 1.000 3.000 0.330 3.420
S.B. II 53 blimbing indah megah ka 1.00 1.00 - 1.00 0.02 1.000 3.000 0.330 3.420
S.B. II 54 IKAN MUJAER RAYA 0.68 0.68 - 0.40 0.02 0.270 1.480 0.180 0.520
S.B. II 55 KH YUSUF 1.40 1.80 - 0.80 0.02 1.280 3.050 0.420 5.210
S.B. II 56 blimbing indah ki 1.00 1.00 - 1.00 0.02 1.000 3.000 0.330 3.110
S.B. II 57 blimbing indah ka 1.00 1.00 - 1.00 0.02 1.000 3.000 0.330 3.050
S.B. II 58 simp panji suroso ki 0.80 0.80 - 1.00 0.02 0.800 2.800 0.290 1.760
S.B. II 59 R intan kanan 0.95 0.95 - 1.00 0.02 0.950 2.950 0.320 2.370
S.B. II 60 R intan kiri 0.80 0.80 - 1.30 0.02 1.040 3.400 0.310 2.650
S.B. II 61 Perum griya sejahtera kanan 4.00 4.00 - 2.00 0.02 8.000 8.000 1.000 53.120
S.B. II 62 Perum griya sejahtera kiri 2.00 1.00 - 1.00 0.02 1.500 4.240 0.350 5.140
S.B. II 63 akordion barat 0.60 0.60 - 0.90 0.02 0.540 2.400 0.230 1.250
S.B. II 64 pahlawan 1.20 0.33 - 1.00 0.02 0.760 3.380 0.230 1.550
S.B. II 65 A yani kanan 1.45 1.45 - 1.20 0.02 1.740 3.850 0.450 7.980
S.B. II 66 bale arjosari 0.60 0.80 - 0.65 0.02 0.460 1.920 0.240 0.830
S.B. II 67 riverside 2.00 2.00 - 1.00 0.02 2.000 4.000 0.500 7.680
S.B. II 68 Suhat kiri 0.45 0.45 - 0.80 0.02 0.360 2.050 0.180 0.700
S.B. II 69 simp sulfat selatan 0.40 0.40 - 0.80 0.02 0.320 2.000 0.160 1.410
S.B. II 70 SP sudarmo A kiri 0.30 0.80 - 0.65 0.02 0.360 1.690 0.210 0.670
S.B. II 71 SP sudarmo A kanan 0.35 0.85 - 0.80 0.02 0.480 2.030 0.240 0.970
S.B. II 72 SP sudarmo B kiri 0.40 0.90 - 0.65 0.02 0.420 1.790 0.240 0.880
S.B. II 73 SP sudarmo B kanan 0.30 0.80 - 0.65 0.02 0.360 1.690 0.210 0.710
S.B. II 74 karya timur 0.80 0.85 - 0.80 0.02 0.660 2.400 0.270 1.710
S.B. II 75 tenaga barat kiri 0.40 0.40 - 0.30 0.02 0.120 1.000 0.120 0.140
S.B. II 76 tenaga barat kanan 0.40 0.40 - 0.30 0.02 0.120 1.000 0.120 0.120
Kapasitas
saluran
(m3/dt)
RNomor
Saluran
Kode
Saluran
Dimensi
PAnNama Jalan
Tabel 14. Kapasitas Saluran Drainase Eksisting DAS Bango
A. Saluran Sekunder
72
b1
(m)
b2
(m)
D
(m)
h
(m)
S.B. III 1 maninjau kiri 0.73 1.03 - 0.90 0.02 0.790 2.550 0.310 1.480
S.B. III 2 maninjau kanan
S.B. III 3 maninjau kanan 0.85 1.58 - 1.30 0.02 1.580 3.550 0.440 3.120
S.B. III 5 maninjau kiri
S.B. III 4 maninjau kanan 0.93 1.13 - 0.73 0.02 0.740 2.390 0.310 1.480
S.B. III 6 maninjau kiri
S.B. III 7 kerincikanan
S.B. III 9 kerinci kiri 0.75 1.13 - 0.80 0.02 0.750 2.390 0.310 1.47
S.B. III 13 kerinci kanan
S.B. III 8 kerincikanan 0.83 1.08 - 0.85 0.02 0.810 2.540 0.320 1.550
S.B. III 14 kerinci kiri
S.B. III 10 ranau kanan 0.68 0.68 - 0.80 0.02 0.540 2.280 0.240 0.720
S.B. III 12 ranau kanan
S.B. III 11 ranau kiri 0.75 0.75 - 0.78 0.02 0.580 2.300 0.250 0.810
S.B. III 15 sentani kiri 0.48 0.95 - 0.88 0.02 0.620 2.290 0.270 0.850
S.B. III 16 sentani kanan 0.63 0.95 - 0.45 0.02 0.350 1.580 0.220 0.430
S.B. III 17 dirgantara kanan 2.35 2.65 - 2.00 0.02 5.000 6.360 0.790 16.110
S.B. III 18 dirgantara kiri 0.95 1.38 - 1.23 0.02 1.420 3.440 0.410 3.460
S.B. III 19 cengger ayam 1.00 1.00 - 1.50 0.02 1.500 4.000 0.380 4.640
S.B. III 20 indraprasta 0.60 0.60 - 0.80 0.02 0.480 2.200 0.220 0.470
S.B. III 21 ksatrian kanan 0.50 0.50 - 0.60 0.02 0.300 1.700 0.180 0.280
S.B. III 22 ksatrian kiri 0.50 0.50 - 0.60 0.02 0.300 1.700 0.180 0.280
S.B. III 23 cengger ayam 1 1.00 1.00 - 2.00 0.02 2.000 5.000 0.400 9.690
S.B. III 24 kalpataru ki 0.60 0.60 - 0.60 0.02 0.360 1.800 0.200 0.620
S.B. III 25 sarangan 0.50 0.02 0.200 1.570 0.130 0.340
S.B. III 26 raya indragiri 2.43 2.43 - 1.45 0.02 3.520 5.330 0.660 22.000
S.B. III 27 ciwulan 2.00 2.00 - 1.50 0.02 3.000 5.000 0.600 11.840
S.B. III 31 ciwulan
S.B. III 28 kedawung ki 0.60 0.60 - 0.60 0.02 0.360 1.800 0.200 1.200
S.B. III 29 kedawung kanan 0.50 0.50 - 0.65 0.02 0.330 1.800 0.180 0.750
S.B. III 30 kalpataru ka 0.60 0.60 - 0.60 0.02 0.360 1.800 0.200 0.750
S.B. III 32 kendalsari 0.80 1.00 - 1.00 0.02 0.900 2.810 0.320 2.380
S.B. III 33 kendalsari
S.B. III 34 SANAN 0.45 0.45 - 3.50 0.02 1.580 7.450 0.210 4.910
S.B. III 35 TIRTONADI 0.95 1.50 - 1.55 0.02 1.900 4.100 0.460 5.380
S.B. III 36 LA sucipto 1.00 1.00 - 0.50 0.02 0.500 2.000 0.250 10.210
S.B. III 37 purwodadi 0.75 0.75 - 0.50 0.02 0.380 1.750 0.210 0.460
S.B. III 38 taman borobudur 1.20 1.40 - 1.10 0.02 1.430 3.410 0.420 4.620
S.B. III 39 ikan lodan 0.60 0.60 - 0.58 0.02 0.350 1.750 0.200 0.750
S.B. III 40 polowijen 1.58 1.58 - 1,08 0.02 1.710 3.740 0.460 4.660
S.B. III 41 polowijen
S.B. III 42 tersier teluk grajakan 2.20 0.73 - 0.60 0.02 0.880 4.100 0.210 2.720
S.B. III 43 suhat C kiri 0.60 0.60 - 0.70 0.02 0.420 2.000 0.210 0.930
S.B. III 44 pahlawan kanan 0.40 0.65 - 0.55 0.02 0.290 1.530 0.190 0.320
S.B. III 45 pahlawan kiri 0.40 0.65 - 0.55 0.02 0.290 1.530 0.190 0.370
S.B. III 46 riverside 0.60 0.60 - 0.50 0.02 0.300 1.600 0.190 0.440
S.B. III 47 bulutangkis 1.00 1.00 - 0.50 0.02 0.500 2.000 0.250 1.440
S.B. III 48 LA sucipto 2.20 2.20 - 1.40 0.02 3.080 5.000 0.620 10.210
S.B. III 49 Borobudur kiri 1.13 1.55 - 1.10 0.02 1.470 3.370 0.440 3.970
S.B. III 50 karya timur A kiri 0.55 0.55 - 0.55 0.02 0.300 1.650 0.180 0.9500
S.B. III 51 karya timur A kanan 0.43 0.43 - 0.55 0.02 0.230 1.530 0.150 0.2500
S.B. III 52 perum puskopad 1.00 0.80 - 0.83 0.02 0.740 2.660 0.280 0.8200
S.B. III 53 SP sudarmo C kiri 0.40 0.75 - 0.70 0.02 0.400 1.840 0.220 0.7700
S.B. III 54 SP sudarmo C kanan 0.30 1.00 - 0.90 0.02 0.590 2.230 0.260 1.0900
S.B. III 55 karya timur 0.35 0.85 - 0.80 0.02 0.480 2.030 0.240 1.5700
Kode
Saluran
Nomor
SaluranNama Jalan n
Dimensi
A P R
Kapasitas
saluran
(m3/dt)
B. Saluran Tersier
Sumber: Hasil Survey dan Perhitungan
Keterangan :
73
B1 = Dasar Saluran
m = kemiringan talud
h = tinggi saluran
d = diameter saluran (Lingkaran)
Luas Penampang - Trapesium : A = (b+mh)h - Segiempat : A = b. h
Perimeter
- Trapesium : P = b+2h 221 m
- Segiempat : P = b+2h
R = A/P
V = 1/n . R2/3. S0.5
Qsaluran = V. A
Q desain = 1.2. Qsaluran
74
Nama JalanKapasitas saluran
(m3/dt)
Q Desain (m3/dt) Keterangan Kondisi Saluran
S.B. II 1 jl. Danau toba
S.B. II 3 jl. Danau toba 2.790 13.6644 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 5 jl. Danau toba
S.B. II 2 jl. Danau toba
S.B. II 4 jl. Danau toba
S.B. II 6 saluran pembuang sawojajar 128.830 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 7 sekunder gribig kanan 0.670 1.8012 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 8 Tumenggung suryo B kanan 1.850 1.4004 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 9 ikan kakap 22.120 0.5268 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 10 panji suroso kanan B 1.140 1.2468 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 11 panji suroso kanan A 0.590 0.2364 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 12 Griya asri pandanwangi 46.440 1.5396 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 13 Sukarno Hatta B kanan 1.080 1.878 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 14 Hamid Rusdi 41.590 0.5364 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 15 hamid rusdi-kaliurang ka
S.B. II 16 hamid rusdi-kaliurang ka
S.B. II 17 sisingamangaraja-hamid rusdi 3 4.300 0.7116 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 18 warinoi ki 12.150 3.4608 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 19 warinoi ka 12.150 3.6768 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 20 Sukarno Hatta A kanan 1.160 0.3504 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 21 Asahan kiri 0.360 0.2196 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 22 asahan kanan 1.360 0.3276 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 23 binor ciliwung 2.900 12.7668 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 24 Letjen Sutoyo A kanan 0.900 2.3424 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 25 batanghari ka 0.600 0.1176 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 26 Letjen Sutoyo B kanan 1.060 0.4044 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 27 JA suprapto-Letjen sutoyo kiri 0.870 4.302 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 28 Titan Asri 2.780 3.5064 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 29 Batubara 1.170 1.398 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 30 Ahmad Yani - Borobudur 1.480 2.0808 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 31 Letjen Sutoyo mawar 0.670 4.7916 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 32 Tumenggung suryo-kaliurang ki 3.610 2.1912 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 33 Tumenggung suryo A kanan 12.180 0.612 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 34 SEMANGGI 5.300 1.0464 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 35 kedawung
S.B. II 36 kedawung
S.B. II 37 simpang akordion
S.B. II 38 simpang akordion
S.B. II 39 Sukarno Hatta kanan SPWRN 2.440 1.5648 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 40 papa kuning 13.570 0.9936 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 41 Simp. Tenaga Baru 4.570 8.9364 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 42 S. parman kanan 2.760 0.4716 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 43 Panji Suroso kiri 0.650 0.0804 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 44 SIDOMULYO 1.070 0.7068 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 45 PURWODADI 0.880 2.682 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 46 teluk grajakan sksa 35.640 9.378 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 47 tunjung sekar
S.B. II 48 tunjung sekar
S.B. II 49 plaosan barat 5.050 0.6264 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 50 teluk mandar 1.670 0.1332 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 51 puri palma asri 38.530 2.0844 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 52 blimbing indah megah ki 3.420 2.6592 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 53 blimbing indah megah ka 3.420 2.778 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 54 IKAN MUJAER RAYA 0.520 1.9764 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 55 KH YUSUF 5.210 2.022 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 56 blimbing indah ki 3.110 2.7876 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 57 blimbing indah ka 3.050 1.4472 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 58 simp panji suroso ki 1.760 1.02 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 59 Raden intan kanan 2.370 0.4728 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 60 Raden intan kiri 2.650 0.4728 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 61 Perum griya sejahtera kanan 53.120 2.61 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 62 Perum griya sejahtera kiri 5.140 1.032 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 63 akordion barat 1.250 0.3948 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 64 pahlawan 1.550 2.7996 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 65 Ahmad yani kanan 7.980 0.4728 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 66 bale arjosari 0.830 0.3588 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 67 riverside 7.680 6.4776 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 68 Sukarno Hatta kiri 0.700 1.2984 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 69 simp sulfat selatan 1.410 1.662 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 70 SP sudarmo A kiri 0.670 0.0804 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 71 SP sudarmo A kanan 0.970 2.7564 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 72 SP sudarmo B kiri 0.880 1.0992 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 73 SP sudarmo B kanan 0.710 0.9912 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. II 74 karya timur 1.710 0.7092 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 75 tenaga barat kiri 0.140 0.1332 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. II 76 tenaga barat kanan 0.120 1.5384 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
12.540
Perlu perbaikanTidak Memenuhi6.24245.090
Memenuhi
Memenuhi
0.4452
Kode Saluran
Dimensi tetapMemenuhi3.368413.664
Dimensi tetap
3.800
Dimensi tetap4.098
1.840
7.224 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
Tabel 15. Evaluasi Saluran DAS Bango
A. Saluran Sekunder
75
Nama JalanKapasitas saluran
(m3/dt)
Q Desain (m3/dt) Keterangan Kondisi Saluran
S.B. III 1 maninjau kiri 1.480 1.662 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 2 maninjau kanan
S.B. III 3 maninjau kanan 3.120 4.5312 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 5 maninjau kiri
S.B. III 4 maninjau kanan
S.B. III 6 maninjau kiri
S.B. III 7 kerincikanan
S.B. III 9 kerinci kiri 1.47 2.0496 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 13 kerinci kanan
S.B. III 8 kerincikanan
S.B. III 14 kerinci kiri
S.B. III 10 ranau kanan
S.B. III 12 ranau kanan
S.B. III 11 ranau kiri 0.810 0.984 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 15 sentani kiri 0.850 2.1336 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 16 sentani kanan 0.430 1.0428 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 17 dirgantara kanan 16.110 1.8756 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 18 dirgantara kiri 3.460 4.7664 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 19 cengger ayam 4.640 5.8164 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 20 indraprasta 0.470 0.7632 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 21 ksatrian kanan 0.280 0.3192 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 22 ksatrian kiri 0.280 1.6332 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 23 cengger ayam 1 9.690 9.6708 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 24 kalpataru ki 0.620 1.0992 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 25 sarangan 0.340 0.9792 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 26 raya indragiri 22.000 3.1212 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 27 ciwulan
S.B. III 31 ciwulan
S.B. III 28 kedawung ki 1.200 1.0332 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 29 kedawung kanan 0.750 0.4596 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 30 kalpataru ka 0.750 1.0644 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 32 kendalsari
S.B. III 33 kendalsari
S.B. III 34 SANAN 4.910 6.1512 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 35 TIRTONADI 5.380 0.7836 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 36 LA sucipto 10.210 1.0128 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 37 purwodadi 0.460 0.9984 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 38 taman borobudur 4.620 6.03 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 39 ikan lodan 0.750 1.0152 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 40 polowijen
S.B. III 41 polowijen
S.B. III 42 tersier teluk grajakan 2.720 12.5292 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 43 Sukarno Hatta C kiri 0.930 0.4728 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 44 pahlawan kanan 0.320 0.96 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 45 pahlawan kiri 0.370 0.618 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 46 riverside 0.440 0.5136 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 47 bulutangkis 1.440 1.0932 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 48 LA sucipto 10.210 1.3692 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 49 Borobudur kiri 3.970 4.9596 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
S.B. III 50 karya timur A kiri 0.9500 0.102 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 51 karya timur A kanan 0.2500 0.0888 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 52 perum puskopad 0.8200 0.312 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 53 SP sudarmo C kiri 0.7700 0.0348 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 54 SP sudarmo C kanan 1.0900 0.5724 Memenuhi Dimensi tetap
S.B. III 55 karya timur 1.5700 1.9728 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
Kode Saluran
2.380
4.660
1.480
Dimensi tetapMemenuhi8.776811.840
4.272
3.2748
Perlu perbaikanTidak Memenuhi2.604
Perlu perbaikan
Dimensi tetap
Tidak Memenuhi
Memenuhi
Perlu perbaikanTidak Memenuhi4.39681.550
0.720 0.9348 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
B. Saluran Tersier
Sumber : Hasil Perhitungan
76
Panjang
saluran (m)
Slope
saluran
Luas Area
(ha)C
Panjang
lereng
Slope
lahan
V
(m/dt)
To
(jam)
Td
(jam)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)Cs
Q
(m3/dt)
S.A.II- 2 400.168 0.001 A- 33 6.258 0.9 140.42 0.00 0.40 1.03 0.28 1.31 26.63 0.904 0.377
S.A.II- 3 932.387 0.008 A- 34 28.980 0.9 174.97 0.04 0.40 0.37 0.65 1.02 31.47 0.759 1.731
S.A.II- 4 903.366 0.006 A- 35 8.021 0.9 100.74 0.07 0.40 0.16 0.63 0.79 37.28 0.715 0.535
S.A.II- 6 981.177 0.013 A- 31 12.061 0.9 702.02 0.09 0.40 1.03 0.68 1.71 22.26 0.834 0.560
S.A.II- 7 841.212 0.015 A- 32 6.761 0.9 750.86 0.08 0.40 1.14 0.58 1.72 22.15 0.855 0.320
S.A.II- 8 646.910 0.019 A- 30 11.245 0.9 312.28 0.04 0.40 0.68 0.45 1.13 29.31 0.834 0.688
S.A.II- 11 207.499 0.020 A- 29 1.283 0.9 114.72 0.03 0.40 0.29 0.14 0.43 55.55 0.858 0.153
S.A.II- 13 615.513 0.020 A- 24 8.278 0.9 80.99 0.09 0.40 0.12 0.43 0.54 47.77 0.718 0.710
Kode
Saluran
Kode
Area
Tabel 16. Perhitungan Debit Limpasan Permukaan Metode Rasional Modifikasi Sub DAS Amprong
A. Saluran Sekunder
Sumber : Hasil Perhitungan
B. Saluran Tersier
Panjang
saluran (m)
Slope
saluran
Luas Area
(ha)C
Panjang
lereng
Slope
lahan
V
(m/dt)
To
(jam)
Td
(jam)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)Cs
Q
(m3/dt)
S.A.III- 7 764.479 0.003 A- 23 15.898 0.9 193.49 0.06 0.40 0.33 0.53 0.86 35.09 0.765 1.07
S.A.III- 8 640.186 0.020 A- 25 6.851 0.9 337.51 0.04 0.40 0.77 0.44 1.21 28.01 0.845 0.41
S.A.III- 9 639.932 0.020 A- 26 6.254 0.9 424.05 0.03 0.40 1.08 0.44 1.52 24.03 0.873 0.33
S.A.III- 10 620.624 0.020 A- 27 8.693 0.9 242.67 0.05 0.40 0.47 0.43 0.90 34.18 0.807 0.60
S.A.III- 11 620.624 0.020 A- 28 7.764 0.9 236.80 0.07 0.40 0.38 0.43 0.81 36.57 0.790 0.56
S.A.III- 12 316.549 0.016 A- 22 6.290 0.9 135.97 0.04 0.40 0.31 0.22 0.53 48.60 0.828 0.63
Kode
Saluran
Kode
Area
77
Panjang
saluran (m)
Slope
saluran
Luas Area
(ha)C
Panjang
lereng
Slope
lahan
V
(m/dt)
To
(jam)
Td
(jam)
Tc
(jam)
I
(mm/jam)Cs
Q
(m3/dt)
S.A.IV- 1 124.867 0.012 A- 1 0.973 0.9 150.04 0.01 0.40 0.66 0.09 0.74 38.80 0.945 0.09
S.A.IV- 2 127.962 0.031 A- 2 0.969 0.9 134.75 0.01 0.40 0.56 0.09 0.65 42.53 0.936 0.10
S.A.IV- 3 125.035 0.032 A- 3 1.502 0.9 177.05 0.03 0.40 0.46 0.09 0.55 47.56 0.927 0.17
S.A.IV- 4 302.406 0.015 A- 4 1.150 0.9 184.25 0.03 0.40 0.49 0.21 0.70 40.41 0.869 0.10
S.A.IV- 5 255.041 0.008 A- 5 4.221 0.9 224.70 0.01 0.40 0.85 0.18 1.03 31.26 0.921 0.30
S.A.IV- 6 80.983 0.056 A- 9 4.994 0.9 284.62 0.02 0.40 0.99 0.06 1.05 30.89 0.974 0.38
S.A.IV- 8 36.749 0.054 A- 7 7.613 0.9 171.49 0.01 0.40 0.69 0.03 0.72 39.62 0.983 0.74
S.A.IV- 9 448.218 0.009 A- 8 3.740 0.9 182.00 0.05 0.40 0.34 0.31 0.65 42.38 0.807 0.32
S.A.IV- 10 230.377 0.017 A- 10 4.680 0.9 67.21 0.07 0.40 0.11 0.16 0.27 75.53 0.774 0.68
S.A.IV- 11 483.055 0.002 A- 6 7.861 0.9 132.01 0.05 0.40 0.27 0.34 0.61 44.43 0.783 0.68
S.A.IV- 13 321.070 0.016 A- 11 4.653 0.9 188.46 0.07 0.40 0.32 0.22 0.54 47.82 0.830 0.46
S.A.IV- 15 854.780 0.015 A- 14 12.542 0.9 893.57 0.06 0.40 1.65 0.59 2.25 18.56 0.883 0.51
S.A.IV- 16 157.706 0.032 A- 17 3.654 0.9 52.76 0.09 0.40 0.07 0.11 0.18 98.23 0.771 0.69
S.A.IV- 17 864.588 0.014 A- 15, 16 28.997 0.9 925.88 0.07 0.40 1.56 0.60 2.16 19.05 0.878 1.21
S.A.IV- 18 267.962 0.047 A- 21 6.828 0.9 104.38 0.08 0.40 0.16 0.19 0.35 63.97 0.790 0.86
S.A.IV- 20 115.843 0.022 A- 20 2.945 0.9 174.96 0.07 0.40 0.29 0.08 0.37 62.13 0.901 0.41
S.A.IV- 21 278.449 0.045 A- 19 4.484 0.9 227.93 0.05 0.40 0.43 0.19 0.62 43.82 0.865 0.43
S.A.IV- 22 228.712 0.055 A- 18 5.846 0.9 200.74 0.06 0.40 0.35 0.16 0.51 49.82 0.865 0.63
Sumber: Hasil Perhitungan
Kode
Saluran
Kode
Area
C. Saluran Kuarter
78
Keterangan :
Kode Saluran :
S.A.II = Saluran Sekunder
S.A.III = Saluran Tersier
S.A.IV = Saluran Kuarter
Panjang Saluran : Dari pengukuran peta kontur
Slope saluran (S) : Dari pengukuran peta kontur
C : Koefisien Pengaliran
Panjang lereng : Dari pengukuran peta kontur
Slope lahan : Dari pengukuran peta kontur
To = overland flow time :
S
nxLxx 28,3
3
2 /60
(jam)
V = 4.918 . S0.5 : Kecepatan rerata
Td = Drain flow time = V
Ls
60/60
(jam)
Tc = To + Td (jam)
Intensitas Hujan = 32
24 24
24
tc
RI
Cs = koefisien tampungan =
TdTc
Tc
2
2
Q = Cs. C. I. A
79
Panjang
saluran (m)
Slope
saluran
Q
(m3/dt)
Beban Total saluranQtotal saluran
(m3/dt)
S.A.III- 1 207.288 0.060 S.A.III-1+S.A.IV-1 0.0892
S.A.III- 2 195.794 0.064 S.A.III-1 + S.A.IV-3 0.2549
S.A.III- 3 241.743 0.052 S.A.III-2+S.A.IV-5 0.5588
S.A.III- 4 777.198 0.016 S.A.III-3+S.A.IV-11 1.2433S.A.III- 5 505.578 0.049 S.A.IV-6 0.3758
S.A.III- 7 764.479 0.003 1.0677 S.A.III-7 1.0677
S.A.III- 8 640.186 0.020 0.4056 S.A.III-8 0.4056
S.A.III- 9 639.932 0.020 0.3282 S.A.III-9 0.3282
S.A.III- 10 620.624 0.020 0.5996 S.A.III-10 0.5996
S.A.III- 11 620.624 0.020 0.5614 S.A.III-11 0.5614
S.A.III- 12 316.549 0.016 0.6335 S.A.III-12 0.6335
S.A.III- 13 76.340 0.065 S.A.II-13+S.A.III-12+S.A.III-13 1.3437
S.A.III- 14 331.709 0.015 S.A.III.14 + S.A.IV-17 1.9060
S.A.III- 15 294.249 0.042 S.A.IV-22 2.3323
S.A.III- 16 89.373 0.032 S.A.IV-13 0.4619
Kode Saluran
Tabel 17. Perhitungan Debit Total Pada Tiap Saluran Sub DAS
Amprong
A. Saluran Sekunder
Panjang
saluran (m)
Slope
saluran
Q
(m3/dt)
Beban Total saluranQtotal saluran
(m3/dt)
S.A.II- 1 64.292 0.194 S.A.III-4, S.A.IV-10, S.A.III-5 2.6792
S.A.II- 2 400.168 0.001 0.3768 S.A.II-2 0.3768
S.A.II- 3 932.387 0.008 1.7310 S.A.II-2+S.A.II-3 2.1078
S.A.II- 4 903.366 0.006 0.5354 S.A.II-3+S.A.II-4 2.6432
S.A.II- 5 184.577 0.027 S.A.II-4 2.6432
S.A.II- 6 646.910 0.019 0.5600 S.A.II-6 0.5600
S.A.II- 7 517.266 0.024 0.3204 S.A.II-7 0.3204
S.A.II- 8 981.177 0.013 0.6880 S.A.II-9+S.A.II-12 1.3673
S.A.II- 9 841.212 0.015 0.1529 S.A.III-8+ S.A.III-9 0.7338
S.A.II- 10 493.777 0.025 S.A.III-10+S.A.III-11+S.A.II-12 1.7945
S.A.II- 11 207.499 0.019 S.A.III-11 0.5614
S.A.II- 12 492.712 0.020 S.A.III-12 0.6335
S.A.II- 13 615.513 0.020 0.7103 S.A.II-13 0.7103
Kode Saluran
B. Saluran Tersier
80
C. Saluran Kuarter
Panjang
saluran (m)
Slope
saluran
Q
(m3/dt)
Beban Total saluranQtotal saluran
(m3/dt)
S.A.IV- 1 124.867 0.012 0.0892 S.A.IV-1 0.0892
S.A.IV- 2 127.962 0.031 0.0965 S.A.IV-2 0.0965
S.A.IV- 3 125.035 0.032 0.1656 S.A.IV-3 0.1656
S.A.IV- 4 302.406 0.015 0.1011 S.A.IV-4 0.1011
S.A.IV- 5 255.041 0.008 0.3039 S.A.IV-5 0.3039
S.A.IV- 6 80.983 0.056 0.3758 S.A.IV-6 0.3758
S.A.IV- 8 36.749 0.054 0.7415 S.A.IV-8+S.A.IV-4 0.8380
S.A.IV- 9 448.218 0.009 0.3201 S.A.IV-8+S.A.IV-4 0.9391
S.A.IV- 10 230.377 0.017 0.6843 S.A.IV-6+S.A.IV-10 1.0601
S.A.IV- 11 483.055 0.002 0.6845 S.A.IV-11 0.6845
S.A.IV- 13 321.070 0.016 0.4619 S.A.IV-13 0.4619
S.A.IV- 15 854.780 0.015 0.5144 S.A.IV-14, S.A.III-16 0.9763
S.A.IV- 16 157.706 0.032 0.6924 S.A.IV-16 0.6924
S.A.IV- 17 864.588 0.014 1.2136 S.A.IV-16+S.A.IV-17 1.9060
S.A.IV- 18 267.962 0.047 0.8639 S.A.IV-18 0.8639
S.A.IV- 19 203.072 0.062 S.A.IV-18 0.8639
S.A.IV- 20 115.843 0.022 0.4126 S.A.IV-19+S.A.V-20 1.2764
S.A.IV- 21 278.449 0.045 0.4252 S.A.IV-20+S.A.IV-21 1.7016
S.A.IV- 22 228.712 0.055 0.6306 S.A.IV-21+S.A.IV-22 2.3323
Sumber: Hasil Perhitungan
Kode Saluran
81
b1 b2 h d
(m) (m) (m) (m) (m2) (m
2) m (m/dt) (m
3/dt) (m
3/dt) (m
3/dt)
Jl. Ki Ageng Gribig (Madyopuro Gang V) Terbuka Trapesium 0.015 0.80 1.00 0.25 0.85 0.861 2.552 0.337 0.0161 4.10 3.53 4.230 1.243 Memenuhi
Jl. Ki Ageng Gribig (Depan PP2KDSP) Terbuka Trapesium 0.015 2.00 2.50 0.125 1.20 2.580 4.419 0.584 0.0638 11.77 30.36 36.432 0.255 Memenuhi
Jl. D. Sentani kiri (Depan Telkom) Terbuka Trapesium 0.015 0.50 1.00 0.25 0.70 0.473 1.943 0.243 0.0638 6.56 3.10 3.721 0.255 Memenuhi
Jl. D. Sentani kanan (Depan Telkom) Terbuka Trapesium 0.015 0.50 1.00 0.25 0.70 0.473 1.943 0.243 0.0638 6.56 3.10 3.721 0.255 Memenuhi
Jl. Ki Ageng Gribig (Pertigaan Madyopuro) Terbuka Trapesium 0.015 0.85 0.98 0.25 0.75 0.778 2.396 0.325 0.0494 7.00 5.45 6.540 1.243 Memenuhi
Jl. Ki Ageng Gribig (Ke arah Buring) Terbuka Trapesium 0.015 0.60 0.75 0.55 0.330 1.700 0.194 0.0271 3.68 1.21 1.457 2.643 Tidak memenuhi
Jl. Ki Ageng Gribig kanan (Dari arah D. Toba) Terbuka Trapesium 0.015 0.80 1.00 1.00 0.800 2.800 0.286 0.0012 1.02 0.82 0.981 0.377 Memenuhi
Jl. Ki Ageng Gribig kiri (Dari arah D. Toba) Tertutup Segiempat 0.015 0.60 0.40 0.240 1.400 0.171 0.0012 0.73 0.17 0.209 2.108 Tidak memenuhi
Jl. Ki Ageng Gribig kiri (Dari arah D. Toba) Tertutup Segiempat 0.015 1.00 1.00 1.000 3.000 0.333 0.0012 1.13 1.13 1.359 2.643 Tidak memenuhi
Jl. Ki Ageng Gribig kiri (Dari arah Jl Muharto) Terbuka Segiempat 0.015 1.00 0.60 0.600 2.200 0.273 0.0055 2.09 1.25 1.502 2.643 Tidak memenuhi
Jl. Ki Ageng Gribig kanan (Dari arah Jl Muharto) Terbuka Segiempat 0.015 0.35 0.40 0.140 1.150 0.122 0.0271 2.70 0.38 0.453 2.643 Tidak memenuhi
Jl. Ki Ageng Gribig kanan (Dari arah Jl Muharto) Terbuka Segiempat 0.015 0.50 0.50 0.250 1.500 0.167 0.0193 2.81 0.70 0.842 0.560 Memenuhi
Perum Buring Terbuka Segiempat 0.015 0.30 0.40 0.120 1.100 0.109 0.5144 10.92 1.31 1.572 0.976 Memenuhi
SV Qp
kapasitas
Saluran
DimensiA P R
m
Q desainKeteranganNama Saluran Tipe Saluran n
Tabel 18. Kapasitas dan Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Sub DAS Amprong
82
Keterangan :
B1 = Dasar Saluran
m = kemiringan talud
h = tinggi saluran
d = diameter saluran (Lingkaran)
-
Luas Penampang - Trapesium : A = (b+mh)h - Segiempat : A = b. h
Perimeter - Trapesium : P =
b+2h221 m
* Segiempat : P = b+2h
R = A/P
V = 1/n . R2/3. S0.5
Qsaluran = V. A (Kap. Saluran)
Q desain = 1.2. Qsaluran
Jika Q desain > Kapasitas Saluran eksisting Memenuhi
Jika Q desain < Kapasitas Saluran eksisitng Tidak memenuhi , maka saluran perlu
perbaikan.
83
B1 B2 B D hSM II - 1 Jl. Joyo Suryo ka 265.00 0.0260 0.35 - 0.30
SM II - 2 Jl. Joyo Suryo ki 288.70 0.0320 1.57 1.65 - 0.40
SM II - 3 Jl. Puncak Mandala 2 ki 441.70 0.0483 0.26 0.32 - 0.34
SM II - 4 Jl. Puncak Mandala 1 ki 77.60 0.0783 0.60 - 0.60
SM II - 5 Jl. Puncak Mandala 1 ka 74.10 0.0483 0.26 0.32 - 0.34
SM II - 6 Jl. Jupri 3 ki 155.10 0.0533 0.55 0.90 - 0.40
SM II - 7 Jl. Jupri 3 ka 135.70 0.0510 0.40 0.80 - 0.85
SM II - 8 Jl. Bandulan Barat ki 203.90 0.0720 0.25 - 0.32
SM II - 9 Jl. Bandulan Barat ka 206.90 0.0717 0.33 0.46 - 0.47
SM II - 10 Jl. Mergan Lori 2 ka 854.80 0.0187 0.30 0.54 - 0.45
SM II - 11 Jl. S. Supriyadi 1 ka 535.00 0.0047 0.67 - 0.60
SM II - 12 Jl. Kelayatan III 1 ki 102.50 0.0543 0.45 - 0.20
SM II - 13 Jl. Kelayatan III 1 ka 98.30 0.0538 0.35 - 0.25
SM II - 14 Jl. S. Supriyadi 2 ka 1183.50 0.0047 0.67 - 0.60
SM II - 15 Jl. Mertojoyo 1 ki 158.30 0.0085 0.24 0.40 - 0.56
SM II - 16 Jl. Mertojoyo 1 ka 153.00 0.0127 0.25 - 0.30
SM II - 17 Jl. Gajayana ka 61.70 0.0293 0.40 0.50 - 0.40
SM II - 17 Jl. Bend. Siguragura barat ki 541.70 0.0177 0.50 - 0.50
SM II - 18 Jl. Sunan Kalijaga ki 469.10 0.0177 0.50 - 0.50
SM II - 19 Jl. Raya Tidar 1 ki 235.10 0.0483 0.26 0.32 - 0.34
SM II - 20 Jl. Raya Tidar 1 ka 230.50 0.0783 0.60 - 0.60
SM II - 21 Jl. Raya Tidar 2 ki 256.20 0.0783 0.60 - 0.60
SM II - 22 Jl. Raya Tidar 2 ki 244.70 0.0483 0.26 0.32 - 0.37
SM II - 23 Jl. Galunggung 3 ka 176.90 0.0023 0.30 - 0.30
SM II - 24 Jl. Raya Langsep ka 1185.00 0.0280 0.40 0.50 - 0.40
SM II - 27 Jl. Mertojoyo 2 ki 465.30 0.0127 0.25 - 0.30
SM II - 28 Jl. Mertojoyo 2 ka 467.00 0.0085 0.24 0.40 - 0.56
SM II - 32 Jl. Bend. Sutami 1 ka 350.70 0.0270 0.30 - 0.40
SM II - 33 Jl. Bend. Sutami 2 ka 326.20 0.0270 0.30 - 0.40
SM II - 35 Jl. Galunggung 1 ka 278.20 0.0002 0.30 - 0.30
SM II - 36 Jl. Galunggung 2 ki 196.00 0.0023 0.30 - 0.30
SM II - 37 Jl. Terusan Raya Dieng 1 ki 66.00 0.0490 0.60 - 0.60
SM II - 38 Jl. Terusan Raya Dieng 1 ka 68.30 0.0237 0.30 - 0.30
SM II - 39 Jl. Terusan Raya Dieng 2 ka 209.50 0.0237 0.30 - 0.30
SM II - 40 Jl. Terusan Raya Dieng 2 ki 212.20 0.0490 0.60 - 0.60
SM II - 42 Jl. Raya Bandulan 2 ki 169.90 0.0347 0.50 0.77 - 0.60
SM II - 43 Jl. Raya Bandulan 2 ka 169.50 0.0121 0.48 0.57 - 0.61
SM II - 44 Jl. Tebo Utara 1 ki 202.20 0.0073 0.40 0.70 - 0.85
SM II - 45 Jl. Tebo Utara 1 ka 202.00 0.0140 0.40 0.80 - 0.73
SM II - 46 Jl. Tebo Utara 2 ki 67.90 0.0140 0.40 0.80 - 0.73
SM II - 47 Jl. Tebo Utara 2 ka 75.10 0.0073 0.40 0.70 - 0.85
SM II - 48 Jl. Raya Mulyorejo ki 227.70 0.0463 0.46 0.86 - 0.74
SM II - 49 Jl. Raya Mulyorejo ka 214.50 0.0413 0.50 0.95 - 0.55
SM II - 50 Jl. Kemanten III ki 311.10 0.0443 0.60 - 0.75
SM II - 51 Jl. Kemanten III ka 310.70 0.0527 0.60 - 0.75
DimensiKode Saluran JALAN
Panjang
Saluran (m)
Slope
Saluran
Tabel 19. Klasifikasi Saluran Drainase DAS Metro
A. Saluran Sekunder
84
B1 B2 B D hS.M III - 1 Jl. Joyo Sari 2 ki 180.40 0.0270 0.59 0.76 - 0.85
SM III - 1 Jl. Joyo Sari 2 ka 173.30 0.0300 0.60 - 0.60
SM III -2 Jl. Joyo Sari 1 ki 462.00 0.0300 0.60 - 0.60
SM III - 3 Jl. Joyo Sari 1 ka 439.30 0.0270 0.59 0.76 - 0.85
SM III - 4 Jl. Joyo Grand ki 200.60 0.0207 0.30 - 0.30
SM III - 5 Jl. Joyo Grand ka 198.60 0.0390 0.40 0.50 - 0.47
SM III - 6 Jl. Puncak Mandala 2 ka 457.00 0.0783 0.60 - 0.60
SM III - 7 Jl. Raya Bandulan 1 ka 964.90 0.0413 0.56 0.61 - 0.80
SM III - 8 Jl. Raya Bandulan 1 ki 982.10 0.0103 0.42 0.60 - 0.72
SM III - 9 Jl. Kelayatan III 2 ki 499.70 0.0443 0.35 - 0.25
SM III - 10 Jl. Kelayatan III 2 ka 510.10 0.0543 0.45 - 0..2
SM III - 11 Jl. Simpang Gajayana 2 ki 61.80 0.0200 0.50 - 0.60
SM III - 12 Jl. Simpang Gajayana 2 ka 114.90 0.0200 0.50 - 0.60
SM III - 13 Jl. Jupri 1 ka 91.30 0.0510 0.40 0.80 - 0.85
SM III - 14 Jl. Jupri 2 ki 28.50 0.0510 0.40 0.80 - 0.85
SM III - 15 Jl. Bend. Sigura-gura 1 ki 78.80 0.0200 0.86 - 0.62
SM III - 16 Jl. Bend. Sigura-gura 1 ka 80.60 0.0200 1.00 1.85 - 2.00
SM III - 17 Jl. Bend. Sigura-gura 2 ki 530.10 0.0200 1.00 1.85 - 2.00
SM III -18 Jl. Bend. Sigura-gura 2 ka 537.30 0.0200 0.86 - 0.62
SM III - 19 Jl. Raya Tidar 3 ki 174.50 0.0483 0.32 0.32 - 0.34
SM III - 19 Jl. Bukit Barisan 1 ki 363.40 0.0147 0.70 - 0.70
SM III - 20 Jl. Raya Tidar 3 ka 186.30 0.0783 0.60 - 0.60
SM III - 20 Jl. Bukit Barisan 1 ka 329.00 0.0147 0.50 - 0.80
SM III - 21 Jl. Bukit Barisan 2 ki 70.40 0.0147 0.50 - 0.80
SM III - 22 Jl. Bukit barisan 2 ka 68.70 0.0147 0.70 - 0.70
SM III - 24 Jl. Mergan Lori 1 ki 233.40 0.0187 0.18 - 0.24
SM III - 25 Jl. Mergan Lori 1 ka 228.10 0.0187 0.30 0.54 - 0.45
SM III - 26 Jl. Pelabuhan Ketapang 1 ki 189.40 0.0120 0.30 - 0.30
SM III - 27 Jl. Pelabuhan Ketapang 1 ka 186.90 0.0170 0.28 - 0.25
SM III - 28 Jl. Pelabuhan Ketapang 2 ki 617.30 0.0170 0.28 - 0.25
SM III - 29 Jl. Pelabuhan Ketapang 2 ka 622.90 0.0120 0.30 - 0.30
SM III - 30 Jl. Simpang Gajayana 1 ka 189.50 0.0200 0.50 - 0.60
SM III - 31 Jl. Simpang Gajayana 3 ki 115.80 0.0200 0.50 - 0.60
SM III - 32 Jl. Simpang Gajayana 1 ki 280.70 0.0200 0.50 - 0.60
DimensiKode Saluran JALAN
Panjang
Saluran (m)
Slope
Saluran
B. Saluran Tersier
85
Panjang
Saluran Luas Area C S To Td Tc Tc Cs I Q
(m) (km2) (menit) (menit) (menit) (jam) (mm/jam) (m
3/dt)
S.M III - 1 Jl. Joyo Sari 2 ki 180.4 0.003 0.8 0.0270 4.278 0.785 5.063 0.084 0.928 164.008 0.090
SM III - 1 Jl. Joyo Sari 2 ka 173.3 0.015 0.8 0.0300 3.983 0.976 4.959 0.083 0.910 166.298 0.496
SM II - 2 Jl. Joyo Suryo ki 288.7 0.015 0.8 0.0320 5.756 1.477 7.233 0.121 0.907 129.273 0.380
SM II - 1 Jl. Joyo Suryo ka 265.0 0.007 0.8 0.0260 5.837 2.738 8.575 0.143 0.862 115.405 0.153
SM III -2 Jl. Joyo Sari 1 ki 462.0 0.016 0.8 0.0300 8.474 2.601 11.075 0.185 0.895 97.301 0.318
SM III - 3 Jl. Joyo Sari 1 ka 439.3 0.02 0.8 0.0270 8.489 1.911 10.400 0.173 0.916 101.467 0.417
SM III - 4 Jl. Joyo Grand ki 200.6 0.005 0.8 0.0207 5.146 2.161 7.307 0.122 0.871 128.403 0.135
SM III - 5 Jl. Joyo Grand ka 198.6 0.01 0.8 0.0390 3.999 1.325 5.324 0.089 0.889 158.601 0.322
SM II - 4 Jl. Puncak Mandala 1 ki 77.6 0.006 0.8 0.0783 1.483 0.270 1.753 0.029 0.928 332.713 0.383
SM II - 5 Jl. Puncak Mandala 1 ka 74.1 0.013 0.8 0.0483 1.724 0.507 2.231 0.037 0.898 283.331 0.742
SM II - 3 Jl. Pncak Mandala 2 ki 441.7 0.006 0.8 0.0483 6.813 3.019 9.832 0.164 0.867 105.341 0.125
SM III - 6 Jl. Puncak Mandala 2 ka 457.0 0.009 0.8 0.0783 5.808 1.592 7.400 0.123 0.903 127.320 0.222
SM II - 6 Jl. Jupri 3 ki 155.1 0.019 0.8 0.0533 2.931 0.550 3.481 0.058 0.927 210.568 0.834
SM II - 7 Jl. Jupri 3 ka 135.7 0.016 0.8 0.0510 2.690 0.444 3.143 0.052 0.934 225.852 0.741
SM III - 8 Jl. Raya Bandulan 1 ki 982.1 0.056 0.8 0.0103 22.830 10.973 33.803 0.563 0.860 46.225 0.497
SM III - 7 Jl. Raya Bandulan 1 ka 964.9 0.088 0.8 0.0413 13.207 5.048 18.255 0.304 0.879 69.719 1.200
SM II - 8 Jl. Bandulan Barat ki 203.9 0.057 0.8 0.0720 3.222 1.074 4.296 0.072 0.889 183.000 2.049
SM II - 9 Jl. Bandulan Barat ka 206.9 0.071 0.8 0.0717 3.265 0.793 4.058 0.068 0.911 190.076 2.718
SM II - 10 Jl. Mergan Lori 2 ka 854.8 0.117 0.8 0.0187 16.338 7.278 23.616 0.394 0.866 58.717 1.318
SM II - 11 Jl. S. Supriyadi 1 ka 535.0 0.054 0.8 0.0047 19.423 6.187 25.610 0.427 0.892 55.626 0.592
SM II - 12 Jl. Kelayatan III 1 ki 102.5 0.002 0.8 0.0543 2.117 0.558 2.674 0.045 0.906 251.037 0.114
SM II - 13 Jl. Kelayatan III 1 ka 98.3 0.004 0.8 0.0538 2.056 0.547 2.603 0.043 0.905 255.613 0.187
SM III - 9 Jl. Kelayatan III 2 ki 499.7 0.063 0.8 0.0443 7.746 3.064 10.810 0.180 0.876 98.886 1.208
SM III - 10 Jl. Kelayatan III 2 ka 510.1 0.024 0.8 0.5430 7.281 2.744 10.055 0.168 0.879 103.776 0.481
SM II - 14 Jl. S. Supriyadi 2 ka 1183.5 0.075 0.8 0.0047 35.793 13.685 49.479 0.825 0.879 35.852 0.528
SM II - 15 Jl. Mertojoyo 1 ki 158.3 0.021 0.8 0.0085 6.038 1.891 7.292 0.122 0.893 121.597 0.511
SM II - 16 Jl. Mertojoyo 1 ka 153.0 0.001 0.8 0.0127 5.043 1.945 6.988 0.116 0.878 132.279 0.038
SM III - 11 Jl. Simpang Gajayana 2 ki 61.8 0.02 0.8 0.0200 2.106 0.394 2.500 0.042 0.927 262.594 1.060
SM III - 30 Jl. Simpang Gajayana 1 ka 189.5 0.009 0.8 0.0200 4.987 1.207 6.195 0.103 0.911 143.353 0.269
SM III - 31 Jl. Simpang Gajayana 3 ki 115.8 0.003 0.8 0.0200 3.413 0.738 4.151 0.069 0.918 187.233 0.105
SM III - 12 Jl. Simpang Gajayana 2 ka 114.9 0.015 0.8 0.0200 3.392 0.732 4.124 0.069 0.919 188.051 0.569
SM II - 17 Jl. Gajayana ka 61.7 0.032 0.8 0.0293 1.813 0.427 2.240 0.037 0.913 282.549 1.853
SM II - 17 Jl. Bend. Siguragura barat ki 541.7 0.021 0.8 0.0177 11.745 5.161 16.907 0.282 0.868 73.380 0.291
SM II - 18 Jl. Sunan Kalijaga ki 469.1 0.022 0.8 0.0177 10.514 4.470 14.984 0.250 0.870 79.534 0.331
Nama JalanKode
Saluran
Tabel 20. Perhitungan Debit Limpasan Permukaan Metode Rasional Modifikasi DAS Metro
86
Panjang
Saluran Luas Area C S To Td Tc Tc Cs I Q
(m) (km2) (menit) (menit) (menit) (jam) (mm/jam) (m
3/dt)
SM II - 19 Jl. Raya Tidar 1 ki 235.1 0.032 0.8 0.0483 4.192 1.607 5.799 0.097 0.878 149.812 0.923
SM II - 20 Jl. Raya Tidar 1 ka 230.5 0.004 0.8 0.0783 3.428 0.803 4.231 0.071 0.913 184.859 0.162
SM II - 21 Jl. Raya Tidar 2 ki 256.2 0.002 0.8 0.0783 3.720 0.893 4.613 0.077 0.912 174.516 0.053
SM II - 22 Jl. Raya Tidar 2 ki 244.7 0.038 0.8 0.0483 4.324 1.673 5.997 0.100 0.878 146.496 1.084
SM II - 23 Jl. Galunggung 3 ka 176.9 0.004 0.8 0.0023 10.970 5.775 16.745 0.279 0.853 73.851 0.055
SM II - 24 Jl. Raya Langsep ka 1185.0 0.036 0.8 0.0280 17.973 8.395 26.369 0.439 0.863 54.553 0.372
SM III - 13 Jl. Jupri 1 ka 91.3 0.004 0.8 0.0510 1.982 0.299 2.281 0.038 0.939 279.141 0.251
SM III - 14 Jl. Jupri 2 ki 28.5 0.001 0.8 0.0510 0.810 0.093 0.903 0.015 0.951 517.862 0.075
SM II - 27 Jl. Mertojoyo 2 ki 465.3 0.021 0.8 0.0127 11.876 5.915 17.792 0.297 0.857 70.924 0.278
SM II - 28 Jl. Mertojoyo 2 ka 467.0 0.022 0.8 0.0085 13.885 5.576 19.461 0.324 0.875 66.807 0.280
SM III - 32 Jl. Simpang Gajayana 1 ki 280.7 0.00 0.8 0.0200 6.749 1.788 8.537 0.142 0.905 115.745 0.000
SM III - 15 Jl. Bend. Sigura-gura 1 ki 78.8 0.002 0.8 0.0200 2.537 0.463 3.000 0.050 0.928 232.513 0.095
SM III - 16 Jl. Bend. Sigura-gura 1 ka 80.6 0.003 0.8 0.0200 2.583 0.280 2.862 0.048 0.953 239.907 0.162
SM III - 17 Jl. Bend. Sigura-gura 2 ki 530.1 0.052 0.8 0.0200 11.013 1.839 12.852 0.214 0.933 88.107 0.949
SM III -18 Jl. Bend. Sigura-gura 2 ka 537.3 0.010 0.8 0.0200 11.127 3.160 14.287 0.238 0.900 82.101 0.165
SM II - 32 Jl. Bend. Sutami 1 ka 350.7 0.002 0.8 0.0270 7.137 3.118 10.255 0.171 0.868 102.422 0.033
SM II - 33 Jl. Bend. Sutami 2 ka 326.2 0.003 0.8 0.0270 6.750 2.900 9.650 0.161 0.869 106.661 0.068
SM III - 19 Jl. Raya Tidar 3 ki 174.5 0.031 0.8 0.0483 3.332 1.193 4.525 0.075 0.844 176.773 1.083
SM III - 20 Jl. Raya Tidar 3 ka 186.3 0.038 0.8 0.0783 2.911 0.649 3.560 0.059 0.916 207.431 1.603
SM II - 35 Jl. Galunggung 1 ka 278.2 0.009 0.8 0.0023 15.568 9.098 24.666 0.411 0.844 57.038 0.096
SM II - 36 Jl. Galunggung 2 ki 196.0 0.008 0.8 0.0023 11.869 6.397 18.266 0.304 0.851 29.689 0.105
SM III - 19 Jl. Bukit Barisan 1 ki 363.4 0.056 0.8 0.0147 9.278 2.640 11.918 0.199 0.900 92.655 1.043
SM III - 20 Jl. Bukit Barisan 1 ka 329.0 0.088 0.8 0.0147 8.595 2.737 11.332 0.189 0.892 95.824 1.676
SM III - 21 Jl. Bukit Barisan 2 ki 70.4 0.047 0.8 0.0147 2.622 0.586 3.208 0.053 0.916 222.348 2.145
SM III - 22 Jl. Bukit barisan 2 ka 68.7 0.059 0.8 0.0147 2.574 0.499 3.073 0.051 0.925 228.800 2.793
SM II - 37 Jl. Terusan Raya Dieng 1 ki 66.0 0.001 0.8 0.0490 1.568 0.334 1.903 0.032 0.919 315.034 0.093
SM II - 38 Jl. Terusan Raya Dieng 1 ka 68.3 0.004 0.8 0.0237 2.130 0.790 2.921 0.049 0.881 236.703 0.173
SM II - 39 Jl. Terusan Raya Dieng 2 ka 209.5 0.002 0.8 0.0237 5.051 2.425 7.476 0.125 0.860 126.457 0.055
SM II - 40 Jl. Terusan Raya Dieng 2 ki 212.2 0.016 0.8 0.0490 3.854 1.075 4.930 0.082 0.902 166.950 0.524
SM III - 24 Jl. Mergan Lori 1 ki 233.4 0.005 0.8 0.0187 6.013 3.509 9.523 0.159 0.844 107.612 0.100
SM III - 25 Jl. Mergan Lori 1 ka 228.1 0.005 0.8 0.0187 5.908 1.942 7.850 0.131 0.890 122.408 0.120
SM II - 42 Jl. Raya Bandulan 2 ki 169.9 0.047 0.8 0.0347 3.710 0.960 4.670 0.078 0.907 173.083 1.653
SM II - 43 Jl. Raya Bandulan 2 ka 169.5 0.059 0.8 0.0121 5.547 1.797 7.344 0.122 0.891 127.972 1.505
SM II - 44 Jl. Tebo Utara 1 ki 202.2 0.013 0.8 0.0073 7.714 1.838 9.551 0.159 0.912 107.395 0.280
SM II - 45 Jl. Tebo Utara 1 ka 202.0 0.035 0.8 0.0140 6.010 1.293 7.303 0.122 0.919 128.449 0.929
Kode
SaluranNama Jalan
87
Panjang
Saluran Luas Area C S To Td Tc Tc Cs I Q
(m) (km2) (menit) (menit) (menit) (jam) (mm/jam) (m
3/dt)
SM II - 46 Jl. Tebo Utara 2 ki 67.9 0.001 0.8 0.0140 2.595 0.435 3.029 0.050 0.933 231.007 0.060
SM II - 47 Jl. Tebo Utara 2 ka 75.1 0.001 0.8 0.0073 3.599 0.683 4.282 0.071 0.926 183.397 0.051
SM II - 48 Jl. Raya Mulyorejo ki 227.7 0.017 0.8 0.0463 4.160 1.037 5.197 0.087 0.909 161.166 0.561
SM II - 49 Jl. Raya Mulyorejo ka 214.5 0.01 0.8 0.0413 4.149 1.059 5.208 0.087 0.908 160.941 0.335
SM II - 50 Jl. Kemanten III ki 311.1 0.013 0.8 0.0443 5.377 1.582 6.959 0.116 0.898 132.646 0.348
SM II - 51 Jl. Kemanten III ka 310.7 0.091 0.8 0.0527 5.028 1.450 6.478 0.108 0.899 139.142 2.540
SM III - 26 Jl. Pelabuhan Ketapang 1 ki 189.4 0.016 0.8 0.0120 6.069 2.275 8.344 0.139 0.880 117.525 0.362
SM III - 27 Jl. Pelabuhan Ketapang 1 ka 186.9 0.014 0.8 0.0170 5.253 2.385 7.638 0.127 0.865 124.663 0.325
SM III - 28 Jl. Pelabuhan Ketapang 2 ki 617.3 0.004 0.8 0.0170 13.183 7.880 21.062 0.351 0.842 63.374 0.043
SM III - 29 Jl. Pelabuhan Ketapang 2 ka 622.9 0.044 0.8 0.0120 15.179 7.484 22.663 0.378 0.858 60.351 0.512
Kode
SaluranNama Jalan
88
Kode Saluran :
S.M.II = Saluran Sekunder
S.M.III = Saluran Tersier
S.M.IV = Saluran Kuarter
Panjang Saluran : Dari pengukuran peta kontur
Slope saluran (S) : Dari pengukuran peta kontur
C : Koefisien Pengaliran
Panjang lereng : Dari pengukuran peta kontur
Slope lahan : Dari pengukuran peta kontur
To = overland flow time :
S
nxLxx 28,3
3
2 /60
(jam)
V = 4.918 . S0.5 : Kecepatan rerata
Td = Drain flow time = V
Ls
60/60
(jam)
Tc = To + Td (jam)
Intensitas Hujan = 32
24 24
24
tc
RI
Cs = koefisien tampungan =
TdTc
Tc
2
2
Q = Cs. C. I. A
89
Tabel 21. Kapasitas Saluran Drainase Eksisting DAS Metro
B1 B2 B D hS.M III - 1 Jl. Joyo Sari 2 ki 0.59 0.76 - 0.85 0.017 0.574 2.298 0..225 2.198
SM III - 1 Jl. Joyo Sari 2 ka 0.60 - 0.60 0.020 0.360 1.800 0.200 1.066
SM II - 2 Jl. Joyo Suryo ki 1.57 1.65 - 0.40 0.023 0.644 2.374 0.271 2.098
SM II - 1 Jl. Joyo Suryo ka 0.35 - 0.30 0.023 0.105 0.950 0.111 0.169
SM III -2 Jl. Joyo Sari 1 ki 0.60 - 0.60 0.020 0.360 1.800 0.200 1.066
SM III - 3 Jl. Joyo Sari 1 ka 0.59 0.76 - 0.85 0.017 0.574 2.298 0.250 2.198
SM III - 4 Jl. Joyo Grand ki 0.30 - 0.30 0.020 0.090 0.900 0.100 0.139
SM III - 5 Jl. Joyo Grand ka 0.40 0.50 - 0.47 0.023 0.211 1.345 0.157 0.528
SM II - 4 Jl. Puncak Mandala 1 ki 0.60 - 0.60 0.020 0.360 1.800 0.200 1.722
SM II - 5 Jl. Puncak Mandala 1 ka 0.26 0.32 - 0.34 0.020 0.099 0.943 0.105 0.240
SM II - 3 Jl. Pncak Mandala 2 ki 0.26 0.32 - 0.34 0.020 0.099 0.943 0.105 0.240
SM III - 6 Jl. Puncak Mandala 2 ka 0.60 - 0.60 0.020 0.360 1.800 0.200 1.722
SM II - 6 Jl. Jupri 3 ki 0.55 0.90 - 0.40 0.017 0.290 1.423 0.204 1.364
SM II - 7 Jl. Jupri 3 ka 0.40 0.80 - 0.85 0.017 0.510 2.146 0.238 2.596
SM III - 8 Jl. Raya Bandulan 1 ki 0.42 0.60 - 0.72 0.023 0.367 1.871 0.796 0.548
SM III - 7 Jl. Raya Bandulan 1 ka 0.56 0.61 - 0.80 0.023 0.468 2.161 0.217 1.490
SM II - 8 Jl. Bandulan Barat ki 0.25 - 0.32 0.017 0.080 0.890 0.090 0.253
SM II - 9 Jl. Bandulan Barat ka 0.33 0.46 - 0.47 0.017 0.186 1.279 0.145 0.807
SM II - 10 Jl. Mergan Lori 2 ka 0.30 0.54 - 0.45 0.020 0.189 1.232 0.154 0.370
SM II - 11 Jl. S. Supriyadi 1 ka 0.67 - 0.60 0.017 0.402 1.870 0.215 0.579
SM II - 12 Jl. Kelayatan III 1 ki 0.45 - 0.20 0.017 0.090 0.850 0.106 0.276
SM II - 13 Jl. Kelayatan III 1 ka 0.35 - 0.25 0.017 0.880 0.850 0.103 0.262
SM III - 9 Jl. Kelayatan III 2 ki 0.35 - 0.25 0.017 0.088 0.850 0.103 0.238
SM III - 10 Jl. Kelayatan III 2 ka 0.45 - 0..2 0.017 0.090 0.850 0.106 0.276
SM II - 14 Jl. S. Supriyadi 2 ka 0.67 - 0.60 0.017 0.402 1.870 0.215 0.579
SM II - 15 Jl. Mertojoyo 1 ki 0.24 0.40 - 0.56 0.017 0.179 1.371 0.131 0.250
SM II - 16 Jl. Mertojoyo 1 ka 0.25 - 0.30 0.017 0.075 0.850 0.088 0.098
SM III - 11 Jl. Simpang Gajayana 2 ki 0.50 - 0.60 0.017 0.300 1.700 0.176 0.785
SM III - 30 Jl. Simpang Gajayana 1 ka 0.50 - 0.60 0.017 0.300 1.700 0.176 0.785
SM III - 31 Jl. Simpang Gajayana 3 ki 0.50 - 0.60 0.017 0.300 1.700 0.176 0.785
SM III - 12 Jl. Simpang Gajayana 2 ka 0.50 - 0.60 0.017 0.300 1.700 0.176 0.785
SM II - 17 Jl. Gajayana ka 0.40 0.50 - 0.40 0.020 0.180 1.206 0.149 0.433
SM II - 17 Jl. Bend. Siguragura barat ki 0.50 - 0.50 0.023 0.250 1.500 0.167 0.437
SM II - 18 Jl. Sunan Kalijaga ki 0.50 - 0.50 0.023 0.250 1.500 0.167 0.437
SM II - 19 Jl. Raya Tidar 1 ki 0.26 0.32 - 0.34 0.020 0.099 0.943 0.105 0.240
SM II - 20 Jl. Raya Tidar 1 ka 0.60 - 0.60 0.020 0.360 1.800 0.200 1.722
SM II - 21 Jl. Raya Tidar 2 ki 0.60 - 0.60 0.020 0.360 1.800 0.200 1.722
SM II - 22 Jl. Raya Tidar 2 ki 0.26 0.32 - 0.37 0.020 0.099 0.943 0.105 0.240
Q saluranNama JalanKodeDimensi
n A P R
90
B1 B2 B D hSM II - 23 Jl. Galunggung 3 ka 0.30 - 0.30 0.020 0.090 0.900 0.100 0.046
SM II - 24 Jl. Raya Langsep ka 0.40 0.50 - 0.40 0.020 0.180 1.206 0.149 0.423
SM III - 13 Jl. Jupri 1 ka 0.40 0.80 - 0.85 0.017 0.510 2.146 0.238 2.596
SM III - 14 Jl. Jupri 2 ki 0.40 0.80 - 0.85 0.017 0.510 2.146 0..238 2.596
SM II - 27 Jl. Mertojoyo 2 ki 0.25 - 0.30 0.017 0.075 0.850 0.080 0.098
SM II - 28 Jl. Mertojoyo 2 ka 0.24 0.40 - 0.56 0.017 0.179 1.371 0.131 0.250
SM III - 32 Jl. Simpang Gajayana 1 ki 0.50 - 0.60 0.017 0.300 1.700 0.176 0.785
SM III - 15 Jl. Bend. Sigura-gura 1 ki 0.86 - 0.62 0.020 0.533 2.100 0.254 1.511
SM III - 16 Jl. Bend. Sigura-gura 1 ka 1.00 1.85 - 2.00 0.020 2.852 5.090 0.560 13.704
SM III - 17 Jl. Bend. Sigura-gura 2 ki 1.00 1.85 - 2.00 0.020 2.852 5.090 0.560 13.704
SM III -18 Jl. Bend. Sigura-gura 2 ka 0.86 - 0.62 0.020 0.533 2.100 0.254 1.511
SM II - 32 Jl. Bend. Sutami 1 ka 0.30 - 0.40 0.020 0.120 1.100 0.109 0.225
SM II - 33 Jl. Bend. Sutami 2 ka 0.30 - 0.40 0.020 0.120 1.100 0.109 0.225
SM III - 19 Jl. Raya Tidar 3 ki 0.32 0.32 - 0.34 0.020 0.099 0.943 0.105 0.240
SM III - 20 Jl. Raya Tidar 3 ka 0.60 - 0.60 0.020 0.360 1.800 0.200 1.722
SM II - 35 Jl. Galunggung 1 ka 0.30 - 0.30 0.020 0.090 0.900 0.100 0.046
SM II - 36 Jl. Galunggung 2 ki 0.30 - 0.30 0.020 0.090 0.900 0.100 0.046
SM III - 19 Jl. Bukit Barisan 1 ki 0.70 - 0.70 0.020 0.490 2.100 0.233 1.124
SM III - 20 Jl. Bukit Barisan 1 ka 0.50 - 0.80 0.020 0.400 2.100 0.190 0.801
SM III - 21 Jl. Bukit Barisan 2 ki 0.50 - 0.80 0.020 0.400 2.100 0.190 0.801
SM III - 22 Jl. Bukit barisan 2 ka 0.70 - 0.70 0.020 0.490 2.100 0.233 1.124
SM II - 37 Jl. Terusan Raya Dieng 1 ki 0.60 - 0.60 0.023 0.360 1.800 0.200 1.187
SM II - 38 Jl. Terusan Raya Dieng 1 ka 0.30 - 0.30 0.023 0.900 0.900 0.100 0.130
SM II - 39 Jl. Terusan Raya Dieng 2 ka 0.30 - 0.30 0.023 0.900 0.900 0.100 0.130
SM II - 40 Jl. Terusan Raya Dieng 2 ki 0.60 - 0.60 0.023 0.360 1.800 0.200 1.184
SM III - 24 Jl. Mergan Lori 1 ki 0.18 - 0.24 0.020 0.043 0.660 0.065 0.048
SM III - 25 Jl. Mergan Lori 1 ka 0.30 0.54 - 0.45 0.020 0.189 1.232 0.154 0.370
SM II - 42 Jl. Raya Bandulan 2 ki 0.50 0.77 - 0.60 0.023 0.381 1.730 0.220 1.124
SM II - 43 Jl. Raya Bandulan 2 ka 0.48 0.57 - 0.61 0.023 0.320 1.703 0.188 0.503
SM II - 44 Jl. Tebo Utara 1 ki 0.40 0.70 - 0.85 0.017 0.467 2.126 0.220 0.856
SM II - 45 Jl. Tebo Utara 1 ka 0.40 0.80 - 0.73 0.017 0.438 1.914 0.229 1.140
SM II - 46 Jl. Tebo Utara 2 ki 0.40 0.80 - 0.73 0.017 0.438 1.914 0.229 1.140
SM II - 47 Jl. Tebo Utara 2 ka 0.40 0.70 - 0.85 0.017 0.467 2.126 0.220 0.856
SM II - 48 Jl. Raya Mulyorejo ki 0.46 0.86 - 0.74 0.230 0.488 1.993 0.245 1.787
SM II - 49 Jl. Raya Mulyorejo ka 0.50 0.95 - 0.55 0.230 0.399 1.688 0.236 1.346
SM II - 50 Jl. Kemanten III ki 0.60 - 0.75 0.230 0.450 2.100 0.214 1.474
SM II - 51 Jl. Kemanten III ka 0.60 - 0.75 0.023 0.450 2.100 0.214 1.607
SM III - 26 Jl. Pelabuhan Ketapang 1 ki 0.30 - 0.30 0.017 0.090 0.900 0.100 0.125
SM III - 27 Jl. Pelabuhan Ketapang 1 ka 0.28 - 0.25 0.020 0.070 0.780 0.090 0.091
SM III - 28 Jl. Pelabuhan Ketapang 2 ki 0.28 - 0.25 0.020 0.070 0.780 0.090 0.091
SM III - 29 Jl. Pelabuhan Ketapang 2 ka 0.30 - 0.30 0.017 0.090 0.900 0.100 0.125
Sumber: Hasil Perhitungan
nKodeDimensi
Nama Jalan A P R Q saluran
91
S.M III - 1 Jl. Joyo Sari 2 ki 2.198 0.108 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 1 Jl. Joyo Sari 2 ka 1.066 0.595 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 2 Jl. Joyo Suryo ki 2.098 0.456 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 1 Jl. Joyo Suryo ka 0.169 0.184 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III -2 Jl. Joyo Sari 1 ki 1.066 0.382 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 3 Jl. Joyo Sari 1 ka 2.198 0.500 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 4 Jl. Joyo Grand ki 0.139 0.162 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 5 Jl. Joyo Grand ka 0.528 0.386 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 4 Jl. Puncak Mandala 1 ki 1.722 0.460 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 5 Jl. Puncak Mandala 1 ka 0.24 0.890 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 3 Jl. Pncak Mandala 2 ki 0.24 0.150 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 6 Jl. Puncak Mandala 2 ka 1.722 0.266 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 6 Jl. Jupri 3 ki 1.364 1.001 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 7 Jl. Jupri 3 ka 2.596 0.889 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 8 Jl. Raya Bandulan 1 ki 0.548 0.596 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 7 Jl. Raya Bandulan 1 ka 1.49 1.440 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 8 Jl. Bandulan Barat ki 0.253 2.459 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 9 Jl. Bandulan Barat ka 0.807 3.262 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 10 Jl. Mergan Lori 2 ka 0.37 1.582 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 11 Jl. S. Supriyadi 1 ka 0.579 0.710 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 12 Jl. Kelayatan III 1 ki 0.276 0.137 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 13 Jl. Kelayatan III 1 ka 0.262 0.224 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 9 Jl. Kelayatan III 2 ki 0.238 1.450 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 10 Jl. Kelayatan III 2 ka 0.276 0.577 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 14 Jl. S. Supriyadi 2 ka 0.579 0.634 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 15 Jl. Mertojoyo 1 ki 0.25 0.613 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 16 Jl. Mertojoyo 1 ka 0.098 0.046 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 11 Jl. Simpang Gajayana 2 ki 0.785 1.272 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 30 Jl. Simpang Gajayana 1 ka 0.785 0.323 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 31 Jl. Simpang Gajayana 3 ki 0.785 0.126 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 12 Jl. Simpang Gajayana 2 ka 0.785 0.683 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 17 Jl. Gajayana ka 0.433 2.224 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 17 Jl. Bend. Siguragura barat ki 0.437 0.349 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 18 Jl. Sunan Kalijaga ki 0.437 0.397 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 19 Jl. Raya Tidar 1 ki 0.24 1.108 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 20 Jl. Raya Tidar 1 ka 1.722 0.194 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 21 Jl. Raya Tidar 2 ki 1.722 0.064 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 22 Jl. Raya Tidar 2 ki 0.24 1.301 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
KeteranganQ desainQ saluranKode Saluran Nama Jalan Evaluasi Saluran
Tabel 22. Evaluasi Saluran DAS Metro
92
SM II - 23 Jl. Galunggung 3 ka 0.046 0.066 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 24 Jl. Raya Langsep ka 0.423 0.446 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 13 Jl. Jupri 1 ka 2.596 0.301 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 14 Jl. Jupri 2 ki 2.596 0.090 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 27 Jl. Mertojoyo 2 ki 0.098 0.334 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 28 Jl. Mertojoyo 2 ka 0.25 0.336 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 32 Jl. Simpang Gajayana 1 ki 0.785 0.000 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 15 Jl. Bend. Sigura-gura 1 ki 1.511 0.114 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 16 Jl. Bend. Sigura-gura 1 ka 13.704 0.194 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 17 Jl. Bend. Sigura-gura 2 ki 13.704 1.139 Memenuhi Dimensi tetap
SM III -18 Jl. Bend. Sigura-gura 2 ka 1.511 0.198 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 32 Jl. Bend. Sutami 1 ka 0.225 0.040 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 33 Jl. Bend. Sutami 2 ka 0.225 0.082 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 19 Jl. Raya Tidar 3 ki 0.24 1.300 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 20 Jl. Raya Tidar 3 ka 1.722 1.924 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 35 Jl. Galunggung 1 ka 0.046 0.115 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 36 Jl. Galunggung 2 ki 0.046 0.126 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 19 Jl. Bukit Barisan 1 ki 1.124 1.252 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 20 Jl. Bukit Barisan 1 ka 0.801 2.011 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 21 Jl. Bukit Barisan 2 ki 0.801 2.574 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 22 Jl. Bukit barisan 2 ka 1.124 3.352 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 37 Jl. Terusan Raya Dieng 1 ki 1.187 0.112 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 38 Jl. Terusan Raya Dieng 1 ka 0.13 0.208 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 39 Jl. Terusan Raya Dieng 2 ka 0.13 0.066 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 40 Jl. Terusan Raya Dieng 2 ki 1.184 0.629 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 24 Jl. Mergan Lori 1 ki 0.048 0.120 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 25 Jl. Mergan Lori 1 ka 0.37 0.144 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 42 Jl. Raya Bandulan 2 ki 1.124 1.984 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 43 Jl. Raya Bandulan 2 ka 0.503 1.806 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM II - 44 Jl. Tebo Utara 1 ki 0.856 0.336 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 45 Jl. Tebo Utara 1 ka 1.14 1.115 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 46 Jl. Tebo Utara 2 ki 1.14 0.072 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 47 Jl. Tebo Utara 2 ka 0.856 0.061 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 48 Jl. Raya Mulyorejo ki 1.787 0.673 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 49 Jl. Raya Mulyorejo ka 1.346 0.402 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 50 Jl. Kemanten III ki 1.474 0.418 Memenuhi Dimensi tetap
SM II - 51 Jl. Kemanten III ka 1.607 3.048 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 26 Jl. Pelabuhan Ketapang 1 ki 0.125 0.434 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 27 Jl. Pelabuhan Ketapang 1 ka 0.091 0.390 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
SM III - 28 Jl. Pelabuhan Ketapang 2 ki 0.091 0.052 Memenuhi Dimensi tetap
SM III - 29 Jl. Pelabuhan Ketapang 2 ka 0.125 0.614 Tidak Memenuhi Perlu perbaikan
KeteranganQ desainQ saluranKode Saluran Evaluasi SaluranNama Jalan
Sumber: Hasil Perhitungan
93
6.2. Kondisi DPS di Kota Malang
6.2.1. Kondisi DPS Bango
Sungai utama pada DPS Bango adalah Sungai Bango dimana pada Sungai Bango
tersebut terdapat beberapa anak sungai yaitu Kali Lowokwaru, Kali Purwantoro, Kali Kajar,
Kali Sumpil, Kali Mewek dan Kali Amprong. Diantara beberapa anak sungai tersebut ada
beberapa yang merupakan saluran pembawa yang sebagian sudah tidak dimanfaatkan lagi
antara lain Kali Lowokwaru, Kali Purwantoro dan Kali Sumpil.
Pada beberapa daerah di DPS Bango yang berada di Kota Malang terjadi banjir/genangan
air jika musim hujan tiba. Oleh sebab itu diperlukan identifikasi penyebab banjir/genangan
yang terjadi dan mencari penyelesaian banjir/genangan/genangan air tersebut khususnya
pada daerah yang berada di DPS Bango agar pada masa mendatang pada Kota Malang tidak
terjadi banjir/genangan atau genagan air yang pada saat ini sudah dirasakan sangat
menggangu aktivitas masyarakat.
94
1.2.1.2. Kondisi Sub DPS Sawojajar
Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di wilayah
saluran sekunder Sawojajar diakibatkan oleh kapasitas sistem
drainase yang ada tidak lagi mampu menampung limpasan air
hujan. Disamping juga terdapat beberapa saluran yang telah
mengalami sedimentasi dan inlet saluran kurang memadai
Lokasi-lokasi banjir/genangan atau genangan air di wilayah
Saluran Sekunder Sawojajar dan permasalahannya dapat dilihat
pada tabel berikut :
95
1. Jl. Dirgantara - Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Terjadi sedimentasi - Membersihkan sedimen dari saluran
- Dinding saluran ambrol 40% - Membuat Sumur resapan
2. Jl. D. Toba - Banjir setinggi ± 50 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Kapasitas tampungan saluran tidak memadai - Membuat Sumur resapan
- 50% saluran tertutup oleh plat rumah - Menambah inlet limpasan air hujan
3. Jl. D. Maninjau - Banjir setinggi ± 50 cm dan surut dalam waktu ± 60 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Kapasitas tampungan saluran tidak memadai - Membuat Sumur resapan
- 80% saluran tertutup oleh plat rumah - Menambah inlet limpasan air hujan
- Inlet untuk limpasan air hujan lebih tinggi - Membuat sudetan-sudetan ke Saluran Primer Sawojajar
- Terjadi sedimentasi dan banyak sampah - Membersihkan sedimen dari saluran
4. Jl. D. Kerinci - Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Kapasitas tampungan saluran tidak memadai - Membuat Sumur resapan
- 80% saluran tertutup oleh plat rumah - Menambah inlet limpasan air hujan
5. Jl. D. Sentani - Banjir setinggi ± 10 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Kapasitas tampungan saluran tidak memadai - Membuat Sumur resapan
- 80% saluran tertutup oleh plat rumah - Mengalihkan aliran air ke Sub DPS Amprong
- Terjadi sedimentasi - Membersihkan sedimen dari saluran
6. Jl. D. Ranau - Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Kapasitas tampungan saluran tidak memadai - Membuat Sumur resapan
- 80% saluran tertutup oleh plat rumah - Menambah inlet limpasan air hujan
- Terjadi sedimentasi - Membersihkan sedimen dari saluran
Permasalahan Rencana Penanganan MasalahLokasi Genangan
Tabel 23. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Sawojajar)
96
1.2.1.3. Kondisi Sub DPS Lowokwaru
Sistem drainase wilayah kali Lowokwaru memanfaatkan saluran
pembawa yang bersumber dari Bendung Sengkaling dan
merupakan saluran DRAINASE sekunder. Banjir/genangan pada
musim penghujan yang terjadi di wilayah Kali Lowokwaru
diakibatkan oleh kapasitas sistem drainase yang ada tidak lagi
mampu menampung limpasan air hujan. Disamping juga terdapat
beberapa saluran yang telah mengalami sedimentasi dan
penyempitan akibat sempadan saluran didirikan rumah. Lokasi-
lokasi banjir/genangan atau genangan air di wilayah Kali
Lowokwaru dan permasalahannya dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini :
97
1. Jl. Warinoi - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 15 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Membuat sumur-sumur resapan
- Membuat sudetan menuju ke Kali Bango
2. Jl. Hamid Rusdi - Banjir di hilir saluran terjadi karena penyempitan saluran akibat didirikan
bangunan rumah
- Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit
3. Jl. Simpang Hamid Rusdi - Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 20 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran menuju Saluran
Sekunder Lowokwaru
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Memperbaiki dimensi gorong-gorong sesuai dimensi saluran
- Dimensi Gorong-gorong yang ada terlalu kecil
4. Jl. Citandui - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
Lebar saluran yang ada mengalami penyempitan akibat didirikan bangunan
rumah
- Membuat sumur-sumur resapan
- Banjir setinggi ± 50 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Membuat aturan tentang batas sempadan saluran drainase
5. Jl. Letjen Sutoyo (Depan Mitra II) - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 10 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit - Membuat saluran baru/sudetan menuju kali Lowokwaru mulai Mitra II
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet terlalu tinggi dan
tertutup plat ± 90%
6. Jl. Jagung Suprapto - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang ada kurang
memadai
- Menambah inlet-inlet horisontal baru
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit
7. Jl. Melati - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi - Membuat inlet-inlet tegak maupun horisontal
- Saluran irigasi yang sudah tidak dimanfaatkan lagi - Merubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
- Banjir setinggi ± 15 cm dan surut dalam waktu ± 25 menit
8. Jl. Kembang Turi - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet tegak maupun horisontal
Jl. Remujung - Saluran irigasi yang sudah tidak terpakai lagi - Membuat sumur-sumur resapan
Jl. Soekarno-Hatta - Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit - Merubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
9. Perum Griya Shanta Blokk C-D - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet tegak maupun horisontal
- Dimensi Gorong-gorong yang ada di Jl. Soekarno-Hatta terlalu kecil - Merehabilitasi dimensi gorong-gorong
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit - Membuat sumur-sumur resapan
10. Jl. Soekarno-Hatta (Pertigaan Jl. Candi
Panggung)
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet tegak maupun horisontal
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Membuat sumur-sumur resapan
- Banjir setinggi ± 10 cm dan surut dalam waktu ± 60 menit
11. Daerah Sanan - Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit
12. Jl. Sarangan - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang kurang - Membuat inlet-inlet saluran horisontal
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Membuat sumur-sumur resapan
- Banjir setinggi ± 40 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit
13. Jl. Kedawung - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran - Membuat inlet-inlet saluran horisontal
- Banjir setinggi ± 15 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit
14. Jl. Kalpataru - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan
sehingga pada saat musim hujan air meluap ke jalan
- Membuat inlet-inlet saluran horisontal
- Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 20 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran - Membuat sudetan ke Saluran Sekunder
15. Jl. Indraprasta - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang kurang - Membuat inlet-inlet saluran tegak
- Banjir setinggi ± 15 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit - Membuat sumur-sumur resapan
16. Jl. Ksatrian (Dekat Pertigaan Hamid
Rusdi)
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan
sehingga pada saat musim hujan air meluap ke jalan
- Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit - Membuat sumur-sumur resapan
17. Jl. Industri Timur - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang kurang - Membuat inlet-inlet saluran tegak
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 60 menit
18. Jl. R.T. Suryo - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 60 menit - Membuat sumur-sumur resapan
- Saluran tertutup plat ± 70%
19. Jl. Soekarno-Hatta (Depan Taman Krida) - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet saluran tegak
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Merehabilitasi dimensi gorong-gorong
20. Jl. Soekarno-Hatta (Perempatan Jl.
Coklat)
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet saluran baru menuju saluran Sekunder Lowokwaru
- Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 60 menit
Permasalahan Rencana Penanganan MasalahLokasi Genangan
Tabel 24. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Lowokwaru
98
1. Jl. Warinoi - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 15 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Membuat sumur-sumur resapan
- Membuat sudetan menuju ke Kali Bango
2. Jl. Hamid Rusdi - Banjir di hilir saluran terjadi karena penyempitan saluran akibat didirikan
bangunan rumah
- Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit
3. Jl. Simpang Hamid Rusdi - Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 20 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran menuju Saluran
Sekunder Lowokwaru
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Memperbaiki dimensi gorong-gorong sesuai dimensi saluran
- Dimensi Gorong-gorong yang ada terlalu kecil
4. Jl. Citandui - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
Lebar saluran yang ada mengalami penyempitan akibat didirikan bangunan
rumah
- Membuat sumur-sumur resapan
- Banjir setinggi ± 50 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Membuat aturan tentang batas sempadan saluran drainase
5. Jl. Letjen Sutoyo (Depan Mitra II) - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 10 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit - Membuat saluran baru/sudetan menuju kali Lowokwaru mulai Mitra II
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet terlalu tinggi dan
tertutup plat ± 90%
6. Jl. Jagung Suprapto - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang ada kurang
memadai
- Menambah inlet-inlet horisontal baru
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit
7. Jl. Melati - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi - Membuat inlet-inlet tegak maupun horisontal
- Saluran irigasi yang sudah tidak dimanfaatkan lagi - Merubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
- Banjir setinggi ± 15 cm dan surut dalam waktu ± 25 menit
8. Jl. Kembang Turi - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet tegak maupun horisontal
Jl. Remujung - Saluran irigasi yang sudah tidak terpakai lagi - Membuat sumur-sumur resapan
Jl. Soekarno-Hatta - Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit - Merubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
9. Perum Griya Shanta Blokk C-D - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet tegak maupun horisontal
- Dimensi Gorong-gorong yang ada di Jl. Soekarno-Hatta terlalu kecil - Merehabilitasi dimensi gorong-gorong
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit - Membuat sumur-sumur resapan
10. Jl. Soekarno-Hatta (Pertigaan Jl. Candi
Panggung)
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet tegak maupun horisontal
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Membuat sumur-sumur resapan
- Banjir setinggi ± 10 cm dan surut dalam waktu ± 60 menit
11. Daerah Sanan - Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit
12. Jl. Sarangan - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang kurang - Membuat inlet-inlet saluran horisontal
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Membuat sumur-sumur resapan
- Banjir setinggi ± 40 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit
13. Jl. Kedawung - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran - Membuat inlet-inlet saluran horisontal
- Banjir setinggi ± 15 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit
14. Jl. Kalpataru - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan
sehingga pada saat musim hujan air meluap ke jalan
- Membuat inlet-inlet saluran horisontal
- Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 20 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran - Membuat sudetan ke Saluran Sekunder
15. Jl. Indraprasta - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang kurang - Membuat inlet-inlet saluran tegak
- Banjir setinggi ± 15 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit - Membuat sumur-sumur resapan
16. Jl. Ksatrian (Dekat Pertigaan Hamid
Rusdi)
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan
sehingga pada saat musim hujan air meluap ke jalan
- Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit - Membuat sumur-sumur resapan
17. Jl. Industri Timur - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang kurang - Membuat inlet-inlet saluran tegak
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 60 menit
18. Jl. R.T. Suryo - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 60 menit - Membuat sumur-sumur resapan
- Saluran tertutup plat ± 70%
19. Jl. Soekarno-Hatta (Depan Taman Krida) - Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet saluran tegak
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman saluran
- Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Merehabilitasi dimensi gorong-gorong
20. Jl. Soekarno-Hatta (Perempatan Jl.
Coklat)
- Limpasan air hujan tidak bisa masuk ke saluran akibat inlet yang terlalu tinggi
dan kurang
- Membuat inlet-inlet saluran baru menuju saluran Sekunder Lowokwaru
- Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 60 menit
Permasalahan Rencana Penanganan MasalahLokasi Genangan
99
1.2.1.4. Kondisi Sub DPS Purwantoro
Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di wilayah
Kali Kajar diakibatkan oleh kapasitas tampungan tidak memadai.
Disamping juga terdapat beberapa saluran yang telah mengalami
sedimentasi dan sempadan sungai didirikan bangunan. Lokasi-
lokasi banjir/genangan atau genangan air di wilayah Kali Kajar
dan permasalahannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
100
1. Jl. Tenaga Baru V - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
Jl. Simpang Tenaga Baru - Saluran irigasi yang tidak terpakai lagi - Mengubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
- Banjir setinggi ± 15 cm dan surut dalam waktu ± 20 menit - Membuat sudetan menuju Kali Purwantoro di Jl. Batubara
2. Jl. Titan Asri - Banjir setinggi ± 60 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Merubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
- Saluran irigasi yang tidak terpakai lagi - Menutup pintu air dibendung pada musim penghujan sehingga air dari Kali
Purwantoro tidak masuk ke saluran
- Saluran tertutup plat 60% dan sempada saluran didirikan bangunan
3. Jl. SP. Sudarmo - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Banjir setinggi ± 30 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit - Membuat sumur-sumur resapan
4. Jl. SP. Sudarmo - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit - Membuat sumur-sumur resapan
5. Jl. Tenaga Berat - Inlet limpasan air hujan yang menuju ke saluran kurang - Membuat Inlet-inlet baru
- Kapasitas tampungan saluran Sekunder Purwantoro tidak mampu menampung
limpasan air hujan
- Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 15 menit - Membuat sumur-sumur resapan
6. Jl. Borobudur - Banjir setinggi ± 60 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Merubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
- Saluran irigasi yang tidak berfungsi lagi - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Melakukan pengerukan sedimen dan endapan sampah di dasar saluran
- Banyak endapan sampah di dasar saluran
- Terjadi penyempitan hilir saluran karena didirikan bangunan
- Saluran tertutup plat 90%
7. Jl. Soekarno-Hatta - Banjir setinggi ± 20 cm dan surut dalam waktu ± 20 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan
8. Jl. Tenaga Utara - Banjir setinggi ± 60 cm dan surut dalam waktu ± 30 menit - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi sudetan dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Sudetan yang menuju ke saluran Sekunder Purwantoro tidak mampu
menampung limpasan air hujan
- Merubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
- Saluran irigasi yang tidak berfungsi lagi - Membuat aturan tentang batas sempadan saluran
- Sempadan saluran didirikan bangunan
9. Jl. Karya Timur Dalam - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Saluran irigasi yang tidak berfungsi lagi - Merubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit
10. Jl. Simpang Timah s/d Jl. Magnesium - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Saluran irigasi yang tidak berfungsi lagi - Merubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase
- Gorong-gorong yang ada terlalu kecil - Memperbaiki dimensi gorong-gorong sesuai dimensi saluran
- Banjir setinggi ± 5 cm dan surut dalam waktu ± 10 menit
11. Jl. Sudimoro - Kapasitas tampungan saluran tidak mampu menampung limpasan air hujan - Menormalisasi saluran dengan menambah kedalaman atau lebar saluran
- Tidak ada sudetan menuju kali - Membuat sumur-sumur resapan
- Banjir setinggi ± 10 cm dan surut dalam waktu ± 20 menit
Permasalahan Rencana Penanganan MasalahLokasi Genangan
Tabel 25. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Purwantoro)
101
1.2.1.5. Kondisi Sub DPS Kali Sumpil
Sistem drainase wilayah kali Sumpil memanfaatkan saluran
pembawa yang bersumber dari Bendung di Kali Mewek.
Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di
wilayah Kali Sumpil diakibatkan oleh dasar saluran drainase
yang hampir sejajar dengan jalan, kapasitas sistem drainase
yang ada tidak lagi mampu menampung limpasan air hujan
dan inlet untuk limpasan air hujan lebih tinggi. Disamping
juga terdapat beberapa saluran yang telah mengalami
sedimentasi dan penyempitan akibat sempadan saluran
didirikan rumah. Lokasi-lokasi genangan air di wilayah Kali
Sumpil dan permasalahannya dapat dilihat pada Tabel
1.2.1.6. Kondisi Sub DPS Kali Mewek
Banjir/genangan pada musim penghujan yang terjadi di
wilayah Kali Mewek tidak begitu banyak dibandingkan
dengan wilayah yang lain hal ini disebabkan karena Kali
Mewek merupakan Saluran Drainase Murni.
Banjir/genangan di wilayah ini diakibatkan oleh kapasitas
sistem drainase yang ada tidak lagi mampu menampung
limpasan air hujan, tidak ada sudetan yang menuju ke Kali
Mewek dan juga terdapat beberapa saluran yang telah
mengalami sedimentasi. Lokasi-lokasi banjir/genangan atau
genangan air di wilayah Saluran Sekunder Mewek dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini
Tabel 26. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Sumpil)
102
Tabel 27. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Mewek)
1. Jl. Blimbing Indah Tama - Gorong-gorong yang menuju saluran sekunder raya blimbing kanan dan kiri
terlalu kecil
- Merehabilitasi dimensi gorong-gorong
- Kapasitas tampungan saluran bagian hilir tidak mampu menampung air
- Banjir setinggi + 10 cm dan surut dalam waktu + 10 menit
2. Jl. Raden Intan - Air yang melimpah dipermukaan tidak bisa masuk ke saluran karena inlet untuk
limpasan air hujan kurang
- Membuat inlet-inlet untuk limpasan air hujan karena daya tampung saluran
masih cukup
- Banjir setinggi + 10 cm dan surut dalam waktu + 10 menit - Membuat sumur-sumur resapan
3. Jl. Panji Suroso - Air yang melimpah dipermukaan tidak bisa masuk ke saluran karena inlet untuk
limpasan air hujan kurang
- Membuat inlet-inlet untuk limpasan air hujan karena daya tampung saluran
masih cukup
- Banyak terdapat endapan sedimen di dasar saluran - Melakukan pengerukan sedimen di dasar saluran
- Banjir setinggi + 10 cm dan surut dalam waktu + 10 menit
4. Jl. Ikan Cakalang - Saluran drainase memanfaatkan saluran irigasi - Membuat saluran baru
- Inlet untuk limpasan air hujan letaknya terlalu tinggi - Membuat sumur-sumur resapan
- Banjir setinggi + 10 cm dan surut dalam waktu + 10 menit - Membuat sudetan menuju saluran sekunder sumpil
Permasalahan Rencana Penanganan MasalahLokasi Genangan
1. Jl. Pahlawan - Kapasitas tampungan saluran tidak memadai - Menormalisasi saluran dengan cara menambah kedalaman ataupun lebar
saluran
Permasalahan Rencana Penanganan MasalahLokasi Genangan
103
1.2.2. Kondisi DPS Brantas
Daerah Aliran Sungai Brantas, melayani tangkapan air hujan di
Malang Tengah dan Malang Barat Laut. Banjir/genangan pada
musim penghujan yang terjadi di wilayah Kali Brantas
diakibatkan oleh dasar saluran drainase yang hampir sejajar
dengan jalan, kapasitas sistem drainase yang ada tidak lagi
mampu menampung limpasan air hujan dan inlet untuk
limpasan air hujan lebih tinggi. Disamping juga terdapat
beberapa saluran yang telah mengalami sedimentasi dan
penyempitan akibat sempadan saluran didirikan rumah.
Lokasi-lokasi genangan air di wilayah DPS Kali Brantas dan
permasalahannya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
104
No Lokasi Genangan No. Gambar
1. Jl. MT. Haryono – Jl. Gajayana Brantas - 1 - Salurannya merupakan saluran tertutup, namun kurang adanya inlet, sehingga jika hujan
air akan melimpas/mengalir di badan jalan.
- Saluran yang ada supaya diperbaiki
- Bila hujan, tinggi genangannya 15 – 30 cm dan lama genangannya 15 – 30 menit. - Saluran yang tertutup diberi lubang/inlet supaya air bisa masuk ke dalam saluran.
2. Jl. MT. Haryono (depan Universitas Brawijaya) Brantas - 2 - Saluran di depan Poltek merupakan saluran terbuka, namun ada urugan tanah yang
menghalangi air masuk ke saluran, selain itu pada saluran banyak sedimen dan sampa.
elevasi inlet lebih tinggi dari elevasi jalan. Didepan vihara, jarang ditemui inlet, inlet yang
- Memperbaiki dan memberi jalan masukan air/inletnya, membersihkan saluran
- Bila hujan turun, tinggi genangan 10 cm dan lama genangan + 45 menit.
3. Jl. MT. Haryono (depan Rumah Sakit Islam) Brantas - 3 - Saluran yang ada hanya sebelah kiri - Perlu ada gorong-gorong dan bak kontrol di dekat pasar yang akan mengalirkan air
menuju sungai kecil yang ada.
- Saluran banyak yang ditutup oleh masyarakat
- Saluran yang ada banyak permasalahannya, akibatnya air hujan lewat ke badan jalan dan
terjadi genangan
4. Jl. Mayjen DI. Panjaitan Brantas - 4 - Tipe saluran kebanyakan tertutup. Pada saluran terbuka, air yang lewat saluran tidak bisa
tertampung semua dan meluap ke jalan setinggi + 10 cm, namun karena jalannya miring
maka limpasan air cepat mengalirnya.
- Perlu dibuatkan sudetan untuk mempermudah air hujan masuk saluran yang ada
- Kondisi saluran terbuka banyak sampah, dedaunan dan sedimen - Perlu dibuatkan outlet pembuangan arah ke Sungai Brantas
5. Jl. Veteran - Jl. Bogor Brantas - 5 - Pertigaan Taman Makam Pahlawan (TMP), terjadi genangan karena inlet tersumbat
kotoran sehingga air tidak bisa masuk ke saluran, inlet sejajar dengan jalan
- Perlu pembersihan saluran, Inlet perlu diperbaiki dan dibersihkan
Saluran di belokan Bogor yang tersumbat sampah. Saluran terbuka di depan TMP,
salurannya banyak sampah dan sedimen.
6. Jl. DR. Cipto Brantas - 6 - Pada umumnya, kondisi saluran berubah fungsi, penuh sampah dan dedaunan. Tidak ada
inlet untuk mengalirkan air ke saluran, sebab inlet terhalang urugan dan material .
Kondisi jalan juga tidak memungkinkan air untuk ke saluran. Terdapat pipa PDAM di
dalam saluran
- Memperbaiki dan memberi jalan air supaya aliran tidak menggenang. Membersihkan
urugan tanah yang menggangu aliran.
- Membersihkan saluran yang tersumbat
7. Jl. Tugu Brantas - 7 - Pada bundaran Tugu dan sekitarnya, saluran tertutup sepanjang jalan, terdapat inlet-inlet
di trotoar, namun memiliki dimensi yang kecil. Daerah ini merupakan daerah banjir
dengan ketinggian ± 30 – 50 cm dan menggenang dalam waktu lebih dari 1 jam.
- Perlu ada gorong-gorong dan bak kontrol yang akan mengalirkan air menuju sungai kecil
yang ada
8. Perempatan Jl. Pattimura – Jl. Pamglima Sudirman
– Jl. Urip Sumoharjo
Brantas - 8 - Lokasi tersebut adalah lokasi yang rawan terjadi genangan setiap kali hujan. Salurannya
tertutup bangunan, apalagi setelah dibangun ruko , dengan inlet yang dimensinya kecil.
Saluran yang ada tertutup dedaunan dan sampah. Ada saluran terbuka, namun terdapat
endapan sedimen dan ada pipa PDAM
- Memperbaiki kondisi inlet, supaya air mudah masuk saluran
- Membersihkan saluran
9. Jl. Urip Sumoharjo Brantas - 9 - Kondisi saluran drainase kurang memadai. Salurannya merupakan saluran terbuka, tetapi
floodway / inlet rusak sehingga air tidak dapat masuk saluran. Inletnya tersumbat batuan
besar dan sampah, bila hujan deras, air malah keluar dari inlet. Bila hujan deras, air
memasuki sebagian rumah warga
- Memperbaiki masukan air dan memberi inlet-inlet menuju saluran yang memadai
10. Jl. Trunojoyo Brantas - 10 - Di sepanjang Jl. Trunojoyo, salurannya merupakan saluran tertutup. Inlet-inlet/grill yang
ada dimensinya kecil, banyak sampah dan tidak dapat menampung air saat hujan turun
- Perlu dibuatkan gorong-gorong untuk mengatasi terjadinya genangan.
- Di sepanjang Jl.Trunojoyo dan Stasiun Kota Baru, salurannya merupakan saluran tertutup.
Genangan terjadi didepan stasiun Kota Baru karena inlet hanya sedikit dan elevasinya
lebih tinggi dari badan jalan, sehingga air berkumpul di pertigaan tersebut.
-
Permasalahan Alternatif Penanggulangan
Tabel 28. Genangan Banjir di DPS Brantas
105
No Lokasi Genangan No. Gambar
11. Jl. Gatot Subroto Brantas - 11 - Tidak ditemui adanya saluran terbuka. Saluran berupa saluran tertutup dan tidak
mampu menampung limpasan air hujan, selain itu karena inlet sangat sedikit
jumlahnya dan dimensinya pun kecil.
- Perlu menormalisasi inlet, menambah jumlah grill atau menambah gorong-
gorong
- Bila hujan, tinggi genangan 15 – 30 cm dengan lama genangan 15 – 30 menit.
12. Jl. Raya Dieng Brantas - 12 - Saluran tidak mampu menampung limpasan air karena tidak terdapat inlet yang
mengalirkan air ke saluran.
- Membuat inlet/masukan air yang memadai.
- Inlet yang ada kondisinya tidak memadai dan kurang mampu mengalirkan air ke
saluran- Bila hujan, tinggi genangan + 30 cm dengan lama genangan 15-30 menit
13. Jl. Ijen - Jl. Kawi Atas Brantas - 13 - Saluran drainase tersebut berada di bawah jalan dan salurannya diberi penutup
jeruji besi, inlet-inlet sudah mulai banyak sampah dan kurang memadai sebagai
tempat pemasukan air
- Memperbaiki inlet pemasukan air dan membersihkannya
- Selain itu, genangan terjadi karena kondisi jalan yang cekung - Membuat gorong-gorong untuk mengalirkan air
14. Jl. Wilis Brantas - 14 - Salurannya merupakan saluran setengah lingkaran yang letaknya di bawah
trotoar, kondisinya banyak sampah yang memenuhi saluran, namun air hujan
tidak masuk inlet, jadi genangan yang terjadi karena bentuk jalan raya yang
cekung.
- Memperbesar inlet yang masuk ke saluran dengan kapasitas yang memadai,
- Memfungsikan saluran (saluran jangan ditutup)
15. Jl. Semeru Brantas - 15 - Saluran setengah lingkaran yang terletak di bawah jalan raya, dan saluran penuh
dengan sampah. Bila hujan, genangan juga terjadi didepan rumah warga. Selain
itu, genangan terjadi karena jalan raya yang cekung
- Merehabilitasi masukan-masukan air hujan dari jalan menuju saluran (saluran
jangan ditutup), Membuat sudetan yang diarahkan ke saluran irigasi yang
melintang jalan,
- Membuat sumur resapan
16. Perempatan Jl. Jakarta – Jl. Surabaya – Jl.
Pahlawan
Brantas - 16 - Saluran tidak mampu menampung air hujan, karena saluran berdimensi kecil dan
banyak sampah. Inlet-inlet dimensinya kecil dengan elevasi sejajar dengan jalan
dan inlet yang ada di badan jalan sudah mulai tertutup sampah.
- Memperbesar kapasitas saluran yang ada di bagian pemasukan saluran utama
- Merehabilitasi saluran pembuang yang lebih besar
17. Jl. Arif Margono Brantas - 17 - Di daerah ini tidak tersedia saluran pembuangan, sehingga apabila musim hujan
tidak mampu menampung limpasan air. Inlet yang tersedia juga sedikit dan
dimensinya kecil.
- Membuat inlet/masukan air yang memadai.
- Bila hujan, tinggi genangan 15 – 30 cm dan lama genangannya 30 – 40 menit
Permasalahan Alternatif Penanggulangan
106
18. Jl. Yulius Usman Brantas - 18 - Di Pertigaan jalan Sulawesi salurannya kurang memadai, karena sebagian
tertutup trotoar. Saluran terbuka yang terlihat banyak sampahnya dan sedimen.
- Memperbaiki dan membersihkan inlet pemasukan untuk mengurangi genangan
- Saluran pembuangan di sekitar daerah Yulius Usman tersebut kurang memadai,
karena salurannya tertutup dan kurangnya jumlah inlet- Bila hujan, tinggi genangan 30 – 40 cm dengan lama genangan 30 – 40 menit
19. Jl. Kalimantan – Jl. Sulawesi – Jl. Tanimbar Brantas - 19 - Di daerah ini tidak tersedia saluran pembuangan, sehingga apabila musim hujan
tidak mampu menampung limpasan air. Inlet yang tersedia juga sedikit dan
dimensinya kecil.
- Membuat inlet/masukan air yang memadai.
- Bila hujan, tinggi genangan 15 – 30 cm dan lama genangannya 30 – 40 menit -
20. Pertigaan Jl. Kalimantan – Jl. Banda Brantas - 20 - Kebanyakan saluran tertutup rapat, sehingga bila musim hujan air melimpas dan
menggenang . Ada inlet, tetapi dimensinya kecil. Ada sebagian yang termasuk
saluran terbuka, kondisi fisiknya cukup baik, namun terdapat sedikit sedimen.
- Memperbesar kapasitas saluran
- Tinggi genangannya 15 – 30 cm dengan lama genangan 50 – 60 menit
21. Jl. Andalas Tengah – Jl. Sempu Brantas - 21 - Bila hujan deras, saluran tidak mampu menampung air karena saluran merupakan
tempat berkumpulnya yang masuk dari saluran-saluran lain. Maka jika hujan
deras, tinggi genangan 50 – 60 cm dengan lama genangannya bisa lebih dari 1
jam. Diperempatan Jl. Sempu – Jl. Andalas dibuat pintu air menuju ke Barat (ke
Kali Sukun) yang bermuara ke Kali sukun.
- Merehabilitasi saluran pembuang yang melalui perumahan dengan perbesaran
kapasitas, Membuat sumur resapan di daerah perumahan.
- Gorong-gorong tersebut dibuat sebagai saluran irigasi menuju Gadang
22. Jl. Halmahera – jl. Susanto – Jl. Nusa Barong Brantas - 22 - Setiap kali hujan, pertigaan ini selalu terjadi genangan yang tinggi, karena pada
saluran, alirannya tersumbat . Ada beberapa ruas jalan yang salurannya tertutup
dan tidak dijumpai inlet
- Memperbaiki inlet pemasukan agar genangan dapat dikurangi, Membersihkan
saluran Membuat sumur resapan pada daerah perkantoran, pabrik dan
perumahan, Membuat sudetan di akhir pembuangan (di daerah Jl. Karimun
Jawa) menuju kali Kasin- Bila hujan: Jl. Halmahera Utara, tinggi genangannya 15–30 cm, lama genangan
15–30 menit. Sedangkan Jl. Halmahera selatan tinggi genangannya 30 – 40 cm,
lama genangan 50 – 60 menit23. Jl. Janti Barat Brantas - 23 - kondisi fisik salurannya baik, namun pada Gambar B masih terdapat tanaman liar. - Menormalisasi saluran dan menerapkan sistem drainase terpisah untuk limbah
industri- Gambar C, D :Saluran berbentuk lingkaran, pada saluran terdapat banyak
sampah. Terjadinya banjir/genangan saat hujan deras saja namun genangan akan
surut jika hujan reda.- Bila musim kemarau, saluran tersebut menimbulkan bau tidak sedap karena
banyak industri yang mengalirkan limbah dan limbah tersebut berhenti di saluran
107
1.2.3. Kondisi DPS Metro
DPS Metro merupakan daerah pengaliran Sungai Metro
yang terletak di barat hingga selatan Kota Malang. Sungai
Metro yang berfungsi sebagai main drain, selain menerima
aliran dari saluran drainasi di kiri kanan jalan juga
menerima aliran dari anak-anak sungai yaitu Sungai
Supit Urang, Sungai Poring, Sungai Watu, Sungai
Glundeng dan Sungai Sat.
Untuk tujuan drainase, DPS Metro dengan Sungai Metro
sebagai main drain mempunyai keunggulan karena
mempunyai kemiringan lahan yang relatif curam,
kemiringan dasar sungai juga relatif curam, demikian
juga kapasitas sungai masih sangat mencukupi. Tinggal
pemanfaatan dan keberadaanya yang perlu diperhatikan
untuk dijaga.
DPS Metro, sebagian besar meliputi wilayah Kecamatan
Sukun dan Kecamatan Lowokwaru dan sebagain kecil di
Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Klojen.
Secara umum, sistem drainase di wilayah DPS Metro
masih menggunakan sistem drainase gabungan (mix
drain) dimana pembuangan air limbah domestik/air
kotor dan air hujan dialirkan melalui satu saluran. Hal ini
108
disebabkan karena terbatasnya lahan untuk saluran
drainase. Bahkan di beberapa lokasi saluran drainase
masih digabungkan dengan saluran drainase (pembawa).
Sistem drainase gabungan memiliki kekurangan yaitu
dalam perencanaannya menggunakan debit maksimum
antara air limbah domestik dan air hujan hingga dimensi
saluran yang dihasilkan menjadi besar. Pada saat musim
kemarau air limbah saja yang melintasi saluran. Sehingga
dengan debit yang rendah ini memungkinkan terjadinya
sedimentasi pada dasar saluran dan pada akhirnya
mempengaruhi kapasitas saluran pembuangan.
Jenis konstruksi bangunan drainase di DPS Metro secara
umum terdapat dua jenis yaitu saluran terbuka dan
saluran tertutup. Namun dalam beberapa tahun terakhir
ini, banyak saluran terbuka menjadi tertutup karena
perubahan tata guna lahan.
Kondisi konstruksi bangunan drainase di wilayah ini
sebagian besar masih dapat berfungsi. Namun demikian
di beberapa tempat sangat diperlukan rehabilitasi dan
normalisasi pada saluran-saluran tertentu yang
kondisinya sangat memprihatinkan karena sedimentasi,
penyumbatan sampah dan tanaman liar, serta perubahan
dimensi yang bervariasi pada satu ruas jalan.
109
Lokasi-lokasi genangan air di wilayah DPS Kali Metro dan permasalahannya dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini :
Tabel 29. Genangan Banjir di DPS Metro
No Lokasi Genangan
1. Pertemuan
Jl. Tanjung Putrayudha dan
Jl. Cenderawasih
- Banyak sedimen dan sampah sehingga saat hujan airnya meluap, saluran
tertutup bangunan
- Menormalisasi saluran dengan cara membersihkan saluran dan memeperbaiki
gorong-gorong yang menyempit karena sedimen dan sampah
2. Jl. S. Supriadi (depan POM bensin) - Kurang memadainya saluran pembuangan karena banyak saluran yang tetutup
oleh bangunan dan trotoar
- Membuka saluran yang tertutup dan membuat masukan air yang memadai
3. Sepanjang (Jl. Raya Langsep –
perempatan Mergan)
- Saluran drainasi dan irigasi terlihat rancu serta sebagian besar saluran tertutup
oleh bangunan
- Memperjelas fungsi saluran dan memperbaiki saluran yang ada. (saat ini sedang
dibuat sudetan)
4. Pertemuan Jl. Bend. Sutami dengan Jl.
Bend. Jatiluhur
- Dimensi saluran terlalu kecil dan banyak sampah yang menumpuk - Pembersihan saluran secara rutin, pelebaran saluran, serta pembuatan inlet
yang lebih besar pada saluran tertutup
5. Pertemuan Jl. Raya Tidar dengan Jl.
Kaluta dan Jl.Lokon
- Banyak sampah yang menumpuk di saluran sehingga air tidak dapat mengalir - Perlu adanya pembersihan secara berkala dan rutin karena jika tidak ada
pembersihan maka genangan baru hilang setelah dua hari
6. Jl. Terusan Dieng (depan parkiran
sepeda motor Plasa Dieng)
- Banyak vegetasi yang tumbuh di saluran serta kurangnya inlet yang langsung
menuju ke saluran pembuangan
- Membuka masukan air yang tertutup
7. Pertigaan Jl. Raya Bandulan - Tempat penampungan air (boezem) tertutup oleh bangunan perumahan serta
akses air menuju boezem tertutup oleh tembok sehingga air melimpas ke jalan
- Pembuatan saluran baru yang lebih lebar dan dalam untuk menampung air
hujan
8. Jl. Raya Bandulan - Banyak sampah dan sedimen yang menumpuk di setiap pertemuan saluran - Pembersihan saluran terutama setiap di pertemuan saluran
9. Pertemuan Jl. Bend. Sutami dengan Jl.
Raya Candi II
- Kurang adanya inlet untuk membuang air yang berada di permukaan jalan,
kalaupun ada kondisinya tertutup dengan sedimen dan sampah
- Membuat inlet dengan dimensi yang lebih besar
10. Jl. Joyo Agung - Saluran rusak dan tersumbat kotoran/sampah tetapi genangan tidak terlalu
parah karena dekat sungai
- Normalisasi saluran
Merehabilitasi saluran pembuang yang lebih besar
11. Jl. Raya Tlogomas - air tidak dapat masuk Saluran karena inlet tidak mencukupi dan kurang
memadai
- Perbaikan inlet yang memadai serta normalisasi saluran.
- Saluran banyak tumbuh tumbuhan dan ada pipa PDAM
12. Sumbersari - kurang memadainya Saluran pembuangan, Saluran tertutup bangunan dan
trotoar.
- Membuat inlet-inlet yang memadai
Membuat sumur resapan
- Saluran drainase banyak endapannya. - Menerapkan sistem drainase terpisah, supaya limbah rumah tangga bisa
tertampung dengan baik
- Air dari rumah tangga tidak bisa masuk saluran karena saluran drainase tertutup
bangunan sehingga air menggenang di jalan.
13. Di Pertigaan Jl. Gajayana dan Terusan
Gajayana
- Saat ini saluran masih diperbaiki dan memperbesar saluran yang tertutup.
14. Di Perempatan ITN (Pertemuan Jl.
Veteran, Jl. Gajayana dan Sumbersari)
- Saluran terlalu kecil, sehingga apabila hujan terjadi penampungan air hujan di
Jl. Gajayana
- Perlu renovasi agar saluran di perbesar, didekatkan dengan tembok pemakaman
yang ada.
- Elevasi jalan lebih rendah dibanding jalan yang lain.
15. Jl. Satsuit Tubun (Pertigaan) - Saluran kecil, tersumbat kotoran. Kondisi saluran sudah ditutup dan berlubang-
lubang, sehingga air melimpas ke badan jalan.
- Normalisasi sungai dan perbaikan inlet
Penyebab Alternatif Penanggulangan
110
Tabel 1. Penyebab genangan yang terjadi di Kota Malang .................... 4
Tabel 2. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Malang Tahun 2010
........................................................................................................................ 8
Tabel 3. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Malang Tahun 2011
........................................................................................................................ 9
Tabel 4. Klasifikasi Saluran Drainase DAS Brantas............................... 47
Tabel 5. Perhitungan Debit Limpasan Permukaan Metode Rasional
Modifikasi DAS Brantas ............................................................................ 50
Tabel 6. Perhitungan Debit Total Pada Tiap Saluran DAS Brantas ..... 54
Tabel 7. Analisa Kapasitas dan Evaluasi Saluran Drainase Eksisting
DAS Brantas ................................................................................................ 56
Tabel 8. Klasifikasi Saluran Drainase Sub DAS Sukun ......................... 59
Tabel 9.Perhitungan Debit Rancangan Metode Rasional Sub DAS
Sukun ........................................................................................................... 61
Tabel 10. Kapasitas Saluran Drainase Eksisting Sub DAS Sukun ...... 62
Tabel 11. Evaluasi Kapasitas Saluran Sub DAS Sukun ............... 64
Tabel 12. Klasifikasi Saluran Drainase DAS Bango .............................. 65
Tabel 13. Perhitungan Debit Limpasan Permukaan Metode Rasional
Modifikasi DAS Bango .............................................................................. 67
Tabel 14. Kapasitas Saluran Drainase Eksisting DAS Bango .............. 71
Tabel 15. Evaluasi Saluran DAS Bango ................................................. 74
Tabel 16. Perhitungan Debit Limpasan Permukaan Metode Rasional
Modifikasi Sub DAS Amprong ................................................................. 76
Tabel 17. Perhitungan Debit Total Pada Tiap Saluran Sub DAS
Amprong ..................................................................................................... 79
Tabel 18. Kapasitas dan Evaluasi Saluran Drainase Eksisting Sub DAS
Amprong ..................................................................................................... 81
Tabel 19. Klasifikasi Saluran Drainase DAS Metro ............................... 83
Tabel 20. Perhitungan Debit Limpasan Permukaan Metode Rasional
Modifikasi DAS Metro ............................................................................... 85
Tabel 21. Kapasitas Saluran Drainase Eksisting DAS Metro ............... 89
Tabel 22. Evaluasi Saluran DAS Metro ................................................... 91
Tabel 23. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Sawojajar) .................. 95
Tabel 24. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Lowokwaru ............... 97
Tabel 25. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Purwantoro) ............ 100
111
Tabel 26. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Sumpil) .................... 101
Tabel 27. Genangan Banjir di SUB DPS Bango (Mewek) .................... 102
Tabel 28. Genangan Banjir di DPS Brantas ........................................... 104
Tabel 29. Genangan Banjir di DPS Metro ............................................. 109
I. LATAR BELAKANG…………………………………………… 1
II. LINGKUP FISIK…………………………………………………. 3
III. KONDISI FISIK DASAR……………………………………….. 5
IV. UNDANG-UNDANG……………………………………………. 9
V. KONDISI UMUM DAERAH DRAINASE KOTA MALANG……..
47
top related